Upload
azzam-gilas-tirani
View
241
Download
25
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah ini menjelaskan tentang teori sosiologi modern mengenai masyarakat post modern industri dari tokoh Daniel Bell
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari sudut pandang pandangan kritis, usaha-usaha teoritis yang
dilakukan Daniel Bell merupakan upaya untuk menangani masalah-masalah
sosiologis dengan maksud menjembatani kesenjangan antara sosiologi
akademis dengan disiplin-disiplin humanistis. Dia menangani topic yang
menyangkut analisa “kelelahan ide-ide politik sekitar tahun lima puluhan
melihat pada konsekuensi-konsekuensi masa depan berbagai kebijakan
Negara, mengetahui masalah-masalah masa depan, dan memulai rencana-
rencana penyelesaian alternative sehingga masyarakat lebih banyak memiliki
pilihan serta bisa membuat pilihan-pilihan moral. Walau setiap karya itu
menggunakan kerangka sosiologis Daniel Bell, tetapi sasaran utamanya lebih
ditujukan pada analisa sosial ketimbang teori sosial yang abstak. Sebagaimana
Mills dan Eitzioni, Bell juga terikat pada sosiologi relevan, yaitu sosiologi
yang siap memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan bersekala luas.
Hipotesa utama Bell adalah bahwa dunia barat sedang mengalami
transisi dari masyarakat industri menuju masyarakat post-industri. Konsep
masyarakat post industry ini dapat lebih dipahami lewat lima analisa dimensi
berikut:
1. Menyangkut sector ekonomi, dimana masyarakat penghasil barang jadi
beralih menjadi masyarakat penghasil jasa. Karena industry suatu
bangsa semakin maju, semakin besar prosentase angkatan kerja yang
bergerak menuju ke sector manufaktur agama.
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 1
2. Terjadi di lapangan pekerjaan. Disini terdapat perubahan dalam jenis
kerja yaitu keunggulan kelas professional dan teknis.
3. Masyarakat post ialah pemusatan pengetahuan teoritis inovasi dan
pembentukan kebijaksanaan bagi masyarakat. Perubahan dalam dimensi
pengetahuan dapat dilihat dari perbedaan masyarakat post industry dan
masyrakat industry.
4. Orintasi masa depan, yang mengendalikan teknologi dan penaksiran
teknologis. Dengan kata lain masyarakat post industry bisa berencana
dan mengontrol pertumbuhan teknologi itu dari pada hanya membiarkan
segalanya terjadi.
5. Mencakup pengambilan keputusan dan penciptaan teknologi intelektual
baru. Dimensi ini berhubungan metode atau cara-cara memperoleh
pengetahuan. Teknologi intelektual mencakup penggunaan pengetahuan
ilmiah untuk memperinci cara melakukan sesuatu dengan cara yang
dapat diulangi melalui subtitusi aturan-aturan, pemecahan masalah bagi
penilaian-penilaian yang sifatnya intuitif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah biografi dari Daniel Bell?
2. Bagaimanakah konsep, proposisi, dan isi teori masyarakat post industri Daniel
Bell?
3. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan teori masyarakat post industri
Daniel Bell?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui biografi dari Daniel Bell.
2. Mengetahui konsep, proposisi, dan isi teori masyarakat post industri Daniel
Bell.
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 2
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori masyarakat post industri Daniel
Bell.
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Daniel Bell
Daniel Bell (lahir 10 Mei 1919 di New York City) adalah seorang sosiolog
dan profesor emeritus di Universitas Harvard. Dia juga seorang direktur Suntory
Yayasan dan sarjana di kediaman American Academy of Arts and Sciences. Ia telah
menerima gelar kehormatan dari Harvard, Universitas Chicago, empat belas
universitas di Amerika Serikat, dan Universitas Keio, di Jepang. Dia telah menerima
"Lifetime Achievement Award" oleh Asosiasi Sosiologi Amerika pada tahun 1992,
dan Talcott Parsons Prize untuk Ilmu Sosial oleh American Academy of Arts and
Sciences pada tahun 1993. Dia juga diberi Tocqueville Award oleh pemerintah
Perancis pada tahun 1995. Bell lulus dari City College of New York dengan ilmu
pengetahuan dan sarjana ilmu sosial. Dia memulai karirnya sebagai jurnalis, menjadi
editor majalah Pemimpin Baru (1941-1945), seorang tenaga kerja Fortune editor
(1948-1958) dan kemudian co-editor (dengan teman kuliah Irving Kristol) dari The
Public Interest majalah (1965-1973). Universitas Columbia pada tahun 1960
diberikan kepadanya Ph.D. derajat. Ia mengajar sosiologi di Columbia pertama
(1959-1969) dan kemudian di Harvard hingga pensiun pada tahun 1990. Bell juga
adalah Pitt mengunjungi Profesor Sejarah Amerika dan Lembaga di Cambridge
University pada tahun 1987. Ia menjabat sebagai anggota Komisi Presiden
Technology di 1964-1965 dan sebagai anggota Komisi Presiden Agenda Nasional
tahun 1980-an pada tahun 1979.
