31
KOMUNITAS III SATUAN ACARA PENYULUHAN SENAM LANSIA UNTUK CEGAH OSTEOPOROSIS Oleh : SGD V 1. Ida Ayu Laksmi Mahardika (1202105003) 2. Ni Nyoman Nanik Yuliasih (1202105012) 3. Ni Putu Karina Dewi (1202105016) 4. I Gede Bagus Satria Waskita (1202105025) 5. I Made Parayoga Dwipayana (1202105030) 6. Ni Made Cintia Prabhawidyaswari (1202105031) 7. Ni Wayan Sukhmarini (1202105033) 8. Ni Made Angga Agustini (1202105045) 9. Putu Ari Indrawati (1202105063) 10. I Dewa Gede Dwija Yasa (1202105066) 11. Ni Putu Nur Indah Candradewi (1202105067) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Documentme

Embed Size (px)

Citation preview

KOMUNITAS III

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SENAM LANSIA UNTUK CEGAH OSTEOPOROSIS

Oleh : SGD V

1. Ida Ayu Laksmi Mahardika(1202105003)

2. Ni Nyoman Nanik Yuliasih(1202105012)

3. Ni Putu Karina Dewi(1202105016)

4. I Gede Bagus Satria Waskita(1202105025)

5. I Made Parayoga Dwipayana(1202105030)

6. Ni Made Cintia Prabhawidyaswari(1202105031)

7. Ni Wayan Sukhmarini(1202105033)

8. Ni Made Angga Agustini(1202105045)

9. Putu Ari Indrawati(1202105063)

10. I Dewa Gede Dwija Yasa(1202105066)

11. Ni Putu Nur Indah Candradewi(1202105067)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2015SATUAN ACARA PENYULUHANSENAM LANSIA UNTUK CEGAH OSTEOPOROSISTopik

: Senam Lansia untuk Cegah OsteoporosisHari/Tanggal

: Selasa, 21 April 2015Waktu

: 08.30-09.15 WITATempat

: Bale Br.Kesambi, Desa Kesiman, Kota DenpasarSasaran

: Lansia rentang usia 60-70 tahunPenyaji

: Mahasiswa PSIK FK UNUD Semester VI

A. LATAR BELAKANG

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 90 tahun dan usia sangat tua (very old)diatas 90 tahun. pada masa lansia terjadi perubahan secara anatomis dan fisiologis tubuh. masalah yang sering dan umum muncul adalah kelainan tulang salah satunya osteoporosis. Osteoporosis (kekeroposan tulang) adalah proses degenerasi pada tulang. Terutama bagi wanita biasanya mengalami osteoporosis lebih dulu daripada pria. Setelah umur 35 tahun, tulang yang dibuang (oleh badan kita sendiri) menjadi lebih sering, sedangkan penabungan tulangnya tetap sama. Pada waktu seorang wanita mengalami menopause, pembuangan massa tulang meningkat karena tidak adanya hormon estrogen. Pada kebanyakan wanita, pembuangan massa tulang lebih banyak dibandingkan dengan pembentukan tulang. Akibatnya, terjadilah osteoporosis. Dan pada usia 50-an tahun, kemungkinan untuk mengalami patah tulang karena osteoporosis menjadi lebih besar dengan perbandingan lebih kurang 1 orang pada setiap 2 orang.

Olahraga teratur dan cukup dosisnya tidak hanya membentuk otot, melainkan juga memelihara dan meningkatkan kekuatan tulang. Dengan melakukan latihan-latihan olahraga yang secara teratur dan benar gerakannya maka akan bermanfaat dalam pencegahan maupun dalam pengobatan osteoporosis. Sehingga dapatlah disimpulkan bahwa dengan berolahraga kita dapat mencegah dan mengurangi diri dari terkenanya osteoporosis. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa tulang memerlukan sejumlah pembebanan seumur hidup agar selalu kuat dan sehat. Jadi mitos bahwa makin tua makin perlu pengurangan latihan olahraga adalah tidak benar. Justru sebaliknya mereka yang berusia setengah baya dan lanjut usia harus teratur berlatih, yang programnya secara bertahap harus ditingkatkan. Program yang baik untuk pencegahan osteoporosis pada lansia adalah senam lansia. Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.B. Tujuan Intruksional Umum ( TIU )

Peserta dapat memahami tentang senam lansia dan mempraktekkan senam lansia

C. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK )

1. Peserta dapat memahami pengertian osteoporosis

2. Peserta dapat memahami tanda dan gejala osteoporosis

3. Peserta dapat memahami penatalaksanaan osteoporosis

4. Peserta dapat memahami pengertian senam lansia

5. Peserta dapat memahami manfaat senam lansia

6. Peserta dapat memahami dan mengetahui sedikit langkah-langkah senam lansia7. Peserta dapat memahami dan mempraktekkan senam lansiaD. SASARANLansia rentang umur 60-70 tahun yang berjumlah 15 orangE. MATERI (Terlampir)1. OSTEOPOROSIS

A. Pengertian Osteoporosis

B. Tanda dan gejala osteoporosis

C. Penatalaksanaan osteoporosis

2. SENAM LANSIA

A. Pengertian Senam LansiaB. Manfaat Senam Lansia

C. Langkah-Langkah Senam Lansia

F. METODE1. Ceramah

2. Tanya jawab3. DemonstrasiG. MEDIA1.Poster : Senam Lansia untuk Cegah Osteoporosis

2.Leaflet : Senam Lansia untuk Cegah Osteoporosis

3.Video : Demonstrasi senam lansia

4.Laptop dan LCD : menampilkan video senam lansiaH. PENGORGANISASIAN KELOMPOK1. Moderator: Ida Ayu Laksmi MahardikaTugas

: Memandu jalannya acara hingga acara berakhir.

2. Penyaji

: Angga AgustiniTugas

: Menyampaikan materi.

3. Fasilitator: Parayoga Dwipayana

Cintia Prabha Widyaswari

SukmariniTugas : Memfasilitasi jalannya acara penyuluhan.

4. Observer dan notulen: Nanik Yuliasih

Tugas: Mengobservasi dan mencatat jalannya penyuluhan untuk dievaluasi.

5. Demonstrator

: Putu Ari IndrawatiTugas

: Memeragakan senam lansia

6. Lansia

: Satria Waskita

Nur Indah Candra Dewi

Karina Dewi

Dwija YasaI. SETTING TEMPATSetting tempat

Balai Banjar Kesambi, Desa Kesiman, Kota DenpasarDENAH:

Pengorganisasian : Moderator

: Observer/notulen

: Penyaji

: Demonstrator

: Peserta

: Fasilitator

J. KRITERIA EVALUASI1. Evaluasi Struktur

a. Persiapan Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan lengkap dan dapat digunakan dengan baik dalam penyuluhan.

b. Persiapan Materi

Materi disiapkan dalam bentuk makalah kemudian dibuatkan dalam bentuk powerpoint dan leaflet, serta psoter yang ringkas, menarik, lengkap, mudah di mengerti oleh peserta penyuluhan.

c. PesertaDalam penyuluhan mengenai senam lansia ini untuk mencegah osteoporosis diikuti oleh lansia berusia di atas 60 tahun dari Banjar Kesambi, dimana kontrak waktu pertemuan telah disepakati sebelumnya. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini diharapkan mencapai 15 peserta dan diharapakan 80% mengikuti acara tersebut.

2. Evaluasi Proses

a. Kegiatan ini mulai tepat waktu, yaitu dari pukul 8.30 hingga 09.15 wita

b. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar

c. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.

d. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran.

e. Diharapkan selama penyulahan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

f. Peserta yang dapat mengikuti selama acara ini yaitu minimal sebanyak 80% dari seharusnya.

3. Evaluasi Hasil

Jangka Pendek

a. Diharapkan peserta mampu menyebutkan pengertian osteoporosis

b. Diharapkan peserta mampu menyebutkan 3 dari 5 gejala osteoporosis

c. Diharapkan peserta mampu menyebutkan 3 dari 6 penatalaksanaan osteoporosis

d. Diharapkan peserta mampu menyebutkan pengertian Senam Lansia

e. Diharapkan peserta mampu menyebutkan 4 dari 6 Manfaat Senam Lansia

f. Diharapkan peserta mampu menyebutkan 6 dari semua Langkah Senam Lansia

Jangka Panjang

Melalui penyuluhan senam lansia diharapkan dapat meningkatnya pengetahuan peserta sehingga dapat mencegah secara dini proses osteoporosis.K. KEGIATAN PENYULUHAN NOWAKTUKEGIATAN PENYULUHANKEGIATAN PESERTA

