13
20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lemak dan Minyak Lemak dan minyak adalah suatu trigliserida atau triasilgliserol. Perbedaan antara minyak dan lemak, adalah pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Lemak tersusun oleh asam lemak jenuh, sedangkan minyak tersusun oleh asam lemak tak jenuh. Dalam proses pembentukannya, le- mak dan minyak yang biasa disebut dengan trigliserida, merupakan hasil dari proses kondensasi dan esterifikasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak (umumnya ketiga asam lemak berbeda-beda) yang membentuk satu mole- kul trigliserida dan tiga molekul air (Ginting dan Herlina, 2002). O H 2 C-OH O H2C – O – C – R1 O HC-OH + 3R-C-OH HC – O – C – R2 + 3 H2O O H 2 C-OH H2C – O – C – R3 Gliserol asam lemak trigliserida air Jika R1=R2=R3 maka gliserida yang terbentuk adalah trigliserida seder- hana (simple triglyceride) dan jika berbeda disebut trigliserida campuran (mixed triglyceride). Apabila satu molekul gliserol hanya mengikat satu molekul asam lemak, makanya hasilnya disebut monogliserida dan bila dua asam lemak disebut trigliserida. Trigliserida sederhana adalah senyawa yang terdiri dari ester organik Universitas Sumatera Utara

MCFA Minyak Kelapa Murni

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MCFA Minyak Kelapa Murni

20 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lemak dan Minyak

Lemak dan minyak adalah suatu trigliserida atau triasilgliserol. Perbedaan

antara minyak dan lemak, adalah pada temperatur kamar lemak berbentuk padat

dan minyak berbentuk cair. Lemak tersusun oleh asam lemak jenuh, sedangkan

minyak tersusun oleh asam lemak tak jenuh. Dalam proses pembentukannya, le-

mak dan minyak yang biasa disebut dengan trigliserida, merupakan hasil dari

proses kondensasi dan esterifikasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam

lemak (umumnya ketiga asam lemak berbeda-beda) yang membentuk satu mole-

kul trigliserida dan tiga molekul air (Ginting dan Herlina, 2002).

O H2C-OH O H2C – O – C – R1 O HC-OH + 3R-C-OH HC – O – C – R2 + 3 H2O O H2C-OH H2C – O – C – R3

Gliserol asam lemak trigliserida air

Jika R1=R2=R3 maka gliserida yang terbentuk adalah trigliserida seder-

hana (simple triglyceride) dan jika berbeda disebut trigliserida campuran (mixed

triglyceride). Apabila satu molekul gliserol hanya mengikat satu molekul asam

lemak, makanya hasilnya disebut monogliserida dan bila dua asam lemak disebut

trigliserida. Trigliserida sederhana adalah senyawa yang terdiri dari ester organik

Universitas Sumatera Utara

Page 2: MCFA Minyak Kelapa Murni

21 

 

dimana terdapat satu jenis asam lemak yang teresterifikasi dengan gliserol. mas-

ing-masing atom karbon pada molekul gliserol ini diberi penomoran yakni 1-, 2-,

3- atau α, β, dan α’. Apabila stuktur gliserol hanya mengandung dua gugus hi-

droksil, maka dua asam lemak dapat diesterifikasikan pada posisi ini. Gugus hi-

droksil yang terletak ditengah atau pada posisi kedua disebut juga sn-2 sedangkan

alkohol primer umumnya disebut sn-1 dan sn-3 (Perkins, 1991).

Lemak yang secara alami banyak mengandung berbagai asam lemak yang

meliputi asam lemak dengan jumlah atom karbon 2-40 tetapi yang paling dominan

adalah C18 dan C20 (Winarno, 1992).

2.2 Asam Lemak

Asam lemak adalah asam monokarboksilat rantai lurus tanpa cabang yang

mengandung atom karbon genap mulai dari C-4, tetapi yang paling banyak adalah C-16

dan C-18. Asam lemak dapat dikelompokan berdasarakan panjang rantai, ada tidaknya

ikatan rangkap dan isomer trans-cis. Asam lemak berdasarkan panjang rantai meliputi

asam lemak rantai pendek (short chain fatty acids, SCFA) yang mengandung jumlah at-

om karbon C-4 sampai C-8, asam lemak rantai sedang (medium chain fatty acids, MCFA)

mengandung atom karbon C-10 dan C-12), dan asam lemak rantai panjang (long chain

fatty acids, LCFA) mengandung jumlah atom karbon C-14 atau lebih (White, 2009).

