11
Tungau adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang, bersama- sama dengan caplak , menjadi anggota superordo Acarina . Tungau bukanlah kutu dalam pengertian ilmu hewan walaupun sama-sama berukuran kecil (sehingga beberapa orang menganggap keduanya sama). Apabila kutu sejati merupakan anggota Insecta (serangga ), tungau lebih berdekatan dengan laba-laba dilihat dari kekerabatannya. Hewan ini merupakan salah satu avertebrata yang paling beraneka ragam dan sukses beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan. Ukurannya kebanyakan sangat kecil sehingga kurang menarik perhatian hewan pemangsa besar dan mengakibatkan ia mudah menyebar. Banyak di antara anggotanya yang hidup bebas di air atau daratan , namun ada anggotanya yang menjadi parasit pada hewan lain (mamalia maupun serangga ) atau tumbuhan , bahkan ada yang memakan kapang . Beberapa tungau diketahui menjadi penyebar penyakit (vektor ) dan pemicu alergi . Walaupun demikian, ada pula tungau yang hidup menumpang pada hewan lain namun saling menguntungkan. Di bidang pertanian , tungau menimbulkan banyak kerusakan pada kualitas buah jeruk (umpamanya tungau karat buah Phyllocoptura oleivera Ashmed dan tungau merah Panonychus citri McGregor) [1] , merusak daun ketela pohon dan juga daun beberapa tumbuhan Solanaceae (cabai dan tomat ). Tungau juga menyebabkan penyakit skabies , penyakit pada kulit Wereng adalah sebutan umum untuk serangga penghisap cairan tumbuhan anggota ordo Hemiptera (kepik sejati), subordo Fulgoromorpha , khususnya yang berukuran kecil. Tonggeret pernah digolongkan sebagai wereng (di bawah subordo Auchenorrhyncha )namun sekarang telah dipisah secara taksonomi . Karena eksklusif hidup dari tumbuhan, sejumlah anggotanya menjadi hama penting dalam budidaya tanaman . Selain sebagai pemakan langsung, wereng juga menjadi vektor bagi penularan sejumlah penyakit tumbuhan penting, khususnya dari kelompok virus . Contoh wereng penting: wereng hijau (Nephotettix spp.), hama utama padi penyebar virus tungro . wereng coklat (Nilaparvata lugens) 1 Hama tanaman SMP

MATERI HAMA SMP

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MATERI HAMA SMP

Tungau adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang, bersama-sama dengan caplak, menjadi anggota superordo Acarina. Tungau bukanlah kutu dalam pengertian ilmu hewan walaupun sama-sama berukuran kecil (sehingga beberapa orang menganggap keduanya sama). Apabila kutu sejati merupakan anggota Insecta (serangga), tungau lebih berdekatan dengan laba-laba dilihat dari kekerabatannya.

Hewan ini merupakan salah satu avertebrata yang paling beraneka ragam dan sukses beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan. Ukurannya kebanyakan sangat kecil sehingga kurang menarik perhatian hewan pemangsa besar dan mengakibatkan ia mudah menyebar.

Banyak di antara anggotanya yang hidup bebas di air atau daratan, namun ada anggotanya yang menjadi parasit pada hewan lain (mamalia maupun serangga) atau tumbuhan, bahkan ada yang memakan kapang. Beberapa tungau diketahui menjadi penyebar penyakit (vektor) dan pemicu alergi. Walaupun demikian, ada pula tungau yang hidup menumpang pada hewan lain namun saling menguntungkan. Di bidang pertanian, tungau menimbulkan banyak kerusakan pada kualitas buah jeruk (umpamanya tungau karat buah Phyllocoptura oleivera Ashmed dan tungau merah Panonychus citri McGregor)[1], merusak daun ketela pohon dan juga daun beberapa tumbuhan Solanaceae (cabai dan tomat). Tungau juga menyebabkan penyakit skabies, penyakit pada kulit

Wereng adalah sebutan umum untuk serangga penghisap cairan tumbuhan anggota ordo Hemiptera (kepik sejati), subordo Fulgoromorpha, khususnya yang berukuran kecil. Tonggeret pernah digolongkan sebagai wereng (di bawah subordo Auchenorrhyncha)namun sekarang telah dipisah secara taksonomi. Karena eksklusif hidup dari tumbuhan, sejumlah anggotanya menjadi hama penting dalam budidaya tanaman. Selain sebagai pemakan langsung, wereng juga menjadi vektor bagi penularan sejumlah penyakit tumbuhan penting, khususnya dari kelompok virus.

