56

Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008
Page 2: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Dari Redaksi 1

Suara Anda 2

Laporan Utama

Hari Air Dunia 2008, Mengangkat Isu Sanitasi 3

Peringatan Hari Air Dunia di Indonesia 4

Cakupan Pelayanan Sanitasi per Kabupaten/Kota Tahun 2006 8

Pojok Sanitasi

Peluncuran Tahun Sanitasi Internasional 2008 di Filipina 10

Wawancara

Ir Susmono Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permu-

kiman Dep. PU, Perlu Program Terpadu untuk Mengatasi Sanitasi 13

Peraturan

Permen PU No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasio-

nal Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP) 14

Wawasan

Mengukur Diare dengan Gambar 16

Rote Ndao Memprioritaskan Perlindungan Sumber Air 18

Teropong

Banjarmasin, Kota Seribu Sungai, Seribu MCK 20

Jamban dan Sumur Bergulir 21

Reportase

Kantor yang Hijau 22

Inspirasi

Menghijaukan Bintaro 23

Cermin

Cipto Pratomo, Mengubah Sampah Menjadi Karya Seni 24

Abstraksi

Internalisasi Eksternalitas dalam Penanganan Sampah Kota Bandung 25

Tamu Kita

Valerina Daniel (Duta Lingkungan-Runner Up II Putri Indonesia) 26

Seputar WSLIC-2 28

Seputar ISSDP 30

Seputar WASPOLA 32

Seputar AMPL 37

Program

Toyota Eco Youth, Menumbuhkan Kepedulian Generasi Muda 45

Klinik IATPI 47

Info CD 48

Info Buku 49

Info Situs 50

Pustaka AMPL 51

Agenda 52

Kosakata

Media Informasi Air Minumdan Penyehatan Lingkungan

Diterbitkan oleh:Kelompok Kerja Air Minum

dan Penyehatan Lingkungan(Pokja AMPL)

Penasihat/Pelindung:Direktur Jenderal Cipta Karya

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Penanggung Jawab:Direktur Permukiman dan Perumahan,

BAPPENASDirektur Penyehatan Lingkungan,

DEPKESDirektur Pengembangan Air Minum,

Dep. Pekerjaan UmumDirektur Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman,Dep. Pekerjaan Umum

Direktur Bina Sumber Daya Alam danTeknologi Tepat Guna, DEPDAGRI

Direktur Penataan Ruang danLingkungan Hidup, DEPDAGRI

Pemimpin Redaksi:Oswar Mungkasa

Dewan Redaksi:Zaenal Nampira,Indar Parawansa,

Bambang Purwanto

Redaktur Pelaksana:Maraita Listyasari, Rheidda Pramudhy,Raymond Marpaung, Bowo Leksono

Desain/Ilustrasi:Rudi Kosasih

Produksi:Machrudin

Sirkulasi/Distribusi:Agus Syuhada

Alamat Redaksi:Jl. Cianjur No. 4 Menteng, Jakarta Pusat.

Telp./Faks.: (021) 31904113http://www.ampl.or.id

e-mail: [email protected]@ampl.or.id

[email protected]

Redaksi menerima kirimantulisan/artikel dari luar. Isi berkaitan

dengan air minum dan penyehatan lingkungandan belum pernah dipublikasikan.

Panjang naskah tak dibatasi.Sertakan identitas diri.

Redaksi berhak mengeditnya.Silahkan kirim ke alamat di atas.

Cover: RudiKoz designIde: OM

Majalah Percik dapat diakses di situs AMPL: http://www.ampl.or.id

Page 3: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Setiap tahun, sejak 16 tahun silam,setiap tanggal 22 Maret kita mem-peringati Hari Air Dunia (HAD).

Seiring pencanangan Tahun SanitasiInternasional/International Internatio-nal Year of Sanitation (TSI/IYS) 2008,HAD tahun ini pun mengusung temaSanitasi. Di Indonesia, tema HAD yangtelah disepakati adalah Sanitasi Les-tarikan Air dan Lingkungan. Menjadikansanitasi sebagai tema HAD merupakanlangkah yang tepat dengan mempertim-bangkan kondisi sanitasi Indonesia yangmasih jauh dari memadai. Masih sekitar77 juta penduduk Indonesia yang belummempunyai akses terhadap fasilitas sani-tasi yang layak. Jumlah ini kira-kira samadengan 9 kali penduduk Jakarta. Janganberharap bahwa kondisi air dan ling-kungan kita akan sehat ketika sanitasi masihmenjadi masalah. Ketika masih banyakpenduduk Indonesia Buang Air Besar(BAB) sembarangan. Ketika masihbanyak dari kita yang belum memahamipentingnya cuci tangan pakai sabun seba-gai langkah mencegah penyakit terkait airseperti diare. Ketika sampah masihdibuang di sembarang tempat sehinggamenjadi sumber penyakit maupun banjir.Ketika air buangan rumah tangga masihdibiarkan tergenang yang kemudian jugamenjadi sumber berbagai penyakit.

Dilain pihak, telah menjadi fakta takterbantahkan bahwa kesadaran akanpentingnya sanitasi memang masih jauhdari memadai. Fakta betapa kecilnya per-hatian pemerintah terhadap sanitasidapat terlihat dari kenyataan bahwa sela-ma 30 tahun terakhir, pemerintah Indo-nesia hanya menyediakan sekitar Rp 7,7triliun untuk sektor sanitasi, artinya ha-nya Rp 200 per tahun untuk setiap pen-duduk Indonesia. Padahal kebutuhanminimal akses terhadap sarana sanitasiyang memadai sekitar Rp 47 ribu perorang per tahun.

Kita belajar dari pengalaman bahwakesadaran akan pentingnya sanitasi tidakakan terwujud hanya dengan seringnyadidengungkan fakta bahwa kerugiansecara ekonomi akibat sanitasi yangburuk telah berpengaruh pada kehilang-an potensi ekonomi Indonesia sebesar

Rp 60 triliun serta berjangkitnya penya-kit diare yang mengakibatkan kematiansekitar 100.000 anak setiap tahun.

Kita mulai menyadari bahwa mengge-dor kesadaran pengambil keputusan, danjuga masyarakat harus dilakukan melaluiberbagai cara dan secara bersama-sama.Dalam semangat seperti ini lah kemudianPokja AMPL bersama dengan stake-holder lainnya dibawah payung JejaringAMPL mengikuti pameran HAD yangdilaksanakan oleh Departemen PekerjaanUmum. Fakta bahwa sanitasi belum men-jadi perhatian menjadi pemicu semangatdari berbagai stakeholder untuk kemudi-an bersama-sama dan bersinergi dalammeningkatkan kesadaran akan penting-nya sanitasi.

Pesan bahwa sanitasi menjadi urusanbersama tidak hanya pemerintah tergam-

barkan secara jelas dalam bentuk terwa-kilinya semua kalangan dalam standpameran Jejaring AMPL. Terlihat jelasdalam keikutsertaan misalnya perguruantinggi seperti Universitas Trisakti; LSMseperti BORDA, Plan Indonesia danYayasan Air Kita; asosiasi seperti IATPI;pemerintah dalam wadah Pokja AMPL;proyek seperti WSLIC-2, TSSM, ISSDP,Waspola, JAS, ESP; kegiatan seperti cucitangan pakai sabun. Pesan yang ingin di-sampaikan adalah saatnya sanitasi di-tangani bersama. Peningkatan akses sa-nitasi bukan sesuatu yang tidak dapatdijangkau.

Selamat Hari Air Dunia. Semoga per-ingatan HAD menjadi momen kita semuauntuk bangkit bersama dan bersinergimeningkatkan akses sanitasi di Indo-nesia. Mengapa tidak?.

DARI REDAKS I

1PercikMaret 2008

Stand Jejaring AMPL pada Pameran Hari Air Dunia 2008 JIEXPO Kemayoran, Jakarta.Foto: Bowo Leksono.

Page 4: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Sumber informasidan referensi

Media ini banyak memberikan inspi-rasi dan masukan bagi kami dalam men-ciptakan dan meningkatkan kualitasdibidang air minum dan penyehatanlingkungan. Semoga dengan hadirnyamedia ini dapat menjadi sumber infor-masi dan referensi bagi semua pihakdalam memecahkan permasalahan airminum dan penyehatan lingkungan yangpada akhirnya dapat mendukungProgram Indonesia Sehat Tahun 2010.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakatdan Keluarga Sejahtera Kota Depok

Ir. H. Rendra Fristoto, MM

Masukan untuk Percik

Terkait substansi majalah, disaran-kan:

a. Menampilkan kearifan lokal yangdimiliki suatu daerah dalammelestarikan sumber air/air baku;

b. Membuat profil dan evaluasi penge-lolaan sanitasi yang dilakukanpengembang pada perumahan sa-ngat sederhana (RSS), perumahansederhana (RS), dan perumahanmewah ataupun oleh kelompokmasyarakat dan warga yang peduliterhadap masalah sanitasi.

c. Potret kota-kota yang selama initelah berhasil maupun gagal dalampengelolaan sanitasi perkotaannya.

Kepala BapedaldaProvinsi Sumatera Barat

Ir. Hermansyah, Dipl. S.E., MM

Yth. Bapak Hermansyah,Kami berterima kasih sekali atas

masukan yang sangat bagus. Tentuakan sangat membantu bila ada pihakyang memberi informasi dan kami punsiap menerbitkan artikel tentang ketigahal yang Bapak sarankan.

Sekali lagi, terima kasih.

Tertarik majalah Percikdan produk AMPL

Salam kenal,Saya adalah praktisi jurnalistik yang

bekerja pada salah satu koran lokal yangada di Provinsi Banten (Radar Banten).Saya tertarik dengan isi majalah PER-CIK/AMPL dan buku-buku yang diter-bitkan oleh AMPL, terkait dengan sani-tasi dan penyehatan lingkungan.

Untuk itu saya mohon agar RedaksiMajalah PERCIK/AMPL dapat mengi-rimkan kepada saya secara berkala,majalah dan buku-buku tersebut.Majalah dan buku-buku keluaran AMPLakan digunakan untuk menunjang lite-ratur saya dalam menulis masalah-masalah lingkungan.

Terima kasih atas perhatiannya.

Agus PriwandonoRedaksi Radar Banten

Jln. Letnan Jidun No. 7Serang-Banten

Bapak Agus PriwandonoSalam kenal kembali,Sebelumnya kami berterima kasih

sekali atas apresiasi terhadap majalahPERCIK dan produk Pokja AMPL lain-nya. Untuk itu kami hendak usahakanuntuk mengirim secara berkala majalahdan produk-produk AMPL lainnya.

Terkait Bapak berlatar belakang jur-nalis, belum lama ini terbentuk forum

komunikasi antarmedia (jurnalis) yangbergerak di bidang AMPL. Bila Bapaktidak berkeberatan, mohon kiranyamengirim alamat email untuk diikutkanpada milis forum wartawan itu sebagaiajang komunikasi dan tukar informasiseputar AMPL.

Demikian, terima kasih.

Terima kasihuntuk majalah Percik

Redaksi Yth,Alhamdulillah, kiriman majalah

Percik edisi Agustus dan Desember2007 telah kami terima dengan baik.

Terima kasih atas perhatian dan ker-jasamanya.

Wassalam,Denny Helard

Jurusan Teknik LingkunganFakultas Teknik

Universitas AndalasKampus Limau Manis

Padang 25163

Mohon kiriman buku

Terima kasih atas jawaban per-tanyaan saya (cara mendapatkan bukuGo Green School dan Perjalanan SiHijau) pada Percik edisi Desember2007. Kalau memang saya bisa menda-patkan kopiannya, apakah bisa dikir-imkan ke alamat:

Tuani LidiawatiPusat Studi LingkunganUniversitas SurabayaGedung TG Lt. IVJl. Raya KalirungkutSurabaya 60293

Terima Kasih atas bantuannya.Salam

Tuani Lidiawati PSL Ubaya

Ibu Tuani,Akan kami usahakan mengirim foto

kopi buku-buku yang Ibu maksud.

SUARA ANDA

2 PercikMaret 2008

Page 5: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Hari Air Dunia (HAD) meru-pakan salah satu hari interna-sional yang dideklarasikan PBB

dan diperingati setiap 22 Maret. Pe-netapan HAD didasarkan pada ResolusiNomor A/RES/47/1993 pada SidangUmum PBB ke 47 tanggal 22 Desember1992, yang sekaligus merupakan pene-gasan terhadap rekomendasi Bab 18Agenda 21 dari United Nations Con-ference on Environment and Develop-ment (UNCED) di Rio de Jeneiro atausecara populer disebut sebagai EarthSummit (KTT Bumi). Pelaksanaan HariAir Dunia dimulai tahun 1993 di setiapnegara anggota PBB termasuk Indonesia.

Secara resmi Hari Air Dunia diorgani-sasikan oleh UN-Water yang setiaptahunnya menentukan tema tersendiri.Tema Hari Air Dunia untuk Tahun 2008akan mengangkat isu tentang sanitasisejalan dengan dideklarasikannya 2008sebagai Tahun Sanitasi Internasional(TSI). Sementara tema HAD 2008 diIndonesia adalah Sanitasi Lestarikan Airdan Lingkungan. Seluruh pendudukdunia didorong untuk memperingati HariAir Dunia dengan fokus mendapatkanperhatian terhadap kondisi sanitasi saatini yang masih jauh dari memadai.

Pesan SanitasiTerkait HAD, terdapat 5 pesan sani-

tasi yang perlu dicermati yaitu (i) Sanitasipenting bagi kesehatan (Sanitation isvital for health). Tinja manusia meru-pakan sumber utama pathogen diare.Tanpa fasilitas sanitasi memadai, kondisikesehatan setiap orang akan terancam;(ii) Sanitasi adalah sebuah investasiekonomi (Sanitation is a good economicinvestment). Dampak kesehatan darikondisi sanitasi yang tidak memadaimengarah pada sejumlah biaya ekonomidan keuangan termasuk biaya langsung

kesehatan, kehilangan pendapatanmelalui berkurangnya produktifitas, danbiaya pemerintah menyediakan pela-yanan kesehatan. Selain juga mengaki-batkan kehilangan waktu, berkurangnyapendapatan dari pariwisata. Intinya biayaketika kita tidak berbuat apa-apa, sangatbesar; (iii) Sanitasi memperbaiki pem-bangunan sosial (Sanitation contributesto social development). Sanitasi ber-dampak siginifikan terhadap pertum-buhan anak-anak dan masa depannya;(iv) Sanitasi menolong lingkungan(Sanitation helps the environment).Sanitasi memadai mengurangi bebanlingkungan, meningkatkan keberlanjutansumber daya lingkungan dan memung-kinkan masa depan anak-anak yang lebihsehat; (v) Sanitasi dapat tercapai (Sani-tation is achievable). Ini saatnya bertin-dak. Rumah tangga, komunitas, pemerin-tah daerah dan nasional, masyarakatmadani, dan perusahaan swasta perlubekerja sama.

Apa yang Harus Dilakukan?Dibutuhkan kerja keras agar isu sani-

tasi mendapat perhatian yang cukup.

Untuk itu, menjadikan sanitasi sebagaiisu penting perlu dilakukan secaraberkesinambungan dengan melibatkansemua pemangku kepentingan, danterutama pemerintah daerah, komunitas,rumah tangga dan swasta.

Pengarusutamaan sanitasi padatingkat nasional dan memprioritaskansanitasi dalam kebijakan dan strateginasional merupakan sebuah langkahawal. Kemitraan internasional akanmeningkatkan investasi dan membukapeluang tersedianya pilihan teknologibaru.

Tapi yang terutama adalah ini saatnyamulai bertindak. Mari bersama membe-nahi sanitasi. Kita semua tanpa kecuali.

OM dari berbagai sumber

LAPORAN UTAMA

3PercikMaret 2008

Hari Air Dunia 2008Mengangkat Isu Sanitasi

TEMA HARI AIR DUNIA

Peduli Akan Sumber Daya Air adalahUrusan Setiap Orang (1994), Air dan Perempuan (1995), Air untuk Kota-kota yang Kering (1996), Air Dunia, Cukupkah? (1997), Air Tanah-Sumber Daya yang Tidak Terlihat (1998), Setiap Orang Tinggal di Bagian Hilir (1999), Air untuk Abad 21 (2000), Air dan Kesehatan (2001), Air untuk Pembangunan (2002), Air untuk Masa Depan (2003), Air dan Bencana (2004), Air untuk Kehidupan (2005), Air dan Budaya (2006), danMengatasi Kelangkaan Air (2007).

Untuk mengetahui lebih lanjutmengenai Hari Air Dunia, klik:

http://www.unwater.org/worldwater-day/flashindex.html

http://www.worldwaterday.org http://www.worldwaterday.net/ http://www.pu.go.id/Publik/IND/Event/

HariAir2008/ http://www.ampl.or.id

Page 6: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Setiap tahun, bangsa Indonesia tidak pernah ketinggalanuntuk turut memeriahkan peringatan Hari Air Dunia(HAD) yang jatuh tepat 22 Maret. Tahun ini pun Panitia

Nasional HAD 2008 menyiapkan rangkaian kegiatan yangdiawali dengan Launching HAD 2008 pada 5 Februari 2008 diDepartemen PU.

Secara umum, agenda yang dijalankan Panitia NasionalHAD 2008, yaitu Kampanye peduli air dan Tahun SanitasiInternasional, seminar/lokakarya, gerakan masyarakat, peng-galakan HAD daerah, pameran HAD, dan publikasi dan doku-mentasi.

Pameran dan SeminarSalah satu kegiatan peringatan Hari Air Dunia XVI Tahun

2008 tingkat Nasional adalah Pameran dan Seminar bidang airdan sanitasi (Indonesia Exhibition and Conference for WorldWater Day 2008). Pameran yang digelar selama tiga hari ini,27-29 Maret 2008, di Jakarta International Expo (JIEXPO), di-selenggarakan oleh Departemen Pekerjaan Umum.

Hari Air Dunia (HAD) yang jatuh pada 22 Maret, tahun inimengusung tema "Sanitasi" yang sekaligus sebagai penca-nangan Tahun Sanitasi Internasional (TSI) 2008. Sementaratema untuk peringatan HAD tingkat Nasional adalah "SanitasiLestarikan Air dan Lingkungan".

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dalam sambutanpembukaan pameran mengingatkan akan bahaya limbah ter-hadap sumber daya air. "Ini sangat relevan dengan kondisi sa-nitasi kita yang semakin memprihatinkan, selain kondisi kondisiair kita yang semakin kritis," tuturnya.

Menurut Djoko, berbicara air dan sanitasi merupakan bisnissemua orang. Ia memaparkan bahwa untuk investasi sektor airdan sanitasi kurang dari 10 persen dari Rp 36 triliun anggaranDepartemen PU. "Idealnya adalah 30 persen. Sementara untukproyek-proyek membangun jalan dan sarana fisik lainnya men-capai lebih dari 50 persen. Untuk itu dibutuhkan keterlibatanpemerintah daerah dan semua pihak," ungkapnya.

Menandai dimulainya pameran dan rangkaian seminar,Menteri PU memotong pita dan berkunjung ke semua stan yangtersedia. Salah satu stan bersama adalah milik Jejaring AMPLyang menyediakan berbagai info produk terkait air minum danpenyehatan lingkungan. Rencananya, Puncak HAD 2008 iniberupa kesepakatan bersama untuk memperbaiki sub DAS(daerah aliran sungai) Bengawan Solo, awal April 2008.

Seminar "Sanitasi Lestarikan Air dan Lingkungan"Seminar ini diadakan oleh Direktorat Sumber Daya Air

Departemen PU di sela-sela gelaran pameran mengusung tema"Sanitasi Lestarikan Air dan Lingkungan" pada 27 Maret 2008,di ruang Rinjani, Jiexpo.

Seminar menghadirkan empat pembicara yang dibagi dalamdua bahasan. Dua pembicara awal adalah Muhammad KhalidArya dari ISSDP yang membahas "Peran Pemerintah DaerahProvinsi dalam Mengembangkan Program Sanitasi" bersandingdengan Pri Joewono Guntoro, Kasubdin Program Dinas PSDAProvinsi Jawa Tengah dengan bahasan "PendampinganMasyarakat dalam Konservasi Sumber Daya Air Menuju

LAPORAN UTAMA

4 PercikMaret 2008

Peringatan Hari Air Dunia XVITahun 2008 di Indonesia

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto memotong pita saatsecara resmi membuka Pameran dan Seminar Hari Air Dunia XVI2008, 27 Maret 2008, di JIEXPO Jakarta. Foto: Bowo Leksono

Page 7: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Partisipasi Pengelolaan Sumber DayaAir". Sesi pertama tersebut dimoderatoriOswar Mungkasa dari Bappenas.

Dalam pemaparannya, M. Khalidmempertanyakan mengapa perlunya sa-nitasi. Menurutnya, sanitasi memberikandampak yang luar biasa pada sumberdaya air, baik secara ekonomi, kesehatan,maupun kualitas hidup. "Menurut data,50 orang dari 1000 orang meninggal aki-bat sanitasi buruk," ujarnya.

M. Khalid menjelaskan perma-salahan santiasi di Indonesia, antara lainsudah bagusnya sarana fisik namun tidakpernah dipergunakan, jenjang birokrasiyang jauh antara pusat dan daerah kare-na itu pemerintah provinsi sangat berpe-ran, pendekatan penanganan sanitasiyang masih sektoral, sanitasi belum men-jadi prioritas pembangunan, serta ku-rangnya anggaran untuk sektor sanitiasi.

Sementara Pri yang kerap berkecim-pung dalam sektor restorasi dan kon-servasi sungai di daerah, terus-menerusmenumbuhkan kepedulian terhadapsumber daya air. "Keberhasilan

restorasi sumber daya air bergantungpada keberhasilan dalam membentuksikap masyarakat yang peduli padalingkungan sekitar," tuturnya.

Topik pada sesi kedua adalah "Lu-bang Resapan Biopori untuk MengurangiAliran Permukaan dan Sampah serta Me-ningkatkan Kesuburan Tanah" oleh Ka-mir Brata, Departemen Ilmu Tanah danSumber Daya Lahan, Fakultas IPB serta"Pemanfaatan Teknologi PengolahanLimbah Domestik untuk Biogas padaMCK ++ (Teknologi Buffled Reactor andBiogas Digester)" oleh Irwansyah Irdus,Ketua RW 08, Kelurahan Petojo Utara,Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Sesiini dimoderatori Dina Hendrawan dariUniversitas Trisakti.

Simpulan kedua sesi tersebut disam-paikan pada sesi penutup oleh AgusSuprapto, yang secara garis besar menya-takan bahwa sanitasi tidak hanya terkaitpembangunan sarana fisik, tetapi jugamenyangkut perubahan perilaku darimasyarakat dan perubahan persepsi dariseluruh pemangku kepentingan, teruta-

ma para pengambil keputusan agarpenanganan sanitasi mendapatkan prio-ritas dalam pembangunan. "Selain itu,terkait pengelolaan sumber daya air, saatini perlu ditingkatkan tindakan nyatadalam menangani pengelolaan sumberdaya air termasuk sanitasi," jelasnya.

Seminar Revitalisasi Tempat Pem-rosesan Akhir (TPA) Sampah

Seminar ini sekaligus memperingatiTahun Sanitasi Internasioal (TSI)/Inter-national Year of Sanitation (IYS) 2008,pada 24 Maret 2008, di Jakarta yang di-selenggarakan Direktorat PengembanganPenyehatan Lingkungan PermukimanDitjen Cipta Karya Departemen PU.Dalam seminar tersebut dibahas bebera-pa teknik dan inovasi terbaru dalam pe-ngelolaan TPA.

Ayako Tanaka dan Yasushi Matsufuji,yang merupakan peneliti dari GraduateSchool of Engineering, Faculty of Engi-neering, Fukuoka University Jepang,mengemukakan bahasan tentang hasilstudi "Biodegradation Process of Mu-nicipal Solid Waste by Semi-aerobicLandfill Type". Secara umum studi inibertujuan mendapatkan perbedaan an-tara proses biodegradation pada tipelandfill anaerobic dan semi-aerobic.

Hasilnya menunjukkan bahwa peng-gunaan tipe semi-aerobic lebih berman-faat dalam menjaga fungsi lingkungan.Pada sesi lainnya, kedua peneliti jugamembahas "Concept of Safety Closureand Reuse of Completed Landfill Sites"yang secara umum menjelaskanbagaimana proses, langkah dan indikatoryang dibutuhkan dalam memanfaatkanTPA Landfill secara aman.

Hal yang lebih menarik adalah sesiyang membahas Studi Kasus ProyekClean Development Mechanism (CDM)di Malaysia yang dijelaskan oleh wakilpeneliti yang terdiri dari beberapa insti-tusi dari Fukuoka University, TokyuConstruction Co.Ltd., National Institutefor Enviromental Studies, New Energyand Industrial Technology DevelopmentOrganization (NEDO).

Secara umum studi ini ingin memper-oleh jawaban terhadap tantangan proyek

LAPORAN UTAMA

5PercikMaret 2008

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengunjungi dan berdiskusidi stan pameran Jejaring AMPL Foto: Bowo Leksono

Page 8: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

CDM yang berupa perubahan dari anaer-obic condition menjadi semi-aerobic con-dition atau mempercepat stabilisasi TPAlandfill menggunakan Steel Pipe CasingMethod.

Manfaat dari penerapan metode iniadalah (i) pencapaian kondisi stabil lebihawal dari TPA landfill yang tidak terkelo-la dengan baik, (ii) pengurangan polusilingkungan, (iii) kontribusi terhadap pe-ningkatan kondisi lingkungan dalammengantisipasi isu pemanasan global.

Sementara topik Revitalisasi-Reha-bilitasi-Reklamasi TPA Sampah disam-paikan oleh Prof. Ir. Enri Damanhuri(ITB). Kadis Kebersihan Kota Pontianakmenyampaikan materi terkait upaya pe-ngelolaan TPA Pontianak sesuai denganprinsip CDM.

Semua tindakan di atas tidak dapatberdiri sendiri tapi perlu dilakukanbersama dengan masyarakat dalam ben-tuk penerapan 3R (reduce, reuse, re-cycle), dan pemerintah juga dimintauntuk menerapkan prinsip eco-labelingberupa peningkatan penggunaan bahanyang dapat terurai oleh produsen.

KRuHA Gelar Aksi di HADTidak hanya seminar dan lokakarya,

peringatan HAD juga dilengkapi denganaksi salah satu LSM yang peduli terhadapkondisi air di Indonesia. Koalisi Rakyatuntuk Hak Atas Air (KRuHA), organisasinon-pemerintah, melakukan aksi unjukrasa di depan Istana Negara dan gedungRRI Jakarta pada Sabtu, 22 Maret 2008.

Aksi diawali longmarch dari patungkuda di Jalan Merdeka Selatan hingga didepan Istana. Demonstran menolak selu-ruh bentuk privatisasi air oleh pihakswasta. Mereka menilai pemerintah men-jual sumber daya air (SDA) kepada pihakasing melalui privatisasi air.

Karena itu, KRuHA mendesak agarPemprov DKI mempersiapkan pemutus-an kontrak layanan air bersih yang di-kendalikan dua mitra operatornya.

Hamong selaku Koordinator NasionalKRuHA berpendapat persiapan pemutus-an kontrak tersebut harus diarahkanpada pengembalian hak pengolahan air

ke publik melalui PAM Jaya. "Untuk itu,di luar aspek manajemen dan finansial,termasuk tenaga kerja, diperlukan persi-apan dari sisi politis".

Peringatan Hari Air Dunia XVITahun 2008 di Daerah

FKMPA Buka Posko PengaduanPelanggan Air

Dalam rangka memperingati Hari AirDunia 2008, Forum Komunikasi Ma-syarakat Pelanggan Air (FKMPA) beker-jasama dengan YLKI Sumatera Utaramembuka Posko Pengaduan PelangganAir dan akan menggelar rangkaiankegiatan dalam paket Gerakan BersihSungai (GBS) yang dimulai 26 Februari-26 Maret 2008.

Azri SMAK selaku Ketua FKMPAmenyebutkan, kegiatan tersebut antaralain berupa kampanye Sadar SungaiBersih kepada masyarakat sepanjangBantaran Sungai Sunggal-Belawan, Lom-ba Pidato Hari Air Dunia TingkatSMU/sederajat.

Pembukaan Posko Pengaduan Pe-langgan Air dimaksudkan sebagai komit-men FKMPA dan YLKI Sumut untuk

melindungi eksistensi konsumen pelang-gan air agar memperoleh hak-hak nor-matifnya sesuai UU Konsumen Nomor 8Tahun 1999.

Sedangkan kampaye Sadar SungaiBersih dimaksudkan untuk memberipengetahuan dan pemahaman kepadamasyarakat tentang arti pentingnya men-jaga kebersihan sungai. Sungai bukantempat sampah, dan bahaya sungai yangtercemar bagi kesehatan. Sedang LombaPidato Hari Air Dunia 2008 yang diikutilebih kurang 200 peserta dari pelajarSMU sederajat se-Kota Medan yangmengambil tema "Selamatkan Sungaikudari Pencemaran" dan bertujuan untukmenamakan kesadaran dan tanggungjawab moral generasi muda bangsakhususnya para remaja dalam menjagakelestarian dan kebersihan sungai danberani mengatakan 'Perang terhadapPencemaran Sungai'.

Peringatan HAD di LampungDi Provinsi Lampung, peringatan

Hari Air Sedunia dilaksanakan pada 26Maret 2008 bertempat di Bundaran TuguAdipura (Bundaran Gajah), Jl. Raden

LAPORAN UTAMA

6 PercikMaret 2008

Suasana Seminar Sanitasi Lestarikan Air dan Lingkungan di JIEXPO Jakarta.Foto: Bowo Leksono

Page 9: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Intan, Bandar Lampung. Kegiatan ini diselenggarakan olehSurat Kabar Harian Lampung Post dan PT Coca Cola, beker-jasama dengan BPDAS Way Seputih Way Sekampung, DinasKehutanan Provinsi Lampung, Mapala Universitas BandarLampung, IAIN Raden Intan, dan Dewan Air Kota BandarLampung.

Peringatan diisi kegiatan pembagian bibit tanaman kepadamasyarakat pengguna jalan yang melewati Bundaran TuguAdipura. Pembagian bibit ini didasarkan pada tema yangdiusung yaitu "Air Untuk Kehidupan. Selamatkan Air denganMenanam Pohon".

Dengan Peringatan Hari Air Sedunia ini hendaknya menjadiperhatian bagi semua pihak untuk bagaimana mempertahankankualitas lingkungan, mengembalikan fungsi hutan sebagai pe-nyimpan air, melakukan revitalisasi air tanah yang merupakansumber air bersih bagi sebagian besar masyarakat Indonesiadan sebagainya, untuk menjamin ketersediaan air yangmemadai bagi masyarakat, baik dalam kualitas maupun kuanti-tas. Hal ini dapat dimulai dari tiap-tiap individu untuk mulaimenghemat penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari.

Seminar Sehari di ITBDalam rangka Hari Air Dunia (HAD), Institut Teknologi

Bandung (ITB) bekerjasama dengan Direktorat Jendral CiptaKarya menyelenggarakan seminar sehari bertema "Apresiasi Airdan Sanitasi di Kawasan Budi Daya, Kini dan Masa Depan" pada31 Maret 2008, di Aula Barat ITB.

