40
MEMBANGUN NASIONALISME MELALUI UPACARA BENDERA Makalah Diajukan untuk memenuhi penugasan mata kuliah: Pancasila Oleh: Amelia Salim S. (2009120007) Vania Roselyna (2013130114) Stephanie Janice A. (2013130208) Trivesta Kristal (2013200003) Margareth Nita G. (2013200294) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Umum Pancasila di Unversitas Katolik Parahyangan Bandung tahun 2013. Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca menyadari dengan meningkatkan kualitas upacara bendera meningkatkan pula nasionalisme. Kekurangan : Kredibilitas dari Responden kurang :) Ini adalah makalah dalam bentuk Word, untuk Power Point bisa lihat post sebelumnya. Selamat membaca semoga bermanfaat

Citation preview

Page 1: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

MEMBANGUN NASIONALISME MELALUI

UPACARA BENDERA

Makalah

Diajukan untuk memenuhi penugasan mata kuliah:

Pancasila

Oleh:

Amelia Salim S. (2009120007)

Vania Roselyna (2013130114)

Stephanie Janice A. (2013130208)

Trivesta Kristal (2013200003)

Margareth Nita G. (2013200294)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG

2013

Page 2: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI.............................................................................................................1

KATA PENGANTAR.................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................31.1. Latar Belakang............................................................................................31.2. Rumusan Masalah.......................................................................................41.3. Tujuan Pembahasan....................................................................................51.4. Manfaat Penulisan......................................................................................51.5. Ruang Lingkup Masalah...............................................................................51.6. Metode Penulisan.......................................................................................51.7. Metode Analisis..........................................................................................6

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS.................................................72.1. Kajian Teori.................................................................................................72.2. Kerangka Berpikir......................................................................................102.3. Pengajuan Hipotesis..................................................................................10

BAB III METODE PENELITIAN................................................................................123.1. Metode Penelitian.....................................................................................123.2. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................123.3. Populasi dan Sampel.................................................................................123.4. Instrumen Penelitian.................................................................................123.5. Teknik Pengambilan Data Penelitian.........................................................13

BAB IV HASIL PENELITIAN....................................................................................144.1. Pemaparan Data.......................................................................................144.2. Pembahasan Masalah...............................................................................15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................175.1. Kesimpulan...............................................................................................175.2. Saran.........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18

DAFTAR GAMBAR................................................................................................19

LAMPIRAN...........................................................................................................21Lampiran 1.......................................................................................................21Lampiran 2.......................................................................................................25

Page 3: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

ABSTRAKSI

Penelitian yang kami lakukan mengenai “Membangun Nasionalisme Melalui

Upacara Bendera” bertujuan memberikan data dan keterangan tentang

nasionalisme dan implementasinya dalam upacara bendera.Penelitian dilakukan

untuk mengetahui apakah melakukan upacara bendera sebagai bagian dari rasa

nasionalisme secara terpaksa atau karena kesadaran diri sendiri.

Menurut teori, nasionalisme di Indonesia pada awalnya muncul sebagai

jawaban atas kolonialisme.Pengalaman penderitaan bersama sebagai kaum terjajah

melahirkan semangat solidaritas sebagai satu komunitas yang mesti bangkit dan

hidup menjadi bangsa merdeka.Semangat tersebut oleh para pejuang kemerdekaan

dihidupi tidak hanya dalam batas waktu tertentu, tetapi terus menerus hingga kini

dan masa mendatang. Salah satu perwujudannasionalisme adalah dibentuknya

Boedi Oetomo (1908) yang menjadi awal kebangkitan nasionalisme bangsa

Indonesia oleh kaum cendekiawan. Selain berdirinya Boedi Oetomo yang menjadi

tonggak perwujudan rasa nasionalisme bangsa Indonesia adalah semangat Sumpah

Pemuda 1928. Nasionalisme yang bertekad kuat tanpa memandang perbedaan

agama,ras,etnik,atau bahasa.

Penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancarai 3 orang anak SD di

Bandung dan 1 orang TNI AU di Jakarta.Berdasarkan hasil penelitian, kami

menemukan bahwa upacara bendera dapat dikatakan sebagai salah satu sarana

untuk meningkatkan rasa nasionalisme.Namun dalam prakteknya banyak peserta

upacara yang masih merasa terpaksa mengikuti upacara bendera dan menganggap

upacara hanya sebagai kewajiban semata. Apabila warga negara Indonesia tulus

ikhlas serta rela mengikuti upacara bendera maka hal itu akan menimbulkan rasa

cinta tanah air sehingga meningkatkan rasa nasionalisme. Oleh karena itu, hal

tersebut dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.Hal ini sesuai dengan

isi sila ke-3 Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”.