Contoh wereng penting:

wereng hijau (Nephotettix spp.), hama utama padi penyebar virus tungro.

wereng coklat (Nilaparvata lugens)

wereng punggung putih (Sogatella furcifera)

Wereng sebagai hama sulit dikendalikan karena memiliki berbagai biotipe yang masing-masing memiliki kesukaan tersendiri terhadap kultivar yang berbeda-beda pula.

Musuh alami bisa berupa predator, parasit maupun patogen. Berikut ini akan diperkenalkan beberapa jenis musuh alami hama padi dan wereng hijau.

Predator

Laba-laba Serigala (Lycosa pseudoanulata)Laba-laba ini aktif mencari dan memburu mangsanya. Kemampuan memangsa¬nya tinggi bergantung pada ukuran mangsa dan keaktifan mangsanya. Mangsa yang lebih besar akan diperlukan lebih kecil jumlahnya dibandingkan dengan mangsa yang kecil. Kemampuan predator ini menangkap dan memangsa

1Hama tanaman SMP

Page 2: MATERI HAMA SMP

hama yang kurang aktif seperti nimfa N. virescens, sangat kecil sekitar 0,293 - 3,75 ekor/hari. Demikian juga terhadap imago yang sangat aktif (lincah), laba-laba ini hanya dapat menangkap 0,13 ekor/hari pada ruangan 35 x 35 x 35 cm, tetapi kemampuan memangsanya tinggi mencapai 20 ekor per hari bila laba-laba diberi mangsa imago wereng hijau pada tabung berdiameter 3 cm dan panjang 15 cm. Kemampuan memangsa terhadap wereng coklat mencapai 10-¬20 ekor imago/hari atau 15-20 nimfa/hari. Beberapa jenis mangsanya adalah wereng coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, hama putih, hama putih palsu dan lalat bibit.

Laba-laba ini mempunyai ukuran 5-18 mm dengan ciri-ciri pada bagian punggungnya terdapat 3 buah garis dan pada tubuh bagian 'cephalothorax' depannya terdapat tanda bentuk Y serta di sekitar matanya berwarna gelap (hitam). Kebiasaan hidupnya berada di bagian bawah batang atau di atas permukaan air pada siang hari dan pada malam hari biasanya berada pada daun bagian atas. Rentang hidupnya 100 hari dan jumlah telur yang dihasilkan 380/betina.

Laba-laba betina dan jantan dapat dibedakan dengan melihat palpus yang me¬nyerupai sarung tinju di kedua samping kepala, namun hanya dijumpai pada betina.:

Laba-laba Bermata Jalang (Oxyopes javanus) Laba-laba ini merupakan laba-laba aktif yang memburu mangsanya. Jenis mangsanya wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih (8 ekor/hari), wereng zigzag, lalat padi, hama putih dan hama putih palsu. Laba-Iaba ini mem¬punyai ciri-ciri sebagai berikut: ukuran 7 - 10 mm, pada tungkai terdapat duri-duri yang panjang dengan mata berbentuk segi enam. Rentang hidup 150 hari dengan jumlah telur yang dihasilkan 350/betina.

Laba-laba Berahang Empat (Tetragnatha spp.) Laba-laba ini tidak begitu aktif menyerang mangsanya. Di siang hari laba-laba ini banyak diam dan di malam hari aktif membuat sarang dan mangsa yang terjerat oleh sarangnya baru ditangkap dan dimakan. Jenis serangga yang dimangsa adalah wereng coklat, wereng hijau, wereng pungguh putih, wereng hijau, wereng punggung putih, wereng zigzag dan lalat padi. Ciri-ciri predator tersebut sebagai berikut: panjang tubuh 10-25 mm, memiliki rahang, tungkai-tungkainya panjang dan dalam keadaan diam/ beristirahat sering terjulur dalam satu garis. Rentang hidupnya 150 hari dan jumlah telur yang dihasilkan 120 butir/betina. Kebiasaan hidupnya adalah berada pada daun di mana laba-laba tersebut membentuk sarangnya.

