Upload
hime
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 MEDICAL REVIEW Miomektomi Dengan Teknik Laparoskopi Konvensional Dan Laparoskopi Robotik
1/5Vol. 28, No.1, Edition July 2015 MEDICINUS
ABSTRACT
In the previous studies, laparoscopic myomectomy provided several advantages. Postoperative ad-
hesion is one of potential negative risk of this procedure. Recently, robot-assited laparoscopic my-
omectomy is performed to minimize postoperative complications of conventional myomectomy.
The robotic system is called da Vinci myomectomy. Da Vinci myomectomy offers some potential ben-
efits compared to conventional myomectomy.
This technique may improve efficiency, accuracy, ease, and comfort associated with the performance
of laparoscopy.
Keywords: laparoscopic, myomectomy, robotic techniques, da Vinci, conventional laparoscopy.
Miomektomi dengan TeknikLaparoskopi Konvensionaldan Laparoskopi RobotikDenny KhusenDivisi Onkologi Departemen Ilmu Kebidanan Dan Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia / RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
medical review
PENDAHULUAN
Laparoskopik miomektomi (LM) adalah prose-
dur yang kurang invasif untuk tatalaksana mi-
oma. Tindakan ini membutuhkan ahli bedah
dengan ketrampilan yang khusus dan sudah
terlatih. Dari penelitian yang sudah dilakukan,LM memberikan beberapa keuntungan seperti
perawatan di rumah sakit yang lebih singkat,
penyembuhan post-operativeyang lebih cepat,
dan kehilangan darah lebih sedikit daripada ab-
dominal miomektomi.
Namun, kerugian besar yang dapat ditimbulkan
oleh miomektomi adalah risiko terjadinya perle-
katan pasca-operasi. Perlekatan ini dapat mem-
pengaruhi fertilitas, meningkatkan rasa sakit,dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
Sekarang ini terdapat operasi yang diasistensi
oleh robot dan merupakan salah satu inovasi
terbaru dengan tindakan invasif minimal. Peng-
gunaan sistem robotik pada operasi ginekologi
ini baru digunakan di Amerika pada tahun .
Nama sistem robotik ini adalah da Vinci. Banyak
dokter bedah menggunakan teknologi da Vinci
ini untuk menggantikan laparoskopi konven-
sional karena keuntungan pada instrumentasi
pergelangan tangan pada teknologi ini. Selainitu, penggunakan gambar dimensi, ergono-
mik, dan kontrol kamera otomatis menjadi ke-
unggulan lain dari teknologi da Vinci ini. Lagi
pula banyak dokter bedah dengan kemampuan
laparoskopi yang terbatas dapat dengan sukses
mengganti laparotomi dengan operasi invasif
minimal dengan sistem da Vinci ini.
A. Miomektomi dengan teknik laparoskopik
Laparoskopik miomektomi, walaupun mu-
dah dikerjakan tapi adalah prosedur yang me-
nyebabkan banyak perdarahan, terutama pada
kasus dimana mioma sangat besar. Oleh karena
7/25/2019 MEDICAL REVIEW Miomektomi Dengan Teknik Laparoskopi Konvensional Dan Laparoskopi Robotik
2/5Vol. 28, No.1, Edition July 2015 MEDICINUS
itu, kontrol perdarahan sangatlah penting. Pem-
berian obat-obatan sebelum miomektomi se-
perti, gonadotropin-releasing hormone agonist,
infiltrasi miometrium dengan vasopresin, dan
ligasi arteri miometrial terbukti efektif mengu-
rangi kehilangan darah saat operasi.
Dengan cara-cara diatas akan dibutuhkan
pengeluaran yang besar. Oleh karena itu, Lee
menyarankan metode pre-operatif yang lebih
efektif untuk mengontrol perdarahan, yaitu:
ampul oksitosin ( IU/ml/ampul) dimasuk-
kan ke larutan saline ( ml), yang diberikan
dengan kecepatan mIU/menit. Oksitosin
langsung berfungsi pada myometrium melalui
reseptor pada sel otot polos, yang menyebab-
kan kontraksi uterus dan menurunkan perfusi
uterus.
