Upload
moh-zaki
View
117
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas paibp kelas (X)2
Citation preview
BAB 7
A. Ayat Tentang Musyawarah (Demokrasi)
ى نك فاػف ػ د ا ي فض ا غهع انقهة ل د فظ ك ن ى د ن ن الله ح ي ا سد ى فث س ا ى فش ن اعر ف اليش
) أل ػشا فئرا ػضيد ه ك ر ذة ان ه الله إ م ػه الله كه (951فر
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun
bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu . Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya(ali imran ayat 159)
1. Makna mufrodat: Musyawarah
Istilah “musyawarah” berasal dari kata musyawarah. Ia adalah bentuk masdar
dari kata syâwara – yusyâwiru yakni dengan akar kata syin, waw,dan ra‟ dalam pola fa‟ala.
Struktur akar kata tersebut bermakna pokok “ Menampakkan dan menawarkan sesuatu” dan
“mengambil sesuatu “ dari kata terakhir ini berasal ungkapan syâwartu fulânan fi amrî: “
Quraish syihab menyebutkan dalam tafsirnya, akar kata musyawarah terambil dari
kata ) شس( syawara yang pada mulanya bermakna “mengeluarkan madu dari sarang
lebah”. Makna ini kemudian berkembang, sehingga mencakup segala sesuatu yang dapat
diambil / di keluarkan dari yang lain ( termasuk pendapat). Orang yang bermusyawarah
bagaikan orang yang minum madu.
Dari makna dasarnya ini diketahui bahwa lingkaran musyawarah yang terdiri dari peserta dan
pendapat yang akan disampaikan adalah lingkaran yang bernuansa kebaikan. Peserta
musyawarah adalah bagaikan lebah yang bekerja sangat disiplin, solid dalam bekerja sama
dan hanya makan dari hal- hal yang baik saja ( disimbolkan dengan kembang), serta tidak
melakukan gangguan apalagi merusak dimanapun ia hinggap dengan catatan ia tidak
diganggu. Bahkan sengatannya pun bisa menjadi obat. Sedangkan isi atau pendapat
musyawarah itu bagaikan madu yang dihasilkan oleh lebah. Madu bukan hanya manis tapi
juga menjadi obat dan karenanya menjadi sumber kesehatan dan kekuatan. Itulah hakekat
dan semangat sebenarnya dari musyawarah. Karenanya kata tersebut tidak digunakan kecuali
untuk hal- hal yang baik- baik saja.
Dalam Al- Qur‟an terdapat empat kata yang berasal dari kata kerja syâwara, yakniasyâra “
memberi isyarat”, tasyâwur ( berembuk saling menukar pendapat), syâwir ” mintalah
pendapat”, dan syara “ dirembukkan”. Dua kata terakhir ini relevan dengan kehidupan
politik atau kepimimpinan.
2. Asbabun Nuzul
Perintah bermusyawarah pada ayat diatas turun setelah peristiwa menyedihkan pada perang
Uhud, ketika itu menjelang pertempuran, Nabi mengumpulkan sahabat- sahabatnya untuk
memusyawarahkan bagaimana sikap menghadapi musuh yang sedang dalam perjalanan dari
makkah ke madinah. Nabi cenderung untuk bertahan dikota Madinah, dan tidak keluar
menghadapi musuh yang datang dari makkah. Sahabat- sahabat beliau terutama kaum muda
yang penuh semangat mendesak agar kaum muslim dibawah pimpinan Nabi Saw atau keluar
menghadapi musuh. Pendapat mereka itu mendapat dukungan mayoritas, sehingga Nabi
menyetujuinya. Tetapi, peperangan berakhir dengan gugurnya para sahabat yang jumlahnya
tidak kurang dari tujuh puluh orang.
Konteks turunnya ayat ini, serta kondisi psikologis yang dialami Nabi dan sahabat beliau
amat perlu digaris bawahi untuk melihat bagaimana pandangan Al- Qur‟an tentang
musyawarah.
Ayat ini seakan – akan berpesan kepada Nabi, bahwa musyawarah harus tetap dipertahankan
dan dilanjutkan. Walaupun terbukti pendapat yang mereka putuskan keliru. Kesalahan
mayoritas lebih dapat ditoleransi dan menjadi tanggung jawab bersama, dibandingkan dengan
kesalahan seseorang meskipun diakui kejituan pendapatnya sekalipun[1][2].
Sebagaimana sebuah ungkapan:
takkan kecewa orang yang memohon petunjuk ( kepada “ ,ا خاب استشاس ال ذ استخاس
Allah) tentang pilihan yang terbaik, dan tidak juga akan menyesal seseorang yang melakukan
musyawarah.”[2][3]
3. Kandungan Ayat
Ayat yang menjadi pembahasan mengenai musyawarah yaitu QS Ali Imran (3): 159, turun
setelah peristiwa perang uhud. Sebelum perang dilakukan, nabi mengajak para sahabatnya
untuk musyawarah tentang bagaimana menghadapi musuh. Pada musyawarah tersebut, nabi
mengikuti pendapat mayoritas sahabat, meskipun ternyata hasilnya sungguh sangat
menyedihkan karena berakhir dengan kekalahan kaum muslimin. Setelah kejadian itulah nabi
memutuskan untuk menghapus musyawarah. Namun dengan turunnya ayat ini, Allah
berpesan kepada nabi bahwa tradisi musyawarah tetap harus dipertahankan dan dilanjutkan
meski terbukti hasil keputusannya ( kadang ) keliru.[3][4]
Dari ayat tersebut, dapat diambil empat sikap ideal ketika dan setelah melakukan
musyawarah:
1. Sikap lemah lembut. Seseorang yang melakukan musyawarah, apalagi pemimpin harus
menghindari tutur kata yang kasar serta sikap keras kepala.
2. Memberi maaf dan membuka lembaran baru. Sikap ini harus dimiliki peserta
musyawarah, sebab tidak akan berjalan baik, kalau peserta masih diliputi kekeruhan hati
apalagi dendam.
3. Memiliki hubungan yang harmonis dengan Tuhan yang dalam ayat itu dijelaskan dengan
permohonan ampunan kepada- Nya. Itulah sebabnya yang harus mengiringi musyawarah
adalah permohonan maghfiroh dan ampunan Ilahi, sebagai mana ditegaskan oleh
pesan ى فش ن اعر
4. Setelah selesai semuanya harus diserahkan kepada Allah, yaitu tawakkal
Beberapa sikap tersebut ideal namun sekaligus berat. Fakhrudin Ar-Razi menangkap
beberapa sikap positif dalam musyawarah
1. Musyawarah merupakan bentuk penghargaan terhadap orang lain dan karenanya
menghilangkan anggapan paternalistik bahwa orang lain itu rendah
2. Meskipun nabi adalah pribadi sempurna dan cerdas, namun sebagai manusia ia memiliki
kemampuan yang terbatas. Karenanya beliau sendiri menganjurkan dalam sabdanya” tidak
ada satu kaum yang bermusyawarah yang tidak ditunjuki kearah penyelesaian terbaik
perkara mereka‟‟.
3. Menghilangkan buruk sangka. Dengan musyawarah prasangka terhadap orang lain
menjadi tereliminasi.
4. Mengeliminasi beban psikologis kesalahan. Kesalahan mayoritas dari sebuah hasil
musyawarah menjadi tanggung jawab bersama dan lebih bisa ditoleransi dari pada kesalahan
keputusan individu. Hal- hal positif muncul karena musyawarah menghasilkan masyurah:
pendapat, nasihat, dan pertimbangan
4. Munasabah Ayat
QS Ali Imran (3): 159 merupakan satu diantara tiga ayat yang secara langsung menjelaskan
tentang musyawarah. Dua ayat lainnya adalah :
Al baqarah (2:233) ند ػه ان ضاػح رىه انشه أساد أ ن كايه ن ه د لد أ انذاخ شضؼ ان ن
ل ي ا نذ انذج ت ا ل ذضاسه عؼ ؼشف ل ذكههف فظ إله ه تان ذ كغ ه اسز يصم رنك سصق ػه ان نذ ند ن ت
ذغرشضؼا أ أسدذى أ إ ا اح ػه س فل ج ذشا ا ذشاض ي أسادا فصالا ػ رى فئ كى إرا عهه لدكى فل جاح ػه
رى تا تصش )يا آذ ه ا ذؼ ت ه الله ا أ اػه اذهقا الله ؼشف (322ن
Yang menjelaskan tentang bagaimana seharusnya hubungan suami istri saat mengambil
keputusan yang berkaitan dengan rumah tangga dan anak- anak seperti dalam ayat ini tentang
menyapih anak. Ayat ini sebagai petunjuk agar persoalan – persoalan rumah tangga
dimusyawarahkan bersama antara suami dan istri.
