Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    1/42

    HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL

    MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA MENURUT

    GATT(General Agrement on Tari f and Trade)/

    WTO (World Trade Organization)

    Oleh

    MUHAMMAD HAVEZ

    1012011230

    FAKULTAS HUKUM

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2013

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    2/42

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat Rahmat dan hidayahnya

    serta karunianya-lah sehingga makalah yang berjudul Mekanisme Penyelesaian

    Sengketa Menuru t GATT/ WTO dapat diselesaikan.

    Penulis juga sadar bahwa makalah yang telah dibuat ini sangat jauh dari

    sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

    nantinya berguna dalam penyempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap agar

    apa yang penulis buat ini dapat berguna.

    Bandar Lampung, 8 April 2013

    Penulis

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    3/42

    DAFTAR ISI

    halaman

    KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................................... 1B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5

    BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WTO

    A. Sejarah Terbentuknya WTO .......................................................... 6B. Fungsi dan Tujuan Pembentukan WTO ......................................... 11C. Kesepakatan-Kesepakatan Dalam WTO ........................................ 14D. Organ-Organ Dalam WTO ............................................................. 17E. Hubungan GATT dengan WTO ..................................................... 20

    BAB III PEMBAHASAN

    A. Mekanisme Penyelesaian Sengketa WTO dan GATT ................... 22B. Keterlibatan Indonesia Dalam Penyelesaian Sengketa

    Perdagangan ................................................................................... 30

    C. Mekanisme Penyelesaian Sengketa Sebagai Bagian dariPengawasan Internasional .............................................................. 31

    D. Hubungan Penyelesaian Sengketa GATT dan WTO denganBentuk Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai ......... 33

    BAB III PENUTUP

    A. Simpulan ........................................................................................ 37B. Saran ............................................................................................... 38

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 39

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    4/42

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangKelahiran negara-negara baru dan munculnya kekuatan dunia ketiga

    merupakan salah satu aspek timbulnya perubahan dalam hukum perdagangan

    internasional. Sebagaimana diketahui, munculnya negara-negara sosialis yang

    diawali dengan Revolusi Sosialis 1917 telah menimbulkan pergeseran prinsip

    hukum internasional. Hal ini dikarenakan munculnya kekuatan yang

    mengimbangi negara-negara liberal.

    Pesatnya pertumbuhan perekonomian negar-negara ASEAN, termasuk

    Indonesia, kurun waktu terakhir ini mau tidak mau telah membuat pusing negara-

    negara maju, seperti USA, Uni Eropa, dan lain-lain. Sektor perdagangan menjadi

    sangat penting peranannya dalam pembinaan perekonomian, baik dalam

    perdagangan domestik maupun perdagangan internasional yang menuju era

    perdagangan bebas yang semakin kompetitif.

    Sebagaimana diketahui bahwa di seluruh dunia berbagai Negara melakukan

    tindakan-tindakan deregulasi maupun regulasi secara silih berganti. Peraturan

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    5/42

    perundang-undangan tersebut dalam proses perkembangannya semakin terasa

    pengaruhnya atas pelaksanaan tindakan-tindakan pengusaha dalam perdagangan

    internasional tersebut. Dalam kaitan tersebut kegiatan para pelaku perdagangan

    internasional di suatu saat dapat menimbulkan terjadinya perselisihan yang

    melahirkan sengketa dalam perdagangan internasional.

    Maraknya soal Mobnas di kancah internasional, sejak Amerika Serikat

    mendaftarkan gugatan keduanya ke panel badan penyelesaian sengketa (DSB-

    Dispute Settlement Body) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), ini berarti

    bahwa USA telah mengikuti jejak Jepang dan Uni Eropa dalam memberikan

    indikasi bahwa mereka tidak puas dengan hasil negosiasi bilateral dengan

    Indonesia dan meminta WTO mengambil keputusan sesuai dengan peraturan yang

    berlaku. Tiga kekuatan ekonomi yang mendominasi dunia menggugat Indonesia.

    Hal ini jelas merupakan suatu hal yang sangat serius.1

    Suatu sengketa dapat terjadi apabila ada pertentangan, misalnya karena

    adanya pelanggaran ketentuan GATT yang menimbulkan kerugian salah satu

    pihak. Di dalam GATT tidak mengenal istilah ganti rugi atau penyitaan karena

    GATT mengatur tingkah laku perdagangan untuk mencapai harmonisasi antara

    peraturan internasional dengan kebijaksanaan nasional. Untuk menentukan

    sumber sengketa, GATT mensyaratkan adanya multification atau impairment,

    sebagaimana diatur dalam Pasal XXIII. Dari ketentuan tersebut, dapat ditarik

    unsur-unsur yang dapat memberikan alasan kepada contracting parties. Artinya,

    untuk terjadinya sengketa paling tidak harus dipenuhi unsur-unsur, yaitu sebab-

    1Syahmin AK.,Hukum Perdagangan Internasional (Dalam Kerangka Studi Analitis), (Naskah

    Tutorial), FH UNISTI Palembang, 2004, hlm.7

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    6/42

    sebab terjadinya kerugian yang diderita suatu negara dan unsur akibat yang secara

    definitif ditentukan oleh GATT. Prosedur penyelesaian sengketa sebagaimana

    diatur dalam Pasal XXII dan Pasal XXIII, sedangkan tahap-tahap penyelesaiannya

    melalui konsultasi para pihak, sidang contracting partiesdanpanel.

    Di dalam Preambule Agreement Establishing WTO ditekankan kembali

    tujuan objektif GATT, yaitu meningkatkan standar kehidupan dan pendapatan;

    menjamin tersedianya lapangan kerja; memperluas produksi; dan perdagangan;

    dan pemanfaatan secara optimal sumber daya di dunia serta memperluas hal-hal

    tersebut kepada perdagangan jasa.

    Indonesia merupakan salah satu dari sejumlah delapan puluh satu Negara

    yang pada tanggal 1 Januari 1995 resmi menjadi Original Member WTO.

    Cerminan dari diterimanya hasil-hasil Putaran Uruguay oleh bangsa Indonesia

    adalah pengesahan keikutsertaan Indonesia dalam WTO dengan dikeluarkannya

    Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 pada tanggal 2 November 1994. Sudah

    jelas bahwa keikutsertaan Indonesia dalam WTO dan pelaksanaan berbagai

    komitmen yang disampaikan tidaklah terlepas dari rangkaian kebijaksanaan

    disektor perdagangan khususnya perdagangan luar negeri sebagaimana digariskan

    dalam GBHN yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaran Rakyat.2

    Dengan terbentuknya WTO sebagai suatu organisasi perdagangan dunia,

    peranannya akan lebih meningkat daripada GATT, antara lain mengawasi praktik-

    praktik perdagangan internasional dengan cara reguler meninjau kebijaksanaan

    perdagangan negara anggotanya dan melalui prosedur notifikasi. Di samping itu,

    2Syahmin AK.,Peranan Hukum Kontrak Internasional pada Era Pasar Bebas, Course Materials,