B. Kontraindikasi dari Laparoskopik Miome-
ktomi
Kontraindikasinya, antara lain: leiomioma yang
difus; fibroid dengan jumlah lebih dari dan
masing-masing berukuran lebih dari cm; uku-
ran uterus yang lebih dari minggu; adanya
fibroid yang lebih dari cm; dan wanita yang
menginginkan histerektomi; serta kondisi me-
dis yang tidak cocok untuk anestesia umum.
C. Keuntungan dan kerugian
Laparoskopik miomektomi (LM) adalah prose-
dur yang kurang invasif untuk tatalaksana mi-
oma. Tindakan ini membutuhkan ahli bedah
dengan ketrampilan yang khusus dan sudah
terlatih. Dari penelitian yang sudah dilakukan,
LM memberikan beberapa keuntungan seperti
perawatan di rumah sakit yang lebih singkat,
penyembuhan post-operativeyang lebih cepat,
dan kehilangan darah lebih sedikit daripada ab-
dominal miomektomi.Waktu yang dibutuhkan
untuk operasi ini bervariasi. Fibroid bertangkai
dengan ukuran - cm dapat diangkat dalam
waktu beberapa menit, sedangkan fibroid in-
tramural yang besar dapat menghabiskan be-
berapa jam untuk mengangkat dan memper-
baiki uterus. Hasil penelitian menunjukkan LM
memerlukan waktu operasi rata-rata yang lebih
lama. Peningkatan waktu operasi ini terutama
pada fibroid dengan konsistensi yang lunak,
jumlah yang lebih dari dan ukuran yang lebih
dari cm. Penelitian lain menunjukkan bahwa
waktu operasi yang lebih lama dan perubahan
operasi ke laparotomi yang lebih banyak ber-
hubungan dengan penggunaan GnRH pada LM
disebabkan oleh kesulitan dalam bidang pem-
bedahan (cleavage planes). Penelitian yang
dilakukan oleh Trivedi et al memberikan hasil
bahwa risiko konversi ke laparotomi meningkat
hampir tiga kali lipat jika ukuran fibroid lebih
dari sebelas sentimeter atau terletak di anterior.
Terdapat keterbatasan dalam LM dan sebagian
besar adalah masalah teknik. Mioma yang ter-
letak pada lokasi tertentu sulit untuk diangkat.
Ketika mioma ukurannya besar atau multipel,
atau keduanya, waktu operasi dan jumlah darah
yang hilang mungkin tidak bisa diterima. Jika
mioma tertanam secara mendalam pada mio-
metrium, perbaikan yang rapi terhadap dinding
uterus akan sulit dan ruptur uterus dapat terjadi
pada kehamilan selanjutnya. Oleh karena ruptur
uterus pernah dilaporkan pada pasien-pasien
yang dilakukan LM, kehamilan harus dimonitor
sama seperti pasien yang dilakukan abdominal
miomektomi.
Kerugian besar yang dapat ditimbulkan oleh
miomektomi adalah risiko terjadinya perlekatan
pasca-operasi. Perlekatan ini dapat mempen-
garuhi fertilitas, meningkatkan rasa sakit, dan
meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Bebera-
pa penelitian mendemonstrasikan penurunan
risiko perlekatan ketika laparoskopik menggan-
tikan laparotomi. Tinjauan literatur menunjuk-
kan bahwa angka rata-rata perlekatan pasca
operasi setelah LM adalah dan lebih dari
pada laparotomi. Barrier dianggap dapat
mencegah atau secara bermakna mengurangi
insiden terjadinya perlekatan pasca-operasi.
LM dapat menjadi pilihan bagi wanita dengan
fibroid dan infertilitas. Trivedi et al melapor-
kan peningkatan angka kehamilan pada wanita
yang sebelumnya infertil dengan mioma yang
dilakukan operasi menggunakan LM. Peningka-
tan sampai kehamilan dicapai dengan fer-
tilisasi invitro dengan cara donor oosit. Dari se-
mua kehamilan, dilakukan operasi caesar,
TechnologyMEDICAL REVIEW
7/25/2019 MEDICAL REVIEW Miomektomi Dengan Teknik Laparoskopi Konvensional Dan Laparoskopi Robotik
3/5Vol. 28, No.1, Edition July 2015 MEDICINUS
dilahirkan secara normal, dan abortus.