Berdasarkan jumlah ikatan rangkapa asam lemak terdiri dari asam lemak jenuh

dapat dibagi tiga golongan, asam lemak jenuh (saturated fatty acid; SFA) karena tidak

mempunyai ikatan rangkap, asam lemak tak jenuh tunggal (mono unsaturated fatty acids;

MUFA) hanya memiliki satu ikatan ranggkap dan asam lemak tak jenuh jamak (polyun-

saturated fatty acids, PUFA) memiliki lebih dari satu ikatan ranggkap (White, 2009).

Komposisi asam lemak dari beberapa minyak nabati yang penting dapat dilihat

pada Tabel 2.1 (Silalahi, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 3: MCFA Minyak Kelapa Murni

22 

 

Tabel 2.1. Komposisi asam lemak (%) dari beberapa minyak nabati yang

penting Asam lemak Minyak jagung Minyak kelapa

sawit

Minyak kelapa

murni

Asam kaproat - - Asam kaprilat - - 7,6 Asam kaprat - - 7,3 Asam laurat - 0,1 48,2 Asam miristat - 1,2 16,6 Asam palmitat 11,5 46,8 8,0 Asam palmitoleat - - 1,0 Asam stearat 2,2 3,8 3,3 Asam oleat 26,6 37,8 5,0 Asam linoleat 58,7 10,0 2,5 Asam linolenat 0,8 - - Asam arakidat 0,2 0,2 0,2

2.3 Minyak Kelapa

Minyak kelapa adalah salah satu minyak nabati yang diperoleh dari buah

kelapa. Dikenal dua jenis minyak kelapa yaitu minyak kelapa biasa yang

digunakan untuk menggoreng dan minyak kelapa murni yang dikenal dengan Vir-

gin Coconut Oil (VCO). Minyak kelapa biasa diperoleh dari kopra dengan cara

pemanasan dan pemurnian dengan bahan kimia, sedangkan minyak kelapa murni

diperoleh dari buah kelapa segar tanpa pemanasan. Komposisi asam lemak min-

yak kelapa murni dan minyak kelapa biasa tidak berbeda. Akan tetapi, minyak

kelapa murni yang dibuat tanpa pemanasan masih mengandung antioksidan alami,

sehingga sedikit berbeda dengan minyak kelapa. Maka biasanya minyak kelapa

murni tidak digunakan untuk menggoreng tetapi langsung diminum sebagai ma-

kanan fungsional atau makanan kesehatan (Silalahi dan Nurbaya, 2011)

Universitas Sumatera Utara

Page 4: MCFA Minyak Kelapa Murni

23 

 

Menurut Walujo, pemanasan yang berlebihan pada minyak goreng dapat

mengubah asam lemak tak jenuh menjadi gugus peroksida dan senyawa radikal

bebas lainnya, hal ini dapat menimbulkan kanker. Selain itu menggunkan minyak

goreng yang berulang-ulang dapat meningkatkan lipoprotein LDL, dan

menurunkan lipoprotein HDL, sehinnga meningkatkan jantung korener (Hartin

dan Surtami, 2005).

2.4 Minyak Kelapa Murni

Minyak kelapa murni (VCO/ Virgin Coconut Oil) adalah minyak yang tid-

ak mengalami proses pemanasan. Dibandingkan dengan minyak nabati lainnya

misalnya seperti minyak sawit, minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga

matahari, VCO memiliki beberapa keunggulan yaitu kandungan asam laurat ting-

gi, komposisi asam lemak rantai mediumnya tinggi dan berat molekulnya rendah.

Asam laurat merupakan asam lemak jenuh rantai sedang atau dalam istilah

kesehatan lebih dikenal dengan medium chain fatty acid (MCFA) (Darmoyuwono,

2006).

