52
24 | 10 - 16 Februari 2014 RP 20.000 RP 20 000 Gurita Korupsi Uang pun Ditempel di Dinding

Mbp edisi 24

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Mbp edisi 24

24 | 10 - 16 Februari 2014

RP 20.000RP 20 000

Gurita Korupsi Uang pun Ditempel

di Dinding

Page 2: Mbp edisi 24
Page 3: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 2014 3

D A F T A R I S I

KILAS BERITA�Banjir dan Longsor di Buleleng Empat Tewas, Puluhan Warga Mengungsi 6LAPORAN UTAMA�Koleksi Mobil Wawan Lamborghini, Ferrari Sampai Roll Royce 8

�Mau Apel atau Emas 10�Gurita Korupsi Uang pun Ditempel di Dinding 11POLITIK�Parpol Membidik Dana Saksi 12�Parpol Semestinya Mandiri Urus Saksi 13 LINGKUNGAN�Musibah Embung Tanah Aron 14�Air Keruh dan Bau 15

OPINI�Perkuat Desa Pakraman, Tolak Badan Otorita 16JAJAK PENDAPAT�Perkuat Desa Pakraman Besakih 17PENDIDIKAN�Cetak Generasi Tangguh Lewat Kurikulum Kepemimpinan 18MANCANEGARA�Khadafi Tebar Ketakutan bagi Wanita 20DAERAH�Di Balik Maraknya Vila Bodong Izin Berbelit-belit dan Bayar ”Uang Rokok” 22KESEHATAN�Penyakit Rematik Dapat Sebabkan Kematin 24

LENSA�Bunga Valentine 26

OLAHRAGA�Piala Dunia 2014 Tentang Stadion, Tiket, dan Lapangan Pertandingan 28KRIMINAL�Cerai Gara-gara Kepincut Cewek Kafe Tega Buang Balitanya 32�Duh, Lagi-lagi Bayi Dibuang Hidup-hidup 36PARIWISATA�Turis Cina Jadi Buruan Industri Pariwisata 38

EVENT�Perayaan Ciwaratri 41KERAJINAN�Dulang Bermotif Kerang 42TRADISI�Aktualisasi ’’Tri Hita Karana’’ dalam Tradisi ’’Nimpung’’ 44PROPERTI�Pagar, Mempercantik dan Menambah Rasa Aman Rumah 46�Desain Pagar Rumah Minimalis 47GAYA HIDUP�Aksi dan Gaya dengan ”Boots” 48BUDAYA�I Nyoman Hartanegara Mendalang Melanjutkan Tongkat Estafet sang Kakek 50

Page 4: Mbp edisi 24

4

Kinerja KPU

Caleg Tak Berkualitas

Atribut Caleg di Pohon

10 - 16 Februari 20144

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Sri Hartini, Suana, Sueca, Yudi WinantoAnggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Diah

Dewi, Yudi Karnaedi, Wira Sanjiwani, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata,

Widana. Bangli: Ida Ayu Swasrina, Buleleng: Adnyana, Gianyar: Agung Dharmada,

Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma, Tabanan: Budi Wiryanto

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino, Syamsudin Karim,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Salah satu yang membuat saya sedih melihat ketika sejumlah gambar caleg dipasang di pohon-pohon perindang jalan. Mereka dengan sadis memaku

foto-foto caleg di pohon sepanjang jalan. Mereka lupa, sebenarnya telah me-nyakiti tanaman. Kalau saja pohon itu bisa bicara, bisa jadi akan protes, bahkan menangis, karena telah diperlakukan dengan sangat sadis oleh sang caleg atau suruhannya. Mereka lupa, kalau tanaman telah sangat berjasa untuk kehidupan manusia. Memberikan oksigen yang kita hirup sepanjang hari. Jangan-jangan sang caleg tidak pernah menanam pohon.

Saya hanya mengingatkan, bukan tidak mungkin memaku gambar caleg di pohon justru menjadi kontraproduktif bagi si caleg. Artinya, krama Bali malah tidak akan memilih caleg yang telah menyakiti tanaman. Pesepsi mereka, baru nyaleg saja sudah arogan, apalagi nanti setelah menjadi anggota legislatif. Setidaknya itu berlaku untuk saya pribadi.

Mudah-mudahan bisa menjadi renungan bagi para caleg. Selamat berjuang dengan jujur.

Komang BudaarsaDenpasar

Dalam beberapa kesempatan komisioner KPU Kabupaten/Kota menyatakan bahwa penghasilan mereka kurang memadai untuk pekerjaan yang (kata

mereka) mahaberat. Sekarang pada periode 2013-2018 gaji anggota KPU Kabupaten/Kota adalah Rp 5,5 juta dan ketuanya Rp 7 juta di luar pokja, lembur dan perjalanan dinas ke Jakarta yang berlimpah plus mobil dinas mengkilap. Kenapa kinerjanya mengurus DPT dan penertiban baliho caleg saja tidak beres?

Pan BelerSesetan, Denpasar

Makin dekatnya pemilu legislatif membuat rakyat makin ketar-ketir. Pasal-nya, ternyata banyak caleg yang tampil tidak memiliki kredibilitas lebih

di masyarakat. Banyak di antara mereka yang sebelumnya menekuni bidang-bidang kehidupan yang dianggap tidak baik: preman, penjudi dan bebotoh. Kader-kader seperti ini justru yang digolkan oleh institusi partai, seolah partai politik tidak memiliki saringan yang baik untuk memilih caleg.

Dapat dibayangkan apa yang mereka akan rembukkan saat sidang kalau kualitas rekam jejak serba hitam. Tidaklah mengherankan kalau mereka banyak yang tidak paham aturan. Ambil saja contoh kecil seperti pemasangan baliho untuk sosialisasi. Tempat yang boleh dan tidak untuk memasang baliho saja mereka tidak mengerti, jangan berharap kalau domain yang lebih besar mereka bisa pahami.

Oleh karena itu masyarakat sepatutnya dari sekarang sudah berpikir secara jernih, mampu memilah mana caleg pragmatis dan tidak. Tentu kita tidak ingin selama lima tahun kita dipimpin oleh mereka yang hanya mau mencari untung sendiri.

I Wayan SutarsaBr. Piakan, Sibang Kaja-Badung

Page 5: Mbp edisi 24

5

Page 6: Mbp edisi 24

6

K I L A S B E R I T A

10 - 16 Februari 20146

Memasuki awal 2014, sejumlah wilayah diterjang bencana. Bila di Denpasar sempat terendam banjir, bencana

di Buleleng lebih parah lagi. Bumi Panji Sakti ini dilanda banjir yang disertai long-sor. Bencana ini pun memakan korban jiwa. Sedikitnya empat warga tewas dan puluhan keluarga harus mengungsi. Dua korban tewas akibat tanah longsor di Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, satu terseret banjir bandang di Desa Bebetin, Kecamatan Sawan dan satu orang lagi ter-timpa reruntuhan tembok di Desa Loka-paksa, Seririt. Dua korban tewas yang tertimpa longsoran adalah Putu Wijaya dan Made Sudarsana. Kedua korban pada Kamis (23/1) menuju Gianyar dengan mengendarai mobil DK 800 US. Mobil dikendarai Putu Wijaya (46), warga Ling-kungan Sangket, Kelurahan Sukasada. Sementara Made Sudarsana (45) adalah warga Desa Tegallalang, Gianyar.

Awalnya, Putu Wijaya yang pemilik

Warung Pancing di Lingkungan Sangket ini hendak menjemput istrinya yang datang dari Surabaya. Ia pun berangkat bersama rekannya, Made Sudarsana, melalui jalur Kintamani menuju Gianyar sekitar pukul 16.00 wita. Namun nahas, saat mobil Toyota Rush warna putih yang dikendarainya melintas di kawasan Desa Tajun, tiba-tiba mobil yang dikendarai itu diterjang longsor dan terjun ke ju-rang sedalam 35 meter. Petugas sempat kesulitan mengevakuasi korban yang ditemukan di jurang kawasan Desa Man-gening (sebelah utara Desa Tajun-red). ‘’Kita kesulitan mengevakuasi korban karena medannya curam,’’ ucap Kepala BPBD Buleleng Putu Dana. Korban baru berhasil dievakuasi, Jumat (24/1), setelah ada bantuan alat berat dari Denpasar.

� Dewa Kusuma

LELAH melihat kekacauan yang terus melanda negerinya, Perdana Menteri Ukraina mengajukan pengunduran diri. Ia berharap langkahnya tersebut bisa membantu resolusi perdamaian dan mengakhiri krisis yang me-nyelimuti negara selama dua bulan terakhir.

Selasa (28/1), menjadi hari menentukan bagi perkembangan politik di Ukraina. Set-elah kubu oposisi melancarkan aksi protes selama dua bulan lebih, Presiden Viktor Yanukovych menawarkan kompromi ke-

pada para pimpinan oposisi. Ia berjanji men-cabut undang-undang represif yang diber-lakukan dua minggu lalu dan melakukan perombakan kabinet. Situs pemerintahan mengumumkan, Perdana Menteri Mykola Azarov sudah mengajukan pengunduran diri untuk membuka jalan pembentukan pemerintahan baru. Kini, parlemen Ukraina menggelar sidang istimewa untuk memba-has berbagai langkah reformasi.

� Agustoni/ap

SUASANA Banjar Sengguan Kangin, Gianyar, Senin (27/1) mencekam. Sebuah mobil Hardtop DK 644 GD dibakar. Mobil tersebut milik Nyoman Alit Sutarya, warga Sengguan Kangin, yang juga pimpinan ormas LB Gianyar. Atas pembakaran mobil yang parkir di pinggir jalan itu, warga sempat ngulkul bulus (membunyi-kan kentongan). Berdasarkan informasi yang dihimpun, pembakaran mobil itu sengaja dilakukan oleh seseorang. Diduga pembakaran mobil itu disengaja karena di bawah roda kiri belakang mobil ditemu-kan botol plastik berisi bensin. ‘’Barang bukti sudah diamankan oleh polisi,’’ terang warga. Saat itu, aparat keamanan langsung bergerak untuk menenangkan masyarakat. Sedangkan tim identifikasi melakukan olah TKP terhadap mobil yang dibakar tersebut. Kasat Reskrim Polres Gianyar AKP Nengah Sadiarta bergerak cepat untuk mengumpulkan data dan meminta keterangan saksi-saksi.

� Agung Darmada

Banjir dan Longsor di Buleleng

Empat Tewas, Puluhan Warga Mengungsi

PM Ukraina Mundur

MBP/ap

Lagi, Gianyar MencekamMobil Hardtop Dibakar

Page 7: Mbp edisi 24

7

10 - 16 Februari 2014 7

CUACA buruk yang terjadi akhir-akhir ini kembali menimbul-kan bencana di beberapa wilayah di Bangli. Salah satunya terjadi di Desa Buahan Kintamani. Sebuah pohon pinus berdiameter kurang lebih 40 cm tumbang dan men-impa Pura Prajapati desa setempat, Minggu (26/1). Akibat kejadian itu, seluruh tembok panyengker pura serta sebuah patung Durga yang berada pada palinggih padma pura tersebut rusak berat.

Informasi yang dihimpun me-nyebutkan, kejadian pohon tumbang tersebut sekitar pukul 07.00 wita. Menurut penu-turan warga, sebelum pohon tumbang, wilayah Desa Buahan dan sekitarnya sempat diterpa angin kencang. Diduga karena tak kuat menahan kencangnya hempasan angin, pohon yang tumbuh di dekat areal pura itu kemudian tumbang hingga akhirnya menimpa tembok panyengker berukuran 6x8 meter serta palinggih padma yang ada di dalam pura. “Pohon pinus yang tumbang itu memang sudah cukup tua. Kemungkinan sudah rapuh sehingga begitu ada angin kencang langsung tumbang,” kata warga yang juga mantan Perbekel Buahan Made Antara. Tumbangnya pohon pinus tersebut juga menyebabkan jaringan listrik menuju rumah warga Buahan dan sekitarnya mati total.

� IA Swasrina

SENDERAN Sungai Yehembang yang baru setahun rampung dikerjakan, kini hancur. Hancurnya senderan lantaran pengerjaannya kurang bagus. Sedikit saja diterjang banjir, senderan jebol. Bahkan sampai kini sudah tiga kali diterjang ban-jir sehingga hancur. Pengamatan Selasa (28/1), kondisi senderan itu hancur hampir semuanya setelah diterjang banjir belum lama ini. Jebolnya senderan ini meluas dari sebelumnya hanya beberapa meter. Senderan yang terbuat dari batu pasangan itu sejak digarap, sudah dua kali jebol. Penyebabnya sama, setelah diterjang banjir besar di sungai. Menurut warga, sebelumnya saat pengerjaan, senderan sempat jebol 50 meter. ‘’Sebenarnya saat itu warga sudah protes kualitas senderan yang kurang kuat, saat pengerjaan saja sudah rusak diterjang banjir,’’ terang warga sekitar, Ketut Ariawan.

� I.B. Surya Darma

RATUSAN warga Desa Pakraman Perangsada, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, melakukan aksi penyegelan terhadap sebuah proyek pe-rumahan milik PT Purnama Residence, Minggu (26/1). Warga dengan berpakaian adat ini melakukan pemasangan bambu, menutup akses jalan menuju proyek pe-rumahan yang ada. Dalam pagar bambu yang dipasang, warga juga memasang

papan kecil yang bertuliskan “proyek ini disegel oleh krama Desa Pakraman Perangsada karena belum mau membayar kontribusi alih fungsi lahan sesuai dengan pararem Desa Pakraman Perangsada”. Bendesa Pakraman Perangsada Nyoman Kamariasa mengatakan, penyegelan yang dilakukan berdasarkan atas kesepakatan krama, terkait belum dibayarnya kontri-busi sebagaimana dijanjikan sebelumnya

oleh investor. Proyek itu dimulai sejak tahun 2013. Salah satu juru bicara dari investor, Pande Suralaga, datang bertemu warga, dan berjanji akan membayar kon-tribusi sebagaimana yang biasa dilakukan investor di wilayah tersebut.

� Agung Darmada

Pohon Pinus Timpa Pura Prajapati

Warga Perangsada Segel Proyek Perumahan

Senderan Sungai Yehembang Hancur

MBP/olo

Page 8: Mbp edisi 24

8

L A P O R A N U T A M A

Banyak yang tercengang dengan harta yang dimiliki Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan. Tak hanya rumah mewah di kom-pleks yang wah, juga tongkrogannya juga mobil-mobil mewah. Sebut saja tiga mobil di antara tujuh mobil miliknya yang disita KPK. Mobil tersebut adalah Lamborghini, Ferrari dan Roll Royce. Ketiganya harganya puluhan miliar rupiah.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjanjanto mengatakan, penyitaan belasan mobil terse-but setelah KPK menggeledah tujuh tempat yang terkait dengan wawan. “Ada Lambo-rghini, Ferrari Bentley, dan Roll Royce serta satu motor Harley Davidson,” katanya.

Pada Senin (27/1) malam, petugas KPK telah mengamankan mobil Lexus hitam bernomor polisi B 888 ARD, Nissan GTR B 888 GAW, Land Cruiser hitam B 888

TCW, dan satu motor Harley Davidson B 3484 NWW yang berasal dari rumah Wawan di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan. Dari beberapa tempat di Serang, Banten, KPK juga menyita dua mobil Mitsubishi Pajero, satu BMW, satu Honda Freed, tiga Kijang Innova, satu Toyota Avanza, satu Ford Fiesta, dan satu Toyota Fortuner. Penyidik KPK juga menyita dokumen terkait dengan aset Wawan.

Tujuh lokasi yang digeledah adalah ru-mah Wawan di Jalan Denpasar IV Nomor 35 dan Nomor 43 Jakarta Selatan, rumah dinas Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmy Diani yang juga istri Wawan di Jalan Sutera Narada V Nomor 16 Alam Sutera, Tangerang Selatan, rumah karyawan Wawan yaitu kasir PT Bali Pasific Pragama Yayah Rodiah di Kompleks Grand Serang

Asri Blok A3-4, Cipocok Jaya-Serang, dan Kompleks Girya Serang Asri K5 Nomor 7 Serang Banten.

Selain itu, rumah Direktur Utama PT Mikindo Adiguna Pratama Dadang Prijatna di Taman Graha Asri Blok H5-9, Serang-Banten. Dadang telah ditetapkan sebagai tersangka bersama-sama Wawan dalam ka-sus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2012 dan rumah seorang kepercayaan Wawan, Dadan Sumpena, di Taman Graha Asri Blok CC5 Nomor 13.

Wawan dikenakan sangkaan pencucian uang dari dua undang-undang, yaitu Pasal 3 dan Pasal 4 UU Nomor 8/2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Tersangka juga diduga melanggar Pasal 3 ayat 1 dan atau

Koleksi Mobil Wawan

Lamborghini, Ferrari SampaiRoll Royce

Page 9: Mbp edisi 24

9

Pasal 6 ayat 1 UU Nomor 15 Tahun 2002 se-bagaimana diubah berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2003 tentang TPPU jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP dengan ancaman pidana terhadap orang yang melanggar pasal terse-but adalah penjara paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp 10 miliar.

Wawan juga menjadi tersangka untuk tiga perkara dugaan tindak pidana korupsi, yaitu pemberian suap terkait dengan Pilkada Lebak dan korupsi Alkes Kedokteran Umum di Puskesmas Kota Tangerang Selatan Ta-hun Anggaran 2012, korupsi pengadaan alkes Provinsi Banten.

Berdasarkan Laporan Kekayaan Harta Penyelenggara Negara (LHKPN) milik istri Wawan yang juga Wali Kota Tangeran Selatan Airin Rachmi Diany tertanggal 24 Agustus 2010, hartanya mencapai Rp 103

miliar, dengan RP 22,1 miliar di antaranya beru-pa mobil-mobil mewah.

Meskipun dinilai belum ada keterkaitan Airin Rachmi Diany dengan kasus yang menjerat suaminya, Tubagus Chairi War-dana, namun Wali Kota Tangerang Selatan itu bisa terjerat kasus tindak pidana pencu-cian uang (TPPU). Ini bisa terjadi apabila dia diketahui menerima aliran dana dan ikut menikmati dana dari suaminya yang diduga berasal dari tindak pidana korupsi. “Kalau menurut Pasal 5 UU TPPU (Tindak Pidana Pencucian Uang) walau dia (Airin) pasif, dia bisa kena (pasal pencucian uang),” kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjoyanto, Selasa (28/1).

Kata Bambang, terkait aturan pemida-naan bagi pelaku pencucian uang pasif, tertuang dalam Pasal 5 Undang-undang No.8 Tahun 2010 tentang Pencegahan

dan Pemberantasan TPPU. Dalam klausul Pasal 5 ayat (1) disebutkan bahwa setiap orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana, diancam penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 1 miliar.

Meski demikian, pihak pelaku pencucian uang pasif bisa gugur, jika pihak pelaku pencucian uang pasif tersebut melaporkan kepada pihak penegak hukum perihal apa yang dialaminya. Terkait hal tersebut sejauh ini, Airin sendiri diketahui bukan sebagai pihak yang melaporkan kekayaan suaminya yang diduga berasal dari tindak pidana.

