78
MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA PESERTA ASURANSI KEBAKARAN (STUDI PADA PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA 1967 UNIT SYARIAH) SKRIPSI Skripsi Ini Diajukan Ke Fakultas Syariah dan Hukum Guna Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) Di susun Oleh : Humaidi NIM : 105046201716 PROGRAM STUDI MUAMALAT KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

  • Upload
    votruc

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING

KEPADA PESERTA ASURANSI KEBAKARAN

(STUDI PADA PT. ASURANSI UMUM

BUMIPUTERAMUDA 1967

UNIT SYARIAH)

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Ke Fakultas Syariah dan Hukum Guna Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Di susun Oleh :

Humaidi NIM : 105046201716

PROGRAM STUDI MUAMALAT

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

PESERTA ASURANSI KEBAKARAN

(STUDI PADA PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA 1967 UNIT

SYARIAH)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

Humaidi NIM: 105046201716

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Ahmad Mukri Aji, M.A Hendra Pertaminawati, M.A

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 3: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum. Wr. Wb.

Segala puji serta syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah menciptakan

manusia sebagai mahluk yang paling sempurna. Di antara salah satu kesempurnaan

Nya adalah Dia karuniakan manusia pikiran dan kecerdasan, Shalawat dan salam kita

sanjungkan kepada pemimpin revolusioner umat Islam sedunia tiada lain yakni, Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, para sahababat dan umatnya yang selalu

berpegang teguh hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi yang penulis lakukan

bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan karya-karya besar yang lebih dahulu ada,

karena masih banyak kekurangan, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam

penyajian analisisnya. Namun penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin

dalam proses penulisan skripsi ini.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis betul-betul menyadari adanya

rintangan dan ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan. Tentunya

tidak terlepas dari beberapa pihak yang sepanjang penulisan skripsi ini banyak

membantu dalam memberikan bimbingan dan masukan yang berharga kepada penulis

guna penyempurnaan skripsi ini.

i

Page 4: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

Dengan demikian dalam kesempatan yang berharga ini penulis ingin

mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih tiada terhingga kepada berbagai pihak

yang secara langsung telah membantu penulis, diantaranya:

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H, M.A, M.M. selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum beserta staff dan jajarannya yang telah

memberikan bimbingan serta arahan baik secara langsung maupun tidak

langsung selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Syari’ah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr.Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Prodi Muamalat dan H. Ah.

Azharuddin Latif, M.Ag, M.H, selaku Sekretaris Prodi Muamalat.

3. Dr. H. Ahmad Mukri Adji,M.A dan Hendra Pertaminawati,M.A, selaku

dosen pembimbing penulis yang tidak kenal lelah meluangkan waktu dan

memberikan arahan, masukan dan kritikan kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Dosen Asuransi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, serta

karyawan-karyawan dan staf perpustakaan yang telah memfasilitasi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Saiful Hadi, selaku Head Of Finance dan HRD PT. Asuransi

BumiputeraMuda 1967 Unit Syariah. Yang telah banyak memberikan

informasi dan masukan berharga dalam proses penyusunan skripsi penulis.

6. Teristimewa buat Ayahanda H.Husaini dan Ibunda tercinta Hj.Romlah.

Terima kasih atas segala doanya, kesabaran, jerih payah dan pengorbanan

ii

Page 5: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

iii

serta nasihat yang senantiasa memberikan semangat tanpa jemu hingga

ananda dapat menyelesaikan studi. Tiada kata yang pantas selain ucapan

doa, sungguh jasamu tiada tara dan tak akan pernah terbalaskan.

7. Kepada Kakak-Kakakku Huriyah, Hairuddin, Hardiansyah dan Hilwani

serta Adik-adikku Hanif dan Hafidz. Terima kasih atas dukungan moril

yang diberikan.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2005/2006 Faukultas Syariah dan

Hukum Konsentrasi Asuransi Syariah yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya selama penulis belajar di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga persahabatan kita terjalin hingga

rambut memutih.

Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca

pada umumnya serta menjadi amal baik kita di sisi Allah SWT, Akhirnya, semoga

setiap bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah

SWT. Amin yaa Rabbal al- ‘alamien.

Wasallamu’alaikum. Wr. Wb.

Jakarta, 27 Mei 2010 M

Penulis

Page 6: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….....i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. iv

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...……………………………………………………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...…………………………….. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... ...…………………………………. 7

D. Metode Penelitian ...…………….………………………………….. . 8

E. Tinjauan Pustaka Terdahulu ….......…………………………………. 9

F. Kerangka Teori dan Konsep ...……...……………………………… 12

G. Sistematika Penulisan ………………..…………………………….. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Underwriting ……………………………………………………..... 16

1. Pengertian dan Tujuan Underwriting ...……………………. 16

2. Proses dan Keputusan Underwriting ……………………..... 22

3. Surplus Underwriting …………………………………….... 27

B. Asuransi Kebakaran ……………………………………………….. 29

1. Pengertian Asuransi Kebakaran …………………………… 29

iv

Page 7: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

2. Pengertian Kebakaran ……………………………………... 33

3. Ruang Lingkup Asuransi Kebakaran ……………………… 34

BAB III TINJAUAN UMUM PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA

1967 UNIT SYARIAH

A. Sejarah Singkat Perusahaan ……………………………………… 40

B. Visi dan Misi Perusahaan …………………………………………. 41

C. Struktur Organisasi Perusahaan ………………………………….. 42

D. Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan ……………………………...45

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Metode Perhitungan Dana Surplus Underwriting Kepada Peserta

Asuransi Kebakaran ……………………………………………….. 48

B. Pengalokasian Dana Surplus Underwriting Perusahaan Asuransi PT.

Asuransi Umum BumiputeraMuda 1967 Syariah …………………. 52

C. Mekanisme Pendistribusian Surplus Tabarru Kepada Peserta Asuransi

Kebakaran …………………………………………………………. 53

D. Perkembangan Dana Surplus Underwriting Perusahaan PT. Asuransi

Umum BumiputeraMuda 1967 Unit Syariah Pada Peserta

……………………………………………………………………… 57

v

Page 8: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

vi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………. 64

B. Saran ……………………………………………………………… 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di tengah kebangkitan kembali ekonomi syariah yang mengacu

kepada kaidah-kaidah syariat Islam, dunia asuransi juga mulai mereposisi diri

dalam melakukan aktivitasnya agar sesuai dengan syariah. Akan tetapi, belum

ada format baku Asuransi Syariah yang disusun untuk dijadikan sebagai

pedoman operasional perusahaan. Hal tersebut tidak menjadi masalah, karena

dinamisnya dunia Islam yang memungkinkan siapapun untuk menyusun

format Asuransi Syariah berdasarkan pemahaman fiqh-fiqh muamalat sesuai

dengan nash-nash yang jelas dalam al-quran dan diperkuat oleh hadits-hadits

shahih, ijma’ para ulama sampai ijtihad orang perorangan.

Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah

Muslim, telah mendirikan lembaga-lembaga keuangan yang operasionalnya

berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dewan Syariah Nasional juga telah

menargetkan pada tahun 2010 seluruh asuransi konvensional di Indonesia

harus memiliki unit syariah.1

Asuransi Syariah yang mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1994,

ditandai dengan munculnya Asuransi Takaful Indonesia. Yang menjadi

landasan beroperasinya perusahaan tersebut saat itu hanyalah kebijakan

1 Abdul Ghoni dan Erny Arianty, Akuntansi Asuransi Syariah; Antara Teori dan

Praktik, (Jakarta: INSCO Consulting, 2007), h. V.

1

Page 10: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

2

Departemen Keuangan saja, hal ini dikarenakan tidak ada satu pun Undang-

Undang yang mengatur operasional Asuransi Syariah.

Dengan demikian, Asuransi Syariah tidak hanya bersaing antar

perusahaan Asuransi Syariah semata, namun juga bersaing dengan perusahaan

asuransi konvensional. Setiap perusahaan Asuransi Syariah harus mencari

strategi untuk menjaring nasabah sebanyak mungkin dan menjadikan dirinya

sebagai market leader.2

Hukum bilangan besar pada hakikatnya menjadi dasar di bidang usaha

perasuransian. Sebab, dalam usaha perasuransian terjadi proses dimana

ketidakmungkinan peramalan kejadian terhadap kasus individu diganti dengan

kemampuan untuk meramal kejadian atau kerugian secara kolektif sejumlah

kasus. Oleh karena itu, perusahaan asuransi selalu berupaya untuk

mengembangkan dan membuat produk yang inovatif agar dapat

memperbanyak nasabahnya dengan estimasi terhadap kemungkinan

terjadinya kerugian yang diderita nasabah akan semakin tepat. Selain produk

yang inovatif, perusahaan juga harus menawarkan premi yang wajar agar

mampu bersaing dengan perusahaan asuransi lain dalam menarik minat

peserta (tertanggung).

Perusahaan Asuransi Syariah bertumpukan pada konsep tolong

menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan (wa ta’awanu alal birri wattaqwa).

Selain memberikan perlindungan, perusahaan juga menjadikan semua peserta

(pemegang polis asuransi) sebagai keluarga besar yang saling menanggung

2 Perkembangan Asuransi Syariah artikel diakses pada 28 November 2008 dari

http://www.asuransisyariah.net/2008/08/perkembangan-asuransi-syariah-2008.html/

Page 11: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

3

satu sama lain terhadap musibah yang dialami peserta lain. Ta’awun

merupakan inti dari konsep Takaful, dimana antara satu peserta dengan

peserta lainnya saling menanggung risiko. Yakni, melalui mekanisme dana

Tabarru’ dengan akad yang benar yaitu aqd Takafuli atau Aqd Tabarru’. 3

Salah satu jenis produk asuransi umum atau kerugian yang memiliki

frekuensi klaim kecil namun memiliki tingkat severity (dampak kerugian)

yang cukup besar adalah asuransi kebakaran. Asuransi kebakaran merupakan

salah satu produk asuransi yang memberikan perlindungan terhadap kerugian

dan atau kerusakan sebagai akibat terjadinya kebakaran yang disebabkan

percikan api, sambaran petir, ledakan dan kejatuhan pesawat terbang berikut

risiko yang ditimbulkannya. Jaminan risiko-risiko tambahan, dengan

dikenakan tambahan premi untuk kerugian atau kerusakan yang diakibatkan

terhadap risiko-risiko antara lain; Bencana Alam (Gempa bumi, banjir, letusan

gunung berapi), Huru- hara atau kerusuhan, Gangguan usaha atau kerugian

yang diakibatkan kebakaran dan terbakar sendiri untuk stok barang.

Menurut ketentuan DAI (Dewan Asuransi Indonesia), risiko asuransi

kebakaran digolongkan menjadi 3 (tiga) kelas. Masing-masing kelas memiliki

risiko yang berbeda sesuai dengan karakteristik bangunan atau rumah. Apabila

rumah/bangunan yang akan diasuransikan mempunyai tetangga disebelah kiri

atau kanan atau belakang yang okupasi/penggunaannya berisiko lebih tinggi,

maka rumah/bangunan tersebut akan dikenakan tarif sesuai dengan risiko

yang dimilikinya.

3 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General); Konsep dan Sistem

Operasional, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 736

Page 12: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

4

Dalam dunia asuransi yang harus diperhatikan ialah penentuan tarif

permi (rate making), karena hal tersebut akan menentukan besarnya premi

yang akan diterima. Tarif atau premi yang diterapkan harus bisa menutupi

claim (risiko) serta biaya-biaya asuransi lainnya, dan termasuk keuntungan

(fee) yang diharapkan oleh perusahaan. Kedudukan perusahaan Asuransi

Syariah dalam transaksi asuransi kerugian adalah sebagai pemegang amanah

sekaligus pengelola dana premi (kontribusi/tabarru'). Asuransi syariah

menginvestasikan dana tabarru' yang terkumpul dari kontribusi peserta

kepada instrument investasi yang dibenarkan oleh syara’. Perusahaan

Asuransi Syariah yang dalam hal ini bertindak sebagai Mudharib

berkewajiban untuk membayar klaim apabila ada salah satu peserta yang

mengalami musibah. Selain itu, perusahaan juga berkewajiban menjaga dan

menjalankan amanah yang diembannya secara adil, transparan dan

profesional.

Dalam mengelola dana peserta yang terkumpul pada kumpulan dana

tabarru’, mudharib (perusahaan) diawasi secara teknis dan operasional oleh

komisaris. Dan secara syar’i diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS),

agar selalu sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah. Hal ini karena

transaksi-transaksi yang berlaku pada asuransi syariah sangat khusus jika

dibanding dengan asuransi konvensional.4

Pada akhir tahun, perusahaan menghitung selisih antara jumlah premi

yang terkumpul dengan total klaim yang dibayarkan. Selisih tersebut dalam

dunia asuransi dinamakan sebagai surplus underwriting.

