Marketing

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas marketing

Citation preview

PENDAHULUAN

Dewasa ini para pelanggan makin sulit dipuaskan. Mereka lebih cerdas, lebih sadar harga, lebih menuntut, kurang memaafkan,dan didekati oleh lebih banyak pesaing dengan tawaran yang sama atau yang lebih baik. Tantangannya menurut Jeffrey Gitomer, adalah bukan menghasilkan pelanggan yang puas karena beberapa pesaing dapat melakukan itu. Sehingga tatangannya adalah menciptakan pelanggan yang suka dan setia.Perusahaan yang beruasaha meningkatkan laba dan penjualan harus menghabiskan banyak waktu dan sumber daya untuk mmencari pelanggan baru. Untuk menghasilkan informasi awal tentang calon pelanggan, perusahaan menyusun iklan dan memasangnya di media yang akan mencapai para calon pelanggan baru. Tugas berikutnya adalah mengindetifikasi orang yang benar benar merupakan calon pelanggan yang baik dengan mewawancarai mereka, memeriksa keadaan keuangan mereka, dan lain lain. Kemudian tiba saatnya mengirim tenaga penjual.Sayangnya banyak pusat teori dan praktik pemasaran tentang seni menarik pelanggan baru, dan bukannya mempertahankan atau mengolah pelanggan yang sudah ada. Secara tradisional tekanan diberikan pada menghasilkan penjual dan bukannya mengasilkan relasi pada pra penjualan dan penjualan bukannya peduli terhadap pelanggan sesudahnya.Ada dua cara utama untuk menguatkan retensi pelanggan. Pertama adalah mendirikan hambatan peralihan yang tinggi. Kedua adalah merespon pengaduan dari pelanggan tentang pelayanan yang diberikan secara kontruktif. Sekarang lebih banyak perusahaan mengakui pentingnya memuaskan dan mempertahankan pelanggan. Pelanggan yang puas akan menetapkan modal relasi pelanggan. Beberapa focus menarik yang penting untuk mempertahankan focus pelanggan :Mendapatkan pelanggan baru bisa menghabiskan biaya lima kali lebih besar daripada biaya yang mencakup dalam memuaskan dan mempertahankan pelanggan yang ada.Rata rata perusahaan kehilangan 10% pelanggan setiap tahun.Pengurangan 5% tingkat peralihan pelanggan dapat meningkatkan laba sebesar 25% sampai 85% tergantung pada industry.Angka laba pelanggan cenderung meningkat selama masa hidup pelanggan yang bertahan.

ISI

Membangun Nilai Kepuasan dan Loyalitas PelangganNilai yang dipikirkan pelanggan

Nilai yang dipikirkan pelanggan adalah selisih antara evaluasi calon pelanggan atas semua manfaat serta biaya tawaran tertentu dan alternative lain yang dipikirkan. Nilai pelanggan total adalah nilai moneter yang dipikirkan atas sekumpulan manfaat ekonomis, fungsional,dan psikologis yang diharapkan oleh pelanggan atas tawaran pasar tertentu. Biaya pelanggan total adalah sekumpulan biaya yang harus dikeluarkan pelanggan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan membuang tawaran pasar tertentu, termasuk biaya moneter, waktu, energy, dan psikis.Dengan demikian, nilai yang dipikirkan pelanggan didasarkan pada perbedaan antara apa yang didapatkan pelanggan dan apa yang diberikan untuk berbagai kemungkinan pilihan. Pelanggan mendapatkan manfaat dan mengandalkan biaya. Pemasar dapat meningkatkan nilai tawaran pelanggan dengan kombinasi menaikkan manfaat fungsional atau emosional dan/atau mengurangi satu atau lebih berbagai jenis biaya.Menerapkan konsep nilai.

Sesuai hasil observasi Adam Smith lebih dari dua abad yang lalu, Hasil riil suatu komoditi adalah sebesar usaha dan kerepotan untuk mendapatkannya. Pembeli tersebut mengevaluasi unsure unsure biaya itu beserta dengan biaya moneter untuk menyusun biaya pelanggan total. Kemudian pembeli mempertimbangkan apakah biaya total itu terlalu tinggi dibandingkan dengan nialai total yang ditawarkannya. Pilihan dan Implikasi.

