32
ukm MEDIA Demi menyelamatkan sang buah hati Halaman 4 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Kepri Modal Semangat dan Dimodalkan Oleh Badan Permodalan Halaman 7 Kerupuk Ikan Tenggiri Tembus Pasar Ekspor Singapura Halaman 13 EDISI KETIGA JULI - SEPTEMBER 2013

Media UKM Edisi 03 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Media UKM Edisi 03 2013

Citation preview

Page 1: Media UKM Edisi 03 2013

ukmMEDIA

Demi menyelamatkansang buah hati

Halaman 4

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Kepri

Modal Semangat

dan Dimodalkan Oleh Badan Permodalan

Halaman 7

Kerupuk Ikan

Tenggiri Tembus

Pasar Ekspor Singapura

Halaman 13

EDISI KETIGA JULI - SEPTEMBER 2013

Page 2: Media UKM Edisi 03 2013

DaftarISI

PEMBINA: DR. DRs. H. suHajaR DiantoRo, M.si; PENANGGUNGJAWAB: DRs. H. aMHaR isMail, M. si; PELAKSANA KEGIATAN : DRs. Djoko sutRiyo, ayoDHia, sE., Mt, Raja BaDaRuzzaMan; REDAKTUR: supRapto; PEWARTA: zaki sEtiawan, alpian tanjung, sauD MC, afRizal; SEKRETARIS REDAKSI: MasiRwan; DESAIN LAY OUT: joko s. al MuCHlis; FOTOGRAFER : kaRyano EfianDi, EDy syaHputRa.

PERCETAKAN: CV insan Cita;

REDaksi MEnERiMa tulisan DaRi MasyaRakat uMuM DEngan MElEngkapi inDEntitas pEnulis. REDaksi BERHak MEnyunting isi tu-lisan sEpanjang tiDak MEngHilangkan MaksuD Dan tujuan pEnulisan. tulisan Dapat DikiRiM kE alaMat REDaksi atau MElalui E-Mail kE [email protected].

Red

aksi

Pemko: Koperasi Didiri-kan Atas Dasar Kekeluar-gaan

Budi Dore- mi Nyanyi Bareng Wali Kota Tanjungpi-nang

1 6

Demi menyela-matkan sang buah hati

3 Hari Omset Capai Rp134 Juta di Kuliner

04 08 09

Kursus untuk Keman-dirian

1 9

MediaUKM 02 Edisi 3 Tahun 2013

Page 3: Media UKM Edisi 03 2013

Drs. H. Amhar Ismail, M. Si

Keramba Apung Keren, Ada di Tanjung Siambang Dompak

PKL Jodoh Akan Dipindah ke Pasar Induk

Popu-lasi Sapi Selama Mei 2013 di Kepri Meningkat

DKP Bantu Pelaku Usaha Perikanan

20 Kelom-pok Dasa Wisma Terima Bantuan SPKP

22 26 3025 29

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, sehingga telah terbit kembali bulletin Media UKM Kepulauan Riau edisi ke-3. Media yang sengaja kami suguhkan kepada masyarakat Kepulauan Riau ini diharapkan mampu menjadi media promosi, dan pengetahuan mengenai kondisi usaha yang ada di Kepulauan Riau. Terdapat banyak usaha-usaha kecil dan menengah yang ada di Kepri, baik dalam bentuk koperasi mapuan usaha perorangan.

Kreatifitas masyarakat dalam menciptakan peluang unit-unit usaha baru, perlu mendapatkan apresiasi yang setinggi-tingginya. Gubernur

Kepri melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah terus berupaya untuk meningkatkan produktifitas usaha dengan memberikan bantuan dana dan pembinaan. Tentunya ini diharapkan mampu menjadi stimulus terhadap pertumbuhan usahawan-usahawan yang ada di Kepulauan Riau.

Sinergitas semua elemen masyarakat dalam meningkatkan kualitas perekonomian perlu mendapatkan perhatian serius. Koperasi merupakan soko guru perekonomian di tanah air. Perekonomian ini bersumber dari nilai-nilai kebersamaan dan keuletan yang patut untuk di apresiasi. Kami tentunya sangat berharap, adanya

komunikasi yang terus terjalin antara pelaku usaha dengan Dinas Koperasi dan UKM Kepulauan Riau. Dengan adanya komunikasi yang di bangun ini, tentunya kita berharap adanya saling keterbukaan dalam melihat dan mencarikan jalan keluar terhadap peningkatan perekonomian masyarakat.

Saya mengucapkan terima kasih, kepada seluruh pelaku usaha yang bekerjasama dalam penerbitan tabloid ini. Mari kita jadikan media ini sebagai media bersama, untuk terus meningkatkan kualitas perekonomian di bumi segantang lada, Kepulauan Riau.

Wassalamu’alaikum wr wb

Kepala Dinas Koperasi Dan UKMSepatah Kata

MediaUKM 03Edisi 3 Tahun 2013

Page 4: Media UKM Edisi 03 2013

Demi MenyelamatkanBintan - Usai reda hujan pada siang itu, sosok lelaki berkaos loreng ala tentara duduk meneduhkan diri dari panasnya mentari pasca hujan, pada Sabtu (12/10). Sambil berteduh, lelaki berusia 45 tahun itu juga, sesekali melirik rumahnya.

Lelaki mualaf yang memiliki nama Ceri, merupakan keturunan Cina yang rela menghabiskan waktu kesehariannya sebagai peternak ikan lele ini mengatakan, semua usaha yang ia miliki sekarang adalah demi Sheli si buah hatinya. Gadis kecil yang kini berusia 5 tahun, memiliki kisah bersama sang ayah. Sehingga, sebagai seorang ayah, Ceri rela meninggalkan Pulau Seribu sam-pai mau bermukim sederhana di persim-pangan Gesek dan Kawal demi Sheli.

Waktu itu, selama 7 tahun di Pulau Seribu, Ceri merupakan tangan kanan dari pengusaha asal Taiwan yang bergerak di bidang budidaya ikan air asin. Biaya upah sekitar Rp7 juta per bulan dan ditang-gung segala kebutuhan dapur serta tempat tinggal. Selain itu, Ceri alias Asiang ini juga memegang jabatan sebagai pengawas pakan ikan di usaha tersebut.

Ketika itu, isteri Ceri yakni Leli Safitri asal Bangka Belitung tersebut dalam keadaan hamil tua dan saat itu, Ceri mendengar isterinya akan melahirkan anak pertama mereka. Namun, takdir jualah yang menentukan, sehingga Ceri mengikhlaskan kepergian sang anak, meskipun ketika itu ia tidak sempat meluapkan kebahagiaan bersama buah hatinya walau hanya sejenak.

“Anak pertama saya sudah mening-gal terlebih dahulu sebelum sempat saya menggendongnya. Padahal ketika lahir, ia selamat, namun hanya selisih jam saja anak saya pun meninggal dunia,“ ujarnya.

Tidak ingin hal itu terulang lagi, rentang waktu beberapa tahun terdengarlah kabar lahirnya anak ke dua. Ceri pun nekat meninggalkan Pulau Seribu, tanpa memberi pesan pada pengusaha asal Taiwan tersebut demi menyelamatkan anak ke duanya, dari kejadian yang memilukan sebelumnya, sehingga lahirlah Sheli.

“Saya terpaksa meningalkan Pulau Seribu untuk menyelamatkan lahirnya anak ke dua, saya tidak mau kejadian sebelum-nya yang menimpa terulang kembali,” kata alumni Indera Sakti tersebut.

Apa yang diperjungkan Ceri tenyata tidaklah sia – sia, Sheli lahir dengan selamat

Tanpa patah semangat, ia pun mencoba kembali dengan membeli bibit dengan penjual bibit lele yang berbeda sebanyak 20.000 ekor. Akan tetapi, cobaan buatnya tidak terhenti sampai di situ, ketika sudah hampir bisa panen, banjir pun melanda. Ini lah yang membuatnya hampir putus asa.

“Bagaimana tidak, MoU susah dilaku-kan kepada pihak pembeli, namun karena banjir, terpaksa semua itu dibatalkan. Saya sempat ‘down’ dengan semua kejadian ini,” kata ayah dua orang anak tersebut.

Tapi baginya, pengalaman adalah guru yang terbaik, ia pun mencoba lebih teliti dan mencoba keberhasilan dari kegagalan tersebut, untuk yang ketiga kalinya, hasil lele ternakannya sudah bisa panen dan kini pengalaman itu lah kunci yang menjawab segala keberhasilannya dan kini sampai meraih sertifikat terbaik dengan mutu dan jumlah lele terbanyak.

Komitmen sang ayah untuk buah hat-inya Sheli dan adik laki – lakinya Sheril pun bisa terjawab dengan segala pengorbanan dan tekadnya demi si buah hati, meskipun upah kerjanya di Pulau Seribu tidak kun-jung ia ambil hingga kini.

(Saud MC)

dan sebab itulah, rasa tidak ingin jauh lagi dengan anak membuatnya bertandang di Bintan. Menurutnya, asal muasal menjadi peternak lele itu muncul dalam komitmen-nya untuk bertahan, dimulai dari isu yang bertebar di tengah masyarakat tentang ikan tersebut pada satu kedai kopi.

“Ketika duduk di kedai kopi, orang – orang waktu itu acap kali membicara-kan lele, timbul penasaran dan optimis, akhirnya, dari situlah saya terfikir untuk mencoba membudidayakan lele tersebut,” imbuhnya.

Dengan bekal ilmu budidaya ikan laut di Pulau Seribu, ia membeli 20.000 ekor bibit lele, Ceri membuka 4 kolam semen dan 3 kolam tanah. Tapi menurutnya, berjalan dua bulan lele yang ia pelihara tidak menunjuk-kan keberhasilan, bahkan lele tersebut tidak bertambah ukurannya. Selain itu, beli bibit sebanyak 20.000 ekor tersebut, ternyata tidak sampai pada jumlah yang ia pesan, bahkan kurang jauh dari jumlah pemesanannya.

“Ternyata, saya ditipu oleh penjual bibit lele, karena jumlah bibit yang saya pesan tidak sampai 20.000 ekor. Selain itu, 2 bulan berjalan bibit tersebut tidak mau besar,” katanya.

Sang Buah Hati

Ceri menunjukkan lele hasil budi dayanya.

MediaUKM 04 Edisi 3 Tahun 2013

Page 5: Media UKM Edisi 03 2013

Gubernur: Pelaku UKM/Koperasi Harus Ditingkatkan BataM - Gubernur Kepulauan Riau, H. Muhammad Sani menyampaikan, para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Koperasi yang ada di Provinsi Kepulauan Riau harus diting-katkan dan bangkit, agar mampu ber-saing pada Asean Economic Comunity 2015 nanti. Hal itu juga, disampaikan Gubernur Kepri dalam dialog langsung bersama pelaku UKM/ Koperasi, pada Kamis (5/9) di Hotel Harris, Batam.Gubernur Sani mengajak para pelaku ukm untuk bangkit dan jangan takut menghadapi Asean Economic Comu-nity 2015 nanti dan memakai rupiah dalam bertransaksi.“Produk Indonesia sangat bagus, cuma kurang dipublikasikan ke negara – negara lain. Untuk itu, mari cipta-

kan para Entervre-neur dalam jumlah yang banyak, agar kita menjadi

pemain didalam Asean

Economic Comu-

nity 2015 nan-

ti,” ujarnya.Sementara, pada acara yang bertema-kan “Kesiapan pelaku ukm/ koperasi di kepulauan riau menghadapi asean economic comunity 2015” tersebut menjadi perhatian para peserta.Sebab, kesiapan pelaku UKM/ Koperasi dalam menghadapi Asean Economic Comunity 2015 masih belum maksimal, serta kenaikan upah buruh tinggi, kemerosotan nilai rupiah juga menjadi tolak ukur yang mesti dipertimbangkan.“Asean Economic Comunity 2015 itu sebagai Peluang atau Jurang,“ ujar ketua pelaksana.Pada kesempatan ini, kata dia, diharap-kan para pelaku UKM/ Koperasi bisa menjadi pemain bukan penonton da-lam Asean Economic Comunity 2015 nanti,” katanya.Ia mengatakan, dengan merosotnya nilai rupiah, untuk itu uang Dollar dan Ringgit patut di waspadai, pasalnya di Kota Batam untuk sewa sebuh Ruko harus menggunakan uang dollar. “Ironisnya banyak pengusaha as-ing yang berada di Kepri ini dengan persiapannya yang sangat baik serta didukung dengan teknologi yang berkembang saat ini,” ucapnya.Dengan kondisi seperti ini, harap dia, pelaku UKM/ Koperasi harus kreatif dalam mengembangkan usahanya dan usahakan jangan terlalu manja.Selain itu, perwakilan Kamar Da-gang Industri (Kadin) Kota Batam, Ninik mengatakan, dengan terjalinnya sebuah terobosan

kerjasama dalam membuat pelatihan – pelati-han antara pemerin-tah, pen-gusaha,

UKM/ Koperasi, setidaknya dapat menghasilkan output yang sangat baik bagi berbagai pihak yang terkait.“Ada beberapa yang masih mengkha-watirkan lagi, yakni persiapan yang matang menjadi faktor yang harus di perhitungkan. Mulai dari meram-bahnya produk asing di Batam serta mahalnya bahan baku yang berakibat kepada ketidaksiapan pemerintah dan UKM/ Koperasi serta elemen – ele-men terkait dalam menyambut Asean Economic Comunity 2015 menda-tang,” tutur Ninik.Sementara, perwakilan UMKC Univer-sitas Indonesia, Dewi memberikan be-berapa pengarahan tentang pendamp-ingan yang baik serta teknologi yang canggih dapat mendukung kelancaran bagi pelaku UKM/ Koperasi.“Usaha mikro jangan di samakan den-gan UKM,“ ujar Dewi.Masih kata Dewi, etitude dalam pelayanan serta prosedur perizinan yang kurang baik menjadi kendala bagi pihak UKM/ Koperasi dalam pengu-rusan berbagai macam kelengkapan usahanya.“Kekhawatiran atas mahasiswa asing yang banyak kuliah di Indonesia, bisa menjadi sebagai perantara pihak asing untuk kedepannya,” katanya.Pada kesempatan itu juga, Asisten Direktur Deputi Kepala Perwakilan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Minot Pur-wahono menyampaikan, Bank Indone-sia juga ikut andil dalam hal ini. Sebab, Bank Indonesia telah menganggarkan sebesar 20 persen untuk UMKM. “Bahkan di Batam sudah 38 persen kredit untuk UMKM,” ucap Minot.Masih kata Minot, kedepannya diharapkan ada program dengan menggaet beberapa instansi untuk memberikan kredit kepada masyarakat serta nelayan.