4 Muahammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Wacana Ulama & Cendikiawan, Bank Indonesia & Tazkia Institute, Jakarta, hlm. 284.

Page 13: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

5

Asuransi kebakaran merupakan salah satu produk yang ditawarkan

oleh perusahaan asuransi kerugian. Dalam asuransi kerugian, kontribusi atau

premi terdiri dari dana tabarru’ dan ujrah. Dana tabarru’ yang terkumpul

dikelola seoptimal mungkin oleh perusahaan. Apabila pada akhir periode,

perusahaan Asuransi Syariah memiliki surplus dari dana tabarru’ tersebut,

maka ada beberapa kebijakan perusahaan dalam mengalokasikan surplus

underwriting (tabarru’) tersebut.

Menurut fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) nomor 53 tahun 2006,

surplus underwriting yang diperoleh dapat diberlakukan sebagai dana

cadangan tabarru’, atau dibagikan kepada peserta dan atau perusahaan

berdasarkan nisbah yang telah disepakati.5 Apabila salah satu peserta asuransi

kebakaran tidak mengajukan klaim selama masa pertanggungan dan dalam

kondisi risiko yang sama, disamping itu peserta tersebut berniat untuk

memperpanjang masa pertanggungan asuransinya, dan apabila jumlah premi

yang diperoleh perusahaan melebihi total klaim yang terjadi dalam suatu

periode, maka sudah selayaknya perusahaan mengalami Surplus

Underwriting. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh

bagaimana metode perhitungan Surplus Underwriting dan pendistribusiannya

kepada peserta asuransi kebakaran tersebut dalam skripsi yang berjudul:

”Mekanisme Pendistribusian Surplus Underwriting Kepada Peserta

Asuransi Kebakaran”.

5 DSN MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah MUI, (Jakarta: DSN MUI, 2006),

edisi revisi, h. 417

Page 14: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

6

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa alasan atau latar

belakang penulis memilih judul tersebut. Latar belakang penulis memilih

judul tersebut adalah sebagai berikut:

1. Surplus underwriting dapat diperlakukan sebagai dana cadangan tabarru’

bagi perusahaan dan atau dibagikan kepada peserta dan perusahaan.

2. Asuransi kebakaran termasuk salah satu produk asuransi kerugian yang

tingkat pengajuan klaimnya lebih rendah dibandingkan asuransi kendaraan

bermotor.

3. Surplus Underwriting memiliki peran penting dalam perkembangan

perusahaan Asuransi Syariah serta menjaga kinerja keuangan perusahaan

agar tetap stabil.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pada umumnya asuransi kebakaran memiliki frekuensi klaim yang

lebih rendah dibandingkan dengan asuransi kendaraan bermotor. Oleh karena

itu, surplus underwriting (surplus tabarru’) pada asuransi kebakaran bisa

menjadi salah satu harapan perusahaan untuk memperoleh penghasilan di luar

pendapatan premi. Dengan demikian, penulis membatasi masalah yang akan

diteliti pada Surplus Underwriting dan mekanisme pendistribusiannya kepada

peserta asuransi kebakaran yang berlaku pada PT. Asuransi BumiputeraMuda

1967 cabang Syariah (BUMIDA SYARIAH).

Adapun perumusan masalah yang akan diteliti terdiri dari hal-hal

berikut ini:

Page 15: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

7

1. Bagaimana metode perhitungan Surplus Underwriting pada asuransi

kebakaran?

2. Bagaimana perusahaan mengalokasikan surplus underwriting (surplus

tabarru’)?

3. Bagaimana Mekanisme Pendistribusian surplus underwriting kepada

peserta asuransi kebakaran?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perusahaan mengalokasikan surplus underwriting (surplus

tabarru’).

2. Mengetahui metode perhitungan Surplus Underwriting kepada peserta

asuransi kebakaran.

3. Mengetahui mekanisme pendistribusian surplus inderwriting kepada

peserta asuransi kebakaran.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, sebagai wahana untuk mengaplikasikan teori-teori yang telah

diperoleh selama studi di Perguruan Tinggi dengan aplikasi dan praktik

yang nyata.

2. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong dan

meningkatkan produksi pada asuransi kerugian syariah untuk

mendapatkan surplus underwriting yang optimal.

Page 16: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

8

3. Bagi Jurusan Asuransi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan dan

pengambilan keputusan akademisi sehingga dapat menambah keilmuan

tentang Surplus Underwriting dan mekanisme pendistribusian Surplus

Underwriting kepada peserta asuransi kebakaran.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan merupakan perpaduan antara

penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field

research) yakni penelitian yang mengumpulkan data-data di lapangan.

2. Data Penelitian

a. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif berupa aplikasi

surplus underwriting dan mekanisme pendistribusiannya kepada

peserta asuransi kebakaran pada PT. Asuransi Umum BumiputraMuda

1967 cabang syariah (BUMIDA SYARIAH) dengan menggunakan

kata-kata dan kalimat.

b. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode

sebagai berikut:

1) Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan karyawan atau

pejabat dari perusahaan asuransi yang berkenaan dengan penelitian

ini.

Page 17: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

9

2) Dokumenter, yaitu mengumpulkan data-data mengenai aplikasi

surplus underwriting dan mekanisme pendistribusiannya kepada

peserta asuransi kebakaran pada PT. Asuransi Umum

BumiputeraMuda 1967 cabang syariah (BUMIDA SYARIAH).

3. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Teknik pengolahan dan analisa data menggunakan metode

deskriptif analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis temuan-

temuan yang diperoleh secara sistematis. Dimana penulis berusaha

menggambarkan permasalahan secara rinci dengan didasari pada data-

data, fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki

untuk kemudian dianalisis lebih jauh agar dapat diambil suatu kesimpulan

yang valid.

Sedangkan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku

Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah Dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka Terdahulu

Setelah membuka daftar skripsi tahun sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa belum ada skripsi yang membahas mengenai Mekanisme

Perhitungan Surplus Underwriting Dan Mekanisme Pendistribusian Terhadap

Peserta Asuransi Kebakaran. Belum ada yang membahas mengenai

perubahan. Namun, ada beberapa skripsi yang membahas mengenai

Underwriting dan tarif premi.

Page 18: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

10

Untuk menghindari kesamaan terhadap suatu objek penelitian serta

menghindari anggapan plagiasi terhadap karya tertentu, maka perlu dilakukan

tinjauan pustaka terhadap kajian yang terdahulu.

Adapun skripsi tersebut adalah:

Sri Susanti, 2003 dengan judul skripsi “ Faktor-faktor yang

mempengaruhi Premi Asuransi Jiwa ditinjau dari Aspek hukum Islam (Studi

Kasus Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga)”. Skripsi Fakultas Syariah dan

Hukum, Muamalah, Asuransi Syariah, 2003. Penulis menyimpulkan dalam

skripsi tersebut hanya membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

premi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga, seperti mortalita, biaya, dan

investasi, kemudian ditinjau dari segi hukum Islam. Perbedaannya dengan

skripsi yang akan dilakukan oleh penulis adalah penulis meneliti tentang

Mekanisme perhitungan Surplus Underwriting pada asuransi kebakaran pada

PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda 1967 cabang syariah (BUMIDA

SYARIAH), dan bagaimana perusahaan mengalokasikan dana surplus

underwriting tersebut.

Yuniarti Rukmita, 2004 dengan judul skripsi “Perbandingan

Penghitungan Premi (Produksi) Pada Asuransi Syariah dengan Asuransi

Konvensional (Studi Kasus Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga).” Skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum, Muamalah, Asuransi Syariah, 2004. Dapat

disimpulkan bahwa skripsi tersebut membandingkan penghitungan premi yang

dibayarkan nasabah dan manfaatnya antara PT. Asuransi Takaful Keluarga

dan PT. Prudential. Kemudian skripsi ini memaparkan ilustrasi perhitungan

Page 19: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

11

premi yang dibayarkan oleh nasabah dan manfaat yang akan didapatkannya

ketika klaim atau habis kontrak. Perbedaannya dengan skripsi yang akan

diteliti oleh penulis adalah mekanisme perhitungan Surplus Underwriting serta

pendistribusiannya kepada peserta asuransi kebakaran pada PT. Asuransi

Umum BumiputeraMuda1967 cabang syariah (BUMIDA SYARIAH), apakah

ada kebijakan dari perusahaan yang lebih adil bagi seorang nasabah yang

memenuhi kriteria aktuaria.

Hairul Efendi, 2005 dengan judul skripsi ” Proses Underwriting

Asuransi Jiwa dan Penerapannya (Studi Kasus Pada PT. AJB Bumiputera

1912 Divisi Syariah)”. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, Muamalah,

Asuransi Syariah, 2005. Dapat disimpulkan dalam Skripsi tersebut

menjelaskan mengenai proses underwriting pada PT. AJB Bumiputera 1912

Divisi Syariah, dalam melakukan penyeleksian dan penilaian risiko, sampai

akhirnya dapat mengambil keputusan apakah peserta atau pemohon dapat

diterima dengan memenuhi beberapa persyaratan atau ditolak. Perbedaannya

dengan skripsi yang akan dilakukan oleh penulis adalah penulis meneliti

tentang surplus underwriting pada perusahaan PT. Asuransi Umum

BumiputeraMuda 1967 cabang Syariah (BUMIDA SYARIAH) dalam produk

asuransi kerugian kebakaran. Dan mekanisme pendistribusian surplus

underwriting kepada peserta asuransi kebakaran.

Wawan Sofwan, 2006 dengan judul skripsi ”Peran Underwriter Dalam

Menyeleksi Risiko Guna Menentukan Tarif Premi Contractors All Risk (CAR)

Pada Produk Asuransi Rekayasa Syariah” (Studi Kasus Perusahaan Asuransi

Page 20: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

12

Syariah Tripakarta). Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, Muamalah,

Asuransi Syariah, 2006. Skripsi ini menjelaskan peran underwriter dalam

penentuan tingkat risiko. Dengan adanya kegiatan seleksi risiko perusahaan

dapat terhindar dari kerugian financial akibat kesalahan seleksi risiko. Peran

underwriter sebelum menetapkan besarnya premi asuransi CAR (contractors

all risk) ditetapkan berdasarkan jenis pekerjaan calon peserta asuransi dengan

memperhitungkan tempat dan kondisi bangunan, semakin besar juga premi

yang harus dibayar, begitu juga sebaliknya perbedaannya dengan skripsi yang

akan dilakukan oleh penulis adalah penulis meneliti mekanisme

pendistribusian dana surplus underwriting yang ada pada PT. Asuransi Umum

BumiputeraMuda 1967 cabang syariah (BUMIDA SYARIAH) kepada peserta

asuransi kebakaran.

F. Kerangka Teori Dan Konsep

Premi asuransi adalah harga per unit asuransi atas proteksi yang

dijamin di dalam polis6 atau dapat juga disebut sebagai pembayaran dari

tertanggung kepada penanggung sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko

kepada penanggung.

Dalam hal penetapan tarif premi, perusahaan harus dapat memastikan

bahwa konsumen dapat membayar premi sesuai dengan profile risikonya,

premi yang terkumpul cukup untuk membayar klaim yang terjadi dan dapat

menutupi biaya operasional perusahaan, dan yang terpenting besarnya premi

6 Hotbonar Sinaga, Membangun Asuransi Membangun Indonesia, (Jakarta: Intrans,

2004), h. 37

Page 21: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

13

wajar dan bersaing. Hal ini bertujuan agar dapat memberikan kesan pelayanan

yang positif untuk para nasabah dan ataupun para calon nasabah.

Dengan demikian penulis menggmbarkan dalam bentuk kerangka

konsep, seperti di bawah ini:

Premi Asuransi Kerugian (Asuransi Kebakaran)

Tabarru’ Ujroh

Dalam asuransi kerugian, premi terpecah menjadi dua komponen

yaitu tabarru' dan ujroh. Dana yang masuk ke dalam rekening tabarru' akan

dikelola oleh perusahaan seoptimal mungkin. Apabila jumlah klaim yang

Surplus Underwriting

Total Premi > Beban Klaim + Beban Reasuransi (Total beban klaim Asuransi kerugian (kendaraan / kebakaran)

Perusahaan Cadangan Tabarru’ Peserta

Infak Transfer Pengurang Premi di Tahun Berikutnya

Page 22: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

14

diajukan oleh peserta tidak begitu besar, perusahaan dapat memperoleh

surplus underwriting. Senada dengan itu, asuransi kebakaran sebagai salah

satu produk asuransi kerugian yang memiliki frekuensi klaim lebih rendah

dibandingkan dengan Asuransi Kendaraan Bermotor, dan cukup memberikan

peluang yang besar akan terciptanya surplus underwriting.

Surplus Underwriting tersebut akan dialokasikan untuk dana cadangan

tabarru', dan atau dibagikan kepada perusahaan dan peserta (tertanggung).