Daniel Bell pernah menggambarkan dirinya sebagai "sosialis dalam ekonomi,
liberal dalam politik, dan budaya yang konservatif." Ia terkenal karena kontribusinya
pada pasca-industrialisme. Buku-buku yang paling berpengaruh adalah The End of
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 4
Ideology (1960), The Budaya Kontradiksi Kapitalisme (1976) dan The Coming of
Post-Industrial Society (1973). Dua dari buku-bukunya, Akhir dari Ideologi dan
Kontradiksi Budaya Kapitalisme yang terdaftar oleh Times Literary Supplement
sebagai di antara buku yang 100 paling penting di paruh kedua abad kedua puluh.
Hanya Isaiah Berlin, Claude Lévi-Strauss, Albert Camus, George Orwell dan Hannah
Arendt, telah dua buku begitu terdaftar. Putra Bell, David A. Bell, adalah seorang
dekan dan profesor sejarah Perancis di Johns Hopkins University, dan putrinya, Jordy
Bell, adalah seorang administrator dan akademik guru, antara lain, Perempuan AS
Marymount sejarah di College, Tarrytown, New York, sebelum pensiun pada tahun
2005.
Kedatangan Masyarakat Post-Industri Dalam The Coming of Post-Industrial
Society Bell diuraikan jenis baru masyarakat - pasca-masyarakat industri. Dia
berargumen bahwa pasca-industrialisme akan dipimpin dan informasi-service-
oriented. Bell juga berpendapat bahwa masyarakat pasca industri akan menggantikan
masyarakat industri sebagai sistem dominan. Ada tiga komponen untuk pasca-
masyarakat industri, menurut Bell:
pergeseran dari manufaktur ke layanan
sentralitas dari ilmu baru industri berbasis
munculnya elite teknis baru dan munculnya prinsip baru stratifikasi.
Bell juga konseptual yang membedakan antara tiga aspek dari masyarakat
pasca-industri: data, atau informasi yang menggambarkan dunia empiris, informasi,
atau organisasi yang bermakna data ke sistem dan pola-pola seperti analisis statistik,
dan pengetahuan, yang conceptualizes Bell sebagai penggunaan informasi untuk
membuat penilaian. Bell membahas naskah Kedatangan Masyarakat Post-Industri
dengan Talcott Parsons sebelum diterbitkan.
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 5
B. Konsep Masyarakat Post Industri Daniel Bell
Hipotesa utama Bell adalah bahwa dunia barat sedang mengalami transisi dari
masyarakat industri menuju masyarakat post-industri. Konsep masyarakat post
industry ini dapat lebih dipahami lewat lima analisa dimensi berikut:
1. Menyangkut sector ekonomi, dimana masyarakat penghasil barang jadi beralih
menjadi masyarakat penghasil jasa. Karena industry suatu bangsa semakin
maju, semakin besar prosentase angkatan kerja yang bergerak menuju ke sector
manufaktur ekonomi.
2. Terjadi di lapangan pekerjaan. Disini terdapat perubahan dalam jenis kerja yaitu
keunggulan kelas professional dan teknis.
3. Masyarakat post ialah pemusatan pengetahuan teoritis inovasi dan
pembentukan kebijaksanaan bagi masyarakat. Perubahan dalam dimensi
pengetahuan dapat dilihat dari perbedaan masyarakat post industry dan
masyrakat industry.
4. Orintasi masa depan, yang mengendalikan teknologi dan penaksiran teknologis.
Dengan kata lain masyarakat post industry bisa berencana dan mengontrol
pertumbuhan teknologi itu dari pada hanya membiarkan segalanya terjadi.
5. Mencakup pengambilan keputusan dan penciptaan teknologi intelektual baru.
Dimensi ini berhubungan metode atau cara-cara memperoleh pengetahuan.
Teknologi intelektual mencakup penggunaan pengetahuan ilmiah untuk
memperinci cara melakukan sesuatu dengan cara yang dapat diulangi melalui
subtitusi aturan-aturan, pemecahan masalah bagi penilaian-penilaian yang
sifatnya intuitif.
Dalam pernyataan teoritisnya yang pertama kali Bell menganalisa
perubahan dalam karakter pengetahuan dan stutruktur masyarakat post-industri. Hal
ini meliput pertumbuhan dan percabangan ilmu yang berjalan cepat, timbulnya
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 6
teknologi intelektual baru, dan kodifikasi pengetahuan teoritis. Pergeseran tipe
pengetahuan ini memiliki efek terhadap ekonomi masyarakat kita. Kepada
perubahan bentuk ekonomi inilah Bell memberikan perhatiannya.
C. Perubahan Bentuk Ekonomi : Dari Barang Ke Jasa
Konsep masyarakat post-industri dapat dipahami kalau dibandingkan dengan
atribut-atribut masyarakat pra industry dan industry. Sebagian besar Negara yang
berada di benua Asia, Afrika dan Amerika Latin masih merupakan Negara pra-
industri. Disini kegiatan sector ekonomi dilandaskan pada hasil-hasil pertanian,
pertambangan, perikanan dan kayu. Kehidupan merupakan permainan menantang
alam, bergantung pada musim, sifat-sifat lahan dann persediaan air. Masyarakat
industry, termasuk Eropa barat Uni soviet dan Jepang, merupakan penghasil barang-
barang. Bell (1973: 126) menguraikan lewat cara berikut:
Kehidupan adalah pergulatan mengusai alam. Dunia menjad semakin teknis
dan rasional. Mesin berkuasa dan ritme kehidupan ditempuh secara mekanis ; waktu
merupakan kronologis metodis, bahkan terpisah-pisah. Energy sudah menggantikan
otot dan menyediakan tenaga sebagai basis produktivitas seni membuat banyak
barang dilakukan dengan tenaga yang lebih sedikit dan tanggung jawab bagi
keluaran ( out-put) barang-barang massal yang merupakan ciri masyarakat industry.
