12
KATA PENGANTAR  Assalamu’ alaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunian-Nya akhirnya tugas individu membuat karya makalah Masyarakat Multikultural Sulawesi Tenggara ini dapat terselesaikan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi slah satu kewajiban dalam mengetahui berbagai adat, budaya, maupun hal yang menjadikan masyarakat multikultural khususnya di Provinsi Sulawesi Tenggara. Saya menyadari bahwa karya makalah Masyarakat Multikultural Sulawesi Tenggara yang saya buat ini masih banyak kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan.Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan penulisan tugas ini. Demikian yang dapat penulis katakan oleh penulis, semoga makalah ini berguna bagi pembaca. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Penulis

Masyarakat Multikultural Sulawesi Tenggara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mendeskripsikan karakteristik sosiokultural masyarakat Sulawesi Tenggara dari berbagai aspek kehidupan secara menyeluruh

Citation preview

Top of FormKATA PENGANTARAssalamualaikum Wr. Wb.Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunian-Nya akhirnya tugas individu membuat karya makalah Masyarakat Multikultural Sulawesi Tenggara ini dapat terselesaikan.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi slah satu kewajiban dalam mengetahui berbagai adat, budaya, maupun hal yang menjadikan masyarakat multikultural khususnya di Provinsi Sulawesi Tenggara.Saya menyadari bahwa karya makalah Masyarakat Multikultural Sulawesi Tenggara yang saya buat ini masih banyak kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan.Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan penulisan tugas ini.Demikian yang dapat penulis katakan oleh penulis, semoga makalah ini berguna bagi pembaca.Wassalamualaikum Wr. Wb.Penulis BAB IPENDAHULUANLatarbelakangIndonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 13.000 pulau dan 100 etnis, suku, budaya, dan bahasa. Dalam hal agama, pemerintah Indonesia mengakui hanya enam agama resmi, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu. Dalam suatu masyarakat pasti akan menemukan banyak kelompok masyarakat yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan karakteristik itu berkenaandengan tingkat diferensiasi dan stratifikasi sosial. Masyarakat seperti ini disebut sebagai masyarakat multikultural.Masyarakat Multikultural disusun atas tiga kata, yaitu Masyarakat, Multi, dan Kultural. Masyarakat artinya adalah sebagai satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh rasa toleransi bersama, Multi berarti banyak atau beranekaragam, dan Kultural berarti Budaya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur kebudayaan. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya suku bangsa yang memilik struktur budaya sendiri yang berbeda dengan budaya suku bangsa yang lainnya.Masyarakat multikultural di negara ini tercermin dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang diusung. Semboyan tersebut dapat diartikan berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Besarnya multikultiral yang terdapat di Indonesia bukan merupakan pertanda buruk atau penghambat terciptanya rasa kesatuan dan persaudaraan.Pada kesempatan kali ini akan di bahas mengenai mayarakat multi kultural di Provinsi Sulawesi Tenggara.

BAB IIPEMBAHASANKondisi Fisik Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi yang Secara geografis terletak dibagian selatan garis khatulistiwa memanjang dari utara ke selatan antara 0245' - 06'15" LS dan membentang dari barat ke timur antara 12045' - 12445'BT.Wilayah laut Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu jalur laut potensial. Sebagian besar wilayah Sulawesi Tenggara (74,25% atau 110.000 KM) merupakan perairan. Sedangkan wilayah daratan mencakup jazirah Tenggara Pulau Sulawesi dan beberapa pulau kecil (25,75%). Wilayah laut sangat potensial untuk pengembangan usaha perikanan dan pengembangan wisata bahari karena disamping memiliki berbagai jenis ikan dan berbagai varietas biota, juga memiliki panorama laut yang indah.Luas wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 38.140 km yang terdiri dari 10 (sepuluh) Kabupaten, 2 (dua) Kota, 204 kecamatan, 2.117 desa/kelurahan. Batas wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara :- Sebelah utara berbatasan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan- Sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi NTT (Laut Flores)- Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan (Teluk Bone)- Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Maluku (Laut Banda)

Penduduk

Berdasarkan data Sensus Penduduk 2011 Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 2.277.020 jiwa. Di Provinsi ini, laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,84 %/tahun dengan kepadatan 60 jiwa/km2.

