materi klindamisin

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Tujuan Praktikum

a)Mahasiswa dapat mengetahui formulasi dalam pembuatan sediaan krim

b)Mahasiswa mampu menentukan basis krim yang sesuai dengan bahan aktifnya

c)Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap sediaan krim yang telah dibuat.

1.2Prinsip Praktikum

Proses pembuatan sediaan krim, yaitu bahan sebagai fase minyak dicampurkan kemudian dilelehkan dan bahan sebagai fase air dilarutkan dalam air. Kedua campuran tersebut kemudian dicampurkan secara bersamaan dalam kondisi suhu 70oC dengan pengadukan yang kuat dan konstans hingga terbentuk basis krim. Selanjutnya ditambahkan fase aktif dan dilakukan pengadukan hingga homogen.

Evaluasi terhadap sediaan krim, yaitu uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH dan pengujian kadar zat aktif dalam sediaan krim.

R/Chloramphenicol Base200 mg

Cetyl Alkohol200 mg

Asam Stearat450 mg

Simeticon300 mg

TEA90 mg

Nipagin18 mg

Nipasol2 mg

Gliserin200 mg

Aqua DM8,3 ml

1.3Formula

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Cream

oFarmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.

oFarmakope Indonesia Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

oFormularium Nasional, krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.

oSecara Tradisionalistilah krim digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair di formulasi sebagai emulsi air dalam minyak(a/m) atau minyak dalam air (m/a) (Budiasih, 2008).

Krim merupakan obat yang digunakan sebagai obat luar yang dioleskan ke bagian kulit badan. Obat luar adalah obat yang pemakaiannya tidak melalui mulut, kerongkongan, dan ke arah lambung. Menurut definisi tersebut yang termasuk obat luar adalah obat luka, obat kulit, obat hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat wasir, injeksi, dan lainnya.

oKualitas dasar krim, yaitu:

Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka krim harus bebas dari inkopatibilitas, stabil pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada dalam kamar.

Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan homogen.

Mudah dipakai, umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit.

Terdistribusi merata, obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat atau cair pada penggunaan (Anief, 1994).

2.2Penggolongan Krim

Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Ada dua tipe krim, yaitu:

1.Tipe a/m, yaitu air terdispersi dalam minyak:

Contoh : cold cream

Cold cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih, berwarna putih dan bebas dari butiran.Cold cream mengandung mineral oil dalam jumlah besar.

2. Tipe m/a, yaitu minyak terdispersi dalam air

Contoh: vanishing cream

Vanishing cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud membersihkan, melembabkan dan sebagai alas bedak. Vanishing cream sebagai pelembab (moisturizing) meninggalkan lapisan berminyak/film pada kulit.

2.3Kelebihan Dan Kekurangan Sediaan Krim

a)Kelebihan sediaan krim, yaitu:

1. Mudah menyebar rata

2. Praktis

3. Mudah dibersihkan atau dicuci

4. Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat

5. Tidak lengket terutama tipe m/a

6. Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m

7. Digunakan sebagai kosmetik

8. Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun.

b.Kekurangan sediaan krim, yaitu:

1. Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas.

2. Gampang pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas.

3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu sistem campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan.

2.4Bahan-bahan Penyusun Krim

Formula dasar krim, antara lain:

Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak, bersifat asam.Contoh : asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin solidum, minyak lemak, cera, cetaceum, vaselin, setil alkohol, stearil alkohol, dan sebagainya.

Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.Contoh : Na tetraborat (borax, Na biboras), Trietanolamin/ TEA, NaOH, KOH, Na2CO3, Gliserin, Polietilenglikol/ PEG, Propilenglikol, Surfaktan (Na lauril sulfat, Na setostearil alkohol, polisorbatum/ Tween, Span dan sebagainya).

3Bahan-bahan penyusun krim, antara lain:

1.Zat berkhasiat

2.Minyak

3.Air

4.Pengemulsi

5.Bahan Pengemulsi

Bahan pengemulsi yang digunakan dalam sediaan krim disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang akan dibuat /dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi dapat digunakan emulgide, lemak bulu domba, setaseum, setil alkohol, stearil alkohol, trietanolamin stearat, polisorbat, PEG. Sedangkan, bahan-bahan tambahan dalam sediaan krim, antara lain: Zat pengawet, untuk meningkatkan stabilitas sediaan.

