40
[MELINDA ARUM MITA / 012106217] September 16, 2013 1. KLB a. Sejarah perkembangan KLB ? (dulunya penyakit menular, sekarang semuaa) ??? Wabah adalah kejadian yang melebihi keadaan biasa pada satu/sekelompok masyarakat tertentu, atau lebih sederhana peningkatan frekuensi penderita penyakit, pada populasi tertentu, pada tempat dan musim atau tahun yang sama (Last, 1983) Untuk penyakit-penyakit endemis (penyakit yang selalu ada pada keadaan biasa), maka KLB didefinisikan sebagai : suatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa, pada waktu dan daerah tertentu. Pada penyakit yang lama tidak muncul atau baru pertama kali muncul di suatu daerah (non-endemis), adanya satu kasus belum dapat dikatakan sebagai suatu KLB. Untuk keadaan tersebut definisi KLB adalah : suatu episode penyakit dan timbulnya penyakit pada dua atau lebih penderita yang berhubungan satu sama lain. Hubungan ini mungkin pada faktor saat timbulnya gejala (onset of illness), faktor tempat (tempat tinggal, tempat makan bersama, sumber makanan), faktor orang (umur, jenis kelamin, pekerjaan dan lainnya). Uraian tentang batasan Wabah atau KLB tersebut di atas terkandung arti adanya kesamaan pada ciri-ciri orang yang terkena, tempat dan waktunya. Untuk itu dalam mendefinisikan KLB selalu dikaitkan dengan waktu, tempat dan orang. Selain itu terlihat bahwa definisi KLB ini sangat tergantung pada kejadian (insidensi) penyakit tersebut sebelumnya (Barker, 1979; Kelsey, et al., 1986). Di Indonesia definisi wabah dan KLB diaplikasikan dalam Undang-undang Wabah sebagai berikut : Wabah : adalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian, yang meluas secara cepat baik dalam jumlah kasus maupun “KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 1

Melinda Lbm 1 Skn

Embed Size (px)

Citation preview

[ ] September 16, 2013

1. KLB a. Sejarah perkembangan KLB ? (dulunya penyakit menular, sekarang semuaa) ???

Wabah adalah kejadian yang melebihi keadaan biasa pada satu/sekelompok masyarakat tertentu, atau lebih sederhana peningkatan frekuensi penderita penyakit, pada populasi tertentu, pada tempat dan musim atau tahun yang sama (Last, 1983)Untuk penyakit-penyakit endemis (penyakit yang selalu ada pada keadaan biasa), maka KLB didefinisikan sebagai : suatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa, pada waktu dan daerah tertentu.Pada penyakit yang lama tidak muncul atau baru pertama kali muncul di suatu daerah (non-endemis), adanya satu kasus belum dapat dikatakan sebagai suatu KLB. Untuk keadaan tersebut definisi KLB adalah : suatu episode penyakit dan timbulnya penyakit pada dua atau lebih penderita yang berhubungan satu sama lain. Hubungan ini mungkin pada faktor saat timbulnya gejala (onset of illness), faktor tempat (tempat tinggal, tempat makan bersama, sumber makanan), faktor orang (umur, jenis kelamin, pekerjaan dan lainnya).Uraian tentang batasan Wabah atau KLB tersebut di atas terkandung arti adanya kesamaan pada ciri-ciri orang yang terkena, tempat dan waktunya. Untuk itu dalam mendefinisikan KLB selalu dikaitkan dengan waktu, tempat dan orang. Selain itu terlihat bahwa definisi KLB ini sangat tergantung pada kejadian (insidensi) penyakit tersebut sebelumnya (Barker, 1979; Kelsey, et al., 1986).Di Indonesia definisi wabah dan KLB diaplikasikan dalam Undang-undang Wabah sebagai berikut :Wabah : adalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian, yang meluas secara cepat baik dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan malapetaka.Kejadian Luar Biasa (KLB) : adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu (Undang-undang Wabah, 1984).Terlihat adanya perbedaan definisi antara Wabah dan KLB. Wabah harus mencakup jumlah kasus yang besar, daerah yang luas dan waktu yang lebih lama, dengan dampak yang timbulkan lebih berat.Di Indonesia dengan tujuan mempermudah petugas lapangan dalam mengenali adanya KLB telah disusun petunjuk penetapan KLB, sebagai berikut :1. Angka kesakitan/kematian suatu penyakit menular di suatu kecamatan menunjukkan kenaikan 3 kali atau lebih selama tiga minggu berturut-turut atau

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 1

[ ] September 16, 2013

lebih.2. Jumlah penderita baru dalam satu bulan dari suatu penyakit menular di suatu Kecamatan, menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih, bila dibandingkan dengan angka rata-rata sebulan dalam setahun sebelumnya dari penyakit menular yang sama di kecamatan tersebut itu.3. Angka rata-rata bulanan selama satu tahun dari penderita-penderita baru dari suatu penyakit menular di suatu kecamatan, menjukkan kenaikan dua kali atau lebih, bila dibandingkan dengan angka rata-rata bulanan dalam tahun sebelumnya dari penyakit yang sama di kecamatan yang sama pula.4. Case Fatality Rate (CFR) suatu penyakit menular tertentu dalam satu bulan di suatu kecamatan, menunjukkan kenaikan 50% atau lebih, bila dibandingkan CFR penyakit yang sama dalam bulan yang lalu di kecamatan tersebut.5. Proportional rate penderita baru dari suatu penyakit menular dalam waktu satu bulan, dibandingkan dengan proportional rate penderita baru dari penyakit menular yang sama selama periode waktu yang sama dari tahun yang lalu menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih.6. Khusus untuk penyakit-penyakit Kholera, Cacar, Pes, DHF/DSS :• Setiap peningkatan jumlah penderita-penderita penyakit tersebut di atas, di suatu daerah endemis yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas.• Terdapatnya satu atau lebih penderita/kematian karena penyakit tersebut di atas. Di suatu kecamatan yang telah bebas dari penyakit-penyakit tersebut, paling sedikit bebas selama 4 minggu berturut-turut.7. Apabila kesakitan/kematian oleh keracunan yang timbul di suatu kelompok masyarakat.8. Apabila di daerah tersebut terdapat penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/dikenal.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989 Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas.

