9
Masyarakat Sei Gohong dalam Keterjajahan Lingkungan Sei Gohong’s Community in Environmental Colonized セイ ゴホン 社会 天然 占頒国 ちゅうに Agustine Carolina*, Bahtiar Edy Faisal, Cut Irva Dianita, Rastika Purba *E-mail: [email protected] 抽象 セイ ゴホン(Sei Gohong) ここ ある コミュニティ まだ 彼ら 常に 彼ら 社会 生活 生活 指導 して 行わ れた 彼ら 伝統 価値観 尊重 して いる サブ 地区 です。 伝統 よって まだ 指導 社会 階層 ほか に、 地域 社会 続いて 地元 知恵 この 領域 生態系 状態 保つ こと 成功 します。 この 領域 は、Bukit BatuPalangka Raya 位置 して いました。 それ 地元 政府 収入 増加 プッシュ する よう に、 観光地である こと 本当に 可能性 ある 美しい 自然 持つ アーバンビレッジエリア して 有名だった、 それは また セイ ゴホン ローカル コミュニティ 利益 発展 衝撃 与える こと できます 電位 管理 する こと できます。 しかし、 セイ ゴホン 美しい 自然 背後 は、 観光村 (Kampung Wisata) して 地位 まだ ある、 まだ この 分野 雇用 利用 できない ため、 地域 社会 豊か なります 作る こと できる いう 事実 隠して いました。 リソース 呪い 理論 観点 から、 セイ ゴホン、 美しい 自然 ポテンシャル 完全 離れ すぎて 繁栄 した 状態 から ある 地元 コミュニティ 生活 状況 正確 反比例 する こと。 セイ ゴホン 場合 事実 は、 いくつ ヘクタール 購入 する と、 ローカル コミュニティ ため いくつ 助け 提供 する”(Offering some help) ため に、この 地域 来る 富んだ 土地(Abounded Land) が、最終的に ボルネオ島(Kalimantan)の 外部 から 会社 一部 作る 仕事 分野 極貧です それは ローカル コミュニティ ため 仕事 作る こと できる よう に、 いくつ 工場 建設 する は、 この 地域内 ローカル コミュニティ 土地 利用 可能です。 ただし、 ローカル コミュニティ 企業 ため 企業 明らか ローカル コミュニティ ある この 領域 いくつ 工場 建設 する、 その 目的 説明 して いない 良好な 通信 行う れません。 将来的 企業 セイ ゴホン おける 社会 階層 生態 破壊 する 場合 は、 シンボリック的 相互 作用 観点 から、 地元 コミュニティ は、 いくつ 伐採 持って います。 だから、 企業 対して セイ ゴホン コミュニティアピール するが、 企業 まだ 彼ら 甘い”(sweet agreement) 契約 穏やか ダウン なります ローカルコミュニティ 作る ため いくつ 努力 する して

Masyarakat Sei Gohong dalam Keterjajahan Lingkungan (Sei Gohong’s Community in Environmental Colonized)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AbstractSei Gohong is a sub-district that the community in here are still respect the values of their tradition was they always made as the life guidance in their societal life. Besides the societal hierarchy that still guidance by its tradition, the values of local wisdom which followed by the local community also succeed to keep the ecological condition in this area. This area was located in District of Bukit Batu, Palangka Raya. It was famous as an Urban Village area which has a beautiful nature that really potential to be a tourism destination so that it will push the increasing of local-government’s income and it also can give impulse to development of the local-community income in Sei Gohong if the potential can be managed. But, behind the beautiful nature of Sei Gohong, it was hide a fact that its status as Tourism Village (Kampung Wisata) are still yet can make the local community will be prosperous because in this area the field of jobs are not available.From perspective of Resource Curse theory, Sei Gohong that full of potentials from the beautiful nature, exactly inversely proportional to condition of the local-community’s life that are too far away from prosperous condition. The facts if Sei Gohong is a ‘abounded land’ but destitute of the field of jobs finally make some of company from the outside of Borneo Island (Kalimantan) comes to this area to ‘offering some help’ for the local-community with buy some hectare of local-community's land in this area to build some factories so that it can make the field of jobs for local-community are available. However, because between of the local-community and the companies are not make good communication which the companies are not explaining their purpose to build some factories in this area with clearly to the local-community. From interactionism symbolic perspective, the local-community have some felling if the companies in the future will destroy the societal hierarchy and ecology in Sei Gohong. So this reason that make Sei Gohong’s community appeal against to the companies, but in other side the companies are still make some effort to make the local-community will be calm-down with their ‘sweet’ agreement if the societal hierarchy and their nature-continuity will be kept by the companies.Keywords :Ecology, Resource Curse, Colonized, Interactionism Symbolic.

