8
Fungsi dan siklus informasi Fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang dimasukkan kedalam dan pengolahan suatu model keputusan, akan tetapi dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks,informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disedikan bagi pengambil keputusan memberikan suatu kemungkinan factor resiko pada tingkat-tingkat pendapata yang berbeda Fungsi Informasi : • Untuk meningkatkan pengetahuan sipemakai. • Untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan proses pengambil keputusan. • Menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari sesuatu hal. Pengertian Siklus Informasi Proses menghasilkan informasi harus melalui tahapan- tahapan yang dilakukan komputer sebagai teknologi informasi. Tahapan-tahapan tersebut terdiri atas Input - Proses - Output yang disebut sebagai siklus proses informasi. Artinya, bila tahap telah sampai pada output maka output tersebut dapat dijadikan input kembali. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa informasi yang dihasilkan dapat pula dijadikan data kembali sebagai input untuk diproses selanjutnya. Siklus informasi adalah gambaran secara umum mengenai proses terhadap data sehingga menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna. Informasi yang menghasilkan informasi berikutnya. Demikian seterusnya proses pengolahan data menjadi informasi.

materi campur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 1

Citation preview

Page 1: materi campur

Fungsi dan siklus informasiFungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang dimasukkan kedalam dan pengolahan suatu model keputusan, akan tetapi dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks,informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disedikan bagi pengambil keputusan memberikan suatu kemungkinan factor resiko pada tingkat-tingkat pendapata yang berbeda

Fungsi Informasi :• Untuk meningkatkan pengetahuan sipemakai.• Untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan proses pengambil keputusan.• Menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari sesuatu hal.

Pengertian Siklus Informasi

Proses menghasilkan informasi harus melalui tahapan-tahapan yang dilakukan komputer sebagai teknologi informasi. Tahapan-tahapan tersebut terdiri atas Input - Proses - Output yang disebut sebagai siklus proses informasi. Artinya, bila tahap telah sampai pada output maka output tersebut dapat dijadikan input kembali. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa informasi yang dihasilkan dapat pula dijadikan data kembali sebagai input untuk diproses selanjutnya. 

Siklus informasi adalah gambaran secara umum mengenai proses terhadap data sehingga menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna. Informasi yang menghasilkan informasi berikutnya. Demikian seterusnya proses pengolahan data menjadi informasi.

Data merupakan bentuk mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data ditangkap sebagai input, diproses melalui suatu model membentuk informasi. Pemakai kemudian menerima informasi tersebut sebagai landasan untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan operasional yang akan membuat sejumlah data baru. Data baru tersebut selanjutnya menjadi input pada proses berikutnya, begitu seterusnya sehingga membentuk suatu siklus informasi/Information Cycle (Tata Sutabri, 2004: 17).

A. Fungsi Informasi

Page 2: materi campur

Dalam Sutanta (2004: 5) disebutkan beberapa fungsi informasi yaitu antara lain:

1. Menambah pengetahuan

Dengan adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerimanya

sehingga dapat menggunakannya untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan.

2. Mengurangi ketidakpastian

Dengan informasi akan dapat diperkirakan apa yang akan terjadi sehingga

mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.

3. Mengurangi resiko kegagalan

Dengan adanya informasi perkiraan tentang apa yang akan terjadi akan membantu

dalam langkah-langkah antisipasi sehingga resiko kegagalan akan dapat dikurangi

dengan pengambilan keputusan yang tepat.

4. Mengurangi keanekaragaman/variasi yang tidak diperlukan

Dengan adanya informasi akan menyebabkan keanekaragaman pendapat akan

berkurang sehingga proses pengambilan keputusan lebih terarah

5. Memberi standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan-keputusan yang

menentukan pencapaian sasaran dan tujuan.

Dengan adanya informasi yang diperlukan akan memberikan standar, aturan,

ukuran, dan keputusan yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang

telah ditetapkan secara lebih baik berdasar informasi yang diperoleh.

