Upload
dodieu
View
237
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
/27:.?/~PI / 4-
SEJARAH PERKEMBANGAN SENI KALIGRAFI ISLAM DI INDONESIA
(Studi Kasus Kaligrafi Dekorasi di Dinding
Masjid Agung Al-Azhar Kebayoran Baru Jakarta)
Oleh:
ABDUL SOMAD
NIM : 101022021319
JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1427 H 12006 M
SEJARAH PERKEMBANGAN SENI KALIGRAFI ISLAM DI INDONESIA
(Studi Kasus Kaligrafi Dekorasi di Dinding
Masjid Agung Al-AziIar Kebayoran Bam Jakarta)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk
MemenuiIi Syarat-Syarat Mencapai
Gelal" Sal"jana Humaniora
OleiI :
ABDUL SOMADNIM: 101022021319
Di BawaiI Bimbingan
JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1427 H 12006 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul SEJARAH PERKEMBANGAN SENI KALIGRAFI
ISLAM DI INDONESIA (Studi Kasus Kaligrafi Dekorasi di Dinding Masjid
Agung AI-Azhar Kebayoran Baru Jakarta) telah diujikan dalam Sidang
Munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakmia pada tanggal 17 Maret 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (S I) pada
Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam.
Jakarta, 17 Maret 2006.
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang,
'fDrs. Sudarnoto Abdul Hakim, MA.
NIP: 150236276
Pembimbing,
Drs. H. D. Siro' ddin AR M.ANIP: 50 734 507
Sekretaris Sidang,
rt'~:Drs. H.M. Ma'ruf Misbah, MA.
NIP: 150247010
Penguji,
~~:NIP: 150 268 589
KATAPENGANTAR
Alhamdulillah, Penulis panjatkan kehadirat llahi Rabbi, yang telah
memberikan berbagai macam nikmat. kesempatan serta kekuatan, sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi iui. Shalawat teriring salam semoga tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa perubahan bagi
peradaban manusia dari peradaban yang sempit akan ilmu dan pengetahuan lllenuju
peradaban baik yang penuh dengan ilmu dan pengetahuan seperti sekarang ini.
Terselesaikallllya skripsi ini tentu saja tidak lepas dulrungan berbagai pibak
yang telah memberi petu~iuk serta motivasi dalam penulisan karya ilmiah ini. Oleh
karena itu Penulis mengucapka.!l terima kasih yang sebesar~besarnya kepada:
I) Dr. H. Badri Yatim, MA, Selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.
2) Drs. H. Budi Sulistiono, M.Hum, Selah.'U. Ketua JlllUsall Sejarah Peradaban
Islam dan Drs. Ma'rufMisbah, MA, Selaku Sekretaris Jurusan.
3) Dr. Didin Saefuddin, MA, Selaku Pelllbimbing Akadelllik yang telah
memberikan petunjuk dan nasihat selama dibangkukuliah.
4) Drs. H. D. Sirojuddin AR, M.Ag, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu memberikan arahan dan memacu setnangat penulis, sehingga
terselesaikannya penulisan skripsi in.i.
5) Para pengurus Masjid Agung Al-Azhar beserta staf dan para pengurus
Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar beserta staf, yang telah memberikan
keterangan dan meluangkan waktu untuk penulis dalam pencarian data-data
yang diperlukan.
6) Bapak Zainal Arifin, dan Prof. Dr. Kautsar Azhari Nur, yang telah
memberikan informasi-informasi kepada penulis dalam proses wawancara.
7) Pemimpin dan seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Perpusatakmll1 Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan iman
.lama, Selaetariat Masjid Agung AI-Azhar, yang telah memberikan fasilitas
selia pelayanan pada penulis dalam pencarian data-data yang diperlukan.
8) Ibuncla dan Ayahanda tercinta (Almarhum) yang selalu mencurahkan kasih
sayang, motivasi moril dan materil serta memahami hambatan pemllis pada
proses penulisan karya ini. Dan teruntuk pamanklJ H. Bunyamin Spd, Ust.
Sadunih, Komarucldin HS. Yang selalu mendukung penulisan skripsi ini tak
henti-hentinya.
9) Seluruh kawan-kawan di Jurusan SPI angkatan 2000-2001 yang telah
l11el11berikan dorongan serta saran, serta semua pihak yang telah membantu
penulisan d,alam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga segala kebaikan-kebaikan yang telah cliberikan kepada penulis
l11enclapat balasan dan limpahan rahmat dari Allah SWT. Amiin.
Jakarta, Maret 2006
Penulis
11
DAFTARISI
Kata Pengantar .
Daftal· lsi............................................... III
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ,.. :· . 1
BAB II
BAB III
B. Indentifikasi, Pembatasan dan Perumtlsan Masalah............... 6
C. Ttljnan Penelitian.................................................................... 7
D. Metode Penelitian................................................................... 8
E. Survei Pustaka . 9
F. Sistematika Penulisan 11
PENGERTIAN DAN SEJARAH KALIGRAFI
A. Pengertian Kaligrafi '. 12
B. Sejarah Tulisan Arab.. 14
C. Sejarah Kaligrafi di Indonesia 21
KALIGRAFI DEKORASI DAN KEDUDUKANNYA
DALAM SENI ISLAM
A. Pengertian Kaligrafi Dekorasi 26
B. Biografi Kaligrafi Terkemuka 32
III
BABIY
BABY
C. Macam-macam Aliran Kaligrafi............................................. 36
D. Ke.dudukan Kaligrafi elalam Seni Islam 46
E. Fenomena Kaligrafi Dekorasi eli Indonesia 49
KALIGRAFI DEKORASI DI D1NDlNG MASJID AGUNG
AL-AZHAR KEBAYORAN BARU
A. Tinjauan Historis Masjid Agung AI-Azhar ,........................... 56
B. Arsitektur Masjid Agung AI-Azhar 59
C. Corak Kaligrafi Di Dinding Masjid Agung AI-Azhar 62
D. Kaligrafi Sebagai Pelengkap Elemen Estetika .. ,.................... 66
E. Kaligrafi Sebagai Sarana Dakwah 68
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 74
B. Saran....................................................................................... 76
DAFTARPUSTAKA..................................................................................... 78
Lampiran-Lamph'an
IV
BABI
PENDAHULUAN
A, Latal' Bclakang Masalah
Aktivitas dan kreativitas senikian menjalar hampir ke seluruh dan
memenuhi ruang gerak manusia karena kegiatan berkesenian merupakan sllatll
keblltllhan rohani yang pada akhirnya di sisi lain dapat menghembuskan angin
segar kepada pemenuhan kebutuhan jasmani. 1
Salah satu aktivitas seni yang marak di tanah air kita (Indonesia) adalah
sel11 kaligrafi. Kecenderungan aktif di dalamnya baik sebagai senimannya
mauplln sebagai penikmatnya kian menggelitik intuisi karena dengan demikian
keterikatan hati dengan kaligrafi yang ruang lingkupdan muatannya tidak lain
adalah pesan-pesan suci dari sang Pencipta mampu memberikan ketenangan jiwa
dan merasakan kehadiran-Nya. Betapa tidak integrasi seni dan wahyu ilahi
ditemukan dalam seni kaligrafi. Dan ini wqjar sqja karena kaligrafi yang karakter
hurufnya mengandllng estetika adalah media perekam bunyi wahyu Ilahi
Sebagaimana telah didefinisikan oleh Quraisy Shihab seni adalah
keindahan. Ia lahir karena dorongan fitrah manusia yang cenderung kepada
keindahan. Islam sebagai agama yang lurus yang disampaikan AI-Qur'an sesllai
dengan fitrah manllsia. Dengan demikian seni mendapat tempat di hati orang-
I Diklltip dari Syaharllddin, Kaligra}) AI-QUI" 'an clan Metodologi Pengajarannya, (Jakarta:Sahit Kaligrafi Plus, 2001), Cet. ke-I, h. vii .
2
orang muslim atau dengan kata lain seni dan agama Islam berpadu di dalam jiwa
manusia. Bahkan seni itu ditemukan di dalam Islam2
Seni kaligrafi Arab yang disebl.lt juga seni khat mel1.1pakan salah satu
karya seni rupa yang tidak kalah pentingnya dari jenis seni rupa Islam lainnya3
Hal senada diungkapkan pula 1. Pedersen bahwa dalam peradaban Islam, budaya
tlilis mcnulis Arab, memainkan penman yang begitu penting." Dalam kaitan ini
berdasarkan keterangan Seyyed Hossein Nasr, kaligrafi termasuk seni yang
tertinggi 5 Karena itu, ia menjadi simbol kesenian Islam. Hal demikian tidak
mengherankan dan bukan tanpa alasan, karena dalam proses perkembangannya
tidak luput dari pengaruh dan dinamika ruh yang clipr'll1carkan AI-Qur' an. Selain
itu, kaligrafi digali dan diperindah oleh tangan-tangan seniman muslim, serta
posisinya sebagai media komunikasi dan pengajaran Islam yang begitu penting
dalam dunia pendidikan dan yang lebih penting lagi esensinya sebagai perekall1
ayat-ayat suci AI-Qur'an, serta digunakan dalam penulisan buku-buku pelajaran
agama serta literatur Islam lainnya.
