MATERI KAYU

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KAYU

Citation preview

  • I. DEFINISI TEGANGAN :

    KEMAMPUAN BAHAN UNTUK MENDUKUNG GAYA LUAR ATAU BEBAN YANG BERUSAHA MERUBAH UKURAN DAN BENTUK

    BAHAN TERSEBUT.

    GAYA GAYA LUAR DAPAT MENIMBULKAN GAYA GAYA DALAM PADA BENDA TERSEBUT DAN MERUBAH UKURAN

    DAN BENTUKNYA (DEFORMASI).

    GAYA GAYA DALAM DISEBUT TEGANGAN (GAYA PERSATUAN LUAS)

    TEGANGAN

    KERUNTUHAN

    BATAS SEBANDING

    REGANGAN

    KURVA TEGANGAN REGANGAN BAHAN KAYU DENGAN GAYA

    AKSIAL SEJAJAR SERAT (EDLUND, 1995)

    PERUBAHAN BENTUK DAN UKURAN DISEBUT DEFORMASI ATAU REGANGAN

    BATAS SEBANDING : KENAIKAN TEGANGAN DAN REGANGAN

    KERUNTUHAN/KEGAGALAN : TEGANGAN YANG DIDUKUNG MELEBIHI GAYA DUKUNG SERAT

    FLEKSIBILITAS : KEMAMPUAN BENDA UNTUK MERUBAH BENTUK DAN KEMBALI PADA BENTUK SEMULA

    KEKAKUAN : KEMAMPUAN BENDA UNTUK MENAHAN PERUBAHAN BENTUK

  • MODULUS ELASTISITAS : NILAI YANG MENGUKUR HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN REGANGAN PADA BATAS

    SEBANDING

    KEULETAN : KEMAMPUAN KAYU UNTUK MENYERAP TENAGA YANG RELATIF BESAR

    KEKERASAN : KEMAMPUAN KAYU UNTUK MENAHAN GAYA YANG MEMBUAT LEKUKAN

    II. SISTEM PEMILAHAN (GRADING)

    A. OBSERVASI VISUAL

    LEBAR CINCIN TAHUNAN

    KEMIRINGAN SERAT

    MATA KAYU

    KEBERADAAN JAMUR/SERANGGA PERUSAK KAYU

    RETAK B. GRADING MACHINE

    UJI LENTUR STATIK

    PENGGOLONGAN KELAS KUAT SECARA GRADING DAPAT DILIHAT PADA TABEL 5.1. SNI 2002

    NILAI BERAT JENIS SANGAT MENENTUKAN, CONTOH :

    KAYU BANGKIRAI, BJ = 0,6 1,16, KARENA KEKUATAN KAYU BERKORELASI LINIIER DENGAN BERAT JENIS, MAKA

    TIDAK TERLETAK PADA SATU KELAS KUAT AGAR

    PENGGUNAANNYA DAPAT OPTIMAL

    MODULUS ELASTISITAS EW = 16.500G

    0,7

    KADAR AIR (m %)

    m = (Wg Wd) x 100% Wd

    Dengan :

    Wd = kayu kering oven

    Wg = berat kayu basah

    KERAPATAN KAYU ()

    g

    g

    V

    w (kg/m3)

    Vg = Volume kayu basah

  • BERAT JENIS PADA KADAR AIR m% (Gm)

    100/1000.1 mGm

    BERAT JENIS DASAR (Gb)

    mm

    baG

    GG

    265,01 dengan

    30

    30 ma

    BERAT JENIS PADA KADAR AIR 15% (G)

    bb

    G

    GG

    133,01

    CONTOH :

    PENGUKURAN BERAT KAYU BASAH DAN BERAT KERING DARI

    SAMPEL KAYU ADALAH 1,6 GRAM DAN 1,3 GRAM, MAKA BERAT

    JENIS PADA KADAR AIR 15% ADALAH

    m = 23%, = 800 kg/m3, Gm= 0,65, Gb= 0,625, G = 0,68

    - FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEGANGAN KAYU

    KAPADATAN

    KAMIRINGAN SERAT

    KANDUNGAN AIR

    MATA KAYU

    - PERILAKU KAYU TERHADAP

    - TEMPERATUR - WAKTU

    10 cm

    10 cm

    20 cm

  • Perancangan Menggunakan SNI Kayu 2002

    a. Dasar Perencanaan

    Persamaan kekuatan secara umum dapat dituliskan seperti pada

    persamaan di bawah, dengan F adalah maksimum yang diakibatkan oleh

    serangkaian sistem pembebanan dan disebut pula sebagai gaya terfaktor, adalah

    faktor waktu sesuai jenis kombinasi pembebanan (lihat table 2.4), adalah faktor

    reduksi tahanan (lihat tabel 2.5), C, adalah faktor reduksi masa layan, dan F adalah kuat atau tahanan acuan pada tabel 2.8.