Beberapa asam lemak rantai sedang yang terkandung didalam VCO yaitu

asam kaprilat (C8), asam caprat (C

10), dan asam laurat (C

12) sebanya. Sekitar 50%

dari asam lemak dalam minyak kelapa murni adalah asam laurat. Asam laurat diu-

bah dalam tubuh menjadi monolaurin. Monolaurin adalah monogliserida yang

bersifat antivirus, antibakteri, dan antiprotozoa. Dengan sifatnya itu monolaurin

dapat menanggulangi serangan viru-virus seperti HIV, herpes, cytomegalovirus,

influenza, berbagai bakteri patogen, termaksuk listeria monocytogenes, dan heli-

cobacter pylori (Enig, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: MCFA Minyak Kelapa Murni

24 

 

Beberapa studi juga telah menunjukkan beberapa efek antimikroba dari

minyak kelapa murni yaitu sekitar 6-7% dari asam lemak dalam minyak kelapa

murni adalah asam kaprat. Asam kaprat adalah asam lemak rantai sedang yang

didalam tubuh manusia diubah menjadi monokaprin yang mempunyai sifat se-

bagai antivirus (Enig, 2004). Monokaprin sangat bermanfaat mengatasi berbagai

penyakit. Virgin Coconut Oil mampu mendukung sistem kekebalan dengan mem-

bebaskan tubuh dari mikroorganisme berbahaya. Jika organisme berbahaya yang

mengambil energi tubuh dapat ditekan jumlahnya, sistem kekebalan bias ber-

fungsi dengan baik. Virgin Coconut Oil dapat memberikan sumber energi cepat

dan merangsang metabolisme. Peningkatan energi menyebabkan penyembuhan

lebih cepat. Hal ini dikarenakan semakin tinggi metabolisme tubuh maka efisiensi

sistem kekebalannya semakin bagus, dengan demikian semakin cepat tubuh bisa

menyembuhkan dan memperbaiki diri. Virgin Coconut Oil (VCO) mengandung

asam lemak jenuh rantai pendek dan asam lemak jenuh rantai menengah. Dalam

tubuh, asam lemak tersebut mudah dicerna dan diserap oleh usus karena ukuran

molekulnya relatif kecil sehingga asam lemak tersebut langsung dibakar oleh

tubuh untuk memproduksi energi (Enig, 2001).

Selain itu, asam laurat dalam Virgin Coconut Oil (VCO) dapat melarutkan

membran virus yang berupa lipid sehingga akan mengganggu kekebalan virus,

sehingga virus inaktif. Oleh karena itu, Virgin Coconut Oil (VCO) mempunyai

banyak manfaat bagi tubuh, yaitu: mampu mengatasi penyakit degeneratif seperti

diabetes militus, jantung, kegemukan (obesitas), osteoporosis, dan kolesterol,

membasmi penyakit yang disebabkan oleh mikroba dan jamur seperti keputihan,

influenza, herpes, cacar, dan HIV/AIDS, menghalau penyakit akibat radikal

Universitas Sumatera Utara

Page 6: MCFA Minyak Kelapa Murni

25 

 

bebas, untuk anti kerut dan penuaan dini yang dioleskan pada kulit, untuk pertum-

buhan anak seperti menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak, meningkat-

kan kecerdasan, menambah daya tahan, dan stamina tubuh, membantu mencegah

penyakit lever, membantu mencegah tekanana darah tinggi, membantu

melindungi tubuh dari serangan kanker payudara dan kanker kolon, dibidang far-

masi, digunakan untuk membuat obat-obatan dan kosmetika (Sutarmi dan Hartin,

2005).

Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa murni yang diperoleh

dari kelapa yang sudah tua tanpa pemanasan, tanpa bahan kimia apapun, diproses

dengan cara sederhana sehingga diperoleh minyak kelapa murni yang berkualitas

tinggi. Keunggulan dari minyak ini adalah jernih, tidak berwarna, tidak mudah

tengik, dan tahan hingga dua tahun. Komponennya masih utuh artinya tidak ada

senyawa yang hilang dalam minyak ini (Yong, 2001).