Citation preview

  • Masyarakat Sei Gohong dalam Keterjajahan Lingkungan

    Sei Gohongs Community in Environmental Colonized

    Agustine Carolina*, Bahtiar Edy Faisal, Cut Irva Dianita, Rastika Purba

    *E-mail: [email protected]

    (Sei Gohong)

    Bukit BatuPalangka Raya

    (Kampung Wisata)

    (Offering some help) (Abounded Land)

    Kalimantan

    (sweet agreement)

  • Abstract

    Sei Gohong is a sub-district that the community in here are still respect the values of

    their tradition was they always made as the life guidance in their societal life. Besides the

    societal hierarchy that still guidance by its tradition, the values of local wisdom which

    followed by the local community also succeed to keep the ecological condition in this area.

    This area was located in District of Bukit Batu, Palangka Raya. It was famous as an Urban

    Village area which has a beautiful nature that really potential to be a tourism destination

    so that it will push the increasing of local-governments income and it also can give

    impulse to development of the local-community income in Sei Gohong if the potential can

    be managed. But, behind the beautiful nature of Sei Gohong, it was hide a fact that its

    status as Tourism Village (Kampung Wisata) are still yet can make the local community

    will be prosperous because in this area the field of jobs are not available.

    From perspective of Resource Curse theory, Sei Gohong that full of potentials from the

    beautiful nature, exactly inversely proportional to condition of the local-communitys life

    that are too far away from prosperous condition. The facts if Sei Gohong is a abounded

    land but destitute of the field of jobs finally make some of company from the outside of

    Borneo Island (Kalimantan) comes to this area to offering some help for the local-

    community with buy some hectare of local-community's land in this area to build some

    factories so that it can make the field of jobs for local-community are available. However,

    because between of the local-community and the companies are not make good

    communication which the companies are not explaining their purpose to build some

    factories in this area with clearly to the local-community. From interactionism symbolic

    perspective, the local-community have some felling if the companies in the future will

    destroy the societal hierarchy and ecology in Sei Gohong. So this reason that make Sei

    Gohongs community appeal against to the companies, but in other side the companies are

    still make some effort to make the local-community will be calm-down with their sweet

    agreement if the societal hierarchy and their nature-continuity will be kept by the

    companies.

    Keywords :Ecology, Resource Curse, Colonized, Interactionism Symbolic.

    Abstrak

    Sei Gohong merupakan sebuah kelurahan yang mana masyarakat di wilayah ini masih

    menjunjung tinggi nilai adat istiadat yang selalu dijadikan pedoman dalam kehidupan

    bermasyarakatnya. Selain tatanan masyarakatnya yang masih berpedomankan adat

    istiadat, nilai-nilai kearifan lokal yang dianut oleh masyarakat diwilayah ini pun berhasil

  • membuat kondisi ekologi Sei Gohong masih terjaga. Kelurahan ini sendiri terletak di

    wilayah Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya. Kelurahan ini terkenal sebagai wilayah

    yang memiliki keindahan alam yang potensial untuk dijadikan destinasi pariwisata

    sehingga dapat mendorong naiknya pendapatan daerah dan bisa memberikan dorongan

    yang besar bagi berkembangnya pendapatan masyarakat di Sei Gohong bila hal tersebut

    dikelola dengan baik. Namun, dibalik keindahan alam potensial Sei Gohong tersebut

    tersimpan sebuah fakta bahwa statusnya sebagai Kampung Wisata tersebut masih belum

    bisa membuat sebagian masyarakat Sei Gohong hidup sejahtera, karena masih belum

    adanya lapangan pekerjaan yang tersedia bagi mereka di wilayah tersebut.