Di antara ayat-ayat AI-Qur'an yang mendongkrak intuisi dan menjadi
motivator serta menjadi sumber inspirasi bagi para kaligrafer dalam menumbuh
kembangkan kaligrafi adalah surah yang pertama kali diturunkan kepada
2 Lihat Quraish Shihab, Wawasan AI-QlIr'an, (Bandung: Mizan, 1996), Cel. ke-2, h. 386, Wiyoso Yudoseputro, Pengantar Senl Rupa Islam di Indonesia, (Bandung: Angkasa 1986),
h. 1154 J. Pedersen, Fajar Intelektualisme Islam: Buku dan Sejal'ah Penyeharan h?fbrmQsi di Dunio
Arab, ter.l. Alwiyah Abdurrahman, (Bandung: Mizan, 1996), Cel. ke-I, h. 57:> Seyyed Hussein NasI', A4el?ielajah Dunia Ivladern, Bimbingan un/uk Kaum Muda t\ill/slim,
teljm. Hasti Tarekat, (Bandung: Mizan, 1994), Cel. ke-1, h. 118
3
Rasulu!lah SAW, yaitu AI-'Alaq ayat 1-5 dan surah AI-Qalam ayat I yang
berbunyi sebagai berikut
Artinya "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Diotelah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, danTuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia) denganperantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidakdiketahuinya. ,,6 .
,,} "" g
lJ)~L:) ~I) J
Artinya: "Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis. ,,]
Nilai estetika yang clipandang kaligrafi AI-Qur'an hasil olahan tangan clan
v/arisan para kaligrafer pendahulu yang tCr1110tivasi ayat tcrscbul eli alas mampu
menarik perhatian khalayak, bukan karena perwajahan clan penampilannya scmata
yang menawan tetapi juga nilai etika yang mengetuk hati sebagai pancaran nur
!lah!.
Di Timur Tengah misaInya, dan bagian lain yang menjadi wilayah
kecmasan pemerintahan Islam, seni kaligrafi tidak pernah lepas clari pola kesenian
sehari-hari, dan telah melahirkan karya-karya agung sebagai ekspresi puncak
" Depag RI, At-QuI' 'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci AI-Qur'an,Depag RI), h. 1079
7 Ibid., h, 960
4
keinginan estetis tjmat Islam saat itu,8 yang pengamlmya terus terasa sampai
sekarang.9
Sementara di Indonesia, perkembangan kaligrafi tidak ketinggalan,
meskipun kaligrafi pada mulanya tidak sebagaimana layaknya di sebuah negeri
muslim. lo Adapun data arkeologi mengenai kaligrafi Islam Nusantara terutama
bersumber pada bukti-bukti epigrafi, II lebih khusus lagi epigrafi yang terdapat
pada makam-makam hmo. Dari bukti-bukti epigrafi ini, dapat disimak
perkembangan jenis-jenis aksara dan gaya tulis arab yang pernah dan tems
berkembang di Indonesia. 12
Hasil kajian lain menunjukkan, humf Kufi muncul lebih awal ketimbang
gaya tulis Arab lainnya seperti Nastaliq, Tsulus, Naskhi dan sebagainya. Selain
cpigrafi, sumber kajian kaligrafi Islam Nusantara juga terdapat pada berbagai
media seperti kertas, kain/kanvas, kaca dan lain-lain. Beberapa kajian terdapat
bukti-bukti epigrafi Islam Nusantara ini memperlihatkan deferensiasi sebagai
berikut :
8 Yang dimaksud padasaat keemasan kaligrafi eli Timur Tengah yaitu paela masa dinastiAbbasiyah berkuasa dan mengembangkan seni kaligrafi yang sama bagus serta melahirkan banyakmaster kaligrafi. Namun dalam berbagai literatur yang banyak dikupas lebih panjang adalah tigaknligrafer terpandang yang dinilai mempunyai artj tersendiribagi perkembangan kaligrafi Islam ini, eliantaranya: IbllU Muqlah, lbnu Bawwab dan Yaqut AI~MlI'tashimi.
l) Syaharuddin, op, cil" h. 3~410 Nurcholish Madjid, Kaki Langi! Peradahan [,lam, (Jakarta: Paramadina, 1997), Cet. ke-1,
h.45" Istilah epigrafi adalah pengetahllan membaca dan menafsirkan arti tulisan kuno. Dikutip
dari M. Dahlan Yakub AI-Barry, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Surabaya: Arkola, 2001), h.149
12 Hasan Muarif Ambary, Menemukan Peradaban: Jejak Arkeologis dan Historis IslamIndonesia, (Jakarta: PT. Logos Wacana IImu, 1998), Cet. ke-l, h. 256
5
1. Bukti-bukti epigrafi yang masing-masing memperlihatkan anasir-anasir
budaya asing, yakni penganJh Gujarat (India), pada makam-makam Fatimah
binti Maemun (Leran, Gresik), Maulana Malik Ibrahim (Oresik) dan Sultanah
Nahrisyah (Pasai, Aceh Utara)
2. Bukti-bukti epigrafis yang mernpakan perkembailgan kreativitas lokal, seperti
tampak pada makam-makam : Tuhar Amisuri (Barns), Sultan Malik
Al-Shahih (Pasai, Aceh Utara), Sultan Malik Al-Zahir (Pasai), Troloyo
(Trowulan, Mojo Kerto), Gow!l Tallo, Binamu (Sulawesi Selatan), rilja-raja Bima
eli Dantaraha, dan Raja-raja Ternate/Tidore dll. 13
Kaligrafi yang bernuansa dekorasi ini lebih sering diaplikasikan pada
interior masj id dan mushalla yang bertujuan selain untuk kepentingan dakwah
yang terns dipancarkan oleh ayat-ayat suci AI-QlIr'an dan hadits yang memang
muatan intinya dari hurllf-huruf kaligrafi itu adalah wahyu Ilahi. '4
Penampilan corak dan gayanya banyak dijumpai (terpampang) eli masjid-
masjiel elan mushalla yang memang menjadi media utama pengekspresian
kaligrafi elekorasi ini. Jika kita menengok sejenak ke beberapa masjid di negara-
negara Timur Tengah dan eli negara-negara Islam lainnya, maka kita akan
menyaksikan panorama kaligrafi dan ornamennya yang menyatu dengan interior
masjidnya dan menjaeli simbol kekayaan seni budaya Islam. KemJll1eulannya
berawal dari abael pertama Hijriyah berlanjut ke abad-abad berikutnya. Fenomena
13 Ibid., h. 257
14 Syaharuddin, Kaligrafl Dekorasi di Tengah Kesunyian Interior, (Jakarta: Sabll Kalig,rafiPlus, 2002), eel. ke-1, h. 18
6
ini kemudian'menjalar hingga kebelahan dunia Timur termasuk Indonesia.
