14
MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN : Perjuangan Pergerakan Pemuda dan rakyat Indonesia dalam Perspektif sejarah (Disampaikan dalam Seminar Orasi Kebangsaan, dilaksanakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa, Universitas Islam Negeri, Syarif Hidayatullah, Jakarta di Diorama Harun Nasution Syarif Hidayatullah Jakarta, 11 Desember 2013) Oleh Prof DR Budi Sulistiono, M.Hum Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh Muqaddimah Ide tentang perlunya wacana pemahaman ke arah pengertian bersama tentang MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN yang diprakarsai oleh DEWAN EKSEKUTIF MAHASISWA, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN), SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, memang tepat, mendesak dan perlu. Hal yang mendasari dipilihnya tema ini dan mudah-mudahan kita masih dalam satu persepsi, adalah kenyataan bahwa bentangan wilayah Nusantara di masa lalu merupakan salah satu wilayah yang memiliki kedudukan penting. Varian sumber sejarah menyebutkan bahwa kepulauan yang kita huni sebagai wilayah NKRI ini merupakan mata rantai dari jalur perdagangan yang mulai marak sejak awal abad Masehi. Potensi Kepulauan Nusantara dan Asia Tenggara Daratan diketahui sebagai sumber berbagai komoditi yang dibutuhkan saat itu - dan sejarawan menamakan mata rantai perniagaan di wilayah ini sebagai Jalur Sutera Kedua. Jalur perniagaan ini merupakan alternatif dari rute sebelumnya untuk menghubungkan wilayah Timur Tengah dan Asia Timur, serta Asia Tengah sejak awal abad Masehi, disebut Jalur Sutera Pertama. Konsekuensi wilayah sebagai mata rantai perniagaan Jalur Sutera dalam bentangan kurun waktu panjang, telah melahirkan masyarakat multikultural, terdiri dari berbagai suku bangsa. Di mana kumpulan individu yang berbeda asal-usulnya membentuk kepentingan dan tujuan yang sama pada saat tertentu dalam perjalanan historis KESULTANAN-KESULTANAN ISLAM dalam bentangan wilayah

MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39182/2/fulltex.pdf · siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39182/2/fulltex.pdf · siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan

MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN : Perjuangan Pergerakan Pemuda dan

rakyat Indonesia dalam Perspektif sejarah

(Disampaikan dalam Seminar Orasi Kebangsaan, dilaksanakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa,

Universitas Islam Negeri, Syarif Hidayatullah, Jakarta di Diorama Harun Nasution Syarif

Hidayatullah Jakarta, 11 Desember 2013)

Oleh Prof DR Budi Sulistiono, M.Hum

Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh

Muqaddimah

Ide tentang perlunya wacana pemahaman ke arah pengertian

bersama tentang MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN yang diprakarsai

oleh DEWAN EKSEKUTIF MAHASISWA, UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI (UIN), SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, memang tepat,

mendesak dan perlu. Hal yang mendasari dipilihnya tema ini – dan

mudah-mudahan kita masih dalam satu persepsi, adalah kenyataan

bahwa bentangan wilayah Nusantara di masa lalu merupakan salah

satu wilayah yang memiliki kedudukan penting. Varian sumber sejarah

menyebutkan bahwa kepulauan yang kita huni sebagai wilayah NKRI

ini merupakan mata rantai dari jalur perdagangan yang mulai marak

sejak awal abad Masehi. Potensi Kepulauan Nusantara dan Asia

Tenggara Daratan diketahui sebagai sumber berbagai komoditi yang

dibutuhkan saat itu - dan sejarawan menamakan mata rantai perniagaan

di wilayah ini sebagai Jalur Sutera Kedua. Jalur perniagaan ini

merupakan alternatif dari rute sebelumnya untuk menghubungkan

wilayah Timur Tengah dan Asia Timur, serta Asia Tengah sejak awal

abad Masehi, disebut Jalur Sutera Pertama.

Konsekuensi wilayah sebagai mata rantai perniagaan Jalur Sutera

dalam bentangan kurun waktu panjang, telah melahirkan masyarakat

multikultural, terdiri dari berbagai suku bangsa. Di mana kumpulan

individu yang berbeda asal-usulnya membentuk kepentingan dan

tujuan yang sama pada saat tertentu dalam perjalanan historis

KESULTANAN-KESULTANAN ISLAM dalam bentangan wilayah

Page 2: MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39182/2/fulltex.pdf · siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan

NUSANTARA, hingga berwujud NEGARA KESATUAN REPUBLIK

INDONESIA (NKRI).

Tepatnya, 17 Agustus 1945 Bangsa & Negara kita tercinta telah

berhasil meraih status kemerdekaan. Merdeka artinya "bebas" tanpa

belenggu. Bebas mengatur pemerintahan sendiri, bebas berekspresi.