Minyak kelapa murni dihasilkan dari buah kelapa tua yang segar atau baru

dipetik, bukan terbuat dari kopra seperti minyak kelapa biasa. Proses pembu-

atannya tidak menggunakan bahan kimia dan pemanasan yang tinggi. CODEX

Alimentarius mendefinisikan minyak murni (virgin oil) sebagai minyak dan lemak

makan yang dihasilkan tanpa mengubah minyak, minyak diperoleh hanya dengan

perlakuan mekanis dan pemanasan minimal. Karena tidak melalui pemanasan

tinggi, maka vitamin E dan enzim-enzim yang terkandung di dalam daging buah

kelapa dapat dipertahankan (Anonim, 2011).

Sifat-sifat kimia dan fisika dari VCO yaitu tidak berwarna, aroma berbau

asam dan harum karamel, tidak larut dalam air, berat jenis 0,883 pada suhu 200C

memiliki pH di bawah 7, tidak menguap pada suhu 200C (0 %), titik cair 20-250C,

Universitas Sumatera Utara

Page 7: MCFA Minyak Kelapa Murni

26 

 

titik didih 2250C, kerapatan uap 6,91; tekanan uap 1 mmHg pada suhu 1210C, ke-

cepatan penguapan tidak diketahui (Hairi, 2010). Standar mutu minyak kelapa

murni dapat diliha pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Standar Mutu Minyak Kelapa Murni Berdasarkan SNI 7381:2008

No Jenis uji Satuan Persyaratan 1. 2 3 4

5 6 7 8

Keadaan: 1. Bau 2. Rasa 3. Warna Air dan senyawa yang men-guap Bilangan iod Asam lemak bebas (dihitung sebagai asam laurat) Bilangan peroksida Asam lemak: 6.1 asam kaporoat (C8:0) 6.2 asam kapirat (C10:0) 6.3 asam kaprat (C12:0) 6.4 asam laurat (C14:0) 6.5 asam miristat (C16:0) 6.6 asam palmitat (C18:0) 6.7 asam stearat (C18) 6.8 asam oleat (C18:1) 6.9 asam linoleat (C18:2) 6.10 asam linolenat (C18:3) Cemaran mikroba 7.1 Angka lemprng total Cemaran logam: 8.1 timbal (Pb) 8.2 tembaga (Cu) 8.3 besi (Fe) 8.4 cadmium (Cd)

%

g iod/100g

%

mg ek/kg

% % % % % % % % % %

Koloni/ml

mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg

Khas kelapa segar tidak ber-bau tengik, normal khas min-yak kelapa, tidak berwarna hingga kuning pucat. Maks 0,2 4,1-11,0 Maks 0,2 Maks 0,2 ND-0,7 4,6-10,0 5,0-8,0 45,1-53,2 16,8-21 7,5-10,2 2,0-4,0 5,0-10,0 1,0-2,5 ND-0,2 Maks 10 Maks 0,1 Maks 0,4 Maks 5,0 Maks 0,1

Universitas Sumatera Utara

Page 8: MCFA Minyak Kelapa Murni

27 

 

9 Cemaran arsen (As) mg/kg

Maks 0,1

Catatan ND : No detection (tidak terdektesi)

2.5 Pembuatan Minyak Kelapa Murni

2.5.1 Cara Tradisional

Universitas Sumatera Utara

Page 9: MCFA Minyak Kelapa Murni

28 

 

Pembuatan minyak kelapa murni sudah lama dilakukan oleh masyarakat

yang di pedesaan. Umumnya minyak kelapa murni yang dihasilkan digunakan

untuk minyak goreng. Proses pembuatan minyak kelapa murni dengan cara tradi-

sional sangat mudah dilakukan. Pada proses pembuatan minyak kelapa, santan

dipanaskan pada suhu 100-110 0C. Minyak yang dihasilkan secara tradisional

berwana agak kekuningan hal ini karena suhu pada saat pemanasan, selain itu an-

tioksidannya juga rusak dan kandungan asam lemak rantai sedangnya juga banyak

yang hilang (Baswardojo, 2005).

2.5.2 Cara Pemanasan Bertahap

Pembuatan minyak kelapa murni dengan cara pemanasan bertahap seb-

etulnya untuk menyempurnakan pembuatan minyak kelapa murni cara tradisional.

