169
Matematika Ekonomi 1

Mate Ma Tika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

matematikaa

Citation preview

Page 1: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 1

Page 2: Mate Ma Tika

MATERI MATRIKULISI PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNJA

Oleh

R. SIHOTANG

Page 3: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 3

Ruang Lingkup:Himpunan, Hubungan, Fungsi, Kalkulus, dan Matriks.

Sasaran:Mahasiswa Program Studi Agribisnis yang diterima pada Program Pascasarjana Fakultas pertanian Univ. Jambi

•Tujuan :Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-kosep Matematika dalam penerap-annya pada persoalan ekonomi.

Page 4: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 4

• Kompetensi:

• Mampu menyelesaikan persoalan Ekonomi dan Bisnis dengan alat analisis Matematika.

• Literatur

• Chiang A.C, 1984. Fundamental Methods of Mathematical Economics. Third Edition, Mc Graw-Hill Book Inc. New York

• Johannes, H dan Handoko, BS. 1994. Pengantar Matematika untuk Ekonomi. Edisi ke empat belas. LP3ES. Jakarta

Page 5: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 5

• Materi:• Pegertian Matematika

• Himpunan

• Sistem Bilangan

• Fungsi

• Fungsi Linear

• Fungsi non Linear

• Diferensial Fungsi Sederhana

• Diferensial Fungsi Majemuk

• Aljabar Matriks

Page 6: Mate Ma Tika

ASAL KATA

Asal kata : MATHEIN artinya mempelajari atau belajar. Dengan mempelajari mate- matika, seseorang akan terbiasa mengatur jalan pemikirannya dgn sistematis.

Berpikir matematis:

Seseorang yg hendak menem-puh jarak 2 mil akan MEMILIH naik mobil dari pada jalan kaki, kecuali jika waktunya banyak terluang atau sedang berolah raga.

MATEMATIKA

Page 7: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 7

Berpikir matematis:

Untuk dapat mengenderai mobil, harus belajar menyupir. Untuk dapat supir mobil yang baik, dia perlu pengetahuan matematika.

Matematika, merupakan sarana = pendekatan untuk suatu analisa.

Dengan mempelajari matematika, membawa sese-orang kepada kesimpulan dalam waktu yang singkat.

Page 8: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 8

Ekonomi dan Matematika Ekonomi

Analisis ekonomi tidak berbeda jika menggunakan pendekatan matematis dibanding dengan tanpa pendekatan matematis. Bedanya/keuntungannya:

a. Dengan pendekatan matematis, persoalan atau pokok bahasan menjadi sederhana.

b. Dengan pendekatan matematis, berarti mengaktif-kan logika dengan asumsi-asumsinya.

c. Dapat memakai sebanyak n variabel dalam meng-gambarkan sesuatu (hubungan antar variabel)

Mis Qd = f(Pr, Inc, Pi, … ), Pr = harga komoditi ybs Inc = pendapatan, Pi = harga kom. substitusi

Page 9: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 9

Kelemahannya pendekatan matematis:

a. Bahasa matematis tidak selalu mudah dimengerti oleh ahli ekonomi sehingga sering menimbulkan kesukaran.

Contoh Y = f(X), dalam ilmu ekonomi bagaimana mengartikan persamaan matematis tersebut, mis dalam: permintaan, produksi, pendapatan nas, dll. sehingga ahli ekonomi sulit memetik keuntungan dari matematika.

b. Seorang ahli ekonomi yang memiliki pengetahuan dasar matematika, ada kecenderungan:

(1) membatasi diri dengan hanya memecahkan persoalan secara matematis

Page 10: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 10

(2) membuat beberapa asumsi yang kurang tepat demi memudahkan pendekatan matematis atau statistis. Artinya, lebih banyak berbicara matematika dan statistika dari pada prinsip/ teori ekonomi.

Kesimpulan dari bahasa adalah:

1. Matematika merupakan pendekatan bagi ilmu ekonomi.

2. Pendekatan matematis merupakan “ mode of transportation” yaitu membawa pemikiran kepada kesimpulan dengan singkat (model)

Page 11: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 11

Matematika Ekonomi dan Ekonometrika

Ekonometrika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan penerapan statistika untuk menganalisa data ekonomi.

Data Ekonomi

- Deduksi

- Model

- Induksi

- Mengolah data

- Mengambil kesimpulan

EkonometrikaMatematika

Page 12: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 12

Teori Ekonomi

Model atauHipotesis

Fakta

Data Ekonomi

MetodeEkonometrika

Teori Statistika

Satu Persamaan

Simultan

Teori Diterima

Teori Ditolak

Teori Disempurnakan

deduktif

induktif

Page 13: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 13

Bidang Matematika Ekonomi yang dibahas: Menurut “Social Science Research Council, seorang ahli ekonomi harus mengerti matematika : Himpunan (gugus), hubungan dan fungsi, teori matriks, kalkulus (limit fungsi, diferensial, persamaan diferensi, partial differentiation, integrasi multipel).

Page 14: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 14

HIMPUNAN = GUGUS

Silabus:

• Definisi, pencatatan dan himpunan khas

• Himpunan Bagian

• Pengolahan (operasi) himpunan

• Hubungan

Page 15: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 15

1. Definisi, pencatatan dan himpunan khas

Himpunan adalah kumpulan dari obyek-obyek yg memiliki sifat tertentu. Sifat ini menjadi penciri yg membuat obyek/unsur itu termasuk dalam himpunan yang sedang dibicarakan.

Himpunan dilambangkan : A, B, X, …, Z (kapital)

Obyek atau unsur atau elemen dilambang-kan a,b,c, … atau 1, 2, 3, …

Perhatikan (… tiga titik) dibaca dan sete-rusnya.

Page 16: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 16

Dua cara pencatatan suatu himpunana. Cara pendaftaran: P = { 2, 3, 4 } P = nama himpunan/gugus tanda kurawal buka dan kurawal tutup

“ dan “ menyatakan himpunan 2, 3, 4 = obyek/unsur/elemen Artinya, himpunan P beranggotakan

bilangan bulat positip: 2, 3, dan 4.b. Pendefinisian sifat: X = { x / x bil. genap}

X = nama himpunan x = obyek/unsur/elemen

tanda “/” dibaca dengan syaratx bil genap = sifat atau ciri

Page 17: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 17

Cara pendefinisian sifat yang lain:

J = { x / 2 < x < 5 } x merupakan unsur Sifat: bilangan nyata 2 < x < 5, baca himpunan semua bilangan nyata lebih besar dari 2 dan lebih kecil dari 5

Himpunan khas:

a. Himpunan Semesta (S) atau Universum (U) Merupakan himpunan keseluruhan obyek yang sedang dibicarakan S = { x / x bilangan ganjil }, berarti semua bil ganjil

b. Himpunan kosong (emty set) E = { } himpunan kosong atau dicatat dengan “ø”

Page 18: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 18

Perhatikan: P = { 2, 3, 4 }

Untuk menyetakan keanggotaan dicatat dengan “€” Jadi: 2 € P 3 € P

4 € P.

Tanda € baca “unsur” atau “elemen” atau “didalam”

Sebaliknya, 5, 6 tidak termasuk unsur P

dicatat 5 € P

6 € P Tanda € dibaca “bukan unsur” atau “bukan elemen” atau “diluar”.

Page 19: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 19

2. Himpunan bagian

Suatu himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan B, jika dan hanya jika setiap unsur A juga merupakan unsur himpunan B. A = { 2, 4, 6 }; B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }

Dicatat : A B, baca A himp. bagian B atau A anak gugus dari B Sebaliknya dicatat: B A, baca B mencakup A Tanda dibaca bukan himpunan bagian dan tanda dibaca tidak/bukan mencakup

Perhatikan: himp. bagian terjadi apabila dari suatu himp dibentuk himp lain dengan memilih unsur himp itu sebagai unsurnya.

Page 20: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 20

Contoh: X = { 1, 2, 3, 4 }

Himpunan bagiannya:

a.Memilih semua unsur: X4 = { 1, 2, 3, 4 }

b.Memilih tiga unsur X31 = { 1, 2, 3 }

X32 = { 1, 2, 4 }

X33 = { 1, 3, 4 }

X34 = { 2, 3, 4 }

c. Memilih dua unsur X21 = { 1, 2 }; X22 = { 1, 3 }

X23 = { 1, 4 }; X24 = { 2, 3 }

X25 = { 2, 4 }; X26 = { 3, 4 }

Page 21: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 21

d. Memilih 1 unsur: X11 = { 1 }; X12 = { 2 } X13 = { 3 }; X14 = { 4 }

e. Tanpa memilih X0 = { }

Jumlah himpunan bagian dari 1 himp. = 2n

1 elemen: 1 2 himp bag 2 elemen: 1 2 1 4 himp bag 3 elemen: 1 3 3 1 8 himp bag 4 elemen: 1 4 6 4 1 16 himp bag 5 elemen: 1 5 10 10 5 1 32 himp bag

Disebut segitiga Pascal = bilanga Binom Newton

Page 22: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 22

• Latihan:

Page 23: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 23

3. Pengolahan (operasi) Himpunan

Operasi matematis: penjumlahan, penggandaan, pembagian. Operasi himpunan: gabungan (union), potongan (irisan) dan komplemen.