Dalam hal pengalokasian surplus underwriting, perusahaan cenderung

memprioritaskan pada dana cadangan tabarru'. Disamping itu, perusahaan

juga membagikan surplus underwriting tersebut kepada peserta sesuai dengan

nisbah yang telah disepakati.

Setiap perusahaan memiliki kebijakan masing-masing dalam

membagikan Surplus Underwriting kepada peseta (tertanggung). Salah satu

pilihannya adalah dengan mentransfer Surplus Underwriting tersebut ke

rekening peserta.

Jika risiko yang dimiliki oleh peserta tidak jauh berbeda dengan tahun

sebelumnya, di samping itu, Surplus Underwriting yang diperolehnya cukup

besar, maka perusahaan bisa mempertimbangkan kembali premi peserta

asuransi kebakaran yang berlaku.

G. Sistematika Penulisan

BAB I. Bab ini berisi tentang latar belakang penulis mengangkat tema

yang akan dibahas dalam skripsi, perumusan masalah dan pembatasan

Page 23: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

15

masalah, tujuan dan manfaat penelitian,Metode Penelitian, Tinjauan Penelitian

Terdahulu, kerangka teori dan kerangka konsep, dan sistematika penulisan.

BAB II. Pada bab ini, penulis memuat tinjuan pustaka dengan

membahas teori-teori yang terkait dengan Underwriting dan mekanisme

pendistribusian dana Surplus Underwriting kepada peserta asuransi kebakaran.

Serta pengertian asuransi kebakaran dan ruang lingkup asuransi kebakaran.

BAB III. Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum

mengenai perusahaan yang akan dijadikan penelitian bagi penulis yaitu PT.

Asuransi Umum Bumiputera Muda cabang syariah (BUMIDA SYARIAH)

1967. Di dalam gambaran umum ini penulis menggambarkan tinjauan umum

perusahaan, sejarah singkat mengenai perusahaan, visi dan misi perusahaan,

struktur organisai perusahaan dan ruang lingkup kegiatan perusahaan.

BAB IV. Bab ini membahas mengenai hasil penelitian yang ada di

perusahaan, diantaranya; perkembangan dana surplus underwriting

perusahaan asuransi PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda 1967 unit syariah

(BUMIDA SYARIAH), metode perhitungan surplus underwriting asuransi

kebakaran, dan mekanisme pendistribusian surplus underwriting kepada

peserta asuransi kebakaran.

BAB V. Bab ini berisi kesimpulan dan saran atas penelitian yang

dilakukan oleh penulis

Page 24: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Underwriting

1. Pengertian dan Tujuan Underwriting

a. Pengetian Underwriting

Underwriting yang bisa disebut juga dengan risk selection,

adalah suatu fungsi manajemen risiko asuransi yang bertugas atas

seleksi dan klasifikasi risiko yang dimiliki oleh calon tertanggung

perorangan maupun kumpulan. Dengan kata lain, underwriting adalah

memaksimalkan laba melalui penerimaan distribusi risiko yang

diperkirakan akan mendatangkan laba. Tanpa underwriting yang

efisien, perusahaan asuransi tidak akan mampu bersaing.1 Sedangkan

orang yang mengevaluasi berbagai risiko serta menentukan diterima

tidaknya surat permohonan asuransi disebut dengan Underwriter.

Dalam asuransi konvensional, underwriting dilakukan untuk

memilih mana objek risiko yang ditanggung dan mana yang tidak. Ini

berarti seorang underwriter akan membuat suatu penilaian berdasarkan

semua risiko yang diajukan kepada perusahaan, yang diperkirakannya

secara kolektif akan menguntungkan. Kemudian underwriter juga akan

menentukan besarnya premi dan nilai deductible dan lain-lain. Yang

sepadan dengan nilai antisipasi klaim dari tertanggung, biaya

manajemen dan akuisisi.

1 Darmawi Herman, Manajemen Asuransi, (Bumi Aksara,2000), h. 31-32.

16

Page 25: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

17

Dalam Asuransi Syariah memiliki perbedaan pada konsep

dasarnya, ada prinsip saling memikul risiko diantara sesama orang atau

peserta asuransi. Sehingga antara satu dengan lainnya menjadi penanggung

atas risiko yang lainnya. Semua ini dilakukan atas dasar tolong menolong

dalam kebaikan, dimana masing-masing mengeluarkan dana / sumbangan /

derma (tabarru’) yang disepakati bersama nilainya untuk menanggung

risiko tersebut. Sesuai dengan firman Allah SWT

) : /المائدة (Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan

dan taqwa dan jangan tolong-menolonglah kamu dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (QS. 5 (al-Maa’idah) :2)

Suksesnya perusahaan asuransi membutuhkan usaha

pendistribusian biaya dan manfaat yang seadil mungkin di antara peserta

asuransi. Mempertahankan keadilan diantara para pemegang polis adalah

pekerjaan penanggung (underwriter) yang harus mengklasifikasikan dan

menentukan tarif masing-masing kemungkinan kerugian.

Dalam melakukan proses penerimaan risiko atau penyeleksian

risiko (underwriting) terdapat tiga konsep penting yang menjadi dasar bagi

Page 26: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

18

perusahaan asuransi untuk menerima atau menolak suatu penutupan

risiko.2

Pertama, kemungkinan menderita kerugian (chance of loss).

Sering disebut dengan probilita atau kemungkinan menderita kerugian dari

sejumlah objek tertentu. Underwriter pada umumnya meramalkan

kemungkinan menderita kerugian ini berdasarkan apa yang terjadi di masa

lalu.

Kedua, tingkat risiko (degree of risk). Yaitu, ketidakpastian atas

kerugian pada masa datang yang biasanya sulit untuk diramalkan. Tingkat

risiko ini seringkali dicampuradukkan dengan kemungkinan menderita

kerugian, tetapi keduanya mempunyai perbedaan pokok. Misalnya, suatu

hal yang tidak mempunyai kemungkinan menderita kerugian (probilitas

nol), maka secara teoritis tingkat risikonya juga nol. Tetapi, hal tersebut

tidak berlaku, tingkat risiko kemungkinana masih tetap ada sebagai akibat

dari situasi yang berbeda.

Ketiga, hukum bilangan besar (law of large number). Makin

banyak objek yang mempunyai risiko yang sama atau hampir sama, akan

mekin bertambah baik bagi perusahaan asuransi. Hal ini disebabakan

penyebaran risiko-risiko akan lebih luas. Sehingga, secara sisitematis

kemungkinan menderita kerugian dapat diramalkan dengan lebih baik.

Dengan demikian, underwriting adalah proses yang dengannya

pengelola Asuransi Syariah mempertimbangkan dan menentukan apakah

2 Salusra Satria, Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Kerugian di Indonesia-Dengan Analisis Risiko Keuangan “Early Warning System”, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI,1994), h. 19-20.

Page 27: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

19

akan menerima partisipasi ganti rugi yang dibuat pemohon dan

menentukan syarat-syarat yang akan ditentukan. Dengan kata lain,

underwriting adalah proses menyeleksi risiko dan mengklasifikasinya

sesuai dengan tingkat insurability (dapat ditanggungnya). Proses ini

meliputi penolakan atas risiko-risiko yang dapat diterima (unacceptable),

sehingga dapat ditentukan tarif yang sesuai. Underwriting disebut juga

seleksi risiko yakni proses penaksiran dan penggolongan tingkat risiko

yang terdapat pada seseorang calon peserta. Berdasarkan tingkat risiko,

suatu permohonan dapat diterima atau ditolak. Yang bertanggung jawab

terhadap penerimaan atau penolakan permohonan asuransi berdasarkan

penaksiran risiko ini dinamakan underwriter.3

b. Tujuan Underwriting

Tujuan underwriting adalah menyeleksi dan mengklasifikasikan

calon tertanggung sesuai tingkat risikonya masing-masing untuk menjadi

bagian dari portofolio perusahaan dan menentukan kondisi khusus seperti

ekstra premi karena kesehatan atau pengecualian sesuai dengan tingkat

risiko yang akan menjadi bagian dari portofolio. Seorang tertanggung yang

memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi, harus membayar premi

pertanggungan yang lebih tinggi pula.

Underwriter Asuransi Syariah mempunyai tujuan yang sangat

berbeda. Konsep dasarnya adalah memberikan skema pembagian risiko

yang proporsional dan adil diantara para peserta yang secara relatif

3 Sonny Dwi Harsono, Manajemen Badan Usaha Asuransi (Jakarta: Yayasan

Pengembangan Ilmu Asuransi Jakarta Insurance Institute, 1993), h.22.

Page 28: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

20

homogen. Dengan dasar pemikiran ini, melalui Asuransi Syariah

diharapkan para peserta tolong menolong satu sama lain disertai dengan

adanya perlindungan yang sifatnya mutual, maka semua peserta akan

merasa aman dan menikmati perlindungan yang mereka butuhkan.

Dalam membuat taksiran risiko dan penetapan calon tertanggung

kedalam kelompok-kelompok risiko, sasaran underwriter perusahaan

adalah menyetujui dan menerbitkan polis yang: adil bagi nasabah

“equitable to the client”, dapat dijual oleh agen “deliverable by the agent”

dan menguntungkan perusahaan “profitable to the company”.4 Pada

kenyataannya tidak semua calon tertanggung setelah diseleksi oleh seorang

underwriter berada dalam keadaan stabil seperti yang diasumsikan oleh

aktuaris. Karena perlu ada seleksi-seleksi lanjutan untuk mengetahui

apakah calon tertanggung mempunyai risiko-risiko yang sesuai dengan

tarif atau manfaat yang diterima ketika terjadi klaim.

Md. Azmi Abu Baker dalam tulisannya Family Takaful Plan :

Concept, Operation and Underwriting, membagi tujuan dari Underwriting

dalam asuransi syariah kedalam dua bagian.5

Pertama, ensure rate adequacy’ memastikan kecukupan rate

premi’. Rate kontribusi Asuransi Syariah harus cukup, mengingat

keuntungan yang dijanjikan berdasarkan produk-produk perusahaan.

4 Richard Bailey, Underwriting Dalam Perusahaan Asuransi Jiwa dan

Kesehatan. (Jakarta: Yayasan Dharma Bumiputera, 2005), h. 143. 5 Azmi Abu Bakar, Family Takaful Plan: Concept, Operation and Underwriting

dalam Takaful (Islamic Insurance Concept and Operasional System, 1996, BIRT, Malaysia, h. 31.

Page 29: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

21

Ketidakcukupan rate akan mengarah ke problem keuangan yang berat jika

tidak bahkan kebangkrutan.

Kedua, equity ‘keadilan’. Rate yang dibebankan untuk ganti rugi

harus seimbang bagi peserta. Keadilan berarti membebankan setiap peserta

sejumlah uang sepadan dengan resiko-resiko yang dibawanya ke Asuransi

Syariah. Dengan kata lain, tidak ada sumbangan yang tidak adil yang

muncul dari setiap kelas peserta oleh kelas peserta lain.

Allah berfirman dalam Al-Qur’anul-Karim tentang keseimbangan

dan keadilan, baik dalam berprilaku sehari-hari dalam konteks ibadah dan

akhlak, maupun dalam konteks muamalah atau bisnis (tijarah),

: /المائدة ( ☺ ☺(

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah, karena adil itu lebih dekat dengan taqwa. Dan bertawakalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 5 (al-Maa’idah) :8)

⌧ ⌧

Page 30: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

22

Artinya: “Dan demikian pula kami telah menjadikan kamu sekalian umat

yang pilihan (adil dan seimbang) agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul menjadi saksi pula atas perbuatanmu.” (QS. 2 (al-Baqarah) :143).

Jadi tujuan utama underwriting adalah untuk melindungi

perusahaan terhadap seleksi yang merugikan. Lebih luas lagi dapat

dikatakan bahwa tujuan underwriting adalah menjamin ganti rugi yang

dikeluarkan atas dasar terms and conditions dan pada rate kontribusi

asuransi syariah dengan maksud merefleksikan secara akurat tingkat risiko

yang diberikan kepada perusahaan.

Istilah underwriting yang digunakan dalam bisnis asuransi syariah,

selengkapnya meliputi dua elemen pokok.

1) seleksi; yaitu proses dimana perusahaan mengevaluasi proposal

individu mengenai ganti rugi untuk menentukan tingkat risiko yang

disajikan pemohon.

2) klasifikasi; yaitu proses menetapkan peserta pada kelompok individu

yang secara tepat memiliki kesamaan probabilitas kerugian yang

diperkirakan6

2. Proses dan Keputusan Underwriting

a. Proses Underwriting

6 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General); Konsep dan

Sistem Operasional, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 186.

Page 31: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

23

Untuk melakukan proses underwriting yang efektif, underwriter

harus mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang pokok-pokok

asuransi dalam batas-batas waktu dan biaya memperoleh data tambahan.

Desk underwriter mengolah exposure yang telah diusulkan oleh agen.