Ayat yang senada dengan ayat tersebut adalah : ذؼاعشذى فغرشضغ ن إ ؼشف كى ت شا ت أذ
شا meskipun dengan menggunakan (Attalaq , 65: 6) أخش أذ (berembuklah) yang kemudian
melahirkan kata „ muktamar‟
Ayat lainnya adalah : Dalam surat As-syura (42:38) ى أيش لج أقايا انصه ى اعرجاتا نشت انهز
س فق ى ا سصقا ه ي ى yang menjelaskan tentang keadaan kaum muslim madinah yang ت
bersedia membela nabi sebagai hasil kesepakatan dari proses musyawarah. Dalam ayat itu,
musyawarah sudah menjadi tradisi masyarakat dalam memutuskan segala perkara mereka.
QS Ali Imran (3: 159) memiliki munasabah yang erat dengan QS. Al- Syuraa(42: 38) yang
sama- sama berbicara tentang musyawarah. Sikap dan perangai Nabi tersebut harus dicontoh
umatnya, terutama ketika mereka bermusyawarah dalam upaya mengatasi persoalan yang
mereka hadapi. Baik persoalan tersebut menyangkut masalah pemerintah dalam skop luas
maupun persoalan rumah tangga dalam skop yang lebih kecil seperti yang ditegaskan dalam
QS al Baqarah(2: 233)
B. hadist pokok sesuai tema
أت ج ػ يشه ش ت ػ ش ػ الػ ح ػ هاد دذهشا أت يؼا دذهشا
صهه جء تالعاس قال سعل الله و تذس ا كا ه قال ن ػثذ الله ذج ػ ػث
عههى يا ػه هحا الله زا انذذس ط حا ف ؤلء العاس فزكش قصه ف ذقن
زا دذس شج ش أت أظ ب أت أ ش ػ ف انثاب ػ قال أت ػغ
ػ ش أت غ ي ذج نى غ أت ػث د أدذاا دغ شج قال يا سأ ش أت
عههى ػه صهه الله سعل الله ي أكصش يشسجا لصذات
Telah menceritakan kepada kami Hannad berkata, telah menceritakan kepada kamiAbu
Mu'awiyah dari Al A'masy dari Amru bin Murrah dari Abu Ubaidah dari Abdullah ia berkata, "Ketika perang
badar usai dan para tawanan didatangkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apa pendapat
kalian mengenai pata tawanan itu…lalu perawi menyebutkan kisah yang panjang dalam hadits ini." Abu Isa
berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Umar, Abu Ayyub, Anas dan Abu Hurairah. Dan hadits ini
derajatnya hasan. Abu Ubaidah belum pernah mendengar dari bapaknya. Telah diriwayatkan pula dari Abu
Hurairah, ia berkata, "Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling sering bermusyawarah dengan para
sahabat selain dari pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." (H.R Tirmidzi)
Hadist terkait : 1) Hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah
ت ياج(إإرا اعرشا أدذكى أخا فهغش ػه )ا
Apabila salah seorang kamu meminta bermusyawarah dengan saudaranya, maka
penuhilah. (HR. Ibnu Majah)
2) Hadits yang diriwayatkan Ath-Thabrani
ذشاسا انفقاء انؼاتذ ل ذجؼه تشأ خاصح )انطثشا(
Bermusyawarahlah kalian dengan para ahli (fiqih) dan ahli ibadah, dan janganlah hanya
mengandalkan pendapat otak saja (HR. Ath-Thabrani)
3) Hadits yang diriwayatkan Ahmad
ت تكش ػش: ناجرؼا ف يشسج قال سعل هللا صم هللا ػه عهى
يااخرهفركا )س. أدذ(
Telah bersabda Rasulullah SAW. Kepada Abu Bakar dan Umar: “Apabila kalian berdua
sepakat dalam musyawarah, maka aku tidak akan menyalahi kamu berdua(HR. Ath-Thabrani)
4) Hadits yang diriwayatkan Tirmidzi
يا ساءد أدذا أكصش يشسج لصذات ي سعل هللا صم هللا ػه عهى
Saya tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak musyawarah dengan sahabatnya
dibanding Rasulullah SAW. (HR. Tirmidzi)
Tujuan dan Manfaat Musyawarah
A) Tujuan Musyawarah
1. Menghasilkan pendapat-pendapat dan jalan keluar untuk dapat sampai kepada
penyelesaian dalam bentuk yang paling utama.
2. Jaminan penjagaan atas kebaikan-kebaikan umum, dan tidak tersia-sianya hak-hak
manusia jika direalisasikan dengan bentuk yang sempurna.
3. Merealisasikan keadilan di antara manusia.
4. Kemampuan musyawarah untuk menyerap perselisihan-perselisihan, menjaga dari
kegoncangan yang terkadang dihasilkan karena perbedaan pendapat.
B) Manfaat Musyawarah
إا ذث يقادش انؼقل الفاو ، يقذاس انذة اإلخلص نهصانخ ( )
انؼايح.
إ ػقل اناط يرفاذح أفكاسى يخرهفح ، فشتا ظش نثؼضى ي صانخ ()
اساء يا ل ظش نش إ كا ػظا.
ا ، خراس انشأ انصائة ي تا.إ اساء فا ذقهة ػه ج ( )
إ ظش فا اجراع انقهب ػه إجاح انغؼ انادذ ، اذفاق انقهب ( )
ػه رنك يا ؼ ػه دصل انطهب
(: )ذفغش انشاغ :
Musyawarah, mengandung banyak sekali manfaatnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Melalui musyawarah, dapat diketahui kadar akal, pemahaman, kadar kecintaan, dan
keikhlasan terhadap kemaslahatan umum
2) Sesungguhnya akal manusia itu bertingkat-tingkat, dan jalannalarnyapun berbeda-
beda. Oleh karena itu, di antara mereka pastimempunyai suatu kelebihan pandangan
disbanding yang lain (dan sebaliknya), sekalipun di kalangan para pembesar.
3) Sesungguhnya pendapat-pendapat dalam musyawarah diujikeakuratannya, . Setelah itu,
dipilihlah pendapat yang sesuai (baik dan benar)
4) Di dalam musyawarah, akan tampak bersatunya hati untuk mensukseskan suatu upaya
dan kesepakatan hati. Dalam hal itu, memang, sangat diperlukan untuk suksesnya masalahnya
masalah yang sedang dihadapi.
Kesimpulan :
Musyawarah merupakan sesuatu yang dianjurkan dalam agama. Banyak manfaat dari
musyawarah.
Alquran dan Alhadist merupakan dua landasan pokok yang harus dijadikan pedoman
hidup. Dengan berpegang teguh pada Alquran dan Alhadist tidak akan tersesat dalam
menjalani kehidupan. Sebagaimana jaminan Rasulullah:
ذشكد فكى ايش ن ذضها يا ا ذغكرى تا كراب هللا عح ث )س. يهك(
Telah aku tinggalkan bagimu dua perkara, yang tidak akan tersesat kamu selama
berpegang teguh kepadanya, kitabullah dan Sunnah Nabinya. (HR.Malik)
Analisis beserta Saran :
Istilah “musyawarah” berasal dari kata musyawarah. Ia adalah bentuk masdar
dari kata syâwara – yusyâwiru yakni dengan akar kata syin, waw,dan ra‟ dalam pola fa‟ala.
Struktur akar kata tersebut bermakna pokok “ Menampakkan dan menawarkan sesuatu” dan
“mengambil sesuatu “ dari kata terakhir ini berasal ungkapan syâwartu fulânan fi amrî:
Secara bahasa syûrâ bisa berarti mengambil, melatih, menyodorkan diri, dan meminta pendapat atau nasihat;
atau secara umum, asy-syûrâ artinya meminta sesuatu.
Kata ( شس ) Syûrâ terambil dari kata ( -شاسة -شاسة
Syûrâ. Kata Syûrâ bermakna mengambil dan mengeluarkan pendapat yang ( شس) menjadi (إستشاسة
terbaik dengan menghadapkan satu pendapat dengan pendapat yang lain. Dalam Lisanul „Arab berarti memetik
dari serbuknya dan wadahnya. Kata ini terambil dari kalimat (ششث اىعسو) saya mengeluarkan madu dari
wadahnya. Berarti mempersamakan pendapat yang terbaik dengan madu, dan bermusyawarah adalah upaya
meraih madu itu dimanapun ia ditemukan, atau dengan kata lain, pendapat siapapun yang dinilai benar tanpa
mempertimbangkan siapa yang menyampaikannya. Musyawarah dapat berarti mengatakan atau mengajukan
sesuatu. Kata musyawarah pada dasarnya hanya digunakan untuk hal-hal yang baik, sejalan dengan makna
dasarnya. Sedangkan menurut istilah fiqh adalah meminta pendapat orang lain atau umat mengenai suatu
urusan. Kata musyawarah juga umum diartikan dengan perundingan atau tukar pikiran. Perundingan itu juga
disebut musyawarah, karena masing-masing orang yang berunding dimintai atau diharapkan mengemukakan
pendapatnya tentang suatu masalah yang dibicarakan dalam perundingan itu.