Kepik Permukaan Air (Microvellia douglasi atrolineata) Kepik ini hidupnya bergerombol dipermukaan air dan sangat aktif menyerang hama/serangga yang jatuh dipermukaan air dan tertarik oleh sinar. Jenis mangsa predator ini adalah wereng coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, larva penggerek batang padi dan yang baru menetas. Kepik ini panjangnya 1,5 mm dengan ciri-ciri pada bagian bahu melebar, warna bahu hitam mengkilat, tungkai-tungkainya terletak pada jarak yang sama di sepanjang tubuhnya dan alat mulutnya tipe mengisap. Rentang hidupnya 45 hari dan jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor betina adalah 100 butir

2Hama tanaman SMP

Page 3: MATERI HAMA SMP

Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis) Kepik ini berwarna hijau dan biasanya dijumpai pada tempat yang hamanya tinggi. Predator ini aktif memburu mangsa dan gerakannya seperti wereng coklat dan pada malam hari mempunyai silat tertarik terhadap cahaya sinar. Jenis mangsanya coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, wereng zig-zag dan lalat padi. Predator tersebut mempunyai ukuran tubuh 2,5 - 3,25 mm dengan ciri-ciri ber¬warna hijau terang dan pada bagian kepala dan bahu terdapat warna hitam. Alat mulut predator ini bertipe mengisap. Rentang hidupnya 30 hari dan seekor betina dapat menghasilkan telur 30 butir. Predator ini hidup pada tanaman padi, gulma dan tanaman lain.

Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)Predator ini aktif mencari mangsa pada malam hari dan dapat berenang di air atau pada bagian tanaman. Jenis mangsanya adalah wereng coklat, wereng hijau, hama putih, wereng zig-zag, wereng punggung putih dan larva ulat bulu yang masih muda. Predator ini mempunyai ukuran 7 mm dengan ciri-ciri sayapnya hanya separuh tubuh, ujung abdomen berwarna biru, tubuh bergaris-garis dan alat mulutnya bertipe mengunyah. Rentang hidupya 90 - 110 hari dan jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor betina sebanyak 24 butir.

Kumbang Karabid (Ophionea nigrofasciata) Predator ini aktif mencari mangsa pada siang hari dan dapat berenang. Jenis mangsanya adalah wereng coklat, wereng hijau, hama putih, wereng zig-zag, wereng punggung putih, ulat bulu, ulat jengkal dan penggerek batang padi. Tempat hidupnya di pangkal batang atau di tanah yang tidak berair. Predator ini mempunyai ukuran panjang tubuh 8 mm dengan ciri-ciri tubuh mengkilat, kulit halus, kepala dan perut bagian tengah berwarna hitam kebiru-biruan. Atau mulutnya bertipe mengunyah. Rentang hidupnya 15 hari dan jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor betina adalah 45 butir.

Kinjeng Dom (Agriocnemis spp.) Kinjeng dom atau sering juga disebut capung kecil biasanya dijumpai di bawah tajuk tanaman dan bila hinggap pada batang tanaman tubuhnya mengarah lurus ke bawah. Capung ini merupakan predator wereng hijau, wereng coklat, wereng punggung putih dan hama putih palsu. Predator ini mempunyai panjang tubuh 30 mm dengan ciri-ciri tubuhnya ramping berwarna merah oranye atau abu-abu kebiru-biruan dan sayapnya mempunyai bentuk jaringan yang rumit. Rentang hidupnya 10-30 hari dan jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor betina adalah 30 butir.

Belalang Bertanduk Panjang (Conocephalus longipennis) Predator ini sangat aktif di pagi hari, merupakan predator telur penggerek batang dan predator wereng coklat, wereng hijau, wereng zig-zag dan wereng punggung putih. Predator ini mempunyai panjang tubuh 25-32 mm dan mempunyai ciri khas antenanya 2-3 kali panjang tubuhnya dan tubuh berwarna hijau. Tempat hidupnya pada daun atau malai tanaman padi. Rentang hidup predator ini 110 hari dan jumlah telur yang dihasilkan berkisar antara 15-30 butir/betina.

Kumbang Koksinelid (Synharmonia octomaculata) Kumbang ini merupakan predator wereng batang coklat, wereng punggung putih, wereng hijau, wereng zig-zag, aphis, hama putih palsu dan penggerek batang padi. Larva predator ini aktif memangsa secara

3Hama tanaman SMP

Page 4: MATERI HAMA SMP

berkelompok. Predator ini mempunyai ukuran tubuh 6-7 mm. Kumbang dewasa berbentuk bundar memanjang berwarna kuning, tubuh larva beruas-ruas dengan alat mulut mengunyah. Tempat hidupnya pada seluruh bagian tanaman. Rentang hidupnya 150 hari dengan jumlah telur yang diletakkan 45 butir/betina.