Kamus Bahasa Indonesia memberi makna “merdeka” sebagai: 1). Bebas

dari penjajahan, kurungan dan naungan. 2). Lepas dari tebusan dan

tuntutan. 3). Berdiri sendiri, tidak terikat, tidak bergantung kepada

orang atau pihak tertentu. Dalam konteks Indonesia, Merdeka adalah

"segenap rakyat Indonesia telah kembali menjadi raja di negeri sendiri"

tanpa ada intervensi dari pihak luar.

Namun, dan ini tragis, Pasca pembacaan teks Proklamasi

Kemerdekaan RI, tak satu pun Negara lain memberikan pengakuannya.

Maka, tak heran datang bertubi-tubi tindakan sewenang-wenang dari

Negara-negara Asing penjajah. Bukti kesewenang-wenangan mereka

dapat dilacak antara lain peristiwa : 10 November 1945, serentetan

digelar Perjanjian, Agresi Militer 1948 & 1949 hingga Yogya jatuh.

Pertanyaannya adalah siapa saja Negara Asing itu ? Apa maksud &

tujuan mereka bertindak brutal ?. Akibat Yogya jatuh, Syafruddin

Prawiranegara dari Bukittinggi harus memproklamirkan

PEMERINTAH DARURAT REPUBLIK INDONESIA, dikenal dalam

sejarah dengan nama PDRI. Pasca pernyataan PDRI, Bukittinggi juga

harus menderita akibat bombardir tentara Negara-negara agresor.

Sampai dengan bulan Oktober 1946, jumlah tentara Belanda di

Indonesia terus meningkat hingga mencapai lebih dari 90.000 orang.1

Sejumlah peristiwa tersebut menunjukkan bahwa peristiwa

“Proklamasi Kemerdekaan RI” jelas-jelas belum memperoleh

pengakuan dari Negara-negara lain.

Kata orang Jawa, “untuuuung” masih ada tangan-tangan terampil

nan istiqomah dari sejumlah PEMUDA MAHASISWA MUSLIM

INDONESIA di Timur Tengah, yang aktif perhatian secara seksama

perkembangan Indonesia dari waktu ke waktu. Menurut Fouad

1 Hilman Adil, Hubungan Australia dengan Indonesia 1945-1949, (Jakarta: Djambatan,

1993), h.33

Page 3: MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39182/2/fulltex.pdf · siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan

Mohammad Fachruddin berita Proklamasi Kemerdekaan RI berhasil

didengar oleh Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia di Mesir pada

tanggal 18 Agustus 1945, melalui radio, sebagaimana ia tuturkan :“ …

akibat Perang Dunia II itu, maka kita terus mengikuti berita-berita

mengenai Indonesia. Jadi ada dua orang yang ditugaskan untuk

mendengar radio dari Indonesia dan berita-berita dari Indonesia, setiap

hari secara bergantian. Oleh sebab itu kita dapat menangkap berita

informasi tentang kemerdekaan itu".

Informasi yang diangkat oleh Fouad Mohammad Fachruddin

adalah soal "tanggal 18 Agustus 1945" berhasil mendengar/ menangkap

berita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Menurut

Muhammad Zein Hassan sedapat mungkin digarisbawahi : pertama,

Proklamasi Kemerdekaan RI itu muncul pada saat pergeseran peta

politik Internasional baik karena Perang Dunia II maupun karena

kebangkitan negara-negara jajahan untuk memerdekakan dirinya.

Kedua, tindakan Proklamasi itu justru ditentang dan ditolak oleh

Pemerintah Belanda yang pada waktu itu membonceng kekuatan

Sekutu, lalu berusaha membentuk kembali hegemoni imperialisme di

Indonesia. Melalui dua faktor pertimbangan tersebut, setidak-tidaknya

Belanda yang ketika itu bersekutu dengan Inggris akan tetap berusaha

membendung secara ketat informasi (berita) itu bagi masyarakat di

dalam negeri maupun di Luar Negeri. Asumsi ini dipertegas menurut

pernyataan Muhammad Zein Hassan, bahwa alat-alat sensor Sekutu

sangat ketat dengan tujuan berita Proklamasi Kemerdekaan RI tidak

tersiar di kawasan itu karena diperkirakan berita tersebut akan

mendapat sambutan hangat oleh masyarakat Indonesia terutama di

Luar Negeri. Bagaimana pun ketatnya dan sekalipun berita terlambat

diterima, akhirnya berita tentang Proklamasi Kemerdekaan RI dapat

didengar oleh sebagian masyarakat Indonesia di Mesir.

Penuturan Muhammad Zein Hassan diperkuat oleh kisah

Muhammad Nur Asyik: "... kami senang betul, Indonesia sudah

merdeka. Kami mendengar melalui berita radio sudah mengemukakan

di mana-mana, di surat-surat kabar juga diungkapkan. Setiap malam

Page 4: MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39182/2/fulltex.pdf · siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan

kami mengikuti radio, tapi sumbernya kami tidak tahu. Dari surat

kabar beritanya sudah kami baca bahwa Indonesia sudah merdeka ..." 2

Perihal keterlambatan penerimaan berita proklamasi di Mesir

dibenarkan oleh M.Bondan3, menurutnya disebabkan : “…negara-

negara Sekutu menutupi berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”4.