(CR01)

H Muhammad Sani

MediaUKM 05Edisi 3 Tahun 2013

Page 6: Media UKM Edisi 03 2013

tanjungpinang - Makanan sagu, mungkin sedikit asing bagi sebagian masyarakat Kota Tanjungpinang. Akan tetapi, sagu bukanlah makanan yang utama. Namun, bagi masyarakat Selat Panjang, Kabupaten Meranti Provinsi Riau, sagu merupakan makanan pokok. Akan hal itu, peserta kuliner yang me-wakili Meranti menyajikan olahan sagu tersebut dengan rasa yang sangat gurih dan nikmat dalam Festival Makanan Melayu yang digelar oleh Dinas Perin-dustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tanjungpinang, Sabtu (28/9) beberapa hari yang lalu.

Dalam Festival itu juga, peserta kuliner dari Selat Panjang Kabupaten Meranti, memberikan keunikan terh-adap menu makanan yang ditampilkan. Sedangkan, makanan olahan yang menggunakan sagu sebagai bahan dasarnya, yaitu makanan Sempolit sagu yang ditampilkan perwakilan dari daerah Meranti.

Sementara, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, merupakan penghasil sagu terbesar ke 3 di Indo-nesia dengan luas lahan 57 ribu hektar dengan total produksi 491 ribu ton per tahun. Sejak zaman nenek moyang, sagu sudah menjadi makanan pokok dan untuk di Meranti salah satunya jenis ma-kanan sagu yang biasa mereka buat atau olah dengan cara direbus dan digoreng, yaitu Sempolit Sagu.

Olahan tersebut dibuat dari tepung sagu. Tepung sagu merupakan tepung hasil olahan dari teras batang rumbia atau pohon sagu. Tepung ini memiliki karakteristik fisik seperti mirip tapioka. Sempolit sagu terdiri dari campuran cabe merah, kangkung, bawang merah, bawang putih, siput dan bilis yang siap disajikan.

Pada Gelaran Kuliner tersebut, stan Khas Meranti yang merupakan bagian dari Festival, Sempolit sagu disuguhkan kepada para pengunjung. Makanan ini

memiliki rasa dominan, gurih dan baik untuk dikosumsi buat sipa saja.

Akan hal itu, pengelola gerai kuliner Meranti ala sagu, Dra. Hj. Azizah merin-cikan proses pembuatan makanan sagu itu kepada salah satu pengunjung.

“Untuk Sempolit sagu, campuranya terdiri dari mie sagu, lalu dicampur dengan cabe merah, kangkung, bawang merah, bawang putih, siput dan bilis lalu siap disajikan,” ujar Azizah.

Azizah menerangkan, Sempolit sagu memiliki rasa pedas karena terdapat campuran cabe merah. Pembelinya lumayan banyak. Dalam dua hari meng-hasilkan hampir sebesar Rp2 jutaan.

“Dalam 2 hari, kami menghasilkan atau omset yang kami dapat sekitar Rp2 juta. Hari pertama Rp700 ribu dan hari kedua sekitar Rp1,3 juta dan pembelinya lumayan cukup ramai,” kata Azizah.

Selain di Festival Kuliner, ia juga menjual makanan olahan sagu tersebut di Jalan Pramuka Lorong Pulau Raja Tanjungpinang.

Sementara, kata dia, Sempolit sagu terdapat sekitar 40 jenis makanan yang terbuat dari sagu. Diantaranya, Mie sagu goreng, mie kuah udang, cendol sagu, manisan kates, manisan cermai, manisan terong, kue hasidah, kue bang-kit sagu dan banyak lagi yang lainya dengan harga yang bervariasi.

(Afrizal)Khas Meranti GurihOlahan Sagu

MediaUKM 06 Edisi 3 Tahun 2013

Page 7: Media UKM Edisi 03 2013

tanjungpinang – SIAN MEI, meru-pakan satu – satunya usaha kuliner yang menyajikan makanan spesial ayam goreng dengan bumbu khas di Kota Tanjungpi-nang. Bahkan, SIAN MEI juga memberi-kan berbagai pelayanan kepada masyarakat Tanjungpinang serta pelanggan tetapnya.

Akan tetapi, sebelum memulai usaha tersebut, Oie Cheng Ho selaku pemilik SIAN MEI, memulai usaha tersebut den-gan modal semangat dan dimodalkan oleh Badan Permodalan. Sehingga, usaha ayam goreng spesial itu bisa berjalan hingga saat ini.

“Modal awal saya itu semangat, dan dimodalkan oleh badan pemodalan. Usaha kuliner yang saya sajikan ini, masih di seputar Tanjungpinang. Bahkan sudah pernah punya lima cabang dan saat ini membuka bisnis opertunity, yakni di Hang Lekir Resto dan pelantar II,” ujar Oie Cheng, Senin (30/9).

Oie Cheng memaparkan, usaha ku-liner yang dijalaninya itu, sudah dimulain-ya sejak tahun 2006 silam. Untuk pertama kali ia berjualan ayam goreng tersebut, di

ruko samping Taka Deli batu 10, dengan nama Kedai Makan Tarempa.

Selain itu, Oie Cheng menyajikan ayam goreng spesial khas SIAN MEI tersebut dengan khas rasa yang beda dengan ayam goreng lainnya di Tanjung-pinang, bahkan harganya juga rela-tive terjangkau dari berbagai kalangan masyarakat.

“Ayam goreng kami ini beda dengan ayam goreng lainnya. Sebab, selain bum-bunya khas, dalam satu porsi itu terdapat berbagai lalapan. Seperti satu potong tempe, sambal, dan bumbu tabur,” ucap pemilik SIAN MEI, Oei Cheng Ho.

Oie Cheng mengatakan, untuk satu porsi ayam goreng itu dijualnya seharga Rp15 ribu. Sedangkan, untuk satu porsi lengkap dengan nasi dijual Rp19 ribu. Selain itu, usaha kulinernya halal dan dijamin rasa yang berani dan nikmat.

“Selain rasa yang nikmat, kami juga melayani pesanan dalam skala besar, serta penyajian makan ditempat, dan bungkus bawa pulang,” katanya.

Selain itu, SIAN MEI juga membagi-

kan souvenir terhadap pelanggan dan masyarakat yang membeli ayam gore-ngnya. Sementara, pesanan dalam skala besar tersebut, SIAN MEI telah sering melayaninya, seperti dalam acara arisan, reunian, halal bihalal. Bahkan, dua tahun terakhir, SIAN MEI pernah melayani pesanan dari gedung daerah untuk acara open house, dengan jumlah pesanan hingga ribuan kotak.

Selain itu, kata dia, untuk penjualan ayam gorengnya saat ini, rata – rata menghabiskan 60 Kg atau 60 ekor ayam/ hari. Hal itu, jika jualan normal. Akan tetapi, jika ada pesanan dalam skala besar, maka bisa lebih dari itu dan tergantung dari pesanan pelanggan.

“Jika masyarakat penasaran dengan rasa ayam gereng khas SIAN MEI kami, silakan kunjungi kuliner kami di Jalan Pelantar II, dan di Hang Lekir Resto, atau bisa menghubungi kami di nomor 0852 6477 7922. Untuk itu, kami siap me-layani masyarakat dan pelanggan di Kota Gurindam ini,” ucap Oie Cheng.

(Alpian Tanjung)

Modal Semangat danDimodalkan Oleh Badan Permodalan

SIAN MEI- Dengan modal semangat akhirnya usaha kuliner SIAN MEI menda-patkan modal dari Badan Per-modalan.

MediaUKM 07Edisi 3 Tahun 2013

Page 8: Media UKM Edisi 03 2013

Atas Dasar Kekeluargaan

Pemko: Koperasi Didirikan

tanjungpinang – Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang, melalui Wakil Wali Kota Tanjung-pinang, H. Syahrul memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan ko-perasi yang digelar di Aula Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tanjungpinang, pada Selasa (17/9).

“Pemerintah Kota Tanjungpi-nang, sangat mengapresiasi kegia-tan ini, kita ketahui bahwa Kopera-si didirikan atas dasar kekeluargaan dan usaha bersama,” ujar Syahrul saat membuka secara resmi Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Program Pembangunan Ko-perasi, yang diadakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Kop-erasi dan UMKM dan Pasar Kota Tanjungpinang.

Berdasarkan amanat tersebut, kata Syahrul, maka pembangunan ekonomi di Kota Tanjungpinang harus berorientasi pada pemban-gunan ekonomi kerakyatan, se-hingga pemberdayaan koperasi dan UMKM sebagai pelaku usaha terbesar perlu mendapat dorongan semua pihak, karena secara nyata memiliki kontribusi terhadap peer-tumbuhan ekonomi Kota Gurin-dam.

“Dengan dilaksanakan rapat koordinasi ini, koperasi dapat ter-us berkiprah di tengah – tengah masyarakat, terus menciptakan in-ovasi baru, terus menigkatkan azas kekeluargaan sesama anggota, agar tercapainya pertumbuhan ekonomi Kota Tanjungpinang yang lebih baik,” kata Syahrul.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Kop-erasi dan UMKM, Drs. Wan Ka-mar mengatakan, rapat koordinasi ini dilaksanakan untuk memberi-kan ruang kepada pengurus ko-perasi, agar dapat memberikan masukan dan pendapat serta par-tisipasi masyarakat dalam pemban-gunan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

“Sedangkan, peserta dalam ra-pat koordinasi ini, diikuti sebanyak 75 orang yang terdiri dari koperasi yang ada di Kota Tanjungpinang,” ucap Wan Kamar.

(Alpian Tanjung)

“Dengan dilaksanakan rapat koordinasi ini, koperasi dapat terus berkiprah di tengah – tengah masyarakat, terus men-ciptakan inovasi baru, terus menigkatkan azas kekeluargaan sesama anggota, agar tercapainya pertumbuhan ekonomi Kota Tanjungpinang yang lebih baik.”

H. Syahrul, Wakil Walikota Tanjungpinang.

MediaUKM 08 Edisi 3 Tahun 2013

Page 9: Media UKM Edisi 03 2013

3 Hari Omset

tanjungpinang – Omset transaksi jual beli selama 3 hari di Festival Kuliner Nusantara Tanjungpinang 2013, yang terdiri dari 37 Stand dan juga termasuk kuliner perorang yang dilaksankan Dinas Perindustrian Per-dagangan Koperasi dan UMKM Kota Tanjungpinang di Jalan Teuku Umar, mencapai sebesar Rp134.929.000.

“Selama 3 hari pelaksanaan Fes-tival Kuliner ini, omset yang dicapai untuk 37 Stand dari Paguyuban dan termasuk kuliner perorangan, men-capai sebesar Rp134.929.000,” kata Kepala Disperindag Koperasi dan UMKM Kota Tanjungpinang, Wan Kamar, Sabtu (28/9) malam.

Dia mengatakan, 37 Stand Pa-guyuban dan Kuliner Perorangan tersebut diantaranya Paguyuban Kabupaten Karimun, Kampar (Riau), Kabupaten Meranti, Selat Panjang, Bengkalis, PSMTI, Manado, Anam-bas, Among Mitro, Minang Maimbau (Sumatra Barat), Maluku, Siantan

Anambas, Jemaja, Tanjung Batu dan lain sebagainya.

Sementara, diantara 37 Stand tersebut, sambung Wan Kamar, hanya dipilih empat pemenang yang sebe-lumnya diseleksi oleh Master Chip Hani Amelia dari Jakarta.

“Pemenang juara harapan 1 yaitu dari Maluku, juara harapan 2 dari Sulawesi Selatan, juara 2 dari Among Mitro dan untuk juara 1 yaitu dari Minang Maimbau (Sumatra Barat),” kata Wan Kamar.

Sementara Festival Kuliner tersebut, ditutup oleh Wakil Walikota Tanjungpinang, H Syahrul Spd. Da-lam sambutanya, mengucapkan terima kasih kepada panitia yang telah sukses melaksanakan acara tersebut dan juga kepada masyarakat Kota Tanjungpi-nang yang telah datang menghadiri acara Kuliner ini.

“Semoga apa yang kita inginkan untuk Kota Tanjungpinang, bisa tercapai yaitu untuk menumbuhkan

pari-wisata

Kota Tanjung-pinang kedepannya dengan adanya Festival Kuliner ini,” kata Syahrul.

Pada penutupan itu juga, turut dihadiri oleh Kepala SKPD Kota Tanjungpinang dan juga diwakili oleh pemerintah Kabupaten Meranti (Riau).

(Afrizal)

Capai Rp134 Juta di Kuliner“Selama 3 hari

pelaksanaan Festi-val Kuliner ini, omset

yang dicapai untuk 37 Stand dari Paguyu-

ban dan termasuk kuliner perorangan, mencapai sebesar Rp134.929.000”

MediaUKM 09Edisi 3 Tahun 2013

Page 10: Media UKM Edisi 03 2013

tanjungpinang – Ketua Bidang UKM Permodalan dan Perbankan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Tanjungpinang, Yeffi Zalmana SH, mengakui dalam beberapa hari terakhir nilai tukar uang rupiah melemah. Namun, pengusaha yang ada di Kota Tanjungpinang, diminta untuk memperbanyak atau menyeru-kan agar ekspor lebih ditingktakan. Supaya mengimbangi permintaan dolar Amerika Serikat (AS) yang sedang menguat.