1

Page 4: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat dan karunia-Nya, kami diberikan kemudahan dalam menulis dan

menyelesaikan makalah kami yang berjudul “MEMBANGUN NASIONALISME

MELALUI UPACARA BENDERA” tanpa pertolongan dari-Nya, mustahil penelitian ini

dapat kami selesaikan dengan baik.

Dalam pengembangan makalah, materi-materi di dalamnya disusun oleh

mahasiswa yang tentunya didampingi bimbingan dosen.Makalah ini dibuat untuk

mengingatkan betapa pentingnya nasionalisme, terutama dalam bentuk upacara

bendera.

Kami harap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dalam

mengetahui cara membangun rasa nasionalisme melalui upacara bendera.Namun,

makalah kami pun tak luput dari kesalahan dan ketidaksempurnaan karena tidak

ada sesuatu yang sempurna kecuali Tuhan sendiri.Maka dari itu, kami memohon

maaf jika ada kesalahan penulisan dalam makalah ini dan kata-kata yang tidak

berkenan di hati para pembaca.Kami sangat terbuka dalam menerima saran dan

kritik agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih atas apresiasinya.

Bandung, 23 September 2013

Penulis

2

Page 5: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sila ketiga Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika Indonesia:

Persatuan Indonesia.

Simbol: Pohon Beringin

1. Mampu Menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan

keselamatan bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama diatas

kepentingan pribadi dan golongan.

2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan bangsa apabila

diperlukan.

3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial.

6. Mengembangkan Persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Seiring berkembangnya globalisasi dan modernisasi di Indonesia, semakin

banyak pula rakyat Indonesia yang kurang meningkatkan rasa cinta tanah air dan

bela negara. Arus globalisasi yang melanda seluruh dunia mempunyai dampak bagi

bidang sosial budaya suatu bangsa.Pada awalnya, globalisasi hanya dirasakan di

kota-kota besar di Indonesia.Namun dengan adanya kemajuan teknologi,

komunikasi, informasi, dan transportasi globalisasi juga telah menyebar ke seluruh

penjuru tanah air.Arus globalisasi yang penyebarannya sangat luas dan cepat

tersebut membawa dampak positif dan negatif.Ada yang beranggapan globalisasi

dan modernisasi sebagai media agar pembangunan negara meningkat dan menjadi

lebih baik lagi bahkan ada pula yang beranggapan bahwa globalisasi dan

3

Page 6: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

modernisasi hanya melunturkan nilai-nilai gotong royong, solidaritas dan

kesetiakawanan sosial.

Apabila globalisasi dan modernisasi dilakukan secara beriringan dengan rasa

nasionalisme tidak menutup kemungkinan akan membawa perubahan besar bagi

bangsa dan negara ini.

Ernest Gellner dalam bukunya On Nationalism mengatakan bahwa

“nationalism is primarily a political principle,which holds that the political ad the

national unit should be congruent” (Nasionalisme pada dasarnya merupakan suatu

prinsip plotik,yang menyatakan bahwa poltik dan unti nasional harus selaras).

Dimensi politik menjadi unsur hakiki pada saat nasionalisme itu dibicarakan karena

dalam bidang ini berbagai kehidupan bangsa berjalan seiring serasi.

Nasionalisme di Indonesia pada awalnya muncul sebagai jawaban atas

kolonialisme.Pengalaman penderitaan bersama sebagai kaum terjajah melahirkan

semangat solidaritas sebagai satu komunitas yang mesti bangkit dan hidup menjadi

bangsa merdeka. Semangat tersebut oleh para pejuang kemerdekaan dihidupi tidak

hanya dalam batas waktu tertentu,tetapi terus menerus hingga kini dan masa

mendatang. Salah satu perwujudan nasionalisme adalah dibentuknya Boedi Oetomo

(1908) yang menjadi awal kebangkitan nasionalisme bangsa Indonesia oleh kaum

cendekiawan. Selain berdirinya Boedi Oetomo yang menjadi tonggak perwujudan

rasa nasionalisme bangsa Indonesia adalah semangat Sumpah Pemuda 1928.

Nasionalisme yang bertekad kuat tanpa memandang perbedaan

agama,ras,etnik,atau bahasa.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini kiranya perlu dikemukakan adanya rumusan

masalah agar nantinya dapat menjadi pedoman untuk mencapai sasaran.

