94
Disusun oleh :

Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Disusun oleh :PENGGUNAAN ALAT PERAGA BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV (EMPAT) DAN PENERAPAN MEMBACA PEMAHAMAN DALAM MATERI CERITA BAGI SISWA KELAS V (LIMA) SD NEGERI 18 NANGA ENAP, KECAMATAN PUTUSSIBAU SELATAN, KABUPATEN KAPUAS HULU.Disusun Oleh :LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKANJudul Laporan: Penggunaan Alat Peraga Bangun Ruang dalamPembelajaran Matematika Kelas IV (empat) dan Penerapan Membaca Pe

Citation preview

Page 1: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Disusun oleh :

Page 2: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGANUNTUK MENINGKATKAN PENGAUASAAN KONSEP

PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT KELAS IV (EMPAT)

DAN

PENERAPAN METODE BERMAIN PERANUNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN

KONSEP JUAL BELIBAGI SISWA KELAS V (LIMA)

SD NEGERI 18 SIBAU HILIRKECAMATAN PUTUSSIBAU SELATAN

KABUPATENKAPUAS HULU

Disusun Oleh :

Page 3: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN HASIL PERBAIKAN

Judul Laporan : Penggunaan Alat Peraga Bangun Ruang dalam Pembelajaran Matematika Kelas IV (empat) dan Penerapan Membaca Pemahaman dalam Materi Cerita bagi Siswa Kelas V (lima) SD Negeri 18 Nanga Enap, Kecamatan Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu.

Nama Mahasiswa : YUSENI HAYATINIM : 816998778Program Studi : S.1 PGSD – UTPokjar : PutussibauMasa Registrasi : 2010.1Tempat Penelitian : SD Negeri 18 Nanga Enap

Putussibau, 21 Juni 2010

Mengetahui :Supervisor, Mahasiswa/Peneliti,

M. AMIN, S.Pd. YUSENI HAYATINIP 19630613 198902 1 001 NIM 816998778

Page 4: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena

atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

Tindakan Kelas ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan

Profesional (PKP) dengan judul “Penggunaan Alat Peraga Bangun Ruang

dalam Pembelajaran Matematika Kelas IV (empat) dan Penerapan

Membaca Pemahaman dalam Materi Cerita bagi Siswa Kelas V (lima) SD

Negeri 18 Nanga Enap” yang merupakan salah satu syarat dalam Mata

Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) pada

Universitas Terbuka UPBJJ Pontianak. Semoga dalam laporan ini dapat

memberikan pencerahan kita semua dalam meningkatkan mutu pendidikan

nasional di Indonesia.

Penelitian dilakukan di SD Negeri 18 Nanga Enap, Kecamatan

Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu. Laporan Pemantapan

Kemampuan Profesional (PKP) ini telah diupayakan kemampuan dan

pendukung lainnya yang memungkinkan, tetapi kekurangan dan kekhilafan

baik dari segi materi, kata, dan penulisan semata-mata karena kekurangan

dan keterabatasan yang ada pada saya sendiri sebagai penulis.

Dalam pelaksanaan laporan ini dapat disusun berkat kerjasama semua

pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada :

1. Universtas Terbuka - UPBJJ Pontianak.

2. Bapak M. AMIN, S.Pd. sebagai Supervisor.

3. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kapuas Hulu.

4. Bapak YOSEPH WEMPI selaku Kepala SD Negeri 18 Nanga Enap.

5. Ibu ASTERIA, A.Ma. sebagai teman sejawat.

6. Rekan-rekan sekelompok mahasiswa praktik Kelompok Belajar

Putussibau.

Page 5: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Sebagai ungkapan rasa syukur atas segala bantuan, bimbingan serta kritik

dan masukan dari semua pihak akhirnya penulis mengucapkan terima kasih,

semoga laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ini dapat

memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan

khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga niat kita untuk melangkah

kearah perbaikan dalam memajukan dunia pendidikan senantiasa mendapat ridha

dan bimbingan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Putussibau, Juni 2010

Penulis,

YUSENI HAYATINIM 816998778

Page 6: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iv

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………... 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………. 5

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ………………………. 5

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ……………………… 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………….. 7

A. Pendidikan dan Pembelajaran …………………………………… 7

1. Pengertian Pendidikan dan Pembelajaran ……………………. 7

2. Metode Pembelajaran ……………………………………….. 8

B. Mata Pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia di SD …………

10

1. Mata Pelajaran Matematika …………….……………..……… 10

2. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia …………………………… 11

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN ……………. 16

A. Subjek Penelitian …………………………………………………… 16

1. Waktu dan Lokasi Penelitian …………………………………. 16

2. Mata Pelajaran yang Diteliti ………………………………….. 16

3. Karakteristik Kelas dan Siswa ……………………………….. 17

B. Deskripsi Per-Siklus ………………………………………………. 17

1. Perencanaan dan Pelaksanaan ……………………………….. 17

2. Pengamatan dan Pengumpulan Data …………………………. 18

3. Instrumen …………………………………………………….. 19

4. Refleksi ……………………………………………………….. 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………… 21

A. Deskripsi Per-Siklus ……………………………………………….. 21

Page 7: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

B. Pembahasan ……………………………………………………….. 26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………. 28

A. Kesimpulan ………………………………………………………… 28

B. Saran ………………………………………………………………. 29

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 30

LAMPIRAN

Page 8: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Selain suatu hasil keberhasilan dalam proses pembelajaran yang

dilakukan guru di dalam kelas ialah menggunakan media pembelajaran sebab

kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya adalah komunikasi, dalam proses

komunikasi ini guru berperan sebagai komunikator yang akan menyampaikan

pesan kepada siswa, agar pesan itu dapat diterima dengan baik oleh siswa, maka

perlu suatu alat yaitu media pembelajaran.

Pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan harus dimiliki

oleh seorang guru. Dr. Oemar Hamalk (1989), mengemukakan bahwa media

pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih

mengefektifkan komunikasi dan intEnapsi antara guru dan siswa dalam proses

pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Lahirnya UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, telah

memberikan angin segar dan mempertegas produk Undang-Undang sebelumnya,

terutama kaitannya dalam usaha pembaruan dan peningkatan mutu pendidikan.

Dalam usaha pembaruan dan peningkatan mutu pendidikan dalam pembelajaran

pada setiap mata pelajaran merupakan salah satu kunci pokok. Dalam program

untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif

terhadap bahasa, serta sebagai sarana pengembangan bernalar dan pelatihan

pemecahan masalah (Depdikbud, 1993:1).

Karakteristik kurikulum menggambarkan adanya situasi belajar bahasa

dalam latar alami. Pembelajaran bahasa yang berlatar alami tidak dilakukan

dengan pengkotakkan keterampilan berbahasa. Pembelajaran seperti ini

mengutamakan keutuhan, kewarisan, keterpaduan, kebermaknaan, relevan,

disesuaikan dengan konteks, lingkungan belajar diupayakan seperti lingkungan

anak di rumah yang bersifat belajar menyenangkan dan dapat menghormati

dorongan setiap individu pembelajaran (Suyono, 1995).

Page 9: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Berdasarkan paparan di atas, penulis merasa perlu untuk membuat suatu

proses perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam

hal ini tentang pengerjaan bangun ruang sederhana dan bangun datar diperlukan

pemecahan masalah pada mata pelajaran Matematika bagi siswa Kelas IV (empat)

SD Negeri 18 Nanga Enap, Kecamatan Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas

Hulu. Pada pembelajaran Matematika dengan materi bangun ruang sederhana dan

bangun datar dalam pemecahan masalah menunjukkan hasil belajar siswa masih

rendah dan tingkat penguasaan materi bervariatif, dari 19 siswa kelas IV (empat)

hanya 6 siswa yang mendapat nilai di atas KKM dan 13 siswa masih belum

mencapai nilai yang ditetapkan sesuai KKM.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merasa perlu untuk

mengadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dengan “Pengunaan Alat Peraga Bangun Ruang dalam Materi Bangun Ruang

Sederhana dan Bangun Datar”. Dalam pemecahan masalah tersebut terutama yang

berkaitan dengan materi bangun ruang sederhana dan bangun datar pada mata

pelajaran Matematika di Kelas IV (empat) SD Negeri 18 Nanga Enap, Kecamatan

Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu.

Dari aspek-aspek pengajaran Bahasa Indonesia, salah satunya adalah

membaca. Menurut Kurikulum Bahasa Indonesia membaca adalah tindakan yang

dilakukan dengan melihat, dengan memikirkan, dan memahami isi dari apa yang

ada dalam tulisan. Tujuan utama pembelajaran dengan materi cerita adalah guru

dapat menciptakan suatu kondisi atau situasi yang mendukung siswa untuk belajar

membaca, dan semua ini dapat dilaksanakan apabila guru dapat merencanakan

dan melaksanakan proses pembelajaran yang bisa diterima oleh siswa sehingga

mendapatkan hasil yang positif.

Dalam konteks pendidikan modern, pengajaran berorientasi kepada

aktivitas siswa belajar (learning activity oriented) dimana siswa berperan sebagai

subjek pengajaran, termasuk proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Dasar. Hal ini tentu saja menuntut dukungan fasilitas dan sumber belajar yang

memadai. Aktivitas siswa akan berkembang apabila tersedia berbagai sumber

belajar yang relevan dan terkoordinasi. Oleh karena itu perlu ditata dan digali

Page 10: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

berbagai alternatif sumber belajar yang ada, mulai saat mereka mengikuti jam

efektif pembelajaran, di perpustakaan sekolah, lingkungan belajar lainnya, media

pembelajaran yang disediakan, serta orang-orang yang menjadi pendukung dan

pendamping yang selalu memotivasi aktivitas belajarnya, dalam hal ini guru dan

siswa secara menyeluruh.

