3
Memaknai Deklarasi Djuanda Kementerian koordinator bidang kemaritiman bekerjasama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, mengadakan kuliah umum dengan tema : “ Memaknai Deklarasi Djuanda” pada hari sabtu (11/4), bertempat di auditorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Hadir sebagai narasumber Penasehat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Ir. Heri Akhmadi dan juga Dirut Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam, Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin, M.Sc. . Seminar tersebut dihadiri juga oleh perwakilan mahasiswa dari Akademi Pelayaran Niaga Indonesia, Politeknik Maritim Indonesia, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran dan Mahasiswa Universitas Diponegoro. Seminar dibuka terlebih dahulu oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Zaenuri, DEA selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Dalam sambutannya, Prof. Zaenuri menyatakan bahwa Undip sebagai perguruan tinggi negeri dengan pola ilmiah pokok pengembangan masyarakat pesisir, senantiasa berintegrasi dengan pemerintah untuk mewujudkan visi kemaritiman di Indonesia. “Perlu integrasi antara perguruan tinggi dan juga pemerintah, agar kondisi masyarakat pesisir yang masih menjadi golongan marjinal dapat menjadi lebih baik serta dualisme pengelolaan sumberdaya pesisir tidak terjadi di kemudian hari” ungkap Prof. Zaenuri dalam sambutannya.

Memaknai Deklarasi Djuanda

Embed Size (px)

DESCRIPTION

test

Citation preview

Memaknai Deklarasi Djuanda

Kementerian koordinator bidang kemaritiman bekerjasama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, mengadakan kuliah umum dengan tema : Memaknai Deklarasi Djuanda pada hari sabtu (11/4), bertempat di auditorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Hadir sebagai narasumber Penasehat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Ir. Heri Akhmadi dan juga Dirut Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam, Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin, M.Sc. . Seminar tersebut dihadiri juga oleh perwakilan mahasiswa dari Akademi Pelayaran Niaga Indonesia, Politeknik Maritim Indonesia, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran dan Mahasiswa Universitas Diponegoro.

Seminar dibuka terlebih dahulu oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Zaenuri, DEA selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Dalam sambutannya, Prof. Zaenuri menyatakan bahwa Undip sebagai perguruan tinggi negeri dengan pola ilmiah pokok pengembangan masyarakat pesisir, senantiasa berintegrasi dengan pemerintah untuk mewujudkan visi kemaritiman di Indonesia. Perlu integrasi antara perguruan tinggi dan juga pemerintah, agar kondisi masyarakat pesisir yang masih menjadi golongan marjinal dapat menjadi lebih baik serta dualisme pengelolaan sumberdaya pesisir tidak terjadi di kemudian hari ungkap Prof. Zaenuri dalam sambutannya.

Materi pertama disampaikan oleh Dirut Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam, Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin, M.Sc., yang lebih lebih membahas pada konsep kemaritiman secara general. Menurutnya, kemaritiman memiliki empat poin penting yang saling berhubungan, yaitu : Kedaulatan, Sumberdaya Alam, Infrastruktur dan IPTEK/Budaya Maritim. Selain itu, beliau juga menegaskan bahwa peran serta pemuda sangat dibutuhkan dalam membangun kemaritiman di masa depan. Masih sedikit generasi muda yang tertarik dengan bidang ini, padahal aspek Kelautan dan Perikanan sangatlah penting di masa depan dan lulusannya berperan penting dalam kemajuan poros maritim dunia. Pangkas Pak Ridwan mengakhiri sesi materinya.

Materi selanjutnya disampaikan oleh Penasehat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Heri Akhmadi yang membahas mengenai : Deklarasi Djuanda dan Poros Maritim Jokowi. Dalam materinya, pak Heri Akhmadi lebih menjelaskan tentang strategi yang hendak dilakukan pemerintahan Jokowi dalam mewujudkan visinya menjadikan Indonesia menjadi poros maritim dunia. Selain itu, beliau juga menyampaikan relevansi antara deklarasi djuanda dengan konsep poros maritim dunia yang saat ini sedang digelorakan. Salah satu poin penting dari konsep poros maritim dunia ialah melindungi dan memberikan wawasan nusantara tutur pak Heri Akhmadi.

Sesi diskusi menjadi salah satu sesi yang tidak terlewatkan, bahkan tidak kurang dari sepuluh orang dari audiens yang bertanya. Tidak hanya dari civitas akademika kelautan perikanan, beberapa penanya berasal dari jurusan lain seperti hukum dan lingkungan yang bertanya seputar isu kemaritiman yang berhubungan dengan bidangnya. Hal ini menjadi gambaran bahwa isu kemaritiman merupakan isu yang komprehensif dan memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, baik dari segi hukum, lingkungan bahkan sosial politik. Seminar yang sangat menarik, karena membahas isu maritime dari berbagai segi, tidak hanya tentang SDA, namun juga kedaulatan dan ketahanan serta teknologi kemaritiman terkini ungkap salah seorang peserta kuliah umum.