Ketika pembeli memilih salah satu dari beberapa pilihan, maka tiga kemungkinannya : Pembeli tersebut mungkin diperintahkan untuk membeli dengan harga terendah.Pembeli tersebut akan pension sebelum perusahaan menyadari bahwa biaya yang dipilih mahal.Pembeli menikmati persahabatan jangka panjang dengan karyawan dari product pilihannya.

Para pembeli bertindak dengan berbagai kendala dan mereka terkadang membuat pilihan lebih berdasarkan pada manfaat pribadinya daripada manfaat perusahaan.Akan tetapi, nilai yang dipikirkan pelanggan merupakan kerangka kerja yang bermanfaat yang berlaku dalam banyak situasi dan menghasilkan wawasan yang luas. Berikut adalah beberapa implikasinya. Pertama penjual harus menentukan nilai pelanggan total dan biaya pelanggan totaltiap tiap tawaran pesaingnya untuk mengetahui peringkat berapa twarannya dipikirkan pembeli. Kedua, penjual yang kalah dalam nilai yang dipikirkan pelanggan memiliki dua alternative, yaitu meningkatkan nilai pelanggan total atau menurunkan biaya pelanggan total. Alternative pertama memerlukan peningkatan atau penguatan manfaat produk, layanan, karyawan, dan/atau citra tawaran. Alternative kedua mengharuskan penurunan biaya pembeli, dengan menurunkan harga, menyederhanakan proses pemesanan dan penyerahan, atau menyerap sebagian resiko pembeli dengan menawarkan garansi. 1Memberikan Nilai Pelanggan yang Tinggi .

Konsumen memiliki tingkat kesetiaan yang sangat beragam pada merk, took, dan perusahaan tertentu. Oliver mendefinisikan kesetiaan sebagai, Komitmen yang dipegang kuat untuk membeli lagi atau berlangganan lagi product atau jasa tertentu di masa depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi menyebabkan peralihan perilaku.2Kunci untuk menghasilkan kesetiaan pelanggan yang tinggi adalah menyerahkan nilai pelanggan yang tinggi. Michael Lanning, dalam karyanya Delivering Profitable Value mengatakan bahwa perusahaan harus merangsang satu proposisi nilai unggul yang diarahkan pada segmen pasar khusus, dengan didukung oleh system penyerahan nilai yang unggul. 3Pada dasarnya, proposisi nilai merupakan satu pernyataan tentang pengalaman hasil yang akan didapatkan pelanggan dari tawaran pasar perusahaan dan dari hubungannya dengan pemasok. Merek harus menggambarkan janji tentang keseluruhan pengalaman yang bisa diharapkan pelanggan.

Kepuasan Total Pelanggan

Secara umum kepuasaan adalah rasa senang atau kecewa seseorang yang munculsetelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan. Walaupun perusahaab yang berpusat pada pelanggan berupaya untuk menciptakan kepuasan pelanggan yang tinggi dengan menurunkan harganya atau meningkatkan jasanya, kemungkinan hasilnya adalah laba yang lebih rendah. Perusahaan mungkin mampu meningkatkan profitabilitasnya dengan sarana lain dari pada meningkatkan kepuasan. Juga perusahaan memiliki banyak pihak berkepentingan termasuk karyawan, penyalur, pemasok, dan pemegang saham. Mengeluarkan lebih banyak biaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan mungkin mengalihkan dana dari meningkatkan kepuasaan mitra yang lain. Akhirnya perusahaan harus beroperasi berdasarkan filosofi bahwa ia mencoba untuk menyerahkan satu tingkat kepuasan tinggi dengan tunduk pada penyerahan tingkat kepuasan yang dapat diterima kepada pemercaya lain dengan adanya sumber daya totalnya.Harapan Pelanggan

Jika para pemasar meningkatkan harapan terlalu tinggi, para pembeli cenderung akan kecewa. Sebaliknya jika perusahaan menetapkan harapan terlalu rendah, maka para pembeli tak akan tertarik (walaupun mereka yang benar benar membeli akan terpuaskan).4Keputusan pelanggan untuk setia atau beralih ke yang lain berasal dari penjumlahan banyak pertemuan kecil dengan perusahaan. Perusahaan Konsultasi Forum Corporation mengatakan bahwa supaya semua pertemuan kecil tersebut menghasilkan kesetiaan pelanggan, maka perusahaan itu menciptakan pengalaman pelanggan yang diberi merek.