Sedangkan menurut istilah sebagaimana dikemukaan oleh Ar-Raghib Al-Ashfahani:
سةاىشا : اىشسة استخشاج اىشأ بشاخعت اىبعط إى اىبعط
(۷)انشاغة :
Dari pengertian itu dapat disimpulkan, syura artinya memusyawarahkan perbedaan-perbedaan pendapat
atas sesuatu untuk melahirkan kebaikan dan kebenaran yang ada di dalamnya.
Sedangkan dalam KBBI musyawarah berarti pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan
atas penyelesaian masalah (KBBI:768).
Saran :
Kita sebagai umat Islam seharusnya berpegang teguh terhadap Alquran dan As-Sunnah.
Termasuk didalamnya mengambil keputusan dengan cara musyawarah. Sesuatu yang
datangnya dari agama tidak perlu diragukan lagi, didalamnya pasti akan membawa banyak
manfaat. soal
1.apa yang dimaksud demokrasi?
2.apa manfaat demokrasi bagi kita?
3.sebutkan perilaku demkrasi?
4.sebutkan salah satu ayat tentang demokrasi?
5.berilah contoh demokrasi dalam laingkungan sekolah?
6.berilah contoh demokrasi dalam laingkungan keluarga?
7.berilah contoh demokrasi dalam laingkungan masyarakat?
8.berilah contoh demokrasi dalam laingkungan negara?
BAB 8
Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan
malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan. Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang
berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang
dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian
tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.
3.kejadian alam semesta
Akal yang sehat tentu akan menyandari bahwa adanya sesuatu adanya yang
mengadakannya.demikiaan pula dengan alam semesta ini beserta isi nya pasti ada yang
menciptakan dan pencipta jagat raya ini pasti zat pencipta alam surat Ibrahim ayat 23 Allah
berfirman
4.kejadian manusia
Lewat kejadian manusia terbukti manusia di ciptakan oleh zat maha kuasa.tidak mungkin
manusia ada dengan sendirinya Allah berfirman Almukminun ayat 12-14
( غ سلىت سا ىقذ خيقا ال خعيا طفت ف قشاس 23 (ث
( ن ا 24 عغت عظا عغت فخيقا اى خيقا اىطفت عيقت فخيقا اىعيقت (ث
ش أ ا ث ىح ا اىعظا )فنس اىخاىق أحس (25أا خيقا ءاخش فتباسك اللDan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
C. Aspek-Aspek yang mencakup iman kepada Allah SWT
Adapun yang mencakup aspek iman kepada Allah SWT ialah[3]:
1. Iman Akan adanya Allah
Kebesaran Allah ini dapat dibuktikan oleh fitrah, akal, syara‟ (Al-Quran dan Hadis)
danperasaan, hal ini sebagaimana terperinci di dalam poin-poin berikut ini :
a. Dalil kebesaran Allah berdasarkan fitrah.
Semua mahkluk di ciptakan oleh Allah dalam keadaan beriman kepada penciptanya, tanpa
melalui proses berputar. Seseorang tidak akan berpaling dari fitrah ini kecuali jika ada
sesuatu yang memalingkan hatinya dari fitrah tersebut. Sebagaimana sabda nabi
“tidak ada anak yang terlahir kecuali di lahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang
tuanya yang menjadikannya Yahudi dan Nasrani atau Majusi(H.R Bukhari)
b. Dalil Keberadaan Allah Berdasarka Akal
Semua makhluk baik yang pada zaman dulu pmaupun yang kan dating pasti membutuhkan
pencipta yang menciptakannya. Sedang mereka tidak mungkin ada dengan sendirinya atau mungkin
ada secara kebetulan.
Allah telah menyebutkan dalil „aqli (aqal) dan bukti yang qath‟I (pasti) pada surah at-thur
yang artinya : “ apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan diri
mereka sendiri”.
Maksudnya ialah bahwa mereka tidak mungkin diciptakan tanpa ada yang menciptakannya.
Dan tidak mungkin mereka menciptakan dirinya sendiri sehingga tidak ada yang lain kecuali Allah
lah yang menciptakannya.
2. Mengimani Allah Sebagai Rabbi
Maksudnya ialah mengimani bahwa Allah satu-satunya Rabbi, dimana tidak ada sesuatu
ataupun penolong baginya dalam masalah ini. Yang dimaksud dengan rabi adalah zat yang
menciptakan, menguasai dan memerintah, yaitu tidak ada pencipta selain Allah, tidak ada raja kecuali
Allah dan hak memerintah hanya miliknya semata.
Allah berfirman : Q.S Al-A‟raf : 54
السض ف س اث اىز خيق اىس الل سبن عي إ است ث تت أا
شاث سخ اىد ش اىق س اىش اس طيب حثثا و اى اىعشش غش اىي
( سب اىعاى ش تباسك الل ال أال ى اىخيق ش (65بأSesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
lalu Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan
cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada
perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam.
Q.S Fathir : 13
ش مو اىق س ش اىش سخ و اس ف اىي ىح اى اس و ف اى ىح اىي
ا د تذع اىز يل ى اى سبن الل رىن س دش لخو
ش) قط ين 24) Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan
matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat)
demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah)
selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.
Dalam hal ini tak ada seorang pun manusia yang meningkari bahwa Allah adalah Rabbi
kecuali orang-orang yang sombong yang ia sendiri tak yakin dengan apa yang ia katakan.
3. Mengimani Allah sebagai Illah
Maksudnya adalah mengimani bahwa Allah adalah satu-satunya Illah yang sebenarnya dan tidak ada
sekutu baginya. Yang dimaksud dengan Illah ialah Al-ma‟luuh atau Al-Ma‟buud yang berarti zat yang
disembah oleh manusia dengan maksud untuk mencintai dan mengangungkannya. Allah berfirman
(Q.S Al-Baqarah : 163)
( ح اىش ح اىش احذ ال إى إال إى ن إى 274) Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Al-Imran : 18
ال إى أ ذ الل ش ا باىقسػ ال إى إال قائ أى اىعي لئنت اى إال
( (29اىعزز اىحنAllah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang
menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian
itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
4. Mengimani sifat-sifat dan Nama-nama Allah
Maksudnya Adalah menetapkan dan nama-nama sifat yang telah ditetapkan oleh Allah untuk dirinya
sendiri baik dalam tetapnya maupun dalam sunnah Rasulnya. Tentunya dengan gambaran yang sesuai
dengan keagungan Allah, tanpa harus merubah, mengingkari, memuaskan, tentang bentuk atau
caranya ataupun menyerupakannya dengan sesuatu apapun. Allah SWT berfirman :
(Q.S Al-A‟raaf : 180)
سدز ائ ف أس يحذ رسا اىز ا اء اىحس فادع ب الس لل ( ي ا ماا ع 291)
Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna
itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-
Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
(Q.S Ar-Rum : 27)
اىخيق اىز بذأ ثو العي ف ى اى عي أ عذ ث
( اىعزز اىحن السض اث (38اىسDan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)
nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nyalah sifat
yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Q.S As-Syura : 11)
( أال تق فشع (22ق(yaitu) kaum Fir`aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?"
D. Sifat-sifat Allah
Sifat-sifat yang baik bagi Allah.
a. Pengertiannya Sifat Wajib
Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada Zat Allah sebagai kesempurnaan
baginya. Allah adalah Khaliq zat yang memiliki sifat yang tidak mungkin sama dengan sifat yang
dimiliki oleh mahluknya. Zat Allah tidak bisa dibayangkan bagaimana bentuknya, rupa dan ciri-
cirinya begitu juga sifat-sifatnya. Tidak bisa disamakan dengan sifat-sifat mahluk.
Sifat-sifat wajib bagi Allah itu diyakini melalui akal (wajib „Aqli) dan berdasarkan dalil naqli
(Al-Quran dan Hadist).
b. Pembagian sifat-sifat wajib bagi Allah
Menurut para ulama ilmu kalam sifat-sifat wajib bagi Allah terdiri dari atas 20 sifat, dari 20
sifat itu dikelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :
a. Sifat Nafsiyah
Yaitu sifat yang berhubungan dengan zat Allah. Sifat Nafsiyah ini ada satu, yaitu wujud.
b. Sifat Shalbiyah
Yaitu sifat yang meniadakan adanya sifat sebaliknya. Sifat shalbiyah ini ada lima, yaitu : Qidam,
Baqa, Mukhalafatuhu lilhawadist, Qiyamuhu Binafsihi, Wahdaniyah.
c. Sifat Ma‟ani
Yaitu sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Yang termasuk sifat ma‟ani ada tujuh, yaitu :
Qudrah, Iradah, „ilmu, Hayat, Sama‟, Bashar, kalam.
d. Sifat Ma‟nawiyah
Sifat ma‟nawiyah adalah kezaliman dari sifat ma‟ani, sifat ma‟nawiyah tidak dapat berdiri sendiri,
sebab setiap ada sifat ma‟ani tentu ada sifat ma‟nawiyah. Jumlah sifat ma‟nawiyah sama dengan
jumlah sifat ma‟ani, yaitu : Qadiran, Muridan, „Aliman, Hayyan, Sami‟an, Bashiran, Mutakalliman.