    Jika ditinjau dari teori kutukan sumber daya alam (Resource Curse Theory), Sei Gohong

    yang penuh dengan potensi kekayaan alamnya, justru berbanding terbalik dengan kondisi

    hidup masyarakatnya yang masih jauh dari kata sejahtera. Fakta bahwa Sei Gohong adalah

    daerah ladang uang potensial namun miskin lapangan pekerjaan inilah yang akhirnya

    mendorong beberapa perusahaan dari luar Pulau Kalimantan datang ke wilayah ini untuk

    menolong masyarakat sekitar dengan membeli beberapa hektare tanah di wilayah

    tersebut untuk dijadikan Pabrik sehingga dapat memberikan lapangan pekerjaan kepada

    masyarakat sekitar. Akan tetapi, karena tidak terjadinya interaksi yang baik antara

    masyarakat dengan perusahaan yang mana perusahaan sama sekali tidak menjelaskan

    secara jelas tujuannya untuk mendirikan pabrik di wilayah tersebut. Dari sisi

    interaksionisme simbolik, masyarakat merasakan bahwa perusahaan-perusahaan itu suatu

    hari nanti akan merusak tatanan masyarakat serta ekologi di wilayah mereka. Inilah yang

    membuat banyak masyarakat di Sei Gohong protes akan kehadiran perusahaan tersebut di

    wilayah mereka, namun di lain pihak perusahaan-perusahaan itu tetap saja berusaha untuk

    menenangkan masyarakat dengan janji manis bahwa tatanan masyarakat serta

    kelestarian lingkungan mereka akan tetap terjaga.

    Kata Kunci :Ekologi, Kutukan Sumber Daya Alam, Keterjajahan, Interaksionisme

    Simbolik.

    Pendahuluan

    Sei Gohong merupakan sebuah kelurahan yang unik dan memiliki kekhasan

    tersendiri.Alasan kelurahan ini terasa unik adalah karena disebabkan masyarakat di

    wilayah ini masih menjunjung tinggi nilai adat istiadat yang selalu dijadikan pedoman

    dalam kehidupan bermasyarakatnya.Kelurahan ini sendiri terletak di wilayah Kecamatan

    Bukit Batu, Kota Palangka Raya. Letaknya yang berada di pinggiran kota membuat wilayah

    ini masih aman dari dampak negatif modernisasi dan hedonisme yang biasanya sering

    menjadi ciri khas penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan. Hal ini pula yang

    membuat Sei Gohong disebut sebagai Urban Village atau Desa yang terletak di wilayah

    perkotaan.

  • Selain itu, wilayah ini pun terkenal sebagai wilayah yang memiliki keindahan alam

    yang potensial untuk dijadikan destinasi pariwisata sehingga dapat mendorong naiknya

    pendapatan daerah dan salah satu contohnya adalah Telok Kaja yang sebenarnya sangat

    menjanjikan untuk bisa memberikan dorongan yang besar bagi berkembangnya

    pendapatan masyarakat di Sei Gohong bila hal tersebut dikelola dengan baik. Namun,

    dibalik keindahan alam potensial Sei Gohong tersebut tersimpan sebuah fakta bahwa

    masih banyak masyarakatnya yang belum sejahtera meskipun status Sei Gohong sendiri

    telah ditetapkan sebagai Kampung Wisata oleh Pemerintah Kota Palangka Raya. Status

    sebagai Kampung Wisata tersebut masih belum bisa membuat sebagian masyarakat Sei

    Gohong hidup sejahtera, karena masih belum adanya lapangan kerja yang tersedia bagi

    mereka di wilayah tersebut. Fakta bahwa Sei Gohong adalah daerah ladang uang potensial

    namun miskin lapangan pekerjaan inilah yang akhirnya mendorong beberapa perusahaan

    dari luar Pulau Kalimantan datang ke wilayah ini untuk menolong masyarakat sekitar

    dengan membeli beberapa hektare tanah di wilayah tersebut untuk dijadikan Pabrik

    sehingga dapat memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar. Akan tetapi,

    masyarakat merasakan bahwa perusahaan-perusahaan itu suatu hari nanti akan merusak

    tatanan masyarakat serta ekologi di wilayah mereka. Inilah yang membuat banyak

    masyarakat di Sei Gohong protes akan kehadiran perusahaan tersebut di wilayah mereka,

    namun di lain pihak perusahaan-perusahaan itu tetap saja berusaha untuk menenangkan

    masyarakat dengan janji manis bahwa tatanan masyarakat serta kelestarian lingkungan

    mereka akan tetap terjaga.