Namun kecenderungan yang terjadi di lapangan, setelah dilakukan

pengamatan terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia, guru masih

menggunakan metode yang fasif dan tidak bervariasi, sehingga siswa tdak

termotivasi untuk aktif belajar membaca. Selain itu faktor kemampuan yang

dimiliki siswa sangatlah kurang, diantaranya keinginan untuk menggali ilmu dari

membaca, dan kurangnya fasilitas dan buku teks yang digunakan, guru hanya

terpaku pada buku paket saja.

Dari hasil pengajaran dilapangan/indentifikasi masalah yang didapat

maka kseimpulannya meliputi ketuntasan belajar individual meningkat, dari 21

kelas V (lima) SD Negeri 18 Nanga Enap, hanya 7 siswa yang mendapat nilai di

atas KKM atau tuntas, sedangkan 14 siswa yang lainnya belum mencapai KKM

atau belum tuntas.

Maka dari permasalah tersebut penulis melakukan penelitian dengan

metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang proses belajar mengajar di kelas

V (lima) SD Negeri 18 Nanga Enap melalui “Penerapan Membaca Pemahaman

dalam Materi Cerita”, tentunya memberikan pencerahan bagi peserta didik

sehingga siswa dapat menyampaikan kembali isi cerita yang dicabakan dengan

lafal dan intonasi yang tepat.

Dari kesemua proses yang telah dilakukan, apapun bentuknya, memiliki

tujuan yang sama, yaitu mencapai hasil yang dapat memberikan kepuasan. Begitu

pula proses pembelajaran yang diselenggarakan dengan tujuan agar siswa

mencapai pemahaman yang optimal terhadap materi yang diajarkan serta

mendapat nilai hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.

Untuk upaya tersebut perlu dilakukan peningkatkan pemahaman peserta

didik terhadap materi ajar yang akan disampaikan. Kurangnya pemahaman siswa

terhadap suatu materi ajar, dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya

Page 11: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

ialah kurangnya penggunaan metode pembelajaran yang sesuai. Demi

meningkatkan pemahaman peserta didiknya, guru yang ideal senantiasa berupya

dengan berbagai strategi, termasuk di antaranya ialah dengan menggunakan

metode belajar yang efektif dan menyenangkan bagi siswa. Dalam penerapanya

metode belajar juga harus sesuai dan dapat untuk mempermudah pencapaian hasil

belajar yang diharapkan. Penerapan metode yang tepat akan membuat peserta

didik lebih termotivsi, lebih aktif, dan lebih mudah mencerna ilmu pengetahuan

yang diberikan gurunya selama proses pembelajaran, serta membuat proses

pembelajaran yang lebih menyenangkan dan tidak membosankan peserta didik

Mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia merupakan salah satu

mata pelajaran utama eksak dan non-eksak di sekolah dasar. Pembelajaran mata

pelajaran ini biasa diajarkan secara konvensional hampir di setiap sekolah dasar,

dengan metode klasik, seperti ceramah, yang pada umumnya kurang

memanfaatkan metode lain dalam prosesnya, sehingga menciptakan kejenuhan

dalam lingkungan belajar. Pada prosesnya, pembelajaran macam ini kurang

membentuk sikap antusias pada diri siswa. Siswa cenderung bosan dan kurang

memahami dengan hanya mendengakan dan mendengarkan. Dan hal tersebut

menyebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu materi ajar.

Untuk menciptakan suasana belajar yang disukai oleh siswa, guru

perlu melakukan suatu inovasi. Salah satunya ialah dengan memilih dan

menggunakan metode belajar yang lebih menarik dan untuk mempermudah proses

pembelajaran. Dengan demikian diharapkan siswa dapat lebih antusias dalam

mengikuti proses pembelajaran serta dapat lebih memahami materi pembelajaran

yang disampaikan.

Dari apa yang telah di paparkan di atas, penulis merasa terarik untuk

mengadakan penelitian pada kedua mata pelajaran tersebut. “Penggunaan Alat

Peraga Bangun Ruang untuk pembelajaran Matematika kelas IV (empat)” dalam

materi bangun ruang sederhana dan bangun datar, sedangkan untuk mata pelajaran

Bahasa Indonesia adalah “Penerapan Membaca Pemahaman dalam Materi Cerita

bagi Siswa Kelas V (lima)” SD Negeri 18 Nanga Enap, Kecamatan Putussibau

Selatan.

Page 12: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang dicarikan jawabannya

melalui penelitian, yang dirumuskan dalam suatu kalimat pertanyaan, merupakan

hal yang dipertanyakan. (Arikunto, 2006 : 61)

Melalui acuan yang telah diuraikan sebelumnya, penulis merasa perlu

untuk menyusun suatu rumusan masalah penelitian. Adapun rumusan masalah

tersebut, apakah dengan penggunaan alat peraga pada pembelajaran Matematika

untuk siswa kelas IV (empat) dan penerapan membaca pemahaman pada

pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas V (lima) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Dari rumusan masalah tersebut, maka muncul pertanyaan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana penggunaan alat peraga bangun ruang pada materi bangun

ruang sederhana dan bangun datar ?

2. Apakah penggunaan alat peraga angun ruang dapat meningkatkan

pemahaman siswa pada materi bangun ruang sederhana dan bangun

datar ?

3. Bagaimana penerapan membaca pemahaman pada materi cerita ?

4. Benarkah dengan penerapan membaca pemahaman dapat meningkatkan

pemahaman siswa pada materi cerita ?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tujuan penelitian merupakan keinginan yang ada pada peneliti untuk hal-

hal yang akan dihasilkan oleh peneliti, dirumuskan dalam kalimat pernyataan,

merupakan jawaban yang ingin dicari. (Arikunto, 2006 : 61)

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, penulis menentukan

tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan alat peraga bangun ruang

pada materi bangun ruang sederhana dan bangun datar.

2. Untuk mengetahui apakah penggunaan alat peraga bangun ruang dapat

meningkatkan pehaman siswa pada materi bangun ruang sederhana dan

bangun datar.

Page 13: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan membaca pemahaman pada

materi cerita.

4. Untuk mengetahui apakah penerapan membaca pemahaman dapat

meningkatkan pemahaman siswa pada materi cerita.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Sebagai harapan dari manfaat hasil penelitian nantinya akan dapat

memberikan sumbangan untuk kemajuan ilmu pengetahuan, dimana hal tersebut

merupakan follow up kesimpulan.

Penulis juga menaruh harapan yang cukup tinggi untuk masa mendatang

agar pendidik (guru), khususnya guru Kelas, di masa mendatang dapat lebih

termotivasi dan inovatif dalam memilih dan menerapkan metode belajar untuk

menumbuhkembangkan minat dan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran.

Melalui cara yang cepat dan terencana dalam menemukan dan mempersiapkan

metode belajar saat ini, guru dapat memanfaatkan kesempatan dan sarana yang

ada demi kemajuan dan peningkatkan mutu pendidikan.

Yang menjadi harapan utama penulis disini agar siswa lebih tertarik dan

lebih terpancing untuk belajar lebih giat dan aktif, khususnya pada mata pelajaran

Matematika dan Bahasa Indonesia, dengan dimanfaatkannya penggunaan alat

peraga bangun ruang dan penerapan membaca pemahaman sebagai media

pembelajaran yang dapat memicu siswa untuk belajar lebih optimal.

Page 14: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan dan Pembelajaran

1. Pengertian Pendidikan dan Pembelajaran

Dari apa yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang RI Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan “Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Dalam bahasa Inggris istilah pendidikan menggunakan kata “education”,

yang biasanya dihubungkan dengan pendidikan di sekolah. Kata “education”,

berhubungan dengan kata dari bahasa Latin “Educere” yang berarti

“mengeluarkan suatu kemampuan”. Karena itu, pendidikan berarti “membimbing

untuk mengeluarkan suatu kemampuan yang tersimpan dalam diri anak”

(Sadulloh, 2007 : 2).

Menurut McLeod yang termaktub dalam buku Psikologi Pendidikan

karangan Muhibbin Syah (2008 : 10) dinyatakan bahwa : “Pendidikan bararti

perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.”

Sedangkan Rupert C. Lodge, dalam buku Metodologi Pengajaran Agama

Islam karangan Ahmad Tafsir (2008 : 5), dinyatakan bahwa : “Dalam pengertian

yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Sedangkan dalam arti

sempit, ia berpendapat bahwa pendidikan adalah pendidikan yang dilaksanakan di

sekolah.”

Marimba, dalam buku Metodologi Pengajaran Agama Islam karangan

Ahmad Tafsir (2008 : 5), mendefinisikan pendidikan : “Bimbingan atau pimpinan

secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si pendidik

menuju terbentuknya kepribadian yang utama.”

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau

potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.

Page 15: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

“Belajar merupakan proses mental dan emosional atau proses berpikir

dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya

aktif. Terdapat tiga atribut pokok belajar, yaitu : proses, perilaku, dan

pengalaman” (Winataputra, 2006 : 2.3).

Sikun Pribadi, guru besar IKIP Bandung, berpendapat : “Pembelajaran

adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif

dan psikomotor semata.” (Tafsir, 2008 : 7)

Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri

dari komponen-komponen berikut : tujuan pembelajaran, materi pelajaran,

kegiatan belajar mengajar, metode, media, sumber belajar, dan evaluasi.

Yang menjadi komponen utama dalam pembelajaran adalah tujuan

pembelajaran, karena semua komponen lainnya mengacu kepada tujuan

pembelajaran. Karena itu, untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran, hal

yang harus dirumuskan pertama kali adalah tujuan pembelajaran. (Sutikno, 2008 :

37).

Tujuan utama belajar adalah bahwa apa yang dipelajari itu berguna di

kemudian hari, yakni membantu anak didik untuk dapat belajar terus dengan cara

yang lebih mudah. Apa yang dipelajari dalam situasi tertentu harus

memungkinkannya untuk memahami hal-hal lain. Belajar hanya akan terjadi

dengan kegiatan anak didik itu sendiri. Anak didik bukanlah bejana yang harus

diisi oleh guru dengan berbagai pelajaran.