“Seperti menin-gkatkan ekspor terhadap usaha busana, meubel, bauksit, dan usaha yang ada di Kota Tan-jungpinang ini. Selain itu, bagi pengusaha, diharapkan tidak mey-impan uang Dollar, kalau bisa di-

tukarkan dan diputar kembali untuk usaha, agar membantu nilai rupiah bisa stabil,“ kata Yeffi Zalmana SH, Kamis (29/8).

Yeffi mengatakan, salah satu cara jangka pendek untuk mena- han imbas penu- runan

nilai tu-kar disek-tor riil adalah

memper-banyak

volume ekspor.

Jika itu

dilakukan, maka kebutuhan likuiditas dalam negeri dapat dipenuhi.

“Yang penting, hasil ekspor itu dibawa kembali ke Provinsi Kepri atau ke Indonesia,” ujar Ketua Bi-dang UKM Permodalan dan Per-bankan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Tanjungpinang ini.

Saat ini, sebagian pengusaha khususnya eksportir, memang senang lantaran usahanya dibayar dengan Dollar. Namun, Yeffi menilai kondisi usaha akan lebih ideal jika rupiah masih di bawah Rp10.000.

“Idealnya rupiah kita dibawah Rp10.000, karena saat ini Dollar AS masih diatas Rp10.000. Tapi yang jelas, bagiamana car-anya agar bisa menciptakan dan mendatangkan investor ke Kepri,” kata Yeffi.

(Afrizal)

Kadin tanjungpinang Minta Pengusaha Perbanyak Ekspor

Yeffi Zalmana SH

“Selain itu, bagi pengusaha, diharapkan tidak meyimpan uang Dollar, kalau bisa ditu-karkan dan diputar kembali untuk usaha, agar membantu nilai rupiah bisa stabil.”

MediaUKM 10 Edisi 3 Tahun 2013

Page 11: Media UKM Edisi 03 2013

BataM - Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menggelar roadshow me-masyarakatkan investasi syariah di 12 kota besar di Indonesia. Di Batam, MES menggelar pelatihan sekolah pasar modal syariah level 1 di Hotel PIH Batam Cen-tre, Sabtu (21/9/2013) pagi. Selain untuk memberikan ilmu perbankan dan sosial-isasi pasar modal kepada peserta, pelati-han ini juga sarana pengenalan investasi dengan landasan nilai-nilai syariah.

“Pelatihan ini merupakan bentuk edukasi bagi pengurus serta anggota MES yang ada di daerah,” jelas Benda-hara II MES Pusat, Sugiharto di sela-sela kegiatan yang dihadiri sekitar 150 orang tersebut.

Perbankan syariah, kini tidak lagi identik sebagai bank untuk kalangan muslim ataupun orang yang mau naik haji. Namun sudah menjadi kebutuhan semua kalangan, yang menginginkan keuntungan kedua belah pihak, bank dan nasabah. Karena sistem perbankan syariah yang kuat dan sehat, mampu mendorong terciptanya sistem keuangan yang efisien dan stabil.

Begitupun dengan pasar modal syariah, secara nasional terus mengalami pertumbuhan, ditandai dengan terus bertambahnya perusahaan, baik di Bursa

Efek Indonesia (BEI) ataupun dalam Daftar Efek Syariah (DES). Pasar modal syariah, semakin dilirik dan menjadi pilihan investasi sejak keluarnya Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) nomor 80 tahun 2011 tentang penerapan prinsip syariah. Tidak ada yang disembunyikan dalam bertransaksi di pasar modal sya-riah, karena kontrak dibuat berdasarkan kesepakatan bersama dan ada kewajiban untuk memenuhi akad.

Sistem syariah dalam pasar modal merupakan sistem termudah yang sebe-narnya bisa diterima semua pedagang saham. Dan harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian tanpa spekulasi atau manipulasi. Selain adanya pelarangan terhadap riba (bunga), judi (maysir) dan ketidakjelasan (gharar), sistem syariah da-lam pasar modal juga mengatur menge-nai akhlak, dokumentasi akad, penjualan sistem murabahah dan ijarah, yakni akad pemindahan hak guna/ manfaat atas suatu barang, atau pemberian jasa/pekerjaan dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa.

Pelatihan sekolah pasar modal syariah, menurut Sugiharto merupa-kan pelatihan dasar di bidang ekonomi syariah yang baru pertama kali dilak-sanakan di Batam. Kota Batam dipilih

sebagai tempat pelatihan, karena berhasil mendapatkan rekomendasi atas tingginya pertumbuhan ekonomi bersama dengan 16 kota besar lain di Indonesia.

Melalui pelatihan ini, diharapkan perekonomian dan sektor riil daerah lebih berkembang lagi ke depannya. Seir-ing dengan bertambahnya pengetahuan dan kepercayaan masyarakat terhadap investasi syariah sebagai pilihan investasi yang aman.

“Bagi saya pelatihan ini sangat pent-ing sekali. Karena 90 persen umat di Indonesia ini beragama muslim. Apalagi ketika kita lihat transaksi di bursa syariah yang besar sekali nilainnya. Jadi kita harap pengetahuan bisnis pasar modal ini sangat berguna untuk kedepannya,” terang Sugiharto.

Roadshow Sekolah Pasar Modal Syariah ini merupakan bentuk komit-men dalam mendukung pengemban-gan ekonomi syariah di pasar modal. Sehingga masyarakat lebih memahami ketentuan dan mekanisme berinvestasi di pasar modal, sesuai prinsip-prinsip syariah. Sekitar 150 orang hadir dalam Roadshow Sekolah Pasar Modal Syariah dengan pemateri dari para Pengurus MES ini.

(Zaki)

Investasi Syariah,Untungkan Kedua Belah Pihak

Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) meng-gelar roadshow.

MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013 11

Page 12: Media UKM Edisi 03 2013

tanjungpinang – Sebanyak 300 orang pengusaha yang ada di Kota Tanjung-pinang, mengikuti Sosialisasi Perwako Pemungutan Pajak Daerah, untuk men-ingkatkan kesadaran dan menambah wawasan wajib pajak pada peraturan Wali Kota, di Restauran Sei Nam, Jalan Us-man Harun Tanjungpinang, Rabu (25/9).

Acara tersebut, dibuka oleh Wakil Walikota Tanjungpinang, H. Syahrul, S, melalui Dinas Pendapatan, Pengelolaan Dan Kekayaan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tanjungpinang, dan turut men-gahadiri Asisten III, Suyatno, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Camat, Lurah, serta para pelaku pengusaha.

Dalam sambutannya, Syahrul men-gatakan, kegiatan sosialisasi peraturan Walikota mengenai pemunggutan pajak daerah adalah artikulasi peraturan daerah Kota Tanjungpinang Nomor 8 Tahun

2012, tentang perubahan atas peraturan daerah nomor 2 tahun 2011 tentang pajak daerah.

“Dimana peraturan Walikota meru-pakan petunjuk teknis atas implementasi peraturan daerah yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Tanjungpinang,” kata Syahrul.

Syahrul menambahkan, kegiatan ini sangat penting untuk terwujudnya kepedulian, kepatuhan dan ketaatan wa-jib pajak terhadap pajak yang dikenakan, sesuai dengan peraturan kepala daerah yang berlaku.

“Saya berharap, kepada para pelaku usaha, dapat mengikuti sosialisasi ini dengan cermat, dan dapat berjalan dengan efektif, untuk di implementasi-kan sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku,” ujar Syarul.

Selain itu, Nazri, S. Sos, selaku ketua

pelaksana kegiatan menyampaikan, peserta kegiatan sosialisasi ini berjum-lah 300 orang, terdiri dari para pelaku pengusaha di Kota Tanjungpinang, sosialisasi ini bertujuan untuk memberi pengetahuan, pengertian serta wawasan dan kesadaran kepada wajib pajak sesuai peraturan yang berlaku.

Lanjut dia, pelaksanaan sosialisasi ini berlangsung selama 1 hari, dengan narasumber berasal dari kementerian keuangan direktorat pajak daerah, DP-PKAD.

“Peserta akan diberikan pemaha-man mengenai Perwako No. 61 Tahun 2012 tentang petunjuk pelaksanaan pajak hotel, perwako no. 63 tentang petunjuk pelaksanaan pajak hiburan, perwako no. 64 tentang petunjuk pelaksanaan pajak reklame, perwako no. 65 tentang petun-juk pelaksanaan pajak penerangan jalan, perwako no. 66 tentang petunjuk pelak-sanaan pajak mineral bukan logam dan batuan, perwako no. 67 tentang petunjuk pelaksanaan pajak parkir dan perwako no. 68 tentang petunjuk pelaksanaan pajak air tanah,” kata Nazri.

(Afrizal)

“Dimana peraturan Walikota merupakan petunjuk teknis atas implementasi peraturan daerah yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Tanjungpinang”

300 Pengusaha tanjungpinang

Laksanakan Sosialisasi Pungutan Pajak

MediaUKM 12 Edisi 3 Tahun 2013

Page 13: Media UKM Edisi 03 2013

tanjungpinang – Kerupuk ikan Teng-giri produksi usaha perorangan UD Sumber Rezek di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), berha-sil menembus ekspor pasar Singapura.

“Dalam seminggu, saya mengirim kerupuk ikan Tenggiri ke Singapura, sekitar 500 bungkus. Mungkin, karena rezeki kita selalu menjaga rasanya agar tetap enak. Kalau pun harga ikan naik, kita tidak mengurangi rasa,” itulah prin-sip yang dijaga untuk keberhasilan, kata Bona Chandra, Jumat (4/10).

Bona mengatakan, pengembangan usaha kerupuk yang dirintisnya tersebut, dimulai sejak tahun 1988 silam didaerah Kampung Baru dan sekarang sudah pin-dah ke Jalan Merpati gang Jalak nomor 8 Batu 11 Tanjungpinang, tepatnya tak jauh di belakang Hotel Aston Tanjung-pinang.

Bona yang berusia 52 tahun ini men-gatakan, usaha kerupuk yang jalaninya tersebut berawal dari kerupuk Bandung dan memiliki dua orang karyawan. Hari demi hari, usahanya meningkat pesat hingga saat ini, bahkan Bona telah menampung sekitar 22 orang karyawan dalam usaha kerupuknya tersebut.

Bahkan, saat ini, sebagian besar kerupuk yang terpajang di beberapa swalayan yang ada di Tanjungpi-nang merupakan produk hasil karya produksi Bona. Bayangkan, setiap hari Bona bersama 22 karyawannya menargetkan pengolahan kerupuk dari bahan hasil laut sebanyak 150 kilogram.

“Dalam sehari, kami mengolah sekitar 150 kilogram bahan hasil laut, dan itu selain dari kerupuk Ikan Teng-giri,” kata bapak yang memiliki sepasang anak ini.

Kerupuk ikan Tenggiri ala Bona Chandra ini, rasanya memang khas. Rasa ikan Tenggiri sangat gurih, garing dan bumbunya sangat terasa di lidah dan tak asing lagi oleh warga Tanjungpinang.

Dia menerangkan, kerupuk ikan Tenggiri warnanya putih dengan bentuk menyerupai lempengan bulat dengan berbagai jenis ukuran dan untuk cara pengolahannya, yakni pertama, tepung dimasak dan dicampur dengan bumbu. Lalu daging ikan Tenggirinya digiling. Setelah itu, katanya baru dicampur den-gan bumbunya seperti garam, penyedap, dan setelah itu baru dicetak.

Setelah itu, dia menambahkan, set-elah dicetak selanjutnya dikukus, dipo-tong dan dijemur sampai kering. Setelah kering, lalu digoreng dan dibungkus serta siap dipasarkan.

“Dipasarkanya mulai dari ukuran yang paling kecil dengan harga Rp6.500. Sedangkan, ukuran sedang hingga ada yang paling besar dengan harga Rp30.000 perbungkus. Tapi kalau yang kita ekspor ke Singapura dengan harga Rp12.000 perbungkusnya,” kata Bona Chandra.

Selain kerupuk Ikan Tenggiri yang diproduksi, kata dia, ada lagi kerupuk ikan tongkol putih, kerupuk gonggong,

kerupuk kentang, udang, cumi – cumi dan kerupuk rasa otak – otak.

“Untuk semua kerupuk yang kami produksi, selain untuk dijual juga bisa dijadikan oleh – oleh khas Tanjungpi-nang,” ujar Bona yang saat itu lagi me-lihat karyawannya sedang membungkus kerupuk yang akan diekspor.

Sementara, selain di ekspor ke Sin-gapura, Bona juga memasarkanya rata – rata hampir diseluruh Kepri, seperti di Tanjungpinang, Kota Batam, Kijang dan daerah lainnya.

“Hampir seluruh Kepri kami pasarkan, selain Singapura dan omset yang saya terima lumayan besar puluhan juta rupiah dalam sebulan,” kata Bona Candra.

Diakuinya, pasar ekspor memang lebih nikmat bagi dia, karena penghasi-lannya lebih tinggi. Sebab, harga jual di pasar ekspor lebih tinggi dari harga di Indonesia. Sejauh ini, pasar ekspor yang berhasil dibuka Bona baru ke Negera Singapura. Hanya sekali seminggu.

“Kita belum temukan langsung tempat penjualannya di sana. Selama ini, saya bergantung ke agen. Meski lewat orang ketiga, harga penjualannya di Sin-gapura memang lebih tinggi dibanding pasar lokal, tapi biaya juga lebih tinggi,” kata Bona.

Usaha yang di capainya tentu sudah luar biasa. Dengan adanya pembua-tan kerupuk yang dipeloporinya itu, setidaknya sudah meningkatkan jauh penghasilannya dan juga bisa membuka lapangan pekerjaan buat orang lain.