E. Manfaat Beriman Kepada Allah
Manfaat besar yang dapat kita petik karena beriman kepada Allah diantaranya :
1. menguatkan Tauhid kepada Allah sehingga seseorang yang telah beriman kepada
Allah tidak akan mengagungkan dirinya kepada sesuaatu selain Allah, baik dengan cara
berharap ataupun takut kepadanya, dan ia tidak akan menyembah selain Allah.
2. Sesorang akan mencintai Allah secara sempurna dan akan mengagungkannya sesuai
dengan nama-namanya yang baik dan sifat yang mulia.
3. mewujudkan penghambaaan diri kepada Allah yaitu dengan melakukan apa yang
diperintahkannya dan menjauhi apa yang dilarangya.
Adapun fungsi beriman kepada Allah yang ketentuannya dalam sikap dan kepribadian manusia
sebagai berikut :
1. Menyadari kelemahan diri di depan Allah
2. Menyadari bahwa segala sesuatu yang dinikmati dalam kehidupan ini berasal dari
Allah SWT.
3. Menyadari bahwa dirinya pasti akan kembali kepada Allah dan dimintai pertanggung
jawaban atas segala perbuatan yang pernah dilakukan.
4. Sadar dan segera bertaubat apabila terjadi kekhilafab dalam berbuat dosa dan segera
memohon ampun serta bertaubat kepada Allah SWT sebagaiman firman Allah Q.S Al-imran :
135.
فاستغف رمشا الل فس ا أ ظي إرا فعيا فاحشت أ اىز شا ىزب
( عي ا فعيا ا عي صش ى ب إال الل غفش اىز 246) Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,
mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang
mereka mengetahui.
soal
1.apa yang dimaksud iman?
2.mengapa kita harus beriman kepada allah?
3.apa yang dimaksud iman kepada allah?
4.beriman kepada allah merupakan rukun iman yang ke?
5.seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin(orang yang beriman) sempurna apabila
memenuhi tiga unsur keimanan,sebutkan tiga unsur terssebut?
6.nama nama yang indah bagi allah sering disebut?
7.berilah contoh perilaku yang mencerminkan bahwa sesorang beriman kepada allah?
8.apa akkibatnya jika seseorang tidak beriman kepada allah?
9.bagai mana cara menerapkan perilaku beriman kepada allah?
10.sebutkan hikamah kita beriman kepada allah
BAB 9 & 10
AKHLAK MAHMUDAH (TERPUJI) DAN AHLAK MAZMUMAH (TERCELA)
A. PENGERTIAN AKHLAK
Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama‟ dari “khulqu” dari bahasa Arab yang
artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak
yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-
Ahklakul Mazmumah).
Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana, memelihara diri dari
sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan hawa nafsu) dan bersifat adil. Jelasnya,
ia merangkumi sifat-sifat seperti berbakti pada keluarga dan negara, hidup bermasyarakat dan
bersilaturahim, berani mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan berterima kasih, sabar dan
rida dengan kesengsaraan, berbicara benar dan sebagainya.
Masyarakat dan bangsa yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke arah pembinaan tamadun
dan kejayaan yang diridai oleh Allah Subhanahu Wataala. Seperti kata pepatah seorang penyair Mesir,
Syauqi Bei: "Hanya saja bangsa itu kekal selama berakhlak. Bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap
pulalah bangsa itu".
Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT, akhlak yang baik itu dapat diwujudkan
dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi segala perintahnya dan
meninggalkan semua larangannya, mengikuti ajaran-ajaran dari sunnah Rasulullah, mencegah diri kita
untuk mendekati yang ma‟ruf dan menjauhi yang munkar, seperti firman Allah dalam surat Al-Imran
110 yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menuju kepada yang makruf dan
mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah”
Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki, sombong,
nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati yang lainnya,
akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang
lain yang di sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni kegagalan
dalam membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran pada
bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang
berbunyi:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).” (Q.S. Ar-Ruum: 41).
B. PENGERTIAN AKHLAK MAHMUDAH (TERPUJI)
Akhlak mahmudah (terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya).
Contohnya :
disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin,
percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig,
fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana‟ah, dan tawakal,
ber-tauhiid, ikhlaas, khauf, taubat, ikhtiyaar, shabar, syukur, tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh dan
ta‟aawun, berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan
menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan
remaja, serta pengenalan tentang tasawuf.
1. Contoh-Contoh Akhlak Mahmudah
Dalam pembahasan ini kami akan menjabarkan akhlak mahmudah yang meliputi ikhlas,
sabar, syukur, jujur, adil dan amanah. a. Ikhlas
Kata ikhlas mempunyai beberapa pengertian. Menurut al-Qurtubi, ikhlas pada dasarnya
berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk. Abu Al-Qasim Al-Qusyairi
mengemukakan arti ikhlas dengan menampilkan sebuah riwayat dari Nabi Saw, “Aku pernah bertanya
kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, “Aku telah menanyakan hal itu kepada Allah,” lalu
Allah berfirman, “(Ikhlas) adalah salah satu dari rahasiaku yang Aku berikan ke dalam hati orang-
orang yang kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku.”
Keikhlasan seseorang ini, akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Anggota masyarakat yang
mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan lahir-bathin dan dunia-akhirat, bersih dari sifat
kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan, perdamaian serta kesejahteraan.
b. Amanah
Secara bahasa amanah bermakna al-wafa‟ (memenuhi) dan wadi‟ah (titipan) sedangkan
secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Hal ini didasarkan pada
firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk mengembalikan titipan-titipan
kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia agar menghukumi dengan adil…”
(QS 4:58).
Dalam ayat lainnya, Allah juga berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada
langit, bumi dan gunung-gunung, maka mereka semua enggan memikulnya karena mereka khawatir
akan mengkhianatinya, maka dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan bodoh…” (QS. 33:72).
c. Adil
Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga tidak lain ialah
berupa perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama menempatkan adil kepada beberapa peringkat,
yaitu adil terhadap diri sendiri, bawahan, atasan/ pimpinan dan sesama saudara. Nabi Saw bersabda,
“Tiga perkara yang menyelamatkan yaitu takut kepada Allah ketika bersendiriaan dan di khalayak
ramai, berlaku adil pada ketika suka dan marah, dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga
perkara yang membinasakan yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil, dan kagum seseorang
dengan dirinya sendiri.” (HR. AbuSyeikh).
d. Bersyukur
Syukur menurut kamus “Al-mu‟jamu al-wasith” adalah mengakui adanya kenikmatan dan
menampakkannya serta memuji (atas) pemberian nikmat tersebut.Sedangkan makna syukur secara
syar‟i adalah : Menggunakan nikmat AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya.
Lawannya syukur adalah kufur.Yaitu dengan cara tidak memanfaatkan nikmat tersebut, atau
menggunakannya pada hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT.
C. PENGERTIAN AKHLAK MAZMUMAH (TERCELA)
Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan
RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka,
khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik,
dan murtad, kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab, tamak, takabbur, hasad, dendam,
giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan diskriminasi, perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan,
berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba), israaf, tabdzir.
Dalam konteks pembahasan Akhlak itu, maka akhlak dapat di bagi kepada 3 (tiga) bagian yaitu :
1. Akhlak kepada Allah SWT
Akhlak kepada Allah adalah perbuatan hambaNya terhadap Allah SWT.
2. Akhlak kepada MakhlukNya
Akhlak kepada MakhlukNya adalah perbuatan hambaNya terhadap makhluk Allah, seperti Malaikat,
Jin, Manusia, dan Hewan.
3. Akhlak kepada Lingkungan
Akhlak kepada lingkungan adalah perbuatan hambaNya terhadap lingkungan (semesta alam), seperti :
tumbuh-tumbuhan, air (laut, sungai, danau), gunung, dan sebagainya.
Contoh Sifat Mazmumah (Tercela) yaitu:
1. Penyakit hati antara lain disebabkan karena ada perasaan iri:
Iri adalah sikap kurang senang melihat orang lain mendapat kebaikan atau keberuntungan.
Sikap ini kemudian menimbulkan prilaku yang tidak baik terhadap orang lain, misalnya sikap tidak
senang, sikap tidak ramah terhadap orang yang kepadanya kita iri atau menyebarkan isu-isu yang
tidak baik. Jika perasaan ini dibiarkan tumbuh didalam hati, maka akan muncul perselisihan,
permusuhan, pertengkaran, bahkan sampai pembunuhan, seperti yang terjadi pada kisah Qabil dan
Habil.