Adapun rumusan masalah yang akan dikemukakan oleh penyusun adalah

sebagai berikut:

“Sudahkah kita menghargai Upacara Bendera guna mempertahankan

nasionalisme di Bumi Indonesia?”

4

Page 7: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

1.3. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:

1. Secara Teoritis guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila di Universitas

Katolik Parahyangan.

2. Untuk meningkatkan rasa nasionalisme yang semakin memudar dengan

menghargai Upacara Bendera.

1.4. Manfaat Penulisan

Manfaat yang didapat dari makalah ini:

1. Mahasiswa bisa mengingat kembali pentingnya Upacara Bendera.

2. Mahasiswa mengetahui arti penting sebuah nasionalisme bagi kehidupan

berbangsa dan bernegara.

3. Mahasiswa mengetahui nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Upacara

Bendera.

4. Mahasiswa mampu menemukan titik permasalahan yang timbul dengan

menurunnya rasa Nasionalisme terhadap bangsa dan negara.

1.5. Ruang Lingkup Masalah

Makalah ini membahas mengenai wawasan kebangsaan yang berhubungan

dengan nasionalisme yang terkandung dalam Upacara Bendera, pentingnya

memiliki wawasan kebangsaan. Disamping itu, makalah ini juga membahas tentang

upaya untuk mempertahankan nasionalisme bagi warga negara Indonesia.

1.6. Metode Penulisan

5

Page 8: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

Dalam penulisan makalah ini penulis memperoleh data dan informasi yang

berkaitan dengan peluang bisnis online,penulis mengunakan beberapa metode

penelitian sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan, yaitu penulis membaca buku – buku, artikel dari internet

berkaitan dengan karya tulis ini.

2. Wawancara, yaitu penulis melakukan wawancara dengan narasumber.

1.7. Metode Analisis

Penyusun makalah ini berdasarkan metode deskriptif analistis, yaitu

mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis

permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari

alternatif pemecahan masalah.

6

Page 9: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

BAB IIKAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Teori

Nasionalisme adalah berpendapat dan menyampaikan paham bahwa

kesetiaan individu kepada negara kebangsaan serta perasaan mendalam akan tanah

air, tradisi, daerah, dan sejarah bangsa.1Tiga corak nasionalisme modern berasal

dari bangsa Ibrani yaitu cita bangsa terpilih,penegasan memiliki sejarah yang sama

dan harapan yang sama di masa yang akan datang dan pada akhirnya bangsa

mereka mempunyai tugas khusus di dunia ini.2

Sila ke tiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia membenarkan perlunya

membangun sentimen berkebangsaan dalam diri setiap warga negara dengan cara

membela dan mencintai Bangsa yang disebut dengan nasionalisme.3

Nasionalisme itu keyakinan bahwa masyarakat mulai dari Aceh sampai ke

Papua semuanya bersatu dalam sebuah wadah yang bernama Indonesia dimana

segala keunikan setiap suku bangsa bisa hidup berdampingan dan berkembang

tanpa menyinggung yang lainnya.4

Nasionalisme terus merupakan kekuatan pendorong karena perbedaan

berdasarkan asal usul daerah,suku,pendidikan,dll. Tidak memisahakan oleh yang

satu dengan yang lain dalam mengisi,dalam menyelenggarakan pembangunan. Pada

akhirnya kita harus kembali kepada Pancasila.Satu-satunya asas dan ajaran

kenegaraan yang boleh dianut dan boleh dipraktekkan di Indonesia. Di samping itu

mesti juga diakui bahwa di Indonesia dan diseluruh dunia terus memegang peranan

penting nasionalisme : pikiran,perasaan dan kehendak hidup di dalam satu negara

1Kohn Hans, Nasionalisme: Arti dan Sejarahnya, Erlangga, Jakarta, 1984, hlm. 11.2 Ibid, hlm. 14.3Andreas Doweng Bolo dkk.,Pancasila Kekuatan Pembebas, Kanisius, Yogyakarta, 2012, hlm. 23.4 Bakrie Aburizal, Merebut Hati Rakyat Melalui Nasionalisme, Demokrasi, dan Pembangunan Ekonomi, PT Primamedia Pustaka, Jakarta, 2004, hlm. 255.

