Upload
rivin-semm
View
357
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP
CITRA PERUSAHAAN PADA PT. LARAS INTERNUSA DI KINALI
PASAMAN BARAT
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S1) Pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Pasaman
Oleh:
M.ARIFIN
0811154
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
YAYASAN PENDIDIKAN PASAMAN (YAPPAS)
2012
2
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
JUDUL : PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
TERHADAP CITRA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PT.LARAS
INTERNUSA DI KINALI PASAMAN BARAT
Nama : M.ARIFIN
BP/NIM : 0811154
Jurusan : Manajemen
Pasaman Barat, Agustus 2012
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mega Usvita, SE.M.Si Hilda Asel, SE
3
HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI
Dinyatakan Lulus
Setelah dipertahankan di depan tim penguji skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Yayasan Pendidikan Pasaman
“PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
TERHADAP CITRA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PT.LARAS
INTERNUSA DI KINALI PASAMAN BARAT”
Nama : M.ARIFIN
NIM : 0811154
Jurusan : Manajemen
Pasaman Barat, Agustus 2012
Tim Penguji Tanda Tangan
Ketua : Mega Usvita, SE.M.Si :_________________________
Sekretaris : Hilda Asel, SE :_________________________
Anggota : 1. Jayasman, SE.M.Si :_________________________
2. Roza Gustika, SE.MM :_________________________
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Pasaman
Ketua,
M. Saleh Lubis, SE.M.Si
4
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis ditunjukkan
dalam skripsi ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Pasaman Barat, Agustus 2012
Yang menyatakan,
M.ARIFIN
Bp: 0811154
5
HALAMAN MOTTO
“Apa yang Saya pikirkan Akan Menjadi Sesuatu, Saya
Adalah Tuan Dari Apa Yang Paling Saya Pikirkan, dan Apa
Yang Paling Saya Inginkan di Dalam Benak Saya, itulah
yang akan Saya Tarik ke dalam hidup Saya”
Saya tak sengaja membuka lembaran ini, bahkan Saya tak sengaja menulis kalimat ini untuk Anda yang sedang membaca tulisan ini, Saya ingin hadir dalam tulisan yang cukup singkat ini, Anda tak akan menemukan Saya pada bab-bab selanjutnya, maka izinkan Saya membagikan sedikit pengetahuan Saya, hanya untuk Anda yang masih ada disini untuk membaca tulisan ini. “Hidup Anda sekarang ini adalah cerminan pikiran-pikiran di masa lalu. Termasuk disini adalah semua hal besar, dan hal yang Anda anggap tidak terlalu besar. Karena Anda meraih apa yang paling Anda pikirkan, akan mudah untuk melihat pikiran utama Anda pada setiap persoalan kehidupan, karena itulah yang telah Anda alami.Sampai disini.!Anda seperti sebuah menara penyiaran, yang memancarkan frekuensi dengan pikiran-pikiran Anda. Jika Anda ingin mengubah sesuatu dalam hidup Anda, ubahlah frekuensi dengan mengubah pikiran Anda. Pikiran yang sedang Anda pikirkan saat ini sedang menciptakan kehidupan masa depan Anda. Apa yang paling Anda pikirkan atau fokuskan akan muncul sebagai hidup Anda.
Finally I wanna say to U : Never trouble trouble till trouble troubles you, do the best to be the best and do the worst to be the worst.
If you say nobody is perfect, try practice makes perfect, keep your confidence and try, try’n and try again.
6
HALAMAN PERSEMBAHAN SKRIPSI
Skripsi terbaikku dan sederhana ini akan
kupersembahkan untuk kedua orang tuaku :
Untuk Ibuku (Sulastri) Ibu, Aku hadir disini dalam tulisan
ini, Aku ingin mengatakan kalimat ini, hanya kepadaMu, Ibu. Ibu,
untukMu yang tak pernah lelah memberikan kasih sayangMu
kepadaKu, untukMu yang telah merawatKu saat Aku masih bayi,
untukMu yang telah membesarkanKu hingga Aku dewasa kini.
TanpaMu Ibu..!!! Aku tak akan lahir kedunia ini, Aku tak akan
mampu menulis kalimat ini, Untuk Mu Ibu. Ibu, izinkan Aku
bersimpuh dihadapanMu, izinkan Aku meneteskan air mataKu
atas segala dosa-dosaKu melalui kalimat ini, tanpa restuMu Ibu
Aku tak akan mampu membuat Skripsi ini, tanpa Do’a Mu Ibu,
Aku tak akan mampu Kuliah hingga saat ini. Ibu, Engkau yang
selalu mendidikku untuk selalu rajin dan tidak boros, Engkau
yang menyuruhku untuk menabung sebagian uang jajan itu, Ibu,
engkau yang rela berjualan jajanan dipinggir jalan “Untuk
MenyekolahkanKu & AdikKu”. Aku berhutang budi kepadaMu Ibu.
Aku ingin membalas Jasa-jasamu Ibu, Ibu.....raut wajahMu kini
semakin menua, RambutMu kini Mulai beruban, Ibu..Kasih Ibu
kepada Beta, Tak terhingga hingga Akhir Masa !!. Hormatilah
IbuMu sewaktu beliau masih ada, jangan sampai menyesal
dikemudian hari !!!!
Untuk Bapak ku (Suparman) Bapak, untukMu yang tak
pernah lelah bekerja membanting tulang disawah, untukMu yang
tak pernah lelah mengayun sepeda kiloan meter demi untuk
sesuap nasi, untukMu yang rela pergi pagi hingga pulang petang,
Bapak.....untukMu yang menjadi tulang punggung keluarga ini,
7
Tanpamu Bapak..!!! Aku Tak akan mampu menulis kalimat ini
untukMu, Aku tak akan mampu membayar uang Kuliah ini, Aku
tak akan mampu Sekolah hingga setinggi ini, Aku tak akan
mampu berhitung membagi kebutuhan dengan keadaan ini,
Bapak... tanpa NasehatMu dahulu..Mungkin Aku hanya akan
menjadi gelandangan jalanan tak karuan entah berantah. Tapi,
Aku tahu satu hal dari sikap diamMu, dari SindiranMu yang halus
tapi pedas seperti cabe, yang membakar telingaku Saat itu..dan
Kini Apa yang engkau katakan semua itu terbukti, “Aku akan
memakai TOGA, Engkau akan melihatKu di Wisuda dan NamaMu
akan disebut..”. Semoga itu bisa menghapus keringatMu selama
ini, Semoga Aku bisa membanggakan HatiMu, Ayah..Maafkanlah
segala dosa-dosaKu kepadaMu selama ini, Ayah..keriput di
wajahmu mulai tampak, ubanMu mulai tumbuh, RagaMu yang
dulu kekar kuat kini mulai pudar. Hormatilah Bapak dan IbuMu
sewaktu beliau masih ada, jangan sampai engkau menyesal
dikemudian hari !!!!
Untuk Adik ku (Titi Afiyani) Untuk adik Ku yang masih
duduk di bangku SMA (giatlah dalam belajar dan patuhilah guru-
guru di sekolah agar dirimu berhasil nantinya..Aamiin)
dengarkanlah Nasihat Ayah dan Ibu, Hormatilah keduanya selagi
keduanya masih hidup di dunia ini dan jangan sampai menyesal
di kemudian hari.!!!!
8
ABSTRAK
JUDUL : PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) TERHADAP CITRA PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN PT.LARAS INTERNUSA DI KINALI
PASAMAN BARAT
Pembimbing : 1. Mega Usvita, SE.M.Si
2. Hilda Asel, SE
Telah dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan pada PT.Laras Internusa di Kinali Pasaman Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Corporate Social Sesponsibility (CSR) berpengaruh pada pembentukan citra perusahaan.
Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah dengan regresi linear sederhana. Sampel penelitian sebanyak 70 responden.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara corporate social responsibility terhadap citra perusahaan. Dimana, diketahui nilai t variabel CSR sebesar 8,425 dengan nilai signifikansi 0,000. Ini berarti bahwa nilai signifikan t lebih kecil dari alpha 5% (0.000 < 0,05). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel CSR berpengaruh signifikan terhadap Citra perusahaan pada PT. Laras Internusa. Selanjutnya, diketahui nilai R-Square sebesar 0,511, ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh CSR terhadap Citra Perusahaan sebesar 51,1% dan sisanya sebanyak 48,9% lagi dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya.
Keywords : Corporate Social Responsibility, citra perusahaan
9
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah.SWT yang telah
memberikan rahmat, nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
telah menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Corporate Social
Responsibiliy (CSR) Terhadap Citra Perusahaan Pada PT.Laras Internusa di
Kinali Pasaman Barat”.
Selanjutnya dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak lupa pula
mengucapkan rasa terimakasih atas bimbingan, pengarahan, saran serta kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Dengan syukur yang mendalam, saya ingin
berterimakasih kepada setiap orang yang telah datang dalam hidup saya, yang
mengilhami, menyentuh dan menerangi saya melalui kata-kata, serta motivasi
yang diberikan, saya juga ingin berterimakasih dan mengucap syukur kepada
orang-orang dibawah ini untuk dukungan dan sumbangan besarnya pada
perjalanan saya dan penciptaan skripsi ini :
1. Bapak Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) YAPPAS Bapak
M.Saleh Lubis, SE.M.Si
2. Bapak H.Adriwilza, SE.M.Pd selaku wakil ketua I STIE YAPPAS Simpang
Ampek
3. Bapak Wildan, SE selaku wakil ketua II STIE YAPPAS
4. Bapak Jayasman, SE.M.Si selaku wakil ketua III STIE YAPPAS
5. Ibu Mega Usvita.SE.M.Si selaku ketua Program Studi Manajemen STIE
YAPPAS
6. Ibu Erdawati, SE selaku ketua BAAK dan Ibu Nurasmah, SH.MH selaku
ketua BAU STIE YAPPAS
10
iii
7. Bapak M. Faudzi Ahmad selaku A.General Manager di PT.Laras Internusa
8. Bapak Ali Nasir selaku Humas di PT.Laras Internusa
9. Bapak Akhmad Yusri selaku HRD di PT.Laras Internusa
10. Ibu Mega Usvita.SE.MSi, selaku dosen pembimbing I dan Ibu Hilda Asel.SE,
selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan
dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
11. Dosen dan karyawan/karyawati STIE YAPPAS yang telah memberikan
kemudahan kepada penulis dalam rangka kelancaran penyelesaian skripsi.
12. Rekan – rekan mahasiswa, khususnya Program Studi Manajemen STIE
YAPPAS yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan yang
bersifat membangun demi penyelesaian skripsi ini.
13. Dan pihak – pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih sangat jauh dari
kesempurnaanya, karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua fihak yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penyusunan penelitian skripsi ini selanjutnya.
Pasaman Barat, Agustus 2012
Hormat saya
M.Arifin
11
iv
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
ABSTRAK....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DFTAR GAMBAR......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah............................................................................. 8
1.3 Pembatasan Masalah............................................................................ 9
1.4 Perumusan Masalah............................................................................. 9
1.5 Tujuan Penelitian................................................................................. 10
1.6 Manfaat Penelitian............................................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Citra Perusahaan................................................................................ 11
2.1.1 Konsep Citra perusahaan...................................................... 11
2.1.2 Jenis-jenis Citra.................................................................... 18
2.1.3 Pembentukan Citra............................................................... 19
2.1.4 Manfaat Citra........................................................................ 23
2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Citra.............................. 26
2.1.6 Komponen-komponen Citra................................................. 27
2.1.7 Ciri-ciri Citra........................................................................ 28
12
v
2.2 Corporate SocialResponsibility (CSR)
2.2.1 Konsep Corporate Social Responsibility............................ 29
2.2.2 Prinsip – prinsip CSR......................................................... 41
2.2.3 Jenis-jenis aktivitas CSR.................................................... 43
2.2.4 Manfaat CSR...................................................................... 45
2.2.5 Dasar Hukum CSR…......................................................... 49
2.2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi CSR............................ 55
2.2.7 Perkembangan dan Motif CSR.......................................... 57
2.2.8 Model CSR......................................................................... 68
2.2.9 Komponen- Komponen CSR............................................. 70
2.2.10 Tahapan Penerapan CSR.................................................... 72
2.2.11 Ukuran Keberhasilan Program CSR.................................. 74
2.2.12 Jenis-jenis Perusahaan Berdasarkan karakteristik CSR..... 75
2.2.13 Hambatan Penerapan Program CSR................................. 77
2.3 Kajian Penelitian yang Relevan...................................................... 78
2.4 Kerangka Fikir................................................................................. 80
2.5 Hipotesis.......................................................................................... 81
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian................................................................................ 82
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 82
3.3 Populasi dan Sampel....................................................................... 83
3.4 Jenis dan Sumber Data.................................................................... 85
3.5 Defenisi Operasional....................................................................... 86
3.6 Pengembangan Instrumen............................................................... 88
3.7 Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 89
13
vi
3.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas..................................................... 90
3.8.1 Uji Validitas........................................................................... 90
3.8.2 Uji Reliabilitas....................................................................... 90
3.9 Teknik Analisa Data....................................................................... 91
3.9.1 Uji Asumsi Klasik.......................................................... 91
3.9.1.1 Uji Normalitas.................................................... 91
3.9.1.2 Uji Linearitas..................................................... 92
3.9.1.3 Uji Heterokedastisitas........................................ 92
3.10 Pengujian Hipotesis....................................................................... 94
3.10.1 Uji t................................................................................... 94
3.10.2 Analisis Regresi Linear Sederhana................................... 95
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan............................................................. 96
4.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Laras Internusa................................ 96
4.1.2 Identitas PT. Laras Internusa................................................ 97
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan...................................................... 97
4.1.3.1 Visi perusahaan............................................................. 97
4.1.3.2 Misi Perusahaan............................................................ 97
4.1.4 Struktur Organisasi PT. Laras Internusa A.......................... 100
4.1.5 Struktur Organisasi PT. Laras Internusa B.......................... 101
4.2 Deskripsi Data..................................................................................... 102
4.3 Karakteristik Responden..................................................................... 102
4.4 Pengujian Validitas dan Reliabilitas.................................................... 104
4.4.1 Uji Validitas.......................................................................... 104
4.4.1.1 Citra ............................................................................. 105
4.4.1.2 CSR.............................................................................. 106
4.4.2 Uji Reliabilitas...................................................................... 109
14
vii
4.5 Teknik Analisa Data............................................................................ 110
4.5.1 Uji Asumsi Klasik................................................................. 110
4.5.1.1 Uji Normalitas.............................................................. 110
4.5.1.2 Uji Linearitas................................................................ 111
4.5.1.3 Uji Heterokedastisitas................................................... 112
4.5.2 Uji Analisis Regresi Linear Sederhana................................. 113
4.6 Pengujian Hipotesis............................................................................. 115
4.6.1 Uji t....................................................................................... 115
4.7 Pembahasan ........................................................................................ 116
4.7.1 Pengaruh corporate social responsibility terhadap citra
perusahaan............................................................................. 116
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 117
5.2 Saran ............................................................................................... 119
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
15
viii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Rekapitulasi Operasional Variabel.......................................... 87
Tabel 4.1 Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner....................... 102
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............ 103
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur......................... 103
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.. 104
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Citra Perusahaan........................ 105
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel CSR.......................................... 107
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas............................................................... 109
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas............................................................... 111
Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana.............. 114
16
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Tahapan Paradigma.......................................................................... 67
Gambar 2.2 Kerangka Fikir.................................................................................. 80
Gambar 4.1.4 Struktur Organisasi PT. Laras Internusa A.................................. 100
Gambar 4.1.5 Struktur Organisasi PT. Laras Internusa B................................... 101
17
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Tabulasi Data
Lampiran 3 Profil Responden
Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden
Lampiran 6 Uji Analisis Regresi Linear Sederhana
18
xi
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang
mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana ini digunakan oleh
perusahaan dalam rangka mengambil peran menghadapi perekonomian pasar
bebas. Perkembangan pasar bebas yang telah membentuk ikatan-ikatan ekonomi
dunia dengan terbentuknya AFTA, APEC dan sebagainya, telah mendorong
perusahaan dari berbagai penjuru dunia untuk secara bersama melaksanakan
aktivitasnya dalam rangka mensejahterakan masyarakat di sekitarnya.
Perkembangan bisnis dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan salah
satu nilai yang membawa perubahan mendasar yaitu konsep corporate social
responsibility (CSR), atau tanggung jawab sosial. Tanggung jawab yang dimaksud
adalah perusahaan meluaskan perannya lebih dari sekedar menggunakan sumber-
sumber dayanya dan terlibat dalam aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan
keuntungan sesuai dengan aturan main. Lebih luas dan mendasar, perusahaan
harus berperilaku mengarah pada etika serta berkontribusi terhadap kehidupan
yang layak bagi masyarakat, sehingga diharapkan perusahaan dapat
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif dari
kehadiran CSR.
1
20
Dalam rangka meningkatkan citra perusahaan banyak hal harus dilakukan
oleh perusahaan, terutama dalam bidang sosial kepada masyarakat, jadi tidak
hanya mengambil hasil tapi juga harus ada semacam pemberdayaan yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan itu guna mencapai tujuan bersama. Salah satu
yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah CSR (Corporate Social
Responsibility) atau tanggung jawab sosial yang merupakan sebuah etika yang
harus dipenuhi dan harus dilakukan oleh sebuah perusahaan.
Seiring dengan perkembangan jaman, juga mendorong masyarakat untuk
menjadi semakin kritis dan menyadari hak-hak asasinya, serta berani
mengekspresikan tuntutannya terhadap perkembangan dunia bisnis Indonesia. Hal
ini menuntut para pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya dengan semakin
bertanggung jawab. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh
keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga diminta untuk
memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya.
Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat memunculkan kesadaran
baru tentang pentingnya melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR).
Pemahaman itu memberikan pedoman bahwa korporasi bukan lagi sebagai entitas
yang hanya mementingkan dirinya sendiri saja sehingga ter-alienasi atau
mengasingkan diri dari lingkungan masyarakat di tempat mereka bekerja,
melainkan suatu entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan
lingkungan sosialnya.
Secara umum kegiatan bisnis dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis.
Untuk kegiatan bisnis dalam tingkatan yang cukup besar, artinya kegiatan
21
ekonomi yang dilakukan baik produksi barang atau jasa dilakukan dalam jumlah
besar dan perolehan keuntungan pun diperoleh dalam jumlah yang besar. Kegiatan
bisnis semacam itu biasanya dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan dapat
diartikan sebagai suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang
atau jasa. Perusahaan merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan
barang atau jasa, perusahaan juga disebut tempat berlangsungnya proses produksi
yang menggabungkan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Dalam perkembangan dunia bisnis, ternyata tidak hanya berbicara
mengenai keuntungan dan kegiatan produksi saja. Namun belakangan muncul
pandangan bahwa lingkungan sosial merupakan bagian penting dalam
perkembangan kegiatan bisnis bagi perusahaan. Munculnya kesadaran bahwa
kegiatan produksi suatu perusahaan secara tidak langsung telah menimbulkan
dampak negatif bagi lingkungan sosial maupun lingkungan fisik di sekitar tempat
kegiatan produksi perusahaan, membuat beberapa perusahaan merasa penting
untuk melakukan kegiatan yang bersifat sosial. Kegiatan atau aktivitas yang
bersifat sosial ini akhirnya dijadikan sebagai kegiatan yang dapat dikatakan wajib
bagi perusahaan-perusahaan yang banyak memberikan dampak negatif bagi
lingkungannya. Kegiatan yang bersifat sosial seperti tersebut saat ini sering
disebut dengan Corporate Social Responsibility atau disingkat dengan CSR.
Istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an dan semakin populer terutama
setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st
Century Business (1998), karya John Elkington. Perkembangan konsep CSR
sendiri berkembang sejak ditambahkannya komponen penting yaitu sustainability.
22
Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-
an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate
Social Activity) atau “aktivitas sosial perusahaan”. Kegiatan tersebut tidak secara
jelas dilabelkan sebagai CSR, namun dari aktivitas, peran serta dan kepedulian
yang ditunjukkan oleh perusahaan secara faktual dapat dikatakan sebagai bentuk
pelaksanaan program CSR. Sejak tahun 2003, Departemen Sosial tercatat sebagai
lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan
melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Di Indonesia telah
ditetapkan kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan program CSR, kewajiban
tersebut dituangkan dalam UU PT No.40 Tahun 2007 bahwa PT yang
menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam
wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1).
Corporate Social Responsibility (CSR) ditujukan untuk menciptakan
keselarasan antara kepentingan manajemen perusahaan dengan kepentingan
stakeholders dan dimaksudkan untuk mendorong agar perusahaan lebih etis dalam
menjalankan aktivitasnya, sehingga pada akhirnya perusahaan akan dapat
memperoleh manfaat ekonomi yang berkelanjutan.
Masih banyak kalangan yang memandang program tanggungjawab sosial
sebagai program yang tidak menguntungkan, maka tak urung program tanggung
jawab sosial akan menjadi beban dan tuntutan semata, seharusnya program
23
tanggungjawab sosial (Corporate Social Responsibility) merupakan komitmen
yang dilakukan pemerintah dan perusahaan untuk peduli dan berupaya aktif
memberi solusi konkrit atas kompleksnya permasalahan sosial ditengah
masyarakat kita.
Kepedulian kepada masyarakat sekitar komunitas dapat diartikan sebagai
peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui
berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan masyarakat. CSR
bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana mengharuskan suatu perusahaan
dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh
memperhitungkan akibat terhadap seluruh kepentingan stakeholder perusahaan,
termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk
meningkatkan kepentingan ekternal. Perusahaan yang dominan dimasyarakat
manapun harus mengambil tanggungjawab untuk kepentingan bersama. Setiap
keputusan yang dibuat, setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam
kerangka tanggungjawab tersebut. Fokus program tanggungjawab adalah
bagaimana meningkatkan kualitas hidup masyarakat hingga akhirnya muncul
kemapanan masyarakat untuk mengatasi permasalahan sosial.