Bahan Pengawet : Bahan pengawet sering digunakan umumnya metil paraben (nipagin) 0,12-0,18%, propil paraben (nipasol) 0,02-0,05%. Pendapar, untukmempertahankan pH sediaan Pelembab. Antioksidan, untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak jenuh.

2.5Metode Pembuatan Krim

Pembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan dan proses emulsifikasi. Biasanya komponen yang tidak bercampur dengan air seperti minyak dan lilin dicairkan bersama-sama di penangas air pada suhu 70-75C, sementara itu semua larutan berair yang tahan panas, komponen yang larut dalam air dipanaskan pada suhu yang sama dengan komponen lemak. Kemudian larutan berair secara perlahan-lahan ditambahkan ke dalam campuran lemak yang cair dan diaduk secara konstan, temperatur dipertahankan selama 5-10 menit untuk mencegah kristalisasi dari lilin/lemak. Selanjutnya campuran perlahan-lahan didinginkan dengan pengadukan yang terus-menerus sampai campuran mengental. Bila larutan berair tidak sama temperaturnya dengan leburan lemak, maka beberapa lilin akan menjadi padat, sehingga terjadi pemisahan antara fase lemak dengan fase cair (Munson, 1991).

2.6Stabilitas Sediaan Krim

Sediaan krim dapat menjadi rusak bila terganggu sistem campurannya terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi karena penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu bulan.

2.7Evaluasi Mutu Sediaan Krim

Agar system pengawasan mutu dapat berfungsi dengan efektif, harus dibuatkan kebijaksanaan dan peraturan yang mendasari dan ini harus selalu ditaati. Pertama, tujuan pemeriksaan semata-mata adalah demi mutu obat yang baik. Kedua, setia pelaksanaan harus berpegang teguh pada standar atau spesifikasi dan harus berupaya meningkatkan standard an spesifikasi yang telah ada.

Organoleptis

Evalusai organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden ( dengan kriteria tertentu ) dengan menetapkan kriterianya pengujianya ( macam dan item ), menghitung prosentase masing- masing kriteria yang di peroleh, pengambilan keputusan dengan analisa statistik.

2.Evaluasi pH

Evaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara perbandingan 60 g : 200 ml air yang di gunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen, dan diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur dengan pH meter, catat hasil yang tertera pada alat pH meter.

3.Evaluasi daya sebar

Dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan bebanya, dan di beri rentang waktu 1 2 menit. kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar ( dengan waktu tertentu secara teratur ).

4. Evaluasi penentuan ukuran droplet

Untuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim ataupun sediaan emulgel, dengan cara menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada objek glass, kemudian diperiksa adanya tetesan tetesan fase dalam ukuran dan penyebarannya.

5. Uji aseptabilitas sediaan.

Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner di buat suatu kriteria , kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang di timbulkan, kemudahan pencucian. Kemudian dari data tersebut di buat skoring untuk masing- masing kriteria. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Seiring dengan semakin berkembangnya sains dan tekhnologi, perkembangan di dunia farmasi pun tak ketinggalan. Semakin hari semakin banyak jenis dan ragam penyakit yang muncul. Perkembangan pengobatan pun terus di kembangkan. Berbagai macam bentuk sediaan obat, baik itu liquid, solid dan semisolid telah dikembangkan oleh ahli farmasi dan industri.

Ahli farmasi mengembangkan obat untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang bertujuan untuk memberikan efek terapi obat, dosis yang sesuai untuk di konsumsi oleh masyarakat. Selain itu, sediaan semisolid digunakan untuk pemakaian luar seperti krim, salep, gel, pasta dan suppositoria yang digunakan melalui rektum. Kelebihan dari sediaan semisolid ini yaitu praktis, mudah dibawa, mudah dipakai, mudah pada pengabsorbsiannya. Juga untuk memberikan perlindungan pengobatan terhadap kulit.

Berbagai macam bentuk sediaan semisolid memiliki kekurangan, salah satu diantaranya yaitu mudah di tumbuhi mikroba. Untuk meminimalisir kekurangan tersebut, para ahli farmasis harus bisa memformulasikan dan memproduksi sediaan secara tepat. Dengan demikian, farmasis harus mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Dengan cara melakukan, menentukan formulasi dengan benar dan memperhatikan konsentrasi serta karakteristik bahan yang digunakan dan dikombinasikan dengan baik dan benar.