Sementara itu terkait kasus dugaan pen-cucian uang yang dilakukan oleh Wawan, dari beberapa tempat terpisah seperti di kediaman Wawan di Jakarta dan Banten, KPK total telah menyita sebanyak 17 mobil milik Wawan.

Selain menyita benda bergerak, KPK juga menemukan banyak dokumen yang menunjukkan atau mengindikasikan aset-aset kekayaan Wawan selain mobil. “Saya belum tahu apakah akan dilajutkan lagi hari ini atau tidak, karena tergantung seberapa luas objek yang akan diperiksa dan berapa banyak barang,” tukasnya.

Secara terpisah, menanggapi tindakan penyitaan yang dilakukan oleh tim penyidik lembaga antirasuah pimpinan Abraham Sa-mad, pengacara Wawan, Maqdir Ismail, ke-beratan dan menyesalkan tindakan penyitaan yang dilakuka terhadap aset kliennya. “Ada kesewenang-wenangan atas nama hukum, saya menyesalkan cara seperti ini,” kata Maqdir usai menyaksikan penggeledahan dan penyitaan di rumah Wawan di Jakarta.

� Wandi

Harley Davidson B 3484 NWW disita KPK. Moge ini diambil dari rumah Wawan di Jalan Denpasar Jakarta Selatan.

Sebanyak tujuh belas mobil mewah yang diduga terkait Wawan, disita KPK sebagai barang bukti.

Mobil mewah tersebut di antaranya; Lambhorghi-ni, Ferrari Bentley, Roll Royce, Lexus, Nissan

GTR, dan Land Cruiser.

Page 10: Mbp edisi 24

10

L A P O R A N U T A M A

Dalam menjalankan transaksi kasus tindak pidana korupsi, banyak terdakwa yang meng-gunakan sandi atau kode-kode

khusus menyamarkan istilah ‘’uang suap’’. Kode khusus tersebut pertama kali muncul dalam sadapan perbincangan antara An-gelina Patricia Pingkan Sondakh (sudah divonis bersalah) dengan Mindo Rosalina Manulang (terpidana dalam kasus yang sama).

Dalam beberapa kali sidang, Rosa mem-benarkan adanya istilah ‘’apel malang’’, ‘’apel washington’’, ‘’semangka’’ hingga ‘’pelumas’’. Menurut Rosa, istilah tersebut sengaja diciptakan Angie agar tidak terlihat vulgar didengar saat dirinya meminta fee proyek kepada Nazaruddin. ‘’Istilah itu An-gelina Sondakh yang bilang. Katanya biar tidak terlalu vulgar,’’ kata Rosa kala itu.

Lain halnya dengan perkara kasus korupsi pengandaan proyek kitab suci Alquran yang telah menyeret mantan anggota Komisi VIII DPR Zulkarnaen Djabar dan anaknya, Dedny Prasetya. Dalam kasus korupsi ini, muncul istilah yang menggelikan sekaligus melece-hkan agama tertentu. Pasalnya dalam melakukan transaksi suap, para pihak yang terlibat memunculkan istilah-istilah seperti kata ‘’santri’’ yang merujuk pada orang yang diperkenalkan oleh terdakwa Zulkarnaen untuk mengurus proyek Alquran. Kemudian ada istilah ‘’penga-jian’’ yang bermakna perintah untuk me-menangkan proyek Alquran, serta istilah kata ‘’murtad’’ yang bermakna jangan sampai murtad atau jangan sampai ketua panitia mengambil keputusan di luar keinginan terdakwa Zulkarnaen, yaitu memenangkan perusahaan lain dalam tender proyek Alquran.

Dalam perjalanannya, bukannya mus-nah, istilah kode khusus dalam transaksi korupsi tersebut justru makin tumbuh subur dan populer digunakan oleh para pelaku korupsi yang tentunya menggunakan istilah berbeda, seiring banyaknya kasus korupsi yang terungkap oleh KPK. Terakhir istilah baru seperti kata satuan berat ‘’emas 3 ton’’ muncul dalam persidangan kasus dugaan suap terkait sengketa pilkada di MK yang menyeret mantan Ketua MK Akil Mochtar.

Istilah baru yang dibeberkan jaksa KPK dalam persidangan lanjutan untuk terdakwa Hambit Bintih dan pengusaha Cornelis Nalau Antun pada Kamis (20/1) lalu dicip-takan oleh Akil sendiri yang bermakna uang tiga miliar rupiah.

Dalam keterangan di hadapan persidan-gan terdakwa Chairun Nisa yang bersaksi untuk Hambit dan Cornelis, menyebut Akil meminta 3 ton emas pada Hambit jika ingin tetap diputuskan menang dalam Pilkada Gunung Mas. ‘’Ya betul (ada SMS dari Akil). Awalnya saya tidak merespons akan tetapi Pak Akil kirim SMS kembali, intinya sampaikan kepada Pak Bupati (Hambit Bin-tih), suruh bawa 3 ton emas (untuk mahar Pilkada Gunung Mas - red),’’ kata Chairun Nisa menjawab pertanyaan jaksa KPK Pulung Rinandoro dalam persidangan lan-jutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, pekan lalu. Dengan terungkapnya sandi atau kode khusus tersebut, maka terkuaklah akal bulus Akil yang selama ini diduga bermain mata dalam menangani sengketa pilkada selama menjabat sebagai Ketua MK.

Tertangkap tangannya seorang mantan Ketua MK Akil Mochtar yang diduga men-erima suap dari seorang yang tengah ber-perkara di MK tentu mengejutkan banyak pihak. Ada yang tidak percaya, tetapi tidak sedikit pula yang mempercayai kelakuan buruk sang mantan pengadil konstitusi tersebut. Bahkan lambat laun, koleganya yang pernah duduk satu panel dengan Akil selama kurang lebih lima tahun lamanya di MK, hakim Maria Farida Indrati, mengaku terkikis kepercayaannya kepada Akil kala menjadi saksi untuk pihak penyuap Akil, terdakwa Bupati (nonaktif) Kabupaten Gunung Mas Hambit Bintih. Meskipun awalnya ia tak percaya Akil menerima suap dan diduga melakukan pencucian uang dari hasil mengeruk pundi-pundi rupiah yang didapatkan dari para pihak yang berseng-keta di MK yang pernah ditanganinya.

Dalam perjalanannya, meskipun kasus yang menjerat mantan politikus Partai Golkar tersebut belum dimejahijaukan, namun dari fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan lanjutan untuk terdakwa Hambit Bintih dan keponakannya, Cornelis Nalau Antun, Akil terungkap secara aktif tanpa malu-malu meminta mahar dengan kode ‘’emas 3 ton/Rp 3 miliar’’ yang tidak

bisa ditawar dari pihak yang menginginkan perkara sengketa pilkadanya dimenangkan. Untuk memperlancar aksinya, Akil bahkan tak segan-segan mengancam untuk menyu-ruh pemungutan suara ulang, kendati selisih suara terpaut jauh seperti kasus sengketa Pilkada Kabupaten Gunung Mas.

Hal inilah yang menjadikan Hambit Bintih khawatir putusan KPUD Kabu-paten Gunung Mas yang memenangkan-nya dianuir, setelah membaca SMS dari Choirun Nisa yang dikirim Akil. Sehingga akhirnya dia bersedia menyerahkan mahar ‘’3 ton emas’’ yang diinginkan oleh Akil, meskipun awalnya keberatan tarif tinggi yang dipasang Akil.

Selain tak malu-malu memanfaatkan celah kepanikan orang untuk mengeruk pundi-pundi rupiah, dalam persidangan tersebut, Akil juga diyakini tak bermain sendirian, dan bermain cukup lama meminta fulus dari para pihak yang berperkara.

Ketika ditanya mengenai sepak terjang Akil, Choirun mengaku tak mengetahui sama sekali ulah koleganya tersebut. Dalam kesaksiannya pada sidang lanjutan untuk terdakwa Hambit dan Cornelis yang dip-impin oleh ketua majelis hakim Suwidya, Nisa hanya mengatakan pernah mendengar Akil meminta upeti dari sengketa Pilkada Kota Palangkaraya sebesar 2 ton emas (Rp 2 miliar) dan 4-5 ton emas (Rp 4-5 miliar) untuk Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah.

Ia membantah dirinya bermain mata dengan Akil. Nisa juga membantah pernah meminta fee dari Akil atas jasanya menjadi makelar proyek sengketa Pilkada Kabu-paten Gunung Mas. Meskipun mengakui pernah mengirim SMS meminta jatah ke Akil, ia mengaku SMS tersebut hanya ber-nada candaan dan tidak bermaksud serius.

Kini publik kian menunggu kejutan apa lagi yang akan terungkap dalam persidangan kasus yang menjerat Akil. Semoga dengan fakta-fakta persidangan yang terungkap, bisa menjadi alat bukti bagi KPK untuk menjerat pihak lain yang ikut andil dalam lobi-lobi pemenangan sengketa Pilkada Kaupaten Gunung Mas dan pilkada–pilkada lainnya seperti sengketa Pilkada Provinsi Bali.

� Wandi

Mau Apel atau Emas

10 - 16 Februari 201410

inya bermain mata a membantah pernahatas jasanya menjadi keta Pilkada Kabu-

Meskipun mengakuiS meminta jatah ke

S tersebut hanya ber-rrk bermaksud serius.enunggu kejutan apaap dalam persidangankil. Semoga denganan yang terungkap, kti bagi KPK untuk ang ikut andil dalamn sengketa Pilkada

Mas dan pilkada–sengketa Pilkada

� Wandi

Page 11: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 2014 11

“Cicak cicak di diding, malam-malam merayap, datang seekor nyamuk haap lalu ditangkap’’

Nyanyian meninabobokan ini sering dilantunkan ketika anak ada di gendongan sang ibu. Namun nyayian ini rupanya pas juga untuk menggambarkan cicak (sebutan KPK) ketika ada perseteruan dalam kasus ‘’cicak-buaya’’ dalam memburu nyamuk (baca koruptor) yang menyimpan uangnya di dinding ruang karaoke.

Adalah terdakwa Akil Mochtar yang diduga menyimpan uang miliaran rupiah di dinding ruang karaoke di rumah dinasnya. Ikhwal penyimpanan uang itu diungkap Mahfud MD ketika bersaksi di KPK. Kata Mahfud, ia ditanya KPK soal ditemukannya uang miliaran rupiah di ruang karaoke saat menggerebek rumah dinas Akil, di Jalan Widya Chandra III nomor VII, Jakarta Selatan. Kendati mengakui pernah menyimpan duit di sela-sela tembok ruang karaoke, mantan politikus Partai Golkar tersebut membantah uang yang telah disita penyidik KPK terse-but berasal dari hasil suap yang diterimanya. “Uang hasil penjualan ikan arwana,” kata Akil melalui kuasa hukumnya, Tamsil Sjokoer, saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta.

Selain membantah uang yang telah disita bukan berasal dari tindak

pidana, kata Tamsil, Akil juga membantah bahwa dirinyalah yang menaruh uang tersebut di ruang karaoke yang dibangun pada saat Mahfud MD menjabat Ketua MK. Akil justru menuding Daryono, sopirnya, yang menaruh uang pecahan

dolar Singpura dengan nilai total sekitar Rp

2,6 miliar.

“Kata Pak Akil bahwa uang itu yang simpan bukan Pak Akil,(tetapi) si sopirnya, Daryono. Jadi uang itu memang ada di rumah Pak Akil saat itu, ketika Akil di-tangkap, uang itu disimpan sopir di ruang karaoke,” jelas Tamsil.

Sementara itu, perihal nilai uang yag begitu banyak, Tamsil berdalih bahwa uang yang disita selang sehari pascapenangkapan Akil tersebut akan digunakan sebagai uang tun-jangan hari raya (THR) bagi para petani yang menjadi mitra kerja keluarga Akil. “Waktu itu kan mau hari raya Idul Adha, uang itu mau diserahkan kepada petani-petani,” katanya.

Namun ketika disinggung mengenai ke-janggalan alibi yang diuraikan Akil perihal uang THR yang menggunakan mata uang dolar, Tamsil pun mengaku tak tahu-menahu, pasalnya dirinya hanya mendapatkan informa-si itu berdasarkan informasi yang disampaikan oleh mantan hakim MK tersebut. Selain uang puluhan miliar, KPK juga menyita sedikitnya 30 mobil terkait dengan Akil Mochtar. Na-mun, ia membantah puluhan mobil yang disita KPK terkait kasus yang membelitnya. ‘’Pak Akil gak tahu sama sekali (soal penyitaan mobil). Yang jelas begini, itu kan bukan dari tangan Pak Akil (penyitaan), bukan disita dari tangan Pak Akil,’’ kata Tamsil.

Selain membantah 30 mobil yang te-lah disita terkait kasusnya, mantan Wakil Ketua Komisi III DPR-RI tersebut juga membantah mengenal Mochtar Effendy, pihak yang diduga menjadi makelar Akil untuk mengeruk pundi-pundi rupiah dari pihak yang berperkara di MK. ‘’Ketika kami konfirmasi, Pak Akil katakan tidak ada kaitan dan mengatakan tak mengenal Mochtar Effendy,’’ imbuh Tamsil.

Perihal adanya penyitaan mobil-mobil yang di antaranya merupakan mobil mewah, Akil sendiri mengaku tak tahu sama sekali, karena hingga saat ini dirinya belum per-nah diperiksa perihal dugaan kepemilikan mobil tersebut. Pemeriksaan masih seputar dugaan penerimaan hadiah lain yang diduga diterima Akil. Ikhwal adanya dugaan per-anan Mochtar Effendy dalam pusaran kasus Akil, pertama kali diungkapkan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Ia menduga Mochtar yang tak lain berprofesi sebagai pengusaha merupakan penampung uang

suap yang diterima Akil. ‘’Sebenarnya ada orang yang kami sebut sebagai gate keeper (penampung), ME (Mochtar Effendy). Nah ini (mobil-mobil) sebagian besar ini dari ME,’’ jelasnya.

Kendati menyebut ME sebagai penam-pung ‘’duit haram’’ Akil, mantan Ketua YLBHI tersebut belum menjelaskan ba-gaimana cara kerja Mochtar mengolah duit suap yang disinyalir diterima Akil dari beberapa pihak berperkara.

Sebelumnya, KPK menyita lima mobil mewah, baik di Jakarta maupun di Kalimantan terkait kasus suap yang melibatkan Akil Moctar. Kendati membenarkan adanya penyitaan mobil mewah berpelat nomor daerah Palembang, Jo-han belum bisa memastikan apakah mobil sitaan tersebut berasal dari Wali Kota Palembang, yang diketahui pernah diperiksa oleh tim penyidik KPK dalam perkara suap Akil beberapa waktu lalu. Tak hanya Akil, istrinya Ratu Rita juga dikait-kaitkan dalam penerimaan hadiah yang diterima suaminya. Kebetulan istrinya memiliki perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan pertambangan di Kalimantan. Perusahaan yang bernama CV Ratu Samagad itu berdiri tahun 2010 setelah Akil menjabat sebagai hakim Mahkamah Konstitusi pada 2009. ‘’Hal yang saya jelaskan merupakan penjelasan dari Ibu Akil, Pak Akil tidak ada dalam susunan peru-sahaan direksinya,’’ tambah Tamsil. Namun, Tamsil juga belum dapat memastikan struktur perusahaan karena ia belum melihat akta pendi-rian perusahaan. ‘’Keterangan ibu memang benar bahwa itu usaha ibu,’’ ungkap Tamsil.

Artinya, bila ada dugaan Akil Mochtar melakukan pencucian uang seperti yang ramai dibicarakan, sudah jelas terbantahkan. ‘’Pak Akil merasa tidak melakukan itu, sementara Pak Akil diperiksa baru dalam tangkap tangan dan itu pun belum diperiksa, baru satu kali, baru ada lima pertanyaan umum dan belum ada pertanyaan yang detail,’’ jelas Tamsil.

Namun, Tamsil mengakui bahwa kliennya menerima penyitaan tiga mobil Akil yaitu Mercy S 350, Audi Q5, dan Toyota Crown Athlete dari penggeledahan yang dilakukan KPK. ‘’Benar, salah satu mobil diatasnamakan Daryono, tetapi saya tidak tahu alasannya, nantilah saya tanya Pak Akil,’’ jelas Tamsil.

� Wandi

Gurita Korupsi

Uang pun Ditempel di Dinding

g y gdisita bukan berasal dari tindak

pidana, kata Tamsil, Akiljuga membantah bahwadirinyalah yang menaruhuang tersebut di ruangkaraoke yang dibangunpada saat Mahfud MDmenjabat Ketua MKAkil justru menudingDaryono, sopirnya, yangmenaruh uang pecahan

dolar Singpura dengannilai total sekitar Rp

2,6 miliar.

Page 12: Mbp edisi 24

12

MBP/dok

Petugas TPS dan saksi menghitung suara hasil pemilu.

10 - 16 Februari 201412

P O L I T I K

Pemilu 2014 menjadi pemilu sarat polemik pada zaman reformasi. Nyaris semua tahapan pemilu mengundang silang pendapat dan

pertentangan sikap. Penetapan partai politik peserta berujung di pengadilan. Tak hanya itu, tahapan awal pemilu berupa penetapan jumlah pemilih tetap (DPT) diprotes banyak pihak. Prosesnya barlarut-larut, namun hasilnya tetap karut-marut. Tak sampai di situ, ketika tahapan Pemilu 2014 final, gugatan pemilu serentak juga mewarnai Pemilu 2014. Pascaputusan pemilu serentak bisa digelar 2019, kini publik disodori lagi wacana dana saksi pemilu. Jumlahnya juga sangat fantastis sampai Rp 700 miliar.

Pemerintah menyetujui untuk menggel-ontorkan dana Rp 1,5 triliun dengan rincian Rp 800 miliar untuk bimbingan teknis dan honor mitra PPL dan Rp 700 miliar untuk honor saksi 12 partai Pemilu 2014 di seluruh TPS di Indonesia. Namun, dana ini diprotes sejumlah parpol di antaranya NasDem, PDI-P dan sejumlah partai lain-nya. Namun, Partai Demokrat mendukung pengalokasian dana saksi pemilu ditang-gung negara. Padahal alokasi ini telah diputusakan Komisi II DPR-RI.

Menyikapi polemik seputar dana saksi pemilu ini, Ketua Komisi II DPR-RI Agun

Gunandjar Sudarsa menegaskan polemik mengenai dana saksi pemilu di setiap tem-pat pemungutan suara (TPS) harus segera dituntaskan. Langkah ini justru untuk menciptakan pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Sekaligus meminimalisir manipulasi dan jual-beli suara di TPS. Mengingat fakta terjadinya kecuran-gan dalam pemilu banyak yang digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) dan manipulasi suara banyak terjadi di TPS. Menurut Agun, pemilu yang jurdil justru tak akan berjalan kalau tak ada yang mengawasi KPPS dan juga mitra pengawas. Untuk itu dibutuhkan saksi sekaligus menjadi pengawas melalui saksi dari semua parpol di setiap TPS, KPPS, dan untuk mitra pengawas pemilu (MPP).

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi membantah jika dana saksi partai politik (parpol) yang ditang-gung negara itu diusulkan oleh salah satu parpol kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, usulan dana saksi itu muncul saat Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menggelar pertemuan dengan Komisi II DPR guna membahas persiapan pengawasan Pemilu 2014.