Acara dibuka Rektor ITB dilanjutkan pemutaran film fiksipendek mengenai air dan kondisinya pada tahun 2070. DitjenCipta Karya Ir Budi Yuwono menyampaikan paparan mengenai"Kebijakan Strategis Pembangunan Berkelanjutan di KawasanPerkotaan dan Perdesaan". Ia menghimbau peran aktif seluruhpemangku kepentingan agar dapat mendukung pembangunan

berkelanjutan yang diharapkan.Pembelajaran dari kerjasama regional yang telah dituangkan

dalam Keputusan Bersama tahun 2004 antara Gubernur JawaBarat, Bupati Bandung, Bupati Sumedang, Walikota Bandungdan Walikota Cimahi dalam menjamin pembangunan berke-lanjutan di cekungan Bandung menunjukkan meningkatnyaperan aktif yang dimaksud. Acara seminar sehari ini didukung12 pembicara yang terbagi kedalam tiga sesi.

Kesimpulan dari seluruh materi dan diskusi disampaikanProf Juli Soemirat yang pada dasarnya bukanlah hal baru dalampembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkungan(AMPL). "Pembangunan sektor ini perlu disertai perubahanperilaku menuju hidup bersih dan sehat dan perilaku ling-kungan," tuturnya.

Selain itu, aspek teknologi sendiri tidak cukup untuk meng-hasilkan pembangunan yang berkelanjutan. Beberapa katakunci yang dikedepankan pada simpulan ini pada dasarnyaadalah koordinasi, integrasi dan konsistensi, pendidikanlingkungan sejak dini, dan pendekatan berbasis masyarakat.

Gerakan Masyarakat dan Apresiasi HADDaerah yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan kegiatan ini

adalah Kota dan Kabupaten Tangerang pada 12 April 2008.berkaitan dengan tema "Sanitasi", ada beberapa lokasi strategisyang dikunjungi, yaitu SANIMAS di Desa Sepatan, KecamatanKedaung Wetan, MCK Plus++ di Jatake, dan pengelolaan sam-pah berbasis masyarakat di Perumahan Mustika Tigaraksa.

Sementara kegiatan lain berupa donor darah di DepartemenPU dan gerakan masyarakat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)yang diselenggarakan bersama kegiatan di lokasi SANIMASDesa Sepatan. BW/OM/FWE/Berbagai sumber

LAPORAN UTAMA

7PercikMaret 2008

Menindaklanjuti kesepakatan dalam Lokakarya konsolidasi pelaksanaankebijakan di Bali pada tanggal 2-6 Maret 2008, beberapa Pokja daerah telahturut berpartisipasi merayakan HAD 2008 didaerah masing-masing.

Kelompok Kerja AMPL Propinsi Sumatera Barat bekerjasama denganWaspola menyelenggarakan Lokakarya Strategi Komunikasi untuk Pe-ngembangan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis MasyarakatProvinsi Sumatera Barat, pada 25-27 Maret 2008, di Padang.

Pokja AMPL Propinsi Jawa Tengah telah menyelenggarakan talkshow diRadio Female 106,1 FM, nara sumber acara tersebut adalah Agung TejoPrabowo (Pokja AMPL Propinsi Jawa Tengah) dan perwakilan Unicef. Padaminggu kedua bulan April direncanakan dilakukan perayaan HAD secara besar-besaran dengan agenda kunjungan ke masyarakat, media gathering, dan se-minar.

Di Kabupaten Serang, pemerintah daerah telah melaksanakan upacaraperingatan HAD di lingkungan pemda pada tanggal 31 Maret 2008. Disampingitu dilakukan pemasangan spanduk di beberapa titik di Kota Serang. Jugadilakukan pemuatan tulisan oleh Pokja AMPL Kabupaten Serang tentang HADdi koran Radar Banten.

Di Kabupaten Sumbawa NTB, Pokja AMPL Kabupaten Sumbawa turut me-rayakan HAD dengan pemasangan baliho kampanye air minum dan sanitasi.

KIPRAH POKJA DAERAH

Foto: Fanny Wedahuditama

Page 10: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

1 Kota Banda Aceh 93.332 Kota Semarang 93.273 Kota Tegal 91.944 Kota Madiun 90.315 Kota Yogyakarta 89.586 Kota Mojokerto 88.287 Kota Cimahi 87.388 Kota Medan 86.889 Kota Pontianak 86.6810 Kota Cirebon 86.6711 Kota Surakarta 86.5612 Kota Jakarta Selatan 86.5013 Kota Jakarta Utara 86.0314 Kota Pekan Baru 85.1415 Kota Depok 84.4216 Kota Jakarta Timur 83.3117 Kota Balikpapan 82.7418 Kota Bekasi 82.2619 Kota Denpasar 81.2520 Kota Jakarta Pusat 80.9421 Kota Pare-pare 80.2122 Kota Tebing Tinggi 80.1023 Kota Jambi 79.9624 Kota Palangka Raya 78.1625 Kab. Badung 78.0826 Kota Ambon 78.0627 Kota Blitar 77.9728 Kota Bukittinggi 77.5029 Kota Bontang 77.0030 Kota Magelang 75.9931 Kab. Gianyar 75.8832 Kota Makassar 75.6533 Kota Jakarta Barat 75.6134 Kota Surabaya 74.1135 Kota Palu 72.5736 Kota Padang 72.4337 Kab. Sidoarjo 72.2638 Kab. Sleman 71.9039 Kota Kediri 71.7240 Kota Ternate 71.2241 Kab.Sorong 71.0642 Kota Pangkal Pinang 70.7243 Kota Malang 69.6844 Kota Bandar Lampung 69.3245 Kota Kota Jayapura 68.8546 Kab. Klungkung 68.2747 Kota Salatiga 67.2348 Kota Tidore Kepulauan 65.5649 Kab. Klaten 65.5350 Kab. Sukoharjo 65.4451 Kota Binjai 65.1152 Kota Palembang 64.8153 Kota Tangerang 63.8254 Kota Sabang 63.8055 Kab. Deli Serdang 63.6456 Kota Padang Panjang 62.4757 Kota Banjar Baru 62.2858 Kota Bogor 61.8459 Kota B A T A M 61.6960 Kab. Karanganyar 61.6861 Kab. Buleleng 61.2662 Kota D U M A I 61.2063 Kota Solok 60.9464 Kota Cilegon 60.9365 Kab. Kuningan 60.8366 Kab. Jembrana 60.6967 Kab. Tabanan 60.0468 Kota Bengkulu 59.9569 Kota Tanjung Balai 59.8770 Kab. Kudus 59.78

LAPORAN UTAMA

Cakupan Pelayanan Sanitasi*Berdasarkan Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun 2006

8 PercikMaret 2008

URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)

71 Kota Lhoksumawe 59.4672 Kab. Sidenreng Rappang 59.3073 Kab. Pinrang 59.2874 Kab. Indramayu 58.8975 Kota Langsa 58.8376 Kab. Toba Samosir 58.6077 Kab. Tangerang 57.7878 Kota Pematang Siantar 57.7379 Kab. Gresik 56.8480 Kota Manado 56.6381 Kab. Aceh Besar 56.5882 Kab. Magetan 56.4683 Kota Bau-bau 55.6884 Kota Pekalongan 55.2185 Kota Samarinda 55.0786 Kota Probolinggo 54.1687 Kota Kendari 54.0688 Kab. Kulon Progo 53.6789 Kab. Minahasa Selatan 53.1290 Kab. Barru 52.7291 Kab. Bekasi 52.6892 Kota Palopo 52.6593 Kab. Gowa 52.4294 Kota Tarakan 52.2895 Kab. Majalengka 52.2196 Kota Lubuklinggau 52.1497 Kota Prabumulih 51.6698 Kab. Hulu Sungai Utara 51.5399 Kab. Bangka 51.43100 Kab. Cirebon 51.11101 Kab. Biak Numfor 50.87102 Kab. Bangka Tengah 50.85103 Kota Pasuruan 50.45104 Kab. Minahasa 50.37105 Kab. Purworejo 50.10106 Kab.Sorong Selatan 49.74107 Kota Gorontalo 49.54108 Kota Metro 49.48109 Kab. Serdang Bedagai 49.22110 Kota Payakumbuh 49.17111 Kab. Mojokerto 48.65112 Kab. Mimika 48.17113 Kab. Minahasa Utara 47.89114 Kab. Bangka Barat 47.34115 Kota Bitung 47.19116 Kab. Kebumen 47.16117 Kab. Semarang 47.12118 Kota Mataram 46.88119 Kota Bandung 46.77120 Kepulauan Riau 46.43121 Kab. Kolaka 46.32122 Kab. Takalar 45.90123 Kab. Lamongan 45.88124 Kota Tanjung Pinang 45.74125 Kab. Ogan Komering Ulu 45.73126 Kab. Jombang 45.61127 Kab. Karo 45.44128 Kota Batu 44.44129 Kab. Halmahera Tengah 44.11130 Kota Banjarmasin 44.07131 Kab. Penajam Paser Utara 43.85132 Kab. Tulungagung 43.83133 Kab. Maros 43.80134 Kab. Purwakarta 43.69135 Kab. Ponorogo 43.28136 Kab. Berau 43.05137 Kab. Bangka Selatan 43.01138 Kab. Bengkalis 42.17139 Kab. Enrekang 41.89140 Kab. Halmahera Utara 41.49

URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)

141 Kota Banjar 41.40142 Kab. Poso 41.39143 Kota Sibolga 40.80144 Kab. S I A K 40.78145 Kab. Sumedang 40.71146 Kab. Bandung 40.63147 Kab. Banyumas 40.56148 Kab. Pati 40.31149 Kab. Tapanuli Utara 40.25150 Kota Bima 40.10151 Kab. Tegal 40.02152 Kab. Demak 39.95153 Kab. Asahan 39.90154 Kab. Labuhan Batu 39.65155 Kab. Kepulauan Sangi 39.25156 Kab.Teluk Bintuni 39.06157 Kab. Serang 38.97158 Kab. Madiun 38.90159 Kab. Jayapura 38.66160 Kab. Cilacap 38.49161 Kab. Subang 38.46162 Kab. Langkat 38.09163 Kab. Kediri 37.97164 Kab. Jepara 37.53165 Kab. Grobogan 37.33166 Kab. Temanggung 37.23167 Kab. Sikka 37.02168 Kab. Karimun 36.91169 Kab. Malang 36.85170 Kota Sawah Lunto 36.85171 Kab. Bogor 36.83172 Kab. Bulukumba 36.79173 Kab. Boyolali 36.73174 Kab. Ciamis 36.73175 Kab. Pekalongan 36.73176 Kab. Sragen 36.56177 Kab. Brebes 36.51178 Kab. Magelang 36.40179 Kab. Bolaang Mongondow 36.30180 Kab. Nganjuk 36.26181 Kab. Pangkajene Kepulauan 36.07182 Kab. Sumbawa Barat 35.84183 Kab. Kampar 35.72184 Kab. Aceh Tamiang 35.72185 Kab. Belitung 35.63186 Kota Tomohon 35.61187 Kab. Pidie 35.60188 Kab. Bengkayang 35.40189 Kab. Bangli 35.36190 Kab. Simalungun 34.60191 Kab. Kerinci 34.45192 Kota Singkawang 34.42193 Kab. Karawang 34.31194 Kab. Belitung Timur 33.81195 Kab. Agam 33.80196 Kab. Karang Asem 33.68197 Kab. Kepulauan Talau 33.39198 Kab. Lampung Selatan 33.38199 Kab. Buton 33.27200 Kab. Muara Enim 33.19201 Kab. Sambas 32.99202 Kab. Humbang Hasundu 32.71203 Kab. Banyuwangi 32.58204 Kab. Samosir 32.22205 Kab. Sumbawa 31.89206 Kab. Mamuju Utara 31.72207 Kab. Halmahera Timur 31.56208 Kab. Banyu Asin 31.47209 Kab. Kendal 31.46210 Kab. Dairi 31.36

URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)

Page 11: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

LAPORAN UTAMA

9PercikMaret 2008

211 Kab. Selayar 31.17212 Kab. Aceh Tengah 31.02213 Kab. Aceh Utara 30.97214 Kab. Trenggalek 30.94215 Kab. Bulongan 30.91216 Kab. Padang Pariaman 30.87217 Kab. Pemalang 30.82218 Kab. Toli-toli 30.76219 Kab. Rejang Lebong 30.75220 Kab. Barito Timur 30.72221 Kab. Purbalingga 30.63222 Kab. Luwu Utara 30.59223 Kab.Sorong 30.56224 Kab. Aceh Barat 30.27225 Kota Kupang 30.26226 Kab. Parigi Moutong 30.24227 Kab. Kotawaringin Barat 29.87228 Kab. Ogan Ilir 29.79229 Kab. Barito Selatan 29.65230 Kab. Blitar 29.43231 Kab. Pasuruan 29.33232 Kab. Bantaeng 29.21233 Kab. Kutai 28.86234 Kab. Bungo 28.59235 Kab. Banggai 28.29236 Kota Padang Sidempuan 28.26237 Kab. Bone 28.18238 Kab. Lembata 27.94239 Kab. Wonosobo 27.40240 Kota Tasikmalaya 27.10241 Kab. Tanggamus 27.02242 Kab. Seram Bagian Barat 26.79243 Kab. Tebo 26.77244 Kab. Halmahera Barat 26.74245 Kab. Banjar 26.50246 Kab. Aceh Singkil 26.47247 Kab. Dompu 26.28248 Kab. Pontianak 26.26249 Kab. Bireuen 26.01250 Kab. Rembang 25.71251 Kab. Tana Toraja 25.52252 Kab. Seluma 25.41253 Kab. Polewali Mamasa 25.41254 Kab. Rokan Hulu 25.24255 Kab. Kutai Timur 25.02256 Kab. Balangan 25.00257 Kab. Wonogiri 24.95258 Kota Pagar Alam 24.73259 Kab. Tojo Una-una 24.67260 Kab. Blora 24.45261 Kab. Soppeng 24.39262 Kab. Lampung Utara 24.36263 Kab. Aceh Timur 24.25264 Kab.Kaimana 24.07265 Kab. Buol 23.89266 Kab. Aceh Selatan 23.88267 Kab. Jeneponto 23.85268 Kab. Hulu Sungai Selatan 23.83269 Kab. Tulangbawang 23.82270 Kab. Fak-Fak 23.75271 Kab. Merangin 23.74272 Kab. Lampung Timur 23.48273 Kab. Ketapang 23.43274 Kab. Buru 23.43275 Kab. Lahat 23.22276 Kab. Morowali 23.16277 Kab. Tuban 23.04278 Kab. Wajo 22.96279 Kab. Tanjung Jabung 22.94280 Kab. Kolaka Utara 22.71281 Kab. Bojonegoro 22.66282 Kab. Pesisir Selatan 22.63283 Kab. Banggai Kepulauan 22.61284 Kab. Tabalong 22.59285 Kab. Boalemo 22.41286 Kab. Luwu 22.39

URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)

287 Kab. Bengkulu Utara 22.25288 Kab. Pandeglang 22.10289 Kab. Luwu Timur 22.05290 Kab. Wakatobi 21.86291 Kab. Kepulauan Sula 21.75292 Kab. Sawahlunto/sijunjung 21.67293 Kab. Pakpak Barat 21.63294 Kab. Gunung Kidul 21.62295 Kab. Pohuwato 21.28296 Kab. Jember 21.25297 Kab. Flores Timur 21.04298 Kab. Batang 20.85299 Kab. Sarolangun 20.85300 Kab. Nagan Raya 20.76301 Kab. Lumajang 20.55302 Kab. Maluku Tengah 20.51303 Kab. Bangkalan 20.48304 Kab. Sinjai 20.27305 Kab. Ogan Komering Ilir 20.21306 Kab. Lebak 20.20307 Kab. Kepulauan Riau 20.18308 Kab. Mukomuko 20.15309 Kab. Lombok Barat 20.11310 Kab. Mamuju 20.10311 Kab. Sukabumi 20.08312 Kab. Bombana 20.01313 Kab. Tapin 19.99314 Kab. Teluk Wondama 19.79315 Kab. Majene 19.77316 Kab. Kendari 19.68317 Kab. Musi Banyu Asin 19.65318 Kab. Donggala 19.63319 Kab. Ende 19.55320 Kab. Sanggau 19.42321 Kab. Batang Hari 19.15322 Kab. Gorontalo 19.13323 Kab. Pasaman Barat 18.81324 Kab. Dharmasraya 18.74325 Kab. Nabire 18.69326 Kab. Halmahera Selatan 18.26327 Kab. Muna 18.07328 Kab. Bener Meriah 17.86329 Kab. Lombok Timur 17.79330 Kab. Ogan Komering Utara 17.61331 Kab. Kepulauan Seribu 17.50332 Kab. Lampung Tengah 17.48333 Kab. Kutai Barat 17.44334 Kab. Solok 17.34335 Kab. Tanah Datar 17.20336 Kab. Kepahiang 17.18337 Kab. Cianjur 17.15338 Kab. Musi Rawas 17.14339 Kab. Pasaman 17.08340 Kab. Muaro Jambi 16.97341 Kab. Ogan Komering Utara 16.93342 Kab. Konawe Selatan 16.85343 Kab. Ngawi 16.83344 Kab. Aceh Jaya 16.82345 Kab. Malinau 16.59346 Kab. Tapanuli Selatan 16.40347 Kota Pariaman 16.30348 Kab. Aceh Barat Daya 15.81349 Kota Sukabumi 15.75350 Kab. Indragiri Hulu 15.43351 Kab. Solok Selatan 15.34352 Kab. Gayo Lues 15.32353 Kab. Sumba Timur 15.12354 Kab. Lombok Tengah 14.94355 Kab. Tapanuli Tengah 14.94356 Kab. Kapuas 14.81357 Kab. Garut 14.72358 Kab. Maluku Tenggara 14.55359 Kab. Pelalawan 14.49360 Kab. Rokan Hilir 14.49361 Kab. Hulu Sungai Tengah 14.46362 Kab. Banjarnegara 14.38

URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)

363 Kab. Alor 14.20364 Kab. Bone Bolango 14.19365 Kab. Barito Kuala 14.09366 Kab. Pasir 14.08367 Kab. Situbondo 13.98368 Kab. Bima 13.91369 Kab. Nunukan 13.86370 Kab. Lingga 13.78371 Kab. Sampang 13.59372 Kab. Pacitan 13.56373 Kab. Aceh Tenggara 13.33374 Kab. Raja Ampat 13.20375 Kab. Bengkulu Selatan 13.07376 Kab. Lima Puluh Koto 13.02377 Kab. Merauke 12.98378 Kab. Simeulue 12.24379 Kab. Indragiri Hilir 12.18380 Kab. Kaur 11.84381 Kab. Barito Utara 11.68382 Kab. Tanah Laut 11.64383 Kab. Keerom 10.94384 Kab. Kepulauan Aru 10.89385 Kab. Paniai 10.80386 Kab. Gunung Mas 10.58387 Kab. Maluku Tenggara 10.44388 Kab. Belu 10.12389 Kab. Bondowoso 10.08390 Kab. Melawi 10.03391 Kab. Manokwari 9.96392 Kab. Natuna 9.92393 Kab. Kuantan Singing 9.71394 Kab. Sumenep 9.50395 Kab. Tasikmalaya 9.39396 Kab. Kapuas Hulu 9.13397 Kab. Probolinggo 9.00398 Kab. Jayawijaya 8.97399 Kab. Tanjung Jabung 8.41400 Kab. Manggarai Barat 8.37401 Kab. Seruyan 8.10402 Kab. Sukamara 7.79403 Kab. Sintang 7.36404 Kab. Lampung Barat 7.26405 Kab. Mamasa 7.08406 Kab. Pamekasan 7.08407 Kab. Landak 6.96408 Kab. Timor Tengah Utara 6.90409 Kab. Kupang 6.41410 Kab. Kota Baru 6.28411 Kab. Asmat 6.25412 Kab. Seram Bagian Timur 6.09413 Kab. Lamandau 6.06414 Kab. Tanah Bumbu 5.99415 Kab. Sarmi 5.73416 Kab. Mandailing Natal 5.65417 Kab. Nias 5.41418 Kab. Manggarai 5.32419 Kab. Kepulauan Mentawai 4.31420 Kab. Way Kanan 4.28421 Kab. Rote Ndao 3.65422 Kab. Lebong 3.37423 Kab. Katingan 3.31424 Kab. Pulang Pisau 2.81425 Kab. Ngada 2.64426 Kab. Kotawaringin Timur 2.51427 Kab. Nias Selatan 2.49428 Kab. Sumba Barat 2.13429 Kab. Timor Tengah Selatan 1.82430 Kab. Puncak Jaya 1.79431 Kab. Sekadau 0.86432 Kab. Murung Raya 0.65433 Kab. Mappi 0.52434 Kab. Yahukimo 0.00435 Kab. Pegunungan Bintuni 0.00

INDONESIA 40.67

URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)

Sumber: BPS*) Prosentase penggunaan tangki sebagai tempat pembuangan akhir tinja

Page 12: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Ketika mendapat tawaran dari Program Eco-Asia untukmenghadiri peluncuran Tahun Sanitasi Interna-sional/International Year of Sanitation (TSI/IYS)

2008 negara tetangga Pilipina, yang terbayangkan adalahpeluncuran secara besar-besaran. Pada kenyataannya, dilak-sanakan secara sederhana di salah satu kota kecil Mandaluyong,yang merupakan bagian dari Metropolitan Manila, namundalam suasana yang meriah dan inspiratif. Tulisan berikut men-coba menggambarkan suasana peluncuran TSI.

Peluncuran dalam Tiga BagianPeluncuran TSI 2008 dipusatkan di Kota Mandaluyong,

Metro Manila dalam tiga tahapan acara, yang dimulai padatingkat kota, kemudian nasional dan diakhiri di sekolah.

Pelaksanaan tingkat kota dilaksanakan di lapangan olahragayang disulap menjadi panggung acara peluncuran. Pemilihanhari Senin dan lokasi peluncuran bukan tanpa alasan yang jelas.Kota Mandaluyong dipilih sebagai lokasi peluncuran memper-timbangkan Walikota Mandaluyong sebagai Ketua Asosiasi KotaPilipina (League of Cities of the Philippines/LCP). Diharapkankota lain yang menjadi anggota asosiasi juga akan terinspirasi.Sementara pemilihan hari Senin didasari pertimbangan bahwadi seluruh kota Pilipina, setiap Senin pagi dilaksanakan perte-muan tatap muka antara walikota berikut jajarannya denganmasyarakat. Diharapkan peluncuran pada hari Senin akan diha-diri oleh banyak masyarakat yang datang untuk menghadiri per-temuan mingguan. Pada saat bersamaan juga sekaligus dilak-sanakan Hari Promosi WASH (WAter, Sanitation and Hygiene)

Acara peluncuran tingkat nasional dilaksanakan di City Hall,dihadiri oleh Menteri Kesehatan (Minister of Health), MenteriLingkungan dan Sumber Daya Alam (Minister of Environmentand Natural Resources) Pilipina, anggota Kongres Pilipina se-kaligus Ketua Komisi Ekologi (Chair, Committee on Ecology)Kongres Pilipina, perwakilan UNDP, dan Walikota Man-daluyong. Pada kesempatan tersebut Walikota Mandaluyongmenekankan pentingnya pemerintah kota/daerah mengadopsiprogram sanitasi untuk menghindari kerugian akibat buruknyasanitasi. Sementara anggota kongres menekankan komitmen-nya mendukung program sanitasi. Selain itu, diluncurkan jugabeberapa dokumen seperti Buku Kondisi Sanitasi di Asia Timur,Manual Pengelolaan Tinja dan Air Limbah Domestik, StudiDampak Ekonomi Sanitasi di Pilipina, dan Kit Info Sanitasi

Selepas peluncuran di City Hall, peserta melakukan arak-arakan menuju lokasi peluncuran berikutnya di salah satu seko-lah. Agenda utama adalah promosi Cuci Tangan Pakai Sabun(CTPS) yang dilakukan bersama-sama oleh Walikota Man-

daluyong, Menteri, Ratu Bumi (Miss Earth) Pilipina, Ratu Ke-cantikan Mandaluyong, dan tidak ketinggalan Kapten WASHyang merupakan ikon kampanye WAter Sanitation Hyegine.Promosi CTPS tersebut dilakukan dihadapan hadirin yang seba-gian besar merupakan murid sekolah dan media massa. Pe-luncuran ditutup dengan Konferensi Pers yang diikuti sekitar 10media massa cetak dan elektronik.

Momentum KegiatanBerbeda dengan Indonesia yang relatif terlambat menyiap-

kan peringatan Tahun Sanitasi Internasional, Pilipina telahmempersiapkan rangkaian acara peringatan jauh hari sebelum-nya. Dimulai dengan penyelenggaraan the Philippine SanitationSummit Tahun 2006 segera setelah ditetapkannya oleh SidangUmum PBB Tahun 2008 sebagai the International Year ofSanitation (IYS). Beberapa kegiatan berikutnya menjadirangkaian kegiatan yang berfungsi menjaga momentum iniseperti the Regional Sanitation Summit 2007: Region XI andXII di Davao City, 26-27 Juni 2007 dan the East AsiaMinisterial Conference on Sanitation and Hygiene (EASan) diBeppu, Jepang, 30 November-1 Desember 2007.

POJOK TS I 2008

10 PercikMaret 2008

Peluncuran Tahun Sanitasi Internasional 2008 di Pilipina

Sederhana Namun Meriah

Panggung acara dibuat sederhana tapi menarik. Foto: OM.

Page 13: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Pada saat EASan, delegasi Pilipinamengagendakan penandatangananAgenda Aksi oleh Presiden Pilipina yangmenetapkan Tahun 2008 sebagai TahunSanitasi Internasional sekaligus mene-tapkan setiap minggu IV bulan Juni seba-gai Minggu Sanitasi. Walaupun kemudi-an sampai berakhirnya acara peluncuran,tidak terlihat adanya kegiatan penan-datanganan tersebut.

PenyelenggaraanHal lain yang juga berbeda dengan

Indonesia adalah perencanaan danorganisasi peluncuran TSI 2008 diPilipina dilaksanakan oleh The PhilippineEcological Sanitation Network (PEN),sebuah jaringan informal yang terdiridari institusi pemerintah pusat, par-lemen, pemerintah daerah, lembagadonor, program/proyek, perguruan ting-gi dan LSM. Jaringan ini dianggap ber-hasil dalam menyelenggarakan The Phi-lippine Sanitation Summit 2006,bersama dengan Departemen Kesehatandan Departemen Lingkungan danSumber Daya Alam Pilipina. Di pihaklain, UNICEF juga banyak membantudalam hal kegiatan advokasi dan pe-ningkatan kesadaran publik.

Penyelenggaraan peluncuran TSI2008 ini juga didukung banyak pihakdiantaranya lembaga donor seperti WSP

Bank Dunia, USAID, SIDA, GTZ, WHO,Plan International, dan Asosiasi Kotaberikut beberapa anggotanya.

Di Indonesia, peringatan TSI 2008dikoordinasikan oleh Departemen Peker-jaan Umum dengan melibatkan berbagaipemangku kepentingan baik pemerintahmaupun non-pemerintah, tetapi masihkurang melibatkan lembaga donor.

Tema dan SloganSlogan utama TSI 2008 Pilipina

adalah "Sanitation is the Solution".Singkat, padat dan tegas. Beberapa pesankunci yang juga dipersiapkan adalah (i)Sanitation is vital for human health; (ii)Sanitation generates economic benefits;(iii) Sanitation contributes to dignityand social development; (iv) Sanitationhelps the environment; dan (v) improv-ing sanitation is achievable.

Keterlibatan Berbagai PihakPada saat peluncuran, beragam pihak

terlibat dalam prosesnya. Mulai dari RatuKecantikan yang dipersiapkan khususuntuk meramaikan suasana, KaptenWASH yang menjadi maskot kampanyeperubahan perilaku, anak sekolah, sam-pai masyarakat yang dilalui oleh konvoi.Keterlibatan Ratu Kecantikan dalamkegiatan ini tidak hanya pada hari Htetapi mereka juga sudah diberi pelatihandan pemahaman tentang sanitasi danberbagai aspeknya. Hal tersebut terlihatjelas ketika Ratu Kecantikan ini diwa-wancarai media massa, mereka dapatmemberikan jawaban yang inspiratif,bukan sekedar normatif seperti jawabanpejabat.

Keterlibatan masyarakat juga perludiberi poin khusus, dalam bentuk span-duk-spanduk yang berisi tulisan tanganmereka dengan berbagai ungkapan ten-tang sanitasi. Diantaranya berbagaiajakan untuk mencuci tangan menggu-nakan sabun, menggunakan toilet, atausekedar ucapan selamat datang TSI 2008dan banyak lagi lainnya.

Hal yang cukup mengejutkan adalahketerlibatan Manila Water, perusahaanpenerima konsensi penyediaan air untukwilayah Manila bagian Timur, yang sa-

POJOK TS I 2008

11PercikMaret 2008

Salah satu slogan TSI 2008 dalam bahasa Tagalog yang artinya cucilah tangandengan sabun dan gunakan toilet. Foto: OM

Sekitar 20 juta penduduk tidakmempunyai akses terhadapsanitasi yang memadaiRata-rata 31 balita meninggalsetiap hari karena diareBiaya yang ditanggung sebagaiakibat buruknya sanitasi men-capai Rp 19,5 triliun atau seki-tar 1,5% PDB Pilipina Tahun2005 (Economics of SanitationInitiative/ ESI).

FAKTA SANITASIPILIPINA

Pilipina telah mempersiapkanacara peringatan jauh

hari sebelumnya. Dimulaidengan penyelenggaraanthe Philippine Sanitation

Summit 2006 segera setelahditetapkan PBB Tahun 2008sebagai the InternationalYear of Sanitation (IYS).

Page 14: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

ngat aktif dalam peluncuran ini. Mulaidari menyiapkan kendaraan terbuka, truktangki, bahkan juga turut serta dalamacara konperensi pers.

Dukungan ParlemenKehadiran salah satu anggota par-

lemen yang juga sekaligus Ketua KomiteEkologi Parlemen Pilipina, yang ternyatajuga merupakan Ketua Delegasi Pilipinapada EASan di Jepang, menunjukkankuatnya dukungan dari legislatif.

Sambil Menyelam Minum AirPeluncuran TSI 2008 ternyata juga

banyak dikaitkan dengan berbagai ke-giatan lain seperti Kampanye PromosiWASH, promosi Cuci Tangan PakaiSabun, selain juga peluncuran dan dise-minasi beberapa buku/dokumen olehberbagai pemangku kepentingan. Palingtidak tercatat (i) Publikasi "Universal Sa-nitation in East Asia: Mission Possible?"oleh WSP-WHO-UNICEF; (ii) Manualdengan judul "Operations Manual on theRules and Regulations Governing theCollection, Handling, Transport,Treatment and Disposal of DomesticSludge and Septage" oleh DepartemenKesehatan Pilipina; (iii) Hasil StudiSanitasi oleh WSP-EAO Bank Dunia, danProgram ECO-Asia USAID; dan (iv) KitInformasi Teknologi Sanitasi oleh Local

Initiatives for Affordable WastewaterTreatment (LINAW) USAID.