1.2Tujuan

Mengetahui langkah-langkah cara pembuatan sediaan krim yang baik dan tepat.

1.3Manfaat

Dapat memahami langkah-langkah dalam pembuatan sediaan krim.

Untuk dapat mengaplikasikan di dunia kerja.

Untuk menambah wawasan dan ketrampilan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Krim

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. (FI III)

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. (FI IV hal. 6)

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. (Formularium Nasional)

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air tidak kurang dari 60%). (Ilmu Resep hal. 74)

2.2 Penggolongan Krim

Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asamasam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakain kosmetika dan estetika. Krim dapat juga digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal. Ada 2 tipe krim yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) dan krim tipe air dalam minyak (A/M). Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipeA/Mdigunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, kolsterol dan cera. Sedangkan untuk krim tipeM/Adigunakan sabun monovalen, seperti trietanolamin, natrium stearat, kalium stearat dan ammonium stearat. Selain itu juga dipakai tween, natrium lauryl sulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, cmc dan emulygidum.

Kestabilan krim akan terganggu/rusak jika sistem campurannya terganggu, terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi yang disebabkan perubahan salah satu fase secara berlebihan atau zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain.Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencernya yang cocok dan dilakukan dengan teknik aseptic. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan. Sebagai pengawet pada krim umumnya digunakan metil paraben (nipagin) dengan kadar 0,12% hingga 0,18% atau propil paraben (nipasol) dengan kadar 0,02% hingga 0,05%. Penyimpanan krim dilakukan dalam wadah tertutup baik atau tube ditempat sejuk, penandaan pada etiket harus juga terteraobat luar.

2.3 Cara Pembuatan Krim

Bagian lemak dilebur diatas penangas air, kemudian ditambahkan bagian airnya dengan zat pengemulsi, aduk sampai terjadi suatu campuran yang berbentuk krim.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Krim

Adapun kelebihandarisediaankrimyaitu:

1Mudah menyebar rata.

2Praktis.

3Lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air terutama tipeM/A(minyak dalam air).

4Cara kerja langsung pada jaringan setempat.

5Tidak lengket, terutama pada tipeM/A(minyak dalam air).

6Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun, sehingga pengaruh absorpsi biasanya tidak diketahui pasien.

7Aman digunakan dewasa maupun anakanak.

8Memberikan rasa dingin, terutama pada tipeA/M(air dalam minyak).

9Bisa digunakan untuk mencegah lecet pada lipatan kulit terutama pada bayi, pada faseA/M(air dalam minyak) karena kadar lemaknya cukup tinggi.

10Bisa digunakan untuk kosmetik, misalnya mascara, krim mata, krim kuku, dan deodorant.

11Bisa meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi tidak menyebabkan kulit berminyak.

Adapunkekurangan darisediaan krimyaitu:

1Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipeA/M(air dalam minyak)karena terganggu system campuran terutama disebabkan karena perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran 2 tipekrim jika zat pengemulsinya tidak tersatukan.

2Susah dalam pembuatannya, karena pembuatankrimharusdalam keadaan panas.

3Mudah lengket, terutama tipeA/M(air dalam minyak).

4Mudahpecah, disebabkan dalam pembuatan formulanya tidak pas.

5Pembuatannya harus secara aseptik.

2.5 Evaluasi Sediaan Krim

1. Evaluasi Fisik

Homogenitas diantara dua lapis film, secara makroskopis: alirkan diatas kaca. Konsistensi tujuan: mudah dikeluarkan dari tube dan mudah di oleskan. Pengukuran konsistensi dengan pnetrometer. Konsistensi atau rheologi dipengaruhi suhu: sediaan non-newton dipengaruhi oleh waktu istirahat, oleh karena itu harus dilakukan pada keadaan yang identik. Bau dan warna untuk melihat terjadinya perubahan fase. pH berhubungan dengan stabilitas zat aktif, efektivitas pengawet dan keadaan kulit.

2. Evaluasi Kimia

Kadar dan stabilitas zat aktif dan lain-lain.

3. Evaluasi Biologi

Kontaminasi Mikroba

Salep mata harus steril untuk salep luka bakar, luka terbuka dan penyakit kulit yang parah juga harus steril.