“Itu antara Bawaslu dan Komisi II su-dah membahas dulu, dan sudah dihasilkan kesepakatan dalam pembahasan itu,” ujar

Gamawan. Dia menjelaskan, meski sudah disepakati dalam rapat tersebut, namun usulan dana saksi itu tidak bisa direalisasi lantaran belum masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Dana saksi itu baru bisa ditanggung negara apabila ada usulan dari Bawaslu ke-pada pemerintah lewat permohonan kepada Kementerian Keuangan.

“Karena itu, Bawaslu mengajukan kembali minta pengawas pemilu itu begitu ceritanya. Nah tentu ini harus diproses dulu, diajukan oleh Bawaslu kepada Menteri Keuangan,” jelasnya.

Gamawan mengatakan, pemerintah hanya memfasilitasi usulan soal dana saksi tersebut, sehingga tidak benar kalau disebut ada sebagian pihak yang mendor-ong usulan ini. Ia menambahkan, pemer-intah sendiri masih terus membahas soal mekanisme distribusi dana saksi tersebut. Sebab, saksi yang ada harus mewakili Bawaslu dan parpol. Penegasan hampir senada datang dari Wakil Ketua Komisi II DPR, Hakam Naja. Ia mengatakan dana saksi Pemilu 2014 tidak dikelola partai politik. Dana nanti dikelola Badan Penga-was Pemilu, dicairkan langsung di tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS). Menentang Dana Saksi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menolak kebijakan pendanaan saksi untuk Pemilu 2014 oleh negara. Partai pimpi-nan Megawati Soekarnoputri itu khawatir kebijakan tersebut hanya menjadi instrumen politik pihak tertentu. Ia menegaskan, negara tidak perlu membiayai saksi karena persoalan tersebut menjadi domain partai. Selain itu, dia menilai langkah tersebut juga melanggengkan atau membiasakan politik uang dalam bentuk yang lain. “Merusak demokrasi, memandul-kaan pendidikan politik,” ujarnya.

Arief berpendapat, negara tidak boleh menggoda masyarakat dengan uang saksi. Sebab, jika itu yang dilakukan maka semua orang akan tergiur menjadi saksi, tetapi tidak menjalankan tugas dengan baik. “Saksi urusan internal masing-masing partai. Jangan berpikir partai tidak mampu merekrut, seleksi saksi, banyak TPS tidak punya saksi. Salahkan partai itu.”

� Wandi

Parpol Membidik Dana Saksi

Page 13: Mbp edisi 24

13

REKRUTMEN saksi menjelang Pemilu 2014 oleh parpol sudah dirancang secara matang. Bahkan, sejumlah parpol telah memiliki saksi-saksi ‘’loyalis’’ sejak pesta demokrasi digelar. Parpol tak kekurangan saksi jika kadernya mau turun ke lapangan dan melakukan rekrutmen secara cerdas. Membiayai saksi dengan uang negara adalah bentuk pemanjaan terhadap parpol dan rawan manipulasi. ‘’Saksi semestinya ditang-gung partai politik yang menugaskannya. Negara mestinya bisa melihat secara jernih pesta politik ini tanpa harus mendanai setiap saksi, terlebih tanpa petunjuk teknis dan pola pengawasan terhadap dana tersebut’’ ujar anggota Komisi I DPRD Bali Drs. I Made Su-parta, S.H., MBL.

Ia mengatakan, dana saksi dibiayai negara tidak tepat karena prinsip saksi dari

parpol adalah sukarela atau voluntarisme. Kaitannya saksi itu adalah simpatisan, pendukung dan kader partai. “Saksi itu tanggung jawab partai masing-masing, sehingga tidak lagi menjadi beban negara, karena saksi itu partisan,” tegasnya.

Ia malah menyarankan agar dana yang dianggarkan untuk saksi diarahkan untuk penanggulangan bencana. Negara jangan mengambil peran yang terlalu jauh dan urusan politik. Biarkan parpol mendiri dalam mengelola saksinya. ‘’Demokrasi yang matang tidak perlu saksi itu dibayar, karena dia berfungsi menjalankan tugas sebagai saksi itu untuk menjaga suara rakyat tetap berdaulat, agar tidak dima-nipulasi, dihilangkan,” imbuhnya.

Supartha mengatakan selama ini me-mang ada tradisi di internal partai-partai karena mereka butuh petugas harian untuk saksi, maka partai kemudian me-

nyediakan logistik, baik makan, minum, rokok dan sebagainya. “Atas dasar su-karela itu makanya saksi bukan profesi, tidak perlu dibayar. Tetapi bahwa ada dukungan logistik dari masing-masing partai itu sudah menjadi kebiasaan dan diperlukan. Ini sudaha membudaya, kenapa baru diusulkan dana saksi,” tegasnya.

Selain itu, katanya, dana saksi rawan manipulasi. Banyaknya TPS saat pileg dan pilpres akan membuat kontrol atas penggunaan dana saksi lemah. Selain itu, dana saksi ini juga rawan dijadikan modal politik terlebih sosialisasi atas penggunaan dana ini tak terbangun. Ia menyarankan pemerintah termasuk Ba-waslu menganulir penggunaan dana ini jika hanya untuk jatah para saksi.

� dira arsana

Parpol Semestinya Mandiri Urus Saksi

Page 14: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 201414

L I N G K U N G A N

Ni Wayan Rina (51) duduk termenung di rumah bedeng bekas kantor proyek embung di Banjar Tanah Aron, Bebandem, Karangasem, beberapa waktu lalu. Dite-mani sejumlah ayam kampung dan anjing, istri Made

Mudung itu merenungi nasibnya. Dia kehilangan tanah garapan beberapa are karena tanah desa yang dulu digarapnya dipakai bangunan embung dan dibebaskan untuk jalan ke proyek em-bung. Sejumlah pohon bibit albesia dan mahoni sudah setinggi sekitar 10 meter. Pasangan suami-istri ini merelakan pohon albesia dan mahoni itu ditebang demi proyek yang menjanjikan tak bakal krisis air bersih lagi pada musim hujan.

Rina mengatakan, pihak kontraktor embung berlokasi sekitar 1 km di atas tugu pertempuran Tanah Aron itu, menjanjikan bedeng bekas kantor proyek embung itu akan diberikan ke-padanya cuma-cuma. Namun janji tinggal janji. Saat proyek embung usai, pihak kontraktor minta pasutri Rina-Mudung membeli bedeng itu Rp 2 juta. Karena tak punya uang, pasutri itu menawar menjadi Rp 600 ribu dan dibayar. ‘’Jika tak dibayar

pihak proyek mengancam bakal membongkar dan membawa pulang bekas bangunan bedeng itu. Kami bayar, sekadar untuk berteduh,’’ katanya.

Namun begitu proyek embung dari anggaran APBD Karan-gasem 1013 senilai Rp 1,999 miliar itu selesai, bukan berarti masalah sudah tuntas. Sabtu (25/1), sejak siang bumi Desa Tanah Aron yang berlokasi di lereng tenggara Gunung Agung diguyur hujan lebat. Pojok tenggara bangunan embung atau bak raksasa penampung air hujan itu ambrol. Soalnya, dinding dari timbunan tanahnya ambrol, longsor dihanyutkan air. Selain dinding embung ambrol bagai sungai, sejumlah bagian senderan beton retak-retak, menandakan kualitas pekerjaan proyek itu kurang bagus. Soalnya, hanya diguyur hujan sehari saja sudah ambrol dan retak-retak.

Pagi harinya, Minggu (26/1) warga terdekat, pasutri Rina-Mudung dan Komang Merta baru mengetahui proyek embung itu ambrol. Kontan saja, pasutri Rina-Mudung mengungsikan ternak sapinya, ke tempat yang lebih aman, menjauhi proyek itu. Mereka khawatir, hujan lebat lagi, proyek itu ambrol dan menimbun ternaknya.

Warga terdekat yang khawatir longsor melapor ke tokoh desa setempat, seperti Klian Banjar Dinas Tanah Aron Made Sukarta. Tokoh desa meneruskan laporan warganya ke Muspika Beban-dem. Muspika dan staf, serta Perbekel Buana Giri Made Mudu meluncur ke lokasi. Sukarta mengaku khawatir, embung itu long-sor saat hujan lebat. Kontraktor proyek itu, jika tak memperbaiki dengan kualitas pekerjaan yang lebih baik, Sukarta khawatir ter-jadi longsor dan banjir yang mengancam keselamatan jiwa warga Tanah Aron yang bermukim di bagian bawah proyek itu. ‘’Kalau terjadi longsor dan banjir besar, kami bukannya memeroleh berkah dari embung ini, malah menerima musibah,’’ ujar Sukarta.

Karena itu, begitu kontraktor proyek embung itu Ketut Dayuh dari PT Dwi Guna Wahyu Perdana, meninjau pekerjaannya yang ambrol, Sukarta langsung mendekatinya. Dia minta proyek itu diperbaiki. Bahkan dia minta supaya air embung yang keruh dan berisi sampah dikuras terlebih dahulu. Itu agar saat hujan lebat lagi, sebelum proyek itu diperbaiki, tidak longsor dan banjir. Nantinya, air embung diharapkan bersih dan bisa dikonsumsi warganya.

Sukarta mengatakan, dia tak mengerti dulu hujan selebat apa pun tidak pernah ada banjir sebesar belakangan ini. Sejumlah sungai di sebelah proyek embung itu, kata Sukarta, dulu tak pernah banjir. Kini setelah ada proyek dan tanah gundul, hujan sedikit saja banjirnya luar biasa besarnya. Selain timbunan tanah dinding embung longsor, badan jalan tanah juga tergerus sehingga menimbulkan sungai-sungai kecil di badan jalan.

Sementara Ketut Dayuh membantah pekerjaan proyek itu kualitasnya kurang bagus sehingga longsor. Namun ambrolnya dinding embung karena bencana alam hujan lebat. Sebenarnya dia sudah dari sebelumnya, mengkhawatirkan timbunan tanah dinding embung itu bakal bermasalah. Namun pihaknya hanya mengerjakan, sesuai pesananan atau sesuai gambar yang diberi-kan pemilik proyek.

� Budana

Musibah Embung Tanah Aron

MBP/bud

Embung Tanah Aron ambrol. Ambrolnya embung itu tampak seperti puncak Gunung Agung usai meletus, menganga melebar

seperti alur sungai.

Page 15: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 2014 15

DI KARANGASEM sedikitnya ada 14 proyek embung. Proyek bernilai rata-rata Rp 2 miliar sampai dengan Rp 6 miliar. Anggarannya ada yang ber-sumber dari pemerintah pusat melalui Balai Air Bali Penida, juga dari APBD Karangasem.

Gagasan Bupati Karangasem I Wayan Geredeg membangun proyek embung yang banyak itu, untuk mengatasi krisis air bersih warganya di pegunungan, per-bukitan atau di lokasi yang tinggi yang tak bisa dijangkau proyek pipanisasi air bersih. Seperti proyek Telaga Waja dengan anggaran sekitar Rp 125 miliar atau pipanisasi mata air empat kecamatan senilai Rp 27 miliar.

Dari belasan proyek embung itu, be-berapa ada yang mubazir. Proyek embung rusak. Misalnya, karena karpet plastik atau geomembran-nya robek, sehingga airnya bocor. Contohnya embung dari Pemprov Bali di Banjar Purage, Rendang. Begitu selesai, plastik embung yang

dibangun dengan membendung sungai di tengah hutan lindung Puragae itu diterjang banjir. Geomembran-nya robek disikat sampah dan ranting pohon hutan yang hanyut masuk embung.

Sementara anggota DPRD Karan-gasem asal Kubu Gede Tamu Sugiantara dan Nyoman Oka menilai mubazir proyek embung Pemprov Bali di Banjar Daya, Desa Ban, Kubu. Airnya keruh, karena tanah masuk embung. Hanya sejumlah warga di sekitarnya yang memanfaatkan embung itu untuk minum ternak sapi. Airnya keruh dan bau tak layak konsumsi. Anak-anak memanfaatkan embung Daya untuk berenang saat musim kemarau yang cuacanya panas.

Sementara proyek embung lainnya di antaranya di Bantas, di Batudawa Kaja, Kecamatan Kubu. Satu lagi embung Da-tah di Kedampal, Kecamatan Abang, em-bung di Banjar Nangka dan Yeh Kori, di Kecamatan Bebandem. Setali tiga uang. Airnya, hanya cukup untuk konsumsi

beberapa KK warga terdekat. Embung di Sogra, Desa Sebudi, pipanya hancur diter-jang alat berat saat ada pekerjaan proyek pembukaan jalan raya. Pipa putus atau pecah, tak ada perbaikan berarti. Meski ada embung berisi air, bukan berarti berkah bagi banyak warga. Warga kerap masih krisis air bersih.

Dari pantauan, kurang efektifnya proyek embung itu karena pengelolaan-nya kurang efektif. Akibatnya air embung belum bisa dialirkan sampai jauh. Seperti pada proyek embung di Banjar Nangka. Terkadang pipa jaringan pecah, sehingga kerap air embung terbuang percuma. Akibatnya, saat musim kemarau panjang, air embung ludes sebelum turun musim hujan berikutnya. Pada embung Datah 1, juga senasib, pernah palp jaringannya rusak, lama tidak diperbaiki. Soalnya, pengelolanya juga tidak begitu jelas, siapa yang bertanggung jawab?

� Budana

Bali Post/dok

Proyek embung yang dibangun di tengah hutan lindung di Purugae Rendang geomembrannya sempat robek disikat sampah.

Air Keruh dan Bau

Page 16: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 201416

O P I N I

Besakih yang kesohor sebagai The Mother Temple harus tetap memberikan vibrasi kesucian dan menjadi media pemersatu

bagi umat Hindu. Oleh karena berkaitan dengan aktivitas religi dan pusat periba-datan umat Hindu, Besakih harus tetap dikelola oleh lembaga adat dengan me-libatkan krama (warga masyarakat) di wilayah tersebut. Wacana pengelolaan Besakih diserahkan kepada badan otorita, cepat atau lambat akan memarginalkan komunitas adat dan mengeliminasi nilai-nilai kesucian kawasan pura tersebut.

Pura Besakih tidak bisa disejajarkan atau disamakan dengan sebuah kawasan lainnya yang tidak mengandung nilai ke-sucian dan religius. Seperti contoh paling dekat, pengelolaan kawasan Airport (Ban-dara) Ngurah Rai yang secara palemahan (wilayah) berada di Desa Adat/Pakraman Tuban dan secara wilayah administratif berada di bawah pemerintah Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Ba-dung. Tetapi, karena pengelolaannya dilakukan oleh pihak PT Angkasa Pura, sebuah perusahaan di bawah payung Badan Usaha Milik Negara (BUMN), ka-wasan bandara sehari-hari mencerminkan adanya sebuah pemerintahan di dalam pemerintahan. Realitasnya seolah tidak memiliki keterkaitan dengan desa adat, kelurahan, kecamatan dan kabupaten.

PT Angkasa Pura memiliki kewenangan yang luar biasa dan menguasai seluruh aktivitas di kawasan Bandara Ngurah Rai. Penetapan besaran tiket masuk bandara, tarif parkir, pajak reklame dengan segala bentuk dan jenisnya, serta sewa tempat yang berada di dalam area bandara dan sekitarnya ditentukan sepenuhnya oleh pihak PT Angkasa Pura tanpa diketahui apalagi perlu minta izin Pemkab Badung. Inilah contoh kewenangan yang sangat luar biasa dari badan otorita. Pemerintah sendiri (eksekutif dan legislatif) tidak bisa mengintervensi, apalagi warga masyarakat. Inikah yang dikehendaki untuk pengelo-

laan kawasan suci Pura Besakih?Rencana kehadiran badan otorita untuk

mengelola Pura Besakih harus ditolak oleh warga masyarakat dan pemerintah di Bali, terlepas dari oknum dan lembaga apa pun yang mencetuskan gagasan ini. Adat dan budaya yang tercermin dari aktivitas keseharian warga masyarakat Besakih dan umat Hindu pada umumnya, harus bertahan sebagai penguat keberadaan Pura Besakih. Tanpa disertai kehidupan dan budaya Hindu, aura kesucian Pura Besakih akan sirna terhapus oleh arogansi kekuasaan yang berorientasi pada kepent-ingan ekonomis pragmatis.

Pangemong Pura Besakih bukan hanya warga desa pakraman setempat, tetapi juga memiliki pemaksan (kumpulan warga berdasarkan status keturunan leluhur) yang menetap tersebar di seluruh Bali dan juga dari luar daerah. Betapapun pesatnya kemajuan yang dicapai oleh bangsa, kon-sep pengelolaan Pura Besakih dan kawasan suci yang berkaitan dengan aktivitas religi

umat Hindu harus tetap mengedepankan aspek sosisologis dengan mengikutserta-kan lembaga desa adat/pakraman yang ber-mukim di palemahan (wilayah) tersebut. Apabila tidak, falsafah Tri Hita Karana (tiga hubungan harmonisasi): manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia serta manusia dengan lingkungannya akan lenyap sehingga keberadaan pura sebagai tempat suci ditelan nafsu serakah oknum-oknum yang hanya mementingkan aspek materialistis dengan mengesampingkan konsep dan falsafah harmonisasi kehidu-pan beragama, adat dan budaya.

Pelestarian adat, budaya dan keberadaan pura yang ada khususnya di Bali harus di-tunjang oleh kekuatan komponen lembaga desa pekraman. Tanpa adanya eksistensi lembaga tradisional ini, apa pun bentuk kegiatan yang dilaksanakan di Bali tidak akan berjalan dengan baik. Setiap desa pakraman memiliki awig-awig (konstitusi) lokal yang secara umum mengatur dan mengikat secara hukum adat tentang hak dan kewajiban setiap warga masyarakat adat yang berada di wilayah itu. Oleh karenanya, konsep pelestarian keberadaan pura di Bali harus diawali dengan mem-perkuat eksistensi lembaga desa pakraman. Lembaga inilah yang seharusnya mendapat bantuan penguatan dari berbagai pihak, baik internal umat, birokrasi daerah mau-pun pusat pihak eksternal lainnya.

Pura Besakih harus tetap dikelola oleh Desa Pakraman Besakih dengan dukun-gan warga pemaksan dari seluruh Bali. Kehadiran sebuah badan otorita hanya akan mengedepankan pengelolaan ka-wasan dengan orientasi bisnis. Sebaliknya warga masyarakat yang sangat berkepent-ingan untuk melakukan aktivitas ritual keagamaan tidak akan mendapatkan akses secara bebas memasuki kawasan suci Pura Besakih.

Penulis, pemerhati masalah sosial, alumnus Program Pascasarjana Unud, tinggal di Legian - Kuta

Perkuat Desa Pakraman, Tolak Badan Otorita

I Nyoman Rutha Ady, S.H., M.H.

Page 17: Mbp edisi 24

Memperkuat peran desa pak-raman dalam membentengi adat dan budaya Bali meru-pakan keharusan bagi umat

Hindu. Lembaga tradisional ini telah terbukti nyata mampu mengawal dan mengayomi umat Hindu untuk men-jalankan ritual keagamaan. Ajegnya budaya dan tradisi Bali juga berkat peran desa pakraman.