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981 Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit

Undang-undang RI No 4 th. 1984 tentang wabah penyakit menular Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 2

[ ] September 16, 2013

Benenson, 1985 Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu daerah, yang nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa

Last 1981 Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa

Kejadian Luar Biasa : timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu cepat dan daerah tertentu.

b. Apa saja kriteria KLB ?

Timbulnya suatu penyakit yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus menerus selama 3 kurun waktu

berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu) Peningkatan kejadian penyakit / kematian 2x / lebih dibandingkan dengan periode

sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun) Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2x lipat / lebih

dibandingkan angka rata-rata perbulan dari tahun sebelumnya. Biasanya terjadi pada penyakit khusus Case fatality rate dari suatu penyakit dalam kurun waktu tertentu menunjukkan

50% / lebih dibandingkan periode sebelumnya(Keputusan Dirjen No. 451/91 Tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB)

Timbulnya suatu penyakit / menular yang sebelumnya tidak ada / tak dikenal Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus menerus selama 3 kurun waktu

berturut-turut menurut jenis penyakit Peningkatan kejadian penyakit/ kematian, 2 kali atau lebih dibandingkan dengan

periode sebelumnya Jumlah penderita baru dalam 1 bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih

dibandingkan dgn angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya Angka rata-rata per bulan dalam 1 tahun menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau

lebih dibandingkan dgn angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya Case Fatality Rate (CFR) suatu penyakit dalam1 kurun waktu tertentu menunjukkan

kenaikan 50% atau lebih, dibandingkan dgn CFR dari periode sebelumnya Proportional Rate (PR) penderita dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikan

2 kali atau lebih dibandingkan periode kurun waktu atau tahun sebelumnya.(DEPKES RI)

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 3

[ ] September 16, 2013

Di Indonesia dengan tujuan mempermudah petugas lapangan dalam mengenali adanya KLB telah disusun petunjuk penetapan KLB, sebagai berikut :1. Angka kesakitan/kematian suatu penyakit menular di suatu kecamatan menunjukkan kenaikan 3 kali atau lebih selama tiga minggu berturut-turut atau lebih.2. Jumlah penderita baru dalam satu bulan dari suatu penyakit menular di suatu Kecamatan, menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih, bila dibandingkan dengan angka rata-rata sebulan dalam setahun sebelumnya dari penyakit menular yang sama di kecamatan tersebut itu.3. Angka rata-rata bulanan selama satu tahun dari penderita-penderita baru dari suatu penyakit menular di suatu kecamatan, menjukkan kenaikan dua kali atau lebih, bila dibandingkan dengan angka rata-rata bulanan dalam tahun sebelumnya dari penyakit yang sama di kecamatan yang sama pula.4. Case Fatality Rate (CFR) suatu penyakit menular tertentu dalam satu bulan di suatu kecamatan, menunjukkan kenaikan 50% atau lebih, bila dibandingkan CFR penyakit yang sama dalam bulan yang lalu di kecamatan tersebut.5. Proportional rate penderita baru dari suatu penyakit menular dalam waktu satu bulan, dibandingkan dengan proportional rate penderita baru dari penyakit menular yang sama selama periode waktu yang sama dari tahun yang lalu menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih.6. Khusus untuk penyakit-penyakit Kholera, Cacar, Pes, DHF/DSS :• Setiap peningkatan jumlah penderita-penderita penyakit tersebut di atas, di suatu daerah endemis yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas.• Terdapatnya satu atau lebih penderita/kematian karena penyakit tersebut di atas. Di suatu kecamatan yang telah bebas dari penyakit-penyakit tersebut, paling sedikit bebas selama 4 minggu berturut-turut.7. Apabila kesakitan/kematian oleh keracunan yang timbul di suatu kelompok masyarakat.8. Apabila di daerah tersebut terdapat penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/dikenal.

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 4

[ ] September 16, 2013

c. Siapa yang menentukan kejadian KLB di suatu wilayah ?a. KLB

Dalam PP No 41 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular, Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 5

[ ] September 16, 2013

dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.

Kriteria tentang KLB mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:

1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal

2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)

3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).

4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

Yang menetepkan KLB : Menkes

b. Wabah Dalam UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, Wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.

Yang meneteapkan wabah : Dinkes

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 6

[ ] September 16, 2013

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 7

[ ] September 16, 2013

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 8

[ ] September 16, 2013

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 9

[ ] September 16, 2013

d. Penyakit apa saja yang termasuk KLB di indonesia ?

Menurut permenkes RI no. 560/ dinkes/Per/VIII/th. 1989a. kolera b. pesc. demam kuningd. demam bolak-balike. tifus bercak wabahf. DBDg. Campakh. Polioi. Dipterij. Pertusisk. Rabies l. Malariam. Influenza n. Hepatitis o. Tifus perutp. Menngitisq. Encepalitisr. antrax

Penyakit yang berpotensi menjadi KLB penyakit karantina ( yellow fever, pest, colera ) DHF, diare, ISPA, campak, rabies, tetanus, polio

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 10

[ ] September 16, 2013

antraks, malaria, hepatitis,typus Penyakit yang tidak berpotensi menjadi KLB lepra, cacingan , filariasis, AIDS, TBC, siphilis

e. Bagaimana Pencegahan dan penanggulangan agar tidak terjadi KLB?

PENCEGAHANPengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian.Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni:

a. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus.

b. Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat.

c. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi.

Ketiga tingkat pencegahan tersebut saling berhubungan erat sehingga dalam pelaksanaannya sering dijumpai keadaan yang tumpang tindih.

1. Pencegahan Tingkat PertamaDapat ditujukan pada faktor penyebab, lingkungan serta faktor pejamu.a. Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab yang bertujuan untuk

mengurangi penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin dengan usaha antara lain:- Desinfektan- Pasteurisasi- Sterilisasi, bertujuan untuk menghilangkan mikro-organisme penyebab penyakit, - Penyemportan.insektisida dalam rangka menurunkan dan menghilangkan sumber penularan maupun memutuskan rantai penularan. Selain itu usaha untuk mengurangi/menghilangkan sumber penularan dapat dilakukan melalui pengobatan penderita serta pemusnahan sumber yang ada (biasanya pada binatang yang menderita), serta mengurangi/menghindari perilaku yang dapat meningkatkan risiko perorangan dan masyarakat.

b. Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti - peningkatan air bersih - peningkatan sanitasi lingkungan dan perumahan serta bentuk pemukiman lainnya- perbaikan dan peningkatan lingkunan biologis seperti pemeberantasan serangga dan binatang pengerat- peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga, hubungan antarindividu dan kehidupan sosial masyarakat.

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 11

[ ] September 16, 2013

c. Meningkatkan daya tahan penjamu meliputi :a. perbaikan status gizi, status kesehatan umum dan kualitas hidup

pendudukb. pemberian imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus lainnyac. peningkatan status psikologis, persiapan perkawinan serta usaha

menghindari pengaruh faktor keturunand. peningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan kualitas gizi, serta

olahraga kesehatan. 2. Pencegahan Tingkat Kedua

Sasaran pencegahan ini terutama ditujukan pada mereka yang menderita atau dianggap menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas). meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat dicegah

meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah, serta untuk segera mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadinya akibat samping atau komplikasi a. Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha

surveillans penyakit tertentu, pemeriksaan berkala serta pemeriksaan kelompok tertentu (calon pegawai, ABRI, mahasiswa, dll), penyaringan (screening) untuk penyakit tertentu secara umum dalam masyarakat, serta pengobatan dan perawatan yang efektif.

b. Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berada pada proses prepatogenesis dan patogenesis penyakit tertentu.

Deteksi awal penyakit Tujuannya untuk mempercepat kesembuhan dg pengobatan yg

tepat Pengobatan yang cepat merupakan pencegahan primer pada orang

yang sehat menghambat progresivitas penyakit menghindari komplikasi mengurangi ketidakmampuan

3. Pencegahan Tingkat Ketiga Sasaran pencegahan tingkat ke tiga adalah penderita penyakit tertentu. tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut. Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu. Rehabilitasi adalah usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis dan sosial seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis, rehabilitasi mental/psikologis serta rehabilitasi sosial. Pelayanan suportif dan rehabilitatif Bertujuan untuk mengurangi ketidakmampuan dg cara:

Memaksimalkan fungsi organ yg cacat Membuat protesa ekstremitas akibat amputasi

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 12

[ ] September 16, 2013

Mendirikan pusat-pusat rehabilitasi medik Sasaran langsung pada sumber penularan pejamu

Sumber penularan binatang Bila sumber penularan terdapat pada binatang maka upaya

penangulangan dengan pemusnahan binatang yang terinfeksi Sumber penularan manusia Dapat dilakukan dengan isolasi dan karantina

Sasaran ditujukan pada cara penularan Memutuskan rantai penularan Meningkatkan sanitasi lingkungan Meningkatkan hygiene perorangan

Sasaran ditujukan pada pejamu potensial Peningkatan gizi Peningkatan kekebalan (imunisasi)

(Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Prof.Dr.Nur Nasry Noor,MPH)

Dalam kesehatan masyarakat ada 5 (lima) tingkat pencegahan penyakit menurut Leavell and Clark. Pada point 1 dan 2 dilakukan pada masa sebelum sakit dan point 3,4,5 dilakukan pada masa sakit.

Peningkatan kesehatan (health promotion)o Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)o Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air

bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.o Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk kalangan

menengah ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.

o Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.o Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan

sosial.o Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.

Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and specific protection)

o Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit

o Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu burung.

o Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja.

o Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi.

o Pengendalian sumber-sumber pencemaran. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early

diagnosis and prompt treatment)

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 13

[ ] September 16, 2013

o Mencari kasus sedini mungkin.o Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan .

Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru.o Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita

penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan.

o Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.o Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.

Pembatasan kecacatan (dissability limitation)o Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan

tak terjadi komplikasi.o Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.o Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan

pengobatan dan perawatan yang lebih intensif. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)

o Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat.

o Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.

o Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.

o Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

Leavel, H.R and Clark, E.G. Preventive Medicine for the Doctor in His Community, 3th Edition, Mc Graw-Hill Inc, New York, 1965.

Beaglehole (WHO, 1993) membagi upaya pencegahan menjadi 3 bagian : primordial prevention (pencegahan awal) yaitu pada pre patogenesis, primary prevention (pencegahan pertama) yaitu health promotion dan general and specific protection , secondary prevention (pencegahan tingkat kedua) yaitu early diagnosis and prompt treatment dan tertiary prevention (pencegahan tingkat ketiga) yaitu dissability limitation.Beaglehole, R. R. Bonita, T. Kjellstrom. Basic Epidemiology, WHO, Geneva, 1993.

a. Eliminasi reservoir (sumber penyakit)Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan: Mengisolasi penderita (pasien) yaitu menempatkan pasien ditempat yang khusus

untuk mengurangi kontak dengan orang lain. Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya

bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 14

[ ] September 16, 2013

untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama misalnya karantina untuk penderita kusta.

b. Memutus mata rantai penularanMeningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan usaha untuk memutuskan hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.

c. Melindungi orang-orang (kelompok) yang rentan.Bayi dan anak balita adalah merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu perlindungan khusus (spesific protection) dengan imunisasi, baik imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat prophylacsis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria, menengitis dan desentri baksilus.Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha pencegahan penyakit infeksi pada anak.

Ilmu KesMas Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo

f. Apa saja macam KLB ?- Dapat digolongkan menurut penyebabnya

1. Toxin Enterotoxin : yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus,

Vibrio cholera, E.coli, Shigella Exotoxin : yg dihasilkan oleh Clostridium botulinum Endotoksin

2. Infeksi : virus, bakteri ,protozoa,cacing3. Toksin biologis : racun pada jamur ,aflatoksin, plankton, racun

ikan. Racun tumbuh-tumbuhan4. Toksin kimia : zat organik , gas beracun

- Menurut sumber :1. Manusia : penyebaran mll jalan nafas, sentuhan tangan, kotoran

manusia, urin,muntahan2. Kegiatan manusia : penyemprotan pestisida , penangkapan ikan

dengan racun3. Binatang : rabies, leptospirosis,cacing dan parasit lainnya 4. Serangga (lalat,kecoa) : missal salmonella,

staphylococcus,streptococcus5. Udara, permukaan benda, makanan, minuman

2. Wabah a. Syarat apa saja yang dikatakan sebagai wabah ?

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 15

[ ] September 16, 2013

Di Indonesia definisi wabah dan KLB diaplikasikan dalam Undang-undang Wabah sebagai berikut :Wabah : adalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian, yang meluas secara cepat baik dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan malapetaka.Kejadian Luar Biasa (KLB) : adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu (Undang-undang Wabah, 1984).Terlihat adanya perbedaan definisi antara Wabah dan KLB. Wabah harus mencakup jumlah kasus yang besar, daerah yang luas dan waktu yang lebih lama, dengan dampak yang timbulkan lebih berat.

3. Epidemiologia. Mengapa penelitian epidemiologi penting untuk dilakukan ?

- Manfaat

1. Untuk mempelajari riwayat penyakit2. Diagnosis masyarakat3. Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena mereka dapat mempengaruhi

kelompok maupun populasi4. Pengkajian , evaluasi dan penelitian 5. Melengkapi gambaran klinis 6. Indentifikasi sindrom7. Menentukan penyebab dan sumber penyakit

Epidemiologi suatu pengantar oleh Thomas C.Timmreck, PhD

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperanan dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat

2. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan pengambilan keputusan

3. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan

4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menganggulanginya

5. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan

(pengantar epidemiologi, Bustan)

a. Membantu pekerjaan administrasi kesehatan

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 16

[ ] September 16, 2013

Manfaat epidemiologi dalam administrasi kesehatan seperti membantu pekerjaan perencanaan (planning) dari pelayanan kesehatan, pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluation) suatu upaya kesehatan. Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (penilaian).

b. Dapat menerangkan penyebab suatu maslah kesehatanc. Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit

Epidemiologi dapat digunakan untuk menerangkan perkembangan suatu penyakit dengan memanfaatkan keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit, terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan mengetahui waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit dapatlah diperkirakan perkembangan penyakit tersebut.

d. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatanKarena epidemiologi mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah tersebut. Keadaan yang dimaksudkan di sini merupakan perpaduan dari keterangan menurut ciri-ciri manusia, tempat dan waktu. Perpaduan yang seperti ini menghasilkan 4 keadaan masalah kesehatan yaitu epidemi, pandemi, endemi, dan sporadik.(Pengantar Epidemiologi, Azrul Anwar)

b. Apa saja klasifikasi dari epidemiologi ?Ada 3 tipe pokok pendekatan atau metode, yakni:a. Epidemiologi Deskriptif (descriptive epidemiology)

Dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variable2 epidemiologi yg terdiri dari orang (person), tempat (place), dan waktu (time).

Orang (person)Disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.

Tempat (place)Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.

Waktu (time)

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 17

[ ] September 16, 2013

Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar di dalam analisis epidemiologis, oleh karena perubahan2 penyakit menurut waktu menunjukkan adanya perubahan faktor etiologis.

b. Epidemiologi Analitik (Analytic epidemiology)pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi2 yg diperoleh studi epidemiologi deskriptif.Ada dua studi tentang epidemiologi ini:1. Studi riwayat kasus (case history studies)

Dalam studi ini akan dibandingkan antara dua kelompok orang, yakni kelompok yg terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang tidak terkena (kelompok kontrol).

2. Studi kohortDalam studi ini sekelompok orang dipaparkan pada suatu penyebab. Kemudian diambil sekelompok orang lagi yg mempunyai ciri2 sama dengan kelompok pertama. Kelompok kedua disebt kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yg ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.

c. Epidemiologi EksperimenStudi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen pada kelompok subyek, kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yg tidak dikenakan percobaan).

Pengukuran Epidemiologia. Incidence Rate

Incidence rate dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yg terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu.

Incidence Rate= jumlah kasus baru suatu penyakit selama periode tertentupopulasi yang mempunyai risiko

Χ1000

b. Attack Rate

Attack Rate= jumlah kasus selama epidemipopulasi yg mempunyai risiko

Χ 1000

c. Prevalence Rate

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 18

[ ] September 16, 2013

Prevalence rate mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pd satu titik waktu tertentu.

Pr evalence Rate= jumlah kasus penyakit yg ada pada suatu titik waktujumlah penduduk seluruhnya

Χ 1000

d. Period Prevalensi

Period prevalence= jumlah kasus penyakit yg selama periodependuduk rata−rata dari periode tersebut

Χ 1000

e. Crude Death Rate (CDT)

CDR= jumlah kematian di kalangan penduduk suatu daerah dalam 1 thjumlah penduduk rata−rata

Χ1000

f. Age Spesific Date Rate (angka kematian pada umur tertentu)Sebagai contoh: age spesific date rate pada golongan umur 20-30th

ASDR= jml kematian antara umur 20−30 th suatu daerah dlm 1 thjml penduduk umur antara 20−30 th pd daerah dan tahun yg sama

Χ1000

g. Cause Disease Spesific Death Rate (angka kematian akibat penyakit tertentu)

CSDR= jml kematian krn TB di suatu daerah dlm 1 thjumlah penduduk rata−rata

Χ 1000

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo

1. Epidemiologi Deskriptifa. hanya mengamati dan menjabarkan hasil temuan atau data secara apa adanya.b. mempelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan

variabel2 epidemiologi, mencakup variabel orang(umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, stuktur keluarga dan paritas), tempat, waktu.

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 19

[ ] September 16, 2013

c. dibahas juga validitas, reliabilitas, sensitifitas test dan spesifisitas testd. pengamatannya kelompok/agregate, maka metode kwantitatif sangat penting

ada.e. perlu dipahami indikator2 khusus untuk menyatakan suatu kejadian

2. Epidemiologi Analitisa. mencakup uraian hubungan sebab-akibat tentang masalah yang bersangkutan

dengan hal-hal yang diduga menjadi faktor penyebabnyab. pengamatan, yaitu metode obseravsional dan metode eksperimentalc. desain penelitiannya case history studies (dibandingkan antara kelompok yang

terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang yang tidak terkena) dan cohort studies(perbandingan antara: sekelompok orang dipaparkan pada suatu penyebab penyakit, kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri2 sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan/ kelompok kontrol)

d. epidemiologi eksperimen : mengadakan eksperimen 3. Epidemiologi Konstruktif

a. agar hasil pengamatan atau penelitian yang diperoleh dimanfaatkan untuk melengkapi perbendaharaan penguasaan iptek tentang masalah yang bersangkutan(berupaya untuk mengisi Gap of knowledge dan melengkapi Body of knowledge).

b. Dimanfaatkan dan aplikasinya untuk memecahkan masalah kesehatan yang bersangkutanBudioro B. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat

c. Apa saja tujuan dari epidemiologi ?

Tujuan umum Meneliti populasi manusia,namun sekarang metodenya dapat berlaku

pada penelitian populasi lain seperti hewan,tumbuhan. Mendeskripsikan penyakit dapat menungkapkan mekanisme kausal

penyakit, menjelaskan perjalanan penyakit yang ada, dapat menjelaskan perjalanan penyakit dan untuk memeberikan pedoman pelayanan kesehatan yang diperlukan.

Menjelaskan mekanisme terjadinya penyakit sehingga dapat digunakan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat termasuk kesehatan lingkungan dan kesehatan lingkungan kerja.

Tujuan khusus Memformulasikan hipotesis yang menjelaskan pola distribusi penyakit

yang ada atas dasar karakteristik waktu, tempat, host, agent potensial Menguji hipotesis dengan menggunakan penelitian yang dirancang secara

khusus dapat mengungkapkan penyebab penyakit Menguji validitas konsep pengendalian penyakit dengan menggunakan

data epidemiologis yang dikumpulkan sehubungan dengan program tersebut.

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 20

[ ] September 16, 2013

Membantu membuat klasifikasi penyakit atas dasar penelitian etiologis Mengungkapkan perjalanan suatu penyakit untuk menentuka prognosis

penyakit.Epidemiologi lingkungan,Juli soemirat

Menentukan agent primer / memastikan faktor penyebab Memahami penyebab penyakit , cacat Menentukan karakteristik agent atau faktor penyebab Menentukan cara penularan Menentukan dan menetapkan faktor kontribusi Mengidentifikasi dan menjelaskan pola penyakit secara geografis Menentukan , mendeskripsikan dan melaporkan perjalanan alami penyakit ,

ketidakmampuan cedera dan kematian Menentukan metode pengendalian Menentukan langkah2 pencegahan Membantu dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan kesehatan Menyediakan data2 administrasi dan perencanaan

Epidemiologi suatu pengantar oleh Thomas C.Timmreck, PhD

d. Apa saja Ruang lingkup epidemiologi?1. Etiologi

Etiologi berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

2. EfikasiEfkasi Berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat diperoleh dari adanya intervensi kesehatan

3. EfektivitasEfektivitas dimaksudkan besar hasil yang dapat diperoleh dari suatu tindakan (pengetahuan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu dengan yang lainnya.

4. EfisiensiEfisiensi adalah sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya biaya yang diberikan.

5. EvaluasiEvaluasi adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program kesehatan masyarakat.

6. EdukasiEdukasi adalah intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit.(pengantar epidemiologi, Dr.M.N. Bustan)

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 21

[ ] September 16, 2013

4. P2MPLa. Tugas dan wewenang P2MPL ?

Bidang pencegahan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan, mempunyai tugas melaksanakan sebagai tugas Dinas Kesehatan , pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan

Untuk menyelanggarakan tugas sebagaimana di maksud pada ayat (2) pasal ini Bidang pencegahan, pemberantasan, penyakit dan penyehatan lingkungan menyelenggarakan fungsi:o Membantu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin dalam bidang

tugasnya;o Mengadakan pembinaan dan monitoring kegiatan pemberantasan penyakit;o Mengadan pembinaan dan monitoring kegiatan pengamatan dan pencegahan;o Mengadakan pembinan dan monitoring kegiatan penyehatan lingkungan dan

makanan minuman;o Memberikan saran, usul dan pertimbangan kepada kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Musi Banyuasin dalam bibang pencegahan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan.

Seksi pemberantasan penyakit, mempunyai tugas:o Membantu Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan penyakit dan

penyehatan lingkungan dlm bidang tugasnya;o Melaksanakan upaya pemberantasan penyakit yang di tularkan binatang yaitu:

penyakit malaria, demam berdarah dangue, rabies dan filariasis;o Melaksanakan pengamatan serangga penular penyakit (PSPP);o Melaksanakan upaya pencegahan penyakit yang menular langsung yaitu

penyakit TBC-Paru, kusta, ISPA, Diare dan penyakit menular seksual (PMD);o Melaksanakan upaya pemberantasan penyakit yang menular langsung melalui

kegiatan penemuan penderita, menatalaksanaan kasus, evaluasi hasilpengobatan, pencatatan dan pelaporan serta memberikan penyuluhan pencegahan dan pemberantasannya;

o Melaksanakan upaya pemberantasan penyakit tidak menular antara lain hypertensi, jantung koroner, diabetes militus (kencing manis);

o Pemusnahan/ karantina sumber penyebab penyakit menular;o Peningkatan komunikasi informasi dan Edukasi (KIE) pencegahan dan

pemberantasan penyakit (Penyulihan).

Seksi pengamatan dan pencegahan, mempunyai tugas;o Membantu kepala bidang pencegahan, pemberantasan penyakit dan

penyehatan lingkungan dan bidang tugasnya;

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 22

[ ] September 16, 2013

o Melaksanakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data penyakit;

o Menyelenggarakan sistem kewaspaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB) penyakit dan melaksanakan penanggulangan KLB penyakit;

o Melaksanakan perencanaan, analisis, perumusan masalah, pembinaan dan pengawasan surveilans epidemiologi penyakit;

o Melaksanakan pengamatan kesehatan matra antara lain;o Melaksanakan surveilans, evidemiologi khusus antara lain surveilans AFP,

campak, tetanus neonatorum dan penyakit lain yang cenderung menimbulkana KLB;

o Melaksanakan penyelidikan evidemiologi KLB penyakit dan keracunan ;o Monitoring evaluasi dan pelaporan;o Pengendalian, pengamatan dan pencegahan penyakit yang dapat di cegah

dengan imunisasi (DP31) dan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI);o Melaksanakan imunisasi rutin yang meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio, campak,

TT, DT dan HB;o Mengelola kuantitas, kuantitas dan distribusi vaskin sampai ketempat

pelayanan (Cold Chain).

Seksi penyehatan lingkungan dan makanan minuman, mempunyai tugas:o Membantu kepala Bidang pencegahan, pemberantasan penyakit dan

penyehatan lingkungan dalam bidang tugasnya;o Penyehatan lingkungan pemukiman, perimahan dan bangunan sehat;o Pengawasan dan pembinaan tempat-tempat umum (TTU). Tempat pengolahan

makanan dan TP2 pestisida;o Peningkatan kebersihan dan kesehatan msyarakat dan personal hygiene;o Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dampak lingkungan;o Pengaturan dan pembakuan kualitas air, pengawasan kualitas air;o Membina serta melaksanakan pengawasan terhadap perusahaan industri

makanan dan minumano Membina serta melaksanakan pengawasan terhadap rumah makan, depot,

toko dan usaha tentang yang menjual makanan dan minuman;o Pengawasan dan pengendalian terhadap penyehatan kawasan dan sanitasi

darurat terutama akibat wabah dan bencana;o Mengawasi peredaran distribusi makana dan minuman di masyarakato Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat;o Memberikan saran-saran dan pertimbangan-prtimbangan kepada kepala

bidang tentang langkah-langkah dan tindakan-tindakanyang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

http://dinkesmuba.org/index.php?pilih=hal&id=11

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 23

[ ] September 16, 2013

b. Bagaimana Pencegahan penyakit menular secara umum ?

Yang dimaksud dengan penganggulangan penyakit menular (kontrol) adalah upaya untuk menekankan peristiwa penyakit menular dalam masyarakat serendah mungkin sehingga tidak merupakan gangguan kesehatan bagi masyarakat tersebut.1. Sasaran langsung pada sumber penularan pejamu

Keberadaan suatu sumber penularan (reservoir) dalam masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam rantai penularan. a. Sumber penularan adalah binatang

Bila sumber penularan terdapat pada binatang peliharaan (dosmetik) memusnahkan binatang yang terinfeksi serta melindungi binatang lainnya dari penyakit tersebut (imunisasi dan pemeriksaan berkala)Bila sumber penyakit dijumpai pada binatang liar kerja sama instansi lain yang terkait .

b. Sumber penularan adalah manusia Apabila sumber penularan adalah manusia isolasi dan karantina, pengobatan dalam berbagai bentuk umpamanya menghilangkan unsur penyebab (mikro-organisme)atau menghilangkan fokus infeksi yang ada pada sumber (bedah saluran empedu atau cholecystectomy) pada carier typoid menahun).

2. Sasaran Ditujukan pada cara Penularan- penularan penyakit ditularkan melalui udara, terutama infeksi saluran pernafasan perbaikan sistem ventilasi serta aliran udara dalam ruangan. - penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman memberantas bahan-bahan yang mengalami kontaminasi seperti penyehatan air minum, pasteurisasi sus, serta pengawasan terhadap semua pengobatan bahan makanan dan minuman.- penyakit yang ditularkan oleh vektor terutama serangga dan binatang lainnya pemberantasan serangga serta binatang perantara lainnya.

3. Sasaran Ditujukan pada Penjamu Potensiala. Peningkatan Kekebalan Khusus (imunitas)

imunisasi yakni peningkatan kekebalan aktif pada pejamu dengan pemberian vaksinasi. Selain pemberian imunsasi aktif terseut di atas, juga dikenal adanya usaha perlindungan terhadap beberapa penyakit tertentu dengan pemberian antibodi pelindung yang berasal dari pejamu lain dalam bentuk serum antibodi yang memberikan perlindungan sementara dan disebut imunisasi pasif.

b. Peningkatan Kekebalan Umum (resistensi)- perbaikan gizi keluarga- peningkatan gizi balita melalui program Kartu Menuju Sehat (KMS)- peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta pelayanan kesehatan

terpadu melalui posyandu.

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 24

[ ] September 16, 2013

5. Riwayat Alamiah Penyakit (RAP)a. Bagaimana fasenya (tahapan – tahapan) dan contohnya ?

- tahap prepatogenesis o individu dlm keadaan normal/sehat o ada interaksi antara pejamu dan bibit penyakit tetapi interaksi masih

diluar tubuh obelum ada tanda –tanda sakit o jk pejamu lengah dan bibit penyakit menjadi ganas atau lingkungan

memberikan kodisi yang kurang menguntungkan pejamu maka keadaan dapat segera berubah memasuki fase patogenesis

- tahap patogenesis terbagi menjadi 4 tahap tahap inkubasi : masuknya bibit penyakit sampai timbul gejala tahap penyakit dini : muncl gejala ringan. Tahap ini sudah mulai

menjadi masalah kesehatan tahap penyakit lanjut : penyakit bertambah hebat dengan berbagai

kelainan patologis dan gejalanya. Pada tahap ini penyakit memerlukan pengobatan yg tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik

tahap penyakit akhir : o sembuh sempurna bibit penyakit menghilang, tubuh menjadi pulih

dan sehat kembali o sembuh degan cacat bibit penyakit sudah hilang tetapi tubuh tidah

pulih sepenuhnya o karier di mana tubuh penderita pulih kembali namun bibit

penyakit masih tetap berada didalam tubuh memperlihatkan gangguan penyakit

o berkelangsungan kronik o mati

Pengantar Epidemiologi.DR.M.N.Bustan.1997b. Bagaimana pencegahan pada tiap fasenya ?

- Pre patogenesis – patogenesis primer - Patogenesis sekunder - Patogenesis - Post patogenesis terier

c. Apa saja manfaat mengetahui RAP ?

1. Untuk diagnostic : masa inkubasi dapat dipakai sebagai pedoman penentuan jenis penyakit, misalnya dalam KLB.

2. Untuk pencegahan : dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit.

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 25

[ ] September 16, 2013

3. Untuk terapi : terapi biasanya diarahkan ke fase paling awalPengantar Epidemiologi.DR.M.N.Bustan.1997

6. DKKa. Tugas DKK ?

7. Perbedaan Wabah, KLB, endemi, pandemi, epidemi ?

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989 Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas.

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981

Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit

Undang-undang RI No 4 th. 1984 tentang wabah penyakit menular Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka

Benenson, 1985 Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu daerah, yang nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa

Last 1981 Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa

Kejadian Luar Biasa : timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu cepat dan daerah tertentu.

- Endemi (awalan en- berarti “dalam atau di dalam”) adalah berlangsungnya suatu

penyakit pada tingkatan yang sama atau keberadaan suatu penyakit yang terus menerus

di dalam populasi atau wilayah tertentu – prevalensi suatu penyakit yang biasa

berlangsung di satu wilayah atau kelompok tertentu.

- Epidemi adalah wabah atau munculnya penyakit tertentu yang berasal dari satu sumber

tunggal, dalam satu kelompok, populasi, masyarakat, atau wilayah, yang melebihi

tingkatan kebiasaan yang diperkirakan. Epidemi terjadi jika kasus baru melebihi

prevalensi suatu penyakit. Kejadian luar biasa (KLB) akut – peningkatan secara tajam

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 26

[ ] September 16, 2013

dari kasus baru yang memengaruhi kelompok tertentu – biasanya juga disebut sebagai

epidemi. Keparahan dan keseriusan penyakit juga memengaruhi definisi suatu epidemi.

Jika penyakit sifatnya mengancam kehidupan, hanya diperlukan sedikit kasus (seperti

pada rabies) untuk menyebabkan terjadinya epidemi.

- Pandemi (awalan pan- berarti “semua atau melintasi”) adalah epidemi yang menyebar

luas melintasi negara, benua, atau populasi yang besar, kemungkinan seluruh dunia.

AIDS merupakan penyakit pandemi.

(Timmreck, Thomas C., 2004, Epidemiologi Suatu Pengantar, Jakarta, EGC)

Endemi (awalan en- berarti “dalam atau di dalam”) adalah berlangsungnya suatu penyakit pada tingkatan yang sama atau keberadaan suatu penyakit yang terus menerus di dalam populasi atau wilayah tertentu – prevalensi suatu penyakit yang biasa berlangsung di satu wilayah atau kelompok tertentu.

Hiperendemi (awalan hyper- berarti “di atas”) adalah istilah yang dihubungkan dengan endemi, tetapi jarang digunakan. Istilah ini menyatakan aktivitas yang terus-menerus melebihi prevalensi yang diperkirakan, sering dihubungkan dengan populasi tertentu, populasi yang kecil, atau populasi yang jarang seperti yang ditemukan di rumah sakit, klinik bidan, atau institusi lain. Istilah ini juga menunjukkan keberadaan penyakit menular dengan tingkat insidensi yang tinggi dan terus-menerus melebihi angka prevalensi normal dalam populasi dan ternyata menyebar merata pada semua usia dan kelompok. Kejadian endemi penyakit yang berhubungan tetapi dengan tipe yang berbeda, disebut holoendemi.

Holoendemi (awalan holo- berarti “keseluruhan atau semua”) menggambarkan suatu penyakit yang kejadiannya dalam populasi sangat banyak dan umumnya didapat di awal kehidupan pada sebagian besar anak dalam populasi. Prevalensi penyakit menurun sejalan dengan pertambahan usia kelompok sehingga penyakit lebih sedikit muncul pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak. Penyakit yang sesuai untuk kategori ini adalah chickenpox, dan pada iklim negara tropis, malaria.

Epidemi adalah wabah atau munculnya penyakit tertentu yang berasal dari satu sumber tunggal, dalam satu kelompok, populasi, masyarakat, atau wilayah, yang melebihi tingkatan kebiasaan yang diperkirakan. Epidemi terjadi jika kasus baru melebihi prevalensi suatu penyakit. Kejadian luar biasa (KLB) akut – peningkatan secara tajam dari kasus baru yang memengaruhi kelompok tertentu – biasanya juga disebut sebagai epidemi. Keparahan dan keseriusan penyakit juga memengaruhi definisi suatu epidemi. Jika penyakit sifatnya mengancam kehidupan, hanya diperlukan sedikit kasus (seperti pada rabies) untuk menyebabkan terjadinya epidemi.

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 27

[ ] September 16, 2013

Pandemi (awalan pan- berarti “semua atau melintasi”) adalah epidemi yang menyebar luas melintasi negara, benua, atau populasi yang besar, kemungkinan seluruh dunia. AIDS merupakan penyakit pandemi.

Timmreck, Thomas C., 2004, Epidemiologi Suatu Pengantar, Jakarta, EGC

-8. Mengapa penyakit difteri bisa menjadi KLB ?

Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian difteri adalah kepadatan hunian ruang tidur, kelembaban dalam rumah, jenis lantai rumah, sumber penularan, status imunisasi dan pengetahuan ibu.