Potensi Zat Aktif

Pengukuran potensi beberapa zat antibiotik yang dipakai secara topikal.1.Ansel. 1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI press

2.Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

3.Anonim. 1995.Farmakope Indonesia ediai IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

4.Pharmacopee Ned edisi V

5.Soetopo dkk. 2002.Ilmu Resep Teori.Jakarta: Departemen Kesehatan

6.Voigt. 1995.Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM Press

7.Lachman dkk. 1994.Teori Dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UI Press

8.Departemen Kesehatan RI. 1978.Formularium Nasional edisi II. Jakarta

9.Van Duin. 1947.Ilmu Resep. Jakarta: Soeroengan

10.Anonim. Farmakope Herbal

11.Anief. 2006.Ilmu Meracik Obat.Yogyakarta: UGM Pres

Clindamycin adalah obat antibiotik yang diindikasikan untuk pengobatan infeksi bakteri anaerob dan jerawat.

Penggunaan obat Clindamycin ini harus dengan resep dokter atau dikonsultasikan terlebih pada dokter kulit anda karena obat ini mungkin dapat menyebabkan beberapa efek samping pada diri anda.

Orang-orang yang memiliki masalah jerawat yang parah biasanya berusaha untuk mengubah kebiasaan makan dan tidur yang kurang menyehatidak sehat, melakukan perawatan kulit bahkan mungkin telah menggunakan suplemen pengobatan jerawat.

Tapi terkadang hal-hal tersebut kurang memberikan hasil yang maksimal dalam mengobati jerawat yang terlanjur parah.

Jika anda belum menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi jerawat anda, cobalah untuk konsultasikan masalah anda dengan dokter anda.

Dokter mungkin akan mneyarankan obat tertentu yang akan efektif dalam pengobatan jerawat anda. Dan salah salah satu obat jerawat tersebut mungkin adalah Clindamycin.

Clindamycin biasanya mampu mengatasi bakteri P.acnes yang menyebabkan komedo, jerawat biasa dan jerawat meradang. Obat Clindamycin ini juga bersifat anti inflamasi dan membantu mengurangi kemerahan pada kulit yang meradang.

Penggunaan KlindamisinBiasanya Dosis Klindamisin diminum setiap enam jam dan dianjurkan untuk minum segelas penuh air dan tidak boleh berbaring selama setengah jam setelah pemberian obat Klindamisin ini.

Sangat penting untuk mengkonsumsi Klindamisin secara keseluruhan sesuai dosis dan jumlah obat yang dianjurkan oleh dokter anda walaupun mungkin jerawat anda telah sembuh meski obat yang diresepkan oleh dokter anda belum habis. Karena jika menghentikan pengobatan terlalu dini, infeksi anda dapat kambuh kembali.

Efek samping yang mungkin dari ClindamycinObat Clindamycin dapat menyebabkan efek samping seperti mual, gangguan perut, diare, sakit tenggorokan, bercak putih di mulut, mata atau kulit menguning, ruam kulit, keputihan, pusing, sulit bernapas dan lain sebagainya.

PeringatanTidak dianjurkan untuk menggunakan obat Clindamycin jika anda memiliki kondisi berikut :Alergi terhadap Klindamisin, lincomycin dan tartrazine Anda memiliki hati atau penyakit ginjal Wanita hamil atau sedang menyusui karena dapat menyebabkan kerusakan pada perkembangan janin dan balita anda. Anda menderita eksim , reaksi alergi pada kulit atau asma.

Jadi sebelum anda menggunakan obat Clindamycin ini harus dikonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kulit anda.

http://www.konsultasikedokteran.com/post/read/1274/manfaat-clindamycin-untuk-jerawat.htmlKlindamisin

Klindamisin Efektif untuk pengobatan infeksi serius yang disebabkanoleh bakteri anaerob, streptokokus, pneumokokus dan stafilokokus, seperti :

Infeksi saluran nafas yang serius.

Infeksi tulang dan jaringan lunak yang serius.

Septikemia.

Abses intra abdominal.

Infeksi pada panggul wanita dan saluran kelamin.

1.Kontra indikasi: orang-orang yang alergi terhadap klindamisin dan linkomisin.

2.Komposisi klindamisin:

Tiap kapsul mengandung 169,5 mg klindamisin hidroklorida setara dengan150 mg klindamissin

Tiap kapsul mengandung 339 mg klindamisin hidroklorida setara dengan

300 mg klindamisin.