Operasi Gabungan ( U )

A U B = { x / x ε A atau x ε B }

A U B baca: A union B; A gabung B; A atau B.

Jika A = { 3, 5, 7 ); B = { 2, 3, 4, 8 }

A U B = { 3, 5, 7, 2, 4, 8 } atau { 2, 3, 4, 5, 7, 8 }

Page 24: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 24

Dalam diagram Venn, A U B adalah daerah diarsir

A B

S

Sifat-sifat gabungan

a.A U B = B U A Hukum komutasi

b. A (A U B) dan B (A U B)

Page 25: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 25

Operasi potongan (irisan) = ∩

A ∩ B = { x / x ε A dan x ε B }

A ∩ B, baca A irisan B; atau A dan B

Misal: A = { 0, 5, 10, 15 } dan B = { 1, 5, 8, 15, 17 }

A ∩ B = { 5, 15 }

Dalam diagram Venn, A ∩ B adalah daerah diarsir:

A B

s

Page 26: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 26

Sifat : a. A ∩ B = B ∩ A (hukum komutasi)

b. (A ∩ B) A dan (A ∩ B) B

Operasi selisih

Selisih himpunan A dan B, dicatat dengan A – B

A – B = { x / x € A, tetapi x € B }

Diagram Venn A – B sebagai berikut:

A B

S

Page 27: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 27

Misal: A = { a, b, c, d }; B = { f, b d, g }

A – B = { a, c } serta B – A = { f, g }

A – B sering dibaca “A bukan B”.

Sifat: a (A – B) A; (B – A) B

b (A – B); dan (B – A) adalah saling asing atau terputus

Page 28: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 28

Komplemen

A’ = { x / x € S, tetapi x € A } A’ baca “komplemen A” atau “bukan A”

Misal: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, … } himp.bil bulat positip

A = { 1, 3, 5, 7, 9, . . . } bil. bulat positip ganjil A’ = { 2, 4, 6, 8, 10. . . } bil. bulat positip genap

Diagram Venn untuk komplemen sbb: (diarsir)

S

A A’

A

Page 29: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 29

Sifat: a. A U A’ = S b. A ∩ A’ = ø c. (A’)’ = A

Latihan 1Gambarkan sebuah diagram venn untuk menunjukkan himpunan universal S dan himpunan-himpunan bagian A serta B jika:S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }A = {2, 3, 5, 7 }B = {1, 3, 4, 7, 8 }

Kemudian selesaikan :a). A – B b). B – A c) A ∩ Bd). A U B e) A ∩ B’ f) B ∩ A’g). (A U B)’ h) (A ∩ B)’

Page 30: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 30

Latihan 2

Isilah cell dibawah ini dengan tanda keanggotaan himpunan: € atau €

A B A∩B AUB (A∩B)’ (AUB)’

€ €

€ €

€ €

€ €

Page 31: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 31

Hubungan

Himpunan Hasil kali Cartesius

Apabila ada dua himpunan X dan Y masing-masing x ε X dan y ε Y, maka dari dua himpunan terserbut dapat disusun himpunan yang beranggotakan pasangan urut atau pasangan tersusun (x, y).

Contoh sederhana, misalkan nilai ujian mate-matika diberi dari angka 1 hingga 4, sedang-kan pekerjaan rumah diberi angka 1 hingga 3.

Jadi : X = {1, 2, 3, 4} sedangkan Y = {1, 2, 3}

Himpunan hasil kali Cartesius adalah:X x Y = {(x, y)/ x ε X, y ε Y}

Page 32: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 32

Cara mendapatkan himpunan X x Y tsb:

X 1 2 3

1 (1, 1) (1, 2) (1, 3)

2 (2, 1) (2, 2) (2, 3)

3 (3, 1) (3, 2) (3, 3)

4 (4, 1) (4, 2) (4, 3)

X x Y = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1),

(3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)}

Y

Page 33: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 33

Himpunan hasil kali Cartesius dapat digambarkan dalam sistem koordinat cartesius berikut:

Y

3 • • • •

2 • • • •

1 • • • •

0 1 2 3 4 XGbr: Hubungan nilai ujian dan nilai pekerjaan rumah

H1

H2 H3

H4

PR = {1, 2} malas PR = {3, 4} rajin

U = {1, 2} kurang mengerti U = {3} pintar

Terdapat 4 himp bag

H1 = {malas ttp pintar} H2 = {malas dan krg

mengerti} H3 = {rajin ttp krg

ngerti} H4 = {rajin dan pintar}

Page 34: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 34

Daerah dan Wilayah (Range) hubungan

• Perhatikan kembali Himpunan hasil kali Cartesius: H = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1), (3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)} Himpunan unsur-unsur pertama pasangan urut, disebut dengan Daerah hubungan

• Dh = {1, 2, 3, 4}

Himpunan unsur-unsur kedua pasangan urut, disebut dengan Wilayah hubungan:

• Wh = {1, 2, 3}

Page 35: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 35

Kesimpulan:

• Himpunan hasil kali Cartesius adalah himpunan pasangan urut atau tersusun dari (x, y) dimana setiap unsur x € X dipasangkan dengan setiap unsur y € Y.

• X x Y = { (x, y) / x € X, y € Y }

• Daerah hubungan

Dh = { x / x € X}

• Daerah hubungan:

Wh = { y / y € Y}

Page 36: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 36

SISTEM BILANGAN

Nyata+ dan -

Khayal

Rasional Irrasional

Bulat Pecahan

Bilangan

2; -2; 1,1; -1,1

Akar negatip

√(-4) = ± 2

Hasil bagi dua bil bulat, pecahan desimal atau desimal berulang 0,1492525

Hasil bagi dua bil bulat, pecahan desimal tak berulang 0,14925253993999… π, ℮

1; 4; 8; termasuk 0

½; 2/7 dsb

1. Pembagian bilangan

Page 37: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 37

2. Tanda pertidaksamaan

• Tanda < melambangkan “lebih kecil dari”

• Tanda > melambangkan “lebih besar dari”

• Tanda ≤ “lebih kecil dari atau sama dengan”

• Tanda ≥ “lebih besar dari atau sama dengan”

3. Sifat

• Jika a ≤ b, maka –a ≥ -b

• Jika a ≤ b dan x ≥ 0, maka x.a ≤ x.b

• Jika a ≤ b dan x ≤ 0, maka x.a ≥ x.b

• Jika a ≤ b dan c ≤ d, maka a + c ≤ b+ d

Page 38: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 38

FungsiSilabus:

a. Pengertian

b. Macam-macam fungsi

c. Fungsi Linear

d. Fungsi non Linear

Page 39: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 39

Dengan denah Venn sbb:

X Y

Hubungan 1 - 1

Hubungan dengan kasus diatas, bahwa untuk setiap nilai x dihubungkan (hanya terdapat satu) nilai y yang sesuai, disebut dengan bentuk hubungan atau fungsi. Jelasnya fungsi LINEAR

PengertianHimpunan hasil kali Cartesius ini dikenal dgn hubungan. Tetapi ada hubungan dimana satu unsur X dihubungkan dengan satu unsur Y. (tidak setiap unsur X dihubungkan dengan setiap unsut Y)

Page 40: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 40

Perhatikan juga contoh berikut:

0 x1x2

X

Y

y1 • •

y = f(x)•x1

•x2

•xn

•y1

•yn

X Y

Gambar di atas, nilai x1 dan x2 dalam X, dihubung-kan dengan nilai y1 dalam Y, dengan bentuk y = f(x)

Fungsi disebut juga TRANSFORMASI, jadi x di transformasikan di dalam himpunan y.

Page 41: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 41

Transformasi mengandung pengertian yang luas: a. x menentukan besarnya nilai y b. x mempengaruhi nilai y c. Dll.

Pernyataan y = f(x) dibaca: y merupakan fungsi dari x atau dicatat : f : x y

simbol “f” diartikan sebagai “aturan” transformasi unsur himp. X kedalam himpunan Y

Lebih spesifik: Fungsi: suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan hubungan ketergan-tungan (hub fungsional antara satu variabel dengan variabel lain

aturan ditransformasi

Page 42: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 42

Perhatikan: y = f(x) x merupakan sebab (variabel bebas)

y akibat dari fungsi (variabel terikat)

Himpunan semua nilai-nilai x, disebut sebagai Domain atau Daerah fungsi (Df) dan nilai y disebut dengan Range atau Wilayah fungsi (Rf = Wf).

Df = { x / x ε X } Wf = { y / y ε Y }Misal: Biaya total C dari suatu perusahaan setiap hari

merupakan fungsi dari output Q tiap hari: C = 150 + 7Q. Perusahaan memiliki kapasitas

limit sebesar 100 unit per hari.Berapa Daerah dan Range dari fungsi biaya?

Jawaban:Df = { Q / 0 ≤ Q ≤ 100 }Rf = { C / 150 ≤ C ≤ 850 } Dapat Anda jelaskan ?