Namun di Indonesia, jalinan kaligrafi dan ornamentasi yang menjadikan dinding-
dinding masjid sebagai media ekspresi tergolong masih belia jika dibandingkan
dengan negara-negara Timur Tengah. Yakni mulai marak di paruh kedua abad 20
padahal masuknya kaligrafi Islam ke Indonesia beriringan dengan masuknya
Islam itu sendiri sebagaimana telah diutarakan sebelumnya. Kebeliaan ini ditandai
dengan tidak adanya kaligrafi dekorasi di dinding masjid-masjid hmo. ls
Berangkat dari sinilah Penulis merasa tertarik untuk mencermati dan
menganalisa fenomena ini. Penulis memaparkan semua ini dalam sebuah skripsi
yang beljudul "SEJARAH PERKEMBANGAN SENI KALIGRAFI ISLAM
1)1 INDONESIA (Studi Kasus Kaligrafi Pekorasi di Dinding Mas.jid Agung
AI-Azhar Kebayoran Bam Jakarta)"
B. Idelltifikasi, Pembatasan dan Pemmusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka Penulis
mencoba mengidentifikasi masalah-masalah yang ada sebagai berikut :
I. Sejarah kaligrafi di Indonesia
2. Fenomena kaligrafi dekorasi di Indonesia
3. Kaligrafi dekorasi di dinding Masjid Agung Al-Azhar Kebayoran Ban,!
" Lihat D. Sirojuddin AR., Ke/erampi/an Menu/is Kaligrofi bogi San/ri Pondok Peson/ren,(Jakarta: Depag RI, 2001), h. 43
7
Dari identifikasi di atas, untuk mempeljelas persoaian yang akan dibahas
dan agar tidak terialu melebar pokok bahasannya, maim perlu kiranya Penulis
membatasai permasalahan pada :
1. Aspek sej arah
2. Aspek corak tulisan kaligrafi
3. Aspek fungsi kaligrafi
Berdasarkan pembatasan permasalahan di atas, maim perumusan masalah
yang Penulis ketengahkan adalah :
I. Corak tulisan kaligrafi di dinding Masjid Agung AI-Azhar
2. Fungsi kaligrafi di dinding Masjid Agung AI-Azhar
C. Tl,juan Pcncli!ian
Tujuan penelitian yang mendorong Penulis untuk memilih judul tersebut
adalah:
I. Penulis memandang periu untuk memperkenalkan seni kaligrafi Islam kepada
masyarakat luas atau pembaca, bahwa seni kaligrafi Islam adalah seni yang
paling agung dan tinggi nilainya.
2. Penulis ingin mengetahui lebih mendalam sejauh mana sejarah perkembangan
seni kaligrafi Islam di Indonesia
3. Untuk mendapat literatur yang berkaitan dengan sejarah seni kaligrafi Islam
yang ada di Indonesia
8
4. Untuk dapat memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada
Fakultas Adab dan Hlmlaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
D. Metode Penelitian
Dalam penelitian karya tulis ini teknik pengumpulan data yang digunakan
Penulis adalah pendekatan sejarah atau historical r,nethode yaitll heuristik, dan
interpretasi. 16 Adapun pengertiannya sebagai berikut :
Heuristik adalah mencari sumber, pencarian dan pengumpulan sumber-
swnber sebagai data sejarah terbagi ke dalam dua macam sumber ; sumber primer
yaitu mengadakan wawancara. Sumber skunder yaitu data tertulis (data-data
dalam bentuk teks/tertulis), seperti buku, majalah, koran, dokumen, artikel dan
lain-lain.
Interpretasi ini dilakukan terhadap fakta sejarah yang telah diseleksi
dengan menggunakan pendekatan multidimensional agar fakta-fakta tersebut
menj adi suatu Risah sej arah.
Sedangkan metode penyajian dari penulisan shipsi ini, yaitu dengan cara
deskriptif analitis. Mengenai pengumplJlan data dan penyusunan ini, Penulis
selain menggunakan studi kepustakaan (library research) juga akan dilengkapi
dengan penelitian lapangan (field research), yaitu penulis langsung melakukan
observasi lapangan; yaitu dengan cara observasi terhadap dekorasi kaligrafi,
16. I-1ariyono, Mempelajari Sejarah Secw'a Efektif, (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, (995),Cet. ke-l, h. 109 "
9
mengamati kaligrafi, bertanya, wawancara, membuat catatan-catatan terhadap
objek yang diteliti, mengadakan wawancara dengan pengurus Masjid Agung
Al-Azhar yaitu Drs. H. Amliwazir Saidi, serta dengan pihak-pihak yang terkait,
dalam objek penelitian ini yaitu; Bapak Zainal Arifin dan Prof. Dr. Kautsar
Azhari Nur, MA. Yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan langslll1g
mengenai data-data dan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
ini. Sedangkan untuk teknik penulisan, Penulis merujuk kepada buku-buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
E. Survci Pustaka
Penelitian tentang kaligrafi Islam di Indonesia memang. sudah banyak
dilakukan oleh beberapa peneliti. Sebagian besar penelitian tersebut dituangkan
dalam jurnal, artikel, dan buku. Dalam hal ini Penulis mencoba untuk menambah
bentuk kajian guna memperkaya kajian tentang kaligrafi Islam di Indonesia.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan ditulis dalam bentuk buku Seni
Kaligrafi Islam karya Didin Sirojuddin AR yang muatannya adalah sejarah,
estetika dan teknik menulis kaligrafi, maka di bagian awal buku ini kita
menemukan satu poin bahasan yang menjurus kepada ruang lingkup
keindonesiaan. Yakni membicarakan fenomena kaligrafi Islam di Indonesia.
Muatan intinya adalah seputar munculnya satu aliran yang disebut kaligrafi lukis
(kaligrafi yang dilukis-Iukis di atas kanvas tanpa ada kaitan kaedah khattiyah)
10
menerobos kebakuan ka1igrafi mumi (kaligrafi berkaedah).17 Sementara C. Israr
juga mengungkap da1am salah satu pokok bahasan dari bukunya Dar! T~ks Klasik
Sampai k~ Kaligrafi Arab tentang ka1igrafi di Indonesia. ls Demikian pula da1am
buku Islam : Cakrawala Est~tika dan Budaya karya Abdul Hadi W.M sempat
menyinggung fenomena ka1igrafi di Indonesia da1am beberapa poin bahasannya
tentang lukisan kaligrafi yang di da1amnya dapat dipetik, satu pernyataan bahwa
tahun 1972 merupakan awa1 kebangkitan seni rupa Islam barn di Indonesia
dengan dipall1erkannya secara bersama 1ukisan ka1igrafi untuk pertama kalinya di
.Jakmia. 19 NlIru1 Makin da1all1 bukunya Kapita Selelcta Kaligrqfi Islam juga
ll1cll1bicarakan kaligrafi di Indonesia2o Yang lebih serius lagi Hasan Muarif
All1bary lewat bukunya Menemukan Peradaban menguraikan perkell1bangan
kaligrafi Islam di Indonesia berdasarkan data arkeo1ogi yang ditelitinya secm'a
epigrafi.21 Muncul pula buku AL-Qur 'an dan Kaligrqfi Arab: Peran Kitab Sud
dalam Transformasi Budaya karya Ilhall1 Khairi R?2 Disusu1 kemudian buku
Keterampilan "Menulis Kaligrafi Bagi Santri Pondok Pesantren karya Didin
Sirojuddin AR.23
17 D. Sirojuddin, AR. Seni Kaligrafi Islam, (Jakarta: Multi Kreasi, 1995), Cet. ke-4IS C.lsrar, Dari Teles Klasik ke Kaligrafi Arab, (Jakarta: Yayasan Masagung, 1985)19 Abdul Hadi W.M., Islam: Cakrawala Estetik dan Budaya, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000),
Cet. ke-I20 H.Nurul Makin, Kapita Se/ekta Kaligrafi Islami, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1995), Cet.
ke-I21 Hasan Mum'if Ambary, Menemukan Peradabaan, (Jakarta, Logos, 1999), Cet. ke-122 Ilham Khairi R, Al-Qur'an dan Kaligi'afi Arab: Peran Kitab Suci dalam Transformasi
Blidaya, (Ciputat: Logos, 1999), Cet. ke-I .'23 D. Sirojuddin AR, Keterampilan Menlilis Kaligrafi Bagi Samri Pondok Pesantren, (Jakarta:
Depag RI, 2001
11
F. Sistematika Penulisan
Untllk memperoleh gambaran yang jelas dan memlldahkan, Penlliis
menYllSlln sistematika penlllisan ini sebagai berikllt:
Bab I Pendahlllllan, berisi latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan dan
pernmllsan masalah, tlljllan penelitan, metode penelitian, survei pustaka
dan sistematika penulisan.
Bab II Pengertian dan Sejarah Kaligrafi meliputi pengertian kaligrafi, sejarah
tlliisan Arab dan sejarah kaligrafi di Indonesia.
Bab III Kaligrafi Dekorasi dan Kedlldukannya dalam Seni Islam, meliputi
pengertian kaligrafi dekorasi, biografi kaligrafer terkemllka, macam
macal11 aliran kaligrafi, kedudukan kaligrafi dalam seni Islam dan
fenol11ena kaligrafi dekorasi di Indonesia.
Bab IV Kaligrafi Dekorasi di Dinding Masjid Agung AI-Azhar Kebayoran Barn,
l11eliputi Til~jauan historis Masjid Agung AI-Azhar, Arsitektur Masjid
Agung Al-Azhar, corak kaligrafi di dinding Masjid Agung Al-Azar,
Kaligrafi sebagai elemen estetik, Kaligrafi sebagai sarana Dakwah
Bab V Penlltup,terdiri dari kesimpulan dan Saran-saran
BABII
PENGERTIAN DAN SEJARAI-I KALIGRAFI
A. Pengertian Kaligrafi
Kaligrafi secara etimol()gis berasal dari bahasa lnggris, Calligraphy yang
berasal dari dua suku kata bahasa Yunani, yaitu kallos: beauty (indah) dan graphein.'
to write (menulis) yang berarti: tulisan yang indah ata~l seni tulisan indah. 1 Dalam
bahasa arab kaligrafi disebut denganfann al-khath (seni menulis). Kata kaligrafi bisa
cliartikan garis atml tulisan. Orang yang ahli dalam bidang ini disebut clengan al-
khath-thaath (calligrapher). Kaligrafi dalam arti the art ofpenmanship memang benar
karena kecakapan menulis halus sebenarnya merupakan kecakapan menggunakan
pena clalam menulis?
Definisi lebih lengkap dikemukakan oleh Syeikh Syamsuddin al-Akfani di
clalam kitabnya Irsyad Al-Qasid,3 bab "Hasr al-'Ulum" sebagai berikut
;; ,,, '" 00" '"'''
,~ ~'} (.>;--j ,~L,o:'\j ,;;:;~I J:,/JI ~~ ~ 0:;.;'~ y,",/;',., "" ... ..-
'JI"'\' , ':/' ~;' ,/0 ":/> '·'1 ,t" , .';:'" ,C& II . \',~,' ,:/.0,' '~\-'-i,)'~ ~ '-")'~ u ~~) ')~ cs"""":"-~ '-"),., - .... ,..,
J "'. " J
.J~ \~ ~j ~~\ cJ. LP J~ c;,.... ,., ".. ".. ...
Artinya: "Khat/kaligraji adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentukhuruf tunggal, letak-letalmya, dan cam-cam merangkainya menjadi sebuahtulisan yang tersusun, atau apa-apa yang ditulis di atas garis-garis,
1 Abdul Karim Husain, Seni Katigrafi Khat Naskhi: TlIntllnan Menlltis Hatlls Arab denganMetode Kamperatif, (Jaka'ta: CV. Pedoman IImu Jaya, 1985), Cet. Ke-l, h.l
2 tbid., h. 2J D. Sirojuddin AR. Dalam: Sen; Kaligmfi Islam, (Jakarta:PT.Multi Kreasi Singgasana, I992),
Cet. l<e-4, h.l- 2
12
13
bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak pertu ditulis;menggubah ejaan yang pertu digubah dan menentukan cara bagaimanauntuk menggubahnya. "
Definisi di' atas memberikan gambaran tentang suatu unit rangkaian huruf-
huruf yang tampil indah karena sistem pengolahan yang padu, yang dengan cara-cara
tersebut disebut khat atau kaligrafi.
Keindahan seperti yang terurai pada definisi Syeikh Syamsuddin ini terbatas
hanya pada bentuk fisik, yaitu huruf-huruf dan kode-kode pengolahannya. Oleh
karena itu, Yaqut al-Musta'simi, kaligrafer kenamaan di masa Kesultanan Turki
Usmani, melihat keindahan yang bernuansa lebih dalam, yaitu keindahan rasa yang
dikandungnya. Untuk itu, Yaqut membuat batasan sebagai berikut:
..- ... o~::< ".':' 0 ....
~~ ;;.J~ :':"R 01) ;(:;G-J~ ~~ Q\r "" /:;; "" ....
Artinya: "Kaligrafi adalah arsitektur rohani, walaupun terekspresikan melatuiperabot kebendaan. ,,4
Di samp1l1g arti literal tersebut, Nasr5 memberikan interpretasi bebas atas
ungkapan tersebut, keindahan tulisan adalah kefasihan tangan dan keluwesan pikiran.
Pada bagian lain kaligrafer Muhammad Thahir AI-Kurdi menyatakan pendapatnya
tentang khat sebagai berikut:
VI.... J ".".. "'.:. 0....45';- ~ b.:a~f ~ Q\/ /
Artinya: "Khat adalah insfink yang menyebabkan sebuah gerakan menjadi fepat."
4 Nurul Makin, Kapila Selekta Kaligrafi Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas 1995), Cet. ke-I. h.2
5 Seyyed Hossein Nasr, Spiritualitas Seni Islam, (Terjemah, Sutejo. Bandung: Mizan, 1993),h.27
14
Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa gerakan, dalam hal ini jari
tangan, merupakan gerakan instink yang penuh kemungkinan. Dengan adanya rull
khat ini, gerakan jemari tangan yang memegang pena tersebut akan terarah. Ia akan
bergerak perlahan dan penuh ketepatan dengan tuntunan rumus-rumus kaligrafi yang
telah diresapi oleh khaUa! yang bersangkutan6 Definis,i-definisi ini l11enunjuk pada
pengertian yang jeIas, yaittJ tulisan yang indah. Dengan demikian, tulisan yang jelek
atau yang dibuat asal-asalan tidak bisa disebut khat atau kaligrafi.
B. SC.iarah Tulisan Arab
Ada banyak pendapat menyangkut asal-usul tulisan Arab. Sebagian
l11endasarkan diri pada elata-data historis yang bisa dilaeak elan diuji validitasnya;
sebagian lagi l11enyandarkannya kepada keyakinan l11istis yang karena aeap tidak
terang ujung pangkalnya, l11aka sulit dibuktikan seem'a ilmiah. Meski demikian,
dapatlah disepakati bahwa, seperti elikatakan Habibuliah Fadhaili, tulisan (termasuk
kaligrafi Arab) tielak tereipta seeara menelaelak elalam satu kesel11patml dalam keaelaan
yang sempurna, melainkan tUl11buh melewati proses panjang seem'a berangsur-angsur.
Tidaklah diragukan bahwa setiap jenis tulisan berproses melalui eksperimentasi dan
intensifikasi selama bertahun-tahun sampai kemudiml membentuk tulisan yang
. 7panpurna.
'NUl'ul Makin, Op.Cit., h. 37 IIham Khairi, AI-Qur'an dan Kaligrafi Arab: Peran
(Jakarta: Logos Wacapa IImu, 1999), ceJ ke-l, h. 52
,K,itab Sud dalam Tranformasi 13udaya,
IS
Kamil al-Baba memaparkan bahwa sebagian aliii l11enganggap, tulisan Arab
merupakan pecahan dari akar tulisan Swyani, bersandarkan pada adanya kemiripan
bentuk humf-huruf Arab dengan huruf-huruf Suryani. Sementara itll dari kalangan
Orientalis ada yang berpegang pada teori ilmuwan Jerman Lidzbarsky, bahwa alpabet
Arab sebelum Islam ttullbuh dari tulisan Funisia. Namun, ada sebuah pendapat yang
telah disepakati oleh para peneliti di bidang ini, yangdilakukan oleh Orientalis
Belanda, Von de Bronden. Basil penelitiannya menyimpulkan bahwa tulisan Arab
clan Kan'an tumbuh bersaman di kepingan Jazirah Sinai. Pacla tahun 1904-1905, di
Sil1ai, berhasil dibongkar beberapa ukiran yang clitulisdengan tulisan yang menclekati
bentuk tulisan Mesir Bierogliph.8
pari sini, kemuclian sebagian besar sejamwan berpenclapat bahwa kaligrafi
Arab berasal dari tulisan Mesir Kuno, yaitu Hieroglyph9 yang berkembang pada
3.200 SM, yang hurufnya berupa gambar-gambar (pictograph) clan beljumlah
ratusan. IO Ditemukan pada relief di kuburan-kuburan Pharao (Fir 'aun) atau raja-raja
kerajaan Mesir Purba yang banyak dijumpaidi kota Abidos, talc begitu jauh dari
Thinis yang menjadi pusat kerajaan Mesir Purba. Ada pula yang ditulis pada
, D. Sirojuddin AR., Dinamika Kaligraji [slam, (Jakarta: Darul UlumPress,TerjemahanKamil Albaba, 1992), Cet. ke-], h.9-1 0
') Lebih jelasnya, Iihat gambar pertumbuhan kaligrafi Arab mulai dari Hieroglyph Mesirsampai terbentuknya jenis Naskhi. Dapat dilihat Co Israr, Dari Teks Klasik Sampai ke Kaligraji Arabi.op. Cit., h. 24-29, lihat pula: Ismail R. AI-Faruqi dan Lois Lamya AI-Faruqi., Atlas Budaya Islam;Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang, telj. I1yas Hasan,(!3andung: Mizan, 2003), Cet. ke-4, h.62. Lihat pula: Abdul Karim Husain, Sen; Kaligraji Khat Naskh;, op. cit., h. 4
10 Abdul Karim Husain, Seni Kaligraji Khat Naskhi, op, cit., h 5
16
Papyrus II sejenis tumbuh-tumbuhan yang banyak tumbuh di sepanjang sungai Nil, di
pahatkan di batu, dinding-dinding pyramid, lmil pemujaan dan lain sebagainya. 12
Tulisan ini berkembang menjadi Hieralilc dan DemoNic yang ditemukan di
Icmbah slIngai Nil. Bentllknya tidak berupa kata-kata terplItlls seperti tlliisan pakll,
tetapi menyeclerhanakan diri dalam bentllk-bentuk gambar sebagai simbol-simbol
pokok tlliisan yang menganclung isyaraL IJ Bangsa Mesir lalu berdagang clan
berhubllngan dengan komunitas keturllnan Kan'an Smith yang cliseblJt bangsa
Phunisia. Hiclup sekitar tahun 2000-1500 SM. Di kota-kota pelabuhan yang mereka
dirikan seperti Tripolis, Sidon, Tyre clan cli pantai lautan Tengah. Dari sini lahir
tulisan phunisia yang lebih sederhana dan mel1iadi tulisan blU1yi atau idiogram,
1umlah hurufnya hanya 22 saja, yang mereka beri nama yang pertama alpha (a), yang
kedua bela (b) dan setenJsnya yang kemndian terkenal dengan hlJruf alphabet atau
abjad. 14
Dari tulisan Phunisia timbul lagi tulisan 'Arami yang digunakan bangsa
Arami yang mendiami daerah-daerah Palestina, Syiria dan Iraq. Di daerah-daerah
tersebutlah tnlisan 'Arami itu dahulunya berkembang. Lahir pula, dalam waktn
bersamaan, tnlisan Musnad yang tiap hnruf-hurufnya terpisah satn dengan yang lain,
11 Papyrus adalah semaeam kertas yang terbuat dad sejenis alang-alang yang kemudiandiawetkan di tempat yang kering. Bahasa-bahasa di dalam papyrus iru pertama kaliberhasil diungkapoleh Champoleon seorang ahli tentang kebudayaan Mesir dad' Peraneis. Lebih jelasnya, lihatSugihardjo Sumobl'Oto Budiawan, Sejarah Peradaban Barat Klasik; Dari Pra Sejarah hinggaRuntuhnya Romawi, (Yogyakarta: Liberty, 1989), Cet. ke-I, h. 25
12 C. IS1'3r, Dari Teks Klasik sampai ke Kaligrafi Arab, op. cit., h. 2113 D. Sil'Ojuddin AR., Seni Kaligrafi Islam, (Jakarta: Multi Kreasi, 1995), Cet. ke-4, h. 8-914 C. Israr, Dari Teks Klasik Sampai ke Kaligrafi Arab, op. cit;, h. 27-28
17
tielak seperti tulisan Arab yang lahir kemuelian. 15 Sampai eli sini, para ahli terutama
para ahli elari Barat elan elari Arab berbeela panelangan tentang jenis-jenis tulisan yang
elilahirkan oleh keelua tulisan eli atas. Bahkan, aela yang meyakini salah satu tulisan
tersebut kemuelian tielak berkel11bang atau l11ati. 16 Hal ini elapat elilihat paela skel11a eli
bawah ini.
Pcndapat Ahli Barat
Ararni Musnad
15 Ibid., h. 3316 Ibid., h. 35
18
Pendapat Ahli Arab
Himyari Lihyani
Arami
Tsamudi
Berdasarkan skema di atas namun, atas bukti-bukti nyata arkeologis (dinas
purbakala) yang pernah mengadakan penelitian intensif tentang pertumbllhan tulisan
Arab yang berasosiasi erat pada ilm1J perbandingan bahasa, disimpulkan bahwa kedua
tulisan tersebut melahirkan cabang-cabangnya. T1Jlisan 'Arami melahirkan tulisan
Nabthi di Hirah dan Satranjili-SUlyani di Irale. Sementai:a tulisan Musnad melahirkan
Sqfawi, Samudi di kota Samud dan Lihyani di utara Maldcah pada pemukiman Bani
Lihyan, dan Humeiri di sebelah selatannya. 17
17 D. Sirojuddin AR., Seni Kaligrafi Islam, op. cit., h. 20
19
Dari sekian jenis tulisan di atas, clemikian simpul D. Sirojudclin AR, hanya
Musnad dan Nabthi yang benar-benar dianggap sebagai tulisan Arab hmo. Para ahli
tentang Arab Selatan antma lain Klaser, Necker dan Hommel mampu mengusut
pemakaian lvlusnad semenjak 1000 tahun SM. Menurut data al-Muqrizi, tulisan
Musnad merupakan tulisan yang banyak clipakai oleh masyarakat I-limyar clan raja-
raja 'Ad. Ibnu Khalclun mencatat bahwa orang-orang Hijaz mengambil tulisannya
dari Hirah, orang-orang Hirah dari Hameir pertama dari Yaman, yang didllga sebagai
tempat kelahiran pertama tulisan Musnad. 18 Pada masa selanjutnya, tulisan Musnad
tidak digunakan lagi, terdesak oleh tlliisan Kihdi dan Nabthi yang
menggantikannya. 19
Tulisan Nabthi inilah yang dipercaya dan clisepakati oleh banyak pengamat
sebagai tulisan yang diadopsi oleh kaligrafi Arab.2o Para pengamat21 sett*l bahwa
kaligrafi Arab senantiasa langsung dikaitkan dengan tulisan Nabthi sebagai bentuk
tulisan Arab yang paling mula. Tulisan tersebut clipakai suku Nabthi, ras Arab yang
menempati wilayah utara jazirah Arabia di negeri Yorclan dengan ibu kota Puetra.
Pacla abad ISM, kerajaan Nabthi, dengan wilayah geografisnya yang strategis,
18 D. Sirojuddin AR, AI-Qur'an dan Reformasi Kaligrafi Arab, Ulumul QUI' 'an, Vol. I.198911410 H, h. 54; 0, Sirojuddin AR., Seni Kaligrafi Islam, op. cit., h. 26-27. Liha! pula, IbnKhaldun; 'Muqaddimah Ibn Khaldun, Teljm., Ahmadi Thoha (Jakarta; Pustaka Firdaus, 2001), cetakanke- 3, h. 500-501
19 Abdul Karim Husain, op. cit., h. 820 Kami! al-Baba, op. cit., h. 102\ Di antara peneli!i yang berpendapat demikian adalah; Francis Robinson, Atlas of Islamic
World, (London; Phaidon Press, Ltd, 1982), h. 200; Yasin Hamid Safadi, [.5lamic Calligraphy.(London; Thames and Hudson, 1978), h. 7; Abdul Kebir Khatibi dan Muhahmad Sijelmassi, 11,"Splendours of [.5iamic Calligraphy, (London; Thames and Hudson, 1976), h. 60, dikutip dari IIhamKhoiri R, op. cit., h. 56
20
pernah mekar elan mengalami saat-saat kejayammya. Tanah kekuasaannya
membentang elari Semenanjung Jazirah Arab hingga tetangga-tetangganya eli Utara22
Kepereayaan itu bukan tanpa alasan, lantaran ia eliellJkung oleh bukti-bukti
berupa inskripsi pahatan purbakala23 yang berhasil eliketemukan, yaitu:
I) Inskripsi Umm al-Jimal (tertanggal 250 elan 271 M)
Yang elitulis elengan Nabthi Mutakhir paela sebuah batu, terletak eli selatan Buran,
terletak eli kawasan utara Bukit Druze eli Syiria eli areal yang bernama Umm al-
.lima!'
2) Inskripsi Nammarah (328 M) yang elitulis elengan Nabthi Mutakhir eli atas
kuburan Imru al-Qois. Terletak eli Bukit Druzze, eli paelang sahara Nammarah,
Syiria.
::;) Inskripsi Zabad (5 I 1-512 M) yang dipahatkan elengan tiga bahasa (Yunani.
Suryani elan Nabthi Mutakhir) paela batu mati eli sebuah bangunan gereja, terletak
di debt sungai EIi'at Aleppo.
4) Inskripsi Buran (568-569M) yang elitulis elenganbahasa Greek elan Arab paela
sebuah batu eli atas pintu gereja, terletak eli Luja, Harran, wilayah timur
pegunungan Druzze 24
22 Kamil al-Baba, op. Cit.. h. 1123 Agar lebihjelas, Iihat gambar bentuk inskripsi tersebutpada lampiral124 Kamil al-Baba, op. cit., h. 11-13, lihat pula W. Montgomery Watt, Penganlar Sludi
al_Qur'an, (Teljm. Taufik Adnan Amal), (lakm1a: PT. RajawaliPers, 1991),h.46-47; D.SirojuddinAR, Seni Kaligraji Islam, op. cit., h. 32-37; Quraish Shihab, Mukjizatal-Qur'an: Ditinjau dari AspekKebahasaan, lsyarat Ilmiah Dan Pemberitaan Ghaib (Baodung: Mizan, 1997), Cet. ke·4, h. 92-93;Nurul Makin, Kapita Selekla Kaligraji Island, ap. cit., h. 16-21
21
C. Sejarah Kaligrafi di Indonesia
Seni menulis haltls huruf Arab yang dikenal dengan khat atau kaligrafi telah
lama dikenal di Indonesia dan umurnya telah cukup tua, setua sejarah Islam di negeri
HlL
Ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa bahasa Melayu telah menggunakan
dua jenis tulisan India sebelum tulisan Arab diperkenalkan. Tulisan-tulisan tersebut
ialah Pallawa (Sanskerta) yang ditransformasikan ke huruf Jawa oleh orang Jawa dan
tulisan Nagar! yang diperkenalkan oleh orang-orang Pala dari Bengal kira-kira pada
abael ke-8 Masehi.25
Mengenai masuknya huruf Arab (Hijaiyah) ke negeri MelaYll yang akhirnya
menggeser huruf terdahulu, kemungkinan erat kaitannya dengan penyebaran agama
Islam eli Asia Tenggara yang elimulai paela abael XIII (13 M).26 Yang membawa
agama Islam itu ialah sauelagar-sauelagar elad Gujarat. Mereka aelalah orang yang taat
beragama dan merasa bahwa aelalah menjadi kewajiban pula bagi mereka untuk
mengembangkan ajaran Islam.
Akan tetapi penelapat terbaru menyatakan bahwa agama Islam masuk ke
lnelonesia pada abael ke-7 M. Penelapat terbaru ini aelalah sebagai kesimpulan elari
Seminar Sejarah Masuknya Islam eli Indonesia, yang cliaelakan pada tanggal 17
sampai elengan 20 Maret 1963 eli Meclan27
25 Nurul Makin, op. cit.) h. 9726 Seyyed Muhammad Naquib al-Attas, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu,
(Bandllng; Mizan, 1990), h. 5427 C. Israr, Sejarah Kesenian Islam, (Jakarta; Bulan Binlang, lth), Jilid 2, h. 155
22
Lengkapnya adalah sebagai berikut:
I) Bahwa menurut sumber yang kita ketahui Islam untuk pertama kalinya telah
masuk ke Indonesia pada abad pertama I-lijriah (abacl ke-7 M).
2) Bahwa daerah yang pertama clidatangi oleh Islam, ialah Pesisir Utara Sumatera.
Dan bahwa setelah terbentuknya masyarakat Islam, maim raja Islam yang pertama
berada di Aceh.
3) Bahwa dalam proses peng-Islaman selanjutnya, orang Indonesia ikut aktif
mengambil bagian.
4) Bahwa penyiar agama juga sebagai sauclagar.
5) Bahwa penyiaran Islam itu cli Indonesia dilakukan clengan clm1.1ai.
6) Bahwa kedatangml Islam ke Indonesia membawa kecerclasan dml peraclaban
clalm1.1 membentuk pribacli bmlgsa Indonesia.
Kedatangan Agm1.1a Islam di Indonesia menyebabkan tersebmnya aksara
Arab?S Aksm'a Arab tersebut tidak hanya cligunakat1 untuk kepentingan naskah
berbahasa Arab atau al-Qur'at1 saja, tetapi juga untuk bahasa Melayu atau Indonesia
yang disebut Pegon, huruf Jawi atau humf Melayu. Humf ini cligunakan sebagai
medium pengajaran clan penulisan cli sekolah clan pada penulisan kitab, temtama di
pesantren. Pacla panji yang clikibarkan saat teljadi peperangan terbuka antara pasukan
kerajaan Islam dan non-Islam di Nusantara, kaligrafi turut clikibarkat1 clalam simbol
lafal Jalalah seperti "La ilaha ilia Allah, Muhammadar Rasulullah". Dengan
28 Djoko Kentjono, Dasar-dasar Linguistik Umum, (Fakultas Sastra Universitas Indonesia,1984), h. 91
23
dcmikian, eiri kcnusantaraan kaligrafi Arab-Islam di Indonesia sejak semula telah
diwarnai seni Islam yang memiliki ketinggian estetika dan bersifat ilahiah.29
Beberapa bukti tentang kaligrafi paling kuno, sedangkan bukti-bukti kaligrafi
yang lebih mutaldlir diperoleh dari pelbagai sumber media seperti btab-btab atau
mushaf-mushaf al-Qur'an tua atau naskah-naskah Islam yang dillilis pada kertas,
lontar, deluang30
Perkembangan kreativitas lokal sel11man Indonesia menonjol elalam
memahatkan kemampuan seni kaligrafinya pada batu nisan dengan hias lokal. Sejak
abad ke-12 dan abad sesudahnya, muneullah kreativitas dari seniman Indonesia dalam
mengembangkan seni pahat pada makam yang menampilkan pelbagai gaya dengan
eiri arsitektur yang khas ini dapat dilihat pada arsitektur makam yang diistilahkan
oleh Hassan Mum'if Ambary, peneliti dan pakar arkeologi Islam dan s"jarah Islam eli
Indonesia, sebagai tipe Aceh, tipe Demak, tipe Bugis-Makassar, dan banyak tipe lokal
lainnya.
Pada abad ke-16 sampai abad ke-19, corak pahatan kaligrafi yang dibubuhi
kalimat tauhid terlihat pada makam kuno di Goa Tallo. Sulawesi Selatan, Bima,
Ternate, dan Tidore. Bentuk torehan pada makam tersebut menggambarkan ac1anya
29 Tim Gablll1gan Ensiklapedia, Ensiklopedia Telna/is Dunia Islam, (Jakarta: PT. lchtiar Saruvan [-Iaeve, 2002), Jilid 4, h. 298
" D. Sirajuddin AR, Seni Kaligrafi Islam di Indonesia; Angka/an-Perangka/an, (Jakmia:Departemen Pengembangan Wawasan Seni Budaya Lembaga Kaligrafi Al-Qur'an, (Lemka), 1998), h.2
24
perhatian lebih maju lagi kepada usaha untuk lebih memperoleh penampilan kaligrafi
Arab di Maesan (makam tua).31
Pada abad ke-18 sampai abad ke-20, kaligrafi tidak lagi hanya bersumber
pada makam, tetapi beralih kepada kegiatan kreasi seniman Indonesia yang
diwujudkan dalam aneka media seperti kelias, kayu, logam, kaea dan medium
lainnya. Mushaf al-Qur'an tua umumnya ditulis di atas kertas deluang (kertas kasal',
tebal, berwarna kuning). Adapun kertas murni yang bahannya hasil impor, bam
dipakai di Nusantara pada permulaan abad ke-17 atau paling tua pada pertengahan
atau akhir abad ke-1(i. Karena itu al-Qur' an yang memllat angka penulisan sangat tua
sejauh ini adalah mushaf di Ternate dar! tahun 1641. Mushaf tua ini antara lain
tersimpan di beberapa masjid elan museum yang tersebar eli Bali, Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Banten, Cirebon, .Tawa Tengah, D.L Yogyakart~, elan eli .Tawa
1" 32lmur.
Paela abael ke-17 dan abael sesuelahnya, aela keeenelerungan seniman muslim
untuk menggambarkal1 makhluk binatang atau wujuel manusia (antropomorfik).
Dengan mengolah susunan kaligrafi ayat al-Qur'an, haelis atau Qaul ulama. Dalam
konsepnya ia l11erupakan suatu karya kaligrafis elimana hurllf-hllrllfnya dislislisn
seelel11ikian rupa sehingga berwujuel seperti makhluk hielup. Biasanya
l11enggambarkan wujuel maean atau manusia elengan simbol kepahlawanan Ali bin
Alli Thalib (maean Ali). Karya seperti itu biasanya merupakan proeluk keraton seperti
31 Tim Gabungan Ensiklopedia, Ensik/opedfa Tema/is Dunia Islam, Jilid 4, op. cit., h. 299)2 D. Sirojuddin AR Seni Kaiigraji Isiam di Indonesia; Angkatan-Perangkatan, op. cit., h. 3
25
yang dihasilkan keraton Cirebon, Yogyakarta, Surakarta atau Palembang.33 Sampai
tahun 60-an, lukisan kaligrafi berwuj\Jd burak atau wayang masih banyak ditemukan
di pelosok Sumatera dan Jawa.
Berbeda dengan Timur Tengah yang merupakan pusat pertumbuhan kaligrafi
Arab, Indonesia pada periode perintis tidak melahirkan tipe khas kaligrafi "ala
Indonesia" dan belum ada ahli kaligrafi atau senil11an kaligrafi yang l11enonjol.
Namun, ragal11 kaligrafi mengikuti sepenuhnya dan mewarisi gaya Timur Tengah
yang dicirikan pada khat kz!!i, yang pa.da abad ke-IO sangat kaku, menjadi sel11akin
lembut dan ornamental, dengan tetap angular (kaku) sebagai karakter pokoknya. Tipe
lain yang digunakan adalah Sulus, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani Riqa', dan Tm"qi,
sebagai tipe kursif yang populer pada masa awal pertumbuhan kaligrafi di Timur
Tengah34 Gaya Kz!!i dan Naskhi adalah yang paling dominan penggunaannya pada
makam dan naskah kuno.
33 Hasan Muarif Ambary,Menemukan Peradaban; Jejak ArkeiJlogis dan His/oris IslamIndonesia, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998), Cet. Ke-l,h. 176
34 D. Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam di Indonesia; Angka/an-Perangka/an, op. cit., h. 4-5
BAB III
KALIGRAFI DEKORASI DAN KEDUDUKANNYA DALAM SENI ISLAM
A. Pengertian Kaligrafi Dekorasi
Rangkaian kata kaligraji dekorasi di Indonesia baru IDlmcnl/marak pada 1994
ketika kaligrafi sebagai salah satu cabang lomba dalam MTQ dibedakan menjadi tiga
golongan yaitu: kaligrafi Golongan Naskah, Golongan Hiasan mushaf dan kaligrafi
Golongan Dekorasi. Sejak itu, istilah kaligrafi dekorasi mulai marak dan sering
terelengar terutama eli kalangan kaligrafer kader MTQ, meskipun sebenarnya kaligrafi
yang berangkai dengan ornamenldekorasi sudah ada sejak tahun 60-an ketika
kaligrafi n1lliai merambah ke dinding-dinding masjid sebagai salah satu media
penciptaan kaligrafi bernuansa dekorasi. Namun, penamaan ketika itu hanya kaligrqji
saja atau kadang-kadang berangkai dengan kata "masjid". Ada juga yang
menyebutnya kreasi seni Idlat.
Sebagail11ana telah dikeml)kakan pada bab II, secaJ'a etimologis kata
"kaligrafi" l11erupakan penyederhanaan dari "calligraphy" (kosa kata Bahasa
Inggris).J Kata ini diadopsi dari bahasa Yunani , yaitu kallos: beauty (indah) dan
graphein : to write (l11enulis) yang berarti: tulisan yaJlg indah atau seni tuliSaJl indah.
Dalam bahasa Arab disebut ai-khat al-jamil.
Secara terminologis, lahir beberapa ungkapaJI yang berbeda na111un nla.sih
mengandung unsur kesamaan. I-Iakim ai-Rum mengatakaJI: kaligrafi adalah geometri
I Syaharuddin. KaligrafiAI-Qul' 'an dan Metodologi Pengci)ar.an, op. cit., h. 7
26
27
spiritual dan diekspresikan dengan perangkat fisik... Sementara Hakim ai-Arab,
l11enurutnya, kaligrafi adalah pokok dalal11 jiwa dan diekspresikan dengan inch'a
ragawi. Batasan-batasan tersebut seiring pula dengan apa yang diutarakan Yaqut
AI-Musta'shimi, bahwa khat adalah geometri rohaniah yang dilahirkan dengan alah
alat jasmaniah.2 Masih banyak lagi tenninologi kaligrafi yang senada dengan yarig
telah disebutkan.
Sedangkan kata "dekorasi" yang l11erangkainya merupakan penekanan ciri
perwajahan kaligrafi yang dimaksud, yakni kaligrafi yang telah beranjak dari aliran
"hital11 di atas putih" lal\1 tal11pillebih eksotis dengan aneka hiasan tambahan3 Seperti
halnya "kaligrafilukis" yaitu kaligrafi yang dilllkis-lukis di atas kanvas dengan
torehan aneka warna sehingga l11elahirkan nuansa baru dan memiliki ciri tersendiri di
antara kreasi kaligrafi lainnya.4
Dekorasi sendiri berarti hiasan atau gal11bal' hiasan biasa yang juga disebut
ornal11en. Dengan del11ikian kaligrafi dekorasi adalah tulisan indah yang dirangkai
atau dibingkai hiasan, ornamenldekorasi. Pengertian lebih lengkap dimuat dalam
buku Teknik Pengolahan Kaligrafi Dekorasi yaitu kaligl'afi dekorasi adalah "tulisan
yang dirangkai atau ditlliis dengan nilai estetika yang'bersl11nber pada pikiran dan
'Nllrul Makin, Kapita Selekta Kaligrafi Islam, op. cit., h. 23 Yang dimakslld aliran "hitam di atas putih" adalah aliran tradisional (khat murni), lalll
dongan tambahan dekorasilornamennya sehingga kaligrafi yang tadinya hanya tulisan tinta hitam diatas kertas ptjtih saja, menjadi lebih llnik (eksotis) dengan adanya hiasan-hiasan pada kaligrafi tersebllt.
4 Syaharuddin, Kaligrafi Dekorasi di Tengah Kesunyian Interior, op. cit., h. 7
28
diwujudkan dengan benda materi yang diikat aturan tertentu serta dilengkapi dengan
hiasan pinggir dan tata warna yang serasi.,,5
Salah satu aspek lain dari seni kaligrafi Arab dalam perkembangan kesenian
dan kebudayaan Islam, ialah penjalinannya dengan seni ornamen dan seni arsitektur
dalam perpaduan yang harmonis, sebagai suatu ciri yangkhas dari kesenian Islam.
Ornamen Islam atau Zukhnifid Arabi, ialah bentuk-bentuk ukiran yang karakteristik
sebagai hasil karya para seniman Islam. Kesungguhan para seniman Islam dan
kemahiran mereka dalam mempergunakan garis-garis geometris dan mewujudkannya
dalam bentuk-bentuk yang pelik tetapi artistik adalah amat menakjubkan. Demikian
juga dalam menggubah motif daun-daunan, akar, kembang dan sebagainya dengan
gubahan yang berliku dan berbelit-belit, merupakan ciri-ciri khas dari ornamen Islam.
Arabesk dan turiq adalah istilah umum yang dikenal dalam seni ornamen yang
digubah dalam bentuk-bentuk tersebut di atas.6
Definisi lebih lengkap dikemukakan oleh Ismail Raji al-Faruqi, dalarn seni
Islam ornamentasi atau zukhnifbukanlah merupakan tambahan pada permukaan saja
kepada karya seni yang telah selesai, guna memberi hiasan yang tidak mempunyai
nilai. Ornamentasi juga bukan sarana untuk memuaskan selera orang-orang yang
mencari kesenangan. Ornamentasi tidak boleh dipandang sebagai sekadar pengisi
ruang kosong. Sebaliknya, desain-desain yang rumit dan indah yang terlihat pada
; Syaharuddin, Teknik Pengo/ahan Kaligrafi Dekorasi, (Jakarta: Kalimah, 2000), CeL Ke-I,h. 3
6 C. [srar, Dari Teks K/asik Sampai ke Kaligra,fi Arab, op. cit., h. 149
29
benda-benda seni setiap daerah dan setiap abad dalam sejarah Islam itu memenuhi
empat fungsi Id1USUS yang penting sebagai berikue
• Mengingatkan Kepada Tauhicl
Pertama, pola-pola keindahan yang clidapati dalam seni-seni Islam merupakan
kongkretisasi (perwujud nyataan) upaya estetika bangsa Muslim guna menciptakan
karya seni yang akan membawa pemirsanya kepada kesadaran transendensi Ilahi.
Karena pengingatan kepacla ajaran tauhid merupakan tambahan penting untuk
lingkungan, tempat ketja, l'llmah dan di masjicl, maim pola-pola infinit (tak terbatas)
ornamentasi seni Islam bisa didapati di mana-mana. Bukan saja halaman-halaman
kitab al-Qur'an aI-Karim yang clibuat kaligrafi dan lukisan naskah yang mewah;
tctapi buku kumpulan kisah atau syair yang ditulis untuk khalifah atau kaurn ningrat
juga dihiasi dengan mewah. Bukan saja rekal (kursi) dudukan al-Qur'an s!,\ja yang
clipenuhi poIa-pola infinit; bahkan piring makan orang Islam, baju besi atau pedang
kain penutup kepala, juga clihiasi sama inclahnya. Karena itu wajarlah bila
mcmandang bahwa scni Islam itu mcliputi semua jenis bcnda-bcnda yang indah dan
clipcrindah.
• Transfigurasi (Penjelmaan Bentuk Rupa) Bahan
Ismail Raji al-Faruqi, menggunakan istilah 'trallsfigurasi" guna menyebut
teknik-teknik yang merupakan fungsi kedua dari ornamentasi dalam seni-seni Islam.
Istilah itu dianggap sesuai, pertama, karena ia menyiratkan bahwa benda yang telah
clitransfigurasikan mengalami perubahan dalam bentuk atau penampakkan tetapi
'Ismail Raji AI-Faruqi, Seni Tauhid., Op.cit,h. 125-t26
30
bukan dalam substansinya. Memang demikian inilah karya ornamentasi dalam seni
Islam. Kayu yang dipakai tidak kehil1U1gan sifat-sifat alaminya; granit masih keras;
logam masih sukar dilubangi sebagaimana ketika belum mengalami proses
ornamentasi, tetapi bentuk dan penampakan bahan-bahan tersebut telah diubah secara
drastis.
Kedua, istilah "transfigurasi" menyiratkan bahwa' perubahan bukan hanya
perubahan semata melainkan perubahan yang meninggikan, mengagungkan dan
meningkatkan nilai spiritualnya. Ini menlpakan kontribusi ornamentasi dalam seni
seni Islam. Karya seni yang dihias dengan pola pola infinit (tak terbatas/tak
terhingga) memang memiliki status yang tinggi dalam pikiran orang Islam, temtama
bila desain-desain dekoratifnya memakai, unsur-unsur al-Qur'an atau unsur-unsur
kaligrafi suci lainnya.
• Transfigurasi Struktur
Apabila banyak tradisi seni di dunia ini yang menekankan strnktur-struktur
dasar suatu karya seni telientu, maim seni Islam bemsaha menyembl)11yikan kerangka
dasar tertentu. Sifat seperti ini bisa clisebut fungsi ketiga ornamentasi dalam seni
Islam. Ini merupakan sebuah aspek lagi clari karya seni yang climaksnclkan untuk
:llenarik perhatian pemirsa dari hal-hal yang duniawi kearah tatanan ekspresi dan
makna yang lebih tinggi.
Dalam hal ini, bentuk-bentuk arsitekturalitu hams dipanclang clalam
keseluruhan stmktur desain, di dalam pola hiasan, bukannya sebagai unit-unit
31
terpisah dari struktur arsitektural. MenOl~jolkan struktur desain suatu karya sem
Islam, selalu disukai karena menimbulkan persepsi estetik yang didasarkan atau
lauhid. Karena itu seniman muslim cenderung untuk menutupi rincian konstruksi
dengan ornamentasi lapisan-Iapisan penutup.
• Pengindahan
Fungsi keempat ornamentasi dalam seni Islam ini dimiliki oleh semua tradisi
artistik budaya seluruh dunia, clengan demikian merupakan sesuatu yang universal.
Yaitu penggunaan ornamen lU1tuk memperinclah clan memperkaya. Ornamentasi
Islam bisa clikata telah memenuhi fungsi ini dengan sangat berhasil, karena pola-pola
yang cliciptakan pacla bencla-bencla yang clihias itu sendiri suclah inclah secm'a
intrinsik. Kenyataan ini, yang didasarkan pacla bentuk simetrinya, warna-warnanya,
dan bentuk-bentuknya yang agung clan beragam, telah diakui oleh pemirsa-pemirsa
non-muslim walaupun mereka tidak bisa menikmati seni-seni Islam itu dari dalam
kerangka Islam. Ornamentasi yang ditemukan pada karya"kmya seni ini memberikan
suatu dimensi tambahan kepada pemirsa Muslim; karena setiap gambm atau benda,
ungkapan atau gerakan, baris atau cerita yang mengekspresikan tauhid, bagi pemeluk
Islam merupakan ekspresi kebenaran clan kebajikan. Karena itu ornamentasi
merupakan ekspresi keinclahan.
32
B. Biografi Kaligrafi Terkenmka
1. Ibnu Muqlah
Nama asli beliau adalah Abu Ali al-Sadr Muhammad bin Ali bin al Hasan bin
Abdullah bin Muqlah, yang lebih terkenal dengan Abu Ali atau Ibnu 1',1uqlah. Beliau
lahir tahun 272 H/887 1',1, dan wafat pada 328 Hl940 1',1 di Bagdad, l11emulai karimya
di pel11erintahan kerajaan sebagai pel11ungut pajak pada instansi kantor pajak di
propinsi Fars di Persia. Ibnu 1',1uqlah adalah seorang l11entri untuk tiga Khalifah
Abbasiyah, al 1',1uqtadir, al Qahir, dan al Radhi. 1',1eninggal pada masa khalifah al
Radhi setelah lidah dan tangannya dipotong karena fitnah masalah keuangan negara8
Kel11asyhuran Ibnu 1',1uqlah, terutal11a karena jasanya menerapkan kaidah-
kaidah penulisan huruf berdasarkan ukuran-ukuran geometl'ik. Ada tiga unsur
kesatuan baku dalam pembuatan huruf yang ia tawarkan: titik, huruf aliI' clan
lingkaran. Setiap huruf, dalam teori Ibn Muqlah, harus dibllat berdasarkan ketiga
unsul' kesatuan tadi, sepel'ti yang telah ditetapkannya. Metode penulisan ini disebllt
al-kharh al-mansub (kaligrafi yang 'terstandar'). 9
1',1eski kaidah-kaidah tersebut tidak terpakai setelah awal perintisan Ibnu
1',1uqlah, perkembangan kaligrafi selanjutnya banyak dipel,garuhi oleh kepiawaiannya
dalam memperindah tulisan.
Ibnu 1',1uqlah mendapat bimbingan kaligrafi dari AI-Ahwal al-1',1uharrir.
Karena kejeniusannya, ia dikenal sebagai "nabi"nya para kaligrafer atau imam al-
8 J. Pederson ....op. cil., h. 1149 Ali Akbar, Kaidah Menulis dan kmya-karya Master Kaligraji Islam, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1995), Cet. Ke-3, h. 26
33
khathathin (pemimpin para kaligrafer). JO Keberhasilan Ibnu Muqlah adalah
mengangkat gaya Naskhi menjadi gaya yang paling populer dipakai, setelah abad
sebelumnya didominasi Kufi. Gaya lain yang ditekuninya adalah Tsuluts, yang
nantinya banyak berpengaruh pada katya lbnu Bavvwab.
2. Ihnu 13awwah
Kaligrafer besar kedua, Ibn AI-Bawwab (413 I-I/1022 M), II menjalani
kehidupan yat1g lebih tentram. Nama aslinya adalah Ali Ibn I-Iilal, tetapi Ibn AI-
Bawwab "putra seorang kuli" menjadi nama panggilannya. Dia memulai kariernya
sebagai seorang dekorator yang menghias rumah dengan gambar-gambar, kemudian
nwlat~jutkannya dengan menghiasi buku-buku dengan aneka gambar, dan akhirnya
membuat kaligrafi. Tak diragukan lagi bahwa hal ini berarti dia berhasil
mcningkatkan kariernya pada bentuk sem yang lebih tinggi. Dia· juga diangkat
scbagai seorang 'mubaligh' (wa'izh) Masjid Mansur di Baghdad sebagai penceramah
pacla shalat Jum'at (khotib) dan ia juga sebagai pengurus perpustakaan Baha' Al-
Daula di Syiraz. 12
Pada masa mudanya, Ibnu Bawwab belajar kaligi'afi pada Muhammad ibn
Asacl, kemudian Muhammad ibn al-Simsimani, murid Ibnu Muqlah. Dalam karir
kaligrafinya ia lebih dikenal sebagai penerus clan pengembang prestasi Ibnu Muqlah.
IONuru l Makin, op. cit., h. 45II Di dalam kilab AI-Nujum al-Zahirah disebutkan bahwa kaligrafer .Ali ibn I-liial yang
kesohor dengan panggilan lbnu AI-Bawwab yang sering pula disebut lbnu Abdul Aziz dengan gelarAbu Hasan tidak diketahtJi langgal lahimya secara pasti, kecuali hari wafalnya, 413 H/l 022 M dankuburannya, yuilU di samping makam AI-Imam Hambal di Baghdaq. pikutip dari D. Sirojuddin AR.,Seni Kaiigrafi Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), Cel. ke-4, h. 97
12 J. Pedersen., op. cit., h. 115