Energy dan mesin sudah menggantikan hakikat kerja.
Masyarakat post-industri, dimana Amerika Serikat sebagai contoh, adalah
masyarakat yang berdasarkan jasa. Bukunya ”permainan menangtang alam” atau
“perguatan menguasai alam”, masyarakat ini benar-benar merupakan permainan
antara pribadi. Bukannya bergantung pada “kekuatan otot telanjang” (seperti
masyarakat pra-industry), atau “energy” (seperti masyarakat industry) masyarakat
post-industri bertumpu pada informasi. Dalam masyarakat post-industri kaum
professional semakin dibutuhkan karena memiliki informasi yang diperlukan.
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 7
Tetapi masalah ramalan sosial lebih hanya sekedar paparan materialisasi
masyarakat post-industri. Tugas ramalan sosial ialah mengedentifikasi beberapa
rintangan terhadap perubahan arah masyarakat yang berorientasi jasa itu. Salah satu
di antaranya ialah “rintangan produktivitas” (bell, 1973:155). Bell menyatakan bahwa
produktivitas dan out-put yang berupa barang itu tumbuh lebih cepat ketimbang jasa-
jasa. Dalam jasa terdapat hubungan antara orang dengan orang ketimbang orang
dengan mesin. Karena tergantung itu merupakan ketergantungan terhadap orang yang
jasa-jasanya tetap harus dibayar, maka biaya terus menerus meningkat. Ini sudah
terbukti dibidang pendidikan, konser, atau pelayanan dokter. Keluaran jasa tersebut
sulit meningkat sebab hubungan-hubungan yang sudah ditetapkan oleh komponen
waktu.
Sejalan dengan rintangan terhadap peningkat produktivitas jasa ialah
”rintangan inflasi”. Biaya meningkat jauh lebih cepat ketingbang biaya untuk barang.
Bell (1973: 156-157) menghitung bahwa dari tahun 1965 s/d 1970, harga mobil naik
50%, barang-barang tahan lama (tv, meubel, alat-alat rumah tangga) naik 18%,
sedangkan harga jasa (pengobatan, sekolah, rekreasi, asuransi) melonjak 42,5%.
Sejak tahun 1970 inflasi terus membubung dan penyelesaian langsung terhadap
masalah ini sulit terunkap.
Rintangan ketiga yang berhubungan dengan inflasi ialah pembuatan barang-
barang buatan Amerika yang harganya diluar pasaaran dunia. Hal ini membuat tenaga
Amerika, yang secara tradisional sudah terbasa dengan perdagangan bebas, menjadi
kaum yang sangat proteksionis. Disebabkan oleh peningkatan biaya serta pembatas-
pembatas proteksionisme, hanya ada sedikit kesempatan bagi eksperimen angkatan
kerja untuk mengubah kondisi-kondisi kerja. Biayanya menjadi terlalu besar.
Meurut Bell rintangan yang terbesar ialah “membengkak nya tuntutan-
tuntutan yang saling bersaig dalam pekerti itu sediri” (1973: 159). Suatu masyarakat
post-industri kian menjadi masyarakat komunal dimana rakyat terpaksa menjerit dulu
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 8
untuk bisa memperoleh kualitas hidup yang lebih baik, seperti lingkungan hidup,
rekreasi, dan kebudayaan. Bell (1973:159) berkomentar: ”tetapi semua ini mencakup
dua masalah: karena lemahnya pengaruh sosial, kita tidak tahu bagaimana sebaiknya
masalah yang sedemikian banyak dan sama pentingnya, sebab biaya tidak cukup
memenuhi semua atau sebagian bessar tuntutan, bagaimana kita memutuskan apa
yang pertama harus dilakukan?”
D. Dimensi Pengetahuan Dan Teknologi: Struktur Kelas Baru Masyarakat
Post-Industri
Menurut Bell dalam masyarakat banyak sekali terjadi perubahan-perubahan
struktural yang mempengaruhi pengetahuan dan teknologi. Pertumbuhan penting tak
hanya terjadi pada tingkat penemuan-penemuan saja, tetapi dlam skala kehidupan pun
terjadi peningkatan-peningkatan yang lebih tinggi dalam periode industry
sebelumnya. Bell (1973: 172) menyatakan:
Dewasa ini setiap individu yang berada di lingkungan pekerjaan, sekolah,
kehidupan bertetangga, lingkungan professional maupun sosial, akan segera
mengenal dan berhubungan denagan beratus-ratus orang dan jika seseorang
berpendapat bahwa mobilitas hidup kita luar biasa geografis, pekerjaan dan sosial
orang (baik kenalan atau teman)bakal ingin tahu beribu kali (bahkan).melalui mass-
media serta perluasan dunia politik dan penggandaan dimensi budaya maka jumlah
orang ingin serba tahu itu akan berlipat ganda pula secara pesat.