2. Media Pembelajaran

Pemahaman media cukup luas, namun yang dapat penulis ungkapan

bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan. Secara garis besar, media adalah manusia, materi, atau kejadian

yang membangun kondisi yang membuat siswa sebagai peserta didik nantinya

akan mampu memperoleh dan mengamalkan pengetahuan, keterampilan, atau

sikap dalam lingkungan kehidupannya.

“Dalam aktifitas pembelajaran, media dapat difinisikan sebagai sesuatu

yang dapat membawa cerita dan pengetahuan dalam intEnapsi yang berlangsung

antara pendidik dengan siswa.” (Sutikno, 2008 : 101)

Page 16: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Akhmad Sudrajat dalam artikel Media Pembelajaran (http://akhmad

sudrajat/wordpress.com/, 12 Januari 2008) menyebutkan berbagai jenis media

belajar, diantaranya :

a. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komit

b. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan

sejenisnya

c. Projected still media : slide, projector, dan sejenisnya

d. Projected motion media : film, televisi, vido (VCD, DVD, VTR),

komputer dan sejenisnya

Terdapat beberapa karakteristik media, antara lain :

a. Kemampuan dalam menyajika gambar (presntation)

b. Faktor ukuran (size) ; besar atau kecil

c. Faktor warna (color) ; hitam putih atau berwarna

d. Faktor gEnap : diam atau bergEnap

e. Faktor bahasa : tertulis atau lisan

f. Faktor ketertiban antara gambar dan suara : gambar saja, suara saja,

atau gabungan antara gambar dan suara.

Winataputra (2005 : 5.5.) mengemukakan beberapa alasan mengapa

media pembelajaran sangat penting sehingga harus terintegrasi dalam proses

pembelajaran, yaitu :

a. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa proses

pembelajaran akan lebih berhasil bila siswa turut aktif dalam

pembelajaran tersebut, dan hal ini hanya dapat terjadi dengan adanya

media.

b. Salah satu temuan menyatakan bahwa rata-rata jumlah informasi

yang diperoleh seseorang melalui indera memiliki komposisi sebagai

berikut :

1) 75% melalui penglihatan (visual)

2) 13% melalui pendengaran (audio)

3) 6% melalui sentuhan

4) 6% melalui penciuman dan pengecap.

Page 17: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

c. Temuan lainnya menunjukkan bahwa pengetahuan yang dapat

diingat seseorang antara lain bergantung pada melalui indera apa ia

memperoleh pengetahuannya.

Sebagai mediator, guru harus mampu memilih dan menggunakan media

yang sesuai dengan tujuan, materi, metode, dan evaluasi, serta tetap bertujuan

untuk memperlancar pencapaian tujuan dan mampu menarik minat siswa.

Media alat peraga merupakan salah satu jenis media yang paling disukai

peserta didik, terutama peserta didik usia anak-anak (tingkat Sekolah Dasar).

Media alat peraga lebih memudahkan mereka dalam memahami materi

pembelajaran, apalagi peserta didik kelas bawah yang sebagian besar belum lancar

baca tulis. Menilik pada pernyataan Winataputra di atas, dapat dilihat bahwa

media visual memiliki peranan yang paling besar dalam memudahkan peserta

didik untuk memperoleh cerita.

B. Mata Pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

1. Mata Pelajaran Matematika

Mamtematika dalam bahasa Yunani : mathematika, secara umum

dintetukan sebagai kajian pola dari struktur, perubahan, dan ruang ; tak resminya,

seseorang dapat mengatakannya sebagai penulisan bilangan angka.

Dalam pandangan formalis, matematika adalah pemeriksaan aksioma

yang mengaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi

matematika ; pandanga lain tergambar dalam filosofi matematika.

Struktur spesifik yang diselidiki oleh matematikus sering mempunyai

sesuatu yangberasal dari ilmu pengetahuan alam, sangat umum di fisika, tetapi

mathematikus juga menegaskan dan menyelidiki struktur untuk sebab hanya

dalam ilmu pasti, bagi beberapa sub-bagian, atau alat membantu untuk

perhitungan biasa.

Akhirnya, banyak matematikus belajar bidang dilakukan mereka untuk

sebabyang hanya estetis saja, melihat ilmu pasti sebagai bentuk seni dari

Matematikada sebagai ilmu praktis atau terapan.

Page 18: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Secara umum, semakin kompleks suatu fenomena, semakin kompleks

pula alat (dalam hal ini jenis matematika) yang melalui berbagai perumusan

(model matematikanya) diharapkan mampu untuk mendapatkan atau sekedar

mendekati solusi eksak seakurat-akuratnya.

Tingkat kesulitan suatu jenis atau cabang matematika bukan disebabkan

oleh jenis atau cabang matematika itu sendiri, tetapi disebabkan oleh sulit dan

kompleksnya fenomena yang solusinya diusahakan dicari atau didekati oleh

perumusan (model matematikanya) dengan menggunakan jenis atau cabang

matematika tersebut.

Sebaliknya berbagai fenomena fisik yang mudah diamati, misalnya

jumlah penduduk seluruh Indonesia, tak memerlukan jenis atau cabang

matematika yang canggih. Kemampuan aritmatika sudah cukup untuk mencari

solusi (jumlah penduduk) dengan keakuratan yang cukup tinggi.

Dalam topik pembahasan matematika, terdapat satu topik yang paling

mendasar, yaitu bangun ruang. Bangun ruang ialah bangun geometri yang

memiliki tiga dimensi. Materi bangun ruang ini sangat relevan dengan kehidupan

sehari-hari. Namun, pada proses pembelajaran yang dilaksanakan siswa akan sulit

memahaminya, apalagi jika tidak didukung dengan sarana berupa alat peraga yang

sesuai.

2. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kemampuan Membaca : Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi

dan fcerita semakin maju dan berkembang dengan pesat. Dengan adanya

perkembangan dan kemajuan tersebut menimbulkan dampak bagi kehidupan,

khususnya bagi siswa, bak dampak negatif maupun dampak positif. Bagi siswa

yang memiliki motivasi dan minat belajar yang kurang sudah tentu membuat

siswa tersebut menjadi malas untuk belajar.

Setiap siswa mempunyai perbedaan baik pada taraf kecerdasan ataupun

kemampuan berfikir, juga berbeda dalam menyimpan, menyerap, serta

menerapkan ilmu pengetahuan. Mereka juga dapat berbeda dalam cara pendekatan

terhadap situasi belajar, menerima pelajaran, serta bagaimana mereka mereskon

metode pelajaran tertentu.begitu pula dengan kemampuan membaca pada anak,

Page 19: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

antara siswa yang satu dengan yang lainnya berdasarkan taraf kecerdasan dan

kemampuan berfikirnya akan terdapat perbedaan pada mereka. Oleh karena itu

perlu diperhatikan bagaimana mereka memperoleh, menyimpan serta menerapkan

hasil bacaannya.

a. Pengertian Membaca

Membaca pada hakekatnya adalah suatu yang rumit dan melibatkan

banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi perlu juga

melibatkan aktivitas visual, befikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai

proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis

(huruf) ke dalamkata-kata lisan. Dalam proses befikir, membaca mencakup

aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kristis

dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-

kata dengan menggunakan rumus (Rawley dan Mountain, 1995 dalam M.

Hafidz Jamil 2008:8).

Membaca adalah intEnapsi dengan bahasa yang sudah dialihkodekan

dalam tulisan, bahasa yang dialihkodekan dalam tulisan teks. Teks merupakan

area isi pembelajaran menulis, artinya peningkatan kemampuan siswa untuk

terampil membaca hanya bisa dilaksanakan apabila siswa belajar berintEnapsi

melalui teks. Melalui sebuah teks siswa dapat mengetahui : 1) sistem

penulisan dalam suatu bahasa, 2) konteks komunikasi, apa yang terjadi, siapa

yang terlibat (pelaku), dan kaidah bahasa apa yang digunakan, 3) proses

pilihan semantik (a proses of semantic choices), dan 4) pesan sosial yang

dikemas dalam tulisan.

Untuk meningkatkan kemampuan siswa di SD terampil membaca,

guru harus dapat menghadirkan teks yang sesuai dengan pertimbangan

tersebut. Membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh

pesan/cerita yang disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau

bahasa tulis.

Soerdarso (1993 dalam M. Hafidz Jamil 2008:9) mengemukakan

bahwa membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah

besar tindakan terpisah-pisah mencakup penggunaan khayalan, pengamatan,

Page 20: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

dan ingatan. Pendapat Hodgson 1960 dalam Tim Dosen UPI 2008:98

membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca

untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan melalui media kata-

kata/bahan tulis.

b. Proses Membaca

Proses membaca merupakan kegiatan yang komplek dan rumit. Ada

sejumlah aspek yang dituntut dari pembaca. Aspek-aspek itu adalah :

1) aspek sensori, yakni kemampuan membaca untuk memahami simbol-

simbol teks, 2) aspek perseptual, yakni kemampuan pembaca unuk

meninterprestasikan simbol-simbol teks (apa yang dilihat dan apa yang

tersirat), 3) aspek skemata, yakni kemampuan pemabaca untuk

menghubungkan pesan tertulis dengan struktur pengetahuan dari pengalaman

yang telah ada, 4) aspek berfikir, yakni kemampuan pembaca untuk membuat

isferensi dan evaluasi dari teks, dan 5) aspek efektif, yakni kemampuan

pembaca untuk membangkitkan dan menghubungkan minat dan motivasi

dengan teks yang dibaca. Kelima aspek tersebut harus menciptakan suatu

hubungan yang berimbang (harmonis) pada saat proses membaca, sehingga

itu membentuk intEnapsi dengan penulis melalui teks yang dibacakan.

c. Tujuan Membaca

Setiap pembelajaran pasti mempunyai tujuan begitu juga dengan

membaca, karena seorang yang membaca dengan suatu tujuan cenderung

lebih memahami dibandingkan dengan yang tidak mempunyai tujuan. Dalam

kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca

dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai dengan membantu mereka

menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri. Adapun tujuan membaca

tersebut mencakup :

1. Kesenangan;

2. Menyempurnakan membaca nyaring;

3. Menggunakan strategi tertentu;

4. Memperbaharui pengetahuan tentang suatu rubrik;

5. Mengaitkan cerita baru denan cerita yang lama;

Page 21: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

6. Memperoleh cerita untuk laporan lisan atau tertulis;

7. Mengceritakan atau menolak prediksi;

8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan cerita yang

diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari

struktur teks;

9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk, dan

Irwin Burns dkk, 1996 dalam M. Hafidz Jamil 2008;10).

d. Fungsi Kurikulum dalam Kegiatan Membaca

Sudirman dkk dalam M. Hafidz Jamil (2008;13) menjelaskan bahwa

ada tiga macam fungsi kurikulum dalam kerangka mencapai tujuan

pendidikan, yaitu :

- Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional melalui tujuan intruksional, tujuan kurikuler, dan tujuan

institusional.