Dan untuk beberapa minggu setelah Proklamasi Kemerdekaan RI,

Jepang5 masih menguasai sebagian besar sistem komunikasi, ... baik

yang berupa media massa maupun radio, yang secara terus menerus

menyebarkan propaganda yang efektif serta tajam. Keadaan demikian

menimbulkan anggapan bahwa sesudah diumumkannya Proklamasi

Kemerdekaan RI, ... sebagai peristiwa yang sangat penting itu tidak

dimuat dalam surat-surat kabar, baik yang terbit di Jakarta maupun

yang terbit di luar Jakarta ... dan ternyata sampai tanggal 20 Agustus

1945 pengumuman tersebut belum juga dimuat6.

Menurut penuturan Muhammad Zein Hassan, sekalipun

terlambat kami juga memperoleh informasi yang lebih pasti, yakni dari

hubungan radio di Bandung. Penegasan Muhammad Zein Hassan

bahwa ia telah memperoleh hubungan melalui “radio di Bandung”

diperkuat oleh catatan Djen Amar, bahwa Para pemuda di Bandung

lebih berhasil dari rekan-rekan mereka di Jakarta dalam mengatur

siaran radio. Mulai pukul 7 sore pada tanggal 17 Agustus itu, siaran-

siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan Indonesia

dibuat setiap selang satu jam dari radio Bandung7.

2 Wawancara dengan M Nur Asyik, 12 Maret 1989 3 M.Bondan adalah salah seorang mantan Digulis, divonis buang oleh Belanda, ke

Digul, dan salah seorang pejuang Indonesia di Australia. 4 Muhammad Bondan, Genderang Proklamasi di Luar Negeri, (Djakarta; Kawal,

1971), hlm.5 5 Pada masa Pemerintah Otoriter Militer Jepang di Indonesia membentuk Shidooin

sebagai pejabat sipil yang ditunjuk untuk menyensor semua berita di Koran dan kantor

berita di Indonesia sebelum berita disiarkan. Para Shidooin ini kemudian melapor kepada

atasannya, Shidookan. Lihat Abdullah Al-Amudi, , “Nafsu Pemerintah mengontrol Media”,

dalam harian Kompas, 12 September 2002, hlm.4. 6 Jay Singh Yadaf, “Enam Minggu Pasca Proklamasi Kemerdekaan”, Kompas,

20Agustus 1989 7 Djen Amar, Bandung Lautan Api, (Bandung :Dhiwantara, 1963), h. 47-48. Sistem

radio setempat dihubungkan kepada pemancar gelombang pendek Kantor Telegraf Pusat

Page 5: MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39182/2/fulltex.pdf · siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan

Kapan pun waktunya berita Proklamasi Kemerdekaan RI dapat

diterima, berita itu merupakan momentum yang sangat

menggembirakan. Berita yang menggembirakan dan bersejarah itu

disambut hangat oleh mass media di Mesir. Surat-surat kabar

menyiarkannya dengan huruf-huruf besar di halaman muka, sedang

pengulas-pengulas berita dari pers dan radio menyambutnya dengan

penuh simpati. Adalah suatu kesempatan baik bagi mereka untuk

melampiaskan kutukan kepada negara-negara Sekutu kolonial, yang

selama perang besar itu menginjak-nginjak kedaulatan negara mereka8.

Berita tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu menurut

Muhammad Zein Hassan:

"… setidaknya memenuhi hasrat mereka akan timbulnya

kebangkitan Timur di atas puing-puing yang diakibatkan perang

yang tidak mengenal kemanusiaan itu. Bukankah harga seorang

manusia Arab waktu itu hanya sepuluh pounds Mesir, jika dibunuh

atau dilindas kendaraan militer Sekutu tanpa hak mengadu atau

menahan kendaraan yang melindas itu ? Indonesia memenuhi

hasrat mereka, karena ialah bangsa pertama sesudah perang itu

bangkit menyatakan kebebasan dirinya"9

Jihad Diplomasi untuk Memperoleh Pengakuan

Sesudah diketahui tentang tersiarnya berita tentang kemerdekaan

RI, maka timbullah segera masalah kesetiaan10 menjadi salah satu unsur

kekuatan tak terduga alam suasana nasionalisme.11 Kesetiaan tersebut

dan dengan demikian melakukan siaran ke dunia luar. Hanya pada pukul 11.30 malamnya

militer Jepang setempat muncul untuk memberikan tegoran resmi. Lihat Ben Anderson,

Revolusi Pemoeda : Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1946, (Jakarta : Pustaka

Sinar Harapan,1988), h. 106 8 M Zein Hassan, Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri: Perjoangan Pemuda/

Mahasiswa Indonesia di Timur Tengah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h . 49. 9 Wawancara dengan M Zein Hassan, di Jakarta 10 M.C.Ricklefs, op cit, h, 320. 11 Bagi Dunia Ketiga abad ke-20 dapat diberi julukan abad Nasionalisme, yaitu

suatu kurun waktu dalam sejarahnya yang menyaksikan pertumbuhan kesadaran

berbangsa serta gerakan nasionalis untuk memperjuangkan kemerdekaannya.