Mencermati hal ini, pemerintah dan lembaga umat semestinya melakukan penyatuan komitmen dan langkah-lang-kah untuk memperkuat desa pakraman. Bahkan, dalam urusan menjaga, menata dan memelihara Pura Besakih, peran desa pakraman dalam hal ini Desa Pakraman Besakih harus diperkuat. Wacana pem-bentukan Badan Ororita Pura Besakih harus dicermati secara matang. Pemben-tukan Badan Otorita Pura Besakih sejum-lah hal memang positif, namun jauh lebih efektif dan bijak jika Parisada melakukan langkah-langkah untuk memperkuat desa pakraman sebagai benteng perlindungan adat dan budaya Bali. Amanat Pesamuhan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat ini masih bisa ditinjau lagi, jika ada pertimbangan lain yang lebih rasional untuk mengelola Pura Besakih.

Pandangan ini mengemuka ketika Pusat Data Bali Post menggelar jajak pendapat terkait dengan pengelolaan Pura Besakih. Berdasarkan tabulasi atas jawaban respon-den, terkait siapa semestinya yang bertang-gung jawab terhadap pemeliharaan dan pe-nyelenggaraan ritual di Pura Besakih? Ter-dapat 59 persen responden berharap peran desa pakraman harus tetap dikedepankan. Kegiatan ritual dan pengawalan terhadap kawasan parahyangan, palemahan dan pawongan di Bali hendaknya tetap men-jadi tanggung jawab semua komponen yang terwadahi dalam lembaga adat desa pakraman. Jangan lagi membentuk lembaga-lembaga tertentu hanya untuk mengurusi adat dan budaya. Memberikan mandat-mandat khusus kepada badan ter-tentu dengan penunjukan orang per orang sebagai pelaksana badan orotita hanya akan memicu konflik. Masalahanya, ada banyak orang merasa mampu dan berkom-peten untuk itu walaupun sebenarnya hanya sebatas ambisi politis. Parisada

harus memperkuat peran Desa Pakraman Besakih. Selebihnya, 17 persen responden berharap agar pemerintah daerah Bali mengambil peran yang lebih jelas dalam hal memfasilitasi kepentingan-kepentingan penataan dan pembiayaan kegiatan ritual. Pemerintah harus berperan aktif menjaga kelangsungan kehidupan budaya dan ritual keumatan, bukan malah melakukan mod-ernisasi atas pengelolaan adat dan budaya Bali. Selain itu, 15 persen responden lain-nya berharap agar PHDI Pusat dan Bali mengambil peran yang lebih jelas dalam pengelolaan Pura Besakih. PHDI harus benar-benar menjadi lembaga pengayom kehidupan beragama, khususnya bagi umat Hindu. Pengelolaan PHDI jangan disusupi kepentingan-kepentingan politis dan ambisi personal.

Sementara 9 persen responden lainnya pendapatnya beragam. Ada yang menyata-kan bisa menerima rencana pembentukan badan orotira dalam hal pengelolaan dan pemeliharaan Pura Besakih. Ada juga yang mengaku pengelolaan Pura Besakih tak perlu dipolemikkan lagi, mengingat peran

Desa Pakraman Besakih dalam penye-lenggaraan yadnya (ritual) sudah berjalan bertahun-tahun dan sudah mentradisi.

Sementara itu, terkait dengan pemben-tukan Badan Otorita Pura Besakih, terdapat 65 persen responden menyatakan tidak setuju pembentukan badan otorita untuk mengelola Pura Besakih. Responden ber-harap dukungan atas peran Desa Pakraman Besakih ini penting dikuatkan oleh semua komponen. Responden menilai pemben-tukan Badan Otorita Pura Agung Besakih berpeluang memicu benturan antarkom-ponen. Setidaknya akan memicu tumpang tindih kepentingan. Selebihnya terdapat 29 persen responden yang menyatakan mendukung pembentukan badan otorita. Namun, badan ini harus melibatkan semua pihak terkait, bukan terjebak pada jabatan politis dan kedudukan perorangan.

Sementara itu, 6 persen responden lain-nya tak memberikan respons atas perlu tidaknya dibentuk badan ororita untuk mengelola Pura Besakih.

� Dira Arsana

10 - 16 Februari 2014 17

J A J A K P E N D A PAT

Perkuat Desa Pakraman Besakih

Page 18: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 201418

P E N D I D I K A N

Ada usulan konstruktif dilon-tarkan Ketua Dewan Pen-didikan Kota Denpasar Ir. Putu Rumawan Salain, M.Si.

Dosen Fakultas Teknik Unud ini berharap masalah kepemimpinan diajarkan secara khusus kepada siswa dari jenjang pendidi-kan SD, SMP hingga SMA/SMK. Mata

pelajaran kepemimpinan itu bisa dikemas tersendiri, memperkaya Kurikulum 2013 maupun dimasukkan dalam mata pelaja-ran muatan lokal.

“Mata pelajaran kepemimpinan me-

mang sangat layak dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Pasalnya, sekolah menjadi harapan utama tempat melatih atau mendidik kader-kader bangsa ter-masuk para calon pemimpin bangsa,” katanya kepada Bali Post, Jumat (31/1).

Saat ini, kata dia, bangsa Indonesia tengah ditelikung beragam problema-

tika seperti lemahnya daya saing dan rendahnya bakat/minat serta kemam-puan kewirausahaan. Lebih mengkha-watirkan lagi adalah terjadinya degra-dasi berbangsa dan bernegara dalam

kerangka NKRI. Guna memperbaiki kondisi bangsa yang karut-marut itu, tentu saja diperlukan figur pemimpin bangsa yang tangguh dan mumpuni. ”Sulitnya memeroleh pemimpin yang ideal, itu karena kita tidak pernah secara serius memikirkan bahwa kepemimpi-nan itu dapat dipelajari. Dan lembaga pendidikan merupakan tempat yang strategis untuk menggodok calon-calon pemimpin bangsa itu,” katanya dan menambahkan, euforia reformasi dan semangat demokrasi yang berlansung selama ini sepertinya belum mampu menjawab keinginan dan keperluan bangsa ini.

Menurut mantan PR III Unud ini, sek-tor pendidikan berperan besar dalam me-munculkan kepemimpinan strategis yang mampu memengaruhi, menggerakkan serta mengarahkan individu atau kelom-pok untuk mencapai hasil dan tujuan pada situasi tertentu. Nilai-nilai kepemimpinan harus muncul atas dasar nilai-nilai luhur, kepribadian dan cita-cita nasional. “Kon-disi ini dapat terwujud apabila kualitas SDM tersedia dengan baik dan dibentuk serta dipersiapkan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang berkualitas. Dengan begitu, keunggulan kompatif suatu negara tidak lagi ditentukan oleh sumber daya alamnya, tetapi kualitas SDM dalam bentuk pengetahuan, produktivitas dan inovasinya,” tegasnya seraya meminta Disdikpora Provinsi Bali dan Disdikpora kabupaten/kota se-Bali menjajaki ke-mungkinan dimasukkannya mata pelaja-ran Kepemimpinan dalam kurikulum SD, SMP hingga SMA/SMK.

� Sumatika

Cetak Generasi TangguhLewat Kurikulum Kepemimpinan

Page 19: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 2014 19

DWIJENDRA dulu adalah hamparan sawah yang disulap menjadi lembaga pen-didikan. Pada Rabu ( 28/1) lalu Yayasan Dwijendra genap berusia 61 tahun.

Yang menarik Dwijendra dibentuk dan dibidani oleh para tokoh pejuang kemerdekaan RI di Bali sekaligus sebagai tokoh pendidikan di daerah. Perjuangan mereka yang dirintis sejak 1948 diterus-kan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI melalui media pendidikan. Maka lahirlah Saraswati berupa SLUB untuk pendidi-kan berbasis nasionalis. Pada 28 Januari 1953 lahirlah Yayasan Dwijendra sebagai lembaga pendidikan berbasiskan agama Hindu untuk mewadahi dan mendidik anak-anak Hindu di Bali.

Ketua Yayasan Dwijendra Pusat Den-pasar M.S. Chandra Jaya mengungkapkan, banyak mendapat tutur dari mertuanya Guru Anom (alm) yang ikut mendirikan Dwijendra. Menurut Guru Anom, yang pertama berdiri di Jl. Kamboja tersebut adalah SMP Dwijendra. Sekolah ini me-manfaatkan lahan negara seluas 70 are. Setelah itu dikembangkan SPG, SD, TK, SMA, SMK hingga Undwi. Bahkan ketika mencapai zaman keemasan, Dwijendra memiliki dua unit sekolah tiap tingkatan dalam satu atap.

Dwijendra juga berkembang hingga memiliki sekolah di Bualu dan Gianyar.

Khusus di Gianyar setelah G-30-S/PKI diserahkan pengelolaannya kepada Widya Pasraman Dwijendra secara oto-nom.

Sementara sekolah Dwijendra berkembang ke daerah luar Bali yakni di Lombok, Kapal (Badung), Buleleng, Jembrana, Karangasem, Blitar hingga di Keharingan, Kalteng. Secara berta-hap pengelolaannya diserahkan secara otonom. Ada juga yang berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Agama Hindu di Blitar dan Karahyangan yang dikelola oleh PHDI setempat.

Yang menarik setiap guru agama Hindu di Dwijendra atas bantuan tokoh Sastri Pandit asal India, selalu di sekolah-kan ke India. Salah satunya I Made Puja setelah tamat India dipromosikan menjadi Direktur UrusanAgama Hindu dan Dirjen Hindu dan Buddha.

Untuk memperkuat komitmen di bi-dang agama dan budaya, di puncak HUT, Ketua Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar M.S. Chandra Jaya menyerahkan peng-hargaan kepada pembina agama, pembina aksara dan kesusastaraan Bali, pembina seni dan olahraga yang terbukti penuh dedikasi dan pengabdiannya mengemban visi Dwijendra sebagai lembaga pelestar-ian, pengenbangan seni budaya Bali dan agama Hindu. Makanya M.S. Chandra

Jaya yang baru diangkat menjadi ketua yayasan tetap berkomitmen memanfaat-kan kemajuan iptek untuk pengembangan dan pelestarian ajeg Bali. Bahkan komit-men para pendiri Dwijendra ini akan di-ukir dalam sebuah prasasti logam dangan sastra balinya.

Ketika kini zaman makin berkembang yang didominasi kemajuan iptek, Dwijen-dra, kata M.S. Chandra Jaya, tetap berdiri kokoh di komitmennya para pendiri yakni sekolah berbasiskan agama. Sekalipun siswa dan pegawai serta gurunya juga datang dari multi agama.

Kedua, kata Chandra Jaya, yang sedang penempuh pendidikan S-3 ini, Dwijendra akan memanfaatkan kemajuan iptek itu untuk kemajuan kesusastraan Bali. Dia menyebut Dwijendra memiliki program komputer bahasa Bali yang disebut Bali Simbar Dwijendra.

Chandra Jaya didampingi Sekretaris Ir. Wayan Abdi Negara, M.Si. menambahkan, Dwijendra juga menjadi pusat pembinaan seni sejak dini, pusat pembinaan dharma wecana remaja dan pusat pelestarian dan penyalinan lontar di Bali. Inilah yang dia sebut peran penguatan ajeg Bali. ‘’Yang jelas Dwijendra tak mau terlindas oleh kemajuan globalisasi,’’ tegasnya.

� Sueca

Ketua Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar M.S.

Chandra Jaya menerima karikatur dari Bali Post.

Dwijendra

Sekolah Berbasis Hindu Didirikan Pejuang

Page 20: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 201420

M A N C A N E G A R A

Terkuaknya kamar khusus seks milik mantan Pemimpin Libya Moammar Khadafi tentunya amat mengejutkan. Melalui dokumenter yang dikeluarkan oleh BBC, terung-kap bagaimana Khadafi menyebar ketakutan di kalangan

kaum wanita. Seorang guru di Tripoli mengaku bahwa gadis-gadis berusia mulai 14 tahun dibawa oleh pengawal Khadafi untuk di-jadikan budak seks. Mereka dipilih karena Khadafi menginginkan mereka.

BBC menjelaskan berdasarkan keterangan seorang saksi, Khadafi mencari korbannya melalui kunjungan ke sekolah ataupun universi-tas. Seorang ibu yang putrinya merupakan mahasiswa mengisahkan bagaimana lingkungan rumahnya ketakutan setiap pengumuman bahwa Khadafi akan datang berkunjung. “Setiap gadis yang dia inginkan akan dikumpulkan dan pada akhirnya dikirim kepadanya. Seorang bisa saja hilang dan tidak pernah diketemukan, sementara yang lainnya juga ditemukan tiga bulan kemudian dalam kondisi mengenaskan dan dibiarkan untuk tewas,” ujarnya

Hingga sampai saat ini, rakyat Libya takut untuk berbicara men-genai sikap Khadafi tersebut. Mereka khawatir ada bekas pengawal Khadafi yang mengambil tindakan. Tetapi, ada seorang perempuan yang berani berbicara mengenai tindakan Khadafi terhadap perem-puan. Perempuan yang tidak diketahui namanya tersebut, diambil dari keluarganya ketika berusia 15 tahun. Sang wanita dijadikan budak seks oleh Khadafi selama tujuh tahun.

Awalnya, perempuan dipilih menjadi gadis kecil yang meny-erahkan karangan bunga kepada Khadafi ketika sang pemimpin mengunjungi kampung halamannya di Sirte. Khadafi kemudian menandainya sementara perempuan itu berpikir sudah menyenang-kannya. Keesokan harinya, tiga perempuan berpakaian militer tiba ke rumah perempuan itu dan mengatakan kepada orangtuanya bahwa Khadafi membutuhkannya untuk membawakan bunga. Tetapi perempuan tersebut dilarikan ke kamar seks Khadafi. Tiba di lokasi tersebut memerintahkan kepada pasukannya untuk mem-persiapkan korban.

Selama tujuh tahun, perempuan itu mengaku diperkosa berulang kali. Namun dirinya berhasil melarikan diri ketika sebuah pintu tidak sengaja tak terkunci oleh pengawal Khadafi. Perempuan tersebut mengaku Khadafi kerap menyiksanya dengan kasar karena sudah terpengaruh kokain dan minuman, bahkan viagra. “Saya tidak pernah lupa pertama kali saat itu. Dia telah mengotori tubuh saya dan melukai jiwa saya dengan pisau dan luka itu tidak akan pernah sembuh,” ucap perempuan tersebut.

Dokumenter dari BBC ini membutuhkan waktu lama untuk diberikan akses mengenai Khadafi di Libya. Pemerintah setempat sengaja menutup kamar seks tersebut, karena tidak ingin malu di hadapan dunia internasional.

� Gugiek Savindra

Khadafi Tebar Ketakutan bagi

Wanita

Page 21: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 2014 21

PRESIDEN Barack Obama menyata-kan bahwa 2014 menjadi tahun ditutup-nya penjara kontroversial milik Amerika Serikat (AS) di Teluk Guantanamo, Kuba. Meski demikian, Obama tidak akan men-gumumkan rencana masa depan pasukan AS di Afghanistan dan tidak menyebut-kan pipa minyak Keystone XL selama pidatonya.

Pemerintahan Obama menghadapi keputusan tentang pasukan-pasukannya serta apakah disetujuinya atau tidak pipa kilang minyak dari Kanada pada tahun ini. Namun penutupan penjara ini telah dide-sak oleh banyak pihak. Selama 12 tahun sudah berdirinya penjara Guantanamo, hampir 800 orang telah dipenjarakan di Guantanamo. Ratusan orang ini pun telah kehilangan lebih dari sedekade hidup mereka.

Sembilan di antarnya meninggal dunia. Atas hal tersebut, mungkin dunia tak akan lagi memandang nilai yang sama atas Amerika. Obama pernah berjanji untuk

menutup penjara ini di 2008. Ia sempat mengeluarkan 11 tahanan sejak musim panas. Hal ini sebagai bukti, orang-orang yang sejak lama ditahan tak bersalah. Pengeluaran 11 orang itu juga sebagai tanda awal mungkin saja Amerika bakal menutup Guantanamo. Penjara itu sendiri hadir untuk menahan serangan musuh da-lam perang melawan teror. Tetapi, tujuan dibangunnya Guantanamo adalah untuk melindungi kebebasan.

Berdasarkan laporan Seton Hall University di 2005, sebagian besar tahanan itu ditangkap oleh pasukan Afghanistan dan Pakistan. Kemudian, mereka menyerahkan tahanan-tahanan ini sebagai hadiah. Bahkan dari jumlah tersebut, terang Lehnert, Kepala Kejak-saan Umum Guantanamo Jenderal Mark Martins mengatakan, hanya 20 orang yang didenda atas kasus kejahatan yang mereka buat.

Ia menceritakan, pada satu waktu paramedis pernah melaporkan, 45 tahanan

yang mogok makan diikat dan dipaksa makan dua kali. Mereka melakukan aksi mogok tersebut, sebagai bentuk protes atas masa penahanan mereka yang tak ter-batas. Tentara Amerika secara jelas sudah mengambil hidup orang-orang tersebut. ‘’Kami berupaya untuk membuat mereka tetap hidup,’’ ujarnya.

Sejumlah ketentuan dan aturan yang diperbolehkan bagi para tahanan di Guan-tanamo pun diberlakukan. Menurutnya, tahanan diperbolehkan berkomunikasi dengan keluarga mereka melalui Skype hanya empat kali dalam setahun. Di sana, perpustakaan pun melarang banyak buku untuk dibaca, termasuk di antaranya karya penulis Aleksandr Solzhenitsyn yang ber-cerita tentang kerja paksa Uni Soviet.

Memang banyak cerita kelam yang muncul dari tempat itu dan tidaklah mengherankan banyak pihak yang menun-tut penutupan Penjara Guantanamo.

� Gugiek Savindra

Obama Berjanji Tutup Penjara Guantanamo

Page 22: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 201422

D A E R A H

Maraknya vila, bungalo dan fasilitas pariwisata lainnya tanpa izin alias bodong, cukup mencen-gangkan masyarakat. Di tengah usaha pemerintah menggenjot pendapatan asli daerah (PAD), ternyata

pemasukan dari sektor pariwisata serta Pajak Hotel dan Restoran (PHR) mengalami kebocoran cukup tinggi. Sebab, setelah didata langsung, total yang berizin hanya 40, sementara sisanya seban-yak 106 ternyata bodong. Apa yang terjadi di balik maraknya keberadaan fasilitas pariwisata bodong ini?

Setelah pergantian kepala daerah di Kabupaten Klungkung, sorotan langsung tertuju pada kawasan pariwisata Nusa Penida, khususnya wilayah Lembongan dan Jungut Batu. Selama ini, kawasan tersebut menjadi denyut nadi sektor pariwisata di

Klungkung. Pemerintah langsung berinisiatif bertatap muka dengan puluhan pelaku pariwisata setempat di Balai Desa Adat Jungut Batu, belum lama ini. Kesempatan ini dimanfaatkan para pelaku pariwisata untuk mengeluarkan unek-uneknya, kepada pemerintah yang selama ini terkesan tutup mata.