Mengukur Kepuasan

Sebuah perusahaan dikataan bijaksana kalau mengukur kepuasan pelanggannya secara teratur, karena kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan. Pelanggan yang sangat puas umumnya lebih lama setia, membeli lebih banyak ketika perusahaan memperkenalkan produk barudan meningkatkan produksi yang ada, membicarakan hal hal yang menyenangkan tentang perusahaan dan produk produknya, tidak banyak memberi perhatian pada merek pesaing dan tidak terlalu peka terhadap harga, menawarkan ide produk atau layanan kepada perusahaan, lebih sedikit biaya untuk melayani pelanggan ini daripada pelanggan baru.karena transaksinya bersifat rutin.Kaitan antara kepuasan dan kesetiaan pelanggan tidak bersifat proporsional. Andaikan kepuasan pelanggan diberi peringkat dengan skala 1 s.d 5, pada level kepuasan pelanggan yang sangat rendah, para pelanggan cenderung menjauhi perusahaan dan menyebarkan cerita jelek tentang perusahaan tersebut. Level 2 s.d 4, pelanggan agak puas tapi masih mudah untuk beralih ketika tawaran yang lebih baik muncul. Pada level 5, pelanggan cenderung membeli ulang bahkan menyampaikan cerita pujian tentang perusahaan. Kepuasan atau rasa senang yang tinggi menciptakan ikatan emosional dengan merek atau perusahaan tersebut tidak sekedar kelebih-sukaan rasional.Sejumlah metode diadakan untuk mengukur kepuasan pelanggan. Survey berkala dapat menelusuri kepuasan pelanggan secara langsung. Para responden juga dapat diberi pertanyaan tambahan untuk mengukur maksud pembelian ulang dan kemungkinan atau keinginan untuk merekomendasikan perusahaan dan merek kepada orang lain.Perusahaan dapat memantau angka kehilangan pelanggan dan mengkontak pelanggan yang telah berhenti membeli atau beralih ke pemasok lain untuk mempelajari mengapa ini bias terjadi. Akhirnya, perusahaan dapat mempekerjakan pembelanja siluman sebagai pembelanja potensial dan melaporkan tentang hal hal kuat dan lemah yang dialami dalam membeli produk perusahaan dan produk pesaing. Para manajer sendiri dapat memasuki situasi penjualan perusahaan dan pesaing di mana mereka tak dikenal dan mengalami langsung perlakuan yang mereka terima atau menelepon perusahaan mereka sendiri dengan pertanyaan dan keluhan untuk melihat bagaimana telepon itu ditanggapi.Bagi perusahaan yang berfokus pada pelanggan, kepuasan pelanggan adalah sasaran dan sekaligus alat pemasaran. Dewasa ini perusahaan perlu secara khusus memperhatikan tingkat kepuasan pelanggan, karena internet menyediakan alat bagi para konsumen untuk menyebarkan cerita buruk atau baik kepada orang lain di dunia.Claes Fornel dari Universitas Michigan telah mengembangkan American Customer Satisfaction Index (ACSI) untuk mengukur kepuasan yang dirasakan konsumen terhadap berbagai perusahaan, industry, sector ekonomi, dan ekonomi nasional.5Contoh perusahaan yang menghasilkan masing masing industry mereka dengan score ACSI tinggi (2003) : Dell (78), Cadillac (87), FedEx (82), Google (82), Heinz (88), Kenmore (84), Southwest (75), Yahoo (78).

Mutu Produk dan Jasa

Definisi dari American Society for Quality Control : Mutu adalah keseluruhan fitur dan sifat produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan.6Perusahaan yang memenuhi kebanyakan kebutuhan pelanggannya dalam waktu yang lama disebut perusahaan bermutu, tetapi kita harus membedakan antara mutu kesesuaian dan mutu kinerja.Mutu total adalah kunci menuju penciptaan nilai dan kepuasan pelanggan. Gagasan itu dinyatakan dengan baik oleh Daniel Beckham : Para pemasar yang tidak mempelajari bahasa perbaikan mutu, manufaktur dan operasi akan menjadi ketinggalan jaman seperti kereta kuda. Masa pemasaran fungsional sudah berlalu. Kita tidak lagi layak menganggap kita sebagai peneliti pasar, orang periklanan, pemasar langsung, pembuat strategi. Kita harus melihat diri kita sebagai pemuas pelanggan, juru bicara pelanggan yang berfokus pada keseluruhan proses.7Di perusahaan yang berpusat pada mutu, para manajer pemasaran mempunyai dua tanggung jawab. Pertama, mereka harus berpartisipasi dan merumuskan strategi dan kebijakan yang dirancang untuk membantu perusahaan agar unggul dalam mutu total. Kedua, mereka harus menghasilkan mutu pemasaran selain mutu produksi.

Manajemen Mutu Total

Manajemen Mutu Total pendekatan seluruh organisasi untuk terus menerus memperbaiki mutu semua proses, produk, dan jasa organisasi.Menurut mantan pimpinan GE, John F.Welch Jr.,Mutu adalah jaminan terbaik atas kesetiaan pelanggan, pertahanan terbaik melawan pesaing, dan satu-satunya jalur menuju pertumbuhan dan pendapatan yang berkesinambungan.8Tingkat mutu yang mutu sebanding dengan tingkat kepuasan pelanggan dan tingkat harga, namun berkebalikan dengan biaya pengeluaran perusahaan.Beberapa perusahaan mengkonsentrasikan usaha mereka pada pendapatan dari mutu atau ROQ (Return on Quality). Penganut ROQ membela perbaikan mutu hanya berdasarkan dimensi-dimensi yang memproduksi manfaat pelanggan yang berwujud, biaya lebih rendah, atau penjualan yang meningkat.Rust, Moorman, dan Dickson mempelajari manajer yang berupaya meningkatkan pendapatan financial mereka dari peningkatan mutu.9Para pemasar memainkan beberapa peran dalam membantu perusahaan mereka, mendefinisikan dan memberikan barang dan jasa yang bermutu kepada pelanggan dan memberikan barang dan jasa yang bermutu tinggi kepada para pelanggan sasaran. Pertama, mereka bertanggung jawab untuk secara benar mengidentifikasi kebutuhan dan tuntutan pelanggan. Kedua, mengkomunikasikan harapan pelanggan secara benar kepada perancang produk. Ketiga, memastikan pesanan pelanggan dipenuhi secara benar dan tepat waktu. Keempat, memastikan pelanggan telah menerima instruksi, pelatihan, dan bantuan teknis yang tepat dalam penggunaan produk. Kelima, tetap berhubungan dengan pelanggan setelah transaksi agar mengetahui pelanggan tersebut puas dan akan tetap puas. Keenam, mengumpulkan gagasan pelanggan untuk kemajuan produk mereka dan melaksanakan perubahan sesegera mungkin jika diminta. Jika para pemasar melakukan kegiatan itu maka mereka telah banyak menyumbang ke manajemen mutu total dan kepuasan pelanggan, dan juga profitabilitas pelanggan serta perusahaan. Memaksimalkan Nilai Masa Hidup PelangganProfitabilitas PelangganPelanggan yang mampu menghasilkan laba adalah orang, rumah tangga, atau perusahaan dari waktu ke waktu memberikan arus pendapatan yang jauh melebihi arus biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik, menjual, dan melayani pelanggan tersebut. Profitabilitas pelanggan dapat dinilai sendiri oleh segmen pemasaran.

Analisis Profitabilitas PelangganSangat baik dilakukan dengan alat-alat yang ada dalam teknik akuntansi yang disebut Activity Based Costing (ABC). Perusahaan mengestimasi semua pendapatan yang berasal dari pelanggan dikurangi seluruh biaya. Biaya tersebut tidak hanya mencakup biaya pembuatan dan distribusi brang dan jasa. Jika analisis itu dilakukan terhadap setiap pelanggan adalah mungkin untuk mengklasifikasikan pelanggan ke dalam tingkatan laba yang berbeda : Pelanggan Platinum (paling mampu menghasilkan laba), Pelanggan Emas (mampu menghasilkan laba), Pelanggan Besi (sedikit mampu menghasilkan laba tetapi masih diinginkan), Pelanggan Arang (tidak mampu menghasilkan laba dan tidak diinginkan)Keunggulan BersaingAdalah kemampuan perusahaan melakukan dengan baik satu atau lebih cara yang tidak dapat atau tidak akan bisa ditandingi oleh pesaing. Keunggulan yang bisadisebarkan adalah keunggulan yang dapat digunakan perusahaan sebagai batu loncatan keunggulan baru.Mengukur Nilai Seumur Hidup PelangganMenggambarkan nilai sekarang arus laba masa depan yang diharapkan selama Elianlian seumur hidup pelanggan.

Kalkulasi CLV memberikan satu kerangka kerja kuantitatif formal untuk merencanakan investasi pelanggan dan membantu pemasar mengedopsi prespektif jangka panjang. Akan tetapi, satu tantangan dalam menerapkan konsep CLV adalah bagaimana menciptakan estimasi pendapatan dan biaya yang handal. Pemasar yang menggunakan konsep CLV juga harus berhati hati agar tidak melupakan pentingnya aktivitas pemasaran jangka pendek dalam membangun merek yang akan membantu meningkatkan loyalitas pelanggan.

Ekuitas Pelanggan Tujuan manajemen relasi pelanggan (CRM-customer relationship management) adalah menghasilkan ekuitas pelanggan (customer equity) yang tinggi. Ekuitas pelanggan adalah total nilai seumur hidup semua pelanggan perusahaan yang didiskontokan. Yang jelas semakin setia pelanggan semakin tinggi ekuitas pelanggan. Rust, Zeithaml, dan Lemon membedakan tiga factor yang mempengaruhi ekuitas pelanggan, yaitu :

Ekuitas nilai : penilaian obyektif pelanggan atas kegunaan tawaran berdasarkan pemikirannya tentang manfaat yang kemudian dibandingkan dengan biayanya. Sub-pendorong ekuitas nilai adalah mutu, harga, dan kenyamanan.Ekuitas merek : penilaian subyektif dan tak berwujud pelanggan terhadap merek, yang di luar dan melampaui nilai yang dipikirkan secara obyektif. Sub-pendorong kesadaran merek pelanggan, sikap pelanggan terhadap merek, dan pemikiran pelanggan mengenai etika merek.Ekuitas rasional : kecenderungan pelanggan untuk setia pada merek, yang di luar dan melampaui penilaian obyektif dan subyektif. Sub-pendorong program kesetiaan, pemahaman dan perlakuan khusus, pembentukan komunitas, pembentukan pengetahuan.

Formulasi tersebut memadukan manajemen nilai, manajemen merek, manajemen rasional ke dalam focus yang berpusat pada pelanggan.

Membangun Relasi Pelanggan

Selain bekerja dengan para mitra yang disebut manajemen relasi mitra, banyak perusahaan bermaksud membangun ikatan yang lebih kuat dengan para pelanggan mereka yang disebut manajemen rasional pelanggan. Ini merupakan proses mengelola informasi rinci tentang masing masing pelanggan dan secara cermat mengelola semua titik sentuhan pelanggan demi memaksimalkan kesetiaan pelanggan. Titik sentuhan pelanggan adalah kesempatan apapun dimana pelanggan menghadapi merek atau produk, mulai dari pengalamnan actual, komunikasi massal sampai observasi kasual.Manajemen rasional pelanggan memungkinkan perusahaan memberikan layanan pelanggan yang unggul saat diminta melalui penggunaan yang efektif atas informasi laporan individual. CRM penting karena pendorong utama dari profitabilitas perusahaan adalah kumpulan nilai dari basis pelanggan perusahaan.10Peppers dan Roger membuat kerangka 4langkah untuk pemasaran satu lawan satu, yaitu : Identifikasilah calon dan pelanggan Anda.Bedakan pelanggan berdasarkan kebutuhan dan nilai mereka terhadap perusahaan.Berinteraksi dengan masing masing pelanggan untuk memperbaiki pembelajaran Anda tentang kebutuhan mereka masing masing dan untuk membangun relasi yang lebih kuat. Seduaikan produk, layanan, dan pesan dengan kebutuhan masing masing pelanggan.