7

Page 10: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

dengan masyarakat yang adil dan makmur dan solidaritas karena nasib dan

pengalaman bersama.5

Nasionalisme menurut para tokoh:

1. Joseph Ernest Renan dari Prancis (1822-1892)

Bangsa adalah sekelompok manusia yang punya kehendak untuk bersatu

karena mempunyai nasib dan penderitaan yang sama pada masa lampau dan

mereka mempunyai cita-cita yang sama tentang masa depannya. Persamaan masa

lalu dan keinginan untuk menyongsong hari depan itulah yang menyatukan mereka

dalam satu kelompok dan menimbulkan rasa kebangsaan.

2. Mohammad Yamin (Indonesia)

Bangsa adalah sekelompok manusia yang bersatu karena adanya persamaan

sejarah (rasa senasib dan sepenanggungan), persamaan bahasa dan persamaan

hukum (hukum adat dan kebudayaan).

Mohammad Yamin menyatakan bahwa pengertian “Bangsa Indonesia”

dalam ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 adalah bangsa Indonesia

dalam taraf “Bangsa Kebudayaan” (Cultuur Nation), sedangkan pengertian “Bangsa

Indonesia” yang dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan “Negara

Bangsa” (Staats Nation).

3. Otto Bauer (Jerman, 1992-1939)

Bangsa adalah suatu kesatuan perangai yang muncul karena adanya

persatuan nasib.Jadi, bangsa merupakan kelompok manusia yang mempunyai

persamaan karakter yang tumbuh karena adanya persamaan nasib.

5 Hutahuruk M, Gelora Nasionalisme Indonesia, Erlangga, Jakarta, 1984, hlm. 61.

8

Page 11: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

4. Louis Sneyder

Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan faktor-faktor politik, ekonomi,

sosial, dan intelektual.

5. Hans Kohn

Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National

Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan

rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri. Dan

kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam arti politik, yaitu negara

nasional.

6. L. Stoddard

Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar

individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki

secara bersama di dalam suatu bangsa.

7. Dr. Hertz

Dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and Politics

mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:

a. Hasrat untuk mencapai kesatuan.

b. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.

c. Hasrat untuk mencapai keaslian.

d. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.

8. Prof. Dr. M. Dimyati Hartono, SH

Nasionalisme merupakan rasa kecintaan terhadap negaranya yang tidak

dapat dilepaskan dari rasa Patriotisme.

Bangsa sesungguhnya adalah kumpulan dari rakyat yang telah bertekad

untuk membangun masa depan bersama. Mereka dipersatukan karena mempunyai

persamaan sejarah dan cita-cita, yang kemudian merasa terikat karena mempunyai

9

Page 12: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

tanah air yang sama. Hasrat bersatu yang didorong oleh persamaan sejarah dan

cita-cita tersebut mengarahkan rakyat yang mendiami suatu wilayah tertentu untuk

menjadi bangsa, yang dalam perkembangannya menjadi salah satu unsur

terbentuknya negara. Kemudian mereka mendirikan negara yang akan mengurus

terwujudnya keinginan mereka tersebut.6

2.2. Kerangka Berpikir

Menurut kelompok kami, nasionalisme adalah sekelompok orang yang

mempunyai tujuan untuk bersatu atas dasar persamaan nasib, sejarah, latar

belakang, karakter, tujuan, bahasa, dan hukum. Dengan adanya persamaan-

persamaan tersebut menimbulkan keinginan untuk bersatu mencapai tujuan yang

sama.

Nasionalisme berlandaskan pada persatuan dan kesatuan bangsa serta

kesatuan wilayah.Bentuk dari nasionalisme ini adalah mencintai serta membela

bangsa dan negara kita yaitu Indonesia.Rasa mencintai dan membela bangsa ini bisa

kita wujudkan dengan mengadakan upacara bendera.Tingkat rasa nasionalisme ini

bisa kita ketahui dari seberapa hikmatnya kita mengikuti upacara bendera, dari

pengetahuan kita mengenai lagu kebangsaan, dan juga dari hafal atau tidaknya kita

terhadap sila-sila Pancasila.

Jadi, apabila setiap individu di negara ini bersatu untuk memiliki rasa

nasionalisme tinggi maka bangsa ini telah merealisasikan sila ke tiga dari Pancasila.

2.3. Pengajuan Hipotesis

Nasionalisme masih terdapat di sendi-sendi bangsa Indonesia tetapi sesuai

perkembangan jaman,nasionalisme tersebut telah memudar terutama terhadap

kaum muda. Kita dapat membandingkan tingkat nasionalisme pada anak sekolah

6Biosal.com, “Pengertian Nasionalisme Menurut Para Ahli”, diakses dari http://www.biosal.com/2012/05/pengertian-nasionalisme-menurut-para.html, pada tanggal 9 September pukul 15.43.