- Kurikulum merupakam pedoman yang harus dilaksanakan oleh guru

dan murid dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan

pendidikan.

- Kuriklum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana

proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka pencapaian

tujuan pendidikan.

Penerapan Membaca Pemahaman : Dalam membaca pemahaman

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara instensif dan bisa memahami

pesan yang disampikan oleh penulis melalui tulisan atau wacana, sehingga

pembaca benar-benar dapat mengerti dan menyimpulkan isi dari wacana yang

dibacanya.

Seperti yang telah di tegaskan sebelumnya bahwa suatu kegiatan

membaca pehaman bertujuan untuk menemukan ide pokok dalam wacana untuk

mendapatkan cerita dari wacana dengan bahasanya sendiri tanpa gagasan yang

tertuang dalam wacana tersebut. Siswa merasa tertantang untuk menangkap suatu

cerita melalui bacaan dan mampu mengungkapkan ide pokok suatu wacana hasil

Page 22: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

temuannya. Dari kajian teori ini dan dalam kerangka berfikir di atas, dengan

harapan melalui pembelajaran dengan menggunakan wacana dapat meningkatkan

aktivitas Membaca Pemahaman siswa kelas V (lima) SD Negeri 18 Nanga Enap.

Page 23: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian

1. Waktu dan Lokasi Penelitian

a. Mata Pelajaran Matematika (Eksak)

Proses pelaksanaan dan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di

SD Negeri 18 Nanga Enap Kecamatan Putussibau Selatan Kabupaten

Kapuas Hulu pada 8 dan 15 Juni 2010.

Jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk setiap

pertemuan adalah sebagai berikut :

1) Selasa, tanggal 8 Juni 2010 perbaikan pembelajaran Siklus I,

waktu 2 x 35 menit.

2) Selasa, tanggal 15 Juni 2010 perbaikan pembelajaran Siklus II,

waktu 2 x 35 menit.

b. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Non Eksak)

Proses pelaksanaan dan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di

SD Negeri 18 Nanga Enap Kecamatan Putussibau Selatan Kabupaten

Kapuas Hulu pada 10 dan 17 Juni 2010.

Jadwal Pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk setiap

pertemuan adalah sebagai berikut :

1) Kamis, tanggal 10 Juni 2010 perbaikan pembelajaran Siklus I,

waktu 2 x 35 menit.

2) Kamis, tanggal 17 Juni 2010 perbakan pembelajaran Siklus II,

waktu 2 x 35 menit.

2. Mata Pelajaran Yang Diteliti

Mata pelajaran yang dilakukan perbaikannya pada penelitian ini adalah

mata pelajaran Matematika (Eksak) kelas IV (empat) dan Bahasa Indonesia (Non

Eksak) kelas V (lima) semester 2. Untuk mata pelajaran Matematika, mengangkat

materi Bangun Ruang Sederhana dan Bangun Datar, sedangkan untuk mata

pelajaran Bahasa Indonesia, mengangkat materi Cerita.

Page 24: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

3. Karakteristik Kelas dan Siswa Yang Diteliti

Kelas yang menjadi subjek penelitian adalah kelas IV (empat) untuk

mata pelajaran Matematika dan kelas V (lima) untuk mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Dari kedua rombongan belajar tersebut pelaksanaannya di SD Negeri

18 Nanga Enap, dengan jumlah siswa kelas IV (empat) 19 orang, yang terdiri dari

7 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, untuk jumlah siswa kelas V (lima) 19

orang, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

Secara umum kegiatan proses pembelajaran di kelas ini hampir selalu

berlangsung lancar dan kondusif. Lokasi sekolah yang berada di lingkungan

pedesaan dan jauh dari jalan raya perkotaan sehingga membuat proses belajar

sehari-hari lebih nyaman, tidak terganggu oleh kebisingan. Namun tetap saja perlu

diadakan tindakan lebih lanjut guna terus meningkatkan kualitas pembelajaran di

kelas ini.

Bila dilihat dari sudut prestasi akademik, untuk mata pelajaran

Matematika di kelas IV (empat) ini dapat dibagi ke dalam tiga karakter, yaitu 4

siswa berprestasi, 8 siswa sedang, dan 7 siswa kurang berprestasi, sedangkan

untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V (lima) ini dapat dibagi ke dalam

tiga karakter juga, yaitu 4 siswa berprestasi, 10 siswa sedang, dan 7 siswa kurang

berprestasi Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan belajar siswa dan mengurangi jumlah siswa yang kurang berprestasi.

B. Deskripsi Per-Siklus

1. Perencanaan dan Pelaksanaan

Penggunaan alat peraga bangun ruang dalam materi bangun ruang

sederhana dan bangun datar pada pembelajaran Matematika dan penerapan

membaca pemahaman dalam materi cerita pada pembelajaran Bahasa Indonesia

tentunya dapat membantu memperjelas materi pembelajaran yang disampaikan

kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa, sehingga pesan

guru sebagai mediator dan pasilitator dalam konteksnya sebagai tenaga pendidik

dapat dilaksanakan dengan baik.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam proses perbaikan

pembelajaran dengan menggunakan media gambar adalah sebagai berikut :

Page 25: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

a. Mata Pelajaran Matematika (Eksak)

1) Mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnya sebagai

kegiatan awal.

2) Membimbing siswa dalam penggunaan alat peraga bangun

ruang sederhana dan bangun datar.

3) Mengkondisikan siswa dalam mengerjakan LKS.

4) Mengadakan tanya jawab tentang penggunaan alat peraga

bangun ruang sederhana dan bangun datar.

5) Menyimpulkan materi.

Sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa, yaitu kurangnya

perhatian siswa pada proses pembelajaran maka yang menjadi perhatian

dalam perbaikan pembelajaran matematika adalah memotivasi siswa

dengan menggunakan alat peraga bangun ruang sederhana dan bangun

datar.

b. Mata pelajaran Bahasa Indonesia (Non Eksak)

1) Mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnya sebagai

kegiatan awal.

2) Membahas materi pelajaran dengan penerapan membaca

pemahaman mengenai isi cerita.

3) Memberi motivasi kepada siswa menjawab lembaran LKS.

4) Membimbing siswa mengerjakan LKS.

5) Memberi pengayaan kepada siswa yang telah menguasai materi.

Sesuai dengan masalah yang dihadapi bahwa siswa tidak mau

dan tidak mampu menjawab pertanyaan dari guru. Maka yang menjadi

perhatian dalam perbaikan pembelajaran IPS adalah memotivasi siswa

dengan media gambar agar mau dan mampu menjawab pertanyaan secara

aktif dan efesien.

2. Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pembelajaran Matematika tentang konsep penjumlahan bilannan bulat

dilaksanakan di semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010. Dari hasil evaluasi belajar

Matematika sejumlah 19 siswa di kelas IV (empat) SD Negeri 18 Nanga Enap

diperoleh data bahwa yang mendapatkan nilai tertinggi hanya 6 siswa, dengan

Page 26: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

tingkat penguasaan 47%. Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman siswa

terhadap materi tersebut. Adapun yang menjadi penyebab siswa kurang

memahami konsep materi matematika adalah penerapan pemahaman yang tidak

jelas dan guru memberikan contoh yang tidak bisa diaplikasikan dengan

kehidupan sehari-hari.

Untuk mengatasi kesulitan yang timbul tersebut, maka diperlukan sarana

pendukung pembelajaran. Sebagai alternatifnya maka digunakan alat peraga

gambar garis bilangan, dimana pendekatan ini bertitik tolak pada hal-hal yang

bersifat nyata bagi siswa. Dengan penggunaan media gambar garis bilangan,

diharapkan dapat memotivasi siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Demikian juga untuk pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia

tentang transportasi masa lalu dan masa kini di semester II pada siswa

kelas V (lima) SD Negeri 18 Nanga Enap, Tahun Pelajaran 2009/2010. Dari

sejumlah 21 siswa, hanya 7 siswa yang mendapat nilai tertinggi, dengan tingkat

penguasaan 52%.

Dari masalah yang timbul maka dilakukan perbaikan pembelajaran

dengan menggunakan media gambar untuk memperlancar tercapainya tujuan

belajar yang lebih baik dan sesuai harapan.

3. Instrumen

Penelitian dan proses perbaikan ini menggunakan instrumen dalam

bentuk tes prestasi belajar yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui dan

mengukur pecapaian hasil belajar siswa, serta berupa lembar observasi yang

digunakan untuk mengamati bagaimana proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Serentetan tes, baik dalam bentuk pertanyaan dan latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan, atau bakat yang dimiliki secara individu maupun kelompok. Tes

prestasi adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah

mempelajari. (Arikunto, 2006 : 150).

Sedangkan observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data

yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang terstandar. (Arikunto,

2006 : 222).