Kerjasama Erat Antardonor danAntara Donor dengan PemangkuKepentingan

Salah satu sisi menarik dari keber-hasilan peluncuran TSI di Pilipina adalahkerjasama yang erat diantara donormaupun antara donor dengan pemangkukepentingan lainnya. Hal ini telah terlihatsejak penyelenggaraan PhilippineSanitation Summit 2006. Kondisi ini

dimungkinkan karena telah terbentuknyaforum yang dikenal dengan PhilippineEcological Sanitation Network (PEN),yang merupakan wadah berkumpulnyadonor, dan pemangku kepentingan.Berbeda dengan lembaga donor diIndonesia yang pada saat ini baruberhasil membentuk kelompok donoruntuk sanitasi yang dikenal sebagaiSanitation Donor Group dikoordinasikanoleh Bank Dunia. Belum terlihat kiprahmereka.

Mimpi SanitasiSepulang dari acara peluncuran terse-

but, banyak keinginan yang kemudianmuncul yang lebih tepat disebut mimpisanitasi. Bagaimana nantinya Indonesiadapat merayakan atau meluncurkansuatu acara peringatan yang sederhanatapi meriah dan bukannya megah tapi takbermakna. Bagaimana Indonesia nanti-nya bisa mempunyai forum kerjasamaantardonor, dan antara donor denganpemangku kepentingan lainnya. Bagai-mana nantinya para anggotaDPR/DPRD, pemimpin bangsa, kepaladaerah, bisa memberi perhatian padasanitasi yang notabene merupakan kebu-tuhan dasar manusia. Dan masih banyaklagi bagaimana yang lain.... Cape deh.....

(OM dari berbagai sumber).

POJOK TS I 2008

12 PercikMaret 2008

Salah satu alat peraga toilet tiga dimensi yang mememnuhi syarat. Foto: OM.

Masyarakat antusias menunggu lewatnya konvoi TSI 2008 sambil memegang spanduk.Foto: OM.

Page 15: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Bagaimana kondisi sanitasi diIndonesia saat ini?

Kondisi sanitasi di Indonesia saat initerdapat beberapa kemajuan, terutamapada peningkatan cakupan pelayanan airminum dan penyehatan lingkungan dansecara tidak langsung meningkatkan de-rajat kesehatan masyarakat. Perfor-mance tersebut didukung dengan dataBadan Pusat Statistik (BPS) tahun 2002dimana proporsi rumah tangga yangmenggunakan tangki septik dan jamban63,5 persen (urban 78 persen dan rural52 persen) dan kondisi air minum diIndonesia baru ± 45 persen. Akan tetapiapabila kita bandingkan dengan kondisisanitasi di beberapa negara AsiaTenggara, terutama Malaysia, Singapura,Thailand, kita masih jauh tertinggal.

Faktor apa saja yang mempenga-ruhi kondisi buruk sanitasi di In-donesia?

Faktor-faktor pembatas yang sangatmempengaruhi kondisi buruk sanitasi diIndonesia, pada umumnya adalah:

a. Kurang efektif dan efisiennya inves-tasi dalam proses pembangunansarana dan prasarana air minumdan penyehatan lingkungan yang

sudah dilaksanakan.b. Keterbatasan kemampuan pemerin-

tah untuk menyediakan anggaranpembangunan sarana dan prasaranaair minum dan penyehatan ling-kungan.

c. Belum tersedianya kebijakan danperaturan perundangan yang meng-atur potensi terselubung (hiddenpotensial) yang ada dalam ma-syarakat.

d. Penyehatan lingkungan belum men-jadi perhatian dan prioritas.

Siapa sebenarnya yang harusbertanggung jawab terhadap kon-disi buruk sanitasi di Indonesia?

Yang harus bertanggung jawab ter-hadap kondisi buruk sanitasi diIndonesia adalah Pemerintah Pusatbersama-sama seluruh daerah di tingkatprovinsi, kabupaten/kota serta ma-syarakat sebagai pengguna/pemanfaat.

Bagaimana cara mengatasinya?Salah satu solusi untuk mengatasinya

adalah melalui program terpadu (inte-grated programme) yang didukung pem-biayaan yang memadai oleh pemerintahpusat, provinsi, dan kabupaten/kota,

serta masyarakat. Pada implementasinyaprogram terpadu ini dilaksanakan sejaktahapan perencanaan, pelaksanaan ke-giatan sampai dengan pascakegiatan.

Apa kesulitan/kendalanya?Kesulitan yang sangat krusial, yang

selama ini dihadapi dalam pembangunansanitasi di Indonesia adalah:

a. Terbatasnya pembiayaan, dimanaprogram sanitasi masih belum men-jadi program prioritas.

b. Simpul koordinasi masih belum ber-jalan dengan baik, terutama ditingkat daerah pada umumnyamasih berorientasi parsial.

Apa yang dilakukan departemenAnda dalam membangun sanitasi diIndonesia?

Sesuai dengan substansi tupoksi,lebih berorientasi kepada aspek pember-dayaan masyarakat di dalam proses pem-bangunan sanitasi, melalui kegiatan-kegiatan fasilitasi, pelatihan stakeholderdi daerah dengan harapan mereka akanmenjadi tulang punggung di daerahnyamasing-masing dalam melakukan sosial-isasi maupun fasilitasi program sanitasi.

Seberapa siapkah Indonesiadalam menghadapi target MDGs2015 berhubungan dengan sektorsanitasi?

Pemerintah Indonesia dalam meng-hadapi MDGs 2015 kaitannya dengansanitasi, memproyeksikan target dalamtataran 70 persen. Hal tersebut bisa dica-pai bilamana pemerintah menjadikansanitasi sebagai program prioritas, de-ngan dukungan nyata pembiayaan yangsaat ini hanya 2 persen disesuaikan de-ngan tingkat kebutuhan untuk mencapaitarget dimaksud. Bowo Leksono

WAWANCARA

Ir Susmono

PERLU PROGRAM TERPADUUNTUK MENGATASI SANITASI

13PercikMaret 2008

Tampaknya permasalahan sanitasi yang kompleks diIndonesia tidak bisa terselesaikan dengan segera. Sektorsanitasi belum menjadi prioritas dalam pembangunanbagi para pengambil keputusan. Belum lagi perjuangandalam mendapatkan anggaran yang besar untuk meng-atasi persoalan sanitasi ini sangatlah sulit.

Diperlukan peningkatan kepedulian dan komitmenpengambil keputusan dan stakeholder sanitasi disampingterus mengampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat.Bagaimana kondisi dan peran stakeholder dalam meng-atasi persoalan sanitasi di Indonesia? Berikut petikanwawancara Percik dengan Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permu-kiman Ditjen Cipta Karya Departemen PU Ir Susmono.

Page 16: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Menurunnya kinerja pengelolaan persampahan dalambeberapa tahun terakhir ini tidak lepas dari dampakperubahan tatanan pemerintahan di Indonesia dalam

era reformasi, otonomi daerah serta krisis ekonomi yang telahmelanda seluruh wilayah di Indonesia. Adanya perubahan kebi-jakan arah pembangunan infrastruktur perkotaan, menguatnyaego otonomi, menurunnya kapasitas pembiayaan daerah, menu-runnya daya beli dan kepedulian masyarakat dalam menjagakebersihan lingkungan merupakan pemicu terjadinya degradasikualitas lingkungan perkotaan termasuk masalah kebersihankota.

Penurunan kinerja tersebut ditunjukkan oleh berbagai hal,seperti menurunnya kapasitas SDM karena banyaknya pergan-tian personil yang sebelumnya pernah terdidik dalam bidangpersampahan, tidak jelasnya organisasi pengelola sampah kare-na adanya perubahan kebijakan pola maksimal dan pola mini-mal suatu dinas, menurunnya alokasi APBD bagi pengelolaansampah, menurunnya penerimaan retribusi, menurunnyatingkat pelayanan, menurunnya kualitas TPA yang sebagianbesar menjadi open dumping dan timbulnya friksi antar-daerah/sosial, pengelolaan teknis pembuangan yang tidakbertanggung jawab sehingga menimbulkan korban jiwa sepertikasus longsornya TPA Leuwigajah dan Bantar Gebang, tidakadanya penerapan sanksi atas pelanggaran yang dilakukanmasyarakat yang membuang sampah sembarangan, dan lain-lain.

Saat ini hampir seluruh pengelolaan sampah berakhir diTPA sehingga menyebabkan beban TPA menjadi sangat berat.Selain diperlukannya lahan yang cukup luas, juga fasilitas per-lindungan lingkungan yang sangat mahal. Hal tersebut dise-babkan karena belum dilakukannya upaya pengurangan volumesampah secara sungguh-sungguh sejak dari sumber, termasukpemisahan sampah B3 (Bahan Buangan Berbahaya) rumahtangga.

Mengacu pada berbagai peraturan dan perundangan yangberlaku di Indonesia maka Pemerintah harus menyediakanpelayanan sistem pengelolaan persampahan yang mengikutikaidah-kaidah teknis, ekonomis, dan lingkungan.

Pemerintah Indonesia juga telah ikut serta dalam merati-fikasi berbagai kesepakatan/komitmen Internasional yangharus diupayakan pemenuhannya sebagai bangsa yangbermartabat. Kesepakatan tersebut mencakup diantaranya

Agenda 21 mengenai pengurangan volume sampah yangdibuang ke TPA (3R/reduce-reuse-recycle), Prinsip Dublin,Kesepakatan Rio, Kyoto Protocol mengenai mekanisme pem-bangunan bersih (CDM/Clean Development mechanism).

Untuk mencapai tujuan di atas dan sebagai tindak lanjutamanat PP No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SistemPenyedaan Air Minum, maka disusunlah Kebijakan dan StrategiNasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan(KSNP-SPP) yang tegas dan realistis dan dapat digunakan seba-gai acuan bagi Pusat dan Daerah dalam meningkatkan sistem

PERATURAN

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan StrategiNasional Pengembangan Sistem Pengelolaan

Persampahan (KSNP-SPP)

14 PercikMaret 2008

Foto: Istimewa

Page 17: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

pengelolaan persampahan secara berke-lanjutan dan ramah lingkungan.

Maksud dan TujuanKSNP-SPP dimaksudkan sebagai

pedoman dalam penyusunan kebijakanteknis, perencanaan, pemrograman dankegiatan lain yang terkait pengelolaanpersampahan, baik di lingkunganDepartemen, Lembaga Pemerintah NonDepartemen, Pemerintah Daerah,maupun bagi masyarakat dan duniausaha. Sementara tujuannya mendukungpencapaian sasaran pembangunan per-sampahan melalui rencana, program, danpelaksanaan kegiatan yang terpadu, efek-tif dan efisien.

KSNP-SPP digunakan sebagai pedo-man untuk pengaturan, penyeleng-garaan, dan pengembangan sistem pe-ngelolaan persampahan yang ramahlingkungan, baik ditingkat pusat,maupun daerah sesuai kondisi daerahsetempat. Sementara untuk peraturanteknis dan pedoman pelaksanaan yanglebih rinci dalam rangka pengaturan,penyelenggaraan, dan pengembangansistem pengelolaan persampahan sebagaipenjabaran dari KSNP-SPP ini perlu di-susun dan ditetapkan lebih lanjut olehinstansi-instansi terkait.

Visi dan MisiUntuk mencapai kondisi masyarakat

yang hidup sehat dan sejahtera di masayang akan datang, baik yang tinggal didaerah perkotaan maupun perdesaan,akan sangat diperlukan adanya ling-kungan permukiman yang sehat. Dariaspek persampahan maka kata sehatakan berarti sebagai kondisi yang akandapat dicapai bila sampah dapat dikelolasecara baik sehingga bersih dari ling-kungan permukiman dimana manusiaberaktivitas di dalamnya.

Secara umum, daerah perkotaan atauperdesaan yang mendapatkan pelayananpersampahan yang baik akan dapatditunjukkan memiliki kondisi sebagaiberikut :

a. Seluruh masyarakat, baik yang ting-gal di perkotaan maupun di perde-saan memiliki akses untuk pena-

nganan sampah yang dihasilkan dariaktivitas sehari-hari, baik dilingkungan perumahan, perdagang-an, perkantoran, maupun tempat-tempat umum lainnya.

b. Masyarakat memiliki lingkunganpermukiman yang bersih karenasampah yang dihasilkan dapatditangani secara benar.

c. Masyarakat mampu memeliharakesehatannya karena tidak terdapatsampah yang berpotensi menjadibahan penularan penyakit sepertidiare, thypus, disentri, dan lain-lain,serta gangguan lingkungan baikberupa pencemaran udara, air, atautanah.

d. Masyarakat dan dunia usaha/swastamemiliki kesempatan untuk berpar-tisipasi dalam pengelolaan persam-pahan sehingga memperoleh man-faat bagai kesejahteraannya.

Untuk dapat mewujudkan visipengembangan sistem pengelolaan per-sampahan maka dirumuskan beberapamisi, yaitu :

1. Mengurangi timbulan sampahdalam rangka pengelolaan persam-pahan yang berkelanjutan.

2. Meningkatkan jangkauan dan kuali-tas pelayanan sistem pengelolaanpersampahan.

3. Memberdayakan masyarakat danmeningkatkan peran aktif duniausaha/swasta.

4. Meningkatkan kemampuan manaje-men dan kelembagaan dalam sistempengelolaan persampahan sesuaidengan prinsip good and cooperategovernance.

5. Memobilisasi dana dari berbagaisumber untuk pengembangan sis-tem pengelolaan persampahan.

6. Menegakkan hukum dan meleng-kapi peraturan perundangan untukmeningkatkan sistem pengelolaaanpersampahan.

Pendekatan BaruSuatu pendekatan atau paradigma

baru harus dipahami dan diikuti yaitubahwa sampah dapat dikurangi, digu-

nakan kembali atau didaur ulang.Pendekatan ini juga kerap dikenal de-ngan istilah 3R (reduce, reuse, recycle).Hal ini sebenarnya bukan hal yang barukarena sudah banyak dilakukan negaramaju dan berhasil meningkatkan efisien-si pengelolaan yang signifikan.

Dengan mengurangi sampah sejak disumbernya maka beban pengelolaan kotaakan dapat dikurangi dan anggaran sertafasilitas akan dapat semakin efisien diman-faatkan. Beban pencemaran dapat diku-rangi dan lebih jauh lagi dapat turut menja-ga kelestarian alam dan lingkungan.

Sasaran global dari kebijakan danStrategi Nasional Sistem PengelolaanPersampahan mengacu pada sasaranterukur yang tertuang dalam RPJMN2004-2009 dan sasaran dalam pencapai-an MDG 2015 serta beberapa sasaranterukur lainnya. Disamping sasaran nor-matif seperti tertuang dalam PP No 16tahun 2005 tentang Sistem Pe-ngembangan Air Minum.

Perlu PenjabaranKebijakan dan Strategi Nasional

Sistem Pengelolaan Persampahan meru-pakan arahan dasar yang masih harusdijabarkan ke dalam rencana tindaksecara lebih operasional oleh berbagaipihak yang berkepentingan di bidangpengelolaan persampahan, sehinggapada akhirnya visi yang diharapkan dapatdicapai dengan baik.

Penjabaran secara teknis melaluikegiatan penyiapan perangkat peng-aturan, perencanaan, pemrograman,pelaksanaan, dan pengendalian sertapengelolaan pembangunan dilakukansecara menyeluruh di semua tingkatanpemerintahan, baik di Pusat maupunDaerah wilayah provinsi, kabupaten, dankota.

Selanjutnya perlu adanya kesepa-katan rencana tindak tingkat pusat dandaerah dalam melaksanakan Kebijakandan Strategi Nasional PengembanganSistem Pengelolaan Persampahan, sertamekanisme koordinasinya. Pola peranserta masyarakat dan dunia usaha perludijabarkan sesuai kondisi dan kebutuhanbaik di pusat maupun di daerah. BW

PERATURAN

15PercikMaret 2008

Page 18: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Dalam kelompok balita, diare adalah penyebab kematianterbesar nomor dua setelah ISPA (infeksi saluran per-napasan akut). Bagi anak-anak di bangku SD, diare

menjadi kurang mematikan seiring bertambahnya usia, tetapitetap saja, diare dapat menghilangkan waktu belajar danbermain banyak anak-anak.

Studi prevalensi diare di kalangan anak-anak umumnyadilakukan secara tidak langsung dan lisan. Pencacahan umum-nya dilakukan dengan bertanya pada orang dewasa di rumah,biasanya ibu dengan lontaran pertanyaan seperti, dalam kurunwaktu dua minggu terakhir, apakah ada anggota keluargayang buang air besar cair lebih dari tiga kali dalam sehari?Lalu, bila responden menjawab ya, pertanyaan dilanjutkan, sia-pakah dia?

Bagi anak SD, situasinya jelas berbeda. Mereka memilikikemampuan verbal dalam menjawab pertanyaan secara lisanbahkan secara tertulis. Dan kemampuan itu tentu dapat diman-faatkan lebih jauh bagi studi prevalensi diare.

Kuesioner BergambarJohns Hopkins University/Center for Communication

Program Kantor Indonesia atau disingkat JHU/CCP denganbantuan dana dari UNICEF mengembangkan survei Knowledge

Attitude Practice (KAP) tentang air, higinitas dan sanitasi untukanak-anak SD. Survei ini menggunakan kuisioner bergambaryang diisi secara mandiri (pictorial self-adminitered question-naire) sehingga menjadi sangat efisien dalam mendapatkandata prevalensi diare, perilaku, sikap, dan pengetahuan yangterkait. Banyak anak dapat dicakup sekaligus oleh seorang ataubeberapa guru tanpa biaya interviewer/enumerator yangbiasanya menghabiskan banyak biaya.

Survai ini pun handal dalam menghindari hambatan budayaterkait diare. Seperti diketahui secara luas, bagi sebagian anak-anak, diare adalah hal yang memalukan. Sebagai contoh, dalamperbincangan sebagian anak-anak beretnis Sunda, diare yangjuga dikenal dengan istilah mencret, kerap diolok-olok sebagaikacapirit, yakni BAB (buang air besar) yang kebablasan, tidakbisa ditahan, tidak bisa ditunggu, sehingga keluar begita saja dicelana. Anak-anak tentu merasa malu diolok-olok seperti itu.

Kuisioner bergambar mandiri itu telah diujicoba JHU/CCPdi beberapa lokasi, yakni Provinsi Nangroe Aceh Darusalam(NAD), Provinsi Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Murid yangberpartisipasi dalam pengisian kuisioner berjumlah 2.134 muridtersebar di delapan distrik dimana CCP dengan bantuan danadari UNICEF melakukan program peningkatan higinitas (HygieneImprovement Program). Kedelapan distrik itu adalah KotaBanda Aceh, Aceh Besar, Sleman, Gunung Kidul, Bantul, KulonProgo, Kota Yogyakarta, dan Klaten.

Kuisioner bergambar yang diisi secara mandiri berisi 28 per-tanyaan pokok yang kebanyakan bisa dirampungkan dalamwaktu 15-20 menit. Sekitar 25 persen dari total pertanyaanadalah pertanyaan yang jawabannya berbentuk gambar-gambaryang dapat memudahkan murid untuk mengisinya. Selebihnyaadalah pertanyan-pertanyan terbuka yang dapat dijawab de-ngan singkat dan pertanyaan dengan pilihan jawaban betul atausalah (B-S).

Temuan-Temuan PentingSurvei KAP dengan kuisioner bergambar yang diisi mandiri

menemukan angka prevalensi diare sekitar 18 persen di lokasiriset Provinsi NAD. Jadi, hampir seperlima anak-anak SD kelasIV dan V di dua distrik dalam populasi riset melaporkan pernahmengalami mencret atau BAB cair dalam seminggu terakhirketika survei dilakukan. Prosentase dikalangan murid-muridlaki-laki ditemukan sekitar 21 persen atau sekitar 7 persen lebihtinggi dibandingkan perempuan yang besar sekitar 14 persen.

Sementara, dikelompok anak-anak SD di Yogyakarta danJawa Tengah, prevalensi diare ditemukan separuh lebih rendahdari di NAD, yakni sekitar 8,5 persen.

Dari sisi nilai (value) dan kepercayaan (beliefs) ditemukanpola yang sama antara data dari NAD dan Yogyakarta/JawaTengah. Melalui analisis faktor (factor analysis) dan analisiskonsistensi menggunakan cronbach' alpha ditemukan kerangkaberpikir murid terkait dengan penyebab diare. Dan yang dimak-sud dengan kerangka berpikir adalah sekumpulan indikatoryang solid digunakan murid untuk menilai penyebab diare.

WAWASAN

16 PercikMaret 2008

Oleh Risang Rimbatmaja *

MENGUKURDIARE DENGANGAMBAR

Page 19: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Dalam kuisioner disediakan 10 gambar untuk murid memi-lih, mana yang dipercaya menyebabkan diare? Dari analisis dite-mukan 3 dimensi yang secara statistik signifikan, yakni ; 1. Faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan (environmentalfactors), yang terdiri dari:

Membuang sampah secara sembarangan Buang air besar di tempat terbuka

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kebersihan (hygie-ne-related factors), yang terdiri dari:

Minum air mentah Makan di tempat yang banyak lalat Minum dari tempat minum yang terbuka

3. Faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan higinitas (non-hygiene factors) yang terdiri dari:

Makan es Kehujanan Diganggu mahkluk halus.

Analisis selanjutnya menemukan bahwa murid-muridumumnya kurang percaya bahwa faktor-faktor dalam kelompokpertama atau lingkungan dapat menyebabkan seseorang terke-na diare. Sekedar ilustrasi, di NAD, 70 persen dari total muridyang disurvei menanggapi secara negatif peran kejorokanlingkungan (buang sampah sembarangan dan BAB di tempatterbuka) dalam menyebabkan diare. Dengan kata lain, faktor-faktor sanitasi itu tidak dipercaya sebagai penyebab diare.

Untuk faktor kebersihan, posisinya seimbang. Dengan katalain, separuh murid mempercayai bahwa meminum air mentah,makan di tempat yang banyak lalat, dan minum di tempat terbu-ka dapat menyebabkan seseorang terkena diare. Separuhnyacenderung tidak percaya.

Untuk faktor non-higinitas, kecenderungan mayoritas dite-mukan, dimana kebanyakan memandang skeptis hal-hal sepertimemakan es, kehujanan, atau diganggu mahkluk halus sebagaipenyebab diare.

Dari sisi perilaku, ada sejumlah hal yang dapat ditangkapmelalui kuisioner bergambar, di antaranya adalah BAB di fasili-tas yang disediakan sekolah dan cuci tangan pakai sabun diwak-tu-waktu penting. Sekedar ilustrasi, di Yogyakarta/Jawa Tengah

ditemukan sekitar 70 persen dari total murid yang dalam satusemester terakhir tidak pernah menggunakan WC sekolah untukBAB. Sekitar 22 persen melaporkan pernah menggunakanhanya satu kali. Alasan mereka adalah telah melakukan dirumah (41 persen), WC sekolah berbau dan kotor (37 persen),tidak ada waktu/kesempatan (23 persen), dan tidak mau menja-di bahan tertawaan teman-teman (22 persen).

Untuk cuci tangan pakai sabun, di NAD ditemukan sekitar 14persen dari total murid melaporkan melakukannya di satuwaktu penting, yakni sebelum makan atau sesudah BAB.Mayoritas ditemukan belum mempraktikkannya.

Penggunaan ke DepanSeperti dicontohkan di atas, survei dengan kuisioner

bergambar ini dapat menangkap berbagai dimensi pentingdalam KAP anak-anak SD terkait dengan isu air, higinitas dansanitasi. Untuk penggunaan lebih lanjut, perbaikan terhadapkuisioner itu tentu saja masih diperlukan.

Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa (i) beberapainstruksi masih belum jelas sehingga murid masih bertanya padaguru mereka untuk klarifikasi, (ii) penggunaan gambar yang baru 20persen sebetulnya masih bisa ditingkatkan lagi. Pengurangan per-tanyaan atau instruksi verbal dan penambahan gambar-gambaryang mudah dipahami murid adalah agenda yang perlu dikede-pankan untuk penggunaan ke depan, (iii) memenuhi kebutuhanuntuk menyusun panduan kuisioner lebih operasional dan detailsehingga sekolah dapat menerapkan survei sekaligus menganalisadata yang dikumpulkan secara mandiri, dan (iv) kebutuhan untukmenguji validitas atau keabsahan kuesioner.

Selain validitas internal yang sebagian telah diuji melaluianalisa faktor, diperlukan uji validitas yang bersifat eksternal,misalnya dengan memverifikasi data yang didapat melaluisurvei kuisioner bergambar dengan kejadian dalam rentangwaktu berikutnya. Misalnya, antara laporan cuci tangan pakaisabun dengan kejadian diare di minggu-minggu berikutnya.

*Peneliti di John Hopkins Univercity/Center for CommunicationProgram (JHU/CCP) Indonesia

WAWASAN

17PercikMaret 2008

28,9

57,5

13,6

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Used soap not for hand wash

Used it to wash hand but not atcritical times

Used it to wash hand at criticaltimes

Digunakan untukcuci tangan pada

waktu penting

Digunakan tidakuntuk cuci tangan

Digunakan untukcuci tanganbukan pada

waktu penting

Diagram: hasil survei CTPS di NADN = 914, Filter: Murid yang menggunakan sabunhari ini atau kemarin, Self-administered,Recoded, Sumber: Pertanyaan #11: Mohon ingat, untuk apasabun itu digunakan? Sejak kemarin, saya meng-gunakan sabun untuk....

Page 20: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Sangat menarik apa yang dilakukanKelompok Kerja AMPL-BM (Ber-basis Masyarakat) kabupaten Rote

Ndao. Ketika semua kabupaten yang di-fasilitasi sekretariat WASPOLA dan ke-lompok kerja AMPL Pusat cenderung mem-prioritaskan sarana air perpipaan (apakahsistem gravitasi, genset, sumur bor, dan lain-nya), Rote Ndao memilih berbeda.

Dengan mempertimbangkan penga-laman masa lalu, kondisi lingkungan alam,berbagai kejadian di daerah lain, sertarealitas sosial budaya masyarakatnya,Kelompok Kerja AMPL-BM kabupatenRote Ndao, Provinsi NTT, akhirnya lebihmemilih melindungi sumber-sumber airdengan model fisik dan melakukan peng-hijauan di sekitar sumber sumber air.

Dimanakah Rote Ndao?Rote Ndao memang tidak sepopuler

Sabang dan Merauke, meskipun secarageografis memiliki makna yang tidakkalah penting, karena pulau ini meru-

pakan pulau paling Selatan di Indonesia.Selain daratan yang berbatasan de-

ngan laut, sebagian besar wilayah Rotebergunung-gunung. Tidak sampai 500meter dari pantai, jalanan sudah mulaimerayap, naik-turun dan naik lagi. LuasWilayah Kabupaten Rote Ndao adalah1.280,10 km2, yang terbagi dalam 8 keca-matan.

Secara keseluruhan terdiri dari 73desa dan 7 kelurahan. Jumlah desa/kelu-rahan pesisir sebanyak 48 desa/kelura-han terdiri dari 102 pulau yaitu 7 pulauberpenghuni (Pulau Rote, Nuse, Landu,Nusa Manuk, Usu I, Usu II) dan 95 pulaulainnya tidak berpenghuni. Jumlah pen-duduk berdasarkan data statisitk tahun2005 yaitu 106.272 Jiwa, sehinggatingkat kepadatan penduduknya 83jiwa/km2.

Dari aspek sumber daya manusia,realitas Rote Ndao memang cukup kon-

troversial. Di NTT, Rote Ndao dikenalsebagai daerah yang menghasilkan SDMyang mampu bersaing, baik di tingkatprovinsi, nasional, bahkan ada yangcukup ternama di tingkat internasional.Namun, data statistik menyatakan bahwadari kualitas SDM, Rote Ndao masihmemerlukan perhatian lebih dariPemerintah.

Pembangunan AMPL di Rote Ndaopada Masa Lalu

Kurangnya pemahaman masyarakatmengenai pola pemanfaatan dan pengelo-laan sarana prasarana AMPL serta lemah-nya dukungan dan kebijakan Pemerintahmembuat pembangunan AMPL tidak ber-jalan dengan efektif. Pada saat ini jangkauanlayanan PDAM masih sangat terbatas hanyadi Ba'a dan sekitarnya.

Tidak berarti untuk masyarakat dipedalaman belum pernah dibuatkansarana perpipaan, bahkan terlalu sering,namun sesering itu pula tidak diman-faatkan baik karena rusak atau memangtidak disukai. Instalasi perpipaan bantu-an Pemerintah Belgia, sebagai contohpipa-pipa besarnya masih malang-melin-

WAWASAN

18 PercikMaret 2008

ROTE NDAOMemprioritaskan Perlindungan

Sumber-Sumber AirOleh : Alma Arief * dan Joseph L. Kale**

Perlindungan Mata Air Kalfao Desa Olafulihaa, Kecamatan Pantai Baru (100 persen).Foto: Alma Arief

Page 21: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

tang di pinggir jalan dan yang dengandana bantuan lainnya, sama saja.

TABEL 1 BANTUAN SARANA AIR MINUMPERPIPAAN DI ROTE NDAO

Karakteristik wilayah Kabupaten RoteNdao yang berbukit-bukit, merupakansalah satu faktor yang mempengaruhikinerja pembangunan AMPL di wilayahini. Untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat kurang mampu yang tinggaldi daerah ketinggian, memerlukan insta-lasi perpipaan menggunakan tenagamesin (genset) untuk memompa air keatas, baik langsung ke pemakai maupunke bak penampung dahulu baru didis-tribusikan.

Hal itu tentu saja memerlukan biayaoperasional tinggi (untuk membeli ba-han bakar dan perawatan), sedangkanpemakai umumnya kelompok denganpenghasilan rendah atau bahkan takmenentu. Selain itu, untuk memeliharagenset, paling tidak diperlukan keteram-pilan teknik mesin tingkat menengah.Tidak mengherankan bila sarana yangdibangun dengan biaya mahal, ter-bengkelai, rusak, tidak diurus dan tidakdimanfaatkan. Inilah realitas pembangun-an AMPL pada masa lalu di Rote Ndao.

Faktor sosial budaya nampaknya jugamenjadi kendala bagi keberlanjutansarana. Selain masalah konflik penggu-naan sumber air dan kecemburuan kare-na tidak kebagian layanan yang berujungpada perusakan sarana yang dibangun,juga dikarenakan aspek sosial budayalainnya. Masyarakat perdesaan di RoteNdao, dan ini sesungguhnya juga terjadidi Jawa dan daerah lain di Indonesia,tidak semata-mata menggunakan sumberair sebagai tempat memperoleh/me-menuhi kebutuhan air sehari-hari, tetapijuga sebagai tempat "social gathering".