2. Penyakit hati disebabkan karena perasaan dengki. Dengki artinya merasa tidak senang jika orang lain mendapatkan kenikmatan dan berusaha agar
kenikmatan tersebut cepat berakhir dan berpindah kepada dirinya, serta merasa senang kalau orang
lain mendapat musibah. Sifat dengki ini berkaitan dengan sifat iri. Hanya saja sifat dengki sudah
dalam bentuk perbuatan yang berupa kemarahan, permusuhan, menjelek-jelekkan, menjatuhkan nama
baik orang lain.
3. Hasud Hasud adalah sikap suka menghasud dan mengadu domba terhadap sesama. Menghasud adalah
tindakan yang jahat dan menyesatkan, karena mencemarkan nama baik dan merendahkan derajat
seseorang dan juga karena mempublikasikan hal-hal jelek yang sebenarnya harus ditutupi. Saudaraku
(sidang pembaca) tahukah antum, bahwa iri, dengki dan hasud itu adalah suatu penyakit. Pada
mulanya iri yaitu perasaan tidak suka terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain. Kemudian, jika
dibiarkan tumbuh, iri hati akan berubah menjadi kedengkian. Penyakit kedengkian jika dibiarkan terus
akan berubah menjadi penyakit yang lebih buruk lagi, yaitu hasud.
D.AKHLAK MAHMUDAH MELAHIRKAN INSAN YANG BERTAKWA Sifat Mahmudah atau juga dikenali dengan akhlak terpuji ialah sifat yang lahir didalam diri
seseorang yang menjalani pembersihan jiwa dari sifat-sifat yang keji dan hina (sifat mazmumah).
Sifat Mazmumah boleh dianggap seperti racun-racun yang boleh membunuh manusia secara tidak
disedari dan sifat ini berlawanan dengan sifat mahmudah yang sentiasa mengajak dan menyuruh
manusia melakukan kebaikan. Oleh itu, dalam Islam, yang menjadi pengukur bagi menyatakan sifat
seseorang itu sama ada baik atau buruk adalah berdasarkan kepada akhlak dan perilaku yang dimilik
oleh seseorang.
Dalam mengamalkan sifat-sifat mahmudah atau etika hidup yang murni, ia merangkumi banyak aspek
antaranya :
1. Akhlak Terhadap Diri Sendiri, seperti menjaga kesihatan diri, membersih jiwa daripada akhlak
yang buruk dan keji serta tidak melakukan perkara-perkara maksiat.
2. Akhlak Terhadap Keluarga, seperti pergaulan dan komunikasi yang baik antara suami isteri,
berbuat baik kepada kedua ibu bapa, menghormati yang lebih tua dan mengasihi orang-orang muda
daripada kita.
3. Akhlak Terhadap Masyarakat, seperti sentiasa menjaga amanah, menepati janji, berlaku adil,
menjadi saksi yang benar dan sebagainya.
Akhlak dapat dibentuk dengan baik sekiranya kita benar-benar mengikuti lunas-lunas yang telah
disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Antara jalan terbaik untuk membentuk akhlak yang mulia
ialah :
1. Mempunyai Ilmu Pengetahuan. setiap mukmin perlu mempelajari apakah yang dimaksudkan
dengan akhlak terpuji (akhlak mahmudah) dan tahu membezakan dengan akhlak yang keji ( akhlak
mazmumah ).
2. Menyedari Kepentingan Akhlak Yang Diamalkan. Ini kerana akhlak merupakan cermin diri bagi
seseorang muslim dan membawa imej Islam, malahan daya tarikan Islam juga bergantung kepada
akhlak yang mulia.
3. Mempunyai Keazaman Yang Tinggi, melalui keazaman yang tinggi dan kuat sahajalah jiwa
seseorang dapat dibentuk untuk benar-benar menghayati sifat yang mulia.
KESIMPULAN Bermula dari zaman Nabi Adam a.s, manusia sudah ditakdirkan untuk menjalani peringkat
hidup duniawi di atas muka bumi ini. Sedari detik itu sehingga kini, manusia terus menjalani
hidup dengan berbagai cara dan peristiwa yang membentuk sejarah dan tamaddun manusia.
Sifat dan keperibadian manusia penuh pertentangan dan beraneka ragam. Manusia bukan
makhluk sosial semata-mata malah bukan jua diciptakan untuk mementingkan diri sendiri
semata-mata.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam diutuskan kepada manusia untuk menyempurnakan
akhlak sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis Rasulullah SAW. Dengan akhlak
Rasulullah memenuhi kewajiban dan menunaikan amanah, menyeru manusia kepada tauhid
dan dengan akhlak jualah baginda menghadapi musuh di medan perang.
SOAL
1.apa yang dimaksud akhlak?
2.apa yang dimaksud akhlak terpuji?
3.apa yang dimaksud akhlak tercela?
4.sebutkan macam akhlak terpuji?
5.sebutkan macam macam akhlak tercela?
6.ber ilah contoh akhlak tercela?
7. apa manfaat bagi kita melakukan akhlak terpuji?
8.apa akibat dari kita yang berperilaku tercela?
9.berilah contoh akhlak terpuji?
10.apa yang dimaksud su'udzan?
BAB 11
HUKUM ISLAM TENTANG I NFAK, ZAKAT, HAJI DAN WAKAF
A. INFAK
1. Pengertian Infak
Infak menurut arti bahasa adalah biaya, belanja atau mengeluarkan. Sedangkan infak menurut istilah
adalah mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki kepada orang yang mebutuhkan dengan tujuan
mencari ridha Allah.
Hukum infak ada dua yaitu :
1. Wajib yaitu mengeluarkan harta untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga, yang disebut dengan
nafaqah/nafkah. Firman Allah :
Artinya: “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan
orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang
Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan.” (QS. At-Talaq/65; 7)
1. Sunat yaitu mengeluarkan sebagaian harta kepada orang yang membutuhkan untuk mencari
keridhaan Allah. Firman Allah :
Artinya : “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi
dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah/2; 274)
2. Perundang-undangan tentang Infak
undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 1999 tengtang pengelolaan zakat, yang didalamnya terdapat
klausul dalam pasal 13 dan 17 yang menyatakan :Peraturan perundang-undangan tentang infak tertuang dalam
Undang-
Pasal 13 :
“Badan Amil Zakat dapat menerima harta selain zakat, seperti infak, hinbah, wasiat dan kifarat.”
Pasal 17 :
“Hasil penerimaan infak, sadaqah, hibah,wasiat, waris dan kifarat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 13
didayagunakan terutama untuk usaha produktif.”
3. Contoh Pengelolaan Infak
Banyak lembaga di Indonesia yang mengelola infak yang kemudian disalurkan kepada mereka yang
berhak menerimanya, khususnya kepada mereka yang tertimpa musibah atau bencana.
Infak juga dapat didayagunakan untuk kegiatan produktif, misalnya untuk modal membuka koperasi
sekolah, membiayai kegiatan kerohanian dan sebagainya.
b Membiasakan diri berinfak
Berinfak merupakan bagian dari amal saleh, untuk itu hendaknya dibiasakan dalam kehidupan sehari-
hari.
Untuk dapat membiasakan diri berinfak, maka sebaiknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tanamkan keyakinan bahwa pada setiap harta yang kita miliki ada hak orang lain yang
membutuhkannya.
2. Tanamkan rasa kasih sayang terhadap sesama.
3. Mulaihah berinfak sesuai kemampuan, sehingga terbiasa setelah berkecukupan.
B. ZAKAT
1. Pengertian Zakat
Zakat menurut arti bahasa adalah tumbuh, berkembang, bertambah, bersih dan suci. Sedang zakat
menurut istilah adalah kadar (ukuran) harta yang wajib dikeluarkan kepada orang yang berhak
menerimanya.
Zakat hukumnya wajib. Firman Allah :
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”(QS. At-
Taubah/9; 103)
Pada garis besarnya zakat terbagi 2 bagian yaitu :
1. Zakat Fitrah
Zakat Fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan untuk membersihkan setiap jiwa muslim laki-laki
atau perempuan, besar, kecil, merdeka atau hamba sahaya yang memiliki kelebihan harta di akhir
bulan Ramadhan dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Adapun Syarat wajib zakat Fitrah adalah :
Islam
Hidup di bulan Ramadhan dan malam hari raya Idul Fitri walaupun hanya sebentar.
Memiliki kelebihan makanan pokok untuk dimakan di malan dan siang hari raya idul fitri.
1. Zakat Mal
Zakat Mal atau zakat harta ialah mengeluarkan sebagian harta benda yang menjadi hak milik
seseorang sesuai dengan ketentuan syariat dengan tujuan untuk membersihkan atau mensucikan harta
tersebut.
Adapun harta yang wajib di zakati adalah sebagai berikut :
Barang tambang (Ma‟din), yang wajib dizakati ada 2 yaitu :
1. Emas, nisabnya (batas minimal wajib zakat) adalah 93,6 gram, sedangkan zakatnya adalah 2,5 %
atau 1/40.