Page 27: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

4. Refleksi

Dalam kegiatannya refleksi lebih dititikberatkan pada hal yang mendasar,

terutama bagaimana mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada

siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Dimana pad setiap tahap

refleksi tersebut, peneliti yang dibantu oleh supervisor dan teman sejawat selaku

observer, harus dapat memberikan jawaban atas pertayaan mengapa, bagaimana,

dan sejauh mana langkah pemberlajaran serta hasil pembelajaran yang dicapai

selama proses belajar berlangsung. Dalam refleksi, data hasil pengamatan menjadi

acuan utama dalam menentukan upaya dan tindakan yang akan dilakukan untuk

perbaikan pembelajaran pada tahap berikutnya.

Page 28: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

BAB IV

HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per-Siklus

1. Matematika (Eksak)

Pelaksanaan perbaikan mata pelajaran Matematika kelas IV (empat) SD

Negeri 18 Nanga Enap dilakukan dua siklus. Pada setiap siklus, penulis

mengadakan suatu observasi sederhana untuk melihat tingkat motivasi dan

keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran. Berikut keadaan tingkat motivasi

dan keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran.

Tabel 1

Lembar Hasil Observasi Tentang Motivasi dan Keaktifan Siswa

Terhadap Proses Pembelajaran Matematika

No. Nama Siswa SebelumHasil Perbaikan

Ket.Siklus I Siklus II

1. Agus Guntoro ++ ++ ++

2. Danu Kesuma + ++ ++

3. Dewi Rakinah + + ++

4. Fransisca Iset - - +

5. Jossevin ++ ++ ++

6. Justina Gaulan - + ++

7. Klara Dumai - + ++

8. Markus Junit + ++ ++

9. Merry Sondang + ++ ++

10. Mixsianus Lunsa - - +

11. Nafisha - - -

12. Nanda Muhardika + ++ ++

13. Ricodery Hubang + ++ ++

14. Septelia Angun - - +

15. Teresia - - +

16. Tiyon ++ ++ ++

17. Utin Mauliana - - +

18. Utin Maulidia - - +

19. Verony Anoy - + ++

Keterangan : (- = kurang) (+ = cukup) (++ = baik)

Page 29: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Data di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai motivasi dan

keaktifan siswa sejak sebelum perbaikan, siklus pertama, hingga siklus kedua.

Hal ini relevan dengan keadaan nilai hasil belajar yang didapat pada

setiap akhir pembelajaran, sebagaimana berikut :

Tabel 2

Daftar Nilai Tes Akhir Pembelajaran Matematika

No. Nama Siswa SebelumHasil Perbaikan

Ket.Siklus I Siklus II

1. Agus Guntoro 70 75 85

2. Danu Kesuma 65 70 70

3. Dewi Rakinah 60 65 75

4. Fransisca Iset 55 55 65

5. Jossevin 70 70 75

6. Justina Gaulan 50 60 75

7. Klara Dumai 55 65 75

8. Markus Junit 65 75 85

9. Merry Sondang 60 70 75

10. Mixsianus Lunsa 45 55 60

11. Nafisha 30 40 55

12. Nanda Muhardika 60 70 75

13. Ricodery Hubang 65 70 80

14. Septelia Angun 45 55 65

15. Teresia 55 55 60

16. Tiyon 75 80 85

17. Utin Mauliana 40 50 60

18. Utin Maulidia 35 45 60

19. Verony Anoy 55 65 70

Jumlah 1055 1190 1350

KKM = 55Rata-rata 55,53 62,63 71,05

Ersentase Keberhasilan 47% 63% 95%

Page 30: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Grafik 1

Nilai Rata-Rata hasil BelajarSiswa Pada Pembelajaran Matematika

Pada siklus pertama, nilai yang diperoleh masih kurang memuaskan,

sehingga penulis melakukan refleksi dan beberapa perbaikan untuk siklus kedua

termasuk penggunaan alat peraga bangun ruang di dalamnya.

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa seluruh siswa berhasil

mecapai tujuan pada siklus kedua, dengan rata-rata nilai hasil belajar Matematika

71,05, dengan tingkat keberhasilan 95%. Maka pembelajaran Matematika

mengalami kemajuan dan dapat dikatakan “Tuntas”.

Page 31: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

2. Bahasa Indonesia (Non Eksak)

Pelaksanaan perbaikan mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V

(lima) SD Negeri 18 Nanga Enap dilakukan dua siklus. Pada setiap siklus, penulis

mengadakan suatu observasi sederhana untuk melihat tingkat motivasi dan

keatifan siswa terhadap proses pembelajaran. Berikut keadaan tingkat motivasi

dan keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran.

Tabel 3

Lembar Hasil Observasi Tentang Motivasi dan Keaktifan Siswa

Terhadap Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia

No. Nama Siswa SebelumHasil Perbaikan

Ket.Siklus I Siklus II

1. Agus Septiawan ++ ++ ++

2. Anastasia Tening - + +

3. Angeliana Lusia ++ ++ ++

4. Ani Astuti + ++ ++

5. Clara - + ++

6. Domisianus Anyi ++ ++ ++

7. Elpiadus Aldo - - +

8. Felix - + +

9. Fiqkri Pratama ++ ++ ++

10. Fransiska Mery - - +

11. Imam Probowo + + ++

12. Juliana B. ++ ++ ++

13. Kristino Iset - + ++

14. Liberta Oktayiani Luhung - + +

15. Maria Pet ++ ++ ++

16. Nadiya Widiya ++ ++ ++

17. Rio - + ++

18. Sonia + ++ ++

19. Veronika Rami - - -

20. Yongky Firmansyah - + ++

21. Yulius Yery K. + ++ ++

Keterangan : (- = kurang) (+ = cukup) (++ = baik)

Data di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai motivasi dan

keaktifan siswa sejak sebelum perbaikan, siklus pertama, hingga siklus kedua.

Page 32: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Hal ini relevan dengan keadaan nilai hasil belajar yang didapat pada

setiap akhir pembelajaran, sebagaimana berikut :

Tabel 4

Daftar Nilai Tes Akhir Pembelajaran Bahasa Indonesia

No. Nama Siswa SebelumHasil Perbaikan

Ket.Siklus I Siklus II

1. Agus Septiawan 70 75 80

2. Anastasia Tening 55 60 60

3. Angeliana Lusia 75 80 95

4. Ani Astuti 60 70 85

5. Clara 55 60 70

6. Domisianus Anyi 70 80 90

7. Elpiadus Aldo 50 55 65

8. Felix 55 60 65

9. Fiqkri Pratama 75 75 85

10. Fransiska Mery 45 55 60

11. Imam Probowo 60 65 75

12. Juliana B. 70 75 85

13. Kristino Iset 55 65 70

14. Liberta Oktayiani Luhung 55 60 65

15. Maria Pet 80 85 95

16. Nadiya Widiya 70 75 85

17. Rio 55 60 70

18. Sonia 60 70 80

19. Veronika Rami 45 50 55

20. Yongky Firmansyah 55 65 70

21. Yulius Yery K. 65 75 85

Jumlah 1280 1415 1590

KKM = 60Rata-rata 60,95 67,38 75,71

Ersentase Keberhasilan 52% 86% 95%

Page 33: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Grafik 2

Nilai Rata-Rata hasil BelajarSiswa Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pada siklus pertama, nilai yang diperoleh masih kurang memuaskan,

sehingga penulis melakukan refleksi dan beberapa perbaikan untuk siklus kedua

termasuk penerapan membaca pehaman di dalamnya.

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa siswa berhasil mencapai

tujuan belajar pada siklus kedua, dengan rata-rata nilai hasil belajar Bahasa

Indonesia 75,71 dengan tingkat keberhasilan 95%. Maka pembelajaran Bahasa

Indonesia mengalami kemajuan dan dapat dikatakan “Tuntas”.

B. Pembahasan

Dari hasil analisis di atas, dapat diuraikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pembelajaran Matematika

Siswa memiliki masalah dalam hal motivasi dan keaktifan dalam belajar

Matematika karena dengan sistem pembelajaran yang konvensional dan tidak

maksimalnya penggunaan media belajar yang menarik

Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis melakukan upaya perbaikan

dengan penggunaan alat peraga bangun ruang. Upaya ini dilakukan dalam dua

siklus bersama teman sejawat yang berperan sebagai obsever.

Page 34: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Pendekatan yang dilakukan ialah pada materi bangun ruang sederhana

dan bangun datar, yang dalam pelaksanaannya penulis berusaha memanfaatkan

alat peraga bangun ruang untuk meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa,

hingga dapat diperoleh hasil belajar yang maksimal.

Nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa pada setiap akhir pembelajaran

terus meningkat secara signifikan sejak sebelum proses perbaikan hingga akhir

siklus kedua. Ini tergambarkan dengan peningkatan nilai hasil belajar 7,11 poin

pada siklus pertama dan 8,42 poin pada siklus kedua. Adapun rata-rata pencapaian

pada akhir siklus kedua adalah 71,05, dimana 95% siswa berhasil mencapai hasil

belajar yang cukup memuaskan. Artinya ketuntasan belajar telah tercapai.

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Siswa memiliki masalah dalam hal minat dan perhatian dalam belajar

Bahasa Indonesia karena dengan sistem pembelajaran yang konvensional dan

kurang maksimalnya dalam pemilihan media belajar yang menarik.

Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis melakukan upaya perbaikan

dengan penerapan membaca pemahaman. Upaya ini dilakukan dalam dua siklus

bersama teman sejawat yang berperan sebagai observer.

Pendekatan yang dilakukan ialah pada materi cerita, yang dalam

pelaksanaannya penulis berusaha menerapkan membaca pemahaman guna

meningkatkan minat dan keatifan siswa, hingga dapat diperoleh hasil belajar yang

maksimal.

Nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa pada setiap akhir pembelajaran

terus meningkat secara signifikan sejak sebelum proses perbaikan hingga akhir

siklus kedua. Ini tergambarkan dengan peningkatan rata-rata nilai hasil belajar

6,43 poin pada siklus pertama dan 8,33 pada siklus kedua. Adapun hasil rata-rata

yang dicapai pada akhir siklus kedua adalah 75,71, dimana 95% siswa berhasil

mencapai hasil belajar yang cukup memuaskan. Artinya, ketuntasan belajar telah

tercapai.