Peningkatan tidak hanya terjadi pada ilmu pengetahuan, dengan sumber-
sumber inovasi yang semakin banyak dalam lapangan penegtahuan Teoritis, tapi
analisa GNP juga menunjukan bagian terbesar lapanag pekerjaan masyarakat post-
industri berada di bawah pengaruh pengetahuan. Bell memperkirakan kurang lebih
25% tenaga kerja di Amerika Serikat pada tahun 1975 setidaknya pernah mengecap
pendidikan akademis selama 25 tahun, 15% dari jumlah itu bekerja dibidang
professional dan teknis. Dengan begitu, masyarakat post-industri menjadi kian
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 9
tergantung pada kelas terdidik. Untuk rencana masa depan kelas terpelajar tersebut
serta distribusinya dalam lapangan perlu di analisa.
Bell (1973:262) berteori bahwa di dalam masyarakat post-industri politik akan
memberikan peranan yang lebih besar ketimbang sebelumnya. Kiranya pasar bukan
sebagai penentu penentu pengambilan keputusan, keputusan yang mengalikasikan
berbagai sumber akan semakin berada dipusat politik atau pemerintahan. Karena
perbedaan nilai dan kepentingan sangat beragam maka konflik dan ketegangan yang
disebabkan langkanya sumber-sumber moneter merupakan hal yang tak dapat
dihindari.
Bell (1973: 263-264) mempejelas keputusan penting yang harus dihadapi
masa depan masyarakat post industry. Antara lain
1. Metode pembiyaan pendidikan yang tinggi, yang merupakan ciri masyarakat
post industry.
2. Evaluasi riset, yang hasilnya dapat dipakai untuk alokasi masa depan sumber-
sumber penelitian yang langka.
3. Penentuan proses kondisi dan setting untuk penciptaan kerativitas dan
produktivitas.
4. Proses-proses penemuan teknologis yang dibuat dalam laboratorium bisa
ditransfer sehingga lebih siap untuk diproduksi.
5. Analisa dan arah kecepatan perkembangan pengetahuan dan cara penyesuaian
guru-guru terhadap perkembangan terakhir dan
6. Masalah monitoring perubahan sosial.
E. Ketegangan Antara Mode Economizing & Mode Sosiologizing
Dalam masyarakat post industry akan terdapat sejumlah besar pertumbuhan di
lapangan on-profit di luar bisnis dan pemerintahan. Yang dimaksud ialah sekolah,
rumah sakit, lembaga penelitian,asosiasi suka rela dan lain sebagainya. Disaat yang
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 10
sama korporasi bisnis ( paling tidak untuk sementara) tetap merupakan jantung
masyarakat. Oleh sebab itu, dalam studi masyarakat post industry korporasi tak dapat
diabaikan. Mode economizing yang bercirikan korporasi akan mengalami ketegangan
dengan mode sosiologizing yang ditandai oleh no-profit, yaitu sector jasa dalam
masyarakat. Bell menganalisa ciri-ciri dan masa depan kedua mode tersebut dalam
masyarakat post industry.
Mode Economizing
Setelah industrialisasi lahir, suatu masyarakat hampir tidak mungkin
meningkatkan kekayaan dan menaikan standar hidup yang mantap dengan
menggunakan sarana-sarana yang damai. Sebagian besar kehidupan ekonomi sudah
merupakan suatu zero-sum game, dimana pemenang meraih kekayaan,( lewat
perang,perampokan, perampasan dan sebagainya), sambil merugikan pihak lain.
Peningkatan produktivitas berasal dari gabungan usaha-usaha berbagai insinyur yang
merencanakan mesin-mesin serta ahli ekonomi yang mampu meningkatkan efisiensi
produksi. Hal ini yang menghasilkan suatu gaya hidup baru, yang disebut Bell contoh
Economizing yaitu :
“ ilmu mengenai alokasi yang terbaik bagi sumber-sumber
langka diantara tujuan-tujuan yang besaing merupakan teknik
esensil bagi penciutan sisa menurut ukuran kalkulus seperti
ditunjukan oleh teknik Accounting yang berlaku. Syarat
economizing ialah mekanisme pasar sebagai wasit bagi alokasi,
system harga yang lentur dan tanggap pada pola-pola perubahan
penawaran dan permintaan."
Dengan kata lain model economizing itu merupakan alokasi yang terbaik atau
sumber-sumber yang langka diantara kompetitif tujuan-tujuan. Bersamaan dengan itu
lahir pembagian kerja yang rasional, perencanaan produksi, dan usaha menempatkan
gabungan model yang terbaik dan buruh yang relatif murah. Kita mengaitkan
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 11
economizing dengan optimisasi, maximisasi dan biaya yang terkecil. Karena semakin
lama semakin jelas dunia berada dalam zaman paceklik dan polusi, mode
economizing ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang serius. Pertama, ia hanya
mengukur barang-baranag ekonomi, mengabaikan pokok penting lain seperti air
bersih, sinar matahari, kepuasan kerja dan sebagainya. Kedua, tidak
mempertimbangkan eksternalitas( biaya eksternal) yang dapat dipindahkan kepada
pihak-pihak swasta lain atau masyarakat secara keseluruhan. Salah satu contoh dari
biaya sosial seperti itu adalah penecemaran air dan udara. Keterbatasan mode
economizing yang ketiga adalah system nilai masyarakat Amerika yang menekanka,
sebagai pertimbangan yang utama, kepuasan konsumsi pribadi individu, yang
hasilnya adalah timpangnya kepentingan umum dengan kepentingan pribadi, Bell
(1973:280). Pajak sering dianggap, misalnya sebagai pungutan ketimbang sebagai
uang yang dikumpulkan bersama-sama untuk kepentingan umum. Dengan demikian
mode economizing itu berdasarkan proposisi bahwa kepuasan individual merupakan
suatu unit dimana manfaat dan biaya harus dihitung. Bell menganjurkan model lain,
yaitu model sosiologizing, yang dalam masyarakat post industry dapat berfungsi
sebagai akuntan.