“Kalau masyarakat Tanjungpinang ingin membelinya, silahkan datang langsung ke UD Sumber Rezeki Jalan Meparti gang Jalak dekat Hotel Aston Tanjungpinang. Atau silahkan hubungi 0813 6440 7788,” kata Bona Chandra.

(Afrizal)

Kerupuk Ikan tenggiri

Tembus Pasar Ekspor Singapura

Suasana Lomba masak gemar makan ikan.

MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013 13

Page 14: Media UKM Edisi 03 2013

hasil produknya dengan HAKI.Melalui fasilitas gratis kali ini,

Kementerian Perdagangan berupaya memudahkan proses mendapatkan HAKI bagi pelaku IKM di Kota Batam, dengan menanggung sepenuhnya biaya pendaf-taran. Pelaku IKM yang mendaftarkan HAKI, diantaranya IKM dengan produk bermerek Cipta Budaya, Nuri Hijau, Piayu Snack, Fartiana dan merek-merek lainnya.

Menurut Lukman, masih minimnya pelaku IKM yang mendaftarkan merek dagang ini, terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia. Dari sekitar 30 juta jumlah IKM di Indonesia, baru sekitar puluhan ribu saja IKM yang telah menda-patkan merek dagang. Padahal tanpa didaftarkan, merek dagang sangat rentan digunakan pengusaha lain dan tidak akan mendapat perlindungan hukum.

“IKM yang telah mendaftarkan produknya, akan mendapatkan hak paten selama 10 tahun, namun pada tahun ke-9, mereka harus memperpanjang merek dagangnya,” jelas Lukman.

BataM - Kesadaran industri kecil dan menengah (IKM) di Kota Batam untuk mendaftarkan hak atas kekayaan intelek-tual (HAKI), berupa merek dagang mulai tumbuh. Senin (23/9/2013), sebanyak 12 IKM mendaftarkan merek dagangnya ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM). Mereka mendaftarkan HAKI melalui fasilitas secara gratis oleh Kementerian Perindus-trian dalam sosialisasi yang berlangsung di Gedung Marketing Badan Pengusahaan (BP) Batam.

“Sebagian besar IKM yang mendaft-arkan HAKI melalui fasilitas Kementerian Perindustrian kali ini, adalah yang berg-erak di bidang makanan ringan, snack, dan souvenir,” ungkap Staf Ahli HAKI Ditjen IKM Kementerian Perindustrian, Lukman Hakim Lubis.

Menurut Lukman, biaya pendaftaran HAKI sebenarnya masih sangat terjang-kau, hanya Rp600 ribu. Namun masih banyak pelaku IKM yang enggan dan belum sadar pentingnya mendaftarkan

Lukman menjelaskan, perlindungan produk dengan HAKI sangat penting guna membantu IKM dalam meningkat-kan daya saing produk di pasaran, baik domestik maupun internasional. Den-gan HAKI, maka nilai produk, semakin lama akan semakin tinggi, kalau branded semakin diminati oleh konsumen, seh-ingga hak HAKI atau hak paten semakin dihormati.

Untuk itu, kepatuhan terhadap prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat akan menjadi kunci sukses bagi dunia IKM, untuk dapat bersaing di pasar. Kementerian Perdagangan juga akan terus menjalin kerjasama dengan seluruh industri dan masyarakat dalam menyusun strategi dan upaya peningkatan daya saing serta perlindungan terhadap konsumen. Mengingat pelanggaran hak kekayaan intelektual dapat menghambat perkembangan IKM, perekonomian dalam negeri dan melemahkan daya saing industri di tingkat global.

(Zaki)

Industri Kecil di BatamMulai Sadar HAKI

sebanyak 12 IKM

mendaftarkan merek dagangnya

ke Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia

14 MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013

Page 15: Media UKM Edisi 03 2013

tanjungpinang – Ratusan warga dari berbagai domisili di Tanjung-pinang, mendatangi bazar murah Ramadhan yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Kepri dan Kota Tanjungpinang di Kantor Camat Tanjungpinang Timur, Jalan DI Panjaitan Km 7, Senin (15/7).

Selain itu, untuk mendapatkan paket sembako tersebut, warga harus menunjukkan kupon kepada petugas kecamatan dan memba-yar uang tunai sebesar Rp59 ribu. Kupon itu juga sebelumnya telah disebarkan oleh pihak kecamatan sejak dua pekan lalu kepada warga Tanjungpinang Timur.

Pasar murah tersebut bermak-

sud untuk menyetabilkan harga, dan disubsidi oleh pemerintah sebesar 49 persen dengan uang Rp59.000 mendapatkan satu paket sembako berisikan 5 Kg Beras, 5 Kg Gula, dan 2 Liter Minyak Goreng. Sementara, stok paket yang disediakan tersebut sebanyak 1.500 paket sembako untuk warga.

“Antisipasi terhadap kenaikan BBM dan merupakan bentuk kepedulian Provinsi Kepulauan Riau dan membantu meringankan masyarakat pasca kenaikan BBM,” kata Drs. Amhar Ismail, M.Si, Kadis Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Kepri.

kabarnya, kegiatan ini akan berlanjut ke kabupaten/ kota se-Proinsi Kepri dan untuk selan-

jutnya akan digelar di Bintan dan Batam.

Ishar Ramli, Sekcam Tan-jungpinang Timur, berterima kasih kepada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang telah memberi kepercayaan kepada kecamatan Tanjungpinang Timur untuk menjadi panitia dalam Pasar Murah Ramadhan Ini.

salah satu warga yang ikut men-gantri mengaku senang dengan program pemerintah dengan men-gadakan pasar murah tersebut.

“Pasar murah ini sangat mem-bantu meringankan beban warga, pemerintah harus terus peka terh-adap keberlangsungan hidup dan kesejahteraan warga,” ujar samsul.

(Masirwan)

Warga KerumuniBazar Murah Ramadhan

Bazar murah Ramadhan yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Kepri dan Kota Tanjungpinang di Kantor Camat Tanjungpinang Timur, Jalan DI Panjaitan Km 7, Senin (15/7).

MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013 15

Page 16: Media UKM Edisi 03 2013

Budi Doremi Nyanyi BarengWali Kota Tanjungpinang

tanjungpinang – Artis Ibu Kota, Budi Doremi nyanyi bareng (red, duet) dengan Wali Kota Tanjungpinang, H. Lis Darmansyah, pada Kamis 26 September 2013, di Jalan Teuku Umar Tanjungpinang. Duet itu juga, sekaligus peresmian Festival Kuliner Nusantara yang dilaksanakan oleh Dinas Perin-dustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Tanjungpinang.

Festival Kuliner itu juga, meru-pakan yang kedua kalinya di adakan oleh Dinas Perdagangan. Akan hal itu, pelaksanaan acara tersebut dimeriah-kan oleh artis Ibu Kota, yakni Budi Doremi.

Selain itu, acara itu juga dihadiri oleh para pejabat dikalangan Pemko Tanjungpinang, yakni Wali Kota Tanjungpinang, H. Lis Darmasyah SH yang di damping oleh istrinya selaku ketua PKK Kota Tanjungpinang, HJ Yuniarni Pustoko Weni SH, dan juga Wakil Wali Kota Tanjungpinang, H. Syahrul S.Pd yang juga di damping istrinya, serta Ketua DPRD Kota Tan-jungpinang, dan unsur FKPD diling-kungan Pemko.

Sementara, dalam Festival Ku-liner Nusantara tersebut, diikuti oleh 37 peserta yang terdiri dari unsur paguyuban dan pelaku UKM, yakni Minang Maimbau, Maluku, Among Mitro, Selat Panjang, Bengkalis, Bundo Kanduang, PMSTI, Kampar, Jemaja,

Lingga, Tambelan, Sulawesi Selatan, Siantan, Karimun, Sunda, Palembang, Medan, Bali, Tanjung Batu, Alumni STM, serta ditambah oleh para pelaku usaha di Kota Tanjungpinang sebanyak 18 orang.

Sedangkan, acara itu juga diisi dengan demo masak oleh master cheff Indonesia yaitu master Hani Amalia (peraih 5 besar master cheff Indonesia 2012).

Dalam laporan panitia pelaksana, Wan Kamar mengatakan, tujuan diada-

kannya acara festival kuliner nusantara ini, adalah memperkenalkan kuliner dari berbagai daerah yang tergabung dalam paguyuban yang ada di Kota Tanjungpinang.

“Sehingga, kita sama – sama dapat mengetahui berbagai jenis aneka ku-liner itu, dan diharapkan dapat men-jadi produk yang bernilai ekonomis bagi Kota Tanjungpinang,” kata Wan Kamar.

Ia menyampaikan, terimakasih atas partisipasi seluruh paguyuban se Kota

Tanjungpinang, karena telah ikut serta dalam festival kuliner nusantara 2013.

“Serta terimakasih kepada bapak Bandi selaku owner Tanjungpinang Citywalk yang telah memberikan laluan kepada kami dalam penggunaan pu-jasera ini,” ucapnya.

Pada kesempatan itu juga, Wali Kota Tanjungpinang, H. Lis Darmasyah SH, resmi membuka acara kuliner tersebut, mendukung penuh akan kreatifitas – kreatifitas para peserta festival kuliner nusantara 2013.

16 MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013

Page 17: Media UKM Edisi 03 2013

Mahasiswa fIKP Manfaatkan

tanjungpinang – Sebanyak enam orang Mahasiswa Fakultas Ilmu Ke-lautan dan Perikanan (FIKP) Univer-sitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Tanjungpinang, manfaatkan momen wisuda untuk berjualan bunga pelas-tik.

Keenam mahasiswa itu juga, sengaja melakukan wira usaha dengan membeli bunga dan kembali mer-angkainya dengan sekian rupa, serta

menjualnya dilingkungan Masjid Raya Dompak, tempat acara Wisuda Um-rah digelar, Kamis (26/9).

Bunga yang mereka rangkai terse-but, berjumlah 110 bunga dan dijual dengan harga Rp10 ribu. Mereka mengaku, kegiatan yang sama pernah dilakukan pada Wisuda Umrah tahun sebelumnya di Hotel BBR, Tanjung-pinang.

“Belajar untuk kreatif dan mampu

memanfaatkan peluang yang ada,” ujar Farhan mahasiswa semester 3 FIKP.

Kepada IsuKepri.com, Farhan mengatakan, tanpa disadarinya pe-luang – peluang yang ada seringkali disia – siakan, sehingga terbuang percuma. Memanfaatkan peluang/ momen tersebut agar menjadi maha-siswa kreatif.

(CR02)

Wisuda Untuk Jualan Bunga

“Dengan diadakannya festival ku-liner ini, mudah – mudahan kerinduan akan makanan – makanan kampung halaman akan terobati dengan sajian dan menu – menu yang telah dibuat oleh para peserta festival kuliner nusan-tara ini,” ucap Lis.

Atas terlaksananya kegiatan ini, Wa-likota mengucapkan terimakasih kepada para peserta festival kuiliner. “Ini akan memberikan gairah untuk para industri makanan yang ada di Kota Tanjungpi-nang, dalam menyajikan menu – menu makanan yang kedepannya akan men-jadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Tanjungpinang,” ujarnya.

(Alpian Tanjung)

Artis Ibu Kota, Budi Doremi nyanyi bareng H. Lis Darmansyah, di

acara Festival Kuliner Nu-santara yang dilaksanakan

oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan

UKM Kota Tanjungpi-nang, Kamis (26/9).

MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013 17

Page 18: Media UKM Edisi 03 2013

tanjungpinang – Kue Bakpao yang mungkin hanya bisa disaksikan pada layar kaca dalam film – film silat China, kini kue kukus tersebut bisa dilihat dan dibeli disetiap pinggir jalan protokol Kota Tanjungpinang. Tentunya, keberadaan bakpao ini menam-bah keberagaman kuliner di negeri pantun ini. Jadi, tak perlu harus ke ‘Tirai Bambu’ untuk sekedar menikmati bakpao, karena para penjaja kue tersebut mulai bertambah di setiap pinggir jalan protokol Tanjungpi-nang.

Seperti di sekitar pinggir jalan D.I Pan-jaitan Km 9 arah Kijang, apabila matahari sore mulai teduh, ketika itu juga akan terlihat aktifitas para pedagang bakpao mulai men-cari posisi berjualan atau ‘lapak’, meskipun tidak ada batas secara formal, namun posisi berjualan tersebut seolah sudah ditetapkan secara toleransi agar tidak terlalu jauh, dan tidak pula terlalu dekat, sehingga tidak mengganggu rezeki dari masing – masing bakpao yang mereka jajakan. Serta uap dari kukusan kue yang membuat siapa saja yang melihatnya akan penasaran dengan rasanya kue tersebut.

Satu diantara penjual bakpao dikawasan tersebut adalah Ramadhan, meskipun usian-ya kini masih 18 tahun. Namun, semangat membantu usaha keluarga tersebut selalu ia tekuni, mengingat sulitnya mencari peker-jaan untuk kemampuan yang tidak mampu

menyaingi perkembangan zaman.Sambil memetikan senar dari gitar yang

dibawanya, ia bernyanyi seolah bisa meng-hilangkan kejenuhan dari pekerjaan untuk sesuap nasi dan tanggung jawab demi mem-bantu usaha milik keluarganya tersebut.

“Meskipun tidak bisa membantu dalam bentuk uang, paling tidak saya bisa mem-bantu menjualkan bakpao milik keluarga saya,” kata Ramadhan ketika di temui media ini persis di seberang Karaoke Family Bagio.

Dulu, sebelum berjualan ditempatnya sekarang ini, sepeda motor bagian bela-kang yang di modif untuk bisa meletakkan bakpao, kompor beserta gas tersebut, sam-bungnya selalu bertengger di depan Radio Republik Indonesia (RRI) Km 5 atas.

