12
ARTIKEL PROTEKSI PENDIDIKAN FORMAL TERHADAP DAMPAK NEGATIF ERA MODERNISASI DISUSUN OLEH MEIRY DINTIA ARINI SMA NEGERI 4 PONTIANAK PONTIANAK, APRIL 2013

Meiry Dintia Arini (PONTIANAK)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

artikel pendidikan

Citation preview

PROTEKSI PENDIDIKAN FORMAL TERHADAP DAMPAK NEGATIF ERA MODERNISASI

ABSTRAK

Artikel ilmiah yang berjudul Proteksi Pendidikan Formal Terhadap Dampak Era Modernisasi membahas tentang bagaimana Peranan kuat dari pendidikan formal yang merupakan tempat utama seorang anak meningkatkan pengetahuan. Namun setelah masuknya era reformasi yang berdampak luas hingga lapisan generasi muda, banyak membuat salah kaprah budaya hingga meninggalkan budaya santun dan fositif. Tulisan ini diawali oleh garis garis besar pendidikan formal hingga proses terciptanya dampak dampak era reformasi yang menemukan pendidikan formal sebagai proteksi dari masalah masalah yang ditimbulkan dari tranformasi budaya era modernisasi tersebut

Kata kunci : modernisasi, generasi reformasi, transisi budaya, pendidikan formal.

PENDAHULUAN Di Indonesia mengenyam pendidikan pada intuisi pendidikan formal merupakan sesuatu yang wajib dilakukan. Kebijakan tersebut didukung oleh pemerintah dengan pengadaan wajib belajar merata selama 9 tahun hingga jenjang SMP. Bahkan kebijakan tersebut terus dikembangkan, hingga awal tahun ajaran baru 2013-2014 Indonesia mengadakan program wajib belajar merata 12 tahun hingga jenjang SMA. Setiap individu dikatakan sebagai peserta didik apabila ia telah memasuki usia sekolah. Usia 4 sampai 6 tahun di taman kanak-kanak. Usia 6 atau 7 tahun di sekolah dasar. Usia 13 sampai 16 di sekolah menengah pertama dan usia 16 sampai 19 tahun di sekolah menengah atas. Sekolah merupakan intuisi utama untuk membentuk karakter seorang anak. Pada jenjang pendidikan disekolah, setiap individu akan mendapatkan pengajaran atau didik untuk memperbaiki atau memperhalus prilaku peserta didik yang dibawa dari keluarga dan lingkungan masyarakat. Tak hanya itu, sasaran utama dari pendidikan formal adalah melatih kemampuan akademis peserta didik, menggembleng dan memperkuat mental, fisik, disiplin, dan tanggung jawab, membangun Jiwa Sosial dan Jaringan Pertemanan, dan yang terutama adalah sebagai identitas diri agar dapat disandangkan dunia pekerjaan. Kerena pesoalan ketenagakerjaan selalu mendapat perhatian yang serius dari berbagai kalangan, baik pemerintah, swasta maupun dari masyarakatBudaya modernisasi dengan cepat masuk ke masyarakat. Terutama dikalangan generasi muda. Naluri generasi muda yang selalu ingin tahu, berbagai pengalaman baru yang dianggap pas dengan dirinya. Sehingga terjadi tranformaasi periode, yakni sebuah penghapusan dan penciptaan budaya baru, budaya modernisasi. Namun semua itu tak lepas dari berbagai konsekuensi yang baik maupun konsekuensi buruk yang ditimbulkan dari tranformasi budaya era reformasi.