10

Page 13: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

dasar pada masa ini dengan orang-orang yang berprofesi sebagai pembela negara

(TNI) yang hasilnya jauh berbeda. Mungkin seorang yang berprofesi sebagai TNI

tingkat nasionalismenya lebih tinggi karena tuntutan pekerjaan,bisa jadi mereka

sebenarnya kurang ikhlas dalam melakukan hal-hal yang membela negara ini.

Menurut kami,penyelenggaraan upacara bendera di sekolah dasar kurang dihayati

oleh para siswa karena mereka diwajibkan mengikuti upacara bendera bukan atas

kesadaran sendiri. Sedangkan dikalangan bela negara (TNI) memang terlihat lebih

khidmat,khusuk dan tertib dalam menjalankan Upacara Bendera adanya rasa

tanggungjawab yang tinggi serta bisa jadi adanya rasa takut bila pencitraan dalam

lingkungan karir mereka akan merosot bila tidak mengikuti Upacara Bendera

dengan baik,khidmat dan khusuk.

11

Page 14: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan cara wawancara. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang

berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya,

tanpa melakukan manipulasi dan kontrol terhadap variabel penelitian.

Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas pada pengumpulan data dan

penyusunan data, tetapi juga memuat analisis dan interpretasi tentang data

tersebut yang merupakan kunci terhadap apa yang diteliti.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di SDK Bina Bakti Matius, SD Maria Bintang

Laut,SDPN Sabang Bandung dan Ps. Pabandyaharkomlek Skomlek Komando

Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).Waktu penelitian yaitu pada minggu ke-3

bulan September 2013.

3.3. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, populasi yang akan digunakan sebagai sampel adalah

siswa kelas 4,5.dan 6 dari SDK Bina Bakti Matius, SD Maria Bintang Laut,SDPN

Sabang Bandung dan Mayor Lek Angkatan Udara. Jumlah Sampel 4 orang.

3.4. Instrumen Penelitian

Karena metode penelitian adalah wawancara dengan menggunakan daftar

pertanyaan, maka instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah kertas daftar

pertanyaan, kamera, alat akomodasi, printer, alat tulis, buku, dan laptop.

12

Page 15: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

3.5. Teknik Pengambilan Data Penelitian

Teknik pengambilan data penelitian dilakukan dengan dua metode, yaitu

metode dokumentasi dan metode kuesioner.

1. Metode Dokumentasi, yaitu menggunakan dokumen-dokumen yang ada untuk

memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini. Dokumen-dokumen

tersebut dapat berupa laporan, artikel dari majalah, koran, buku atau jurnal

yang berkaitan dengan penelitian.

2. Metode Wawancara, yaitu menggunakan daftar pertanyaan untuk memperoleh

informasi dari responden. Jenis wawancara ini adalah wawancara terpimpin,

dengan dilakukannya wawancara terpimpin memberikan alur agar respon yang

didapat sesuai dengan tujuan penelitian dan menjelaskan jawaban secara detail

dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

13

Page 16: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

BAB IVHASIL PENELITIAN

4.1. Pemaparan Data

1. Seberapa sering upacara bendera diadakan?

a) Sering (50%)

b) Jarang (25%)

Data gagal 1

2. Kapan upacara tersebut diadakan?

a) Hari Senin (50%)

b) Selain Hari Senin (25%)

Data gagal 1

3. Bagaimana suasana upacara bendera yang biasa anda lakukan? Apakah khidmat,

tertib atau tidak?

a) Khidmat, Tertib (50%)

b) Tidak khidmat, Tertib (50%)

4. Bagaimana dengan persiapan sebelum upacara bendera?

a) Ada Gladi / Latihan (100%)

b) Tidak (0%)

5. Nilai moral apa yang didapat bila mengikuti upacara bendera?

a) Nilai Moral Positif ( 100%)

b) Nilai Moral Negatif (0%)

6. Apakah ada paksaan untuk mengikuti upacara bendera?

a) Ada (50%)

b) Tidak Ada (50%)

7. Jika anda bukan berprofesi sebagai bela negara, apakah anda akan tetap

menghargai upacara bendera sebagai salah satu cara untuk meningkatkan rasa

nasionalisme?

a) Iya (100%)

14

Page 17: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

b) Tidak (0%)