Page 43: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 43

Macam-macam fungsi

a. Fungsi Polinomial

x

y

Konstan, jika n = 0

y = a

a0

Slope = a1

Bentuk umumnya :

y = a + bx + cx2 + . . . + pxn

x

y

Linear, jika n = 1

y = a + bx

a0

Kuadratik, jika n = 2

Y = c + bx + ax2

case c < 0

Page 44: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 44

x

y

Titik belok

Titik maksimum

Fungsi kubik

y = d + cx + bx2 + ax3

Titik maksimum

Titik minimum

x

y

Fungsi polinom derajad 4

y = e + dx + cx2 + bx3 + ax4

Page 45: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 45

b. Fungsi Rasional

Fungsi ini, dengan y dinyatakan sebagai rasio dua polinomial dengan variabel x atau juga berupa fungsi hiperbola.

Hiperbola: y = (a/x), a > 0

x

y

0

c. Fungsi eksponensial dan logaritmay

x0

Eksponensial y = bx , b>1

y

x0

Logaritmay = logbx

Page 46: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 46

Fungsi linear • Fungsi linear merupakan bentuk yang paling

dasar dan sering digunakan dalam analisa ekonomi

• Fungsi linear merupakan hubungan sebab-akibat dalam analisa ekonomi – misalnya:

- antara permintaan dan harga

- invests dan tingkat bunga

- konsumsi dan pendapatan nasional, dll

• Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 1 atau fungsi polinom derajad-1.

Page 47: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 47

• Bentuk umum • Diturunkan dari fungsi polinom:

y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn

• Disebut fungsi linear jika n = 1 yaitu

y = a + bx bentuk umumContoh:

y = 4 + 2x a = 4

b = 2

Pengertian: a = 4 = penggal garis pada sumbu vertikal yb = 2, adalah koefisien arah atau lereng atau slope garis.

Page 48: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 48

x

y

b

a0 = penggal garis y = ax + b, pada sumbu yyaitu nilai y saat x = 0

0

a = lereng garis atau ∆y/Δx

pada x = 0, ∆y/∆x = a; pada x = 1, ∆y/∆x = a

∆x∆y = a

a

a

a

a

1 2 3 4 5

y = a + bx

Page 49: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 49

• Perhatikan bahwa lereng fungsi linear selalu konstan.

• Latihan-1 y = 4 + 2x

Penggan garis pada sumbu y = ……………

Lereng garis :

x y ∆x ∆y ∆y/∆x = a

0 - - -

1

2

3

4

Mendapatkan penggal garis pada sumbu y ketika x = 0

Page 50: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 50

Lengkapi tabel berikut dari garis: y = 4 + 2x

x y ∆x ∆y ∆y/∆x = a

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

Mendapatkan penggal garis pada sumbu x ketika y = 0

Page 51: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 51

Kurva (grafik) fungsi• Fungsi Linear, kurvanya garis lurus karena

lerengnya sama.• Misalkan y = 36 – 4x

maka a = -4 (∆y/∆x) b = 36

• Menggambarkan kurvanya cukup mencari titik potong (penggal) dengan: sumbu x dan penggal dengan sumbu y

• Hubungkan kedua titik penggal tersebut• Titik penggal pada sb x, y = .., x = … atau titik

(…, …) Titik penggal pada sb y, x = .., y = … atau titik (…, …)

Page 52: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 52

Grafik:y

x

36 •

•9

0

18 y = 36 – 4x

(0,36)

(9,0)

Grafik dengan lereng negatip

Page 53: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 53

• Gambarkan grafik fungsi:• y = 2 + 4x• Titik penggal dg sb x y = 0, x = -1/2, (-1/2, 0)

Titik penggal dg sb y x = 0, y = 2, (0,2)• Gambarkan :

y

x0Grafik dengan lereng positip

y = 2 + 4x

Page 54: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 54

Fungsi non linear (kuadratik)• Fungsi non linear juga merupakan bentuk yang

sering digunakan dalam analisa ekonomi• Sebagaimana fungsi linear, fungsi non linear

juga merupakan hubungan sebab-akibat• Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 2

atau fungsi polinom derajad-2.

• Bentuk umum • Diturunkan dari fungsi polinom:

y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn

• Disebut fungsi kuadratik jika n = 2 dan a2 ± 0, yaitu y = a0 + a1x + a2x2 atau sering ditulis: y = ax2 + bx + c

Page 55: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 55

• Contoh - 1:• y = 8 – 2x – x2 a

= -1 (a < 0) b = -2 c = 8

• Contoh - 2:• y = 2x2 + 4x + 6 a

= 2 a > 0) b = 4 c = 2

Menggambar kurva non linear kuadratik

a. Cari titik penggal dengan sb x, pada nilai y = 0 0 = 8 – 2x – x2 atau 8 – 2x – x2 = 0 Menyelesaikan persamaan ini dapat melalui dua cara: 1. Faktorisasi Maksudnya, menguraikan ruas utama fungsi

tersebut menjadi bentuk perkalian ruas-ruasnya atau disebut bentuk perkalian dua fungsi yang lebih kecil

Page 56: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 56

Faktorisasi persamaan di atas menghasilkan:(2 - x)(4 + x) f(x) = g(x).h(x)(2 - x)(4 + x) = 0(2 - x) = 0, berarti x = 2, di titik (2, 0)(4 + x)= 0, berarti x = -4, dititik (-4, 0)

2. Memakai rumus kuadrat (bujur sangkar)

-b ± √ b2 – 4ac x = --------------------

2c

- (-2) ± √ (-2)2 – 4(-1)(8) x = -------------------------------

2(-1)

Page 57: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 57

2 ± √ 4 + 32 2 ± 6 x = ---------------- = ---------

-2 -2

x1 = (2 + 6)/(-2) = -4, titik (-4, 0) x2 = (2 – 6)/(-2) = 2, titik (2, 0) Hasilnya sama dengan cara faktorisasi.

b. Cari titik penggal dengan sb y, pada nilai x = 0

y = 8 – 2x – x2, untuk x = 0, y = 8, titik (0,8)

c. Karena ciri fungsi kuadrat memiliki titik maksi- m atau minimum (lihat gambar terdahulu) maka titik ini harus dicari.

Page 58: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 58

• Mencari titik maks atau min• Sifat fungsi kuadratik

a. Memiliki titik maks atau min yang disebut titik ekstrim.

Titik maks jika a < 0 dan min jika a > 0

b. Titik maks atau min pada titik (x, y) dengan:

-b b2 – 4ac x = ----, dan y = ----------- 2a -4a

c. Kurvanya simetri pada titik xmaks/min

y = 8 – 2x – x2, a < 0 berarti maks xmaks = -(-2)/(2)(-1) = -1

ymaks = [(-2)2 – 4(-1)(8)]/(-4)(-1) = 36/4 = 9. titik maks (-1, 9).

Page 59: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 59

• Gambarkan kurvanya:

0 x

y

Page 60: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 60

• Latihan:

Dengan cara yang sama selesaikan Contoh - 2:

y = 2x2 + 4x + 6

Page 61: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 61

Lanjutan:

Page 62: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 62

• Hubungan dua garisDua buah garis dengan fungsi linier dapat:a. berimpit

y 1 = a 1

x + b 1

y 2 = a 2

x + b 2

Berimpit: Jika dan hanya jika

a1 = a2

b1= b2

b. Sejajar

y1 = a1

x + b1

y2 = a2

x + b2

Sejajar: Jika dan hanya jika

a1 = a2

b1 ± b2

Page 63: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 63

c. Berpotongan

y2 = a

2 x + b2

y1 = a1

x + b1

Berpotongan: jika dan hanya jika

a1 ± a2

b1 ± b2

Dua garis fungsi linear dan fungsi non linear hanya dapat berpotongan.

y1 = a1

x + b1

y2 = ax2 + bx + c

y

x

y

x

a<0 a>0•

Ttk pot

Ttk pot Ttk pot

Page 64: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 64

• Mencari titik potong dua garis/persamaan

• Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x dan y sama pada perpotongan tersebut

• Caranya: (1) Bentuk fungsi harus y = f(x)

(2) samakan kedua fungsi untuk mendapat titik potong

• Cari titik potong fungsi x = 15 – 2y dan 3y = x +3

x = 15 – 2y y = -(1/2)x + 15/2 3y = x +3 y = (1/3)x + 1

-(1/2)x + 15/2 = (1/3)x + 1

-(1/2)x – (1/3)x = 1 – 15/2

x = 78/10

Page 65: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 65

• Untuk mendapatkan y, substitusi x = 78/10 pada

salah satu fungsi:

y = (1/3)x + 1, untuk x = 78/10; y = (1/3)(78/10) + 1

y = 26/10

Titik potong fungsi (x, y) = (78/10, 26/10)

Page 66: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 66

• Mencari titik potong dua garis/persamaan(1) 2x + 3y = 21 dan (2) x + 4y = 23

Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x dan y sama pada saat perpotongan tersebut.