3.Cara Kerja Obat:

Klindamisin dapat bekerja sebagai bakteriostatik maupun bakterisida tergantung konsentrasi obat pada tempat infeksi dan organisme penyebab infeksi.klindamisin menghambat sintesa protein organisme dengan mengikat subunit ribosom 50 S yang mengakibatkan terjhambatnya pembentukan ikatan peptida.Klindamisin diabsorbsi dengan cepat oleh saluran pencernaan.

4.Dosis:Dewasa : Infeksi serius 150-300 mg tiap 6 jam

Infeksi yang lebih berat 300-450 mg tiap 6 jam

Anak-anak : Infeksi serius 8-16 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3-4

Infeksi yang lebih berat 16-20 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3-4

Untuk menghindari kemungkinan timbulnya iritasi esofageal, maka obat

harus

ditelan dengan segelas air penuh.

Pada infeksi streptokokus beta hemolitik,pengobatan harus dilanjutkan

paling sedikit 10 hari.

5.Peringatan dan Perhatian:

Bila terjadi diare, pemakaian klindamisin harus dihentikan.

Perhatian harus diberikan untuk penderita yang mempunyai riwayat

penyakit saluran pencernaan.

Selama masa terapi yang lama, tes fungsi hati,ginjal dan hitung sel darah

harus dilakukan secara periodik. Pemakaian pada bayi dan bayi baru lahir,fungsi dari sistem organ harus dimonitor. Keamanan pemakaian pada waktu hamil dan menyusui belum diketahui.

Penggunaan klindamisin kadang-kadang menimbulkan pertumbuhan yang berlebihan dari organisme yang tidak peka, terutama ragi. Oleh karena itu kemungkinan timbulnya super infeksi dengan bakteri dan fungsi perlu diamati. Pada pasien dengan penyakit ginjal yang sangat berat dan atau penyakit hati yang sangat berat disertai dengan gangguan metabolik agar diperhatikan pemberian dosisnya, serta lakukan monitoring terhadap kadar serum klindamisin selama terapi dengan dosis tinggi.

Terapi dengan klindamisin dapat menyebabkan kolitis berat yang dapat berakibat fatal. Oleh karena itu pemberian klindamisin dibatasi untuk infeksi serius dimana tidak dapat diberikan anti mikroba yang kurang toxis misalnya eritromisin. Klindamisin tidak boleh digunakan untuk infeksi saluran nafas bagian atas, karena klindamisin tidak dapat mencapai cairan cerebrospinal dalam jumlah yang memadai, maka klindamisin tidak dapat digunakan untuk pengobatan meningitis.

6.Efek Samping :

Saluran pencernaan, seperti mual,muntah dan diare.

Reaksi hipersensitif, seperti rash dan urtikaria.

Hati : Penyakit kuning, abnormalitas pemeriksaan fungsi hati.

Ginjal : Klindamisin tidak bersifat langsung terhadap kerusakan ginjal.

Hematopoietic :Neutropenia (leukopenia dan eosinofilia sementara).

Muskuloskeletal : Poliartritis.

7.Interaksi Obat :

Senyawa penghambat neuromuskular, seperti aminoglikosida dan eritromisin. Pemberian klindamisin harus disertai resep dokter.

Fitrianingsih.Dwi,2009.Farmakologi Obat-obatan dalam Praktik Kebidanan.yogjakarta:Offset

Pengobatan jerawat kadang-kadang membutuhkan waktu berbulan-bulan, tergantung seberapa parah jerawat tersebut.

Anda bisa mengobati sendiri jerawat ringan Anda, seperti bintik-bintik, komedo putih, dan komedo hitam dengan menggunakan krim atau gel yang mengandung benzoil peroksida. Krim atau gel tersebut dapat Anda beli tanpa resep dokter. Berikut ini adalah beberapa saran yang berguna bagi Anda yang berjerawat.

Gunakanlah sabun atau pembersih ringan, serta air hangat untuk membersihkan area yang berjerawat. Sebaiknya hindari menggunakan air yang terlalu panas atau dingin karena bisa membuat jerawat makin parah.

Jangan terlalu sering mencuci area kulit yang berjerawat karena hal tersebut hanya akan memperparah iritasi, cukup cuci dua kali dalam sehari.

Atur rambut sebisa mungkin agar tidak mengenai wajah dan keramas rambut secara rutin agar selalu bersih.