Menurut Ramadhan, mulai banyaknya para pedagang bakpao di Tanjungpinang ini bermula dari usaha milik keluarganya tersebut yang dirintis beberapa tahun lalu dikawasan RRI tersebut. “Waktu itu, hanya kami yang pertama berjualaan bakpao di pinggir jalan protokol, selebihnya tidak ada para penjual bakpao di pinggir jalan Kota Tanjungpinang ini,” ujarnya.

Namun, sebelum bakpao tersebut dijual, proses pembuatan masih dilakukan secara manual dengan komposisi bahan dasar tepung terigu beserta perisa inti dari bakpao tersebut. Seperti yang ia sajikan dalam setiap bakpao, ada tiga rasa yang masing – masing

rasa memiliki warna kue yang sama hanya saja perbedaannya terletak pada warna dipusaran kue tersebut.

Pusaran kue warna merah, inti perisanya adalah kacang merah, kemudian jika pusaran kue tersebut berwarna hijau berarti dari kacang hijau dan jika cokelat sudah pasti di dalam bakpao itu ada rasa cokelat.

Karena rezeki ini susah sekali ditebak, Ramadhan dengan gerobak bakpaonya yang dulu bertandang di RRI terpaksa harus pin-dah dan mencari lokasi baru. Ia mengakui, lama kelamaan usaha tersebut mengalami penurunan karena sudah banyak yang mengekori usaha serupa di lokasi yang sama. Dari pada harus bertahan dengan omset yang semakin berkurang, dengan terpaksa, Ramadhan pergi mencari lapak baru dengan keyakinan, ia ingin berjualan dengan tenang dilokasi yang tentunya bakal lebih mengun-tungkannya.

Hasilnya, dua bulan terakhir setelah menempati posisinya sekarang di Km 9 tersebut, dari 100 bakpao seharga Rp3000 per biji selalu dijajakannya itu, bisa laku terjual 80 biji kue. Bahkan jika kondisi dan situasi mendukung, pasokan bakpao di gerobak selalu ditambah.

Tiga rasa berbeda dalam 100 bakpao selalu ditambah apabila terjual sekitar 80 biji, jadi bakpao yang dipajang di gerobak motor nya itu, selalu terlihat ramai dengan warna khas putih dari kue tersebut.

Sebenarnya, kalau ada modal lagi, ucap Ramadhan, ia ingin memiliki gerobak dan menjualnya sendiri, namun harga gerobak saja sekitaran Rp1juta, sementara pendapa-tan tidak seberapa, karena, Rp3000/ biji dari kue bakpao yang ia jual, Ramadhan hanya memperoleh Rp1000 sebagai upahnya. Sementara ditanya soal modal usaha, ia men-gaku semua modal dari pribadi keluarga, dan tidak pernah tersentuh apalagi mendengar adanya bantuan usaha kecil dari pemerintah.

“Saya berharap, jika pun ada bantuan dari pemerintah untuk membantu modal usaha bagi para usaha kecil, kami harap sudilah memberikan modal tersebut pada kami untuk memajukan usaha bakpao ini,” harapnya sammbul berteduh dibawah payung warna pelangi gerobaknya.

(Saud MC)

Harapkan Usaha Bakpao KukusBerkembang di Tanjungpinang

18 MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013

Page 19: Media UKM Edisi 03 2013

19

Kursus untuk KemandirianBataM - Kehadiran lembaga kursus dan pelatihan, menjadi salah satu sarana bagi menciptakan kemandirian sumber daya ma-nusia (SDM). Lembaga informal ini, memi-liki peran yang strategis dalam membekali SDM dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional. Yang mampu dengan mudah dan cepat diterapkan dalam dunia kerja ataupun usaha.

Peran strategis lembaga kursus dan pelatihan ini disampaikan Direktur Jenderal Ditektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) Kementerian Pendidikan Nasional, Lydia Freyani Hawadi dalam pembukaan Pameran Kursus dan Pelatihan di Mega Mall Batam Centre, Sabtu (5/10/2013). Ditengah persoalan yang dihadapi pemerintah saat ini, seperti tingginya angka pengangguran dan kemiskinan, meningkatnya jumlah penduduk, serta kesenjangan antar wilayah, lembaga kursus dan pelatihan harus mampu menjadi solusi melalui peningkatan kualitas kinerja.

“Dari sekitar 17.800 lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia, baru sekitar 20 pers-en yang memiliki kinerja baik atau berkinerja A. Dari jumlah tersebut, baru 1.988 lembaga dan 400 program yang telah terakreditasi. Ini tantangan bagi pemilik kursus untuk meningkatkan kinerjanya,” ujar Lydia

Lydia menjelaskan, kebutuhan akan SDM yang profesional dan berkualitas, menjadi tantangan bagi bangsa ini ditengah arus globalisasi. Jika SDM yang unggul dan handal ini tidak disiapkan segera untuk mampu berkompetisi dan merebut peluang yang ada, maka dengan mudah akan tergilas oleh persaingan global.

Minat SDM, terutama generasi muda di

Indonesia untuk mandiri dan memiliki usaha sendiri juga masih minim, hanya sekitar 0,85 persen dibanding jumlah penduduk. Padahal idealnya, minimal jumlah wirausaha menca-pai 2 persen di banding jumlah penduduk.

Batam dan Kepri sebagai wilayah di kawasan perbatasan, akan sangat merasakan tingginya kompetisi di tingkat global. Hanya mereka yang berpengetahuan, memiliki keter-ampilan, dan kaya dengan gagasan yang akan mampu eksis di tengah persaingan global.

Disini, kehadiran lembaga kursus dan pelatihan di daerah, diharapkan mampu menunjang program pemerintah dalam menciptakan SDM yang mandiri dan berpengetahuan. Dengan tetap berpato-kan, pada kursus dan pelatihan yang sesuai dengan potensi daerah, disertai sertifikasi kompetensi sebagai wujud pengakuan atas kualitas yang dihasilkan.

“Dengan globalisasi, kita harus mem-buka diri. Kualitas barang, informasi, dan tenaga kerja menjadi sangat penting dalam meningkatkan SDM yang profesional. Tentunya tidak cukup dengan mengan-dalkan pendidikan formal semata, namun juga perlu pembekalan melalui kursus dan pelatihan agar SDM lebih berdaya saing di lapangan kerja,” jelasnya.

Untuk mendorong peningkatan penge-tahuan dan keterampilan, Kementerian Pen-didikan Nasional tidak akan menyalurkan lagi bantuan sosial bagi lembaga kursus dan pelatihan berkinerja C dan D. Bantuan sosial akan diprioritaskan untuk masyarakat, sep-erti untuk Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) agar mampu menyelenggarkan berbagai program kursus secara gratis ke masyarakat.

Lydia mengimbau, agar pemerintah daerah juga mendukung kebijakan tersebut.

Dan memberikan perhatian yang lebih besar bagi SKB, melalui bantuan anggaran untuk peningkatan keterampilan masyarakat.

“Titip untuk Dinas Pendidikan di daerah, agar memakmurkan SKB, karena ke depan bantuan hanya kan diberikan ke SKB. Selama ini masyarakat termanjakan, dan bagi pemerintah daerah, minimal 50 persen ban-tuan harus diberikan ke SKB,” tegas Lydia.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Yatim Mustofa mengakui masih minimnya kinerja lembaga kursus dan pelati-han, terutama yang ada di Provinsi Kepri. Saat ini, ada sekitar 350 lembaga kursus dan pelatihan di Provinsi Kepri. Sedangkan jumlah SKB, ada tiga yang tersebar di Kota Batam, Tanjung Pinang dan Kabupaten Karimun.

Pameran Kursus dan Pelatihan tahun 2013, digelar selama tiga hari, mulai Sabtu-Senin (5-7/10/2013). Pameran ini diikuti 40 lembaga kursus dan pelatihan (LKP) di sejumlah daerah di Indonesia dengan berbagai jenis keterampilan. Jenis keterampi-lan yang dipamerkan diantaranya Modelling, Komputer, Bahasa Asing, Tata Boga, Tata Kecantikan Rambut, Tata Kecantikan Kulit, Spa, Tata Rias Pengantin, Otomotif, dan Teknisi HP.

Pembukaan kegiatan dimeriahkan den-gan penampilan Kelompok Nyanyian Alam (KNA) pimpinan Ully Sigar Rusady, fashion show dari top model Batam (Silhoute Model), tari-tarian, demo keterampilan, lomba keterampilan, door prize, dan hiburan menarik lainnya.

Direktur Pembinaan Kursus (Binsus), Wartanto mengatakan, Pameran Kursus dan Pelatihan tahun 2013 bertemakan “Ayo Kursus...!!” ini, digelar dalam rangka menyongsong hari Sumpah Pemuda ke-85 tahun 2013. Sehingga diharapkan bisa menjadi wahana untuk meningkatkan peran serta pemuda, dalam pembangunan bangsa dan negara.

Dalam kegiatan ini, Kementerian Pen-didikan Nasional juga memberikan hadiah apresiasi bagi LKP berprestasi dan peng-hargaan pengabdi kursus. Dengan hadiah piagam dan piala serta uang tunai sebesar Rp20 juta bagi Juara I, piagam dan piala serta uang tunai Rp15 juta bagi Juara II, dan piagam, piala serta uang tunai Rp10 juta bagi Juara III. Kemudian uang tunai sebesar Rp5 juta untuk Juara Harapan I, Rp3 juta untuk Juara Harapan II, Rp2 juta untuk Juara Harapan III beserta piagam dan piala untuk masing-masing pemenang.

(Zaki)

MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013 19

Page 20: Media UKM Edisi 03 2013

Pedagang tahu KhawatirHarga Kedelai Tidak Stabil

tanjungpinang – Satu hal yang pal-ing dikhawatirkan oleh para pedagang tahu adalah perubahan harga kedelai secara tiba – tiba. Seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu, ketika pasokan dan harga kede-lai di Indonesia tidak stabil.

Selain itu, melemahnya nilai tukar ru-piah terhadap dollar, menyebabkan naiknya harga produk – produk impor, termasuk kedelai. Para pengolah tempe dan tahu di Indonesia sampai ke Tanjungpinang men-geluhkan naiknya harga kedelai tersebut.

Salah seorang pedagang yang menjual tahu Sumedang, Grafasius (32) di jalan D.I Panjaitan Km 7 Tanjungpinang menyebut-kan, sebelum desas desus naiknya harga ke-delai beberapa waktu lalu, yang sebelumnya hanya sekitar Rp380 ribu-an per karungnya. Kini, harga kacang soya tersebut paling tinggi dan naik sekitar Rp494 ribu per kar-ung secara bervariasi dengan berat 50 kilo.

Pria kelahiran Tanjung Balai Karimun ini, sempat putus asa mencari keberadaan kedelai sewaktu adanya isu dari pulau Jawa yang merambat sampai ke Tanjungpinang.

“Kita dapat kabar, bahwa di pulau Jawa para pengrajin tahu dan tempe melakukan aksi mogok dari segala aktifitas pengolahan kedelai. Kejadian ini rupanya sampai ke Tanjungpinang, karena dampaknya sama, selain harganya mahal, kedelai juga menjadi langka di pasaran Tanjungpinang,” ujarnya.

Grafasius yang akrab disapa Sius ini mengaku, sempat khawatir jika para pengrajin tahu dan tempe di Tanjungpi-nang sampai ikut – ikutan mogok seperti di daerah Jawa. Akan tetapi, tidak semua seperti itu, sebagai contoh pengrajin tahu tempat ia berlangganan tidak melakukan aksi mogok.

Hal itu juga, sangat disayangkan apabila seorang Sius harus mogok dari berjualan tahu akibat mahalnya harga dan kelangkaan kedelai di pasaran Tanjungpinang. Karena, baginya usaha ini terus menerus harus dibu-ka, meskipun kondisi kedelai di pasar yang mengalami gonjang ganjing yang serius.

“Bagi para penjual tahu, termasuk tahu Sumedang yang saya jual ini, selalu terkait dengan kedelai di pasar, karena secara lang-sung atau pun tidak, tahu yang kami jual terkait produksi para pengrajin tahu dan harga kedelai di pasar,” katanya.

Sebagai penjual tahu yang ia tekuni sejak 2012 lalu, baginya prospek tahu di Tanjungpinang bisa dikatakan sangat baik. Karena, baru satu tahun lebih berjualan tahu, ia sudah mampu membuka cabang yang sama dikawasan Suka Berenang.

“Mulanya usaha tahu Sumedang ini milik orang asli Sumedang, namun karena ada permasalahan keluarga yang sangat penting, akhirnya pemilik pertama ini menjulanya ke saya dan meninggalkan Tan-jungpinang. Nah, bermula dari itulah saya mulai mencari celah untuk menekuni usaha ini, pertama dengan mancari agen tahu di Tanjungpinang,” kata Sius di gerobak tahu Sumedang-nya di pingggiran Jalan D.I Panjaitan Km 7.

Mungkin secara kebetulan, ketika berkeliling di pasar, ia bisa bertemu dengan agen tahu, karena tidak semua pengrajin tahu bisa membuat tahu Sumedang. Sam-bil tertawa, ia mengatakan, proses mencari pengrajin tahu ini pun menghabiskan beberapa hari juga.

“Ternyata benar bapak tersebut adalah seorang pengrajin tahu yang memiliki dapur pengolahan kedelai di Km 13 arah Kijang, dari perjumpaan itu lah saya mulai berjualan untuk meneruskan usaha tahu setelah serah terima dari pemilik usaha yang lama,” paparnya.

Per harinya, Sius mampu menjual 4 bahkan 6 ancak tahu Sumedang dari pukul 13.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Bahkan, jika situasi dan kondisi sedang mendukung, tahu yang ia jual dalam bentuk gorengan tersebut bisa habis.

“1 ancak itu sama juga satu papan

persegi, kalau kita beli di pabrik tahu yang isinya sekitar 256 biji tahu per ancak atau seharga Rp50.000 per ancak,” tutur Sius.

Pemilik sekaligus penjual tahu Sume-dang ini pun mampu mengantongi bersih pendapatannya sekitar Rp150 ribu perharinya, dan jika kondisi sepi, Rp60 ribu masih bisa diraupnya, meskipun kini omset yang ia raih mengalami penurunan.

