16
Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT V1 Pertemuan IX,X,XI V. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method) Lanjutan V.1 Penerapan Metode Defleksi Kemiringan Pada Kerangka Kaku Statis Tak Tentu Tanpa Goyangan. Hampir semua kerangka kaku yang secara actual dibangun di dalam praktek bersifat statis tak tentu. Tidak seperti titik-hubung kaku (180 O ) di tumpuan-tumpuan balok menerus, lebih dari dua ujung batang bisa terhimpun di titik-hubung yang sama, yang di dalam kasus ini, kondisi keseimbangan yang berkaitan dengan rotasi yang tak diketahui di titik hubung itu akan melibatkan lebih dari dua momen ujung. Kondisi keseimbangan untuk titik-hubung kaku pada Gambar 5.1 adalah M 2 + M 3 + M 16 + M 17 = 0 …………………………………….. (5.1) Gambar 5.1 Kondisi Momen Titik-Hubung di Dalam Metode Defleksi Kemiringan

Materi Pertemuan IX,X,XI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teknik Sipil

Citation preview

Page 1: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐1  

Pertemuan IX,X,XI V. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method)

Lanjutan

V.1 Penerapan Metode Defleksi Kemiringan Pada Kerangka Kaku Statis

Tak Tentu Tanpa Goyangan.

Hampir semua kerangka kaku yang secara actual dibangun di dalam

praktek bersifat statis tak tentu. Tidak seperti titik-hubung kaku (180O) di

tumpuan-tumpuan balok menerus, lebih dari dua ujung batang bisa

terhimpun di titik-hubung yang sama, yang di dalam kasus ini, kondisi

keseimbangan yang berkaitan dengan rotasi yang tak diketahui di titik

hubung itu akan melibatkan lebih dari dua momen ujung. Kondisi

keseimbangan untuk titik-hubung kaku pada Gambar 5.1 adalah

M2 + M3 + M16 + M17 = 0 …………………………………….. (5.1)

Gambar 5.1 Kondisi Momen Titik-Hubung di Dalam Metode Defleksi Kemiringan

Page 2: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐2  

Analisa umum kerangka kaku didasarkan atas pengandaian, bahwa

deformasi aksial yang sangat kecil apabila dibandingkan dengan lendutan-

lentur boleh diabaikan. Berdasarkan pengandaian tersebut, banyak

kerangka kaku memiliki bentuk sedemikian rupa sehingga tak satupun titik-

hubung dapat mengalami perubahan posisi yang tak diketahui akibat beban-

beban yang bekerja. Dengan demikian perpindahan-perpindahan yang tak

diketahui akan hanya melibatkan rotasi-rotasi titik-hubungnya dan semua

momen ujungnya dapat diekspresikan sebagai fungsi dari perpindahan-

perpindahan yang tak diketahui tersebut melalui persamaan-persamaan

defleksi kemiringan.rotasi-rotasi titik-hubung yang tak diketahui dapat

diperoleh. Dengan menggantikan nilai-nilai rotasi titik-hubung kembali ke

dalam persamaan-persamaan defleksi kemiringan, momen-momen ujung

diperoleh. Semua momen ujung yang telah dikatahui, gaya aksial, gaya

geser dan momen pada semua batang dapat diperoleh dengan menerapkan

hukum-hukum statika terhadap batang-batang individual.

V.2 Penerapan Metode Defleksi Kemiringan Pada Kerangka Kaku Statis

Tak Tentu Dengan Goyangan Ke Samping.

Untuk kerangka kaku bertitik-hubung menyiku, translasi-translasi

titik-hubung yang tak diketahui biasanya mengarah horizontal, karenanya

dinamakan goyangan ke samping (sides ways) yang tak diketahui. Jumlah

kerangka kaku menyiku akan sama dengan jumlah tingkat dalam kerangka

kaku empat persegi panjang. Misalnya kerangka kaku bertingkat satu pada

Gambar 5.2a, translasi yang tak diketahui yang mungkin hanyalah

goyangan ke samping kanan dari titik hubung A, B, atau C. Kondisi

keseimbangan untuk rotasi searah jarum jam yang tak diketahui di titik-

hubung B, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5.2b, jumlah momen

berlawanan arah jarum jam yang bekerja di titik-hubung adalah nol, atau

M2 + M3 + M7 = 0 …………………………………………….. (5.2)

Page 3: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐3  

Kondisi keseimbangan untuk goyangan ke samping kanan yang tak

dikaetahui di titik-titik pada diagram benda bebas paduan titik-titik hubung

A, B, atau C adalah bahwa jumlah gaya-gaya horizontal yang bekerja ke kiri

pada diagram benda bebas paduan titik-titik hubung A, B, atau C,

sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5.2c adalah nol atau

-W1 – H5 – H7 – H9 = 0 ………………………………………... (5.3)

dengan H5, H7, dan H9 dapat diekspresikan sebagai fungsi dari momen-

momen ujung pada Gambar benda bebas kolom-kolom, sebagaimana

ditunjukkan pada Gambar 5.2d.

Untuk kerangka kaku tipikal bertingkat dua pada Gambar 5.3a,

terdapatlah enam rotasi titik-hubung yang tak diketahui dan dua goyangan

ke samping yang tak diketahui yang ditunjukkan sebagai ∆1 ke sebelah

kanan dari titik-hubung A, B, atau C dan ∆2 ke sebelah kanan dari titik-

hubung D, E, atau F.

Gambar 5.2 Kerangka Kaku Tipikal Bertingkat Satu

Page 4: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐4  

 

Kedua kondisi keseimbangan yang berkaitan dengan dua goyangan ke

samping yang tak diketahui tersebut diperoleh dengan menyamakan gaya-

gaya horisontal yang bekerja ke kiri pada benda bebas paduan titik-titik

hubung A, B, dan C yang kemudian benda bebas paduan titik-titik hubung

D, E, dan F, dengan nol. Dengan demikian,

-W1 – H9 – H11 – H13 = 0 ........................................................... (5.4a)

dan -W2 + H10 + H12 + H14 – H15 – H17 – H19 = 0 ……………….. (5.4b)

Kedua kondisi gaya geser yang berkaitan dengan goyangan-goyang ke

samping yang tak diketahui ∆1 dan ∆2 ke sebelah untuk kerangka kaku pada

Gambar 5.3 dapat dituliskan dengan cara lain dalam bentuk :

W1 = H10 + H12 + H14 ……………………....…………………. (5.5a)

dan W1 + W2 = H16 + H18 + H20 = ………........……….…………... (5.5b)

Gambar 5.3 Kerangka Kaku Tipikal Bertingkat Dua

Page 5: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐5  

Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5.4, jumlah semua gaya horisontal

yang bekerja ke kakanan pada kerangka kaku, dari puncaknya hingga dasar-

dasar himpunan kolom pada tingkat yang sama, sama dengan jumlah gaya-

gaya geser yang bekerja ke kiri di dasar-dasar kolom.

Analisa kerangka kaku dengan goyanga ke samping diperlihatkan pada

Gambar 5.5a, serta diagram benda-benda bebas dan pengecekan kondisi

gaya geser diperlihatkan pada Gambar 5.5b.

Gambar 5.4 Diagram Benda-Benda Bebas Sehubungan Dengan Goyangan ke samping

(b) Diagram benda-benda bebas dan pengecekan kondisi gaya geser

(a) Kerangka kaku dengan goyangan ke samping

Gambar 5.5 Analisa Kerangka Kaku Dengan Goyangan

Page 6: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐6  

Perbedaan persamaan-persamaan defleksi kemiringan pada kerangka

kaku tak bergoyang dengan kerangka kaku bergoyang, yaitu pada kolom-

kolomnya, seperti diperlihatkan di dalam persamaan-persamaan berikut ini :

…………………… (5.6a)

…………….…….... (5.6b)

..………………… (5.6c)

………………….. (5.6d)

dengan kondisi gaya geser :

………………………………….. (5.7a)

………………………………………… (5.7b)

……………………………………………. (5.7c)

dan cek gaya geser :

………………………………………………. (5.8a)

…………………. (5.8b)

( )⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ Δ−++=

ABBA

AB

ABABAB LL

IEMM 3220 θθ

( )⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ Δ−++=

BAAB

BA

BABABA LL

IEMM 3220 θθ

( )⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ Δ−++=

CDDC

CD

CDCDCD LL

IEMM 3220 θθ

( )⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ Δ−++=

DCCD

DC

DCDCDC LL

IEMM 3220 θθ

AB

BAAB

ABB L

MML

aPH ++=

.

CD

DCCDC L

MMH +=

0=−− CB HH

PHH DA ≈+

PL

MML

MML

bP

CD

DCCD

AB

BAAB

AB

≈⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ ++⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ ++

.

Page 7: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐7  

V.3 Contoh-Contoh Soal dan Pembahasan

Soal 1. Analisalah kerangka kaku pada Gambar 5.6 dengan metode

defleksi kemiringan. Tentukan reaksi perletakan, gaya geser, dan momen-

momen pada semua batangnya.

Penyelesaian :

(1) Momen-momen ujung jepit.

kNm

kNm

(2) Persamaan-persamaan defleksi kemiringan. Untuk tumpuan di A dan

D jepit, maka θA = θD = 0.

Gambar 5.6 Kerangka Kaku Contoh Soal V.1

000 == BAAB MM

( ) ( )( )( )

1056

3310012

6102

22

0 −=−−=BCM

( ) ( ) ( ) 105)6(

3310012

6102

22

0 +=++=CBM

000 == DCCD MM

( ) ( ) BBAABAB EIIEMM θθθ 5,024

20 =++=

( ) ( ) BABBABA EIIEMM θθθ =++= 24

20

Page 8: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐8  

(3) Persaman-persamaan serempak, memenuhi syarat sambungan :

- sambungan di B : MBA + MBC = 0

- sambungan di C : MCB + MCD = 0

Dengan memasukkan persamaan-persamaan defleksi kemiringan

kedalam syarat-syarat sambungan, maka ditetapkan persamaan berikut :

3,00EIθB + 1,00EIθC = +105,00

1,00EIθB + 3,00EIθC = -105,00

Penyelesaian persaman serempak dengan cara eliminasi dan substitusi,

hasilnya adalah :

EIθB = +52,50 EIθC = -52,50

(4) Momen-momen ujung :

MAB = 0,5(+52,50) = +26,25 kNm

MBA = +52,50 kNm

MBC = -105,00 + 2(+52,50) + (-52,50) = -52,50 kNm

MCB = +105,00 + 2(-52,50) + (+52,50) = +52,50 kNm

MCD = -52,50 kNm

MDC = 0,5(-52,50) = -26,26 kNm

( ) ( ) CBCBBCBC EIEIIEMM θθθθ ++−=++= 21052632

0

( ) ( ) BCBCCBCB EIEIIEMM θθθθ +++=++= 21052632

0

( ) ( ) CDCCDCD EIIEMM θθθ =++= 24

20

Page 9: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐9  

(3) Reaksi perletakan. Reaksi total yang terjadi adalah reaksi akibat beban

dan reaksi pengaruh momen.

69,194

50,5225,26=

+=ARH kNB

ARHA

4 m

52,50

26,25

B C6 m

RVB2RVC2

52,50 52,50

06

50,5250,522 =

−=BRV kN

06

50,5250,522 =

−=CRV kN

D

69,194

25,2650,52−=

−−=DRH kN

C

RHD

4 m

52,50

26,25

Reaksi total :

RHA = 19,69 kN

RHD =-19,69 kN

RVA = RVB = 80 kN

RVC = RVD = 80 kN

802

1002

6.1011 =+== CB RVRV kN

Gambar 5.7 Reaksi Perletakan Contoh Soal V.1

(b) Reaksi perletakan pengaruh momen

(a) Reaksi perletakan akibat beban

Page 10: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐10  

(4) Diagram gaya geser dan diagram momen.

Soal 2. Analisalah kerangka kaku pada Gambar 5.9 dengan metode

defleksi kemiringan. Tentukan reaksi perletakan, gaya geser, dan momen-

momen pada semua batangnya.

Gambar 5.8 Diagram Gaya Geser dan Momen Contoh Soal V.1

Page 11: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐11  

Penyelesaian :

(1) Momen-momen ujung jepit.

kNm

kNm

kNm

kNm

(2) Persamaan-persamaan defleksi kemiringan. Untuk tumpuan di A dan

D jepit, maka θA = θD = 0.