Tidak ada kasus ruptur uterus yang dilaporkan
pada penelitian tersebut.
D. Miomektomi dengan teknik robotik
Laparoskopi Robotik
Pada tahun , sistem robotik pertama kali
dipasarkan untuk penggunaan komersial, yaitu
ROBODOC. Ini adalah sebuah desain lengan
robot dan digunakan pada operasi ortopedik
panggul. ROBODOC mampu membuat irisan
dengan ketepatan yang tinggi pada os. femur
untuk menyisipkan implan berdasarkan memori
dimensi foto CT.
Namun penggunaan sistem robotik pada ope-rasi ginekologi ini baru digunakan di Amerika
pada tahun .Operasi yang diasistensi olehrobot ini merupakan salah satu inovasi terbaru
dengan tindakan invasif minimal. Nama sistem
robotik ini adalah da Vinci. Banyak dokter be-dah menggunakan teknologi da Vinci ini un-
tuk menggantikan laparoskopi konvensional
karena keuntungan pada instrumentasi per-gelangan tangan pada teknologi ini. Selain itu,
penggunaan gambar dimensi, ergonomik, dankontrol kamera otomatis menjadi keunggulan
lain dari teknologi da Vinci ini. Lagi pula banyak
dokter bedah dengan kemampuan laparoskopiyang terbatas dapat dengan sukses mengganti
laparotomi dengan operasi invasif minimal den-
gan sistem da Vinci ini.
Sebenarnya keuntungan yang paling bermak-na pada sistem robotik ini adalah visualisasi
dimensi, keakuratan yang baik, dan gerakan
seperti pergelangan tangan pada lengan robot
ini yang memberikan gerakan yang cakap.Ka-
rena tindakan invasif yang minimal maka dapatterjadi pemulihan yang lebih cepat dengan
rasa sakit yang lebih minimal, kehilangan darah
yang lebih minimal, dan perawatan rawat inap
post-operativemenjadi lebih singkat.
Namun laparoskopi yang diasistensi robot ini
membutuhkan ketrampilan khusus dan tidak
mudah untuk dilakukan dalam waktu yang sing-
kat, apalagi pada mioma uteri yang besar dan
multiple.
Di Amerika, sistem da Vinci ini digunakan pada
berbagai macam bidang diantaranya ginekolo-
gi, urologi, operasi general, dan bedah thoraks.
Lebih dari sistem da Vinci digunakan di se-
luruh dunia dan diantaranya sekitar sistem da
Vinci digunakan di Asia. Di Korea, sistem da Vinci
pertama kali digunakan di Universitas Yonsei
pada tahun untuk berbagai macam bidang
seperti ginekologi, urologi, operasi general, dan
bedah thoraks. Untuk bidang ginekologi sendiri
sistem da Vinci ini digunakan untuk berbagai
spesialisasi diantaranya operasi pada kanker
endometrium, mioma uteri, adenomyosis, hi-
perplasia endometrium, neoplasia servikal in-
traepitelial.
Laparoskopi Robotik dengan Sistem da Vinci
Sistem da Vinci adalah alat bantu pada operasi
laparoskopi yang terdiri dari tiga komponen
utama, yaitu:
. Tempat Operator (Surgeon Console)
Komponen ini terletak agak jauh, sekitar be-
berapa kaki dari tempat tidur pasien. Bahkan
menurut teori, komponen ini diletakkan di
ruangan lain yang berdampingan dengan ru-
angan operasi. Operator yang duduk di tem-
pat tersebut akan mampu untuk mengontrol
alat-alat robotik, sebuah kamera, dan sebuah
sumber energi yang terdapat di pasien dengan
bantuan alat penglihatan stereoskopik, mani-
pulator tangan, dan pedal kaki.
. Sistem Penglihatan (InSite Vision System)
Komponen ini menyediakan gambaran tiga
dimensi melalui endoskop berukuran mm.