Dari pendapatan tersebut, ia berke-inginan mengembangkan usahanya terus menerus. Hanya saja, kekhawatiran terh-adap kedelai masih mengiming – imingnya.

“Yang masih kita khawatirkan itu adalah harga dan pasokan kedelai tersebut, jika pun harganya mahal, itu masih bisa kita antisipasi, namun yang sulit ini apabila kedelai langka di pasaran,” ujarnya.

Masih kata Sius, apalagi semua usaha yang ia kelola ini tidak pernah bersentuhan langsung dengan pemerintah, semuanya dari hasil jerih payah sendiri, jadi baik modal maupun pasokan kedelai sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usahanya.

Ia berharap, ada survey dari pemerintah terhadap para pedagang pinggiran atau pedagang kaki lima seperti ia agar menda-patkan bantuan modal guna keberlangsun-gan usaha para pedagang kecil di Tanjung-pinang.

(Saud MC)

Grafasius, Pedagang tahu Sumedang di jalan D.I Panjaitan Km 7 Tanjungpinang.

20 MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013

Page 21: Media UKM Edisi 03 2013

tanjungpinang – Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Rustam mengatakan, hasil uji petik oleh tim gabungan Dinas Keseha-tan (Dinkes) Kota Tanjungpinang, Senin (29/7) terhadap produk makanan yang beredara diem-pat Swalayan di Tanjungpinang, menemukan 12 item makanan atau minuman tidak layak untuk dikon-sumsi masyarakat.

“12 item tersebut terdiri dari 7 item makanan dan minuman ka-darluasa, 3 item makanan rusak dan 2 item makanan tanpa identitas, ter-hadap semua produk makanan yang

tidak layak dan langsung dimusnah-kan dihadapan petugas gabungan,” kata Rustam.

Dengan di temukanya 12 item tersebut, kata Rustam, diharap-kan masyarakat berhati – hati saat membeli makanan atau minuman menjelang lebaran.

“Perhatikan dengan teliti tang-gal kadarluasa yang tercantum dikemasan makanan, jangan beli makanan yang kemasaan rusak dan penyok,” ujar Rstam.

Masih kata Rustam, hindari ma-kanan yang tidak memiliki identitas, berdasarkan himbauan kewasp-

adaan umum yang disampaikan Badan POM 5 Juli 2013 yang lalu.

“Diminta masyarakat untuk sementara tidak membeli seperti Redbull karena kandungan cafeinya melebihi kandunagan cafien yang diijinkan di Indonesia,” katanya.

Sementara, untuk mengetahui kandungan Cafien yang beredar sekitar 85 mg, sedangkan yang diiijnkan hanya 50 mg. Himbuan ini sampai produk yang bersangkutan memenuhi ketentuan dan memiliki izin edar otoritas POM di Indone-sia.

(Afrizal)

tanjungpinang – Inpeksi mendadak (Sidak) gabungan yang dilakukan Dinas Kesehatan (Din-kes) Tanjungpinang, Dinas Perin-dustrian dan Perdagangan (Disper-indag) Tanjungpinang, Satpol PP Tanjungpinang beserta Disperindag Kepri di empat swalayan, dan ber-hasil menemukan barang makanan yang tidak layak dijual kepada konsumen.

Aksi sidak yang dimulai dari Swalayan Pinang Lestari, Pinang Kencana, Sumber Rezeki dan Welcome, tim berhasil menemukan

kue lebaran, sarden, kuaci, wafer Tug dan manisan yang tenyata tidak layak di konsumsi oleh konsumen.

“Barang makanan yang dijual tersebut, tidak memiliki BPOM serta memiliki tanggal ekpired yang sangat singkat, kemudian barang dengan kemasan yang tidak bagus lagi, itu berhak kita tarik,” ujar Staf Dinkes Tanjungpinang, Theofinus, ketika menggeledah barang terse-but dari pajangan, Senin(29/7).

Sementara untuk parsel, rombongan sidak tidak menemu-kan barang konsumsi yang lewat

ekspired, dan masih dalam kondisi yang layak jual.

“Semua barang yang kita nyatakan tidak layak dijual, segera disingkirkan dari pajangan,” tegas Theofinus kepada pihak swalayan Pinang Lestari.

Pantauan Isukepri, para kary-awan swalayan terkait langsung mengikuti arahan tersebut, bahkan sampai membuka bungkus maka-nan yang dinyatakan tidak memiliki tanggal kadaluarsa, seperti Kuaci merk ‘Selected’.

(Saud MC)

12 Item Makanan dan Minuman

Barang tidak Layak

Tidak Layak Ditemukan

Masih Dijual di Swalayan

MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013 21

Page 22: Media UKM Edisi 03 2013

Keramba apung KerenAda di Tanjung Siambang Dompak tanjungpinang – Keramba apung keren dan modern telah selesai dirakit dan terpasang di sekitaran perairan laut Tanjung Siambang Pulau Dompak Tanjungpinang. Keramba apung itu juga, merupakan usulan dari Kelompok Lumba – Lumba Putih ke-pada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepulauan Riau.

Usulan kelompok yang beranggotakan sekitar 20 orang nelayan aktif di Tanjung Siambang Pulau Dompak itu, dipenuhi oleh DKP Kepri, sehingga keramba apung tersebut terwujud dan terpasang rapi diper-airan itu.

Pembina Kelompok Lumba – Lumba Putih, Untung Budiawan SE mengatakan, keramba apung yang memiliki 10 petak tersebut merupakan bantuan dari DKP Provinsi Kepri. “Bantuan keramba ini, sebelumnya kita mengajukan permohonan bantuan terlebih dahulu kepada DKP Ke-pri. Alhamdulillah bantuan ini tercapai dan telah rampung terpasang,” ujar Untung, Sabtu (5/10).

Keramba apung itu, kata dia, merupa-kan produksi dalam negeri, yakni buatan

Bandung dan berkuali-tas tinggi.

“Ker-am-

ba ini, satu – satunya yang baru ada di Tanjungpinang. Bahkan, mutu dan kualitas dari bahan keramba apung ini, diperkirakan dapat bertahan hingga 25 tahun,” ucapnya.

Sedangkan, pemasangan dan perakitan keramba tersebut telah rampung dipasang dan siap dipergunakan. Selain itu, kecang-gihan dari keramba apung tersebut, dapat mengikuti alunan ombak.

“Bahkan, keramba tersebut sangat mu-dah dipindah – pindahkan. Jika tidak cocok dengan air laut disini, kita bisa pindahkan ke lokasi lain, sebab proses pembokaran dan perakitannya mudah dan gampang, apalagi satu batang pelampung ini bisa dipikul. Selain itu, keramba ini juga kokoh dan dapat mengikuti alunan ombak di laut, sehingga tidak akan mudah patah jika dihantam ombak,” katanya.

Namun, kata dia, keramba tersebut belum ada terisi ikan, karena baru selesai pemasangan dan masih menunggu bibit ikan kerapu datang.

Selain itu, Untung mengutarakan, untuk satu petak keramba apung tersebut, dapat menampung 200 ekor ikan kerapu. Sedang-kan, keramba tersebut memiliki 10 petak.

“Jadi keramba apung ini dapat me-nampung hingga 2000 ekor ikan kerapu dan ikan lainnya. Selain itu, kelebihan dari keramba ini, yaitu memiliki dua lapis jaring dalam satu petak. Sehingga, ikan yang ada didalam keramba tidak akan mudah lepas,” tuturnya.

Menurut Untung, meski dari salah satu

jaring yang terpasang di masing – masing petak tersebut robek, ikannya tidak akan bisa keluar dari keramba.

“Sebab, jaring yang terpasang tersebut merupakat jaring khusus,” ucapnya.

Selain keramba, kata Untung, Kel-ompok Lumba – Lumba Putih itu juga, sedang membentuk koperasi simpan pin-jam yang sangat membantu para anggota kelompok.

“Nantinya, koperasi itu akan diting-katkan lagi. Dari simpan pinjam, kita akan jadikan koperasi penyedian berbagai peralatan nelayan,” katanya.

Sementara, anggota yang terdapat di kelompok tersebut, terdiri dari nelayan pembudidaya perikanan di Dompak, kelompok itu juga telah terbentuk hampir dua tahun.

Akan hal itu, perjuangan Untung terhadap kelompok nelayan tersebut, bukan hanya setakat pembimbingan teknis dan pembudiyaan ikan, serta koperasi saja. Melainkan, Untung telah merencanakan asuransi terhadap para nelayan yang ada di Dompak.

“Rencananya, Senin (7/10) mendatang, kita akan mengundang Jamsostek untuk mensosialisasikan program – programnya dalam pelayanan asuransi. Dan itu nanti, kita juga akan menghadirkan seluruh nelayan yang ada di Dompak. Hal ini, agar nelayan kita dapat dilindungi dan dijamin oleh pihak Jamsostek,” ucap Untung.

(Alpian Tanjung)

Keramba apung yang di usulkan para nelayan yang ter-gabung dalam kelom-pok lumba-lumba putih dipenuhi oleh Dinas Kel-

autan dan Perikanan (DKP) Provinsi

Kepi.

22 MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013

Page 23: Media UKM Edisi 03 2013

LKP amani, Dari tata BusanaHingga Keterampilan Tangan

BataM - Sebagai kebutuhan primer, san-dang menjadi komoditi yang terus diperlukan setiap manusia sebagai makhluk berbudaya. Berbagai tren dan model baru terus muncul, seiring tuntutan fungsi pakaian yang terus berkembang, seperti untuk memberikan kenyamanan sesuai dengan jenis kebutuhan hingga sebagai penunjuk status sosial.

Namun meski telah banyak tren dan model busana jadi tersedia, tak membuat manusia langsung puas setelah membelinya. Ukuran dan model yang tidak pas dengan badan, masih sering dirasakan saat membeli busana jadi. Solusinya, memakai baju jahitan sendiri bisa menjawab permasalahan atas ketidaksesuaian baju dengan ukuran dan model badan.

Wajar jika hingga kini, bisnis dan usaha di bidang tata busana masih menjadi pros-pek dan menjanjikan di Batam ataupun di Provinsi Kepri. Bagi anda yang belum memiliki pengetahuan dalam menggeluti usaha ini, seperti teknik menjahit, dan mem-bordir, tak perlu khawatir. Anda bisa menda-patkan keterampilan tersebut dengan cepat dan mudah, melalui lembaga kursus.

Salah satu lembaga kursus yang mem-berikan pengetahuan dan keterampilan da-lam tata busana, adalah Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Amani Rumah Belajar. Tempat kursus dan pelatihan yang berlokasi di Perum Senawangi Blok D Nomor 8 Ba-tauji ini, membuka kesempatan bagi anda

yang ingin menggeluti usaha dan keterampi-lan di bidang tata busana. Disini, anda dapat berlatih dan kursus menjahit, mulai dari ting-kat dasar hingga terampil dan kursus bordir.

“Kursus ini bisa diikuti siapa saja, ter-masuk yang masih pemula dan belum memi-liki pengetahuan dan ketrampilan menjahit ataupun bordir,” kata Pimpinan LKP Amani Rumah Belajar, Sukarmi di sela-sela pembu-kaan Pameran Kursus dan Pelatihan di Mega Mall Batam Centre, Sabtu (5/10/2013).

Menurut perempuan kelahiran Sema-rang, 35 tahun lalu, dibukanya LKP Amani Rumah Belajar ini ditujukan untuk memban-tu pemerintah dalam program pengentasan kemiskinan. Dengan membekali masyarakat warga belajar keterampilan dalam bidang tata busana, sebagai bekal mandiri dan siap di dunia kerja. Sehingga menumbuhkan motivasi wirausaha dan mengembangkan kreativitas masyarakat warga belajar, melalui pelatihan keterampilan tangan bagi ibu ru-mah tangga, wanita pekerja, serta anak-anak sekolah (pelajar).

Tidak hanya kursus dan pelatihan men-jahit ataupun bordir, LKP Amani Rumah Belajar juga membuka pelatihan keterampi-lan tangan. Seperti sulam pita, payet, smok, merajut, flanel, dan manik-manik.

Di tingkat Provinsi Kepri, keberadaan LKP Amani Rumah Belajar sudah menda-pat pengakuan dan mewakili Kepri di ting-kat nasional hingga luar negeri. Di tingkat

Kementerian Pendidikan Nasional (Ke-mendiknas), LKP Amani Rumah Belajar juga telah mendapatkan penilaian kinerja pada 2010 lalu.

Selain itu, LKP Amani Rumah Belajar pernah berpartisipasi dalam Jambore PTK Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) berprestasi ting-kat nasional di Jakarta tahun 2012. Kemudi-an pernah menjadi Juara I lomba instruktur tata busana Jambore PTK-PAUDNI ting-kat Provinsi Kepri. Dan mewakili Batam membawa seni sulaman di Johor Malaysia atas undangan Konjend RI-Johor tahun 2010.

“Kami sering ikut dalam sejumlah pa-meran dan memberikan pelatihan untuk mewakili Kota Batam ataupun Provinsi Kepri,” ungkap Sukarmi.

Dirjen PAUDNI menyatakan, program bantuan sosial penyelenggaraan apresiasi lembaga kursus dan pelatihan (LKP) ber-prestasi tingkat nasional merupakan salah satu bentuk pembinaan yang ditujukan untuk memotivasi LKP agar menjadi lem-baga yang berprestasi dan berdaya saing. Apresiasi LKP berprestasi ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi, kualitas dan daya saing LKP dalam memberikan layanan berbagai jenis program pendidikan sesuai kebutuhan masyarakat dan mendukung kebijkan Dirjen PAUDNI dalam mening-katkan ketersediaan, kualitas dan relevansi layanan kursus dan pelatihan di perdesaan dan perkotaan.