PENDAHULUAN

Jeruk termasuk jenis buah- buahan yang digemari oleh masyarakat dam memiliki kapasitas dalam menunjang perbaikan gizi masyarakat, karena kandungan vitamin C nya cukup tinggi dan baik dikonsumsi baik dalam bentuk segar (sebagai buah meja) maupun lahan (jus dan sirop).

Salah satu jenis jeruk yang berkembang di sulawesi selatan adalah siem. Jeruk siem tersebut merupakan salah satu komoditas andalan dikabupaten luwu utara, yakni kecamatan malangke dan malangke barat khususnya. Luas pertanaman jeruk di kecamatan malangke dan Malangke Barat masing- masing tercatat 10.000 ha dan 6.246 ha.

Salah satu faktor pembatas dalam pengembangan jeruk di daerah ini adalah organisme pengganggu (OPT) termasuk penyakit CVPD (citrus vein phloem degeneration). Penyakit ini termasuk penyebab matinya pohon jeruk secara besar- besaran pada tahun 1980-an di kabupaten jeneponto, bantaeng dan bulukumba (sub balithor jeneponto, 1988) selanjutnya nurjanani et, el (1992) melapotkan bahwa penyakit CVPD telah mengancam kelangsungan hidup jeruk di kabupaten sidrapdan pada tahun 2001 kembali dilaporkan bahwa CVPD telah ditemukan pada tanaman jeruk keprok diselayar (armiati et el, 2001)

Beberapa tahun terakhir, gejala CVPD juga telah ditemukan di kecamatan malangke dan malangke barat, dengan perkiraan luas serangan sudah mencapai ± 1.040 ha (4.217 pohon) (diperta luwu uatar,2002). Khusus di desa baku- baku, serangan vector CVPD (D. citri) telah ditemukan 1-5 ekor per pucuk.

Untuk menjaga kelansungan tanaman jeruk di kabupaten Luwu Utara, perlu adanya perhatian khusus terhadap penyakit CVPD, terutama pada kebun- kebun jeruk yang masih bebas CVPD, karena pengendalian penyakit tersebut jika sudah ada dipertanaman sangat sulit dilakukan. Oleh karena itu, pengenalan penyakit CVPD dan upaya pengendaliannya sangat penting bagi pertugas lapangan maupun petani, agar kehadiran CVPD dan serangga vektornya pada tanaman jeruk dapat diketahui lebih dini. Dengan demikian, penyebarannya dapat dibatasi.

GEJALA PENYAKIT CVPD

1. Gejala Luar

Pada tanaman muda gejala yang nampak adalah adanya kuncup yang berkembang lambat, pertumbuhannya mencuat keatas dengan daun- daun kecil dan belang- belang kuning. Tanaman biasanya menghasilkan buah berkualitas jelek.

4Hama tanaman SMP

Page 5: MATERI HAMA SMP

Pada tanaman dewasa, gejala yang sering tampak adalah cabang yang dsaun- daunnya kuning dan kontras dengan cabang lain yang daun- daunnya masih sehat. Gejala ini dikenal dengan sebutan greening sektoral. Daun pada cabang- cabang yang terinfeksi menjorok keatas seperti sikat. Gejala lain adalah daun berukuran lebih sempit, lancip dengan warna kuning diantara tulang daun. Gejala- gejala ini mirip dengan gejala defisien Zn. Apabila gejala tersebut disebabkan oleh defisiensi Zn dalam tanah, seluruh tanaman didalam kebun yang sama biasanya akan menunjukkan gejala. Penyebaran gejala yang tidak merata merupakan indicator yang sangat penting bagi adanya penyakit CVPD. Selama musim hujan, gejala defisiensi Zn biasanya tidak begitu tampak.

Buah pada cabang- cabang terinfeksi biasanya tidak dapat berkembang normal dan berukuran kecil, terutama pada bagian yang tidak terkena cahaya matahari. Pada pangkal buah biasanya muncul warna orange yang berlawanan dengan buah- buah sehat. Buah- buah yang terserang rasanya masam dan bijinya kempes, tidak berkembang dan berwarna hitam.