Seorang pelaku pariwisata Komang Tengah menerangkan, dirinya sempat ingin mengembangkan usaha pariwisata di ta-nah kelahirannya. Saat ingin mengurus izin, pihaknya diminta mengurus UPL-UKL ke Kantor Lingkungan Hidup. Namun, sampai ke Kantor Lingkungan Hidup, belum selesai pihaknya menyampaikan maksudnya, Komang Tengah mengaku sudah

dimintai uang hingga Rp 20 juta. “Sejak saat itu saya urung mengurus izin lagi,” katanya.

Pihaknya menyadari mengurus UPL-UKL membutuhkan biaya banyak. Sayangnya, saat mengurus izin itu, tidak ada standar biaya menurut spesifikasi UPL-UKL yang diminta pelaku pariwisata. Alhasil, kesimpulannya pelaku pariwisata sudah ditodong puluhan juta rupiah. Lain lagi yang dialami pengusaha Adi Laksana. Saat hendak mengurus izin membangun bungalo di Lembongan, Adi sempat dibuat berang dengan pelayanan di Kantor Perizinan dan Pelayanan Terpadu. Sebab, persyaratannya tidak pernah tetap. Setiap saat selalu berubah-ubah, sehingga selalu ada saja yang kurang. Bahkan, pihaknya sampai lima kali bolak-balik dari Lembongan menuju Klungkung daratan, selama beberapa bulan. Namun proses perizinannya tidak kunjung selesai.

Banyak saran didengar saat itu, agar memberikan uang rokok ke petugas. Namun, dirinya tidak mau. “Setelah bupatinya ganti, dan ada transparansi, sekarang izin saya baru keluar,” tandasnya. Persoalan lainnya yakni pengenaan retribusi liar terhadap vila dan bungalo, pasokan listrik, kerusakan terumbu karang, hingga kegalauan menanti Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabu-paten, sebagai bentuk penjabaran dari Perda RTRW Nomor 16 Tahun 2009. Sebab, banyak fasilitas pariwisata setempat yang mencaplok bibir pantai.

Kepala Kantor Perizinan dan Pelayanan Terpadu Wayan Su-diarkajaya, menyampaikan soal mengurus UPL-UKL pihaknya kurang yakin ada pasal-pasal seperti itu. Jelasnya, mengurus UPL-UKL itu memang butuh biaya banyak. Sebab, bentuk usahanya sudah tergolong skala besar. Hanya saja, pihaknya mengakui belum ada standar biaya sesuai spesifikasi UPL-UKL yang diminta. Sehingga menimbulkan kesan ada bargaining (tawar-menawar) biaya. Dikatakan, pihaknya masih berupaya menjawab tantangan soal perizinan ini dengan mewujudkan perizinan satu pintu, dengan pelayanan yang transparan dan aturan yang jelas. “Permohonan izin masuk ke Kantor Perizinan, keluar pun harus dari Kantor Perizinan,” tegas Kepala Kantor yang baru beberapa minggu bertugas ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wayan Sujana mengatakan, soal keberadaan vila dan fasilitas pariwisata bodong lainnya, perlu penataan lebih lanjut. Langkah awal, harus dimulai dari proses perizinan. Transparansi dalam proses perizinan sangat diperlukan, sehingga prosesnya jelas, minta izin apa, syaratnya apa, biayanya berapa hingga kapan bisa diambil. Jika transparansi tak dapat diwujudkan, maka akan lahir lagi fasilitas pariwisata bodong lainnya.

� Bagiarta

Di Balik Maraknya Vila Bodong

Izin Berbelit-belit dan Bayar ”Uang Rokok”

Deretan hotel dan bungalo di kawasan pariwisata Lembongan-Jungut Batu, yang kian padat. Kini, investor mengincar kawasan

Pulau Ceningan yang belum banyak berdiri vila maupun bungalo.

Page 23: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 2014 23

SELAIN soal vila dan bungalo bodong, pelaku pariwisata lainnya juga memprotes adanya izin yang keluar tidak sesuai den-gan peruntukannya. Hal ini banyak terjadi pada fasilitas pariwisata, milik investor asing berkedok orang lokal. Mengapa bisa terjadi demikian?

Salah satu pelaku pariwisata Adi Laksana mengamati, banyak vila atau bungalo yang berizin tidak sesuai antara aktivitas dengan bentuk izin yang keluar. Hal ini disebabkan lemahnya monitoring yang dilakukan Tim Monev dari Kan-tor Perizinan dan Pelayanan Terpadu. Sehingga banyak vila malah disulap dari

peruntukan di dalam izin aslinya. “Semua aktivitasnya tidak sesuai dengan yang tertuang di dalam izin yang dikeluarkan Kantor Perizinan. Izin bungalo, malah jadi tempat disko. Ini harus ditindak tegas. Sebab, aktivitasnya sudah mengganggu masyarakat sekitar,” katanya.

Kepala Kantor Perizinan dan Pe-layanan Terpadu Wayan Sudiarkajaya berjanji akan menindaklanjuti protes itu. Dia menegaskan, segala bentuk izin yang keluar, aktivitasnya harus tertuang dalam perizinan. Dia menilai, persoalan ini akan tampak, ketika Tim Monev dalam waktu dekat akan turun melakukan pengecekan.

Ketika izinnya sudah tidak seusai dengan aktivitasnya, pihak pengelola akan diberi-kan peringatan. Jika tidak diindahkan, vila yang membandel akan dilaporkan ke Tim Yustisi Pemkab Klungkung. “Vila yang membandel, bisa langsung dibongkar paksa Satpol PP dan izinnya dicabut,” kata Sudiarkajaya.

Kantor Perizinan, katanya, juga akan lebih selektif dalam mengeluarkan izin. Sebab, selama ini mayoritas pelaku pari-wisata melakukan pembangunan lebih dulu ketimbang ngurus izin. Semestinya investor harus mengantongi Izin Mendi-rikan Bangunan (IMB) dan izin HO atau izin gangguan lebih dulu. Kalau ditemukan demikian, bangunan yang belum mengantongi IMB bisa langsung dibongkar.

Bupati Klungkung Nyoman Suwirta juga menegaskan komitmennya menertib-kan segala sumber kebocoran pendapatan, yang sudah lama hanya menjadi tontonan. Untuk memantapkan pelayanan perizinan dalam satu pintu, Bupati segera akan duduk bersama dengan Kantor Perizinan, Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum (PU). Sehingga jelas semuanya mengambil peran dalam mendukung pro-gram one stop service soal perizinan. “Biar jelas, tanggung jawabnya apa. Jangan sampai mengurus izin malah lewat bupati,” kata Suwirta seraya menyampaikan Tim Monev Kantor Perizinan agar segara turun melakukan monitoring.

� Bagiarta

Kegiatan Tak Sesuai IzinMBP/Bagiarta

Susana kawasan pariwisata Lembongan-Jungut Batu saat siang dan malam hari.

Puluhan perahu ini berada di atas areal rumput laut di antara Pulau Lembongan dengan Pulau Ceningan. Perahu-perahu kecil itu digunakan warga sehari-hari saat merawat

rumput laut mereka. Kini, rumput laut menghadapi ancaman serius cuaca buruk. Sebab, cukup banyak rumput laut terserang penyakit dan hanyut terbawa arus.

Page 24: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 201424

K E S E H ATA N

Penyakit rematik sering memang diderita orang tua yang hidup di daerah pegunungan. Konon, tidak kuatnya kondisi tubuh memberi

‘’perlawanan’’ terhadap udara dingin yang menyerang, boleh jadi salah satu pemicu penyakit ini. Benarkah?

Mungkin banyak orang memandang remeh penyakit ini, sehingga dikategori-kan jenis penyakit relatif ringan, namun sesungguhnya penyakit rematik yang menyerang sendi dan jaringan sekitarnya ini sangat mengganggu aktivitas kesehar-ian. Bahkan pada tingkat yang berat dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini pula dapat menyerang seluruh organ tubuh. Pe-nyakit rematik ini biasanya sangat meng-ganggu dan membuat penderita kesakitan, karena itu mau tidak mau harus ke dokter mencari penanganan guna mandapatkan obat dan solusi lainnya, agar dapat menu-runkan rasa nyeri yang dirasakan.

Mitos yang berkembang di masyarakat, penyakit rematik ini dipicu oleh mandi malam, udara dingin dan hanya diderita orang tua. Mitos itu benar- benar kontraproduktif. Persepsi masyarakat awam terhadap penya-kit itu seringkali menyesatkan, hal itu dapat merugikan si penderita sendiri. Dokter spe-sialis penyakit dalam dr. Gede Kambayana,

Sp.PD-KR. menegaskan rematik tidak hanya diderita orang tua, tetapi penyakit ini juga dapat menyerang golongan usia muda. Selain itu, penyakit ini tidak disebabkan mandi malam dan juga udara dingin.

Faktor pemicu perkembangkan penyakit ini meliputi umur, trauma (jatuh maupun terbentur), aktivitas berlebihan, keturunan, penyakit genetik, kegemukan dan diet tinggi protein. Tanda dan gejala penyakit rematik ini sangat bervariasi. Umumnya muncul rasa nyeri yang kuat, persendian kaku, timbul warna kemerahan dan bengkak pada sendi. Selain itu penyakit rematik ini juga menyebabkan kelemahan pada otot, dan gangguan gerak sendi. Pada kondisi yang lanjut, bahkan menyebabkan keka-kuan sendi/kontraktur dan kecacatan yang menetap. Malah pada beberapa kondisi penyakit rematik ini juga dapat menyebab-kan kematian.

Kata Kambayana, penyakit rematik ini banyak jenisnya, yang gejalanya mirip satu sama lain. Hal ini menyebabkan pihak medis seringkali kesulitan mend-eteksi dan menentukan diagnosis yang tepat. Konsultasi dokter harus didukung dengan pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen, ultrasonografi, dan pemer-iksaan laboratorium untuk membedakan

jenis penyakit rematik.Dengan mengetahui jenis penyakit ini

secara akurat, maka diagnosisnya akan tepat bisa ditentukan, berlanjut, pengobatan yang tepat juga memungkinkan dilakukan. Masalahnya, pengobatan rematik ini sangat tergantung pada jenisnya. Alasannya, meka-nisme penyakit yang berbeda membutuhkan pengobatan yang berbeda pula. Melakukan pencegahan dengan cara melakukan diag-nosis dini penyakit rematik ini sangat urgen. Sebab, pemberian terapi sangat penting agar penyakit yang diderita tidak menimbulkan komplikasi berupa keterbatasan gerak me-netap, kecacatan, gangguan organ dan pada beberapa penyakit yang berat dapat men-imbulkan kematian. “Inti dari pengobatan rematik ini adalah mengobati penyakitnya bukan rasa sakitnya. Karena itu, harus dilaku-kan secara rutin dan teratur sehingga rematik tidak kambuh lagi,” ujar Kambayana.

Jika menimbulkan kecacatan seperti bengkok pada anggota gerak, ini sangat fatal karena ternyata tidak bisa dikemba-likan seperti semula, walaupun dengan operasi. Karena itu, deteksi dini dan pen-gobatan teratur mendesak harus dilakukan pada penyakit ini.

� Wira Sanjiwani.

Penyakit RematikDapat Sebabkan Kematin

Page 25: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 2014 25

PENYAKIT rematik itu jenis-nya bermacam-macam. Ada jenis sakit rematik yang diderita kel-ompok orang tua, rematik yang menyerang usia muda sampai rematik yang disebabkan faktor genetik alias keturunan. Berikut ini penyakit rematik yang cukup sering terjadi di masyarakat. Dokter Gede Kambayana, Sp.PD-KR. men-jelaskan jenis jenis rematik yang menyerang segala golongan.

Pertama, penyakit rematik Os-teoartritis (OA. Penyakit rematik ini sering dihubungkan dengan proses penuaan, kegemukan dan trauma. Pada OA terjadi penyempitan celah sendi, sehingga menyebabkan nyeri yang hebat.

Kedua, Osteoporosis, penyakit ini disebabkan berkurangnya kepadatan tulang yang normal, akibatnya tulang menjadi mudah patah. Penyakit ini biasa terjadi pada usia tua dan umumnya tidak menimbulkan gejala kecuali sampai terjadi patah tulang.

Ketiga, penyakit rematik asam urat. Penyakit ini disebut gout dan disebabkan kadar asam urat di da-lam darah tinggi, sehingga menum-

puk di sendi dan menimbulkan peradangan pada sendi. Penyakit ini disebabkan faktor keturunan dan pola makan yang tinggi purin seperti kacang-kacangan.

Keempat, penyakit rematik Autoimun, penyakit ini disebab-kan adanya imunitas tubuh yang menyerang dirinya sendiri. Seperti penyakit lupus dan rematoid artri-tis. Penyakit ini termasuk penyakit genetik dan biasanya menyerang usia muda, terutama wanita.

Kelima, penyakit rematik Jar-ingan Ikat. Rematik ini terbagi lagi atas beberapa jenis. Selain itu, tennis elbow -- cedera pada siku -- ditandai nyeri pada siku yang sering dialami pemain tenis. Se-dangkan golf elbow, ditandai nyeri dan kekakuan pada bahu pemain golf, akibatnya penderita tidak bisa mengangkat tangan. Plantar fascitis ditandai nyeri pada tumit kaki pada saat pertama kali me-napak di pagi hari. Trigger finger ditandai nyeri dan terkuncinya jari tangan sehingga tidak mampu diluruskan.

� Wira Sanjiwani

Asam Urat, Termasuk Rematik Akibat Kelebihan Zat Purin

dr. Gede Kambayana

Page 26: Mbp edisi 24

L E N S A

Perayaan Hari Kasih Sayang atau Valentine yang jatuh tiap 14 Februari selalu disambut dengan antusias, terutama para remaja. Bunga mawar yang identik dengan perayaan romantis

itu pun selalu diburu untuk dipersembahkan kepada yang terkasih. Tampak pada foto, para remaja putri sedang memilih bunga mawar

menjelang perayaan Valentine.

Perayaan Hari Kasih Sayang atau Valentine yang jatuh tiap 14 Februari selalu disambut gan antusias terutama para remaja Bunga mawar yang identik dengan perayaan romantis

Page 27: Mbp edisi 24

MBP/Eka

Page 28: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 201428

O L A H R A G A

Bagi badan sepak bola tertinggi di dunia, FIFA, Piala Dunia 2014 Brazil merupakan yang paling kompleks persiapannya. Kurang

dari lima bulan jelang pelaksanaan, 12 stadion yang akan dijadikan tuan rumah pertandingan belum siap.

Semestinya akhir Desember lalu, stadion-stadion tersebut telah tuntas pembangunan-nya namun kenyataannya lima di antaranya malah masih dalam proses penyelesaian. Bahkan stadion Arena da Baixada di Cu-ritiba terancam dicoret karena belum siap. Panitia lokal diberi batas akhir 18 Februari sebelum FIFA membuat keputusan yang bisa mempermalukan mereka.

Stadion Beira Rio di Porto Alegre gagal melaksanakan uji coba pekan lalu karena lapangan belum siap dan banyaknya mate-rial pembangunan yang teronggok di sekitar venue tersebut. Polisi menyebut venue itu tidak aman untuk dipakai pertandingan ekshibisi antara klub Liga Brazil Interna-cional. Diperkirakan akhir bulan ini baru siap dipakai untuk uji coba.

Tidak berarti FIFA tidak mendapat berita baik jelang pelaksanaan ke-22 kalinya tur-namen empat tahunan ini. Di fase kedua penjualan tiket via online, tak kurang 3,5 juta permintaan yang datang dari 199 negara. Thierry Weil, Direktur Pemasaran FIFA, menjelaskan 80 persen permintaan itu datang dari Brazil. “Tak kurang 2,6 juta tiket dipesan untuk 62 pertandingan dari total 64 pertandingan,” katanya.

Tiket untuk pertandingan pembuka di Sao Paulo pada 12 Juni dan final di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, 13 Juli belum bisa dipesan. Tiket tersebut ditujukan pada fans negara yang terlibat dalam pertandingan itu. “Tingginya permintaan tiket secara global tersebut membuktikan bahwa turnamen ini makin penting,” lanjut Weil.

Di fase awal, tak kurang 6 juta pemesan tiket diterima FIFA, padahal tiket yang di-tawarkan cuma 1 juta lembar. FIFA masih berapa kali akan melakukan penjualan.

Di tengah keprihatian FIFA atas pelaksa-

naan turnamen ini, sejumlah mantan pemain Brazil mengharapkan dampak positif dari turnamen ini. Mereka selama ini mengeluh-kan lapangan yang buruk kualitasnya dan tak bisa disamakan dengan negara-negara Eropa. Padahal Brazil adalah eksportir tert-inggi pemain terbaik sepak bola dunia.

Eduardo Cesar Daude Gaspar yang lebih dikenal dengan Edu, meminta pemerintah dan kelompok terkait memperhatikan kuali-tas lapangan. Brazil yang memiliki pemain hebat seharusnya memiliki lapangan unggul pula. “Inggris, Jerman mempunyai lapangan yang fantastis. Spanyol juga bagus. Jika anda keliling dunia, negara-negara tersebut memiliki level berbeda dengan Brazil,” kata pemain yang pernah membela klub Arsenal (Inggris) dan Valencia (Spanyol) selama delapan tahun.

Ia menyebut sosok Paul Burgess yang berhasil menjadikan lapangan di Stadion Highbury menjadi tempat yang pantas untuk pemain kelas dunia. Burgess juga pernah mendapat pekerjaan memperbaiki lapangan di Stadion Santiago Bernabeu, markas klub Real Madrid.

Edu pernah mengingatkan Brazil untuk segera membuat perubahan saat dia kem-

bali memperkuat Corinthian pada 2009. Lapangan yang ideal akan menjadi Brazil sebagai tuan rumah yang baik di Piala Dunia 2014. “Saya sudah berbicara dengan banyak kalangan, pejabat pemerintah dan media. “Ayo berinvestasi lebih banyak lagi di bisnis rumput,” kata mantan pemain tengah yang kini duduk sebagai salah satu pejabat klub Corinthians.

Lapangan yang kualitasnya di bawah stan-dar ini juga diamini mantan bintang Ronaldo Luis Nazario de Lima. Pemain yang lebih dikenal dengan Ronaldo, mengenang klub pertamanya Sao Cristovao di Rio de Janeiro, terpaksa menggunakan kambing-kambing untuk memendekkan rumput lapangan. “Anda bisa membayangkan bagaimana lapangan yang buruk itu. Bahkan kambing-kambing itu saja perlu kerja keras,” kata mantan pemain AC Milan, Inter Milan, Real Madrid dan Barcelona yang kini menjadi panitia Piala Dunia 2014 itu.

“Klub tak punya banyak uang. Jadi den-gan memperkerjakan kambing-kambing itu, biayanya jauh lebih murah sebagai perawat lapangan,” lanjut mantan pemain terbaik dunia dan mengantarkan Brazil juara Piala Dunia 2002.

MBP/ap

Lapangan Stadion Arena de Sao Paulo di Sao Paulo yang menggunakan rumput artifisial dan alami.