Pada jam tertentu, sumber air akan

ramai. Di tempat inilah merekamemenuhi kebutuhan sosial: berceritamengenai apapun, saling tukar menukarinformasi, bertransaksi ekonomi tingkatkomunal, dan sebagainya. Pemenuhan

kebutuhan sosial ini kadang menga-lahkan pemenuhan kebutuhan fisik.Mereka rela mengeluarkan tenaga ekstramemikul air ratusan meter untuk bisabertemu kerabatnya, kawannya, mende-ngarkan cerita suka duka bersama, bah-kan juga berpacaran.

Sesungguhnya ada keinginan untukmembangun sarana perpipaan lagi, de-ngan pendekatan baru sebagaimana yangdirekomendasikan Kebijakan Nasionalyaitu menerapkan pendekatan tanggapkebutuhan yang menempatkan masyara-kat sebagai aktor utama pembangunandan pengambil keputusan. Akan tetapibayangan kegagalan masa lalu tidak begi-tu mudah dihilangkan.

Selain itu, untuk menerapkan Kebi-jakan Nasional pada tataran masyarakatdiperlukan keterampilan fasilitasi yangsampai saat ini belum dimiliki. Perlupelatihan untuk memfasilitasi masyara-kat menyusun perencanaan, mengambilkeputusan, memiliki keterampilan teknispemeliharaan sarana, penghitunganbiaya dalam menentukan iuran, ber-organisasi, dan sebagainya. Itu semuaperlu pelatihan khusus.

Konservasi Sumber Air PrioritasRenstra

Pokja AMPL-BM Rote Ndao nampakbersungguh-sungguh melakukan konservasisumber-sumber air. Pendataan sumber airtelah dilakukan dengan seksama dan infor-masi masih bertambah terus baik darimasyarakat maupun anggota DPRD. Daripendataan yang dilakukan BAPPEDALDA,saat ini ada 110 mata air di Kabupaten RoteNdao yang tersebar di delapan kecamatan.

Dari semua mata air tersebut ada 19mata yang telah dilindungi yaitu mata airFutuno, Lalukooen, Ndapa, Oehendi I,Oehendi II, Kalfao, Mbokak, Noas,Olonoen, Oekima, Oebau, Oembilas,Oebatu, Netenain, Oenoas, Otenggai,Mberoen, Oepiak, Oesambokak. Pemba-ngunan perlindungan mata air tersebutmenggunakan dana APBD II Tahun2006-2007. Pada tahun anggaran 2008Bapedalda akan membangun perlindung-an 39 mata air di delapan kecamatan.

Perlindungan sumber mata air terse-but memang diprioritaskan dalam Ren-cana Strategis Pembangunan AMPL-BMdan yang menjadi dasar pertimbanganmengapa konservasi mata air dipriori-taskan adalah bahwa saat ini sudah adakecenderungan semakin menurunnyadebit mata air. Hal itu terjadi karenapenebangan pohon oleh masyarakat.

Menurut mantan Kepala BAPPEDALDARote Ndao Marthen L. Saek, hasil darimelakukan konservasi ini bisa dilihat de-ngan nyata. Dengan melakukan penanamanpohon dan melindungi mata air denganmodel fisik, debit air di mata air kini bertam-bah. Untuk melakukan konservasi tersebutpada tahun anggaran 2007 dialokasikandana sebesar Rp 150 juta, sedangkan tahun2008 dianggarkan sebesar Rp 485 juta.

PenutupDengan membangun perlindungan

sumber air dan penghijauan daerah mataair, debit air menjadi bertambah. Air yangmeresap ke tanah semakin banyak,kecepatan aliran air dan jumlah air run offberkurang sehingga erosi dengan sendiri-nya juga berkurang. Perlindungan mata airdan penghijauan daerah tangkapannyabukan hanya menjamin terpenuhinya kebu-tuhan air tetapi juga mencegah terjadinyabanjir, longsor, dan kekeringan. Dari aspekkesehatan, sebagaimana hasil penelitianBappedalda, aman meski tidak potable.Selain itu waktu pembangunannya jugacukup cepat, sementara resiko kerusakanlebih kecil. Memang masih ada kelemahan,yaitu belum mendekatkan sarana ketingkat rumah tangga.

*konsultan WASPOLA**Staf BAPPEDALDA Kab. Rote Ndao

WAWASAN

19PercikMaret 2008

No

01.02.03.04

Sumber Dana

Bantuan BelgiaPemerintah Pusat (APBN)Pemerintah Daerah (APBD II)WVI

Jumlahsarana(unit)

44119

Tahundibangun

20022004-20072005-20072004-2007

Rusak /kurang berfungsi

34111

Berfungsibaik

1008

K o n d i s i s a r a n a

Page 22: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Di pagi itu, Khariyah (28) hanya berbelit kain batik,berjongkok di dermaga kayu di belakang rumah yangterletak di bantaran sungai Barito, Kota Banjarmasin,

Kalimantan Selatan. Ia melakukan kegiatan membuang airbesar, mencuci pakaian, menggosok gigi, dan mandi.

Demikian setiap hari, pagi dan sore, Khariyah dan seluruhpenghuni bantaran sungai di Kota Banjarmasin melakukankegiatan serupa. Pemandangan mengenaskan ini sudahberlangsung sangat lama.

"Dulu, air di sungai ini jernih. Bahkan untuk air minum danmemasak mengambil dari sungai ini," tutur Khariyah yangmembuka warung makan di rumahnya di Kelurahan Kuin,Kecamatan Banjarmasin Utara.

Sekitar 1980-an, kualitas air sungai-sungai di KalimantanSelatan mengeruh, seiring menurunnya kualitas lingkungan. Airterlihat coklat dan dipenuhi pohon enceng gondok. Bahkanbeberapa aliran sungai diantaranya, berwarna hitam dan kelam.

Sejak saat itu, warga di bantaran sungai tak lagi mengon-

sumsi air sungai yang mulai kotor. "Dulu sering warga di sinisering terkena muntaber, karena itu warga berlangganan airdari PDAM," kenang Khairiyah.

Sungai yang TercemarSudah lama Banjarmasin menyandang julukan sebagai 'Kota

Seribu Sungai'. Saat berkeliling di Ibukota Kalimantan Selatanini, tak dibutuhkan jarak yang jauh untuk menemukan jembat-an yang relatif panjang. Pertanda, Banjarmasin banyak dilewatisungai-sungai besar, seperti Sungai Barito dan Martapura.

Rumah-rumah warga yang dibangun dari kayu salingberdempet. Di bagian belakang rumah, menghadap badan su-ngai, di situlah warga membangun tempat untuk MCK (mandi,cuci, dan kakus). Setiap pagi dan sore, laki-laki dan perempuan,anak-anak hingga orang tua, berderet melakukan aktifitas kese-harian.

Sayangnya, masyarakat Banjarmasin tidak bisa menjagalingkungan sungai

Bagaimana mau menjaga, semua kegiatan MCK, bagipenghuni bantaran sungai, dilakukan setiap hari di sungai terse-but.

Bisa dipastikan semua sungai tercemar tinja manusia yangmenjadikan kondisi air sungai mengandung bakteri jenis coliyang cukup membahayakan bagi kesehatan masyarakat. Inisemua akibat kebiasaan warga yang membuang hajat langsungke sungai.

Sungai yang MenghilangTampaknya, label 'Kota Seribu Sungai' bisa lenyap bila

Pemerintah Kota dan masyarakat Banjarmasin tidak mampumenjaga keberadaan sungai-sungai itu. Semakin hari, kelestari-an sungai-sungai di Kota Banjarmasin terus terancam,.

Berdasar catatan Dinas Permukiman dan Prasarana KotaBanjarmasin, seperti diberitakan Banjarmasin Post (24 Maret2008), dalam sembilan tahun terakhir, 57 sungai raib dariBanjarmasin. Tahun 1995 di Banjarmasin masih tercatat 117sungai yang mengalir. Namun pada 2002, jumlah itu merosottajam menjadi 70 sungai yang masih mengalir. Dua tahunkemudian, tepatnya 2004, kembali menyusut menjadi 60 su-ngai.

Bila dirata-rata, ada enam sungai yang lenyap dari per-mukaan kota penghasil permata ini setiap tahunnya. Jika di-biarkan, melihat sungai yang masih tersisa, bukan tidakmungkin dalam sepuluh tahun mendatang sungai diBanjarmasin akan lenyap.

Penyebab berkurangnya jumlah sungai itu setiap tahun kare-na banyaknya permukiman yang mengambil sebagian wilayahsungai. Akibatnya, sungai makin menyempit dan akhirnyahilang menjadi permukiman. Selain itu, kurangnya kesadaranmasyarakat yang membuang sampah ke sungai. Akibatnya terja-di pendangkalan lalu menghilang berubah menjadi daratan.Tidak hanya itu, penyempitan sungai juga berpotensi meng-hadirkan banjir. Bowo Leksono

TEROPONG

20 PercikMaret 2008

BANJARMASINKota Seribu Sungai,Seribu MCK

Foto: Bowo Leksono.

Page 23: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Kerap terlihat, daerah-daerah yang dihuni pendudukdengan kondisi ekonomi lemah, sanitasi yang buruktidak dapat dihindarkan. Demikian halnya yang terjadi

pada Kelurahan Koto Lalang, Kecamatan Lubuk Kilangan, KotaPadang. Minimnya kesadaran akan perilaku hidup bersih dansehat serta ditunjang tidak tersedianya jamban yang memadaimenjadikan masyarakat setempat biasa melakukan buang airbesar secara sembarangan (open defecation) di sungai ataupunbanda (kali irigasi).

Tak hanya masalah jamban, warga juga mengalami per-masalahan dengan ketersediaan air bersih. Selama ini, wargamemperoleh air dengan cara membangun sumur. Namun,terkadang air dari sumur pun kotor, berwarna kecoklatan. Halini selain dikarenakan air tanah yang ada sudah tercemar zatkimia untuk pertanian, juga disebabkan karena sumur yangdibangun tidak menggunakan cincin.

Sementara itu, layanan PDAM hanya mencakup kawasanperumahan baru di dekat permukiman warga setempat yangsedang dikembangkan. Warga setempat pernah mengajukankepada PDAM untuk memperoleh sambungan air, namunbelum dapat dipenuhi karena kondisi ekonomi warga yang tidakdapat menjamin bahwa tarif air akan dapat dibayarkan secararutin dan teratur kepada PDAM.

Permasalahan air dan jamban ini pun berangsur tersele-saikan dengan bantuan dari ESP-USAID dan didukung LSMlokal. Warga setempat akhirnya mendapatkan bantuan, baikberupa bantuan teknis maupun bantuan dana untuk memba-ngun jamban dan sumur. Uniknya, pembangunan jamban dansumur ini didanai dengan sistem pendanaan bergulir.

Bantuan diberikan dalam bentuk paket, dimana satu paketterdiri dari pembangunan jamban dan sumur. Warga dapatmemilih untuk mengajukan permohonan bantuan berupa paketatau bantuan berupa jamban saja atau sumur saja. Di awal pro-gram, terdapat 13 KK penerima bantuan dimana 8 KK meneri-ma bantuan berupa paket, 3 KK hanya berupa jamban dan 2 KKhanya berupa sumur.

Untuk para KK yang mengajukan permohonan pembangun-an sumur saja atau jamban saja, maka bantuan yang diberikansebesar Rp 400 ribu - Rp 600 ribu. Sementara bagi KK yangmengajukan permohonan paket, maka dana bantuan yang di-

terima berkisar antara Rp 1 juta - Rp 1,5 juta. Bantuan dana ini lebih difokuskan untuk pembelian bahan-

bahan bangunan. Sementara untuk konstruksi, biasanyamasyarakat akan bergotong-royong secara sukarela. Hal ini sa-ngat dimungkinkan apalagi mengingat masih terdapat beberapaKK yang masih merupakan kerabat keluarga.

Pembayaran dana untuk perguliran jamban dan sumur inidilakukan dengan menyicil sekali sebulan dengan jangka waktu10 bulan untuk penerima bantuan berupa paket (jamban dansumur), dan jangka waktu 6 bulan untuk penerima bantuansumur saja atau jamban saja. Kemudian, dana yang terkumpulakan kembali digulirkan untuk keluarga lain yang juga membu-tuhkan.

Namun, mengingat kondisi ekonomi warga, terkadang pem-bayaran pun menjadi terhambat. Meskipun begitu, warga tetapberusaha membayar, hanya jangka waktunya saja yang menjadilebih panjang.

Pengelolaan dana bergulir ini dilakukan oleh kelompokmasyarakat lokal. Perlu dicermati bahwa pengurus kelompokpengelola dana bergulir ini berasal dari kelompok ibu-ibu.Pengelola bertanggungjawab mulai dari membangun kesepa-katan pola perguliran jamban dan sumur, menerima usulan per-mintaan pembuatan jamban dan sumur dari anggota kelompokmaupun masyarakat lainnya, menilai dan memberikanrekomendasi untuk calon penerima jamban dan sumur, menga-wasi pembelian bahan material bangunan, mengawasi pemba-ngunan jamban dan sumur, serta mengumpulkan angsurandana pembangunan jamban/sumur dari masing-masinganggota setiap bulan. Dengan demikian, peran kelompokmasyarakat lokal ini sangat penting untuk keberlanjutan pro-gram.

Hingga saat ini, dari keseluruhan dana yang sudah dike-luarkan untuk 13 KK, sudah terkumpul kembali sejumlah danayang sudah bisa disalurkan untuk membantu 3 KK lagi.Sementara itu, masih terdapat 5 KK dalam daftar tunggu yangsudah mengajukan diri untuk memperoleh bantuan. DYO

TEROPONG

JAMBANDAN SUMURBERGULIR

21PercikMaret 2008

Salah satu tangki septik yang merupakan hasil program jambandan sumur bergulir. Foto:Dyota Condrorini.

Page 24: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Pemahaman hijau pada judul di atas lebih pada sifat"memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan", ketimbangpengertian yang agak sempit misalnya "penghijauan".

Banyak gedung perkantoran yang berdiri megah tanpa memper-hatikan kaidah-kaidah lingkungan, tapi tidak untuk kantorpusat Perum Jasa Tirta I yang terletak di Jalan Surabaya 2AMalang Jawa Timur.

Sebetulnya perhatian ini dipicu oleh kondisi kontras di kotaMalang. Dengan elevasi cukup tinggi, rata-rata diatas +440 dpl,lingkungan kota yang relatif sejuk ini hampir selalu gelagapanpada saat hujan deras datang. Tak pelak lagi, sistem drainaseyang amburadul beserta ruang terbuka hijau yang terus-menerus menyusut menjadi kambing hitamnya. Dengan tekad"mulai dari diri sendiri", digagaslah metode agar problem banjirsetiap kali hujan datang dapat diatasi.

Dasar berpikirnya sederhana saja. Pertama bagaimana agarhujan yang jatuh di komplek kantor Perum Jasa Tirta I tidaksampai melimpah keluar pagar. Kalau metode sudah dite-mukan, diterapkan dan berhasil baik, langkah kedua bagaimanamenerapkannya dilingkungan yang lebih luas. Jawabannyaadalah dengan membuat sumur resapan.

Sesuai sistem drainase dan luasannya, di lingkungan kantorini dibuat lima titik sumur resapan, dimana fungsi dari sumurresapan sendiri sebenarnya merupakan sumur atau lubang padapermukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan agardapat meresap ke dalam tanah sehingga mempertahankanbahkan meningkatkan tinggi muka air tanah dan mengurangilaju air permukaan (surface run off) karena air langsung ter-serap.

Sumur resapan merupakan kebalikan dari sumur air minumyang berfungsi untuk menaikkan air tanah ke permukaan.Selain fungsi-fungsi di atas, sumur resapan berfungsi sebagaipengendali banjir (aliran permukaan), melindungi dan mem-perbaiki air tanah serta menekan laju erosi. Dengan bangunan 5sumur tadi, praktis lebih dari 80 persen air hujan yang jatuh diareal kantor semuanya masuk ke dalam tanah.

Konstruksi sumur resapan sebagaimana layaknya sumur galiyang dilengkapi perkuatan dinding dengan ruang sumur tetapdirencanakan kosong guna menampung semaksimal mungkinair hingga dimensinya optimal. Kendala estetika dapat diatasidengan menutup bagian atas sumur menggunakan plat betonkemudian tanah dan lumpur ataupun dengan kombinasi pem-buatan taman.

Dimensi sumur resapan merupakan ukuran volume sumur

resapan air yang dihitung berdasarkan Keputusan DirekturJendral Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Nomor051/KPTS/V/1994 tentang Pedoman Rencana PembuatanSumur Resapan Air.

Selain sebagai cara konservasi air, sistem ini mempunyaiberbagai keuntungan, antara lain menekan intrusi air laut untukperkotaan daerah pantai, mereduksi dimensi jaringan drainasedapat sampai batas nol, memperkecil probabilitas banjir didaerah hilir, menurunkan konsentrasi pencemaran air, mem-pertahankan tinggi muka air tanah, mencegah penurunankawasan atau landsubsidence, melestarikan teknologi tradisio-nal sebagai budaya bangsa, meningkatkan peran sertamasyarakat dalam era pembangunan, serta membudayakanpola pikir dalam pelestarian kemampuan lingkungan.

Tahun 2008 ini direncanakan Perum Jasa Tirta I akan memban-tu membuat beberapa sumur resapan di lingkungan sekolah di seki-tar kota Malang. Selain manfaatnya bagi lingkungan, sekaligus seba-gai wahana pendidikan lingkungan bagi para siswa.

Yunus AchmadiHumas Kantor Pusat PJT I

REPORTASE

KANTORyang HIJAU

22 PercikMaret 2008

Foto: Istimewa

Page 25: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Perumahan Bintaro Jaya adalah salah satukawasan perumahan elit dan besar yangterletak di pinggiran Jakarta, tepatnya

di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.Tidak sedikit manajemen komplek

perumahan yang melupakan wawasanlingkungan. Karena itu, kerapkali

keberadaan komplek perumahan menjadipenyebab banjir bagi lingkungan sekitar,

atau bahkan komplek itu sendiri yangterkena banjir.

Bagaimana dengan Bintaro Jaya?

Tidak terbantahkan bahwa pe-ngembang Bintaro Jaya sudah se-harusnya melakukan penataan

dan pelestarian lingkungan. ManajemenBintaro Jaya telah melakukan penataandan perawatan lingkungan secara konsis-ten dan berkesinambungan.

Di setiap lahan baru yang dikem-bangkan, telah ditanam pepohonan.Bahkan di area-area yang telah lamadikembangkan sekalipun. Penataan dan

perawatan lingkungan tetap dilakukan.Hal ini sebagai satu wujud komitmenpenuh manajemen dalam memenuhirasio ideal perbandingan antara koefisienbangunan dan ruang hijau.

Unit Pengelola Kawasan BintaroManager Tata Lingkungan Bintaro

Jaya Ir. L. Devayanti A. Wulaningtyasmemaparkan manajemen perumahanBintaro Jaya sudah jauh melangkah de-ngan menerapkan program-programpenghijauan di tahun 2008 ini.

"Tahun ini melalui Unit PengelolaKawasan Bintaro (PKB), telah dica-nangkan program-program penghijauanlingkungan secara intensif agar perumah-an ini menjadi hijau, asri, sehat, dan tam-bah nyaman dan tentu dengan meli-batkan peran warga," tutur Deva, sapaanakrabnya. Unit PKB ini, lanjutnya,menggelar kegiatan-kegiatan bertemalingkungan dan bukan sekedar lombalingkungan antarRW yang telah rutindilaksanakan setiap tahun.

Bertepatan Perayaan Ulang TahunUntuk mewujudkan program-pro-

gram penataan dan pelestarian ling-kungan, jelas Deva, Unit Tata Ling-kungan Perumahan Bintaro Jaya mem-fokuskan pada penghijauan di seluruhkawasan permukiman, yaitu berupapenanaman pohon di lahan-lahan kosongyang belum dikembangkan, juga lebih di-tingkatkan lahan-lahan yang belum efek-tif di sepanjang jalan utama dan di dalamcluster-cluster, serta penanaman pohonyang didominasi pohon-pohon Trembesi,Mahoni, dan Sengon.

Deva mengatakan, tahun 2008, men-jadi tonggak peningkatan kepedulianmanajemen Bintaro Jaya terhadappenataan dan pelestarian lingkungan."Hal ini dikaitkan pula dengan perayaanHari Ulang Tahun Bintaro Jaya ke-29pada 26 Mei dan Hari Lingkungan Hiduppada 5 Juni," ungkapnya.

Sepanjang tahun ini, ada beberapaagenda kegiatan yang berkaitan denganlingkungan. Pada awal Desember lalu,telah dilakukan penanaman pohon secarasimbolis untuk mendukung programpemerintah yaitu 'Tanam dan pelihara 10juta pohon'. Untuk kawasan Bintaro Jayadilakukan penanaman puluhan pohon dikavling CBD di depan cluster MentengResidences, sektor 7.

Deva mengungkapkan ada lima agen-da besar yang masing-masing mempu-nyai tema sendiri. Seperti lomba keter-tiban dan penghijauan lingkungan antar-cluster atau RT/RW yang digelar mulaipertengahan Februari hingga Mei 2008mengambil tema "keep your neighbor-hood green and clean". Selama tigabulan, lingkungan warga akan dinilaidengan hadiah ratusan juta rupiah.

Menurut Deva, program penanamanpohon di seluruh kawasan merupakankelanjutan dari upaya mendukung pro-gram pemerintah yaitu menanam danmemelihara 10 juta pohon. "Hingga Mei2008, Unit PKB menargetkan menanamsekitar 3.000 pohon," jelasnya. Pada pun-cak acara HUT Bintaro Jaya ke-29, ada duaagenda yaitu lomba tanaman hias yangmelibatkan peserta dari warga dan lombajalan santai serta sepeda gembira. BW

INSP IRAS I

MENGHIJAUKANB I N T A R O

23PercikMaret 2008

Foto: Istimewa)

Page 26: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Salah satu ciri seniman sejatiadalah kreativitas yang tak pernahterhenti. Dalam keadaan serba

terbatas pun, seorang seniman sejatitidak kekurangan ide. Justru dari serbaketerbatasan itu akan melahirkan karyayang luar biasa.

Seperti yang dilakukan CiptoPratomo, perupa asal Banyumas, JawaTengah yang menciptakan karya senirupa berupa kolase dari barang-barangbekas atau sampah anorganik yang takmudah terurai.

Ada barang-barang bekas sepertikaleng, plastik, besi, kabel, potonganselang yang melalui tangan Cipto menja-di hiasan dinding sangat menarik. Kolasemerupakan karya seni rupa yang berasaldari bahan-bahan tempelan atau yangsaling tumpuk-menumpuk.

"Awalnya, saya mau melukis namuntidak ada bahan-bahannya. Dalam keter-batasan ini, muncul ide membuat lukisandengan barang-barang bekas. Mulailahsaya berkeliling di komplek rumah saya,"tutur seniman yang mengaku mengawaliide kolase pada tahun 1996 kepadaPercik di rumahnya.

Membantu Mengurangi SampahAnorganik

Cipto bercerita, proses membuatkarya kolase dari terkumpulnya sampahkemudian ditata di atas papan menjadibermacam bentuk sesuai ide, sepertitopeng, kepala, atau serangga. "Setelahmuncul wujud yang bagus, baru dilematau dipaku lalu disemprot cat," kataperupa yang sehari-harinya sebagaipengajar seni rupa di SMP Negeri 5Purwokerto.

Bila dipandang dari jauh, karya kolaseCipto tidak terlihat bahan sampahnya,namun sangat indah dipandang mata.

Saat ini, ada 15 karya kolase miliknyayang menghiasi dinding rumah.

Setiap kali berkarya kolase, Ciptomengumpulkan bahan sampah yangdicari dari rumah dan lingkungan sekitarterlebih dahulu. "Setelah itu baru men-cari ide dan menelorkannya," ujar bapaksatu anak ini.

Praktis, tak banyak modal yang mustidikeluarkan. Paling hanya membutuhkancat, lem, dan paku. Selebihnya bisa diper-oleh dengan gratis. Karena itu, apa yangdilakukan lelaki berusia 52 tahun ini jelasturut membantu dalam mengurangi tim-bunan sampah anorganik. Tentu, bilabanyak masyarakat yang kreatif dalammemanfaatkan barang-barang bekas,sedikit banyak akan membantu dalammengurangi keberadaan sampah.

Menularkan pada Anak DidikDalam beberapa kesempatan pamer-

an, karya kolase Cipto turut dipamerkan.Meskipun ia tak berniat menjual, perta-ma kali karya Cipto dibeli seharga Rp 50ribu dan ada pula yang terjual Rp 500ribu. "Untuk karya kolase ini, saya tidak

menentukan tarifnya. Tergantung pem-beli mau menghargai berapa karena sayaberkarya semata-mata hobi dan hibur-an," tutur guru alumni Jurusan SeniRupa IKIP Yogyakarta ini.

Hingga saat ini, hobi dan hiburanCipto berkolase sudah sampai tahapanmenularkan pada murid-muridnya.Banyak kegiatan yang dilakukan Ciptobersama murid-murid SMP Negeri 5Purwokerto antara lain; membuat asesoriondel-ondel secara massal sebanyak 25ribu batang, gunungan wayang beruku-ran raksasa, kolase kertas bekas sepan-jang 670 meter, kaleng bekas sejumlah1.038 menjadi padasan (tempat wudlu).Kegiatan itu sebagian besar didaftarkanpada Museum Rekor Indonesia (MURI).

Ada satu karya kolase Cipto yangpenuh dengan filosofi Jawa. Karya yangterbuat dari sepatu, kabel, dan papan cuci(penggilas) ini berjudul Sikil Nggo Ndas,Ndas Nggo Sikil (Kaki Jadi Kepala,Kepala Jadi Kaki), yang menggambarkanmasyarakat tertindas, meski sudah kerjakeras namun masih tergilas. Bowo

Leksono

CERMIN

C i p t o P r a t o m oMengubah Sampah Menjadi

Karya Seni

24PercikMaret 2008

Cipto Pratomo di depan karya kolasenya. Foto: Bowo Leksono.

Page 27: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Pada pertengahan sampai akhirtahun 2005 dilakukan penelitianmengenai pola penanganan sam-

pah rumah tangga (domestik) dan nondomestik di Kota Bandung denganmetode penyebaran kuisioner secara acakdan proporsional. Penyebaran kuisionerlangsung rumah tangga dibagi menjadi 3(tiga) strata ekonomi masyarakat (stratabawah-menengah-atas) dengan basispenelitian secara proporsional per kelu-rahan, serta kuisioner via telepon secaraacak sebagai data pembanding.

Sedangkan, penelitian sampah nondomestik hanya menggunakan kuisionerlangsung dengan basis penelitian perkecamatan. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa telah terjadi peningkatansatuan timbulan sampah domestik men-jadi rata-rata 3,52 liter/orang/hari,sehingga berdasarkan perhitungan sam-pah domestik Kota Bandung menjadi7.481 m3/hari di sumber atau 4.987m3/hari dengan pemadatan di alat peng-angkut.

Responden yang mengakui bahwasampah yang dihasilkan seluruhnya (100persen) diangkut hanya sebesar 53,54persen. Penanganan sampah olehmasyarakat per rumah tangga yangmerupakan penyebab eksternalitas dis-ekonomi (negatif), diurut dari proporsitertinggi adalah pembakaran sampah28,84 persen (dengan tingkat partisipasi0,63 kali/minggu atau 63 kali dalam 100minggu), kemudian membuang ke lahankosong 5,87 persen (0,2 kali/minggu),membuang sampah ke saluran air 4,54persen (0,14 kali/minggu), dan me-ngubur sampah 4,54 persen (0,04kali/minggu).

Sedangkan, penanganan sampah

yang positif (eksternalitas ekonomi)menunjukkan bahwa sebesar 38,85persen dari seluruh responden telahmelakukan daur-ulang dan pengomposanbaik secara langsung maupun tidak lang-sung. Timbunan sampah non domestikmencapai 2.566,77 m3/hari. Kegiatanpengomposan pada sumber nondomestik telah mencapai 1,83 persen darivolume total sampah per masing-masingobyek tersebut.

Kemudian proporsi daur-ulang me-nunjukkan nilai 3,94 persen dari volumesampah yang dihasilkan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa sampah dari berba-gai sumber non domestik yang ditelitimemperoleh pelayanan pengangkutanoleh petugas rata-rata sebanyak 4,15kali/minggu, sedangkan pengangkutansendiri ke TPS/TPA sebanyak 1,33kali/minggu.

Sedangkan penanganan sampah lain-nya cukup bervariasi, penanganan sam-pah dengan cara pembakaran menun-jukkan frekuensi tertinggi, yakni sebesar0,61 kali/minggu mempunyai arti bahwaaktivitas pembakaran sampah dilakukansebanyak 61 kali dalam 700 hari (100

minggu). Berdasarkan sumber yang spe-sifik, tempat wisata tercatat melakukanpenanganan sampah dengan cara pem-bakaran dengan frekuensi tertinggi, yakni2,38 kali/minggu atau setara 238 kalidalam 700 hari. Kemudian membuangsampah ke lahan kosong (ilegal) rata-ratasebanyak 0,15 kali/minggu atau samaartinya dengan 15 kali dalam 700 hari.Membuang sampah ke kali denganfrekuensi rata-rata 0,09 kali/minggu.

Berdasarkan data primer hasilpenelitian serta didukung data sekunderyang ada, maka dikembangkan simulasimodel dinamik (menggunakan softwarePowersim Studio 2005) untuk mengkajiskenario pengelolaan sampah KotaBandung sebagai dasar penentuan kebi-jakan selama 20 tahun perencanaan(tahun 2007-2026).

Skenario optimum dikembangkandengan sasaran memaksimalkan penca-paian 3-R (reuse, recycle, recovery) danmeminimasi penanganan sampah yangberdampak negatif (eksternalitas dis-ekonomi), sehingga diperoleh persentaseakumulasi timbulan sampah yang harusdibuang ke landfill hanya sebesar 17,76persen dari total timbulan sampah disumber untuk masa perencanaan 20tahun tersebut.

Biaya lingkungan yang harus dikelu-arkan untuk memulihkan kualitaslingkungan akibat eksternalitas dis-ekonomi pada skenario terpilih mencapaisebesar Rp 501.966.526.899,- (35,44persen dari total biaya) selama 20 tahunperencanaan.

Disarikan dari tesis I Made Wahyu Widyarsanaberjudul "Evaluasi Ulang (Updating) Potensi

Daur-ulang Sampah Kota Bandung sebagaiDasar Penentuan Pengelolaan Sampah Berbasis 3-R"

pada Fakultas Teknik Lingkungan ITB.

ABSTRAKS I

25 PercikMaret 2008

Internalisasi Eksternalitasdalam Penanganan Sampah

Kota Bandung

Biaya lingkungan yang harusdikeluarkan untuk

memulihkan kualitaslingkungan mencapai sebesar

Rp 501.966.526.899,-(35,44 persen daritotal biaya) selama

20 tahun perencanaan.

Page 28: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Disela kesibukan, perempuan berparas cantik ini berse-dia berbincang tentang pengalamannya seputarlingkungan hidup. Saat itu, Valerina Daniel, demikian

nama perempuan jangkung yang sempat menyabet runner upPutri Indonesia tahun 2005, sedang didaulat untuk kali keduasebagai Brand Ambassador Toyota Eco Youth 2008, sebuahprogram CSR (corporate social responsibility) Toyota dalambidang lingkungan.

