3
6. bagaimana membran eritrosit pada penderita Thalasemia? Jawaban : Perubahan struktur & fungsi membran eritrosit akibat rantai globin tak berpasangan atau tidak stabil dan mengalami oksidasi. Thalasemia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan ganguan sintesis rantai globin α atau β. Gangguan sintesis rantai α, yang mengakibatkan produksi rantai α berkurang atau bahkan tidak ada disebut thalasemia α. Gangguan sintesis rantai β, yang mengakibatkan produksi rantai β berkurang atau bahkan tidak ada disebut thalasemia β 1 . Pada kelainan ini sintesis rantai globin α dan β tidak sebanding sehingga terjadi kelebihan salah satu rantai. Pada thalasemia α, terjadi kelebihan rantai globin β, sedangkan pada thalasemia β terjadi kelebihan globin α. Rantai globin yang tidak berpasangan ini tidak stabil dan mudah mengalami oksidasi dan selanjutnya mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi membran eritrosit . Perubahan ini berperan pada destruksi prematur eritrosit. Akibatnya, usia sel darah merah memendek. Pada thalasemia β, fungsi membran secara kimia & fisik rusak akibat inclusion bodies / hemichrom sehingga menurunkan deformanilitas sel. Pada thalasemia β, hemichrom cenderung untuk mengendap dan melekat dengan berbagai komponen membran eritrosit melalui interaksi hidrofobik. Akibatnya, fungsi membran secara kimia dan fisika menjadi rusak dan menurunkan deformabilitas eritrosit sehingga terjadi destruki prematur eritrosit. Membran eiritrosit mengalami kerusakan akibat oksidasi baik di lipid membran maupun di protein membran. a. Perubahan pada Lipid membran o Terjadi peningkatan peroksidasi lipid. Peningkatan peroksidasi ini dapat mempengaruhi struktur dari membran eritrosit. Peningkatan peroksidasi lipid pada membran dapat dihitung dengan Malonyldialdehyde (MDA) karena MDA merupakan hasil pemecahan sekunder peroksidasi lipid yang meningkat pada pemberian H 2 O 2. o Fluiditas membran menurun akibat penurunan kadar asam lemak tak jenuh jamak dan fosfatidiletanolamin (FE)

Membran Eritrosit Thalasemia Word

Embed Size (px)

DESCRIPTION

membran eritrosit thalasemia

Citation preview

6. bagaimana membran eritrosit pada penderita Thalasemia?Jawaban : Perubahan struktur & fungsi membran eritrosit akibat rantai globin tak berpasangan atau tidak stabil dan mengalami oksidasi.Thalasemia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan ganguan sintesis rantai globin atau . Gangguan sintesis rantai , yang mengakibatkan produksi rantai berkurang atau bahkan tidak ada disebut thalasemia . Gangguan sintesis rantai , yang mengakibatkan produksi rantai berkurang atau bahkan tidak ada disebut thalasemia 1. Pada kelainan ini sintesis rantai globin dan tidak sebanding sehingga terjadi kelebihan salah satu rantai. Pada thalasemia , terjadi kelebihan rantai globin , sedangkan pada thalasemia terjadi kelebihan globin . Rantai globin yang tidak berpasangan ini tidak stabil dan mudah mengalami oksidasi dan selanjutnya mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi membran eritrosit . Perubahan ini berperan pada destruksi prematur eritrosit. Akibatnya, usia sel darah merah memendek. Pada thalasemia , fungsi membran secara kimia & fisik rusak akibat inclusion bodies / hemichrom sehingga menurunkan deformanilitas sel.Pada thalasemia , hemichrom cenderung untuk mengendap dan melekat dengan berbagai komponen membran eritrosit melalui interaksi hidrofobik. Akibatnya, fungsi membran secara kimia dan fisika menjadi rusak dan menurunkan deformabilitas eritrosit sehingga terjadi destruki prematur eritrosit. Membran eiritrosit mengalami kerusakan akibat oksidasi baik di lipid membran maupun di protein membran.a. Perubahan pada Lipid membran Terjadi peningkatan peroksidasi lipid.Peningkatan peroksidasi ini dapat mempengaruhi struktur dari membran eritrosit. Peningkatan peroksidasi lipid pada membran dapat dihitung dengan Malonyldialdehyde (MDA) karena MDA merupakan hasil pemecahan sekunder peroksidasi lipid yang meningkat pada pemberian H2O2. Fluiditas membran menurun akibat penurunan kadar asam lemak tak jenuh jamak dan fosfatidiletanolamin (FE)Kedua senyawa tersebut rentan terhadap peroksidasi dan penurunannya menunjukkan peningkatan peroksidasi. Penurunan tersebut mengakibatkan fluiditas (sifat cair) membran menurun sehingga kelenturannya berkurang yang selanjutnya mengurangi deformabilitas membran. Terjadi polimerasi komponen membran akibat peroksidasi lipidperoksidasi lipid dapat menyebabkan polimerisasi komponen membran sehingga deformabilitas eritrosit berkurng dan rigiditasnya meningkat. Penurunan deformabilitas dapat mengganggu lewatnya eritrosit melalui sinusoid organ retikuloendotelial sehingga terperangkap di dalamnya dan kemudian dihancurkan.

Terjadi perubahan asimetri fosfolipid pada membran Perubahan asimetri fosfolipid tersebut mengakibatkan eritrosit mudah dikenali oleh makrofag. Sehingga, distribusi lipid abnormal tersebut mempunyai kecepatan difagositosis empat kali lebih cepat dari normal.b. Perubahan pada Protein Membran Kerusakan pada skeleton membran (struktur & fungsi protein skeleton) akibat oksidasi.Morfologi abnormal dan bentuk ireguler eritrosit thalasemia menunjukkan kemungkinan terjadinya kerusakan pada skleton membran, karena skleton merupakan faktor penting deformabilitas dan stabilitas eritrosit. Selain itu, oksidasi juga dapat mempengaruhi struktur dan fungsi protein skleton. Kemampuan protein 4.1 untuk berikatan dengan spektrin (48% kontrol) berkurang. Protein-protein sitoskleton (spektrin, aktin dan ankirin dan protein 4.1) saling berinteraksi satu sama lain, dengan protein membran lain dan dengan lapisan dwilapis lipid. Pada thalasemia terjadi defek pad interaksi protein sitoskleton. Protein 4.1 kemampuannya berkurang untuk berikatan dengan spektrin. Hal ini kemungkinan disebabkan trejadinya perubahan struktur protein 4.1 akibat oksidasi.

Gambar Membran Eritrosit pada Thalasemia

Daftar PustakaJurnal Ilmu Kedokteran, Jilid 3, Nomor 1, maret 2009, olehh badan penelitian kedokteran Fakultas kedokteran Universitas Riau dan IDI Wilayah Riau.