Upload
widyahatta
View
0
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Materi Sosialisasi PBI Sistem Pembayaran
Citation preview
1
PBI SISTEM PEMBAYARAN
29 Januari 2021
DEPARTEMEN KEBIJAKAN SISTEM PEMBAYARAN
2PROSES BISNIS ENTRY – PENYELENGGARAAN – EXIT €wcos LT ENTRY
Calon P.JP II II
PENYELENGGARAAN PJP BERIZIN DAN DESIGNATED PIP
PERSETUJUAN
PERSYARATAN
Kesiapan operasional
Perlindungan konsumen
Penerapan Manajemen Risiko
Keamanan & keandalan sistem
PERIZINAN
MEKANISME
PERSETUJUAN
PIP
PJP Pindah
bundlin PJPdlm bundling yg sama
PSPS EVALUASI
ASESMEN PSPS Kewajiban MANAJEMEN
PSPK PSPK DAN Permodalan RISIKO DAN
SP (KPSP) SISTEM PSPU SECARA INFORMASI
BERKALA PSPU
KARAKTERISTI K
Risiko Sedang & Tinggi
SIZE
Pengembangan Produk
ASESMEN DAN PENGAWASAN
COMPLEXITY
kerjasama
Asesmen Kinerja dan
Eksposur
----------------------------, l ! =j INTERCONNECTEDNESS
SUBSTITUTABILITY ]
Persyaratan
INITIAL CAPITAL
·I Modal Disetor / '
15M
'[ Modal Disetor Kelembagaan Manajemen Sistem
5M Risiko lnformasi
'[ Modal disetor
500Jt I lM / \ , ,
]Permodclan & Keangan]
Kategori lzin 2 (PIAS, AINS)
Kategori lzin 3 Remitansi
4 0 Perizinan
Kategori lzin 1 (AIS, PIAS, AINS,
Remitansi)
Remitansi
Karakteristik
AIS I[ Pentausahaan Sumber Dana
PIAS I [ Penerusan T ransaksi Pembayaran
AINS I [ Penyediaan Info Sumber Dana (API)
KLIRING
Activities
DAN/ATAU SETELMEN
Activities Karakteristik
REITANSI[ ----------�
1----------------------------1 g L
ht L ii Pengembangan j
' atiwitas I l [ l Ill I ------------------------------------------------------- Kriterjg ersyrttan i] As9s/hen L ; EL
} s [Pemmodalan& Kevangon] j Pengembangan {I to'' )duk !SE ti aktivitas, produ
\} Modal Disetor ii
j { dan/atau j SSK& 100Matau S l
Penyelenggaraan infrastruktur , K 1 6 Manajemen istem i :I Penelapan Kepentingan GF + • em agaan : :i atau skema pemrosesan antar ] Risiko [Informasi/j;
Publik Grantee/ ,, G ANTAR penyelenggara SP di back-end ' '{L L----�J��:: ,_- __ - __ - __ -_- __ - __ -_- __ - __ - __ -_- __ - __ - __ -_- __ - __ � _j =--- --- ---j l! �---- __ K_e_ ri_ as_ am_a __ 1 '---R- isi- ko_R_e_ nd_a_ h _ __,
PElAPORAN
\....... ' ' ' ' __ _,.,/ \:.�-------------------------J ,/ ---------------------------------------- ---------------------------------------··
PERSYARATAN
PENYELESAIAN KEWAJIBAN
HASIL EVALUASI
PENCABUTAN IZIN/PENETAPAN
MEKANtSME
[ TINDAK LANJUT l PENGAWASAN
• ,EVALUASIIZIN [ PIHAK LAIN l
,,..-------------------------------------------------------------------------------------------------------E xii----------------------------------------------------------------------------------------------------------·--.]
·-----------------------------------------------------------------------------------------------------------�--------------------------------------------------::'. / ./
3STRUKTUR PBI TENTANG SISTEM PEMBAYARAN
AKTIVITAS PJP, PIP, & PENYELENGGARA PENUNJANG,
SERTA PERIZINAN PJP DAN PENETAPAN PIPKEWENANGAN BI DI BIDANG SP
KOORDINASI & KOMUNIKASI
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN
PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN PENGAKHIRAN PENYELENGGARAAN SP
DATA DAN/ATAU INFORMASI
INOVASI TEKNOLOGI SP
KETENTUAN UMUM
KETENTUAN PERALIHAN KETENTUAN PENUTUP
KOMPONEN, PENYELENGGARA JASA SISTEM PEMBAYARAN,
DAN TAHAPAN PEMROSESAN SISTEM PEMBAYARAN
BAB I BAB II
BAB III BAB IV
BAB V BAB VI
BAB VII BAB VIII
BAB IX BAB X
BAB XI BAB XII
( a Doves ,----.:..
= a 0 =(J
I
00 4+
( @
•••
) • r l
) (
4
DEFINISI
BAB I – KETENTUAN UMUM
Definisi dalam ketentuan umum mencakup istilah yang dimuat dalam pengaturan batang tubuh PBI.
s« ------ • PENYEDIA JASA PEMBAYARAN
PENYELENGGARA PENUNJANG
PENYELENGGARA SP SISTEMIK
PENYELENGGARA SP KRITIKAL
SISTEM PEMBAYARAN
I
0«cow LT
LEMBAGA SELAIN BANK
PENYELENGGARAINFRASTRUKTUR SISTEM PEMBAYARAN
SELF-REGULATORY ORGANIZATION
PENYEDIA BARANG/JASA
PENYELENGGARA SP UMUM
SUMBER DANA UNTUK PEMBAYARAN
PENGGUNA JASA
5
TUJUAN
SISTEM
PEMBAYARAN
DAN
VISI SISTEM
PEMBAYARAN
TUJUAN SISTEM PEMBAYARAN
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran bertujuan untuk menciptakan Sistem Pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal, dengan tetap memperhatikan perluasan akses dan perlindungan konsumen.