Piala Dunia 2014

Tentang Stadion, Tiket, dan Lapangan Pertandingan

Page 29: Mbp edisi 24

PEMAIN asal Brazil masih menjadi target klub-klub Eropa sepanjang 2013. Dalam laporan FIFA yang dipublikasikan akhir Desember 2013, tercatat 12.309 proses perpindahan antarklub dan 13 persen atau 1.558 di antaranya melibatkan pemain Brazil. 884 pemain meninggalkan negeri itu dan 672 kembali ke kampung halamannya.

Yves De Cocker, direktur perusahaan in-stalasi lapangan rumput Desso GrassMaster, menyayangkan pemerintah Brazil lamban dalam mengadopsi sistem perbaikan kualitas lapangan padahal sepak bola masih menjadi lapangan kerja yang bagus bagi pemain dalam meningkatkan taraf hidupnya.

“Secara keseluruhan lapangan sepak bola di Brazil tak bisa diperbandingkan lev-elnya dengan di Eropa,” kata De Cocker.

Desso mengerjakan lusinan proyek prestius di seluruh dunia yang berkaitan dengan lapangan olahraga di antaranya Stadion Wembley dan Emirate Stadium, markas baru klub Arsenal sejak 2006. Proses kerjanya adalah dengan menyuntik rumput artifisial di antara rumput alami yang tumbuh di lapangan. Saat rumput alami tumbuh, akarnya akan menceng-keram mitranya yang dari serat fiber itu dan menjadikan lapangan lebih solid dan memudahkan proses penyiraman serta perawatan.

Sejumlah klub top Brazil mulai meng-gunakan teknik ini di antaranya Gremio, Santos dan Corinthians. Stadion Itaquera di Sao Paulo dan lima stadion lainnya yang akan dipakai untuk Piala Dunia 2014, juga

mengadopsi teknik ini.Namun pejabat Brazil

masih meragukan keandalan teknik tersebut dalam memproduksi lapangan berstandar internasional. Bahkan teknik itu diyakini akan menghadapi persoalan pada stadion-stadion modern yang memiliki atap lebih lebar dan menciptakan bayangan lebih luas di atas permukaan lapangan. Karena dengan minimnya sinar matahari yang diterima akan mengganggu poses pertumbuhan rumput.

Stadion Beira Rio di Porto Alegre yang akan dipakai untuk Piala Dunia 2014, menghadapi kendala seperti yang di-maksud. Klub Gremio yang menggunakan stadion ini, terpaksa mengimpor sistem penyinaran dari Belanda un-tuk mempercepat proses per-tumbuhan rumput. Lampu raksasa yang dipasang dalam sebuah anjungan bergerak, bekerja di atas lapangan da-lam kurun waktu tertentu.

“Selama enam bulan, kami tidak mendapat sinar matahari untuk bagian itu,” jelas direktur pelaksana klub Gremio Romulo Siqueira sambil menunjuk ujung lapangan yang pertumbu-han rumputnya tidak sama dengan yang di tengah.

De Cocker khawatir in-tensitas pertandingan pada Piala Dunia 2014 dalam kurun

waktu hampir sebulan, itu akan merusakkan lapangan. Satu lapangan dari 12 stadion yang dipersiapkan menjadi tuan rumah, akan menggelar lima pertandingan dalam 20 hari pada babak penyisihan grup saja. “Hampir se-tiap pertandingan menghadirkan permasalah serius,” katanya merujuk pada turnamen Piala Konfederasi musim panas lalu.

“Saya tidak percaya iklim menjadi persoalan mereka membuat lapangan yang layak.”

� Yudi Winanto

MBP/ap

Mesin dari perusahaan DessoGrassMaster tengah menyun-tikkan rumput artificial.

MBP/ap

Proses penyinaran rumput lapangan di Stadion Gremio, Porto Alegre, untuk mempercepat proses pertumbuhan.

Alam Bukan Kendala

Padahal biaya perawatan lapan-gan hanya 1 persen dari keseluruhan biaya renovasi atau pembangunan sebuah stadion baru, “Dampaknya luar biasa besar. Karena lapangan adalah salah satu elemen penting bagi perkembangan karier seorang pemain sepak bola,” jelas Ronaldo yang mengkampayekan perbaikan stadion dengan Bebeto, mantan pe-main timnas dan membawa Brazil juara dunia 1994.

Rubens Minelli, mantan pelatih Brazil, mengenang saat klubnya, Internacional, bermain di Stadion St James’s Park dalam pertandingan persahabatan melawan Newcastle United pada tahun 70-an. “Luar biasa, sangat cepat,” katanya.

Gelandang cerdik Juninho juga

terkesan saat membela klub Mid-dlesbrough pada 1995. ”Anda tak bisa menemukan lapangan di Brazil yang sebagus di Inggris,” katanya. “Saya tampil dua kali di Stadion Wembley. Rumputnya fantastis.”

Tetapi tidak hanya lapangan yang standar yang bisa menjadi seorang pemain menjadi hebat. “Kemampuan beradaptasi dengan cepat termasuk bermain di ber-bagai model permukaan lapangan, juga menjadi faktor yang membuat pemain-pemain Brazil menjadi seni-man bila tengah menguasai bola,” tegas Minelli yang kariernya sebagai pemain bola berakhir dengan cedera patah kaki saat berusia 27 tahun.

� Yudi Winanto

Page 30: Mbp edisi 24

O L A H R A G A

Nama : Kadek Diana PutraTempat/Tgl Lahir : Bangli, 24 Maret 1992Pendidikan : Mahasiswa jurusan Ekonomi Manajeman UndiknasOrangtua : I Ketut Sudiana Ni Komang Suminta Ningsih

Bali sudah meloloskan 10 at-let tembak putra dan putri ke PON di Jawa Barat yang akan berlangsung 2016 mendatang.

Salah satunya adalah Kadek Diana Putra. Atlet berbakat ini terbilang baru menggeluti cabang olahraga (cabor) tembak, tepatnya sejak 2008, tetapi sudah berprestasi di ting-kat nasional dan internasional.

Diana Putra lolos setelah sukses meraih medali emas pada kejurnas di Balikpapan (Kaltim) tahun lalu. Masih berstatus atlet ju-nior, namun ia merebut tiket PON di nomor air pistol beregu putra senior bersama sang ayah Ketut Sudiana dan Dwi Wahyono. ”Saya senang lolos ke PON. Saya berharap mampu memberikan yang terbaik untuk Bali,” ungkapnya.

Diana Putra lahir dari keluarga petembak. Selain dirinya dan ayahnya, adik sepupunya Kadek Riko yang masih duduk di bangku kelas VI SD Cipta Dharma, Denpasar, juga sudah menunjukkan kemampuan meng-gunakan senjata api. Kepuasan menjadi seorang petembak dirasakannya ketika tem-bakannya tepat mengenai sasaran, sehingga memeroleh poin tinggi. Agar tembakannya maksimal, ia wajib melakukan pemanasan ringan untuk melenturkan otot-otot dan berkonsentrasi penuh atau fokus melaku-kan tembakan. ”Meskipun sudah menjadi petembak andal, kalau memiliki banyak masalah, hasil yang diperoleh tidak akan optimal,” terangnya.

Kendala utama atlet tembak, menurut dia, adalah peralatan untuk berlatih dan bertanding. ‘’Kalau membeli alat sendiri bisa mencapai Rp 30 juta, kayaknya sulit. Apabila semua itu ditanggung oleh pemer-intah dan

instansi terkait, bisa sedikit mengurangi beban,” tutur pria yang masih menempuh pendidikan di Ekonomi Manajemen Un-diknas ini.

Ia berlatih rutin di Led’s Shooting Club

Kuta, dilatih Budi Pratomo sejak SMP, namun sekarang dipoles Isro Firdaus dan Darmanto. Segudang prestasi sudah dida-patnya di ajang nasional selama ini, baik di level junior maupun senior. Ajang pertama yang diikutinya adalah Porprov Bali 2009 di Badung. Membela tim tuan rumah, dia berhasil meraih medali perak. Di tahun yang sama berlaga pada kejuaraan di Sin-gapura, Asian Beach Games, namun gagal menyumbang medali bagi Indonesia. Pada 2010 ambil bagian dalam turnamen antark-lub di Surabaya, dua perak dihasilkannya masing-masing dari dari nomor beregu dan perorangan.

Diana Putra mulai merebut medali emas pada kejuaraan Piala Awang Farock 2011

di Balikpapan dari nomor air pistol putra junior. Selanjutya berjaya dalam turnamen HUT Jakarta dan Piala Kapolri II. Pada 2012, emas kembali digaetnya dari Piala Kapolri dan Piala Lely Sampoerna. Namun, pada kejuaraan di Cina harus pulang tanpa emas ke Tanah Air.

Medali emas lagi-lagi dikalunginya pada 2013 dari kejuaraan Piala Awang Farock. Akan tetapi di Surabaya hanya mampu finis di tempat kedua. Sementara pada Porprov Bali 2013 di Denpasar, sukses mendulang emas bagi Badung di nomor air pistol junior. Terakhir dalam Piala Wali Kota Denpasar, hanya bisa menyabet perak.

� Putu Eka Parananda

MBP/nan

Kadek Diana Putra

Junior Berprestasi Senior

Page 31: Mbp edisi 24
Page 32: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 201432

K R I M I N A L

Perbedaan umur yang mencolok antara pasangan suami-istri (pasutri) Dayu Putu Wija (49) dengan Ida Bagus Putu Surya

Arnawa (29) membuat hubungan mer-eka agaknya tidak berjalan harmonis. Apalagi belakangan ini Surya Arnawa kepincut dengan seorang cewek kafe. ‘’Saya sih enggak tahu apa-apa, ka-tanya suami saya seneng sama cewek kafe,’’ ucap Dayu Putu Wija.

Lantaran terlalu lugu, dia dengan polos meneken surat perceraian yang disodorkan sang suami pada 15 Januari 2014 lalu. Lantas, sang suami datang lagi ke rumahnya mengambil anak se-mata wayang mereka untuk dijadikan hak asuh. Namun sayang, bukannya diasuh, Ida Bagus Adnyana Susila Darma (3) ternyata dibuang di Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak. ‘’Saya ingin anak saya kembali dari-pada ditelantarkan,’’ ucap Dayu Putu.

Sementara itu, mendapat titik terang mengenai keluarga korban Ida Bagus Adnyana Susila Darma, balita yang dibuang ayahnya di Desa Penyabangan,

Senin (20/1) pekan lalu, polisi ber-encana memburu ayah kandung sang bocah bernasib malang itu. Polisi ber-encana ke Blitar, Jatim, untuk mencari ayah sang bocah, Surya Arnawa.

Dari hasil penyelidikan polisi, Surya Arnawa diduga kuat berada di Blitar. Polisi juga telah mengantongi alamat pasti ayah yang tega menelantarkan bayinya itu. Sayang polisi enggan menyebutkan di mana Surya Arnawa bersembunyi.

Plt. Kasubbag Humas Polres Bule-leng AKP Made Mustiada mengatakan, Unit Reskrim Polsek Gerokgak dan Satuan Reskrim Polres Buleleng ten-gah berkoordinasi intensif, terutama seputar rencana mengirimkan tim untuk memburu pembuangan balita itu. Penjemputan pelaku dari Blitar ke Buleleng, diperlukan koordinasi antar-Polda, sehingga Polres Buleleng beren-cana melapor ke Polda Bali agar bisa segera membuka proses penyidikan. Apalagi polisi disebut telah menyiap-kan sejumlah pasal untuk menaikkan status Surya Arnawa sebagai tersangka.

“Kami masih harus koordinasi dulu, sebelum mencari pelaku. Kendala membuka penyidikan sekarang kan karena pelaku di Blitar. Segera kami upayakan bisa membawa pelaku ke Buleleng,” tegas Mustiada.

Polisi disebut-sebut menyiapkan Pasal 13 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak terhadap pelaku. Dengan pasal itu, polisi bisa memenjarakan Surya Arnawa selama lima tahun dan denda Rp 500 juta.

Kepala Dinas Sosial Buleleng Gede Komang menyebutkan, ada lima orang yang mengantre untuk mengadopsi Susila Darma. Namun rencana adopsi itu bisa jadi urung terlaksana, karena polisi telah menemukan keluarga bocah yang sempat dibuang itu. “Kami sudah minta keluarga menyerahkan kartu keluarga dan surat pernyataan dari kepala desa tempat yang bersangkutan tinggal. Sementara ini keluarga sudah menyerahkan berkasnya, tinggal kami cek lagi kebenarannya,” tegas Gede Komang.

Cerai Gara-gara Kepincut Cewek KafeTega Buang Balitanya

MBP/robin

Ida Bagus Adnyana Susila Darma tampak sehat dan ceria saat diserahkan ke sebuah Panti Asuhan di Kerobokan, Singaraja, belum lama ini. Balita ini dibuang di Penyabangan oleh sang ayah gara-gara kepincut cewek kafe. Sedangkan foto kanan: ibu sang balita, Dayu Wija.

Page 33: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 2014 33

IDA Bagus Surya Arnawa akhirnya ditangkap jajaran Unit Reskrim Polsek Gerokgak yang dipimpin Kanit Reskrim AKP. Ketut Widiasa Sangku, Kamis (30/1) lalu, saat hendak mengurus administrasi perceraian dengan Dayu Putu Wija di Kan-tor Perbekel Desa Sambangan.

“Ada informasi dari Bhabinkamtibmas di Desa Sambangan, sehingga kami berg-erak mengamankan pelaku. Dia langsung kami bawa ke Polsek Gerokgak untuk

menjalani pemeriksaan,” ungkap Kapolsek Gerokgak, Kompol Putu Juen.

Di hadapan penyidik, Ida Bagus Surya Arnawa mengakui perbuatannya karena kesal, lantaran anaknya menangis terus, sehingga akhirnya diturunkan dan diting-galkan begitu saja di bawah sebuah pohon di pinggir jalan.

Ida Bagus Surya Arnawa dijerat Pasal 77 ayat 1 huruf a UU 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan anca-

man lima tahun penjara dan denda Rp 100 juta serta Pasal 49 huruf a UU 23 Tahun 2004 tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Perbuatan Surya Arnawa menyebabkan anak kandungnya telantar di Desa Penyabangan. Bahkan kemudian harus dititipkan.

Seperti diketahui, Ida Bagus Susila Darma dibuang di Desa Penyabangan oleh ayah kandungnya, Ida Bagus Putu Surya. Susila dibuang dalam perjalanan ayahnya ke Blitar, Jawa Timur. Pada Senin (27/1) lalu, Dayu Putu Wija, warga Desa Sambangan, mengakui bahwa Susila Darma adalah anak kand-ungnya.

Terungkapnya identitas bocah terse-but setelah Dayu Putu Wija melapor ke Dinas Sosial Buleleng. Dayu Putu Wija mengaku bahwa Gede Bagus adalah anak kandungnya, setelah membaca koran yang diberikan oleh kerabatnya.

Dia menambahkan bahwa Bagus merupakan anak tunggalnya dari hasil pernikahannya dengan Ida Bagus Putu Surya Arnawa, yang notabene masih memiliki hubungan keluarga. Dayu Wija mengaku tidak tahu pasti kenapa anaknya dibuang di Desa Penyabangan. Pasalnya dia baru saja bercerai dengan suaminya yang jauh lebih muda pada 15 Januari 2014 lalu. Bagus sempat diajak ayahnya, Surya Arnawa, ke Blitar, den-gan alasan mencari kerja, dan Bagus menjadi hak asuhnya. Dayu Wija pun merelakan mantan suaminya mengasuh anaknya. Kenyataannya, Bagus dibuang

di Desa Penyabangan. “Tiang nak belog niki, sing ngidaang maca. Niki tiang nak orine ajak adike (saya orang bodoh, eng-gak bisa baca, ini saya dikasi tahu sama adik),” ujar Dayu Wija.

Ia mengatakan harus membawa se-jumlah bukti, berupa data kependudu-kan, data keluarga, bukti surat cerai, dan beberapa bukti lainnya. Sejumlah bukti juga sudah disampaikan ke Polsek Ger-okgak untuk memberikan keterangan.

Ayah Pembuang Bayi DitangkapIda Bagus Surya Arnawa (kanan), ayah balita yang ditelantarkan, ditangkap jajaran Unit Reskrim Polsek Gerokgak, Kamis (30/1) lalu.

Page 34: Mbp edisi 24

K R I M I N A L

Simpang Gianyar - Bangli - Klungkung atau lebih dikenal dengan pertigaan Bangli, Selasa (28/1) malam lalu mencekam.

Ketika itu kaca mobil Toyota Avanza hitan nopol DK 1222 LU yang disewa Dewa Kapik, yang tinggal Banjar Pege-sangan, Desa Temesi, pecah dirusak orang tak dikenal sekitar pukul 19.00 wita. Selain itu genteng rumahnya ru-sak, dan ban motor Vespa-nya dibakar. Pascakejadian di rumah Dewa Kapik, masih pada hari yang sama sekitar pukul 22.00 wita, giliran seorang warga Ban-jar Pegesangan, Desa Temesi lainnya, I Wayan Sukadana alias Kecot (42), diserang orang tak dikenal.

Kejadian keduanya kemungkinan ada hubungannya, dilihat dari benag merahnya. Tetapi polisi belum mau men-gungkapkannya ke publik. Yang jelas, kabar yang berembus di masyarakat, kedua kejadian itu merupakan keributan antaroknum angggota ormas berbeda.

Buktinya, rumah Kecot awalnya didatangi sekitar delapanorang tak dikenal. Mereka memanggil-manggil nama Kecot, yang saat itu berada di dalam rumah bersama istri dan anaknya. Kecot kemudian mengeceknya. Tanpa dinyana, dia diserang sekelompok pria tak dikenal. Kecot berupaya membela

diri hingga dada kirinya kena tusuk tombak. Tak puas menganiaya Kecot, pria tak dikenal tersebut melepaskan tembakan secara membabi-buta. Ke-cot akhirnya melarikan diri arah timur menuju pos kamling untuk minta ban-tuan masyarakat. Sedangkan pria tak dikenal tadi terus melepaskan tembakan hingga tiang penyangga (saka beton bale dangin) milik Kecot cuil yang diduga kena peluru.

Mendengar ada keributan, ada orang membunyikan kulkul bulus, sehingga se-jumlah warga Pegesangan ke luar rumah. Mereka kemudian hendak mencari kelom-pok Dewa Kapik di sebelah selatan perti-gaan Bangli yang masih masuk wilayah Pegesangan. Polisi langsung menga-mankan Dewa Kapik dan teman-temannya, lalu dievakuasi ke rumah asalnya di Banjar Lekok, Gianyar. Polisi juga mengamankan sejumlah senjata tajam yang dipegang Dewa Kapik dan kawan-kawan.

Mengenai kasus ini, warga Pege-sangan segera menggelar pertemuan di balai banjar setempat. Rapat memutus-kan supaya masyarakat jangan mudah terpancing dengan isu-isu yang tidak jelas. Warga juga sepakat menyerahkan sepenuhnya kasus itu kepada polisi. Untuk sanksinya, Klian Adat, Berata, mengaku nanti dirembukkan kembali

setelah polisi menetapkan tersangka.Kejadian ini makin menarik disimak,

karena pada Senin (27/1) malam lalu sekitar pukul 23.30 wita, sebelum terjadi kasus penganiayaan, mobil Toyota Har-top nopol DK 644 GD milik Ketua DPC Laskar Bali (LB) Kabupaten Gianyar I Nyoman Alit Sutarya, S.H. alias Alit Rama yang diparkir di Jalan Mangku Gi-weng, Lingkungan Sengguan, Gianyar, dibakar orang tak dikenal. Pelaku diduga dua orang yang mengendarai sepeda motor, lalu melemparkan bensin yang dikemas dalam botol air kemasan (bom molotop). Akibatnya mobil korban di bagian kirinya terbakar, sehingga men-imbulkan kerugian sekitar Rp 40 juta.