    Fakutlas Hukum Universitas Sjakhyakirti, Palembang, 2000, hlm.18

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    7/42

    WTO juga berperan sebagai forum dalam menyelesaikan sengketa dan

    menyediakan mekanisme konsiliasi guna mengatasi sengketa perdagangan yang

    timbul. Mekanisme konsiliasi ini merupakan bantuan teknis yang diperlukan bagi

    anggotanya, termasuk bagi negara-negara berkembang dalam melaksanakan hasil

    Putaran Uruguay, sebagai forum bagi negara anggotanya untuk terus-menerus

    melakukan perundingan pertukaran konsesi di bidang perdagangan guna

    mengurangi hambatan perdagangan dunia.3

    Sistem penyelesaian sengketa dalam WTO merupakan salah satu elemen

    yang terpenting dalam WTO. Sistem ini telah mengalami evolusi yang jauh sejak

    terbentuknya GATT. Walaupun WTO merupakan suatu perjanjian yang

    merupakan dokumen yuridis, penanganan atas kegiatan ini tidak terlalu terpusat

    pada aspek legalistik yang kaku. Dengan demikian, elemen fleksibilitas terbukti

    sangat bermanfaat untuk menangani sengketa yang timbul. Oleh karena itu,

    perkembangan penyelesaian sengketa perdagangan internasional sejak

    perundingan Uruguay Round sampai pembentukan WTO, sistem penyelesaian

    sengketa senantiasa secara terus-menerus mengalami penyempurnaan.4

    Dari sekian banyak bentuk-bentuk penyelesaian sengketa yang dikenal di

    dunia perdagangan internasional, WTO selalu mengedepankan mekanisme

    penyelesaian sengketa secara damai, yakni melalui mekanisme konsiliasi untuk

    menyelesaian berbagai perselisihan-perselisihan internasional yang terjadi, sebab

    sengketa WTO juga merupakan bagian dari sengketa internasional. Hal ini

    3Syahmin AK.,Hukum Dagang Internasional (Dalam Kerangka Studi Analitis), PT RajaGrafindo

    Persada: Jakarta, 2006, hlm.235.4Ibid., hlm.236

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    8/42

    ditujukan untuk menghindari terjadinya konfrontasi antar negara dikarenakan

    timbulnya sengketa tersebut.

    Bertitik tolak dari penjelasan di atas, maka diperlukan pengkajian hukum

    tentang penyelesaian sengketa dagang dalam WTO agar pelaku ekonomi dan

    dunia usaha kita mengetahui permasalahan-permasalahan hukum yang timbul

    dalam penyelesaian sengketa dagang dalam WTO, terutama yang berkaitan

    dengan prosedur/mekanisme penyelesaian sengketa dagang melalui WTO.

    B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa hal

    yang akan dikaji dalam tulisan ini yaitu:

    1. Bagaimana Fungsi dan tujuan dibentuknya organisasi perdagangandunia (World Trade Organization, WTO)?

    2. Bagaimana mekanisme penyelesaian sengketa GATT dan WTO?

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    9/42

    BAB II

    TINJAUAN UMUM TENTANG

    WORLD TRADE ORGANI ZATION(WTO)

    A. Sejarah Terbentuknya WTOPada Perang Dunia II, perdagangan internasional berada dalam keadaan yang

    tidak menentu. Banyak perangkat dari subsistem yang menunjang kelancaraan

    perdagangan yang telah mengalami kerusakan baik institusional maupun fisik.

    Dan pada akhir perang dunia II 1945, negara-negara sekutu sebagai pihak

    pemenang perang mulai mengambil upaya untuk membenahi system

    perekonomian dan perdagangan internasional berdasarkan kerjasama antar negara.

    Sebagai langkah menangani masalah perdagangan internasional pada bulan

    Februari 1946, (ECOSOC) suatu badan di bawah PBB, pada siding pertamanya

    telah mengambil resolusi untuk mengadakan konferensi guna menyusun piagam

    internasional di bidang perdagangan. Pada waktu yang bersamaan, pemerintah

    Amerika Serikat (AS) mengeluarkan suatu draft mengenai piagam untuk

    Internasional Trade Organization (ITO).5 Sebagai langkah menyusun inisiatif

    5H.S Kartadjoemena, GATT dan WTO: Sistem, Forum dan Lembaga Internasional di Bidang

    Perdagangan, UI Press: Jakarta. 1996, hlm.64

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    10/42

    tersebut, suatu panitia persiapan ITO dibentuk dan bersidang di London 18

    Oktober sampai 26 Desember 1946. Panitia persiapan berhasil mengeluarkan

    suatu rancangan Piagam London (The London Draft Charter). Namun anggota

    peserta pertemuan itu gagal mencapai kata sepakat untuk mengesahkan rancangan

    piagam tersebut.

    Dengan adanya kegagalan ini kemudian negara-negara besar tersebut

    membentuk suatu komisi perancang yang beranggotakan Amerika Serikat,

    Kanada, Inggris, Perancis dan negara-negara Benelux. Tugas komisi ini adalah

    mencari rumusan baru untuk merancang suatu organisasi perdagangan baru.

    Komisi ini baru mengadakan pertemuan kedua yang berlangsung di Lake

    Succes, New York dari tanggal 20 Januari sampai 25 Februari 1947. Pertemuan

    ini membahas masalah-masalah tertentu dan terbatas saja. Pertemuan tidak

    membahas hal-hal penting.

    Pertemuan penting diadakan di Jenewa dari bulan April sampai November

    1947. Dari tanggal 10 April sampai 22 Agustus, panitia persiapan melanjutkan

    tugasnya membuat rancangan Piagam ITO. Sementara panitia pelaksana

    melaksanakan tugasnya, dan dari tanggal 10 April sampai 30 Oktober,

    perundingan-perundingan bilateral berlangsung antar negara-negara anggota

    komisi, antara lain Brazil, Burma, Ceylon, Pakistan dan Rhodesia Selatan.

    Hasil perundingan mengenai konsesi timbal balik di bidang tariff (reciprocal

    tarrif concession) dicantumkan ke dalam GATT yang ditandatangani pada tanggal

    30 Oktober 1947. Hasil perundingan tersebut berisi pula suatu kodifikasi

    sementara mengenai hubungan-hubungan perdagangan di antara negara-negara

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    11/42

    penandatangan. Berdasarkan persyaratan-persyaratan protocol tanggal 30 oktober

    1947, GATT ditetapkan sebagai suatu kesepakatan sementara sejak tanggal 1

    Januari 1948 hingga berlakunya ITO.

    Kemudian pada tanggal 21 Nopember 1947 sampai dengan 24 Maret 1948

    diadakan suatu pertemuan yang berlangsung di Havana. Pertemuan ini membahas

    piagam ITO oleh delegasi dari 66 negara. Pertemuan berhasil mengesahkan

    piagam Havana. Namun sampai dengan pertengahan tahun 1950 negara-negara

    peserta menemui kesulitan dalam meratifikasi piagam ITO. Hal ini disebabkan

    karena negara-negara waktu itu tidak memiliki keinginan politis untuk menerima

    atau meratifikasi Piagam tersebut. Amerika Serikat, pelaku utama perdagangan

    dunia, pada tahun 1958, menyatakan bahwa negaranya tidak akan meratifikasi

    Piagam tersebut. Sejak itulah ITO secara efektif menjadi tidak berfungsi sama

    sekali. Dengan kegagalan ITO dijadikan realitas maka telah dibentuk apa yang

    dinamakan dengan GATT (General Agreement on Tarifs and Trade).

    GATT sendiri sebenarnya menjelma setelah pada akhir Perang Dunia II,

    negara-negara yang telah menang perang ini tidak berhasil mendirikan apa yang

    mereka namakan Internasional Trade Organization. Menurut tujuannya semula,

    maka ITO ini akan dibentuk sebagai Specialized Agency dari PBB. ITO ini

    semula diharapkan agar dapat membangun kembali sistem ekonomi moneter

    sebelum perang dunia dengan mengatasi kekurangan yang telah dikemukakan

    tehadap perdagangan bebas.6

    6Sudargo Gautama, Segi-Segi Hukum Perdagangan Internasional, (PT. Citra Aditya Bakti:

    Bandung, 1994), hlm.108

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    12/42

    Sejarah GATT dipengaruhi oleh berbagai faktor politis, baik ekonomi

    maupun institusional di negara penadatanganan perjanjian. Dalam proses ke arah

    terwujudnya GATT dapat dicatat bahwa inisiatif utama untuk mengambil langkah,

    yang akhirnya sampai pada pembentukan GATT diambil Amerika Serikat dan

    sekutunya terutama Inggris, pada waktu Perang Dunia II masih melanda.