Underwriter dapat menerima calon nasabah sepanjang memenuhi

persyaratan underwriting yang ditetapkan perusahaan. Apabila suatu risiko

ditolak, hal ini disebabkan underwriter merasa bahwa hazard yang

berhubungan dengan risiko terlalu tinggi sehingga tarif juga akan terlalu

tinggi.7

Tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap para nasabahnya

adalah memberikan layanan customer service yang baik dalam segala

aspek. Apabila seorang nasabah mengajukan permintaan pertanggungan

baru, penembahan rider untuk pertanggungan yang sudah berjalan, atau

berinteraksi dengan perusahaan asuransi dalam cara apapun, maka nasabah

tersebut mengharapkan dan layak untuk mendapatkan tanggapan yang

cepat, benar, tegas dan bijaksana dari perusahaan asuransi. Begitu pula

halnya bilamana seorang agen meminta informasi atau hal lainnya, maka

harus dilaksanakan dengan cara yang cepat, benar, tegas dan bijaksana.8

Proses underwriting diawali dengan kegiatan prospecting dan

penjualan yang dilakukan agen menggambarkan proses seleksi risiko.

Proses ini sering disebut field underwriting. Field underwriting terjadi

bilamana agen mengumpulkan informasi mengenai calon peserta dan

7 Darmawi Herman, Manajemen Asuransi (Jakarta: Bumi Aksara,2001), ed. Ke-II, h. 33-34.

8 www.pojokasuransi.com

Page 32: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

24

memprediksi kelas risiko yang akan diterima. Para agen merupakan

informan awal/dasar dalam proses underwriting, karena mereka

berhubungan langsung dengan calon peserta / nasabah asuransi. Sehingga

para agen harus mampu menguasai prinsip-prinsip dan pedoman-pedoman

underwriting. Berikut beberapa proses underwriting yang harus dipenuhi

yang dilakukan oleh tertanggung kepada penanggung:

1) Surat Permintaan

Setiap penutupan asuransi yang diajukan oleh tertanggung, harus

dilakukan dengan surat permintaan yang disampaikan secara tertulis

kepada penanggung. Surat ini biasanya disediakan oleh perusahaan

asuransi. Surat permintaan ini menjadi dasar diterbitkannya dan

menjadi bagian tak terpisahkan dari polis yang akan diterbitkan.

Penutupan asuransi yang didasarkan pada permintaan lisan saja dapat

menjadi sumber terjadinya kesalahpahaman pada saat terjadi peristiwa

yang menimbulkan kerugian.

2) Analisis Risiko

Segera setelah surat permintaan asuransi yang diajukan oleh

tertanggung diterima, penanggung menganalisis objek pertanggungan,

yatu apakah permintaan asuransi diterima atau tidak. Jika diterima,

kondisi apa yang akan diterapkan, termasuk berapa premi yang harus

dibayar. Dalam tahap analisis ini, penanggung sangat dipengaruhi

keputusannya oleh keterangan tertulis yang disampaikan.

Page 33: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

25

3) Penerbitan Polis

Apabila permintaan asuransi diterima, penanggung segera menerbitkan

polis yang akan menjadi akad kontrak asuransi antara tertanggung dan

penanggung. Isi polis akan terdiri dari hal-hal berikut.

a) Iktisar pertanggungan dan tanda tangan penanggung.

b) Pernyataan penanggung.

c) Risiko yang dijamin.

d) Pengecualian pertanggungan.

e) Kondisi pertanggungan.

Polis hanya ditandatangani oleh penanggung. Tertanggung telah

menandatangani perjanjian pada saat penandatanganan surat

permintaan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari polis.

Biasanya polis ditandatangani tanpa nama yang siap melakukan tanda

tangan. Hal ini terjadi karena yang bertanggung jawab atas isi kontrak

dalam polis adalah perusahaan, bukan penandatanganan polis.

b. Keputusan Underwriting

Keputusan-keputusan underwriting yang bijaksana sangat penting

untuk memastikan bahwa suatu perusahaan asuransi tetap memiliki

kemampuan keuangan yang kuat dan mampu untuk memenuhi tanggung

jawabnya untuk membayar klaim yang sah. Apabila suatu perusahaan

asuransi menerima begitu banyak risiko yang meragukan tanpa melakukan

penyesuaian premi yang memadai, maka perusahaan asuransi tersebut

harus membayar klaim lebih banyak dari pada yang seharusnya.

Page 34: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

26

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkanoleh

underwriter asuransi Tanggung Jawab Hukum sebelum memberikan

jaminan asuransi.

1) Reputasi calon peserta.

2) Sifat dan kualitas produk.

3) Status calon peserta.

4) Exposure terhadap nasabah perorangan dan nasabah korporasi.

5) Klaim yang pernah diajukan.

6) Volume ekspor.

7) Kondisi penjualan.

8) Luasnya jaminan asuransi.

9) Nilai jaminan asuransi.9

Jika suatu perusahaan asuransi tidak bisa menerima risiko yang

cukup layak dengan tingkat premi yang layak pula, maka perusahaan

asuransi tersebut tidak akan memperoleh keuntungan underwriting adalah

salah satu fungsi utama yang membentuk sekumpulan kegiatan yang

dikenal sebagai new business. New business (bisnis baru) adalah istilah

umum yang digunakan untuk menjelaskan semua kegiatan yang diperlukan

untuk memasarkan asuransi, mengajukan surat permintaan asuransi,

menyelidiki dan mengevaluasi risiko-risiko yang terkait dengan surat

permintaan asuransi tersebut, serta menerbitkan dan mengirimkan polis-

polis asuransi.

9 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik Upaya

Menghilangkan Gharar, Maisir dan Riba, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), Cet. Ke-1. h. 90

Page 35: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

27

Dengan tujuan tersebut diatas, maka peran underwriter Asuransi

Syariah diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Menetapkan risiko yang relatif homogen dalam suatu kelompok

peserta atau tertanggung.

2) Menetakan ruang lingkup perlindungan yang dibutuhkan oleh peserta

atau calon peserta dalam kelompok tersebut.

3) Menetapkan estimasi biaya secara keseluruhan yang dibutuhkan untuk

memberikkan perlindungan kepada peserta tersebut.

4) Mendistribusikan skema kontribusi yang proporsional dan adil yang

selayaknya menjadi beban dari setiap peserta.

3. Surplus Underwriting

Dalam kamus asuransi, surplus adalah jumlah aktiva melebihi passive.

Dalam reasuransi, juga bagian dari jumlah bruto asuransi ceding company

(perusahaan yang menyerahkan) atas risiko yang tinggal sesudah

mengurangkan retention atau tahanan yang ditentukan oleh ceding

company.10 Dan Underwriting adalah proses menyeleksi risiko dan

mengklasifikasinya sesuai dengan tingkat insurability (dapat ditanggungnya),

sehingga dapat ditentukannya tarif yang sesuai.

Sedangkan surplus underwriting itu sendiri adalah hasil pengurangan

dari premi bersih/netto akhir tahun dikurangi dengan total jumlah klaim yang

terjadi. Apabila hasil dari pengurangan tersebut positif, maka perusahaan

10 Ali A. Hasymi, Subekti Agustinus dan Wardana, Kamus Asuransi. (Jakarta: Bumi

Aksara,2007), cet. 3, h.52.

Page 36: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

28

akan mengalami surplus. Dan apabila hasil dari pengurangan tersebut negatif,

maka perusahaan akan mengalami devisit.

Pada asuransi konvensional sebagaimana lazimnya semua industri

asuransi, keuntungan yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi

reasuransi, dan hasil investasi, dalam satu tahun (untuk asuransi kerugian)

adalah keuntungan perusahaan, dan menjadi milik perusahaan yang kelak

dalam RUPS akhir tahun dibagikan kepada pemegang saham atau

dikembalikan lagi kepada perusahaan sebagai penyertaan modal.

Dalam asuransi jiwa, keuntungan yang sebagian besar diperoleh dari

hasil investasi, baik investasi melalui deposito bank, maupun instrument

investasi lainnya, termasuk direct investment, semuanya menjadi keuntungan

perusahaan, dan dibagikan kepada pemegang saham secara proporsional pada

akhir tahun atau dikembalikan lagi ke perusahaan dalam bentuk penyertaan

modal.

Profit (laba) pada asuransi syariah untuk asuransi kerugian, yang

diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi,

bukan seluruhnya menjadi milik perusahaan sebagaimana mekanisme yang

ada pada asuransi konvensional. Tetapi, dilakukan bagi hasil (al-

mudharabah) antara perusahaan dengan peserta sebagaimana yang telah

diperjanjikan atau menjadi akad diawal ketika baru masuk asuransi syariah.

Berkenaan dengan ini Allah SWT. Berfirman dalam QS. al-Maidah [5]: 1

) : /المائدة (

Page 37: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

29

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…..” (QS. 5 (al-Maidah) : 1)

⌧ ☺

النساء ( ☺/ : (

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia, hendaklah dengan adil…”(QS. 4 (an-Nisa) : 58)

Besarnya bagi hasil sangat tergantung kondisi perusahan. Semakin

sehat dan besar profit yang diperoleh perusahan, semakin besar pula porsi

bagi hasil yang dibagikan kepada peserta. Skim bagi hasil (50:50, 60:40,

70:30, 80:20, atau 90:10) biasanya dievaluasi setiap periode tertentu misalnya

2 atau 3 tahun sekali manakala perusahan mengalami perubahan yang cukup

signifikan (untung atau rugi).11

B. Asuransi Kebakaran

1. Pengertian Asuransi Kebakaran

Produk Asuransi Syariah dipahami sebagai suatu model jaminan

(proteksi) yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Asuransi Syariah untuk

ditawarkan kepada masyarakat luas agar ikut serta berperan sebagai

anggota (peserta) dari sebuah perkumpulan pertanggungan yang secara

materi mendapatkan keamanan bersama.

11 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General); Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 319

Page 38: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

30

Dalam landasan ekonomi Islam (Syariah), segala hal yang dapat

memberikan mashlahah diperbolehkan dan segala hal yang memberikan

mudhorot dilarang karena akan mengganggu Dien atau agama, jiwa, akal

dan kemashlahatan umat. Oleh karena itu, mengantisipasi risiko yang akan

terjadi dimasa yang akan datang adalah diperbolehkan bahkan dianjurkan

sebagaimana Rasulullah nyatakan bahwa yang dimaksud dengan tawakal

kepada Allah bukanlah pasrah dengan membiarkan unta tanpa diikat

namun yang disebut tawakal adalah mengusahakan menjaga segala sesuatu

(misal harta) sesuai dengan kemampuan. Jika ternyata hal tersebut hilang,

maka mungkin itu adalah takdir Allah sehingga diperlukan sikap tawakal

kepada Allah setelah dilakukan usaha. Namun jika belum ada usaha, lalu

pasrah membiarkan harta terancam berbagai risiko maka berarti usaha

belum dimaksimalkan.

Segala musibah dan bencana yang menimpa manusia merupakan

qadha dan qadar Allah. Namun, manusia atau perusahaan wajib berikhtiar

memperkecil risiko finansial yang timbul, salah satunya dengan cara

menabung atau menyisihkan dana. Akan tetapi, upaya tersebut sering kali

tidak memadai, mengingat jumlah risiko yang ditanggung lebih besar dari

yang diperkirakan.

)١٨ : ٥٩/ الحشر( ☺

Page 39: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

31

Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendak setiap diri memerhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 59 (Al-Hasyr) : 18)

Asuransi kerugian adalah asuransi yang menjamin kerugian atau

kerusakan pada harta benda atau kepentingan yang secara langsung

disebabkan oleh kebakaran, petir, ledakan, dan kejatuhan pesewat.12

Dengan demikian objek pertanggungan dari asuransi kebakaran pada

prinsipnya adalah harta benda dan atau kepentingan yang tertimpa

kerugian atau kerusakan sebagai akibat langsung dari suatu kebakaran,

tersambar petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang dan asap, yang terjadi

karena kecelakaan (tidak sengaja).

Asuransi kebakaran merupakan suatu jenis pertanggungan yang

memberikan jaminan terhadap risiko-risiko yang disebabkan karena adanya

suatu peristiwa kebakaran ataupun segala sesuatu yang dapat disamakan

dengan kebakaran terhadap barang-barang yang dipertanggungkan.13

Di Negara Indonesia perusahaan yang “khusus” mengatur mengenai

kebakaran belum ada, akan tetapi dikombinasikan dengan asuransi lainnya

yaitu yang terdapat dalam asuransi kerugian. Asuransi kebakaran bertujuan

untuk mengganti kerugian yang disebabkan oleh kebakaran. Asuransi

kerugian adalah asuransi yang menjamin atas kerugian atau kerusakan pada

12 Djojosoedarso Soeisno, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi, (Jakarta: PT

Salemba Emban Patria, 1999), edisi revisi, h. 143. 13 Gunanto, Asuransi Kebakaran di Indonesia, (Jakarta: Tira Pustaka, 1984), h. 77.

Page 40: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

32

harta benda atau kepentingan yang secara langsung disebabkan oleh :

kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang.14

Asuransi kebakaran diatur dalam pasal 287-298 KUHD,15 yang

mengatur tentang isi polis, dasar ganti rugi asuransi dan lain-lain. Untuk dapat

memahami ketentuan dalam tarif dan Polis Standar Kebakaran Indonesia

maupun klausula standarnya dengan baik, dapat dilihat pada pasal-pasal

tersebut. Menurut pasal 290 KUHD asuransi kebakaran adalah pertanggungan

yang menjamin kerugian / kerusakan atas harta benda ( harta tetap dan harta

bergerak ) yang disebabkan oleh kebakaran, yang terjadi karena api sendiri

atau api dari luar, karena udara buruk, kurang hati-hati, kesalahan atau

perbuatan tidak pantas dari pelayan tertanggung, tetangga, musuh, perampok

dan apa saja dan dengan cara bagaimanapun sebagai sebab timbulnya

kebakaran.

Sampai saat ini, hal-hal mengenai asuransi kebakaran di Indonesia

diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 287-298

dan merupakan produk hukum zaman kolonial Belanda, pengatur didalam

pasal-pasal tersebut mungkin sebagian besar masih relevan dengan kondisi

dan situasi sekarang namun pada prinsipnya masih diperlukan klausula-

klausula yang lebih lengkap dan sampai saat ini produk hukum untuk

melengkapinya belum ada. Oleh sebab itu polis asuransi kebakaran yang

merupakan perjanjian antara penanggung dengan tertanggung mempunyai

14 Abbas Salim, Prinsip-Prinsip Asuransi, (Jakarta : PT Raja Grafindu Persada,

1996), edisi revisi, h. 15. 15 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya

Bakti, 2002) Cet ke-3,h. 159.

Page 41: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

33

fungsi penting dalam praktek asuransi kebakaran khususnya, menyangkut hal-

hal yang sesuai dengan perkembangan asuransi saat ini dan perkembangan

bentuk, fungsi dan tekhnologi objek pertanggungan.16

Sedangkan pengertian lain asuransi kebakaran adalah asuransi yang

menjamin atas risiko yang timbul atas sesuatu yang terbakar yang seharusnya

tidak terbakar secara tidak sengaja atau tiba-tiba sepanjang menyangkut

kepentingan tertanggung yang telah membayar sejumlah premi tertentu

kepada penanggung yang diikat dalam suatu kontrak yang disebut polis.

Objek pertanggungan dalam asuransi kebakaran dapat berupa benda-

benda tidak bergerak seperti bangunan, rumah, pabrik dan lain-lain. Serta

benda-benda bergerak yang terdapat didalam atau menjadi bagian dari benda

tetap objek asuransi yang bersangkutan.

Dari uraian diatas terlihat bahwa ada 3 (tiga) unsur yang terlibat dalam

suatu sistem asuransi secara umum, kebakaran khususnya yaitu : Penanggung,

tertanggung dan objek pertanggungan. Disamping itu ada unsur yang melekat

kepada atau sebagai akibat hubungan antara unsur-unsur diatas yaitu risiko

yang melekat pada objek pertanggungan, polis yang merupakan bentuk

hubungan hukum antara penanggug dengan tertanggung, serta premi yang

merupakan konsekuensi hubungan hukum penanggung dengan tertanggung.

2. Pengertian Kebakaran

Kebakaran ialah proses oksidasi disertai panas yang meningkat

sehingga terbit api berlidah. Karat, panas saja dan hangusnya barang belum

16 Gunanto, Asuransi Kebakaran di Indonesia, (Jakarta: Tira Pustaka, 1984), h. 49.

Page 42: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

34

bisa dikatakan atau merupakan kebakaran. Kebakaran yang ditutup asuransi

adalah yang membakar barang yang tidak dimaksudkan untuk dibakar dan

terjadi secara kebetulan bagi tertanggung.

Definisi kebakaran menurut Pedoman Standar Kebakaran Indonesia

(PSKI) adalah kebakaran yang terjadi karena api sendiri, tidak berhati-hati,

kesalahan / kejahatan pelayan sendiri, tetangga, musuh, perampokkan dan

lain-lain. Apapun sebutannya / karena sebab-sebab lain yang tidak diketahui

termasuk akibat kebakaran yang terjadi karena benda lain yang berdekatan.

Dengan demikian definisi kebakaran adalah terbakarnya sesuatu benda

yang berada diluar tempat pembakaran, dan benda tersebut berada dalam

situasi dan waktu yang tidak memerlukan proses pembakaran.

3. Ruang Lingkup Asuransi Kebakaran

Sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Dewan Asuransi

Indonesia (DAI) dan memperhatikan Kelas Konstruksi, Okupasi

(Penggunaan) serta lokasi dari objek yang akan diasuransikan17.

Konstruksi kelas I:

a. Bangunan dengan dinding luar tahan api, seperti batu, besi dan semen.

b. Konstruksi berkerangka baja yang diselubungi dan tahan api.

c. Beratap keras seperti genteng, batu tulis, logam, seng,atau asbes.

Konstruksi kelas II:

17 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General); Konsep dan Sistem

Operasional, (Jakarta: Gema Insani,2004), h. 664

Page 43: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

35

a. Bangunan beratap keras dengan dinding luar dari bahan konstruksi dari

bahan tidak mudah terbakar, kerangka baja, atau kayu, diisi dengan batu

atau kaca.

b. Konstruksi baja atau beton bertulang dengan dilapisi panel tidak mudah

terbakar.

Risiko Berdampingan adalah bila rumah / bangunan yang akan

diasuransikan mempunyai tetangga disebelah kiri atau kanan atau belakang

yang okupasi / penggunaannya berisiko lebih tinggi, maka rumah / bangunan

tersebut akan dikenakan tarif sesuai dengan risiko yang lebih tinggi.

Dalam asuransi kebakaran jaminan yang diberikan secara umum dapat

dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu:

a. Physical loss (direct)

Jaminan diberikan terhadap kerugian / kerusakan pisik secara langsung

(direct) atas objek yang dipertanggungkan yang disebabkan oleh bahaya-

bahaya yang dijamin dalam polis (baik jaminan pokok maupun

perluasannya).

b. Financial loss

Jaminan yang diberikan terhadap kerugian keuangan yang dialami

tertanggung akibat kerusakan pisik atas objek yang dipertanggungkan.

Kerugian pisik yang terjadi secara tidak langsung mengakibatkan

tertanggungnya usaha tertanggung sehingga menimbulkan kerugian

keuangan yang harus dideritanya (Indirect loss).

Page 44: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

36

Dalam asuransi kerugian dalam produk kebakaran premi ditentukan

berdasarkan pada rate atau tarif. Yang membedakan besaran atau tinggi

rendahnya rate/tarif adalah: okupasi (penggunaan bangunan/property yang

hendak diasuransikan dipergunakan sebagai apa?) apakah hanya sebagai

rumah tinggal atau kantor/toko/warung/gudang/pabrik dan sebagainya. 18

Sebagai contoh : bangunan dengan okupasi sebagai rumah tinggal

tentunya rate/tarif lebih murah dari pada okupasi sebagai warung/toko/pabrik

maupun gudang.

Rate atau tarif dalam hal asuransi kebakaran (fire/property)

perhitungannya berdasarkan permil/per 1000 bukannya persen/per 100.

Nilai pertanggungan adalah : sejumlah nilai taksiran atas bangunan

dan barang-barang yang hendak diasuransikan dan apabila terjadi musibah

atau kecelakaan maka akan diganti maksimal senilai harga pertanggungan

tersebut.

Rumusannya adalah: Nilai Pertanggungan (sum insured) dikalikan (X)

dengan rate/tarif (rate), dan dari hasil perkaliannya disebut sebagai premi.19

Untuk menaksir/menilai isi barang dagangan adalah : harga beli barang

yanng diperdagangkan tersebut pada waktu normal dan tidak terlalu

berlebihan menaksirnya karena apabila berlebihan (over insured), maka akan

menybabkan premi menjadi lebih tinggi atau mahal dan sebaliknya juga

jangan terlalu rendah (under insured) karena ingin bayar premi lebih rendah.

Tetapi sebaliknya masukkan nilai pertanggungan untuk barang dagangan atau

18 ibid 19 Hasil wawancara dengan Bapak Saiful Hadi HRD PT. Asuransi Umum

BumiputeraMuda, Tanggal 13 Januari 2010 Pukul 14:20.

Page 45: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

37

bangunan maupun mesin-mesin secara wajar. Karena apabila terjadi klaim,

maka nilai penggantian (ganti rugi) akan dihitung secara wajar/aktual (“ganti

rugi dan bukan ganti untung”).20

Ada beberapa risiko yang dikecualikan atau tidak ditanggung oleh

perusahaan asuransi yang disebabkan oleh kebakaran.

a. Secara langsung disebabkan oleh:

1) Kebakaran atau ledakan dari api yang timbul sendiri (self-combustion)

atau hubungan arus pendek (short circuit) atau sifat dari barang itu

sendiri (inherent vice).

2) Pencurian atau kehilangan pada saat dan setelah terjadinya peristiwa

yang diasuransikan.

b. Secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh atau akibat dari:

1) Kesengajaan tertanggung, kesengajaan pelayan atau karyawan

tertanggung atau perbuatan yang disengaja oleh orang lain atas

perintah tertanggung.

2) Kebakaran hutan, semak, alang-alang dan gambut. Perang,

penyerbuan, aksi musuh asing, permusuhan atau kegiatan yang

menyerupai suasana perang, (baik dengan pernyataan perang maupun

tidak).

3) Reaksi nuklir termasuk tetapi tidak tidak terbatas pada radiasi nuklir,

ionisasi, fusi, fisi atau pencemaran radioaktif, tanpa memandang

20 www. Pojokasuransi.com

Page 46: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

38

apakah itu terjadi di dalam atau di luar bangunan utama di mana

disimpan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan.

Kemudian ada beberapa harta benda dan atau kepentingan yang juga

dikecualikan/tidak ditanggung dalam asuransi kebakaran, kecuali bila harta

benda dan atau kepentingan tersebut secara tegas dinyatakan lain dalam

ikhtisar pertanggungan.21 Harta benda dan atau kepentingan yang tidak

dijamin tersebut antara lain :

a. Barang-barang orang lain yang disimpan dan atau dititipkan atas dasar

kepercayaan atau atas dasar komisi.

b. Logam mulia, perhiasan, batu permata atau batu mulia.

c. Barang antik atau barang seni.

d. Segala macam naskah, rencana, gambar atau desain, pola, model atau

tuangan dan cetakan.

e. Efek, obligasi, saham atau segala macam surat berharga dan dokumen,

perangko, materai dan pita cukai, uang kertas dan uang logam, buku-buku

usaha dan catatan-catatan sistem komputer.

Dalam polis asuransi kebakaran, ada beberapa jenis polis asuransi

kebakaran. Diantaranya:

Jenis Polis Asuransi Kebakaran:

a. Berdasarkan objek Pertanggungan

1) Polis Kebakaran Iindustri

21 www. Bumida.co.id

Page 47: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

39

Polis Kebakaran Industri, Polis ini menanggung kerugian/kerusakan

yang diakibatkan oleh risiko-risiko pokok atas bangunan industri,

perlengkapan dan peralatan, bahan-bahan baku, bahan-bahan

pembantu dan sebagainya.

2) Polis Kebakaran Non Industri

Polis Kebakaran Non Industri, Polis ini menanggung

kerugian/kerusakan yang diakibatkan oleh risiko-risiko pokok atas

berbagai kepentingan, yang terdiri dari harta tetap (harta yang tidak

bisa dipindah-pindahkan) dan harta bergerak (harta yang bisa

dipindah-pindahkan).

b. Berdasarkan Penilaian Harga Pertanggungan

1) Polis Penilaian

Polis Penilaian, polis ini merupakan polis yang harga

pertanggungannya ditentukan berdasarkan penilaian yang disetujui

oleh penanggung dan tertanggung, yang dinilai dengan berpedoman

kepada harga jual atau harga pasar objek pertanggungan itu.

2) Polis Tanpa Penilaian

Polis Tanpa Penilaian, Polis ini merupakan polis yang harga

pertanggungannya ditentukan berdasarkan harga pembelian atau biaya

pembangunan dikurangi dengan penyusutan yang wajar.

3) Polis Pemulihan Nilai

Page 48: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

40

Polis Pemulihan Nilai, polis ini menanggung gedung atau bangunan

bersama isinya. Yang dimaksud dengan isinya adalah peerlengkapan

dan peralatan gedung atau bangunannya itu.

c. Jenis Lainnya

1) Polis Deklarasi

2) Polis Mengambang

Page 49: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

BAB III

TINJAUAN UMUM PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA 1967

UNIT SYARIAH (BUMIDA SYARIAH )

A. Sejarah Singkat Perusahaan1

PT. Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967 Unit Syariah (disingkat

Bumida Syariah) memperoleh izin pendirian sejak 19 Februari 2004, sesuai

dengan surat keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-075/KM.6/2004.