Jangan mencoba menghilangkankomedodengan cara menekannya karena justru akan memperparah dan meninggalkan bekas luka.

Jangan pakai kosmetik atau rias wajah secara berlebihan. Sebaiknya gunakan produk kosmetik berbasis air yang tidak memiliki efek menghalangi pori-pori kulit.

Bersihkan seluruh rias wajah sebelum tidur.

Jika Anda memiliki kulit kering, pakailah pelembab berbasis air yang tidak mengandung unsur parfum.

Jika Anda sedang mengobati jerawat, sebaiknya jangan mengharapkan hasil singkat karena prosesnya bisa berlangsung hingga tiga bulan. Kesabaran dan ketahanan sangat dibutuhkan selama proses tersebut.

Jika area yang teriritasi meluas, serta muncul papula dan pustula dalam jumlah yang besar, dan tidak kunjung sembuh walau sudah diobati sendiri, segera periksakan diri ke dokter. Dokter biasanya akan memberi Anda resep obat.

Obat jerawat yang biasanya dibeli dengan resep meliputi antibiotik topikal, retinoid topikal, pil KB kombinasi untuk wanita, tabletisotretinoin, tablet antibiotik, dan asamazelaic.

Dokter bisa saja merujuk Anda kepada dokter spesialis kulit jika muncul nodul yang menyakitkan, selain papula dan pustula dalam jumlah besar pada dada, punggung, serta wajah Anda.

Jenis-jenis Pengobatan Topikal Berbentuk Krim, Pelembab, dan Gel

Mengatasi jerawat dengan retinoid

Selain mencegah tersumbatnya folikel rambut oleh sel-sel kulit yang mati, retinoid topikal juga mampu mengurangi produksi sebum pada kelenjar minyak. Obat-obatan retinoid topikal yang umum dipakai adalahtretinoindan adapalene,yang tersedia dalam bentuk krim dan gel. Obat ini biasanya dipakai sekali sebelum tidur, yaitu 20 menit setelah Anda mencuci wajah.

Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai sebelum memakai obat ini. Bagi wanita hamil, retinoid topikal patut dijauhi karena dapat menyebabkan cacat lahir. Selain itu, pakailah obat ini sesuai takaran dan lindungi kulit yang teriritasi dari paparan sinar ultraviolet matahari yang berlebihan.

Biasanya pengobatan ini dijalankan dalam jangka waktu enam minggu. Namun untuk mencegah jerawat muncul kembali, Anda mungkin disarankan untuk terus menggunakan obat ini dengan frekuensi yang jarang.

Mengatasi jerawat dengan benzoil peroksida

Benzoil peroksida mampu mencegah kulit mati menyumbat folikel rambut dan membunuh bakteri yang dapat menginfeksi folikel yang tersumbat. Obat ini dipakai pada area wajah yang berjerawat pada 20 menit sesudah Anda mencuci muka. Benzoil peroksida tersedia dalam bentuk gel dan krim.

Gunakanlah obat ini sesuai takaran yang dianjurkan. Penggunaan yang terlalu berlebihan bisa menyebabkan kulit mengalami iritasi. Beberapa efek samping yang timbul dari penggunaan obat ini diantaranya adalah sensasi gatal, menyengat, dan panas pada kulit. Selain itu kulit juga bisa mengeras dan kering, bahkan menjadi kemerahan dan mengelupas.

Hindari terlalu sering terpapar sinar ultraviolet matahari saat memakai benzoil peroksida karena obat ini dapat menyebabkan kulit Anda lebih sensitif terhadap sinar tersebut. Obat ini juga memiliki efek memutihkan, jadi sebisa mungkin jangan sampai terkena baju atau rambut Anda.

Tidak perlu khawatir terhadap efek samping yang ada karena efek samping tersebut akan hilang sendirinya setelah pengobatan selesai.

Untuk menghilangkan seluruh jerawat, biasanya benzoil peroksida dipakai selama enam minggu. Namun setelahnya, ada penderita yang mungkin disarankan untuk terus menggunakan obat ini dengan frekuensi pemakaian yang lebih jarang untuk mencegah jerawat kembali.