Dalam prakteknya penulis mencoba mengaitkan antara teori dengan
kenyataan dilapangan, dalam hal ini penulis mencari apa saja sebenarnya
aktivitas kegiatan sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan PT.Laras Internusa
24
di Kinali Pasaman Barat. Menurut salah seorang Humas dari perusahaan tersebut
dalam hal ini Bpk. Ali Nasir mejelaskan bahwa pihak perusahaan telah tanggap
terutama dalam mengatasi masalah sosial yang terjadi di masyarakat dan itu
sifatnya bantuan langsung, diantaranya sebagai berikut ;
1. Bantuan langsung pembangunan dan perawatan jalan desa , dalam hal
ini menyangkut beberapa desa yang ada di sekitar perusahaan seperti;
desa koja, sidodadi serta padang canduah,
2. Berpartisipasi dalam kegiatan kepemudaan, seperti diadakanya
kegiatan turnemen bola kaki maupun bola volly oleh organisasi
kepemudaan yang ada di lingkungan perusahaan
3. Berperan dalam upaya penghijauan lingkungan, dalam hal ini
perusahaan juga ikut berpartisipasi dalam penanaman 1000 pohon di
sasak dan talu
Perusahaan tersebut dahulu bernama PT.TSG yang beroperasi sekitar
tahun 1991 saat itu masih zaman pemerintahan orde baru di bawah kekuasaan
rezim Soeharto, seiring berjalanya waktu terjadilah krisis ekonomi yang melanda
Negara Indonesia sekitar tahun 1998, saat itu juga PT.TSG mengalami failed atau
bangkrut dikarenakan sudah tidak sanggup mengatasi dampak dari krisis ekonomi
yang menerpa sendi-sendi perekonomian indonesia saat itu. Dan pada saat itu juga
perusahaan tersebut diambil alih oleh Pemerintah dan hingga akhirnya pada tahun
2006 dilakukan pelelangan di Badan Lelang Bukittinggi, dalam hal ini Pemerintah
mencari investor yang mau membeli asset dari PT.TSG tersebut, dan akhirnya
hasil dari pelelangan tersebut di menangkan oleh PT. Laras Internusa atau PT.LIN
25
pada bulan Agustus tahun 2006 hingga sekarang secara resmi PT.LIN lah yang
menguasai asset.
Beberapa perubahan telah dilakukan oleh pihak perusahaan PT. Laras
Internusa terutama dalam hal kepemimpinan atau manajerial ini dikarenakan
dengan adanya komitmen dari perusahaan untuk meningkatkan kualitas baik dari
segi sumberdaya manusia terutama dalam upaya perusahaan meninggkatkan
kinerjanya sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Salah satunya dengan
semangat baru dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lingkungan
perusahaan, adanya perusahaan tersebut telah menciptakaan lapangan kerja baru
bagi masyarakat sekitar sehingga dapat mengurangi angka pengangguran dan
angka kemiskinan. Selain itu income atau pendapatan masyarakat juga akan
meninggkat seiring dengan perkembangan perusahaan tersebut, meningkatkan
PAD (pendapatan asli daerah), juga meningkatkan retribusi terhadap daerah,
terutama daerah Pasaman Barat.
Penelitian ini akan membahas bagaimana aktivitas sosial pada perusahaan
PT.Laras Internusa di Kinali Pasaman Barat. Perusahaan ini memiliki area
disekitar kawasan padat penduduk yang harus memperhatikan kondisi
lingkungannya terkait dampak yang ditimbulkan dari aktivitas – aktivitas
26
perusahaan, baik internal perusahaan maupun eksternal perusahaan, Perusahaan
tersebut beroperasi dalam bidang perkebunan kelapa sawit yang sudah lama
beroperasi sehingga hal tersebut sangat menarik untuk dijadikan sebuah bahan
kajian dalam rangka pembuatan skripsi. Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa
tertarik untuk mengadakan penelitian tentang : Pengaruh Corporate Social
Responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan pada PT.Laras Internusa
di Kinali Pasaman Barat
1.1 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat diidentifikasi beberapa masalah yang akan diteliti oleh peneliti diantaranya
sebagai berikut:
1. Apakah kegiatan corporate social responsibility (csr) secara efektif dan
efisien berpengaruh pada pembentukan citra perusahaan?
2. Apakah pembentukan citra perusahaan itu dipengaruhi oleh kegiatan CSR
(corporate social responsibility) yang dilakukan oleh perusahaan?
1.3 Pembatasan Masalah
Kegiatan CSR harus mempunyai fokus, artinya perusahaan harus memilih
satu atau beberapa tema yang menjadi fokus kegiatan CSR-nya, misalnya tema
pendidikan, lingkungan hidup, kesehatan, atau kesenjangan sosial. Tidak memiliki
27
tema yang menjadi fokus akan mengaburkan tujuan kegiatan itu dan bisa
menghambat dampak yang diharapkan. Kegiatan CSR harus dilakukan secara
konsisten. Apabila perusahaan melakukan kegiatan CSR-nya secara konsisten
dalam jangka panjang, kemungkinan besar akan mendapat kepercayaan
dari stakeholder dan akan menarik mereka untuk ikut berpartisipasi. Kegiatan
CSR dihubungkan dengan citra yang dimiliki perusahaan, bertujuan untuk
membetuk identitas citra yang baik lewat kegiatan CSR. Sehingga dalam skripsi
ini penulis membatasi masalah pada “bagaimana pengaruh corporate social
responsibility(csr) dan Citra itu berpengaruh pada perusahaan yang akan diteliti”.
1.4 Perumusan Masalah
Untuk dapat menggambarkan dengan jelas permasalahan yang diteliti dan
dengan berdasarkan latar belakang masalah dalam penulisan judul skripsi, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh corporate social
responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan pada PT.LIN di Kinali Pasaman Barat?”
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan dan diidentifikasi, maka
diperoleh tujuan penelitian yaitu :
28
1. Mengetahui bagaimana pengaruh corporate social responsibility (CSR)
berpengaruh pada pembentukan citra perusahaan.
2. Mengetahui aktivitas sosial yang telah dilakukan PT.Laras Internusa terkait
dengan pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan (Coorporate Social
Responsibility).
3. Mengetahui bagaimana keterlibatan masyarakat dapat memperkuat pengaruh
corporate social responsibility (csr) pada pembentukan citra perusahaan.
4. Sebagai tugas penelitian yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa guna
memperoleh gelar SE di perguruan tinggi STIE-YAPPAS Simpang Ampek.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran masukan
kepada perusahaan dalam melakukan kegiatan corporate social responsibility
(csr) dengan konsep efektif dan efisien dalam memelihara loyalitas
masyarakat melalui citra perusahaan.
Dengan adanya penelitian ini, perusahaan dapat lebih mengetahui program
corporate social responsibility (CSR) yang sangat baik dalam pencapaian
tujuan perusahaan.
2. Akademisi
Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya pengetahuan yang bermanfaat
bagi mahasiswa dalam mengetahui pengaruh kegiatan corporate social
29
responsibility (csr) dalam membangun citra perusahaan. Selain itu diharapkan
penelitian ini dapat memberikan gambaran sekaligus referensi mengenai
kondisi yang diperoleh peneliti sehingga dapat menunjang penelitian
selanjutnya.
Hasil penelitian ini bisa digunakan untuk menambah literatur perpustakaan
STIE-YAPPAS Simpang Ampek.
3. Bagi penulis
Dengan adanya penelitian ini penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat
dalam memperkaya pengetahuan sesuai jurusan khusus nya bagi penulis
sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.
Untuk memperluas wawasan peneliti dalam bidang corporate social
responsibility (csr), serta untuk memberikan informasi bagi penulis mengenai
aktivitas – aktivitas yang merupakan perwujudan tanggung jawab sosial
perusahaan Corporate Social Responsibility (CSR).
4. Manfaat bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuan khususnya dalam hal citra perusahaan dan program Corporate
Social Responsibility (CSR).
Sebagai bahan informasi bagi fihak yang berkepentingan atau bagi peneliti
lainya untuk mengkaji masalah yang sama dimasa yang akan datang.
Sebagai bahan pembelajaran dalam hal kegiatan corporate social
responsibility (CSR) serta memberikan tambahan informasi serta acuan atau
30
bahan referensi khususnya yang akan mengadakan penelitian tentang
Corporate Social Responsibility (CSR).
BAB II
KAJIAN TEORITIS
31
2.1 Citra Perusahaan
2.1.1 Konsep Citra Perusahaan
Menurut Katz dalam Soemirat dan Adrianto (2004) mengatakan bahwa
citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang,
suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak
jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari
pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, banker, staf perusahaan, pesaing,
distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sector
perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan.
Menurut Kotler (2000;208) bahwa Citra adalah seperangkat keyakinan, ide
dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek. Sikap dan tindakan
orang terhadap objek sangat ditentukan oleh citra objek tersebut. Dari pendapat
tersebut menunjukkan bahwa, sikap dan perilaku pelanggan terhadap perusahaan
dapat dipengaruhi oleh citra perusahaan tersebut dimata pelanggan. Semakin baik
citra perusahaan, maka pelanggan akan bersikap dan berperilaku positif terhadap
perusahaan.
13
Menurut Ardianto (2004), mengemukakan bahwa citra berakar dari nilai-
nilai kepercayaan yang diberikan, konkritnya diberikan secara individual dan
merupakan pandangan atau persepsi serta terjadinya proses akumulasi dari amanat
32
kepercayaan yang diberikan oleh individu-individu, akan mengalami suatu proses
cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang luas dan abstrak,
yaitu yang sering dinamakan citra.
Menurut Kotler ( 2005 : 338 ) yang di alih bahasakan oleh Hendra Teguh,
dan Ronny adalah : “ Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau
produknya yang di pengaruhi oleh banyak faktor diluar kontror perusahaan “.
Menurut Norman (dalam Kandampully and Dwi, 2000;347) Citra adalah
hal yang dipertimbangkan untuk mempengaruhi pikiran pelanggan melalui
dampak kombinasi dari iklan, publik relation, citra fisik, dari mulut ke mulut, dan
pengalaman nyata dengan barang dan jasa. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa
citra yang merupakan dampak dari bauran promosi, word of mouth, dan
pengalaman pelanggan dengan suatu produk, dapat mempengaruhi persepsi dan
pikiran pelanggan terhadap apa yang ditawarkan oleh produk tersebut.
Menurut Kotler (2003), mengemukakan Citra adalah persepsi masyarakat
terhadap perusahaan atau produk. Citra yang efektif melakukan tiga hal yaitu :
a) Menyampaikan satu pesan tunggal yang memantapkan karakter
produk dan usulan nilai.
b) Menyampaikan pesan ini dengan cara yang berbeda sehingga
dikelirukan dengan pesan serupa dari para pesaing.
c) Mengirimkan kekuatan emosional sehingga membangkitkan hati
maupun pikiran pembeli.
33
Menurut Aaker ( 2000 : 60 ) yang di alih bahasakan oleh Aris Ananda
adalah : “ Citra adalah keseluruhan pesan yang di pikirkan dan yang di ketahui
oleh seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu hal “.
Konsep Citra juga dikemukakan oleh Nguyen and Gaston (2002;243) yang
mendefinisikan Citra adalah saluran kesan yang terbuat dari pikiran masyarakat
mengenai organisasi. Hal ini berhubungan dengan nama, arsitektur, jenis
produk/jasa, ediologi, dan kesan dari kualitas komunikasi oleh tiap pekerja
oraganisasi yang berinteraksi dengan klien. Menurut pendapat- pendapat tersebut,
citra perusahaan di cerminkan oleh nama atau identitas perusahaan, lingkungan
fisiknya, jenis layanannya, ideologi perusahaan serta kemampuan komunikasi
perusahaan dalam membangun kesan tersebut di benak pelanggan. Semakin baik
kesan pelanggan terhadap beberapa aspek tersebut dan didukung oleh kemampuan
komunikasi perusahaan maka kesan atau citra perusahaan juga akan semakin baik.
Citra menurut Angel (1995 ; 6) : “Imagery is a process by with sensory
information and experiences are represent in working memory”. Artinya
“Pencitraan merupakan suatu proses dimana informasi yang ditangkap oleh panca
indera dan pengalaman diproses dalam ingatan”.
Menurut Alma (2005), image is the empression felling, the conception
which the public has of a company, a conditionally created impression of an
object, person or organization, artinya citra merupakan kesan, impresi, perasaan
34
atau konsepsi yang ada pada publik mengenai perusahaan, mengenai objek, orang
atau lembaga.
Menurut Sutisna ( 2001 : 83 ) adalah : “ Citra adalah total persepsi
terhadap suatu obyek, yang di bentuk dengan memproses informasi dari berbagai
sumber setiap waktu “.
Flavian et.al (2004; 367) juga mendefenisikan Citra sebagai hasil interaksi
semua pengalaman, kesan, kepercayaan-kepercayaan, perasaan dan pengetahuan
seseorang tentang suatu perusahaan. Pendapat ini juga mendukung beberapa
pendapat diatas yang mengungkapkan bahwa citra merupakan hasil dari interaksi
perusahaan dengan pelanggan baik melalui pengalaman maupun informasi, yang
membangun kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
Menurut Petty dan Cacioppo, 1986 dalam Cornelissen (2000;120)
berbagai tingkat pemahaman dalam konsep citra perusahaan didasarkan atas
hubungan antara tingkat keterlibatan individu dengan objek dan tingkat dari
pengembangan citra terhadap suatu objek. Keterlibatan tersebut dilihat sebagai
sebuah konsekuensi dari kapasitas proses informasi bagi setiap individu sehingga
memotivasinya terhadap objek tersebut. Sebuah tingkat keterlibatan yang tinggi
memiliki hubungan dengan sebuah tingkat dari pengembangan.
Berdasarkan beberapa pendapat para pakar diatas mengenai citra
perusahaan, maka citra dapat diinterprestasikan sebagai persepsi tentang tentang
fenomena, kesan yang diciptakan oleh perusahaan pada pikiran manusia melalui
informasi dari perusahaan dan pengalaman seseorang dengan perusahaan tersebut.
35
Menciptakan dan menjaga citra merupakan hal yang mutlak dilakukan
oleh perusahaan, sebab apabila citra perusahaan menjadi rusak, persepsi
pelanggan terhadap perusahaan akan buruk. Perusahaan yang telah rusak citranya
akan sulit diperbaiki, hal ini dikarenakan hilangnya kepercayaan masyarakat.
Berdasarkan hal itu, menjaga citra perusahaan berarti menjaga konsistensi
pelayanan dan kualitas yang dihasilkan.
Citra akan tetap bertahan selama organisasi dapat melakukan perubahan-
perubahan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. Ketahanan citra ini
disebabkan dalam kenyataanya sekali seseorang memiliki citra tertentu terhadap
suatu objek, orang-orang akan menerima, apa yang sesuai dengan citra yang
dimiliki objek tersebut. Ketidaktahanan suatu citra disebabkan adanya informasi
yang diberikan tidak jelas sehingga meningkatkan keragu-raguan dalam pikiran
mereka, terlebih lagi ketika orang-orang tidak mengikuti perkembangan
perubahan suatu objek.
Citra dapat menjadi penyangga (buffer) terhadap terjadinya pelayanan
yang buruk. Sebaliknya apabila terjadi kualitas yang buruk citra akan menjadi
dalih dari ketidakpuasan masyarakat dan memperkuat persepsi negatif terhadap
layanan dalam kegiatan operasional layanan. Intinya pada suatu perusahaan, citra
atau image merupakan hal yang sangat penting yang dapat mempengaruhi positif
atau negatif aktivitas pemasaran, dimana citra berperan dalam mempengaruhi
perilaku dan keputusan pelanggan.
2.1.2 Jenis-Jenis Citra
Menurut Frank Jefkins (1996;17-20) ada beberapa jenis citra, yaitu :
36
1. Citra Bayangan (Mirror Image), citra yang dianut oleh orang mengenai
pandangan luar terhadap organisasniya. Citra ini sering kali tidak tepat,
bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya
informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan
dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.
2. Citra yang Berlaku (Current Image), suatu citra atau pandangan yang dianut
oleh pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra
bayangan, citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang sesuai dngan
kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan
orang luar yang biasanya serba terbatas. Biasanya citra ini cenderung
negatif. Citra ini juga ditentukan oleh banyak sedikitnya informasi yang
dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.
3. Citra yang Diharapkan (Wish Image), suatu citra yang diinginkan oleh pihak
manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya.
Biasanya citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan
daripada citra yang ada. Walaupun keadaan tertentu, citra yang terlalu baik
juga bisa merepotkan. Namun secara umum, yang disebut sebagai citra
harapan itu biasanya dirumuskan yang berkonotasi
lebih baik. Citra yang diharapkan itu biasanya dirumuskan dan diterapkan
untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi
yang memadai mengenainya.
37
4. Citra Perusahaan (Corporate Image), citra suatu organisasi secara
keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanan. Citra ini
terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah/riwayat hidup perusahaan.
Keberhasilan dan stabilitas dibidang keuangan, kualitas produk,
keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta
lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial dan
komitmen mengadakan riset.
5. Citra Majemuk (Multiple Image), banyaknya jumlah pegawai (individu),
cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan dapat memunculkan suatu
citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi secara keseluruhan.
Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama
banyaknya dengan jumlah pegawai yang tidak diinginkan. Variasi citra
harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan
harus ditegakkan.
2.1.3 Pembentukan Citra
Menurut Kotler (2003), citra perusahaan mengambarkan citra terbentuk
oleh :
1. Kesan (Impressions)
2. Kepercayaan (beliefs), diimplementasikan dari kredibilitas dan
kepedulian perusahaan terhadap pelanggan yang ditujukan melalui
penampilan (performance) pada pengalaman melakukan hubungan
dengan pelanggan.
3. Sikap (attitude) yang ada didalam benak konsumen terhadap perusahaan.
38
Ada tiga komponen yang membentuk sikap yaitu :
a. Komponen Kognitif, sikap yang menggambarkan pengetahuan dan
persepsi terhadap suatu objek sikap
b. Komponen afektif, sikap yang menggambarkan perasaan dan emosi
seseorang terhadap suatu objek
c. Komponen konatif, sikap yang menggambarkan kecenderungan diri
seseorang untuk melakukan tindakan yang terkait dengan objek sikap.
Pembentukan Citra menurut Hawkins, Best, Coney (1996 ; 303) adalah
sebagai berikut :
1. Tahap Penangkapan Informasi (Exposure)
Terjadi disaat suatu rangsangan-rangsangan mencapai daerah syaraf
penerima indera seseorang (Sensory Receptor). Misalnya ketika seseorang
mengetahui adanya kegiatan personal selling yang dilakukan.
2. Tahap Perhatian (Attention)
Untuk dapat menjadi perhatian seseorang, setelah rangsangan mencapai
daerah syaraf penerima maka selanjutnya rangsangan tersebut harus dapat
menggertakkan saraf indera dan menimbulkan respon atau sensasi-sensasi
pada otak (sensation). Misalnya ketika seseorang tertarik untuk
mengetahui lebih jauh mengenai kegiatan personal selling tersebut.
3. Tahap Pemahaman (Comprehensive)
39
Setelah mencapai daerah saraf indera penerima seseorang dan
menggertakkan saraf-saraf dari indera tersebut, kemudian rangsangan
tersebut menimbulkan respon langsung atau sensasi-sensasi pada otak
yang kemudian dilakukan pemahaman terhadap sensasi-sensasi tersebut.
Pada tahap pemahaman inilah persepsi terbentuk. Misalnya dari
pengetahuan mengenai kegiatan personal selling yang dilakukan suatu
perusahaan. Khalayak sasaran kemudian mulai memperhatikan dan
mencoba untuk mengerti dan memberikan penilaian terhadap personal
selling tersebut. Selanjutnya hal tersebut mengarah pada pembentukan
persepsi terhadap personal selling yang dilakukan perusahaan yang
bersangkutan.
Menurut Soemirat dan Adrianto (2004) menjelaskan efek kognitif dari
komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra
terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi –informasi yang diterima
seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan menimbulkan
perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan
citra kita tentang lingkungan. Public Relations digambarkan sebagai input-output,
proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah
stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu.
Efektivitas public relathions di dalam pembentukan citra (nyata, cermin dan aneka
ragam) organisasi, erat kaitanya dengan kemampuan (tingkat dasar dan lanjut)
pemimpin dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara individual
maupun tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job design, reward
40
system, komunikasi dan pengambilan keputusan) dan manajemen waktu atau
perubahan dalam mengelola sumberdaya (materi, modal, dan SDM) untuk
mencapai tujuan yang efektif dan efisien, yaitu mencakup penyampaian perintah,
informasi, berita dan laporan, serta menjalin hubungan dengan orang. Hal ini
tentunya erat dengan penguasaan identitas diri yang mencakup aspek fisik.
Personil, kultur, hubungan organisasi dengan pihak pengguna, respons dan
mentalitas pengguna (Hubeis,2001). Praktisi humas senantiasa dihadapkan pada
tantangan dan harus menagani berbagai macam fakta yang sebenarnya, terlepas
dari apakah fakta itu hitam, putih atau abu-abu. Perkembangan komunikasi tidak
memungkinkan lagi bagi suatu organisasi untuk menutup-nutupi suatu fakta. Citra
humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan
pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya.
Itu berarti citra tidak seharusnya dipoles agar lebih indah dari warna aslinya,
karena hal itu justru dapat mengacaukanya ( Anggoro,2002).
2.1.4 Manfaat Citra
41
Manfaat citra perusahaan menurut Paul R. Smith (1995 ; 334) :
1. Menciptakan keunggulan kompetitif (Create Compotitive Advantage)
2. Meningkatkan nilai perusahaan (Improve Companys Equities)
3. Meningkatkan penjualan (Improve Sales)
4. Mendukung pengembangan produk baru (Suport New Product
Development)
5. Memperkuat hubungan keuangan (Strength Then Finansial Reletion)
6. Mempererat hubungan antar pegawai (Harmonizes Employee reletion)
7. Mempermudah rekruitmen pegawai (Best Bosst Recruitment)
8. Membantu penanggulangan krisis (Survive Is Managing Crisis)
Citra positif perusahaan haruslah disampaikan sacara akurat dan
berkesinambungan kepada para pegawai perusahaan dan diperkuat dalam
setiap komunikasi dengan mereka. Hal itu akan membuat mereka merasa
nyaman tentang mereka bekerja dan bergembira dimana teman-teman.
Tetangga dan keluarga mereka mengetahui kepentingan, kekuatan dan nilai
perusahaan. Hal ini penting karena sebagian pegawai perusahaan merupakan
jembatan antara perusahaan dengan konsumen.
Citra perusahaan yang positif juga dapat mempermudah dalam rekruitmen
pegawai. Para pencari kerja akan lebih tertarik pada perusahaan yang
mempunyai masa depan yang cerah, sehingga para pencari kerja yang terbaik
dibidangnya
42
akan melamar pada perusahaan dan perusahaan mempunyai kesempatan yang
besar dalam proses rekruitmen untuk merekrut mereka yang terbaik dibidangnya.
Perusahaan yang memiliki citra positif akan lebih mudah dalam
mengembangkan produk baru. Karena masyarakat telah percaya dengan citra
perusahaan selama ini sehingga mereka percaya pula bahwa produk baru yang
dikeluarkan perusahaan tersebut akan mempunyai keunggulan sehingga mereka
akan tertarik untuk mencobanya. Tetapi perusahaan perlu berhati-hati karena
apabila produk baru tersebut tidak sesuai dengan harapan konsumen, maka hal itu
dapat menghancurkan citra perusahaan yang telah dibangun dalam waktu yang
lama. Selain itu ada beberapa manfaat Citra sebagai berikut ;
1. Daya saing jangka menengah dan panjang, citra tidak mudah dijiplak
oleh perusahaan lain. Citra baik dapat menjadi tembok pembatas bagi
perusahaan saingan yang ingin memasuki segmen pasar yang dilayani
perusahaan. Citra dapat menempatkan mereka pada posisi pimpinan
pasar (market leader) dalam jangka lama. Apabila dikelola secara efektif,
citra dapat melindungi perusahaan dari serangan perusahaan saingan
baru. Citra baik dapat melindungi perusahaan, saingan lama yang
memasarkan barang atau jasa baru.
2. Proteksi selama masa kritis, walau dikelola manajemen yang handal
sekalipun, tidak selamanya operasi bisnis perusahaan berjalan mulus.
Bagi setiap perusahaan ada masa terang adapula masa gelap atau remang-
remang. Karena berbagai macam sebab adakalanya perusahaan
menghadapi masa kritis. Bagi perusahaan yang citra baik disebagian
43
masyarakat akan dapat memahami atau memaafkan kesalahan yang
dibuat perusahaan. Masyarakat cenderung berfikir seperti halnya manusia
biasa, perusahaan juga dapat sesekali berbuat kesalahan. Mereka berfikir
krisis yang dialami perusahaan tidak disebabkan karena salah urus
melainkan karena nasib buruk semata.
3. Daya tarik eksekutif handal, eksekutif handal menjadi harta yang sangat
berharga bagi perusahaan, mereka adalah roda yang memutar operasi
bisnis sehingga berbagai tujuan perusahaan baik jangka panjang atau
jangka pendek dan menengah dapat tercapai. Sayangnya bagi perusahaan
dengan citra buruk merekrut dan mempertahankan eksekutif handal tidak
mudah.
4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran, citra baik akan menunjang
efektifitas strategi pemasaran produk. Meskipun perusahaan lama lebih
tinggi, namun mereka akan menginginkan produk dari perusahaan lama
karena mereka lebih suka memilih hasil produk yang keluar dari
perusahaan yang lama tersebut.
5. Penghematan biaya operasional, perusahaan baik akan membutuhkan
lebih sedikit merekrut eksekutif handal untuk mempromosikan produk
mereka karena mereka telah kenal dengan produk yang dikeluarkan.
44
2.1.5 Faktor yang mempengaruhi Citra
Menurut Tjiptono (2004) mengemukakan bahwa keberhasilan perusahaan
membangun citra dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu sebagai
berikut :
1. Citra yang ditonjolkan merupakan sarana atau bukti fisik perusahaan.
Factor lain yang wajib disadari para perusahaan adalah citra perusahaan
atau produk yang mereka bangun adalah sarana atau sifat fisik untuk
mencapai tujuan usaha dan bukan tujuan usaha itu sendiri.
2. Citra yang ditonjolkan mudah dimengerti pelanggan. Hal ini merupakan
salah satu cara mencapai tujuan utama program hubungan masyarakat
dalam hal keinginan membangun citra perusahaan.
3. Citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan perusahaan atau
jaminan. Pimpinan perusahaan yang bijak selalu mengusahakan agar
karyawan mempunyai pengetahuan cukup tentang perusahaan, karena
perusahaan punya peran penting dalam membangun citra dimasyarakat.
Jabatan atau tugas mereka menjadi karyawan bertindak sebagai duta besar
perusahaan dimasyarakat.
4. Citra yang dibangun berdasarkan perhatian terhadap keinginan pelanggan.
Dimata anggota masyarakat karyawan dipandang pembawa bendera
perusahan. Sikap dan perhatian mereka terhadap nasabah akan
mepengaruhi persepsi pelanggan, mitra usaha maupun pejabat terhadap
perusahaannya.
45
5. Citra yang ditonjolkan berdasarkan manfaat perusahaan yang cukup
realistis. Bagi masyarakat sikap kerja karyawan yang andal terhadap
perusahaanya membawa dampak yang menguntungkan dan akan
dipercayai pelanggan. Sikap positif ini dinilai masyarakat sebagai
pancaran keberhasilan manajemen, kebijakan usaha dan produk yang
dihasilkan perusahaan.
2.1.6 Komponen-Komponen Citra
Ada empat komponen untuk meningkatkan citra positif di masyarakat yaitu :
1. Personality, keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami oleh
lingkungan di luar perusahaan.
2. Reputation, keyakinan seseorang terhadap perusahaan berdasarkan
pengalaman pribadi atau orang lain atas produk atau jasa perusahaan.
3. Values/etnics, nilai-nilai dan filosofi yang dianur perusahaan diperlihatkan
dengan keramahan pelayanan, gaya kerja dan komunikasi baik internal
perusahaan maupun interaksi dari pihak luar.
4. Corporate Identity, identitas dalam nama, simbol, logo, warna dan ritual
untuk memunculkan perusahaan, merek dan kepentingan perusahaan.
46
2.1.7 Ciri-ciri Citra
Ada beberapa ciri-ciri citra (Kotler, 1997), yaitu :
1. Simbol yaitu citra yang kuat terdiri dari suatu atau lebih dari sumber yang
menggerakkan perusahaan atau penggunaan merek.
2. Media yaitu simbol terpilih harus dikerjakan dalam iklan yang
menyampaikan kepribadian perusahaan.
3. Suasana yaitu tempat fisik organisasi menghasilkan produk dan jasanya
menjadi pembentuk lain dari citra yang kuat.
4. Peristiwa yaitu perusahaan dapat membangun identitas melalui jenis acara
yang didukungnya.
Selain itu, menurut Kotler (2003) mengemukakan bahwa citra yang
positif berhubungan erat dengan produk yang dihasilkan perusahaan, yaitu :
1. Citra membawa pesan tunggal yang dapat menghasilkan karakter produk.
2. Citra membawa pesan-pesan dengan cara berbeda, jadi tidak akan
dibingungkan oleh hal serupa yang ditawarkan pesaing.
3. Citra dapat menghantarkan kekuatan energi emosional serta bisa
menggerakan hati sejalan dengan pikiran pembeli.
47
2.2 Corporate Social Responsibility (CSR)
2.2.1 Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) atau
Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) mulai diperkenalkan oleh
Bowen pada tahun 1953 dalam sebuah karya seminarnya mengenai tanggung jawab
sosial pengusaha. Menurut Bowen, tanggung jawab sosial diartikan sebagai : ”… it
refers to the obligations of businessmen to pursue those policies, to make those
decisions, or to follow those lines of action which are desirable in terms of the
objectives and values of our society” (Bowen dalam Caroll, 1999 : 270). Artinya
“tanggung jawab itu mengacu pada kewajiban para pelaku bisnis untuk mengejar
kebijakan itu, untuk membuat keputusan itu, atau untuk mengikuti bentuk yang
tindakan itu adalah diinginkan dalam kaitan dengan sasaran hasil dan nilai-nilai
dari masyarakat kita”.
Menurut Wibisono (2007:6) definisi CSR adalah; "tanggung jawab
perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis,
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang
mencangkup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam mencapai tujuan
pembangunan yang berkelanjutan."
Menurut Untung (2008:1) mendefinisikan tanggung jawab sosialsebagai
48
berikut: Corporate social responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia
usaha bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan
menitikberatkan pada keseimbangan aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.
Menurut McWilliams and Siegel (2001), mendefinisikan corporate social
responsibility (CSR) sebagai berikut:
CSR as situations where the firm goes beyond compliance and engages in
‘actions that appear to further some social good, beyond the interests of the firm
and that which is required by law’. Artinya “CSR adalah situasi di mana
perusahaan andil dalam pemenuhan dan terlibat dalam tindakan yang nampak bagi
beberapa masyarakat sosial baik di luar minat perusahaan dan yang diperlukan di
depan hukum”.
Menurut Undang-Undang Nomor 40 pasal 1 butir 3 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, tanggung jawab sosial adalah sebagai berikut: Tanggung
jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,
maupun komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Menurut Garriga dan Mele (2004) melakukan pemetaan teori-teori dan
konsep-konsep mengenai CSR. Dalam kesimpulannya Garriga dan Mele (2004)
menjelaskan bahwa CSR mempunyai fokus pada empat aspek utama yakni ;
1. Mencapai tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang berkelanjutan
2. Mnggunakan kekuatan bisnis secara bertanggung jawab
49
3. Mengintegrasikan kebutuhan-kebutuhan sosial dan
4. Berkontribusi ke dalam masyarakat dengan melakukan hal-hal yang
beretika.
Dengan demikian, menurut Garriga dan Mele (2004) teori-teori CSR
secara praktis dapat digolongkan ke dalam empat kelompok teori yang berdimensi
profit, politis, sosial dan nilai-nilai etis.
Intinya adalah bahwa CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak
hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan
pula untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga,
dan berkelanjutan.
Ada beberapa istilah senada yang acapkali digunakan untuk kegiatan CSR
yaitu corporate giving, corporate philanthropy, corporate community relations,
dan community development. Sesungguhnya masing-masing kegiatan tersebut di
atas adalah pendekatan CSR dengan motif masing-masing, yaitu: charity (giving),
kemanusiaan (philanthropy), tebar pesona/image (community relations), dan
pemberdayaan masyarakat (community development).
Menurut Kotler dan Lee (2005:3) menyatakan “corporate social
responsibility is a commitment to improve community well-being through
discretionary business practices and contributions of corporate resources”.
Maksudnya adalah “tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu komitmen
untuk meningkatkan kesejahteraan serta kesehatan masyarakat melalui praktek
bisnis yang menentukan dan berkontribusi pada sumber daya perusahaan”.
50
Menurut Nurdizal M. Rachman, (2004), CSR (Corporate Social
Responsibility) salah satunya adalah niat baik dan komitmen dari perusahaan
untu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup.
masyarakat, keberlanjutan pengembangan masyarakat, ekonomi lokal
sehingga memberikian kontribusi juga terhadap keberlanjutan
perusahaan. Kegiatan tersebut dilakukan bekerjasama antar perusahaan
dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal (masyarakat), dan
lingkungan secara luas.
CSR adalah upaya perusahaan untuk memberikan dampak (ekonomi,
lingkun dan sosial) positif bagi masyarakat yang pada intinya terjadi
pembangunan berkelanjutan dan merupakan tantangan. (Achmad Daniri,
2002).
Selanjutnya World Business Council for Suistanable Development
menggambarkan bahwa: “corporate social responsibility as ‘business’
commitment to contribute to suistanable economic development, working with
employees, their families, the local community, and society at large to improve
their quality of life”. (Kotler dan Lee 2005). Artinya “tanggung jawab sosial
perusahaan adalah adanya kesanggupan bisnis untuk berperan dalam
pembangunan ekonomi suistanable, bekerjasama dengan karyawan, keluarga-
keluarga mereka, masyarakat lokal, dan masyarakat sebebasnya untuk
meningkatkan mutu hidup mereka”.
CSR adalah sebuah program yang mengimplementasikan tanggung
51
jawab sebuah perusahaan kepada masyarakat luas. (YusufYudi
Prayudi,2006)
Sedangkan Petkoski dan Twose (2003) mendefenisikan CSR sebagai
komitmen bisnis untuk berperan dalam mendukung pembangunan ekonomi,
bekerjasama dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat
luas, untuk meningkatkan mutu hidup mereka dengan berbagai cara yang
menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan.
Secara konseptual, Tangungjawab Sosial Perusahaan adalah pendekatan
dimana perusahaan mengintegarasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan
interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan
prinsip kesukarelaan dan kemitraan. ( Nuryana, 2005 ). Meskipun sesungguhnya
memiliki pendekatan yang relative berbeda, beberapa nama lain yang memiliki
kemiripan atau bahkan identik dengan Tanggungjawab Sosial Perusahaan antara
lain, Investasi Sosial Perusahaan (corporate social Investment/investing),
pemberian perusahaan (Corporate Giving), kedermawanan Perusahaan
(Corporate Philantropy ).
Ketika sebuah perusahaan menjalankan bisnis, program CSR
dihubungkan dengan charity, sumbangan atau kedermawanan (Philanthropy
corporate) maka CSR adalah istilah luas yang sering digunakan untuk
mendefmisikan sebuah kegi perusahaan diluar pusat bisnis, dan hubungan
dengan lingkungan sekitar serta ting laku sosial ( Rahendrawan, 2006 ).
CSR (corpotate social responsibility), menurut World Bussiness Council
on Sustainable Developtment adalah komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk
52
berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup hidup karyawan dan
keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Defenisi lain, CSR adalah
tanggung jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan
harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu etika, social dan lingkungan,
disamping ekonomi (warta pertamina,2004).
Didalam Green Paper Komisi Masyarakat Eropa 2001 dinyatakan bahwa
kebanyakan defenisi tanggung jawab social korporat menunjukkan sebuah konsep
tentang pengintegrasian kepedulian terhadap masalah social dan lingkungan hidup
kedalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan
para stakeholder-nya, ini setidaknya ada dua hal yang terkait dengan dengan
tanggung jawab social korporat itu yakni pertimbangan social dan lingkungan
hidup serta interaksi sukarela (Irianta, 2004).
CSR akan sangat bermanfaat bila dijalankan dengan memperhatikan
masa depan karena CSR tidak memberikan hasil secara keuangan dalam
jangka pendek. Oleh karena itu jika perusahaan melakukan kegiatan CSR
diharapkan perusahaan terjamin dengan baik. Program-program CSR lebih
tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis
dari suatu perusahaan.
Secara teoritis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus
dilaksanakan oleh perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna,
yakni tanggung jawab dalam makna responsibility atau tanggung jawab moral
53
atau etis, dan tanggung jawab dalam makna liability atau tanggung jawab yuridis
atau hukum.
1. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Responsibility
Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian
bahwa: “responsibility is having the character of a free moral agent; capable of
determining one’s acts; capable deterred by consideration of sanction or
consequences”. Artinya tanggung jawab itu memiliki karakter agen yang bebas
moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu ditentukan oleh
sanki/hukuman atau konsekuensi. Setidaknya dari pengertian tersebut, dapat kita
ambil 2 kesimpulan :
a) harus ada kesanggupan untuk menetapkan suatu perbuatan
b) harus ada kesanggupan untuk memikul resiko atas suatu perbuatan.
Kemudian, kata tanggung jawab sendiri memiliki 3 unsur :
1. Kesadaran (awareness). Berarti tahu, mengetahui, mengenal. Dengan
kata lain, seseorang (perusahaan) baru dapat dimintai
pertanggungjawaban, bila yang bersangkutan sadar tentang apa yang
dilakukannya.
54
2. Kecintaan atau kesukaan (affiction). Berarti suka, menimbulkan rasa
kepatuhan, kerelaan dan kesediaan berkorban. Rasa cinta timbul atas dasar
kesadaran, apabila tidak ada kesadaran berarti rasa kecintaan tersebut tidak
akan muncul. Jadi cinta timbul atas dasar kesadaran, atas kesadaran inilah
lahirnya rasa tanggung jawab.
3. Keberanian (bravery). Berarti suatu rasa yang didorong oleh rasa
keikhlasan, tidak ragu-ragu dan tidak takut dengan segala rintangan. Jadi
pada prinsipnya tanggung jawab dalam arti responsibility lebih
menekankan pada suatu perbuatan yang harus atau wajib dilakukan secara
sadar dan siap untuk menanggung segala resiko dan atau konsekuensi
apapun dari perbuatan yang didasarkan atas moral tersebut. Dengan kata
lain responsibility merupakan tanggung jawab dalam arti sempit yaitu
tanggung yang hanya disertai sanksi moral. Sehingga tidak salah apabila
pemahaman sebagian pelaku dan atau perusahaan terhadap CSR hanya
sebatas tanggung jawab moral yang mereka wujudkan dalam bentuk
philanthropy maupun charity.
2. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Liability
Berbicara tanggung jawab dalam makna liability, berarti berbicara
tanggung jawab dalam ranah hukum, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk
tanggung jawab keperdataan. Dalam hukum keperdataan, prinsip-prinsip
tanggung jawab dapat dibedakan sebagai berikut :
55
1. Prinsip tanggung jawab berdasarkan adanya unsure kesalahan (liability
based on fault)
2. Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga (presumption of liability)
3. Prinsip tanggung jawab mutlak (absolute liability or strict liability)
Selain ketiga hal tersebut, masih ada lagi khusus dalam gugatan
keperdataan yang berkaitan dengan hukum lingkungan ada beberapa teori
tanggung jawab lainnya yang dapat dijadikan acuan, yakni :
1. Market share liability;
2. Risk contribution;
3. Concert of action;
4. Alternative liability;
5. Enterprise liability.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan perbedaan antara tanggung
jawab dalam makna responsibility dengan tanggung jawab dalam makna liability
pada hakekatnya hanya terletak pada sumber pengaturannya. Jika tanggung jawab
itu belum ada pengaturannya secara eksplisit dalam suatu norma hukum, maka
termasuk dalam makna responsibility, dan sebaliknya, jika tanggung jawab itu
telah diatur di dalam norma hukum, maka termasuk dalam makna liability
Munculnya Konsep Tanggung Jawab Sosial didorong oleh terjadinya
Kecenderungan pada masyarakat industri yang dapat disingkat dengan fenomena
DEAF (yang dalam bahasa inggris berarti Tuli), sebuah akronim dari
Dehumanisasi, Equalisasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi ( Suharto, 2005)
56
1. Dehumanisas industry
Efisien dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia industri telah
menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik bagi kalangan buruh
di perusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat di sekitar perusahaan.
“Merger mania” dan perampingan perusahaan telah menimbulkan
gelombang Pemutusan Hubungan Kerja dan pengangguran, ekspansi dan
eksploitasi dunia industri telah melahirkan polusi dan kerusakan
lingkungan yang hebat.
2. Equalisasi hak-hak publik
Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk meminta
pertanggungjawaban perusahaaan atas berbagai masalah sosial yang sering
kali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini semakin
menuntut akuntabilitas (accountability) perusahaan bukan saja dalam
proses produksi, melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian
perusahaan terhadap berbagai dampak sosial yang ditimbulkannya.
3. Aquariumisasi dunia industri
Dunia kerja ini semakin transparan dan terbuka laksana sebuah akuarium.
Perusahaan yang hanya memburu ekonomi dan cenderung mengabaikan
hukum, prinsip, etis,dan, filantropis tidak akan mendapat dukungan publik.
Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar perusahaan
seperti ini di tutup.
4. Feminisasi dunia kerja
57
Semakin banyaknya wanita yang bekerja semakin menuntut dunia
perusahaan, bukan saja terhadap lingkungan internal organisasi, seperti
pemberian cuti hamil dan melahirkan, kesehatan dan keselamatan kerja,
melainkan pula terhadap timbulnya biaya-biaya sosial, seperti
penelantaran anak, kenakalan remaja akibat berkurangnya kehadiran ibu-
ibu dirumah dan tentunya dilingkungan masyarakat. Pelayanan sosial
seperti perawatan anak (child care), pendirian fasilitas pendidikan dan
kesehatan bagi anak-anak, atau pusat-pusat kegiatan olah raga dan rekreasi
bagi remaja bisa merupakan sebuah “kompensasi” sosial terhadap isu ini.
Menurut ISO 26000, CSR adalah: ”Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan para pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh (draft 3, 2007)”.
Berdasarkan pedoman ini, CSR tidaklah sesederhana sebagaimana
dipahami dan dipraktekkan oleh kebanyakan perusahaan. CSR mencakup tujuh
komponen utama, yaitu: the environment, social development, human rights,
organizational governance, labor practices, fair operating practices, dan
consumer issues.
Dari defenisi di atas, dapat di katakan bahwa Tanggung Jawab Sosial
(CSR) adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengiteraksikan kepedulian
sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan pemangku
kepentingan (Stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan.Bila
58
kita telah lebih dalam, Tanggung Jawab Sosial dapat di katakan sebagai tabungan
masa depan bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang di
peroleh bukan sekedar bentuk finansial melainkan rasa kepercayaan dari
masyarakat sekitar dan stakeholders lainnya terhadap perusahaan. Kepercayaan
inilah yang sebenarnya menjadi modal dasar agar perusahaan dapat terus
melakukan aktivitasnya. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate
Social Responsibility adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun
bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap
konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala
aspek operasional perusahaan. Tanggung Jawab Sosial berhubungan erat dengan
"pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan
dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga
harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk
jangka panjang. Perusahaan yang mengedepankan konsep ini akan lebih
menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat
sehingga akan menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal sosial
perusahaan untuk maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-
peluang sosial-ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi
yang diinginkan, cara ini juga dapat membangun citra sebagai perusahaan yang
59
ramah dan peduli lingkungan. Selain itu, akan tumbuh rasa percaya dari
masyarakat. Rasa memiliki perlahan-lahan muncul dari masyarakat sehingga
masyarakat merasakan bahwa kehadiran perusahaan di daerah mereka akan
berguna dan bermanfaat.
2.2.2 Prinsip-Prinsip CSR
Dalam Melaksanakan CSR penting sebelumnya kita mengetahui
berbagai prinsip-prinsip CSR sebagai acuan dalam pelaksanaan CSR itu sendiri.
Menurut Wibisono et al. (2007:39-41) prinsip-prinsip CSR adalah sebagai
berikut:
1. Prioritas corporate. Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas
tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan.
Sehingga korporat bisa membuat kebijakan, program dan praktek dalam
menjalankan bisnisnya dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial.
2. Manajemen terpadu. Mengintegrasikan kebijakan, program dan praktek ke
dalam setiap kegiatan bisnis sebagai suatu unsur manajemen dalam semua
fungsi manajemen.
3. Proses perbaikan. Secara bersinambungan memperbaiki kebijakan, program
dan kinerja sosial korporat, berdasarkan temuan riset mutakhir dan
memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut
secara internasional.
4. Pendidikan karyawan. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
serta memotivasi karyawan.
60
5. Pengkajian. Melakukan kajian dampak social sebelum memulai kegiatan
atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas atau meninggalkan
lokasi pabrik.
6. Produk dan Jasa. Mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak
negatif secara sosial.
7. Informasi Publik. Memberi informasi dan hila diperlukan
mendidik pelanggan, distributor dan public tentang penggunaan yang
aman, transportasi, penyimpanan dan pembuangan produk, dan
sebagainya.
8. Fasilitas dan operasi. Mengembangkan, merancang dan mengoperasikan
fasilitas serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan
kajian dampak sosial.
9. Penelitian. Melakukan penelitian dampak sosial bahan baku, produk,
proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha dan
penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi dampak negatif.
10. Prinsip pencegahan. Memodifikasi manufaktur, pemasaran atau
penggunaan produk atau jasa, sejalan dengan penelitian mutakhir,
untuk mencegah dampak social yang bersifat negatif.
11. Kontraktor dan pemasok. Mendorong penggunaan prinsip prinsip
tanggung jawab sosial korporat yang dijalankan kalangan
kontraktor dan pemasok, disamping itu diperlukan perbaikan dalam
praktik bisnis yang dilakukan kontraktor dan pemasok.
61
12. Siaga menghadapi darurat. Menyusun dan merumuskan rencana
menghadapi keadaan darurat, dan bila terjadi keadaan berbahaya bekerja
sama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunitas
lokal, sekaligus mengenali potensi bahaya yang muncul.
13. Transfer best practice. Berkontribusi pada pengembangan dan transfer
praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial pada semua
industri dan sektor publik.
14. Memberi sumbangan. Sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan
kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan Iintas departemen
pemerintah serta lembaga pendidikan yang akan meningkatkan
kesadaran tentang tanggung jawab sosial.
15. Keterbukaan. Menumbuhkan dan mengembangkan keterbukaan dan
dialog dengan pekerja dan publik, mengantisipasi dan member respons
terhadap potencial hazard, dan dampak operasi, produk, Iimbah atau
jasa.
16. Pencapaian dan pelaporan. Mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan
audit secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria
corporat dan peraturan perundang undangan dan menyampaikan
informasi tersebut pada dewan direksi, pemegang saham, pekerja dan
publik.
2.2.3 Jenis-jenis Aktifitas Corporate Social Responsibility (CSR)
62
Ada berbagai pendapat mengenai aktivitas-aktivitas yang dapat
dikategorikan sebagai aktivitas sosial perusahaan yang menunjukkan bentuk
keterlibatan sosial perusahaan terhadap masyarakat. Kotler dan Lee (2005: 23)
merumuskan aktivitas yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial dalam 6
kelompok kegiatan : promotion, marketing, corporate social marketing, corporate
philantropy, community volunteering, dan social responsibility business practices.
1. Promotion adalah aktivitas sosial yang dilakukan melalui persuasive
communications dalam rangka meningkatkan perhatian dan
kepedulian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan isu sosial yang
sedang berkembang.
2. Marketing, dilakukan melalui commitment perusahaan untuk
menyumbangkan sebesar persentase tertentu hasil penjualannya untuk
kegiatan social.
3. Corporate Sosial Marketing, dilakukan dengan cara mendukung atau
pengembangan dan atau penerapan suatu behavior change dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.
4. Corporate Philantropy, merujuk pada kegiatan atau bantuan yang
diberikan langsung kepada masyarakat
5. Community Volunteering merupakan bentuk aktivitas social yang
diberikan perusahaan dalam rangka memberikan dukungan bagi
kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Dukungan tersebut dapat
diberikan berupa keahlian, talenta, ide, dan atau fasilitas laboratorium.
63
6. Social Responsibility Business Practices. Social Responsibility
Business Practices merupakan kegiatan penyesuaian dan pelaksanaan
praktik-praktik operasional usaha dan investasi yang mendukung
peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat dan melindungi atau
menjaga lingkungan, misalnya membangun fasilitas pengolahan
limbah, memilih memilih supplier dan atau kemasan yang ramah
lingkungan, dan lain-lain.
Berbeda dengan Kotler dan Lee, Menurut the committee on Accounting for
Corporate Social Performance of Nation Association of Accountants (Yuniarti,
2002) bentuk kegiatan sosial perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Keterlibatan komunitas (Community Involvement), mencakup aktivitas
berbentuk donasi atau bantuan untuk kegiatan rohani, olahraga,
bantuan bagi pengusaha kecil, pelayanan kesehatan masyarakat,
bantuan penelitian dan sebagainya.
2. Sumberdaya manusia (Human Resources), meliputi program
pendidikan dan pelatihan karyawan, fasilitas keselamatan kerja,
kesehatan, kerohanian, serta tunjangan karyawan.
3. Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Fisik (Environmental and
Physical Resources) terdiri dari antara lain keterlibatan perusahaan
dalam pengolahan limbah, program penghijauan, pengendalian polusi,
dan pelestarian lingkungan hidup.
64
4. Kontribusi produk atau jasa (Product or services contribution),
mencakup keamanan dan kualitas produk, kepuasan konsumen, dan
sebagainya.
2.2.4 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Wibisono et a1.(2007:84-87) menyatakan bahwa penerapan
CSR dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan yang beberapa di
antaranya adalah sebagai berikut :
1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image
perusahaan. Masyarakat sekarang ini lebih memperhatikan kontribusi
yang diberikan oleh perusahaan. Jika perusahaan memberikan
kontribusi yang negatif, hal tersebut akan banyak menuai protes dari
masyarakat dan. mereka juga akan cenderung membenci produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Tapi, jika perusahaan memberikan
kontribusi yang positif, secara otomatis reputasi perusahaan di mata
masyarakat akan semakin baik dan hal tersebut akan berdampak
terhadap naiknya volume penjualan dan bertambahnya loyalitas
konsumen.
2. Perusahaan layak mendapatkan social license to operate. Masyarakat
sekitar perusahaan merupakan komunitas utama perusahaan. Ketika
mereka mendapatkan benefit dari keberadaan perusahaan, maka pasti
dengan sendirinya mereka akan ikut merasa memiliki perusahaan.
Sebagai imbalan dari masyarakat tentu saja adalah keleluasaan bagi
perusahaan untuk menjalankan roda bisnisnya di wilayah tersebut.
65
3. Mengurangi resiko bisnis perusahaan. Dalam mengelola bisnisnya
perusahaan dihadapkan pada satu kewajiban untuk memenuhi ekspektasi
stakeholders. Jika perusahaan gagal memenuhi ekspektasi tersebut,
akan ada banyak resiko yang harus dihadapi perusahaan.
4. Melebarkan akses sumber daya. Track record yang baik dalam
mengelola CSR merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan
yang dapat membantu untuk memuluskan jalan menuju sumber daya
yang diperlukan perusahaan.
5. Membentangkan akses menuju market. Investasi yang ditanamkan
untuk program CSR dapat menjadi tiket perusahaan menuju peluang
pasar yang terbuka Iebar. Sudah terdapat banyak bukti akan resistensi
konsumen terhadap produk-produk yang tidak taat pada aturan dan tidak
tanggap terhadap isusosial dan lingkungan.
6. Mengurangi biaya. Contoh sederhana dari efek positif CSR terhadap
reduksi biaya perusahaan adalah upaya perusahaan untuk mereduksi
limbah melalui proses recycle daur ulang ke dalam proses produksi. Hal
ini dapat mereduksi biaya dan juga dapat mereduksi buangan ke luar
sehingga menjadi lebih aman.
7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders. Implementasi program CSR
tentunya akan menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholders.
8. Memperbaiki hubungan dengan regulator. Perusahaan yang menerapkan
program CSR pada dasarnya merupakan upaya untuk meringankan
beban pemerintah sebagai regulator, karena pemerintahlah yang menjadi
66
penanggung jawab utama untuk · mensejahterakan masyarakat dan
melestarikan lingkungan. Tanpa bantuan dari perusahaan, umurnnya
akan terlalu berat bagi pemerintah untuk menanggung beban tersebut.
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. Kegiatan dan
reputasi perusahaan yang baik merupakan pendorong semangat kerja
karyawan.
10. Peluang mendapatkan penghargaan. Banyak reward ditawarkan
bagi penggiat CSR, sehingga kesempatan untuk mendapatkan
penghargaan yang cukup tinggi.
Menurut Kotler dan Lee (2005) menyatakan bahwa partisipasi perusahaan
dalam berbagai bentuk tanggung jawab sosial dapat memberikan banyak manfaat
bagi perusahaan, antara lain :
1. Meningkatkan penjualan dan market share,
2. Memperkuat brand positioning,
3. Meningkatkan image dan pengaruh perusahaan,
4. Meningkatkan kemampuan untuk menarik hati, memotivasi, dan
mempertahankan (retain) karyawan
5. Menurunkan biaya operasional
6. Meningkatkan hasrat bagi investor untuk berinvestasi.
Menurut Satyo (Media Akuntansi, Edisi 47/Tahun XII/Juli 2005)
menyatakan penyajian laporan berkaitan aktivitas sosial dan lingkungan
memberikan banyak manfaat bagi perusahaan antara lain meningkatkan citra
perusahaan, disukai konsumen, dan diminati investor. Tanggung jawab sosial
67
perusahaan tersebut memberikan keuntungan bersama bagi semua pihak, baik
perusahaan sendiri, karyawan, masyarakat, pemerintah maupun lingkungan.
Menurut Rogovsky (2000) dalam Wibisono (2007:131), ada berbagai
manfaat yang dapat diperoleh apabila program CSR diterapkan oleh perusahaan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Manfaat bagi individu karyawan, yaitu :
1) Belajar metode alternatif dari berbisnis
2) Menghadapi tantangan pengembangan dan bisa berprestasi dalam
lingkungan baru
3) Mengembangkan keterampilan yang ada dan keterampilan baru
4) Memperbaiki pengetahuan perusahaan atas komunitas lokal dan
memberi kontribusi bagi komunitas local
5) Mendapatkan persepsi baru atas bisnis
b. Manfaat bagi penerima program, yaitu : mendapatkan keahlian dan
keterampilan profesional yang tidak dimiliki organisasi atau tidak memiliki dana
untuk mengadakannya
1) Mendapatkan keterampilan manajemen yang membawa pendekatan
yang segar dan kreatif dalam memecahkan masalah
2) Memperoleh pengalaman dari organisasi seperti menjalankan tugas.
c. Manfaat bagi perusahaan, yaitu :
1) Memperkaya kapabilitas karyawan yang telah menyelesaikan tugas
bekerja sama dengan komunitas
2) Peluang untuk menanamkan bantuan praktis pada komunitas
68
3) Meningkatkan pengetahuan tentang komunitas local
4) Meningkatkan citra dan profil perusahaan di masa masyarakat karena
para karyawan menjadi duta besar bagi masyarakat.
2.2.5 Dasar Hukum CSR
1. ISO 2006: Guidance Standard on Social Responsibility. Di dalam ISO
2006, CSR mencakup 7 (tujuh) isu pokok, yaitu:
1. Pengembangan masyarakat;
2. Konsumen;
3. Praktek kegiatan institusi yang sehat;
4. Lingkungan;
5. Ketenagakerjaan;
6. Hak Asasi Manusia;
7. Organizational Governance (Organisasi Kepemerintahan).
Berdasarkan konsep ISO 26000, maka untuk penerapan CSR hendaknya
terintegrasi di seluruh aktivitas perusahaan yang mencakup 7 (tujuh) isu pokok di
atas. Prinsip-prinsip dasar CSR yang menjadi dasar pelaksanaan yang menjiwai
atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan dan kegiatan CSR menurut
Iso 26000 meliputi:
1. Kepatuhan kepada hukum;
2. Menghormati instrumen/badan-badan internasional;
3. Menghormati stakeholders dan kepentingannya;
4. Akuntabilitas;
69
5. Transparansi;
6. Perilaku yang beretika;
7. Melakukan tindakan pencegahan;
8. Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia.
Pada bulan September tahun 2004, International Organization for
Standardization atau ISO), sebagai induk organisasis standardisasi internasional
berhasil menghasilkan panduan dan standardisasi untuk tanggung jawab sosial,
yang diberi nama ISO 26000: Guidance Standard on Social Responsibility. ISO
26000 menjadi standar pedoman untuk penerapan CSR. ISO 26000 mengartikan
CSR sebagai tanggung jawab suatu organisasi yang atas dampak dari keputusan
dan aktivitanya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang
transparan dan etis, yang:
1. Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan
masyarakat;
2. Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder
3. Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma
internasional
4. Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi
baik kegiatan, produk maupun jasa.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Dengan adanya perubahan teknologi, khususnya dengan adanya perobahan
perobahan Otonomi Daerah di Indonesia membawa perubahan yang besar dalam
70
pertumbuhan perusahaan yang beroperasi Nasional maupun Internasional, dan
perusahaan tersebut menyadari bahwa dalam beroperasi harus memperhatikan
kelestarian lingkungan hidup. Dimana hal – hal yang berhubungan dengan
Lingkungan hidup telah didalam Undang-Undang Dasar 1945, pada pasal 28H
ayat 1, yang berbunyi sebagai berikut:
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.”
3. Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
Hak yang sama juga diatur di dalam Pasal 9 Undang-Undang No. 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia, sebagai berikut:
Ayat (2)
“Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera
lahir dan batin.”
Ayat (3)
“Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.”
4. Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
Dari kedua aturan hukum tersebut dapat dilihat dengan jelas, bahwa
masyarakat memiliki hak akan kehidupan sosial yang baik dan atas lingkungan
71
hidup yang sehat. Selanjutnya, kewajiban untuk melakukan pelestarian
lingkungan hidup juga diatur di dalam Pasal 5 Undang-Undang No. 23 tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, sebagai berikut:
“Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.”
Dari hal tersebut diatas, menuntut para pelaku bisnis untuk menjalankan
usahanya dengan semakin bertanggung jawab. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut
untuk memperoleh keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga
diminta untuk melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR).
5. UU RI No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara;
Menurut Edi Suharto (2008), peraturan tentang CSR yang relatif lebih
terperinci adalah UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudian
dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN
No.:Per-05/MBU/2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara
pelaksanaan CSR. Seperti diketahui, CSR milik BUMN adalah Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Dalam UU BUMN dinyatakan bahwa
selain mencari keuntungan, peran BUMN adalah juga memberikan bimbingan
bantuan secara aktif kepada pengusaha golongan lemah, koperasi dan
masyarakat. Selanjutnya, Permeneg BUMN menjelaskan bahwa sumber dana
PKBL berasal dari penyisihan laba bersih perusahaan sebesar maksimal 2 persen
yang dapat digunakan untuk Program Kemitraan ataupun Bina Lingkungan.
72
6. Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
Di Indonesia sendiri, munculnya Undang-Undang No. 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (UU PT) menandai babak baru pengaturan CSR.
Selain itu, pengaturan tentang CSR juga tercantum di dalam Undang-Undang No.
25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM). Walaupun sebenarnya
pembahasan mengenai CSR sudah dimulai jauh sebelum kedua undang-undang
tersebut disahkan. Salah satu pendorong perkembangan CSR yang terjadi di
Indonesia adalah pergeseran paradigma dunia usaha yang tidak hanya semata-
mata untuk mencari keuntungan saja, melainkan juga bersikap etis dan berperan
dalam penciptaan investasi sosial.
Adapun pengaturan CSR di dalam UU PT adalah sebagai berikut:
Pasal 74:
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan
dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
73
3. Perseroan yang tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
Sedangkan pengaturan di dalam UU PM, yaitu di dalam Pasal 15 huruf b
adalah sebagai berikut:
“Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab
sosial perusahaan.”
Kemudian di dalam Pasal 16 huruf d UU PM disebutkan sebagai berikut:
“Setiap penanam modal bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan
hidup.”
Namun demikian, pengaturan CSR di dalam peraturan perundangan-
undangan Indonesia tersebut masih menciptakan kontroversi dan kritikan.
Kalangan pebisnis CSR dipandang sebagai suatu kegiatan sukarela, sehingga tidak
diperlukan pengaturan di dalam peraturan perundang-undangan.
7. Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
Sesuai dengan UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15
(b) menyatakan bahwa "Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan." Meskipun UU ini telah mengatur sanksi-
sanksi secara terperinci terhadap badan usaha atau usaha perseorangan yang
74
mengabaikan CSR (Pasal 34), UU ini baru mampu menjangkau investor asing dan
belum mengatur secara tegas perihal CSR bagi perusahaan nasional.
2.2.6 Faktor- faktor yang mempengaruhi CSR
Menurut Yusuf Wibisono (2007:7), pada umumnya implementasi
Corporaten Social Responsibility (CSR) dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :
a. Komitmen pimpinan perusahaan
Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dengan masalah sosial tidak
akan memperdulikan aktivitas sosial. Perusahaan secara keseluruhan sebaiknya
meyakini bahwa Tanggung Jawab Sosial (CSR) merupakan investasi demi
pertumbuhan dan keberlanjutan usaha. Dengan kata lain, Tanggung Jawab Sosial
(CSR) bukan lagi dilihat dari sentra biaya (cost center) melainkan sentra laba
(profit center) di masa mendatang. Dengan demikian, Tanggung Jawab Sosial
bukan lagi sekedar aktivitas sampingan atau suatu hal yang dapat dikorbankan
demi mencapai efisiensi. Namun, Tanggung Jawab Sosial (CSR) telah menjadi
bagian penting dalam perusahaan, dimana CSR jika disikapi secara strategis dapat
digunakan untuk memperbaiki konteks kompetitif perusahaan yang berupa
kualitas lingkungan bisnis tempat perusahaan beroperasi.
b. Ukuran dan kematangan perusahaan
Perusahaan besar dan mapan memiliki peran yang lebih besar untuk
memberikan kontribusi daripada perusahaan kecil dan belum mapan. Tanggung
Jawab Sosial (CSR) adalah wujud kesadaran perusahaan yang merupakan bagian
75
dari masyarakat, dimana sebaiknya antara perusahaan dan masyarakat memiliki
hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme sehingga tercipta harmonisasi
hubungan bahkan meningkatkan citra dan performa perusahaan.
c. Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur oleh pemerintah
Regulasi dan penataan sistem pajak yang kacau akan memperkecil
ketertarikan perusahaan untuk memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada
masyarakat. Peran aktif pemerintah sangat diperlukan sehingga perusahaan dapat
menjadi penolong dalam mengatasi masalah sosial yang ada di negara ini. Bisa
dipastikan pemerintah tidak akan sanggup mengatasi berbagai permasalahan
sosial secara sepihak. Untuk itu, sekecil apapun kedermawanan yang diberikan
oleh perusahaan akan sangat besar artinya bagi pemerintah maupun masyarakat.
Jika sistem regulasi kondusif dan insentif pajak semakin besar diberikan akan
lebih berpotensi dalam memberikan semangat pada perusahaan untuk
berkontribusi pada masyarakat.
2.2.7 Perkembangan dan Motif Tanggungjawab Sosial (CSR)
Sebagaimana dinyatakan Porter dan Kramer (2002) diatas, Pendapat yang
menyatakan bahwa tujuan ekonomi dan sosial adalah terpisah dan bertentangan
adalah pandangan yang keliru. Perusahaan tidak berfungsi secara terpisah dari
masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu Piramida Tanggungjawab Sosial
Perusahaan yang dikemukakan oleh Archie B. Carrol harus dipahami sebagai satu
kesatuan. Karenanya secara konseptual, Tanggungjawab Sosial Perusahaan
merupakan Keedulian perusahaan yang didasari 3 prinsip dasar yang dikenal
dengan istilah Triple Bottom Lines yaiu, 3P :
76
1. Profit, perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan
ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
2. People, Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan
manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti
pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana
pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan
bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan
sosial bagi warga setempat
3. Plannet, Perusahaan peduli terhadap lingkunga hidup dan berkelanjutan
keragaman hayati. Beberapa program Tanggungjawab Sosial Perusahaan
yan berpijak pada prinsip ini biasanay berupa penghijaunan lingkungan
hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan permukiman,
pengembangan pariwisata (ekoturisme ) dll.
Secara Tradisional, para teoritisi maupun pelaku bisnis memiliki
interprestasi yang keliru mengenai keuntungan ekonomi perusahaan. Pada
umumnya mereka berpendapat mencari laba adalah hal yang harus diutamakan
dalam perusahaan. Diluar mencari laba hanya akan menggangu efisiensi dan
efektifitas perusahaan. Karena seperti yang dinyatakan Milton Friedman,
Tanggungjawab Sosial Perusahaan tiada lain dan harus merupakan usaha mencari
laba itu sendiri ( Saidi dan Abidan (2004:60)
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability development) dapat juga
berarti menjaga pertumbuhan jumlah penduduk yang tetap sepadan dengan
kapasitas produksi sesuai dengan daya dukung lingkungan. Dengan demikian
77
pembangunan berkelanjutan merupakan integrasi dari cita ideal untuk memenuhi
kebutuhan generasi kini secara merata (intra-generational equity), hal ini
menentukan tujuan pembangunan, dan memenuhi kebutuhan generasi kini dan
generasi mendatang secara adil (inter-generational equity) menentukan tujuan
kesinambungan.