Disimpulkan bahwa lingkungan rumah, pengetahuan ibu dan sumber penularan bukanlah faktor utama yang mempengaruhi terjadinya difteri, sedangkan yang paling dominan dalam mempengaruhi kejadian difteri adalah status imunisasi, yaitu risiko terjadinya difteri pada anak dengan status imunisasi DPT/DT yang tidak lengkap

http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/24ae382daa148d77f4ce3f3711cba1038cdf5b34.pdf

Bakteri C.diphtheriae dapat menyebar melalui tiga rute: (1) Bersin: Ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka akan melepaskan percikan ludah yang terkontaminasi dan memungkinkan orang di sekitarnya terpapar bakteri tersebut. (2) Kontaminasi barang pribadi: Penularan difteri bisa berasal dari barang-barang pribadi seperti gelas yang belum dicuci. (3) Barang rumah tangga: Dalam kasus yang jarang, difteri menyebar melalui barang-barang rumah tangga yang biasanya dipakai secara bersamaan, seperti handuk atau mainan (Kompas.com).Prof. Dr. dr. Ismoedijanto, DTM&H,Sp.AK, seorang pakar penyakit tropik dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga menyebutkan difteri adalah penyakit infeksi yang bisa menular dengan sangat cepat sehingga saat masuk rumah sakit, pasien difteri biasanya diisolasi. Jika infeksinya berat, maka seseorang yang tertular bisa meninggal pada hari ketiga atau keempat. Penderita rata-rata meninggal karena bakteri mengeluarkan racun yang mengganggu fungsi jantung, ginjal, atau pernapasan. Penyakit ini menular pada mereka yang belum pernah mendapat imunisasi saat bayi. Selain itu, mereka yang mendapat imunisasi tidak lengkap juga rentan tertular.Sistem penularan penyakit difteri disebabkan oleh kuman, kontak langsung dengan penderita karena penyebarannya sangat cepat melalui udara, serta penyerangan yang disebabkan oleh droplet atau percikan ludah dari penderita kepada orang lain. Pada penderita yang parah harus dibawa ke rumah sakit dengan isolasi.

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 28

[ ] September 16, 2013

Orang yang terinfeksi namun tidak menyadarinya dikenal sebagai carier (pembawa) difteri. Carrier penyakit difteri biasanya orang dewasa atau orang tua meski tidak mendapat gejala penyakit difteri namun bisa menyebarkan kepada keluarga dan lingkungannya, terutama bagi anak-anak. Karena itu, sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik sebagai penderita maupun sebagai carier.Orang-orang yang berada pada risiko tertular difteri meliputi: anak-anak dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi terbaru; orang yang hidup dalam kondisi tempat tinggal penuh sesak atau tidak sehat; orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan; siapapun yang bepergian ke tempat atau daerah endemik difteri. Seseorang dapat terkontaminasi bakteri berbahaya tersebut apabila menyentuh orang yang sudah terinfeksi. Orang yang telah terinfeksi bakteri difteri dan belum diobati dapat menginfeksi orang nonimmunized selama enam minggu – bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala apapun (Kompas.com).Pencegahan Penyakit DifteriPenyakit difteri bisa dicegah sejak dini. Upaya pencegahan bagi serangan Difteri ini dilakukan secara dini kepada anak-anak atau balita dengan mendapatkan imunisasi DPT pada usia 2 bulan ke atas. Biasanya vaksin DPT diberikan pada kegiatan bulan imunisasi di sekolah kepada anak SD kelas 1. Pencegahan penyebaran penyakit Difteri juga dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat atau PHBS yang harus terus dilakukan seperti mencuci tangan sebelum makan. Tujuan PHBS salah satunya agar penyebaran penyakit menular itu bisa ditangkal. Lain lainnya adalah memperhatikan asupan makanan yang bergizi dan seimbang juga harus terus dijaga.Penyakit ini dapat dicegah dengan menyuntikkan vaksin DPT. Vaksin ini melindungi anak-anak terhadap ancaman penyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus. Jadwal pemberian vaksin yang disarankan diberikan 3 kali selang 1-2 bulan, dimulai umur 2 bulan. Pada saat anak mencapai umur 18 bulan atau paling dekat selang 6 bulan dari vaksinasi ke-3 sewaktu bayi dan sewaktu anak mencapai umur 10 tahun, harus kembali diberikan vaksin DPT. Jika vaksin DPT tidak lengkap diberikan pada anak-anak maka efek perlindungan tidak optimal dan rentan terkena difteri. Jika ada penderita penyakit difteri ditemukan pada suatu wilayah harus segera dilakukan ORI (Outbreak Respons Imunization).

Dari konsep terjadinya penyakit TB paru dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kita dapat melakukan suatu kegiatan Penyelidikan Epidemiologi. Penyelidikan epidemiologi penyakit TB Paru dapat dilakukan dengan:

Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan.

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 29

[ ] September 16, 2013

Apakah peristiwa itu termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) di daerah itu. Suatu wabah yang dianggap sebagai KLB dimana separoh daerah itu terkena TB Paru. Dan membandingkan dengan insiden penyakit TB paru itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya.

Mengidentifikasi hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang.

Kapan penderita mulai merasa sakit TB paru  (waktu), dimana mereka mendapat infeksi penyakit itu (tempat), siapa yang terkena (Gender, Umur, imunisasi, dll).

Pemeriksaan sampel darah dan dahak penderita

Pemeriksaan dengan mengambil sampel dan di uji di laboratorium. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien positif menderita TB paru.

Wawancara dengan penderita

Bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyakit TB paru, seperti status gizi sebelum terkena penyakit itu, apakah gizi tercukupi sehingga imunitas berpengaruh terhadap terjangkitnya penyakit.

Wawancara dengan orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik waktu/tempat terjadinya penyakit TB paru, tetapi mereka tidak sakit atau dapat terkontrol. Hal ini bertujuan untuk melakukan pencegahan seperti apa yang akan dilakukan.

Pemerikasaan Lingkungan sekitar

Pemeriksaan lingkungan dilakukan dengan tujuan agar bakteri penyebab TB paru tidak dapat tumbuh dan berkembang di lingkungan itu.

Melakukan hipotesa (dugaan sementara) atas data yang didapatkan. Hipotesis itu dapat menerangkan pola penyakit TB paru yang sesuai dengan sifat penyakit, sumber infeksi TB paru, cara penularan serta faktor yang berperan.

Melakukan tindakan penanggulangan

Menentukan cara penanggulangan yang paling efektif untuk penyakit TB paru. Melakukan surveilence terhadap penyakit TB paru dan faktor lain yang berhubungan dengan TB paru. Menentukan cara pencegahan penyakit TB paru dimasa akan datang.

“KEJADIAN LUAR BIASA” Modul SKN Page 30