Mode Sosiologizing
Bell (1973:283) memberi batasan mode sosiologizing sebagai usaha untuk
menimbang kebutuhan masyarakat dengan cara yang lebih disadari dan melakukan
hal itu atas dasar beberapa konsepsi kepentingan umum yang eksplisit. Mode ini
mencakup dua masalah mendasar:
1. Pemantapan keadilan sosial secara sadar dengan tidak mengikutkan semua
orang yang ada dalam masyarakat.
2. Kesadaran bahwa barang-barang sosial adalah kepentingan komunal atau
politik kepentingan individu.
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 12
Mode sosiologizing harus mencoba merencanakan sebuah masyarakat yang
rasional. Bell (1973:284) menyatakan, dimasa yang akandatang masalah sosiologis
yang utama ialah pengujian kemampuan kita meramalkan berbagai akibat
perubahan sosial dan teknologis dan membentuk tujuan-tujuan alternative yang
sesuai dengan penilaian-penilaian akhir yang berbeda, atas setiap resiko yang
berlainan.
Bell menekankan bahwa korporasi tak boleh hanya ditundukan pada mode
economizing saja sebagaimana yang terjadi dimasa lalu mereka juga harus
menundukan diri pada mode sosilogizing. Disbanding dengan saat sekarang ini,
dimasa datang tanggung jawab sosial merpakan isu penting. Beberapa isu dimana
korporasi harus berada dibawah kepentigan umum antaralain ialah kepuasan kerja
buruh, lapangan pekerjaan untuk kelompok minoritas tanggung jawab pada
masyarakat dan lingkuangan. Dalam jangka panjang korporasi harus menyerahkan
beberapa kekuasaanya yang berlimpah itu kepada masyarakat sebagai jawaban atas
kecenderungan gerak yang berkelanjutan ke-arah masyarakat non-kapitalis.
F. Struktur Masyarakat Post-Industri
Bell (1973:43) menyatakan bahwa munculnya jenis masyarakat baru sering
menimbulkan masalah distribusi kekayaan, kekuasaan dan status. Sesuai dengan
system stratifikasi dan kekuasaan masyarakat post industry dapat dibandingkan
dengan tipe masyarakat awal pra-industri dan industri. System stratifikasi dan
kekuasaan berdasar atas alokasi sumber-sumber yang langka. Sumber utama
masyarakat pra-industri ialah tanah dalam masyarakat industry ialah mesin,
sedanngkan dalam masyarakat post-industri ialah pengetahuan. Figure-figur yang
dominan dari setiap system ialah pemilik sumber-sumber yang diinginkan. Dalam
masyarakat pra-industri penguasa adalah pemilik tanah dan militer( yang melindungi
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 13
tanah itu), sedangkan kekuasaan mereka berdasarkan atas kekuatan. Dalam
masyarakat yang berkuasa adalah masyarakat kaum pengusaha, kekuasaan mereka
berdasarkan pengaruh tak langsung dalam politik. Dalam masyarakat post industry,
kekuasaab berada ditangan universitas dan lembaga-lembaga, sedang yang dominan
ialah kaum ilmuan dan peneliti. Sarana-sarana kekuasaan ialah keseimbangan antara
tenaga-tenaga rasional(yang disediakan para ilmuan) dan kekuatan-kekuatan politik
yang diperhitungkan(yang dijalankan oleh elit kekuasaan) dan politik bukan hanya
satu sitem rasional. Dengan demikian dalam masyarakat post industry politik semakin
berperan dan politik tak hanya sebagai suatu system rasional dalam pengertian yang
sama yang terdapat dalam teknologi dan ilmu.
Bell (1973:375) berusaha memperjelas suatu skema struktur sosial masyarakat
post industry. System stratifiksai berdsarkan pada system pengetahuan, dengan kelas
professional berada dijenjang tertinggi. Yang termasuk kelas ini adalah ilmuan,
administrator, teknokrat, dan artis atau ahli spiritual (kebudayaan dan keagamaan).
Dibawah ini adalah para teknisi dan semi professional, petugas-petugas keagamaan,
sales man dan akhirnya pekerja berjerah biru. System kelas masyarakat post industry
ini berdasar atas pengetahuan dimana prestasi dan kemampuan pribadi menjadi
andalan penting. Masyarakat post industry bukan merupakan suatu pemebentukan
struktur masyarakat secara radikal, ia lebih merupakan perubahan dalam karakter
dalam struktur. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bell (1973:487)
Dalam terms yang deskriptif, terdapat tiga komponen disektor
ekonomi
Tejadi peralihan dari pembuatan barang dan jasa;sektor
teknologi,merupakan pemusatan industri berdasarkan
teknologi; dalam termssosiologi, ini berarti lahirnya elit teknis
baru dan penambahan prinsip stratifikasi yang maju.
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 14
salah satu perubahan paling besar dalam masyarakat ialah pergerakan tekanan
dari realitas alam(dalam masyarakat pra indusrti) ke realitas teknik (dalam
masyarakat industri).adalah tugas manusia-yang menyadari dirinya dan orang lain
secara timbal balik-untuk membentuk dan memugar dunia sosialnya.
G. Kontradiksi Kultural Kapitalisme
Secara analisis bell (1976 :10) membagi masyarakat ke dalam struktur tekno-
ekonomis, politik dan kultural. struktur tekno-ekonomisberhubungan dengan
oganisasi prodiksi serta alokasi barang-barang dan jasa. politik, berhubungan dengan
pengesahan penggunaan paksaan serta pengaturan konflik dalam lapangan keadilan
sosial. Kekuasaan sebagaimana yang telah di uraikan, merupakan topik risalat teoritis
pertama kali bell. Kebudayaan, yang merupakan pelengkap karya teoritisnya, di beri
batasan lebih sempit dari pengertian antropologi budaya, sebagai “arena simbolisme
ekspresif”:kegiatan di bidang lukisan, sajak dan fiksi atau dalam bentuk-bentuk
litany, liturgi, ritual dan doa-doa keagamaan yang mencoba menjelajahi dan
mengungkapkan arti eksistensi manusia dalam beberapabentuk imajinasi”(bell,
176:12).
Tesis bell, sebagaimana terlihat dari judul karyanya di tahun 1976, ialah
kontradiksi kultural kapitalisme. Secara khusus buku ini menunjukkan ketimpangan
antara jenis organisasi dan norma-norma yang di pinta oleh realitas ekonomi, dan
norma-norma realitas diri yang sekarang merupaka inti kebudayaan” (bell, 176:15).
Dimasa lalu, kebudayaan barat, yang secara historis telah di kacaukan dengan agama,
memiliki norma-norma yang dituntun Oleh etika protestan yang telah bercampur
dengan kapitalisme. Norma kebudayaan dan system ekonomi kapitalis tersebut tidak
hanya terpecah tetapi juga kontradiktif. Kapitalisme berjalan terus sebagai system
ekonomi, tetapi system kebudayaan modernnya menghadapi krisis spiritual. Bell
(1973:37) meringkas argumenya sebagai berikut:
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 15
Apa yang mencengangkan saya sekarang ini adalah
ketimpangan antara struktur sosial (tata tekno ekonomi) dan
kebudayaan. Yang pertama diatur oleh prinsip ekonomi yang
pengertiannya dihubungkan dengan efisiensi dan rasionalitas
fungsional organisasi produksi lewat pengaturan berbagai hal,
termasuk manusia dan benda-benda. Yang disebut terakhir
ialah pemborosan, kegalauan, yang dikusai oleh sesuatu yang
anti rasional, keadaan anti intelektual dimana diri dianggap
sebagai batu uji penilaian-penilaian kultural, dan efeknya
terhadap diri adalah ukuran dari manfaat pengalaman estetika.
Karakter struktur yang merupakan suatuwarisan dari abad ke
Sembilan belas yang menekankan disiplin diri, menunda
gratifikasi dan menahan diri, masih relevan bagi tuntutan
struktur tekno-ekonomi tetapi hal ini sangat bertentangan
dengan kebudyaan, dimana nilai-nilai borjuis yang demikian itu
sama sekali ditolak.
Bell yakin akan runtuhnya kepercayaan terhadap tuhan dan terhadap
kekekalan jiwa, dan terjadinya krisis dalam kesadaran diri ini menjurus ke
individualism ekstrim yang merupakan ciri masyarakat modern. Bell (1976: 71)
menjajaki erosi puritanisme dan etika protestan, yang tak hanya membiarkan
kapitalisme tanpa moral atau etika transcendental tetapi juga memberi peluang bagi
perkembangan kebebasan baru berupa sikap yang mementingkan diri sendiri, norma-
norma kebudayaan hedonis yang hidup dalam kontradiksi yang luar biasa dalam
struktur sosial itu sendiri.
Walaupun menghadapi masalah yang dianggapnya sedang dihadapi oleh
modernitas tetapi Bell bukan seorang reaksioner. Dia tidak mengimbau agar kembali
pada kejayaan masa lalu, tetapi pada kepercayaannya dalam tradisi liberal.
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 16
Himbauannya (1976:281-282) ialah suatu ideology tangguh yang dapat berfungsi
sebagai dasar kultural bagi struktur sosial kita.
Dasar ini harus diciptakan dengan menghibungkan tiga tindakan: pembenaran
masa lalu kita, sebab hanya dengan mengetahui warisan masa lalu itulah kita dapat
menyadari kewajiban terhadap keturan kita. Pengakuan atas batas-batas sumber daya
dan prioritas kebutuhan-kebutuhan individu dan sosial, diatas selera dan keinginan
yang tak terbatas dan persetujuan terhadap suatu konsepsi persamaan yang memberi
semua orang rasa kejujuran dan keterlibatan dalam masyarakat dan yang
memperbaiki situasi dimana, dalam lingkungan yang relevan, orang menjadi lebih
sama sehingga mereka bisa memperoleh perlakuan yang adil.
H. Kritik Terhadap Ramalan Sosial
Ramalan sosial Bell, yang merupakan gabungan antara fungsionalisme
structural dan konflik stuktrual itu, berusaha untuk mengetahui beberapa rintangan
yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan demikian asumsi-asumsi dasarnya
merupakan bagian sosiologis. Dalam pembahasan modernitas ditemukan asumsi-
asumsi dasar bahwa masyarakat exist, bahwa sosiologi menguraika struktur dan
perubahan struktur dalam masyarakat, dan bahwa manusia merupakan produk dari
dunia sosial. Asumsi dasar kaum strukturalis yang demikian, sebagaimana yang
terlihat secara terperinci dalam bab sebelumnya, terdapat dalam banyak teori
sosiologis naturalistis. Walau demikian, dalam ramalan sosial diketengahkan asumsi-
asumsi tambahan yang bisa dilihat sebgai akibat-akibat tang pasti dari ketiga
asmumsi dasar ini.
Bagi Bell, masyarakat merupakan suatu struktur dimana hubungan-hubungan
kekuasaan perlu dianalisa. Disini Bell sependapat dengan pandangan structural sosial
kaum marxis. Akan tetapi, bila Marx melihat kekayaan sebagai dasar kelas sosial,
Bell berpendapat bahwa pengetahuan telah menggantikan kekayaan sebagai sumber
utama kekayaan. Asumsi-asumsi ini dipertanyakan oleh Coser (1975:218) yang
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 17
menyatakan bahwa Bell menunjukan dunia modern semakin bergantung pada
kegiatan-kegiatan manusia, pada pengetahuan, tetapi dia gagal menunjukan hubungan
mereka dengan kekuasaan. Dia kelihatan tidak serius mempertimbangkan pendapat
bahwa majikan dan badan-badan pemberi dana, baik milik pribadi maupun umum,
yang menggunakan atau mengontrak mereka sebagai pekerja, sebenarnya lebih
mampu mengendalikan kegiatan-kegiatan mereka ketimbang yang dilakukan untuk
mengndalikan dirinya. Sejauh mana pengetahuan memegang kunci posisi kekuasaan
dalam struktur sosial itu masih sangat dipertanyakan.
Teori structural Bell juga dikritik karena determinisme ekonominya. Floud
(1971), misalnya menyatakan bahwa bell sependapat dengan marx mengenai kaitan
struktur ekonomi dengan struktur sosial, bell mengklasifikasikan masyarakat menurut
struktur ekonominya tanpa memberi perhatian yang cukup kepada lembaga-lembaga
sosia lainnya. Janowitz (1974) menentang teori bell dengan mengetengahkan kritik
determinisme. Janowitz merasa gusar terhadap ke gagalan bell memahami pentingnya
struktur politik sebagai variable indevenden,dan kegagalan untuk mengakui dampak
proses, yang terjadi sebelum dan sesudahnya. Terhadap struktur sosial dan pekerjaan.
Para ilmuan memang memiiki pengetahuan,tetapi bila memegang kekuasaan,
mungkin hal itu lebih di sebabkan oleh kecerdikan mereka dalam lapangan politik
ketimbang keistimewaan pengetahuannya.dalam lobing dan melalui pembentukan
kelompok-kelompok penekan- bukan dari menara gading universitas-pemegang
pengetahuan telah mengukuhkan kehadiran mereka. Para ahli teori yang sependapat
dengan pendekatan yang melihat struktur sosial sebagai subject matter sosiologi
mempertanyakan deskripsi struktur dan berpungsinya masyarakat post industring
memang ada atau apakah masyarakat itu sebenarnya masih belum sampai pada taha
industry. Stearns (1974) misalnya menyatan bahwa dengan menyajikan kecepatan
perubahan dalam masyarakat saja, sebagaimana yang dilakukan oleh bell, tidak
menjamin kepastian bahwa masyarakat kita telah bergerak ke suatu zaman baru.
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 18
Menurut Bell, teori sosiologis bertanggung jawab menguraikan pola-pola
dalam struktur sosial dan perubahan-perubahannya. Teori harus mampu meramalkan
kecenderungan-kecenderungan sosial. Walaupun tujuan ini patut memperoleh pujian,
tetapi ramalan tidak mungkin jika analisa yang tepat terhadap situasi sekarang ini
tidak dilakukan. Kita melihat bahwapengeritik tidak sepenuhnya menerima analisa
masyarakat post industry itu. Beberapa diantaranya mempertanyakan sejauh mana
teori yang sistematis terdapat dalam karya Bell. Olsen (1974:236) misalnya, menuduh
bahwa the coming of post industrial society gagal mengetengahkan tesis yang
terpadu, yang bukannya sebagai paham dan tipudaya yang membingungkan, tetapi
sebagai ide-ide yang tidak terorganisir dengan baik. Olsen menyatakan selanjutnya,
walaupun Bell mencoba menggambarkan masyarakat Amerika tetapi karya tersebut
tidak merupkan teori yang menjelaskan, yang seharusnya merupakan tujuan dari
pembentukan teori. Berdasarkan kritik-kritik ini jelas bahwa konsepsi tentang tujuan
usaha-usaha sosiologis Bell bertentangan dengan konsepsi teori-teri lainnya.
Karena hanya tertarik pada analisa makro sosiologis, Bell melewatkan isu
konflik sosial mengenai hubungan antara individu dan struktur sosialnya. Akan tetapi
dia memberi beberapa komentar pada hakikat manusia. Dimasa awal-awal sejarah
manusia, individu dibentuk olh prjuangan kolektif melawan alam. Dizaman industry
manusia kurang bergantung pada alam dan lebih terlibat dalam permainan bagaimana
membentuk alam, dimana susunan teknik telah menggantikan susunan alam. Bell
(1973 :487-489) menyatakan bahwa dalam masyarakat post indutri hubungan
manusia menjadi lebih penting, tetapi dia tidak menganalisa esensi dari hubungan
interpersonal itu. Yang kodrati dalam tesisnya ialah kebutuhan dasar manusia untuk
dikendalikan oleh struktur sosialnya, walaupun sebagaimana yang kita ketahui,
rintangan alam berpindah ke rintangan teknologi dan akhirnya ke pertarungan diantra
sesame manusia. (1973 :488) menyatakan masyarakat itu sendiri merupakan jaringan
kesadaran, suatu bentuk imajinasi yang dilihat sebagai proses konstruksi sosial.