Pembangunan berkelanjutan sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan
antara jumlah penduduk dan kemampuan produksi sesuai daya dukung
lingkungan mengindikasikan adanya keterbatasan sumber daya yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan keseimbangan dalam pelaksanaan
pembangunan untuk mencapai kondisi kesinambungan yang akan berubah sesuai
situasi dan kondisi serta waktu. Pada intinya pembangunan berkelanjutan
memiliki dua unsur pokok yaitu kebutuhan yang wajib dipenuhi terutama bagi
kaum miskin, dan kedua adanya keterbatasan sumber daya dan teknologi serta
kemampuan organisasi sosial dalam memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan masa kini dan masa mendatang. Untuk itu Komisi Brandtland
memberikan usulan penting dalam pembangunan berkelanjutan yaitu adanya
keterpaduan konsep politik untuk melakukan perubahan yang mencakup berbagai
masalah baik sosial, ekonomi maupun lingkungan. Pembangunan berkelanjutan
perlu dilakukan karena dorongan berbagai hal, salah satunya adalah kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan. Pengalaman negara
maju dan negara berkembang menunjukkan bahwa pembangunan selain
mendorong kemajuan juga menyebabkan kemunduran karena dapat
mengakibatkan kondisi lingkungan rusak sehingga tidak lagi dapat mendukung
78
pembangunan. Pelaksanaan pembangunan akan berhasil baik apabila didukung
oleh lingkungan (sumber daya alam) secara memadai.
Dalam prinsip responsibility, penekanan yang signifikan diberikan pada
kepentingan stakeholders perusahaan. Perusahaan diharuskan memperhatikan
kepentingan stakeholders perusahaan, menciptakan nilai tambah (value added)
dari produk dan jasa bagi stakeholders perusahaan, dan memelihara
kesinambungan nilai tambah yang diciptakanya. Sedangkan stakeholders
perusahaan dapat didefinisikan sebagai pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
eksistensi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah karyawan, konsumen,
pemasok, masyarakat, lingkungan sekitar, dan pemerintah sebagai regulator. CSR
sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab
yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value)
yang direfleksikan dalam kondisi keuanganya (financial) saja. tapi tanggung
jawab perusahaan harus berpijak pada tripple bottom lines. Bottom lines artinya
bukan hanya finansial saja tetapi juga sosial dan lingkungan. Karena kondisi
keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara
berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin
apabila, perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah
menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan
waktu muncul kepermukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak
memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya
(Idris,2005).
79
Di dalam prakteknya, penerapan CSR disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing perusahaan dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan
CSR sangat beragam. Hal ini bergantung pada proses interaksi sosial, bersifat
sukarela didasarkan pada dorongan moral dan etika, dan biasanya melebihi dari
hanya sekedar kewajiban memenuhi peraturan perundang-undangan.
Sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan CSR di Indonesia,
terdapat beberapa lembaga yang sangat memberikan perhatian terhadap
pelaksanaan CSR, yaitu: Indonesia Business Link (IBL), Corporate Forum for
Community Development (CFCD), dan Business Watch Indonesia (BWI).
Dalam rangka menciptakan kemajuan pelaksanaan konsep CSR, harus
didukung oleh peranan pemerintah, baik sebagai partisipan, convenor, atau
fasilisator, dan sebagainya. Masyarakat juga dapat turut serta mendukung konsep
CSR, yaitu dengan cara memberikan informasi, saran, dan masukan atau pendapat
untuk menentukan program yang akan dilakukan.
Penerapan Tanggungjawab Sosial Perusahaan di Indonesia semakin
meningkat, baik dalam kuantitas maupun kualitas. Selain keragaman kegiatan dan
pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat dari kontribusi finansial, jumlahnaya
semakin besar. Penelitian PIRAC pada tahun 2001 menunjukkan bahwa Dana
Tanggungjawab Sosial Perusahaan di Indonesia mencapai lebih dari 115 miliar
rupiah atau sekitar 11,5 juta dolar AS dari 180 Perusahaan yang dibelanjakan
untuk 279 kegiatan sosial yang terekam oleh media masa. Meskipun dana ini
masih sangat kecil jika dibandingkan dengan dana Tanggungjawab Sosial
Perusahaan di Amerika Serikat, dilihat dari angka kumulaitif tersebut,
80
perkembangan Tanggungjawab Sosial Perusahaan di Indonesia cukup
menggembirakan. Angka rata-rata perusahaan yang menyumbangkan dana bagi
kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan adalah sekitar 640 juta rupiah atau
sekitar 413 juta per kegiatan. Sebagai perbandingan, di AS porsi sumbangan dana
Tanggungjawab Sosial Perusahaan pada atahun 1998 mencapai 21,51 miliar dollar
dan tahun 2000 mencapai 203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun rupiah ( Saidi
dan Abidin, 2004:64).
Perusahaan-perusahaan yang memiliki reputasi bagus, umumnya
menikmati enam hal. Pertama, hubungan yang baik dengan para pemuka
masyarakat. Kedua, hubungan yang positif dengan pemerintah setempat. Ketiga,
resiko krisis yang lebih kecil. Keempat, rasa kebanggaan dalam organisasi dan di
antara khalayak sasaran. Kelima, saling pengertian antara khalayak sasaran, baik
internal maupun eksternal. Dan terakhir, meningkatkan kesetiaan para staf
perusahaan ( Anggoro,2002).
Fajar (2005) mengatakan perilaku para pengusahapun beragam, dari
kelompok yang sama sekali tidak melaksanakan sampai kelompok yang
menjadikan CSR sebagai nilai inti (core value) dalam menjalankan usaha. Dalam
pengamatanya, terkait dengan praktik CSR, pengusaha dikelompokkan menjadi
empat : kelompok hitam, merah, biru, dan hijau.
1. Kelompok hitam adalah mereka yang tidak melakukan praktik CSR
sama sekali. Mereka adalah pengusaha yang menjalankan bisnisnya
semata-mata untuk kepentingan sendiri. Kelompok ini sama sekali
tidak peduli pada aspek lingkungan dan sosial sekelilingnya dalam
81
menjalankan usaha, bahkan tidak memperhatikan kesejahteraan
karyawanya.
2. Kelompok merah adalah mereka yang mullai melaksanakan praktik
CSR, tetapi memandangnya hanya sebagai komponen biaya yang akan
mengurangi keuntunganya. Aspek lingkungan dan sosial mulai
dipertimbangkan , tetapi dengan keterpaksaan yang biasanya dilakukan
setelah mendapat tekanan dari pihak lain, seperti masyarakat atau
lembaga swadaya masyarakat. Kesejahteraan karyawan baru
diperhatikan setelah karyawan ribut atau mengancam akan mogok
kerja. Kelompok ini umumnya berasal dari kelompok satu (kelompok
hitam) yang mendapat tekanan dari stakeholders-nya, yang kemudian
dengan terpaksa memperhatikan isu lingkungan dan sosial, termasuk
kesejahteraan karyawan. CSR jenis ini kurang berimbas pada
pembentukan pembentukan citra positif perusahaan karena publik
melihat kelompok ini memerlukan tekanan (gertakan) sebelum
melakukan praktik CSR. Praktik jenis ini tak akan mampu
berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan.
3. Kelompok biru adalah mereka yang menganggap praktik CSR akan
memberi dampak positif (return) terhadap usahanya dan menilai CSR
sebagai investasi, bukan biaya. Karenanya , kelompok ini secara
sukarela dan sungguh-sungguh melaksanakan praktik CSR dan yakin
bahwa investasi sosial ini akan berbuah pada lancarnya operasional
usaha. Mereka mendapat citra positif karena masyarakat menilainya
82
sungguh-sungguh membantu. Selayaknya investasi, kelompok ini
menganggap praktik CSR adalah investasi sosial jangka panjang.
Mereka juga berpandangan, dengan melaksanakan praktik CSR yang
berkelanjutan, mereka akan mendapat ijin operasional dari masyarakat.
Kita dapat berharap kelompok ini akan mampu memberi kontribusi
bagi pembangunan berkelanjutan.
4. Kelompok hijau, merupakan kelompok yang sepenuh hati
melaksanakan praktik CSR. Mereka telah menempatkanya sebagai
nilai inti dan menganggap sebagai suatu keharusan, bahkan kebutuhan,
dan menjadikanya sebagai modal sosial (ekuitas). Karenanya, mereka
meyakini, tanpa melaksanakan CSR, mereka tidak memiliki modal
yang harus dimiliki dalam menjalankan usaha mereka. Mereka sangat
memperhatikan aspek lingkungan, aspek sosial dan kesejahteraan
karyawanya serta melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Kelompok ini juga memasukkan CSR sebagai bagian yang terintegrasi
ke dalam model bisnis atas dasar kepercayaan bahwa suatu usaha harus
mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial. Mereka percaya, ada
nilai tukar (trade-off) atas triple bottom line (aspek ekonomi,
lingkungan, dan sosial). Buahnya, kelompok ini tidak saja mendapat
citra positif, tetapi juga kepercayaan, dari masyarakat yang selalu siap
membela keberlanjutan usaha kelompok ini. Tak mengherankan,
kelompok hijau diyakini akan mampu berkontribusi besar terhadap
pembngunan berkelanjutan.
83
Mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan
masyarakat secara lebih luas. Konsep societal marketing menuntut pasar untuk
dapat menyeimbangkan tiga pertimbangan dalam mengambil keputusan mengenai
kebijakan pemasaran, yaitu keuntungan perusahaan, kepuasan konsumen, dan
kepentingan masyarakat. Konsep segmentasi pasar, riset konsumen,
pengembangan konsep, komunikasi, fasilitasi, insentif dan teori pertukaran
digunakan untuk memaksimalkan respon yang bersifat komersial (Kotler dan Lee,
2005).
Aryani (2006) mencatat bahwa konsep dan praktik CSR sudah
menunjukkan gejala baru sebagai keharusan yang realistis diterapkan. Para
pemilik modal tidak lagi menganggap sebagai pemborosan , masyarakat pun
menilai sebagai suatu yang perlu. Hal ini terkait dengan meningkatnya kesadaran
sosial kemanusiaan dan lingkungan. Diluar itu, dominasi dan hegemoni
perusahaan besar sangat penting perananya di masyarakat.
Pakar pemasaran Craig Smith (dalam Aryani, 2006) yang merintis
pendekatan baru CSR yang dia sebut The Corporat Philanthropy berpendapat
bahwa kegiatan CSR harus disikapi secara strategis dengan melakukan alighment
(penyelarasan) inisiatif CSR yang relevan dengan produk inti (core product) dan
pasar inti (core market), membangun identitas merek (brand identity), bahkan
lebih tegas lagi untuk menggaet pangsa pasar, melakukan penetrasi pasar, atau
menghancurkan pesaing. Kegiatan CSR yang diarahkan memperbaiki konteks
korporat yang memungkinkan alighment antara manfaat sosial dan bisnis dari
kegiatan CSR yang muaranya untuk meraih keuntungan materi dan keuntungan
84
sosial dalam jangka panjang. CSR tidak haram dipraktikkan, bahkan dengan target
mencari untung. Yang terpenting adalah kemampuan menerapkan strategi. Jangan
sampai karena CSR biaya operasionalnya justru menggerogoti keuangan. Jangan
pula karena praktik CSR masyarakat justru antipati.
Menurut Saidi dan Abidin (2004:69) membuat matriks yang
menggambarkan tiga tahap atau paradigma yang berbeda, diantaranya :
1. Corporate Charity, yakni dorongan amal berdasarakan motivasi
keagamaan.
2. Corporate Philanthropy, yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya
bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan
memperjuangkan kemerataan sosial.
3. Corporate Citizenship, yakni motivasi kewargaan demi mewujudkan
keadilan social berdasarkan prinsip keterlibatan social.
Jika dipetakan, tampaklah bahwa spectrum paradigma ini terentang dari
“sekedar menjalankan kewajiban” hingga “ demi kepentingan bersama “
atau dari “ membantu dan beramal kepada sesama” menjadi
“memberdayakan manusia”. Meskipun tidak selalu berlaku otomatis, pada
umumnya perusahaan melakukan Tanggungjawab Sosial Perusahaan
didorong oleh motivasi Karitatif kemudian kemanusiaan dan akhirnya
kewargaan.
85
Gambar 2.1
Tahapan Paradigma
MotivasiTahapan/Paradigma
Karitatif Filantropis Kewargaan
Semangat/Prinsip Agama,
Tradisi, Adat
Norma, etika, dan
hukum universal:
redistribusi
kekayaan
Pencerahan diri dan
rekonsiliasi dengan
ketertiban sosial
Misi Mengatasi
masalah
sesaat/saat itu
Menolong sesama Mencari dan
mengatai akar
masalah ;
memberikan
kotribusi kepada
masyarakat
Pengelolaan Jangka Pendek
dan Parsial
Terencana,terorgani
sasi, dan terprogram
Terinternalisasi
dalam kebijakan
perusahaan
Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/ dana abadi Professional :
keterlibatan tenaga-
tenaga ahli
86
didalamnya
Penerima
Manfaat
Orang Miskin Masyarakat Luas Masyarakat luas dan
perusahaan
Kontibusi Hibah sosial Hibah pembangunan Hibah sosial maupun
pembangunan dan
keterlibatan sosial
Inspirasi Kewajiban Kemanusiaan Kepntingan bersama
Sumber : Dikembangkan dari Saidi dan Abidin (2004:69)
2.2.8 Model Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR)
Model dalam pelaksanaan CSR sangat beragam, oleh karenanya dalam
pelaksanaan CSR setiap perusahaan akan berbeda dengan perusahaan lainnya.
Menurut Saidi dan Abidin (2004:64-65) sedikitnya ada 4 model atau pola
CSR yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu :
1. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara
langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk
menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah
satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair
manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan
yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model ini
merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-
perusahaan Negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana
87
awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur
bagi kegiatan yayasan. Beberapa yayasan yang didirikan perusahaan
diantaranya adalah Yayasan Coca Cola Company, Yayasan Rio Tinto
(perusahaan pertambangan), Yayasan Dharma Bhakti Astra, Yayasan
Sahabat Aqua, GE Fund.
3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui
kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non-pemerintah,
intansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam
mengelola dana maupun melaksanakan kegiatan sosialnya. Beberapa
lembaga sosial atao non-pemerintah yang bekerjasama dengan perusahaan
dalam menjalankan CSR antara lain adalah Palang Merah Indonesia
(PMI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Dompet Dhuafa
;Instansi pemerintah antara lain adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), Depdiknas, Depkes, Depsos ; Universitas antara lain
adalah UI, ITB, IPB ; media massa antara lain adalah DKK Kompas, Kita
Peduli Indosiar.
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang
didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model
lainnya, pola ini lebih berorientasipada pemberian hibab perusahaan
yang bersifat "hibah pembangunan". Pihak konsorsium atau
lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-
perusahaan yang mendukungnya secara pro-aktif mencari mitra
88
kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian
mengembangkan program yang disepakati bersama.
Dalam model empat sisi CSR perusahaan memiliki tanggung jawab
ekonomis, yaitu berbisnis dan mendapatkan profit. Selain itu, ada tanggung jawab
legal, semisal keharusan membayar pajak, memenuhi persyaratan Amdal, dan
lain-lain. Diluar itu ada tanggung jawab ethical atau etis. Misalnya perusahaan
berlaku fair, tidak membeda-bedakan ras, gender, tidak korupsi, dan hal-hal
semacam itu. Sementara yang keempat, tanggung jawab discretionary. Tanggung
jawab yang seharusnya tidak harus dilakukan, tapi perusahaan melakukan juga
atas kemauan sendiri (Warta Pertamina,2004).
2.2.9 Komponen- komponen Tanggung Jawab Sosial (CSR)
Menurut Wibisono (2007;134), terdiri beberapa komponen utama
Tanggung Jawab Sosial, yaitu :
a. Perlindungan lingkungan.
Organisasi lingkungan memiliki peranan sebagai wadah control sosial
yang fokus terhadap pembangunan berkekelanjutan yang memperhatikan aspek-
aspek lingkungan hidup. Program perlindungan lingkungan ini berfungsi agar
perusahaan dapat menjalankan kegitan usahanya dengan berwawasan lingkungan.
Contohnya Manejemen daur ulang.
b. Perlindungan dan jaminan karyawan.
89
Karyawan merupakan faktor penting bagi perusahaan. Apabila perusahaan
bersinergi dengan serikat pekerja,maka hampir dapat dipastikan bahwa kinerja
karyawan akan positif. Contohnya Pelatihan/kemajuan karir.
c. Interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat.
Masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dapat mempengaruhi
arah dan kebijakan sebuah perusahaan. Peran masyarakat menjadi penting karena
masyarakat merupakan salah satu bagian dari komponen stakeholder perusahaan.
Contohnya : mempekerjakan tenaga lokal.
d. Kepemimpinan dan pemegang saham
Pemegang saham merupakan pihak yang sangat berkuasa dalam
perusahaan.Para direksi maupun manajer yang diangkat dalam RUPS harus
mengetahui keinginan dari pemegang saham dan memberikan informasi secara
transparan mengenai keadaan perusahaan. Contohnya semua informasi tentang
semua program atau keinginan yang dijalankan perusahaan dapat melibatkan
pemegang saham dalam hal-hal yang bersifat non financial.
e. Penanganan pelanggan/produk
Menciptakan hubungan baik dengan pelanggan akan memberikan
keuntungan yang besar bagi perusahaan. Jika pelanggan mendapatkan kepuasan
dari perusahaan, bisnis akan terus bergulir dengan adanya repeat order dari
pelanggan. Contohnya: keterlibatan pelanggan dalam pengembangan produk.
f. Pemasok (supplier)
90
Pemasok merupakan pihak yang menguasai jaringan distribusi. Hubungan
yang baik dengan pemasok menguntungkan perusahaan karena pemasok telah
mengetahui keinginan perusahaan dan akan memenuhinya sesuai dengan
keinginan pelanggan. Contohnya: komunikasi dengan pemasok.
g. Komunikasi dan laporan
Komunikasi dan pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem
informasi, baik bagi stakeholder maupun shareholder. Sistem informasi ini
diperlukan baik dalam proses pengambilan keputusan maupun keperluan
keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Contohnya:
memasukkan data kontribusi sosial ke dalam laporan tahunan.
2.2.10 Tahapan Penerapan Tanggung Jawab Sosial (CSR)
Dalam melaksanakan CSR, perlu dibuat suatu perencanaan matang yang
menyeluruh dan dapat dijalankan secara matematis. Menurut Umar (2003:349),
Program jangka panjang suatu perusahaan diturunkan dari perencanaan jangka
menengah dan jangka pendek. Program CSR merupakan perencanaan jangka
panjang perusahaan dengan tujuan agar perusahaan dapat sustainable di dunia
usaha. Untuk mendukung perencanaan jangka panjang perusahaan perlu dibuat
program-program yang mendukung pencapaian dari tujuan tersebut.
Melaksanakan program CSR membutuhkan langkah-langkah pembentukan dan
persiapan hingga akhirnya dapat dilaksanakan.
Menurut Rahendrawan (2006), ada beberapa langkah persiapan dan
penerapan CSR, yaitu :
a. Perencanaan CSR, yang terdiri dari :
91
1) Mempersiapkan target dan tujuan dari pelaksanaan CSR untuk
perusahaan.
2) Mempersiapkan alat ukur kinerja dan alat ukur status dari CSR
3) Mengidentifikasi inovasi dan/atau intervensi terhadap sistem
yang sedang diterapkan.
4) Mengidentifikasi masalah CSR yang relevan dengan kegiatan
operasional perusahaan.
5) Mengidentifikasi tingkat kesiapan pelaksanaan CSR, baik dengan
unit organisasi dan/atau dari kematangan CSR itu sendiri.
6) Menentukan daerah operasi perusahaan yang akan diterapkan
CSR di dalamnya.
7) Mengidentifikasi stakeholders perusahaan, dan melibatkan pihakpihak
yang relevan dalam merancang CSR.
8) Mempersiapkan program-program dari CSR.
b. Persiapan aktivitas CSR, yang terdiri dari:
1) Proses pengambilan keputusan dan pengesahan program-program CSR
2) Memanajemen perubahan dan inovasi-inovasi yang dibutuhkan
3) Organisasi program-program CSR, baik internal maupun eksternal
4) Sumber daya internal dari perusahaan (sumber daya manusia, modal)
c. Pengimplementasian CSR, yang terdiri dari:
1) Menghubungkan program-program CSR dengan para stakeholders,
yang keterlibatannya akan ditentukan berdasarkan kondisi, prioritas, dan
anggaran perusahaan.
92
2) Mengimplementasikan program.
3) Person(s) in charge, orang yang memimpin pelaksanaan program CSR.
d. Evaluasi, yang terdiri dari :
1) Metode pengawasan dan perangkatnya
2) Metode evaluasi dan perangkatnya
3) Mekanisme pengembangan terus menerus
4) Person(s) in charge, orang yang ditugaskan untuk memimpin jalannya
evaluasi
e. Pelaporan, yang terdiri dari:
1) Mekanisme dan sistem pelaporan internal dan eksternal
2) Komunikasi internal dan sistem koordinasi
3) Sistem komunikasi eksternal
4) Laporan verifikasi
2.2.11 Ukuran Keberhasilan Program CSR
Menurut Wibisono (2007:145), untuk melihat sejauh mana efektivitas
program CSR, diperlukan parameter atau indikator untuk mengukurnya.
Setidaknya, ada dua indikator keberhasilan yang dapat digunakan, yaitu:
a. Indikator Internal
1) Ukuran Primer
a) Minimize, yaitu meminimalkan perselisihan, konflik, atau potensi
konflik antara perusahaan dengan masyarakat dengan harapan terwujudnya
hubungan yang harmonis dan kondusif.