• Ubah persamaan di atas menjadi bentuk y = f(x)

(1) 2x + 3y = 21 3y = 21 – 2x atau y = 7 – (2/3)x

(2) x + 4y = 23 4y = 23 – x atau y = (23/4) – (1/4)x

Titik potong kedua garis:

7 – (2/3)x = (23/4) – (1/4)x

7 – (23/4) = (2/3)x – (1/4)x

5 = (5/12)x

x = 12. y = 11/4 (12, 11/4)

Page 67: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 67

Latihan

Page 68: Mate Ma Tika

Penggunaan Fungsi dalam ekonomi

Analisa keseimbangan pasar

Keseimbangan pasar – Model linear

Asumsi-1: Keseimbangan pasar terjadi jika “ekses demand” = 0 atau (Qd – Qs = 0)

Asumsi-2: Qd = jumlah permintaan adalah fungsi linear P (harga). Jika harga naik, maka Qd turun.

Asumsi-3: Qs = jumlah penawaran adalah fungsi linear P. Jika harga naik, maka Qs juga naik, dengan syarat tidak ada jlh yang ditawarkan sebelum harga lebih tinggi dari nol.

Persoalan,bagaimana menentukan nilai keseimbangan ?

Page 69: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 69

Dalam pernyataan matematis, keseimbangan terjadi pada saat:

Qd = Qs

Qd = a - bP, slope (-) (1)

Qs = -c + dP, slope (+) (2)

Gambarnya sbb:Qd, Qs

P

-c

P1

aQd = a -bP

Qs = -c + dP

P0

Q0

0

keseimbangan

Page 70: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 70

Kasus lain, keseimbangan dapat dilihat sbb:

Qs = 4 – p2 dan Qd = 4P – 1

Jika tidak ada pembatasan misalnya, berlaku dalam ekonomi, maka titik potong pada (1, 3), dan (-5, -21) tetapi karena batasan hanya pada kuadran I (daerah positip) maka keseimbangan pada (1, 3)}

0

-1

1,3

2

4

3

1

QS = 4p - 1

QD = 4 - p2

keseimbangan

Page 71: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 71

• Latihan

• Temukan keseimbangan dari Qd dan Qs tersebut

Page 72: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 72

Page 73: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 73

Page 74: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 74

Keseimbangan pasar (lanjutan)

Pada nilai Q dan p berapa terjadi keseimbang-an permintaan dan penawaran dari suatu komoditi tertentu jika:

Qd = 16 – P2 , (Permintaan)

QS = 2p2 – 4p (penawaran)

Gambarkan grafiknya

Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5

Page 75: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 75

Penjelasan

Pada saat keseimbangan maka Qd = Qs

16 – p2 = 2p2 – 4p

3p2 – 4p – 16 = 0

Ingat fungsi polinom derajad 2 atau n = 2 dengan bentuk umum: ax2 + bx + c

Koefisien a = 3, b = -4, dan c = -16

p = (-b) ± (b2 – 4ac)1/2 = 4 ± (16 + 192)1/2 = 3.1 (+)

Qd = 16 – p2 = 16 - (3.1)2 = 6.4

Jadi keseimbangan tercapai pada Jlh komoditas 6.4 dan harga 3.1. Atau (Q, p) = (6.4 , 3.1)

2a 6

Page 76: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 76

Grafik:

Fungsi Permintaan: Qd = 16 – p2

a. Titik potong dengan sb Q p = 0; Q = 16, (16,0) b. Titik potong dengan sb p Q = 0; 16 – p2 = 0

(p – 4)(p + 4). p – 4 = 0, p = 4, ttk (0, 4)

p + 4 = 0, p = -4, ttk (0, -4)

c.Titik maks/min: (Q,p)

Q = (-b/2a) = 0/-2 = 0

p = (b2 – 4ac)/(-4a) = 0 – 4(-1)(16)/(-4)(-1)) = 16

atau pada titik (0, 16)

Page 77: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 77

Grafik:

Fungsi penawaran

Qs = 2p2 – 4p

a.Titik potong dengan sb Q p = 0; Q = 0, (0,0)

b.Titik potong dengan sb p Q = 0; 2p2 – 4p = 0

Atau 2p(p – 2) = 0; 2p = 0; p = 0; ttk pot (0, 0)

(p – 2) = 0; p = 2; ttk pot ( 0, 2)c. Titik maks/min: (Q,p) Q = (-b/2a) = 4/4 = 1 p = (b2 – 4ac)/(-4a) = (-4)2 – 4(2)(0)/(-4)(2) = 2 atau pada titik (1, 2)

Page 78: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 78

Grafik:

Q

p

Qd

6.4

3.14

160

2

Qs

Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5Untuk p = 3.5, terjadi ekses supply dan p = 2.5, terjadi ekses demand

Page 79: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 79

Penjelasan ekses suplai dan ekses demand

Qs

Qd

Ekses demand mendorong harga naik, dan ekses supply mendorong harga turun.

Page 80: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 80

DERIFATIF1.1. Pengantar Kalkulus

Kalkulus khususnya bahasan matematika tentang

a. Fungsi

b. Derivatif atau fungsi turunan

c. Derivatif parsial dan

d. Integral

sangat luas penggunaannya dalam ilmu ekonomi.Khusus tentang derivatif (kalkulus dife-rensial) dapat diinventarisir aplikasinya dalam ilmu ekonomi diantaranya:

1). Elastisitas, khususnya elastisitas permintaan

Page 81: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 81

2) Elastisitas produksi3) Biaya total, rata-rata dan marginal4) Revenue dan marginal revenue5) Maksimisasi penerimaan dan profit.6) dll.Pendekatan matematis yang sangat pesat dewasa ini membuat seorang ahli ekonomi termasuk Agric. Economist, atau agribussines manager perlu mendalami pengetahuan kalkulus diferensial dan inte-gral.

Untuk kesempatan ini, kalkulus diferensial dan aplikasinya dalam ekonomi lebih diutamakan.

Page 82: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 82

1.2. Limit fungsi

Pandanglah fungsi h yang diberikan dengan persamaan:

h(x) = -------------2x2 + x - 3

x - 1

Persamaan ini harus disederhanakan sedemikian rupa, supaya jika disubstitusikan nilai x = 1, (per-hatikan pembagi/penyebut) maka nilainya ± 0/0 (bentuk tak tentu)

Page 83: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 83

h(x) = ------------- = ------------- = 2x + 32x2 + x - 3

x - 1

(x-1)(2x +3)

x - 1

Untuk tujuan ini, fungsi tersebut diuraikan atas fak-tornya, sehingga:

Demikian juga jika g(x) = ---------, nilainya akan tak x2 - 4

x - 2 tentu, untuk x = 2

Karena itu g(x) disederhanakan menjadi:

g(x) = ------------------- = x + 2. (x – 2)(x + 2)

x - 2

Page 84: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 84

Fungsi h dengan persamaan diatas grafik sebagai berikut:

1

2

3

0

4

5 ◦

1 x

y

y = h(x)

Fungsi h tdk terdefi-nisi di titik x = 1. Un-tuk x ± 1, maka h(x) = 2x + 3. Sehingga untuk x mendekati 1, h(x) akan mende-kati 5. Dikatakan limit fungsi h dititik x = 1 adalah 5.

Page 85: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 85

Keadaan di atas, dicatat sebagai:

lim h(x) = lim ------------- = 5x1 x1

2x2 + x - 3

x - 1

Baca: limit fungsi h(x) untuk x menuju 1

Demikian juga dengan g(x) di atas

lim g(x) = lim --------- = 4. x2 - 4

x - 2 x 2 x 2

Page 86: Mate Ma Tika

1.3. Pengertian Derivatif

Suatu fungsi dengan persamaan y = f(x) mempunyai nilai (terdefinisi) pada x = x0 dan y = f(x) kontinu di titik tersebut, maka:

lim f(x) = f(x0)

x -> x0

Y = f(x)

x

Y

x0

Y = f(x) kontinu pada x = x0

Y=f(x)

x0

y0 y0

y1

Y = f(x) diskontinu pada x = x0

Page 87: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 87

Sehingga f(x) – f(x0)

------------------

x – x0

0

0---=

Maka lim f(x) – f(x0) disebut dengan derivatif -------------

x – x0 fungsi f dititik x = x0.x->x0

Dengan mensubstitusi Δx = x – x0, atau x = x0 + Δx, untuk x-> x0 berarti Δx ->0 atau:

lim f(x0 + Δx) – f(x0)-------------------

Δx Δx-> 0

merupakan derivatif atau turunan fungsi.

Page 88: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 88

Simbol derivatif fungsi dilambangkan dg:

f’(x) atau dy/dx atau

y’ atau Dxy.

Atau dengan penjelasan lain:

Ump. y = f(x) dengan kurva sbb:

y = f(x)

y + Δy = f(x + Δx)

Besarnya pertambahan adalah:

Δy = f(x + Δx) – f(x).

Dibagi dg Δx: Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x)

Y = f(x)

x x1

Δxy

y1 Δy

-------------------------------Δx

Page 89: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 89

lim Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x)

adalah turunan fungsi tsb yaitu: y’ = f’(x) = dy/dx

Contoh. Cari turunan y = f(x); y = x2 + 1, dititik x = 5.

Jika x ditambah sebesar Δx, maka y akan bertambah sebesar Δy.

y + Δy = (x + Δx)2 + 1

y = x2 + 1 (-)

-----------------------------ΔxΔx->0

Page 90: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 90

Dengan pengurangan: Δy = (x + Δx)2 + 1 – x2 – 1

= x2 + 2xΔx + (Δx)2 + 1 – x2 – 1

= 2xΔx + (Δx)2

Δy/Δx = 2x Δx + (Δx)2

Δx

= 2x + Δx

lim Δy/Δx = lim 2x + lim Δx

dy/dx = 2x + 0 = 2x dititik x = 5, berarti dy/dx untuk x = 5 adalah 10.