Perbedaannya dengan pembuatan minyak secara tradisional adalah suhunya. Pada

pembuatan minyak kelapa murni dengan pemnasan bertahap suhu yang digunakan

adalah 60-750C. untuk menjaga suhu santan agar tetap konstan selama pemanasan

perlu dilakukannya kontrol selama pemanasan. Apabila suhunya sudah mencapai

750C api kompor harus dimatikan, demikian bila suhunya sudah mencapai 650C

api dihidupkan kembali (Prayogo dan Setiaji, 2006).

2.5.3 Cara fermentasi

Pada pembuatan minyak kelapa murni dengan cara fermentasi pada saat

santan terbentuk, emulsi santan ini ditambahkan ragi. Ragi yang digunakan bi-

asanya ragi tape, ragi roti ataupun ragi tempe. Paling cepat dan mudah dengan ragi

roti. Fermentasi atau pemeraman cukup delapan jam sampai satu malam. Minyak

kelapa murni yang diperoleh lebih banyak namun hasilnya tidak selalu maksimal.

Kadang-kadang gagal. Sehingga selalu dipanaskan untuk memisahkan minyaknya.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: MCFA Minyak Kelapa Murni

29 

 

Minyak pertama tanpa pemanasan yang diperoleh biasanya disebut sebagai vico

(Dede, dkk., 2006).

2.5.4 Cara pancingan

Pada pembuatan minyak kelapa murni cara pancingan menggunakan

umpan minyak kelapa murni yang sudah jadi. Ikatan lemak-protein pada santan

diputus dengan pancingan minyak kelpa murni yang sudah jadi. Setelah beberapa

lama didiamkan minyak akan keluar dengan sendirinya. Kelebihan minyak kelapa

murni yang dibuat dengan pancingan kandungan asam lemak rantai sedang dan

antioksidannya tidak mengalami denaturasi (Prayugo dan bambang, 2006).

2.5.5 Cara enzimatiss

Proses pembuatan minyak kelapa murni dengan cara enzimatis yaitu

dengan penanbahan enzim pada santan. Biasanya enzim yang digunakan pada

pembuatan minyak kelapa murni ini adalah papain dari getah papaya, enzim bro-

melin dari nenas dan enzim protease dari kepiting sungai. Kelebihan cara enzima-

tis adalah prosesnya lebih cepat dibandingkan proses fermentasi. Kelemahan cara

ini dapat mengeluarkan enzim-enzim yang terkandung dalam minyak kelapa

(Baswardojo, 2005).

2.5.6 Cara sentrifugasi

Sentrifugasi merupakan salah satu pembuatan minyak kelapa murni dengan

cara mekanik. Upaya yang dilakukan untuk memutuskan ikatan lemak-

proteinpada santan dengan sentrifugasi. VCO yang dihasilkan dengan sentrifugasi

memiliki beberapa kelebihan yaitu; berwarna jernih dan berbau khas minyak ke-

lapa, daya simpannya cukup lama sepuluh tahun, proses pembuatannya sngat ce-

Universitas Sumatera Utara

Page 11: MCFA Minyak Kelapa Murni

30 

 

pat, kandungan asam lemak rantai sedang tidak mengalami denaturasi, demikian

juga kandungan antioksidannya (Prayugo dan Bambang, 2006).

Wardani (2007) telah melakukan penelitian mengenai uji kualitas VCO

berdasarkan cara pembuatan dari proses pembuatan tanpa pemancingan dan pros-

es pembuatan tanpa pemancingan. Hasil yang diperoleh adalah tidak ada perbe-

daan kualitas dari pembuatan VCO proses pengadukan dengan pancingan dengan

proses pengadukan tanpa pancingan.