93
b) Asset, yaitu aset perusahaan yang terdiri dari pemilik, pemimpin
perusahaan, karyawan, pabrik, dan fasilitas pendukungnya terjaga dan terpelihara
dengan aman.
c) Operational, yaitu seluruh kegiatan perusahaan berjalan aman dan
lancar.
2) Ukuran Sekunder
a) Tingkat penyaluran dan kolektibilitas (umumnya untuk PKBL BUMN).
b) Tingkat complience pada aturan yang berlaku.
b. Indikator Eksternal
1) Indikator Ekonomi
a) Tingkat pertambahan kualitas sarana dan prasarana umum.
b) Tingkat peningkatan kemandirian masyarakat secara ekonomis.
c) Tingkat peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat secara
berkelanjutan.
2) Indikator Sosial
a) Frekuensi terjadinya gejolak atau konflik sosial
b) Tingkat kualitas hubungan sosial antara perusahaan dengan masyarakat.
c) Tingkat kepuasan masyarakat.
2.2.12 Jenis-jenis perusahaan berdasarkan karakteristik tanggung jawab
Perusahaan.
94
Klasifikasi konseptual Tanggung Jawab Sosial (CSR) dikemukakan oleh
Carol (1991) dalam Chatrine (2008), memberikan karakteristik tanggung jawab
perusahaan yang didasarkan pada empat tipe perusahaan sebagai berikut :
a. Tipe perusahaan reaktif (reactive), dengan karakteristik sebagai berikut :
1) Tidak adanya dukungan dari manajemen
2) Manajemen merasa entitas sosial itu tidak penting
3) Tidak adanya laporan tentang lingkungan sosial perusahaan
4) Tidak adanya dukunga pelatihan tentang entitas sosial kepada karyawan
b. Tipe perusahaan defensif (defensive), dengan karakteristik sebagai
berikut :
1) Isu lingkungan hanya diperhatikan jika dipandang perlu
2) Sikap perusahaan tergantung pada kebijakan pemerintah tentang
dampak lingkungan yang harus dilaporkan.
3) Sebagian kecil karyawan mendapat dukungan untuk mengikuti
pelatihan tentang lingkungan sosial perusahaan.
c. Tipe perusahaan akomodatif (accomodative), dengan karakteristik
sebagai berikut:
1) Terdapatnya beberapa kebijakan top management tentang lingkungan
sosial
2) Tegiatan akuntansi sosial dilaporkan, baik secara internal maupun
eksternal
95
3) Terdapat beberapa karyawan yang mendapat dukungan untuk mengikuti
pelatihan tentang lingkungan sosial perusahaan
d. Tipe perusahaan proaktif (proactive), dengan karakteristik sebagai
berikut :
1) Top management mendukung sepenuhnya mengenai isu-isu lingkungan
sosial perusahaan
2) Kegiatan akuntansi sosial dilaporkan, baik secara internal maupun
eksternal
3) Karyawan memperoleh pelatihan secara berkesinambungan tentang
akuntansi dan lingkungan sosial perusahaan.
2.2.13 Hambatan atau tantangan penerapan program Tanggung
Jawab Sosial
Menurut Rudito (2007:240), terdapat faktor penghambat atau tantangan
dalam menjalankan program Tanggung Jawab Sosial, diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Kualitas sumber daya yang rendah. Dalam konteks ini, sumber daya yang
tersedia kurang dapat memenuhi kebutuhan dari perusahaan. Di samping itu, pola
hidup komunitas lokal sangat berbeda dengan pola hidup dari industri itu sendiri.
b. Jumlah staf yang kurang memadai. Ini merupakan dampak dari sumber
daya lokal yang kurang memadai sedangkan perusahaan dituntut untuk
mempekerjakan penduduk lokal sebagai konsekuensi dari keberadaan perusahaan
di wilayah tersebut.
96
c. Kurangnya dukungan pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Hal ini
terkait dengan sistem dan keadaan politik di daerah tersebut.
d. Perbedaan persepsi di pihak internal dan atau pihak eksternal perusahaan.
Pihak internal tentu saja ingin memaksimalkan keuntungan. Dengan adanya
Program CSR, tentu saja akan menambah biaya bagi perusahaan. Namun,
program CSR harus tetap dijalankan karena menyangkut kepentingan pihak
eksternal, seperti masyarakat sekitar.
2.3 Kajian Penelitian yang Relevan
Untuk memberi gambaran dan kerangka berfikir dalam penelitian ini,
maka perlu kiranya untuk membahas mengenai hasil-hasil penelitian terdahulu.
Hasil penelitian terdahulu dimaksudkan untuk mendapatkan bahan acuan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan
pembentukan citra perusahaan.
a. Mega Usvita
Penelitian yang dilakukan oleh Mega Usvita (2012). Hasil pengujian
secara sistematik dapat diketahui bahwa semua tiga variabel
independen yaitu Kepuasan nasabah, keunggulan produk dan citra
perusahaan mempunyai pengaruh terhadap loyalitas nasabah baik
secara parsial maupun bersama- sama.
b. Joko Sugihartono
97
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sugihartono (2008). Hasil
pengujian secara sistematik dapat diketahui bahwa semua tiga variable
independen yang diteliti yaitu Citra, kualitas layanan, kepuasan
pelanggan mempunyai pengaruh terhadap loyalitas konsumen baik
secara parsial maupun secara bersama-sama.
c. Sayekti dan Wondabio
Penelitian yang dilakukan oleh Sayekti dan Wondabio (2007). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa investor menilai informasi CSR yang
diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunan mereka untuk
keputusan investasi mereka.
d. Rakhiemah dan Agustia
Penelitian yang dilakukan oleh Rakhiemah dan Agustia (2009). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada dampak langsung yang signifikan
secara statistik kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan melalui
pengungkapan tanggung jawab sosial perisahaan.
e. Branco dan Rodrigues
Penelitian yang dilakukan oleh Branco dan Rodrigues (2008). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kerangka teoritis menggabungkan teori
legitimasi dan perspektif berbasis sumber daya menyediakan dasar
yang jelas untuk tanggung jawab sosial oleh perusahaan yang terdaftar
di portugis.
f. Reverte
98
Penelitian yang dilakukan oleh Reverte (2008). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perusahaan dengan peringkat yang lebih tinggi
CSR nya menyajikan ukuran yang lebih besar secara statistik
signifikan dan paparan mediayang tinggi dan lebih peka terhadap
lingkungan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan dengan
penilaian CSR lebih rendah. Namun, baik profitabilitas maupun
memanfaatkan tampaknya menjelaskan perbedaan dalam praktek
pengungkapan CSR antara perusahaan yang terdaftar di spanyol.
2.4 Kerangka Fikir
Kesadaran akan dampak positif maupun negatif keberadaan perusahaan
mengakibatkan tekanan dan tuntutan yang dialamatkan pada perusahaan agar
perusahaan memperluas tanggung jawab sosialnya. Corporate Social
Responsibility (CSR) dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat pada
perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Dengan mengetahui manfaat dari
Corporate Social Responsibility, sehingga penelitian ini diarahkan untuk
mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan.
Dari uraian tersebut, maka kerangka fikir dalam penelitian ini adalah seperti pada
gambar 2.2 berikut ini :
Gambar 2.2
Kerangka Fikir
99
Keterangan :
X= CSR (Corporate Social Responsibility)
Y= CITRA PERUSAHAAN
Jadi dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa variabel bebasnya
(independent/x) adalah CSR dan variabel terikatnya (dependent/y) adalah Citra
Perusahaan.
2.5 Hipotesis
Definisi hipotesis menurut Husein Umar (2002: 62) adalah “Pernyataan
sementara yang perlu dibuktikan benar atau tidak” setiap riset terhadap suatu
objek harus dibawah tuntunan suatu hipotesis yang berfungsi sebagai pegangan
sementara yang harus dibuktikan kebenaranya.
Masyarakat dalam mengevaluasi progam adalah dengan membuat
kesimpulan tentang motivasi yang mendasari perusahaan untuk melibatkan diri
dalam program sosial. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengemukakan
sebuah hipotesis bahwa diduga Corporate Social Responsibility (CSR)
berpengaruh terhadap citra perusahaan pada PT.Laras Internusa di Kinali Pasaman
Barat.
CSR
(X)
Citra Perusahaan
(Y)
100
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu
ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data,
analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna
penarikan kesimpulan dan pegambilan keputusan. Metode kuantitatif merupakan
pendekatan yang menyangkut pendugaan parameter, pengujian hipotesis,
pembentukan selang kepercayaan, dan hubungan antara dua sifat (peubah) atau
lebih bagi parameter-parameter yang mempunyai sebaran (distribusi normal)
tertentu yang diketahui, metode kuantitatif berlandaskan pada anggapan-
101
anggapan tertentu yang telah disusun terlebih dahulu, karena data yang akan
diambil dalam bentuk angka yang akan diproses secara statistik. Serta kemudian
dilihat dengan teori-teori umum, lalu dengan observasi dan kuisioner untuk
menguji validitas keberlakuan teori tersebut dan dapat ditarik kesimpulan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini akan dilakukan pada sebuah perusahaan PT.Laras
Internusa dimana dalam lokasi yang akan ditentukan ini akan mendapat hasil data
yang diharapkan.
Sedangkan waktu penelitian yang akan direncanakan dari bulan Mei
sampai Juli tahun 2012. Dimana dalam lamanya waktu penelitian ini diharapkan
akan memperoleh data yang akurat.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari tata objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2004).
Populasi adalah keseluruhan kelompok orang dan peristiwa yang ingin
diinvestigasi oleh peneliti (Sekaran, 2003).
82
102
Populasi adalah objek utama penelitian yang telah direncanakan. Populasi
biasanya terkait dengan manusia dan prilakunya, serta objek lain yang ada di alam
ini. Mengingat jumlah populasi yang ada kalanya sangat besar, maka
pengambilan data penelitian dapat dilakukan pada sampel. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat disekitar PT.Laras Internusa di
Kinali Pasaman Barat .
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2004). Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih
dari populasi. Peneliti mempelajari sampel dengan maksud agar mampu menarik
kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian (Sekaran,
2003). Jadi sampel mewakili populasi. Oleh karena itu, peneliti menentukan
besarnya sampel dengan teknik yang sesuai dengan kaidah teknik sampling.
Untuk jumlah yang belum diketahui jumlah identitas anggota maka L.R
Gay dalam Sumanto (1995;47) memberikan suatu ketentuan yaitu untuk
103
penelitian jumlah sampel minmal 30 subyek. Dengan adanya pendapat tersebut
maka peneliti mengambil sampel sebanyak 70 orang.
Dalam anggota populasi yang jumlah identitasnya tidak diketahui, maka
sampel dilakukan dengan menggunakan metode Non Probability Sampling,
sedangkan untuk teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Convinien
Sampling yaitu teknik sampling dimana peneliti memiliki kebebasan untuk
memilih siapa saja yang peneliti temui. Dalam hal ini peneliti mengambil sampel
dari masyarakat yang tidak bekerja di PT. Laras Internusa.
3.4 Jenis dan Sumber Data
3.4.1 jenis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data berdasarkan
sumbernya, dimana data penelitian meliputi data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung,
untuk mendapatkan data primer tersebut peneliti
mengumpulkanya langsung dari sumber asli atau responden.
Dengan cara menyebarkan kuesioner, sedangkan untuk
pelengkap pengumpulan data dari data primer maka dilakukan
dengan observasi.
b. Data Skunder
Data skunder merupakan data yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara. Pada bagian ini peneliti
memperoleh data skunder dari teori-teori yang berkaitan
104
dengan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra
Perusahaan.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
masyararakat disekitar perusahaan tersebut.
3.5 Defenisi Operasional
Penelitian ini mencakup 2 (dua) variabel yaitu variabel bebas atau
independen yakni CSR (X) dan satu variabel terikat atau dependen yakni citra
perusahaan (Y). Masing-masing operasionalisasi variabel dapat dilihat sebagai
berikut :
3.5.1 CSR (X)
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam penerapan disesuaikan
dengan kemampuan masing-masing perusahaan dan kebutuhan masyarakat. Hal
ini bergantung pada proses interaksi sosial dan biasanya melebihi dari hanya
sekedar kewajiban memenuhi peraturan perundang-undangan. Untuk mengukur
CSR maka digunakan indicator sebagai berikut :
a. Komitmen pimpinan perusahaan
b. Ukuran dan kematangan perusahaan
105
c. Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah
3.5.2 Citra (Y)
Citra merupakan kesan yang dibuat oleh perusahaan secara keseluruhan
dan muncul dalam pikiran karyawan nya atau masyarakat sekitar. Indikator citra
dalam penelitian ini :
a. Simbol
b. Media
c. Suasana
d. Peristiwa
Tabel 3.1
Rekapitulasi Operasional Variabel
No Variabel Indikator Sumber Skala
Pengukuran
1 Corporate
Social
Responsibility
(CSR)
- Komitmen
pimpinan
perusahaan
- Ukuran dan
kematangan
perusahaan
Wibisono, yusuf
(2007;7). Membedah
konsep dan aplikasi
CSR. Fasco
publishing, gresik
Skala Likert
- Sangat
setuju
- Setuju
- Netral
- Tidak
106
- Regulasi dan
sistem
perpajakan
yang diatur
pemerintah
setuju
- Sangat
tidak
setuju
2 Citra
Perusahaan
- Simbol
- Media
- Suasana
- Peristiwa
Kotler, Philip, 1997.
Dasar-dasar
Pemasaran. Edisi
ketujuh. Jakarta :
Prenhalindo
Skala Likert
- Sangat
setuju
- Setuju
- Netral
- Tidak
setuju
- Sangat
tidak
setuju
3.6 Pengembangan Instrumen
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa kuisioner, dimana
responden diminta memberikan jawaban dengan cara memilih salah satu jawaban
yang telah disediakan. Jawaban responden bersifat kualitatif, tetapi
dikuantitatifkan dan diukur dengan menggunakan skala Likert, dimana responden
menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pertanyaan
mengenai perilaku, objek, orang atau kejadian, menurut Kuncoro (2003). Dari
107
setiap jawaban diberi skor nomerik yang positif antara 1 (satu) sampai dengan 5
(lima) untuk mencerminkan derajat kesesuaian responden.
Penetapan bobot/ skor bagi pilihan alternatif adalah sebagai berikut :
a. Alternatif jawaban pertama (sangat setuju) diberi nilai 5
b. Alternatif jawaban kedua (setuju) diberi nilai 4
c. Alternatif jawaban ketiga (netral) diberi nilai 3
d. Alternatif jawaban keempat (tidak setuju) diberi nilai 2
e. Alternatif jawaban kelima (sangat tidak setuju) diberi nilai 1
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendukung keberhasilan penelitian ini, peneliti mengumpulkan data
yang terdiri dari dua unsur data, yaitu data primer dan sekunder. Pengumpulan
data primer dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang diberikan secara
langsung kepada sejumlah responden. Sedangkan data sekunder mengacu pada
data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau data yang
dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Pada penelitian ini, data sekunder
108
diperoleh dari sejumlah sumber, yaitu buku teks, majalah, internet dan jurnal yang
dinilai relevan untuk digunakan dalam penelitian.
Data yang diperlukan dikumpulkan melalui kuisioner kepada responden
untuk data primer, sedangkan observasi sebagai metode pelengkap untuk
pengumpulan data. Adapun metode yang digunakan secara rinci sebagai berikut :
a. Kuisioner : Dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada
masyarakat di sekitar PT.Laras Internusa yang terpilih sebagai sampel
penelitian (responden). Metode ini digunakan untuk menggali data
primer.
b. Observasi : Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
langsung pada objek yang diteliti.
Untuk pengumpulan data primer, dibuat indikator masing-masing
variabel dalam bentuk kuisioner yang dirancang berdasarkan Skala Likert
yang bersifat ordinal (Singarimbun, 1999). Sebelumnya data yang didapat
dianalisa lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji Validitas dan uji
Reliabilitas.
3.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas dilaksanakan untuk melihat sejauh mana instrumen yang
digunakan dapat betul-betul mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas
bertujuan untuk memastikan apakah masing-masing pertanyaan layak masuk
dalam variabel yang ditentukan. Pengujian validitas dilakukan dengan
menggunakan nilai corrected item-total correlation. Suatu butir pertanyaan
109
dikatakan valid apabila memiliki nilai corrected item-total correlation lebih besar
dari 0,30 dan sebaliknya (Maholtra, 1993). Uji validitas digunakan untuk
mengukur derjat kedekatan kepada kebenaran dan bukan masalah sama sekali
benar atau sama sekali salah. Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan
aplikasi komputer untuk mengolah data yaitu: SPSS (Statistical Package for
Social Science) Versi 15,0.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama, dengan alat ukur yang sama. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian
ini menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Menurut Sekaran (2006), suatu
instrumen dikatakan reliabel apabila cronbach’s alpha lebih dari 0,70.
Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS
(Statistical Package for Social Science) Versi 15,0. Suatu alat ukur dikatakan
reliabel apabila mempunyai hasil yang konsisten bila digunakan berkali-kali pada
waktu yang berbeda.
3.9 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap Uji, yaitu , analisis faktor
dan analisis regresi linear sederhana.
3.9.1 Uji Asumsi Klasik
110
Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji
kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini
juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang
digunakan tidak terdapat multikolonieritas dan heteroskedastisitas serta untuk
memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal (Ghozali,2006).
Setelah analisis faktor, analisis selanjutnya adalah analisis liniear sederhana.
Namun sebelum analisis liniear sederhana, dilakukan uji persyaratan analisis,
yaitu :
3.9.1.1 Uji Normalitas
Untuk memeriksa apakah data yang berasal dari populasi terdistribusi
normal atau tidak. Menurut Singgih (2000), uji normalitas berpedoman pada uji
kolmogorov smirnov yaitu :
1. Jika nilai signifikansi < 0,05 (taraf kepercayaan 95 %) distribusi adalah
tidak normal.
2. Jika nilai signifikansi > 0,05 (taraf kepercayaan 95 %) distribusi adalah
normal.
3.9.1.2 Uji Linearitas
Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan
sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu Studi Empiris
sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau publik. Dengan uji lineritas akan
111
diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear kuadrat atau publik,
(Ghozali, 2007).
Untuk menentukan apakah terjadi tidaknya hubungan yang linear antara
independen variabel dengan dependen variabel dapat dilihat dengan
membandingkan nilai signifikansi dari Deviation from Linearity, dengan tingkat
signifikansi yang digunakan dimana apabila nilai signifikansi lebih besar dari
tingkat signifikan maka terjadi hubungan yang linear dari variabel independent
terhadap variabel dependent.
3.9.1.3 Uji Heterokedastisitas
Untuk menguji apakah variasi kelompok populasi homogen atau tidak.
Jika variasi kelompok populasi satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika bebeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas.
Salah satu cara untuk mendeteksi terjadi tidaknya heterokedastisitas adalah
dengan melihat Grafik Plot Regresi antara nilai Prediksi Variabel Terikat/
Dependent (ZPRED) dengan residualnya (SRESID), yaitu dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED,
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual.
Dasar Analisis :
112
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
mengindikasikan telah terjadinya heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 (Nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3.10 Pengujian Hipotesis
3.10.1 Uji t
Untuk menguji hipotesis secara parsial, yaitu untuk melihat pengaruh dari
masing-masing variabel bebas dan terikat. Digunakan rumus sebagai berikut :
113
¿= biSbi
Dimana : to = Koefesien nilai tes
bi = Koefesien regresi
Sbi = Kesalahan standar atas koefisien regresi
Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS
(Statistical Package for Social Science) Versi 15,0. Menurut Singgih (2000),
dasar pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis adalah :
a. Jika signifikansi atau nilai probabilitas (p) < α (0,05) maka
terdapat pengaruh yang berarti dari variabel bebas terhadap
variabel terikat.
b. Jika signifikansi atau nilai probabilitas (p) > α (0,05) maka
terdapat pengaruh yang berarti dari variabel bebas terhadap
variabel terikat.
3.10.2 Analisis Regresi Linear Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal
satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum
regresi linear sederhana yaitu :
114
γ=a+bX
Dimana :
γ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan).
b = Angka arah atau koefesiensi regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan
pada variabel independen. Bila b. (+) maka naik, dan bila (-) maka
terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai
tertentu.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
115
4.1.1 Sejarah Berdirinya PT.Laras Internusa
PT.Laras Internusa (PT.LIN) merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit yang ada di daerah Kinali kabupaten
pasaman barat. Dahulu perusahaan tersebut adalah PT. TSG yang berdiri sekitar
tahun 1991, saat itu Indonesia masih dipimpin di bawah kekuasaan rezim Orde
Baru pada masa rezim Soeharto yang terkenal dengan sebutan Bapak
pembangunan itu, namun PT. TSG mengalami Failed pada tahun 1998 akibat
imbas dari krisis moneter yang dialami indonesia pada waktu itu mengakibatkan
perusahaan tersebut (PT. TSG) tidak bisa menjalankan operasional bisnisnya,
kemudian perusahaan disita oleh negara ( masuk dalam asset negara), seiring
berjalanya waktu maka negara mengambil inisiatif untuk mencari investor maka
dilakukan pelelangan di Badan Lelang Bukittinggi pada tahun 2006. Hasil dari
pelelangan PT.TSG yang mengalami failed tersebut akhirnya dimenangkan oleh
PT. Laras Internusa (PT.LIN) maka secara resmi sejak bulan Agustus hingga
sekarang PT.Laras internusa (PT.LIN) yang menguasai asset. Awal berdiri
perusahaan perkebunan kelapa sawit PT.Laras Internusa dimulai pada bulan
Agustus tahun 2006, sejak itulah terjadi perombakan manajemen yang dilakukan
oleh perusahaan tersebut, ini dilakukan agar tujuan dari perusahaan dapat tercapai
terutama dalam hal meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di lingkungan perusahaan. Perusahaan tersebut berkomitmen
untuk menumbuh kembangkan sumber daya manusia baik internal maupun
eksternal perusahaan.