Informasi yang dikumpulkan di lapan-gan, sebelum terjadi kasus pembakaran mobil milik korban, pada Senin malam sekitar pukul 20.00 wita, terjadi kasus penganiayaan di Banjar Pasdalem atau di sebelah timur Lapangan Astina, Gianyar. Ketika itu seorang anak muda asal Banjar Kesian, Desa Lebih, (belakangan dike-tahui anggota LB) dianiaya sekelompok pemuda salah satu ormas. Beruntung korban mampu melarikan diri sehingga selamat dan hanya mengalami luka-luka. Diduga tak puas memukul korban, kel-ompok ini kemudian melampiaskannya dengan merusak mobil Alit Rama.

Gianyar Bergejolak

Mobil Dirusak, Seorang Warga Pegesangan Kena Tusuk

Mobil Hartop DK 644 GD milik

I Nyoman Alit Sutarya alias

Alit Rama yang dibakar orang

tak bertanggung jawab, Senin

(27/1) malam lalu.

Page 35: Mbp edisi 24

Mobil Toyota Avanza hitam

nopol DK 1222 LU yang disewa

Dewa Kapik dirusak orang

tak dikenal.

Mengenai kasus penganiayaan anak muda itu, Alit Rama mengaku memang sempat mendengarnya. Mengingat pemuda yang dianiaya itu mengaku anak buahnya (anggota LB), Alit Rama segera mengecek kebenarannya. Dia juga mengecek kartu anggota anak muda yang menjadi korban penganiayaan itu.

“Setelah terjadi penganiayaan, korban mengaku anggota LB. Saya cek kebe-narannya melalui korlap, ternyata korban memang anggota kami,” tegas Alit Rama.

Kasat Reskrim Polres Gianyar AKP I Nengah Sadiarta seizin Kapolres men-

gatakan, memang benar ada kasus peru-sakan mobil tersebut. Tim identifikasi Polres Gianyar malam itu juga turun ke TKP untuk melakukan penyelidikan.

Terkait kasus perusakan mobil dan rumah Dewa Kapik, penyerangan ter-hadap I Wayan Sukadana alias Kecot serta kasus pembakaran mobil milik I Nyoman Alit Sutarya alias Alit Rama, Polres Gianyar memeriksa 21 saksi. Dari semua saksi itu, 16 orang di antaranya dari pihak Dewa Kapik dan lima orang saksi warga Pegesangan.

Apakah kasus ini ada kaitannya den-

gan konflik ormas? Kasat Reskrim AKP Sadiarta mengatakan, dari hasil keteran-gan para saksi dan di BAP, memang tidak ada yang menyebut soal ormas. Tetapi pihaknya mengaku memang ada rumor di lapangan seperti itu (ormas). “Selama pemeriksaan, tidak ada keteran-gan saksi menyebut keterlibatan ormas. Tetapi di lapangan, kedengarannya sep-erti itu,” tandasnya.

Page 36: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 201436

Setelah di Kintamani, lagi-lagi se-sosok bayi perempuan dibuang di depan kamar kos-kosan di Jalan Ceningan Sari, Densel, Minggu

(28/1) lalu. Bayi berbobot 2.700 gram dengan panjang 47 cm itu, kondisinya su-dah normal setelah dirawat di RS BROS, Renon, Denpasar.

Menurut Direktur SDM dan Pelayanan RS BROS dr. Gede Wardana, setelah dua hari dirawat, bayi tersebut sudah dinya-takan sehat dan bisa diambil. “Di bawah pantauan dokter anak di rumah sakit kami,

secara medis kondisi bayi sudah baik,” tegasnya.

Siapa yang akan mengambil bayi terse-but? Wardana mengatakan, jika sudah ada pihak yang mau bertanggung jawab dan membiayai perawatannya yakni orang yang membawa si bayi ke rumah sakit. “Kami hanya berwenang dari segi me-dis saja. Dalam artian merawat bayi ini hingga sehat. Sedangkan yang lainnya tanggung jawab pihak kepolisian dan dinas sosial,” tambahnya.

Saat ditemukan dan dibawa ke RS

BROS, kondisi kesehatan bayi perempuan ini cukup baik. Dia diperkirakan saat itu berumur 7 hingga 10 hari. Hal itu bisa dilihat dari tali pusarnya yang sudah lepas. Tidak itu saja, sebelum ditinggalkan, si bayi agaknya sempat mendapat perawatan secara baik oleh orangtuanya. Namun tidak diketahui saat proses dilahirkan, apakah dibantu dokter atau tidak. “Bayi itu menggunakan popok dan ada dot susunya. Namun popoknya sudah lusuh (bukan baru),” tegas dr. Wardana.

Menyoal ciri-ciri fisik bayi, memang tidak memiliki tanda-tanda khusus. Sayang, dokter tidak memperkenankan wartawan mengambil foto bayi. “Fisiknya normal. Begitu juga dengan berat ba-dannya 2.700 gram dan panjang 47 cm. Namun pihak yang mengaku bertang-gung jawab minta kepada kami supaya tak mempublikasikan foto bayi tersebut. Namun kalau mengambil gambar dari luar, kami izinkan,” sarannya.

Kanitreskrim Polsek Densel AKP I Gusti Ngurah Yudistira mengatakan tidak sembarangn mengambil bayi tersebut. Apalagi terkait kasus pidana dan masih dalam penyelidikan. “Saya sudah koor-dinasin dengan pihak rumah sakit supaya bayi itu untuk sementara dititipkan di sana saja,” tambahnya.

Selain itu, AKP Yudistira menegaskan, mesti berkoordinasi dengan Dinsos Bali untuk menentukan yayasan mana selan-jutnya merawat bayi perempuan itu. Yang jelas polisi terus menyelidiki si pemilik bayi tersebut. Sedangkan di kos-kosan tempatnya ditemukan, tidak ada orang punya bayi. “Mungkin bayi itu lahir dari hubungan gelap lalu ditaruh di TKP,” tambah AKP Yudistira.

Terkait kasus ini, polisi sudah memer-iksa beberapa saksi. Namun polisi belum menemukan titik terang siapa gerangan orangtua bayi malang itu.

MBP/ist

Bayi perempuan yang ditemukan di kos-kosan di Jalan Ceningan Sari, Densel. Kini bayi itu dirawat di RS BROS

Duh, Lagi-lagi Bayi Dibuang Hidup-hidup

K R I M I N A L

Page 37: Mbp edisi 24

”Lengkapi berbagai wahana permain-an, sediakan berbagai hadiah dan diskon

khusus di Kabupaten Bangli.”

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Ban-gli yang terus menggeliat, dipandang sebagai sebuah peluang penting oleh Grup Hardys/GH Holdings. Salah satunya adalah melalui pem-bukaan Game Center ke-14 HardysFunzone (PT Sarana Rekreasi Keluarga Indonesia) yang menyediakan sarana rekreasi keluarga murah dan berkualitas.

Menurut Setyanto Budi Nugroho, S.H., Direktur HardysFunzone, Game Center di Bangli diharapkan menjadi salah satu refer-ensi dan tujuan bagi masyarakat Bangli untuk berekreasi dengan ditunjang oleh wahana permainan yang berkualitas dan variatif.

Menurut Setyanto, Game Center Bangli menyediakan tidak kurang dari 21 jenis per-mainan yang terdiri atas Magic Hoop, Dread Crimson, Crisis Zone, Dolphin Hockey, Dino Saur, Slama Winner, School Rush. Frog Frensy Taiwan, Slam N Shoot, Happy Zoo, Spider Stompin, Magic Watch, Funny Fish, Dream Chaser, Kanguru, Toy Box, Guitar Freaks, Harry Poter, Pesawat, Mini Motor, bertempat di depan Sasana Budaya Kabupaten Bangli.

Game Center ini juga menyediakan Wa-hana Mandi Bola dan Kereta Api sehingga benar-benar mampu menjadi tempat rekreasi yang mudah dijangkau dan terletak di tengah kota/kabupaten, terlengkap dan unggul di Kabupaten Bangli.

Ir. Gede Agus Hardyawan selaku Presiden Direktur sekaligus Founder GH Holdings

dalam keterangan persnya menyatakan lang-kah ekspansi yang dilakukan HardysFun-zone di Kabupaten Bangli adalah langkah tepat untuk lebih mendekatkan Grup Hardys dengan masyarakat Bangli. “Jika selama ini untuk menjangkau pusat permainan terdekat, masyarakat Bangli harus ke HardysMalls Gianyar, maka mulai hari ini HardysFunzone, akan hadir lebih lengkap dan dekat dengan masyarakat Bangli,” ujarnya.

Menurut pengusaha asal Desa Penyar-ingan, Jembrana, yang akrab disapa Gede Hardy ini, kehadiran HardysFunzone sebagai satu-satunya wahana rekreasi yang lengkap dan berkualitas di Bangli diharapkan mampu berperan untuk lebih meningkatkan geliat ekonomi dan bisnis di Kabupaten Bangli.

Hal ini penting, karena selama ini hubun-gan kerja sama antara Grup Hardys dengan masyarakat Bangli terutama perajin, hanya sebatas sebagai pemasok untuk barang-barang Handycraft yang didistribusikan melalui salah satu Outlet HardysRetail yakni Bali Craft Center (BCC).

Ketut Rukmini Hardy, S.P. selaku Komisa-ris Utama dalam keterangan terpisah me-nyatakan mendukung langkah-langkah GH Holdings melalui HardysFunzone untuk melakukan ekspansi bisnis sebagai bagian dari business plan GH Holdings tahun 2014. “Dengan dukungan modal dan sumber daya manusia yang optimal, kami optimistis akan mampu mewujudkan business plan 2014,’’ tegasnya.

30 Januari 2014, HardysFunzone ‘‘Soft Opening Game Center’’ Ke-14 di Kabupaten Bangli

Direktur HardysFunzone Setyanto Budi Nugroho, S.H. dalam sebuah kesempatan di Head Office GH Holdings. HardysFunzone telah membuka game center ke-14 di Kabupaten Bangli dari total

19 Game Center yang ditargetkan di semester pertama tahun 2014.

MBP/ist

ruang perawatan sang bayi.

Page 38: Mbp edisi 24

P A R I W I S A T A

10 - 16 Februari 201438

Wisatawan asal Cina kini menjadi buruan bagi industri pari-wisata di dunia, termasuk Bali. Berbagai upaya pun telah dilakukan, selain mengikuti pameran wisata di luar negeri juga melakukan pertemuan dan mengundang perwakilan

agen perjalanan Cina. Maklum setiap tahunnya 90 juta turis asal Cina melakukan perjalanan wisata ke berbagai negara di dunia.

Kedatangan masyarakat negeri Tirai Bambu ini juga berhasil melam-paui Jepang dalam memasok wisatawan ke Pulau Dewata, sekaligus naik peringkat dari sepuluh negara terbanyak masyarakatnya berliburan ke Pulau Dewata. Dinas Pariwisata (Diparda) Bali mencatat hingga Desember 2013, Cina yang tadinya berada pada urutan ketiga, naik menempati posisi kedua dengan jumlah kedatangan 387.533 orang menggeser Jepang yang mencapai 208.116 orang. Australia menempati

posisi pertama dengan jumlah kedatangan 826.388 orang.“Bali memiliki produk wisata terbaik di kawasan Asia Tenggara

untuk menyasar wisatawan Cina berkantong tebal. Tujuan difokuskan-nya paket wisata untuk kalangan itu adalah untuk meningkatkan daya beli masyarakat Bali, karena terangkat dengan meningkatnya kualitas wisatawan yang datang,” ujar Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, IB Ngurah Wijaya.

Dikatakannya, rata-rata para pelancong Cina mengeluarkan uangnya 1.000 dolar AS dengan masa tinggal tujuh hari. Sedangkan kalangan jetsetnya pengeluaran- nya bisa 2.000 dolar AS per hari, dengan masa tinggal jauh lebih lama.

Turis Cina Jadi Buruan Industri Pariwisata

Page 39: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 2014 39

BALI rupanya pulau yang difavoritkan wisatawan Cina. Pulau Bali juga meraih penghargaan Island Destina-tion of the Year melawan melawan Pulau Tahiti dan Mau-ritius. Ajang ini diselenggarakan oleh dua buah majalah wisata terkemuka Cina, yakni TravelWeekly dan Events. Bali mendapat penilaian tertinggi dari sebuah dewan juri yang beranggotakan para pakar dan pengamat industri pariwisata di negeri Tirai Bambu itu.

Penghargaan kepada Bali tentu saja disambut hangat dan dipandang sebagai pengakuan masyarakat interna-sional kepada Bali. Penghargaan ini tidak terlepas dari keramahtamahan dan adat-istiadat masyarakat Bali yang menjadi daya tarik tersendiri. “Bali memang sudah men-jadi daya tarik pariwisata dunia, sehingga sangat tepat Pulau Dewata untuk dijadikan tempat berpromosi obyek wisata,” ujar Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Bali Ketut Ardana.

Biro Perjalanan Wisata (BPW) di Bali menyatakan akan menggiring wisatawan asal Cina berkunjung ke Pulau De-wata. Kedatangan wisatawan asal negeri Tirai Bambu ini mengalami peningkatan setiap tahunnya. Bahkan, saat ini Cina telah bertengger di posisi kedua market utama Bali di belakang Australia. “Kami dari industri pariwisata melihat Cina sebagai market yang sangat besar. Dengan penduduk melebihi angka 1,7 miliar, Cina menjadi pasar yang luar biasa. Peningkatan wisatawan Cina ke Bali mencapai angka 15-24 persen tiap tahunnya,” ujar Vice Chairman Bali Vil-lage, Herdy Sayoga.

Dikatakannya, Cina memberikan respons yang sangat positif terhadap alam dan budaya yang ada di Bali. Bah-kan, sejumlah biro perjalanan negara tersebut langsung meminta kontrak rate dari industri yang ada di Bali. Tingkat pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali mencapai angka 7,7 persen, sementara tingkat kun-jungan Cina jauh melebihi angka peningkatan rata-rata. Karena itu, Cina masih bisa ditingkatkan, apalagi market Cina yang tergarap oleh Bali masih kecil. “Market Cina selama ini diidentikkan dengan market dengan spending rendah. Padahal, market Cina juga memiliki potensi untuk high tourism, karena Cina banyak orang kaya, bahkan jumlahnya sangat luar biasa,” sebutnya.

Keindahan alam, kebudayaan Bali juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan Cina. Maka dari itu tak heran jika Pulau Bali dijadikan tujuan wisata paling diminati. Salah satu kelebihan Pulau Bali khususnya sek-tor wisata yaitu banyaknya objek tujuan wisata. Sehingga ketika berkunjung ke pulau ini wisatawan bisa memilih berbagai tempat wisata yang sangat layak untuk di kun-jungi. Perpaduan antara keindahan alamnya dan budaya yang masih kental sangat sempurna untuk melepaskan kepenatan dari hiruk-pikuk.

� Parwata

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga menargetkan kunjungan wisatawan asal Cina naik menjadi 820.000 orang tahun ini. “Kami akan berupaya agar kunjungan wisatawan Cina ke In-donesia dan Bali semakin naik sesuai dengan harapan pemerintah. BPPI sebagai mitra promosi Kemenparekraf harus melakukan sebuah terobosan,” ujar Mangku Kandia, anggota Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI).

Kendati Bali sudah banyak dikenal wisatawan Cina, Indonesia juga tetap melakukan promosi langsung ke Cina. Kota-kota di Cina yang ekonominya berkembang merupakan potensi pasar wisata Indo-nesia dan Bali. Salah satu contoh Kota Shenzen sudah harus menjadi perhatian utama pemerintah dan pelaku pariwisata Bali. “Tahun ini kami akan mengadakan promosi di kota-kota Cina. Kota di Cina yang disasar tentu kota yang baru berkembang, di luar Beijing dan Shanghai,” katanya.

Dikatakannya, kunci meningkatkan jumlah wisatawan Cina yang berkunjung ke Indonesia ada di diplomasi budaya dan ekonomi yang intens. Promosi destinasi wisata baru seperti Singkawang yang terke-nal dengan festival jelang perayaan Imlek juga merupakan salah satu cara untuk menarik wisatawan Cina.

� Parwata

Bali Jadi Pulau Favorit

Mengembangkan wisata minat khusus, seperti wisata bahari menjadi upaya untuk menarik

wisatawan Cina.

Page 40: Mbp edisi 24

3 - 9 Februari 201440

E V E N T

MBP/Eka

PERAYAAN CIWARATRI - Pelaksanaan malam Ciwaratri yang berlangsung, Rabu (26/1)

lalu, dirayakan umat Hindu dengan kegiatan kerohanian. Ratusan umat Hindu menggelar

kegiatan keagamaan melalui Dharma Wacana yang diisi Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI

Wisnu Bawa Tenaya dan Pemurnian Jiwa dari Bunda Arsaningsih dari Yayasan Cahaya Cinta Kasih di Wantilan Gedung Pers Bali K.Nadha,

Jl. Kebo Iwa No. 63A. Dharma wacana yang disampaikan Pangdam Udayana disiarkan

langsung di Bali TV. Selain menggelar kegiatan kerohanian dilakukan juga penanaman pohon

Maja Batu (bahasa Sansekerta: Bilva) atau biasa disebut sebagai Bila dalam bahasa Bali.

Page 41: Mbp edisi 24

ANAK KREATIF - Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya membuka Lomba Anak Kreatif Tabanan 2014, di Gedung Kesenian I Ketut Marya Tabanan, Minggu (26/1). Kegiatan yang diselenggara-kan Harian DenPost, Pradnya Kirana dan Lintang itu diikuti ratu-san peserta mulai dari tingkat play group (PG), taman kanak-kanak (TK), dan sekolah dasar (SD). Nyonya Rai Wahyuni Sanjaya yang merupakan Bunda PAUD Tabanan menyambut gembira terseleng-garanya Lomba Kreatif Anak Tabanan 2014, yang terbukti mampu sebagai wadah pembinaan terhadap anak-anak usia dini dalam mengembangkan minat dan bakatnya berkesenian. Panitia meng-gelar lomba dalam beberapa kategori. Antara lain lomba mewarnai untuk PG/TK A, mewarnai untuk TK B, mewarnai untuk SD kelas I-III, menggambar untuk kelas IV-VI, dan fotogenik untuk PG/TK, dan SD sampai dengan kelas III.

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), pe-luncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan menghubungi bagian Iklan Bali Post

- (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

Page 42: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 201442

K E R A J I N A N

Dulang Bermotif Kerang

Page 43: Mbp edisi 24

LAPORANwww.bali-travelnews.com

Dulang memang menjadi salah satu pelengkap upacara di Bali. Sarana yang terbuat dari kayu ini tidak hanya berfungsi

sebagai wadah membuat gebogan dan banten, tetapi juga rayunan pedanda dan prasmanan pernikahan. Bahkan beberapa restoran sudah ada yang memanfaatkan-nya sebagai tempat hidangan.