Perkembangan nasionalisme pada umumnya merupakan reaksi terhadap imperialisme dan

kolonialisme yang merajalela dalam abad ke-19 dan bagian pertama abad ke-20 (Sartono

Page 6: MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39182/2/fulltex.pdf · siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan

muncul antara lain dalam bentuk gerakan para pemuda mendirikan

organisasi-organisasi mempertahankan kemerdekaan RI di Luar Negeri.

Bahkan lebih jauh di antara organisasi tersebut menggalang

dilakukannya boikot kapal-kapal Belanda antara lain di Mesir,

Australia, di antara mereka saling menganjurkan untuk aktif mengirim

kawat mendesak Persyarikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mengakui

kemerdekaan RI. Secara riil langkah-langkah tersebut sebagai indikator

bahwa massa pemuda Indonesia sebagai salah satu faktor terpenting di

dalamnya, baik di dalam maupun di Luar Negeri.

Setelah berita proklamasi Kemerdekaan RI didengar, diperoleh

informasi dari para pelaku sejarah tentang langkah-langkah apa yang

mendesak para pemuda Indonesia di Mesir lakukan, saat itu ? Kisah

Muhammad Zein Hassan:

“… dalam menghadapi tantangan dari pihak Belanda, kami

mendatangi Ketua Perpindom, Ismail Banda. Dua jam lamanya

kami berdua berbincang-bincang hingga diperoleh kata sepakat

untuk tidak membiarkan kegiatan-kegiatan Belanda. Langkah

selanjutnya adalah mengumpulkan orang-orang Indonesia, para

pemuda yang memungkinkan mau diajak bicara, mudah bertukar

fikiran tentang pemecahan persoalan itu. Alhamdulillah, enam

orang termasuk saya sendiri dari Minangkabau, dapat kami

kumpulkan, yakni Ismail Banda (Sumatera Timur), Abdurrahman

Ismail (Kalimantan), Tan Sri Abdul Jalil (Malaysia), Ahmad Hasyim

Amak (Sumatera Selatan), M.Dawam (Sumatera Selatan). Kami-

kami panitia enam sepakat dan selalu menjaga kerahasiaan. Dan

sejak itu kami sepakat membagi tugas. Semenjak Proklamasi, salah

satu tugas saya sehari-hari adalah mengikuti siaran RRI12

Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional Dari Kolonial Sampai

Nasionalisme, jilid 2, (Jakarta :Gramedia, 1990), h. ix.

Sejak pidato Ratu Wilhelmina, di London 1 Mei 1941, mengandung janji bahwa

sehabis perang akan diadakan suatu reorganisasi besar-besaran dalam hubungan antara

negeri Belanda dan Indonesia. Dampaknya mayoritas orang Indonesia terpelajar lambat

laun mengikuti mereka yang menomorsatukan nasionalismenya. Senjang antar orang

Belanda dan kaum terpelajar Indonesia menjadi semakin melebar (G.McT Kahin, Nationalism

and Revolution …, op cit., h.126). 12 Di antara perintis berdirinya RRI adalah dr Abdurrahman Saleh dan mantan

reporter Hoso Kyoku, M Yusuf Ronodipuro. Mereka mengumpulkan para karyawan radio

Page 7: MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39182/2/fulltex.pdf · siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan

(Radio Republik Indonesia) Pusat dan / atau siaran radio lainnya

yang berpindah-pindah dari Jakarta ke Bandung dan terakhir ke

Yogyakarta, pada tiap-tiap jam 18.30. Berita yang berhasil kami

terima, kemudian kami menterjemahkannya ke dalam bahasa Arab

atau Inggris, kemudian meneruskannya kepada Radio Kairo

dan harian-harian yang akan terbit besoknya.13

Tampilan sejumlah personil di atas menunjukkan bahwa mereka

yang terlibat di dalam perencanaan tersebut terdiri bukan hanya

pemuda asal Indonesia melainkan juga pemuda asal Malaysia,

sekalipun rencana itu dalam rangka mempertahankan kemerdekaan

Indonesia. Hal ini memperkuat dugaan bahwa persahabatan di antara

pemuda/ mahasiswa Indonesia dan Malaya secara psychologis tidak

ada berbeda bahkan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dari satu

rumpun, satu bahasa, satu agama.

Selain upaya memperoleh berita Proklamasi Kemerdekaan RI,

mereka di Mesir juga tanggap terhadap sejumlah tindakan brutal tentara

Sekutu di Indonesia. Dalam upaya merespon tindakan brutal tentara

Sekutu itu di berbagai wilayah RI, masyarakat di Luar Negeri antara

lain di Kairo menunjukkan simpati yang luar biasa dengan

pernyataan-pernyataan dan demonstrasi-demonstrasi. Demonstrasi

terbesar diadakan di Universitas Fouad I. Di sana diadakan pidato-

pidato dukungan dan sembahyang ghaib bagi syuhada Indonesia.