8. Konsekuensi apa jika anda mengikuti atau tidak mengikuti upacara bendera?

a) Adanya Hukuman (50%)

b) Adanya Teguran (25%)

c) Adanya Perasaan Bersalah (25%)

9. Bagaimana pendapat anda untuk meningkatkan rasa nasionalisme melalui

upacara bendera?

a) Menyanyikan Lagu Indonesia Raya & Melafalkan Pancasila (50%)

b) Mengadakan Upacara Secara Rutin (50%)

10. Menurut anda apakah upacara bendera tersebut merupakan cara tepat untuk

meningkatkan rasa nasionalisme?

a) Merupakan Salah Satu Cara (25%)

b) Satu-satunya Cara (75%)

11. Apakah semua peserta hafal dengan baik sila-sila Pancasila?

a) Hafal Semua (50%)

b) Tidak Semua Hafal (50%)

12. Menurut anda apakah kaitan sila ke 3 Pancasila dengan nasionalisme?

a) Berkaitan (100%)

b) Tidak Berkaitan (0%)

13. Apakah semua peserta upacara bendera hafal lagu Indonesia Raya?

a) Hafal (100%)

b) Tidak Hafal (0%)

4.2. Pembahasan Masalah

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada 3 anak SD dan seorang

TNI diperoleh hasil sebagai berikut:

Setengah dari keseluruhan sampel mengatakan bahwa upacara bendera

sering dilakukan, satu dari empat sampel tersebut mengatakan bahwa upacara

bendera jarang dilakukan.Mayoritas dari sampel mengatakan upacara bendera

dilaksanakan setiap hari Senin.Sebagian dari upacara dilakukan dengan khidmat dan

15

Page 18: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

tertib sedangkan sebagian lainnya melakukannya dengan tidak khidmat tetapi tetap

tertib.Semua sampel melakukan persiapan sebelum upacara dan mendapat nilai

moral yang positif dari upacara bendera.Kerelaan untuk melakukan upacara

bendera seimbang dengan keterpaksaannya. Jika para sampel bukan berprofesi

sebagai bela negara, mereka akan tetap menghargai upacara bendera sebagai salah

satu cara untuk meningkatkan rasa nasionalisme. Konsekuensi-konsekuensi yang

diterima para sampel antara lain 2 dari sampel mendapat hukuman, 1 dari sampel

mendapat teguran, dan lainnya merasa bersalah jika tidak mengikuti upacara

bendera. Sebagian berpendapat bahwa menyanyikan lagu Indonesia Raya dan

melafalkan Pancasila merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nasionalisme,

lainnya mengatakan mengadakan upacara bendera secara rutin adalah cara

meningkatkan nasionalisme. Mayoritas dari sampel mengatakan bahwa upacara

bendera adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan rasa nasionalisme

sedangkan menurut yang lain upacara hanyalah salah satu cara mewujudkan rasa

nasionalisme. Setengah dari sampel mengatakan bahwa mereka hafal Pancasila dan

yang lainnya tidak.Semua berpendapat bahwa sila ke-3 Pancasila berkaitan dengan

nasionalisme.Semua sampel mengatakan bahwa mereka hafal lagu Indonesia Raya.

16

Page 19: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Upacara bendera dapat dikatakan sebagai salah satu sarana untuk

meningkatkan rasa nasionalisme.Namun dalam prakteknya banyak peserta upacara

yang masih merasa terpaksa mengikuti upacara bendera dan menganggap upacara

hanya sebagai kewajiban semata. Apabila warga negara Indonesia tulus ikhlas serta

rela mengikuti upacara bendera maka hal itu akan menimbulkan rasa cinta tanah air

sehingga meningkatkan rasa nasionalisme. Oleh karena itu, hal tersebut dapat

mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.Hal ini sesuai dengan isi sila ke-3

Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”.

5.2. Saran

Untuk menumbuhan kesatuan dan persatuan bangsa, sebagai modal utama

adalah kaum muda atau anak-anak bangsa.Sehingga dibutuhkannya peran penting

keluarga dalam membentuk serta mendidik pola pikir dan perilaku atas rasa

nasionalisme. Jadi rasa nasionalisme dapat di tanamkan sejak usia dini, dan dalam

perwujudannya nasionalisme dapat di peroleh dari upacara bendera.

Sebaiknya upacara menjadi hukum yang mengatur dalam pelaksanaannya.

Tidak menekankan pada sanksi yang akan dijatuhkan tetapi pada perubahan moral

dan kesadaran masing-masing individu.