2. Perak, nisabnya 624 gram zakatnya 2,5 %
Perniagaan/Perusahaan (Tijarah), semua harta perniagaan wajib dizakati, nisab dan zakatnya sama
dengan emas, waktunya mengeluarkan zakatnya setelah haul (satu tahun) berniaga.
Hasil pertanian (Zira‟ah), berupa biji-bijian yaitu seperti. Padi, jagung dan gandum. Buah-buahan
seperti kurma dan anggur. Nisabnya adalah 930 liter/7 kwintal (untuk biji-bijian) bersih dari
kulitnya, atau 14 kwintal yang masih berkulit. Zakatnya 5 % untuk pengairan yang memakai biaya,
10 % yang pengairannya tidak memakai biaya (tadah hujan). Waktu mengeluarkan zakatnya setiap
kali panen.
Peternakan (An‟am), yang wajib dizakati adalah :
1. Unta, nisabnya 5 ekor
2. Sapi/Kerbau, nisabnya 30 ekor
3. Kambing/Domba, nisabnya 40 ekor
Barang terpendam (Rikaz). Barang terpendam yang ditemukan seperti emas, perak dan lainnya
wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 20 % (1/5).
Uang (Nuqud), nisab dan zakat uang sama dengan zakat emas.
Golongan yang berhak menerima (Mustahik) zakat ada 8 Asnaf yaitu
:
1. Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta, pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-
hari
2. Miskin adalah orang yang memiliki harta dan penghasilan namun tidak mencukupi kebutuhannya
sehari-hari.
3. Amilin adalah oarang yang mengelola zakat.
4. Muallaf adalah orang yang baru masuk Islam.
5. Riqab adalah hamba sahaya yang mau memerdekakan dirinya.
6. Gharim adalah orang yang mempunyai utang untuk kemaslahtan dirinya atau umat.
7. Ibnu Sabil adalah orang yang ada dalam perjalanan (musafir) yang kehabisan bekal.
Firman Allah :
Artinya :”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-
orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai
suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(QS. At-
Taubah/9; 60)
1. 2. Perundang-undangan tentang Pengelolaan Zakat
Perundang-undangan yang mengatur tentang zakat antara lain :
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.
Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 tahun 2003 tentang pelaksanaan undang-undang Nomor
38 tahun 1999.
Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat dan Urusan Haji Nomor D/291/tahun 2000
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat
Dalam Undang-undang RI Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, terdapat
empat aspek penting yang menjadi subtansi tentang zakat yaitu :
BAB II Pasal 5, tentang Tujuan Zakat
BAB III Pasal 6, tentang Lembaga atau Organisasi Pengelola Zakat
BAB IV Pasal 2, tentang Harta yang Wajib dizakati
BAB V Pasal 16 ayat 1 – 3, tentang Pendayagunaan Zakat
3. Contoh Pengelolaan Zakat
Berdasarkan undang-undang bahwa zakat harus dikelola oleh pemerintah melalui suatu badan yang
diberi nama Badan Amil Zakat (BAZ) atau Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Contoh pengelolaan zakat fitrah dalam setiap tahun dititipkan kepada Unit Pengumpulan Zakat (UPZ)
tingkat desa, disampaikan ke BAZ kecamatan kemudian ke BAZ Kabupaten, kemudia dana zakat itu
didistribusikan kepada para mustahik yang sangat membutuhkan atau digunakan untuk kegiatan usaha
produktifyang dapat menyerap banyak tenaga kerja, misalnya membantu para pengusaha kecil dan
menengah.
1. C. HAJI dan UMRAH
1. 1. Pengertian Haji dan Umrah
Haji menurut arti bahasa adalah menyengaja berbuat sesuatu. Sedangkan menurut istilah haji adalah
sengaja mengunjungi ka‟bah (Baitullah) untuk melakukan ibadah kepada Allah pada waktu dan
dengan cara-cara yang telah ditentukan.
Umrah menurut arti bahasa adalah pergi menuju. Sedang menurut istilah umrah adalah pergi menuju
ka‟bah (Baitullah) untuk melakukan ibadah kepada Allah dengan cara-cara yang telah ditentukan.
Hukum melaksanakan ibadah haji adalah wajib bagi setiap orang yang mampu seumur hidup satu kali,
berdasarkan firman Allah :
Artinya : “mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah” (QS. Ali Imran/3; 97)
2. Syarat, Rukun, Wajib, Haji dan Umrah
a. Syarat Haji dan Umrah
Syarat Haji dan Umrah ada lima yaitu :
Beragama Islam
Balig
Berakal sehat
Merdeka
Mampu, mempunyai bekal dan aman
b. Rukun Haji dan Umrah
Rukun Haji ada 5 yaitu :
Ihram yaitu niat haji
Wukuf yaitu diam di padang Arafah
Thawaf yaitu mengelilingi ka‟bah sebanyak 7 kali
Sa‟I yaitu berlari-lari kecil antara Safa dan Marwah sebanyak 7 kali
Tahalul yaitu akhir dari ibadah haji ditandai dengan mencukur rambut minimal tiga helai.
Tertib yaitu berurutan sesuai dengan perintah.
Rukun Umrah sama dengan rukun haji kecuali wukuf.
c. Wajib Haji
Wajib haji ada 7 yaitu :
Ihram pada miqatnya
Bermalam di Muzdalifah
Melontar jumrah Aqabah
Melontar tiga jumrah (Ula, Wustha dan Aqabah)
Mabit (bermalam) di Mina
Thawaf Wada
Menjauhkan diri dari larangan selama ihram haji
Sedangkan Syarat Umrah hanya dua yaitu :
Ihram pada miqatnya
Menjauhkan diri dari larangan selama ihram Umrah
d. Sunat Haji
Hal-hal yang disunatkan dalam melakukan ibadah haji antara lain :
Menunaikan haji secara Ifrad yaitu mendahulukan haji dari pada Umrah.
Talbiyah, yaitu :
ل يل ال شش اى ت ىل اىع ذ اىح ل.إ ل ىل ىب ل ال شش ل ىب ىب ل اىي ىل ىب
Berdo‟a setelah membaca talbiyah :
اىاس. سختل ر ع اىدت إا سأىل سظاك اىي
Thawaf Qudum
Melakukan salat dua rakaat setelah Thawaf qudum
Masuk ke ka‟bah
Ziarah ke makam Nabi Muhammad saw dan Nabi Ibrahim as.
3. Perundang-undangan tentang Pengelolaan Haji
Perundang-undangan yang mengatur tentang pengelolaan ibadah haji diantaranya :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
2. Peraturan Presiden RI Nomor 3 1960 tentang Penyelenggaraan urusan Haji.
3. Keputusan Presiden RI Nomor 112 tahun 1964 tentang Penyelenggaraan urusan Haji secara
interdepartemantal.
4. Keputusan Presiden RI Nomor 22 tahun 1969 tentang Penyelenggaraan urusan Haji oleh
Pemerintah.
5. Keputusan Direktur Jendral bimbingan Masyrakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Nomor D/377
tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
6. 4. Contoh Pengelolaan Haji
Sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, pengelolaan dan penyelenggaran ibadah
haji dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dengan cara sebagai berikut :
1. Pemerintah menunjuk bank-bank pemerintah dan swasta untuk menampung setoran ongkos naik
haji (ONH) dari masyarakat.
2. Mendaftarkan diri ke Departemen Agama dengan melengkapi administrasi sebagai berikut :
Foto copy KTP
Surat Keterangan Serba Guna dari desa atau kelurahan
Foto copy surat nikah bagi yang berkeluarga
Pas foto
Keterangan sehat dari dokter Puskesmas atau Dinas kesehatan.
Mengisi formulir pendaftaran
Bukti pelunasan ONH
Membayar biaya administrasi sesuai ketentuan
D. WAKAF
1. Pengertian, Syarat dan Rukun Wakaf
a. Pengertian Wakaf
Wakaf menurut arti bahasa ialah menahan, berhenti atau diam. Sedang menurut istilah ialah
menahan harta benda yang tahan lama zatnya untuk diambil manfaat oleh umum demi
mendekatkan diri kepada Allah swt.
Dalil yang berhubungan dengan wakaf diantaranya ;
Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka
Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS.Ali Imran/3; 92)
b. Syarat Wakaf
Ada 3 syarat wakaf yaitu :
1. Barang yang diwakafkan harus tahan lama zatnya dan bisa diambil manfaatnya tanpa mengurangi
zatnya.