2. Gejala Dalam

Pada irisan melintang tulang daun tengah jruk berturut- turut dari luar hingga ketengah daun akan terlihat jaringan- jaringan epidermis, kolengkim, sklerenkim, phloem. Menurt tirta widjaja (1984) gejala dalam pada tanaman jeruk yang terkena CVPD adalah :

Phloem tulang daun tanaman sakit lebih tebal dari phloem tulang daun tanaman sehat. Pada phloem tulang daun tanaman sakit terdapat sel- sel berdinding tebal yang

merupakan jalur- jalur mulai dari dekat sklerenkim sampai dekat xilem. Dinding tebal tersebut adalah beberapa lapis dinding sel yang berdesak- desakan

Didalam berbagai jaringan dalam daun terjadi pengumpulan secara berlebihan butir- butir halus zat pati.

PENYEBAB

Berdasarkan hasil identifikasi terakhir dilporkan bahwa penyakit CVPD disebabkan oleh bakteri liberobacter asiaticum yang hidup dan hanya berkembang pada jaringan phloem, akibatnya sel- sel phloem mengalami degenerasi sehingga menghambat tanaman menyerap nutrisi. Walaupun terdapat diphloem, tetapi penyebarannya dibagian tanaman adalah lambat. Penyakit CVPD dapat ditemukan pada semua jenis jeruk yang terdapat d Indonesia.

KERUGIAN

Pada tahun1983, penyakit CVPD menyebabkan kerugian senilai Rp. 26,4 milyar (cholil mahfud, 1985). Sementara itu direktorat jenderal pertanian tanaman pangan (1984) melaporkan bahwa CVPD telah memusnahkan jutaan pohon jeruk di Indonesia. Kehilangan jeruk oleh penyakit tersebut ditaksir 50.000 t buah pertahun (hutagalung, 1989).

Virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV) adalah virus yang menyebabkan penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan (Solanaceae) lain. Gejala

5Hama tanaman SMP

Page 6: MATERI HAMA SMP

yang ditimbulkan adalah bercak-bercak kuning pada daun yang menyebar, seperti mosaik. TMV adalah virus pertama yang ditemukan orang.

Adolf Meyer (1883) menunjukkan pertama kali bahwa gejala mosaik ini dapat menular, seperti penyakit bakteri. Keberadaan adanya substansi non-bakteri pertama kali ditunjukkan oleh Dmitri Ivanovski, biologiwan Rusia, pada tahun 1892. Daun sehat yang diolesi ekstrak daun tembakau yang menunjukkan gejala mosaik dapat tertular. Ketika ekstrak itu disaring dengan saringan keramik -- yang sangat halus sehingga bakteri pun tidak dapat menembus -- dan dioleskan pada daun sehat, daun itu pun tetap tertular. Ivanovski berpendapat ada substansi super kecil yang bertanggung jawab atas gejala tersebut. Martinus Beijerinck mengonfirmasi hal ini. Isolasi pertama kali dilakukan oleh Wendell M. Stanley (1935) dari Institut Rockefeller AS.

Dampak Negatif dari Penggunaan Pestisida Kimia

Petani selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal, pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah:

1. Hama menjadi kebal (resisten) 2. Peledakan hama baru (resurjensi) 3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen 4. Terbunuhnya musuh alami 5. Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia 6. Kecelakaan bagi pengguna

Kira-kira sudah berapa lama petani menggunakan pestisida kimia ini? Jadi bisa dibayangkan sendiri akibatnya bagi tanah pertanian di Indonesia.

Fungsi dari Pestisida Organik

Pestisida Organik memiliki beberapa fungsi, antara lain:

1. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat 2. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot. 3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa 4. Menghambat reproduksi serangga betina 5. Racun syaraf 6. Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga 7. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga 8. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri

6Hama tanaman SMP

Page 7: MATERI HAMA SMP

Bahan dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Organik

Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll) Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman

tertentu Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai,

tembelekan/Lantana camara)

Contoh beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida Organik :

MIMBA (Azadirachta indica)

Bahan Pestisida Organik ini mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan salanin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormone dan pertumbuhan serangga.

Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah.

AKAR TUBA (Deris eliptica)

Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkenal rotenone. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarisida (tungau).

TEMBAKAU

Tembakau sebagai Pestisida Organik karena senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya racun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga Daun tembakau kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf

7Hama tanaman SMP

Page 8: MATERI HAMA SMP

yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak

daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).

8Hama tanaman SMP

1