Direktur Jenderal Ditektorat Jenderal PAUDNI Kemendiknas, Lydia Freyani Ha-wadi sangat mendukung keberadaan dan tumbuh suburnya LKP di tingkat daerah. Sehingga bisa membantu menurunkan ting-ginya angka pengangguran dan kemiskinan.

“Peningkatan kualitas LKP juga senan-tiasa seirama dengan misi pendidikan, yakni Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas dan Relevansi, Kesetaraan, Kepastian dan Keterjaminan (5K). Untuk mewujudkan lembaga yang bermutu, dan berdaya sa-ing tinggi, hanya bisa terwujud jika terjadi suasana persaingan positif antar lembaga kursus dan pelatihan,” ujarnya.

(Zaki)

MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013 23

Page 24: Media UKM Edisi 03 2013

Batik Serindit Emas,Kaya Motif Khas MelayuBataM - Perkembangan batik nusantara, semakin luar biasa dengan pengakuan internasional atas budaya khas Indonesia. Batik nusantara kini semakin kaya koleksi, dengan hasil karya desainer batik di sejum-lah daerah di Indonesia, termasuk di Kepri dan Batam.

Sebagaimana hasil karya salah seorang desainer batik khas Melayu di Batam, Martin Baron, dengan 150 motif khas Melayunya, Batik Serindit Mas, semakin menambah khasanah motif batik di Indo-nesia. Dengan goresan tangannya, Martin Baron berhasil menelurkan motif-motif batik khas Melayu klasik yang diambil dari motif tradisional Melayu dan motif non temporer yang dikombinasikan dengan tra-disional Melayu dan ikon daerah di Kepri. Seperti Batik Jembatan Barelang (Batam), Batik Gonggong (Tanjungpinang), Batik Dugong (Bintan), Batik Penyu Hijau (Ana-mbas), Batik Ikan Tamban (Lingga), Batik Cengkeh (Natuna), Batik Rumput Laut (Karimun) dan motif lainnya.

“Batik-batik ini dikembangkan menjadi dasar motif Batik Melayu yang dimodifika-si dengan penambahan warna-warna yang khas,” ungkap Martin Baron saat ditemui di tempat produksinya, di kawasan Batam Kota, Rabu (2/10/2013).

Martin menceritakan, pengembangan motif batik khas Melayu dimulai sejak 2007 silam. Kemudian semakin berkem-bang dan masuk ke Tanjungpinang dua tahun setelahnya. Selanjutnya pada 2011, masuk ke Batam dengan branch merk batik “Serindit EMas”.

“Dalam periode 2007 hingga 2013, sudah ada 150 motif batik yang telah dihasilkan, terdiri atas 50 motif batik klasik dan sekitar 100 motif batik non temporer,” jelasnya.

Meski mengusung motif-motif Melayu dalam motif batiknya, namun produksi Batik Serindit Emas karya Martin Baron masih terpusat di salah satu daerah di Jawa. Ini dilakukan karena Batam belum memiliki unit produksi, terutama untuk batik printing.

Hampir dua tahun membuka bisnis batik di Batam, proses produksi dengan cepat menjadi salah satu kendala untuk memenuhi keinginan konsumen. Apalagi

jika pemesanan dilakukan di tengah padat-nya jumlah produksi pada musim-musim tertentu, seperti menjelang penerimaan baru ataupun musim lebaran dan haji.

Motif-motif khas Melayu yang dikem-bangkan Batik Serindit Emas muncul dari profesinya sebagai seorang arsitek. Martin banyak memelajari motif-motif khas Melayu saat mengarsiteki dan mendesain pembangunan Asrama Mahasiswa Batam dan Natuna di Yogyakarta. Dari literatur, ukiran dan motif-motif yang didesain un-tuk bangunan Asrama Mahasiswa tersebut, kemudian dikembangkan menjadi motif batik khas Melayu Kepri.

Batik printing, masih menjadi pilihan Martin Baron, karena mampu menyasar kalangan menengah yang sering memesan dalam partai besar. Karena pemesanan-nya dalam partai besar, pembuatan batik printing memerlukan biaya dan peralatan yang mendukung, dan waktu yang cepat. Dengan diproduksi di Jawa, maka bisa menekan biaya yang lebih murah dengan pengerjaan dan pemesanan yang cukup fleksibel. Pemesanan batik-batik printing, saat ini masih didominasi dalam bentuk seragam, baik seragam sekolah maupun kantor.

“Seragam sekolah merupakan sarana paling efektif untuk memperkenalkan motif-motif batik Melayu ke masyarakat,” ujar Martin.

Untuk pemasaran, jelas Martin, dilakukan melalui sejumlah outlet yang terdapat di sejumlah daerah di Provinsi Kepri, seperti di Tanjung Pinang dan Lingga. Martin mematok harga Rp40 ribu

hingga Rp45 ribu per meter, tergantung bahan dan pilihan warna yang digunakan. Semakin banyak warna yang digunakan, harga batik akan semakin mahal. Sekali proses, mampu memproduksi minimal 50 meter, yang bisa digunakan untuk bahan kemeja hingga 25 sampai 30 potong.

Ke depannya, Martin berkeinginan, Batam maupun Kepri memiliki peralatan produksi batik printing sendiri. Sehingga proses produksi bisa dilakukan lebih cepat, dan mampu memenuhi pesanan lebih be-sar, serta bisa berproduksi setiap saat tanpa terganggu musim-musim tertentu.

Dengan kemampuan memproduksi batik-batik khas Melayu di Batam ataupun Kepri, pengembangan dan pemasaran Ba-tik khas Melayu juga bisa dilakukan lebih luas, sehingga Serindit Emas bisa menjadi produk unggulan khas Kepri. Karena ban-yak pelaku bisnis dari negara asing, yang tertarik dengan motif-motif batik khas Melayu yang dikembangkan Serindit Emas. Namun akibat proses produksi masih di-lakukan di luar daerah, menyebabkan calon pemesan dari negara luar sangsi, pesanan tidak mampu dikerjakan tepat waktu.

“Mereka tertarik dengan warna dan desain yang kita kembangkan, terutama pangsa pasar Afrika dan Timur Tengah. Mungkin karena kendala kepercayaan, dan tidak memiliki unit produksi sendiri, dikhawatirkan target beban tidak terca-pai,” ungkap Martin.

(Zaki)

24 MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013

Page 25: Media UKM Edisi 03 2013

BataM – Dalam rangka meningkatkan pendapatan dan taraf hidup nelayan dan pelaku usaha perikanan didaerah, Pemer-intah Provinsi Kepulauan Riau melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepulauan Riau, melakukan berbagai program dan kegiatan baik yang bersumber dari dana APBD Provinsi Kepulauan Riau maupun APBN yang salah satunya diwujudkan dengan mem-berikan bantuan terhadap nelayan dan Pelaku Usaha Perikanan.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Kepulauan Riau, H.Muhammad Sani menyerahkan bantuan secara simbolis ke-pada masyarakat Nelayan/ Pelaku Usaha Perikanan, di acara Temu Wicara HUT- I KUB MINA Batam Madani, Tanjung Riau, Batam pada hari Rabu (3/7/2013) lalu.

Tercatat sampai saat ini, masyarakat yang berusaha dibidang perikanan (peri-kanan tangkap, perikanan budidaya dan pengolahan) sebanyak 105.899 RTP yang menggantungkan kehidupannya di perika-nan. Bantuan yang diberikan diantaranya berupa Alat Tangkap Perikanan (Kawat

Bubuh, Bento, Jaring Apollo, Jaring Karang, Mesin Ketinting, Mesin Tempel 15 PK) dan Budidaya Perikanan (Benih Bawal Bintang, KJA HDPE, Bantuan Ke-bun Bibit Rumput Laut serta Ikan Bawal Bintang untuk Restocking).

“Untuk mendukung sektor Kelautan dan Perikanan, Pemerintah telah melaku-kan berbagai program, baik pembangu-nan yang bersifat fisik, non fisik terutama pembangunan sumberdaya manusianya,” ujar Gubernur dalam sambutannya.

Acara itu juga, selain dihadiri oleh Gubernur Kepulauan Riau, Drs. H. Muhammad Sani, juga turut hadir Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Sosial Ekonomi dan Budaya, Ir. Heriyanto Marwoto M.Sc, anggota DPR RI, Walikota Batam, Drs. H. Ahmad Dahlan MH, Wakil Walikota Batam Rudi SE, Direktur Pengembangan Usaha Pen-angkapan Ikan (PUPI) Ditjen Perikanan Tangkap, Direktur Pelabuhan Perikanan, Ditjen Perikanan Tangkap KKP-RI, Per-wakilan BI Kota Batam, Perwakilan BRI Pusat Jakarta dan Nelayan / Pelaku Usaha Perikanan se-Kota Batam.

Menurut Gubernur untuk mewujud-kan percepatan pembangunan disektor kelautan dan perikanan, pemerintah mer-encanakan aksi, yaitu pertama mendorong pengembangan perikanan tangkap melalui bantuan kapal perikanan, alat tangkap perikanan dan modal usaha/ PUMP. Kedua mendorong pengembangan peri-kanan budidaya, melalui bantuan sarana budidaya perikanan laut, tawar, payau dan modal usaha/ PUMP. Ketiga mendorong pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan secara terpadu seperti bantuan alat pengolahan dan modal usaha/ PUMP. Keempat, mendor-ong percepatan implementasi kawasan minapolitan. Kelima, mempermudah akses transportasi dan rentang kendali usaha perikanan. Keenam, meningkatkan kualitas sumberdaya perikanan.

Sesuai dengan tema “Menuju Masyarakat Nelayan Yang Mandiri, Berda-ya dan Bermartabat”, maka pertemuan ini diharapkan dapat meningkatkan produk-tifitas usaha perikanan secara kuantitas maupun kualitas yang berkelanjutan.

(Alpian Tanjung)

DKP BantuPelaku Usaha Perikanan

Gubernur Kepu-lauan Riau, H.Muhammad Sani menyerah-kan bantuan se-cara simbolis ke-pada masyarakat Nelayan.

MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013 25

Page 26: Media UKM Edisi 03 2013

PKL Jodoh akan Dipindah

ke Pasar Induk

BataM - Pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini berjualan di kawasan Tos 3000 dan Pasar Pagi Jodoh, akan ditertibkan dan dipindah ke Pasar Induk Jodoh. Pemindahan ini, kembali diwa-canakan Wakil Walikota Batam, Rudi, saat meninjau Pasar Induk Jodoh dan proyek peningkatan jalan Batu Ampar, Kamis (19/9/2013).

Wacana pemindahan PKL di ka-wasan Tos 3000 dan Pasar Pagi Jodoh merupakan yang kesekian kalinya dilon-tarkan oleh Pemko Batam. Sebelumnya, wacana tersebut gagal terealisasi, karena para pedagang lebih memilih kembali lagi ke tempat lama, akibat rendahnya daya beli masyarakat di Pasar Induk Jodoh.

“Saat ini, Dinas PMPK-UKM (Pemberdayaan Masyarakat Pasar Kop-erasi dan Usaha Kecil Menengah) akan melakukan pendataan untuk mengetahui berapa banyak jumlah pedagang. Setelah ini, baru dilakukan proses selanjutnya, termasuk rencana pemindahan ke Pasar Induk,” kata Rudi.

Kepala Dinas PMPK-UKM Kota Batam, Febrialin menjelaskan, Pasar Induk Jodoh memiliki kapasitas hingga 700 pedagang. Dari kapasitas tersebut, baru sekitar 21 persen atau 150 peda-gang yang aktif di Pasar Induk Jodoh.

“Tapi kita tetap memiliki keyakinan, Pasar Induk Jodoh bisa berfungsi lagi dengan baik,” kata Febrialin optimis.

Pada April 2013 lalu, Pemko Batam dan Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) berencana untuk menyiap-kan memorandum of understanding (MoU) pengelolaan pasar induk Jodoh yang sempat mangkrak beberapa tahun terakhir. Kedua instansi tersebut akan menghidupkan kembali Pasar Induk yang sempat terbengkalai dengan meny-erahkan pengelolaannya ke pihak ketiga atau swasta.

Febrialin mengakui, terdapat sejumlah persoalan yang menghambat pengelolaan Pasar Induk Jodoh hingga tak tertangani dengan baik. Diantaranya sistem pinjam pakai Pasar Induk Jodoh ke Badan Pengusahaan (BP) Batam, yang harus diperpanjang setiap dua tahun sekali. Masa pinjam pakai Pasar Induk Jodoh untuk Pemko Batam ini, telah berakhir sejak Desember 2012 lalu.

Dinas PMPK-UKM akan menghi-tung ulang kebutuhan anggaran bagi perbaikan Pasar Induk. Karena akibat

terbengkalai dan tidak terurus sejak 2006 lalu, kondisi Pasar Induk semakin memprihatinkan.

Pasar Induk Jodoh sempat memiliki kontrak Kerja Sama Operasional (KSO) dengan PT Golden Tirta Asia (GTA) yang akhirnya diputus Pemko Batam pada 2011 lalu. Setelah pemutusan tersebut, selama masa transisi, pengelo-laan Pasar Induk Jodoh dikembalikan ke Dinas PMPK-UKM Batam.

Untuk menghidupkan kembali Pasar Induk Jodoh yang dibangun sejak 2004 lalu, Dinas PMPK-UKM juga akan melakukan kerjasama pemerin-tah swasta (KPS), sebagaimana akan dilakukan Pemko Batam dalam pengelo-laan sampah. Sebelum KPS, juga akan dilakukan visibility study, untuk melihat potensi yang bisa dilakukan dalam mem-benahi pengelolaan Pasar Induk Jodoh.

“Nantinya pihak ketiga yang akan mengelola,” jelas Febrialin.

Saat ini, kondisi Pasar Induk Jodoh sangat memprihatinkan. Bangunan yang dibangun kokoh dengan anggaran miliaran rupiah ini, kini kusam dan tak terawat. Di tangga menuju lantai dua, juga terlihat sejumlah botol minuman

keras berserakan. Sementara di depan Pasar Induk

Jodoh, berdiri kios-kios PKL liar yang berjualan aneka dagangan. Pemandan-gan ini semakin menambah kesan jorok pusat kawasan bisnis dan ekonomi di Kota Batam ini.

