7
PROSEDUR MEDICO-LEGAL Pengertian dari medico-legal sendiri adalah aspek hukum dari dunia medis atau dari profesi dokter, didalam medico-legal dokter berkewajiban menjalankan praktek profesi dan membantu penyidik dalam menangani suatu kasus pidana. Pengaturan prosedur medico-legal diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) . Didalam KUHAP disebutkan pengaturan dari penemuan atau pelaporan hingga dijatuhkannnya vonis atau hukuman. 1. Penemuan dan Pelaporan Sesuai dengan pasal 1 ayat 25 KUHAP, Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana. Penemuan dan pelaporan dilakukan oleh warga masyarakat yang melihat, mengetahui atau mengalami suatu kejadian yang diduga merupakan suatu tindak pidana. Pelaporan dilakukan ke pihak yang berwajib dan dalam hal ini yaitu Kepolisian RI, dll. Pelaporan juga bisa dilakukan melalui instansi pemerintah terdekat seperti RT (Rukun Tetangga) atau RW(Rukun Warga). Hak dan kewajiban pelaporan ini diatur didalam pasal 108 KUHAP.

Medicolegal KS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

medicolegal KS

Citation preview

Page 1: Medicolegal KS

PROSEDUR MEDICO-LEGAL

Pengertian dari medico-legal sendiri adalah aspek hukum dari dunia medis atau

dari profesi dokter, didalam medico-legal dokter berkewajiban menjalankan

praktek profesi dan membantu penyidik dalam menangani suatu kasus pidana.

Pengaturan prosedur medico-legal diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP) . Didalam KUHAP disebutkan pengaturan dari penemuan

atau pelaporan hingga dijatuhkannnya vonis atau hukuman.

1. Penemuan dan Pelaporan

Sesuai dengan pasal 1 ayat 25 KUHAP, Laporan adalah

pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak atau

kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang

berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya

peristiwa pidana. Penemuan dan pelaporan dilakukan oleh warga

masyarakat yang melihat, mengetahui atau mengalami suatu kejadian

yang diduga merupakan suatu tindak pidana. Pelaporan dilakukan ke

pihak yang berwajib dan dalam hal ini yaitu Kepolisian RI, dll.

Pelaporan juga bisa dilakukan melalui instansi pemerintah terdekat

seperti RT (Rukun Tetangga) atau RW(Rukun Warga). Hak dan

kewajiban pelaporan ini diatur didalam pasal 108 KUHAP.

2. Penyelidikan

Sesuai dengan pasal 1 ayat 5 KUHAP, penyelidikan adalah

serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu

peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat

atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur oleh

undang-undang. Penyelidik yang dimaksud adalah setiap pejabat polisi

negara Republik Indonesia yang tertera didalam Pasal 4 KUHAP.

Didalam Pasal 5 KUHAP disebutkan wewenang dan tindakan yang

dilakukan oleh penyelidik:

2. Penyelidik sebagaimana dimaksud pasal 4:

1. Karena kewajibannya mempunyai wewenang:

1. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang

adanya tindak pidana

2. Mencari keterangan dan barang bukti

Page 2: Medicolegal KS

3. Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan

menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri

4. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang

bertanggung jawab

2. Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa:

1. Penangkapan, larangan meninggalkan tempat,

penggeledahan dan penyitaan

2. Pemeriksaan dan penyitaan surat

3. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang

4. Membawa dan menghadapkan seseorang pada penyidik

3. Penyelidik membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan

tindakan sebgaimana tersebut pada ayat (1) huruf a dan b kepada

penyidik.

3. Penyidikan

Sesuai dengan pasal 1 ayat 1 KUHAP, penyidikan adalah

serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang idatur

dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang

dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan

guna menemukan tersangkanya. Penyidikan dilakukan oleh penyidik

yaitu pejabat polisi Negara RI dan pejabat pegawai negeri sipil tertentu

yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang sebagaimana diatur

di dalam pasal 6 KUHAP. Penyidik dapat meminta bantuan seorang ahli

dan didalm hal kejadian mengenai tubuh manusia, maka penyidik dapat

meminta bantuan dokter untuk dilakukan penanganan secara kedokteran

forensik. Kewajiban seorang dokter antara lain:

2. Melakukan pemeriksaan kedokteran forensik atas korban

apabila diminta secara resmi oleh penyidik.