Page 3: materi campur

SIKLUS

II. Siklus InformasiPerpustakan menyimpan berbagai bentuk informasi, seperti yang telah dijabarkan di atas. Namun semua informasi ini telah melalui siklus, atau berada dalam sebuah perjalanan waktu yang diproses media. Misalnya, sebuah cerita (atau kejadian) berlangsung melalui beberapa tahap yang semuanya itu melibatkan media; pertama disiarkan oleh televisi dan radio, surat kabar, majalah, jurnal ilmiah dan akhirnya menjadi buku. Dengan mengetahui siklus informasi kita untuk lebih memahami informasi yang tersedia, sekaligus dapat mengevaluasi sumber informasi cocok untuk membuat kemas ulang informasi.Dalam hal ini perlu kita ingat bahwa siklus untuk informasi ilmiah berbeda dengan sebuah kejadian, kedua jenis ini bisa saling tukar tindih atau berkaitan satu sama lain, sehingga siklus inormasi ini hanyalah merupakan panduan dan kejadian sebenarnya tidak harus seperti yang digambarkan dalam blog ini. Berdasarkan asalnya, siklus informasi saya kategorikan menjadi dua, yakni:a. GagasanInformasi yang berasal dari gagasan seorang sarjana sastra yang ingin mengetahui dapmak teknologi modern terhadap kreativitas penulisan. Kemungkinan adalah sebagai berikut:Pada tahapan pertama adalah informasi Sejawat Maya (Invisible college), informasi ini berupa Surel, Memo, Pembicaraan, Data Laboratorim, seringkali berkaitan dengan bagaimana sebuah gagasan di kalamangan peneliti. Informasi diantara sejawat maya sulit diakses, karena belum diterbitkan dan sering kali hana tersedia dalam kelompok kecil oleh karena itu disebut maya, tak tampak tetapi ada.Tahap berikutnya informasi yang sudah dalam bentuk laporan penelitian dalam prosiding konferensi, makalah yang tidak diterbitkan, laporan hibah, dan Surat kepada Redksi atau letter to editors. Dalam konferensi, seorang peneliti memamarkan temuan penelitian pada khalayak dan seringkali untuk memperoleh masukan untuk perkembangan riset selanjutnya. Jika sang peneliti mendapat dana hibah, mereka harus menuliskan temuanya sebagai pertanggungjawaban terhadap pemberi dana. Laporang-laporan ini pada umumnhya diterbitkan dalam satu tahun, tetapi tidak tersedia dalam sarana riset standar.Tahap ketiga bisa berupa artikel jurnal dengan ruang lingkup yang lebih dalam; deskripsi riset yang telah diselesaikan. Biasanya diterbitkan dua tahun setelah penelitian berlangsung, bergantung mereka diterbitkan dalam bentuk cetak atau elektronik. Dalam banyak hal, artikel jurnal menggunakan pola dasar IMRAD, yakni Introduction, Methods, Results, and Discussion. Artikel dan buku populer bisa juga muncul pada tahap ketiga ini untuk melaporkan penelitian yang dilakukan pada masyarakat umum.Tahap keempat adalah penerbitan buku-buku ilmiah dan buku ajar, dalam subjek tunggal atau interdisipliner, bisa berbentuk kompilasi dari berbagai pandangan yang merujuk pada penelitian orisinal. Penerbitan buku biasanya berlangsung setahun atau lebih setelah artikel jurnal muncul.Tahap terakhir atau tahap kelima adalah terbitknya buku-buku referensi (Ensiklopedia, Buku Panduan, dls) yang menempatkan temuan-temuan penelitian pada dari semua pengetahuan dan topik dan mungkin tidak mucul dalam satu atau dua tahun dari terbitan buku.

Page 4: materi campur

b. Kejadian atau peristiwaKetika sebuah peristiwa terjadi seperti kejadian Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004. Sebuah siklus informasi terjadi. Kita memperoleh informasi pertama kali mungkin dari berita Radio, Televisi, atau mungkin dari berita internet. Jbika peristiwa itu tidak monumental, siklus mungkin akan berhenti di sini. Tetapi karena Tsunami itu berdampak sangat luas, maka siklus informasinya akan panjang.Siklus Informasi: Tsunami Aceh

i) Pada hari kejadianPada saat terjadi Tsunami pada tanggal 24 Desember 2004, informasi kejadian ini ditulis oleh pelapor dan disajikan melalui pesan singkat, radio komunikasi, acara siaran berita radio, dan situs berita Internet. Media jenis ini dipandang sebagai media paling cepat, hanya saja informasi yang disajikan tidak rinci hanya . menginformasikan apa, siapa, kapan dan dimana Tsunami itu terjadi. Bisa terjadi informasinya tidak akurat, karena bencana masih berlangsung. Informasi ditujukan untuk masyarakat umum.ii) Dua tiga hari setelah kejadianBeberapa saat atau dua tiga hari kemudian, informasi Tsunami ini tersedia di radio, televisi, koran dan internet. Informasi yang disajikan lebih panjang dari artikel sebelumya mencakup kronologi kejadian dan menjelaskan apa yang terjadi. Sifat Informasi lebih faktual dan menyajikan investigasi terhadap kejadian. Sering kali mengutip pernyataan pejabat pemerintah dan penduduk setempat dan ahli.Bisa juga disertai statistik, foto, dan editorial. Informasi yang ditulis oleh wartawan ini ditujukan khalayak umumiii) Dua tiga minggu setelah kejadianDalam dua tiga minggu berikutnya, topik Thunami merambah ke majalah populer. Informasi muncul dalam bentuk artikel panjang di majalah mingguan. Artikel ini mengenai dampak kejadian itu terhadap nmasyarakat, budaya, dan kebijakan publik, termasuk analisis kejadian secara rinci, wawancara, juga opini. Sering disertai pandangan dari kelompok atau ditujukan pada kelompok pembaca tertentu. Bisa jadi fakta, informasi yang dimuat tidak objektif.Ditulis oleh berbagai penulis dari wartawan profesional, penulis essay, sampai komentar ilmuwan atau para ahli dalam bidangnya. Artikel semacam ini diperuntukkan khalayak umum atau kelompok non profesional.iv) Enam bulan sampai setahun setelah kejadianPada bulan-bulan berikutnya, para sarjana, pakar, dan peneliti mulai menerbitkan artikel tentang tsunami dalam jurnal akademik. Jurnal ilmiah ini memuat analisis