ISI

Reformasi zaman memang sebuah kabar baik bagi dunia dengan membuka segalanya, yang boleh dan tidak boleh. Reformasi kini menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Dengan cara berfikir reformasi yang leih rasional, efesien, dan praktis menyebabkan banyak yang meninggalkan budaya lama untuk kemudian beralih pada budaya reformasi.Masyarakat Indonesia sendiri masih digolongkan pada masa transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakat modernis. Sehingga memunculkan sebuah gejolak yang umumnya hampir tidak disadari seperti geger budaya (culture shock) sehingga berakibat shock atau sebaliknya malah memuja budaya asing tersebut. Kemudian kebingungan dalam membedakan yang mana budaya asing fositif yang akan memperkaya khasanah budaya kita, dan yang mana budaya asing negatif yang akan mengancam budaya kita lewat infiltrasi ayau erosi budaya.salah satu dampak negatif dari masa transisi perubahan budaya tersebut bagi generasi reformasi pelajar yakni menggerus budaya budaya positif seperti hilangnya rasa hormat terhadap pada orang yang lebih tua dan kepada sesama remaja yang lainnya. yang dapat menyebabkan hilangnya kebiasaan untuk berfikir lebih maju dikarenakan tidak ada kebiasaan menghormati orang lain. maka para generasi reformasi tidak dapat bersikap lebih dewasa dalam berfikir sehingga banyak penyimpangan budaya era reformasi yang kian menggerus budaya yang ditanamkan dari leluhur hingga orang tua para generasi muda. Kini mulai tersembunyi, oleh sibakan globalisasi yang membahanakan dunia generasi mudaFebruari lalu dunia pendidikan kembali menampilkan catatan panjang peradaban tawuran antar pelajar. Di Jakarta pelajar SMU tewas dibacok karena tawuran antar pelajar, sedang di Makassar mahasiswa perang batu di wilayah perbatasan fakultas Teknik dan fakultas Sospol. Ketika banyak yang beranggap bahwa kaum muda kaum penentu bangsa, seperti apa nasib bangsa kita kedepan ? Lain lagi tawuran lain lagi etiket berbusana, mirisnya generasi muda di Negara berpenduduk ISLAM terbanyak di Dunia ini lebih dominan menganut mode internasional yang katanya lebih modern. Sebagian berpendapat agar tersalurkan minat terhadap dunia mode , hingga jawaban agar terlihat lebih high-class pasti akan menimbulkan tumpang-tindih pendapat, baik yang pro maupun kontra tatkala dilihat dari sisi tidak lagi membatasi kebebasan berekspresinya sehingga timbul dampak kasus negatif yang dini untuk dihadapi kaum kawula muda.kejadian kejadian tersebut tentu tidak lepas dari pengaruh era modernisasi yang kian menghilangkan budaya bangsa kita yang tercirikan oleh saling menghormati dan menghargai sesama. juga menyirnakan citra berbusana Indonesia yang sopan dengan konsep berbusana masyarakat timur.Mengiaskan ketika peran orang tua yang hanya sah sah saja melihat budaya dengan segala integritas kebaikan yang terkandung, mulai ditepis oleh modernisasi yang bisa kapan saja menjadikan generasi muda kita menjadi generasi gagal. Yang paling fatal adalah ketika mereka, para generasi muda kurang mendapat bekal dari rumah dan terlalu banyak mendapat bekal dari luar sehingga orang tua yang mereka teladani berasal dari dunia luar yang entah darimana antah berantah nya. Dunia maya.Dari fakta yang terjadi inilah dunia pendidikan, pendidikan formal mendapatkan sebuah momen tepat untuk bertransformasi menjadi celah antara modernisasi dengan kaum reformasi (generasi muda), sebagai penyaring teladan dari dunia modernisasi itu untuk kemudian disampaikan kembali dalam sajian dampak fositif dan negatif dari tindakan tersebut. Sehinggga tidak lagi menimbulkan salah kaprah modernisasi.Pendidikan formal juga berkesempatan besar dalam memanfaatkan era modernisasi sebagai wadah dalam memfasilitasi para didikannya, sehingga menyeimbangi proses kegiatan belajar mengajar dengan kemajuan era modernisasi agar tercipta kondisi yang tidak monoton sesuai dengan naluri belajar anak.

KESIMPULANsetiap perubahan zaman memang selalu membawa dampak negatif dan positif yang sangat besar. Namun dari segala keterbukaan era moderniasi dan segala dampak bagi generasi reformasi segera akan dapat dengan baik dikemas oleh pendidikan formal dalam sajian dampak nya. Dengan berbagai kerjasama instansi-instansi terkait akan menjadikan para generasi sukses, generasi modernisasi. Semoga.

DAFTAR RUJUKAN

Djoko Suud, 2012. Anak Polah Bapak Kepradah. (online). (http://news.detik.com/read/2012/10/12/134929/2061139/103/anak-polah-bapak-kepradah) diakses 3 april 2013

DATA PENGARANGNama : Meiry Dintia AriniTempat dan Tanggal Lahir : Pontianak 14 mei 1997Kelas: XI IPA 3Nama dan Alamat Sekolah: SMAN 4 PONTIANAK, Jalan Dr. Wahidin SurihusodoNo Telp/HP Peserta: 085345040597Alamat E-mail Sekolah : [email protected] E-mail Peserta: [email protected]

LAMPIRAN SYARAT LOMBA

Scanning kartu pelajar

Scanning bukti transfer

Foto 3 X 4

ARTIKEL Page 5