15 menitPembukaan

a. Penyampaian salam

b. Perkenalan

c. Menjelaskan topik penyuluhan

d. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan materi yang akan diberikane. Apersepsi

f. Kontrak waktua. Membalas salam

b. Memperhatikan

c. Memperhatikan

d. Memperhatikan

e. Memperhatikan dan memberi respon

f. Memperhatikan

210 menit5 menit

10 menitPelaksanaan

a. Penyampaian materi mengenai:1. Pengertian Osteoporosis

2. Tanda dan gejala osteoporosis

3. Penatalaksanaan osteoporosis4. Pengertian Senam Lansia5. Manfaat Senam Lansia6. Langkah-Langkah Senam Lansiab. Sesi Tanya Jawabc. DemonstrasiMendemonstrasikan tentang senam lansiaa. Memperhatikan penjelasan dan mencermati materi

b. Kooperatif dalam mengikuti demonstrasi dan tanya jawab

35 menitEvaluasi

1. Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan2. Reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaanPartisipasi aktif dengan menjawab pertanyaan

45 menitTerminasi

a. Mengucapkan terima kasih atas peran serta pesertab. Mengucapkan salam penutupa. Mendengarkanb. Menjawab salam

LAMPIRAN MATERI PENYULUHANA. PENGERTIAN OSTEOPOROSISOsteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos.Osteoporosis adalah penyakit dengan ciri khas berupa rendahnya massa tulang yang disertai perubahan-perubahan mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang akhirnya meningkatkan kerapuhan tulang dengan risiko terjadinya patah tulang. (WHO, International Consensus Development Conference, Roma Italia 1992).Osteoporosis atau pengeroposan tulang merupakan penyakit yang disebabkan karena penyusutan massa dan kemerosotan struktur tulang, sehingga tulang rapuh dan rawan patah. Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Hal ini disebabkan pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun sedangkan pada pria hormon testoteron turun pada usia 65 tahun(Tandra,Hana.2009)Osteoporosis adalah hilangnya massa tulang dan bukan perubahan kandungannya. Keadaan ini ditandai oleh meningkatnya risiko fraktur akibat kerapuhan tulang. Lokasi fraktur tersering adalah tulang belakang, kolum femoris, dan radius (Rubenstein, 2007)Osteoporosis adalah penyakit tulang metabolic yang ditandai oleh penurunan densitas tulang yang parah sehingga mudah terjadi fraktur tulang . Osteoporosis terjadi apabila kecepatan resorpsi tulang sangat melebihi kecepatan pembentukan tulang. ( Corwin,J.2009)

B. TANDA DAN GEJALA OSTEOPOROSISPada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala, bahkan sampai puluhan tahun tanpa keluhan. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, akan timbul nyeri dan perubahan bentuk tulang. Dengan melemah dan kolapsnya korpus vertebra , tinggi individu dapat berkurang atau terjadi kifosis . Tanda-tanda yang sering terjadi yang menandakan osteoporosis :

Tinggi badan memendek

Nyeri pada pinggang

Nyeri akan terasa hebat bila dipakai duduk dan berdiri.

Sakit pinggang

Tubuh membungkuk ( kifosis)(Wirakusumah ,Emma S.2007)C. PENATALAKSANAAN OSTEOPOROSISAda beberapa penatalaksanaan osteoporosis pada lansia antara lain :

a. Asupan kalsium cukup

Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dapat dilakukan dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup. Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Sebaiknya konsumsi kalsium setiap hari. Dosis harian yang dianjurkan untuk usia produktif adalah 1000 mg kalsium per hari, sedangkan untuk usia lansia dianjurkan 1200 mg per hari. Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Pilihlah makanan sehari-hari yang kaya kalsium seperti ikan teri, brokoli, tempe, tahu, keju dan kacang-kacangan.

b. Paparan sinar UV B matahari (pagi dan sore)