Hasil dari pembuatan minyak kelapa murni yang dibuat dari metode-

metode pembuatan minyak kelapa murni terhadap beberapa parameter kualitas

minyak kelapa murni dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Hasil dari metode-metode pembuatan minyak kelapa murni ter-hadap kualitas minyak kelapa murni

No Metode pem-

buatan Rendemen

(%)

Parameter SumberKadar

air Berat jenis

Angka asam

Angka peroksida

1 Pemanasan

bertahap - 0,13 - 0.22 0,25

a

2 Enzimatis 16,0 0,08 - 0,42 7,88 b

18,6 0,42 - 2,23 3,30 B

3 Fermentasi 21 0,11 - 0,56 - C

38,49 0,42 - 0,18 0,40 D

4 Pancingan 40 0,17 - 0,12 0 E

5 Pengadukan 20,05 0,30 - 0,28 0 E

0,09 0,90 0,19 0 F

Keterangan: a:Novarianto, dkk (2004), b: Manuhara, ddk (2004), c:Suryanto, dkk (2005), d: Wardani (2007), e: Leta (2009), f:Handayani (2007) 2.5 Kualitas Minyak Kelapa Murni

2.5.1 Organoleptik

Universitas Sumatera Utara

Page 12: MCFA Minyak Kelapa Murni

31 

 

Uji kualitas minyak kelapa murni secara organoleptik meliputi warna, bau,

dan rasa. Jika tidak terlihat warna lain atau kuning pucat maka hasilnya dinya-

takan normal. Bau minyak kelapa murni yang alamiah dan normal dianggap ber-

bau tengik. Bau tengik timbul karena proses oksidasi berkepanjangan. Jika terci-

um bau minyak kelapa segar dan tengik maka hasilnya dinyatakan normal. Rasa

serik di tenggorokan yang timbul pada saat mengkonsumsi minyak kelapa murni

adalah normal. Ini semua gejala normal dan bukannya minyak kelapa murninya

rusak. Hasilnya dinyatakan normal bila rasa khas minyak kelapanya (SNI, 2008).

2.5.2 Kadar Air

Kadar air adalah Kadar air adalah jumlah (dalam%) bahan yang menguap

pada pemanasan dengan suhu dan waktu tertentu. Jika dalam minyak terdapatair

maka akan mengakibatkan reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkankerusakan

minyak, yang menyebabkan rasa dan bau tengik pada minyak. Asam lemak bebas

yang mudah menguap dengan jumlah C4, C6, C8, dan C10 menghasilkan bau

tengik karena dapat berubah menjadi senyawa keton (Haryani, 2006).

Kadar air dinyatakan sebagai (b/b) dihitung sampai dua desimal dengan

menggunakan rumus:

kadar air = awalberat

akhirberatawalberat x 100% 

2.5.3 Angka asam

Angka asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang diperlukan

untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau

lemak. Angka asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang berasal dari

hidrolisa minyak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik.  Makin

tinggi angka asam maka semakin rendah kualitas dari minyak (Haryani, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Page 13: MCFA Minyak Kelapa Murni

32 

 

angka asam = )(gsampelberat

KOHMRxKOHNxKOHml

2.5.4 Berat Jenis

Berat jenis adalah perbandingan berat dari volume minyak atau lemak pa-

da suhu 25 0C dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Cara ini dapat

digunakan untuk semua minyak dan lemak yang dicairkan. Alat yang digunakan

untuk penentuan ini adalah piknometer (Badan Standarisasi Nasional, 2008).

Berat jenis =

)(25

)min(0 mlCsuhupiknometerpadaairvolume

piknometerberatyakrpiknometeberat

 

2. 5.5 Angka peroksida

Kerusakan lemak atau minyak yang utama adalah karena peristiwa

oksidasi dan hidrolitik, baik enzimatik maupun nonenzimatik. Diantara kerusakan

minyak yang mungkin terjadi ternyata kerusakan karena autoksidasi yang paling

besar pengaruhnya terhadap cita rasa. Bau tengik atau rancid pada minyak

disebabkan karena adanya aldehid dan keton. Untuk mengetahui tingkat kerusa-

kan minyak dapat dinyatakan sebagai angka peroksida. Angka peroksida dinya-

takan dalam miliequivalen dari peroksida dalam setiap 1000 g minyak atau lemak.

Cara yang sering digunakan untuk menentukan bilangan peroksida berdasarkan

pada reaksi antara alkali iodida dalam larutan asam dengan ikatan peroksida (SNI,

2008).

Angka peroksida = 1000)(

)( 322 xgsampelgberat

OSNaNblankosampeltitrasiml

 

BAB III

METODE PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara