4
Mekanisme Inflamasi Bahrain Utama Prawira, 1106019640 Inflamasi merupakan respon pertahanan non spesifik tubuh terhadap kerusakan jaringan. Terkait dengan sifatnya yang tidak spesifik, inflamasi dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti infeksi patogen, goresan luka, iritasi oleh bahan kimia, atau temperatur yang ekstrim. Terdapat lima ciri umum yang menandakan terjadinya inflamasi, yaitu rasa sakit di daerah inflamasi, kulit yang memerah, pembengkakan, rasa panas, dan kehilangan fungsi (misalnya ketidakmampuan merasakan sentuhan). Rasa sakit disebabkan karena adanya respon sel syaraf untuk meningkatkan kesadaran otak akan terjadinya inflamasi. Rasa panas dan kulit yang memerah disebabkan oleh menumpuknya darah dalam jumlah yang banyak di daerah inflamasi. Pembengkakan disebabkan oleh keluarnya cairan-cairan dalam pembuluh darah ke jaringan. Mekanisme inflamasi dimulai ketika adanya kerusakan jaringan, misalnya adanya benda tajam yang merobek kulit dengan cukup dalam hingga menyebabkan bakteri terintroduksi ke dalam tubuh. Sebagai respon dari adanya bakteri yang masuk, makrofag bergerak ke daerah luka dan “memakan” bakteri yang masuk. Makrofag juga mengeluarkan berbagai senyawa kimia, salah satunya adalah sitokin. Sitokin adalah protein berukuran kecil yang mengatur respon imun. Sebagian sitokin akan masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan sel endothelial mengekspresikan reseptor spesifik yang disebut selektin. Selektin akan berikatan dengan molekul karbohidrat yang berada pada permukaan sel neutrofil dan membuat sel tersebut seperti tersangkut sehingga

Mekanisme Inflamasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Enjoy

Citation preview

Page 1: Mekanisme Inflamasi

Mekanisme Inflamasi

Bahrain Utama Prawira, 1106019640

Inflamasi merupakan respon pertahanan non spesifik tubuh terhadap kerusakan jaringan.

Terkait dengan sifatnya yang tidak spesifik, inflamasi dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti infeksi

patogen, goresan luka, iritasi oleh bahan kimia, atau temperatur yang ekstrim. Terdapat lima ciri umum

yang menandakan terjadinya inflamasi, yaitu rasa sakit di daerah inflamasi, kulit yang memerah,

pembengkakan, rasa panas, dan kehilangan fungsi (misalnya ketidakmampuan merasakan sentuhan).

Rasa sakit disebabkan karena adanya respon sel syaraf untuk meningkatkan kesadaran otak akan

terjadinya inflamasi. Rasa panas dan kulit yang memerah disebabkan oleh menumpuknya darah dalam

jumlah yang banyak di daerah inflamasi. Pembengkakan disebabkan oleh keluarnya cairan-cairan dalam

pembuluh darah ke jaringan.

Mekanisme inflamasi dimulai ketika adanya kerusakan jaringan, misalnya adanya benda tajam

yang merobek kulit dengan cukup dalam hingga menyebabkan bakteri terintroduksi ke dalam tubuh.

Sebagai respon dari adanya bakteri yang masuk, makrofag bergerak ke daerah luka dan “memakan”

bakteri yang masuk. Makrofag juga mengeluarkan berbagai senyawa kimia, salah satunya adalah sitokin.

Sitokin adalah protein berukuran kecil yang mengatur respon imun. Sebagian sitokin akan masuk ke

pembuluh darah dan menyebabkan sel endothelial mengekspresikan reseptor spesifik yang disebut

selektin. Selektin akan berikatan dengan molekul karbohidrat yang berada pada permukaan sel neutrofil

dan membuat sel tersebut seperti tersangkut sehingga memelankan aliran neutrofil dalam pembuluh

darah seakan-akan neutrofil bergerak secara “rolling”.

Sinyal inflamatoris memicu neutrofil mensekresikan molekul adesif bernama integrin. Integrin

berikatan dengan molekul ICAM-1 dan VCAM-1 pada sel endothelial dan meyebabkan gerakan neutrofil

berhenti, dan sel tersebut terentang sepanjang sel endothelial. Selanjutnya jaringan yang mengalami

kerusakan mensekresikan bradykinin yang menstimulasi sel endothelial pembuluh darah untuk

meregangkan ikatan rapatnya sehingga neutrofil mampu keluar dari pembuluh darah dan membantu

makrofag menyerang bakteri. Bradykinin juga mampu berikatan dengan sel mast dan menstimulasi sel

mast mensekresikan histamin. Histamin menyebabkan pembuluh darah mengalami vasodilatasi dan

permeabilitas pembuluh darah meningkat. Vasodilatasi pada pembuluh darah memungkinkan lebih

Page 2: Mekanisme Inflamasi

banyak darah mengalir ke daerah luka, sedangkan permeabilitas yang meningkat memungkinkan

protein-protein yang berfungsi dalam pertahanan seperti antibodi dan faktor pembekuan darah keluar

dari pembuluh darah ke daerah luka. Hal tersebut bertujuan untuk membantu menghilangkan bakteri

dan senyawa toksik yang mungkin dikeluarkan oleh bakteri.

Bradykinin yang menempel pada sel kapiler akan menstimulasi sel tersebut mensekresikan

prostaglandin. Prostaglandin menstimulasi sel syaraf sensoris pada kulit untuk menimbulkan sensasi

rasa sakit. Sinyal rasa sakit kemudian diterima oleh otak dan meningkatkan kesadaran pada otak bahwa

pada daerah tesebut sedang terjadi proses inflamasi.

Proses inflamasi bagaimanapun juga merupakan suatu siklus yang mampu merusak dengan

cukup ganas. Terjadinya inflamasi secara terus-menerus dan meluas mampu merusak jaringan. Oleh

karena itu, tubuh memiliki mekanisme umpan balik yang melibatkan kortisol. Kortisol akan membatasi

sejauh mana proses inflamasi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Jawaban pertanyaan

a. Buatlah daftar gejala yang mengindikasikan daerah inflamasi?

Gejala inflamasi adalah rasa sakit, kulit memerah, rasa panas, pembengkakan, dan kehilangan

fungsi (seperti tidak mampu merasakan sentuhan)

b. Apa yang mencegah peradangan ini menyebar ke seluruh jempol kakik anda?

Adanya mekanisme umpan balik yang melibatkan kortisol yang bertindak seperti “rem”

inflamasi

c. Bagaimana sistem imun anda tahu untuk menghasilkan respon inflamasi di daerah tersebut?

Respon inflamasi timbul sebagai respon pertahanan non spesifik dan diinisiasi oleh berbagai

jenis sel dan berbagai senyawa kimia (penjelasan rinci pertanyaan ini saya jelaskan pada tulisan

mekanisme inflamasi di atas)

d. Apa yang menyebabkan terbentuknya?

(penjelasan rinci pertanyaan ini saya jelaskan pada tulisan mekanisme inflamasi di atas)

Page 3: Mekanisme Inflamasi

Daftar Acuan

Scanlon, V. C., T. Sanders. 2007. Essentials of Anatomy and Physiology. F. A. Davis Company,

Philadelphia: 622 hlm.

Tortora, G. J., B. Derrickson. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. John Wiley & Sons, New York:

1281 hlm.

W. W. Norton & Company. Microbiology animations.

http://www.wwnorton.com/college/biology/mbio/animations/main.asp?chno=ch23a01