Pencapaian tujuan penyelenggaraan Sistem Pembayaran diarahkan juga untuk mendukung stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan.
VISI SISTEM PEMBAYARAN
BAB I – KETENTUAN UMUM «case LJ
Mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital nasional sehingga menjamin fungsi Bank Indonesia dalam proses pengedaran uang, kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan, serta mendukung inklusi keuangan.
Mendukung digitalisasi perbankan sebagai lembaga utama dalam ekonomi keuangan digital melalui open application programming interface maupun pemanfaatan teknologi digital dan data dalam bisnis keuangan
Menjamin interlink antara teknologi finansial dengan perbankan untuk menghindari risiko shadow banking melalui pengaturan teknologi digital seperti open application programming interface, kerja sama bisnis, maupun kepemilikan perusahaan;
Menjaga keseimbangan antara inovasi dengan perlindungan konsumen, integritas dan stabilitas, serta persaingan usaha yang sehat melalui: (a) penerapan prinsip mengenal nasabah serta penerapan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme; (b) kewajiban keterbukaan untuk data, informasi, atau bisnis public; dan (c) penggunaan teknologi inovatif oleh industri untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan dan meningkatkan efektivitas pengawasan serta pengawasan berbasis teknologi dalam kewajiban pelaporan, regulasi, dan pengawasan; dan
Menjamin kepentingan nasional dalam ekonomi keuangan digital antarnegara melalui kewajiban pemrosesan semua transaksi domestik di dalam negeri dan kerja sama penyelenggara asing dengan domestik, dengan memperhatikan prinsip resiprokalitas.
6
RUANG LINGKUP
SISTEM
PEMBAYARAN
KOMPONEN SISTEM PEMBAYARAN
PENYELENGGARA SISTEM PEMBAYARAN
TAHAPAN PEMROSESAN PEMBAYARAN
Penyelenggara SP terdiri dari:
MEKANISME INFRASTRUKTUR KELEMBAGAAN
SUMBER DANA &
AKSES KE SUMBER DANA
UTK PEMBAYARAN
Penyelenggara SP dapat melakukan kerja sama dengan:
dan
BAB II – KOMPONEN, PENYELENGGARA JASA SP, DAN TAHAPAN PEMROSESAN SP
V V
Pratransaksi lnisiasi Otorisasi Kliring
0«case LT
PEN'ELEN4(ARA INFRASTRUKTR STEM PEM}AYARAN (PIP)
PENYELEN46ARA PENN)AN4
Penyelesaian Akhir Pascatransaksi
- - ----
PENYEDIA)ASA PEMBAYARAN (PJP)
---------
7BAB III – KEWENANGAN BANK INDONESIA DI BIDANG SP
PENGELOLAAN DATA DAN/ATAU INFORMASI
Perolehan data dan/atau informasi;
Penetapan Mekanisme dan infrastruktur data dan
pembayaran terintegrasi.
Perizinan dan penetapan bagi PJP & PIP;
Penyelenggaraan aktivitas PJP & PIP;
Data (data policy);
Penghentian akses ke penyelenggaraan
SP (Exit policy);
Lainnya.
mendukung implementasi kebijakan BI;
mendukung implementasi proses perizinan, persetujuan, & pengawasan;
menyusun dan menerbitkan ketentuan di bidang SP yg bersifat teknis
dan mikro berdasarkan persetujuan Bank Indonesia; dan
menyusun & mengelola standar yg ditetapkan BI.
PENGAWASAN & PENGENAAN SANKSIPengawasan & pengenaan sanksi administratif.
AKSES KE PENYELENGGARAAN SP (ACCESS POLICY) Penetapan; Perizinan.
KEWENANGAN BI TERKAIT SRO BI berwenang mengatur kriteria, mekanisme, dan
persyaratan bagi pihak yg dapat ditetapkan sbg SRO.
Guna mendukung pelaksanaan kewenangan di bidangSistem Pembayaran, Bank Indonesia dapat menugaskanSRO untuk:
PERSETUJUAN DAN PELAPORAN
PENYELENGGARAAN SP
PENERBITAN PERATURAN
PBI PADG
PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR SPPERUMUSAN, PENETAPAN,
DAN KOMUNIKASI KEBIJAKAN
Pertimbangan:
Mendorong pertumbuhan
industri yg inovatif, berkualitas &
berkelanjutan,
Menciptakan interkoneksi dan
interoperabilitas SP,
Menjaga persaingan usaha yg sehat
termasuk melalui pengelolaan dan
penggunaan data transaksi
pembayaran.
e- ' � s'
$ c., 5 $ ....