Page 5: materi campur

secara rinci, laporan riset, dan komentar-komentar ilmiah terkait dengan kejadian. Informasi yang dimuat dalam jurnal seringkali bersifat teoritis, menganalisis secara cermat dampak Tsunami, masyarakat yang tertimpa musibah, kebudayaan, dan kebijakan publik. Artikel yang dimuat dalam publikasi semacam ini dinilai oleh mitra bestari, dan proses keredaksiannya menjamin kredibilitas dan kesahihan informasi.Informasi di dalamnya berupa analisis rinci, lapora, laporan riset empiris, dan komentar ilmiah terkait dengan kejadian.Sering kali bersifat teoritis, menganalisis secara cermat dampak Tsunami, masyarakat, kebudayaan, dan kebijakan publik.Topik yang disajikan sering kali sempit. Ditulis dengan bahasa teknik.Memasukkan bibliografi secara rinci.Tulisan ditujukan untuk sarjana, ilmuwan, profesional lain juga para mahasiswa dalam bidangnya.v) Setahun sampai beberapa tahunan setelah kejadianPada beberapa tahun kemudian, para ahli, peneliti, dan sarjana menerbitkan buku dan pihak pemerintah menerbitkannya dalam laporan. Disusul dengan munculnya terbitan referensi seperti seperti ensiklopedia dan buku teks.Buku akan menyajikan ulasan mendalam tentang Tsunami, seringkali temanya berkembang, tinci, subjek dan analisis bermula dari riset ilmiah dan jurnal yang dipublikasikan. Menempatkan kejadian kedalam semacam konteks sejarah. Dapat menyediakan pandangan luas tentang tsunami. Bisa merupakan analisis ilmiah yang mendalam sampai buku-bkan sebagai penelitian yang baik. Bisa jadi berpihak, sangat tergantung pada pengarang. Menyertakan bibliografi.Dengan mengetahui siklus informasi, seseorang akan lebih mundah untuk mencari informasi dalam topik tertentu, jika dia mengetahui bagaimana informasi itu diterbitkan sebelum menyatu menjadi subjek. Siklus informasi mencakup penciptaan (creation), penyimpanan (penyimpanan), penyebaran (distribusi) dan penggunaan akhir iniformasi. Siklus informasi mempunyai struktur formal dan hubungan antara penulis/pengarang, penerbit dan perpustakaan.Siklus informasi merupakan model visual dari produksi informasi, distribusi, penggunaan dan penyimpanan dalam suatu disiplin ilmu. Masing-masing disiplin mempunyai versi unik dari model ini. Dalam menjabarkan kegiatan penelitian, sumber informasi dibuat dan digunakan oleh ilmuwan yang terlibat dalam kegiatan ini – dari informal, karya tak diterbitkan melalui summary dan literature review – dan perangkat arsip digunakan untuk menyimpan dan menelusur informasi, mahasiswa memerlukan kesadaran penuh tentang struktur dan alur informasi disiplin yang dianutnya. Kemampuan untuk membuat hubungan antara sumber arsip dan kegiatan penelitian meningkat kemampuan untuk berfikir secara kritis. Kemampuan untuk menghubungkan antara sumber arsip dan kegiatan penelitian meningkatkan kemampuan untuk berfikir kritis dan memecahkan masalah dalam keadaan yang tidak jelas.Perihal yang menarik dalam kasus ini adalah bahwa siklus ini tidak berubah sehubungan dengan teknologi. Prosesnya memang telah banyak berubah, kreasi menjadi sangat sederhana seprti podcast atau Blog Post. Disseminasi dan proses penilaian mitra bestari terjadi melalui metoda “crowd sourching’ seperti digg links, rating di Amazon, komentar pada Diigo dan merbagi sumber melalui artikel jurnal online/open akses/blogs/video/podcast/Second life uilds, dls. Penciptaan kembali apabila sumber-sumber itu diperbolehkan digandakan. Semuanya terjadi melalui mashups dan pengiriaman ulang konten di berbagai media dan bahasa.Saat ini informasi bisa jadi sifat informasi telah berubah menjadi partisipatif, demokratif, dan denganmudah diciptakan kembali. Inilah yang membuat pustakawan perlu memikirkan model pelayanan baru. Dalam situasi seperti ini para pustakawan

Page 6: materi campur

perlu mengubah focus pelayanan mereka, tidak hanya sebagai intermediary (penghubung) antara pemustaka dan sumber informasi, melainkan menjadi penyedia informasi, atau pengetahuan baru, antara lain dengan memberikan pelayanan kemas ulang informasi. Pelayanan jenis ini, telah dilakukan para pustakawan Indonesia, khususnya para pustakawan di perpustakaan khusus, sejak beberapa dasa warsa yang lalu dalam bntuk poster, leaflets, bibliografi beranotasi. Kemas ulang informasi bukanlah hal baru, akan tetapi perubahan dalam teknologi mempercepat proses kegiatan ini, memungkinkan munculnya pelayanan yang lebih baik.