Bermacam gelar disandang Val, sapaan akrab Valerina, sete-lah menjadi runner up Putri Indonesia. Seperti yang ia sandangsecara otomatis sebagai Putri Puspa dan Lingkungan 2005 sertaDuta Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup.

Gelar-gelar istimewa inilah yang mengantarkan Val mem-peroleh segudang pengalaman di bidang lingkungan tentunya.Seperti saat ia menelusuri pedalaman Sungai Siak di Riau. "Sayamenyaksikan bagaimana hampir semua penduduk di pinggirsungai hidup dari air sungai. Artinya buang air dan mengambilair untuk kebutuhan hidup dari sumber yang sama," kenangNone Jakarta 1999 yang punya nama lengkap Valerina NovitaDaniel.

Menurut Val, tidak tersedianya akses air bersih tersebutkarena kemampuan ekonomi yang minim yang membuat pen-duduk bantaran sungai tidak mampu berbuat hal lain, kecualimenjalani yang bisa dijalani.

Tak usah jauh-jauh hingga ke pedalaman Riau. Di seputaranJakarta, Val mengenang saat menelusuri Kali Angke hinggaTeluk Jakarta. "Mereka mencuci pakaian, membersihkan ikanhasil tangkapan, membuang limbah dan mengambil air untukmemasak. Terbayang, betapa mengerikan dampaknya bagikesehatan mereka," tutur presenter di salah satu televisi nasio-nal ini.

Val juga menyaksikan, betapa sampah plastik merajai ban-taran Kali Angke hingga beberapa kali perahu motor yangditumpanginya tersangkut plastik sehingga perjalanan sempatterhenti.

Menurut mantan Miss Indonesia ini, manajemen sampahbersama antara Jakarta dan kota-kota di sekitarnya tidak bisaditunda lagi. "Teluk Jakarta itu merupakan muara 13 Sungaiyang ada di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten," ujarVal.

Sanitasi Butuh PerhatianData Bank Pembangunan Asia tahun 2005 menyebutkan

hanya 69 persen penduduk perkotaan dan 46 persen pendudukperdesaan (rata-rata 55,43 persen) yang terlayani fasilitas sani-tasi layak. Selebihnya, belum terlayani secara layak. "Kondisisanitasi di Indonesia memang cukup memprihatinkan danbenar-benar membutuhkan perhatian lebih dari semua pihak,"tutur Val yang juga menyandang Duta Mitra Lingkungan.

Faktor yang mempengaruhi kondisi sanitasi, jelas Val, kare-na cakupan pembangunan dan sebaran penduduk yang sangatluas dan beragam, serta keterbatasan pendanaan pembangunansanitasi.

Suatu ketika, Val membaca surat kabar yang menyebutkanbesar subsidi bahan bakar minyak (BBM) mencapai Rp 107 tri-liun atau sekitar 214 kali anggaran sanitasi. Menurut public fi-gure yang namanya sempat melejit lewat sitkom "Spesial PakeTelor" ini, disebabkan kurangnya niat dan perhatian para

TAMU K I TA

Sanitasidi Mata Val

26 PercikMaret 2008

Foto: Bowo Leksono

Page 29: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

pengambil kebijakan akan pentingnyameningkatkan kondisi sanitasi diIndonesia.

"Terlebih lagi, kurangnya penge-tahuan dan kesadaran masyarakat ten-tang penyediaan dan pemeliharaan sani-tasi layak yang masih rendah, sehinggapencapaian penyediaan sanitasi layak ditanah air masih tertatih-tatih," ungkapVal.

Sanitasi Tanggung Jawab Siapa?Menurut Val, yang paling bertang-

gung jawab terhadap ketersediaan sani-tasi di Indonesia adalah pemerintah, baiktingkat pusat terlebih lagi pemerintahdaerah. Namun ini semua, lanjutnya,tidak akan berhasil jika tidak didukungkesadaran masyarakat sendiri.

Untuk itu, lanjut Val, sebaiknya perludilaksanakan program pembangunandan pemeliharaan sanitasi yang meli-batkan masyarakat secara aktif sehinggadapat tumbuh rasa butuh dan memiliki diantara masyarakat sendiri terhadap sani-tasi. "Perlu juga dilakukan kerjasamayang lebih agresif dan terus-menerusantara pemerintah, swasta, dan ma-syarakat," ujar perempuan kelahiran Ja-karta, 25 November 1978 ini.

Val memaparkan, ada dua pen-dekatan yang harus dilakukan agar

kondisi sanitasi di Indonesia membaik,yaitu pendekatan teknis dan non-teknis.Pendekatan teknis, katanya, denganmeningkatkan berbagai sarana dan pra-sarana sanitasi yang layak di perkotaandan perdesaan.

"Di Jakarta saja, sekitar 60 persenrumah penduduk memiliki sumur ber-jarak kurang dari 10 meter dari tangkiseptik. Tentu ini berdampak negatif bagipengguna air sumur karena rentan terke-na penyakit akibat bakteri e-coli yang ter-dapat pada kotoran manusia," tuturperempuan jangkung setinggi 167 cm danberat 53 kg.

Sementara pendekatan non-teknis,lanjutnya, terkait dengan peningkatan

kesadaran masyarakat dan pelibatanmereka dalam program pembangunansanitasi. "Tapi sebelum mengharapkankesadaran masyarakat, yang terpentingadalah membangun perhatian dankesadaran di tingkat para pengambilkeputusan, baik eksekutif, legislatif,maupun yudikatif agar terbina pula kemi-traan lintas sektor".

Sanitasi dan Target MDGsSaat ini, Indonesia terus berproses

dalam mencapai target Millenium De-velopment Goals. Pada 2015, Indonesiaditargetkan telah dapat mencapai target65 persen penduduk telah mendapatakses ke sanitasi layak.

Tahun 2007 lalu, laporan MDGsmenyatakan akses sanitasi di Indonesiatelah mencapai 68 persen yang berartitelah melampaui target MDGs. Namunditengarai masih banyak sarana yang se-benarnya belum memenuhi persyaratan,sehingga secara kuantitas sudah me-madai tapi kualitasnya masih jauh darimemadai.

Menurut Val, semua ini harus dikem-balikan pada political will dari para pem-buat keputusan di negeri ini, apakah sa-nitasi sebagai salah satu elemen dasarkeberlangsungan hidup penduduk akanmenjadi perhatian utama atau tidak?

Bila iya, ujar putri pasangan Daniel A.Sani dan Nurdini ini, tentunya akanberdampak pula pada pencapaian maksi-mal MDGs melalui program-programpelatihan, insentif dan peningkatanpengetahuan masyarakat akan pen-tingnya sanitasi layak. "Sehingga terben-tuk pula perilaku yang lebih baik danbertanggung jawab. Apalagi jika disadaribahwa dampak sanitasi yang buruk tidakhanya pada aspek kesehatan tapi juga sosialdan ekonomi," ujar duta lingkungan yangmempunyai basic jurnalis ini.

Val mengajak untuk membangunkebiasaan hidup dengan menjadi "virus"perubahan kepada semua orang yang kitatemui dimana saja dan kapan saja. "Mari,kita peduli sanitasi layak untukmasyarakat!," ajak penulis materi kampa-nye bertajuk Cara Oke Pelihara 13umi(angka 13 dibaca B). Bowo Leksono

TAMU K I TA

27PercikMaret 2008

Val mengajak untukmembangun kebiasa-

an hidup denganmenjadi "virus"

perubahan kepadasemua orang yangkita temui dimana

saja dan kapan saja.

Foto: Bowo Leksono

Page 30: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Dengan berakhirnya program Second Water andSanitation for Low Income Communities (WSLIC-2),pada paruh waktu 2001 hingga 2007, diadakan

Kunjungan Misi Supervisi XI WSLIC-2 ke beberapa kabupatenpenerima program. Kegiatan ini diadakan pada 10-13 Maret2008.

Kunjungan sedianya dilakukan di dua provinsi, yaituSulawesi Selatan dan Jawa Timur. Namun akhirnya hanyaempat kabupaten di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Lamongan,Malang, Sumenep dan Sampang yang disepakati untuk dikun-jungi. Tim supervisi terdiri pemerintah pusat dari berbagaiinstansi, para fasilitator WSLIC-2 dan pemerintah daerahterkait. Untuk efisiensi kunjungan, tim dibagi menjadi dua yaituKabupaten Lamongan dan Malang, serta tim untuk KabupatenSumenep dan Sampang. Sementara Percik mendapat kesem-patan untuk mengunjungi Kabupaten Lamongan dan Malang.Berikut ini laporannya.

Kepala CPMU WSLIC-2 Imam Syahbandi mengatakandalam kunjungan kali ini hendak menggali sebanyak-banyaknyatemuan daerah yang rawan macet sehingga bisa menjadi pem-belajaran bagi kita semua supaya bisa diperbaiki secepatnya.“Ini pekerjaan kita bersama agar sinergi dan mudah dalam me-ngontrolnya,” ungkapnya.

Kabupaten LamonganDi lokasi-lokasi Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum

dan Sanitasi (HIPPAMS) yang dikunjungi, masyarakat desasetempat menyambut baik adanya program ini bahkan me-ngusulkan untuk berlanjut pada tahun 2009. Keberlanjutan dariprogram ini bergantung pada komitmen dan kebijakan peme-rintah daerah setempat apakah mempunyai keyakinan bahwasektor air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) adalahpenting bagi masyarakat.

Kepala Bidang Sosial dan Budaya Bappeda LamonganBambang Pramono mengatakan Pemerintah Daerah Lamongantetap komit terhadap program pemberdayaan masyarakat yangberkaitan dengan sektor AMPL. "Dasar dari komitmen Pemkabakan kami bawa ke panitia anggaran untuk keberlanjutan pro-gram ini agar bantuan dari Bank Dunia tidak sia-sia," tuturnya.

Sementara CPMU WSLIC-2 Imam Syahbandi mengatakandalam kunjungan kali ini hendak menggali sebanyak-banyaknyatemuan daerah yang rawan macet sehingga bisa menjadi pem-

belajaran bagi kita semua supaya bisa diperbaiki secepatnya."Ini pekerjaan kita bersama agar terjadi sinergi dan mudahdalam mengontrolnya," ungkapnya.

Asosiasi HIPPAMSHIPPAMS desa telah membentuk asosiasi HIPPAMS yang

merupakan wadah untuk koordinasi, komunikasi, konsultasi,dan forum pemecahan masalah agar sarana air bersih (SAB)dapat dikelola secara profesional. Asosiasi ini bernama AsosiasiHIPPAMS Banyu Urip

Asosiasi ini berdiri pada 30 Juni 2003 dan secara resmiberbentuk koperasi pada 24 Februari 2005. Sekarang asosiasiini sudah memiliki 119 anggota HIPPAMS desa, 40 desadiantaranya dari proyek Departemen Pekerjaan Umum.

Ketua Asosiasi sekaligus Koperasi Serba Usaha (KSU) HIP-PAMS Banyu Urip Kasdan mengatakan selama ini asosiasi dankoperasi ini mengandalkan modal mandiri dengan iurananggota sebesar Rp 5 juta tiap HIPPAMS desa. "Saat ini, KSUHIPPAMS Banyu Urip mengelola aset sebesar hampir Rp 200juta yang antara lain melakukan kegiatan pinjaman murah,"katanya.

Asosiasi dan KSU HIPPAMS Banyu Urip sedang melakukanreplikasi program baru terhadap 40 desa di wilayah KabupatenLamongan. "Kami mengharapkan bantuan modal untuk kelang-sungan koperasi ini," tutur Kasdan.

Kunjungan ke Desa-Desa HIPPAMSDesa pertama yang dikunjungi tim Supervisi adalah Desa

Geger, Kecamatan Turi. Desa ini baru memiliki sumur borbelum genap dua tahun. Sebelumnya masyarakat desamemenuhi kebutuhan air bersih dari telaga dan sungai.

Sekitar 476 kepala keluarga (sekitar 55 persen dari total KK)di Desa Geger telah menjadi pelanggan HIPPAMS desa. Sisanya,

SEPUTAR WSL IC

KUNJUNGANMISI SUPERVISI XIWSLIC-2

28 PercikMaret 2008

Tim WSLIC-2 saat mengunjungi sumber mata air di Desa Karangsuko,Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Foto: Bowo Leksono.

Page 31: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

masyarakat mengakses melalui hidran umum yang tersediayang pengelolaan dan perawatannya oleh keluarga tidak mampudengan ketentuan tarif Rp 100 setiap 3 liter air.

Menurut Ketua HIPPAMS Desa Geger Khoirul Hudah, pen-dapatan dalam sebulan mencapai Rp 2 juta. "Saat ini terdapatkas sejumlah Rp 30 juta dan ke depan akan digunakan untukinvestasi ternak pada masyarakat kecil," katanya.

Kepala Desa Geger Bambang S mengatakan keberadaan airbersih telah mendorong perubahan perilaku dalam hal hidupbersih bagi masyarakat, terutama bagi anak-anak sekolah didesa itu. "Kegiatan kaum perempuan melalui PKK juga kembalihidup dengan dukungan dana dari HIPPAMS desa," katanya.

Perubahan perilaku juga berpengaruh pada kegiatan BAB.Sebelum ada WSLIC, banyak terjadi perilaku tidak menye-nangkan. Masyarakat melakukan BAB sembarangan di belakangrumah dan di pinggir kali. Kemudian WSLIC menyumbangsejumlah 111 jamban bergulir. Sayang, keberhasilan ketersedia-an sarana air bersih tidak terus diikuti dengan perbaikan sa-luran air yang memadai, sehingga di hampir seluruh sudut desaair kotor menggenang.

Dari Desa Geger, kunjungan bergeser ke Desa Sidobogem,Kecamatan Mulyo. Sumur bor sedalam 60 meter dibangun sejaktahun 2004 di lokasi sebelah balai desa. Beberapa hidran umumjuga dibangun di pojok desa yang juga dikelola oleh masyarakatmiskin dengan pendapatan Rp 100 untuk dua ember air bersih.Sebelumnya masyarakat mengakses air dengan cara memben-dung sungai dan mengalirkan air dari waduk Prigetan.

Kabupaten MalangKunjungan Misi Supervisi di Kabupaten Malang dilakukan

ke dua desa yaitu Desa Putukrejo dan Desa Karangsuko. KepalaBappeda Kabupaten Malang Nehruddin mengatakan programWSLIC-2 dalam lima tahun terakhir dirasa sangat menolongsekali bagi masyarakat. "Dari 390 desa di Kabupaten Malang, 40persen diantaranya kesulitan air bersih," katanya.

Di Desa Putukrejo Kecamatan Gondanglegi, pembangunansarana air bersih dimulai sejak 2004. Namun hingga tiga kalidilakukan pengeboran namun belum menuai hasil sampaiakhirnya pindah opsi yaitu mengangkat air bersih dari sumberSira yang juga mampu mengairi sawah seluas 700 hektar. Barupada tahun 2006, masyarakat Desa Putukrejo menikmati airbersih dengan membangun sumur pompa dengan debit air 7liter per detik.

Untuk mengelola kebutuhan air bersih masyarakat, dibentukBadan Pengelola Sarana Air Bersih dan Sanitasi (BPSABS)Sumber Sira. Pembentukan badan ini melalui proses (i)Musyawarah Desa dan kemudian (ii) ditetapkan melaluiKeputusan Kepala Desa. BPSABS ini telah beroperasi sejakJanuari 2007.

Pemasukan rata-rata per bulan bagi BPSABS sebesar Rp 7juta. Untuk insentif pengurus termasuk penjaga Rp 2,5 juta,penyusutan Rp 500 ribu, cadangan Rp 1 juta dan sisa per bulanRp 1 juta.

BPSABS Sumber Sira juga mampu melayani desa lain yaituDesa Sumber Jaya dan Desa Ketawang dengan biaya sambung-an Rp 1 juta untuk desa tetangga sementara penduduk desa asalRp 500 ribu. Sekarang terdapat 433 pelanggan dan terus berlan-jut.

Menurut Ketua BPSAB Desa Putukrejo H. Rusdi, untuk sa-nitasi di Desa Putukrejo belumlah sempurna karena usia WSLICyang baru berjalan 14 bulan. "Masih perlu waktu untuk per-baikan sarana sanitasi dan perubahan perilaku," katanya.

Sementara di Desa Karangsuko Kecamatan Pagelaran,sebelum tersedianya air bersih, warga mengonsumsi air dari iri-gasi. Baru pada 2005, WSLIC-2 masuk. Terdapat lima sumbermata air salah satu yaitu sumber Maron yang dimanfaatkanberdebit 460 liter per detik tapi hanya dimanfaatkan 4 liter perdetik. Pada akhir 2006 mampu membagi air dengan tetanggadesa yaitu Desa Sukasari dan Gondanglegi Kulon. Saat ini terda-pat 739 konsumen.

Ketua BPSABS Desa Karangsuko Sayyid Muhammad me-ngatakan untuk penggalakan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) dilakukan melalui bidan desa dan kader PHBS. "Kamisudah mampu membangun empat Posyandu lansia dan beren-cana membeli mobil ambulance desa," katanya.

Untuk urusan sanitasi, Sayyid mengakui masih terdapatmasyarakat yang BAB sembarangan di sungai. "Kami tak maumelarang tanpa adanya solusi. Kami berencana membangunjamban umum di dekat sungai," ungkapnya.

Temuan MenarikSecara umum, ketersediaan air bersih bagi masyarakat ikut

mendorong perekonomian desa. Hal ini terlihat dari berkem-bangnya omset BPSABS, bahkan sistem administrasi BPSABSSumber Sira didukung oleh ketersediaan perangkat komputerberikut perangkat lunaknya berupa sistem komputerisasi pemba-yaran pelanggan. Namun yang kurang mendapat perhatian adalahpenanganan air limbah yang berasal dari rumah penduduk yangtelah mendapatkan layanan air bersih.

Disamping itu, mengemuka juga baik di Kabupaten Malang dandi Kabupaten Sampang persaingan antara BPSABS/HIPPAMS danPDAM. Sehingga terdapat penduduk yang menjadi pelanggan ke-duanya, atau berpindah dari PDAM ke BPSABS. Kondisi inisebaiknya dihindari karena akan mengakibatkan kemungkinan ter-jadinya 'over investment' di satu lokasi. Seharusnya dibuat peng-aturan sehingga paling tidak terjadi sinergi diantara keduanya danbukannya malah terjadi persaingan diam-diam.

Kemandirian masyarakat dalam mengelola fasilitas yang adasudah terbukti, termasuk juga keinginan kuat dari pemerintah dae-rah untuk mereplikasi pendekatan WSLIC-2. Namun tentunyamasih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sepertipemerintah daerah sebaiknya mempunyai rencana pengembangansistem air minum sebagaimana diamanatkan oleh regulasi yangada. Hal ini akan memudahkan dalam mensinergikan upaya penye-diaan air minum, baik sistem perpipaan maupun non-perpipaan,oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat. Bowo Leksono/OM

SEPUTAR WSL IC

29PercikMaret 2008

Page 32: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Pelaksanaan Indonesia Sa-nitation Sector Develop-ment Program (ISSDP)

Fase 1 yang dimulai April 2006silam dan berakhir Maret 2008.Tiga kegiatan ISSDP adalahmembantu pemerintah pusatdalam penyusunan kerangkakerja pembangunan sanitasi yangberkelanjutan, peningkatan kesa-daran terhadap sanitasi dan peri-laku hidup sehat, serta penguatankapasitas pemerintah kota dalampenyusunan strategi pembangun-an sanitasi.

Selain menghasilkan berbagaiproduk dari kegiatan-kegiatantersebut, seiring perkembanganprogram, muncul isu-isu strategis sani-tasi yang memerlukan pembahasan danrencana tindak lebih lanjut.

Pembahasan dan penyusunan ren-cana tindak lanjut tersebut akan dila-kukan oleh Tim Teknis Pembangunan Sa-nitasi yang telah ditetapkan melalui SKDeputi Sarana dan Prasarana BappenasNomor: KEP. 01/D. VI/11/2007.

Pada SK tersebut, Tim Teknis Pem-bangunan Sanitasi terdiri dari lima Ke-lompok Kerja yaitu Bidang Kesehatanyang bertugas mencakup aspek-aspek pe-ningkatan kualitas hidup masyarakatyang bersih dan sehat. Kemudian ruanglingkup Bidang Teknis mencakup aspek-aspek teknis terkait pembangunan saranadan prasarana sanitasi.

Bidang Kelembagaan akan bertugasmencakup aspek-aspek pengaturan ke-lembagaan dalam pembangunan sanitasi.Sedangkan Bidang Pemberdayaan Masya-rakat meliputi aspek-aspek pemberdayaan,pelibatan dan kerjasama masyarakatdalam pembangunan sanitasi. Terakhiradalah Bidang Pendanaan dengan ruanglingkup pada aspek-aspek pendanaan pem-bangunan sanitasi dengan sumber pen-danaan dalam dan luar negeri.

Terkait berakhirnya pelaksanaanISSDP Fase I yang telah dilakukan dienam kota (Blitar, Solo, Denpasar, Jambi,Banjarmasin, dan Payakumbuh), pro-gram ini akan dilanjutkan dalam ISSDPFase II yang dimulai pada April 2008hingga Desember 2009. Pada Fase II ini,program akan lebih menekankan padareplikasi di beberapa kota lain denganmelibatkan provinsi serta proses yanglebih komunikatif antara pemerintahpusat, provinsi, dan kota.

Konsep pelaksanaan ISSDP Fase IImenjadi salah satu agenda yang dibahaspada "Lokakarya Evaluasi ISSDP Fase I"di Bogor pada 5-6 Februari 2008.Lokakarya ini merupakan forum konsoli-dasi rencana kerja Tim Teknis Pem-bangunan Sanitasi secara terintegrasi.

Lokakarya yang dibuka DirekturPermukiman dan Perumahan BappenasBudi Hidayat, diharapkan dapat meng-hasilkan rencana kerja Tim TeknisPembangunan Sanitasi terkait kegiatanISSDP, khususnya untuk tahun 2008.

Salah satu kegiatan dalam lokakaryaini adalah diskusi kelompok bidang kerjayang menghasilkan beberapa rekomen-dasi dan rencana kerja. Bidang kesehatan

akan melakukan evaluasistrategi lima kampanye sani-tasi serta menyertakan dataEnvironmental Health RiskAssessment (EHRA) dalamRencana Pembangunan In-vestasi Jangka Menengah(RPIJM) Nasional dan Dae-rah.

Bidang Teknis akan men-sosialisasikan SPM ke daerahserta mengembangkan BukuPanduan Sanitasi. Bidangkelembagaan diharapkan da-pat melakukan persiapanprovinsi untuk pembentukanTim Pengarah PembangunanAMPL dan Tim Teknis Sani-

tasi, penyusunan kerangka kebijakannasional serta perbaikan perda sanitasi,dan replikasi best practices ISSDPmelalui propinsi ke kota-kota lain.

Bidang Pemberdayaan masyarakatakan melakukan penyusunan modulpelatihan dasar fasilitasi dan pelaksanaanTOT di tingkat provinsi, pembuatan si-labus replikasi Strategi Sanitasi Kota(SSK) dan penetapan penguatan kapa-sitas sebagai prasyarat pelaksanaan pem-bangunan sanitasi.

Sementara Bidang Pendanaanberencana mengembangkan channel-ing fund untuk sanitasi dan peman-faatan keberadaan Pokja sebagai alter-natif pola pendanan dengan sistem off-budget dimana masing-masing instan-si memperjuangkan dana sanitasimelalui SKPD.

Lokakarya ditutup oleh Nugroho TriUtomo dengan menyampaikan tindaklanjut lokakarya berupa rencana pelak-sanaan pertemuan Tim Teknis Pem-bangunan Sanitasi untuk membahaslebih lanjut isu yang belum terselesaikandan penyusunan program untukmenyambut Tahun Sanitasi Internasional2008. Tim ISSDP

SEPUTAR ISSDP

30 PercikMaret 2008

Lokakarya Evaluasi ISSDP Fase 1Konsolidasi Rencana Kerja Tim Teknis Pembangunan Sanitasi

Foto: ISSDP

Page 33: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Selama ini belum banyak kota yangmemiliki data sanitasi secaramenyeluruh dan terintegrasi.

Kalaupun ada, biasanya data sektoralsesuai dengan bidang garapan tiap sek-tor. Kadang-kadang data-data yang adabertentangan satu dengan yang lain.Akibatnya, sulit menentukan data manayang harus digunakan sebagai acuandalam pengembangan strategi sanitasi.

Karena itu, tahapan awal sebelummenyusun suatu Strategi Sanitasi Kota(SSK), kota-kota yang terlibat dalamISSDP harus memiliki buku putih sani-tasi. Buku ini merupakan hasil kompilasidata sekunder dari semua sektor terkait.Buku putih memuat data dasar kotaseperti: penduduk, perumahan, kepa-datan, batas wilayah, indikator kemiskin-an, peta berdasarkan kondisi sanitasi,jenis layanan, dan sebagainya. Selain itu,buku putih ini harus memuat peran dantanggung jawab kelembagaan bagi penye-lenggara dan pengelola layanan pra-sarana serta prakarsa proyek sanitasiyang ada. Data-data dalam buku putih inimerupakan data dasar yang bisa meng-gambarkan tingkat layanan, kebutuhan,dan prioritas yang harus diambil dalampengembangan sanitasi ke depan.

Pada tahap berikutnya, buku putih inidilengkapi pula dengan hasil riset risikokesehatan lingkungan yang dikenal seba-gai EHRA (Environmental Health RiskAssessment). Hasil riset ini merupakandata primer yang diambil langsung darimasyarakat secara menyeluruh melaluisebuah survei yang dilakukan olehmasyarakat sendiri. Data ini nantinyadigunakan untuk menyusun rencana aksidan prioritas pengembangan sanitasipada kawasan tertentu di perkotaan.

Pokja Sanitasi Bukan pekerjaan mudah menyatukan

data-data yang tersebar dan melakukan

riset sanitasi kota dengan melibatkanbanyak sektor. Untuk penyusunan bukuputih dan lebih jauh dalam penyusunanStrategi Sanitasi Kota memerlukan kerjasama dan komitmen bersama. Langkahini bisa terwujud jika ada koordinasiantar para pemangku kepentingan dibidang sanitasi dan dukungan daripengambil kebijakan.

Pembentukan kelompok kerja (pokja)sanitasi secara formal menjadi jalan bagiupaya itu. Bappeda bisa menjadi inisiatorpembentukannya sekaligus mengkoordi-

nasikan kegiatan pokja. Unsur-unsurkesehatan, pekerjaan umum, lingkunganhidup, kebersihan, pendidikan, dan lain-nya bergabung di dalamnya.

Keberadaan pokja sanitasi harusmemperoleh dukungan penuh darikepala daerah dan wakil rakyat (DPRD)secara penuh. Mengapa? Karena pokjabutuh limpahan wewenang untuk men-jalankan aktivitasnya secara leluasa.Apalagi tugas pokja bersifat berkesinam-bungan dalam rangka mengawal pe-ngembangan sanitasi di tingkat kota.

Perlu diingat, pembentukan pokjasanitasi tidak sekadar membentuksebuah organisasi baru. Pokja sanitasiadalah lokomotif bagi pengembangansanitasi. Karenanya, pengembangan ka-pasitas kelembagaan dan individu yangterlibat di dalamnya adalah sebuah kenis-cayaan.

Kerja pokja sanitasi yang efektif akanmenjamin munculnya out put yang baik.Salah satu indikator awal keberhasilanpokja sanitasi adalah buku putih sanitasikota. Mujiyanto

SEPUTAR ISSDP

31PercikMaret 2008

Buku Putih, Gambaran KondisiSanitasi Komprehensif

Buku putih inidilengkapi pula dengan

hasil riset risikokesehatan lingkunganyang dikenal sebagaiEHRA (Environmental

Health RiskAssessment).

Foto: ISSDP

Page 34: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Sudah empat tahun sejak 2004,WASPOLA mendampingi 49 dae-rah kabupaten/kota melakukan

adopsi dan implementasi KebijakanNasional AMPL-BM. Banyak kemajuanyang telah dicapai dalam kurun waktutersebut. Dari seluruh jumlah daerahdampingan tadi, 44 kabupaten/kota telahmemiliki rencana strategis pembangunanAMPL untuk daerahnya masing-masing.Hampir setengahnya pula yang telahmenindaklanjuti renstra tersebut.

Belum semua daerah dampingan me-nindaklanjuti renstra, sementara masihbanyak kabupaten/kota lain yang perlumengadopsi kebijakan AMPL pula, semen-tara WASPOLA 2 akan berakhir 2008 ini.

Menyikapi kondisi ini, WASPOLAbersama Pokja AMPL Nasional meng-adakan Lokakarya Konsolidasi Pelaksa-naan Kebijakan Nasional AMPL BerbasisMasyarakat. Dalam lokakarya ini yangdiselenggarakan pada tanggal 2-6 Maret2008, di Bali, WASPOLA, Pokja AMPLNasional, Provinsi dan Daerah, melaku-kan evaluasi, koordinasi, dan konsolidasihasil pelaksanaan kebijakan.

Setidaknya ada tiga poin yang diha-rapkan dari adanya lokakarya ini yaitumencari tahu apa yang harus dilakukan,menyepakati agenda bersama antara pu-sat dan daerah, serta menyepakati me-kanisme tindak lanjut kegiatan pusat dandaerah setelah berakhirnya WASPOLA.

Di antara agenda acara lokakarya,diselenggarakan juga sebuah talkshowyang menghadirkan tiga bupati daerahdampingan WASPOLA. Ketiganya yaituGusmal, Bupati Kabupaten Solok, SitiQomariyah, Bupati Kabupaten Peka-longan, dan Iwan Bokings, BupatiKabupaten Boalemo.

Dari talkshow ini digali pengalamandari daerah-daerah yang dipimpin tigabupati tersebut dalam adopsi dan imple-mentasi kebijakan AMPL serta inovasidalam menyikapi berbagai kendala yangada. Hadirnya 3 pimpinan daerah dalamtalkshow tersebut diharapkan dapatmemberikan inspirasi bagi daerah laindalam menyikapi berbagai isu pemba-ngunan AMPL di daerah.

Dalam talkshow ini pula hadir per-wakilan dari pusat untuk memberikanpandangannya secara umum terhadappelaksanaan kebijakan di daerah. Daripusat hadir Budi Hidayat, DirekturPermukiman dan Perumahan Bappenas,Wan Alkadri, Direktur PenyehatanLingkungan, Departemen Kesehatan, danSoesmono, Direktur Penyehatan Ling-kungan Permukiman, Departemen Pe-kerjaan Umum.

Dari pengalaman ketiga daerah nara-sumber, ternyata dana tak tersangkadalam APBD bisa dijadikan sebagai sum-

ber dana yang dapat diakses oleh sektorAMPL seperti halnya di Pekalongan. DariBoalemo, ternyata daerah juga telahmampu menangkap peluang pendanaandari pihak eksternal seperti CAREInternational. Sementara di Solok, terlihatadanya desentralisasi tanggung jawab yangbisa dibagi bersama masyarakat seperti hal-nya masyarakat nagari. Hal-hal ini menjadiinspirasi daerah lainnya untuk menembusketerbatasan yang ada.