Gambar 5.9 Kerangka Kaku Contoh Soal V.2

( )( )( )

245

23502

2

0 −=−=ABM

( ) ( )( )

365

23502

2

0 +==ABM

( ) ( )( )( )

1056

3310012

6102

22

0 −=−−=BCM

( ) ( ) ( ) 105)6(

3310012

6102

22

0 +=++=CBM

000 == DCCD MM

( )Δ−+−=⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ Δ

−++= EIEIIEMM BBAABAB 24,04,0245

325

20 θθθ

( )Δ−++=⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ Δ

−++= EIEIIEMM BABBABA 24,08,0365

325

20 θθθ

Page 12: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐12  

(3) Gaya geser :

(4) Persaman-persamaan serempak, memenuhi syarat sambungan :

- sambungan di B : MBA + MBC = 0

- sambungan di C : MCB + MCD = 0

- kondisi gaya geser : -HB - Hc = 0

Dengan memasukkan persamaan-persamaan defleksi kemiringan

kedalam syarat-syarat sambungan, maka ditetapkan persamaan berikut :

2,80EIθB + 1,00EIθC – 0,24EIΔ = +69,00

1,00EIθB + 2,80EIθC – 0,24EIΔ = -105,00

-0,24EIθB – 0,24EIθC + 0,19EIΔ = +32,40

( ) ( ) CBCBBCBC EIEIIEMM θθθθ ++−=++= 21052632

0

( ) ( ) BCBCCBCB EIEIIEMM θθθθ +++=++= 21052632

0

( )Δ−=⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ Δ

−++= EIEIIEMM CDCCDCD 24,08,05

325

20 θθθ

( )Δ−=⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ Δ

−++= EIEIIEMM CCDDCDC 24,04,05

325

20 θθθ

( ) ( )⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ Δ−+++Δ−+−

+=5

24,08,03624,04,0245

3.50 EIEIEIEIH BBB

θθ

Δ−+= EIEI B 096,024,04,32 θ

( ) ( )⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ Δ−+Δ−

=5

24,04,024,08,0 EIEIEIEIH CCC

θθ

Δ−= EIEI C 096,024,0 θ

Page 13: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐13  

Penyelesaian persaman serempak dengan cara eliminasi dan substitusi,

hasilnya adalah :

EIθB = +55,29

EIθC = -41,38

EIΔ = +185,13

(5) momen ujung :

MAB = -24,00 + 0,4(+55,29) – 0,24(+185,13) = -46,32 kNm

MBA = +36,00 + 0,8(+55,29) – 0,24(+185,13) = +35,80 kNm

MBC = -105,00 + 2(+55,29) + (-41,38) = -35,80 kNm

MCB = +105,00 + 2(-41,38) + (+55,29) = +77,53 kNm

MCD = 0,8(-41,38) – 0,24(+185,13) = -77,53 kNm

MDC = 0,4(-41,38) – 0,24(+183,13) = -60,98 kNm

(6) Cek gaya geser :

(7) Reaksi perletakan. Reaksi total yang terjadi adalah reaksi akibat beban

dan reaksi pengaruh momen.

505

98,6053,775

8,3532,465

2.50≈⎥

⎤⎢⎣

⎡⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ +

+⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −

+

Page 14: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐14  

                

kN kN

10,25

80,3532,462 −=

+−=ARH kNB

A RHA2

5 m

35,80

46,32

B C6 m

RVB2RVC2

96,66

53,7780,352 −=

−=BRV kN

35,80 77,53

96,66

80,3553,772 =

−=CRV kN

D

70,275

98,6053,77−=

−−=DRH kN

C

RHD

5 m

77,53

60,98

205

2.501 −=

−=ARH 80

2100

26.10

11 =+== CB RVRV

(a) Reaksi perletakan akibat beban

(b) Reaksi perletakan pengaruh momen

Gambar 5.10 Reaksi Perletakan Contoh Soal V.2

Page 15: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐15  

Reaksi total :

RHA = -22,1 kN

RHD =-27,7 kN

RVA = RVB = 73,04 kN

RVC = RVD = 86,96 kN

(8) Diagram gaya geser dan diagram momen :

V.4 Soal-Soal Latihan

Analisalah kerangka kaku di bawah ini dengan menggunakan metode

defleksi kemiringan, gambar diagram gaya geser dan momen.

Gambar 5.11 Diagram Gaya Geser dan Momen Contoh Soal V.2

Page 16: Materi Pertemuan IX,X,XI

Bahan Ajar – Analisa Struktur II – Mulyati, ST., MT  

 

V‐16  

1.

  

2. 

  3.