CROSS-BORDER •
«case LJ
8REKLASIFIKASI ACTIVITY BASED & PERMODALANAccess policy SP akan didasarkan atas reklasifikasi kegiatan penyelenggaraan SP sesuai jenis aktivitas yang diselenggarakan (activity based) dari 9 (sembilan) PJSP menjadi 3 (tiga) Bundling PJP dan 1 (satu) PIP, dengan penyesuaian persyaratan permodalan…
€«co LI
PBI PTP No.18/40/PBl/2016 ENTRY: PERIZI NAN
PJP Kategori lzin 1 AIS, PIAS, AlnS, & layanan Remitansi
l
.gEeppeen :::nan Remitansi &
la�
Lg:ti ""7 ins&Pius ]
LAYANAN REMITANSI
PAYMENT INITIATIONand/ or ACQUIRING SERVICES(PAS)
ACCOUNT INFORMATION SERVICES AlnS
ACCOUNT ISSUANCE SERVICES (AIS)
-
RE KLAS I Fl KASI - ACTIVITY BASED
Penyedia Jasa Pembayaran
(PP) ' ' ' '
!------- .... =-=-- ... -- -- -- -- - .... - .... -_-_-_-_-_-�.::::::.-:..-:..- _-_ -_ -_ -_------------ [ILJEJJEEL7TI7LEH7ZZZIZTZIZL]
AMO
PAYMENT GATEWAY
AC@UIRER Ill raws«er � S ..... s kt DOMPET ELEKTRONIK
TRANSFER DANA
I PIP
ENTRY: PENETAPAN
p I p O PIP Lembaga Switching
r, 100 Miliar � 8 PIP dgn jaringan global
Grandfathering & Jaminan tertulis
KLIRING DAN/ATAU PENYELESAIAN AKHIR BAGI
KEPENTINGAN ANGGOTA PIP
Penyelenggara lnfrastruktur Sistem
Pembayaran (PIP)
···································•······································•·························································•························· Kategori lzin b Kategori lzin: Kategori lzin b
15 Miliar 5 Miliar _500 Juta 1 Miliar I I r Tdk menyediakan Menyediakan sistem sistem bagi bagi penyelenggara peyelenggarg Jain iin_
. PRINSIPAL � S P. SWITCHING 15 : P. KLIRING s5 . P. PENYE. AKHIR
· • Persyaratan P JP Minimum 4097,Q, Modal Disetor
9
Aktivitas mencakup pengaksepan dan pelaksanaan
perintah transfer dana yang sumber dananya bukan
berasal dari akun yang ditatausahakan oleh
penyelenggara layanan remitansi.
RUANG LINGKUP AKTIVITAS
Aktivitas mencakup penyediaan informasi Sumber Dana
untuk inisiasi pembayaran berdasarkan persetujuan
Pengguna Jasa.
Account Information Services
(Penyediaan Informasi Sumber Dana);
Aktivitas mencakup penerusan transaksi pembayaran
(perintah dan/atau data transaksi pembayaran).
Payment Initiation/Acquiring Services (Inisiasi/Penerusan Transaksi Pembayaran);
Aktivitas mencakup pelaksanaan otorisasi transaksi
pembayaran.
Account Issuance Services (Penatausahaan Sumber Dana);
Aktivitas kliring mencakup kegiatan
merekonsiliasi, mengonfirmasi,
menghitung hak dan kewajiban
keuangan anggota PIP sebelum
pelaksanaan penyelesaian akhir
(setelmen).
Aktivitas penyelesaian akhir
mencakup penyelesaian yang
bersifat final dan mengikat melalui
pendebitan dan pengkreditan
rekening para pihak atas hak dan
kewajiban keuangan anggota PIP
berdasarkan hasil kliring.
Kliring dan/atau PenyelesaianAkhir bagi kepentingan anggota
PIP.
Penyediaan teknologi utk pemrosesan
transaksi pembayaran
Penyediaan layanan penunjang
penyelenggaraan SP lainnya yg ditetapkan BI
Layanan Remitansi
Hanya menyediakan layanan pendukung yg
bersifat teknis/memberikan solusi;
Kendali pemrosesan transaksi pembayaran
tetap berada pd PJP/PIP; dan
Tidak diperkenankan mengakses sumber
dana pembayaran dan/atau
menatausahakan sumber dananya.
KRITERIA
RUANG LINGKUP AKTIVITAS
Contoh antara lain: Penyediaan teknologi cloud computing; Penyelenggara perdagangan melalui sistem
elektronik yg memfasilitasi transaksi pembayaran. Penyediaan fitur otentikasi utk otorisasi transaksi; Penyediaan teknologi fraud management system; Penyediaan card management system.
BAB IV – AKTIVITAS PJP, PIP, DAN PENYELENGGARA PENUNJANG, SERTA PERIZINAN PJP DAN PENETAPAN PIP
«case LJ
10
PIP terdiri atas BI dan pihak
lain yg ditetapkan BI.
BI dikecualikan dari kewajiban
memperoleh penetapan
sebagai PIP.
Penetapan PIP dilakukan
berdasarkan penilaian BI,
dengan mempertimbangkan:
Dampak thd SSK; dan/atau
Kepentingan publik.
PERIZINAN PJP DAN PENETAPAN PIP
PERSYARATAN
KELEMBAGAAN
PERMODALAN & KEUANGAN
MANAJEMEN RISIKO
KAPABILITAS SISTEM INFORMASI
Meliputi legalitas badan hukum, kepemilikan(a.l komposisi kepemilikan saham, dan struktur
kepemilikan), pengendalian, dankepengurusan
Wajib Izin BI Wajib Penetapan BI
Meliputi risiko hukum, risiko operasional (tmsk risiko siber), dan risiko likuiditas.
Meliputi keamanan dan keandalan sistem informasi.
Meliputi persyaratan minimal modal disetor, analisis kelayakan bisnis, dan proyeksi bisnis
Dalam hal diperlukan, Bank Indonesia dapat meminta calon PJP/PIP menyampaikan data dan/atau informasi tambahan untuk memenuhi persyaratanaspek kelembagaan, permodalan & keuangan, manajemen risiko, & kapabilitas sistem informasi.
KEWENANGAN BI
Pihak yg dapat menjadi PJP adalah Bank dan
Lembaga Selain Bank.
Pemberian izin utk melakukan aktivitas PJP dapat
diberikan bdsk kategori izin yg terdiri atas:
KATEGORI IZIN 1: AIS, PIAS, AINS, dan Layanan remitansi;
KATEGORI IZIN 2: PIAS dan AINS;
KATEGORI IZIN 3: Layanan remitansi dan/atau aktivitas lainnya
yang ditetapkan BI.
Mekanisme & tata cara perizinan ditetapkan BI.
Tahapan perizinan:
Penelitian administratif; Analisis substansi permohonan; Pemeriksaan (onsite visit).