Sinar matahari terutama UVB membantu tubuh menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan massa tulang. Untungnya, Indonesia beriklim tropis sehingga sinar matahari berlimpah. Berjemurlah di bawah sinar matahari selama 30 menit pada pagi hari sebelum jam 09.00 dan sore hari sesudah jam 16.00

c. Melakukan olah raga

Banyak olahraga yang dapat dilakukan untuk mencegah osteoporosis. Olahraga yang akan dilakukan dilihat dahulu dari umur dan kemampuan yang akan melakukannya. Biasanya untuk lansia , olahraga yang dilakukan lebih ringan mengingat lansia sudah banyak terkena penyakit seperti osteoporosis,jantung dan lainnya. Senam lansia dapat menjadi alternative olahraga yang diperuntukan bagi para lansia ,senam ini sangat mudah dan tidak terlalu membutuhkan banyak tenga. Oleh sebab itu, latihan senam lansia dapat dilakukan untuk mencegah terjadi osteoporosis

d. Gaya hidup sehat

Tidak ada kata terlambat untuk melakukan gaya hidup sehat. Menghindari rokok dan alkohol memberikan efek yang signifikan dalam menurunkan risiko osteoporosis. Konsumsi kopi, minuman bersoda, dan mengkonsumsi daging merah pun dilakukan secara bijak.

B. PENGERTIAN SENAM LANSIA Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebutSenam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.

Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga. Senam lansia ini dirancang secara khusus untuk melatih bagian-bagian tubuh serta pinggang, kaki serta tangan agar mendapatkan peregangan bagi para lansia, namun dengan gerakan yang tidak berlebihan. Senam lansia dapat menjadi program kegiatan olahraga rutin yang dapat dilakukan di posyandu lansia atau di rumah dalam lingkungan masyarakat. Senam lansia dilakukan dengan senang hati untuk memperoleh hasil latihan yang lebih baik yaitu kebugaran tubuh dan kebugaran mental seperti lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar (Setiawan, 2012).

Senam lansia merupakan suatu upaya peningkatan kesegaran jasmani lansia yang jumlahnya semakin bertambah , sehingga perlu kiranya diberdayakan dan dilaksanakan secara benar,teratur dan terukur . (Menpora,2009)Prinsip melakukan senam kepada lansia antara lain yang harus diperhatikan:

1. Pertama, komponen kesegaran jasmani yang esensial dilatih seperti ketahanan organ jantung dan paru, kelenturan (fleksibilitas), kekuatan otot dan komposisi tubuh (lemak tubuh jangan berlebihan).

2. Kedua, selalu memperhatikan keselamatan , jangan melakukan senam segera setelah selesai makan3. ketiga latihan teratur dengan tidak terlalu berat serta berbentuk permainan yang ringan dan menggembirakan sangat dianjurkan.

4. Keempat, latihan dilakukan dengan dosis berjenjang serta hindari yang bersifat kompetisi.

5. Kelima adalah perhatikan kondisi yang menjadi kontra indikasi untuk berolahraga seperti adanya penyakit infeksi, hypertensi dengan sistolik lebih dari 180 mmhg dan 120 mmhg pada diastolik serta berpenyakit berat dan dilarang oleh dokter (Santosa,Hana.2009).Senam lansia dapat diikuti oleh lansia dengan rentan umur 45-60 tahun , namun disarankan bagi lansia yang mempunyai penyakit kronis agar tidak terlalu memaksakan mengikuti gerakan dari senam ini.B. MANFAAT SENAM LANSIASenam lansia akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Dapat dikatakan bugar, atau dengan perkataan lain mempunyai kesegaran jasmani yang baik bila jantung dan peredaran darah baik sehingga tubuh seluruhnya dapat menjalankan fungsinya dalam waktu yang cukup lama. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar. Terlebih karena senam lansia sering dilakukan secara berkelompok sehingga memberikan perasaan nyaman dan aman bersama sesama manusia lanjut usia lainnya dalam menjalani aktifitas hidupSelain hal tersebut, senam lansia juga bermanfaat untuk :1. Perbaikan dalam derajat kesehatanSenam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur

2. Kebugaran jasmani

Tingkat kebugaran di evaluasi dengan mengawasi kecepatan denyup jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun.

3. Kemandirian

Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergenbira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.

4. Latihan/olah raga seperti senam lansia dapat mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan5. Mengenai JantungKetika beban kerja otot meningkat, tubuh akan menanggapi dengan meningkatkan jumlah oksigen yang dikirim ke otot dan jantung. Sebagai akibatnya, detak jantung dan frekuensi pernafasan meningkat sampai memenuhi kebutuhannya. Tubuh akan berkeringat dan membakar kalori dan lemak. Saat melakukan latihan jantung akan memompa lebih banyak darah pada setiap detakan sehingga membantu mengirim oksigen pada otot yang bekerja. Jaringan-jaringan yang ada di dalam tubuh bekerja sama untuk membantu meningkatkan kondisi kesegaran tubuh.