Δx ->0 Δx ->0 Δx ->0

Page 91: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 91

1.4 Rules of differentiationRule 1: Derivative of a power function.Fungsi pangkat (power function) y = xn

y + Δy = (x + Δx)n Δy = (x + Δx)n – y

Δy = (x + Δx)n – xn

Ingat kembali bil. Binom Newton (a + b)2 = a2 + 2ab + b2

(a + b)4 = a4 + 4a3b + 6a2b2 + 4ab3 + b4 = C(0, 4)a4 + C(1, 4)a3b + C(2, 4)a2b2 + C(3, 4)ab3+C(4,4)b3

Page 92: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 92

C(i, n) baca kombinasi tingkat i dari n unsur.

C(i, n) adalah teori kombinasi yang menyatakan memilih sebanyak i unsur dari suatu himpunan untuk menjadi anggota himpunan bagiannya.

C(0, 4) berarti kombinasi tingkat 0 dari 4 unsur.

C(i, n) = ------------ n !

i ! – (n – i)!

Page 93: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 93

n! = n(n-1)(n-2)(n-3) …

4! = 4. 3. 2. 1 = 24

0! = 1

Sekarang: Δy = (x + Δx)n – xn

= C(0, n)xn + C(1, n)xn-1Δx +

C(2, n)xn-2Δx2 +

C(3, n)xn-3Δx3 +

C(4, n)xn-4Δx4 +

………… +

C(n-1, n)xΔxn-1 - xn

Page 94: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 94

C(0, n) = --------- = ---------------------- = 1

C(1, n) = ---------- = ---------------------- = n

C(2, n) = ---------- = ---------------------- = -----

n!

0!(n-0)!

n.n-1.n-2.n-3. …

1.n.n-1.n-2.n-3 …

n!

1!(n-1)!

n.n-1.n-2.n-3. …

1.n-1.n-2.n-3. …

n!

2!(n-2)!

n.n-1.n-2.n-3. …

2.1.n-2.n-3. …

n.n-1

2

Page 95: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 95

Δy = (x + Δx)n – xn

= xn + nxn-1Δx + n(n-1)xn-2Δx2 +

C(3, n)xn-3Δx3 +

C(4, n)xn-4Δx4 +

…… +

C(n-1, n)xΔxn-1 - xn

= nxn-1Δx + n(n-1)xn-2Δx2 +

C(3, n)xn-3Δx3 +

C(4, n)xn-4Δx4 +

…… +

C(n-1, n)xΔxn-1

2

Page 96: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 96

Δy = nxn-1+ n(n-1)xn-2Δx +

C(3, n)xn-3Δx2 +

C(4, n)xn-4Δx3 +

…… +

C(n-1, n)xΔxn-2

Lim ---- = lim nxn-1 atau dy/dx = nxn-1

Contoh: y = x5

dy/dx = 5x4.

Mis C = total cost, q = output C = q3

derivatif C thdp q = 3q2.

Δx 2

ΔyΔxΔx->0 Δx->0

Page 97: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 97

Rule 2: Multiplication by a constant.

y = f(x)= cx2, c adalah konstanta, dy/dx?

y + Δy = c(x + Δx)2

Δy = cx2 + c2xΔx + c(Δx)2 – cx2

= c2xΔx + c(Δx)2

---- = c2x + c(Δx)

lim ---- = lim c2x , Jadi dy/dx = c2x

ΔyΔx

Δy

ΔxΔx->0 Δx->0

Page 98: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 98

Contoh: y =f(x) = 5x2

f’(x) = 5(2)x2-1 = 10x

Rule 3: Derivative of a sum

f(x) = g(x) + h(x)

Dengan pembuktian yang sama spt rule (1) dan (2) diperoleh:

f’(x) = g’(x) + h’(x)

Demikian juga untuk:

f(x) = g(x) + h(x) + k(x)

f’(x) = g’(x) + h’(x) + k’(x)

Page 99: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 99

Derivatif penjumlahan dua fungsi atau lebih sama dengan pengurangan atau selisih.

f(x) = g(x) – h(x);

f’(x) = g’(x) – h’(x).

Contoh:

Cari derivatif f(x) = 7x4 + 2x3 – 3x + 37

g(x) = 7x4; g’(x) = 28x3

h(x) = 2x3; h’(x) = 6x2

k(x) = -3x; k’(x) = -3

l(x) = 37; l’(x) = 0

jadi f’(x) = 28x3 + 6x2 – 3.

Page 100: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 100

Rule 4: derivative of a productFungsi hasil kali berbentuk

y = f(x) = g(x).h(x) f’(x) = g(x).h’(x) + h(x).g’(x)

Contoh: y = f(x) = (2x + 3)(3x2) g(x) = (2x + 3); g’(x) = 2 h(x) = 3x2; h’(x) = 6xJadi: f’(x) = (2x + 3)(6x) + (3x2)(2) = 12x2 + 18x + 6x2

= 18x2 + 18x.

Page 101: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 101

Rule 5: derivatif of a quotient

Bentuk umum hasil bagi dua fungsi:

y = f(x) = g(x)/h(x).

f’(x) = g’(x)h(x) – g(x)h’(x)

[h(x)]2

Page 102: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 102

Contoh: f(x) = (2x – 3)/(X + 1).

g(x) = 2x – 3; g’(x) = 2

h(x) = x + 1; h’(x) = 1

f’(x) = (2)(x + 1) – (1)(2x – 3)

= 2x + 2 – 2x + 3 = 5

(x + 1)2

(x + 1)2 (x + 1)2

Page 103: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 103

Rule 6: Chain rule

Fungsi berantai bentuknya sbb:

y = f(u) u = g(x) y = f(z)

z = g(u) u = h(x)Dicari derivatif y ter-

hadap x atau dy/dx. Dari u = g(x) didpt du/dx.

Dari y = f(u) didpt dy/du, Maka

dydx

= dy .du

dudx

Dengan cara yang sama

dy=

dy du dz

dx du dz dx

Page 104: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 104

Contoh: Misalkan x adalah lahan, yang dapat menghasilkan y unit gandum dan z adalah roti yg terbuat dari gandum. Umpamakan setiap unit lahan (x) dihasilkan 2 unit gandum (y) sehingga: y = 2x

Untuk setiap unit gandum (y) dapat diproduksi 15 unit roti (z), yang digambarkan sebagai:

z = 15y

Apabila ada perubahan sejumlah kecil lahan (x), maka berapa besar perubahan roti (z) akan terjadi dari perubahan tersebut? Hal ini merupakan masa-lah hukum berantai dari turunan fungsi (derivatif).

Page 105: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 105

dy/dx merupakan perubahan y apabila sejumlah kecil perubahan x yaitu

dy/dx = 2

Perubahan z apabila ada perubahan y

dz/dy = 15

Oleh karena itu perubahan z apabila ada perubah-an x menjadi:

dz/dx = dz/dy. dy/dx = 15(2) = 30 unit.

Page 106: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 106

Contoh: Jika y = uv, dimana u = s3 dan s = 1 – x.

v = t2 dan t = 1 + x2

u = s3, du/ds = 3s2

s = 1 – x ds/dx = -1

v = t2, dv/dt = 2tt = 1 + x2 dt/dx = 2x

y = uv, adalah bentuk hasil kali berarti

dy/dx = u.dv/dx + v.du/dx

= u(dv/dt)(dt/dx) + v(du/ds)(ds/dx)

= s3(2t)(2x) + t2(3s2)(-1)

= 4s3tx -3t2s2 = s2t(4sx – 3t)

Substitusi, dy/dx = (1-x)2(1+x2)[4(1-x)(x) – 3(1+x2)]

Page 107: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 107

Contoh: Jika y = (1 + x2)3, dapatkan dy/dx.

Dengan memakai derivatif fungsi berantai:

Mis u = 1 + x2, dan oleh karena itu y = u3

dy/dx = (dy/du)(du/dx) = (3u2)(2x) = 6x(1 + x2)2.

Page 108: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 108

1.5. Derivatif of higher order

Jika y = f(x), maka derivatif pertama dicatat sebagai dy/dx atau f’(x). Derivatif kedua dilambangkan dengan:

d2y/dx2 atau f”(x) atau y”

Demikian seterusnya untuk derivatif yang lebih tinggi. Semua hukum-hukum yang sudah dibahas, berlaku untuk mencari derivatif orde yang lebih tinggi.

Contoh: Hitung derivatif y = f(x) = x3 – 3x2 + 4, dan hitung nilainya untuk x = 2.

Page 109: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 109

f(x) = x3 – 3x2 + 4, f(2) = 8 – 12 + 4 = 0

f’(x) = 3x2 – 6x, f’(2) = 12 – 12 = 0

f”(x) = 6x – 6 f”(2) = 6

f”’(x) = 6 f”’(2) = 6.

Page 110: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 110

1.5 Derivatif parsial Teknik ini digunakan untuk suatu fungsi lebih dari

satu variabel. z = f(x, y) atau z = f( u, v, x) dst Banyak kejadian terdiri dari beberapa variabel.

Contoh: Qd = f(h, hkl, sK, i,) dimana h = harga komoditi itu sendiri

hkl = harga komoditi lain

sK = selera konsumen i = income Umpamakan kita berhadapan dengan fungsi: z = f(x , y), bila y dianggap tetap,

maka z hanya merupakan fungsi x dan derivatif z ke x dapat dihitung.

Page 111: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 111

Derivatifnya disebut derivatif parsial atau turunan parsial dari z ke x dan dilambangkan dengan:

∂z/∂x atau ∂f/∂x atau fx

Demikian juga jika x dianggap tetap, maka derivatif parsial ke y dapat dihitung, dan dilambangkan dg:

∂z/∂y atau ∂f/∂y atau fy

Derivatif parsial z ke x didefinisikan sebagai:

∂z/∂x = lim Δz/Δx = lim f(x + Δx, y) – f(x, y)ΔxΔx->0 Δx->0

Derivatif parsial z ke y didefinisikan sebagai:∂z/∂y = lim Δz/Δy = lim f(x,y + Δy) – f(x, y)

ΔyΔy->0 Δy->0

Page 112: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 112

Contoh: Jika z = 3x2 + 2xy – 5y2 ,maka: ∂z/∂x = 6x + 2y ∂z/∂y = 2x – 10y

Derivatif parsial kedua juga dapat dicari sbb:Contoh: z = (x2 + y2)3

∂z/∂x = fX = 3(x2 + y2)2(2x) = 6x(x2 + y2)2

∂z/∂y = fy = 3(x2 + y2)2(2y) = 6y(x2 + y2)2

∂2z/∂x2 = fXX = 12x(x2 + y2)(2x) = 24x2(x2 + y2)

∂2z/∂y2 = fyy = 12y(x2 + y2)(2y) = 24y2(x2 + y2)

∂2z/ ∂y∂x = fyx = 12x(x2 + y2)(2y) = derivatif ∂z/∂x thd y 24xy(x2 + y2).

∂2z/∂x∂y = fxy = 12y(x2 + y2)(2x) = 24xy(x2 + y2)

Page 113: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 113

Simbol derivatif parsial ∂z/∂x

juga dilambangkan ∂f/∂x atau fx.

Fungsi turunan kedua dilambangkan:

∂2z/∂x2 atau ∂2f atau fxx

Fungsi turunan fx terhadap y dilambangkan fyx

Fungsi turunan fy terhadap x dilambangkan fxy

fyx = fxy

Page 114: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 114

Maksimum dan minimumy = f(x)

akan maksimum pada saat:

dy/dx = 0

dan d2y/dx2 < 0

akan minimum pada saat:

dy/dx = 0

dan d2y/dx2 > 0

akan mempunyai titik belok (inflection point) pada:

dy/dx = 0

dan d2y/dx2 = 0

Page 115: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 115

Apabila fungsinya lebih dari dua variabel:

z = f(x, y) atau f(x1, x2),

Maksimum jika fx = 0, fy = 0

fxx < 0, fyy < 0

fxxfyy – (fxy)2 > 0

Minimum jika fx = 0, fy = 0

fxx > 0, fyy > 0

fxxfyy – (fxy)2 > 0

Page 116: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 116

Contoh: Periksa apakah fungsi berikut ini mempu-nyai titik maksimum, minimum atau titik belok dan hitung nilai f(x) pada titik tersebut.

y = f(x) = -x2 + 4x + 7

dy/dx = -2x + 4 = 0; nilai x = 2

d2y/dx2 = -2 < 0; berarti mempunyai titik maks. pada x = 2.

nilai ymaks atau f(x)maks = -(2)2 + 4(2) + 7 = 11

Page 117: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 117

Contoh: Tentukan nilai ekstrim (maks/min) dari:

z = x2 + xy + y2 – 3x + 2

Langkah-langkah:

a. Derivatif pertama: fx = 2x + y – 3

fy = x + 2y

b. fx = 0 dan fy = 0

2x + y – 3 = 0

x + 2y = 0

Dari 2x + y – 3, didapat y = 3 – 2x.

Substitusi y = 3 – 2x ke persamaan x + 2y = 0

didapat x + 2(3 – 2x) = 0; x + 6 – 4x = 0

atau 3x = 6 x = 2.

Page 118: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 118

Untuk x = 2, y = 3 – 2(2) = -1.

Artinya titik (2, -1) merupakan titik maks atau min

c. Uji dengan derivatif kedua:

fxx = 2; fyy = 2; fxy = fyx = 1

fxxfyy – (fxy)2 = 2.2 – 12 = 3 > 0

artinya fungsi z mempunyai titik minimum pada titik (2, -1).

d. Nilai zmin = (2)2 + (2)(-1) + (-1)2 – 3(2) + 2

= 4 – 2 + 1 – 6 + 2 = -1.

Page 119: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 119

1.5 Aplikasi dalam ekonomi

1) Elastisitas permintaan

Elastisitas permintaan adalah persentase per-ubahan jumlah komoditi diminta apabila terdapat perubahan harga.

Jika q = komoditi yg diminta,

Δq = perubahannya

p = harga komoditi;

Δp = perubahannya

Page 120: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 120

Ed = ------ = lim ------- = lim ---- -- = ---- --Δq/q

Δp/p Δp->0

Δq/q

Δp/p Δp

Δq p

qΔp->0

dq

dp

p

q

Contoh: Umpamakan fungsi permintaan q = 18 -2p2 hitung elastisitas permintaan jika harga berku-rang 5% (bukan mendekati nol) dari p = 2, q = 10. Bandingkan hasil kedua pendekatan: defi-nisi dan derivatif.

Pendekatan definisi: p = 2; Δp = 0.05 berarti

p1 = 2 – 2(0.05) = 1.9

Untuk p1 = 1.9, q = 18-2p2 = 18 – 2(1.9)2 = 10.78 untuk p = 2, q = 18-2p2 = 18 – 2(2)2 = 10. berarti Δq = 10.78 – 10 = 0.78

Page 121: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 121

Jadi menurut pendekatan definisi

Ed = 7.8%/-0.05% = - 1.56

Dengan pendekatan derivatif:

Ed = (dq/dp)(p/q) = (-4p)(p/q) = - 4p2/q

pada harga p = 2, dan q = 10

Ed = -4(2)2/10 = - 1.60.

Perhatikan dengan derivatif, Δp mendekati nol, sementara menurut definisi, Δp = 0.05%, jadi hasilnya sedikit berbeda.

Page 122: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 122

2) Total Cost, Average cost and marginal cost

TC = f(q),

merupakan fungsi biaya dimana TC = total cost, dan q = produk yang dihasilkan.

TC/q = f(q)/q

merupakan fungsi biaya rata-rata.

MC = dTC/dq

merupakan derivatif dari TC, sebagai biaya mar-ginal. Biaya marginal adalah tambahan biaya yg dibutuhkan per satuan tambahan produk.

Page 123: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 123

AC

Hubungan TC, AC dan MC, seperti kurva dibawah ini.

MC

VC

TC

q

Rp

Page 124: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 124

Contoh dengan data diskrit

q FC VC TC AC MC

1 100 10 110 110.00 -

2 100 16 116 58.00 6.0

3 100 21 121 40.33 5.0

4 100 26 126 31.50 5.0

5 100 30 130 26.00 4.0

6 100 36 136 22.67 6.0

7 100 45.5 145.5 20.78 9.5

8 100 56 156 19.50 10.5

9 100 72 172 19.10 16

Page 125: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 125

Contoh dengan fungsi biaya: TC = q3 – 4q2 + 10q + 75. FC = Fixed Cost = 75 VC = Variable cost = q3 – 4q2 + 10q

MC = dTC/dq = 3q2 – 8q + 10 AC = TC/q = q2 – 4q + 10 + 75/q

3) Revenue and Marginal revenue Apabila fungsi permintaan diketahui, maka

Total Revenue (TR) adalah jumlah produk yang diminta dikali harga.

Page 126: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 126

Jadi jika q = kuantitas diminta dan p = harga dengan q = f(p) maka:

TR = qp = f(p).p

Marginal Revenue (MR) = dTR/dq.

Contoh:

Fungsi Permintaan; 3q + 2p = 9;

2p = 9 – 3q atau

p = 9/2 – (3/2)q

TR = p.q atau

TR = (9/2)q – (3/2)q2

MR = dTR/dq

= 9/2 – 3q

MR

p

q

TR, MR, p

0 3

4

Page 127: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 127

4). Fungsi produksi

Seorang produsen dalam teori ekonomi paling tidak harus mengambil dua keputusan apabila dilandasi oleh suatu asumsi produsen berusa-ha memperoleh profit maksimum, adalah:

a. Jumlah produk yang yang akan diproduksi

b. Menentukan kombinasi input-input yang digunakan dan jumlah tiap input tsb.

Landasan teknis dari produsen dalam teori ekonomi disebut dengan FUNGSI PRODUKSI.

Fungsi produksi = persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat penggunaan input-input dengan tingkat output.

Page 128: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 128

Fungsi produksi, secara umum dicatat:

Q = f(x1, x2, x3, … , xn)Q = output

xi = input-input yang digunakan, i = 1, 2, 3, … , nApabila dalam proses produksi:

Q = f(x1/x2, x3, … , xn)

input xI ditambah terus menerus, sedangkan input lain tetap, maka fungsi produksi itu tunduk pada hukum : The law of diminishing returns

“bila satu macam input, terus ditambah penggunaannya sedang penggunaan input lain tidak berubah, maka tam-bahan output yg dihasilkan dari setiap tambahan input, mulai-mula meningkat, kemudian menurun, dan akhirnya negatip”.

Page 129: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 129

Tambahan output yg didapat karena adanya tam-bahan satu unit input dinamakan Produk Fisik Marginal (Produk Marginal = PM).

PM = ∂Q/∂xi, i = 1, 2, 3, … , n

Selain produk marginal, fungsi lain yang dapat di-turunkan dari fungsi produksi adalah fungsi Produk Rata-rata (PR).

PR = Q/x = f(x)/x

Jadi ada hubungan antara Q atau produk total (PT) dengan PM dan PR.Hubungan tersebut di-tunjukkan oleh kurva berikut ini.

Page 130: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 130

Q = PT

Q

x

xPR

PM

X1 Q PM PR

1 10 - 10

2 24 14 12

3 39 15 13

4 52 13 13

5 61 9 12.2

6 66 5 11

7 66 0 9.4

8 64 -2 8

Page 131: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 131

Ciri-ciri grafik fungsi produksi dicatat sbb:

a. Pada saat PT maks, maka PM = 0

b. Pada saat PR maks, maka PM = PR

c. PR maks pada saat grs lurus dari titik nol (origin) menyinggung kurva PT.

Kurva produksi yang dijelaskan di atas, hanya jika input variabel terdiri atas satu input. Untuk

Q = f(x1, x2)/x3, … , xN)

atau dua input variabel, maka kurvanya dalam ruang spt berikut:

Page 132: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 132

z

x1

x2

Page 133: Mate Ma Tika

MATRIKS

Matriks artinya sesuatu yang membungkus, yang dibungkus adalah data kuantitatif yang disusun dalam bentuk “baris” dan “lajur”.

Contoh: Harga gula pasir di 3 kota selama 3 bulan (rata-rata)

Kota A B C

J 4000 4500 4200

F 4200 4600 4500

M 4200 4700 4500

Bulan

Page 134: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 134

Dengan catatan matriks ditulis:

A = 4000 4500 4200

4200 4600 4500

4200 4700 450

B = 1 0 1 4

3 2 6 7

9 8 4 1

Bentuk umum sbb:

A = a11 a12 … a1n

a21 a22 … a2n

: : :

am1 am2 … amn

m x nUntuk menyederhanakan dicatat:

A = (aij)mxn

m = jlh baris; n = jlh lajur

m x n

Notasi matriks

Page 135: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 135

Vektor.

Kumpulan data/angka yang terdiri atas satu baris disebut: VEKTOR BARIS, jika satu lajur disebur dengan VEKTOR LAJUR. Dengan demikian, dpt disebut bahwa matriks terdiri atas beberapa vektor baris dan beberapa vektor lajur.

Vektor baris:

a’ = (4, 1, 3, 2)

x’ = (x1, x2, … xn)

Vektor lajur

b = 1 u = u1

2 u2

8 :

un

Page 136: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 136

Beberapa macam bentuk matriks

a.Matriks segi: A = (aij)m.n dengan m = n

A = 2 0 2 4

4 1 7 7

1 2 3 4

5 1 4 1

b. Matriks setangkup: B = (bij)n.n, bij = bji

4 x 4

B = 1 0 7 7

0 5 4 3

7 4 2 5

7 3 5 1

4 X 4

Page 137: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 137

c. Matriks diagonal

D = (dij)n.n, dij = 0 utk i±j

D = 3 0 0

0 5 0

0 0 7

d. Matriks identitas

I4 = 1 0 0 0 I2 = 1 0

0 1 0 0 0 1

0 0 1 0

0 0 0 1

e. Matriks segitiga atas, jika semua unsur di-bawah diagonal uta-ma bernilai nol.

G = 9 9 3

0 1 3

0 0 2

Diagonal utama

Jika semua unsur di-atas diagonal utama bernilai 0 = matriks segitiga bawah.

Page 138: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 138

Penggandaan matriks

Matriks A = (aij)m.n dapat digandakan dgn B = (bij)p.q jika dan hanya jika lajur matriks A = baris matriks B atau n = p

Cara penggandaan adalah vektor baris x vektor lajur dimana setiap baris A digandakan dengan setiap lajur B seperti contoh berikut ini.

1 1 0 8 -1

2 4 5 1 1

6 7 8 1 2

Page 139: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 139

1 1 0 8 -1 2 4 5 1 1 6 7 8 1 2

= (1 1 0) 8 , (1 1 0) -1

1 1

1 2

(2 4 5) 8 , ( 2 4 5) -1

1 1

1 2

(6 7 8) 8 , (6 7 8) -1

1 1

1 1

=

Page 140: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 140

(1)(8) + (1)(1) + (0)(1), (1)(-1) + (1)(1) + (0)(2)

(2)(8) + (4)(1) + (5)(1), (2)(-1) + (4)(1) + (5)(2)

(6)(8) + (7)(1) + (8)(1), (6)(-1) + (7)(1) + (8)(2)

9 0 Contoh-2: 3 6 0 x =

25 12 4 2 -7 y

63 17 z

3x + 6y

4x + 2y – 7z

Page 141: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 141

Putaran matriks

Matriks A = (aij)m.n, putarannya adalah A’ = (a’ij)n.m, sedangkan (a’ij) = (aji).

Contoh: A = 3 8 -9 A’ = 3 1

1 0 4 8 0

-9 4

D = 1 0 4 D’ = 1 0 4

0 3 7 0 3 7

4 7 2 4 7 2

Page 142: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 142

Page 143: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 143

Determinan matriks segi

Determinan suatu matriks segi adalah hasil per-kalian unsur-unsur yang tidak sebaris dan tidak selajur, dengan tanda tertentu. Determinan matriks A dicatat det (A) atau |A|

Contoh: Hitung determinan matiks A = 2 7

4 9

det A = (2)(9) – (4)(7) = - 10. - +

Page 144: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 144

Contoh: Cari determinan matriks

C = 1 4 7 Cara Sarrus, yaitu dengan 8 2 5 menambahkan lajur 1 sebagai

6 9 3 lajur 4 dan lajur 2 sebagai lajur 5 kemudian mengganda-

kan angka yang tidak sebaris dan tidak selajur.

det C = 1 4 7 1 4 8 2 5 8 2 6 9 3 6 9

+ + +

- - -

= (1)(2)(3) + (4)(5)(6) + (7)(8)(9)

-(7)(2)(6) - (1)(5)(9) – (4)(8)(3) = 405

Page 145: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 145

Untuk matriks dengan dimensi/ukuran 4 x 4, cara Sarrus tidak dapat digunakan melainkan dicari per-kalian unsur yang tidak sebaris dan tidak selajur.

Pangkat suatu matriks

Suatu matriks segi dengan determinan ± 0, maka matriks itu disebut berpangkat penuh atau matriks tak singular. Sebaliknya, disebut matriks berpangkat tak penuh atau dinamakan matriks singular.

Jika suatu matriks B berukuran nxn, maka pangkat matriks itu dicatat p(B) = n, jika matriknya berpangkat penuh.

Page 146: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 146

Tetapi jika determinannya = 0, maka pangkat matriks B, lebih kecil dari n, yaitu dimensi salah satu anak matriksnya yang memiliki det ± 0.

Contoh A = 1 1 0 , karena det A = 0, maka

2 -1 1 p(A) ± 3, dan kemungkinan

4 1 1 p(A) = 2.

Untuk memeriksa, ambil salah satu anak matiksnya:

A11 = 1 1 , det A11 = - 3 ± 0. Berarti p(A) = 2

2 -1

3 x 3

Page 147: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 147

Dalam sistem persamaan linear, yang mencari nilai-nilai x dari sistem persamaan tersebut, maka matriks penyusun persamaan linear dimaksud harus ± 0 atau tak singular atau berpangkat penuh.

Misal: 7x1 - 3x2 – 3x3 = 7

2x1 + 4x2 + x3 = 0

- 2x2 - x3 = 2

Setelah diubah dg perkalian matiks diperoleh

7 -3 -3 x1 = 7

8 4 1 x2 0

0 -2 -1 x3 2

Page 148: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 148

Det. Matriks: 7 -3 -3 = -8 ± 0, berarti nilai-nilai x

2 4 1 dari persamaan li-

0 -2 -1 near itu dpt dicari.

Page 149: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 149

Persamaan linear dan jawabannya.

Persamaan linear adalah himpunan dari persamaan linear dengan beberapa nilai yang hendak dicari.