Page 35: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan hasil perbaikan, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan penggunaan alat peraga bangun ruang ternyata berpengaruh

terhadap peningkatan hasil belajar Matematika pada siswa kelas IV (empat) SD

Negeri 18 Nanga Enap. Hal ini diketahui dari peningkatan rata-rata hasil belajar

pada siklus pertama sebesar 7,40 poin pada siklus pertama dan 9,60 poin pada

siklus kedua, dengan 92% siswa berhasil mencapai ketuntasan belajar.

Peningkatan skor siswa diasumsikan sebagai akibat dari perlakuan yang telah

diberikan kepada siswa dengan penggunaan alat peraga bangun ruang.

Dalam penerapan membaca pemahaman juga berpengaruh terhadap

peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V (lima) SD Negeri

18 Nanga Enap. Hal ini diketahui dari peningkatan rata-rata nilai hasil belajar

pada siklus pertama sebesar 9,20 poin pada siklus pertama dan 8,20 pada siklus

kedua, dengan 88% siswa berhasil mencapai ketuntasan belajar. Peningkatan skor

siswa diasumsikan sebagai akibat dari penerapan membaca pemahaman pada

proses perbaikan.

Mengacu pada rumusan masalah penelitian :

1. Apakah penggunaan alat peraga bangun ruang dapat meningkatkan

pemahaman dan hasil belajar siswa pada materi bangun ruang

sederhana dan bangun datar pada mata pelajaran Matematika ?

2. Apakah penerapan membaca pemahaman dapat meningkatkan

pemahaman dan hasil belajar siswa pada materi cerita pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia ?

Hasil dari penelitian ini diperoleh jawaban sebagai berikut :

a. Penggunaan alat peraga bangun ruang dapat meningkatkan

pemahaman dan hasil belajar siswa pada materi bangun ruang

sederhana dan bangun datar pada mata pelajaran Matematika.

Page 36: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

b. Penerapan membaca pemahaman dapat meningkatkan pemahaman

dan hasil belajar siswa pada materi cerita pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan, antara lain :

1. Dalam pelaksanaan pembelajaran pemilihan dan penggunaan alat peraga

yang sesuai berkontribusi positif dalam perbaikan pembelajaran, dimana

hal tersebut sangat diharapkan agar senantiasa dalam melakukan

perbaikan pada setiap pembelajaran, misalnya pemilihan alat peraga dan

media yang disesuaikan dengan materi yang digunakan.

2. Meningkatkan inovasi dalam memajukan mutu pendidikan, terutama

dalam hal pemilihan dan pemanfaatan alat peraga belajar.

3. Sarana dan prasarana yang kurang seharusnya jangan dijadikan alasan

untuk membuat tidak berinovasi, karena dengan media belajar yang

kreatif bisa didapatkan dari berbagai sumber yang relatif murah, bahkan

bisa juga tanpa biaya, dimana kita dapat memanfaatkan apa yang ada

disekitar lingkungannya.

4. Usahakan untuk dapat meningkatkan kualitas guru kearah yang lebih

profesional, sehingga pada akhirnya dapat dilakukan kegiatan yang

berkelanjutan, terutama dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) yang telah

terbentuk melalui gugus di daerah masing-maisng, serta dalam upaya

saling berbagi pendapat dan tukar pengalaman selama menjadi seorang

tenaga pendidik.

Page 37: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian : Satuan pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional.

Sudrajat, Akhmad. Media Pembelajaran. http://akhmadsudrajat/wordpress.com/

tanggal 12 Januari 2008.

Syah. Muhidin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mustaqim, Burhan. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV.

Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas.

Sadulloh, U. Robandi, B. Muharam, A. 2007. Pedagogik. Cipta Utama

Syah, Muhibbin, 2006. Psikologi Belajar. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.

Sutikno, M.S. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung Prospect.

Winataputra, Udin S. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas

Terbuka.

_________. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Depdiknas (2003).  Kurikulum 2004; Standar Kompetensi Kelas V Sekolah

Dasar / Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Puskur Dit PTK-SD

Ruseffendi, ET (1994). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non

Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang.

Page 38: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Kepada :

Kepala UPBJJ – UT Pontianak

di

Pontianak

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ASTERIA, A.Ma.

NIP : 19840805 200604 2 022

Tempat Mengajar : SD Negeri 18 Nanga Enap

Alamat Sekolah : Dusun Nanga Enap, Desa Cempaka Baru, Kecamatan

Putussibau Selatan

Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam

pelaksanaan PKP atas nama :

Nama : YUSENI HAYATI

NIM : 816998778

Program Studi : S.1 – PGSD

Tempat Mengajar : SD Negeri 18 Nanga Enap

Alamat Sekolah : Dusun Nanga Enap, Desa Cempaka Baru, Kecamatan

Putussibau Selatan.

Telepon : -

Demikian agar surat pernyataan inidapat digunakan sebagaimana mestinya.

Nanga Enap, 4 Juni 2010

Mengetahui :

Kepala SD Negeri 18 Nanga Enap, Teman Sejawat,

YOSEPH WEMPI ASTERIA, A.Ma.NIP 19540503 197703 1 014 NIP 19840805 200604 2 022

Page 39: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : YUSENI HAYATI

NIM : 816998778

Program Studi : S.1 – PGSD

Tempat Mengajar : SD Negeri 18 Nanga Enap

Pokjar : Putussibau, Kec.Putussibau Selatan, Kab.Kapuas Hulu

Menyatakan bahwa :

Nama : ASTERIA, A.Ma.

Tempat Mengajar : SD Negeri 18 Nanga Enap

Jabatan : Guru Kelas V (lima)

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan

pembelajaran, yang merupakan tugas Mata Kuliah PDGK 4501 Pemantapan

Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Nanga Enap, 5 Juni 2010

Teman Sejawat, Yang Memuat Pernyataan,,

ASTERIA, A.Ma. YUSENI HAYATINIP 19840805 200604 2 022 NIM 816998778

Page 40: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

SIKLUS 1 (PERTAMA)

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV (empat)/2 (genap)

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

Standar Kompetensi

8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun

datar.

Kompetensi Dasar

8.2 Menentukan jaring-jaring balok dan kubus.

Indikator

Menentukan jaring-jaring balok.

Menentukan jaring-jaring kubus

Hasil Belajar

Siswa dapat menentukan jaring-jaring balok.

Siswa dapat menentukan jaring-jaring kubus.

Tujuan Perbaikan

Siswa memahami sifat bangun ruang dan dapat menentukan jaring-jaring

balok dan kubus.

Materi dan Metode Pembelajaran

1. Materi

Bangun ruang sederhana dan bangun datar.

2. Metode Pembelajaran

a. Informasi/Ceramah

b. Demonstrasi

c. Tanya jawab

Page 41: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal ................................................................. (10 menit)

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

b. Guru meminta siswa menyediakan kemasan barang berbentuk balok.

2. Kegiatan Inti ................................................................... (50 menit)

a. Guru meminta siswa memotong atau menyayat kemasan tersebut

sepanjang rusuk-rusuknya sehingga terbuka, kemudian dibentangkan

di meja.

b. Guru menjelaskan bahwa bangun datar yang terbentuk itulah yang

dinamakan jaring-jaring balok.

c. Guru menjelaskan bahwa jika sayatan rusuknya berbeda, akan

menghasilkan jaring-jaring yang berbeda.

d. Selanjutnya, guru meminta beberapa siswa menggambar bangun

datar tersebut di papan tulis.

3. Kegiatan Akhir ................................................................ (10 menit)

a. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan

kesungguhannya mengikuti proses belajar mengajar.

b. Guru memberi tugas kepada siswa.

Alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Benda-benda yang ada di sekitar siswa.

2. Buku Matematika Gemar Berhitung 4B halaman 90–94.

Penilaian

1. Tertulis

Contoh soal:

Buatlah jaring-jaring kubus dan jaring-jaring balok masing-masing dua

buah.

2. Kinerja/Perbuatan

Sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa, minat belajar, keaktifan

dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, serta keaktifan siswa

dalam proses belajar mengajar.

Page 42: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

3. Penugasan/Proyek

Guru memeriksa dan mengecek apakah tugas yang diberikan kepada

siswa dapat terselesaikan dengan baik atau tidak.

Lembar Evaluasi

Jaring-Jaring Kubus dan Balok

Bangun ruang kubus dan balok terbentuk dari bangun datar persegi dan persegi panjang. Gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus disebut jaring-jaring kubus. Sedangkan jaring-jaring balok adalah gabungan dari beberapa persegi panjang yang membentuk balok.

Ayo Bermain

1. Bentuklah kelompok dengan kawan terdekatmu. Bawalah dari rumah sebuah kotak kardus berbentuk kubus dan sebuah kotak kardus berbentuk balok.

2. Irislah beberapa rusuk kubus dan balok tersebut seperti yang ditunjukkan dengan gambar gunting pada gambar di bawah ini.

3. Bukalah hasil guntingan terhadap kubus dan balok tersebut, kemudian ratakan.

4. Benda apakah yang terjadi?

Nah kawan, tahukah kamu apa yang kamu lakukan dengan kegiatan ayo bermain di atas? Dari kegiatan tersebut, kamu telah membuat jaring-jaring kubus dan balok.

Page 43: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Bagaimana bentuk jaring-jaring kubus dan balok yang kamu peroleh? Coba

kamu bandingkan dengan jaring-jaring kubus dan balok berikut !

Nanga Enap, 8 Juni 2010

Mengetahui :

Kepala SD Negeri 18 Nanga Enap, Mahasiswa,

YOSEPH WEMPI YUSENI HAYATI

NIP 19540503 197703 1 014 NIM 816998778

Jaring-jaring kubus Jaring-jaring balok

Page 44: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

LEMBAR OBSERVASISIKLUS 1 (Pertama)

Mata Pelajaran : MatematikaKelas Semester : IV (empat)/2 (genap)Hari Tanggal : Selasa, 8 Juni 2010Fokus Observasi : Penggunaan Alat Peraga Bangun Ruang dalam Proses

Pembelajaran

No. Aspek yang diobservasi

Kemunculan

KomentarAda

Tidak Ada

1. Guru menyiapkan alat peraga. -Persiapan bahan dilakukan dengan baik.

2.Guru menggunakan alat peraga yang telah disiapkan.

-Siswa kurang berperan aktif dalam menyimak kegunaan alat peraga.

3.Siswa secara bergilir mempraktikkan alat peraga yang telah tersedia.

- Siswa belum seluruhnya kebagian mempraktikkan alat peraga.

4.Alat peraga dapat membantu proses pembelajaran

-Hanya sebagian siswa yang merasa terbantu dengan alat peraga.

5.Siswa mendemontrasikan alat peraga yang tersedia.

-Hanya sebagian siswa yang aktif.

6.Siswa melakukan dan mempraktikkan alat peraga yang tersedia.

- Dilakukan oleh sebagian siswa.

PengamatTeman Sejawat,

ASTERIA, A.Ma.NIP 19840805 200604 2 022

Page 45: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

SIKLUS 2 (KEDUA)

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV (empat)/2 (genap)

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

Standar Kompetensi

8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun

datar.

Kompetensi Dasar

8.2 Menentukan jaring-jaring balok dan kubus.

Indikator

Menentukan jaring-jaring balok.

Menentukan jaring-jaring kubus

Hasil Belajar

Siswa dapat menentukan jaring-jaring balok.

Siswa dapat menentukan jaring-jaring kubus.

Tujuan Perbaikan

Siswa memahami sifat bangun ruang dan dapat membuat gambar kubus

dan balok.

Materi dan Metode Pembelajaran

1. Materi

a. Bangun ruang sederhana dan bangun datar.

2. Metode Pembelajaran

a. Informasi/Ceramah

b. Demonstrasi

c. Tanya jawab

Page 46: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal …………………………….…………………. (10 menit)

a. Guru memberi motivasi belajar kepada siswa.

b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

c. Guru meminta siswa menyediakan kemasan barang berbentuk kubus.

2. Kegiatan Inti ………………………………………………… (50 menit)

a. Guru meminta siswa memotong atau menyayat kemasan tersebut se

panjang rusuk-rusuknya sehingga terbuka, kemudian dibentangkan

di meja.

b. Guru menjelaskan bahwa bangun datar yang terbentuk itulah yang

dinamakan jaring-jaring kubus.

c. Guru menjelaskan bahwa jika sayatan rusuknya berbeda, akan meng

hasilkan jaring-jaring yang berbeda.

d. Selanjutnya, guru meminta beberapa siswa menggambar bangun

datar tersebut di papan tulis.

3. Kegiatan Akhir ……………….……………………………… (10 menit)

Guru memberi tugas kepada siswa.

Alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Benda-benda yang ada di sekitar siswa.

2. Buku Matematika Gemar Berhitung 4B halaman 90–94.

Penilaian

1. Tertulis

Contoh soal:

Buatlah jaring-jaring kubus dan jaring-jaring balok masing-masing dua

buah.

2. Kinerja/Perbuatan

Sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa, minat belajar, keaktifan

dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, serta keaktifan siswa

dalam proses belajar mengajar.

Page 47: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

3. Penugasan/Proyek

Guru memeriksa dan mengecek apakah tugas yang diberikan kepada

siswa dapat terselesaikan dengan baik atau tidak.

Lembar Evaluasi

Ayo Dikusi

Adakah bentuk jaring-jaring kubus yang lain? Coba kamu selidiki dan

diskusikan dengan kawan-kawanmu. Kemudian sampaikan hasil diskusimu

kepada Ibu/Bapak Guru di kelas.

Ayo Berlatih

a. Mari menentukan manakah di antara gambar berikut yang merupakan

jaring-jaring kubus.

Page 48: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

b. Meri menentukan manakah diantara gambar berikut yang merupakan

jaring-jaring balok.

Page 49: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Nanga Enap, 15 Juni 2010

Mengetahui :

Kepala SD Negeri 18 Nanga Enap, Mahasiswa,

YOSEPH WEMPI YUSENI HAYATI

NIP 19540503 197703 1 014 NIM 816998778

Page 50: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

LEMBAR OBSERVASISIKLUS 2 (Kedua)

Mata Pelajaran : MatematikaKelas Semester : IV (empat)/2 (genap)Hari Tanggal : Selasa, 15 Juni 2010Fokus Observasi : Penggunaan Alat Peraga Bangun Ruang dalam Proses

Pembelajaran

No. Aspek yang diobservasi

Kemunculan

KomentarAda

Tidak Ada

1. Guru menyiapkan alat peraga. -Persiapan bahan dilakukan dengan baik.

2.Guru menggunakan alat peraga yang telah disiapkan.

-Siswa kurang berperan aktif dalam menyimak kegunaan alat peraga.

3.Siswa secara bergilir mempraktikkan alat peraga yang telah tersedia.

-Hampir keseluruh siswa kebagian mempraktikkan alat peraga.

4.Alat peraga dapat membantu proses pembelajaran

-Hanya sebagian siswa yang merasa terbantu dengan alat peraga.

5.Siswa mendemontrasikan alat peraga yang tersedia.

-Hanya sebagian siswa yang aktif.

6.Siswa melakukan dan mempraktikkan alat peraga yang tersedia.

-Dilakukan hampir semua siswa.

PengamatTeman Sejawat,

ASTERIA, A.Ma.NIP 19840805 200604 2 022

Page 51: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

SIKLUS 1 (PERTAMA)

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V (lima)/2 (genap)

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

Standar Kompetensi

Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca me- mindai, dan

membaca cerita anak.

Kompetensi Dasar

Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat.

Indikator

Membaca cerita.

Mengajukan pertanyaan tentang isi cerita.

Menjawab pertanyaan isi cerita.

Menyimpulkan isi cerita.

Hasil Belajar

Siswa dapat membaca cerita.

Siswa dapat mengajukan pertanyaan tentang isi cerita.

Siswa dapat menjawab pertanyaan isi cerita.

Siswa dapat menyimpulkan isi cerita.

Tujuan Perbaikan

1. Dapat membaca cerita dengan benar dan baik.

1. Dapat membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan dan menyimpulkan isi

dari cerita.

Materi dan Metode Pembelajaran

1. Materi

Cerita

Page 52: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

2. Metode Pembelajaran

Tanya jawab, latihan, pemberian tugas

Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal …………………………….…………………. (10 menit)

a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang isi cerita.

2. Kegiatan Inti ………………………………………………… (50 menit)

a. Siswa membaca cerita.

b. Siswa mengajukan pertanyaan tentang isi cerita.

c. Siswa menjawab pertanyaan isi cerita.

3. Kegiatan Akhir ……………………………………………… (10 menit)

a. Siswa menyimpulkan isi cerita.

b. Guru memberikan penilaian hasil evaluasi.

Alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Teks cerita

Penilaian

1. Jenis Tes

Tes lisan dan tertulis

2. Format Penilaian

No. Aspek Skor Maksimal

1. Kebenaran jawaban 60

2. Bahasa, ejaan dan tanda baca 30

3. Penulisan dan ketepatan waktu 10

Page 53: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Pertanyaan Tes Lisan :

Berdasarkan cerita yang kamu dengar tadi, jawablah secara lisan pertanyaan di bawah ini!

1. Sebutkan judul cerita yang telah kamu dengarkan !2. Siapa yang bermain biola ?3. Di mana pemain biola tinggal ?4. Bagaimana sikap penduduk terhadap suara biola ?5. Tinggal di kota mana pemain biola itu ?6. Siapa yang melarang diperdengarkan musik biola ?7. Mengapa pemain biola dibebaskan dari dakwaan padahal terbukti malam hari

itu terdengar suara biola ?8. Bagaimana tanggapan penduduk di lingkungan pemain biola setelah adanya

suara biola ?9. Bagaimana pula sikap pemain biola mejawab pertanyaan warga yang

berkerumun di depan gubuknya ?10. Apa sebenarnya pekerjaan pemain biola ?

Nanga Enap, 10 Juni 2010

Mengetahui :

Kepala SD Negeri 18 Nanga Enap, Mahasiswa,

YOSEPH WEMPI YUSENI HAYATI

NIP 19540503 197703 1 014 NIM 816998778

Page 54: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

LEMBAR OBSERVASI

SIKLUS 1 (Pertama)

Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas Semester : V (lima)/2 (genap)Hari Tanggal : Kamis, 17 Juni 2010Fokus Observasi : Penerapan Membaca Pemahaman dalam Proses

Pembelajaran

No. Aspek yang diobservasi

Kemunculan

KomentarAda

Tidak Ada

1. Guru menyiapkan cerita. -Persiapan bahan dilakukan dengan baik.

2.Guru menggunakan buku cerita yang telah disiapkan.

-Siswa kurang berperan aktif dalam menyimak cerita yang dibacakan.

3.Siswa secara bergilir membaca cerita yang ada pada buku pelajaran.

- Siswa belum seluruhnya kebagian membacakan cerita.

4.Dengan membaca pemahaman dapat membantu proses pembelajaran.

-Belum semua dapat memahami penerapan membaca pemahaman.

5.Siswa mengulang untuk menceritakan isi cerita yang telah di baca.

-Hanya sebagian siswa yang aktif.

6.Siswa menuliskan kembali isi cerita dengan bahasa mereka sendiri.

- Penggunaan tanda baca dan penulsan belum semua benar.

PengamatTeman Sejawat,

ASTERIA, A.Ma.NIP 19840805 200604 2 022

Page 55: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

SIKLUS 2 (KEDUA)

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V (lima)/2 (genap)

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

Standar Kompetensi

Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca me- mindai, dan

membaca cerita anak.