Wacana pemindahan PKL di ka-wasan Jodoh ke Pasar Induk, mendapat dukungan para warga. Agar kawasan Jodoh kembali teratur dari kesemrawu-tan akibat maraknya PKL yang berda-gang diatas badan-badan jalan.

Pembenahan Pasar Induk, menjadi tantangan tersendiri bagi Pemko Batam setelah sejumlah upaya yang pernah dilakukan selama ini gagal. Dengan adanya pembenahan Pasar Induk, maka bisa menjadi alternatif bagi warga Batam dalam memenuhi kebutuhannya. Bagi warga Batam, keberadaan pasar-pasar tradisional ini, masih menjadi pilihan tersendiri dalam berbelanja, selain di mal maupun pusat-pusat perdagangan modern.

“Untuk membuat Pasar Induk kem-bali bergairah, perlu penataan baik tem-pat maupun pedagangnya,” kata Bayu..

(Zaki)

26 MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013

Page 27: Media UKM Edisi 03 2013

asgar Jaya tawarkan teralis Murah

Bintan – Asgar Jaya, merupakan salah satu bengkel spesialis teralis yang bera-da di Jalan Nusantara Km 17 Kijang, memberikan tawaran menarik kepada masyarakat Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan. Tawaran itu, yakni memberikan kepuasan kepada pelang-gan yang menginginkan teralis berkuli-tas tinggi dengan harga yang murah.

Selain itu, bengkel teralis yang ter-letak di Jalan Nusantara Km 17 arah Kijang nomor 51 ini juga, memberi-kan banyak penawaran hebat kepada masyarakat.

Di antaranya, memberikan jasa pembuatan dan pemasangan pintu jendela, spandek, poling gate, hander-son, tower air, kontruksi baja, platfon gypsum, partisi, wallpaper, washpaint, modern paint hingga ke paint contrac-tor.

“Kita selalu memberikan kepuasan kepada konsumen, dengan kualitas tinggi yang selalu dijaga, serta mem-

berikan harga murah, bahkan bisa dinego,” kata pemilik bengkel teralis Asga Jaya, Abun Bunjamin, Ahad (22/9) kepada IsuKepri.com.

Sementara, untuk proses pem-buatannya hingga kelar, Abun berani menjamin produk yang ia proses bisa rampung sesuai permintaan kon-sumen.

Bengkel teralis yang langsung ia kelola tersebut, tidak hanya memberi-kan penawaran murah saja. Sampai ke pemasangan dan efisiensi kerjanya pun terhitung pada awal pemesanan yang dilakukan pihak konsumen.

“Pokoknya, konsumen tinggal terima bersih saja, kita nanti yang akan langsung memasangnya. Bagi masyarakat yang memperoleh infor-masi atau kejelasan lebih lanjut, bisa langsung datang ke bengkel, atau men-ghubungi kami di nomor 0812 2384 8444,” imbuh Abun.

(CR02)

Berkualitas Tinggi

MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013 27

Page 28: Media UKM Edisi 03 2013

Berawal dari sebuah keinginan untuk meningkatkan perekonomian didaerah-nya sendiri (Pulau Setokok) yang may-oritas berprofesi sebagai nelayan. Disini Zahrin melihat dan menemukan suatu potensi besar pada sebagian perempuan didaerahnya yang bisa memproduksi “Ikan Asin dan Kerupuk Ikan”, namun belum dikelola dengan baik.

Merasa tidak mampu dilakukan se-orang diri dalam upaya memasarkan sekaligus memperkenalkan produk tersebut ke daerah lain, Zahrin memu-tuskan untuk membuat sebuah Kelom-pok Usaha Bersama Ekonomi (KUBE) yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan para nelayan. Bahan baku dari pem-buatan ikan asin dan kerupuk ikan terse-but ialah ikan tamban, ikan yang mudah didapatkan oleh para nelayan pulau set-okok, sehingga Zahrin memberi nama

produk mereka dengan nama “Tamban Menari” Khas Barelang dan menama-kan perusahaannya dengan nama POK-LAHSAR Anak Nelayan Mandiri.

Zahrin sempat mendapat hinaan dan cemooh dari orang yang tidak ter-tarik dengan produknya, mereka men-ganggap “Ikan Asin dan Kerupuk Ikan” adalah hal yang biasa dan tak menarik. Namun berkat keyakinan dan keuletan Zahrin, yang awalnya hanya ingin ber-buat untuk masyarakat didaerahnya, kini berbuat untuk Kota Batam ketika produknya dijadikan salah satu oleh-oleh khas dari Kota Batam.

“Alhamdulillah.. kini impian dan keinginan saya sudah bisa terwujudkan dan sedikit memberikan perubahan ke-pada masyarakat pulau setokok,” ujar Zahrin.

Menurutnya, pengembangan jenis

dan kualitas produk terus dilakukan. Rencananya dirinya akan memproduk-si Ikan Kukus Kering, Keripik Ikan, Tepung Ikan, Abon Ikan, Naget dan Bakso Ikan yang semuanya berbahan baku ikan Tamban.

“Usaha kami sudah menjadi tempat studi banding salah satu Prusahan di Jakarta dalam pengolahan ikan tamban, dan pernah mendapatkan permintaan dari seorang pengusaha di Malaysia se-banyak 500kg/bulan untuk pasaran di Negara Malaysia, namun sampai seka-rang belum dapat kami penuhi karena untuk Batam saja masih kurang,” Tam-bah Zahrin.

saat ini POKLAHSAR Anak Ne-layan Mandiri sudah memberdayakan 15 ibu rumah tangga dan beberapa nelayan untuk menangkap ikan tamban.

(***)

Zahrin, KembangkanProduk Ikan Tamban Menari

“Usaha kami sudah menjadi tempat studi

banding salah satu Prusa-han di Jakarta dalam pengola-han ikan tamban, dan pernah

mendapatkan permintaan dari seorang pengusaha di Malay-

sia sebanyak 500kg/bulan untuk pasaran di Negara

Malaysia”

28 MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013

Page 29: Media UKM Edisi 03 2013

20 Kelompok Dasa Wisma

Bintan – Sebanyak 20 kelompok yang tergabung di dalam dasa wisma Kelu-rahan Kijang Kota menerima bantuan Simpan Pinjam Kelompok Perem-puan (SPKP) yang disalurkan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

Penerima bantuan tersebut memiliki usaha diberbagai bidang ekonomi ker-akyatan mulai dari berdagang kue dan gorengan hingga penjual pulsa.

Lurah Kijang Kota, Muhammad Sofyan menyambut baik dengan ban-tuan yang diberikan kepada ibu – ibu kelompok dasa wisma dalam simpan pinjam kelompok perempuan tersebut.

Saat ini kata Sofyan, Kijang Kota sedikitnya memperoleh bantuan SPKP tersebut sebesar Rp500 juta untuk 20 kelompok.

“Pengajuannya melalui kelompok yang terdiri dari 10 hingga 15 orang

yang memiliki berbagai usaha. SK-nya ditandatangani oleh Ketua PKK kelu-rahan,” ujarnya.

Sebelum diberikan bantuan, tambah Sofyan, akan diferivikasi terlebih dahu-lu jenis usaha kelompoknya. Pengem-baliannya juga sangat rendah bunganya dan mudah sekitar 12 persen perbulan selama setahun.

“Kita berharap kelompok penerima bantuan itu agar benar – benar dapat mempergunakannnya untuk peningka-tan usaha ekonomi produktif, bukan

untuk komsutif semata sehingga mu-dah pengembaliannya,” imbuhnya.

Martini salah seorang penerima bantuan SPKP yang memiliki usaha pembuatan berbagai macam kue men-gaku dengan adanya pinjaman tersebut, usaha penjualan kuenya semakin maju.

“Usaha kami sudah belasan tahun, adanya bantuan SPKP ini usaha makin maju, kendati kue yang dijual tergan-tung pesanan dan di tempatkan di warung – warung,” ujarnya.

(Alpian Tanjung)

Terima Bantuan SPKP

“Kita berharap kelompok penerima bantuan itu agar benar – benar dapat mempergunakannnya

untuk peningkatan usaha ekonomi produktif, bukan untuk komsutif semata sehingga mudah

pengembaliannya.”

MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013 29

Page 30: Media UKM Edisi 03 2013

di Kepri Meningkat tanjungpinang – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan, dari data hasil sementara populasi sapi dan kerbau meningkat sekitar 31 ekor di Provinsi Kepri selama Maret 2013. Selain itu, dari periode 1 Juni 2011 sampai pada kondisi 1 Mei 2013 sebanyak 17.383 ekor.

“Populasi sapi dan kerbau men-galami peningkatan sebanyak 31 ekor dari 17.352 ekor hasil pen-dataan sapi potong, sapi perah, dan kerbau (PSPK) 2011 (kondisi tang-gal 1 Juni 2011) menjadi 17.383 ekor dari ST 2013 (kondisi tanggal 1 Mei 2013),” kata kepala BPS Provinsi Kepri, Dumangar Hutauruk, saat jumpa pers, kemarin.

Berdasarkan hasil ST 2013, apa-bila dirinci menurut wilayah, menu-rut Dumangar, tiga kabupaten yang memiliki sapi dan kerbau paling

banyak adalah Kabupaten Natuna dengan jumlah populasi sebanyak 8.558 ekor, kemudian Kabupaten Kepulauan Anambas (3.545 ekor), dan Kabupaten Lingga (1.856 ekor).

Sementara itu, kabupaten yang memiliki sapi dan kerbau paling sedikit, sambung dia, adalah Kota Tanjungpinang, dengan jumlah populasi sebanyak 329 ekor.

“Secara absolut, penurunan pop-ulasi sapi dan kerbau terbesar dari tahun 2011 ke tahun 2013 terjadi di Kabupaten Bintan dan penurunan terendah terjadi di Kota Tanjungpi-nang, yaitu masing – masing turun sebanyak 420 ekor dan 25 ekor,” kata dia.

Sementara itu, ia menyampaikan, kenaikan populasi sapi dan ker-bau terbesar terjadi di Kabupaten Natuna dan kenaikan terkecil di Kabupaten Karimun, yaitu masing

– masing naik sebesar 382 ekor dan 24 ekor.

Sementara, saat ditanya masih mahalnya harga daging sapi segar di jual dipasaran Tanjungpinang, katanya, untuk sapi potong dewasa hanya 10 persen yang bisa dipotong.

“Permintaan daging sapi masih tinggi di Kepri, sedangkan perse-dian untuk dipotong masih sedkit dan tidak sesuai dengan permint-aan masyarakat, maka itu harganya tetap mahal dan itu hukum pasar,” katanya.

(Afrizal)

Populasi Sapi Selama Mei 2013

“Populasi sapi dan ker-bau mengalami pening-

katan sebanyak 31 ekor dari 17.352 ekor hasil pendataan sapi potong, sapi perah, dan kerbau (PSPK) 2011 (kondisi tanggal 1 Juni 2011) menjadi

17.383 ekor dari ST 2013 (kondisi tanggal 1 Mei

2013)”

30 MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013

Page 31: Media UKM Edisi 03 2013

dian tampil di depan dan memimpin dengan keteladanan,” ujar Cris Topan, se-

laku pen-damping di Kube Peras – Batam, Kamis (12/9).

Selain itu, sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap pengembangan

BataM – Kerupuk Ikan Peras, mer-upakan satu – satunya kerupuk yang menjadi andalan Kelompok Usaha Bersama Pemuda Karas (KUBE PERAS) Batam. Dalam Kube Peras itu juga, sebagian anggotanya meru-pakan alumni bimbingan karakter dan pelatihan keterampilan, atas kerjasama Dinsoskam Kota Batam dan Lembaga Pengemban-gan Karakter Pemuda Indonesia (LPKPI) Garuda Muda Indo-nesia DPD Kepulauan Riau, di UPT-PRS Nilam Suri Batam.

Akan hal itu, membina pen-gusaha muda yang mandiri dan bangga tampil apa adanya ada-lah cita – cita Kube Peras. Untuk itu, mereka hadir dengan konsep yang merakyat dan berbaur dengan masyarakat, serta bersama – sama mengembangkan potensi yang selama ini belum terjamah, sehingga dapat diterima disemua kalangan.

“Kita mendambakan Pemuda In-donesia yang mandiri, untuk kemu-

kualitas sumber daya manusia (SDM) pemuda di kawasan pesisir yang selama ini masih tertinggal, seban-yak 10 persen keuntungan dari hasil penjualan produk “Kerupuk Ikan Peras” akan disisihkan untuk pro-gram pengembangan kualitas SDM pemuda dikawasan pesisir Batam, melalui Pelatihan Pengembangan Karakter Pemuda Indonesia yang berbasis budaya dan kemandirian.

“Negara Kesatuan Republik Indonesia harus ditopang oleh pilar – pilar generasi pengganti yang mandiri, kreatif, inovatif, visioner dan memanusiakan

manusia. Akan hal itu, cita – cita Pendiri Bangsa kita akan terwujud

dalam bentuk yang sebenarnya,” ucapnya.

Hal positif seperti ini, kata dia, tentunya harus didukung oleh semua kalangan, khususnya para pemimpin negeri dan pegiat perubahan ke-bangsaan.

(CR01)

Kerupuk Ikan PerasJadi Produk Andalan Batam

“Negara Kesatuan Republik Indonesia harus ditopang oleh pilar – pilar generasi pengganti yang mandiri, kreatif, inovatif, visioner dan memanu-siakan manusia. Akan hal itu, cita – cita Pendiri Bangsa kita akan terwu-

jud dalam bentuk yang sebenarnya”

MediaUKM Edisi 3 Tahun 2013 31

Page 32: Media UKM Edisi 03 2013

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Kepri