Contoh: 5x1 + 3x2 = 30 7x1 – x2 – x3 = 0

6x1 – 2x2 = 8 10x1 – 2x2 + x3 = 8

6x1 + 3x2 – 2x3 = 7

Dari persamaan tersebut akan dihitung x1 dan x2

Page 150: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 150

Dengan aturan Cramer, menggunakan cara determi-nan, sistem persamaan linear di atas dapat diselesai-kan dg cara sbb:

a. Buat persamaan linear menjadi dalam bentuk perkalian matriks.

5 3 x1 = 30

6 -2 x2 8

b. Cari nilai det (A); det A = -28

c. Dapatkan matiks A1 yaitu matriks A dengan mengganti lajur ke-1 dengan vektor d.

A x d

Page 151: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 151

A1 = 30 3

8 -2

d. Dapatkan matriks A2 yaitu matriks A dengan mengganti lajur ke-2 dengan vektor d.

A2 = 5 30

6 8

e. Cari det A1 dan det A2; det A1 = -84; det A2 = -140

f. Nilai x1 = det A1/det A, dan x2 = det A2/A.

x1 = -84/-28 = 3; x2 = -140/-28 = 5.

Page 152: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 152

Contoh 2 7 -1 -1 x1 = 0

10 -2 1 x2 8

6 3 -2 x3 7

A x d

a.Det A = -61

b.Det A1 = 0 -1 -1 = -61; det A2 = 7 0 -1 = -183

8 -2 1 10 8 1

7 3 -2 6 7 -2

det A3 = 7 -1 0 = -244

10 -2 8

6 3 7

Page 153: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 153

MATRIKS KEBALIKAN

Jika A = (aij)n.n maka matriks kebalikannya dicatat sebagai A-1.

Cara mencari matriks kebalikan:

a.Dengan matriks adjoint

b.Dengan transformasi penyapuan

c. Dengan metode Doolittle

Page 154: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 154

Mencari matriks kebalikan dengan matiks adjoint

Umpamakan dibicarakan matiks A = a11 a12 a13

a21 a22 a23

a31 a32 a33

Untuk mencari matriks kebalikannya ditempuh lang-kah-langkah sbb:

a.Mencari minor setiap unsur apq atau Mpq, dimana p=q = 1, 2, 3. (baris = p, lajur = q = 1, 2, 3)

Definisi: Minor unsur apq adalah determinan anak matriks dengan menghapus baris p

dan lajur q.

Jadi M11 dihitung dengan cara berikiut:

Page 155: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 155

a11 a12 a13 a21 a22 a23 a31 a32 a33

Minor unsur a11 = M11 = a22 a23 = a22a33 – a23a32

a32 a33

Minor unsur a12 = M12 = a21 a23 = a21a33 – a23a31

a31 a33

Minor unsur a13 = M13 = a21 a22

a31 a32 = a21a32 – a22a31

Page 156: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 156

Minor unsur a21 = M21 = a12 a13 = a12a33 – a13a32

a32 a33

Minor unsur a22 = M22 = a11 a13 = a11a33 – a13a31

a31 a33

Minor unsur a23 = M23 = a11 a12

a31 a32 = a11a32 – a12a31

Page 157: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 157

Minor unsur a31 = M31 = a12 a13 = a12a23 – a13a22

a21 a23

Minor unsur a32 = M32 = a11 a13 = a11a23 – a13a21

a21 a23

Minor unsur a33 = M33 = a11 a12

a21 a22 = a11a22 – a12a21

Page 158: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 158

b. Kofaktor.

Kofaktor unsur apq ialah αpq = (-1)p+qMpq.

Kofaktor unsur a11 = α11 = (-1)1+1M11

Kofaktor unsur a12 = α12 = (-1)1+2M12

Kofaktor unsur a13 = α13 = (-1)1+3M13

Kofaktor unsur a21 = α21 = (-1)2+1M21

Kofaktor unsur a22 = α22 = (-1)2+2M22

Kofaktor unsur a23 = α23 = (-1)2+3M23

Kofaktor unsur a31 = α31 = (-1)3+1M31

Kofaktor unsur a32 = α32 = (-1)3+2M32

Kofaktor unsur a33 = α33 = (-1)3+3M33

Page 159: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 159

Setelah dapat kofaktor dari setiap unsur, susunlah matriks kofaktor K:

K = α11 α12 α13

α21 α22 α23

α31 α32 α33

Matriks kebalikan dari A = A-1 = (1/det A)(K’)

Perhatikan, kofaktor unsur sebenarnya hanya soal tanda dari minor sauté unsur. Jika indeksnya genap, tandanya + dan jika indeksnya ganjil, tandanya negatip.

Page 160: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 160

Contoh: Cari matriks kebalikan dari B = 4 1 -1

0 3 2

3 0 7

Matriks kofaktor K= 3 2 0 2 0 3 = 21 6 -9

0 7 3 7 3 0 -7 31 3

1 -1 4 -1 4 1 5 -8 12

0 7 3 7 3 0

1 -1 4 -1 4 1

3 2 0 2 0 3

-

--

-

Page 161: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 161

Matriks putaran K = K’ = 21 -7 5

6 31 -8

-9 3 12

Matriks kebalikan = B-1 adalah: (1/det B)K’.

det (B) = (4)(3)(7) + (1)(2)(3) + (0)(0)(-1)

-(-1)(3)(3) -(2)(0)(4) -(1)(0)(7) = 99

B-1 = (1/99) 21 -7 5

6 31 -8

-9 3 12

Page 162: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 162

Untuk menguji, maka: BB-1 = I

4 1 -1 21/99 -7/99 5/99 = 1 0 0

0 3 2 6/99 31/99 -8/99 0 1 0

3 0 7 -9/99 3/99 12/99 0 0 1

B B-1 I

Page 163: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 163

PENGGUNAAN MATRIKS KEBALIKAN DALAM EKONOMI (INPUT – OUTPUT Analysis)

Dalam analisis ekonomi dikenal keterkaitan antar in-dustri (atau sektor industri). Artinya output suatu sektor dipakai untuk memenuhi sektor lain, dan me-menuhi permintaan akhir rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal maupun ekspor. Sementara Input suatu sektor dibeli dari sektor lain.

Page 164: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 164

Dalam analisis ekonomi, sering hubungan antar satu sektor dgn sektor lain dinyatakan dengan himpunan persamaan linear. Contoh analisis input-output Leontief.

Dengan notasi matriks model I-O sbb:

AX + F = X atau

X - AX = F atau

(I – A)X = F pers matriks Leontief

X = F/(I - A) = (I – A)-1. F.

Matriks kebalikan Leontief

Page 165: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 165

0.2 0.3 0.2 , x1 , 10

0.4 0.1 0.2 x2 5

0.1 0.3 0.2 x3 6

A x F

1 0 0

0 1 0

0 0 1

-

AI

0.2 0.3 0.2 = 0.8 -0.3 -0.2

0.4 0.1 0.2 -0.4 0.9 -0.2

0.1 0.3 0.2 -0.1 -0.3 0.8

0.8 -0.3 -0.2

-0.4 0.9 -0.2

-0.1 -0.3 0.8

x1 = 10

x2 5

x3 6I - A x

F

Mis. Sektor perekonomian terdiri dari 3 sekt. Pert, Ind, dan Jasa.

Page 166: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 166

Matriks Kofaktor dari (I – A) adalah

M11 -M12 M13 = 0.66 0.34 0.21 , K’ = 0.66 0.30 0.24

-M21 M22 -M23 0.30 0.62 0.27 0.34 0.62 0.24

M31 -M32 M33 0.24 0.24 0.60 0.21 0.27 0.60

(I – A)-1 = 1/(det (I-A)K’ = 1 1 0.66 0.30 0.24 0.66 0.30 0.24

0.34 0.62 0.24

0.21 0.27 0.60

= 1.72 0.78 0.63 = R

0.90 1.61 0.63

0.55 0.70 1.56

0.384

Page 167: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 167

Arti dari matriks kebalikan Leontief:

Mis r12 = 0.78, artinya untuk menopang setiap per-mintaan akhir akan produk Industri, harus diproduksi sebanyak 0.78 satuan produk pertanian.

R23 = 0.68, artinya untuk menopang setiap permin-taan akhir akan produk Jasa, maka harus diproduk-si sebanyak 0.68 satuan produk Industri.

Page 168: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 168

X = x1 = 1/0.384 [0.66(10) + 0.30(5) + 0.24(6)] = 24.84

x2 1/0.384 [0.34(10) + 0.62(5) + 0.24(6)] = 20.68

x3 1/0.384 [0.21(10) + 0.27(5) + 0.60(6)] = 18.36

Artinya: Berdasarkan permintaan akhir yang ada, maka dira-malkan output sektor pertanian, industri dan jasa masing-masing akan menjadi 24.84 satuan, 20.68 satuan dan 18.36 satuan.

Dengan analogi yang sama, jika permintaan akhir mau di-naikkan, maka ramalan output tiap sektor dapat diketahui.

Vektor x adalah vektor permintaan akhir yaitu:

(I – A)-1F

Page 169: Mate Ma Tika

Matematika Ekonomi 169

Penutup: TUHAN Maha Tahu

tetapi tidak pernah memberi tahu !

Mengapa ?

Manusia sudah diberi pikiran

dan manusia adalah makhluk

yang berpikir.

Matematika merupakan sarana berpikir