Upload
adrian-nugraha-putra
View
218
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
OAT dan PERMASALAHANNYA
Dr. Wahyu Djatmiko, SpPD
BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT DALAMFKIK UNSOED / RSMS PURWOKERTO
2009
PENDAHULUAN
• Masih menjadi masalah kesehatan dunia
• Kriteria tdk masalah jika : 1 kasus /1 jt penduduk
• Saat ini blm ada negera yg memenuhi kriteria
• Reemerging Diseases
• Indonesia Bukan reemerging diseases
Kasus TB ke - 3 di Dunia
• The Great Imitator
KEPATUHAN
RESISTENSI EFEK SAMPING
TERAPI
Masalah bisa muncul dari beberapa aspek
TERAPI
• Tepat Sediaan
• Tepat Dosis
• Tepat Waktu
• Cara pemberian mudah
• Hindari kesalahan peresepan
• Sediaan tunggal Kombipak FDC
CARA PENGOBATAN• Tahap Intensif
• 2 bulan• 4 – 5 macam obat• Diminum setiap hari• Tujuan : Konversi sputum dg cepat (bakterisidal) Menghilangkan keluhan
Cegah efek penyakit lebih lanjutCegah resistensi
• Tahap Lanjutan• 4 bulan• 2 macam obat (Isoniazid dan Rifampisin)• Setiap hari atau intermiten (seminggu 3x)• Tujuan : Hilangkan BTA yg tersisa (efek sterilisasi)
Mencegah kekambuhan (relaps)
REGIMEN TERAPI
Jenis Aksi Dosis Harian Dosis 3 x /minggu
Isoniazid Bakterisidal 5 (4 – 6) 10 (8 – 12 )Rifampisin Bakterisidal 10 (8 – 12) 10 (8 – 12)Pirazinamid Bakterisidal 25 (20 – 30) 35 (30 – 40)Ethambutol Bakteriostatik 15 (15 – 20) 30 (25 – 35)Streptomisin Bakterisidal 15 (12 – 18) 15 (12 – 18)
Dosis : mg/kgBB
KEPATUHAN
• Penting untuk hindari gagal pengobatan atau resistensi
• Strategi DOTS ( Directly Observed Treatment – Short Course )
• Komitmen pemerintah
• Penemuan kasus dg pemeriksaan mikroskopik
• Pengawasan langsung
• Jaminan ketersediaan obat scr teratur
• Sistem monitoring dan pencatatan yg baik
EFEK SAMPING
• Isoniazid• Neuritis perifer• Hepatitis• Reaksi hipersensitif Pemantauan Faal Hati
• Rifampisin• Hepatitis• Gastritis• Drug Fever• Trombositopenia• Flu like Syndrome• Gagal ginjal akut ( jarang) Pemantauan Faal Hati dan ginjal
ESO lanjutan……………..
• Pirazinamid• Hepatitis• Hiperuricemia• Gastritis• Artralgia• Rash kulit Pemantauan : Faal hati dan kadar asam urat serum
• Ethambutol• Neuritis optik• Buta warna• Rash kulit Pemantauan : Tes tajam penglihatan
Tes pengenalan warna• Streptomisin
• Kelainan vestibuler• Gangguan N VIII• NefrotoksikPemantauan : Audiogram, fungsi vestibuler, Kreatinin
KONDISI KHUSUS
• TB berat / ekstra paru
perlu kortikosteriod (bila tidak ada kontra indikasi)
• Diabetes Melitus
• Cara dan panduan sama
• Waktu bisa lebih panjang
• OHO dpt berinteraksi dg Rifampisin dan Pirazinamid
diberi jarak waktu pemberian minimal 6 jam
• Monitoring gula darah : k/p dg insulin
• INH dan streptomisin : hati-hati percepat neuropati
• Gagal Ginjal
INH : dosis diturunkan jika kreatinin > 12 mg%
Rifampisin : tanpa penyesuaian dosis
Etambutol : GFR > 10ml/menit : 50% dosis
dosis tetap / 36 jam
GFR < 10ml/menit : 25% dosis
dosis tetap / 58 jam
Steptomisin : Kreatinin klirens <50 ml/menit dosis 0,5 g per hari
>70 ml/menit dosis 1 g per hari
Pirazinamid : Kreatinin klirens <10 ml/menit dosis normal / 2-3 hari
• Kelainan Fungsi Hati
Ringan : INH / Rifampisin dosis biasa
Monitoring faal hati berkala
SGOT / SGPT naik 3 – 5 kali normal : tunda sementara
Berat : Streptomisin dan etambutol dosis penuh
INH / Rifampisin mulai dosis rendah/dosis penuh 2-3 kali/mgg
Monitor ketat faal hati
INH, Rif, PZA dg Bilirubin > 2,9mg% : monitor ketat faal hati
• Kehamilan
Streptomisin kontra indikasi ( tuli bawaan)
INH, Rif< ethambutol : kontroversi , sebagian ahli memperbolehkan
• Lansia
INH, Rifampisin dan atau ethambutol
Hindari streptomisin (nefrotoksik, ototoksik)
lain-lain sesuai kelainan patologik yg didapat
DESENSITISASI
• Cara pemberian OAT yg terjadi efek samping INH dan Rifampisin
• Terhadap INH
• Mulai dosis 25 mg
• Setiap 3 hari dosis naik 2x
• Bila terjadi reaksi kembali ke dosis semula
• Terhadap Rifampisin
• Sama dg INH dosis dimulai 75 mg
RESISTENSI
• Dosis tidak adekuat
• Kombinasi obat tidak tepat
• Cara pemberian tidak tepat
• Monitoring kurang baik
• pemakaian obat second line tidak terkontrol