27
MEKANIKA TANAH

Mektan 2.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

MEKANIKA TANAH

SoalSoal -soal (Sifat Dasar Tanah)1. Pengambilan sampel di lapangan dengan volume 10cm3 berat basah 18gr. Setelah dimasukan oven didapat berat kering 16gr. Jika berat jenis tanah 2,71 (berat volume air1 gr/cm3). Tentukan : 1. kadar air (w) 2. berat volume basah (b) 3. Berat volume kering (d) 4. Angka pori (e) 5. porositas (n) 6. derajat kejenuhan (Sr)

2. Hasil pengukuran yang diperoleh dari contoh tanah lempung jenuh adalah sebagai berikut : Ketinggian = 80 mm= 8 cm Diameter = 63 mm=6,3 mm Berat = 425 gr Berat setelah dikeringkan = 275,2 gr Tentukan 1. berat satuan tanah 2. kadar air 3. angka pori 4. berat jenis

3.

Untuk mengetahui sifat-sifat tanah lempuang yang telah dipadatkan, permukaan tanah digali dan volume lubang tersebut telah dihitung, yaitu 0,3 m3. Tanah galian tersebut langsung ditimbang dan memiliki berat 506,3 kg. tanah tersebut kemudian diletakkan ke dalam oven untuk dkeringkan, berat kering 386,2 kg. berat jenis telah diukur yaitu 2,69. Tentukan : 1. Berat satuan 2. Berat satuan kering 3. Kadar air 4. Angka pori 5. Derajat kejenuhan 6. Kadar udara

4. Sebuah tanggul dibangun dengan menggunakan tanah lempung yang berasal dari sumber yang dekat. Tanah tersebut adalah lempung yang jenuh air dengan berat satuan 17,35 kN/ m3, dan kadar airnya 41,5%. Setelah digali, tanah tersebut diangkut dan ditambahkan dengan air sebelumdipadatkan di tanggul tersebut. Volume tanggul adalah 75.000 m3, dengan berat satuan kering = 10,40 kN/ m3 dan kadar air 48,5%. Tentukan : 1. Berat jenis dari tanah tersebut 2. Volume air yang haru s ditambahkan ke setiap m3 tanah urugan supaya tanah tersebut dapat mencapai kadar air yang diinginkan untuk pemadatan 3. Kadar udara tanah yang telah dipadatkan 4. Volume tanah yang harus digali dari sumber

KLASIFIKASI SIFAT-SIFAT TANAH

Klasifikasi tanah Tanah berbutir kasaryang berpengaruh terhadap

perilaku engineeringnya adalah tekstur dan distribusi ukuran butir. Ditentukan dengan cara menyaring pada 1 unit saringan standar.

Tanah berbutir halusyang berpengaruh terhadap

perilaku engineeringnya adalah kehadiran air. Ditentukan dengan cara sedimentasi (Hk. Stokes) yang berkenaan dengan kecepatan mengendap butiran pada larutan suspensi).

Tabel Golongan Tanah Utama dengan Batas Ukuran ButirnyaTanah Berbutir Kasar (tanah tak berkohesi) Kerikil 60 2 Pasir Kasar 0.6 Sedang 0.2 Halus 0.06 Tanah berbutir halus (Atau tanah berkohesi) Lanau 0.002 lempung

Ukuran Butir (mm)

Tabel Batasan Ukuran Butir Menurut Berbagai Standar

Klasifikasi Tanah (Pengujian Lab)Untuk memperoleh hasil pengklasifikasian yang lebih teliti dapat dilakukan dengan pengujian di lab yang meliputi : Distribusi ukuran butir (Grain Size Analiysis) yang dilakukan dengan analisa ayakan dan analisa hidrometer Pengujian sifat plastis tanah dengan pengujian batas-batas Atterberg Pengujian campuran bahan-bahan organik dengan menggunakan bahanbahan kimia Klasifikasi tanah diambil standar yang sudah dikenal di negara maju, a.l. : USDA = United states Departement of Agriculture FAA = Federal Aviation Administration MIT = Massachusett Institute of Technology ASTM = American Society for Testing Material AASHTO = American Association of State Highway and Transportation Banyak dipakai : USCS dan AASHTO

Grain Size Analysis

Analisa Ayakan (Sieve Analysis)

Tabel US Standard Sieve Sizes

Analisa Hidrometer (Hydrometer Analysis)

Untuk tanah yang berbutir halus (butiran yang lolos ayakan no. 200) analisa ukuran butirannya menggunakan alat yang disebut hidrometer. Analisa hidrometer didasarkan pada prinsip sedimentasi (pengendapan) butirbutir tanah dalam air. Contoh tanah dilarutkan dalam air, partikel-partikel tanah akan mengendap dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada bentuk, ukuran dan beratnya.

Kurva Distribusi Ukuran ButirHasil dari analisis yang telah dijelaskan sebelumnya umumnya digambar di atas kertas semi logaritmik atau kurva distribusi ukuran butir. Dari kurva dapat dibedakan : Well graded : tanah bergradasi tidak seragam Uniform graded : tanah bergradasi seragam Gap graded/skip graded : tanah bergradasi celah/buruk

Untuk menentukan tipe gradasi tersebut ada parameter lain, yaitu : 1. Koef. Keseragaman (Cu) D60 = diameter butir (mm), 60% lolos D10 = diameter butir (mm), 10% lolos Harga Cu makin kecil : tanah makin seragam Cu= 1 : tanah hanya mempunyai 1 ukuran Tanah bergradasi sangat jelek (pasir pantai, Cu =2 atau 3) Tanah bergradasi sangan baik Cu > 15 atau lebih (Cu s/d 1000) 2. Koef. Kelengkungan (Cc) D30 = diameter butir (mm), 30% lolos 1 6 untuk pasir

Pengujian Batas-Batas Atterberg Untuk tanah berbutir halus juga dianalisa sifat plastisnya. Metoda untuk menentukan sifat-sifat plastis atau konsistensi tanah pada kadar air yang bervariasi, pada awal tahun 1900 dikembangkan oleh seorang ilmuwan Swedia bernama Atterberg. Atas dasar air yang dikandung tanah, kondisi tanah dapat dipisahkan kedalam empat fase yaitu padat, semi padat,plastis dan cair Kadar air (dalam persen) pada transisi keadaan-keadaan tanah seperti gambar di atas disebut batas cair (liquid limit (LL) antara cair dan plastis), batas plastis ( plastic limit (PL) antara plastis dan semi padat) dan batas susut (shrinkage limit(SL) antara semi padat dan padat).

Grafik Batas-batas Aterrberg

Menurut Atterberg nilai : batas cair (Ll= Liquid Limit ) batas plastis (PL= Plastic Limit ) dan indeks plastisitas (IP= Plasticity Index = LL PL) Berdasarkan jenis dan kondisi tanah digambar-kan seperti pada tabel berikut. Tabel Kondisi Tanah Berdasarkan Batas-batas Atterberg

Cara Menentukan Batas cair Pengujian Batas Cair menggunakan alat Casagrande yang terdiri dari sebuah mangkok

kuningan yang dapat diangkat dan dijatuhkan pada plat dasar dengan menggunakan sebuah pengungkit eksentris.

Gambar Alat Pengujian Batas Cair

Prosedur Percobaan Batas Cair1. 2. 3. Ambil contoh tanah lewat ayakan 0,425 mm kemudian ditambah air secuku pnya, aduk dengan spatula hingga rata( pasta tanah). Siapkan alat Cassagrande. Ambil pasta tanah dan letakkan pada cawan dengan ketebalan1cm. Buatlah alur dengan membagi dua bagian benda uji dalam mengkok dengan alat pembuat alur (Grooving tool ). Pada waktu membuat alur grooving tool tegal lurus dasar mangkok. Putar engkol Cassagrande dan hitung jumlah ketukan yang terjadi pada saat alur bersinggungan sepanjang1 cm serta cari kadar airnya. Lakukan langkah tersebut di atas minimal tiga kali hingga mendapatkan jumlah ketukan antara 10 x sampai dengan 50 x. Gambarkan grafik semi logaritma antara kadar air dan jumlah ketukan, kemudian cari nilai kadar untuk jumlah ketukan 25x. Nilai kadar air tersebut yang dinamakan Batas Cair (Liquid Limit ).

4. 5. 6. 7.

Hasil Pengujian Batas Cair

Grafik Hasil Pengujian Batas Cair

Cara Menentukan Batas Plastis

Pengujian dilakukan secara manual dengan langkah : 1. Contoh tanah lewat ayakan 0.425 (no. 40) ditambah air secukupnya. 2. Letakan contoh di atas plat kaca dan digulung dengan telapak tangan sampai mempunya diameter 3 mm dan retak-retak pada diameter tersebut menunjukkan batas plastis dari contoh tanah. 3. Penentuan nilai batas plastis yaitu dengan menentukan kadar air tanah gulungan tersebut.

Cara Menentukan Batas Susut Batas susut dilakukan dengan menggunakan tabugn

belah atau mangkok poselin yang standar (ASTM D27) diisi dengan tanah berbutir halus jenuh sampai penuh kemudian dioven. Setelah dioven dihitung vol dan berat tanah pada kondisi basah atau kering. Nilai batas susut (SL=shrinkage limit) dapat dicari dengan rumusan :

Indeks Plastisitas Indeks plastisitas (PI) selisih batas cair dan batas plastis

PI=LL-PL Indeks plastisitas (PI) merupakan interval kadar air dimana

tanah masih bersifat plastis Indeks plastisitas menunjukkan sifat keplastisan tanah. Jika PI tinggi : tanah mengandung banyak butiran lempung Jika PI rendah, seperti lana, sedikit pengurangan kadar air berakibat tanah menjadi kering

Indeks cair Indeks cair (LI)Kadar air tanah asli relatif pada kedudukan

plastis dan cair

Jika Wn = LL, maka LI=1 Jika Wn = PL maka LI =0 Jadi untuk tanah asli dalam kedudukan plastis LL > Wn > PL

Aktivasi Ketebalan air mengelilingi butiran tanah lempung tergantung

dari mineralnya, sehingga diharapkan plastisitas tanah lempung tergantung oleh : a). Sifat mineral lempung yang ada pada butirannya, dan b). Jumlah materialnya Bila ukuran butiran semakin kecil, maka luas permukaan butiran semakin besar. Pada konsep Atterberg, jumlah air yang tertarik oleh permukaan partikel tanah akan bergantung pada jumlah partikel tanah. Berdasarkan alasan ini Skempton mendefinisikan aktivasi sebagai perbandingan antara indeks plastisitas dengan persen fraksi ukuran lempung .

Grafik Variasi Indeks Plastisitas dengan Persen Fraksi Lempung

Thank U For Ur Attention