Kompetensi Dasar

Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat.

Indikator

Membaca cerita.

Mengajukan pertanyaan tentang isi cerita.

Menjawab pertanyaan isi cerita.

Menyimpulkan isi cerita.

Hasil Belajar

Siswa dapat membaca cerita.

Siswa dapat mengajukan pertanyaan tentang isi cerita.

Siswa dapat menjawab pertanyaan isi cerita.

Siswa dapat menyimpulkan isi cerita.

Tujuan Perbaikan

1. Dapat membaca cerita dengan benar dan baik.

1. Dapat membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan dan menyimpulkan isi

dari cerita.

Materi dan Metode Pembelajaran

1. Materi

Cerita

Page 56: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

2. Metode Pembelajaran

Tanya jawab, latihan, pemberian tugas

Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal …………………………….…………………. (10 menit)

a. Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran yang sudah

disampaikan.

b. Siswa dan guru bertanya jawab tentang isi cerita.

2. Kegiatan Inti ………………………………………………… (50 menit)

a. Siswa membaca cerita.

b. Menjawab pertanyaan tentang isi cerita yang didengar.

c. Menentukan nama tokoh dan wataknya, latar cerita, tema, dan

amanat.

d. Menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kata-kata sendiri.

3. Kegiatan Akhir ……………………………………………… (10 menit)

a. Siswa menyimpulkan isi cerita.

b. Guru memberikan penjasalan untuk siswa menjawab pertanyaaan isi

cerita.

c. Guru memberikan penilaian hasil evaluasi.

Alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Teks cerita

Penilaian

1. Jenis Tes

Tes lisan dan tertulis

2. Format Penilaian

No. Aspek Skor Maksimal

1. Kebenaran jawaban 60

2. Bahasa, ejaan dan tanda baca 30

3. Penulisan 10

Page 57: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Tes Tertulis :

Dengarkan kembali cerita yang dibacakan teman atau gurumu, kemudian kerjakan

latihan di bawah ini!

1. Tulislah nama tokoh-tokoh dalam cerita itu !

2. Uraikan sifat/watak masing-masing tokoh yang ada dalam cerita yang telah

kamu dengar !

3. Sebutkan latar cerita yang meliputi waktu dan tempat kejadian dalam cerita

rakyat yang kamu dengar !

4. Apakah tema dari cerita yang kamu dengar ?

5. Pesan apakah yang terdapat dalam cerita yang kamu dengar ?

6. Ceritakan kembali cerita yang kamu dengar tadi menggunakan bahasamu

sendiri !

Nanga Enap, 17 Juni 2010

Mengetahui :

Kepala SD Negeri 18 Nanga Enap, Mahasiswa,

YOSEPH WEMPI YUSENI HAYATI

NIP 19540503 197703 1 014 NIM 816998778

Page 58: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

LEMBAR OBSERVASI

SIKLUS 2 (Kedua)

Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas Semester : V (lima)/2 (genap)Hari Tanggal : Kamis, 17 Juni 2010Fokus Observasi : Penerapan Membaca Pemahaman dalam Proses

Pembelajaran

No. Aspek yang diobservasi

Kemunculan

KomentarAda

Tidak Ada

1. Guru menyiapkan cerita. -Persiapan bahan dilakukan dengan baik.

2.Guru menggunakan buku cerita yang telah disiapkan.

-Siswa kurang berperan aktif dalam menyimak cerita yang dibacakan.

3.Siswa secara bergilir membaca cerita yang ada pada buku pelajaran.

- Siswa belum seluruhnya kebagian membacakan cerita.

4.Dengan membaca pemahaman dapat membantu proses pembelajaran.

-Belum semua dapat memahami penerapan membaca pemahaman.

5.Siswa mengulang untuk menceritakan isi cerita yang telah di baca.

-Hanya sebagian siswa yang aktif.

6.Siswa menuliskan kembali isi cerita dengan bahasa mereka sendiri.

- Penggunaan tanda baca dan penulsan belum semua benar.

PengamatTeman Sejawat,

ASTERIA, A.Ma.NIP 19840805 200604 2 022

Page 59: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Membaca Cerita

Tutuplah bukumu, lalu dengarkan cerita yang akan dibacakan oleh teman-temanmu secara bergilir!

Ronin Pemain Biola

Ronin adalah pemain biola. Sejak kecil ayahnya mengajari Ronin bermain biola. Walaupun ayah ibunya sudah tiada, Ronin tak jemu menggesek biola. Baginya, bermain biola dapat mengusir sedih dan sepi. Akan tetapi, tidak semua orang senang mendengar bunyi biola. Saat Ronin datang ke kota Brolin, dia dilarang memainkan biola. Orang-orang di Brolin sangat tak suka musik.

“Apakah suara biolaku ini akan mengganggu penduduk Brolin?” tanya Ronin saat walikota Brolin melarangnya memainkan biola.

“Tentu saja! Kami tak terbiasa dengan bunyi musik. Musik hanya mengganggu pekerjaan kami,” kata sang Walikota yang bermuka kaku dan serius.

“Kalau begitu, apakah aku juga tidak boleh tinggal di sini?” lanjut Ronin.

“Kau boleh tinggal di kota ini, tapi jangan mainkan biolamu!”

Ronin setuju. Ia pun tinggal di kota Brolin yang sepi. Penduduk kota Brolin memang pekerja keras. Mereka bahkan sanggup bekerja sampai larut malam. Hidup mereka selalu serius dan tak ceria.

Ronin sebenarnya tidak suka dengan kehidupan yang tanpa musik. Namun, dia tak ingin meninggalkan kota Brolin. Dia berharap penduduk kota Brolin akan berubah sikap.

Di kota Brolin, Ronin tinggal di sebuah gubuk kecil dekat kandang kuda. Tempat itu milik sepasang suami istri yang sudah tua. Ronin bekerja mengurusi kuda milik suami istri itu.

Setiap malam, Ronin duduk sendiri di depan gubuknya sambil memandangi bulan. Ia ingin sekali memainkan biolanya untuk menikmati malam. Tetapi, Ronin tak ingin membuat penduduk kota Brolin menjadi marah.

Ronin pun menyimpan keinginannya itu di dalam hati. Akan tetapi, keinginan itu semakin kuat dari hari ke hari. Bahkan setiap malam Ronin bermimpi memainkan biolanya di hadapan penduduk kota Brolin.

Begitu kuatnya keinginan Ronin, sampai akhirnya pada suatu malam, dalam keadaan tertidur, Ronin bangkit dari tempat tidurnya. Ia meraih biola miliknya, lalu mulai menggeseknya dengan pelan dan menawan.

Page 60: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Bunyi biola yang dimainkan Ronin terbawa hembusan angin. Masuk ke rumah-rumah penduduk kota Brolin. Orang-orang yang mendengar menjadi gempar. Walikota pun memanggil Ronin.

“Aku tak memainkan biolaku semalam,” kata Ronin membela diri.

“Tapi, semua orang mendengar bunyi biolamu,” kata sang Walikota.

“Apa ada orang lain yang memiliki biola selain kau?”

“Entahlah, yang pasti semalam aku hanya memainkan biolaku di dalam mimpi,” kata Ronin.

“Baiklah, kau kubebaskan sekarang. Namun aku akan mengusirmu kalau memang benar kau terlihat memainkan biolamu,” kata walikota.

Ronin pulang ke rumah peternakan kuda tempatnya tinggal. Ia bingung atas tuduhan sang Walikota. Bila dia tak memainkan biola, jadi siapa orang memainkan biola semalam? Pikirnya.

Sebenarnya, bukan hanya Ronin yang memikirkan tentang bunyi biola yang terdengar malam itu. Orang-orang yang mendengarnya juga ikut memikirkannya.

“Kalau itu benar bunyi biola Ronin, sungguh indah sekali...“ kata seorang lelaki.

“Benar, alunan bunyinya bisa mengurangi ketegangan kita dalam bekerja,” sambung temannya.

“Apakah dia akan memainkan biolanya lagi nanti malam?” tanya lelaki yang satu.

“Bagaimana kalau kita ke tempatnya saja. Kita bisa melihatnya langsung,” balas temannya yang langsung disetujui.

Begitu malam tiba, kedua lelaki itu pun menuju kediaman Ronin. Mereka terkejut melihat banyak orang di depan gubuk Ronin. Ronin sendiri heran melihat banyak orang.

“Sedang apa kalian?” tanya Ronin begitu dia keluar dari gubuknya.

“Aku dan yang lain ingin mendengarkan bunyi biolamu,” jawab seorang lelaki.

Ronin menjadi bingung. “Tapi, bukankah kalian tak suka musik?”

“Itu sebelum kami mendengar bunyi biolamu,” kata si lelaki. “Ayolah mainkan lagi biolamu.”

Semua orang yang ada ikut-ikutan memaksa Ronin untuk memainkan biolanya. Dengan penuh keheranan, Ronin mengambil biolanya.

Ronin berdiri di depan orang-orang sambil memainkan biolanya dengan lembut. Semua orang yang mendengar alunan bunyi biola Ronin terhanyut. Perasaan mereka menjadi lebih tenang.

Ronin jadi tambah semangat memainkannya sambil menghentak- hentakkan kakinya. Satu per satu orang-orang yang ada mengikuti gerakan

Page 61: Matematika Kelas IV dan Bahasa Indonesia Kelas V

Ronin. Akhirnya, mereka pun menari sesuka hati. Semua merasa senang. Sejak malam itu, Ronin selalu menghibur penduduk kota Brolin dengan permainan biolanya. Semua orang bekerja dengan gembira. Wajah-wajah mereka pun menajadi ceria. Impian Ronin menjadi nyata.

Atas permintaan warga, walikota segera mencabut larangan bermain musik di kota Brolin. Ronin diangkat pula menjadi warga kehormatan kota Brolin. Dengan senang hati, Ronin bermain biola untuk kota Brolin

Karya: Saokat dalam Bobo, Tahun XXXIV, 2007