BAB IV – AKTIVITAS PJP, PIP, DAN PENYELENGGARA PENUNJANG, SERTA PERIZINAN PJP DAN PENETAPAN PIP
PENYEDIA JASA PEMBAYARAN (PJP)
.....................................................................................................•
0«case LT PENYELEN(ARA INFRA VR
SIT€M PEMBAYARAN (PIP)
... . . � :
11PENGATURAN KEPEMILIKAN DAN PENGENDALIAN 0case LT
PIP LSB Domestik min. 80¾
Penilaian dapat s.d. Ultimate shareholder
PJP LSB Domestik min. 15%
Hak khusus berupa hak veto terhadap keputusan/persetujuan RUPS yang berdampak signifikan dimiliki oleh pihak domestik (jika ada)
Pengendalian lainnya berdasarkan penilaian Bl
(JIIIHI IHIHIIIJEI'EI.III
Hak khusus utk mencalonkan mayoritas anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris dimiliki oleh pihak domestik
Pemegang hak suara terbesar secara individual harus dimiliki oleh pihak domestik
Hak Suara
Pengendalian lainnya I
Hak Khusus Grandfathering
Sepanjang tidak terdapat perubahan kepemilikan atau
pengendalian yang dilakukan oleh pihak asing
Kecuali yang dilakukan berdasarkan kebijakan atau tindak lanjut pengawasan Bl.
Pengaturan kelembagaan meliputi komposisi
kepemilikan saham dan pengendalian Vb
(n "gan mempertimbangkan o z ea kebutuhan pendanaan, .,,jg,,, genomendoroniosa1 h
£, meniaga stabilitas, sent =E FRlS8 n PIP LSB \ j kepentingan nasional. Domestik min.51% Domestik min. 80%
Komposisi dinilai secara kolektif pd tiap jenjang kepemilikan s.d. ultimate shareholder
12
ASPEK PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR
Ketersediaan sarana dan prasarana penyelenggaraan infrastruktur.
Tata cara dan mekanisme penyelenggaraan infrastruktur.
Kepesertaan dalam infrastruktur, yang mencakup antara lain:
kriteria dan persyaratan untuk menjadi peserta infrastruktur; ruang lingkup layanan PIP kepada peserta; hak dan kewajiban peserta; mekanisme penyelesaian sengketa antara PIP dengan peserta dan
antar peserta; pemantauan kepatuhan peserta dan pihak lain yang melaksanakan
transaksi terhadap ketentuan Bank Indonesia maupun ketentuan PIP;
ASPEK MANAJEMEN RISIKO, TERMASUK PRINSIP KEHATI-HATIAN
Pengawasan aktif direksi & Dekom, atau organ pengurus & pengawas;
Ketersediaan kebijakan dan prosedur serta kecukupan struktur organisasi;
Proses dan fungsi manajemen risiko serta SDM pelaksana; dan
Pengendalian intern;
ASPEK STANDAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI
Kebijakan & SOP tertulis sistem informasi;
Sistem yg aman dan andal, al. kerahasiaan data, FDS, sertifikasi/standar
keamanan & keandalan sistem, keamanan teknologi;
Standar keamanan siber;
Pengamanan data dan/atau informasi;
KEWAJIBAN PJP DAN PIP KEWAJIBAN PIP YANG DITETAPKAN BI
ASPEK INTERKONEKSI DAN INTEROPERABILITAS
Kepatuhan mekanisme interkoneksi & interoperabilitas, tmsk Standar;
Keterhubungan dg infrastruktur data dan infrastruktur SP; dan
Pemrosesan transaksi pembayaran secara domestik utk inisiasi, otorisasi,
kliring, setelmen kecuali bdsk persetujuan BI a.l. thd: rekonsiliasi global yg
bukan aktivitas utama pemrosesan, manajemen risiko dan APU/PPT yg
terintegrasi dgn head office.
Penerapan kewajiban PJP dlm penyelenggaraan SP disesuaikan dg aktivitas PJP.
ASPEK TATA KELOLA
Pelaksanaan tugas & tg.jawab direksi &
Dekom, atau organ pengurus & pengawas;
Pelaksanaan fungsi audit berkala;
Keterbukaan informasi
penyelenggaraan SP.
Komunikasi & kolaborasi (PIP)
Penerapan prinsip transfer dana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
PEMENUHAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Audit sistem informasi scr berkala.
a.l. perlindungan konsumen, perlindungan data pribadi, kewajiban Rupiah.
BAB V – PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN
-
( eNK INDoves
(K 4j./"
) 'i I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
==] I I
4 0
13
.
Dalam penyelenggaraan sistem pembayaran, Bank Indonesia berwenang menetapkan klasifikasi PJP dan PIP…
Dalam melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan SP oleh PJP dan PIP, BI
memperhatikan pula klasifikasi PJP dan PIP.
BAB V – PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN €«woos LI
Kewajiban Permodalan Sistem Pembayaran
(KP SP) Kinerjo usoho (tronsoksi) & klosifikosi penyelenggoro ,,,,.,------------
" I.Rasio modal minimum I
=10% dari TTMR 2.Additional surcharge:
• PIP P5PS = 5% • P JP PSPS = 2,5% ·PJP P5PK = 1,5%
-------
Permodalan
Aspek lainnya yg ditetapkan Bl
Manajemen Risiko dan Sistem lnformasi
PEMENUHAN KEWAJIBAN PENYELENGGARA
++ Bl dapat menetapkan A +
k Penyelenggara pemenuhan kewajiban Sistem tertentu sesuai klasifikasi Pembayaran PJP & PIP, yang mencakup Sistemik (PSPS) aspek:
++ h. k Penyelenggara 1
Sistem Pembayaran
• I Kritikal (PSPK)
' Penyelengga ra I �- k SP Umum (PSPU)
IIIJE EIIIJ
[IHIZTIJ
Size
KRITERIA
Complexity
Interconnectedness
• Substitutability
Klasifikasi
-- <q) ' 3·¢ �
r [')ti [4.
14BAB V – PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN
PENGEMBANGAN AKTIVITAS, PRODUK, dan/atau KERJA SAMA
€«moose LT
PERSETUJUAN
• • •
RISIKO TINGGI
dalam hal pengembangan mengakibatkan perubahan
dengan skala tinggi pd model bisnis/sistem &
infrastruktur.
• • •
dalam hal pengembangan mengakibatkan perubahan
dengan skala sedang pd model bisnis/sistem &
infrastruktur.
RISIKO SEDANG
PELAPORAN
• • •
RISIKO RENDAH D tidak mengakibatkan
perubahan model bisnis, sistem, & infrastruktur; atau
D mengakibatkan perubahan model bisnis, sistem, dan infrastruktur yg digunakan dengan skala rendah.
Pengembangan aktivitas, produk, dan/atau kerja soma dikategorikan menurut tingkat risiko: risiko rendah, risiko sedang, dan risiko tinggi.
P JP & PIP dapat melakukan pengembangan aktivitas, pengembangan produk, dan/atau kerja sama dengan: a. PJP atau PIP lainnya; dan b. Penyelenggara Penunjang
15BAB V – PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN «case LJ MEKANISME DAN TATA CARA PENGEMBANGAN AKTIVITAS, PRODUK, DAN/ATAU KERJA SAMA
L
Pengajuan Pengembangan Aktivitas, Produk, Kerja Sama Pemrosesan Pengajuan Pengembangan Aktivitas Pengembangan Produk, l(erja Sama
•................................................................................................................................................................................................................
l{erja Sama dengan Penyelenggara Penunjang
l{erja Sama dengan Penyelenggara Penunjang dan/atau Penyelenggara SP di luar wila ah Nl{RI
Analisis pemenuhan persyaratan berd dokumen yg disampaikan; dan Pemeriksaan (onsite visit) terhadap PIP/PJP, jika diperlukan.
Analisis model bisnis rencana Penelitian administratif;
D Dalam hal terdapat pengajuan kerja sama oleh PJP atau PIP dengan Penunjang atau Penyelenggara SP di luar NKRI , Bl dapat mempertimbangkan:
aspek resiprokalitas; • kesetaraan standar penerapan manajemen risiko; dan • manfaat untuk perekonomian Indonesia.
D Bl dapat menetapkan persyaratan tertentu atas penggunaan Sumber Dana don akses ke Sumber Dana di wilayah NKRI yang diselenggarakan oleh penyelenggara asing.
PJP don PIP yang melakukan kerja sama dengan Penyelenggara Penunjang harus:
D melakukan asesmen thd Peny. Penunjang sebelum pelaksanaan kerja sama. D bertanggung jawab penuh atas keamanan dan kelancaran pemrosesan transaksi
pembayaran: ✓ memiliki mekanisme pemantauan terhadap kinerja Penyelenggara Penunjang; ✓ memastikan penerapan manajemen risiko oleh Penyelenggara Penunjang. ✓ memastikan tersedianya akses ke Penyelenggara Penunjang bagi Bl.
□ □
□ pengembangan don/ atau kerjasama; D
• ·
Penyelenggara Penunjang yang Meneruskan Pembayaran Bl dapat mengenakan persyaratan kpd Peny. Penunjang yang melakukan penerusan pembayaran dari P JP kepada Penyedia Ba rang don/ atau Jaso
D PJP & PIP wajib melakukan self asessment thd rencana pengembangan aktivitas, produk don/ atau kerja sama berd kategori risiko rendah, sedang, atau tinggil.
D Terhadap hasil penilaian PIP /PJP, Bl dapat menetapkan kategori risiko yg berbeda dari hasil penilaian PJP/PIP.
D Berd hasil penilaian risiko, PJP & PIP wajib:
• menyampaikan laporan pengembangan atau kerja sama ke Bl, jika memenuhi kategori risiko rendah, ; atau
• menyampaikan permohonan persetujuan pengembangan atau kerja sama ke Bl, jika memenuhi kategori sedang atau tinggi, .
Penyampaian laporan dan/atau permohonan persetujuan disampaikan secara tertulis/melalui sistem elektronik yg diselenggarakan Bl. Permohonan persetujuan pengembangan aktivitas, produk dan/atau kerja sama disertai dokumen pendukung yg meliputi: • kesiapan operasional; manajemen risiko; • keamanan & keandalan sistem; perlindungan konsumen.
D Dalam hal diperlukan, Bl dapat meminta PJP/PIP utk menyampaikan data dan/atau informasi tambahan utk memenuhi
. persyaratan. . ·• , , , , , , ·
'••···············································································································································································································
16
AKSI KORPORASI
Dalam hal PJP atau PIP melakukan aksi korporasi berupa penggabungan, peleburan, pemisahan,
dan/atau terdapat pengambilalihan terhadap PJP atau PIP, berlaku ketentuan sebagai berikut:
untuk PJP dan PIP berupa Lembaga Selain Bank, wajib terlebih dahulu memperoleh
persetujuan dari BI; dan
untuk PJP dan PIP berupa Bank, wajib menyampaikan laporan kepada BI.
Permohonan Persetujuan dan Laporan untuk aksi korporasi dilakukan sesuai
mekanisme dan tata cara yang ditentukan Bank Indonesia.
Dalam hal badan hukum hasil penggabungan, peleburan, atau pemisahan belum
mempunyai izin sebagai PJP atau penetapan sebagai PIP, badan hukum hasil
penggabungan, peleburan, atau pemisahan wajib terlebih dahulu memperoleh izin atau
penetapan dari Bank Indonesia.
BAB V – PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN «case LJ
17BAB V – PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN
BI dapat menetapkan persyaratan tertentu atas penggunaan Sumber Dana dan akses ke Sumber Dana di wilayah NKRI yang diselenggarakan oleh
penyelenggara asing.
«case LJ KRITERIA
SOURCE OF FUND Nilai dalam satuan Rupiah.
.,1]Ases ke Sumber Dana adalah alat, media, dan/atau seperangkat prosedur, tmsk instrumen dan kanal, utk menginisiasi transaksi pembayaran dan/atau menyediakan akses ke Sumber Dana untuk pembayaran melalui metode atau penggunaan teknologi tertentu.
pemenuhan kegiatan ekonomi.
Nilainya didasarkan pd nilai uang yg disetorkan atau fasilitas kredit yg tersedia (kartu kredit/sejenisnya).
Disimpan dalam media elektronik atau media lainnya.
Dapat digunakan selain pada pihak yg menatausahakan Representasi hak dan/ atau claim terhadap penerbit (kecuali fasilitas kredit).
Bl dapat menetapkan kriteria, ruang lingkup, dan jenis akses ke sumber dana untuk pembayaran berdasarkan mekanisme perpindahan dona baik melalui transfer kredit don transfer debit.
,------------------1 ' Aliran Data ' , Aliran Dana t L - - --- - - - - - - - - -- - - _1
Payee 's Account
@o · [III Payee
Kanai
EDC & QR (CPM) , ' ' ,_ - - - - - - - - - - - - - - -
AKSES KE SUMBER DANA
' «dl
' ' Perpindahan Dana Instrumen
: APMK, UE (QR CPM),, : & Cek/BG '
Perintah tagih
Transfer Debit
Payer 's Account
Payer
Aspek cross border
·o ·e IIIII Payee Payee's Account
Transfer Kredit
Perintah bayar
I ' ' l.
Perpindahan dana
a Payer Payer's
Account
lnstrumen UE & transfer direct
to account
Kanai Internet/mobile
banking
AKSES KE SUMBER DANA -----------------,
'
dan/atau pembayaran Tujuan
Bl menetapkan aspek prudensial terkait sumber dona untuk pembayaran dan akses ke sumber dona untuk pembayaran, a.I.:
Tata cara penatausahaan sumber dana Fitur penggunaan
Nominal/Volume transaksi.
Masa berlaku. Jangka waktu penampungan dana.
- («@t' "««mono«a peraturan mengenai:
• Larangan bagi PJP untuk memiliki dan/atau mengelola nilai yg dapat dipersamakan dengan nilai uang atau nilai selain Rupiah yg dapat digunakan secara luas di luar lingkup P JP yg bersangkutan;. dan
• Larangan bagi PJP dan PIP untuk menerima, menggunakan, mengkaitkan, dan/atau melakukan pemrosesan transaksi pembayaran dengan menggunakan virtual currency.
18BAB V – PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN
BI menetapkan infrastruktur SP yg dikategorikan sebagai
infrastruktur pasar keuangan (financial market infrastructure) yg
berdampak sistemik berdasarkan kriteria tertentu, yang antara lain
didasarkan pada pertimbangan:
jumlah dan nilai transaksi yang diproses;
jumlah dan jenis peserta;
jenis pasar yang dilayani;
pangsa pasar;
keterhubungan dengan infrastruktur pasar keuangan dan institusi
keuangan lainnya; dan
ketersediaan alternatif infrastruktur Sistem Pembayaran dengan
segera; keuangan lain dalam waktu singkat; dan/atau
hal lainnya.
Penyelenggaraan infrastruktur SP yang
berdampak sistemik wajib dilaksanakan
sesuai memenuhi standar internasional
yang berlaku, yg mencakup :
aspek penyelenggaraan infrastruktur;
dan
aspek tanggung jawab otoritas dalam
melakukan pemantauan (oversight).
INFRASTRUKTUR SP YANG BERDAMPAK SISTEMIK
Tindak lanjut pemantauan (oversight) antara lain berupa:
himbauan (moral suasion);
rekomendasi kebijakan, pengaturan, atau
pengembangan;
koordinasi dengan otoritas terkait; dan/atau
tindakan lainnya
BI dapat menyelenggarakan infrastruktur Interface Pembayaran Terintegrasi yg menghubungkan akses
ke Sumber Dana dengan PJP untuk meneruskan proses inisiasi dan/atau otorisasi transaksi pembayaran.
INTERFACE PEMBAYARAN TERINTEGRASI
-
«case LJ
.·.:,
-
l
19
Bank Indonesia menyediakan ruang uji coba pengembangan inovasi teknologi Sistem Pembayaran untuk mendukung
pengembangan ekonomi dan keuangan digital ...
Penyediaan ruang uji coba ITSP bertujuan untuk mendorong inovasi teknologi,
serta memantau dan mendeteksi peluang dan risiko dari inovasi dimaksud.
Inovasi Teknologi Sistem Pembayaran (ITSP) mencakup produk, aktivitas, layanan, dan model
bisnis yang menggunakan teknologi inovatif dalam ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang dapat
mendukung penyelenggaraan SP.
TUJUAN
Innovation LabUji coba pengembangan inovasi
yang belum digunakan atau telah
digunakan di industri Sistem
Pembayaran secara terbatas.
Industrial SandboxUji coba inovasi yang telah digunakan
di industri Sistem Pembayaran dan
perlu didorong untuk digunakan secara
luas (misal Open API, QRIS CPM).
Regulatory SandboxUji coba inovasi terhadap
kebijakan atau ketentuan
sistem pembayaran.
SANDBOX
mengikutsertakan SRO dan/atau pihak lain
dalam pelaksanaan penyediaan ruang uji coba
teknologi dan inovasi.
BANK INDONESIA DAPAT:
Permohonan PJP, PIP, atau pihak
lain yg ditetapkan BI
Uji coba dapat berasal dari:
Inisiatif BI/
BAB VI – INOVASI TEKNOLOGI SISTEM PEMBAYARAN (oo« LT
--- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- o
',/ ' \ i i ' ' i : ' \ J '
/ .
" ' ' · ' j · ' i !
' ' · ' \, / / ' / -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------"'
20BAB VII – PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN
MEKANISME PENGAWASAN
OBJEK PENGAWASAN
PENGGUNAAN
TEKNOLOGI INOVATIF
PENGAWASAN TERINTEGRASI BI dapat melakukan pengawasan secara terintegrasi thd perusahaan induk,
perusahaan anak, dan/atau pihak terafiliasi penyelenggara.
Pengawasan langsung (BI dapat menugaskan pihak lain untuk dan atas nama BI)
Pengawasan tidak langsung
PENGAWASAN PJP dan PIP, termasuk Pihak yg bekerja sama
PEMANTAUAN Infrastruktur SP yg diselenggarakan BI (termasuk infrastruktur SP yg
berdampak sistemik)
Memastikan tercapainya tujuan penyelenggaraan SP dengan tetap mendorong inovasi
industri SP serta memperhatikan standar dan praktik internasional.
TUJUAN PENGAWASAN
BI melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan SP dgn pendekatan pengawasan berbasis risiko & kepatuhan.
BI dapat mendorong penggunaan teknologi inovatif oleh industri untuk memastikan
kepatuhan terhadap ketentuan dan meningkatkan efektivitas pengawasan (regtech).
CAKUPAN PENGAWASAN
Eksposur risiko, termasuk kepatuhan thdp peraturan perundang-undangan & ketentuan ygberlaku;
penerapan tata kelola dan manajemen risiko; dan aspek lainnya yg ditetapkan BI.
BI dapat menerapkan pengawasan berbasis teknologi inovatif (suptech)
«case LJ
'
21
Berdasarkan hasil pengawasan, BI dapat:
Meminta PJP dan PIP untuk:
melakukan/tidak melakukan sesuatu;
membatasi kegiatan/penyelenggaraan; dan/atau
menghentikan sementara, sebagian, atau seluruh kegiatan
termasuk kerjasama;
Mencabut izin, penetapan, dan/atau persetujuan.
BI berwenang untuk mengenakan
sanksi administratif kepada PJP
dan PIP berupa:
teguran;
denda;
penghentian sementara,
sebagian atau seluruh kegiatan;
dan/atau
pencabutan izin PJP atau
penetapan PIP;
Pertimbangan pengenaan
sanksi administratif:
tingkat kesalahan dan/atau
pelanggaran;
akibat yang ditimbulkan
terhadap: aspek kelancaran
dan keamanan sistem
pembayaran, aspek
perlindungan konsumen, dan
aspek APU dan PPT; dan aspek
lainnya yg ditetapkan BI.
BI dapat mengenakan sanksi
administratif kpd pihak lain yg
ditugaskan melakukan pengawasan
langsung yg melanggar ketentuan BI
a.l. berupa:
teguran tertulis;
rekomendasi kepada instansi terkaituntuk:
mengeluarkan pihak lain yang ditugaskan dari daftar profesitertentu; dan/atau
melakukan pencabutan izin usaha.
BAB VII – PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN 0a«woo«» LT
22BAB VIII – PENGAKHIRAN PENYELENGGARAAN SP
PJP dan PIP harus menyelesaikan seluruh kewajiban yang timbul dalam
penyelenggaraan SP sesuai dengan mekanisme dan jangka waktu yang
ditetapkan BI sebelum izin PJP atau penetapan PIP dicabut oleh BI.
Hasil pengawasan BI;
Aksi korporasi penyelenggara;
Permohonan perpanjangan izin;
Rekomendasi otoritas lain;
EVALUASI IZIN DAN EVALUASI PENETAPAN
PENYELESAIAN KEWAJIBAN
BI melakukan evaluasi terhadap izin dan penetapan yang telah diberikan kepada PJP dan PIP
Hasil Evaluasi dapat menjadi dasar BI untuk:
Mempersingkat masa berlaku izin;
Mencabut izin PJP atau penetapan PIP; atau
Memberikan perpanjangan masa berlaku izin atau penetapan.
Putusan pengadilan;
Permohonan penyelenggara utk
menghentikan kegiatan; dan/atau
Pertimbangan lainnya.
Evaluasi dilakukan berdasarkan:
«case LJ
0 ET I 2 4 �-
' .
ad r
M � I ' ,--
23BAB IX – DATA DAN/ATAU INFORMASI
Penyampaian laporan baik berkala maupun insidental.
Data capturing termasuk data granular secara real-time; dan/atau
Mekanisme penyampaian data dan/atau informasi lainnya.
SUBJEK
PEROLEHAN
DATA &
INFORMASI
MEKANISME PEROLEHAN DATA & INFORMASI
PrinsipPerlindunganData Pribadi(termasukcustomer consent)
Mekanisme pemrosesan data/informasi terkait SP
yg ditetapkan BI, termasuk melalui infrastruktur
data dan infrastruktur SP BI yg mencakup:
akses dan tata cara pemrosesan;
standardisasi data, teknis, keamanan, dan tata
kelola; dan/atau
mekanisme lainnya.
Mekanisme
Penggunaan
Infrastruktur
Data Pihak
Ketiga
PEMROSESAN DATA DAN/ATAU INFORMASIData Hub
IPTOpen API
TUJUAN
PEROLEHAN
DATA &
INFORMASI
Perumusan kebijakan,
Mendukung pengembangan
EKD
Pengawasan.
Market Intelligence.
Mgmt
Risiko
Siber
PENGGUNAAN & KETERBUKAAN DATA INDIVIDUAL NASABAH
Pertukaran data pribadi antar PJP atau PIP serta pihak lain
memperhatikan peraturan perundang-undangan mengenai
perlindungan data pribadi.
Pertukaran data individual nasabah dapat dilakukan:
a. secara langsung oleh PJP dan/atau PIP; dan/atau
b. melalui infrastruktur pengelolaan data dan/atau infrastruktur SP
secara terintegrasi yg diselenggarakan/difasilitasi oleh BI.
TRANSFER DATA INDIVIDUAL NASABAH
KE LUAR WILAYAH NKRI
Transfer data individual kpd pihak lain di luar NKRI dg
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.
BI dapat menghentikan transfer data individual
nasabah apabila tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/atau untuk
melindungi kepentingan nasional.
PJP dan PIP wajib menyampaikan
data/informasi terkait SP kpd BI.
Dalam hal diminta, pihak lain yg bekerjasama
dgn PJP & PIP wajib menyampaikan
data/informasi terkait SP kpd BI.
sesuai tata cara dan mekanisme yg ditetapkan BI.
Pemenuhan
PeraturanPerundang-
undangan
PE ROSESA DATA TAU I
{'g ·c SL
'@ ·ljjt $ ¢
0«oo LT
PENGGUNAAN & KETERBUKAAN DATA INDIVIDUAL NASABAH
TRANSFER DATA INDIVIDUAL NASABAH KE LUAR WILAYAH NKRI
24BAB X – KOORDINASI DAN KOMUNIKASI
BI melakukan komunikasi kebijakan Sistem Pembayaran kepada PJP
dan/atau PIP serta pihak lain.
Contoh bentuk komunikasi kebijakan BI adalah siaran pers, FAQ, pedoman,
katalog model bisnis, sosialisasi, dan pertemuan dengan pelaku industri.
Dalam melaksanakan kewenangan dan fungsi di bidang SP,
BI dapat berkoordinasi dan bekerja sama dengan otoritas,
lembaga, dan/atau pihak lain, baik dalam negeri/luar negeri,
antara lain untuk:
a. penggunaan infrastruktur data dan/atau informasi terintegrasi;
b. pertukaran data dan/atau informasi;
c. perumusan kebijakan, penyusunan ketentuan, rekomendasi
perizinan dan/atau persetujuan, serta pelaksanaan
pengawasan;
d. fasilitasi dan uji coba inovasi teknologi sistem pembayaran; dan
e. keikutsertaan dalam fora internasional dan pemenuhan best
practices internasional.
«case LJ ----------------
25BAB XI – KETENTUAN PERALIHAN «co L7
KEPEMILIKAN SAHAM & PENGENDALIAN
Bl melakukan tindak lanjut pengawasan.
Komposisi kepemilikan saham dan/ atau
pengendalian diperbolehkan as it is.
Bl melakukan evaluasi pemenuhan persyaratan dan evaluasi izin
i r Perpanjangan atau I
pencabutan izin/penetapan
Pencabutan izin/penetapan
PENETAPAN SRO
Pihak yg ditetapkan sbg SRO sebelum PBI ini mulai berlaku, ditetapkan sebagai SRO sebagaimana dimaksud dalam PBI ini.
Diberikan jangka waktu max 2 tahun penyelesaian hak dan kewajiban
Tidak melakukan perubahan: D komposisi kepemilikan asing yg dilakukan pihak asing; dan/atau D pengendalian yg dilakukan pihak asing, (kecuali yg dilakukan atas kebijakan/tindak lanjut pengawasan Bl).
Melakukan perubahan: D komposisi kepemilikan asing yg dilakukan pihak asing; dan/atau D pengendalian yg dilakukan pihak asing, yg bukan dilakukan atas kebijakan atau tindak lanjut pengawasan Bl.
Pemohon izin harus memenuhi persyaratan izin berdasarkan PBI SP
Sanggup memenuhiJ1
Diberikan jangka wak:H u
Pembatasan kegiatan persyaratan max 2 tahun sesuai izin dari Bl - -
Tidak sanggup memenuhi persyaratan
Pemohon izin pada saat PBI berlaku
PERSY ARA TAN IZIN/PENETAPAN, TERMASUK PERMODALAN
PERMOHONAN PERSETUJUAN
Pihak yg sedang dalam proses persetujuan atas pengembangan aktivitas, produk, dan/ atau kerja sama pad a saat PBI ini mulai berlaku, harus memenuhi seluruh persyaratan permohonan persetujuan atas pengembangan aktivitas, produk, dan/atau kerja sama yg diatur dalam PBI ini.
1 PJSP Berizin
BL melakukan reklasifikasi dan konversi izin
• Bl memastikan kesanggupan
lii:iilll-- Gnmdlathe,ing
26BAB XII – KETENTUAN PENUTUP
PBI ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Juli 2021
Pada saat PBI ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan mengenai SP di BI
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam PBI ini.
@
«case LJ
27TIMELINE TINDAK LANJUT €«co LT Consultative Meeting
Untuk melakukan asesmen persiapan reklasifikasi dan konversi izin, saerta asesmen pemenuhan persyaratan sesuai PBI No. 22/23/PBl/2020 ttg Sistem Pembayaran
Consultative meeting bersama PJSP berizin dan ca Ion PJP /PIP
Juni Mei April Februari Maret Januari Timeline
PENYUSUNAN KETENTUAN
Minggu Ill - IV Januari
PBI PJP dan PBI PIP
Triwulan II - 2021
Minggu II Januari
Komunikasi Regulatory Reform oleh Gubernur
Bank Indonesia
PBI SP
Komunikasi Stakeholders
Desember 2020
Minggu I Januari •
Release & Media Briefing Awai
Timeline
Timeline
TERIMA KASIH