    Pembahasan

    Kekhawatiran masyarakat Sei Gohong sendiri akan dampak kerusakkan lingkungan

    dari kehadiran Pabrik di wilayah mereka cukup beralasan karena pada saat perusahaan-

    perusahaan tersebut membeli tanah masyarakat, perusahaan tidak melakukan pendekatan

    personal kepada masyarakat. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa

    masyarakat setempat, menunjukkan bahwa perusahaan itu hanya mensosialisasikan

    kehadiran mereka kepada orang-orang tertentu saja. Selain itu, ada banyaknya kabar

    simpang siur di masyarakat mengenai tujuan perusahaan tersebut mendirikan pabrik di Sei

    Gohong semakin mempertegas kecurigaan masyarakat akan bahaya laten dari kehadiran

    pabrik tersebut. Ketidakjelasan jenis pabrik yang akan didirikan di wilayah tersebut juga

    membuat resistensi masyarakat terhadap perusahaan semakin kuat dan membuat lebar

    jurang pemisah antara perusahaan dan masyarakat Sei Gohong.

    Sumber Daya Alam Berlimpah, Berkat atau . . .?

    Dari sudut teori kutukan sumber daya alam (resource curse theory)1, dapat dilihat

    bahwa Sei Gohong sendiri merupakan sebuah kawasan yang memiliki beragam potensi

    1Macartan Humpreys, et.al: Escaping The Resource Curse.(New York: Columbia University Press, 2007),

    21.

  • ekologis yang jika dikembangkan dengan baik dapat memberikan manfaat yang besar

    untuk kesejahteraan masyarakatnya. Namun, potensi ekologis tersebut belum mampu

    untuk membuat masyarakat Sei Gohong sejahtera. Dari fakta lapangan yang ditemukan,

    banyak sekali masyarakat Sei Gohong yang tidak memiliki pekerjaan dan gaji tetap. Ini

    merupakan sebuah ironi, bila kita melihat status dari kelurahan Sei Gohong yang dijadikan

    sebagai Kampung Wisata yang mana seharusnya dengan status tersebut dapat membuat

    masyarakatnya sejahtera namun malah menjadikan hidup mereka termaginalkan akibat

    lapangan pekerjaan yang tidak tersedia di wilayah ini.

    Pemaknaan Rencana Pendirian Pabrik Bagi Kehidupan Masyarakat Sei Gohong

    Dari sudut teori interaksionisme simbolik, kekhawatiran masyarakat sekitar terhadap

    keterusakkan lingkungannya suatu saat sebagai akibat hadirnya pabrik perusahaan di

    wilayah tersebut karena pemahaman di masyarakat luas sendiri terutama di Indonesia

    seringkali kehadiran pabrik-pabrik tersebut bukannya memberikan keuntungan bagi

    masyarakat sekitar namun malah justru memberikan kutukan kepada keberlangsungan

    lingkungan hidup di wilayah yang dijadikan lokasi pabrik tersebut. Hal-hal seperti limbah

    buangan pabrik yang mencemari lingkungan masyarakat sekitar pabrik sudah menjadi hal

    yang lumrah sebagai dampak dari kemunculannya di suatu wilayah masyarakat.Di

    Indonesia sendiri, teknologi untuk pengolahan limbah hasil buangan pabrik dapat

    dikatakan belum semua pabrik menyediakan teknologi tersebut. Kebanyakkan pabrik-

    pabrik tersebut enggan untuk menyediakan teknologi pengolahan limbah pabrik

    dikarenakan biaya untuk membeli peralatan tersebut yang terbilang cukup tinggi, selain

    itu meskipun sebagian perusahaan-perusahaan pemilik pabrik di Indonesia ini sebenarnya

    mampu untuk membeli peralatan tersebut namun karena mereka lebih memikirkan laba

    perusahaan sehingga hal-hal yang dianggap tidak menguntungkan (un-profitable) seperti

    penyediaan teknologi pengolahan limbah yang memerlukan biaya fantastis seringkali

    diabaikan oleh pemilik perusahaan.

    William Thomas2 salah satu teoritisi interaksionisme simbolik berpendapat bahwa ada

    3 pokok pemikiran dari teori interaksionisme simbolik tersebut dan bila kita kaitkan

    dengan permasalahan di Sei Gohong dapat terlihat alasan logis dari penolakkan

    masyarakat terhadap berdirinya pabrik di daerah tersebut. Pemikiran yang pertama adalah

    bahwa perilaku seseorang tergantung pada definisi situasi yang diberikan. Jika kita lihat

    kembali dari uraian singkat di bagian pendahuluan dan paragraf pertama tulisan ini, dapat

    terlihat bahwa resistensi masyarakat Sei Gohong terhadap perusahaan yang ingin

    mendirikan pabrik disebabkan karena definisi situasi dari tujuan berdirinya pabrik di

    wilayah tersebut yang masih belum jelas. Pemikiran Thomas yang kedua adalah relativisme

    adalah situasi yang berbeda memiliki makna yang berbeda bagi individu yang berbeda pula

    pemikirannya. Dari permasalahan masyarakat Sei Gohong versus Perusahaan, terlihat