2. Milik sendiri
3. Digunakan untuk tujuan baik
c. Rukun Wakaf
Dalam ibadah wakaf ada beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi antara lain :
1.Wakaf yaitu Orang yang mewakafkan dengan syarat :
Balig dan rasyid artinya dapat mempertimbangkan segala sesuatu dengan jernih Tidak punya
hutang Kemauan sendiri Wakaf tidak boleh dibatalkan
2. Mauquf yaitu harta yang diwakafkan dengan syarat :
Harta yang difakafkan zatnya tahan lama
Batas-batasnya jelas
Milik sendiri dan tidak dalam sengketa
3.Maukuf „Alaih yaitu penerima wakaf syaratnya :
Dewasa, bertanggung jawab dan mampu melaksanakan amanat. Sangat dibutuhkan oleh
orang banyak, boleh diberikan kepada badan sosial atau yayasan yang berbadan hukum.
4.,Sigat yaitu serah terima wakaf.
2. Perundang-undangan tentang Pengelolaan Wakaf
Pelaksanaan wakaf di Indonesia diatur dengan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Pelaturan Pemerintah RI Nomor 28 tahun 1977
2. Pelaturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 1977
3. Pelaturan Menteri Agama Nomor 1 tahun 1998
4. Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor. Kep/P/75 1978
3. Contoh Pengelolaan Wakaf
Sesuai dengan perundang-undangan di atas, maka pengeloaan wakat di Indonesia adalah
sebagai berikut :
1. Calon waqif yang mewakafkan tanahnya harus menghadap Nazir dihadapan Pejabat Pembuat Akta
Ikrar Wakaf (PPAIW) , dalam hal ini adalah Kepala Kantot Urusan Agama (KUA)
2. Ikrar wakaf sedikitnya disaksikan oleh dua orang dewasa yang sehat akalnya dan dilakukan secara
tertulis
3. Ikrar wakaf dapat juga ditulis dengan persetujuan Departeman Agama Kota/Kabupaten yang
menangani wilayah wakaf itu dan dibicarakan dihadapan PPAIW
4. Tanah yang diwakafkan dalam keadaan tuntas bebas dari ikatan dan sengketa.
5. Jika ikrar wakaf telah memenuhi srarat, maka PPAIW menerbitlan Akta Ikrar Wakaf.
Calon wakif sebelum berikrar wakaf terlebih dahulu menyerahkan administrasi sebagai
berikut:
1. Sertifikat atau surat kepemilikan yang sah
2. Surat keterangan kepala desa yang dikuatkan oleh camat setempat tentang kepemilikan tanah dan
statusnya.
3. Adanya izin Bupati atau Walikota.
Nazir yang dimaksud adalam perungang-undangn di Indonesia adalah suatu badan hukum
khusuh yang mengurusi harta wakap. Mereka memiliki hak dalam pengelolaan wakaf yaitu
sebgai berikut :
1. Berhak menerima penghasilan dari harta wakaf yang ditentukan oleh Kepala Kantor Departeman
Agama Kota/Kabupaten digunakan untuk kepentingan umum dan keagamaan.
2. Menggunakan fasilitas dengan persetujuan Kepala Kantor Departemen Agama Kota/kabupaten
3. Nazir disamping mempunyai hak juga mempunyai kewajiban mengamankan harta wakaf, surat-
surat wakaf dan hasil-hasil wakaf.
Soal
1.apa yang di maksud zakat?
2.apa yang di maksud haji?
3.apa yang di maksud wakaf?
4.apa yang di maksudtahalul?
5.apa yang di maksudthawaf?
6.sebutkan macam macam haji?
7.apa yang di maksud sai?
8.sebutkan rukun haji?
9.sebutkan macam macam zakat
10.apa yang di maksud zakat fitrah?
keteladanan rasulullah saw
A.Sebab-Sebab Rasulullah Hijrah ke Madinah
a. Adanya provokator, intimidasi dan penganiayaan terhadap diri Rasulullah dan pengikutnya di
Mekkah yang telah mencapai titik mengkhawatirkan.
b. Adanya suasana kondusif da‟wah di Madinah yang ditandai dengan dukungan penuh dari sebagian
penduduknya akan keberadaan Islam.
B.Upaya Pembinaan Umat di Madinah
Sejarah penyebaran islam di Madinah:
a. Tahun ke 11 kenabian, pada saat musim haji, para kabilah datang ke Mekkah untuk melaksanakan
haji.Nabi Muhammad menemui suku khazraj dari Yastrib di bawah kaki gunung Aqabah dengan
tujuan saling berkenalan dan memperkenalkan agama islam dan langsung menjadi pengikutNya.
Penerimaan itu disebabkan oleh :
Pengertian Ketuhanan yang sering disampaikan oleh orang Yahudi di negeri mereka.
Informasi tentang akan datanngnya Rasul terakhir dalam waktu dekat dengan mengerjakan keesaan
Allah.
Rasulullah menasehati mereka agar menyebarkan agama islam di kampung
halamannya,akhirnya setiap rumah di Madinah mendengarkan dan membicarakkan nabi Muhammad
beserta ajarannya.
b. Pada ke 12 kenabian,pada musim haji,beliau ditemui 12 orang dari Bani Aus dan
khazraj,beliau mengajak mereka pada islam dengan membacakan ayat-ayat AlQur‟an dan akhirnya
mereka yakin menerima islam dengan membacakan kalimat syahadah.
Pada saat itu juga beliau membaiat mereka yang terkenal dengan Bai‟atul Aqabah pertama, yang
isinya:
1.Kami tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatuapapun,dan tidak akan menyembah kecuali
kepada-Nya.
2.Tidak akan mencuri.
3.Tidak akan melakukan perzinahan dan pelacuran.
4.Tidak akan membunuh anak-anak kami.
5.Tidak akan fitnah-memfitnah,mengumpat,berdusta yang dikarang di antara kedua tangan dan kedua
kaki kami,baik di depan maupun di belakang, serta tidak pula merusakkan nama baik.
6.Tidak akan pernah menolak kebaikan .
7.Tidak akan mendurhakai engkau dalam segala hal yang ma‟ruf,akan setia senantiasa, baik dalam
keadaan senang maupun susah.Bahwa orang yang menepati janji insyaallah akan memperoleh
surga,sedang yang melanggarnya terserah dengan Allah akan disiksa atau tidak.
Sebelum mereka berpisah mereka janji akan bertemu di tempat yang sama dan Rasullullah
mengutus 2 sahabatnya untuk mendampingi mereka dalam memperdalam ajaran islam.
c. Pada masa musim haji tahun 13 kenabian.
kaum muslimin madinah mengadakan pertemuan dengan rasulullah di aqabah saat waktu
malam,kaum Muslimin Yastrib meminta kepada Rasulullah untuk hijrah ke madinah,Abbas berbicara
di hadapan kaum Yastrib: ”Para kaum Khazraj kamu telah mengetahui, bahwa nabi Muhammad ini
adalah seorang dari kaum kami. Kami selalu membelanya, karena itu ia mempunyai kedudukan
terhormat dan terpelihara di negaranya. Bila mana kamu benar-benar setia kepadanya dan benar-benar
mau membelanya, maka kami bersedia menyerahkan Muhammad kepadamu atas dasar tanggung
jawabmu. Tetapi kalau kamu hendak menyerahkan dia kepada para musuhnya dan mengecewakan
dia, maka tinggalkan saja ia sekarang juga.”
Rasul pun berbicara dan bersabda : “Saya ingin mengambil baiat dari kamu ,bahwa kamu akan
membela saya sebagaimana kamu membela keluarga dan anak-anakmu”
Setelah rasulullah mengatakan hal tersebut ke-12 orang tersebut berdiri dan berjabat tangan
dengan rasulullah mereka mengatakan akan membela sampai titik darah penghabisan.Peristiwa ini
dikenal dengan Bai‟atul Aqabah dua(kubra).
C. Peristiwa Hijrahnya Rasulullah
Setelah peristiwa Baiatul Aqabah Kubra, kaum muslimin Mekkah diperintahkan hijrah ke
Madinah. Mereka melakukan hijrah secara diam-diam, agar tidak diketahui oleh Musyrikin Quraisy.
Tetapi ternyata kaum Quraisy Mekkah mengetahuinya. Mereka heran sekaligus khawatir
jika nantinya nabi Muhammad SAW berkuasa di Madinah dan menurut perkiraan mereka Nabi
Muhammad SAW beserta kaum muslimin akan menyerang kafilah niaga yang kembali dari Syam ke
Mekkah. Dengan demikian ekonomi mereka akan turun.
Tindak lanjut dari kekhawatiran tersebut diwujudkan dalam bentuk pertemuan di Darul
Nadwah yang menghasilkan keputusan untuk membunuh Rasulullah. Mereka menjalankan suatu
teknik yang bertujuan agar keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib tidak dapat menuntut bela
kepada mereka, jika Rasulullah terbunuh. Rencana tersebut diberitahukan kepada Rasulullah dengan
memerintahkannya Hijrah sesegera mungkin. Perintah tersebut dari Abu Bakar dan dia meminta agar
dapat menemani Rasulullah dalam Hijarahnya. Ternyata Nabi setuju dan Abu thalib mempersiapkan
persediaan untuk bekal perjalanan.
