5

Click here to load reader

Materi KBO p2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

leadership style

Citation preview

Page 1: Materi KBO p2

Kurt Lewin pada tahun 1939 menyimpulkan bahwa ada tiga gaya kepemimpinan yang utama :

Authoritarian Leadership (autocratic)

Pemimpin dengan gaya authoritarian akan memberikan arahan yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

Fokus pada kontrol atas anggota group dan kepatuhan mereka kepada pemimpin

Pemisahan yang jelas antara pemimpin dengan anggota group

Pemimpin membuat keputusan dengan masukan seminimal mungkin dari anggota group

Keputusan yang diambil cenderung kurang kreatif

Participative Leadership (democratic)

Pemimpin memberikan petunjuk atau pedoman kepada anggota group, turut berpartisipasi didalam group, dan menerima masukan dari anggota group

Mendorong partisipasi anggota group dalam proses pengambilan keputusan namun keputusan akhir tetap diambil oleh pemimpin

Anggota group lebih termotivasi dan kreatif

Delegative Leadership (Laissez-Faire)

Pemimpin memberikan kebebasan kepada anggota group untuk menentukan bagaimana cara mereka bekerja dan juga untuk menentukan deadline mereka sendiri

Pemimpin memberikan support untuk resource yang dibutuhkan dan juga nasihat hanya bila dibutuhkan

Memberikan kepuasan kerja yang paling tinggi terhadap anggota group.

http://magnaqm.com/project-management-articles/leadership-style-yang-mana-gaya-kepemimpinan-anda/

Teori   Kepemimpinan Situasional adalah teori kepemimpinan yang dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard, Hersey dan Blanchard mengatakan bahwa seseorang pemimpin harus menyesuaikan gaya kepemimpinannya (leadership style) dengan tahap pengembangan para bawahannya (follower development level) yakni berdasarkan sejauh mana kesiapan dari para bawahan tersebut untuk melaksanakan suatu tugas yang akan mencakup di dalamnya kebutuhan akan kompetensi dan motivasi.

http://quickstart-indonesia.com/gaya-kepemimpinan-situasional/

Page 2: Materi KBO p2

Bernard Bass (1990), Kepemimpinan

transformasional adalah bentuk kepemimpinan

dimana pemimpinnya mampu memperluas serta

meningkatan minat bekerja para bawahannya,

sistem kepemimpinan dimana para pemimpinnya

mampu memicu kepekaan dan penerimaan visi

misi serta tujuan perusahaan, dan dimana

pemimpinnya memiliki kontrol terhadap para

bawahannya agar bawahan-bawahan mampu

menggali potensi mereka masing-masing demi

kemajuan perusahaan/ kelompok tersebut.

Menurut Burns (dalam Gardner dan Stough,

2002). Kepemimpinan transformasional dalam arti

lain adalah proses memotivasi bawahan dengan

cara yang menarik untuk meningkatkan tujuan

dan nilai moral. Kepemimpinan transformasional

juga didefinisikan dan diartikan sebagai suatu

pandangan untuk organisasi dan kemudian

memberikan inspirasi kepada bawahan untuk ikut

berperan dalam membangkitkan pandangan

tersebut.

Menurut Bycio dkk. (1995) serta Koh dkk. (1995), kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin menfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.

Berbagai karakteristik pemimpin sebagaimana

diutarakan, sebetulnya bisa dipetakan kedalam dua

besar tipe kepemimpinan yaitu kepemimpinan

tansaksional dan transformational.Berbagai karakteristik

pemimpin sebagaimana diidentifikasi Robert House,

masuk dalam tipe kepemimpinan transaksional.

Pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan

transaksional berorientasi pada penekanan biaya

terhadap usaha yang dilakukan dan menjaga agar

perilaku tersebut selalu diharapkan. Kepemimpinan

transaksional efektif, bila diterapkan pada organisasi

yang tidak dihadapkan pada perubahan-perubahan,baik

dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi.

Pada sisi lain, kepemimpinan transformasional adalah

suatu gaya atau perilaku pemimpin yang memberikan

pertimbangan sendiri, rangsangan intelektual, dan

memiliki charisma. Kepemimpinan transformasional

dianggap lebih revolusioner dan aktif. Peran pemimpin

dalam tipe kepemimpinan transformasional adalah

memberikan pelayanan sebagai katalisator dari

perubahan, namun disaat bersamaan juga sebagai

seorang pengendali perubahan. Disini, peran pemimpin

dapat dilihat sebagai agen perubahan.

Suatu hal yang paling penting, kepemimpinan

transaksional dan transformasional tidak dapat dilihat

sebagai pendekatan yang berlawanan. Kepemimpinan

transformasional itu dibangun di atas kepemimpinan

transaksional. Para pakar organisasi dan kepemimpinan

melihat tipikal kepemimpinan yang bersifat transaksional

dan kepemimpinan tansformasional, itu dapat ditemukan

pada satu orang pemimpin. Seseorang seharusnya bisa

menjalankan variasi gaya kepemimpinan

transformasional dan transaksional.

Page 3: Materi KBO p2

http://www.fasset.org.za/downloads/Management_and_Leadership_Final_Handbook.pdf

Authoritarian (autocratic) 

This style is used when the leader tells her employees what she wants done and how she wants it done, without getting the advice of her followers. Some of the appropriate conditions to use it are when you have all the information to solve the problem, you are short on time, and your employees are well motivated. Some people tend to think of this style as:

a vehicle for yelling, using demeaning language, and leading by threats and abusing their power.

This is not the authoritarian style, rather it is an abusive, unprofessional style called bossing people around. It has no place in a leader‘s repertoire. The authoritarian style should normally only be used on rare occasions. If you have the time and want to gain more commitment and motivation from your employees, then you should use the participative style.

Participative, consultative democratic 

This type of style involves the leader including one or more employees in on the decision making process (determining what to do and how to do it). However, the leader maintains the final decision making authority. Using this style is not a sign of weakness; rather it is a sign of strength that your employees will respect. This is normally used when you have part of the information, and your employees have other parts. Note that a leader is not expected to know everything -- this is why you employ knowledgeable and skilful employees. Using this style is of mutual benefit -- it allows them to become part of the team and allows you to make better decisions.

Delegative (free reign) 

In this style, the leader allows the employees to make the decision. However, the leader is still responsible for the decisions that are made. This is used when employees are able to analyse the situation and determine what needs to be done and how to do it. You cannot do everything! You must

set priorities and delegate certain tasks. This is not a style to use so that you can blame others when things go wrong, rather this is a style to be used when you have the full trust and confidence in the people below you. Do not be afraid to use it, however, use it wisely!

Transactional Leadership Assumptions :

•People are motivated by reward and punishment.• Social systems work best with a clear chain ofcommand.• When people have agreed to do a job, a part of the deal is that they cede all authority to their manager.• The prime purpose of a subordinate is to do what their manager tells them to do. Transactional leader works through creating clear stru

ctures – Work requirements are clear– Reward structure is clearpunishments are not always mentioned, but they are also wellunderstood and formal systems of discipline are usually in place

Page 4: Materi KBO p2

Leadership Theories and Styles IAAP 2009 Administrative Professionals Week Event

Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan.

H. Jodeph Reitz (1981) yang dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut :1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.2. Harapan dan perilaku atasan.3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan.4. Kebutuhan/persyaratan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.6. Harapan dan perilaku rekan.

The Four Factors Modelwww.drendall.com