17

Page 20: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

DAFTAR PUSTAKA

Bakrie Aburizal, 2004, Merebut Hati Rakyat Melalui Nasionalisme, Demokrasi, dan

Pembangunan Ekonomi, Jakarta : PT Primamedia Pustaka.

Bolo, A.D., 2012, Pancasila Kekuatan Pembebas, Bandung : Kanisius.

Hutahuruk M, 1984, Gelora Nasionalisme Indonesia,Jakarta : Erlangga.

Kohn Hans, 1984, Nasionalisme: Arti dan Sejarahnya, Jakarta : Erlangga.

http://www.slideshare.net/michantlhoo/makalah-pe

http://lasonearth.wordpress.com/makalah/indonesia-raya-dalam-3-stanza/

http://www.bisosial.com/2012/05/pengertian-nasionalisme-menurut-para.html

18

Page 21: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

DAFTAR GAMBAR

19

Page 22: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

20

Page 23: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

LAMPIRAN

Lampiran 1

Daftar pertanyaan wawancarara:

1. Seberapa sering upacara bendera diadakan?

2. Kapan upacara tersebut diadakan?

3. Bagaimana suasana upacara bendera yang biasa anda lakukan? Apakah khidmat,

tertib atau tidak?

4. Bagaimana dengan persiapan sebelum upacara bendera?

5. Nilai moral apa yang didapat bila mengikuti upacara bendera?

6. Apakah ada paksaan untuk mengikuti upacara bendera?

7. Jika anda bukan berprofesi sebagai bela Negara, apakah anda akan tetap

menghargai upacara bendera sebagai salah satu cara untuk meningkatkan rasa

nasionalisme?

8. Konsekuensi apa jika anda mengikuti atau tidak mengikuti upacara bendera?

9. Bagaimana pendapat anda untuk meningkatkan rasa nasionalisme melalui

upacara bendera?

10. Menurut anda apakah upacara bendera tersebut merupakan cara tepat untuk

meningkatkan rasa nasionalisme?

11. Apakah semua peserta hafal dengan baik sila-sila Pancasila?

12. Menurut anda apakah kaitan sila ke 3 Pancasila dengan nasionalisme?

13. Apakah semua peserta upacara bendera hafal lagu Indonesia Raya?

Daftar jawaban wawancara dari narasumber A:

1. Jarang, sebulan bisa ½ kali, atau tidak sama sekali.

2. Hari Senin.

3. Ribut, barisan teratur.

4. Berbaris dari badan terkecil sampai terbesar.

5. Menghormati para pahlawan yang telah gugur, lebih nasionalisme.

21

Page 24: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

6. Tidak terpaksa.

7. Iya, tetap menghargai.

8. Bila tidak ikut upacara bendera dengan alasan terlambat, lari 10 keliling.

9. Dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, membacakan Pancasila. Dengan

menceritakan perjuangan pahlawan Indonesia dalam melawan penjajah.

10. Iya.

11. Tidak semua murid hafal

12. Dengan mengerti apa artinya persatuan, yaitu dengan tidak membeda-bedakan

orang dari agama, suku, golongan, dapat meningkatkan rasa nasionalisme

terhadap bangsa sendiri.

13. Semua murid hafal.

Daftar jawaban wawancara dari narasumber B:

1.

2. Kalau waktu itu tidak hujan.

3. Tertib tapi merasa bosan juga.

4. Cek seragam tiap masing-masing.

5. Dapat menghafalkan lagu Indonesia Raya.

6. Kadang merasa ada.

7. Iya, tetap menghargai.

8. Akan dihukum oleh guru.

9. Dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, membacakan pancasila.

10. Iya.

11. Iya hafal dengan baik.

12. Dengan mengerti sila ke3 maka dapat berbaur dengan siapa saja.

13. Iya, hafal.

Daftar jawaban wawancara dari narasumber C:

1. Seminggu sekali pada hari Senin.

2. Hari Senin.

22

Page 25: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

3. Kadang-kadang khidmat, kadang-kadang tidak karena banyak yang ngobrol.

4. Latihan setiap hari Sabtu untuk para petugas upacara bendera. Cek seragam tiap

masing-masing.

5. Menjadi lebih disiplin.

6. Iya dipaksa oleh Guru, kecuali ada yang sakit jadi tidak mengikuti upacara

bendera.

7. Iya, tetap menghargai.

8. Kalau ketahuan tidak mengikuti upacara akan dimarahin Guru dan disuru baris

paling depan saat upacara.

9. Wajib untuk diadakan upacara bendera setiap hari Senin.

10. Iya.

11. Kalau kelas 6 rata-rata hafal.

12. Ada kaitannya karena dengan upacara bendera adalah salah satu cara untuk

meningkatkan rasa persatuan dan nasionalisme.

13. Kalau kelas 3 keatas rata-rata hafal.

Daftar jawaban wawancara dari narasumber D:

1. Upacara diadakan di lingkungan militer pada dasarnya dilaksanakan untuk

memperingati hari-hari besar nasional dan tiap bulan juga dilaksanakan upacara

bulanan tiap tanggal 17. Selain itu juga dilaksanakan upacara-upacara untuk

keperluan khusus seperti pemakaman prajurit, hari ulang tahun satuan dan lain

sebagainya. Jadi upacara sangat sering dilakukan di lingkungan militer.

2. Upacara bendera dilaksanakan pada dasarnya tiap bulan setiap tanggal 17.

3. Upacara bendera yang dilakukan dilaksanakan dengan khidmat dan tertib

sebagai penghormatan kita kepada bangsa dan Negara.

4. Persiapan sebelum upacara dilaksanakan beberapa hari sebelum upacara digelar

dalam bentuk gladi kotor dan gladi bersih, sehingga upacara diharapkan dapat

dilaksanakan dengan lancer tanpa adanya halangan atau kesalahan.

5. Nilai moral yang didapat dalam mengikuti upacara adalah: kita menghormati

dan mengenang pendahulu-pendahulu kita yang telah mendirikan Negara ini,

23

Page 26: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

bentuk dukungan dan hormat kita terhadap nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945

dan juga sebagai perwujudan pengabdian kita terhadap bangsa dan Negara.

6. Upacara merupakan kewajiban di lingkungan militer, jadi tidak ada paksaan

dalam pelaksanaannya.

7. Meskipun saya bukan sebagai aparat bela Negara, namun sebagai warga Negara

kita juga harus tetap menghargai dan mengikuti upacara sebagai bentuk

penghargaan kita sebagai warga Negara.

8. Konsekuensi bila mengikuti upacara adalah mempertebal rasa penghargaan dan

hormat kita kepada bangsa dan Negara dan apabila tidak mengikutinya akan

mengurangi rasa cinta tanah air dan bangsa.

9. Upacara bendera sangat baik untuk meningkatkan rasa nasionalisme, oleh

karena itu harus dikerjakan semaksimal mungkin dan dipersiapkan sebaik-

baiknya.

10. Upacara bendera adalah SALAH SATU CARA yang tepat untuk meningkatkan

rasa nasionalisme kita disamping masih banyak cara-cara yang lain.

11. Semua peserta hafal sila-sila pancasila dengan baik.

12. Sila-3 dalam Pancasila jelas berkaitan secara langsung dengan rasa nasionalisme,

dimana dengan adanya persatuan yang erat sesama warga Negara Indonesia di

segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara jelas akan mempererat rasa

cinta tanah air dan bangsa. Contoh paling actual saat ini adalah: pada saat

timnas Indonesia berlaga di berbagai ajang kejuaraan sepakbola, banyak sekali

supporter yang mendukung tidak memandang dari suku, ras, agama ataupun

tingkat social. Semua berkumpul untuk mendukung satu nama : INDONESIA.

13. Semua peserta hafal lagu Indonesia Raya dengan baik.

24

Page 27: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

Lampiran 2

Data Narasumber A:

Nama Lengkap : Justin Nicholas Siemarga

Pekerjaan : Pelajar

Sekolah : SDK Bina Bakti Matius, Bandung

Tingkat/ Kelas : 4 SD

Data Narasumber B:

Nama Lengkap : Owen Stanley Hendarto

Pekerjaan : Pelajar

Sekolah : SD Maria Bintang Laut, Bandung

Tingkat/ Kelas : 5 SD

Data Narasumber C:

Nama Lengkap : Bagus Unggul Pranoto

Pekerjaan : Pelajar

Sekolah : SDPN Sabang, Bandung

Tingkat/ Kelas : 6 SD

25

Page 28: Membangun nasionalisme melalui upacara bendera

Data Narasumber D:

Nama Lengkap : Bambang Suyono

Pekerjaan : Ps. Pabandyaharkomlek

Skomlek Komando Pertahanan

Udara Nasional

(Kohanudnas Jakarta)

Status : Mayor Lek/ 525062

26