Di akhir lokakarya berhasil disepakatibeberapa hal (i) meningkatkan kerjasama diantara pokja AMPL nasional dan pokjaAMPL daerah dengan menjadikan pokjaAMPL propinsi sebagai ujung tombak koor-dinasi, fasilitasi, advokasi yang dilakukanoleh pokja AMPL nasional terhadap pokjaAMPL kabupaten/kota; (ii) menetapkanfocal point di masing-masing pokja daerahsebagai penghubung antarpokja; (iii) me-ningkatkan kampanye publik dan dimulaidengan berpartisipasi memperingati HAD2008. FN

SEPUTAR WASPOLA

32 PercikMaret 2008

Lokakarya Konsolidasi HasilPelaksanaan Kebijakan Nasional

AMPL-BM di Daerah

Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas memberi sambutan pembukaan didampingi DirekturPengembangan PLP Dep. PU (kiri) dan Direktur Penyehatan Lingkungan Depkes. Foto: Dormaringan.

Page 35: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Lokakarya penyusunan programstrategis pembangunan AMPL diProvinsi Jawa Tengah merupakan

salah satu inisiatif Kelompok Kerja AMPLdalam upaya menindaklanjuti hasil fasili-tasi pelaksanaan kebijakan. Diseleng-garakan pada 25-26 Maret 2008 di Sa-latiga disponsori oleh UNICEF JawaTengah.

Dukungan UNICEF dalam penyusunanRenstra AMPL ini diharapkan menjadipintu masuk bagi UNICEF dalam pengem-bangan Program Water EnvironmentalSanitation di Jawa Tengah yang padasaat ini baru dilaksanakan di satu daerahdi Kabupaten Klaten. Lokakarya inidihadiri oleh 30 orang peserta dari unsurKelompok Kerja Provinsi, semua dinasterkait AMPL serta perwakilan dari tigakabupaten sebagai narasumber ataspelaksanaan Renstra AMPL yang telahdisusun yaitu Kabupaten Kebumen,Kabupaten Grobogan dan Pekalongan.

Lebih dari 26 Juta Orang BelumMenikmati Layanan AMPL yangLayak

Menurut paparan kemajuan pemba-ngunan AMPL oleh Dinas Kimtaru sam-pai saat ini masih ada 25 juta orang di

Jawa Tengah tidak mendapatkan akseslayanan air minum dengan layak. Kondisiini merupakan salah satu mandat yangmengharuskan Kelompok Kerja AMPLProvinsi Jawa Tengah untuk bertindakdan berinisiatif melalui penyiapanRencana Strategis Pembangunan AMPLyang nantinya dijadikan acuan dalampenyusunan Rencana Kerja SKPD.

Perlu Investasi Rp 1,7 Triliun untukAir Minum dan Sanitasi

Hitungan secara kasar menurut DinasKimpraswil, di Jawa Tengah sampaitahun 2015 untuk pemenuhan layananair minum dan sanitasi secara keselu-ruhan di perkotaan dan perdesaan diper-lukan investasi sebesar Rp 1,7 triliun.

Masih Ada Anggapan bahwa In-vestasi untuk Air Minum danSanitasi sebagai Biaya

Cara berpikir seperti inilah meru-pakan penyebab utama mengapa airminum dan sanitasi selama ini belumdianggap sebagai prioritas pembangun-an. Diilustrasikan oleh Dinas Kimtarudengan investasi X rupiah untuk layananAMPL maka akan mengurangi resikopenyakit yang akhirnya terjadi penghe-

matan biaya untuk pengobatan.Sebaliknya dengan kondisi layanan

AMPL yang buruk karena tidak ada/ku-rangnya investasi maka resiko penyakitkarena faktor air dan lingkungan terja-di dan ujung-ujungnya terjadi pe-ngeluaran biaya. Yang lebih paradokslagi menurut beberapa peserta darikabupaten institusi rumah sakitdijadikan target sebagai salah satusumber pendapatan daerah.

Ego SektoralPeserta lokakarya merasakan selama

ini masih terjadi praktek ego sektoraldalam menangani pembangunan AMPL.Banyak dinas yang menangani tetapimasing-masing memiliki kebijakan danhal ini memiliki mata rantai dengan kebi-jakan departemennya. Semua sepakatego sektoral harus dihilangkan. Semuapeserta meneriakkan yel "Ayo Sinergi".

FOKUS LOKAKARYA

Tiga Isu Strategis dalam Pemba-ngunan AMPL

Lokakarya ini secara intensif men-diskusikan beberapa isu atau permasala-han yang dikemukakan oleh DinasKimtaru, Dinas Kesehatan, Bapedal danDinas Sumber Daya Alam dalam pengelo-laan pembangunan air minum dan sani-tasi dari hulu sampai hilir. Terdapat lebihdari 50 daftar masalah yang teridenti-fikasi yang pada akhirnya dikerucutkanmenjadi 3 masalah mendasar sebagaiusulan isu strategis yang akan dijabarkandalam dokumen Renstra AMPL Provinsiyaitu; rendahnya komitmen pengambilkebijakan terhadap AMPL, semakin ren-dahnya kualitas lingkungan (sebagaipenghasil air baku) dan rendahnyakepedulian masyarakat terhadap PerilakuHidup Bersih dan Sehat.

SEPUTAR WASPOLA

33PercikMaret 2008

Lokakarya Penyusunan Program StrategisPembangunan AMPL di Provinsi Jawa Tengah

Didukung UNICEF

Foto: Sekretariat KHPPIA Jateng

Page 36: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Data AMPLSecara khusus topik mengenai data

AMPL didiskusikan melalui diskusikelompok. Data merupakan pintu masukdalam kita menyusun Renstra AMPL.Persoalan data merupakan persoalanyang cukup pelik di Jawa Tengah seba-gaimana yang dialami di tingkat nasionalyang selalu muncul persoalannya.

Lokakarya telah menyepakati dataumum yang ada akan dijadikan dasardalam penyusunan Renstra tanpa me-ngurangi data khusus sesuai dengantupoksi dinas dan akan dilakukanpenyempurnaan secara bertahap karenaRenstra yang akan disusun ini meru-pakan dokumen yang dinamis dan akansenantiasa di-update.

Harapan DaerahTiga daerah yang hadir sebagai nara-

sumber yaitu Kebumen, Grobogan danPekalongan menyampaikan pandangan,masukan dan harapan terhadap RenstraProvinsi berdasarkan isu yang dihadapioleh daerah. Harapan dan masukanutama dari daerah adalah perlunyaprovinsi memuat kebijakan atau programstrategis dalam Renstranya antara lain:

1. Kebijakan untuk mendorong pim-pinan daerah/kabupaten/kota un-tuk menempatkan AMPL sebagai

salah satu prioritas pembangunan.2. Kebijakan mengenai kemitraan de-

ngan berbagai pihak dalam upayapeningkatan layanan AMPL di dae-rah.

3. Kebijakan mengenai penguatan ka-pasitas SDM Pokja AMPL daerah

yang berorientasi pada kelestarianlingkungan.

4. Mendorong dan mendukung upayadaerah dalam program sanitasiberbasis masyarakat.

Harapan dan masukan daerah ini perludilengkapi dengan provinsi memintamasukan dari daerah lain yang tidak diun-dang pada lokakarya putaran pertama ini,khususnya mengenai isu-isu yang relevanyang pada saat ini dihadapi oleh daerah.

Kesepakatan Rencana TindakLanjut

Lokakarya menyepakati untuk me-lakukan lokakarya lanjutan sebanyak 3kali sampai dengan selesainya penyiapandokumen Renstra ini. Lokakarya lanjutanyang pertama akan dilakukan selamabulan April dengan agenda utama me-lengkapi informasi, melakukan analisaterhadap isu strategis, analisis kebijakandan program strategis dan diharapkanmenghasilkan draf I dokumen Renstra.Pertemuan/lokakarya selanjutnya akandisesuaikan dengan kesepakatan pada lo-kakarya pada bulan April yang akandatang. Subari, Bambang dan Huseiyn.

SEPUTAR WASPOLA

34 PercikMaret 2008

Foto: Sekretariat KHPPIA Jateng

Foto: Sekretariat KHPPIA Jateng

Page 37: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Fasilitasi pelaksanaan Kebijakan Nasional PembangunanAir Minum dan Penyehatan Lingkugan BerbasisMasyarakat (AMPL-BM) merupakan proses pembela-

jaran bagi pusat dan daerah (baca: pemangku kepentingan)dalam merubah paradigma pembangunan air minum danpenyehatan lingkungan. Perjalanan kegiatan fasilitasi Kebijakandari tahun 2003 sampai 2007 memberi banyak pengalamanyang patut ditimba baik Pusat maupun Daerah.

Keberlanjutan Pembangunan, Esensi KebijakanKebijakan telah memberikan jalur baru (pathway) dalam

penalaran dan arahan mengenai paradigma baru pembangunanAMPL, khususnya perhatian atas pentingnya pembangunanyang berkelanjutan dan proses "menempatkan" masyarakatsebagai pelaku utama dalam pembangunan. Sehingga bukantanpa sengaja, Kebijakan secara khusus ditujukan untuk meng-hasilkan adanya keberlanjutan dan penggunaan yang efektif,yang secara prinsip diwujudkannya melalui sebelas prinsipumum kebijakan.

Proses ini didasarkan pada kerangka logis bahwa, sebuahkebijakan (nasional) akan diimplementasikan oleh daerah apa-bila kebijakan tersebut dipahami dan diterima sebagai acuanyang dipedomani yang selanjutnya dioperasionalisasikan kedalam program melalui fungsi dinas dan instansi terkait di dae-rah. Dalam konteks fasilitasi WASPOLA, tahapan fasilitasiberdasarkan milestone keberlanjutan adalah sebagai berikut:

Promosi/Pemasaran Kebijakan Promosi kebijakan menjadi bagian terpenting dalam layanan

fasilitasi pelaksanaan kebijakan. Promosi dikembangkansebelum, saat dan pascafasilitasi Kebijakan. Dalam seleksi dae-rah, eksistensi kebijakan dipromosikan melalui lokakarya dise-minasi kebijakan di tingkat nasional dihadiri oleh daerah-daerah

potensial dalam rangka penjaringan minat daerah, lokakaryadiseminasi kebijakan di daerah dan road show kebijakan kepa-da pimpinan daerah untuk menggalang dukungan mengenaipelaksanaan kebijakan di daerah dan diseminasi kebijakankepada publik melalui piranti media.

Hasilnya cukup menggembirakan dan hingga kini 62 daerahtelah menjadi lokasi untuk memperoleh layanan fasilitasi pelak-sanaan kebijakan, adopsi kebijakan ke dalam proyek-proyekterkait dan minat lembaga donor untuk menjadikan kebijakannasional sebagai platform proyek AMPL yang dilaksanakan.Hasil lain adalah lahirnya gerakan AMPL melaluijaringan/forum dan semakin besarnya intensitas perhatianmedia terhadap isu AMPL.

Pendampingan LapanganPendampingan lapangan dilaksanakan berdasarkan per-

mintaan. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip kebijakan pen-dekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach).Secara dinamis pelaksanaan pendampingan mengalami evolusidari pendampingan berbasis kabupaten pada tahun 2003-2004menjadi pendampingan berbasis provinsi mulai tahun 2005 dansejak tahun 2007 pendampingan intensif telah berubah menja-di pendampingan non-intensif berdasarkan agenda yang dise-pakati kecuali dua provinsi baru yaitu di Sulawesi Tenggara danNusa Tenggara Timur.

Pergeseran pendekatan pendampingan menunjukkanadanya perkembangan kemandirian daerah khususnya provinsidalam pengelolaan kegiatan pelaksanaan kebijakan. Hal ini jugamengindikasikan terjadinya proses transformasi keterampilanfasilitasi dari konsultan kepada Kelompok Kerja AMPL daerah.Hasil yang dapat dilihat dari proses pendampingan evolutifadalah inisiatif daerah untuk menindaklanjuti pelaksanaankebijakan dari berbasis dorongan konsultan menjadi pelak-sanaan kegiatan berbasis prakarsa daerah sendiri dan posisikonsultan menjadi nara sumber. Dengan kata lain ada atau tidakada konsultan kegiatan pelaksanaan kebijakan berjalan khusus-nya di Sumatera Barat, Banten, Jawa Tengah dan Gorontalosedangkan untuk provinsi lain masih memerlukan dorongankhusus.

Penguatan KapasitasKegiatan penguatan kapasitas melalui serangkaian

lokakarya dan pelatihan tematik dirancang dengan memperim-bangkan nilai strategis terhadap keberlanjutan pelaksanaankebijakan. Secara umum kegiatan penguatan kapasitas memuattiga domain yaitu peningkatan pengetahuan dan wawasan,

SEPUTAR WASPOLA

35PercikMaret 2008

KILAS BALIKHasil Fasilitasi Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL-BM di Daerah

Page 38: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

perubahan sikap, dan peningkatan kete-rampilan.

Dari serangkaian pelatihan/lokakaryatematik, pelatihan penyusunan RenstraAMPL merupakan kegiatan penguatankapasitas yang secara langsung men-jawab kebutuhan dalam rangkapenyusunan strategi pembangunanAMPL daerah, pelatihan dasar fasilitasisecara langsung dapat menjawab kebu-tuhan peningkatan keterampilan prosesoperasionalisasi kebijakan dan pelatihanCLTS mendorong inisiatif daerah dalampengembangan program sanitasi berbasismasyarakat.

SAATNYA DAERAH SENDIRI BERTINDAKMenjelang Proyek WASPOLA-2Berakhir

Sebagai kegiatan atau diistilahkanproyek, WASPOLA-2 akan berakhirsecara formal pada Juni 2008 dan tibasaatnya Pemerintah Daerah sendiri yangharus mengambil alih kegiatan dalamupaya menindaklanjuti hasil fasilitasipelaksanaan kebijakan.

Pelatihan Lanjut KeterampilanFasilitasi

Pelatihan ini dimaksudkan untukmenjawab isu dan permasalahan ter-batasnya kapasitas dan jumlah SDMfasilitator di daerah. Pelatihan diseleng-garakan di Yogyakarta pada 19-23Desember 2007 diikuti anggotaKelompok Kerja AMPL Provinsi.Kegiatan ini dirasakan besar manfaatnyabagi peserta dalam peningkatan kapa-sitas fasilitasi. Bukti peningkatankemampuan peserta dalam pelatihan iniditunjukan dalam pelaksanaan lokakaryaoperasionalisasi kebijakan bagi 13 kabu-paten daerah dampingan baru dimanaseluruh proses lokakarya difasilitasi olehpeserta yang telah mendapatkan pelatih-an ini.

Finalisasi dan Tindak Lanjut Ren-stra AMPL Daerah

Renstra AMPL daerah sebagai salahsatu instrumen keberlanjutan pelak-sanaan kebijakan. Dari seluruh daerahyang difasilitasi selama WASPOLA-2 di

46 kabupaten/kota semua telah menyele-saikan kecuali di kabupaten Dompu,Bima dan Sumba Timur yang pada saatini dalam proses penyelesaian. Beberapadaerah telah menunjukkan adanya inisi-atif dalam rangka menindaklanjutiRenstra AMPL dan adopsi kebijakanbervariasi sesuai karakteristinya.

Permasalahan dan kendala dalampelaksanaan Renstra AMPL juga dialamibeberapa daerah karena faktor-faktorantara lain; pergantian pimpinan, mutasianggota kelompok kerja sehingga terjadikekosongan champion AMPL dan alasanketerbatasan dana APBD.

Konsolidasi Hasil PelaksanaanKebijakan

Lokakarya konsolidasi pelaksanaankebijakan dilaksanakan di Bali pada 2-6Maret 2008 membahas berbagai aspekdalam upaya keberlanjutan pelaksanaankebijakan di daerah antara lain pemetaanprogres tekini, isu strategis, prioritaspenanganan, agenda nasional ke depanpascaproyek, mekanisme koordinasi dankomunikasi pelaksanaan kebijakan pas-caproyek. Lokakarya ini menghadirkantiga pimpinan daerah yaitu Bupati Solok,Bupati Pekalongan dan Bupati Boalemountuk menyampaikan pandangan danpengalamannya dalam pelaksanaan dantindak lanjut fasilitasi pelaksanaan kebi-jakan.

Disamping pimpinan daerah, lo-kakarya ini juga menghadirkan praktisidari LSM dan proyek untuk membagipengalamannya dalam pelaksanaan pem-bangunan AMPL-BM serta pengalamanspesifik dari kabupaten dan provinsi

dalam menindaklanjuti hasil pelak-sanaan kebijakan.

Respon Daerah PascalokakaryaRenspon langsung dari masing-ma-

sing daerah telah ditunjukkan denganrencana pelaksanaan perayaan Hari AirDunia dan Tahun Sanitasi Internasional2008 dan masing-masing KelompokKerja telah melakukan koordinasi denganpimpinan daerah khususnya dalammenindaklanjuti Surat Bappenas perihaltindak lanjut lokakarya. Contoh lainditunjukkan oleh Provinsi Jawa Tengahdengan dilaksanakannya lokakaryapenyiapan Renstra AMPL Provinsimelalui kerjasana dengan UNICEF.

Rencana Jangka PendekDalam rangka keberlanjutan program

khususnya melalui peran provinsi, agen-da penting sebelum proyek berakhiradalah penyelenggaraan lokakarya dimasing-masing provinsi dalam rangkapenyiapan Rencana Kerja JangkaMenengah dalam pelaksanaan kebijakanyang diharapkan rencana tersebutdipedomani dalam pengembangankegiatan lebih lanjut.

REFLEKSIApa yang telah dihasilkan?

Rangkaian intervensi dan kegiatanselama proyek WASPOLA telah memper-oleh cacatan penting hasil dan pembela-jaran sebagai bahan refleksi, antara lainpemasaran dan komunikasi kebijakan,pendampingan lapangan, penguatan ka-pasitas, dan renstra AMPL daerah.

Dimana Kita Berada?Sampai berakhirnya proyek WASPO-

LA, Kelompok Kerja AMPL telahmenebarkan konsep dan paradigma pem-bangunan AMPL berbasis masyarakatdalam skala luas melalui media komu-nikasi yang telah terbangun selama ini.Pada saat ini WASPOLA dan KelompokKerja AMPL telah menjadi pusat layananinformasi seputar AMPL dan telah memi-liki mitra sebanyak 62 kabupaten/kotatermasuk dampingan daerah tahun 2007.

SBR/SI/DHS

SEPUTAR WASPOLA

36 PercikMaret 2008

Foto: Waspola

Page 39: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Sebuah lokakarya penting bertajuk "Pengelolaan SampahBerbasis Masyarakat" digelar di Jakarta, 16-17 Januari2008. Lokakarya ini diselenggarakan oleh Jejaring Air

Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) melalui GugusTugas Pengelolaan Sampah (GTPS) yang didukung Japan Bankfor International Cooperation (JBIC) dan Mercy Corps.

Sampai saat ini, belum ada kota/kabupaten yang mampusecara penuh mengelola sampah padahal tingkat pertambahanvolume sampah diperkirakan mencapai 4 persen per tahunnya.Belum lagi tingkat kesadaran masyarakat yang dirasakan masihbelum memadai, sementara upaya para pemangku kepentinganyang peduli tarhadap masalah persampahan masih berjalansendiri-sendiri. Demikian hal yang melatarbelakangi pen-tingnya digelar lokakarya ini.

Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas Dedy SupriadiPriatna dalam sambutan dan pembukaannya yang diwakiliDirektur Permukiman dan Perumahan Budi Hidayat me-ngatakan lokakarya ini salah satu komitmen nasional dan inter-nasional yaitu pengelolaan sampah yang berkelanjutan melaluipeningkatan kepedulian dan upaya sinergi dari para pemangkukepentingan.

Dialog InteraktifPada sesi dialog interaktif menghadirkan empat pembicara

penting yaitu Direktur Penyehatan Lingkungan PermukimanDitjen Cipta Karya Departemen PU Susmono, Asdep UrusanPengendalian Pencemaran Limbah Domestik dan USKKementerian Lingkungan Hidup Tri Bangun Laksono, AnggotaDPR RI Tjatur Sapto Edi, dan Kepala Dinas Kebersihan KotaSurabaya Tri Rismaharini yang dimoderatori Lula Kamal.

Lula Kamal mengawali dengan mempertanyakan nasibRancangan Undang-Undang (RUU) Persampahan yang sudahtiga tahun belum ditetapkan menjadi undang-undang. TjaturSapto Edi menegaskan RUU yang dirancang KementerianLingkungan Hidup telah masuk ke Panitia Kerja DPR. "InsyaAllah, Maret 2008 ini bisa ditetapkan dan diberlakukan sebagaiundang-undang," tegas Tjatur.

Tri Bangun Laksono mengatakan yang dilakukan dalamurusan pengelolaan sampah masih kelas-kelas hobi dan yangindah-indah di tingkat kampung tapi tidak pernah memberikansolusi yang menyeluruh. "Kita butuh lokomotif dalam memasukiera mengolah sampah yaitu undang-undang," katanya.

Sementara Susmono membahas lebih luas, tidak sekedarpengelolaan sampah namun juga limbah. "Namun, meskipunbelum ada UU Persampahan, bisa diterapkan dengan aturanyang ada karena napasnya sama, mengubah pradigma dari

kumpul-angkut-buang menjadi kumpul-angkut-kelola,"tuturnya.

Sementara Tri Rismaharini memaparkan keberhasilan KotaSurabaya dalam mengelola sampah berbasis masyarakat."Percepatan keberhasilan itu karena kami selalu bekerjabersama antara Pemerintah Kota, LSM, media massa, pengusa-ha, dan masyarakat," ujarnya.

Memasuki hari kedua diisi sepenuhnya dengan diskusi paneldan kelompok. Masih tetap menghadirkan tokoh-tokohpengambil kebijakan dan para pelaku pengelolaan sampah yangberbasis masyarakat.

Tri Bangun Laksono (Sony), yang dikenal vokal ini kembalidihadirkan. Bersanding dengan Endang, Kepala Seksi Sampahdan Drainase Direktorat Pengembangan PenyehatanLingkungan Permukiman Dirjen Cipta Karya, Departemen PU.

Kunci persoalan sampah, tegas Sony, yang pertama kaliharus dibenahi adalah kinerja pemerintahnya, bukanmasyarakatnya tapi bukan berarti masyarakat tidak boleh untukberpartisipasi dalam pengelolaan sampah. "Pemkot dan Pemdajangan membantu tapi melaksanakan pengelolaan sampah kare-na berhubungan dengan pelayanan publik," tandasnya.

Sementara Endang memberi gambaran mengapa kita tidakmampu mengurangi jumlah pemulung. Tidak hanya di Jawa,bahkan hingga Papua pun, sampah mempunyai daya tarik yangluar biasa bagi pemulung. "Artinya, tetap ada nilai ekonomisdengan sampah. Namun, meminjam judul tema pada MajalahPercik, bahwa Sampah masih menjadi "Sampah"," katanya.

Lokakarya Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat inidiakhiri dengan diskusi kelompok yang dipandu tim dariWaspola dan ditutup secara resmi oleh Kasubdit Persampahandan Drainase Bappenas Oswar Mungkasa. Bowo Leksono

SEPUTAR AMPL

Lokakarya"Pengelolaan SampahBerbasis Masyarakat"

37PercikMaret 2008

Dialog interaktif pada lokakarya bertajuk "Pengelolaan Sampah BerbasisMasyarakat" 16-17 Januari 2008, di Jakarta diselenggarakan oleh Jejaring

Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Foto: Bowo Leksono.

Page 40: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Selama 30 tahun terakhir, pemerin-tah Indonesia hanya menyediakansekitar Rp 7,7 triliun untuk sektor

sanitasi, artinya hanya Rp 200 per tahununtuk setiap penduduk Indonesia.Padahal kebutuhan minimal akses ter-hadap sarana sanitasi yang memadai se-kitar Rp 47 ribu per orang per tahun.Demikian yang tercatat pada bukuberjudul "Sanitasi Perkotaan; Po-tret, Harapan, dan Peluang" yangditerbitkan Bappenas, WSP-EAP,dan Bank Dunia.

Bayangkan, bagaimana pemba-ngunan sektor sanitasi di Indonesiaguna peningkatan kualitas hidupmanusia dalam mencapai tujuanMillennium Development Goals(MDGs) di tahun 2015 kelak?

Sebuah diskusi media meng-awali dalam menyongsong TahunSanitasi Internasional (TSI) 2008.Diskusi yang digelar Environmen-tal Services Program (ESP/-USAID) pada Selasa, 22 Januari2008 di Jakarta ini menghadirkannara sumber Mantan Duta BesarMDGs untuk Asia Pasifik ErnaWitoelar, Direktur Permukimandan Perumahan Bappenas Budi Hidayat,Dirjen Cipta Karya Departemen Pe-kerjaan Umum Budi Yuwono, dan Ang-gota Komisi VII DPR RI Tjatur Sapto Edi.

Semua orang mengakui sanitasiadalah masalah penting bahkan menjadisalah satu pencapaian tujuan MDGs,namun tidak menjadi isu besar yangmempengaruhi isu politik di negeri ini.Tidak heran bila anggaran untuk menga-lokasikan sektor sanitasi sangatlah kecilyang jauh tertinggal dengan sektor-sektorlain.

Tjatur Sapto Edi mengatakan suatusektor pembangunan biasanya mempu-nyai kekuatan politik bergantung dari

kekuatan anggaran atau yang mempu-nyai daya dorong yang besar. "Sanitasi itutidak memberikan dorongan besar untukpemerintah dari dulu hingga sekarang,"katanya.

Sejatinya, jelas Tjatur, masalah sani-tasi dan lingkungan hidup itu masalahpolitik tapi karena politik itu urusannya

lobi, sekarang pemerintah harus rajinmelakukan lobi politik pada anggota DPRuntuk urusan ini.

Menurut Erna Witoelar, pencapaiansektor sanitasi harus diusahakan secarabersama-sama. Bagaimana caranyaanggaran yang tak menjangkau seluruhIndonesia bisa disinergikan antarapemerintah, swasta, dan lembaga donor."Pengelolaan sanitasi yang baik itu justrumenjadi tanggung jawab pemerintahdaerah," ungkapnya.

Pemerintah, kata Erna, harus mampumenjadi fasilitator bagi masyarakatdalam mengelola sanitasi. "Semakinmaju suatu negara, akan menganggap

tinja dan urin itu bukan sampah yangharus dibuang, tapi itu sumber daya yangperlu diolah," tuturnya.

Sementara Budi Hidayat mema-parkan buruknya pengelolaan sanitasi diIndonesia. Terdapat 6 juta ton tinja pertahun dan 6 juta kubik urin per tahun, 70persen yang diolah dan ditampung de-

ngan baik. "Kemana tinja danurin yang berjumlah 30 persenatau sekitar 1,8 juta ton pertahun?," katanya.

Lebih lanjut, Budi Hidayatmengatakan secara ekonomi,Indonesia mengalami kerugiandari sektor sanitasi mencapai 6juta dolar per tahun. "Walaupunsebenarnya prioritas bukan hanyapada anggaran, terpenting bagai-mana masyarakat mampu hidupsehat," ujarnya.

Menurut Budi Yuwono, pem-bangunan sanitasi di Indonesiaasal sudah tidak lagi dapat terli-hat mata, belum melakukan pe-ngolahan sanitasi dengan baik."Ini yang menjadi tantangan tek-nis bagi sanitasi kita yang jauhtertinggal dengan negara-negara

lain," ujarnya.Budi Yuwono memaparkan Departe-

men PU dalam hal ini Dirjen Cipta Karyamempunyai kebijakan dalam sektor sani-tasi antara lain meningkatkan pengola-han air limbah skala lingkungan, ka-wasan, dan komunitas. "Namun kendala-nya terbatas anggaran, rendahnyakepedulian pemerintah darah, dan ke-lembagaan yang sangat lemah," katanya.

Semua itu, menurut Tjatur, perlumenjadikan sanitasi sebagai prioritaskebijakan nasional. "Perlu upayapenyadaran besar-besaran pemerintahpusat dan daerah khususnya danmasyarakat pada umumnya". BW

SEPUTAR AMPL

38 PercikMaret 2008

Diskusi MediaMenyongsong Tahun Sanitasi Internasional 2008

Diskusi media menyongsong Tahun Sanitasi Internasional (TSI) 2008.Diskusi digelar oleh Environmental Services Program (ESP/USAID)

pada Selasa, 22 Januari 2008 di Jakarta. Foto: Bowo Leksono.

Page 41: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

D alam rangka memperingatiHari Air Dunia (HAD) ke-16,

yang jatuh pada 22 Maret, De-partemen Pekerjaan Umum beker-jasama PT Napindo Media Asha-tama menggelar Pameran dan Se-minar HAD 2008 pada 27-29Maret 2008 di Jakarta Interna-tional Expo (JIEXPO), Kemayor-an, Jakarta.

Adapun tema HAD tahun iniadalah Sanitasi yang sejalan denganditetapkannya tahun 2008 sebagaiTahun Sanitasi Internasional (TSI).Penetapan ini untuk mengingatkankepada pemerintah berbagai negaradan masyarakat dunia akan pentingnyaair dan sanitasi bagi keberlanjutankehidupan umat manusia.

Menteri Pekerjaan Umum DjokoKirmanto dalam sambutan Peluncuran

Pameran dan Seminar HAD 2008, yangdiwakili Sekjen Departemen PU AgusWidjanarko, mengatakan tema inimengingatkan pada kita bahaya pence-maran air sebagai sumber kehidupan

manusia. "Bagaimanapun, sanitasitidak bisa dipisahkan dari air,"katanya, Selasa, 5 Februari 2008, diRuang Pendopo Departemen PU.

Lebih jauh kata Agus, menurutdata pada awal 2005 pemenuhankebutuhan air minum bagi daerahperkotaan sudah mencapai 41persen sementara untuk daerahperdesaan hanya 8 persen. "Me-nurut Rencana Program JangkaMenengan (RPJM), kita harus bisamelayani sampai 66 persen untukdaerah perkotaan hingga akhirtahun 2009," tuturnya.

Pada rangkaian acara pameran,hendak digelar pula seminar dan forumbisnis yang membahas tantangan danpeluang pengelolaan air dengan meng-hadirkan pakar dan praktisi dibidangpengelolaan air. BW

S ejak terbentuknya Jejaring AirMinum dan Penyehatan Lingkungan

(AMPL) Indonesia atau WatsanNetworking Indonesia pada 8 Oktober2007 silam, wadah komunikasi bagi parapemangku kepentingan di sektor AMPLini terus berusaha memperkuat jaringan.

Rapat anggota dengan agenda peneta-pan AD/ART dan Kode Etik JejaringAMPL digelar pada Kamis, 14 Februari2008, di Auditorium DepartemenKesehatan Jakarta. Pada kesempatan itupula dilakukan pemaparan dan diskusiprogram-program Jejaring AMPL tahun2008 termasuk program Gugus TugasPengelolaan Sampah dan Gugus TugasSanitasi.

