19
MATERI PEMBAHASAN MATERI PEMBAHASAN TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN IV TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN IV (TPT 4 ) (TPT 4 ) TEMA : TEMA : TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PADI AEROB TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PADI AEROB TERKENDALI BERBASIS ORGANIK (IPAT – TERKENDALI BERBASIS ORGANIK (IPAT – BO) BO) UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI Oleh : Oleh : Tim Dosen TPT 4 Tim Dosen TPT 4

MATERI PEMBAHASAN TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN IV (TPT 4 )

  • Upload
    gwylan

  • View
    177

  • Download
    9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MATERI PEMBAHASAN TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN IV (TPT 4 ). TEMA : TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PADI AEROB TERKENDALI BERBASIS ORGANIK (IPAT – BO) UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI Oleh : Tim Dosen TPT 4. Tahapan Program Intensifikasi Padi. 1960 Pra Bimas - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

MATERI PEMBAHASAN MATERI PEMBAHASAN TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN IV TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN IV

(TPT 4 )(TPT 4 )

TEMA :TEMA :

TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PADI TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PADI AEROB TERKENDALI BERBASIS AEROB TERKENDALI BERBASIS

ORGANIK (IPAT – BO) ORGANIK (IPAT – BO)

UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADIPADI

Oleh :Oleh :

Tim Dosen TPT 4Tim Dosen TPT 4

Tahapan Program Intensifikasi PadiTahapan Program Intensifikasi Padi

1960 1960 Pra BimasPra Bimas

Demas dan BimasDemas dan Bimas

BimasBimas

InsusInsus

Supra InsusSupra Insus

sekarang PTTsekarang PTT

Peningkatan produksi tanaman: Peningkatan produksi tanaman: (Satari; (Satari; dkk,2005)dkk,2005)

- - ekstensifikasi ekstensifikasi = perluasan areal lahan = perluasan areal lahan pertanianpertanian

- - intensifikasiintensifikasi = peningkatan produksi dengan = peningkatan produksi dengan menambahkan input pertanianmenambahkan input pertanian persatuan luas lahanpersatuan luas lahan

Upaya intensifikasi yang sedang dikembangkan Upaya intensifikasi yang sedang dikembangkan oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi : oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi : Pengelolaan Tanaman Terpadu Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).(PTT).

Konsep PTT = pengelolaan tanaman dengan Konsep PTT = pengelolaan tanaman dengan

mengintegrasikan komponen mengintegrasikan komponen teknologiteknologi dengan dengan potensi potensi biofisikbiofisik, , sosialsosial, dan , dan ekonomiekonomi..

Komponen teknologi pada PTT untuk Komponen teknologi pada PTT untuk padi sawah padi sawah

1.1. Varietas Unggul Baru (VUB)Varietas Unggul Baru (VUB)2.2. Benih bermutu dan berlabelBenih bermutu dan berlabel3.3. Pemberian pupuk organikPemberian pupuk organik4.4. Cara tanam legowo 2 : 1Cara tanam legowo 2 : 15.5. Pemupukan anorganik spesifik lokasiPemupukan anorganik spesifik lokasi6.6. Pengendalian OPT dengan PHTPengendalian OPT dengan PHT7.7. Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanamPengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam8.8. Penggunaan bibit muda (< 21 hari)Penggunaan bibit muda (< 21 hari)9.9. Tanam bibit 1 – 3 batang per rumpunTanam bibit 1 – 3 batang per rumpun10.10. Pengairan berselangPengairan berselang11.11. Penyiangan menggunakan landak atau gasPenyiangan menggunakan landak atau gasrokrok12.12. Panen tepat waktu, dan gabah segera dirontokPanen tepat waktu, dan gabah segera dirontok

Tahun 1984/1985 : Tahun 1984/1985 :

Indonesia mencapai swasembada Indonesia mencapai swasembada beras beras potensi hasil potensi hasil 8 ton/ha. 8 ton/ha.

Namun setelah itu, terjadi pelandaian Namun setelah itu, terjadi pelandaian hasil padi (hasil padi (LevelLevellling offing off ) )

Penyebab dari keadaan ini :Penyebab dari keadaan ini :1.1. Pengolahan tanah yang terus menerus Pengolahan tanah yang terus menerus

dilumpurkan dilumpurkan menyebabkan terjadinya menyebabkan terjadinya gangguan pada Rhizosfer / gangguan pada Rhizosfer / ketidakseimbangan mikroba tanah.ketidakseimbangan mikroba tanah.