    2William Thomas dalam Alfitri.2009. Kerusakkan Lingkungan dan Masalah Sampah dari Perspektif Teori

    Sosiologi. Diakses melalui: http://eprints.unsri.ac.id/726/

  • bahwa adanya lack of communication diantara kedua belah pihak tersebut telah

    memberikan makna yang berbeda baik bagi masyarakat sekitar maupun perusahaan. Di

    sisi masyarakat sendiri, tujuan didirikannya pabrik tersebut lebih dimaknai sebagai bahaya

    laten bagi kelestarian lingkungan hidup di Sei Gohong sedangkan bagi perusahaan dengan

    berdirinya pabrik nanti diharapkan dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi

    masyarakat sekitar yang saat ini masih belum sejahtera karena tidak tersedianya lapangan

    pekerjaan di wilayah mereka. Pemikiran yang ketiga adalah definisi situasi itu subyektif

    dan berubah. Jika dikaitkan permasalahan Sei Gohong tersebut dengan pemikiran ketiga

    bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap dampak kerusakkan lingkungan yang akan

    ditimbulkan oleh kemunculan pabrik perusahaan di wilayah mereka adalah karena

    banyakknya berita di media massa tentang pencemaran lingkungan hidup yang

    diakibatkan oleh berdirinya pabrik-pabrik. Definisi situasi tersebut dapat dikatakan

    subyektif apabila masyarakat hanya berpikiran negatif karena berita-berita yang beredar di

    media massa, tanpa berusaha mencari tahu terlebih dahulu seperti apa sistem pabrik yang

    diterapkan oleh perusahaan tersebut. Bisa saja kemungkinannya perusahaan tersebut

    memiliki peralatan pengolahan limbah pabrik yang bagus sehingga tidak akan mencemari

    lingkungan hidup disekitar.

    Penutup

    Sei Gohong menyimpan beragam potensi ekologis yang sebenarnya sangat bisa untuk

    dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakatnya, dengan menggunakan kearifan lokal

    (local wisdom) yang dimiliki oleh masyarakat Sei Gohong potensi ekologis tersebut dapat

    dimanfaatkan secara bijaksana namun disisi lain potensi ekologis tersebut juga

    memberikan efek domino bagi masyarakatnya. Kurangnya sumber daya manusia yang

    mampu mengolah potensi ekologis tersebut menyebabkan perkembangan perekonomian

    di masyarakat terasa belum berkembang. Disisi lain, banyak perusahaan-perusahaan dari

    luar yang ingin mengembangkan potensi dari Sei Gohong tersebut namun mereka malah

    mendapatkan resistensi dan penolakkan dari masyarakat sekitar. Mereka menganggap

    bahwa kehadiran perusahaan tersebut dikhawatirkan akan mengganggu keberlangsungan

    lingkungan hidup mereka.

    Daftar Pustaka

    Humpreys, Macartan et.al. 2007. Escaping The Resource Curse. New York: Columbia

    University Press

    Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2010. Teori Sosiologi Modern Edisi ke-6. Jakarta:

    Kencana.

    Wawancara dengan masyarakat Kelurahan Sei Gohong, Kecamatan Bukit Batu Kota

    Palangka Raya pada tanggal 25 April 2015.

  • Sumber Internet

    Alfitri.2009. Kerusakkan Lingkungan dan Masalah Sampah dari Perspektif Teori

    Sosiologi.Diakses melalui: http://eprints.unsri.ac.id/726/ pada tanggal 26 April 2015

    Tolo, Emilianus Yakub Sese. 2014. Ironi REDD+ di Indonesia: Cerita dari Kalimantan

    Tengah. Diakses melalui: http://www.indoprogress.com/2014/02/ironi-redd-di-indonesia-

    cerita-dari-kalimantan-tengah. pada tanggal 26 April 2015.

  • LAMPIRAN

    Gbr. Papan nama perusahaan yang ingin mendirikan Pabrik di Sei Gohong

    Gbr. Tanah yang akan menjadi lokasi pendirian Pabrik

  • Gbr.Warga masyarakat yang sedang menjelaskan alasan penolakkan masyarakat Sei

    Gohong terhadap berdirinya Pabrik di wilayah itu.

    Gbr. Observasi lokasi Pabrik oleh Penulis.