Strategi perusahaan untuk meningkatkan nilai basis pelanggan :Mengurangi tingkat penyebrangan pelanggan ke perusahaan lain.Meningkatkan lamanya relasional pelanggan.Meninggikan potensi pertumbuhan masing masing pelanggan melalui pangsa dompet , penjualan silang dan penjualan kelas produk di atasnya.11Membuat pelanggan berlaba rendah menjadi lebih mampu menghasilkan laba atau malah memutuskan hubungan kerja dengan mereka.Memfokuskan usaha yang tidak seimbang pada pelanggan yang berlaba tinggi.

Menarik, Mempertahankan, dan Menumbuhkan PelangganMembangun loyalitas.

Lima level investasi perusahaan dalam rangka membangun relasi pelanggan, yaitu :Pemasaran dasar.Pemasaran reaktif.Pemasaran bertanggung jawab.Pemasar proaktif.Pemasar kemitraan.

Kebanyakan perusahaan hanya menjalankan pemasaar dasar jika pasar mereka terdiri dari banyak pelanggan dan jika laba mereka kecil. Pada ekstrem lain, disejumlah pasara yang terdiri dari sedikit palanggan dan bermarjin laba tinggi, hamper semua penjual akan bergerak menuju pemasaran kemitraan.Mengurangi Peralihan Pelanggan

Langkah langkahnya adalah :Perusahaan menentukan dan mengukur tingkat retensi.Membedakan penyebab erosi pelanggan dan mengidentifikasi mereka yang dapat dikelola dengan baik.Mengestimasi berapa banyak laba yang hilang ketika kehilangan pelanggan.Menggambarkan berapa banyak biaya untuk mengurangi angka pengalihan.

Akhirnya, tidak ada yang lebih baik daripada mendengarkan pelanggan.Membentuk ikatan pelanggan yang kuat

Berry dan Parasuraman telah mengidentifikasi tiga pendekatakn untuk mambangun retensi.12 Menambah manfaat keuangan, dua manfaat yang dapat ditawarkan oleh perusahaan adalah : program seringnya membeli dan program pemasaran klub. Program seringnya membeli dirancang untuk memberikan imbalan bagi pelanggan yang sering membeli ataupun membeli dalam jumlah besar.13 Banyak perusahaan yang telah menciptakan program keanggotaan klub untuk mengikat pelanggan lebih erat pada perusahaan. Keanggotaan klub dapat terbuka bagi setiap orang yang membeli produk dan jasa dari perusahaan. Menambah Manfaat Sosial. Karyawan berusaha meningkatkan ikatan social mereka dengan pelanggan dengan cara membangun relasi dengan masing masing pelanggan secara lebih pribadi. Pada dasarnya, perusahaan yang memperhatikan pelanggannya akan merubah pelanggannya menjadi klien. Donnely, Berry, dan Thomson menjelaskan perbedaan tersebut sebagai berikut :

Pelanggan tidak bisa dikenal namanya oleh lembaga, klien harus dikenali. Pelanggan dilayani sebagai bagian dari masa atau bagian dari segmen yang lebih besar, klien dilayani orang perorang pelanggan dilayani oleh seseorang yang kebetulan ada, klien dilayani oleh tenaga professional yang ditugaskan untuknya.13Menambah ikatan structural , beberapa saran untuk menciptakan ikatan structural pelanggan:

Menciptakan kontrak jangka panjang.Tagihlah pelanggan yang rendah kepada konsumen yang membeli perlengkapan yang lebih besar.Ubahlah produk menjadi layanan jangka panjang.