3. Menolak melakukan kedokteran pemeriksaan kedokteran

forensik tersebut diatas dapat dikenai pidana penjara ,

selama lamanya 9 bulan.

Kewajiban untuk membantu peradilan sebagai seorang dokter forensik

itu diatur dalam asal 133 KUHAP dimana seperti yang disebutkan diatas

penyidik berwenang muntuk mengajukan permintaan keterangan ahli

Page 3: Medicolegal KS

pada dokter forensik atau kedokteran kehakiman. Untuk Hak dokter

menolak menjadi saksi/ahli diatur dalam Pasal 120,168,170 KUHAP.

Sedangkan sangsi bagi pelanggar kewajiban dokter diatur di dalam Pasal

216,222,224,522 KUHP.

Untuk melakukan prosedur Bedah mayat klinis, anatomis, dan

transplantasi oleh seorang dokter forensik diatur menurut peraturan

pemerintah No.18 Tahun1981. Dan bagi seorang dokter forensik yang

membuat sebuah keterangan palsu didalam hasil akhir pemeriksaan

dikenakan Pasal 267 KUHP dan pasal 7 KODEKI.

4. Pemberkasan Perkara

Hal dilakukan oleh penyidik, menghimpun semua hasil

penyidikannya, termasuk hasil pemeriksaan kedokteran forensik yang

dimintakan kepada dokter. Dan nanti hasil berkas perkara ini akan

diteruskan ke penuntut umum.

5. Penuntutan

Sesuai dengan pasal 1 ayat 7 KUHAP. Penuntutan yaitu tindakan

penuntut Umum untuk melimpahkan perkara pidana ke Pengadilan

Negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam

undang-undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus

oleh Hakim disidang Pengadilan.

6. Persidangan

Didalam persidangan dipimpin oleh hakim atau majelis hakim.

Dimana didalam persidangan itu dilakukan pemeriksaan terhadap

terdakwa, para saksi dan juga para ahli. Dokter dapat dihadirkan di

sidang pengadilan untuk bertindak selaku saksi ahli atau selaku dokter

pemeriksan. Dokter pun berhak menolak menjadi saksi/ahli yang

sebagaimana diatur di dala pasal 120,168,179 KUHAP.

7. Vonis

Vonis dijatuhkan oleh hakim dengan ketentuan sebagai berikut:

Page 4: Medicolegal KS

1. Keyakinan pada diri hakim bahwa memang telah terjadi suatu tindak

pidana dan bahwa terdakwa memang bersalah melakukan tindak

pidana tersebut

2. Keyakinan Hakin Harus Ditunjang oleh sekurang-kurangnya 2 alat

bukti yang sah yang diatur dalam pasal 184 KUHAP ( keterangan

saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, keterangan terdakwa)

HUBUNGAN DENGAN KASUS

Ketika orang tua dari seorang anak perempuan yang berusia 14 tahun yang dibawa

lari selama 3 hari oleh seorang pria berumur 18 tahun, curiga anaknya telah

dipersetubuhi, maka ia dapat melakukan pemeriksaan dengan terlebih dahulu

melaporkan kepada polisi yang berwenang untuk membuat surat permohonan

pemeriksaan.

Korban harus diantar oleh polisi karena tubuh korban merupakan benda bukti. Visum

et Repertum yang dibuat harus berdasarkan keadaan yang didapatkan pada tubuh

korban pada waktu permintaan Visum et Repertum diterima oleh dokter. Segala hal

dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada anak ini sebelum adanya pengajuan

permintaan visum dari polisi merupakan rahasia kedokteran yang wajib disimpannya

(KUHP ps. 322).

Dokter yang akan melakukan pemeriksaan perlu menjelaskan terlebih dahulu

tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan pada korban dan hasil pemeriksaan apa

yang akan disampaikan ke pengadilan, karena bagian yang akan dperiksa adalah

bagian yang paling pribadi dari seorang wanita. Seorang perawat atau bidan harus

mendampingi dokter pada waktu pemeriksaan korban. Dan Visum et Repertum dapat

diselesaikan secepat mungkin.