Sebuah endoskop berukuran mm juga terse-
dia tapi hanya menyediakan gambaran dua di-
mensi. Oleh karena itu biasanya yang diapakai
adalah endoskop ukuran mm.
.Patient-side Cart: Lengan Robotik dan Endo
WristInstrument
Komponen ini terletak di dekat pasien. Saat ini
sistemnya tersedia baik dengan tiga lengan
atau empat lengan. Satu lengan berguna un-
TechnologyMEDICAL REVIEW
7/25/2019 MEDICAL REVIEW Miomektomi Dengan Teknik Laparoskopi Konvensional Dan Laparoskopi Robotik
4/5Vol. 28, No.1, Edition July 2015 MEDICINUS
tuk memegang endoskop sedangkan dua atau tiga tangan lainnya berguna untuk memegang
EndoWrist Instruments, yang berukuran mm atau mm. EndoWrist Instruments ini merupakan
alat yang unik karena kurang memberikan rangsang balik taktil pada operator. Namun, instrument
tersebut mempunyai mekanisme gerakan menyerupai pergelangan tangan yang memungkinkan
gerakan ke tujuh sudut yang berbeda, sehingga dapat menirukan gerakan-gerakan tangan opera-
tor. Selain itu, juga dapat mengeliminasi efek titik tumpu yang ditemukan pada operasi laparoskopi
konvensional.
EndoWristInstruments
Alatalat EndoWrist yang multifungsional ini terdiri dari forsep disektor (dissecting forceps), gun-
ting panas (hot shear), tenakulum (tenaculum), dan penggerak jarum (mega needle driver). Alat-alat
ini memungkinkan dilakukannya teknik miomektomi yang aman dan efisien dengan pergantian alat
minimal. Keuntungan forsep disektor adalah kemampuannya untuk memfasilitasi proses enukleasi
sambil menyediakan kontrol balik secara aktif selama pengaliran tenaga keluaran sedang berlang-
sung. Pada akhirnya, penggunaan alat-alat tersebut dapat meningkatkan homeostasis dengan pe-
nyebaran panas minimal, perlengketan jaringan minimal, dan juga pemanasan alat yang minimal.
Gambar . (A) Tempat operator/Surgical console (B) Lengan robotic/Robotic arms (C) Sistem
penglihatan/Visual cart(D) Endoskop dimensi (E) EndoWristInstruments.
Gambar . (Kiri) Gerakan EndoWrist Instruments yang menyerupai gerakan pergelangan tangan.
(Kanan) EndoWristInstruments yang terdiri dari : . tenakulum (tenaculum), . forsep disektor (dis-
secting forceps), . penggerak jarum (mega needle driver), . gunting panas (hot shear).
TechnologyMEDICAL REVIEW
7/25/2019 MEDICAL REVIEW Miomektomi Dengan Teknik Laparoskopi Konvensional Dan Laparoskopi Robotik
5/5Vol. 28, No.1, Edition July 2015 MEDICINUS
Ada satu penelitian yang dilakukan oleh Bedient dkk. untuk membandingkan pasien yang dioperasi
miomektomi dengan teknik robotik dan pasien yang dioperasi dengan teknik laparoskopi konven-
sional. Teknik robotik yang dimaksud adalah sistem da Vinci. Ada pasien yang diteliti secara re-
trospektif, dimana pasien menjalani operasi robotik dan sisanya orang menjalani operasi lapa-
roskopi konvensional. Data-data yang dikumpulkan termasuk usia, indeks berat badan, gejala gejala
yang timbul, karakteristik fibroid (jumlah, berat, lokasi, dan temuan patologis), lama operasi, per-
darahan, komplikasi, dan lama perawatan setelah operasi. Pasien-pasien yang menjalani laparoskopi
konvensional mempunyai ukuran uterus dan fibroid yang lebih besar serta jumlah fibroid yang lebih
banyak. Dari hasil penelitian tersebut, ada perbedaan yang signifikan bahwa komplikasi intraoper-
atif lebih sedikit pada pasien yang dioperasi dengan teknik robotik. Namun, bila disesuaikan dengan
ukuran uterus, ukuran fibroid, dan jumlah fibroid, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kelompok pasien miomektomi yang dioperasi dengan teknik robotik dan teknik laparoskopi konven-
sional dalam hal lama operasi, perdarahan, komplikasi intraoperatif dan setelah operasi dan rawat
inap lebih dari hari.