6. KelenturanKelenturan adalah gerakan yang berada disekeliling sendi. Setelah menyelesaikan latihan, peregangan akan membantu meningkatkan kelenturan dan membantu sirkulasi darah kembali ke jantung (Wirakusumah ,Emma S.2007).C. LANGKAH-LANGKAH1. Sikap Permulaan Dan Pemanasan

Tujuan : Menyiapkan diri secara psikologi untuk melaksanakan senam lansia

Sikap permulaan

Berdiri tegak,menghadap kedepan dengan sikap:

a. Mengambil nafas hitungan 2 x 8

Latihan 1

Jalan ditempat dengan hitungan 2 x 8

Latihan 2

Jalan maju , mundur , gerakan kepala menengok ke samping , memiringkan kepala,menundukkan kepala 8 x 8

Latihan 3

Melangkahkan satu langkah kesamping dengan menggerakkan bahu 8 x 8

Latihan 4

Dorong tumit kanan kedepan bergantian dengan tumit kiri , angkat kaki , tekuk lengan 8 x 8

Latihan 5

Peregangan dinamis dengan jalan ditempat hitungan 8 x 8

Latihan 6

Gerakan peregangan dinamis dan statis hitungan 8 x 8

s

2. Gerakan Inti

Dimulai dengan gerakan peralihan : jalan,tepuk dan goyangkan tangan 2 x 8 hitungan

Jalan maju dan mundur melatih koordinasi lengan dan tungkai 2 x 8 hitungan

Melangkah kesamping dengan mengayun lengan kedepan , menguatkan otot lengan 2 x 8 hitungan

Melangkah kesamping dengan mengayun lengan kesamping , menguatkan lengan atas dan bawah 2 x 8 hitungan

Kaki bertumpu pada tumit , tekuk lengan koordinasi gerakan kaki dengan lengan 2 x 8 hitungan

Mendorong kaki kebelakang dengan lengan kebelakang 2 x 8 hitungan

Gerakan mendorong kesamping dengan lengan mendorong ke atas 2 x 8 hitungan

Mengangkat lutut kedepan dengan tangan lurus keatas , koordinasi dan menguatkan otot tungkai 2 x 8 hitungan

Mengangkat kaki dengan tangan menggulung 2 x 8 hitungan

Mengangkat kaki kedepan serong dengan tangan tekuk lurus 2 x 8 hitungan

Gerakan mambo 1 x 8 hitungan , melangkah kesamping 2 langkah kekanan tangan diayun kesamping 1 x 8 hitungan , gerakan sebaliknya juga sama 2 x 8 hitungan

3. Gerakan Pendinginan

Peregangan dinamis dengan mengangkat lengan bergantian 2 x 8 hitungan

Peregangan dinamis dengan mengangkat lengan keduanya 2 x 8 hitungan

Buka kaki kanan , tekuk lutut knan sambil mengangkat tangan kanan ke atas , tangan kiri disamping badan 2 x 8 hitungan

Kaki terbuka , tekuk lutut kanan sambil mengangkat tangan kanan ke atas melalui samping , tangan kiri disamping badan 2 x 8 hitungan

Peregangan dinamis dan statis dengan memutar badan dan memindahkan kedua ujung kaki 4 x 8 hitungan kenanan dan kekiri

Gerakan pernafasan dengan membuka kaki selebar bah tangan mendorong kesamping kanan dan kiri 2 x 8 hitungan

Gerakan pernafasan dengan lutut ditekuk mendorong kebawah 2 x 8 hitungan

Gerakan pernafasan dengan lutut ditekuk dan tangan mendorong kedepan 2 x 8 hitungan

Gerakan perenafasan kaki terbuka selebar bahu tangan diangkat keatas membentuk huruf V 2 x 8 hitungan

DAFTAR PUSTAKAChan, Kai M. dkk. 2003. Bulletin of World Health Organization

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Ketiga. Jakarta:EGCRubenstein, David. 2007. Lecture Notes: Kedokteran Klinis Edisi Keenam.Jakarta: ErlanggaIqbal, M. Masud. 2000. Osteoporosis: Epidemiology, Diagnosis, and Treatment. JakartaWirakusumah, Emma S. Januari 2007.Mencegah osteoporosis .JakartaSantosa Hana & Ismail Hana. 2009. Memahami Krisis Lanjut Usia. Hana.Jakarta: PT BPK Gunung Mulia