17
BAB II PEMBAHASAN A. Macam-Macam Permasalahan pada Sistem AC Mobil Secara umum terdapat 6 macam masalah pada sistem AC mobil yang sering terjadi yaitu sebagai berikut: 1. Kompresor tidak berputar saat switch AC ON 2. Kompresor bekerja (berputar), AC tidak dingin 3. Switch AC ON, tetapi blower tidak bekerja 4. Kecepatan putaran motor blower tidak bisa berubah 5. Terdengar suara berisik saat AC dihidupkan 6. Tercium bau tidak sedap (menyengat) saat AC dihidupkan Dari ketujuh macam permasalahan sistem AC mobil diatas, tentu terdapat banyak kemungkinan kemungkinan sumber masalah. Setidaknya ada 2 jenis sumber masalah yaitu sumber masalah yang berasal dari sistem aliran refrigerant AC mobil dan yang kedua sumber masalah yang berasal dari sistem electrical AC mobil. Oleh sebab itu penguasaan dasar teori tentang sistem aliran refrigerant dan sistem electrical AC mobil merupakan modal yang sangat penting untuk dapat menentukan letak sumber masalah sistem AC mobil secara pasti.

MATERI PRESENTASI BESOK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m

Citation preview

Page 1: MATERI PRESENTASI BESOK

BAB II

PEMBAHASAN

A. Macam-Macam Permasalahan pada Sistem AC Mobil

Secara umum terdapat 6 macam masalah pada sistem AC mobil yang sering terjadi yaitu

sebagai berikut:

1. Kompresor tidak berputar saat switch AC ON

2. Kompresor bekerja (berputar), AC tidak dingin

3. Switch AC ON, tetapi blower tidak bekerja

4. Kecepatan putaran motor blower tidak bisa berubah

5. Terdengar suara berisik saat AC dihidupkan

6. Tercium bau tidak sedap (menyengat) saat AC dihidupkan

Dari ketujuh macam permasalahan sistem AC mobil diatas, tentu terdapat banyak

kemungkinan kemungkinan sumber masalah. Setidaknya ada 2 jenis sumber masalah yaitu

sumber masalah yang berasal dari sistem aliran refrigerant AC mobil dan yang kedua sumber

masalah yang berasal dari sistem electrical AC mobil. Oleh sebab itu penguasaan dasar teori

tentang sistem aliran refrigerant dan sistem electrical AC mobil merupakan modal yang

sangat penting untuk dapat menentukan letak sumber masalah sistem AC mobil secara pasti.

B. Alat Diagnosis Masalah Sistem AC Mobil

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan diagnosis masalah sistem AC mobil, tentu menjadi

hal yang pasti bagi seorang teknisi AC untuk mempunyai alat diagnosis sistem AC. Adapun

rincian alat yang dibutuhkan dalam proses diagnosis masalah sistem AC mobil adalah sebagai

berikut:

Page 2: MATERI PRESENTASI BESOK

1. Manifold Gauge

Manifold gauge merupakan alat yang dipakai untuk mendeteksi besar tekanan refrigerant

pada pipa tekanan rendah dan pipa tekanan rendah. Informasi dari manifold gauge ini

selanjutnya dipakai sebagai bahan informasi bagi teknisi untuk menentukan letak sumber

masalah pada sistem AC mobil.

Adapun aturan pemasangan manifold gauge untuk diagnosis masalah sistem AC mobil

yaitu slang warna biru dihubungkan ke katup pelayanan suction pada kompresor dan slang

warna merah dihubungkan ke katup pelayanan discharge pada kompresor. Sementara saluran

tengah manifold gauge tidak dihubungkan kemana pun cukup ditutup saja. Perlu untuk

diperhatikan bahwa pada saat menggunakan manifold gauge untuk memeriksa tekanan harus

dipastikan kran-kran pada manifold gauge tertutup rapat.