Secara resmi beroperasi sejak bulan April 2004. Induknya sendiri, PT

ASURANSI Umum Bumiputeramuda 1967 atau Bumida Bumiputera,

memperoleh ijin operasi dari Direktorat Lembaga Keuangan, Direktorat

Jenderal Moneter Dalam Negeri, Departemen Keuangan Republik Indonesia

No. KEP.350/DJM/111.3/71973 tanggal 24 Juli 1973.

Bumida Bumiputera didirikan atas ide pengurus AJB Bumiputera

1912, sebagai induk perusahaan, yang diwakili oleh Dra. H.I.K. Suprakto dan

Mohamad S. Hasyim, MA sesuai dengan akte No.7 tanggal 8 Desember 1967

dari Notaris Raden Soerojo Wongsowidjojo, SH yang berkedudukan di Jakarta

dan diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 15

tanggal 20 Februari 1970.

Bumida Syariah merupakan bagian kelompok bisnis AJB Bumiputera

1912, yang secara khusus bergerak di bidang asuransi umum/kerugian syariah.

1 http/www.bumida.co.id

40

Page 50: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

41

Induknya sendiri merupakan perusahaan yang mempelopori industri asuransi

di Indonesia.

B. Visi dan Misi Perusahaan2

1. Visi

Tumbuh & Berkembang Menjadi Perusahaan yang Lebih Sehat & 10

Besar Asuransi Umum

2. Misi

Mewujudkan Organisasi yang Prima, Bisnis yang Berkualitas, dan Sinergi

yang Terpadu dengan Bumiputera Group

3. Nilai-Nilai Dasar

a. Berkualitas

Membangun SDM merupakan kunci pokok eksistensi dan kelanjutan

perkembangan Perusahaan ke depan. Dengan SDM yang berkualitas;

Perusahaan mampu menghadirkan kualtias produk dan pelayanan

terbaik, serta memiliki komitmen yang tinggi untuk menjaga integritas

dan moralitas usaha menuju Good Coporate Governance.

b. Dipercaya

Komitmen yang tinggi untuk membangun SDM berkualitas, inovasi

dan diferensiasi produk, pelayanan yang optimal dengan dukungan

teknologi informasi yang andal, diharapkan dapat meningkatkan

kepercayaan dan loyalitas stake holder terhadap Perusahaan.

2 ibid

Page 51: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

42

4. Falsafah Dasar

a. Idealisme

Senantiasa memelihara semangat dan nilai-nilai kejuangan bangsa

dalam upaya meningkatkan martabat dan kesejahteraan bangsa melalui

asuransi.

b. Kebersamaan

Senantiasa memelihara dan meningkatkan nilai-nilai nasionalisme dan

kejuangan dengan semangat kebersamaan menghadapi era globalisasi,

melalui upaya sinergi dan optimalisasi manfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan.

c. Profesionalisme

Memiliki kemampuan mengelola bisnis asuransi umum secara

profesional, dengan dukungan SDM yang berwawasan dan

berpengetahuan luas, didukung dengan keterampilan tinggi serta

senantiasa memberikan pelayanan prima kepada nasabah.

C. Struktur Organisasi Perusahaan 3

Dewan Pengawas Syariah

Ketua : H. Endy M. Astiwara, MA, AAAI-J, FIIS

Anggota : DR. KH. Surahman Hidayat, MA

DR. KH. Ahzami Samiun Jazuli, MA

3 ibid

Page 52: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

43

Kantor Pusat

Divisi Syariah :

Gedung B Lantai 4

Jl. Wolter Monginsidi No. 43 Kebayoran Baru

Jakarta Selatan 12180

Telp. : 021-7234847, 7234849

Fax. : 021-72787952

Email : [email protected]

Website : http://www.bumida.co.id

Kepala Divisi Syariah : Hj. Nurhayati, SE, AAAI-K

Kabag Teknik Syariah : Fahmi Basyah, ST, AAI-K, AIIS

Kabag Keuangan & SDM Syariah : Drs. Saiful Hadi

Kabag Pemasaran Syariah : Drs. M. Nasyubun, AAAI-K, AIIS

Kantor Cabang Syariah

Cabang Syariah Jakarta

Lantai 1 Gedung B

Jl. Wolter Monginsidi No. 43 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12180,

Telp. : 021-7268039, 72800904

Fax. : 021-7243624

Email: [email protected]

Kepala Cabang : SH. Purnomo

Page 53: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

44

Kasie Teknik : Yeny Triana, AAAI-K, AIIS

Kasie Keuangan : Kusumaningdyah Rousstia, SPT

Kasie Pemasaran : Dwi Wijayanto

Cabang Syariah Depok

Jl. Margonda Raya No. 304 C

Depok, Jawa Barat

Telp. : 021-77202357, 77203457 Fax. : 021-77213432

Email: [email protected]

Kepala Cabang : Irman Mahin

Kasie Teknik, Keuangan, Personalia : Landung Eko Hardiono

Kasie Pemasaran : Rochmat Suhadak

Cabang Syariah Surabaya

Gedung Bumiputera Lantai 3

Jl. Pucang Anom Timur No. 64

Surabaya, 60282

Telp. : 031-5026486, 5026487

Fax. : 031-5026484

Email: [email protected]

Kepala Cabang : Agus Muharto

Kasie Teknik, Keuangan, Personalia : M. Alghani

Cabang Syariah Bandung

Gedung Bumiputera Lantai 3

Jl. Jenderal H. Amir Machmud No. 235

Page 54: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

45

Cilember, Cimahi, 50422

Telp. : 022-6647905

Fax. : 022-6647906

Email: [email protected]

Kepala Cabang : Fachreza Alfatah

Staff : Andri Safdar

D. Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan4

1. Struktur Kepemilikan / Permodalan

Kepemilikan Perusahaan sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995

tentang Perseoraan Terbatas dimiliki oleh; AJB Bumiputera 1912 99,8%

dan PT Eurasia Wisata 0,2%.

Struktur permodalan Perusahaan telah dipenuhi, sesuai ketentuan

modal disetor minimum yang dipersyaratkan dalam UU No. 2 Tahun

1992, dari Rp 25.000.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000.

Untuk Bumida Syariah, sejak tahun 2007 modal disetor yang

dipisahkan dari modal induknya telah mencapai Rp 10.000.000.000, dan

akan terus ditingkatkan seiring dengan dikeluarkannya PP No. 39 Tahun

2009.

Kepercayaan dan loyalitas stake holder terhadap Perusahaan akan

menghasilkan manfaat yang saling menguntungkan, bukan hanya

dinikmati oleh share holder, tetapi juga oleh pemegang polis, karyawan

dan semua pihak yang berkepentingan terhadap Perusahaan. 4 ibid

Page 55: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

46

2. Penghargaan Perusahaan

a. Tahun 2002

1) The Big Five Trusted in Fire Insurance 2002 (Versi Majalah

Kapital).

2) The Big Five Trusted in Motor Vehicle Insurance 2002 (Versi

Majalah Kapital).

3) The Big Five Trusted in Health Insurance 2002 (Versi Majalah

Kapital).

b. Tahun 2003

1) The Most Valuable Brand in Fire Insurance 2003 (Versi Majalah

SWA Sembada).

c. Tahun 2005

1) Sertifikasi ISO 9001 : 2000 Sejak Maret 2005.

2) Asuransi Umum Terbaik Tahun 2005 (Versi Majalah Investor)

Tahun 2005.

3) Asuransi Umum Sangat Bagus Tahun 2005 (Versi Majalah

InfoBank).

d. Tahun 2008

1) Sertifikasi Pemeringkatan PEFINDO Peringkat BBB+.

2) Asuransi Umum Syariah Terbaik 2008 (Versi Majalah Investor).

3) Asuransi Umum Syariah Terbaik ke-2 2008 (Versi KARIM

Business Consulting).

Page 56: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

47

3. Produk

a. Produk Andalan:

1) Sehat koe

2) Mobil koe

3) Siswa koe

4) Rumah koe

5) Motor Koe

6) Karyawan Koe

b. Produk Standart dan Modifkasi:

1) Asuransi Kesehatan

2) Asuransi Pengangkutan Barang

3) Asuransi Kendaraan Bermotor

4) Asuransi Peralatan Elektronik

5) Asuransi Uang

6) Asuransi Pekerjaan Konstruksi

7) Asuransi Kebakaran

8) Asuransi Kerusakan Mesin

9) Asuransi Kecelakaan Diri

Page 57: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

BAB IV

MEKANISME PENDISTRIBUSIAN DANA SURPLUS UNDERWRITING

KEPADA PESERTA ASURANSI KEBAKARAN

A. Metode Perhitungan Surplus Underwriting Asuransi Kebakaran

Penelitian ini diawali dengan melakukan pengumpulan data kelas

bisnis asuransi kebakaran pada PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda 1967

Unit Syariah. Risk and Loss Profile Asuransi Kebakaran PT. Asuransi Umum

BumiputeraMuda 1967 Unit Syariah selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 2005-

2009 yang berisi RumahKoe yang ditanggung (exposure), jumlah premi yang

diterima dan jumlah klaim yang dibayarkan kepada peserta.1

Data risk and loss profile ini sangat penting dalam melakukan

perhitungan surplus underwriting, karena sebelum melakukan perhitungan

surplus underwriting perusahaan melakukan perhitungan tarif premi. Dengan

data inilah seorang aktuaris memiliki pengetahuan yang luas tentang risiko

dan kerugian yang pernah terjadi sebelumnya. Dengan informasi tersebut,

maka aktuaris dapat memperkirakan risiko dan kerugian yang mungkin terjadi

di masa mendatang. Dari informasi tersebut, maka akan dapat diestimsi berapa

tarif yang ditetapkan dimasa mendatang berdasarkan data yang ada.

Suatu perusahaan tidak bisa menetapkan tarif premi yang tidak

didasarkan pada data risk and loss profile. Bila suatu perusahaan melakukan

hal demikian, maka akan bertentangan dengan Peraturan Menteri Keuangan

1 Fitria Dewianty,”Metode Pehitungan Tarif Premi Asuransi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Experience” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008), h.68-69.

48

Page 58: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

49

No. 74 tahun 2007 karena dianggap mengabaikan data statistik dan izin

operasi perusahaan tersebut dapat dicabut. Bila suatu perusahaan mengabaikan

data statistik, hal ini akan sangat berbahaya bagi perusahaan tersebut dan bagi

para nasabah. Hal ini dikarenakan, asuransi merupakan bisnis yang mengelola

risiko. Risiko itu tidak dapat kita ketahui sebelum risiko itu terjadi, maka

untuk dapat mengukur risiko yang mungkin muncul dimasa mendatang adalah

dengan melihat kejadian sebelumnya, yaitu data tentang risiko dan kerugian

yang pernah terjadi. Dengan begitu, maka akan dapat diestimasi kerugian-

kerugian yang mungkin akan muncul dimasa mendatang.2

Berdasarkan keputusan Dewan Asuransi Indonesia, tarif untuk asuransi

telah ditetapkan berdasarkan kelasnya masing-masing. Untuk kelas I, rumah

tinggal tarifnya 0,05 permil. Kelas II sebesar 0,87 permil. Kelas III sebesar

1,16 permil. Misalnya, harga rumah dinilai seharga 100 juta dikali tarif permil,

hasil inilah yang harus dibayar oleh nasabah. Karena yang membedakan

besaran atau tinggi rendahnya rate/tarif adalah okupasi (penggunaan

bangunan/property yang hendak diasuransikan dipergunakan sebagai apa?)

apakah hanya sebagai rumah tinggal atau kantor/toko/gudang/pabrik dan

sebagainya. Bangunan dengan okupasi sebagai rumah tinggal tentunya

rate/tarif lebih murah dari pada okupasi sebagai toko/pabrik maupun gudang,

2 Fitria Dewianty,”Metode Pehitungan Tarif Premi Asuransi Kendaraan Bermotor

Berdasarkan Experience” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008), h. 69.

Page 59: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

50

rate atau tarif dalam hal asuransi kebakaran perhitungannya berdasarkan

permil/per 1000 bukannya persen/per 100. 3

Jika suatu perusahaan tidak mendasarkan tarif preminya pada data

statistik dan hanya mengejar keuntungan semata, maka ketika terjadi klaim

dikhawatirkan tarif premi yang ditetapkan tidak cukup untuk membayar

klaim-klaim yang terjadi dimasa mendatang. Hal ini akan mengancam

eksistensi perusahaan dan nasabah pun akan dirugikan karena klaimnya tidak

dibayarkan. Oleh karena itulah pendasaran perhitungan tarif premi pada data

statistik adalah sangat penting. Islam sangat melarang mendatangkan bahaya

baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Hal ini seperti hadist Nabi yang juga

merupakan kaidah fiqh :

قضى رسول اهللا صلى اهللا عليه : عن عبادة بن الصامت قال ى أنه ليس لعرق ظالمأن الضرر وال ضرار، وقض: وسلم )رواه أحمد. (حق

Artinya: “Dari Ubadah bin Shamit, beliau berkata : Rasulullah SAW telah

memberikan keputusan bahwa seseorang tidak boleh membuat darar (membuat kerusakan atau bahaya pada diri sendiri) dan dirar (melakukan hal yang merugikan pada orang lain). Sesungguhnya tidak ada hak bagi keringat orang yang zhalim4. (HR.Ahmad)

Di Indonesia sendiri Polis Asuransi Kebakaran sudah distandarisasi

sehingga (seharusnya) antar perusahaan asuransi memiliki perlindungan dan

perhitungan yang sama (hanya beda dipelayanannya saja). Polis kebakaran

dinamakan polis PSAKI (Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia) dimana

3 Hasil wawancara dengan Bapak Siful Hadi HRD PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda, Tanggal 13 Januari 2010 Pukul 14:20 WIB.

4 Muhammad Ibn Yazid Abu Abdullah Al Qazwainy, Sunan Ibn Majah; Bayruut, Daarul Fikri, Hadits ke-2340,Juz 2, h. 784

Page 60: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

51

musibah yang dicover meliputi bencana akibat FLEXAS (Fire, Lightning,

Explosion, Aircraft (kejatuhan benda-benda dari pesawat) dan smoke), saat ini

bisa ditambahkan dengan jaminan Flood, Earthquake dan Huru-hara. Jadi jika

kerusakan property diakibatkan oleh bencana-bencana diatas maka asuransi akan

menggantinya.5

Sesuai dengan ketentuan PMK No. 74 tahun 2007 tentang tarif asuransi

bahwa setiap perusahaan asuransi wajib menjaga dan mendasarkan perhitungan

tarif preminya pada data risk and loss profile. Jika suatu perusahaan asuransi yang

baru berdiri belum memiliki data statistik sendiri, maka dapat menggunakan data

industri yang sejenis. Dan mendasarkan perhitungan tarif preminya pada tarif

referensi yang telah diatur pada PMK tersebut. Perusahaan yang sudah memiliki

data statistik mengenai risiko dan kerugian, maka dapat menetapkan tarif premi

sendiri. Data statistik yang dibentuk oleh perusahaan sendiri paling tidak selama

rentang waktu 5 tahun.6

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa untuk menetapkan tarif

premi, terdapat beberapa parameter yang harus dikontrol dan diketahui.

Parameternya yaitu exposure, frequency dan severty. Parameter ini nantinya akan

berpengaruh langsung terhadap penetapan tarif premi, karena tarif premi

merupakan refleksi dari biaya klaim yang diharapkan dimasa mendatang untuk

menentukan apakah perusahaan nantinya mengalami devisit atau surplus

underwriting. Exposure akan dilihat bagaimanakah profile-nya selama 5 tahun

terakhir. Sedangkan frequency dan saverity akan dihitung berdasarkan experience

5 www.pojokasuraansi.com 6 PMK No. 74 tahun 2007

Page 61: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

52

selama 5 tahun terakhir. Berikut ini adalah data yang ada di PT. Asuransi Umum

BumiputeraMuda 1967 Unit Syariah selama 5 tahun kebelakang dalam bentuk

rekap hasil underwriting. Dan berikut adalah contoh metode perhitungan surplus

underwrting pada asuransi kebakaran:

Surplus underwriting = pendapatan underwriting – beban underwriting

Tabel 4.17

No Tahun Pendapatan

Underwriting

Beban

Underwriting

Hasil

Underwriting

1 2005 184,709,981 6,464,849 178,245,132

2 2006 298,127,177 1,490,636 296,636,541

3 2007 146,249,008 223,404,407 (77,155,400)

4 2008 282,081,647 34,738,129 247,343,518

5 2009 707,135,841 677,016 706,458,826

Seperti penjelasan diatas, perhitungan dana premi peserta yang

dilakukan oleh perusahaan adalah mengumpulkan dana yang ada secara

menyeluruh selama masa pertanggungan atau per tahun. Apabila pada tahun

tersebut hasil yang didapat oleh perusahaan positif, maka perusahaan akan

mengalami surplus underwriting. Begitu pun sebaliknya, apabila perusahaan

memperoleh hasil yang negatif, maka perusahaan akan mengalami defisit

underwriting. Dan ini diketahui setelah pendapatan underwriting dikurangi

beban underwriting didalam akhir periode atau akhir masa pertanggungan.

7 Hasil wawancara dengan Bapak Siful Hadi HRD PT. Asuransi Umum

BumiputeraMuda, Tanggal 13 Januari 2010 Pukul 14:20 WIB.

Page 62: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

53

B. Pengalokasian Dana Surplus Underwriting Perusahaan Asuransi PT.

Asuransi Umum BumiputeraMuda 1967 syariah

Jika perusahaan mengalami Surplus Underwriting itu dikarenakan

peserta yang ada tidak mengalami musibah/klaim selama masa pertanggungan,

maka perusahaan akan mengalokasikan dana tersebut untuk cadangan

tabarru', dan atau dibagikan kepada perusahaan dan peserta (tertanggung).

Dalam hal pengalokasian surplus underwriting, perusahaan cenderung

memprioritaskan pada dana cadangan tabarru'. Disamping itu, perusahaan

juga membagikan surplus underwriting tersebut kepada peserta sesuai dengan

nisbah yang telah disepakati.

Setiap perusahaan memiliki kebijakan masing-masing dalam

membagikan Surplus Underwriting kepada peseta (tertanggung). Salah satu

pilihannya adalah dengan mentransfer Surplus Underwriting tersebut ke

rekening peserta.

Selanjutnya sesuai dengan wa’ad/nisbah/prosentase yang disepakati,

Surplus tersebut dibagikan masing-masing kepada peserta dan perusahaan.

Dalam hal ini nisbah yang diterapkan adalah 30% : 70%. Berhubung dengan

adanya peraturan PSAK ( Pedoman Standart Akutansi Keuangan) No. 108

Tahun 2009, maka PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda 1967 Syariah

menerapkan nisbah atau bagi hasil sebagai berikut: (perusahaan mendapatkan

persentase 65%, peserta mendapatkan persentase 30% dan untuk dana

cadangan premi sebesar 5%).

Page 63: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

54

C. Mekanisme Pendistribusian Surplus Tabarru Kepada Peserta

Berikut ini adalah contoh perhitungan insentif surplus bagian peserta

dari tahun buku 2007 yang akan berlaku untuk polis-polis yang jatuh tempo

pada tahun 2008:

1. PERHITUNGAN SALDO TABARRU8

1.a Total Dana Tabarru Paid = 4.995.393.854

1.b Jumlah Hasil Investasi Dana Tabarru Bagian Peserta = 75.695.216

1.c Beban Klaim Bruto = 2.202.534.536

1.d Beban Klaim R/A = 849.607.169

1.e Beban Reasuransi = 1.915.831.073

1.f SALDO TABARRU 2007 (1.a+1.b-1.c+1.d-1.e) = 1.802.330.630

1.g Saldo Tabarru Bagian Peserta (1.f x 30%) = 540.699.189

1.h Saldo Tabarru Bagian Pengelola (1.f x 70%) = 1.261.631.441

2. RATE INSENTIF SURPLUS TABARRU BAGIAN PESERTA

2.a Total Saldo Tabarru Bagian Peserta = 540.699.189

2.b Total Produksi Premi Syariah Nasional = 8.445.826.385

2.c Rate Insentif Surplus Tabarru Bagian Peserta (a/b) x

100%

= 6.40%

PEMBAYARAN INSENTIF SURPLUS BAGIAN PESERTA

1. Rate insentif surplus bagian peserta digunakan untuk dasar perhitungan

insentif surplus masing-masing peserta yang akan jatuh tempo di tahun 2008.

2. Insentif surplus yang dibayarkan kepada masing-masing peserta

diperhitungkan dengan lamanya outstanding pembayaran premi sebagai

8 Hasil wawancara dengan Bapak Siful Hadi HRD PT. Asuransi Umum

BumiputeraMuda, Tanggal 13 Januari 2010 Pukul 14:20 WIB.

Page 64: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

55

penalty-nya. Sisa dana penalty tersebut akan dihimpun dalam Cadangan Dana

Tabarru.

3. Rumus perhitungan Insentif Surplus masing-masing peserta adalah sebagai

berikut:

Insentif Surplus Peserta A =

Premi X Rate Insentif X (Jumlah Hari Lunas : Jumlah Hari Pertanggungan)

Notes:

- Jumlah Hari Lunas adalah Jumlah hari antara tanggal jatuh tempo dan tanggal

pembayaran premi

- Jumlah Hari Pertanggungan adalah jumlah hari antara tanggal jatuh tempo dan

tanggal awal periode

Page 65: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

56

Berikut Ini adalah contoh perhitungan insentif surplus bagian peserta:

1. Nama Peserta : Tn. X

2. No. Polis : 0101.00S.2007.02.0001-0

3. Periode Asuransi : 08/02/2007 s/d 08/02/2008

4. Tanggal Lunas : 08/03/2007

5. Rate Insentif Surplus : 6.40%

6. Jumlah Premi Netto : IDR 7.162.500

7. Jumlah Hari Lunas : 335 hari

8. Jumlah Hari Pertanggungan : 365 hari

Insentif Surplus Tn. X = 7.162.500 X 6.40% X (335 : 365) = 420.723,3

KETENTUAN KHUSUS MENGENAI INSENTIF SURPLUS TABARRU

1. Insentif surplus hanya akan dibayarkan jika terdapat Surplus atas pengelolaan

Dana Tabarru

2. Insentif Surpus Tabarru bagian peserta adalah hak peserta dan oleh karenanya

wajib dibayarkan kepada peserta.

3. Terdapat beberapa kategori yang disepakati bahwa insentif surplusnya tidak

dibayarkan melainkan disimpan dalam cadangan dana tabarru’ :

a. Polis kelas bisnis Marine Cargo, Asuransi Pembiayaan, Surety Bond,

Kontra Garansi Bank, dan Dokter Liability

b. Polis dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun/ polis jangka pendek

c. Polis yang dibatalkan pada saat periode asuransi berjalan.

Page 66: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

57

d. Polis yang mengalami klaim baik masih berstatus dalam proses (O/S)

maupun yang sudah berstatus pasti (settled).

e. Polis yang berdasarkan Izin Akseptasi Kantor Pusat diterbitkan tanpa

insentif surplus.

4. Rate Insentif Surplus Bagian Peserta tidak dapat ditentukan diawal periode,

oleh karena itu Kantor Operasional Syariah tidak diperkenankan menjanjikan

besaran rate insentif tersebut kepada peserta sebelum ada pemberitahuan dari

Kantor Pusat. Dalam Klausula Syariah hanya disebutkan

wa’ad/nisbah/prosentase pembagian insentif antara peserta dan operator yaitu

30:70.

5. Insentif Surplus Dana Tabarru bukanlah discount premi perpanjangan. Untuk

itu setiap perpanjangan premi tetap dicatat 100% tanpa dikurangi insentif

surplus. Insentif surplus tetap dikeluarkan dengan akun /pos yang berbeda.

6. Insentif surplus tetap dibayarkan (kepada peserta yang berhak) walaupun polis

tidak diperpanjang.

D. Perkembangan dana surplus underwriting perusahaan PT. Asuransi

Umum BumiputeraMuda 1967 Syariah pada peserta

Jika di lihat dari hasil rekap Underwriting PT. Asuransi

BumiputeraMuda 1967 Syariah dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009,

perkembangan dana surplus underwriting perusahaan sangatlah bagus. Namun

pada tahun 2007 perusahaan mengalami deficit underwriting di karenakan

terjadinya klaim yang sangat besar.

Page 67: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

58

1. Rekap Underwriting PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda 1967 Syariah

pada tahun 2005:

Jumlah premi bersih yang didapat oleh perusahaan terdiri dari

premi bruto, premi reasuransi,penurunan atau kenaikan PYBMP (premi

yang belum menjadi pendapatan) yaitu:

a. Premi bruto

1) premi penutupan langsung 307,849,969

2) premi penutupan tidak langsung 0

3) komisi dibayar 0

4) jumlah premi bruto (1+2-3) 307,849,969

b. Premi Reasuransi

1) Premi Reasuransi dibayar 98,511,990

2) Premi Reasuransi diterima 0

3) Jumlah Premi Reasuransi (1-2) 98,511,990

4) Premi Neto (a4-b3) 209,337,979

c. Penurunan (Kenaikan) PYBMP*)

1) PYBMP tahun/triwulan lalu 49,255,995

2) PYBMP tahun/triwulan berjalan 73,883,992

3) Penurunan (kenaikan) PYBMP (1-2) (24,627,997)

Jumlah Pendapatan Premi Neto (b4+c3) 184,709,981

Jadi jumlah pendapatan premi neto sama dengan jumlah pendapatan

underwriting, sedangkan beban underwriting terdiri dari:

Page 68: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

59

a. Beban Klaim

1) Klaim Bruto 10,774,749

2) Klaim Reasuransi 4,309,900

3) Kenaikan (Penurunan)EKRS**)

a) EKRS tahun/triwulan berjalan 0

b) EKRS tahun/triwulan lalu 0

Jumlah Beban Klaim(a1-a2.b+3.a-3b) 6,464,849

Beban Underwriting 6,464,849

Hasil Underwriting 178,245,132

Jika hasil yang diperoleh positif, maka perusahaan akan mendapatkan

dana surplus underwriting. Namun sebaliknya jika hasil yang diperoleh

negatif maka perusahaan akan mengalami defisit underwriting.

2. Rekap Underwriting PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda 1967 Syariah

pada tahun 2006:

a. Premi bruto

1) premi penutupan langsung 496,878,628

2) premi penutupan tidak langsung 0

3) komisi dibayar 0

4) jumlah premi bruto (1+2-3) 496,878,628

b. Premi Reasuransi

1) Premi Reasuransi dibayar 159,001,161

2) Premi Reasuransi diterima 0

3) Jumlah Premi Reasuransi (1-2) 159,001,161

Page 69: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

60

Premi Neto (a4-b3) 337,877,467

c. Penurunan (Kenaikan) PYBMP*)

1) PYBMP tahun/triwulan lalu 79,500,581

2) PYBMP tahun/triwulan berjalan 119,250,871

3) Penurunan (kenaikan) PYBMP (1-2) (39,750,290)

Jumlah Pendapatan Premi Neto (b4+c3) 298,127,177

Jadi jumlah pendapatan premi neto sama dengan jumlah pendapatan

underwriting, sedangkan beban underwriting terdiri dari:

a. Beban Klaim

1) Klaim Bruto 2,484,393

2) Klaim Reasuransi 993,757

3) Kenaikan (Penurunan)EKRS**)

a) EKRS tahun/triwulan berjalan 0

b) EKRS tahun/triwulan lalu 0

Jumlah Beban Klaim(a1-a2.b+3.a-3b) 6,464,849

Beban Underwriting 1,490,636

Hasil Underwriting 296,636,541

3. Rekap Underwriting PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda 1967 Syariah

pada tahun 2007:

a. Premi bruto

1) premi penutupan langsung 569,623,909

2) premi penutupan tidak langsung 2,532,313

3) komisi dibayar 0

4) jumlah premi bruto (1+2-3) 572,156,221

Page 70: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

61

b. Premi Reasuransi

5) Premi Reasuransi dibayar 372,918,562

6) Premi Reasuransi diterima 0

7) Jumlah Premi Reasuransi (1-2) 372,918,562

4) Premi Neto (a4-b3) 199,237,659

c. Penurunan (Kenaikan) PYBMP*)

4) PYBMP tahun/triwulan lalu 50,009,071

5) PYBMP tahun/triwulan berjalan 102,997,723

3) Penurunan (kenaikan) PYBMP (1-2) (52,988,652)

Jumlah Pendapatan Premi Neto (b4+c3) 146,249,008

Jadi jumlah pendapatan premi neto sama dengan jumlah pendapatan

underwriting, sedangkan beban underwriting terdiri dari:

a. Beban Klaim

1) Klaim Bruto 714,635,460

2) Klaim Reasuransi 491,231,053

3) Kenaikan (Penurunan)EKRS**)

a) EKRS tahun/triwulan berjalan 0

b) EKRS tahun/triwulan lalu 0

Jumlah Beban Klaim(a1-a2.b+3.a-3b) 223,404,407

Beban Underwriting 223,404,407

Hasil Underwriting (77,155,400)

4. Rekap Underwriting PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda 1967 Syariah

pada tahun 2008:

Page 71: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

62

a. Premi bruto

1) premi penutupan langsung 1,070,914,237

2) premi penutupan tidak langsung 36,513,264

3) komisi dibayar 391,191

4) jumlah premi bruto (1+2-3) 1,107,036,310

b. Premi Reasuransi

1) Premi Reasuransi dibayar 575,681,002

2) Premi Reasuransi diterima 0

3) Jumlah Premi Reasuransi (1-2) 575,681,002

4) Premi Neto (a4-b3) 531,355,308

c. Penurunan (Kenaikan) PYBMP*)

1) PYBMP tahun/triwulan lalu 108,866,383

2) PYBMP tahun/triwulan berjalan 358,140,045

3) Penurunan (kenaikan) PYBMP (1-2) (249,273,661)

Jumlah Pendapatan Premi Neto (b4+c3) 282,081647

Jadi jumlah pendapatan premi neto sama dengan jumlah pendapatan

underwriting, sedangkan beban underwriting terdiri dari:

a) Beban Klaim

1) Klaim Bruto 37,738,129

2) Klaim Reasuransi 2,550,000

3) Kenaikan (Penurunan)EKRS**)

c) EKRS tahun/triwulan berjalan 0

d) EKRS tahun/triwulan lalu 0

Page 72: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

63

Jumlah Beban Klaim(a1-a2.b+3.a-3b) 34,738,129

Beban Underwriting 34,738,129

Hasil Underwriting (247,343,518)

5. Rekap Underwriting PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda 1967 Syariah

pada tahun 2009:

a. Premi bruto

1) premi penutupan langsung 1,238,937,771

2) premi penutupan tidak langsung 0

3) komisi dibayar 0

4) jumlah premi bruto (1+2-3) 1,238,937,771

b. Premi Reasuransi

1) Premi Reasuransi dibayar 388,293,201

2) Premi Reasuransi diterima 0

3) Jumlah Premi Reasuransi (1-2) 388,293,201

4) Premi Neto (a4-b3) 850,644,570

c. Penurunan (Kenaikan) PYBMP*)

3) PYBMP tahun/triwulan lalu 315,577,328

4) PYBMP tahun/triwulan berjalan 459,086,057

3) Penurunan (kenaikan) PYBMP (1-2) (143,508,729)

Jumlah Pendapatan Premi Neto (b4+c3) 707,135,841

Jadi jumlah pendapatan premi neto sama dengan jumlah pendapatan

underwriting, sedangkan beban underwriting terdiri dari:

a. Beban Klaim

Page 73: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

64

1) Klaim Bruto 1,127,016

2) Klaim Reasuransi 2,550,000

3) Kenaikan (Penurunan)EKRS**)

a) EKRS tahun/triwulan berjalan 0

b) EKRS tahun/triwulan lalu 0

Jumlah Beban Klaim(a1-a2.b+3.a-3b) 677,016

Beban Underwriting 677,016

Hasil Underwriting (706,458,826)

Jika dilihat dari perkembangan dana surplus underwriting PT.

ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA 1967 SYARIAH dari tahun 2005

s/d 2009 sangantlah bagus, karena hanya sekali terjadi defisit yang dialami pada

tahun 2007. Dan tahun-tahun yang lainnya perusahaan memperoleh surplus

underwriting yang cukup bagus untuk menstabilkan keuangan perusahaan.

Page 74: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan berkenaan dengan mekanisme

pendistribusian surplus underwriting pada peserta asuransi kebakaran pada

PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA 1967 SYARIAH, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Dalam pendistribusian dana surplus underwriting pada peserta asuransi

kebakaran, yang ada pada rekap hasil underwriting perusahaan. Maka

perusahaan melakukan perhitungan terlebih dahulu, dengan cara membuat

rekap underwriting tahunan. Setelah mendapatkan hasil dari metode

perhitungan underwriting pada perusahaan, maka apabila hasil yang

didapat mengalami hal positif maka perusahaan akan mendapatkan dana

surplus underwriting. Dan hasil surplus underwriting tersebut dibagi

menjadi 3 (tiga) bagian,yaitu: cadangan tabarru’, peserta dan perusahaan.

2. Adapun mekanisme pendistribusian dana surplus underwriting yang

terjadi di perusahaan akan di berikan kepada peserta sesuai dengan nisbah

yang ada,diantaranya: perusahaan akan mentransfer kerekening peserta,

atau untuk di infakkan melalui perusahaan dan atau untuk pengurangan

premi ditahun berikutnya.

3. Asuransi kebakaran adalah produk asuransi kerugian yang frequensi

klaimnya lebih rendah dibandingkan dengan produk kerugian lainnya,

67

Page 75: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

68

seperti asuransi kendaraan bermotor. Maka peluang akan terciptanya

surplus itu lebih besar. Oleh karena itu, perkembangan dana surplus

underwriting produk asuransi kebakaran pada PT. Asuransi Umum

BumiputeraMuda 1967 Unit Syariah sangat baik dan dapat dijadikan

tumpuan untuk kestabilan keuangan perusahaan.

B. Saran

Adapun saran dari penulis tentang Mekanisme Pendistribusian Dana

Surplus Underwriting Pada Peserta Asuransi Kebakaran adalah:

1. Sebaiknya pendistribusian dan pengalokasian dana surplus underwriting

agar lebih transparan antara peserta dan perusahaan yang nota benenya

sebagai pemegang amanah.

2. Perlu adanya dukungan dari pemerintah mengenai produk-produk asuransi

kerugian, khususnya produk asuransi kebakaran. Karena saat ini PMK

yang ada belum memadai,hanya sampai produk asuransi kendaraan

bermotor saja.

3. Agar masyarakat lebih memahami hak dan kewajibannya sebagai peserta

asuransi, bukan hanya membayar premi dan mendapatkan ganti rugi atas

klaim yang terjadi. Tetapi juga mengerti dan mengetahui nisbah bagi hasil

antara kedua belah pihak.

Page 76: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahannya. Bandung: PT. Syamil Cipta Media.

Abdul Kadir, Muhammad. Hukum Asuransi Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Abdullah, Moch. Anwar. Kamus Umum Asuransi. Jakarta: Kesaint Blanc, 1993.

Arif Djohan Tunggal. Peraturan Perundang-undangan Perasuransian di Indonesia. Thn 1992-1997, (Jakarta: Harvarindo.1998).

Bailey, Richard. Underwriting Dalam Perusahaan Asuransi Jiwa dan Kesehatan. Jakarta: Yayasan Dharma Bumiputera, 2005.

Booth, P, dkk. Modern Actuarial Theory and Practice. Florida: Chapman and Hall/CRC. 1999.

Budian, Luly. Essay Ilmiah :”Peran Aktuaria Pada Industri Asuransi Kerugian Indonesia.” Jakarta: Essay Ilmiah, 2007.

Budiman, Hendra. “Belum Ada Penelitian Khusus Underwriting Asuransi”. Proteksi, XXIV.(Desember 2003)

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Jakarta: Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, 2006.

Dewan Asuransi Indonesia, Kamus Asuransi Jiwa (prapublikasi). Jakarta: Dewan Asuransi.

Ghoni,Abdul dan Arianty Erny. Akuntansi Asuransi Syariah; Antara Teori & Praktik. Jakarta, INSCO Consulting, 2007.

Gunanto, Asuransi Kebakaran di Indonesia, Cetakan ke-II, Wacana Ilmu, Jakarta- April 2003.

Herman, Darmawi. Manajemen Asuransi. Jakarta: Bumi Aksara, 2001.

http://www.bumida.co.id

http://www.pojokasuransi.com

Iqbal, Muhaimin. Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik Upaya Menghilangkan Gharar, Maisir dan Riba. Jakarta : Gema Insani Press, 2005, Cet. Ke-1.

Muhammad Ibn Yazid Abu Abdullah Al Qazwainy, Sunan Ibn Majah; Bayruut,

Page 77: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

70

Daarul Fikri, Hadits ke-2340,Juz 2, h. 784

Moleong, Lexy J. Metodelogi Penenlitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.

Peraturan Menteri Keuangan No.74 tahun 2007.

Prakoso, Djoko dan Murtika I Ketut. Hukum Asuransi Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.

Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqim, Asbabul Wurud; Studi kritis hadist Nabi Pendekatan Sosio Historis, kontekstual (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2001), h.7

Salim, Abbas, Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-prinsip manajemen risiko dan asuransi. Jakarta: Salemba Empat. 2003.

Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah (Life And General) Konsep dan Sistem Operasional. Jakarta: Gema Insani Press, 2005.

Sula Muhammad Syakir , Konsep Asuransi Dalam Islam. PPM Fi Zhilal. Bandung. 1996.

Tim Penulis Fakultas Syariah dan Hukum. Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2007. Tunggal, Hadi Setia. Dasar-dasar Asuransi. Jakarta: Harvarindo.2005.

Page 78: MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2239/1/HUMAIDI-FSH.pdf · MEKANISME PENDISTRIBUSIAN SURPLUS UNDERWRITING KEPADA

LAMPIRAN-LAMPIRAN