Direktur Permukiman dan Perumah-an Bappenas Budi Hidayat dalam sam-butannya mengatakan sektor AMPLmasih perlu menjadi perhatian dan

komitmen pemerintah pusat dan pelakudi sektor ini. "Sektor AMPL masih diang-gap kecil jadi tidak begitu diperhatikan.Disisi lain juga penanganan yang belumterpadu, sementara di tingkat masyarakatkesadaran hidup bersih masih rendah,"ucapnya.

Kegiatan Jejaring AMPL kali ini terse-lenggara atas kerjasama EnvironmentalServices Program (ESP) dengan PlanIndonesia. Municipal Water ServicesAdvisor ESP Foort Bustran mengatakanJejaring AMPL sangat diperlukan dalammeningkatkan sinergi program-programuntuk mendapatkan hasil yang lebih baik."Jejaring juga diperlukan untuk men-cakup isu dan strategi komunikasi bagimasyarakat yang memerlukan," ungkap-nya.

Jejaring AMPL ini anggotanya sudahmencapai 43 lembaga dari berbagai sek-tor, antara lain instansi pemerintah,swasta, LSM, lembaga pendidikan, sertamedia massa dan individu. Pada kesem-patan itu dilakukan penandatangananpenetapan AD/ART dan Kode EtikJejaring AMPL oleh sembilan KomitePengarah. BW

SEPUTAR AMPL

39PercikMaret 2008

Peluncuran Pameran danSeminar Hari Air Dunia 2008

Rapat Anggota Jejaring AMPL

Para pendiri Jejaring AMPL saat rapat anggotadengan agenda penetapan AD/ART dan Kode Etikdigelar Kamis, 14 Februari 2008, di Auditorium

Departemen Kesehatan Jakarta.Foto: Bowo Leksono.

Launching Pameran dan Seminar HAD 2008 yangdiselenggarakan Departemen Pekerjaan Umum bekerjasama

dengan PT Napindo Media AshatamaFoto: Bowo Leksono.

Page 42: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Tangan-tangan manusia menggapai-gapai mengharappertolongan pada siapa saja yang bisa menolong. Namuntak ada satupun manusia lain yang mampu menolong,

karena semua penghuni bumi ini turut tertimbun jutaan sam-pah plastik. Demikian sebuah instalasi karya mahasiswaFakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung(ITB) yang turut dipamerkan dalam rangkaian acara bertajukAnti Plastic Bag Campaign, 5-6 Februari 2008, di kampus ITB.

Diperkirakan 500 juta hingga 1 miliar kantong plastik yangdikonsumsi di seluruh dunia setiap tahunnya. Ini berarti hampirmencapai 1 juta plastik per menit. Selain itu, untuk terdekompo-sisi secara sempurna, plastik membutuhkan waktu sekitar 500tahun.

Menurut British Antarctic Survey, kantong plastik telahberubah dari being rare (jarang) pada akhir tahun 80-an hing-ga menjadi menjadi almost everywhere (ada dimana-mana).Sampah plastik yang dibuang sembarangan menyumbat salurandan pintu air, bukan hanya mengancam lingkungan tetapi jugapenduduk perkotaan. Sebagai bukti banjir besar di Bangladestahun 1998 dan di India tahun 2002 disebabkan karena tersum-batnya sungai oleh sampah plastik.

Dalam rangka mendukung kampanye Anti Plastic BagCampaign ini maka Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan(HMTL) ITB menggelar rangkaian acara untuk menghimpundan mengedukasi seluruh aspek masyarakat tentang bahayapenggunaan kantong plastik secara berlebihan dimulai dari ge-nerasi muda dengan dukungan dari instansi pemerintah dannon-pemerintah sehingga diharapkan nantinya akan mencip-takan tren kesadaran bersikap peduli lingkungan di seluruhIndonesia.

Menurut ketua pelaksana Cinta Azwiendasari, Anti PlasticBag Campaign merupakan salah satu wujud tindakan nyatakepedulian mahasiswa dalam upaya menjaga kelestarianlingkungan. "Kampanye ini mengangkat tema reduksi kantongplastik sebagai fokus karena dianggap sebagai salah satu bentukpenerapan teknologi bersih yang paling sederhana dan aplikatifdi masyarakat," tuturnya.

Sebelum dikampanyekan pada masyarakat umum, gerakanAnti Plastic Bag ini lebih dulu dikampanyekan pada mahasiswaITB. Sebanyak 1.000 puisi lingkungan dari siswa beberapa SD diBandung juga dipamerkan. Walaupun masih kecil, merekasudah sadar lingkungan hidup kita semakin rusak.

Dalam acara ini, selain dihibur band-band lokal, ikon kam-panye ini, penulis buku Supernova Dewi "Dee" Lestari juga turutserta. Pengunjung dapat berpartisipasi dengan menandatanganidinding petisi sebagai bentuk dukungan terhadap Anti PlasticBag Campaign dan menuliskan harapannya pada instalasi bumiyang di bagian tengahnya dibolongi dan diisi kantong-kantongplastik bekas.

Pada tanggal 9 Februari 2008, sepanjang Jl. Ganesha diubahmenjadi Plastic Phobia Road. Sebagai pengganti kantong plas-tik, HMTL memroduksi tas kain bertuliskan I'm Your ShoppingBag yang dijual seharga Rp 20.000. Beberapa LSM antara lainUSAID, WWF, Yayasan Pelangi Indonesia, Walhi, Dana MitraLingkungan, Greenpeace, unit U-Green ITB, dan GreenersMagazine juga mendirikan stan di acara ini.

"Acara ini merupakan salah satu wujud tindakan nyatakepedulian mahasiswa dalam upaya menjaga lingkungan," kataCinta. Target dari kampanye ini, lanjutnya, menciptakan suatutren dikalangan anak muda untuk membawa tas sendiri saatberbelanja sebagai pengganti kantong plastik sehingga bisamereduksi sampah. "Sasaran kampanye ini memang anakmuda, yaitu dalam rentang usia 15-25 tahun". BW

SEPUTAR AMPL

ANTI PLASTIC BAGCAMPAIGN DI ITB

40 PercikMaret 2008

Sebuah instalasi karya mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain InstitutTeknologi Bandung (ITB) yang turut dipamerkan dalam rangkaian acarabertajuk Anti Plastic Bag Campaign, 5-6 Februari 2008, di kampus ITB.

Foto: Bowo Leksono.

Seribu puisi tentang keprihatinan saat dipamerkan pada acara Anti PlasticBag Campaign di kampus ITB. Foto: Bowo Leksono.

Page 43: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

U ntuk mendapatkan masukandari berbagai pihak yang ter-

libat di sektor air minum danpenyehatan lingkungan (AMPL)khususnya di daerah kumuh per-kotaan di Indonesia Timur, ataskerjasama Bappenas dan UNICEF,diselenggarakan Lokakarya AirMinum dan Penyehatan Ling-kungan Daerah Kumuh Perkotaandi Indonesia Timur atau Waterand Environmental SanitationUrban Project Design Workshoppada 22 Februari 2008, di Jakarta.

Dalam sambutannya mewakiliDirektur Permukiman dan PerumahanBappenas, Oswar Mungkasa menyam-paikan bahwa lokakarya ini merupakanlangkah awal dalam menyelesaikan per-masalahan AMPL daerah kumuh perko-taan yang terjadi di Indonesia. Wakil dariKedubes Belanda sebagai pemberi hibahturut menyampaikan sambutan.

WES Specialist UNICEF AfrozaAhmed dalam presentasinya menyam-paikan bahwa isu AMPL di daerah perko-taan di Indonesia terkait permasalahankondisi hidup yang tidak sehat, tidak adafasilitas drainase, harga air yang mahal,penggunaan air yang sudah terkontami-nasi untuk kegiatan rumah tangga lain-nya, penyakit kulit dan malnutrisi, serta

isu-isu lainnya.Para narasumber dari berbagai

lembaga, seperti BORDA, GTZ, CareInternational, ESP/USAID, MercyCorps dan ISSDP, dihadirkan dalamLokakarya ini. Selain presentasi les-son learned berbagai lembaga, jugadiadakan diskusi (focus group dis-cussion/FGD).

Pada Lokakarya ini disimpulkanbahwa dalam penerapannya, waktuproyek terlampau pendek danproyek terlalu ambisius sehinggaditawarkan periode waktu berkisar

tiga tahun untuk dua tahapan. Selain itu,diperlukan kemitraan dengan pihak lain,terutama dalam isu pemberdayaanmasyarakat, program perubahan perilakuhidup bersih dengan promosi hidupbersih dan sanitasi, perluasan aksesuntuk mendapatkan air bersih, pengelo-laan sampah, dan KAP baseline survey. DH

SEPUTAR AMPL

41PercikMaret 2008

Lokakarya AMPL Daerah Kumuh Perkotaandi Indonesia Timur

P resentasi rencana strategi(renstra) sanitasi Kota

Padang digelar pada 4 Maret2008, di kantor Bappeda KotaPadang. Acara dibuka dengansambutan Asisten II PemerintahKota Padang Indra Cater. Dalamsambutannya, ia mengatakanrenstra ini diharapkan tidakberisi langkah-langkah konven-sional karena dalam mengurusimasalah sanitasi, langkah kon-vensional bukan lagi solusi tepat."Kota Padang harus berpikirlebih taktis, strategis dan inovatifdalam mengatasi permasalahan sanitasi,"tegasnya.

Setelah presentasi renstra, acaradilanjutkan peresmian MCK++ yangberlokasi di kawasan pantai Purus olehWalikota Padang Fauzi Bahar. MCK++

ini merupakan bantuan dari ESP,BORDA dan BEST kepada warga daerahpantai Purus yang selama ini dikenalmemiliki angka yang cukup tinggi dalamhal buang air besar sembarangan.

Dalam pidatonya, walikota menyam-

paikan Kota Padang akan meng-alokasikan dana untuk merepli-kasi MCK++ tersebut hingga duaatau tiga lokasi di sepanjang pan-tai Purus. Acara yang juga dihadiritokoh masyarakat Purus dan jugaWakil Ketua DPRD Padang PanjiAlam. Panji menyatakan keber-adaan MCK++ tidak hanya bergu-na bagi masyarakat, namun jugabermanfaat bagi perkembanganpariwisata pantai Purus.

Pengelolaan MCK++ iniakan ditangani kelompok ma-syarakat yang tergabung dalam

Kelompok Sanitasi Masyarakat (KSM)Ombak Purus. Peresmian MCK++ beser-ta lokakarya renstra Kota Padang menan-dakan titik awal pelaksanaan komitmenKota Padang dalam membenahi sektorsanitasi. DYO

Presentasi Renstra dan Peresmian MCK ++ Kota Padang

Lokakarya AMPL Daerah Kumuh Perkotaan di Indonesia Timur atauWater and Environmental Sanitation Urban Project Design

Workshop pada 22 Februari 2008, di Jakarta diselenggarakanUNICEF kerjasama dengan Bappenas. Foto: Bowo Leksono.

Foto: Istimewa

Page 44: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Media massa dianggap sebagaiujung tombak transformasi in-formasi dan pengetahuan ke-

pada masyarakat luas. Kerapkali infor-masi yang penting dan menyangkut har-kat hidup orang banyak kurang tersam-paikan. Seperti halnya dalam upaya pe-nanganan masalah sanitasi di Indonesia.

Untuk itu, Pemerintah Indonesiayang bekerjasama dengan Water andSanitation Program-East Asia and thePacific (WSP-EAP) menggelar LokakaryaMedia. Lokakarya yang dihadiri berbagaimedia nasional dan lokal ini diadakan diSanur, Bali, pada 25-28 Februari 2008.

Lokakarya yang menuntut peran aktifpara insan media ini mengusung pro-gram Sanitasi Total dan PemasaranSanitasi (StoPS) dalam mengembangkanpendekatan sanitasi total berbasismasyarakat di seluruh kabupaten danprovinsi di Jawa Timur.

Dalam pembukaannya, RegionalTeam Leader WSP-EAP Almud Weitzmemaparkan kondisi sanitasi diIndonesia yang telah mempengaruhipotensi ekonomi. "Sanitasi yang buruktelah berpengaruh pada kehilanganpotensi ekonomi Indonesia sebesar Rp 60triliun serta berjangkitnya penyakit diareyang mengakibatkan kematian sekitar100.000 anak setiap tahun," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, dariperwakilan pemerintah Indonesia,Kasubdit Persampahan dan DrainaseBappenas Oswar Mungkasa mengakuimasih kurang dalam menggandengmedia massa berkaitan dengan penerap-an program penanganan sanitasi diIndonesia. "Diakui, peran media massasangat penting dalam menginformasikanprogram-program Pemerintah kepadamasyarakat. Dan dalam hal perbaikan sa-nitasi di masyarakat, Pemerintah tidak bisabekerja sendirian. Perlu peran semuapihak, tak terkecuali media," ujarnya.

Peran Media terhadap Pemba-ngunan Sektor AMPL

Kebebasan pers telah menjadikanmasyarakat lebih mudah mengakses danmemilih bermacam informasi yang dibu-tuhkan. Bermacam media massa (cetakdan elektronik) tumbuh subur di bumiNusantara ini. Dengan berbagai konsepdan segmentasi. Namun, tidak sedikitpula yang bertumbangan.

Demikian pula yang terjadi padamedia elektronik khususnya televisi.Belasan stasiun televisi nasional berlom-ba-lomba menggaet pemirsanya dengansistem rating yang diterapkan.

Bahkan tiga tahun terakhir, stasiuntelevisi lokal pun menjamur di berbagaikota hingga merambah ke kota kabupa-ten. Ini satu bukti kebebasan pers yangmemberikan kesempatan luas padamasyarakat dalam memperoleh infor-masi yang dibutuhkan.

Prioritas PemberitaanSetiap media massa memiliki karak-

ter dan kebijakan pemberitaan masing-masing. Untuk media massa yang bersifatumum, bidang politik dan ekonomi mem-punyai porsi yang lebih dalam pemberi-taan. Sementara untuk media massa de-ngan segmentasi khusus, tentu mengede-

pankan berita sesuai dengan kebutuhanpembaca, pemirsa, atau pendengarnya.

Dimana letak nilai pemberitaan yangberkaitan dengan persoalan air minumdan penyehatan lingkungan (AMPL)?Pemberitaan sektor AMPL yang selamaini dirasa kurang tampaknya tidak men-jadi prioritas utama seperti pada bidangpolitik dan ekonomi. Sektor AMPLbiasanya masuk pada bidang kesehatanatau lingkungan.

Dalam banyak kasus, pemberitaansektor AMPL akan menjadi berita utamabila ada akibat besar yang ditimbulkandari sektor ini. Terutama yang berhu-bungan dengan korban jiwa, sepertiwabah diare, banjir, kekeringan, dansebagainya.

Secara bisnis media massa, jelasbidang AMPL bukan bidang yangmenarik yang bisa dengan cepat me-naikkan oplah atau rating sehingga men-datangkan iklan. Perlu kebijakan khususdari perusahaan media tersebut untukbenar-benar konsisten dan memberiruang pada isu AMPL agar masyarakatsecara luas mudah dan cepat memper-oleh informasi bekenaan dengan AMPL.

Forum Komunikasi Antarmedia Keterlibatan insan media dalam ham-

pir setiap acara dan kegiatan berkenaandengan bidang AMPL, belum secara mak-simal. Beberapa kali kegiatan digelar,tidak banyak insan media yang tampak.Mungkin benar, anggapan bahwa isuAMPL tidaklah seseksi isu-isu lain yangada di negeri ini.

Dalam lokakarya ini, insan mediabaik nasional maupun lokal, berkumpuldan mencoba membentuk sebuah forumkomunikasi yang nantinya diharapkanmampu memenuhi kebutuhan informasidan data untuk kemudian dipergunakansebagai bahan pemberitaan di mediamasing-masing. Bowo Leksono

SEPUTAR AMPL

42 PercikMaret 2008

Lokakarya MediaTerkait Penanganan Sanitasi

Para wartawan berbagai media nasional dan lokalmenghilangkan kejenuhan dengan membuat

permainan. Foto: Bowo Leksono.

Page 45: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Selama ini, sanitasi masih diang-gap sebagai bagian dari infra-struktur semata. Padahal sanitasi

juga merupakan bagian dari bidang sosialdan budaya bangsa. Anggapan seperti inidisebabkan tidak adanya visi dari parapemimpin bangsa ini.

Demikian diungkapkan anggota DPRRI Tjatur Sapto Adi pada acara diskusipanel "Air dan Sanitasi di Indonesia", 14Maret 2008, di Jakarta. Acara ini digagasUnicef bersama Direktorat JenderalCipta Karya Departemen PU dan harianKompas.

Diskusi panel dalam rangka menyam-but Tahun Sanitasi Internasional 2008ini menghadirkan beragam pembicara.Selain Ir. Tjatur Sapto Adi juga DirjenCipta Karya Budi Yuwono, DirjenPengendalian Penyakit dan PenyehatanLingkungan Depkes I Nyoman Kandun,mantan Duta Besar MDGs untuk AsiaPasifik Erna Witoelar, Peneliti di JohnsHopkins University Risang Rimbatmaja,dan Rachmadhi Purwana dari Univer-sitas Indonesia.

Dalam kesempatan itu Erna Witoelarmemaparkan pencapaian target MDGbidang sanitasi di Indonesia tidaksebanding dengan pertambahan jumlahpenduduk. Menurutnya, 30,7 persenmasyarakat tanpa akses sanitasi layak."Artinya sekitar 72,5 juta masyarakathidup dengan sanitasi buruk dan iniperlu pendekatan holistik dan terpadubagi pengembangan sanitai," ungkapnya.

Menurut Budi Yuwono, kita kurangkesadaran terhadap perspektif sanitasikarena suatu saat bisa menjadi "bomwaktu" bagi kita. "Proses pencemaranakibat sanitasi memang berlangsunglama sehingga kita tak sadar setiap tete-sannya," katanya.

I Nyoman Kandun menambahkantarget MDG sebesar 69 persen pada 2015

diperlukan akses bagi 3,7 juta orang pertahun. "Ini memerlukan anggaran 600juta dolar per tahun, sementara investasisaat ini hanya 27 juta dolar per tahun,"ujarnya.

Nyoman memaparkan sebuah strategioperasional baru untuk Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM) yang telahdisusun. Strategi ini, lanjutnya, berda-sarkan pembelajaran dari pengalamanmasa lalu dan konsensus dari berbagaistakeholder lintas sektor.

"Strategi STBM akan mendukungpemerintah daerah yang saat ini memilikitugas dan tanggung jawab desentralisasiuntuk perencanaan, implementasi, moni-toring dan evaluasi untuk mempercepatpeningkatan sanitasi," ungkap Nyoman.Tahun ini, Keputusan Menteri Kesehatantentang STBM ini diharapkan dapatdikeluarkan.

Dari sisi peningkatan akses pada fasi-litas sanitasi yang layak proporsi rumahtangga di perdesaan dan perkotaan,terdapat perkembangan yang senantiasa

meningkat dari 30,9 persen (tahun 1992)menjadi 69,3 persen (tahun 2006).Sementara itu target tentatifnya pada2015 sebesar 65,5 persen. Dengandemikian, target menurunkan proporsipenduduk tanpa akses terhadap fasilitassanitasi dasar sebesar separuhnya pada2015 telah terlampaui pencapaiannyapada 2006.

Menurut Erna tidak adil bila tujuanMDGs pada 2015 hanya separuh daripeningkatan akses terhadap air bersihdan sanitasi. "Terus separuhnya maudikemanakan? Harus seluruhnya dong,"jelasnya.

Tjatur Edi kembali menegaskan sani-tasi bukanlah prioritas di negeri ini,sehingga susah dalam memperjuangkananggarannya. Penambahan alokasianggaran untuk sanitasi, kata Tjatur,tidaklah sama dengan sekedar menam-bah pengeluaran biaya yang tidak men-datangkan nilai tambah secara ekonomi."Sanitasi yang baik akan mendatangkanmanfaat ekonomi". BW

SEPUTAR AMPL

43PercikMaret 2008

Diskusi Panel Air dan Sanitasidi Indonesia

Diskusi panel "Air dan Sanitasi di Indonesia", 14 Maret 2008, di Jakarta. Acara ini digagas Unicefbersama Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen PU dan harian Kompas. Foto: Bowo Leksono.

Page 46: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

T elah lama disadari bahwa kondisi sanitasi dapat berpe-ngaruh pada kualitas air sungai. Sebagai lokasi proyek

TSSM, di Provinsi Jawa Timur masih sekitar 34 persen pen-duduk membuang air besar di sembarang tempat termasuk su-ngai, sementara sungai sendiri masih menjadi sumber air utamapenduduk. Hal ini akan menyebabkan pencemaran air sungai,meningkatkan biaya pengolahan air minum yang berujung padapeningkatan tarif PDAM dan peningkatan biaya kesehatanmasyarakat. Untuk itu, dipandang perlu untuk melakukanpertemuan diantara pelaku-pelaku untuk dapat saling berbagipengalaman.

Pertemuan tersebut dilaksanakan dalam bentuk Seminar Pe-nanggulangan Pencemaran Badan Air Sungai melalui ProgramTotal Sanitation and Sanitation Marketing (TSSM) pada 17-19Maret 2008 di Surabaya. Seminar tersebut merupakan hasilkerjasama Departemen Kesehatan dan WSP Bank Dunia.

Pada kesempatan seminar ini, dihadirkan beberapa pem-

bicara dari pusat yaitu Direktur Kehutanan dan KonservasiSumber Daya Air Bappenas, Direktur Permukiman dan Peru-mahan Bappenas. Sementara dari daerah adalah Dinas KesehatanKabupaten Sambas, dan Dinas Kesehatan Propinsi Jambi yangmengemukakan pembelajaran yang diperoleh dari proses pe-laksanaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Selain itu, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur menam-bahkan pembelajaran dari proyek TSSM, sementara pembela-jaran penanganan BAB di sungai diungkapkan oleh Perum JasaTirta I Propinsi Jawa Timur bersama dengan Sub DinasPengelola Daerah Aliran Sungai Propinsi Jawa Timur.

Tak kalah menariknya adalah diskusi interaktif denganmasyarakat salah satu desa di Kabupaten Nganjuk yang telahberhasil mencapai tahap Open Defecation Free (ODF), yangberarti tidak ada lagi penduduk BAB sembarangan. Keluarandari seminar ini berupa rencana aksi penerapan TSSM padadaerah sepanjang sungai. OM

A khirnya, tiga film terbaik terpilihdalam ajang Kompetisi Film

Dokumenter bertema "Manusia dan Air"yang digelar Forum Komunikasi Pengelo-laan Kualitas Air Minum Indonesia(FORKAMI). Juara I diraih film bertajuk"Punggung Berkeringat di Tanah YangRetak (Ngobrol dengan Mbok Giyem)"sutradara M. Toha Nuhson Hajji dari Su-rakarta, peringkat II disabet Bowo Lekso-no dari Purbalingga dengan filmnya"Sang Pawang Air", serta "Badai (Ber-harap Air di Atas Air)" karya Onny Kres-nawan dari Sumatera Utara di urutan III.

Penganugerahan pemenang dilaku-kan di Pusat Kebudayaan Prancis (CCF)Jakarta pada Sabtu malam, 29 Maret2008. Dua hari sebelumnya digelarpemutaran 11 film yang lolos seleksi dari42 karya film yang masuk ke meja panitiadan film-film non-kompetisi mengenaiisu air. Disamping digelar pameranbertema air pula.

Ketua Umum FORKAMI Abdullah

Muthalib mengemukakan kompetisi inimerupakan suatu bentuk kepedulianFORKAMI sebagai lembaga pemerhatiair di Indonesia khususnya dalam bidangpengelolaan kualitas air minum dalamupayanya menyebarkan kepedulian ter-hadap pentingnya air sebagai sumberkehidupan kepada masyarakat luas."Film-film pemenang akan menjadimateri kampanye FORKAMI dalam pro-

gram penyadaran mengenai pentingnyaisu konservasi air," jelasnya.

Penyelenggaraan kompetisi filmdokumenter ini didukung Water andSanitation Network (Water), ThamesPAM Jaya (TPJ), Environmental ServiceProgram - United States Agency forInternational Development (ESP-USAID), dan PAM Lyonnaise Jaya(Palyja). Bowo Leksono

SEPUTAR AMPL

44 PercikMaret 2008

Seminar Penanggulangan PencemaranBadan Air Sungai Melalui Program TSSM

Kompetisi Film Dokumenter FORKAMI

Para jawara Kompetisi Film Dokumenter FORKAMI saat malam penghargaan, Sabtu 29 Maret 2008,di Pusat Kebudayaan Prancis (CCF) Salemba . Foto: Istimewa.

Page 47: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Zero Waste, demikian judul karyailmiah pelajar SMA Semen GresikJawa Timur yang mengantarkan

sekolah ini menjadi juara I pada ajangToyota Eco Youth (TEY) ke-3 Tahun2008. Puncak penganugerahan ajangbergengsi bagi pelajar SLTA se-Indonesiadibidang lingkungan ini berlangsungpada Sabtu, 29 Maret 2008, di TamanMenteng, Jakarta Pusat.

Juara I diraih SMA Semen Gresik danberhak memboyong tropi dan hadiahsejumlah Rp 75 juta. Juara II disabetSMA N 8 Pekanbaru dengan hadiah Rp45 juta, juara III dari SMK N 2 Palem-bang dan hadiah Rp 20 juta, sementarauntuk stan pamer terbaik diraih SMK 6Jayapura dengan hadiah Rp 5 juta.

Program Toyota Eco Youth meru-pakan kontes peningkatan kualitaslingkungan hidup bagi pelajar SMA atauSMK. Melalui program ini, peserta men-dapat pengetahuan dasar mengenai isulingkungan hidup dan diharapkan dapatmenciptakan dan melakukan sebuahproyek yang bertujuan untuk mening-katkan kualitas lingkungan hidup di areasekolah dan sekitarnya.

Presiden Direktur PT Toyota AstraMotor Johnny Darmawan mengatakanhadiah tidak seluruhnya dalam bentukuang tunai, namun berupa peralatanyang menunjang kegiatan sekolah,khususnya bidang lingkungan. "Hadiahini akan menjadi hak sekolah masing-masing yang penggunaannya untuk pe-ningkatan sarana dan prasarana penun-jang bagi peningkatan kreativitas dankualitas pendidikan," tuturnya seusaipenganugerahan.

TEY kali ini mengangkat tema"Masalah Limbah di Sekolahku". Selainpenganugerahan, ajang tahunan ini juga

menampilkan stan pameran 30 sekolahterpilih dari total 300 sekolah se-Indonesia. Terpajang bermacam barangkreatif hasil olahan para pelajar yangsebagian besar berasal dari barang-barang limbah di sekeliling mereka.

Pada kesempatan penganugerahanTEY ketiga, hadir Deputi BidangKomunikasi dan Pemberdayaan Ma-syarakat Kementerian Lingkungan HidupSudaryono. Ia berharap program ini bisaterus berlanjut pada tahun-tahun men-datang dan mendapat dukungan darisemua pihak sehingga semakin banyakmasyarakat yang mencintai lingkungan-nya. "Dengan komitmen yang kuat ter-hadap persoalan lingkungan, anak-anaksekolah juga akan mampu mengajarkankepedulian masyarakat sekitar padalingkungannya," ujar Sudaryono.

Setiap tahun, penyelenggaraan TEYmemasang public figure sebagai brand-

nya. Tahun ini, runner-up PutriIndonesia tahun 1999 Valerina Danielyang juga Duta Lingkungan menjadiBrand Ambassador TEY dipasangkandengan artis dan penyanyi idola anakmuda yang sedang naik daun, BungaCitra Lestari.

Melibatkan SLTA se-IndonesiaTEY pertama kali diselenggarakan

pada November 2005-Juni 2006 yangdiikuti 10 SMA dan SMK sekitar Jakarta(DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten)dengan tema "Manajemen Limbah".Penyelenggaraan kedua berlangsungNovember 2006-Maret 2007 denganpeserta 15 SMA dan SMK se-Jawa danBali dengan mengusung tema "Peng-hijauan dan Penghematan Energi".Sedangkan pada TEY ketiga berlangsungdari September 2007-Maret 2008 yangsudah melebarkan sayap dengan peserta

PROGRAM

45PercikMaret 2008

Toyota Eco YouthMenumbuhkan Kepedulian

Generasi Muda

Para juara Toyota Eco Youth saat berpose bersama penyelenggara danartis sinetron Bunga Citra Lestari. Foto: Bowo Leksono.

Page 48: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

300 SMA dan SMK seluruh Indonesia.Tahun ini, jumlah 300 sekolah terse-

but berasal dari 13 provinsi yang diper-oleh berdasarkan rekomendasi Depar-temen Pendidikan. Mereka mengikutiproses seleksi melalui penulisan karyailmiah pada September tahun lalu yangkemudian terpilih 30 sekolah sebagaipeserta utama dan berhak berlombamenjalankan proyek pengelolaan limbahdi lingkungan sekolah masing-masing.Setiap peserta diberikan bantuan modalawal sebesar Rp 7,5 juta untuk mewujud-kan tulisan karya ilmiah tersebut.

Seluruh peserta yang lolos berhakmengikuti tahapan sebagai berikut; pem-bekalan teori (workshop), pemilihanproyek, verifikasi proyek, pengerjaanproyek, serta penjurian. Pada tahap pen-jurian, setiap proyek akan dinilai dewanjuri dengan penekanan tidak saja padakualitas proyek masing-masing tapi jugakemampuan peserta melakukan sosial-isasi menggalang dukungan dari semuakomponen sekolah, termasuk masyarakatsekitarnya.

Apa itu Toyota Eco Youth?Toyota Eco Youth (TEY) merupakan

upaya terkini dari Toyota di Indonesiauntuk memberikan kontribusi sekecilapapun dalam upaya penyelamatanlingkungan hidup. Tujuan program iniuntuk menumbuhkan dan meningkatkankepedulian lingkungan hidup di kalangangenerasi muda dan masyarakat padaumumnya.

Visi TEY menjadikan generasi mudaIndonesia sebagai generasi hijau yangmemiliki kepedulian besar terhadap per-masalahan lingkungan hidup. Sementaramisinya, menginspirasi masyarakatbahwa perhatian kecil kita terhadaplingkungan dapat membawa dampakyang besar bila dilakukan bersama-sama.

Target peserta TEY adalah pelajar(generasi muda) sebagai peserta karenamereka (diusia yang muda) masih memi-liki pola pemikiran yang fleksibel dalammenerima kebiasaan baru yang baik.Selain itu, mereka adalah calon-calonpemimpin bangsa, baik di bidang politik,sosial, maupun ekonomi yang nantinya

menentukan ke arah mana bangsa inihendak dibawa.

Setiap tahun, program TEY me-ngusung tema besar "Pengelolaan Lim-bah". Tema ini dipilih karena limbah sa-ngat dekat dengan aktivitas dalam kese-harian mereka dan limbah cenderungdilupakan tanpa perhatian khusus. Se-mentara poin penilaian terpenting yangdapat menentukan peserta menjadi yang

terbaik yaitu sejauh mana peserta dapatmelibatkan sebanyak mungkin elemensekolah dan masyarakat sekitar dalampelaksanaan proyek pebaikan lingkunganyang mereka buat.