Basis Data Pelanggan dan Pemasaran Berbasis Data

Basis data pelanggan adalah kumpulan terorganisir atas informasi menyeluruh tentang masing masing pelanggan atau calon pelanggan yang digunakan untuk tujuan pemasaran. Pemasaran berbasis data adalah proses membentuk, mempertahankan, dan menggunakan basis data pelanggan dan basis data lain untuk tujuan mengkontak, melakukan transaksi, dan menjamin relasi.Basis data pelanggan berbeda dengan daftar alamat surat pelanggan karena basis data pelanggan memuat jauh lebih banyak informasi, seperti pembelian masa lampau, demografik, pendapatan, anggota keluarga, tanggal lahir, dll.Data yang dikumpulkan oleh pusat kontak perusahaan dan diorganisasikan ke dalam gudang data. Melalui penggalian data14, para ahli statistic pemasaran dapat meringkas informasi yang bersifat tentang individutren dan segmen dari tumpukan banyak data. Penggalian data mencakup penggunaan teknik statistic dan matematik yang canggih, deteksi interaksi otomatis, permodelan peramalan, dan jaringan kerja system syaraf.15Menggunakan basis data, cara menggunakan basis data :

Mengidentifikasi calon pelanggan.Memutuskan pelanggan mana yang seharusnya menerima tawaran khusus.Memperdalam kesetiaan pelanggan.Mengaktifkan kembaki pembelian pelanggan.Mencegah kesalahan pelanggan yang serius.

Sisi Negatif Pemasaran Berbasis Data dan CRMAda tiga masalah yang dapat menghambat efektivitas penggunaan CRM secara efektif oleh perusahaan, yaitu :Mendrikan dan menyelenggarakan basis data pelanggan memerlukan investasi besar dalam perangkat keras computer, perangkat lunak basis data, program analisis, tautan komunikasi, dan personalia yang terampil.Kesulitan untuk membuat setiap orag dalam perusahaan memiliki orientasi pelanggan dan menggunakan informasi yang tersedia.Tidak semua pelanggan ingin menjadi relasi perusahaan dan mereka mungkin marah bila mengetahui bahwa perusahaan telah mengumpulkan begitu banyak informasi pribadi tentang mereka.Pengendalian dibalik CRM tidak selalu benar.16

Dengan demikian, manfaat pemasaran berbasis data tidak muncul tanpa biaya besar. Tidak hanya dalam mengumpulkan data pelanggan asli, melainkan dalam mempertahankan dan menggalinya. Namun ketika sudah berfungsi, sebuah gudang data menghasilkan lebih banyak dari biayanya.Sekelompok komentator bisnis mengemukakan empat bahaya utama dari CRM17, yaitu :Mengimplementasikan CRM sebelum menciptakan strategi pelanggan.Meluncurkan CRM sebelum mengubah organisasi supaya bisa cocok.Mengandaikan bahwa lebih banyak teknologi CRM itu lebih baik.Memburu bukan membujuk palanggan.

KESIMPULAN

Pelanggan berperilaku guna memaksimumkan nilai. Mereka membentuk harapan akan nilai dan bertindak berdasarkan harapan itu. Pembeli akan membeli dari perusahaan yang menawarkan nilai tinggi, yang didefinisikan sebagai selisih antara nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total.Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari kinerja yang dianggap ada pada produk dan harapan pembeli. Banyak perusahaan kini mengarah ke Kepuasan Pelanggan Total.Biaya untuk menarik pelanggan baru diperkirakan sebesar 5kali lipat daripada menyenangkan pelanggan yang ada. Kunci untuk mempertahnkan pelanggan yang sudah ada adala pemasaran relasional.Mutu adalah keseluruhan fitur dan sifat produk atau pelayanan yang mempengaruhi kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat. Sedangkan muu total adalah kunci untuk penciptaan nilai dan kepuasan pelanggan.Di perusahaan yang berpusat pada mutu, para manajer peresahaan mempunyai dua tanggung jawab : berpartisipasi guna merumuskan strategidan kebijakan untuk mengunggulkan perusahaan ; memberikan mutu pemasaran selain mutu produksi.Perusahaan juga menjadi terampil dalam menajemen relasi pelanggan (CRM) yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan individual dari pelanggan yang berharga. Keterampilan menuntut pembangunan basis data pelanggan dan melakukan penggalian data untuk menditeksi tren, segmen, an kebutuhan individual.

INDEKS

Untuk mendapatkan lebih banyak bahan tentang nilai yang dipikirkan pelanggan, lihat David C. Swadding dan Charles Miller, Customer Power (Dubin, OH : The Wellington Press, 2001).Gary Hamel, Strategy as Revolution, Harvard Business Review (Juli Agustus 1996): 69-82.Michael J Lanning, Delivering Profitable Value.(Oxford U.K : Capstone 1998).Untuk mendapatkan analisis yang menarik tentang dampak dari berbagai jenis harapan, lihat William Boulding, Ajay Kalra, dan Richard Staelin. The Quality Double Whammy. Marketing Service. 18(4). 1999. Hal : 463 484Claes Fornell, Michael D Johnson, Eugene W Anderson, Jaesung Cha, dan Barbara Everitt Bryant. The American Customer Satisfaction Index : Nature Purpose and Findings. Journal of Marketing. Oktober 1996. Hal : 7-18Eugene W Anderson dan Claes Fornell. Fondation of the American Customers Satisfaction Index . Total Quality Management, 11 No.7 2000 hal : S896 S882 Cynde Miller. US Firm Lag In Meeting Global Quality Standards. Marketing News. 15 Februari 1993.J. Daniel Beckham. Expect The Unexpected In Health Care Marketing Future. The Academy Bulletin (Juli 1992) :3Quality The Us Drivers to Catch Up. Business Week. 1 November 1982. Hal : 66-80. Untuk mendapatkan penilaian yang lebih baru tentang kemajuan, lihat : Gilbert Fuchsberg. Quality Program Show Shoddy Result. Wall Street Journal. 14 Mei 1992 halaman B1. Lihat juga Ronald R Rust, Anthony J Zahorik, and Thimoty L Keiningham, Return On Quality (ROQ) : Making Service Quality Financially Accountable. Journal Of Marketing 59 No 2. (April 1995) : 58 70Ronald T Rush, Christine Moorman, dan Peter R Dickson. Getting Return On Quality : Revenue Expansion, Cost, Reduction, or Both. Journal Of Marketing 65. (Oktober 2002) hal : 7-24.Ronald t Rush, Valerie A Zeithaml, dan Katerine A Lemon. Driving Customer Equity. (New York Free Press, 2000).Frederick F Reichheld. The Loyalty Effect (Boston : Harvard Business School Press, 1996).Leonard L Berry dan A Parasuraman, Marketing Service: Computing though Quality (New York : The Free Press, 1991) hal : 136 142. Lihat juga Richard Cross Janet Smith, Customers Bonding : Pathways to Lasting Customers Loyalty (Lincolnwood, IL : NTC Business Book, 1995) .Lihat Grahame R Dowling dan Mark Uncles. Do Customers Loyalty Programs Really Work?. Sloan Management Review 38 No 4 (1997) : 71 82.James H Donnelly Jr, Leonard L Berry dan Thomas W Thomson. Marketing Financial Service - A Strategy Vision (Homewood, IL : Dow Jones Irwin, 1985) hal : 113.Peter R Peacock. Data Mining in Marketing Part I. marketing Management Winter (spring 1998) : 15 25 ; Ginger Conlon, Whatthe !@#*?!! Is A Data Warehouse ? Sales & Marketing Management (April 1997) 41-48.James Lattin, Doug Carol, Paul Green. Analyzing Multivariate Data. (Florence, KY Thomson Brooks/Cole, 2003).Werner Reinnartz and V Kumar. The Mismanagement of Customers Loyalty. Harvard Business Review (July 2002) : 86 94.