Mengatasi jerawat dengan asamazelaic

Asamazelaicmampu menyingkirkan kulit mati dan membunuh bakteri jerawat. Obat ini biasa dijadikan alternatif bagi mereka yang tidak ingin menjalani pengobatan dengan retinoid topikal atau benzoil peroksida karena efek sampingnya yang terasa menjengkelkan dan mengganggu. Obat ini tidak membuat pemakainya sensitif terhadap sinar matahari.

Namun bukan berarti obat asamazelaictidak memiliki efek samping. Efek samping tetap ada walau lebih ringan. Beberapa efek samping penggunaan asamazelaicadalah kulit menjadi kemerahan dan kering. Kadang-kadang kulit juga terasa gatal, panas, atau menyengat.

Asamazelaictersedia dalam bentuk gel atau krim, biasanya dipakai dua kali dalam sehari atau sekali dalam sehari bagi mereka yang memiliki kulit yang lebih sensitif. Khasiat awal obat ini baru akan terlihat sebulan setelah Anda menggunakannya.

Mengatasi jerawat dengan antibiotik topikal

Antibiotik topikal mampu membunuh bakteri pada kulit yang dapat menginfeksi folikel rambut yang tersumbat. Obat ini tersedia dalam bentuk cairan atau gel.

Ada beberapa efek samping yang bisa timbul melalui pengobatan ini, meski hal tersebut jarang terjadi. Efek samping tersebut berupa kulit menjadi kemerahan dan terasa panas, kulit mengalami iritasi ringan, dan kadang-kadang mengelupas.

Antibiotik topikal umumnya digunakan sekali hingga dua kali dalam sehari. Biasanya pengobatan ini dilakukan selama enam hingga delapan minggu. Setelah jangka waktu tersebut, pemakaian obat ini harus dihentikan agar bakteri pada wajah tidak berbalik menjadi kebal terhadap obat ini sehingga infeksi bisa bertambah atau jerawat semakin parah.

Tablet antibiotik untuk mengobati jerawat yang lebih parah.

Tablet antibiotik biasanya dikombinasikan dengan pengobatan topikal untuk mengobati jerawat yang lebih parah. Pemulihan biasanya baru akan terlihat setelah enam minggu pengobatan, tergantung reaksi dari masing-masing pengguna. Bahkan ada yang pemulihannya baru terlihat setelah empat hingga enam bulan.

Dalam sebagian besar kasus jerawat parah, dokter akan meresepkan sejenis antibiotik yang disebut tetrasiklin. Namun biasanya obat ini tidak diberikan kepada wanita yang sedang hamil atau menyusui. Sebagai penggantinya, dokter akan menyarankan antibiotik yang disebut dengan eritromisin karena lebih aman untuk digunakan.

Selain dapat membuat kulit Anda sensitif terhadap sinar ultraviolet dari matahari, tetrasiklin juga dapat membuat pil kontrasepsi menjadi kurang efektif selama beberapa minggu pertama pengobatan. Biasanya Anda dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi lain, seperti kondom, selama menjalani pengobatan ini.

Isotretionin untuk mencegah tersumbatnya folikel rambut

Isotretionin adalah obat jerawat berbentuk tablet. Obat ini mampu mencegah tersumbatnya folikel rambut dan menurunkan jumlah bakteri pada kulit. Selain itu isotretionin juga membantu mengurangi produksi sebum di kelenjar kulit. Isotretionin juga dapat meredakan bengkak di dalam bintik jerawat dan mengurangi kemerahan di sekitar kulit yang terinfeksi.

Sebagian besar pengguna obat isotretionin membutuhkan waktu empat hingga enam bulan sebelum kemajuan terlihat. Selama tujuh hingga sepuluh hari pertama pengobatan, jerawat akan terlihat makin menyebar. Namun jangan khawatir karena hal tersebut normal pada masa awal pemakaian.

Terlepas dari sejumlah keunggulan di atas, obat ini juga menyimpan berbagai efek samping. Oleh karena itu penggunaan isotretionin hanya disarankan bagi yang mengalami jerawat yang sudah parah dan tidak bisa pulih dengan pengobatan lain. Dengan kata lain bagi mereka yang pengobatannya khusus diresepkan oleh dokter spesialis kulit. Sejumlah efek samping dari pengobatan isotretinoin meliputi:

Perubahan kadar gula dalam darah.

Peradangan, kekeringan, dan keretakan yang terjadi pada kulit, bibir, serta sekitar lubang hidung.

