1

Click here to load reader

MEMAKNAI YANG "DIPELIHARA" DALAM UUD_040710

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MEMAKNAI YANG "DIPELIHARA" DALAM UUD_040710

8/9/2019 MEMAKNAI YANG "DIPELIHARA" DALAM UUD_040710

http://slidepdf.com/reader/full/memaknai-yang-dipelihara-dalam-uud040710 1/1

TABLOID REPUBLIKA

JUM’AT, 4 JUNI 2010

7 Titian Gemilang

CIMB Niaga Syariah: 5020 1000 63000BCA. 070 303 1011Mandiri 126 000 711 1130 www.alazharpeduli.com

021-7221504Rekening ZAKAT a.n. YPI Al-Azhar

AL-AZHAR PEDULI UMMATTHE BESTZAKAT EMPOWERINGORGANIZATION

R uarr biasa! Kementerian Sosialmenargetkan, tahun 2011Indonesia bebas anak jalanan.

Bisakah?‘’Mustahil!’’ ketus sebagian orang. ‘’

Impian Kementerian Sosial bahwa tahun

2011 Indonesia bebas anak jalanan sangattidak realistis. Bahkan anak jalanan DKIJakarta tahun 2011 akan bertambah 600anak atau 10% persen dari jumlah yang adasaat ini sebanyak 6.000 anak. Demikiantutur Ketua Forum Rumah Singgah DKI, Agusman ( Kompas , 24 Mei 2010), serayamenyebut sederet fakta yang mendukungpesimisnya.

Berdasarkan informasi dari Pusat Datadan Informasi Kementerian Sosial (2008), jumlah anak jalanan sebesar 232.984 jiwa.Meningkat bila dibandingkan tahun 2007sebanyak 104.000 anak, dan tahun 2006sebanyak 144.000 anak.

Saat ini, menurut data Yayasan Cinta Anak Bangsa, jumlah anak telantar diIndonesia sekitar 3,3 juta anak. Sebanyak 160.000 di antaranya street children.

Kemensos memang tak cuma omdo. Sejumlah program dikemas, anggaranuntuknya pun disiagakan demi mencapaitarget tersebut.

Tapi, seperti disampaikan banyak pengkritik, itu semua belum menyentuhakar persoalan. ‘’Akar pengentasan anak jalanan adalah memperbaiki ekonomikeluarga miskin,” tandas Agusman.

Nah , kalau sudah bicara kemiskinan,kita bicara soal 30 sampai 40 juta dari220-an juta rakyat Indonesia. Jumlah

Memaknai yang ‘Dipelihara’ Dalam UUDitupun dengan garis kemiskinan kita yangkebangetan. Kalau menggunakan batasanmanusiawi World Bank, yaitu pendapatanminimal 2 USD perkapita perhari, bakalambrol lah grafik kemiskinan kita tak kuatmenahan beban.

Lho iya, kemiskinan itu sebagianmemang sudah dari sono -nya. Diperparahlagi dengan kultur kaum dhuafa yangmelingkupinya. Namun, sebagian besarlagi kemiskinan merupakan produk struktural. Seperti kata Charles Darwin:‘’If the misery of the poor becaused not bythe laws of nature, but by our institutions,great is our sin.’’

Sepasang suami-istri anggota komunitassubuh.net menuturkan, dulu merekasempat ‘’berjaya’’ menjalankan usaha kecil.Bahkan usaha penganan warga Bekasiini dapat pula menghidupi 6 karyawansekeluarganya.

‘’Tapi kenaikan harga BBM yangmenimbulkan efek domino kenaikan hargasembako dan transportasi, membuat usahakami hancur tak bersisa lagi,’’ katanya.

Karena iffah (menjaga diri), pasutri itutak mau disensus miskin agar menerimaBLT sebagai kompensasi kenaikan hargaBBM. Sementara, menurut penyigian, 70%penerima BLT ternyata membelanjakan jatahnya untuk rokok.

LSM dan Lembaga Amil Zakat (LAZ), jelas kecipratan tanggungjawab muliauntuk turut menanggulangi kemiskinan.Tapi, mereka bukan pemerintah. Jadi, jangan dipaksa atau bermimpi akanmengentaskan kemiskinan. Lihat saja, beberapa orang dhuafa yang sukses dibinaLAZ dan kemudian dijadikan ‘’maskot’’kesuksesan UKM dalam publikasi fundraising , ternyata bangkrut lagiusahanya dibadai kenaikan harga BBMdan TDL.

Walhasil , sebelum jauh-jauhmerumuskan jalan agar target Kemensostadi lebih masuk akal, sebaiknya kita simak kembali bunyi Pasal 34 (ayat 1) UUD 45 yang menyebutkan bahwa fakir miskin dananak terlantar dipelihara oleh negara.

Menurut Kamus Umum BahasaIndonesia, kata ‘’pelihara’’ berarti: merawdengan baik . Nah, kita musti menagihketegasan pemerintah, memelihara fakirmiskin dan anak terlantar itu maksudnyaapakah mengentaskan secara manusiawi. Atau malah sebaliknya, memeliharagar kemiskinan dan ketelantaran tetapeksis. Ya maklumlah, seperti dilagukanLed Zeppelin dalam Stairway to Heaven:‘Cause You know sometimes words havetwo meanings .

Kilas Program

Hidup di dunia sudah susah dan miskin.Meninggal pun harus sengsara sampaimeninggalkan utang. Ini potret tatkalasebuah keluarga dhuafa meninggal.

Apalagi jika meninggalnya di rumahsakit, untuk sekadar mengantar jenazahke rumah saja, perlu dana minimalRp 2 juta. Tiap hari, kita menghadapipersoalan nyata seperti ini.Kenyataan ini, mendasari Al-AzharPeduli Ummat membuat program yangmemudahkan orang miskin berjumpa Tuhannya. Yakni, program layananAmbulance Jenazah Gratis. Sampai hariini, sudah hampir 1000 jenazah diantarke pemakaman. Mereka bukan saja darisekitar Jadebotabek, tapi juga diantarsampai Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Para pemetik manfaat programini dari keluarga tidak mampu.Jenis layanannya meliputi layanan

ambulance hingga layanan lengkap;memandikan, mengkafani, sampaimengantar ke pemakaman. Hampir tiaphari, dua unit ambulance yang ada tak berhenti mengantar jenazah dhuafa keperistirahatan terakhir. Senin kemarin, jenazah almarhum Kasidah (70), diantar kepembaringan akhir di Kaliparu, Ulujami,Pemalang, Jawa Tengah. Jenazah itudiantar dari Tangerang.Semua layanan ini gratis, dibiayai zakatmasyarakat ke Al-Azhar Peduli Ummat.Banyak suka duka mengantar jenazahkeluarga dhuafa ke pemakaman. Semuaitu, melengkapi aktivitas lembagamenunaikan amanah muzakki. Kini, Zakatpun mengantar jenazah hingga jauh.

Zakat pun Mengantar Hingga Jauh

Oleh: Pane Fadlan

Naskah: Arsa Wening foto: Fadli RGI

Hokben Untuk 3G

Manajemen Hoka-hoka Bento mengunjungi para penerima programBeasiswa 3D Anak Pulau Al-Azhar Peduli Ummat di Untung Jawa,Kepulauan Seribu. Selain menyerahkan bantuan secara simbolis, Hokben juga melihat secara langsung kondisi keluarga dan ekonomi anak-anak penerima beasiswa 3G Anak Pulau.