Produk dulang boleh saja ramai di pasaran. Namun yang unik mungkin tak banyak. Di Desa Kukuh, Marga, Tabanan tepatnya di Jalan Alas Kedaton, Banjar Lodalang, terdapat kerajinan dulang. Namanya Mozaik Hindu Bali. Bedanya dulang yang satu ini hadir dengan motif kerang dan kaca.

Perajin dulang Made Gara men-gatakan, kerajinan dulang mulai dirintis sejak tahun 2002 sampai 2004 dari saran seorang teman. Kemudian berkembang tahun 2009. “Saat itu produksi masih sedikit karena belum menemukan ide yang pas. Perlu waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan kualitas yang bagus,” ungkap laki-laki asal Tabanan ini.

Setelah dijalankan dan ditekuni, lanjut Gara, kerajinan rumah tang-ga ini mulai menemukan hal-hal baru. “Hampir dua tahun sejak merintis belum berhasil, lambat laun akhirnya kami bisa mening-katkan kualitas produk, misalnya menciptakan motif dari kerang, kaca dan cara pengerjaan baik,” terangnya.

Keunggulan dulang di sini, katanya, adalah lem perekat untuk pernak-pernik kerang dan kaca. “Untuk mengetahui keawetan lem. Dulu kami harus merendamnya satu sampai dua hari. Ternyata masih menempel kuat. Terlebih ba-han dasar kayu yang kami gunakan adalah jenis albesia. Sehingga tak dimakan rayap,” jelasnya.

Proses pembuatan, terangnya, lumayan lama. Pertama, diawali dari pemilihan kayu. Bahkan ini kemudian dibentuk dengan alat pembebetan dan dioven. Selan-jutnya dulang ditempeli dengan kerang atau kaca. Bagian atas yang tidak berisi pernak-pernik kerang akan diamplas. Terakhir dicat dengan glossy dan dikeringkan lima menit.

Bahan yang digunakan untuk produk Made Gara ini diperoleh dari Bangli untuk bambu dan kerang dari Tuban. Se-mentara kayu impor dari Jawa. Sekarang, dia sudah mempekerjakan tetangganya sekitar 20 orang dengan luas tempat usaha sekitar 1 are. Dalam sehari satu karyawan bisa menghasilkan satu atau dua dulang tergantung motifnya.

Sekarang, usaha yang dia bangun bersama anaknya, I Made Wintara, sudah dikenal di Desa Kukuh. Produk yang diproduksi juga tidak hanya dulang, tetapi juga bokoran kayu, bogem dan sokasi baik dengan motif lukis maupun pernak-pernik kerang. Sementara pasar

sudah menyebar di luar Bali seperti Su-matera, Jawa dan Sumbawa.

Harganya, kata Gara, kami sesuaikan dengan ukuran, motif dan tingkat keru-mitannya. Di sini kami tidak semana-mata menjual produk, tetapi seni dan desain juga kami perhitungkan, mulai dari seratus hingga lebih. “Soal harga kami tidak saklek dan bisa ditawar kok,” imbuhnya sambil tertawa.

� Ocha

Page 44: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 201444

T R A D I S I

Dominasi pengaruh budaya luar dalam berbagai aspek kehidupan telah banyak me-mengaruhi tatanan hidup

masyarakat Bali. Untungnya, filosofi Tri Hita Karana masih hidup dalam balutan berbagai tradisi di Bali, seh-ingga terwujud keselarasan hubungan manusia dengan sang pencipta, hubun-gan manusia dengan sesama dan hubun-gan manusia dengan alam lingkungan. Filosofi Tri Hita Karana itu dibumikan dalam salah satu tradisi yang hingga kini dilestarikan oleh masyarakat Nusa Penida, Klungkung. Tradisi itu bernama Nimpung yang merupakan wujud rasa syukur masyarakat terhadap karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa.

Tradisi setiap musim panen tiba ini berlangsung di Desa Pakraman Semaya, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung. Tepatnya pada Anggara Kasih Tambir. Saat itu warga setempat berkumpul di Balai Banjar Semaya dengan mengena-kan pakaian adat. Sebelumnya, warga setempat menghaturkan hasil bumi mer-eka yang telah dirangkai menjadi banten pajegan di sebuah palinggih Padmasana di simpang empat desa setempat. Usai melakukan persembahyangan bersama, sebagai bentuk sujud syukur, tradisi Nimpung pun disambut antusias warga sekitar. Nyaris seluruh warga berteriak lantang ketika tradisi itu mulai dilak-sanakan. Warga yang sebelumnya duduk melingkar, membagi diri menjadi sejum-lah kelompok. Sebagian dari mereka

tampak mengambil sejumlah buah-bua-han dan hasil bumi lainnya, bahkan ada yang mengambil ayam panggang yang dihaturkan sebelumnya. Di sisi lain, bendesa adat yang berperan memberi-kan aba-aba untuk memulai tradisi ini pun menyiapkan diri berbekal pengeras suara. Suasana semakin gaduh, suara warga makin riuh. Begitu bendesa adat memberikan aba-aba, seluruh warga langsung larut dalam suka cita.

Warga mulai mengambil aneka buah, jajan, hingga ayam panggang dan bagian banten pajegan lainnya. Semua itu digunakan warga untuk saling lempar. Seolah-olah larut dalam kesenangan, tidak ada yang merasa kesakitan, atau sampai dendam ketika buah itu menge-nai tubuhnya.

Aktualisasi ’’Tri Hita Karana’’

MBP/Bagiarta

Warga melakukan persembahyangan bersama, sebelum tradisi Nimpung digelar.

Page 45: Mbp edisi 24

dalam Tradisi ’’Nimpung’’Tradisi Nimpung seolah-olah membuat

warga melupakan sejenak ketika mengala-mi kesulitan pangan saat musim kemarau dan berbagai persoalan lainnya sebagai masyarakat di wilayah kepulauan. Tradisi ini tergolong unik, cara bersyukur yang terbalut dalam tradisi Nimpung ini juga masih lestari sejak dulu hingga kini.

“Apabila t radisi Nimpung terus dilestarikan, tentu ini menjadi atraksi wisata unik di Nusa Penida. Seperti halnya tradisi Siat Sampaian di Gianyar dan Kintamani, Bangli,” kata seorang warga Wayan Sukadana, saat ditemui di bawah pohon asem tempat Nimpung berlangsung.

‘’Perang’’ makanan itu berlangsung lebih dari satu jam. Di akhir tradisi, semua mendapatkan makanan, buah dan

jajan milik peserta Nimpung lainnya, dan itu disantap bersama.

Bendesa Adat Semaya I Ketut Suarna mengatakan, tradisi Nimpung merupa-kan bentuk perwujudan pelaksanaan Tri Hita Karana di desanya. Di mana, unsur parahyangan tampak ketika masyarakat berupaya menyelaraskan hubungan dengan Ida Sang Hyang Widhi melalui persembahyangan bersama sebagai wujud syukur karena telah dianugerahi hasil pertanian dan peternakan. Unsur pawongan -- hubungan harmonis antara manusia dengan sesame -- tampak ketika masyarakat saling akrab bergembira da-lam tradisi Nimpung tersebut. Menjaga hubungan harmonis dengan alam (pale-mahan) dilakukan melalui pelestarian sarwa-prana -prani atau semua unsur

tumbuh-tubuhan dan binatang hasil per-tanian dan peternakan warga. Hasilnya itu digunakan sebagai persembahan, sebagai wujud syukur.

Di tempat terpisah Jero Mangku Wayan Katon mengatakan, Nimpung berasal dari kata nimpug yang berarti menghantam dengan saling lempar. Pelaksanaan tradisi ini sebagai lanjutan dari upacara Don Kayu Samah di desa setempat, yang bermakna syukur terh-adap tumbuh-tumbuhan, setelah berbuah dengan baik. Dia menegaskan, tradisi ini berlangsung tidak tentu. Biasanya pelaksanaannya baru digelar warga set-elah musim panen tiba. “Jadi tidak setiap tahun dilaksanakan,” tutupnya.

� Bagiarta

Page 46: Mbp edisi 24

3 - 9 Februari 201446

T R A D I S I P R O P E R T I

Pagar merupakan salah satu bagian rumah yang paling penting untuk membuat penghuninya merasa aman ketika tinggal di rumah terse-

but. Rumah yang tidak memiliki pagar biasanya akan membuat si penghuninya merasa terganggu, terutama bila daerah di tempat tersebut termasuk daerah yang ra-mai penduduk. Ini akan membuat penghuni rumah terganggu ketika hendak bersantai di rumahnya.

Saat ini banyak pilihan pagar rumah yang bisa dipilih di pasaran. Banyak desain pagar yang modern dan inovatif. Namun pengge-mar pagar dengan desain yang elegan, bisa memelih pagar berdesain klasik dan juga bentuk bunga-bunga. Untuk material yang dipilih, bisa memilih yang berbahan besi ataupun kayu. Material pagar yang berbahan besi akan bisa membuat pagar tersebut lebih awet dibandingkan pagar yang terbuat dari

kayu. Kelemahan dari pagar yang terbuat dari kayu juga sangat tidak menyenangkan pada saat musim hujan, karena pagar tersebut akan menjadi jamuran dan tidak enak untuk dipandang.

Jika pilihan sudah dijatuhkan pada pagar berbahan besi, selanjutnya bisa dipilih yang berukuran panjang sesuai dengan lebar bagian luar rumah. Di abad ke-20 ini, pagar rumah besi dengan desain minimalis menjadi pilihan yang paling banyak digemari. Selain bentuknya yang menarik, pagar ini juga cocok untuk dipasang di rumah berjenis apa pun. Salah satu keuntungan dari memiliki pagar besi minimalis adalah kemudahan yang akan didapatkan ketika ingin melaku-kan perawatan.

Pagar rumah akan tampak makin cantik jika dipadu pintu rumah sebagai salah satu aksesorisnya. Biasanya pemasangannya terpisah ataupun tergabung langsung dengan

pagarnya. Saat ini tipe pintu pagar besi mini-malis lebih digemari baik untuk perumahan ataupun untuk perkantoran. Namun, apa pun jenis atau bahan meterial pintu pagar rumah, satu hal penting yang harus selalu diperhatikan adalah memastikan material engsel berbahan kuat. Mengingat, bagian engsel pada pagar adalah bagian yang paling sensitif dan mudah rusak.

Jenis pagar besi yang kini paling populer adalah yang berbahan besi tempa. Keung-gulan pagar besi tempa adalah tampilannya yang megah dan ekslusif. Sekalipun bentuk bangunan rumahnya tidak klasik, dengan pa-gar besi tempa bisa membuat bangunannya ikut terlihat megah. Pagar besi tempa ini biasanya digunakan untuk rumah yang memiliki ukuran besar.

� Pusat data

Pagar, Mempercantik dan Menambah Rasa Aman Rumah

Page 47: Mbp edisi 24

10 - 16 Februari 2014 47

JIKA seseorang atau kita melihat atau melintas di depan sebuah rumah, pastilah yang pertama dilihat atau terlihat adalah pagar ataupun tembok luar/pekarangan rumah tersebut. Karenanya, desain pagar rumah juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam keindahan rumah. Terutama jika anda menggunakan konsep rumah minimalis, maka desain pagar minimalis akan memberikan nilai tambah pada rumah.

Namun, permasalahan yang sering dijumpai dalam memilih pagar rumah adalah dalam pemilihan model yang co-cok atau serasi dengan rumah kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua model pagar minimalis dapat diterapkan dan cocok dengan rumah kita. Oleh sebab itu, banyak orang yang mencari model pagar rumah terkini dan terbaru.

Biasanya desain pagar rumah minima-lis yang sering digunakan adalah pagar dengan warna hitam dan terbuat dari besi. Akan tetapi, kita tidak perlu terpaku

dengan desain pagar tersebut. Kita juga bisa menggunakan model pagar unik dan klasik sebagai alternatif. Salah satunya yang terbuat dari kayu, entah kayu jati, kayu kelapa atau lainnya.

Untuk rumah minimalis, yang patut diperhatikan adalah keserasian model pagar rumah dengan model rumah. Tidak hanya dari segi desain, tetapi juga dari segi warna dan pemilihan bahan. Hindari model pagar dengan desain rumit, jangan gunakan pagar yang memiliki lekuk-kan. Sementara untuk warna, biasanya yang digunakan untuk pagar minimalis adalah warna hitam dan abu-abu.

Jika kita menggunakan konsep rumah minimalis modern, maka pagar rumah yang cocok adalah yang terbuat dari besi. Usahakan pagar rumah tidak memiliki motif yang rumit. Sementara jika memi-liki konsep rumah dengan gaya klasik, pa-gar dengan bahan yang terbuat dari kayu bisa digunakan. Bahan kayu bisa akan memberikan kesan klasik pada rumah.

Kita juga bisa menambahkan batu alam pada kiri dan kanan pagar agar terlihat lebih manis. Sebaiknya pilih pagar yang memiliki desain tegak lurus dan tidak memiliki motif. Gunakan warna-warna cat yang netral untuk desain pagar rumah minimalis. Pastikan juga warna dapat berpadu dengan warna cat rumah.

Untuk tinggi pagar, perhatikan jarak pagar dengan rumah. Jika jarak pagar dan rumah terlalu dekat, sebaiknya jangan menggunakan pagar yang terlalu tinggi. Sebaliknya jika jarak rumah dan pagar cukup jauh dan kita memiliki lahan ta-nah yang luas, sebaiknya menggunakan pagar yang agak tinggi. Pagar yang tinggi memang akan terlihat lebih elegan, akan tetapi hal tersebut dapat terlihat jika anda mempunyai rumah yang besar dengan lahan yang luas. Jika menggunakan pagar yang tinggi pada rumah kecil, maka desain rumah akan tertutup oleh pagar.

�Pusat data

Desain Pagar Rumah Minimalis

Page 48: Mbp edisi 24

G A Y A H I D U P

Sepatu yang satu ini sudah populer di seantero dunia. Sepatu boots tak pernah ketinggalan meramaikan blan-tika dunia fashion. Begitu pula dengan pecinta mode di Indonesia. Sebab, mengenakan sepatu boots, bisa

membuat seseorang tampil dalam berbagai gaya yang berbeda, mulai dari kasual, feminin hingga sporty.

Tegep Oktaviansyah, melalui bendera “Tegep Boots” berhasil menghadirkan sepatu boots hanmade yang istimewa. Berbahan kulit yang berkualitas, model boots koleksinya pun menjadi pilihan para artis di antaranya Anang, Mulan Jamela, Andi Rif, Chef Juna, Indro Warkop dan Deddy Corbuzier

Desain boots milik Tegep sangat unik dan colorfull sesuai dengan kepentingan, misalnya untuk tampil feminin elegan cocok dipadupadankan dengan celana panjang ketat dan bisa memilih sepatu casual boots. Sedangkan untuk dipadu padankan dengan rok mini hingga makin menarik, sexy boots bisa menjadi pilihan.

Ada juga pilihan sepatu cowboy boots lainnya yang menjadi keren jika digunakan dengan gaya tomboi. Bisa juga dipadukan dengan busana berupa rok jeans mini atau sweater. Akan lebih gaya jika ditambahkan topi berukuran lebar.

Menurut Tegep, yang baru saja usia tampil di Hongkong Fashion Week ini, ia sengaja membuat boots menurut kategorin-ya seperti biker boots, cowboy boots , sexy boots, casual boots, work boots hingga kids boots. Dengan mengenal jenis-jenis boots ini, katanya akan memudahkan penggemar boots untuk memadupadankannya dengan style fashion dan kepribadiannya. Berikut beberapa pilihan sepatu boots karya Tegep yang spesial untuk pembaca Tokoh.

� Sri Ardhini

Aksi dan Gaya dengan ”Boots”

LAPORAN

Page 49: Mbp edisi 24
Page 50: Mbp edisi 24

B U D A Y A

50 10 - 16 Februari 2014

LAPORANwww.bali-travelnews.com

Masih ingat dengan dalang Tunjuk I Nyoman Rajeg yang terkenal di tahun 70-an itu? Jejak kepiawainnya

memainkan wayang Parwa (pementasan wayang dengan cerita Mahabharata) kini dilanjutkan sang cucu I Nyoman Hartane-gara. Meski tak setenar sang kakek, na-mun laki-laki kelahiran, Denpasar 27 Mei 1972 ini memiliki banyak penanggap.

Putra I Nyoman Sumandhi, M.A., se-orang dalang berbahasa Inggr is yang sudah mela-hirkan segu-dang da-lang di d a -

lam dan di luar negeri itu, mengaku belajar hanya secara otodidak. Menjelang kakeknya meninggal, ia didapuk untuk melanjutkan tongkat estafetnya. “Saya tak pernah menyangka akan menjadi seorang dalang,” ucapnya.

Menurutnya, ia mulai menjadi dalang ketika melakukan pentas perdana pada hari tumpek wayang tahun 2000. Ia melakukan pawintenan wayang yang di-saksikan oleh orang banyak. “Saya biasa menari, memainkan gamelan, mesant dan membaca lontar sejak kecil. Mungkin karena kelebihan itu kakek memilih saya

dari sekian cucunya yang semuanya seniman,” kenangnya.

Ayah dari empat putra ini men-gaku, dulu ia sering menterjemah-kan lontar karya-karya kakeknya kemudian mensosialisasikan lewat seni pewayangan. Kalau menjadi dalang seken (sungguh-sungguh) harus mampu menggali bahan sendiri lewat lontar. “Saya lebih banyak belajar lewat lontar-lontar juga menyaksikan hasil rekaman kakek yang sedang ngewayang,” tegasnya.

Hartenegara mengatakan, dirinya mendapat rekaman

itu dari Mr. Larry Reed,

seorang seniman asing mantan didi-kan kakek yang juga murid ayahnya. Dari sana, ia banyak mendapat teknik serta tetekes, sehingga dalam pentas yang tampil seolah kakeknya. “Saya juga belajar dari Jero Gender (penabuh kakeknya dulu),” ujar laki-laki yang ting-gal di Banjar Tunjuk Kelod, Desa Tunjuk, Tabanan ini kalem.

Selain mementaskan wayang Parwa, ia juga bisa mematel, memainkan wayang Ramayana. “Kalau dicerna secara baik, cerita Mahaberata itu sangat kompleks. Di sana ada gambaran masyarakat kini. Karena itu, saya lebih menekankan pada cerita yang lebih banyak memaparkan isi lontar yang disesuaikan zaman sekarang,” ungkapnya.

Untuk meneruskan keahliannya itu, suami dari Ni Putu Sulasih itu sedang melatih anaknya menjadi dalang cilik. Ia sedang mengangkat anaknya yang kedua I Made Duwung Banda Nagara untuk menjadi dalang cilik. Sedangkan I Putu Purwangsa Nagara, anak sulungnya, sudah menjadi dalang remaja.

� Budarsana

I Nyoman Hartanegara

Mendalang Melanjutkan Tongkat Estafet sang Kakek

Page 51: Mbp edisi 24
Page 52: Mbp edisi 24