    Fu ciF...........................................................................................(1)

    Tabel 2.4. faktor waktu,

    Kombinasi pembebanan Faktor waktu ( )

    1,4D 0,6

    1,2D+1,6L+0,5(La atau H)

    0,7 jika L dari gudang.

    0,8 jika L dari gudang

    umum.

    1,25 jika L dari kejut

    1,2D+1,6L+0,5(La atau H)+(0,5L atau

    0,8 W)

    0,8

    1,2D+1,3W+0,5L+0,5(La atau H) 1,0

    1,2D1,0E+0,5L 1,0

    0.9D(1,3W atau 1,0E) 1,0

    D : beban mati diakibatkan oleh berat konstruksi permanent, dan peralatan

    layanan tetap.

    L : beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk pengaruh

    kejut, tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan dan lain

    lain.

    La: beban hidup diatap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja,

    peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda

    bergerak.

  • H : baban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan oleh genangan air.

    W : beban angin dengan memperhitungkan bentuk aerodinamika bangunan dan

    peninjauan terhadap pangaruh angina.

    E : beban gempa.

    Table 2.5 Faktor reduksi,

    Jenis Simbol Nilai

    Tekan c 0.90

    Lentur b 0.85

    Stabilitas s 0.85

    Tarik t 0.80

    Geser /Puntir v 0.75

    Sambungan z 0.65

    Faktor faktor koreksi masa layan merupakan hasil perkalian dari

    beberapa faktor koreksi separti pada tabel 2.5.

    Ci=CMCtCpt Crt..................................................................................................................... (2)

    Masing masing faktor koreksi tersebut adalah sebagai berikut :

    CM : faktor koreksi layan basah, untuk memperhitungkan kadar air masa layan

    yang lebih tinggi daripada 19% pada kayu masif. Nilai faktor koreksi CM

    dapat dilihat pada Tabel 2.6.

    Ct : faktor koreksi temparatur, untuk memperhitungkan temparatur layan

    lebih tinggi dari pada 38%C secara berkelanjutan. Nilai faktor koreksi Ct

    dapat dilihat pada Tabel 2.7.

    Cpt : faktor koreksi pengawetan kayu, untuk memprhitungkan pengaruh

    pengawetan terhadap produk produk kayu dan sambungan.

    Crt : faktor koreksitahan api untuk memperhitungkan pengaruh perlakuan

    tahan api terhadap produk produk kayu dan sambungan.

    Cr : faktor koreksi pembagi beban pada balok tersusun atau komponen

    struktur lantai kayu, dinding kayu, dan plafon kayu, untuk

    memperhitungkan peningkatan tahanan lentur penampang.

  • CF : faktor koreksi ukuran, untuk memperhitungkan pengaruh dimensi

    komponen struktur sesuai dengan tatacara yang berlaku, untuk kyu yang

    mutunya ditetapkan secara masinal, CF= 1,0.

    CL : faktor koreksi stabilitas balok, untuk memperhitungkan pengaruh

    pengekang lateral parsial.

    Cp : Faktor stabilitas kolom, untuk memperhitungkan pengaruh pengekang

    lateral parsial.

    Cb : faktor koreksi luas tumpu, untuk memperhitungkan peningkatan luas

    efektif bidang tumpu balok.

    Cf : faktor koreksi bentuk, untuk memperhit ungkan pengaruh penampang tak

    persegi panjang pada perhitungan tahanan lentur.

    Cfu : faktor koresi penggunaan datar, untuk memperhitungkan peningkatan

    tahanan lentur dari komponen struktur kayu yang digunakan secara

    datar/tidur.

    Tabel 2.6. Faktor koreksi layan basah,Cm

    Balok kayu

    Fb Ft// Fv Fc Fc// Fw

    0,85* 1,00 0,97 0,67 0,80+ 0,90

    Balok kayu besar (125 mm X 125

    mm atau lebih besar) 1,00 1,00 1,00 0,67 0,91 1,00

    Lantai papan kayu 0,85* - - 0,67 - 0,90

    Sumber, (SNI 2000)

    Tabel 2.7 Faktor koreksi temperatur, C t

    Kondisi

    acuan

    Kadar air pada

    masa layan

    C t

    T 380 C 380 C < T 520 C 520 C

  • b. Perencanaan Batang Tarik

    Batang tarik harus direncanakan untuk memenuhi ketentuan sebagai

    berikut:

    TuiT1..................................................................................................... (3)

    Tu adalah gaya tarik terfaktor (kg), adalah faktor waktu (lihat tabel 2.4), i

    adalah faktor tahanan tarik sejajar serat = 0,80, dan T 1 adalah tahanan tarik. (kg).

    c. Perencanaan Batang Tekan

    Menurut SNI -5 Tata cara perencanaan konstruksi kayu (2002), batang

    tekan harus direncanakan sedemikian sehingga:

    PucP1 ..................................................................................................(4)

    Dengan Pu adalah gaya tekan terfaktor (kg) , adalah faktor waktu, c = 0,90

    adalah faktor tahanan tekan sejajar serat, dan P1 adalah tahanan terkoreksi (kg).

    Tahanan terkoreksi adalah hasil dari perkalian tahanan acuan dengan faktor

    faktor reduksi pada tabel 2.5.

    1. Dalam perhitungan pembebanan kuda kuda

    PKKI 1961

    Pembebanan yang diperhitungkan adalah beban yang

    bekerja pada simpul batang atas.

    Dalam perhitungan berat sendiri kuda kuda masih

    menggunakan asumsi

    SNI 2000

    Pembebanan yang diperhitungkan adalah beban yang

    bekerja disemua simpul.

    Dalam perhitungan berat sendiri kuda kuda tergantung

    dari dimensi batang.

    2. Dalam perhitungan dimensi

    PKKI 1961

  • Asumsi dimensi batang dilakukan pada saat perhitungan

    dimensi, jadi apabila terjadi dimensi tidak stabil / tidak

    aman maka perhitungan dimensi dapat diulang pada awal

    perhitungan dimensi tersebut.

    SNI 2000

    Asumsi dimesi dilakukan diawal perhitungan

    pembebanan kuda kuda , jadi apabila terjadi dimensi

    batang tidak aman maka perhitungan dimensi diulang

    pada awal perhitungan pembebanan kuda kuda.

    3. Kombinasi pembebanan

    PKKI 1961

    Perhitungan kombinasi pembebanannya masih mengacu

    pada Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung

    1983 (PPIUG 1983) dan ASD (Allowable Stress Design)

    yaitu:

    Beban tetap M + H

    Beban sementara M + H + W

    SNI 2000

    Perhitungan kombinasi pembebanan mengacu pada

    metode LRFD (Load Resistance Factor Design) yaitu:

    Kombinasi 1 1,4 D

    Kombinasi 2 1,2 D + 1,6 La + 0,8 W

  • Bagan Alir Perencanaan Struktur Rangka dengan SNI 2000

    Mulai

    Perhitungan pembebanan termasuk

    Berat sendiri kuda kuda

    Perencanaan sambungan

    Gaya dalam akibat beban luar

    Analisa struktur

    Asumsi dimensi penampang Kuda - kuda

    Chek dimensi penampang

    'FFu

    Selesai

    Tidak Ya

    Tidak

    Ya

    Perhitungan pembebanan gording

    Kontrol tegangan dan lendutan

    Analisa struktur

    Asumsi dimensi penampang

    gording

    Tidak

    Ya

  • Gambar Detail Sambungan.

    Detail sambungan balok atas

    Detail Sambungan balok bawah

  • Detail Sambungan perletakan

  • Detail Sambungan Simpul

  • 1) Perhitungan pembebanan menggunakan SNI 2000

    Beban Mati

    Pada perhitungan beban mati faktor faktor beban yang diperhitungkan

    adalah:

    Berat sendiri kuda kuda

    Berat penutup atap

    Beban gording

    Berat langit langit dan penggantung

    Beban Hidup

    Beban hidup (orang dan alat) diasumsikan bekerja setiap join batang atas

    sebesar P = 100 kg.

    Beban Angin

    Tekanan positif angin

    < 600 koefisien angin (0,02 - 0,4) = 0,02 x 35 - 0,4 = 0,3

    Tekanan tiup angin direncanakan sebesar 25 kg/m2

    Jadi tekanan positif anginnya adalah = 25 x 0,3 = 7,5 kg/m3

    Tekanan negatif anginnya adalah = 25 x -0,4 = -10kg/m2

    0,5 x Berat sendiri semua batang kuda kuda yang terletak peda satu titik buhul

    Panjang batang x Jarak kuda-kuda x berat penutup atap

    Lebar gording xTinggi gording x BJ. Kayu x Jarak kuda kuda

    Jarak kuda kuda x Jarak titik simpul bawah x Berat langit -langit

    11

    6