96
116
4.1.2 Identitas PT. Laras Internusa
Logo Perusahaan :
Nama Perusahaan : PT. Laras Internusa
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
4.1.3.1 Visi perusahaan
“Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Sekitar Perusahaan”
4.1.3.2 Misi Perusahaan
1. Menumbuhkembangkan Sumber Daya Manusia yang ada baik
internal perusahaan maupun eksternal perusahaan
2. Menambah Income atau pendapatan masyarakat sekitar
perusahaan
3. Meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah) serta retribusi
terhadap daerah
4. Mengurangi angka pengangguran
5. Mengembangkan potensi daerah dibidang perkebunan
Dari Visi “Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Sekitar
Perusahaan” diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut peduli terhadap
kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan dengan membuka lapangan kerja
117
baru, dari visi tersebut jelas bahwa tujuan jangka penjang perusahaan PT.Laras
Internusa adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan dari beberapa misi perusahaan tersebut dapat di tarik
kesimpulan bahwa tujuan adanya perusahaan tersebut berperan dalam menumbuh
kembangkan sumber daya manusia yang ada baik di dalam perusahaan maupun
diluar perusahaan, perusahaan berperan dalam hal tersebut ,intinya perusahaan
tidak hanya mengambil untung semata, namun juga ikut mengembangkan sumber
daya manusia yang ada. Kesuksesan dari sebuah perusahaan ditentukan dari
sejauh mana kualitas sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan itu
sendiri. Selain itu dengan adanya perusahaan tersebut juga berperan dalam
menambah income atau pendapatan masyarakat sekitar perusahaan, sudah berapa
banyak tenaga kerja yang dapat diserap oleh perusahaan tersebut dalam
mengurangi angka pengangguran tentunya hal ini juga mendukung peran
pemerintah yang sedang menggalakkan atau mengurangi angka pengangguran di
Indonesia.
Disamping itu, perusahaan juga berperan dalam meningkatkan PAD
(pendapatan asli daerah), kemakmuran maupun kesejahteraan suatu daerah dapat
118
dilihat dari seberapa besar PAD yang dihasilkan oleh suatu daerah itu sendiri,
selain dari meninggkatkan pendapatan asli daerah, dengan adanya suatu perusahan
yang beroperasi di daerah juga berperan dalam meningkatkan retribusi atau pajak
yang dihasilkan oleh daerah itu melalui pajak yang dilakukan oleh perusahaan.
Selain dari beberapa misi perusahaan diatas, perusahaan tersebut juga berperan
dalam mengembangkan potensi daerah dibidang perkebunan kelapa sawit,
terutama di daerah Nagari Kinali kabupaten Pasaman Barat yang mana daerah
tersebut banyak berdiri baik perkebunan maupun pabrik pengolahan kelapa sawit.
Ini membuktikan bahwa peran dari sektor perkebunan kelapa sawit telah
mendongkrak perekonomian masyarakat di daerah tersebut.
4.1.4 Struktur Organisasi PT.Laras Internusa A
119
120
4.1.5 Struktur Organisasi PT.Laras Internusa B
121
4.2 Deskripsi Data
Perhitungan dan tingkat pengembalian dari hasil penyebaran kuesioner
terhadap responden dapat dilihat dari tabel 4.1. di bawah ini:
Tabel 4.1
Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner
Uraian Jumlah (Eksemplar)
Persentase (%)
Kuesioner yang dikirim 70 100.00Kuesioner yang kembali 70 100,00Kuesioner yang tidak lengkap pengisianya
- -
Kuesioner yang dapat digunakan
70 70
Sumber : Hasil Survey
Dari tabel diatas tergambar bahwa jumlah kuesioner yang diedarkan ke
responden sebanyak 70 kuesioner. Dari 70 kuesioner yang di sebarkan, tidak ada
kuesioner yang tidak lengkap pengisianya.
4.3 Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 70 responden,
yang dilakukan dengan metode Convinien Sampling yaitu teknik sampling
dimana peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang peneliti temui
berdasarkan pertimbangan tertentu. Adapun karakteristik responden sebagai
berikut :
122
a. Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid Laki-laki 63 90,0 90,0 90,0
Perempuan 7 10,0 10,0 100,0Total 70 100,0 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2012 (lampiran 3)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa responden dengan jenis
kelamin Laki-laki memiliki persentase terbesar, yaitu 63 orang atau 90,0%
dan sisanya adalah responden dengan jenis kelamin Perempuan yaitu
sebanyak 7 orang atau 10.0%.
b. Berdasarkan Umur
Tabel 4.3Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentValid 19-21 tahun 16 22,9 22,9 22,9 22-24 tahun 22 31,4 31,4 54,3 25 tahun keatas 32 45,7 45,7 100,0 Total 70 100,0 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2012 (lampiran 3)
Berdasarkan tabel diatas, responden dengan umur 25 tahun keatas
memiliki persentase terbesar, yaitu 32 atau 45,7% kemudian diikuti
dengan responden dengan umur 22 s/d 24 tahun memiliki persentase
berjumlah 22 atau 31,4% kemudian responden dengan umur 19 s/d 21
tahun memiliki persentase 16 atau 22,9%.
123
c. Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.4Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid SD- SLTP 16 22,9 22,9 22,9 SMA/SLTA 38 54,3 54,3 77,1 SARJANA 15 21,4 21,4 98,6 5 1 1,4 1,4 100,0 Total 70 100,0 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2012 (lampiran 3)
Berdasarkan tabel diatas, responden dengan Pendidikan terakhir
SMA atau SLTA memiliki persentase terbesar, yaitu 38 orang ataau 54,3%
kemudian responden dengan pendidikan terakhir SD s/d SLTP memiliki
persentase 16 orang atau 22,9%, selanjutnya responden dengan pendidikan
terakhir SARJANA memiliki persentase 15 orang atau 21,4%, kemudian
responden dengan pendidikan terakhir lain-lain memiliki persentase
terkecil, yaitu 1 orang atau 1,4%.
4.4 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
4.4.1 Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk memastikan apakah masing-masing item
pernyataan layak masuk dalam variabel yang ditentukan. Pengujian validitas
dilakukan dengan menggunakan nilai corrected item-total correlation.
Sebuah item pertanyaan dapat dikatakan valid bila memiliki nilai corrected
item-total correlation diatas 0,30. Sebaliknya suatu item pernyataan
dikatakan tidak valid bila memiliki nilai corrected item-total correlation
124
kurang dari 0,30. Item pernyataan yang tidak valid akan dilakukan atau tidak
digunakan dalam suatu variabel.
4.4.1.1 Citra
Citra merupakan variabel terikat yang diukur dengan menggunakan
13 butir pernyataan. Hasil uji validitas atas 13 butir pernyataan tersebut
disajikan pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Citra Perusahaan
No Item pernyataan Corrected item-total correlation
Keterangan
1 Simbol atau lambang perusahaan tersebut sudah tidak asing lagi di benak saya
0,634 Valid
2 Nama serta simbol/logo yang dipakai oleh perusahaan tersebut sesuai dengan visi dan misi perusahaan
0,542 Valid
3 Simbol dari perusahaan tersebut bermakna penghidupan baru dalam kontek peningkatan kesejahteraan masyarakat di lingkungan perusahaan
0,690 Valid
4 Simbol pada nama perusahaan tersebut berpengaruh terhadap pembentukan citra/image perusahaan
0,625 Valid
5 Perusahaan tersebut berpartisipasi dalam beberapa kegiatan yang turut menciptakan kepribadiaan perusahaan
0,564 Valid
6 Media berperan dalam pembentukan Citra/image dari perusahaan tersebut
0,675 Valid
7 Perusahaan tersebut meningkatkan Citra perusahaan melalui program bantuan langsung kepada masyarakat
0,682 Valid
8 Suasana di perusahaan tersebut cukup baik dan nyaman sehingga meningkatkan kinerja karyawanya
0,684 Valid
9 Kebersihan serta keindahan di area perusahaan tersebut cukup terjaga sehingga
0,475 Valid
125
tidak membosankan
10 Gejolak internal dalam perusahaan tidak ada sehingga suasana tetap kondusif (nyaman)
0,661 Valid
11 Beberapa peristiwa seperti : Gempa dan Tsunami turut membangun identitas perusahaan melalui jenis bantuan langsung yang diberikan
0,569 Valid
12 Perusahaan ikut andil dalam penanaman 1000 pohon di sasak dan talu dalam rangka ikut serta mencegah global warming (pemanasan global)
0,714 Valid
13 Perusahaan mendukung dan berpartisipasi dalam memberi donasi dari beberapa acara yang ada di lingkungan perusahaan
0,715 Valid
Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS v.15 (lampiran 4)
Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa nilai corrected item-total
correlation semua butir pertanyaan berkisar antara 0,475 – 0,715 atau
dengan kata lain bahwa 13 butir pernyataan yang di gunakan dalam
pengukuran Citra perusahaan adalah valid karena memiliki nilai corrected
item-total correlation lebih besar dari pada nilai kritisnya, yaitu 0,30.
4.4.1.2 CSR
CSR merupakan variabel bebas yang diukur dengan menggunakan
24 butir pernyataan. Hasil uji validitas dari 24 butir pernyataan tersebut
disajikan pada tabel 4.6 berikut :
126
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Variabel CSR
No Item pernyataan Corrected item-total
correlation
Keterangan
1 Komitmen Pimpinan perusahaan tersebut tanggap terhadap masalah sosial masyarakat di sekitar perusahaan
0,679 Valid
2 Komitmen dari perusahaan tersebut terutama dalam menjaga kestabilan lingkungan hidup
0,650 Valid
3 Pimpinan perusahaan tersebut selalu mengutamakan kesejahteraan karyawan serta masyarakat sekitar
0,574 Valid
4 Komitmen dari Pimpinan perusahaan tersebut salah satunya dengan mengadakan program CSR atau program sosial kemasyarakatan
0,551 Valid
5 Pimpinan perusahaan tersebut selalu disiplin dalam management waktu serta menerapkan kedisiplinan tsb terhadap perusahaan yang di pimpinya
0,378 Valid
6 Komitmen dari perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sudah tepat sasaran
0,496 Valid
7 Pimpinan perusahaan berkomitmen dalam meningkatkan gaji para karyawan serta buruh yang bekerja di perusahaan tersebut
0,532 Valid
8 Ada reward (bonus) and punishment (hukuman/phk) yang dilakukan perusahaan tersebut dalam meningkatkan kinerja para karyawanya
0,411 Valid
9 Komitmen dari pimpinan perusahaan juga salah satunya tanggap terhadap masalah kesehatan para karyawan serta para buruh yang bekerja pada perusahaan tersebut
0,575 Valid
10 Dari segi manajemen perusahaan tersebut cukup baik terutama dalam hal administrasi dan keamanan
0,632 Valid
11 Ukuran perusahaan tersebut cukup untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
0,615 Valid
12 Dilihat dari awal berdiri sampai sampai sekarang perusahaan tersebut cukup tangguh terhadap persaingan global yang semakin ketat
0,444 Valid
13 Dari segi ukuran perusahaan tersebut sudah mapan dalam menjalankan kegiatan bisnis dalam hal perkebunan kelapa sawit
0,497 Valid
127
14 Perusahaan tersebut mampu mengatasi resistensi (penolakan) baik dari karyawan maupun dari masyarakat sekitar
0,361 Valid
15 Dilihat dari kematangan perusahaan tersebut mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif
0,500 Valid
16 Ukuran perusahaan tersebut sudah cukup besar terutama dalam hal operasionalnya
0,506 Valid
17 Image Perusahaan terlihat baik apabila ikut andil dalam kegiatan yang dilakukan masyarakat seperti : perbaikan jalan dan jembatan
0,402 Valid
18 Perusahaan tersebut sangat responsif terhadap informasi serta kritik dan saran yang diberikan masyarakat kepada pihak perusahaan
0,409 Valid
19 Kesan atau image yang ditimbulkan perusahaan tersebut selalu baik dimata masyarakat sekitar perusahaan
0,603 Valid
20 Sistem Regulasi (penerbitan aturan) dari pemerintah membuat perusahaan tersebut tertarik memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada masyarakat
0,606 Valid
21 Perusahaan tersebut taat terhadap peraturan undang-undang terutama dalam membayar pajak
0,442 Valid
22 Pemerintah ikut andil dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut
0,428 Valid
23 Sistem regulasi dan perpajakan tidak mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan
0,619 Valid
24 Perusahaan mengikuti aturan yang di berikan pemerintah terutama dalam masalah sosial kemasyarakatan
0,554 Valid
Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS v.15 (lampiran 4)
Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa nilai corrected item-total
correlation semua butir pertanyaan berkisar antara 0,361 – 0,679 atau
dengan kata lain bahwa 24 butir pernyataan yang di gunakan dalam
pengukuran Corporate Social Responsibility (CSR) adalah valid karena
memiliki nilai corrected item-total correlation lebih besar dari pada nilai
kritisnya, yaitu 0,30.
128
4.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten, jika dilakukan pengukuran kedua kali atau lebih. Reliabel
adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat
dipercaya dan handal. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha.
Menurut sekaran (2006), suatu instrument dikatakan reliabel apabila
memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70. Hasil uji reliabilitas dalam
penelitian ini disajikan pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Citra (Y) 0,912 Reliabel
CSR (X) 0,910 Reliabel
Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS v.15 (lampiran 4)
Dari tabel 4.7 diatas, telihat hasil pengujian reliabilitas data untuk
semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Dimana semua
variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha datas 0,70, variabel Citra (Y)
memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,912 dan variabel CSR (X)
memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,910. Ini menunjukkan bahwa
instrumen yang digunakan untuk semua variabel tersebut adalah handal
dan reliabel.
129
4.5 Teknik Analisa Data
4.5.1 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan uji regresi linear sederhana, maka terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi klasik dimana uji asumsi klasik ini merupakan
persyaratan yang harus terpenuhi dalam uji regresi linear sederhana. Dalam
penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji
linearitas dan uji heterokedastisitas.
4.5.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan persyaratan penting yang harus
terpenuhi dalam analisis jalur. Bila data yang dianalisis tidak terdistribusi
normal, maka analisis regresi tidak dapat terpenuhi. Menurut Singgih (2000),
uji normalitas berpedoman pada uji kolmogorov yaitu :
a. Jika nilai signifikansi < 0,05 (taraf kepercayaan 95%) maka distribusi
adalah tidak normal.
b. Jika nilai signifikansi > 0,05 (taraf kepercayaan 95%) maka distribusi
adalah normal.
Hasil perhitungan uji normalitas dapat di lihat pada tabel 4.8 di bawah ini :
130
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas
No Variabel Sig Alpha Keterangan
1 Citra (Y) 0,526 0,05 Normal
2 CSR (X) 0,296 0,05 Normal
Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS v.15 (lampiran 4)
Dari tabel diatas diketahui bahwa signifikansi untuk variabel CSR
(X) sebesar 0,296 dan untuk Citra (Y) sebesar 0,526. Ini berarti bahwa
nilai signifikansi (sig) dari variabel CSR (X) dan Citra (Y) lebih besar
nilainya dari tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini (α =
0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel tersebut
berdistribusi normal.
4.5.1.2 Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model
yang digunakan sudah benar atau tidak. Untuk menentukan apakah fungsi
persamaan regresi yang digunakan berbentuk linear, maka dapat dilihat
dari P-Plot. Apakah titik-titik terdistribusi mengikuti garis linear, maka
model regresi dapat dinyatakan linear. Dalam penelitian ini, untuk uji
linearitas digunakan Grafik P-Plot. Berdasarkan grafik tersebut yang
diperlihatkan dibawah ini, terlihat bahwa titik-titik bergerak menuju searah
dengan garis linear, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
penelitian ini adalah liniear.
131
Observed Cum Prob
1.00.80.60.40.20.0Expecte
d C
um
Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: CITRA
4.5.1.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas berguna untuk menguji apakah variasi kelompok
populasi homogeny atau tidak. Jika variasi kelompok populasi satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau
tidak terjadi heterokedastisitas.
Untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dari grafik
Plot (Scatterplot). Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergekombang, melebar kemudian menyamping),
maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heterokedastisitas.
132
Regression Studentized Residual20-2-4
Regre
ssio
n S
tandard
ized P
redic
ted
Valu
e
3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: CITRA
Dari grafik Scatterplot diatas, tidak ditemukan terbentuknya pola-pola
tertentu dari penyebaran titik-titik pada grafik. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini adalah homokedastisitas
atau tidak terjadi hetero kedastisitas.
4.5.2 Uji Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana merupakan salah satu metode uji regresi
yang dapat dipakai sebagai alat inferensi statistik untuk menentukan pengaruh
sebuah variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Analisis
regresi linear sederhana dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel CSR terhadap Citra perusahaan. Hasil analisis regresi
linear sederhana dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini :
133
Tabel 4.9
Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Variabel independen Koefisien t Hitung Sig KeteranganKonstanta 0,197 0,462 0,646 Signifikan CSR (X) 0,957 8,425 0,000 Signifikan Koefesien Korelasi (R)Koefesien Determinasi (R¿¿2)¿ Nilai FSignifikan F
: 0,715 : 0,511 : 70.975 : 0,000
Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS v.15 (lampiran 6)
Tabel diatas memperlihatkan nilai konstanta (α) adalah 0,197, sedangkan
nilai koefeisien CSR 0,957. Dengan demikian maka persamaan regresi linear
sederhana adalah :
Y = a + bX
Y = 0,197 + 0,957X
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar
sumbangan variasi variabel CSR mempengaruhi variabel Citra perusahaan pada
PT. Laras Internusa. Berdasarkan hasil analisis data dengan regresi linear
sederhana diketahui bahwa nilai R-Square atau koefisien deteminan adalah
sebesar 0,511. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh CSR terhadap
Citra Perusahaan PT. Laras Internusa adalah sebesar 51,1%. Sedangkan sisanya
sebanyak 48,9% lagi dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya yang tidak
diikutsertakan dalam penelitian ini.
134
4.6 Pengujian Hipotesis
Secara umum, hipotesis merupakan dugaan tentang hubungan yang logis
antara dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang
perlu diuji kebenaranya. Dalam penelitian ini dikembangkan 2 (dua) hipotesis
yang perlu dilakukan pengujian yaitu :
Hipotesis (H0) : Ada pengaruh secara signifikan antara CSR dengan Citra
Perusahaan.
Hipotesis (Ha) : Tidak ada pengaruh secara signifikan CSR dengan Citra
Perusahaan.
4.6.1 Uji t
Untuk mengetahui pengaruh secara individu atau secara parsial dari
variabel bebas terhhadap variabel terikat, dapat dilihat dari nilai t dan tingkat
signifikansi yang ada.
Dari tabel 4.11, terlihat bahwa nilai t variabel CSR sebesar 8,425 dengan
nilai signifikansi 0,000. Ini berarti bahwa nilai signifikan t lebih kecil dari alpha
5% (0.000 < 0,05). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel CSR
berpengaruh signifikan terhadap Citra perusahaan PT. Laras Internusa. Dengan
demikin Hipotesis H0 diterima dan Hipotesis Ha di tolak.
135
4.7 Pembahasan
4.7.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diatas diketahui bahwa CSR
berpengaruh signifikan terhadap citra perusahaan PT. Laras Internusa. Artinya
apabila CSR yang dirasakan masyarakat meningkat maka akan semakin
meningkat juga Citra perusahaan PT. Laras Internusa. Hal ini berarti CSR
merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam menilai
Citra perusahaan PT. Laras Internusa.
Terjadinya pengaruh yang signifikan dari CSR terhadap Citra perusahaan
PT. Laras Internusa disebabkan CSR yang diberikan kepada masyarakat cukup
layak dan memiliki kesan yang baik yang dirasakan oleh masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan
faktor yang mempengaruhi citra perusahaan PT. Laras Internusa. Hal ini
disebabkan karena masyarakat merasa puas dengan keberadaan perusahaan,
bantuan langsung yang diberikan kepada masyarakat, serta ketanggapan
perusahaan terhadap tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. Dengan
demikian penulis menduga bahwa masyarakat akan merasa puas kalau apa yang
mereka inginkan dapat terpenuhi oleh keberadaan perusahaan tersebut.
136
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan beberapa analisis yang telah di lakukan tentang teori Citra
Perusahaan serta Corporate Social Responsibility (CSR) dan setelah dilakukan
analisis pada pembahasan, maka peneliti menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Variabel CSR atau Corporate Social Responsibility berpengaruh
signifikan terhadap pembentukan Citra perusahaan.
2. Citra (image) dari suatu perusahaan tergantung pada sejauh mana
perusahaan mampu memperhatikan serta menjalankan program-program
termasuk program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal
dengan Corporate Social responsibility (CSR), semakin perusahaan peduli
terhadap aspek sosial tersebut maka akan semakin baik juga citra (image)
perusahaan baik dimata masyarakat sekitar ataupun di mata para
stakeholders perusahaan maupun pemerintah, dan sebaliknya apabila
perusahaan tersebut kurang memperhatikan tanggung jawab sosialnya
maka akan terjadi resistensi baik dari masyarakat maupun dari internal
perusahaan itu sendiri.
117
137
3. Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan
nilai corrected item-total correlation. Dimana suatu butir pertanyaan
dikatakan valid apabila memiliki nilai corrected item-total correlation
lebih besar dari 0,30 atau sebaliknya, dan di dalam penelitian ini variabel
CSR memiliki nilai corrected item-total correlation terendah 0,361 dan
tertinggi 0,679. Selanjutnya untuk variabel Citra memiliki nilai corrected
item-total correlation terendah 0,475 dan tertinggi 0,715.
4. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode
Cronbach’s Alpha, dimana suatu instumen dikatakan reliabel apabila nilai
Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70. Dan dalam penelitian ini variabel CSR
memiliki nilai Cronbach’s Alpha 0,910 serta untuk variabel Citra memiliki
nilai Cronbach’s Alpha 0,912.
5. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan PT.
Laras Internusa adalah sebesar 51,1% dan sisanya sebanyak 48,9% lagi
dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya.
138
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan diatas,
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil penelitian yang
lebih baik lagi. Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian
ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:
1. Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel bebas yaitu Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam pengaruhnya tehadap Citra Perusahaan.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan lebih dari satu
variabel bebas.
2. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi dari penelitian ini,
sebaiknya penelitian selanjutnya memperhatikan baik-baik waktu dan
tempat penelitianya. Ini diharapkan agar peneliti selanjutnya memperoleh
keterangan serta data yang sesuai dengan tujuan peneliti.
139
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Eka (2004), “Mengelola Aktiva Merek : Sebuah Pendekatan Strategis”.
forum Manajemen Prasetiyo Mulya.
Alma, Buchari, 2005, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung :
Alfabeta.
Anggoro, Linggar.2002. Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di
Indonesia. Cetakan Ketiga. Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto. (2002). Metode Statistika. Jakarta : Rineka Cipta.
Ardianto, Elvinaro dan Sumirat,Soleh.2004.Dasar-dasar Public Relathions,cetakan
ketiga. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Aryani,Situ Nur.2006. Penerapan CSR yang lebih Strategis.Dokumen
http://www.bisnis.com/, Sabtu,01 April 2006.
Branco dan Rodrigues. (2008). Factors Influencing Social Responsibility
Disclosure by Portuguese Companies.http://titaviolet.wordpress.com
Carroll, Archie B., “CSR: Evolution of a Definitional Construct”, Business
Society, 1999.
Fajar, Rusdi.2005. Spektrum Pelaku CSR. Dokumen http://www.swa.co.id/,
Senin,30 Mei 2005.
Idris, Abdul Rasyid.2005.Corporate Social Responsibility (CSR) Sebuah gagasan
dan implementasi. Dokumen http://www.fajar.co,id/, 22 November 2005.
Ghozali, Imam, 2007, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
140
Husein Umar, 2002, Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Husein Umar. 2005. Metode Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kuncoro, Mudrajat Ph,D. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi.
Erlangga. Jakarta.
Irianta, Yosal. 2004. Community Relations.Konsep dan Aplikasinya.Simbiosa
Rekatama Media, Bandung.
Kotler, Philip and Nancy Lee. 2005. Corporate Social Responsibility. New Jers:
John Wiley and Sons, Inc..
Kotler, Phillip (2005), Corporate Social Responsibility, Hokoben, New Jersey,
John Willey & Sons, Inc
Kotler, Philip, 1997, Manajeman Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, Penerbit
Prenhallindo, Jakarta
Maholtra, N.K. (1993). Marketing Research. 4th ed. Prentice Hall. New Jersey.
McWilliams, A. dan D. Siegel. 2001. Corporate Social Responsibility: A Theory
of the Firm Perspective. Academy of Management Review, 26(1): 117–
127.
News of PERHUMAS.2004.CSR dan Citra Corporate. Dokumen
http://www.perhumas.or.id/, 15-16 juni 2004.
Rakhiemah dan Agustia. (2009). “Pengaruh Kinerja Lingkungaan terhadap
Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ.
http://titaviolet.wordpress.com
Reverte. (2008). Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure
Ratings by Spanish Listed Firms. http://titaviolet.wordpress.com
141
Sayekti dan Wondabio. (2007). “Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning
Response Coefficient”.http://titaviolet.wordpress.com
Sekaran, U. (2006). Research Methods For Business. Buku 1 dan 2. Penerbit:
Salemba Empat. Jakarta.
Singgih. (2000). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo.
Singarimbun, Masri. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Sugihartono, Joko. (2008). Jurnal Universitas Dipenegoro, Vol 14. “Analisis
Pengaruh Citra, Kualitas Layanan, dan Kepuasan terhadap Loyalitas
pelanggan (Studi kasus pada PT. Pupuk Kalimantan Timur, Sales
Representative Kabupaten Grobokan. Universitas Diponegoro Semarang.
Sugiyono, (2004). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ketujuh. Bandung :
Alfabeta.
Small Particle’s Crew.2010.Memperbaiki Citra Perusahaan yang Hancur.Sumber ;
http://manajemenmaskurisutomo.blogspot.com/2010/07/citraperusahaan.
html. rabu, 15 desember 2010.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Retrieved February 28, 2008, from
http://bapepam.go.id/reksadana/files/regulasi/UU
%2040%202007%20Perseroan%20Terbatas.pdf
Usvita, Mega.2012. “Pengaruh kepuasan nasabah, keunggulan produk dan citra
perusahaan terhadap loyalitas nasabah tabungan simpedes (Studi kasus
PT.BRI cabang Padang)”. Thesis. PPs- UBH
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan aplikasi CSR. Gresik : Fascho
Publising.
Lampiran 1
142
KUESIONER
Kepada Yth,
Bapak/Ibu,Sdr /i Di
Tempat
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Dengan hormat,
Dalam rangka penelitian tugas akhir skripsi dengan judul : “Pengaruh
Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan pada PT.Laras
Internusa di Kinali Pasaman Barat”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk penyelesaian tugas akhir berupa Skripsi
pada program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE-YAPPAS
Simpang Ampek
Demi kelancaran serta keberhasilan dalam penelitian agar dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan tujuan dari peneliti, maka kami mengharapkan
kesediaan saudara/i untuk dapat berpartisipasi dalam pengisian kuesioner tersebut.
Atas perhatian serta kesediaan Saudara/i dalam pengisian kuisioner tersebut,
kami mengucapkan banyak terimakasih.
Pasaman Barat, juli 2012
M.Arifin
Peneliti
143
Identitas Reponden
Petunjuk pengisian:
Berkan tanda ceklist (√) menurut identitas saudara/i.
1. Jenis kelamin ;
( ) 1. Laki-Laki ( ) 2. Perempuan
2. Umur ;
( ) 1. 16 – 18 Tahun ( ) 2. 19 – 21 Tahun
( ) 3. 22 – 24 Tahun ( ) 4. 25 Tahun keatas
3. Pendidikan terakhir :
( ) 1. SD – SLTP ( ) 3. SARJANA
( ) 2. SMA/ SLTA ( ) 4. Lain-Lain
144
Petunjuk : Pada pertanyaan Komitmen Pimpinan perusahaan. Maka berikan tanda ( √ ) Ceklist pada kolom (SS, S, N, TS, STS)
Keterangan:
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju5 4 3 2 1
a. Komitmen Pimpinan PerusahaanJawaban:
5 4 3 2 11. Komitmen Pimpinan perusahaan tersebut tanggap
terhadap masalah sosial masyarakat di sekitar perusahaan
2. Komitmen dari perusahaan tersebut terutama dalam menjaga kestabilan lingkungan hidup
3. Pimpinan perusahaan tersebut selalu mengutamakan kesejahteraan karyawan serta masyarakat sekitar
4. Komitmen dari Pimpinan perusahaan tersebut salah satunya dengan mengadakan program CSR atau program sosial kemasyarakatan
5. Pimpinan perusahaan tersebut selalu disiplin dalam management waktu serta menerapkan kedisiplinan tsb terhadap perusahaan yang di pimpinnya
6. Komitmen dari perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sudah tepat sasaran
7. Pimpinan perusahaan berkomitmen dalam meningkatkan gaji para karyawan serta buruh yang bekerja di perusahaan tersebut
8. Ada reward (bonus) and punishment (hukuman/phk) yang dilakukan perusahaan tersebut dalam meningkatkan kinerja para karyawanya
9.Komitmen dari pimpinan perusahaan juga salah satunya tanggap terhadap masalah kesehatan para karyawan serta para buruh yang bekerja pada perusahaan tersebut
10.Dari segi manajemen perusahaan tersebut cukup baik terutama dalam hal administrasi dan keamanan
Petunjuk : Pada pertanyaan Ukuran dan kematangan Perusahaan,
145
Regulasi dan Sistem perpajakan yang diatur pemerintah. Maka berikan tanda ( √ ) Ceklist pada kolom (SS, S, N, TS, STS)
Keterangan:
b. Ukuran dan kematangan perusahaanJawaban
5 4 3 2 11. Ukuran perusahaan tersebut cukup untuk menyediakan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat2. Dilihat dari awal berdiri sampai sampai sekarang
perusahaan tersebut cukup tangguh terhadap persaingan global yang semakin ketat
3. Dari segi ukuran perusahaan tersebut sudah mapan dalam menjalankan kegiatan bisnis dalam hal perkebunan kelapa sawit
4. Perusahaan tersebut mampu mengatasi resistensi (penolakan) baik dari karyawan maupun dari masyarakat sekitar
5. Dilihat dari kematangan perusahaan tersebut mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif
6. Ukuran perusahaan tersebut sudah cukup besar terutama dalam hal operasionalnya
7. Image Perusahaan terlihat baik apabila ikut andil dalam kegiatan yang dilakukan masyarakat seperti : perbaikan jalan dan jembatan
8. Perusahaan tersebut sangat responsif terhadap informasi serta kritik dan saran yang diberikan masyarakat kepada pihak perusahaan
9. Kesan atau image yang ditimbulkan perusahaan tersebut selalu baik dimata masyarakat sekitar perusahaan
c. Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah
Jawaban5 4 3 2 1
1. Sistem Regulasi (penerbitan aturan) dari pemerintah membuat perusahaan tersebut tertarik memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada masyarakat
2. Perusahaan tersebut taat terhadap peraturan undang-undang terutama dalam membayar pajak
3. Pemerintah ikut andil dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut
4. Sistem regulasi dan perpajakan tidak mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan
5. Perusahaan mengikuti aturan yang di berikan pemerintah terutama dalam masalah sosial kemasyarakatan
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju5 4 3 2 1
146
Petunjuk : Pada pernyataan Simbol, Media, Suasana dan peristiwa. Maka berikan tanda ( √ ) Ceklist pada kolom (SS, S,N, TS, STS)
Keterangan:
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju5 4 3 2 1
a. Simbol
Pilihan Jawaban:5 4 3 2 1
1. Simbol atau lambang perusahaan tersebut sudah tidak asing lagi di benak saya
2. Nama serta simbol/logo yang dipakai oleh perusahaan tersebut sesuai dengan visi dan misi perusahaan
3. Simbol dari perusahaan tersebut bermakna penghidupan baru dalam kontek peningkatan kesejahteraan masyarakat di lingkungan perusahaan
4. Simbol pada nama perusahaan tersebut berpengaruh terhadap pembentukan citra/image perusahaan
b. Media Pilihan Jawaban:
5 4 3 2 11. Perusahaan tersebut berpartisipasi dalam
beberapa kegiatan yang turut menciptakan kepribadiaan perusahaan
2 Media berperan dalam pembentukan Citra/image dari perusahaan tersebut
3. Perusahaan tersebut meningkatkan Citra perusahaan melalui program bantuan langsung kepada masyarakat
147
c. Suasana Pilihan Jawaban:5 4 3 2 1
1. Suasana di perusahaan tersebut cukup baik dan nyaman sehingga meningkatkan kinerja karyawanya
2. Kebersihan serta keindahan di area perusahaan tersebut cukup terjaga sehingga tidak membosankan
3. Gejolak internal dalam perusahaan tidak ada sehingga suasana tetap kondusif (nyaman)
d. Peristiwa Pilihan Jawaban:5 4 3 2 1
1. Beberapa peristiwa seperti : Gempa dan Tsunami turut membangun identitas perusahaan melalui jenis bantuan langsung yang diberikan
2. Perusahaan ikut andil dalam penanaman 1000 pohon di sasak dan talu dalam rangka ikut serta mencegah global warming (pemanasan global)
3. Perusahaan mendukung dan berpartisipasi dalam memberi donasi dari beberapa acara yang ada di lingkungan perusahaan
148
Lampiran 2
Tabulasi Data
NO UMUR CSR1 CSR2 CSR3 CSR4
1 1 4 1 4 3 4 2
2 1 3 2 4 3 3 4
3 1 3 2 5 4 4 5
4 1 4 2 1 3 1 2
5 1 3 1 4 4 4 5
6 1 3 1 3 3 4 4
7 1 2 1 4 3 3 3
8 1 2 2 4 4 3 3
9 1 4 2 5 5 5 5
JENIS KELAMIN
PENDIDIKAN
TERAKHIR
149
150
151
152
Lampiran 3
Profil Responden
JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid Laki-laki 63 90,0 90,0 90,0 Perempuan 7 10,0 10,0 100,0 Total 70 100,0 100,0
UMUR
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 19-21 tahun 16 22,9 22,9 22,9 22-24 tahun 22 31,4 31,4 54,3 25 tahun keatas 32 45,7 45,7 100,0 Total 70 100,0 100,0
PENDIDIKAN TERAKHIR
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentValid SD- SLTP 16 22,9 22,9 22,9 SMA/SLTA 38 54,3 54,3 77,1 SARJANA 15 21,4 21,4 98,6 5 1 1,4 1,4 100,0 Total 70 100,0 100,0
153
Lampiran 4
Uji Validitas dan Reliabilitas
a. CSR
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,910 24
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
DeletedCSR1 85,73 119,708 ,679 ,903CSR2 85,97 120,956 ,650 ,904CSR3 86,10 120,671 ,574 ,905CSR4 86,19 121,313 ,551 ,906CSR5 85,80 126,336 ,378 ,909CSR6 86,31 121,987 ,496 ,907CSR7 86,06 121,562 ,532 ,906CSR8 85,80 124,162 ,411 ,909CSR9 85,86 123,255 ,575 ,905CSR10 85,94 120,605 ,632 ,904CSR11 85,56 121,149 ,615 ,904CSR12 85,90 125,859 ,444 ,908CSR13 85,93 123,980 ,497 ,907CSR14 86,19 125,719 ,361 ,910CSR15 85,90 125,251 ,500 ,907CSR16 85,76 124,476 ,506 ,907CSR17 85,71 125,627 ,402 ,909CSR18 85,97 124,666 ,409 ,909CSR19 86,21 119,678 ,603 ,904CSR20 85,73 121,041 ,606 ,904CSR21 85,86 125,631 ,442 ,908CSR22 85,94 125,330 ,428 ,908CSR23 85,83 122,724 ,619 ,905CSR24 85,87 121,215 ,554 ,906
b. Citra
154
Reliability Statistics
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
DeletedCITRA1 44,93 60,995 ,634 ,905CITRA2 45,26 62,658 ,542 ,909CITRA3 45,21 60,461 ,690 ,903CITRA4 45,33 60,195 ,625 ,906CITRA5 45,29 61,772 ,564 ,908CITRA6 45,44 59,323 ,675 ,903CITRA7 45,31 58,451 ,682 ,903CITRA8 45,11 58,016 ,684 ,903CITRA9 45,09 63,355 ,475 ,911CITRA10 45,26 60,281 ,661 ,904CITRA11 45,20 61,496 ,569 ,908CITRA12 45,49 57,906 ,714 ,902CITRA13 45,43 58,104 ,715 ,902
Cronbach's Alpha N of Items
,912 13
155
Lampiran 5
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden
CSR1
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4
2 2 2,9 2,9 4,33 17 24,3 24,3 28,64 31 44,3 44,3 72,95 19 27,1 27,1 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR2
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 5 7,1 7,1 7,1
3 23 32,9 32,9 40,04 31 44,3 44,3 84,35 11 15,7 15,7 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR3
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4
2 8 11,4 11,4 12,93 23 32,9 32,9 45,74 27 38,6 38,6 84,35 11 15,7 15,7 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR4
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4
2 7 10,0 10,0 11,43 31 44,3 44,3 55,74 20 28,6 28,6 84,35 11 15,7 15,7 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR5
156
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 4 5,7 5,7 5,7
3 14 20,0 20,0 25,74 40 57,1 57,1 82,95 12 17,1 17,1 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR6
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 3 4,3 4,3 4,3
2 8 11,4 11,4 15,73 28 40,0 40,0 55,74 24 34,3 34,3 90,05 7 10,0 10,0 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR7
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 2 2,9 2,9 2,9
2 5 7,1 7,1 10,03 23 32,9 32,9 42,94 29 41,4 41,4 84,35 11 15,7 15,7 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR8
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 2 2,9 2,9 2,9
2 3 4,3 4,3 7,13 14 20,0 20,0 27,14 35 50,0 50,0 77,15 16 22,9 22,9 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR9
157
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 1 1,4 1,4 1,4
3 25 35,7 35,7 37,14 31 44,3 44,3 81,45 13 18,6 18,6 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR10
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4
2 5 7,1 7,1 8,63 18 25,7 25,7 34,34 35 50,0 50,0 84,35 11 15,7 15,7 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR11
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 4 5,7 5,7 5,7
3 10 14,3 14,3 20,04 31 44,3 44,3 64,35 25 35,7 35,7 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR12
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 2 2,9 2,9 2,9
3 22 31,4 31,4 34,34 37 52,9 52,9 87,15 9 12,9 12,9 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR13
158
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 3 4,3 4,3 4,3
3 25 35,7 35,7 40,04 30 42,9 42,9 82,95 12 17,1 17,1 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR14
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4
2 6 8,6 8,6 10,03 30 42,9 42,9 52,94 25 35,7 35,7 88,65 8 11,4 11,4 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR15
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4
3 21 30,0 30,0 31,44 41 58,6 58,6 90,05 7 10,0 10,0 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR16
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 1 1,4 1,4 1,4
3 20 28,6 28,6 30,04 34 48,6 48,6 78,65 15 21,4 21,4 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR17
159
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 3 4,3 4,3 4,3
3 15 21,4 21,4 25,74 35 50,0 50,0 75,75 17 24,3 24,3 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR18
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4
2 1 1,4 1,4 2,93 32 45,7 45,7 48,64 21 30,0 30,0 78,65 15 21,4 21,4 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR19
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 2 2,9 2,9 2,9
2 9 12,9 12,9 15,73 24 34,3 34,3 50,04 26 37,1 37,1 87,15 9 12,9 12,9 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR20
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 3 4,3 4,3 4,3
3 20 28,6 28,6 32,94 26 37,1 37,1 70,05 21 30,0 30,0 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR21
160
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 1 1,4 1,4 1,4
3 24 34,3 34,3 35,74 33 47,1 47,1 82,95 12 17,1 17,1 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR22
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 3 4,3 4,3 4,3
3 25 35,7 35,7 40,04 31 44,3 44,3 84,35 11 15,7 15,7 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR23
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 3 4,3 4,3 4,3
3 17 24,3 24,3 28,64 39 55,7 55,7 84,35 11 15,7 15,7 100,0Total 70 100,0 100,0
CSR24
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 5 7,1 7,1 7,1
3 24 34,3 34,3 41,44 22 31,4 31,4 72,95 19 27,1 27,1 100,0Total 70 100,0 100,0
CITRA1
161
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 3 4,3 4,3 4,3
3 13 18,6 18,6 22,94 28 40,0 40,0 62,95 26 37,1 37,1 100,0Total 70 100,0 100,0
CITRA2
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 4 5,7 5,7 5,7
3 20 28,6 28,6 34,34 34 48,6 48,6 82,95 12 17,1 17,1 100,0Total 70 100,0 100,0
CITRA3
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4
2 4 5,7 5,7 7,13 14 20,0 20,0 27,14 39 55,7 55,7 82,95 12 17,1 17,1 100,0Total 70 100,0 100,0
CITRA4
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4
2 5 7,1 7,1 8,63 23 32,9 32,9 41,44 26 37,1 37,1 78,65 15 21,4 21,4 100,0Total 70 100,0 100,0
CITRA5
162
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 3 4,3 4,3 4,3
3 28 40,0 40,0 44,34 23 32,9 32,9 77,15 16 22,9 22,9 100,0Total 70 100,0 100,0
CITRA6
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4
2 8 11,4 11,4 12,93 22 31,4 31,4 44,34 27 38,6 38,6 82,95 12 17,1 17,1 100,0Total 70 100,0 100,0
CITRA7
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 3 4,3 4,3 4,3
2 5 7,1 7,1 11,43 16 22,9 22,9 34,34 31 44,3 44,3 78,65 15 21,4 21,4 100,0Total 70 100,0 100,0
CITRA8
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 3 4,3 4,3 4,3
2 3 4,3 4,3 8,63 15 21,4 21,4 30,04 25 35,7 35,7 65,75 24 34,3 34,3 100,0Total 70 100,0 100,0
CITRA9
163
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 2 4 5,7 5,7 5,7
3 13 18,6 18,6 24,34 36 51,4 51,4 75,75 17 24,3 24,3 100,0Total 70 100,0 100,0
CITRA10
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4
2 3 4,3 4,3 5,73 22 31,4 31,4 37,14 29 41,4 41,4 78,65 15 21,4 21,4 100,0Total 70 100,0 100,0
CITRA11
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 2 2,9 2,9 2,9
2 1 1,4 1,4 4,33 19 27,1 27,1 31,44 33 47,1 47,1 78,65 15 21,4 21,4 100,0Total 70 100,0 100,0
CITRA12
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 3 4,3 4,3 4,3
2 6 8,6 8,6 12,93 24 34,3 34,3 47,14 24 34,3 34,3 81,45 13 18,6 18,6 100,0Total 70 100,0 100,0
CITRA13
164
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 1 2 2,9 2,9 2,9
2 7 10,0 10,0 12,93 22 31,4 31,4 44,34 25 35,7 35,7 80,05 14 20,0 20,0 100,0Total 70 100,0 100,0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CSR CITRAN 70 70
Normal Parameters(a,b)Mean 3,7357 3,7714Std. Deviation ,48133 ,64438
Most Extreme Differences
Absolute ,117 ,097Positive ,117 ,092Negative -,096 -,097
Kolmogorov-Smirnov Z ,977 ,814Asymp. Sig. (2-tailed) ,296 ,521
a Test distribution is Normal.b Calculated from data.
Lampiran 6
165
Uji Analisis Regresi Linear Sederhana
Model Summary(b)
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate
1 ,715(a) ,511 ,504 ,45404
a Predictors: (Constant), CSRb Dependent Variable: CITRA
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.1 Regression 14,632 1 14,632 70,975 ,000(a)
Residual 14,019 68 ,206Total 28,651 69
a Predictors: (Constant), CSRb Dependent Variable: CITRA
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta B Std. Error1 (Constant) ,197 ,428 ,462 ,646
CSR ,957 ,114 ,715 8,425 ,000
a Dependent Variable: CITRA
166
Observed Cum Prob
1.00.80.60.40.20.0
Expecte
d C
um
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: CITRA
Regression Studentized Residual20-2-4
Reg
ress
ion
Sta
ndar
dize
d Pre
dict
ed
Val
ue
3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: CITRA