    GATT yang telah ditandatangani pada 30 Oktober 1947 oleh 23 negara,

    bukanlah merupakan suatu konstitusi atau anggaran dasar tetapi merupakan suatu

    Common Code Coducy untuk internasional. GATT merupakan alat untuk

    stabilisasi secara progresif dari tarif bea masuk dan merupakan forum untuk

    konsultasi, forum perundingan untuk bicara secara berkala antara Negara-negara

    peserta (Contracting Practies-CPS). Disamping itu juga disediakan prosedur

    untuk konsiliasi dan penyelesain sengketa atau biasa disebut dengan (seetlement

    of dispute mechanism).

    GATT dibentuk sebagai suatu dasar wadah yang sifatnya sementara setelah

    Perang Dunia II. Pada masa itu timbul kesadaran masyarakat internasional akan

    suatu lembaga Multilateral disamping Bank Dunia dan International Monetaring

    Fund(IMF). Kebutuhan akan adanya suatu lembaga multilateral yang khusus ini

    pada waktu ini sangat dirasakan benar. Pada waktu itu masyarakat internasional

    menemui kesulitan untuk mencapai kata sepakat mengenai pengurangan dan

    penghapusam berbagai pembatasan kuantitatif serta diskriminasi perdagangan.

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    13/42

    Hal ini dilakukan untuk mencegah terulangnya praktik proteksionisme yang

    berlangsung pada tahun 1930-an yang memukul perekonomian dunia.7

    GATT mendirikan usaha di Palais Des Nation dari Liga Bangsa-bangsa lama

    yang digantikan oleh PBB. Palais tersebut berada di Jenewa, dimana GATT sejak

    saat itu mendirikan bangunan kantor pusat untuk menempatkan sekretariatnya.

    Untuk mengurangi tarif dan rintangan perdagangan lainnya, perundingan

    GATT diselenggarakan dalam delapan putaran yang dimulai pada tahun 1947.

    Sebagai hasil dari kesimpulan perundingan GATT Putaran Uruguay yang berhasil,

    pada tanggal 1 Januari 1995 maka WTO menggantikan Sekretariat GATT dan

    mulai mengatur sistem hukum perdagangan internasional.

    World Trade Organization adalah Organisasi perdagangan dunia yang

    berfungsi untuk mengatur dan memfasilitasi perdagangan internasional. WTO

    adalah suatu lembaga perdagangan Multilateral yang permanen, peranan WTO

    akan lebih kuat dari pada GATT. Hal ini secara langsung tercermin dalam struktur

    organisasi dan pengambil keputusan.8

    GATT sebagi lembaga yang telah mengalami transformasi telah menjelma

    sebagai suatu lembaga baru dengan wewenang dan wawasan substantif yang jauh

    lebih luas. Rangkaian perjanjian yang disepakati mencakup penyempurnaan

    aturan GATT yang ada. Dengan perluasan wewenang dan wawasan substantive

    tersebut maka WTO sebagai lembaga penerus GATT akan mempunyai peranan

    luas pada tahun-tahun mendatang.

    7 Huala Adolf, Hukum Perdagangan Internasional, PT RajaGrafindo Persada: Jakarta, 2005,

    hlm.1028Syamin AK, Op.cit., hlm.51

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    14/42

    B. Fungsi dan Tujuan pembentukan WTOWTO merupakan persetujuan umum antar negara di bidang perdagangan,

    atau dapat dikatakan bahwa WTO itu merupakan satu-satunya instrument

    multilateral dalam perdagangan internasional, dimana di dalamnya dirumuskan

    peraturan-peraturan dan kode-kode yang merupakan pedoman dalam perdagangan

    internasional.

    Organisasi ini merupakan kerangka bagi diadakannya berbagai perundingan

    internasional yang dikenal dengan istilah Round, yang dapat menurunkan

    berbagai tarif serta rintangan dagang lainnya, dan sebagai panitia konsultasi yang

    boleh dimintakan bantuannya oleh negara yang mencari perlindungan kepentingan

    perdagangan dalam hal bila negara lain mengeluarkan suatu peraturan yang

    dianggap merugikan kepentingannya.

    Tiga fungsi utama GATT yang kemudian menjadi atau diteruskan oleh WTO

    adalah sebagai berikut :

    1. Sebagai suatu perangkat ketentuan multilateral yang disetujui untukmengatur tingkah laku perdagangan yang dilakukan oleh para

    pemerintah dengan menyediakan, pada intinya the rules of the road

    for trade;

    2. Sebagai forum perundingan dimana dunia perdagangan dibebaskandari berbagai rintangan yang mengganggu sehingga membuatnya

    lebih jelas (predictable), baik melalui pembukaan pasar nasional atau

    melalui menegakkan dan penyebarluasan peraturannya;

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    15/42

    3. Sebagai pengendalian internasional dimana para anggota (pemerintah)dapat menyelesaikan sengketa dagangnya dengan para anggota GATT

    yang lainnya.9

    Tujuan utama WTO adalah untuk menciptakan persaingan sehat di bidang

    perdagangan internasional bagi para anggotanya. Sedangkan secara filosofis,

    tujuan WTO adalah : 10

    1. Untuk meningkatkan taraf hidup dan pendapatan;2. Menjamin terciptanya lapangan pekerjaan;3. Meningkatkan produksi dan perdagangan serta;4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia.

    Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, para pihak WTO memasuki suatu

    rencana timbal balik yang menguntungkan yang diarahkan untuk mengurangi tarif

    dan rintangan-rintangan pada perdagangan lainnya dan menghilangkan

    diskriminasi dalam perdagangan internasional. Dengan memperhatikan tujuan-

    tujuan di atas sangat umum sifatnya, yang mana rencana itu ditujukan untuk dapat

    memberikan sumbangannya secara tidak langsung pada tujuan ini melalui

    promosi perdagangan yang bebas dan multilateral.

    Jadi WTO adalah satu-satunya instrument multilateral di bidang perdagangan

    Internasional yang disepakati bersama dengan negara-negara anggotannya

    (Contracting Parties). Disamping pedoman bagi hubungan Internasional, WTO

    9E. Saefullah Wiradipradja, Konsekuensi Yuridis Keanggotaan Indonesia dalam WTO , Makalah,

    Bahan Ceramah pada Prapasca Program Pascasarjana UNPAD 2000/2001, Bandung, 25,

    September 2000, hlm. 8-9 yang diakses dariwww.unpad.reposit.com10WTO dan Sistem Perdagangan Dunia,www.dprin.go.id., diakses Selasa 2 April 2013

    http://www.unpad.reposit.com/http://www.unpad.reposit.com/http://www.unpad.reposit.com/http://www.dprin.go.id/http://www.dprin.go.id/http://www.dprin.go.id/http://www.dprin.go.id/http://www.unpad.reposit.com/
  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    16/42

    juga merupakan forum dimana negara anggotannya dapat membahas dan

    menggulangi masalah-masalah perdagangan yang dihadapi.

    Sesuai dengan fungsinya, WTO sebagai lembaga internasional yang

    mengatur sistem dan mekanisme perdagangan internasional yang telah

    menciptakan kerangka kerja dalam Uruguay Round Tujuan dari putaran atau

    perundingan ini bertujuan untuk mempercepat liberalisasi perdagangan

    internasional.

    Putaran perundingan perdagangan ini mempunyai keuntungan-keuntungan

    sebagai berikut : 11

    1. Perundingan perdagangan memungkinkan para pihak secara bersama-sama dapat memecahkan masalah-masalah perdagangan yang cukup

    luas.

    2. Para pihak akan lebih mudah membahas komitmen-komitmenperdagangan di suatu putaran perundingan daripada membahasnya di

    lingkup bilateral.

    3. Negara-negara sedang berkembang dan negara-negara kurang majuakan lebih memiliki kesempatan yang lebih luas dalam membahas

    system perdagangan multilateral dalam lingkup suatu perundingan dan

    akan lebih menguntungkan negara-negara sedang berkembang

    dibandingkan apabila mereka berunding langsung dengan negara-

    negara maju.

    11Ibid., hlm.99

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    17/42

    C. Kesepakatan-kesepakatan dalam World Trade Organization(WTO)Beberapa perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat dan diberlakukan

    oleh World Trade Organization (WTO) kepada negara-negara anggotanya secara

    garis besarnya dapat dipaparkan sebagai berikut : 12

    1. Kesepakatan pembentukan organisasi World Trade Organization(Marrakesh Establishing the World Trade Organization)

    2. Perdagangan barang (Multilateral Agreement on Trade in Goods)3. Perdagangan jasa (General Agreement on Trade in Service)4. Pengaturan tentang Hak Milik Intelektual (Trade Related Aspects of

    Intellectual Property Rights)

    5. Prosedur penyelesaian sengketa (Dispute Settlement Understanding)6. Perlakuan khusus bagi negara-negara berkembang (Generalized

    System of Preferences)

    7. Prinsip-prinsip perdagangan bebas lainnyaPengaturan utama terhadap World Trade Organization yang merupakan

    bagian utamanya, yakni yang disebut dengan Basic Principle, yaitu sebagai

    berikut : 13

    1. General Agrement on Tarif and Trade (GATT), yaitu mengaturtentang perdagangan barang.

    2. General Agrement on Tarif in Service (GATS), yaitu mengaturtentang perdagangan jasa.

    12Munir Fuady,Hukum Dagang Internasional (Aspek hukum dari WTO), (PT. Citra Aditya Bakti:

    Bandung, 2004), hlm.50.13Ibid., hlm.51.

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    18/42

    3. Agrement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights(TRIPs), yaitu mengatur tentang aspek perdagangan bebas dalam

    hubungan dengan Hak Milik Intelektual.

    Disamping tiga pengaturan utama (basic principles) seperti tersebut di atas,

    terdapat pula bagian kedua, yaitu sebagai berikut :

    1. Additional Details, dan2. Annexes

    Yakni yang mengatur tentang ketentuan khusus dan detail terhadap

    sektor- sektor atau masalah-masalah tertentu.

    Selain itu, terdapat juga kesepakatan-kesepakatan yang merupakan bagian

    ketiga yaitu Market Access Commitment baik terhadap barang atupun terhadap

    jasa (service) yang berisikan daftar komitmen dari masing-masing negara anggota

    untuk memberlakukan prinsip-prinsip perdagangan bebas.

    Banyak perjanjian dengan nama, seperti Agreement, Under Standing, dan

    lain-lain yang di berlakukan di bawah rezim World Trade Organization.

    Agreement-agreement yang telah diterima oleh World Trade Organization

    telah dinegosiasi melalui beberapa ronde perundingan di berbagai negara di dunia

    ini. Dokumen-dokumen tersebut bersama-sama dengan sejumlah dokumen lain

    disebut dengan Teks Hukum (The Legal Text). Dokumen lain yang diterima ke

    dalam sistem World Trade Organization selain dari Agreement dan

    Understanding, antara lain dalam bentuk-bentuk sebagai berikut: 14

    14Ibid., hlm.52

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    19/42

    1. Decision2. Interpretative Notes3. Declarations4. Acts5. Amandmends

    Persetujuan-persetujuan di atas dan annexnya berhubungan antara lain dengan

    sektor-sektor di bawah ini: 15

    1) Pertanian2) Sanitary and Phytosanitary/ SPS3) Badan Pemantau Tekstil (Textiles and Clothing)4) Standar Produk5) Tindakan anti-dumping6) Penilaian Pabean (Customs Valuation Methods)7) Pemeriksaan sebelum pengapalan (Preshipment Inspection)8) Ketentuan asal barang (Rules of Origin)9) Lisensi Impor (Imports Licencing)10)Subsidi dan Tindakan Imbalan (Subsidies and Countervailing

    Measures)

    11)Tindakan Pengamanan (safeguards)

    15 World Trade Organization Organisasi Perdagangan Dunia, www.wto.org, Diakses Selasa,

    2 April 2013.

    http://www.wto.org/http://www.wto.org/http://www.wto.org/
  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    20/42

    D. Organ-organ WTODalam menjalankan fungsinya, WTO dilengkapi dengan sejumlah organ

    yakni : 16

    1. Min istrial ConferenceIni merupakan organ utama yang anggotanya adalah seluruh Negara

    anggota dan akan melakukan pertemuan sedikitnya dua tahun sekali.

    Organ ini akan menjalankan fungsi WTO, organ ini sekaligus memiliki

    kekuasaan untuk mengambil segala keputusan atas persoalan yang diatur

    salah satu Multilateral Trade Agreement jika dikehendaki oleh suatu

    anggota, sesuai dengan pernyataan khusus bagi pengambilan keputusan

    dalam perjanjian ini dan dalam Multilateral Trade Agreement lain yang

    relevan.

    2. General CouncilOrgan ini terdiri dari utusan negara anggota. Organ ini melaksanakan

    fungsi-fungsi Ministrial Confrence pada waktu diantara pertemuan

    pertemuan Ministrial Confrence, General Council juga akan

    melaksanakan tugas yang dibebankan padanya oleh perjanjian ini. Organ

    ini akan menetapkan prosedurnya sendiri, serta menyetujui peraturan

    prosedural dari komite-komite WTO, dan mengadakan pertemuan di

    bawah Multilateral Trade Agreement maupun Plurilatual Trade

    Agrement.

    16Syahmin AK, Op. Cit., hal 51

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    21/42

    3. Council f or Tr ade in Goods(Dewan Perdagangan Barang)Dewan ini dibawah General Council yang bertugas memantau

    pelaksanaan persetujuan yang dicapai di bidang perdagangan barang.

    4. Concil for Trade Aspects of I nternasional Property Rights(Dewanuntuk aspek dagang yang terkait dengan HAKI)

    Badan ini di bawah General Council yang bertujuan memantau

    pelaksanaan persetujuan di bidang aspek perdagangan HAKI

    5. Council of tr ade in service( Dewan Perdagangan jasa)Badan ini dibawah General Council dan bertugas memantau

    pelaksanaan persetujuan yang dicapai dibidang perdagangan jasa dan

    mengakomodasi pemberitahuan dari negara-negara anggota dan

    menetukan bantuan-bantuan teknis untuk negara-negara berkembang.

    6. Di spute Setlement Body(Badan Penyelesaian Sengketa)Badan ini di bawah Ministrial Conference yang menyelenggarakan

    forum pelaksanakan penyelesain sengketa perdagangan yang timbul di

    antara negara anggota. Badan penyelesaian sengketa ini terdiri dari dua

    badan utama yaitu panel penyelesaian sengketa (dispute settlement

    panels) dan badan banding (appellate body), badan banding disini lebih

    merupakan alternative terhadap rekomendasi ataupun putusan panel

    penyelesaian sengketa.

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    22/42

    7. Trade Policy review Body (Badan Peninjauan KebijakanPerdagangan)

    Badan ini di bawah Ministrial Confrence yang bertujuan

    menyelenggarakan mekanisme pemantauan kebijakan di bidang

    perdagangan. Dalam memenuhi pelaksanaan kewajibannya badan

    peninjauan kebijakan perdagangan dapat menentukan sendiri prosedur

    dan ketentuan yang diperlukan.

    Selain badan-badan yang telah disebutkan diatas di dalam WTO terdapat pula

    badan lain yang masih termasuk dalam struktur WTO dalam rangka

    mengantisipasi perkembangan perdagangan dunia. Badan-badan yang dimaksud

    adalah: committee on trade in civil aircraft, committee on gaverment

    procurement, internasional dairy council, internasional meat council, committee

    on tade and environment, committee on trade and development, committee on

    regional trade agreement, committee on balance of payment restrictions,

    committee on budget finance and administration dan working parties on

    accesson.17

    Dalam struktur dan cara kerja GATT/WTO, ada tiga organ utama

    yang bertugas melaksanakan general agreement, yaitu:

    1. Contracting Parties2. Council of Representatives3. Interim Commission for the International Trade Organization

    17 Astim Riyanto, World Trade Organization (organisasi perdagangan dunia) , (Bandung::

    Yapemendo, 2003), hlm.49

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    23/42

    Organ tertinggi dari GATT adalah Contracting Parties, yang

    bersidang setahun sekali. Tugas-tugas di antara sidang-sidang Contracting

    Parties dilaksanakan oleh Council of Representatives yang diberi kuasa

    untuk bertindak, baik dalam urusan-urusan yang bersifat rutin maupun

    yang urgen. Council of representatives bersidang sekitar sembilan kali

    dalam setahun. Interim Commission for the International Trade

    Organization melaksanakan tugas-tugas sekretariat bagi Contracting

    Parties.18

    Mengenai keanggotan suatu negara, dalam WTO disebutkan bahwa

    negara-negara anggota GATT pada saat persetujuan pembentukan WTO

    menjadi Original Members WTO sepanjang sudah memenuhi persyaratan

    mengenai komitmen dan konsesi.

    E. Hubungan GATT dengan WTOKetika mulai masuk paruh kedua dari abad ke-20, usaha-usaha untuk

    menegosiasi perdagangan bebas secara internasional cukup intens dilakukan, yang

    akhirnya usaha-usaha tersebut terbentuk dalam perumusan General Agreement on

    Tariff and Trade (GATT), yang kemudian GATT ini diteruskan oleh sistem World

    Trade Organization (WTO).

    Dari segi jumlah negara-negara di dunia yang berpartisipasi dalam GATT

    menunjukkan perkembangan yang berarti. Dari hanya 23 negara pemrakarsa pada

    saat awal terbentuknya GATT tahun 1947 kemudian menjadi tidak kurang dari

    18Astim Riyanto,Ibid., hlm.41

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    24/42

    125 negara yang menandatangani World Trade Organization(WTO) ketika WTO

    menggantikan GATT. Ketentuan dari WTO tersebut saat itu telah menguasai 90%

    perdagangan dunia.

    Dengan terbentuknya World Trade Organization(WTO) berdasarkan Putaran

    Uruguay dari General Agreement on Tariffs and Trade(GATT), beberapa prinsip

    dasar perdagangan bebas yang hakikatnya merupakan prinsip kebijaksanaan

    perdagangan dan perekonomian neoliberal, telah diakui oleh dunia internasional,

    dalam hal ini terutama diakui oleh negara-negara anggota World Trade

    Organization(WTO).19

    World Trade Organization (WTO) merupakan salah satu badan (organ) dari

    Perserikatan Bangsa-bangsa yang menangani masalah perdagangan dunia,

    sedangkan GATT merupakan kesepakatan internasional dalam bidang tarif dan

    perdagangan. GATT diambil menjadi salah satu kesepakatan dalam WTO.

    Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam GATT diberlakukan oleh WTO sebagai

    ketentuan yang mengatur tentang tarif dan perdagangan dalam transaksi

    perdagangan internasional.

    19Munir Fuady,Op. Cit., hlm.15

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    25/42

    BAB III

    PEMBAHASAN

    A. Mekanisme Penyelesaian Sengketa WTO dan GATTPerjanjian GATT adalah suatu dokumen yuridis. Dalam dokumen ini

    tercantum hak maupun kewjaiban negara pesrta perjanjian. Adanya serangkaian

    hak dan kewajiban yang secara eksplisit dicantumkan tentunya sering

    menimbulkan sengketa. Sebagai lembaga, maka GATT telah menerapkan tatacara

    dan prosedur untuk menangani sengketa yang timbul antara negara peserta.

    Dalam konteks hukum internasional secara umum, masyarakat internasional

    memberikan peluang untuk melakukan penyelesaian sengketa antara negara-

    negara melalui berbagai cara. Sengketa antar negara dapat diatasi melalui:

    1. Proses dimana pihak yang bersengketa menerima penyelesaiansengketa yang dirumuskan dan diputuskan oleh pihak ketiga;

    2. Proses dimana pihak yang bersengketa dianjurkan supaya berembukdan berusaha untuk menyelesaikan sengketa di antara mereka sendiri.20

    Pasal XXIII menentukan kapan suatu negara peserta dapat menggunakan

    prosedur penyelesaian sengketa GATT dan WTO guna melindungi

    20H. S. Kartadjoemena, GATT dan WTO: Sistem, Forum dan Lembaga Internasional di Bidang

    Perdagangan, UI Press: Jakarta. 1996. hlm.137

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    26/42

    kepentingannya. Prosedur ini baru dimungkinkan apabila suatu negara peserta

    beranggapan bahwa keuntungan yang diperolehnya baik secara langsung maupun

    tidak langsung dari perjanjian ini hilang atau terganggu, atau pencapaian salah

    satu tujuan dari perjanjian ini terganggu sebagai akibat:

    1. Kegagalan Negara peserta lain untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya menurut perjanjian ini atau

    2. Penerapan suatu tindakan oleh suatu negara-negara peserta lain apakahitu bertentangan atau tidak dengan ketentuan perjanjian ini atau

    3. Adanya situasi-situasi lain.Jika salah satu keadaan tersebut di atas terjadi, pihak yang merasa dirugikan

    dapat menghubungi pihak lain yang dianggap terlibat untuk mengadakan

    penyelesaian memuaskan. Pihak yang dihubungi harus memberi pertimbangan

    simpatik terhadap permintaan pihak lain tersebut.

    Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam penyelesaian sengketa dagang di

    dalam WTO/GATT: 21

    1. KonsultasiPasal III dari WTO Agrreement menyatakan salah satu fungsi

    utamanya adalah pelaksanaan dari The Understanding on Rules

    Procedures Governing the Settlement of Disputes. Suatu dokumen yang

    telah disetjui dalam Uruguay Round adalah The Dispute Settlement

    21Syahmin AK, hukum dagang internasional, Op.Cit, hlm.253-257

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    27/42

    Understanding (DSU) yang merupakan the first fully integrated text of

    GATT dispute settlement procedures.22

    Konsultasi merupakan upaya yang dilakukan oleh para pihak yang

    sebelum perkara tersebut diproses oleh majelis hakim (panels) di

    WTO/GATT. Jadi, sebenarnya yang dimaksudkan tidak lebih dari sekedar

    suatu upaya penyelesaian sengketa secara musyawarah di antara para

    pihak untuk mencapai suatu solusi yang memuaskan kedua belah pihak

    (win-win solution).23

    Tujuan dari mekanisme penyelesaian sengketa dagang di WTO adalah

    menguatkan solusi yang positif terhadap sengketa. Tahap pertama adalah

    konsultasi antara pihak-pihak yang bersengketa. setiap anggota harus

    menjawab secara tepat dalam waktu sepuluh hari untuk meminta diadakan

    konsultasi dan memasuki periode konsultasi selama tiga puluh hari setelah

    waktu permohonan.

    Untuk memastikan kejelasannya, setiap permohonan untuk konsultasi

    harus diberitahukan kepada DSB secara tertulis, kemudian disebutkan

    alasan-alasan permohonan konsultasi termasuk dasar-dasar hukum untuk

    pengaduan.

    Bila konsultasi gagal dan kedua belah pihak setuju, masalah untuk

    dapat diajukanke Direktur Jenderal WTO yang akan siap menawarkan

    22Astim Ryanto, World Trade Organization (Organisasi Perdagangan Dunia), Yapemdo,Bandung.

    2003. hlm.5823

    Munir Fuady,Hukum Dagang Internasional (Aspek hukum dari WTO), (PT. CitraAditya Bakti:

    Bandung, 2004), hlm.115

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    28/42

    diadakan good offices, konsiliasi, atau mediasi dalam menyelesaikan

    sengketa.

    2. Pembentukan PanelDengan dibentuknya sistem panel maka apabila suatu sengketa tidak

    dapat diselesaikan melalui konsultasi dan konsiliasi bilateral, jalan keluar

    yang tersedia adalah didirikannya suatu panel. Sejak dibentuknya sistem

    panel, banyak masalah GATT yang telah diselesaikan melalui panel. Pada

    masa mendatang, dalam WTO, jumlah panel akan lebih banyak lagi dan

    masalah yang akan ditangani juga semakin lebih luas sehingga

    memerlukan jaringan panel yang lebih luas.24

    Jika suatu anggota tidak memberikan jawaban untuk meminta

    diadakan konsultasi dalam waktu sepuluh hari atau jika konsultasi gagal

    untuk diselesaikan dalam waktu enam puluh hari, prinsip dapat meminta

    ke DSB untuk membentuk suatu panel untuk menyelesaikan masalah

    pembentukan panel. Prosedur ini menuntut DSB untuk segera membentuk

    panel, selambat-lambatnya pada siding kedua dari permintaan panel. Jika

    tidak, maka diputuskan secara konsensus. Hal ini dimaksudkan adalah

    negara yang digugat tidak boleh menghalangi pembentukan panel. Dalam

    hal ini penentuan term of reference dan komposisi panel juga diajukan.

    Panel harus segera disusun dalam waktu tiga puluh hari pembentukan.

    Sekretariat WTO akan menyarankan tiga orang panelis yang potensial

    pihak-pihak sengketa. Jika pihak-pihak tersebut tidak setuju terhadap

    24H. S. Kartadjoemena,Op. Cit., hlm.147

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    29/42

    panelis dalam waktu dua puluh hari dari pembentukan panel, direktur

    jenderal melakukan konsultasi kepada kedua DSB dan ketua dewan akan

    menunjuk panelis. Para panelis akan melayani sesuai dengan kapasitasnya

    dan tidak berpegang pada instruksi-instruksi dari negara yang

    bersangkutan.

    3. Prosedur-prosedur PanelPengertian ini menunjukkan bahwa periode dimana panel

    melaksanakan pengujian masalah, selanjutnya term of reference dan

    komposisi panel disetujui, kemudian panel memberikan laporan kepada

    para pihak yang bersengketa tidak boleh lebih dari enam bulan. Dalam

    hal-hal yang penting, termasuk untuk barang-barang yang mudah rusak,

    aktu dapat dipercepat menjadi tiga bulan. Apabila tidak ada masalah,

    waktu pembentukan ke sirkulasi laporan kepada anggota tidak boleh lebih

    dari sembilan bulan.

    4. Penerimaan Laporan Panel ke DSBProsedur WTO menunjukkan bahwa laporan panel harus diterima oleh

    DSB dalam waktu enam puluh hari dari pengeluaran. Jika tidak, satu

    pihak memberitahukan keputusannya untuk menarik atau consensus

    terhadap pengesahan laporan. DSB tidak dapat mempertimbangkan

    laporan panel lebih cepat dari dua puluh hari setelah laporan tersebut

    disirkulasikan kepada para anggota.

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    30/42

    Para anggota yang merasa keberatan atas laporan itu diwajibkan untuk

    alasan-alasan secara tertulis untuk disirkulasikan sebelum diadakan

    pertemuan DSB dimana laporan panel akan dipertimbangkan.

    5. Peninjauan KembaliSuatu gambaran baru dari mekanisme penyelesaian sengketa di WTO

    memberikan kemungkinan penarikan terhadap salah satu pihak dalam

    suatu berlangsungnya panel. Semua permohonan akan didengar oleh suatu

    badan peninjau (Appellate Body) yang dibentuk oleh DSB. Badan ini

    terdiri dari tujuh orang yang merupakan perwakilan dari keanggotaan

    WTO yang akan melayani dalam termin empat tahun. Mereka harus

    merupakan orang yang ahli di bidang hukum dan perdagangan

    internasional, dan tidak berafiliasi dengan Negara manapun.

    Tiga orang anggota Appellate Body mendengarkan permohonan-

    permohonan mereka dapat membela, mengubah, atau membatalkan hasil

    kesimpulan panel sesuai aturan, namun pengajuan permohonan tidak lebih

    dari 60-90 hari. Tiga puluh hari sesudah pengeluaran, laporan dari

    Appelate Body harus diterima oleh DSB dan tanpa syarat diterima oleh

    pihak-pihak yang bersengketa jika tidak, konsensus akan diberlakukan

    terhadap pengesahan ini.

    Segera setelah laporan panel atau laporan appellate body diadopsi,

    pihak yang tersangkut sengketa harus menotifikasikan niatnya mengenai

    implementasi dari rekomendasi yang telah diadopsi. Apabila ada kesulitan

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    31/42

    untuk melaksanakan apa yang direkomendasikan, maka pihak yang

    bersangkutan diberi waktu yang dianggap wajar.

    Penentuan mengenai batas waktu yang dianggap wajar dapat ditempuh

    melalui persetujuan antara pihak yang bersengketa dan direstui oleh DSB,

    dalam 45 hari setelah adopsi DSB, atau ditentukan melalui arbitrase,

    dalam waktu 90 hari setelah adopsi DSB. Dalam implementasi, DSB

    harus senantiasa melakukan hingga masalahnya selesai.

    Mengenai kompensasi dalam retalisasi, perjanjian baru ini

    menentukan bahwa dalam kurun waktu yang ditentukan, pihak yang

    bersengketa dapat mencapai kesepakatan tentang kompensasi yang

    diberikan. Jika hal ini belum berhasil disetujui, pihak yang bersengketa

    dapat meminta kepada otorisasi dari DSB untuk membatalkan konsepsi

    yang pernah diberikan kepada mitra yang melanggar.

    DSB memberikan otorisasi untuk membatalkan konsesi kepada pihak

    yang bersalah dalam 30 hari setelah hangus waktu implementasi yang

    disepakati. Apabila ada sengketa mengenai tingkah pembatalan konsesi

    yang akan diambil, hal itu dapat diserahkan pada arbitrase.25

    6. ImplementasiKebijaksanaan menekankan bahwa peraturan dari DSB sangat penting

    agar mencapai resolusi yang efektif dari persengketaan-persengketaan

    yang bermanfaat untuk sema anggota. Pada pertemuan DSB berlangsung

    dalam waktu tiga puluh hari dari adopsi panel, pihka bersangkutan harus

    25Ibid., hlm.155

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    32/42

    menyatakan niat untuk menghargai implementasi dari rekomendasi-

    rekomendasi. Bila hal itu tidak berguna untuk segera menyetujui, anggota

    akan diberikan suatu periode waktu yang beralasan yang ditentukan oleh

    Dispute Settlement Body(DSB).

    Bila hal itu gagal dalam waktu yang telah ditentukan itu, diwajibkan

    untuk mengadakan negosiasi dengan penggugat untuk menentukan

    kompensasi yang diterima kedua belah pihak yang bersengketa. jika

    dalam waktu dua puluh hari tidak ada kompensasi yang memuaskan yang

    dapat disetujui, penggugat dapat memohon otorisasi dari DSB untuk

    menangguhkan konsensi-konsesi atau obligasi-obligasi terhadap pihak

    tergugat. Prosedur menentukan bahwa DSB menjamin otorisasi ini dalam

    waktu tiga puluh hari dari batas waktu reasonable periode of time. Jika

    konsensus akan diberlakukan. Jika anggota yang bersangkutan

    menolak/berkeberatan terhadap tingkat suspensi, hal tersebut diteruskan

    pada arbitrase.

    Hal ini akan diselesaikan oleh anggota-anggota panel asli. Bila hal ini

    tidak mungkin dilakukan oleh arbitrator yang ditunjuk oleh Jenderal

    WTO. Arbitrase harus selesai dalam waktu enam puluh hari dari batas

    waktu, dan hasi keputusan harus diterima oleh pihak-pihak yang

    bersangkutan sebagai final, dan tidak diteruskan kepada arbitrase lainnya.

    DSB selanjutnya memberikan kuasa suspensi dari konsesi-konsesi secara

    konsisten dari hasil penyelesaian arbitrator. Jika tidak, maka diadakan

    konsensus.

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    33/42

    B. Keterlibatan Indonesia dalam Penyelesaian Sengketa PerdaganganSelama menjadi negara peserta GATT 1947 dan sebagai negara anggota

    WTO Indonesia belum pernah memanfaatkan mekanisme formal bagi

    penyelesaian sengketa sebagai penggugat ataupun tergugat, baik dalam GATT

    1947, maupun WTO.

    Dengan demikian hingga saat ini secara langsung Indonesia belum terlibat

    dalam proses penyelesaian sengketa GATT berdasarkan pasal XXII dan XXXIII

    ataupun prosedur lain dalam rangka GATT, dan juga dalam sistem WTO. Namun

    hal ini tidak berarti Indonesia belum pernah berselisih dengan mitra dagangnya.

    Menurut suatu sumber di departemen perdagangan, kasus-kasus perselisihan

    dagang antara Indonesia dengan negara-negara lain akhir-akhir ini telah

    diselesaikan secara bilateral di luar kerangka GATT. Misalnya dalam

    persengketaan antara Indonesia dan MEE mengenai rotan, Indonesia dan Amerika

    Serikat mengenai tarif dan non-tarif (1989). Begitu pula persengketaan mengenai

    subsidi dengan Amerika Serikat (1985) telah diselesaikan melalui konsultasi

    bilateral.

    Dalam penyelesaian sengketa demikian jelas sebagai pihak yang lemah,

    Indonesia telah menjadi korban tekanan bilateral dari negara maju yang menjadi

    mitra dagangnya. Salah satu contoh lemahnya posisi Indonesia dalam melakukan

    konsultasi bilateral dengan negara maju adalah ketika Amerika Serikat berhasil

    menggiring Indonesia untuk mau menandatangani Code of Subsidies and

    Countervailing Dutiesdan juga menandantangani suatu perjanjian bilateral.

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    34/42

    C. Mekanisme Penyelesaian Sengketa Sebagai Bagian dari PengawasanInternasional

    Persengketaan dan bagaimana cara menyelesaikannya adalah inheren dalam

    setiap sistem hukum, termasuk hukum internasional. Perbedaan pendapat, dan

    bagaimana subjek hukum mengatasi perbedaan-perbedaan pendapat ini untuk

    sampai pada suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua belah pihak, baik

    secara sukarela maupun karena dirasakan sebagai kewajiban sebagai anggota

    masyarakat yang diatur sistem hukum yang bersangkutan, akan memperkaya dan

    memperkuat sistem hukum yang bersangkutan secara normatif maupun dalam

    implementasi.

    Sebagai bagian dari sistem hukum internasional norma-norma GATT juga

    telah berkembang dan diperkokoh oleh pengalaman yang panjang dari system

    penyelesaian sengketanya dalam menyelesaikan perselisihan perdagangan antar

    negara anggota.

    Salah satu fungsi penyelesaian sengketa adalah agar supaya norma-norma

    hukum yang mengatur hubungan di antara anggota masyarakat dipatuhi. Dengan

    perkataan lain di dalamnya terkandung fungsi pengawasan dalam masyarakat

    nasional, pengawasan ini dipercayakan pada suatu lembaga yaitu negara,

    sedangkan dalam masyarakat internasional, yang tidak mungkin kekuasaan

    sentral, diserahkan pada para anggotanya sendiri.26

    26Hata,Perdagangan Internasional: dalam Sistem GATT dan WTO, Refika Aditama: Bandung,

    hlm.181.

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    35/42

    Menurut Van Hoof pengawasan internasional mempunyai tiga fungsi:

    1. Review Function, pada umumnya, reviewdiartikan sebagai mengukuratau menilai suatu berdasarkan tolak ukur tertentu, dalam konteks

    hukum ini berarti menilai sesuatu perilaku untuk menentukan

    kesesuaiannya dengan aturan hukum. Review function dalam

    hubungannya dengan Negara dilaksanakan apabila perilaku suatu

    negara dinilai menurut hukum internasional oleh suatu lembaga

    pengawasan yang mempunyai status internasional. Pengawasan ini

    dilakukan oleh suatu negara atau lebih atau oleh suatu lembaga yang

    dibentuk menurut perjanjian internasional. Hasil dari pengawasan ini

    adalah suatu keputusan tentang sesuai tidaknya Negara tersebut

    dengan hukum internasional.

    2. Correction Function: fungsi ini dilaksanakan manakala telah timbulsuatu keadaan yang bertentangan dengan hukum internasional, namun

    demikian, fungsi ini dapat pula bersifat preventif, manakala negara-

    negara menyesuaikan diri pada aturan-aturan hukum internasional

    sebagai akibat eksistensi atau ancaman dan mekanisme koreksi ini.

    Tujuan akhir dari pengawasan internasional adalah untuk memastikan

    kepatuhan terhadap aturan hukum internasional. Oleh karena itu

    pelanggarannya harus diperbaiki. Terlepas dari kasus-kasus di mana

    negara melakukan pelanggaran memperbaiki pelanggaran atas

    kehendak sendiri, kepatuhan terhadap hukum internasional harus

    dipastikan melalui persuasi atau paksaan dari luar. Ini merupakan

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    36/42

    fungsi koreksi dari pengawasan internasional, yang biasa juga disebut

    sebagai fungsi pemaksa (enforcement function). Satu persoalan yang

    terkait dengan hal ini adalah pengenaan sanksi dalam hukum

    internasional.

    3. Creative Function: sekalipun review creative function merupakanbagian pokok dari pengawasan, namun pengawasan juga dapat

    berfungsi kreatif, terutama dalam hukum internasional. Hal ini

    disebabkan karena tidak adanya semacam eksekutif dan judikatif.

    Tindakan-tindakan legislatif seringkali abstrak atau tidak jelas. Oleh

    karena itu usaha untuk memperjelas norma-norma hukum

    internasional ini merupakan bagian dari fungsi pengawasan yaitu

    fungsi kreatif. Jadi fungsi kreatif ini berupa penafsiran atas aturan-

    aturan hukum internasional yang belum jelas.27

    Secara normatif GATT dan WTO menyediakan sejumlah ketentuan

    pengawasan di dalamnya. Misalnya, dalam GATT pasal X mengandung ketentuan

    tentang pengawasan secara umum. Pasal ini mewajibkan negara-negara

    menerbitkan aturan-aturan nasional yang terkait dengan perdagangan

    internasional. Ini merupakan review functiondari pengawasan.

    D. Hubungan Penyelesaian Sengketa GATT dan WTO dengan BentukPenyelesaian Sengketa Internasional secara Damai

    Sebagaimana diketahui metode penyelesaian sengketa internasional secara

    damai dalam garis besarnya dapat dibagi dua, yakni secara diplomatic

    27Ibid., hlm. 182

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    37/42

    (negotiation, mediation, inqirydan conciliation), dan secara hukum (arbitration,

    danjudicial settlement).

    Pertama-tama, pasal XXII mengandung dua ayat yang menunjuk pada

    penyelesaian sengketa lewat konsultasi. Ayat pertama konsultasi dilakukan sendiri

    oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Selanjutnya dalam ayat dua, disebutkan jika

    usaha konsultasi bilateral tersebut pada ayat sati tidak menghasilkan penyelesaian,

    maka salah satu pihak dapat meminta bantuan contracting parties, untuk

    berkonsultasi dengan pihak lain.

    Konsultasi yang diadakan sesuai dengan ketentuan pasal XXII tersebut tidak

    mengharuskan telah terjadinya kerugian bagi salah satu pihak. Akan tetapi pihak

    yang dimintakan konsultasinya oleh pihak lain harus memberikan symphatetic

    considerationterhadapnya. Salah satu persidangan contracting parties tahun 1960

    dinyatakan bahwa symphatic consideration dalam pasal tersebut mengandung

    unsur simpati dan tidak dapat ditundukkan pada suatu definisi hukum. Menurut

    perbaikan prosedur konsultasi yang disepakati tahun 1958, yakni procedures

    under article XXII on question affecting the interest of number of contracting

    parties, dinyatakan bahwa setiap negara peserta yang meminta konsultasi harus

    juga melaporkannya kepada seluruh negara peserta.

    Apakah konsultasi suatu metode penyelesaian sengketa yang telah dikenal

    dalam hubungan-hubungan internasional? Konsultasi sebenarnya adalah salah

    satu perwujudan dari negosiasi. Negosiasi merupakan metode utama untuk

    menyelesaikan sengketa yang mengancam perdamaian internasional ataupun

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    38/42

    sengketa-sengketa lain. sebenarnya dalam praktek, negosiasi lebih banyak

    digunakan dibandingkan dengan metode lain sekalipun digabungkan bersama.

    Seringkali negosiasi merupakan satu-satunya cara, bukan semata-mata karena

    yang biasanya pertama kali dicoba dan sering berhasil akan tetapi karena

    banyaknya negara merasa yakin bahwa manfaatnya sangat besar sehingga dapat

    mengecualikan metode-metode lain. Negosiasi juga tidak sekadar dapat

    menyelesaikan perselisihan akan tetapi juga dapat mencegah sengketa-sengketa

    yang mungkin timbul.

    Ini terbukti dalam penyelesaian sengketa GATT. Dengan adanya ketentuan

    pasal XXII dan XXIII:1, konsultasi biasanya merupakan langkah pertama dan

    sering merupakan yang terakhir, dan banyak sengketa diselesaikan atau dicegah

    sebelum menjadi konflik yang lebih parah. Suatu aspek penting dalam prsedur

    konsultasi GATT dan WTO merupakan ciri khas yang berbeda dari prosedur

    negosiasi pada umumnya adalah ciri transparansi yang melekat padanya dengan

    adanya keharusan untuk melaporkan kepada organisasi yang berwenang di dalam

    organisasi tersebut yang pada negara lain yang tidak terlibat dalam konsultasi

    akan mengetahui hasil akhir dari konsultasi tersebut, dan akan dapat mengambil

    langkah-langkah konkretnya sendiri apabila hasil konsultasi itu akan mengancam

    kepentingan mereka.

    Inquiry sebagai suatu istilah digunakan dalam dua situasi yang berbeda.

    Pertama, dalam arti luas ia menunjuk pada suatu proses yang dilaksanakan

    manakala suatu pengadilan atau badan-badan lain yang berusaha menyelesaikan

    perselisihan atas fakta tertentu. Dikarenakan setiap persengketaan internasional

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    39/42

    menimbulkan persoalan tentang fakta, sekalipun di dalamnya juga ada

    persengketaan hukum atau politik, jelas bahwa inquiry dalam artian operasional

    ini dapat merupakan komponen utama dari arbitrase, konsiliasi, tindakan oleh

    organisasi internasional dan cara-cara penyelesaian oleh pihak ketiga lainnya.

    Dalam arti lain, inquiry adalah suatu pengaturan institusional yang dipilih

    oleh negara dengan maksud untuk menyelidiki persoalan yang disengketakan

    secara bebas dalam bentuk kelembagaannya dalam hukum internasional dikenal

    dengan Commission of Inquiry dan mulai diperkenalkan dalam Konvensi Den

    Haag 1899.

    Inquiry dalam arti yang kedua yakni dalam bentuk suatu komisi biasanya

    dibentuk oleh dua negara yang berselisih untuk mencari kebenaran dari suatu

    fakta dalam suatu sengketa internasional secara tidak memihak.

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    40/42

    BAB IV

    PENUTUP

    A. SimpulanUpaya-upaya penyelesaian sengketa telah menjadi perhatian yang cukup

    penting di masyarakat internasional sejak awal abad ke-20. Upaya-upaya ini

    ditujukan untuk menciptakan hubungan antar negara yang lebih baik berdasarkan

    prinsip perdamaian dan keamanan internasional. Suatu sengketa terjadi apabila

    ada pertentangan misalnya karena adanya pelanggaran ketentuan GATT yang

    menimbulkan kerugian salah satu fihak. Di dalam GATT mengatur tingkah laku

    perdagangan untuk mencapai harmonisasi antara peraturan internasional dengan

    kebijaksanaan internasional dengan kebijaksanaan nasional. Penyelesaian

    sengketa ini merupakan salah satu jenis kegiatan yang telah melembaga dalam

    GATT dan WTO.

    Hal ini berarti bahwa khusus dalam bidang penyelesaian sengketa,

    berdasarkan atas pengalaman institusional sejak didirikannya GATT dan WTO,

    telah tersusun suatu sistem dan tata cara yang semakin berbentuk. Dalam kata

    lain, dengan telah berjalannya sistem tata yang telah tersusun sejak empat puluh

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    41/42

    tahun lamanya, maka telah tercipta suatu institutional memory yang menjadi

    landasan dalam melaksanakan kegiatan penyelesaian sengketa.

    Konsultasi, konsiliasi dan penyelesaian sengketa merupakan salah satu segi

    fundamental yang terpenting dari pekerjaan sehari-hari GATT sebagai suatu

    lembaga internasional. Negara anggota GATT dan WTO baik yang besar maupun

    yang kecil dapat menggunakan GATT sebagai forum untuk mencapai

    penyelesaian bila negara tersebut merasa bahwa haknya yang diperoleh dan sesuai

    dengan ketentuan GATT telah diganggu akibat tindakan atau kebijaksanaan

    negara anggota lainnya.

    B. SaranBerdasarkan kajian terhadap mekanisme penyelesaian sengketa dalam WTO,

    penulis kemukakan beberapa saran yang penulis anggap perlu bagi perbaikan

    mekanisme penyelesaian sengketa dalam WTO, yakni sebagai berikut:

    1. WTO sebagai organisasi perdagangan internasional dalammenyelesaikan sengketa-sengketa perdagangan internasional harus

    selalu bersifat independen. Artinya harus dapat menempatkan seluruh

    anggotanya pada posisi yang sama, tanpa kecuali.

    2. Berbagai bentuk sengketa GATT dan WTO yang terjadi dalam lintasperdagangan internasional, sebaiknya mendahulukan cara-cara yang

    persuasif, yakni cara-cara damai dalam penyelesaian sengketanya.

  • 7/22/2019 Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Internasional Melalui GATT Dan WTO)

    42/42

    DAFTAR PUSTAKA

    Adolf, Huala. 2005. Hukum Perdagangan Internasional. PT RajaGrafindo

    Persada: Jakarta.

    ___________. 2004. Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional. Sinar

    Grafika: Jakarta.

    AK., Syahmin. 2004. Hukum Perdagangan Internasional (Dalam Kerangka

    Studi Analitis). (Naskah Tutorial). Fakutlas Hukum Universitas Sjakhyakirti,

    Palembang.

    ___________. 2000.Peranan Hukum Kontrak Internasional pada Era Pasar

    Bebas, Course Materials. FH UNISTI Palembang.

    Fuady, Munir. 2004. Hukum Dagang Internasional (Aspek hukum dari

    WTO).

    PT Citra Aditya Bakti: Bandung.

    Kusuma Atmadja, Mochtar. 1987. Pengantar Hukum Internasional,

    Bandung: Bina Cipta.

    www.dprin.go.id., WTO dan Sistem Perdagangan Dunia, diakses Selasa, 2

    April 2013.

    www.wto.org,World Trade OrganizationOrganisasi Perdagangan Dunia,

    Diakses Selasa, 2 April 2013.

    http://www.dprin.go.id/http://www.dprin.go.id/http://www.wto.org/http://www.wto.org/http://www.wto.org/http://www.dprin.go.id/