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 19
Dalam masyarakat post industry berbagai rintangan dimasa lalu hilang sedang
rintangan-rintanagan baru mulai berkembang.
Walau demikian hakikat dasar manusia itu tetap ada. Hal ini dapat dilihat dari
perrtanyaan (1973 :488-489):
Tetapi yang tidak lenyap adalah hakikat ganda dari manusia
itu sendiri. Agresi keinginan membunuh berasal dari implus
utama, yang mencabik dan menghancurkan dan keinginan
mencari keteraturan, dalam seni dan kehidupan, sebagai
pembentukan kehendak ke dalam bentuk yang harmonis.
Ketegangan yang mustahil hilang inilah yang membatasi
dunia sosial dan membuat pandangan utopis, yang mungkin
lebih realistis ketimbang yang ada saat ini, dicari oleh
manusia modern. Utopia selalu dianggap rancangan dari
harmoni dan kesempurnaan dalam hubungan-hubungan antar
manusia. Di zaman dahulu utopia merupakan kemustahilan
yang bermanfaat, sebagai konsepsi yang diinginkan sehingga
seseorang harus memperolehnya. Tetapi ia merupakan hakikat
yang tidak tercapai. Dan dengan ide itu juga, utopia akan
berfungsi sebagai standar penilaian atas manusia dan
merupakan ideal untuk mengukur kenyataan.
Analisa struktur sosial Bell tidak dianggap sesuatu yang utopia. Dalam
pembahasa realitas sosial seperti yang dilakukan Bell itu, kita dapat mengetahui
beberapa kekuatan yang bergerak membentuk dan masyarakat. Tipe pendekatan
teoritis ini mungkin lebih bisa mempersiapkan kita dalam membangun dunia sosial.
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ramalan sosial merupakan usaha menggunakan teori untuk memperinci
hambatan-hambatan sosiologis terhadap pembangunan masyarakat mendatang.
Dalam ramalan sosial itu usaha-usaha Bell khususnya berhubungan dengan struktur
sosial dan konsekuensi politisa dari masyarakat post industry.
Bell menarik hipotesa bahwa dunia barat sedang mengalami transisi dari
masyarakat industry ke masyarakat post industry. Hal ini ditunjukan oleh perubahan
yang terjadi dalam produksi barang ke produksi jasa, perubahan dari pekerjaan
berkerah biruke pekerjaan professional dan teknis, pemusatan penguatan teknis,
orientasi ke masa depan, dan perhatian terhadap bimbingan dalam pengembilan
keputusan. Dalam pembahasan perubahan ini, Bell memperjelas beberapa keputusan
penting yang harus dihadapi oleh masyarakat post industry. Hal tersebut mencakup
pembiyaan pendidikan yang tinggi, evaluasi penelitian, analisa kecepatan dan arah
perkembangan pengetahuan. selanjutnya dinyatakan bahwa korporasi profit kakam
berda dibawah lapangan non-profit, termasuk pemerintahan, sekolah, rumah sakit,
dan lembaga-lembaga penelitian. Mode economizing, dengan hukum-hukum
persaingannya, akan digantikan oelh mode sosiologizing berupa kesadaran
pengambilan keputusan. Pertanggung jawaban merupakan isu kritis. Usaha ramalan
sosial Bell itu mengndalkan penggunaan data historis maupun data empiris yang ada
sekarang, khususnya data sensus bersekala besar, sebagai petunjuk jalan dimasa
depan. Dukungan terhadap tesis Bell tersebut tak hanya melulu papa data penelitian,
tetapi penelitian itu sendiri sudah merupakn unsur penting dalam masyarakat
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 21
industry. Demi perbaikan masyarakat, evaluasi dan penelitian sosiologis yang ilmiah
menjadi lebih dekat untuk digabungkan dengan masalah-masalah kemanusiaan.
B. Saran
Dalam penyusunan sebuah makalah sebagai salah satu aktivitas dan tugas di
dalam perkuliahan menuntut adanya keseriusan, ketelitian, serta keuletan dari
mahasiswa agar tercapai hasil yang maksimal seperti apa yang diharapkan dan
makalah yang disusun dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, untuk itu
perbanyak referensi buku yang berkaitan dengan topik makalah.
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 22
DAFTAR PUSTAKA
Margaret M. Poloma, 1984, Sosiologi Kontemporer, CV Rajawali Jakarta
Stephen K. Sanderson, 2002, Makro Sosiologi, PT. Raja Grafimdo Persada Jakarta.
K.J Veeger, 1993, Realitas sosial, Penerbit PT. Gramedia Jakarta.
Paul D. Johnson, 1990, Teori Sosiologi Klasik Dan Modern, Penerbit PT. Gramedia
Jakarta.
Tom Campbell, 1994, Tujuh Teori Sosial, Penerbit Yayasan Kanisius Jakarta.
Teori Masyarakat Post Industri (Daniel Bell) | 23