2.2. Pemupukan anorganik NPK secara terus menerus Pemupukan anorganik NPK secara terus menerus tanpa diimbangi pupuk lainnya dan pupuk tanpa diimbangi pupuk lainnya dan pupuk organik organik mengganggu ekosistem alami: mengganggu ekosistem alami: terganterganggunya biodiversitas mikroba tanah, dan ggunya biodiversitas mikroba tanah, dan terputusnya rantai makanan.terputusnya rantai makanan.

3.3. Adanya erosi tanah.Adanya erosi tanah.4.4. Penggunaan varietas yang rentan terhadap Penggunaan varietas yang rentan terhadap

serangan hama penyserangan hama penyakitakit

5.5. Pencemaran air Pencemaran air && efek residu dari pestisida, efek residu dari pestisida, bahan ikutan pada produk pertanianbahan ikutan pada produk pertanian membahayakan kesehatan manusia. membahayakan kesehatan manusia.

6. 6. Penanaman padi secara terus menerus, tanpa Penanaman padi secara terus menerus, tanpa

pergiliran tanaman (tidak memutus siklus hama pergiliran tanaman (tidak memutus siklus hama penyakit ).penyakit ).

7. Menurunnya kandungan bahan organik 7. Menurunnya kandungan bahan organik ( < 2% ) ( < 2% )

di 8 Provinsi di Indonesia, dari 1548 contoh di 8 Provinsi di Indonesia, dari 1548 contoh lahan sawah, persentase nilai C – organik lahan sawah, persentase nilai C – organik berdasarkan kriteria :berdasarkan kriteria :

< 1 % < 1 % = 18 % = 18 %

1 – 1,5 % = 28 %1 – 1,5 % = 28 %

1,5 – 2 % = 20 %1,5 – 2 % = 20 %

> 2 % = 34 % > 2 % = 34 %

66 % berada dalam kondisi sakit !!!66 % berada dalam kondisi sakit !!!

Revitalisasi kesehatan tanahRevitalisasi kesehatan tanah

Upaya mengembalikan kesehatan tanah & Upaya mengembalikan kesehatan tanah & mempertahankan keberlanjutan ekosistem mempertahankan keberlanjutan ekosistem pertanian : pertanian :

Sistem pertanian ramah lingkungan Sistem pertanian ramah lingkungan (sustainable agriculture) (sustainable agriculture)

prinsip: prinsip:

menjaga keselarasan komponen menjaga keselarasan komponen ekosistem (manusia, hewan, tanaman, ekosistem (manusia, hewan, tanaman, dan sumber daya alam) secara dan sumber daya alam) secara berkesinambungan dan lestari.berkesinambungan dan lestari.

konsep PTT konsep PTT

1.1. Membantu memecahkan masalah pelandaian Membantu memecahkan masalah pelandaian produktivitas padi.produktivitas padi.

2.2. Intensifikasi padi sawah bersifat spesifik lokasiIntensifikasi padi sawah bersifat spesifik lokasi bergantung pada kondisi sumberdaya pertanian bergantung pada kondisi sumberdaya pertanian

di wilayah petani dan masalah yang akan diatasi di wilayah petani dan masalah yang akan diatasi ((demand driven technology).demand driven technology).

3. inovasi teknologi yang mengacu pada konsep PTT 3. inovasi teknologi yang mengacu pada konsep PTT dikembangkan untuk membantu memberikan solusi dikembangkan untuk membantu memberikan solusi terhadap pemecahan masalah, terhadap pemecahan masalah,

diantaranya: diantaranya: IPAT – BO.IPAT – BO.

Metode IPAT – BO Metode IPAT – BO (Intensifikasi Padi aerob Terkendali Berbasis Organik ) :(Intensifikasi Padi aerob Terkendali Berbasis Organik ) :

Teknik budidaya padi sawah yang sudah Teknik budidaya padi sawah yang sudah diterapkan diditerapkan di beberapa daerah di beberapa daerah di Indonesia sejak 2007.Indonesia sejak 2007.

Pelaksanaannya dengan menggunakan Pelaksanaannya dengan menggunakan sistem pakar (expert system) di lahan sistem pakar (expert system) di lahan pepetanitani..

Teknologi IPAT – BO : sistem produksi yang holistikTeknologi IPAT – BO : sistem produksi yang holistik (terpadu), dan ekologis (terpadu), dan ekologis

1.1. Pemanfaatan kekuatan biologis tanah, sebagai Pemanfaatan kekuatan biologis tanah, sebagai pabrik pupuk alami dalam ekosistem tanah.pabrik pupuk alami dalam ekosistem tanah.

2.2. Manajemen tanaman.Manajemen tanaman.

3. Pemupukan : hayati, biostimulan, dan pupuk 3. Pemupukan : hayati, biostimulan, dan pupuk anorganik anorganik dipadukan dengan tata kelola air dipadukan dengan tata kelola air secara terencana ( by design).secara terencana ( by design).

Ketiganya mendukung pertumbuhan dan Ketiganya mendukung pertumbuhan dan perkembangan sistem perakaran padi dalam perkembangan sistem perakaran padi dalam kondisi aerob hasil padi meningkat. kondisi aerob hasil padi meningkat.

Masalah pengaturan tata air pada IPAT – BOMasalah pengaturan tata air pada IPAT – BO

Di Indonesia budidaya padi digolongkan atas berbagai Di Indonesia budidaya padi digolongkan atas berbagai dasar : dasar :

1.1. Penggunaan atas dasar sumber air hujan dan air Penggunaan atas dasar sumber air hujan dan air irigasi:irigasi:-- Padi gogo ( ditanam diPadi gogo ( ditanam di tegalan / tegalan / ladang) diladang) di lahan lahan kering.kering.-- Padi gora (ditanam diPadi gora (ditanam di sawah tadah hujan).sawah tadah hujan).-- Padi sawah (ditanam di sawah berpengairan Padi sawah (ditanam di sawah berpengairan irigasi teknis, irigasi teknis, ½ teknis, swadaya) di lahan basah.½ teknis, swadaya) di lahan basah.

2.2. Penggolongan atas dasar musim:Penggolongan atas dasar musim:- - Padi sawah musim kemarau (MK)Padi sawah musim kemarau (MK)-- Padi sawah musim hujan (MH)Padi sawah musim hujan (MH)

3.3. Penggolongan atas dasar dalamnya air genangan .Penggolongan atas dasar dalamnya air genangan .

- - Padi gogo Padi gogo (tidak pernah digenangi)(tidak pernah digenangi)- - Padi sawah Padi sawah ( seluruh waktu pertumbuhan padi digenangi ( seluruh waktu pertumbuhan padi digenangi

5 – 25 cm)5 – 25 cm)-- Padi gogo rancah Padi gogo rancah (tidak digenangi di awal (tidak digenangi di awal

pertumbuhan dan kemudian pertumbuhan dan kemudian digenangi 5 – 25 cm digenangi 5 – 25 cm pada periode pertengahan sampai akhir pada periode pertengahan sampai akhir

pertumbuhan.pertumbuhan.- - Padi pasang surut Padi pasang surut (Padi sawah dengan (Padi sawah dengan genangan genangan diatas diatas

50 cm, dengan variasi tinggi genangan air 50 cm, dengan variasi tinggi genangan air bergantung bergantung pada pasang dan surutnya air di muara pada pasang dan surutnya air di muara sungai).sungai).

-- Padi rawa / padi lebak Padi rawa / padi lebak adalah padi sawah dengan adalah padi sawah dengan genangan lebih dari 50 cm sampai 2 m.genangan lebih dari 50 cm sampai 2 m.

[Padi air dalam adalah nama lain untuk padi pasang surut, [Padi air dalam adalah nama lain untuk padi pasang surut, padi rawa dan padi lebak.]padi rawa dan padi lebak.]

STRATEGI TEKNOLOGI IPAT - BOSTRATEGI TEKNOLOGI IPAT - BO

Mengoptimalkan dan memanfaatkan Mengoptimalkan dan memanfaatkan kemampuan padi dalam mengembangkan kemampuan padi dalam mengembangkan sistem perakaran sistem perakaran dan pembentukan dan pembentukan anakananakan..

Meningkatkan peranan kekuatan biologis dalam Meningkatkan peranan kekuatan biologis dalam memasok nutrisi memasok nutrisi dandan memproduksi senyawa memproduksi senyawa bioaktif (fitohormon, eksudat akar) bioaktif (fitohormon, eksudat akar) untuk untuk menunjang pertumbuhan dan pengembangan menunjang pertumbuhan dan pengembangan sistem perakaran dan tanaman.sistem perakaran dan tanaman.

Tahapan teknik budidaya IPAT – BO :Tahapan teknik budidaya IPAT – BO :

Seleksi benih, dalam larutan garamSeleksi benih, dalam larutan garam Persemaian benih umur 7 – 1Persemaian benih umur 7 – 144 HSS HSS Pemupukan :Pemupukan :

(1) Pupuk organik :(1) Pupuk organik :

- Sebelum persemaian :- Sebelum persemaian :

500 g kompos + 500 g kompos + 50 g pupuk bio per m250 g pupuk bio per m2

-- Sebelum tanam: kompos jerami/pupuk Sebelum tanam: kompos jerami/pupuk kandang 300 – 500 kg/ha, + pupuk biostimulankandang 300 – 500 kg/ha, + pupuk biostimulan

untuk daun pada umur 15, 25, 35HST, untuk daun pada umur 15, 25, 35HST,

untuk bunga pada umur 45, 55, dan 65 HSTuntuk bunga pada umur 45, 55, dan 65 HST

(2) Pupuk anorganik : (2) Pupuk anorganik :

N, P, K 1 – 2 hari sebelum tanam. N, P, K 1 – 2 hari sebelum tanam.

Pupuk susulan dgn melihat bagan warna daun Pupuk susulan dgn melihat bagan warna daun (BWD) saat umur (21 – 28 HST), (35 – 42 HST), (BWD) saat umur (21 – 28 HST), (35 – 42 HST), (48 – 56 HST) (48 – 56 HST) dosis sesuai anjuran. dosis sesuai anjuran.

Pengaturan jarak tanam:Pengaturan jarak tanam:

- Pola bujur sangkar (30 x 30, 35 x 35, 40 x 40, - Pola bujur sangkar (30 x 30, 35 x 35, 40 x 40,

50 x 50 cm ) 1 benih per lubang tanam. 50 x 50 cm ) 1 benih per lubang tanam.

- Sistem tanam bibit kembar (IPAT – TS) (- Sistem tanam bibit kembar (IPAT – TS) (TwinTwin

SeedlingSeedling) )

- Legowo (IPAT – LG).- Legowo (IPAT – LG).

Teknik pemberian air :Teknik pemberian air :

(1)(1) Sejak tanam hingga masa pertumbuhan Sejak tanam hingga masa pertumbuhan tanaman lahan macak – macak.tanaman lahan macak – macak.

(2)(2) Saat pengendalian gulma, dilakukan Saat pengendalian gulma, dilakukan penggenangan hingga ketinggian air penggenangan hingga ketinggian air

1 – 2 cm dilakukan 1 – 2 hari 1 – 2 cm dilakukan 1 – 2 hari sebelum sebelum penyiangan gulma.penyiangan gulma.

(3) Selanjutnya lahan dalam kondisi macak – (3) Selanjutnya lahan dalam kondisi macak – macak hinmacak hinggga fase pemasakan.ga fase pemasakan.

(4)(4) Lima belas hari menjelang panen, Lima belas hari menjelang panen, pemberian air diberhentikan dan dibiarkan pemberian air diberhentikan dan dibiarkan

mengering secara alami.mengering secara alami.

Perbedaan Sistem Konvensional dengan IPAT – BOPerbedaan Sistem Konvensional dengan IPAT – BO

Sistem Sistem IPAT - BO IPAT - BO KonvensionalKonvensional

1.1. BenihBenih Boros Boros Hemat 25 % Hemat 25 % 30 kg/ha30 kg/ha 7,5 kg/ha 7,5 kg/ha

2.2. TanamTanam 3 – 4 bibit/lubang 3 – 4 bibit/lubang 1 bibit/lubang 1 bibit/lubang3.3. Jarak tanamJarak tanam Rapat Rapat Lebar Lebar

4. Penggunaan air Digenangi terus4. Penggunaan air Digenangi terus - aerob - aerob (anaerob)(anaerob) - Penggenangan - Penggenangan terputus terputus - Hemat air- Hemat air

5.5. Pupuk organikPupuk organik - Menggunakan - Menggunakan

6. Pupuk anorganik Boros Hemat 6. Pupuk anorganik Boros Hemat 50 % 50 %

Pada IPAT – BOPada IPAT – BO

Pupuk dari jerami Pupuk dari jerami : inokulasi dengan : inokulasi dengan dekomposer dekomposer ABGABG – degra – degra 200 g/ha 200 g/ha pada tumpukan jerami atau pada tumpukan jerami atau hamparan jerami sebelum hamparan jerami sebelum pengolahan tanah (1 – 2 minggu ) pengolahan tanah (1 – 2 minggu ) sebelum pengolahan.sebelum pengolahan.

Ekstrak organik dan biostimulan Ekstrak organik dan biostimulan ABGABG