2. Leak Detector

Leak detektor merupakan alat yang dipakai untuk mendeteksi kebocoran refrigerant pada

saluran-saluran sistem AC. Adapun rincian cara penggunaan dari leak detektor ini adalah

sebagai berikut:

Page 3: MATERI PRESENTASI BESOK

a) Hidupkan leak detektor dengan cara menekan tombol ON/OFF

b) Kemudian tekan tombol pilihan pada posisi sesuai dengan jenis refrigerant yang akan

diperiksa misalnya R-12 atau R-134a (ini berlaku hanya untuk yang tersedia fitur tombol

pilhan jenis refrigerant)

c) Posisikan leak detector sedekat mungkin dengan lokasi yang dimungkinkan terjadi

kebocoran

d) Lakukan pemeriksaan pada seluruh bagian sistem AC dan perhatikan bunyi atau sinyal

yang keluar dari leak detektor. Jika leak detector berbunyi dengan durasi cepat itu

pertanda ada refrigerant yang bocor.

3. Termometer

Dalam proses diagnosis masalah sistem AC mobil, termometer dipakai sebagai alat

pendeteksi suhu udara yang keluar dari evaporator guna memberi informasi kepada teknisi

apakah suhu yang keluar dari evaporator itu sudah sesuai dengan ketentuan (dingin) atau

tidak. Perlu untuk diperhatikan bahwa termometer yang dipakai untuk diagnosis sebaiknya

termometer digital, selain mudah dalam pembacaan hasil pengukuran juga lebih akurat dalam

mengukurnya. Adapun cara penggunaan termometer digital ini sangatlah mudah yaitu tekan

tombol ON/OFF untuk menghidupkan, setelah termometer hidup masukan stick sensor pada

kisi-kisi evaporator, maka besar suhu bisa langsung dibaca pada layar.

C. Diagnosis Masalah Sistem AC Mobil

Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab macam-macam permasalahan sistem AC

mobil diatas bahwa terdapat 6 macam masalah pada sistem AC mobil yang sering terjadi.

Setiap masalah tersebut pastinya memiliki perbedaan sumber penyebabnya, oleh sebab itu

langkah-langkah diagnosis yang harus dilakukan pun juga akan berbeda. Dalam makalah ini

akan dijelaskan secara cukup rinci langkah-langkah diagnosis masalah untuk setiap macam

masalah AC mobil tersebut. Adapun rincian pembahasannya adalah sebagai berikut:

Page 4: MATERI PRESENTASI BESOK

1. Kompresor tidak berputar saat switch AC ON

Apabila kompresor tidak berputar saat switch AC ON, maka dapat diperkirakan bahwa

sumber masalahnya yaitu karena tidak bekerjanya kopling magnet kompresor. Hal ini

disebabkan karena koping magnet kompresor merupakan alat yang berfungsi sebagai

penghubung putaran dari puli penggerak kompresor ke poros kompresor. Namun perkiraan

tersebut masih merupakan perkiraan awal sebab belum tentu yang rusak adalah kopling

magnetnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan langkah-langkah diagnosis untuk memastikan

letak sumber masalahnya. Adapun Langkah-langkah diagnosis masalah sistem AC mobil

diatas yaitu sebagai berikut:

a) Posisikan switch AC ON, kemudian lepas soket kabel kopling magnet. Setelah itu

lakukan pemeriksaan arus listrik dengan menggunakan test lamp. Jika test lamp menyala

berarti letak kerusakan pada magnet kopling lakukan pemeriksaan pada kopling magnet.

Jika test lamp tidak menyala maka lanjutkan langkah pemeriksaan berikutnya

b) Periksa arus yang keluar dari terminal 87 dan 85 relay AC dengan menggunakan test

lamp, kemudian buat kesimpulan dengan berpedoman pada ketentuan berikut ini:

Kondisi Test LampKesimpulan

Terminal 85 Relay Terminal 87 Relay

Menyala Menyala

Periksa dan perbaiki kabel l penghubung

antara terminal 87 relay AC dan kumparan

magnet kopling

Menyala Mati Ganti relay AC

Mati MatiPeriksa sekring AC jika sekring baik

lanjutkan ke langkah berikutnya

Page 5: MATERI PRESENTASI BESOK

c) Periksa arus yang keluar dari kedua kabel pengontrol tekanan tinggi (PTT) dengan

menggunakan test lamp, kemudian buat kesimpulan dengan berpedoman pada ketentuan

berikut ini:

Kondisi Test LampKesimpulan

Kabel Input PTT Kabel Output PTT

Menyala MenyalaPeriksa dan perbaiki kabel penghubung

antara PTT dan relay AC

Menyala Mati Ganti PTT

Mati Mati Lanjutkan ke langkah berikutnya

d) Periksa arus yang keluar dari kedua kabel pengontrol tekanan rendah (PTR) dengan

menggunakan test lamp, kemudian buat kesimpulan dengan berpedoman pada ketentuan

berikut ini:

Kondisi Test LampKesimpulan

Kabel Input PTT Kabel Output PTT

Menyala MenyalaPeriksa dan perbaiki kabel penghubung

antara PTR dan PTT

Menyala Mati Ganti PTR

Mati Mati Lanjutkan ke langkah berikutnya

e) Periksa arus yang keluar dari kedua kabel pengontrol suhu (PS) dengan menggunakan

test lamp, kemudian buat kesimpulan dengan berpedoman pada ketentuan berikut ini:

Kondisi Test LampKesimpulan

Kabel Input PS Kabel Output PS

Menyala MenyalaPeriksa dan perbaiki kabel penghubung

antara PS dan PTR

Menyala Mati Ganti PS

Mati Mati Lanjutkan ke langkah berikutnya

f) Lepas saklar termostat dari dudukannya, kemudian periksa arus yang keluar dari kedua

kabel termostat dengan menggunakan test lamp, kemudian buat kesimpulan dengan

berpedoman pada ketentuan berikut ini:

Kondisi Test LampKesimpulan

Kabel Input Termostat Kabel Output Termostat

Menyala MenyalaPeriksa dan perbaiki kabel penghubung

antara saklar termostat dan PS

Menyala Mati Ganti termostat

Mati Mati Lanjutkan ke langkah berikutnya

Page 6: MATERI PRESENTASI BESOK

g) Lepas saklar motor blower dari dudukannya, kemudian periksa arus yang keluar dari

terminal C. Jika test lamp menyala periksa dan perbaiki kabel dari terminal C saklar

blower ke saklar termostat. Jika test lamp tidak menyala perbaiki saklar motor blower

dan jika rusak berat ganti saklar motor blower.

2. Kompresor bekerja (berputar), AC tidak dingin

Apabila kompresor bekerja tetapi AC tidak dingin, maka untuk dapat mengetahui letak

sumber masalah harus melakukan pemeriksaan tekanan dengan menggunakan manifold

gauge. Perlu untuk diperhatikan bahwa pemeriksaan tekanan hanya dapat dilakukan pada saat

mesin hidup. Sebagai tolok ukur kondisi normal sistem AC mobil yaitu sistem AC mobil

dapat dikatakan normal apabila pada saat mesin hidup besar tekanan pada saluran tekanan

rendah sekitar 1,5 sampai 2 bar, dan besar tekanan pada saluran tekanan tinggi sekitar 14,5

sampai 15 bar. Jika besar tekanannya lebih kecil atau lebih besar dari standart itu maka dapat

dipastikan sistem AC bermasalah. Adapun rincian contoh hasil pemeriksaan tekanan dan

analisis sumber masalah dapat dilihat sebagai berikut:

a) Kedua Manometer Menunjukkan Tekanan Lebih Rendah

Apabila hasil pengukuran manifold gauge menunjukan bahwa tekanan pada saluran isap

dan saluran tekan kompresor rendah, berarti dapat disimpulkan volume refrigerant yang

beredar dalam sistem AC berkurang. Berkurangnya volume refrigerant pada sistem AC ini

juga dapat dilihat dari kondisi refrigerant yang terlihat dari sight glass receiver, apabila

terlihat gelembung-gelembung berarti volume refrigerant kurang. Perlu untuk diketahui

bahwa berkurangnya volume refrigerant pada sistem AC disebabkan oleh kebocoran pada

sistem (pipa-pipa atau sambungan-sambungan). Untuk dapat menentukan letak kebocoran

sistem secara pasti dapat digunakan leak detektor. Lakukan perbaikan jika ditemukan

kebocoran. Setelah semua kebocoran sistem telah diperbaiki lakukan penambahan volume

refrigerant pada sistem AC, sebab berkurangnya volume refrigerant inilah yang

Page 7: MATERI PRESENTASI BESOK

mengakibatkan kinerja AC tidak bisa maksimal dalam menciptakan suhu dingin pada

evaporator, dan akhirnya timbul permasalahan seperti diatas

b) Kedua Manometer Menunjukkan Tekanan Lebih Tinggi

Apabila hasil pengukuran manifold gauge menunjukan bahwa tekanan pada saluran isap

dan saluran tekan kompresor lebih tinggi dari spesifikasi, maka dapat diambil beberapa

kemungkinan sumber penyebab yaitu sebagai berikut:

Pendinginan kondensor yang kurang baik, menyebabkan temperatur evaporator menjadi

naik sehingga mengakibatkan katup ekspansi akan selalu membuka dengan maksimal.

Tekanan kedua bagian saluran tekanan tinggi dan rendah akan naik. Hal ini bisa

diakibatkan karena kipas pendingin kondensor tidak bekerja atau karena kisi-kisi dari

kondensor kotor sehingga pendinginan pada kondensor tidak bisa maksimal. Perlu untuk

diketahui bahwa apabila temperature refrigerant yang keluar dari kondensor tidak sesuai

spesifikasi atau bahkan tidak dingin maka suhu refrigerant yang mengalir ke evaporator

juga tidak dingin, sehingga akan timbul masalah seperti diatas. Oleh sebab itu tindakan

perbaikan yang harus dilakukan adalah mengecek kisi-kisi kondensor dari kemungkinan

kotor, jika kotor lakukan pembersihan. Selain itu juga periksa kondisi kipas kondensor

sewaktu switch AC di ON kan dan pastikan kipas kondensor berputar. Jika kipas

kondensor tidak berputar lakukan pemeriksaan dan perbaikan pada sirkuit listrik kipas

pendingin kondensor.

Pengisian zat pendingin terlalu banyak, sehingga tekanan pada saluran tekanan tinggi

akan naik, dan volume zat pendingin yang disemprotkan katup ekspansi akan lebih besar,

menyebabkan saluran tekanan rendah naik pula tekanannya sehingga suhu refrigerant

pada evaporator tidak bisa dingin. Oleh sebab itu untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan

pengurangan refrigerant. Kemungkinan ini hanya berlaku jika kondisi kondensor dan

Page 8: MATERI PRESENTASI BESOK

kipas pendingin kondensor dalam keadaan baik dan ketika dilakukan pemeriksaan pada

sight glass receiver tidak terlihat gelembung

Terjadi penyumbatan atau penyepitan saluran pada kondensator atau pada filter sehingga

tekanan pada saluran TT meningkat dan tekanan refrigerant yang masuk ke katup

ekspansi lebih rendah dari spesifikasi sehingga mengakibatkan katup ekspansi akan

terbuka lebih lebar. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan penambahan tekanan

refrigerant yang mengalir ke evaporator dan saluran TR akibatnya suhu pada evaporator

tidak bisa dingin sesuai spesifikasi. Oleh sebab tindakan perbaikan yang harus dilakukan

adalah melakukan pembersihan pada kondensor dan dryer.

c) Manometer TR lebih Tinggi dan Manometer TT Lebih Rendah

Apabila hasil pengukuran manifold gauge menunjukan bahwa tekanan pada saluran TR

lebih tinggi dan saluran TT kompresor lebih rendah dari spesifikasi, maka dapat diambil

beberapa kemungkinan sumber penyebab yaitu sebagai berikut:

Kebocoran pada bagian–bagian yang bergesekan dari kompresor seperti katup–katup

cincin torak, menyebabkan kompresor tidak bekerja dengan baik.

Langkah tekan kompresor tidak menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dan temperatur

evaporator naik, katup expansi akan selalu terbuka.

Katup–katup kompresor yang rusak akan menyebabkan zat pendinginan yang ditekan

akan mengalami kebocoran kebagian saluran hisap, akibatnya saluran hisap tekanannya

akan lebih tinggi dan bagian saluran tekanan tekanannya akan lebih rendah

d) Manometer TR Lebih Rendah dan Manometer TT Normal

Page 9: MATERI PRESENTASI BESOK

Apabila hasil pengukuran manifold gauge menunjukan bahwa tekanan pada saluran TR

lebih tinggi dari spesifikasi dan tekanan saluran TT kompresor normal, maka dapat diambil

beberapa kemungkinan sumber penyebab yaitu sebagai berikut:

Katup ekspansi rusak (macet pada posisi membuka penuh), maka akibatnya jumlah

refrigerant yang masuk ke evaporator selalu banyak, sehingga jika ini berlangsung lama

akan berakibat terjadi pengumbalan es pada saluran masuk evaporator.

Jika saluran masuk evaporator menyempit akibat penumpukan es maka menyebabkan

jumlah refrigerant yang masuk ke evaporator menjadi sedikit, sehingga suhu AC menjadi

tidak dingin. Sementara itu karena penyempitan saluran masuk evaporator juga

mengakibatkan tekanan refrigerant pada saluran TR lebih rendah. Oleh sebab tindakan

perbaikan yang harus dilakukan adalah mengganti katup ekspansi dan melaksakan

pembersihan pada evaporator.

e) Manometer TR lebih Rendah dan Manometer TT Lebih Tinggi

Apabila hasil pengukuran manifold gauge menunjukan bahwa tekanan pada saluran TR

lebih rendah dan saluran TT kompresor lebih tinggi dari spesifikasi, maka dapat diambil

kemungkinan sumber penyebab yaitu katup ekspansi rusak (macet pada posisi menutup),

maka akibatnya aliran refrigerant yang menuju evaporator menadi terhambat sehingga

Page 10: MATERI PRESENTASI BESOK

menyebabkan kenaikan tekanan pada saluran TT. Sementara itu karena katup ekspansi rusak

(macet pada posisi menutup), maka jumlah refrigerant yang menuju evaporator sedikit

sehingga suhu AC tidak dingin, selain itu kondisi ini juga mengakibatkan tekanan refrigerant

pada saluran TR rendah.

3. Switch AC ON, Tetapi Blower Tidak Bekerja

Apabila terjadi problem berupa switch AC ON, tetapi blower tidak bekerja, maka perlu

bagi seorang mekanik untuk memahami sirkuit elektrik dari motor blower. Adapun wiring

diagram dari motor blower adalah sebagai berikut:

Adapun Langkah-langkah diagnosis masalah sistem AC mobil diatas yaitu sebagai

berikut:

a) Posisikan saklar motor blower pada posisi ON. Setelah itu lakukan pemeriksaan arus

listrik pada terminal positif motor blower dengan menggunakan test lamp. Jika test lamp

menyala berarti letak kerusakan pada motor blower, oleh sebab itu lakukan pemeriksaan

pada motor listrik jika rusak perbaiki. Jika test lamp tidak menyala maka lanjutkan

langkah pemeriksaan berikutnya

b) Periksa arus yang keluar dari terminal input 123 dan output pada tahanan pengatur

kecepatan motor blower dengan menggunakan test lamp, kemudian buat kesimpulan

dengan berpedoman pada ketentuan berikut ini:

Kondisi Test LampKesimpulan

Terminal Input 123 Terminal Output

Menyala Menyala Periksa dan perbaiki kabel penghubung

antara terminal output tahanan pengatur

kecepatan motor blower dan terminal positif

Page 11: MATERI PRESENTASI BESOK

motor blower

Menyala MatiGanti tahanan pengatur kecepatan motor

blower

Mati Mati lanjutkan ke langkah berikutnya

c) Periksa arus yang keluar dari terminal B dan output 123 pada saklar motor blower

dengan menggunakan test lamp, kemudian buat kesimpulan dengan berpedoman pada

ketentuan berikut ini:

Kondisi Test LampKesimpulan

Terminal B Terminal Output 123

Menyala Menyala

Periksa dan perbaiki kabel penghubung

antara terminal output 123 dan input 123

pada tahanan pengatur kecepatan motor

blower

Menyala Mati Ganti saklar motor blower

Mati Mati lanjutkan ke langkah berikutnya

d) Periksa kondisi sekering AC jika putus ganti, dan masalah selesai.

4. Kecepatan Putaran Motor Blower Tidak Bisa Berubah

Apabila kecepatan putaran motor blower tidak bisa berubah maka dapat kita pastikan

bahwa terjadi hubungan singkat antara terminal terminal yang ada pada unit tahanan

pengatur kecepatan motor blower. Adapun langkah diagnosisnya adalah sebagai berikut:

a) Lepas terminal 123 dari unit tahanan pengatur kecepatan motor blower

b) Dengan menggunakan ohmmeter periksa kemungkinan terjadinya hubungan singkat

antara kabel-kabel kecepatan motor blower. Untuk catatan, pemeriksaan hubungan

singkat antara kabel-kabel kecepatan motor blower ini dilakukan pada kondisi saklar

motor blower posisi OFF atau O. Apabila dari hasil pemeriksaan menunjukan bahwa ada

hubungan singkat dengan ditandai oleh pengerakan ohmmeter, maka lakukan

penggantian kabel-kabel kecepatan motor blower. Jika dari hasil pemeriksaan

menunjukan tidak adanya hubungan singkat pada kabel-kabel kecepatan motor blower,

maka dapat disimpulkan bahwa terjadi kerusakan pada unit tahanan pengatur kecepatan

motor blower. Lakukan perbaikan, jika tidak memungkinkan untuk digunakan kembali

ganti unit tahanan pengatur kecepatan motor blower.

5. Terdengar Suara Berisik Saat AC Dihidupkan

Page 12: MATERI PRESENTASI BESOK

Apabila terjadi masalah berupa terdengar suara berisik saat AC dihidupkan maka

terdapat beberapa kemungkinan sumber masalahnya yaitu sebagai berikut:

a) Bearing puli penggerak dan bearing idle puli kocak sehingga menimbulkan suara berisik

sewaktu AC dihidupkan. Jika hal ini terjadi bongkar puli penggerak dan idle puli,

kemudian ganti bearingnya.

b) Kondisi daya magnet kopling kompresor melemah, sehingga hubungan antara plat

penekan dengan roda puli tidak bisa menyatu secara baik saat AC dihidupkan. Akibatnya

antara plat penekan dengan roda puli selip, sehingga menimbulkan suara berisik hasil

gesekan 2 logam. Jika hal ini terjadi tindakan perbaikan yang harus dilakukan adalah

mengganti kumparan magnet kopling kompresor

6. Tercium bau tidak sedap (menyengat) saat AC dihidupkan

Kenyamanan pengendara pasti sangat  terganggu jika mencium bau menyengat saat AC

dinyalakan. Biasanya  bau tersebut terjadi akibatnya adanya bakteri, micro-organisme, dan

jamur yang menumpuk di bagain evaporator atau filter AC. Selain itu, dapat juga terdapat

pada grill di dashboard dan sekitar saluran masuk dan keluarnya udara. Untuk menghilangkan

bau yang mengganggu ini, dapat dilakukan dengan membersihkan bagian evaporator, filter,

grill, blower, atau sepanjang saluran masuk dan keluarnya udara. Jika perlu, bersihkan

dengan menggunakan anti bactercial treatments, dan masalah selesai.