Pada malam hari, ketika pemuda-pemuda Quraisy mengepung rumah Nabi dan siap membunuh
beliau. Rasulullah sudah berkemas-kemas meninggalkan rumah dan berpesan kepada Ali bin Abu
Thalib untuk menempati tempat tidur beliau dan mengembalikan barang-barang yang dititipkan
kepada beliau kepada pemiliknya masing-masing. Beliau keluar melewati pemuda Quraisy yang
tertidur lelap, kemudian beliau menghapiri Abu Bakar untuk berangkat hijrah.
Tujuan pertama adalah Gua Tsuur sebelah selatan kota Mekkah untuknpersembunyian sementara.
Setelah pemuda Quraisy mengetahui bahwa Rasulullah tidak ada di rumahnya, mereka menjelajah ke
seluruh kota Mekkah, tetapi tidak bertemu. Akhirnya mereka menemukan Gua Tsuur dimana
Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi. Atas pertolongan Allah SWT, laba-laba membuat sarang
berlapis-lapis yang menunjukkan bahwa gua tersebut telah lama tidak dimasuki siapapun. Dengan
melihat keadaan ini, pemuda Quraisy tidak mencurigai gua tersebut sebagai tempat persembunyian
Rasulullah dan Abu Bakar.
Selama tiga hari di Gua Tsuur, kebutuhan hidup sehari-hari dikirimi oleh Abdullah bin Abu
Bakar, sekaligus memberikan informasi berbagai perkembangan Mekkah. Setelah dirasa aman beliau
melanjutkan perjalanan ke Madinah menyusuri pantai Laut Merah. Sedangkan Ali bin Abu Thalib
menyusul kemudian dan bertemu dengan Nabi di Quba. Disanalah Rasulullah mendirikan masjid
pertama kali dalam sejarah.
Peristiwa ini diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur‟an Surat At Taubah:40:
خ أخش إر اث ا اىز مفش ثا ا صش فقذ إالتصش ىي
ا إر صو ه إر اىغاس ف ق ال , ىصحب تحز عا هللا إ خعو ت د مي بد ا ى أذ تش س ، ا زه عي ت، ىي ن فأ
قلىعيا ت هللا مي قو أ اىسفي مفش اىز
Artinya:
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya
(yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah
seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya:
“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” maka Allah
menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya denggan tentara yang kamu
tidak melihatnya, dan Al-Qur‟an menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah, dan kalimat Allah
Itulah yang tinggi. (QS At-Taubah:40).
Rasulullah tiba di Yastrib pada hari Jum‟at tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1 hijrah bertepatan
dengan tanggal 24 September 622 M. Beliau mendapatkan sambutan hangat, penuh kerinduan dan
rasa hormat dari penduduknya, sambil melagukan puisi:
Terbitlah purnama menerangi kita,
Dari Tsaniyatil Wada‟,
Kami wajib bersyukur,
Selagi ada penyeru di jalan Allah,
Oh Nabi utusan Tuhan,
Engkau kini di tengah-tengah kami,
Engkau datang membawa perintah,
Yang harus kami taati
Pada hari itu juga Rasulullah mengadakansholat jum‟at pertama kali dalam sejarah islam, dan
beliau pun berkhutbah di hadapan kaum Muslimin (Muhajirin dan Anshor). Sejak saat ini Yastrib
berubah namanya menjadi Madinatun Nabi yang selanjutnya sering disebut dengan Madinah.
D. Strategi Rasulullah dalam Membina Masyarakat Islam Madinah
Setelah menetap di madinah,Rasullullah memulai rencana untuk membentuk masyarakat muslim
yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.Usaha itu ialah:
1.Mendirikan masjid
Masjid adalah bangunan pertama yang dibangun karena mempunyai potensi sangat vital untuk
menghimpun umat manusia di antaranya : menyatukan umat dengan melakukan ibadah
berjama‟ah,menyusun benteng pertahanan lahir batin sehingga mereka rela mengorbankan
kesenangan materi dengan memberikan sebagian harta untuk perjuangan islam, dan membina
masyarakat islanm berlandaskan semangat tauhid.
2.Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar
Kaum Muhajjirin adalah para sahabat nabi yang hijrah dari Makkah ke Madinah.
Kaum Anshar adalah sahabat Rasulullah yang merupakan penduduk Madinah yang siap
menolong dengan hangat kedatangan Rasulullah dan kaumNya.
Kaum Muhajjirin rela jauh dari sanak saudara demi melaksanakan perintah rasulullah ,dipererat
Beliau dengan mempersaudarakan mereka dengan kaum Anshar,Abu Bakar dengan Haritsah bin
Zaid,Ja‟far bin Abi Thalib dengan Muaz bin Jabbal.Persaudaraan ini dihukumi Rasul seperti saudara
kandung.
Dengan ikatan saudara kandung,diharapkan terbentuk masyarakat yang kokoh dijiwai semangat
gotomg royong dan ukhuwah islamiyah.
3. Perjanjian Perdamaian dengan Kaum Yahudi
Guna mencipatakan suasana yang aman, tenang dan tentram, Nabi mengadakan perjanjian dengan
kaum Yahudi Mdinah. Isi perjanjian itu antara lain:
Bahwa kaum Yahudi hidup damai bersama-samadengan kaum Muslimin
Kaum Muslimin dan kaum Yahudi wajib nasehat-menasehati, tolong-menolong dan melaksanakan
kebajikan dan keutamaan.
Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong-menolong, untuk melawan siapa saja yang
memerangi mereka, dan orang-orang Islam memikul belanja mereka sendiri pula.
Bahwa kota Madinah adalah kota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat perjanjian
itu. Kalau ada perselisihan diantara kedua kaum dikhawatirkan akan mengakibatkan hal-hal yang
tidak diinginkan, maka urusan itu hendaklah diserahkan kepada Allah dan Rasul.
Bahwa siapa saja yang tinggal di dalam atau di luar kota Madinah, wajib dilindungi keamanan
dirinya (kecuali orang yang zalim dan salah) sebab Allah menjadi pelindung orang-orang yang baik
dan berbakti.
4. Meletakkan Dasar-Dasar Politik, Ekonomi dan Sosial untuk Masyarakat Islam
Dalam bidang politik: diwajibkan syuraa (musyawarah).
Dalam bidang kekayaan: ada hak sosial yang harus dikeluarkan (zakat).
Dalam bidang transaksi: perniagaanharus tidak ada unsur paksaan dan tipuan.
Dalam hidup bermasyarakat: harus berta‟awun (tolong-menolong) dalam kebaikan.
Dengan diletakkannya dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan pemerintahan Islam dapat
mewujudkan negari “Baldatun Thoyibatun Warabbun Ghafur”dan “Mdinatul Munawwarah.”
D.Hikmah Sejarah Dakwah Rasulullah SAW
1. Dengan persaudaraan yang telah dilakukan oleh kaum Muhajirin dan kaum Anshar dapat
memberikan rasa aman dan tentram.
2. Persatuan dan saling menghormati antar agama.
3. Menumbuh kembangkan tolong menolong antara yang kuat dan lemah, yang kaya dan miskin.
4. Memahami bahwa umat islam harus berpegang menurut aturan Allah SWT.
5. Memahami dan menyadari bahwa kita wajib agar menjalin hubungan dengan Allah SWT dan
antara manusia dengan manusia.
6. kita mendapat warisan yang sangat menentukan kaselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat.
7. Menjadikan inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama Islam.
8. Terciptanya hubungan yang kondusif
Demikian makalah tentang “Memahami Keteladanan Rasulullah SAW dalam Membina Umat
Periode Madinah”.
A. Kesimpulan:Dalam manyebarkan agama islam Rasulullah menggunakan banyak strategi,
perjalanan Rasulullahyang disertai cacian dan penganiayaan yang menimpanya tidak membuatnya
putus asa malah membuatnya semakin kuat untuk menebarkan ajaran Allah SWT. Maka hendaklah
kita bersyukur telah terlahir dengan keturunan Islam.Karena Islam adalah agama yang terbaik di
hadapan Allah SWT. Di zaman sekarang ini marilah kita menjadi pembela pembela islam seperti apa
yang di contohkan Rasulullah kepada kita. Agar surga selalu dihadapan kita kelak nantinya.
B. Saran: Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa membaca
buku, majalah, atau browsing internet yang memuat tentang Memahami Keteladanan Rasulullah SAW
dalam Membina Umat Periode Madinah.
soal
1. Apa saja sebab Rasulullah hijrah ke Madinah?
2. Apa saja upaya yang dilakukan Rasulullah dalam pembinaan umat di Madinah?
3. Bagaimana peristiwa hijrahnya Rasulullah?
4. Apa saja strategi yang dilakukan Rasulullah dalam membina masyarakat Islam Madinah?
5. Apa saja hikmah dari sejarah dakwah Rasulullah SAW?