Pada akhirnya disetujui satu resolusi yang disampaikan ke seluruh

negara di dunia melalui perwakilan-perwakilan mereka di Kairo.

Resolusi14 itu berbunyi :

“saudara tua” (Jepang) dari berbagai daerah di Jakarta, 10 September 1945. Mereka adalah

Mr Maladi dan Sutarti Hardjolukito (Surakarta), Sumarmadi dan Sudomomarto

(Yogyakarta), Suhardi dan Harto (Semarang), serta Suhardjo (Perwokerto). Menurut Yusuf

Ronodipuro, mereka menemui Sekretaris Negara Mr Abdul Gafar Pringgodigdo yang

sedang mengadakan pertemuan dengan organisasi pers. Ikut hadir waktu itu Menlu, Mr

Ahmad Subardjo, Mensos, Mr Iwa Kusuma Sumantri, Jaksa Agung Mr Gatot

Tarumamihardja. Atas nama kawan-kawan Abdurrahman Saleh a l mengatakan bahwa

mereka akan membentuk Persatuan Radio Repblik Indonesia. Lihat Taufik Ikram Jamil,

“RRI Tetap di Udara, Pendengar !”, Kompas, 11 September 1990, h.12. 13 Wawancara dengan M Zein Hassan 30 Maret 1989 14 M Zein Hassan, Diplomasi Revolusi Indonesia …, Op cit, 1980), h. 88-89

Page 8: MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39182/2/fulltex.pdf · siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan

1. Menuntut pemerintah-pemerintah di seluruh dunia, terutama Mesir

dan negara-negara Arab lainnya supaya mengakui RI.

2. Menentang dan mengutuk pendaratan tentara Inggris dan Belanda

di Indonesia, suatu tindakan yang bertentangan dengan Atltantic

Charter yang menjamin kemerdekaan bangsa-bangsa.

3. Menuntut supaya tentara Inggris dan Belanda yang mendarat di

Indonesia ditarik dengan segera.

4. Menuntut suaya NICA yang menjadi sumber kekacauan di Indonesia

dibubarkan dengan segera.

5. Menyampaikan resolusi ini kepada negara-negara Arab dan negara-

negara Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Upaya mereka dari waktu ke waktu nyatanya tidak sia-sia, hingga

kemudian pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia secara de facto

telah diperoleh dari pemerintah Mesir sejak 23 Maret 1946. Pengakuan

ini telah memberikan dorongan moril yang mengakui kemerdekaan RI.

Perihal pengakuan tentang eksistensi RI, untuk kemudian dibicarakan

pada Sidang Menteri-Menteri Luar Negeri Arab, tanggal 18 November

1946 dan akhirnya langsung mengambil keputusan dengan

mengamanatkan kepada negara-negara Arab anggota Liga Arab supaya

mengakui RI sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh, yakni

secara de facto dan de jure. Keputusan pengakuan yang dimaksud adalah

No.3128 tanggal 4 Muharram 1366 H dan bertepatan dengan tanggal 18

Nopember 194615.

Beberapa Tokoh Pejuang Diplomasi

Pengakuan itu tentunya merupakan suatu kemajuan dan kemenangan

besar yang diperoleh RI dalam perjuangannya untuk mengukuhkan

kehadirannya di dunia Internasional16. Nah, siapakah para pemuda

15 Bertepatan bulan November 1946, pasukan Inggris ditarik dari Indonesia. Kota-

kota yang mereka duduki mereka serahkan kepada Belanda. Senjata-senjata pun mereka

serahkan. Sejak saat itu, lawan utama yang dihadapi Indonesia adalah Belanda.

Pertempuran-pertempuran itu antara lain : Puputan Margarana di Bali (Nopember 1946),

pertempuran di Palembang (Januari 1947), pertempuran di Padang, Medan, Sulawesi

Selatan, dan sebagainya. 16 Deplu, RI, Buku Pengantar Pameran Foto - Lintasan Perjuangan Diplomasi RI 1945-

1995; (Jakarta, Deplu, 1995);

Page 9: MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39182/2/fulltex.pdf · siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan

Indonesia di Mesir yang berjuang dalam pentas diplomasi

mempertahankan kemerdekaan RI, di Luar Negeri 1945-1949 hingga

memperoleh pengakuan dari Negara-negara di Timur Tengah ? Di

antara mereka dapat disebutkan di sini :

1. Muhammad Zein Hassan, lahir pada 21 Februari 1910, di Sungai

Batang, Maninjau, Sumatera Barat. Menempuh pendidikan di

Universitas Fouad, Kairo. Selain berkedudukan sebagai Pegawai Tinggi

di Departemen Luar Negeri, RI, di usia pension beliau aktif di

Perguruan Tinggi Ilmu alQur’an (PTIQ), Jakarta.