Akan tetapi, penelitian tersebut hanya memberikan gambaran hasil dalam jangka pendek saja.
Dampak yang terjadi setelah jangka waktu yang lama, seperti jumlah kehamilan, ruptur uterus,
dan komplikasi-komplikasi dari adhesi/perlengketan tidak dapat diteliti karena jumlah pasien yang
menginginkan kehamilan sedikit dan durasi follow-up yang pendek. Meskipun komplikasi setelah
operasi lebih sedikit pada pasien miomektomi robotik, namun perbedaan tersebut tidak signifikan
secara statistik.
KESIMPULAN
Walaupun teknik robotik lebih baik daripada laparotomi, tapi tidak demikian bila dibandingkan de-
ngan laparoskopi konvensional. Teknik robotik mungkin mempunyai beberapa keuntungan diban-
dingkan dengan laparoskopi konvensional untuk pasien-pasien yang menjalani operasi histerektomi
yang sederhana dan radikal. Teknik robotik ini dapat mengatasi kesulitan-kesulitan pada operasi mi-
omektomi dengan teknik laparoskopi konvensional, seperti penggunaan alat-alat yang kaku untuk
melepaskan pseudokapsul dan kesulitan dalam melakukan penjahitan yang kuat lapis demi lapis
pada insisi uterus. Selain itu, dengan adanya teknik robotik, beberapa keterbatasan pada teknik lapa-
roskopi konvensional, seperti tremor, gambaran dimensi, dan posisi berdiri operator yang lebih
lama dapat diatasi.
1. Wang CJ, Yuen LT, Han CM, Kay N, Lee CL, Soong YK. A tran-sient blocking uterine perfusion procedure to decreaseoperative blood loss in laparoscopic myomectomy. ChangGung Med J 2008;31:4638.
2. CL Lee, CJ Wang. Laparoscopic Myomectomy. Taiwan Jour-nal Obstetric and Gynecologic 2009 Des; 48(4):335-341
3. HJ Yoon, MS Kyung, US Joong, JS Choi. LaparoscopicMomectomy for Large Myomas. J Korean Med Sci 2007;22: 706-12
4. Rock JA, Jones HW. Te Lindes Operatif Gynecology. Tenthedition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, aWolters Kluwer Business; 2008.
5. Trivedi P, Abreo M. Predisposising Factors for Fbroids andOutcome of Laparoscopic Myomectomy in Infertility. Jour-nal of Gynecological Endoscopy and Surgery 2010 Jan-Jun; 1(1):47-56
6. YT Kim, SW Kim, YW Jung. Robotic Surgery in GynecologicField. Yonsei Med J 2008;49(6):886-890
daftar pustaka7. Holloway RW, Patel SD, Ahmad S. Robotic Surgery in Gy-
necology. Scandinavian journal of Surgery 2009;98:96-109
8. Nezhat C, Saberi NS, Shahmohamady B, Nezhat F. Ro-botic-Assisted Laparoscopy in Gynecological Surgery.Journal of the Society of Laparoendoscopic Surgeons2006;10:317-320
9. SP Mao, HC Lai, FW Chang, MH Yu, CC Chang.Laparos-copy-Assisted Robotic Myomectomy Using the Da VinciSystem. Taiwan J Obstetric Gynecology 2007;46(2):174-176
10. Senapati S, Advincula AP. Surgical techniques : robot-
assisted laparoscopic myomectomy with the da Vincisurgical system. J Robotic Surgery 2007; 1:69-74.
11. Bedient CE, Magrina JF, Noble BN, Kho RM. Comparisonof robotic and laparoscopic myomectomy. AmericanJournal of Obstetric and Gynecology. December 2009;201:566-627.
TechnologyMEDICAL REVIEW