TEY merupakan program berkelan-jutan dari Toyota di Indonesia melalui PTToyota Motor Manufacturing Indonesia(TMMIN) dan PT Toyota Astra Motor(TAM). Dalam pelaksanaannya, TMMINdan TAM menggandeng Yayasan KiraiIndonesia, sebuah LSM yang bergerak dibidang lingkungan hidup, dan didukungpenuh jaringan dealer Toyota di In-donesia.

Bagi Toyota, TEY merupakan pro-gram global karena diselenggarakan disejumlah negara di dunia. Program inidalam rangka meningkatkan kesadarandan kepedulian generasi muda dalammeningkatkan kualitas hidup. DiIndonesia, program TEY merupakan pio-nir penyelenggara kompetisi antarseko-lah dalam masalah lingkungan hidupskala nasional. Bowo Leksono

PROGRAM

46 PercikMaret 2008

Toyota Eco Youth (TEY)merupakan upayaterkini dari Toyota

di Indonesiauntuk memberikan

kontribusisekecil apapun dalamupaya penyelamatan

lingkungan hidup.

Seorang siswa dan guru SMK Negeri 6 Jayapura di depan stan pameran saat ajang Toyota Eco Youth(TEY) ke-3 Tahun 2008, Sabtu, 29 Maret 2008, di Taman Menteng, Jakarta Pusat. Foto: Bowo Leksono.

Page 49: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

AIR MINUM

Tanya:Karena layanan pipa PDAM belum masuk serta air tanah

yang kualitasnya kurang baik di kawasan rumah saya, saat inisaya sedang mencoba mengembangkan Penangkap Air Hujan(PAH) untuk sumber air minum. Apakah air hujan ini dapatlangsung diminum, karena katanya air hujan cukup murniuntuk dapat langsung diminum?

(Lukman, Cileungsi)

Jawab:Air hujan di perkotaan saat ini relatif tidak dapat dikatakan

sangat bersih atau murni. Hal ini disebabkan tingginya pence-maran udara di kawasan perkotaan yang akan mempengaruhikualitas air hujan. Apalagi Cileungsi merupakan kawasan indus-tri di sekitar Kota Jakarta.

Penyebab utamanya adalah pencemaran udara yangbersumber dari sumber diam (seperti cerobong industri) sertasumber bergerak (seperti kendaraan bermotor). Pencemarudara yang berupa partikulat maupun gas (khususnya gas COx,NOx, dan SOx), akan terlarut ke dalam air hujan dan mencemariair hujan tersebut.

Partikulat yang terlarut akan menyebabkan air tidak lagi ter-lalu jernih (mengandung turbiditas dan kemungkinan memilikikandungan logam berat), sementara gas terlarut dapat menu-runkan pH hingga <5.3 (korosif). Karena ketidaksesuaian de-

ngan standar baku mutu air minum, maka air hujan menjaditidak layak sebagai air minum, bahkan dapat membahayakankesehatan bila dikonsumsi langsung begitu saja.

Jika Anda akan memanfaatkan air hujan tersebut, disa-rankan melakukan pengolahan tambahan. Anda dapat meman-faatkan saringan pasir aktif yang saat ini tersedia di pasaranuntuk memperbaiki kualitas air hujan tersebut. Saringan pasiraktif tersebut sebaiknya dilengkapi pembubuh netralisan (untukmenyesuaikan pH air menjadi netral), yang umumnya berupasenyawa kapur (Ca(OH)2).

Setelah pH disesuaikan menjadi sekitar pH netral (7.0), laluair hujan dilewatkan pada saringan pasir yang mampumenangkap partikulat terlarut. Pasir tersebut sebaiknya meru-pakan pasir yang diaktifkan dengan menggunakan larutanKMnO4, sehingga mampu mengoksidasi senyawa organik yangterlarut dalam air hujan.

Sangat disarankan pula untuk menambahkan bak pem-bubuh kaporit (Ca(ClO)2) untuk mendesinfeksi mikroorgan-isme patogen yang ada dalam air tersebut. Setelah proses ini, airterolah dapat disimpan di reservoir untuk konsumsi di rumahAnda.

SAMPAH PLASTIKTanya:

Apa saja klasifikasi dari sampah plastik yang harus dipilahsehingga bisa memiliki nilai jual yang tinggi saat dijual ke indus-tri daur ulang plastik ?

(Wawan, Jakarta)

Jawab :Sampah plastik umumnya diklasifikasikan menjadi :

Poly Ethylene Terephtalate (PETE), contohnya adalahbotol minuman berkarbonasi.High Density Polyethylene (HDPE), contohnya adalahbotol susu.Poly Vinyl Chloride (PVC), contohnya adalah pipa plastik.Low Density Poly Ethylene (LDPE), contohnya adalahtampon bayi.Poly Prophylene (PP), contohnya adalah tutup botol plas-tik.Poly Styrene (PS), contohnya adalah styrofoam wadahmakanan.Plastik campuran, contohnya adalah pembungkus/sachetsaus tomat atau sambal.

* pengasuh adalah mahasiswa program doktoral di Division ofEnvironmental Science and Engineering,

National University of Singapore (NUS), Singapura. Kontak pengasuh: [email protected]

KL IN IK IATP I

47 PercikMaret 2008

Pertanyaan dapat disampaikan melalui redaksi Majalah PercikKontributor: Sandhi Eko Bramono ([email protected]), Lina Damayanti ([email protected])

Majalah Percik bekerja sama dengan Ikatan Ahli Teknik Penyehatan Lingkungan Indonesia, membuka rubrik Klinik.Rubrik ini berisi tanya jawab tentang air minum dan penyehatan lingkungan.

Foto: Bowo Leksono

Page 50: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Orang bilang, zaman mileniumsemuanya serba canggih dan mem-

pengaruhi berbagai lini kehidupan.Apapun dikerjakan dengan tenaga mesinsehingga hasilnya lebih praktis danefisien.

Namun, masih banyak penduduk dibelahan dunia ini yang dalam peme-nuhan kebutuhan biologis berupa buangair besar (BAB) masih sembarangan. Takterkecuali penduduk Indonesia. Ini soalperilaku, bukan karena penduduk yangketinggalan zaman. Untuk itu perlu ada-nya perubahan yang besar.

Di Indonesia, saat ini, usahamelakukan perubahan perilaku BABsembarangan menjadi buang air besar dijamban mengadopsi konsep dari India,yaitu pendekatan Community Led TotalSanitation (CLTS). Pada 2005 Indonesiamemulai menerapkan konsep CLTS yangkemudian diadopsi menjadi SanitasiTotal Berbasis Masyarakat (STBM).

Diawali dengan uji coba di enamkabupaten di Indonesia. Salah satunya

adalah di Kabupaten Muara Enim, Suma-tera Selatan. Tepatnya di beberapa desadi Kecamatan Lembak. Hanya membu-tuhkan waktu empat minggu terjadiperubahan drastis pada masyarakat,sehingga kecamatan Lembak menjadibebas dari BAB sembarangan.

Keberhasilan di Kabupaten Muara

Enim ini sekaligus menjadi pembelajaranyang kemudian dikemas menjadi satutayangan video berdurasi 24 menit.Dalam waktu satu tahun, beberapa desadi Kecamatan Lembak berhasil memba-ngun 4.338 unit jamban secara mandiri.Bila dinominalkan rata-rata biaya satujamban Rp 300 ribu, berarti upayamasyarakat tersebut telah menghabiskanbiaya sekitar Rp 1,3 miliar.

Namun, bukan jumlah fisik jambanyang menjadi tolak ukuran keberhasilan,namun perubahan perilaku dari BAB disembarang tempat ke pemanfaatan jam-ban keluarga. Ini menunjukkan perubah-an besar yang tidak terjadi pada proyeksebelumnya.

Video pembelajaran STBM meru-pakan produksi Kelompok Kerja Air Mi-num dan Penyehatan Lingkungan (PokjaAMPL) bekerjasama dengan Ditjen CiptaKarya Departemen Pekerjaan Umum.VCDnya tersedia di Perpustakaan PokjaAMPL di Jl. Cianjur 4 Menteng JakartaPusat BW

INFO CD

Video Pembelajaran Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

V ideo ini merupakan hasil rekamankegiatan lokakarya bertajuk

“Pengelolaan Sampah Berbasismasyarakat” (Community Based SolidWaste Management Workshop) yangdigelar di Jakarta, 16-17 Januari 2008.Lokakarya ini merupakan salah satuupaya memenuhi komitmen nasional daninternasional yaitu pengelolaan sampahyang berkelanjutan melalui peningkatankepedulian dan upaya sinergi dari parapemangku kepentingan.

Tayangan DVD ini diproduksiSekretariat Pokja AMPL. Adapun penye-lenggara lokakarya adalah Jejaring airMinum dan Penyehatan Lingkungan(AMPL) melalui Gugus TugasPengelolaan Sampah (GTPS) yangdidukung Japan Bank for InternationalCooperation (JBIC) dan Mercy Corps.

Pada hari pertama, sesi dialog inter-aktif menghadirkan empat pembicarapenting yaitu Direktur Penyehatan Ling-

kungan Permukiman Ditjen Cipta KaryaDepartemen PU Susmono, Asdep UrusanPengendalian Pencemaran LimbahDomestik dan USK KementerianLingkungan Hidup Tri Bangun Laksono,Anggota DPR RI Tjatur Sapto Edi, danKepala Dinas Kebersihan Kota SurabayaTri Rismaharini yang dimoderatori LulaKamal.

Memasuki hari kedua diisi se-penuhnya dengan diskusi panel dankelompok. Masih tetap menghadirkantokoh-tokoh pengambil kebijakan danpara pelaku pengelolaan sampah yangberbasis masyarakat. Mulai dari peme-rintah pusat, daerah, swasta, perguruantinggi hingga LSM. DVD ini tersedia diPerpustakaan Pokja AMPL Jl. Cianjur 4Menteng Jakarta Pusat. BW

Video Lokakarya Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

48 PercikMaret 2008

Page 51: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Perbaikan kondisi sanitasi di kawasan kumuh perkotaanselalu menghadapi banyak tantangan. Bukan hanya dari

kondisi fisik yang menyulitkan, tetapi juga dari karakter sosial-ekonomi penghuninya.

Dalam menyusun rencana perbaikan kondisi sanitasi dikawasan tersebut, selayaknya kita lebih berhati-hati, karena

banyak hal spesifik yang harus dipertimbangkan. Pendekatanyang lebih kreatif dan akomodatif perlu digabung dengan sisisains dari upaya perbaikan tersebut.

Buku ini berisi tujuh buah pesan tentang berbagai hal yangperlu dipertimbangkan oleh seseorang yang sedang meren-canakan kegiatan perbaikan kondisi sanitasi dari suatu kawasankumuh perkotaan. Pesan dan informasi dalam buku ini diramuberdasarkan fakta-fakta yang dijumpai pada Studi SanitasiMasyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Perkotaan;Gambaran Umum Nasional. Sebagian fakta menguak kenyataanyang menepis mitos lama atau stereotip umum tentang per-masalahan sanitasi di kawasan kumuh.

Buku setebal 33 halaman ini terdiri dari bab-bab bertajukTentang Isi Buku, Jangan Terkecoh Angka, Tak Kenal TakSayang, Mereka Mau Lebih Baik, Rumahku Bukan Istanaku,Tidak Semua bisa Dipilih, Bicara Pahit dari Awal, dan MauBayar Asal Cocok. Dilengkapi pula lampiran tentang Studi 8Kota. ICA

INFO BUKU

49 PercikMaret 2008

Sanitasi di Kawasan KumuhJUDUL

KIAT KERJA SANITASI DI KAWASANKUMUH: PETIKAN HASIL STUDI SANITASIMASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH

DI PERKOTAANPENERBIT:

BAPPENAS-DEPDAGRI-DEPKES-DEP. PU-DEPINDUSTRI-KLH-WSP-EAP,

JAKARTA, 2007TEBAL:

33 HALAMAN

M asalah air minum dan penyehatan lingkungan tidak per-nah lepas dari kehidupan. Berbagai macam upaya telah

dilakukan oleh berbagai pihak, akan tetapi terjadinya pergan-tian waktu ternyata tidak membuat persoalan tersebut dapatterselesaikan, namun justru timbul masalah baru yang dipicuoleh terjadinya peningkatan jumlah penduduk yang demikianpesat dan permasalahan sosial-ekonomi yang mengikutinya.Oleh karena itu diperlukan suatu media yang dapat melakukanpemantauan secara cepat dan berkelanjutan guna mengikutiperkembangan masalah di sektor air minum dan penyehatanlingkungan (AMPL).

Untuk dapat mengikuti perkembangan masalah yang begitucepat di sektor air minum dan penyehatan lingkungan, maka

media internet dianggap media yang tepat dan dapat diandalkandalam mencari beragam informasi maupun referensi yangberkaitan dengan sektor AMPL karena internet dapat menyim-pan banyak data dan informasi, memiliki jangkauan dan peng-guna yang luas serta dapat bersifat interaktif.

Namun banyaknya jumlah website yang berkaitan dengansektor AMPL terkadang membuat para pengguna menjadi malasuntuk membukanya satu persatu karena terbatasnya waktumaupun padatnya aktivitas sehari-hari.

Hadirnya katalog website ini diharapkan dapat men-jadi salah satu solusi dalam mempermudah para penggunainternet mengetahui website mana saja yang memuat informasimengenai AMPL yang sesuai dengan kebutuhannya, baik infor-masi yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Buku setebal 188 ini berisikan kumpulan alamat websiteyang memuat informasi mengenai sektor air minum dan penye-hatan lingkungan (AMPL) disertai penjelasan singkat isi daritiap website yang dimaksud.

Buku terbitan Pokja AMPL ini berisi dua bagian yaitu BagianI Topik Pilihan dan Bagian II Katalog Website. Bagian I terdiridari empat Bab, yaitu A. Gender, Air, dan Sanitasi, B. Privatisasi,C. Pengelolaan Sampah 3R, dan D.Community Development.Sementara Bagian II terdiri dari A. Badan Pemerintah, B.Lembaga Donor, C. Organisasi Non Pemerintah, D. Badan PBB,E. Perusahaan, dan F. Lembaga Pendidikan. ICA

Katalog Website AMPLJUDUL

KATALOG WEBSITE AIR MINUM DANPENYEHATAN LINGKUNGAN (AMPL)

PENYUSUN:OSWAR MUNGKASA DAN ASTRI HANDAYANI

PENERBIT:KELOMPOK KERJA AIR MINUM DAN

PENYEHATAN LINGKUNGAN(POKJA AMPL),JAKARTA, 2007

TEBAL:188 HALAMAN

Page 52: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

The InternationalBenchmarking Network for

Water and Sanitation Utilitieshttp://ib-net.org

T he International BenchmarkingNetwork for Water and Sanitation

Utilities (IBNET) merupakan situs yangmenampilkan database mengenai saranaair dan sanitasi.

IBNET mendukung dan mempro-mosikan praktik terbaik diantarapelayanan air dan sanitasi denganmenyediakan petunjuk tentang indika-tor, definisi dan metode pengumpulandata, memfasilitasi pengembangan tolokukur secara nasional dan regional,pengembangan hubungan antara asosiasipenyedia sarana dan pembuat peraturan.

Hal ini perlu diperhatikan, karenasarana air yang dijalankan dengan baik

sangat penting terhadap keberlangsung-an hidup orang banyak. Hanya yang pa-ling efisien, sarana yang layak secarafinansial dapat merespon pertumbuhankota, membantu yang lemah danmeningkatkan praktik pembuangan airlimbah.

Tujuan dari IBNET adalah untukmendukung akses dan membandingkaninformasi yang dapat membantu mem-promosikan praktek unggulan diantarapara penyedia sarana air dan sanitasi diseluruh dunia dan juga menyediakanakses untuk konsumen kepada pelayanansarana air dan sanitasi yang berkualitasdan terjangkau.

Sustainable Sanitation Alliancehttp://www.sustainable-sanitation-

alliance.org/

S ustainable Sanitation Alliace(SuSanA) termotivasi oleh keputusan

PBB menjadikan tahun 2008 sebagaiTahun Sanitasi Internasional, kemudianpada tahun 2007 sejumlah organisasiyang aktif di sektor sanitasi memutuskanuntuk membentuk suatu jaringan sanitasiyang berkelanjutan untuk mendukungTahun Sanitasi Internasional.

Kesegeraan untuk melakukan aksipada sektor sanitasi tergambarkan secarajelas, mengingat 2,6 miliar orang di selu-ruh dunia belum memiliki akses untuksanitasi yang memadai, dan 2,2 jutakematian setiap tahun (kebanyakananak-anak di bawah 5 tahun) yangumumnya disebabkan oleh penyakit yangberhubungan dengan sanitasi dan kon-disi kebersihan yang menyedihkan.

Jejaring AMPLhttp://jejaring.ampl.or.id

S ejak pertemuan pertama JejaringAMPL, 27 Februari 2007 di Bappenas

yang membuahkan kesepakatan untukmembangun Jejaring Komunikasiantarpemangku kepentingan disektor ini,dilanjutkan pertemuan yang lebih inten-sif pada Juli dan Agutus 2007 yangakhirnya menghasilkan konsep dan ara-han strategis Jejaring AMPL ke depan.Konsep ini menjadi dasar dari per-nyataan bersama anggota Jejaring danmenjadi mandat untuk dilaksanakan olehsuatu tim pengarah ke depannya.

Sebagai tindak lanjut dan aplikasidari jejaring ini, perlu adanya mediakomunikasi dan informasi yang berupasitus. Tampilan situs ini tentang infor-masi seputar Jejaring AMPL, sejarahpembentukan, visi dan misi, sasaran,peran, prinsip, asas, keanggotaan, sertaprogram kerja jejaring.

Selain itu ditampilkan pula profil timperumus lengkap dengan kontaknya.Hasil berbagai kegiatan jejaring pundapat diakses. Dan yang tidak kalahmenarik, membuka kesempatan kepada

siapa saja untuk bergabung dengan milisjejaring.

Jejaring AMPL atau WatsanNetworking-INA adalah merupakanwadah untuk mensinergikan potensiinformasi, pengetahuan dan komunikasiantarpemangku kepentingan (stakehold-er) dalam kerjasama yang memberikanmanfaat kepada semua pihak.

Gugus TugasPengelolaan Sampah

http://gtps.ampl.or.id

G ugus Tugas Pengelolaan Sampah(GTPS) atau Solid Waste

Management Task Force (SWM-TF)merupakan wadah untuk mensinergikanpotensi informasi, pengetahuan dankomunikasi antaranggota jejaring AMPLdibidang persampahan dalam kerja samayang memberikan manfaat kepada semuapihak.

Dalam kerangka sinergi inilah sangatperlu media situs yang mampu diaksessiapa pun dalam kerangka pengelolaansampah serta penyehatan lingkungan.Bila Anda ingin mendapatkan kesem-patan informasi lebih banyak, bisamendaftarkan diri sebagai anggota situsini.

Situs ini dengan wajah cukup menarikdengan konten yang juga cukup lengkap.Ada berita, artikel, kliping, daftar organ-isasi yang berhubungan dengan penye-hatan lingkungan, disamping tentangGTPS sendiri. Tidak lupa ditampilkanpula praktik-praktik terbaik (good prac-tices) sehubungan dengan pengelolaansampah dan pemeliharaan lingkunganpada umumnya. DH/BW

INFO S I TUS

50 PercikMaret 2008

Page 53: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

L A P O R A N

ENVIRONMENTAL AND SOCIALACTIVITIES REPORT 2007Penerbit: Japan Bank forInternational Cooperation(JBIC), 2007

RUMAH TANGGA MISKIN,LAYANAN LINGKUNGAN DANPENGELUARAN: SURVEI PADAMASYARAKAT DI KELURAHANPENJARINGAN, JAKARTA UTARAPenerbit: HP3

P E R A T U R A NKEPUTUSAN MENTERI NEGARALINGKUNGAN HIDUP NOMOR 50

TAHUN 1996 TENTANG BAKUTINGKAT KEBAUAN

PERATURAN MENTERI NEGARALINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU

AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI RAYON

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 10TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHADAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI PURIFIED TEREPHTHALIC ACIDDAN POLY ETHYLENE TEREPHTHALATE

B U K U

ECONOMIC IMPACTS OF SANITATIONIN SOUTEAST ASIA SUMMARYPenerbit: WSP, World Bank East Asia& The Pacific Region, November2007

ECONOMIC IMPACTS OF SANITATIONIN THE PHILIPPINES SUMMARYPenerbit: WSP, World Bank EastAsia & The Pacific Region,January 2008

KONTRIBUSI SAMPAH TERHADAPPEMANASAN GLOBALPenerbit: Deputi Menteri BidangPengendalian PencemaranLingkungan, Kementerian NegaraLingkungan Hidup, Jakarta, 2007

PENANGANAN DAN PENGOLAHAN SAMPAHPenerbit: Penebar Swadaya, Jakarta, 2008

WATER SUPPLY PRICING IN CHINA:ECONOMIC EFFICIENCY, ENVIRONMENT, ANDSOCIAL AFFORDABILITYPenerbit: World Bank,Washington DC, 2007

M A J A L A H

PERCIKEdisi 19, Agustus 2007 (Versi Inggris)

AIR MINUMEdisi 148, Januari 2008

BULETIN CIPTA KARYANomor 01/Tahun VI/Januari 2008

CAPS NOTESVolume 1, Third Quarter 2007

SERASIEdisi November 2007

PERCIKEdisi 21, Desember 2007

TEKNO LIMBAHVolume 6, 2007

ENVIRO MAGZEdisi 1, Volume 2, 2008

NEWSLETTER AMPLEdisi Februari 2008

NEWSLETTER AMPLEdisi Maret 2008

C DCD INTERAKTIF SERI 01: MENGENAL LINGKUNGAN HIDUPPenerbit: Kementerian Negara LingkunganHidup, 2007

SERI 02 MENGENAL TANAH Penerbit: KLH, 2007

SERI 05 MENGENAL UDARAPenerbit: Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007

PUSTAKA AMPL

51PercikMaret 2008

Page 54: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

NO W A K T U K E G I A T A N1 8 Januari 2008 Pertemuan Tim Pengarah Jejaring AMPL di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

2 14 Januari 2008 Wrap Meeting ADB Review Mission Proyek CWSH di Bappenas

3 15 Januari 2008 Presentasi Desain Akhir WASPOLA Facility di AusAID Office Jakarta

4 15-17 Januari 2008 Pembahasan Laporan Akhir Implementasi Kebijakan di Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan diselenggarakan oleh

Pokja AMPL Kabupaten Soppeng.

5 16-17 Januari 2008 Lokakarya Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Balai Kartini Jakarta diselenggarakan oleh Jejaring AMPL

6 16-19 Januari 2008 Meeting on Dissemination of TSSM Guidelines di Yogyakarta diselenggarakan oleh Proyek TSSM

7 21 Januari 2008 Rapat Pamsimas di Departemen PU diselenggarakan oleh Dit. Bina Program Ditjen Cipta Karya

8 22 Januari 2008 Diskusi Media Menyongsong Tahun Sanitasi Internasional 2008 di Jakarta diselenggarakan oleh ESP/USAID

9 23 Januari 2008 Lokakarya Finalisasi Renstra Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo diselenggarakan oleh Pokja AMPL Kab. Bone Bolango

10 29 Januari - 1 Februari 2008 Pertemuan Sistem Pemberian Penghargaan Program SToPS! di Jawa Timur di Bandung diselenggarakan oleh Proyek TSSM

11 5 Februari 2008 Launching Pameran dan Seminar Hari Air Dunia 2008 di Departemen PU diselenggarakan oleh Departemen PU

12 5-6 Februari 2008 Evaluasi ISSDP Fase I di Bogor diselenggarakan oleh ISSDP

13 12 Februari 2008 Rapat Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Dokumen Renstra Pengembangan Air Bersih dan

Sanitasi Jawa Tengah di Semarang diselenggarakan oleh Pokja AMPL Provinsi Jawa Tengah

14 13 Februari 2008 Pertemuan Sosialisasi Kebijakan Nasional AMPL pada Kabupaten Baru (Brebes, di Semarang diselenggarakan oleh Pokja AMPL

Provinsi Jawa Tengah

15 14 Februari 2008 Pertemuan ke 5 Jejaring AMPL di Auditorium Serbaguna Depkes Jakarta diselenggarakan oleh Plan Indonesia dan ESP USAID

16 19-21 Februari 2008 Pelatihan Advokasi Media AMPL di Provinsi Bangka Belitung diselenggarakan oleh WASPOLA

17 19-22 Februari 2008 Lokakarya Finalisasi Renstra Kabupaten Dompu diselenggarakan oleh Pokja AMPL Kabupaten Dompu

18 22 Februari 2008 Lokakarya AMPL Daerah Kumuh Perkotaan di Indonesia Timur bertempat di Jakarta diselenggarakan oleh UNICEF dan Pokja AMPL

19 25-28 Februari 2008 Lokakarya Media Terkait Penanganan Sanitasi di Bali diselenggarakan oleh WSP-EAP

20 27 Februari 2008 Kick off Meeting Misi Review Proyek WSLIC-2 di Jakarta diselenggarakan oleh Bappenas

21 28 Februari 2008 Rapat Koordinasi Stakeholder Pusat Terkait Pengelolaan Air Minum Tingkat Rumah Tangga di Jakarta diselenggarakan oleh

Departemen Kesehatan

22 2-6 Maret 2008 Lokakarya Konsolidasi Hasil Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL-BM di Daerah, dilaksanakan di Bali diselenggarakan oleh

WASPOLA dan Pokja AMPL Nasional

23 3-6 Maret 2008 Pelatihan Produksi Media AMPL di Kabupaten Kebumen diselenggarakan oleh WASPOLA dan Pokja AMPL Kabupaten Kebumen

24 10-13 Maret 2008 Kunjungan Misi Supervisi XI Kegiatan WSLIC-2 di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan diselenggarakan oleh WSLIC-2

25 14 Maret 2008 Diskusi Panel Air dan Sanitasi di Indonesia di Jakarta diselenggarakan oleh UNICEF dan Kompas

26 14 Maret 2008 Pembahasan MoU Grant Ausaid untuk Program PAMSIMAS di Jakarta diselenggarakan oleh Ditjen Cipta Karya

27 17-19 Maret 2008 Seminar Penanggulangan Pencemaran Badan Air Sungai Melalui Program TSSM di Surabaya diselenggarakan oleh TSSM

28 18 Maret 2008 Lokakarya Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Terpadu yang Berpihak pada Masyarakat

Berpenghasilan Rendah di Kabupaten dan Kota Serang Provinsi Banten dilaksanakan di Serang dan diselenggarakan oleh UNESCAP

dan Pokja AMPL Kabupaten Serang

29 25-27 Maret 2008 Lokakarya Strategi Komunikasi Provinsi Sumbar di Padang diselenggarakan oleh Pokja AMPL Provinsi Sumatera Barat

30 24 Maret 2008 Seminar Revitalisasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah dilaksanakan Jakarta diselenggarakan oleh Ditjen Cipta Karya

Departemen PU.

31 25-26 Maret 2008 Lokakarya Penyusunan Renstra AMPL Provinsi Jawa Tengah di Salatiga diselenggarakan oleh Pokja AMPL Provinsi Jawa Tengah

32 26 Maret 2008 Lokakarya Upaya Perlindungan Sumber Air Permukaan dilaksanakan di Jakarta diselenggarakan oleh Ditjen Cipta Karya

Departemen PU

33 27-29 Maret 2008 Pameran Hari Air Dunia di Arena PRJ Kemayoran diselenggarakan oleh Departemen PU

34 27 Maret 2008 Seminar HAD 2008 "Sanitasi, Lestarikan Air dan Lingkungan" di Arena PRJ Kemayoran diselenggarakan oleh Departemen PU

35 27-29 Maret 2008 Festival Film Dokumenter FORKAMI di CCF Salemba diselenggarakan oleh FORKAMI

36 31 Maret 2008 Seminar HAD 2008 "Apresiasi Air di Kawasan Binaan, Kini dan Masa Depan" di Bandung diselenggarakan oleh ITB

AGENDA

52 PercikMaret 2008

Page 55: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008

Protective liningSalah satu tindakan preventif dalam mengatasi bahaya korosi pada pipa yakni dengan cara melapisi permukaan (bagian luar) pipatersebut dengan lapisan tahan korosi, misalnya melapisinya dengan lapisan aspal, mortar semen, cat, seng, dan sebagainya

Psycoda fly in trickling filterJenis lalat yang berkembang biak di lapisan lumpur/kotoran yang menyelimuti Trickling filter yang dapat menimbulkan gangguanbaik di lokasi instalasi pengolahan atau daerah di sekitarnya

PtLambang unsur kimia Platina dengan nomor atom 78, serta massa atom 195

PuLambang unsur kimia Plutonium dengan nomor atom 94, serta massa atom 244,0642

Public hydrant-HUHidran Umum - Salah satu jenis sambungan (tidak langsung) air bersih ke pelanggan yang bersifat komunal (untuk dipakaibersama/beberapa keluarga). Terdiri atas pipa inlet (pipa dinas dari jaringan distribusi), tanki air yang dilengkapi dengan keran-keran pembuka

Public tap-KUKran Umum - Salah satu jenis sambungan (tidak langsung) air bersih pelanggan yang bersifat komunal (untuk dipakaibersama/beberapa keluarga). Terdiri atas pipa inlet/pipa dinas dari jaringan distribusi, pipa tegak dan pipa lateral yangdilengkapi keran-keran pembuka

Public use of waterAir bersih untuk konsumen yang berada di dalam (ruangan/area) fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos). Misalnya didalam rumah sakit, sekolah, hotel, kantor, restoran, bioskop, gedung teater, kampus, taman, fasilitas olahraga, pembilas jalan,jaringan air kotor, dan sebagainya

Public utility-utilitas umumSarana/prasarana penunjang lingkungan untuk pelayanan masyarakat umum

Pulverized limestoneBahan aditiv koagulan yang berfungsi meningkatkan proses klarifikasi di dalam rangkaian proses koagulasi

Pump-pompaAlat mekanis yang berfungsi untuk memindahkan sejumlah zat (cair/gas) dari suatu tempat ke tempat lain, baik dengan keting-gian tempat (elevasi) yang sama ataupun berbeda

Pumping-pemompaanPemindahan secara mekanis sejumlah zat dari suatu tempat ke tempat lain

Pumping intakeKlasifikasi jenis bangunan penangkap air baku yang diidentifikasi berdasarkan dibutuhkannya peralatan (pompa) untuk meng-isap/mendorong/mengalirkan air yang disadap

Pumping station-stasiun pemompaanBangunan untuk menempatkan satu atau lebih unit pompa. Dibangun di lokasi atau areal di sekitar lokasi zat (air/gas) yang akandipompakan tersebut

Dikutip dari Kamus Istilah dan Singkatan Asing Teknik Penyehatan dan Lingkungan

Penerbit: Universitas Trisakti

KOSAKATA

Page 56: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008 Tema Hari Air Dunia 2008