2. Fouad Mohammad Fachruddin, lahir di Padang, pada tanggal 17

Agustus 1918. Di tengah meniti karir sebagai diplomat, beliau juga

merintis pengabdiannya sebagai pengajar (dosen) di ADIA (cikal bakal

IAIN) Jakarta. Sepulang dari Mesir, ia mengajar di IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, hingga kini, menurut perhitungannya sudah 30

tahun masa pengabdiannya. Selain mengabdi sebagai Dosen Luar Biasa

di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga banyak melakukan ceramah,

menterjemah, dan menulis/mengarang buku.

3.Muhammad Nur Asyik, lahir di desa (bahasa Aceh = gampong)

Lomtega, Sigli, Daerah Istimewa Aceh, 1911, putera dari Haji

Muhammad Asyik – seorang Qadli (hakim) yang berkedudukan di

Peureulak, Aceh Utara. Alumni alAzhar, Kairo ini pernah menjabat

sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.Harun Nasution, Lahir di Pematangsiantar, 23 September 1919, putra

dari Abdul Jabbar Ahmad seorang Qadli (penghulu) di Kabupaten

Simalungun. Di Mesir, beliau lebih memilih Universitas al-Azhar. Di

tengah meniti sebagai diplomat RI di Belgia, kemudian di pindah ke

Brussell, Mesir. Selama beberapa waktu di Mesir, ia memanfaatkan

waktu untuk kembali belajar, ia memilih melanjutkan di Ma'had Dirasat

al-Islamiyah (Institut Studi Islam), di Kairo. Juga mengikuti kuliah di

American University, Kairo.17

17 Pada tahun 1962, atau tepatnya 20 September, ia memperoleh beasiswa di Mc.Gill,

Canada, untuk belajar di Islamic Studies. Dua setengah tahun, gelar master dapat diraih,

dengan thesis (selesai ditulis pada bulan Agustus 1965 dan diterima oleh promotornya pada

Page 10: MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39182/2/fulltex.pdf · siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan

Gerak perjuangan aktif mereka dalam organisasi Perkumpulan

Kemerdekaan Indonesia (Jam’iyyah Istiqlal Andunusiyya), di Mesir,

merupakan jejak estafeta perjuangan para pendahulu mereka. Di Mesir,

organisasi pemuda pelajar dikenal dengan nama al-Jam’iyah al-Khairiyah

li-Attalabah al-Azhariyah al-Jawiyah” (Perhimpunan Kebhaktian

Mahasiswa al-Azhar Jawa)18. Sejak tahun 1930-an, menurut M.Zein

Hassan, nama organisasi ini berubah menjadi Perkumpulan Pelajar-Pelajar

Indonesia-Malaya. Organisasi ini lebih dikenal dengan akronimnya,

PERPINDOM. Perkumpulan ini kemudian dimotori sekurangnya oleh

tiga pemuda … yaitu Fouad M Fachruddin (untuk selanjutnya disebut

dengan FMF), Harun Ali dari Palembang, Thayyib Ibrahim dari

Minangkabau. Melalui upaya-upaya tersebut, nama “Indonesia” tidak

berarti belum dikenal di kalangan masyarakat di Timur Tengah, bahkan

sudah masyhur di kalangan masyarakat Arab sejak pertengahan tahun

1920-an, ditandai antara lain dengan berdirinya sebuah sekolah yang

didirikan oleh Janan Thaib19, bernama Madrasah Indonesiyyah.

Oleh sebab itu, dengan memperhatikan hasil perjuangan para

Pemuda Indonesia di Timur Tengah, berupa perolehan pengakuan baik

bulan Oktober 1965) : The Islamic State in Indonesia : The Rise of Ideology, the Movement for its

Creation and the Theory of the Masyumi. Pada tahun 1968, disertasi Ph.D berhasil diselesaikan,

juga di universitas yang sama. Usai mendapat gelar doktor, ia mendapat tawaran mengajar

di IAIN dan Universitas Indonesia, di Jakarta. Pada 27 Januari 1969, ia memilih di IAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, tepatnya di Ciputat. Kehadirannya di Ciputat, bertepatan

dengan masa KH Ahmad Dahlan, Menteri Agama RI. Pemikiran-pemikirannya yang

rasional sealiran dengan Mukti Ali sebagai Menteri Agama. Usai mendampingi Prof

Mukhtar Yahya (Rektor), setahun kemudian ia harus menduduki jabatan sementara sebagai

Rektor IAIN Jakarta, hingga tahun-tahun berikutnya dikukuhkan sebagai Rektor IAIN

Jakarta untuk masa bakti dua periode. Gelar Guru Besar Tetap IAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dikukuhkan sejak 23 September 1978. 18 Lahirnya Jam’iyah Khairiyyah, tahun 1905 19 Janan Muhammad Thayyeb, Padang (1300-1365H/1882-1945M). Di antara tokoh

pemuda alumni Mesir dapat dicatatkan di sini : KHR Fathurrahman Kafrawi, Lahir dari

keluarga santri di Tuban, Jawa Timur, 10 Desember 1901; KH Abdul Kahar Muzakkir,

Lahir di Kampung Gading, Kotagede, Yogyakarta, 2 Desember 1903; Mahmud Yunus, Lahir

di Batusangkar, Sumatera Barat, 10 Februari 1899 - Jakarta, 16 Januari 1982);

K.H.R.Mohammad Adnan, lahir di Solo, 16 Mei 1889; Mohammad Rasjidi, lahir di Kotagede,

Yogyakarta, 20 Mei 1915; KH Mas Mansur, lahir di Kampung Sawahan, Surabaya, 25 Juni

1896 – Surabaya, 25 April 1946; Ahmad Rifa’I lahir di desa Tempuran, Kabupaten Kendal,

Jawa Tengah, pada tanggal 9 Dzulhijjah 1200 H/1786 M; Hadji Iljas Jakub, dilahirkan tahun

1903 di Asam Kumbang, Bayang (Painan), Minangkabau ; H Muchtar Luthfi, lahir di

Balingka, Bukittinggi, dalam tahun 1900.

Page 11: MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39182/2/fulltex.pdf · siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan

secara de facto hingga pengakuan secara de jure, maka secara rasional

dapatlah dinilai makna sesungguhnya dari perjuangan mereka yang

bertindak gigih dalam upaya membela Kemerdekaan Indonesia melalui

perjuangan secara 'bawah tanah' kemudian dikenal dalam sejarah

sebagai "Gerakan Diplomasi Revolusi", di Mesir. Para pelajar dan

mahasiswa itulah yang telah melakukan pendekatan terus menerus

terhadap para pejabat Mesir dan wakil-wakil negara-negara Arab

lainnya di Cairo dan juga di Alexandria sewaktu mereka berkumpul di

tempat itu dalam rangka membentuk Liga Arab20.

Pasca Pengakuan Mesir dan Liga Arab

Sekretaris Jenderal Liga Arab Abdurrachman Azzam Pasya

ditugasi untuk menyampaikan keputusan tersebut kepada Pemerintah

Republik Indonesia. Surat pengakuan itu dialamatkan kepada Yang

Mulia Sutan Sjahrir, Perdana Menteri Republik Indonesia21. Pada waktu

yang sama, surat tersebut juga dilayangkan ke Kedutaan Belanda di

Kairo.

Atas kemurahan hati negara-negara Arab yang bergabung dalam

Liga Arab - melalui seorang utusan, Abdul Mun’eim, akhirnya

pemerintah Republik Indonesia memutuskan untuk mengirimkan

missi.22 Delegasi Diplomatic Republik Indonesia (untuk kemudian

disebut : DDRI) ke negara-negara Timur Tengah. Tokoh yang

memperoleh kedudukan sebagai Ketua DDRI ke negara-negara di

Timur Tengah adalah Haji Agus Salim23 Kedudukan tersebut

20 Ali Alatas, “Sambutan Menteri Luar Negeri”, dalam Seminar Hubungan

Indonesia-Mesir Dilihat dariTinjauan Sejarah, (Jakarta : Departemen Luar Negeri,RI, 26 Juli

1985), h. 13-20. 21 Kabinet Sjahrir II (1946), dan Kabinet Sjahrir III (1946-1947) 22 Missi adalah perutusan dari suatu Negara ke Negara lain untuk suatu tugas :

politik, kesenian, dagang, dan sebagainya. Tugas yang dirasakan sebagai suatu kewajiban

bidang ideology, bidang agama, dan lain-lain. (Zainul Bahri, Kamus Umum: Khususnya

Bidang Hukum dan Politik, (Bandung : Penerbit Angkasa, 1996), hlm.179. 23 Dalam pemerintahan RI, Haji Agus Salim beberapa kali duduk dalam kabinet:

sebagai Menteri Muda Luar Negeri dalam Kabinet Sjahrir II (1946), dan Kabinet Sjahrir III

(1946-1947), Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Amir Syarifudin I(3 Juli 1947-11 November

1947) dan II (11 November 1947-29 Januari 1948); Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta I

(1948-1949).

Page 12: MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39182/2/fulltex.pdf · siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan

diamanatkan kepadanya sesuai dengan jabatannya sebagai Menteri

Muda Luar Negeri, RI, dengan anggota : Abdurrachman Baswedan24

(Menteri Muda Penerangan RI), Mr.Nazir Pamontjak (Pegawai Tinggi

Kementerian Luar Negeri), H.M.Rasjidi (Sekjend Departemen Agama

RI) - diangkat sebagai Sekretaris missi DDRI, Mayor Jenderal Abdul

Kadir25 Perwira Tinggi Kementerian Pertahanan RI. Rombongan

delegasi diplomatik RI bertolak 17 Maret 1947.

Bentangan data peristiwa di atas telah meyakinkan kita semua

bahwa setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, "dunia masyarakat

Indonesia" penuh dengan gambaran agitasi26, serta ancaman Belanda27.

Karenanya, tak berlebihan untuk dikatakan pasca diumumkan hari

Kemerdekaan RI masyarakat Indonesia, sedang bergelut dengan silih

bergantinya peristiwa, sehingga disebut-sebut sebagai ‘revolusi’.