SukuBanyak suku dan bahasa daerah digunakan masyarakat Sulawesi Selatan, namun etnis paling dominan sekaligus bahasa paling umum digunakan adalah Makassar, Bugis dan Toraja.Mata Pencaharian PendudukKarena masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah yang subur dan pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian lain yang diminati orang Bugis adalah pedagang. Selain itu masyarakat Bugis juga mengisi birokrasi pemerintahan dan menekuni bidang pendidikan.

Pemerintahan

Secara administrasi, sejak tahun 1999 ( Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999) telah terjadi pemekaran sejumlah Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara seiring dengan tuntutan otonomi daerah, dua kabupaten yang baru mekar yaitu :a. Kabupaten Buton Utara dimekarkan dari Kabupaten Muna pada 2007b. Kabupaten Konawe Utara dimekarkan dari Kabupaten Konawe pada tahun 2007.Pada tahun 2011, wilayah administrasi Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan ibukota Kendari terdiri dari 10 Kabupaten dan 2 kota. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun melakukan pemekaran wilayah kecamatan dan desa/kelurahan pada masing masing kabupaten/kota Wilayah provinsi Sulawesi Tenggara dibagi ke dalam 204 Kecamatan yang membawahi 2.117 desa/kelurahan/UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi).

Pendidikan

Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak sekolah sebesar 2,67 persen dan yang tidak sekolah lagi sebesar 5,83 persen. Ukuran atau indikator untuk melihat kualitas sumber daya manusia (SDM) terkait dengan pendidikan antara lain pendidikan yang ditamatkan dan Angka Melek Huruf (AMH). Berdasarkan hasil SP2010, penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara usia 5 tahun ke atas yang tamat SM/sederajat sebesar 18,27 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar 2,16 persen, tamat DIV/S1 sebesar 3,30 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,26 persen.

Hukum Adat

Untuk mengatur hubungan kehidupan antara masyarakat, telah berlaku hukum adat yang senantiasa dipatuhi oleh warga masyarakat. Jenis hukum adat tersebut antara lain adalah Hukum Tanah, Hukum Pergaulan Masyarakat, Hukum Perkawinan dan Hukum Waris.

Rumah Adat

Rumah adat Sulawesi Tenggara terdiri dari bangunan di atas tiang, dan seluruhnya dari bahan kayu. Bangunannya terdiri dari empat tingkat atau empat lantai. Ruang lantai pertama lebih luas dari lantai kedua. Sedangkan lantai keempat lebih besar dari lantai ketiga, jadi makin keatas makin kecil atau sempit ruangannya, tapi di lantai keempat sedikit lebih melebar (Rumah adat Buton atau Buton).

Tarian Adat

Salah satu tari dari Sulawesi Tenggara yaitu Tari Lulo. Tari Lulomenjadi sarana untuk mencari jodoh, terdapat tata atur yang sangat ketat. Ketika akan masuk ke dalam arena tarian misalnya, para penari harus masuk dari depan dan tidak diperbolehkan masuk dari belakang. Selain itu, ketika akan mengajak calon pasangan untuk menari, terutama pasangan pria yang mencari pasangan wanita, hendaknya mencari wanita yang sedang berpasangan dengan wanita. Jadi, seorang pria tidak diperbolehkan mengajak seorang wanita yang sudah berpasangan dengan pria lain. Hal ini untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kesalah pahaman ketika tarian berlangsung. Ada juga aturan lain yang cukup menarik untuk diketahui, seperti ketika terjadi penolakan dari calon pasangan. Apabila seorang pria yang mencari pasangan ditolak oleh si wanita, maka pria tersebut dikenai denda adat, yaitu seekor kerbau ditambah dua lembar sarung (toloa). Akan tetapi, denda ini tidak berlaku sebaliknya kepada pihak wanita. Seiring perjalanan waktu, tata atur yang berlaku dalam tarian ini sudah mulai ditinggalkan.

Alat Musik

Alat musik daerah Sulawesi Tenggara antara lain :a. LadoladoLadolado merupakan alat musik pukul yang biasanya digunakan oleh masyarakat Sulawesi Tenggara, dan digunakan pada saat acara-acara tertentu.

b. GambusGambus adalah alat musik petik yang seperti mandolin. Biasanya paling banyak memiliki tiga senar. Alat musik ini sebenarnya berasal dari Timur Tengah. Permulaan masuknya alat musik gambus ini ke tanah air sebenarnya karena pengaruh dari penyebaran agama Islam di beberapa daerah di Indonesia termasuk di Sulawesi Tenggara ini. Alat musik ini pada perkembangannya akhirnya juga digunakan untuk melantunkan lagu-lagu tidak hanya berbahasa arab seperti aslinya, namun juga berbahasa melayu.

c. SulingSeruling bambu juga merupakan salah satu alat musik tradisional Sulawesi Tenggara. Banyak sekali jenis dari seruling bambu yang ada di Sulawesi Tenggara seperti informasi dari beberapa artikel yang saya baca. Ada yang ukurannya sedang, kecil, dan bahkan besar sampai menggunakan dua ruas bambu berukurang cukup besar sebagai alat musik tiup sejenis seruling ini.

Upacara Pernikahan

Adat dan upacara perkawinan daerah Sulawesi Tenggara tidak terlepas dari penduduk asli yang mendiami daerah tersebut. Ada delapan suku bangsa yang ada di Sulawesi Tenggara, namun dari delapan suku bangsa hanya dipilih tiga suku bangsa sebagai obyek penulisan yaitu suku bangsa Tolali, Muna, dan Walio. Pemilihan tiga suku bangsa ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain karena ketiga suku tersebut cukup representatif untuk mengungkapkan adapt dan upacara perkawinan di Sulawesi Tenggara, baik dilihat dari segi kuantitatif maupun lokasi kediaman suku-suku bangsa yang bersangkutan sehingga dapat dijadikan model dan memiliki keunikan tersendiri.Berdasarkan latar belakang kebudayaan suku bangsa yang mendiami daerah Sulawesi Tenggara ternyata kebudayaan mereka sudah banyak dipengaruhi oleh kebudayaan luar, seperti orang-orang Bugis pada abad ke 17, yang masuk di daerah ini dengan membawa agama Islam. Mereka pada umumnya berasal dari Luwu dan Bone. Orang-orang Bugis memantapkan agama Islam sampai ke pedalaman pada abad ke 19, akibatnya kebudayaan Bugis yang diwarnai norma-norma agama Islam mempengaruhi adat istiadat dan kepercayaan suku-suku bangsa di Sulawesi Tenggara.Unsur-unsur hukum Islam meresap dalam adat istiadat mereka, termasuk dalam adapt dan upacara perkawinan. Pengaruh itu nampak dalam sistem perkawinan (poligami), syarat-syarat perkawinan, upacara perkawinan, penyelesaian perceraian, pwarisan, dan lain-lain.Pengaruh lain, yakni masuknya bangsa Eropa (Belanda) pada permulaan abad ke 20 dengan membawa agama Kristen. Sehingga berpengaruh terhadap pola-pola kehidupan suku bangsa di Sulawesi Tenggara, termasuk adapt dan upacara perkawinan.Dengan demikian agama Islam dan Kristen membawa pengaruh terhadap adapt dan upacara perkawinan di Sulawesi Tenggara, sehingga dalam hal perkawinan pada umumnya diikuti ketentuan agama masing-masing, meskipun dalam hal-hal tertentu ketentuan adapt masih ditaati.Peminangan misalnya dilaksanakan menurut adapt yang berlaku dengan akad nikah (Islam) dan pemberkatan nikah di gereja (Kristen).Pariwisata Pariwisata, yang merupakan salah satu sektor potensial bagi penerimaan PAD di Sulsel, ternyata sangat mungkin dikembangkan lebih optimal lagi. Daerah Sulsel mempunyai obyek pariwisata yang beragam, baik wisata alam dengan kondisi alamnya yang bergunung-gunung berikut bentuk pantainya yang memanjang, wisata bahari, agrowisata, maupun wisata budaya, termasuk wisata sejarah yang banyak dimiliki oleh daerah ini, seperti di Tana Toraja dan Polewali Mamasa. Semuanya itu menambah keanekaragaman kekayaan obyek wisata di daerah Sulawesi Selatan ini. Tetapi, potensi itu hanya dapat berkembang jika digarap secara lebih profesional, sehingga memiliki daya tarik yang besar baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Untuk meningkatkan pembangunan pariwisata di Sulsel, perlu dibangun sarana dan prasarana seperti jalan raya, transportasi (darat, laut, udara); dan hotel, yang dapat mendorong peningkatan kemajuan di bidang pariwisata di daerah ini. Jika sarana dan prasarana yang baik itu sudah dapat disediakan, tidak tertutup kemungkinan bahwa para investor asing dan domestik akan berminat untuk menanamkan modalnya di sektor pariwisata dan hiburan ini. Ini artinya, potensi sektor pariwisata yang ada di Sulawesi Selatan akan berkembang secara lebih optimal. Propinsi Sulawesi Selatan mempunyai peluang yang sangat menjanjikan untuk memperluas jaringan perdagangan dengan propinsi lain, termasuk memperluas jaringan ekspor dengan luar negeri, mengingat kemajuan iptek, khususnya teknologi bidang informatika dan telekomunikasi, yang sangat pesat. Selain itu, letak geografis Sulsel sangat strategis, yakni di persimpangan jalur transportasi laut internasional. Tetapi, semuanya itu kembali pada SDM dan investasi modal yang ada di daerah ini.Objek-objek wisata yang terdapat di Sulawesi Selatan :* Pantai Bira* Pantai Losari* Pulau Kayangan* Pulau Samalona* Tana Toraja* Danau Tempe* Taman Prasejarah Leang Leang* Bantimurung* Danau Matano

BAB IIIPENUTUPKesimpulanIndonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau. Hal ini membuat Indonesia banyak akan budaya, suku, agama, serta adat istiadat yang membuat Indonesia banyak terbentuk multikultural.Salah satunya yang dibahas tadi yaitu masyarakat multikultural Sulawesi Tenggara. Sulawesi Tenggara dihuni oleh suku yang beraragam, dan memiliki budaya tersendiri, misalnya hokum adat, hokum pernikahan, sampai dengan kesenian yang khas dari daerah tersebut.Dari uraian di atas juga bias disimpulkan bahwa kesatuan dan persatuan harus tetap dijaga agar tidak terjadi pertentangan serta konflik karena perbedaan suku, latar budaya, dan lain- lain.

DAFTAR PUSTAKA

http://hisyam-rahmadian.blogspot.com/2013/09/alat-musik-sulawesi-tenggara.htmlhttp://alatmusiktradisional.com/alat-musik-tradisional-sulawesi-tenggara.htmlhttp://www.youtube.com/watch?v=j_euzwVhfGYhttps://www.google.com/search?q=gendang&client=firefox-a&hs=Fn0&rls=org.mozilla:en-US:official&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=1I0RU47RDsqErAeTiYCIDA&ved=0CAkQ_AUoAQ&biw=1280&bih=629#q=gendang+sulawesi+tenggara&rls=org.mozilla:en-US:official&tbm=isch&facrc=_&imgdii=_&imgrc=mCbYfj0IbawR_M%253A%3BGzRE-4xjibdbGM%3Bhttp%253A%252F%252F1.bp.blogspot.com%252F_S2dAM2Psp9c%252FTSQhlBaO1WI%252FAAAAAAAAAAs%252FklOE46ZqpRs%252Fs1600%252Fgamelan.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fsucirizki.blogspot.com%252F2011%252F01%252Fkebudayaan-indonesia.html%3B400%3B309

LAMPIRAN

1. Pakaian Adat

2. Rumah Adat Sulawesi Tenggara ( Rumah Buton )

3. Tari Mamulo

4. Alat Musik

a. Ladolado

b. Gambus

c. Gendang