Adanya darah pada urin

Blepharitis atau radang kelopak mata

Konjungtivitisatau radang serta iritasi mata

Beredar sejumlah isu bahwa pengguna isotretionin mengalami perubahan suasana hati. Meski belum ada bukti mengenai hal tersebut,ada baiknya Anda melakukan tindakan pencegahan. Tanyakan kepada dokter jika Anda merasa tertekan atau cemas, bersikap agresif, atau memiliki bayangan untuk bunuh diri setelah memulai pemakaian isotretinoin.

Efek samping lain dari pengobatan isotretionin yang lebih jarang terjadi adalah penyakit ginjal, radang pankreas, dan hepatitis atau radang hati. Oleh sebab itu Anda disarankan untuk melakukan tes darah sebelum atau selama menjalani pengobatan ini untuk menghindari ketiga risiko efek tersebut.

Efek samping isotretinointerhadap bayi yang dikandung

Efek samping terakhir dari pengobatan isotretionin yang sangat dikhawatirkan wanita hamil adalah kelainan pada janin yang dikandung. Obat ini juga sebaiknya dihindari oleh mereka yang sedang menyusui.

Jika Anda wanita yang tengah memasuki usia subur, sebaiknya pakai satu atau dua metode kontrasepsi selama satu bulan sebelum pengobatan dimulai, selama pengobatan berjalan dan selama satu bulan setelah pengobatan usai. Meski Anda telah memakai metode kontrasepsi, Anda juga perlu melakukan tes kehamilan sebelum, selama, dan sesudah pengobatan. Begitu juga bagi mereka yang tengah hamil atau merasa dirinya sedang hamil, sangat dilarang menggunakan isotretionin.

Segera hubungi dokter spesialis kulit jika Anda merasa sedang hamil saat menggunakan pengobatan isotretionin.

Terapi hormon untuk wanita menstruasi yang mengalami jerawat

Dampak positif dari pengobatan terapi hormon seringkali dirasakan wanita berjerawat, terutama jika jerawat tersebut muncul selama masamenstruasiatau jika berkaitan dengan masalah hormon seperti sindrom ovarium polikistik. Jika Anda belum menggunakan pengobatan tersebut, Anda biasanya akan disarankan dokter untuk menggunakan pil KB kombinasi. Umumnya pada wanita, pil KB kombinasi dapat membantu memulihkan jerawat meski bisa memakan waktu hingga satu tahun untuk terlihat hasil sepenuhnya.

Bagi mereka yang memiliki jerawat parah dan jerawat tersebut kebal terhadap antibiotik, pengobatan denganco-cyprindiolbisa diterapkan.Co-cyprindiolmerupakan pengobatan hormon yang mampu menurunkan produksi sebum pada kelenjar kulit. Efek pemulihannya baru bisa terlihat setelah dua hingga enam bulan pengobatan. Sedangkan untuk efek sampingnya sendiri, bagi mereka yang menggunakanco-cyprindiolbisa mengalami:

Sakit kepaladan dada.

Perubahan suasana hati.

Naik atau turunnya berat badan.

Pendarahan dan timbulnya bercak di antara masa menstruasi yang kadang-kadang dapat terjadi selama beberapa bulan awal pemakaian.

Penurunan gairah seks.

Selain efek samping di atas, pengobatan denganco-cyprindioljuga menyimpan risiko besar, di antaranya adalah risikokanker payudaradan pembekuan darah di kemudian hari.

Bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui, sebaiknya tidak menggunakan obat ini karena tidak aman. Usahakanlah melakukan tes kehamilan terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini.

Penanganan jerawat dengan alternatif lainnya

Selain menggunakan obat-obatan, ada beberapa teknik pengobatan jerawat lainnya. Diantaranya adalah terapi fotodinamik,chemical peels, dan ekstraktor komedo.

Dalam terapi fotodinamik, jerawat dihilangkan dengan teknik penyinaran. Sedangkanpadachemical peels, kulit yang berjerawat dikelupaskan dengan tujuan untuk menumbuhkan lapisan kulit baru. Dalam prosesnya, chemical peels melibatkan bahan kimia. Dan yang terakhir adalah teknik pengangkatan jerawat dengan alat yang disebut ekstraktor komedo. Sesuai dengan namanya, prosedur ini diterapkan untuk menghilangkan komedo.

http://www.alodokter.com/jerawat/pengobatan