Kemerdekaan sebagai Ungkapan Janji

24 Abdurrachman Baswedan adalah pendiri Partai Arab Indonesia (PAI); 25 Di kalangan pemuda Indonesia di Mesir, Jenderal Mayor Abdul Kadir dianggap

sebagai tokoh kontroversial karena sebelum kemerdekaan RI ia diangkat sebagai Konsul

Belanda di Makkah. Diplomat Hindia-Belanda di sana selalu dipilih dari pegawai pamong

praja. Dan tugasnya yang pokok adalah untuk mengawasi gerakan nasionalisme yang

timbul di antara kaum Mukimin. Sebuah klinik dibuka di Konsulat untuk pengobatan gratis

sambil mengenal masing-masing orang sakit yang datang berobat. Lihat M Rasjidi, 70 Tahun

Prof Dr HM Rasjidi, (Jakarta: Harian Pelita, 1983), h. 85 26 Dalam suasana agitasi semacam ini yang dibutuhkan adalah para orator baik

yang berkualitas kakap atau teri. Mereka dibutuhkan untuk menumbuhkan suasana

Revolusi, kebencian bermula kepada penjajah, kaki tangan penjajah berakhir mengarah

kepada kawan maupun lawan dalam perjuangan. Bentuk simbiose mutualistis, hidup saling

menguntungkan terjalin antara kelompok-kelompok yang berorientasi politik dengan

mereka yang memegang senjata, seperti lasykar Rakyat, Barisan Banteng RI, dan sejenisnya

(G.McT. Kahin, Nationalism and Revolution in Indonesia, (Ithaca, New York: Cornell University

Press, 1952) ; Anderson, Op cit, 1972). Dari gambaran ini tercuat bentukan gambaran

kelemahan, ketegaran, konflik, persahabatan, persaingan, dari diri manusia-manusia

pendukung revolusi (Sartono Kartodirdjo, (penyunting), Elite Dalam Perspektif Sejarah,

(Jakarta: LP3ES, 1981), h. 1-15. 27 Hal itu berawal dari pemusatan-pemusatan kekuatan militernya yang ditutupi

dengan sikap bersedia untuk berunding, hingga agresi militer I (27 Juli 1947) dan agresi

militer II (19 Desember 1948) - setelah perundingan Linggarjati dan Renville. Tindakan

Belanda tersebut untuk mewujudkan kembali kedaulatannya di Indonesia.

Page 13: MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39182/2/fulltex.pdf · siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan

Indonesia telah mengenyam kemerdekaan selama 68 tahun. Enam

puluh delapan tahun adalah usia awal relatif muda bagi sebuah Bangsa.

Apakah sepantasnya kita untuk selalu dalam kondisi pembiaran potret

politik Indonesia tetap suram ? Tindakan hutang dan perilaku korupsi

kian melempangkan Indonesia dalam suasana suram. Hiruk pikuk

keseharian kita, akankah hanya diisi untuk kepentingan kelompok

tertentu saja ? Ini tantangan berat terwujudnya suasana integritas.

Belajar dari pengalaman dari para tokoh pemuda pejuang di atas

penting dicatat, antara lain :

a. pendirian Madrasah Indonusiyyah. Selain menciptakan suasana

belajar-mengajar sebagai layaknya lembaga pendidikan, pada era

awal tahun 1900-an madrasah ini setidaknya mendidik karakter

individu anak didik sebagai generasi perjuangan hingga

terwujudnya bangsa, bernama “Indonesia”.

b. Pendirian organisasi/perkumpulan al-Jam’iyah al-Khairiyah li-

Attalabah al-Azhariyah al-Jawiyah” (Perhimpunan Kebhaktian

Mahasiswa al-Azhar Jawa), kemudian berganti nama Perkumpulan

Pelajar-Pelajar Indonesia-Malaya. Organisasi ini lebih dikenal

dengan akronimnya, PERPINDOM. Secara estafet kemudian

mengerucut namanya menjadi Perkumpulan Kemerdekaan

Indonesia (Jam’iyyah Istiqlal Andunusiyya). Estafeta nama

Perkumpulan ini setidaknya dapat dipandang memiliki

pandangan dan sumbangan yang cukup besar kegigihannya

dalam perjuangan memberikan inspirasi, dan mampu

menyesuaikan diri di antara rekan-rekan seperjuangan di luar

negeri dengan cara membangun jaringan antar organisasi di Luar

Negeri.

Keteladanan jejak langkah aktif para tokoh pemuda pejuang

melalui pendidikan, kita diajak untuk membangun integritas. Suasana

integritas akan menjadi modal kemajuan, untuk meraih segala aspek

kedaulatan dalam bernegara, menuju kesejahteraan bagi semua.

Page 14: MELUNASI JANJI KEMERDEKAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39182/2/fulltex.pdf · siaran Proklamasi Kemerdekaan dalam bahasa Inggris dan

Fastabiqul khaerat hattannajah !

wassalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh

Tebet, 11-12-013