4
Membuka Pertemuan Pembelajaran Tugas pokok guru yang tidak boleh tidak dilakukan dalam keseharian tugasnya adalah menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran, membuat analisis evaluasi, melakukan remedial dan pengayaan. Ini inti dari sekian banyaknya tugas guru, dan inti dari lima tugas ini adalah pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran harus dilaksanakan secara runtut tahap demi tahap. Ada tiga tahap pelasanaan pembelajaran yakni tahap pendahuluan (membuka peembelajaran), tahap kegiatan inti, tahap penutup pembelajaran. Tahap- tahap ini harus direncanakan dengan matang dan dikelola dengan baik agar kegiatan pembelajaran menjadi interaktif, menyenangkan, menantang, dan mampu memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, yang akhirnya tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan hasil yang maksimal atau kriteria ketuntasan minimal tercapai. Fakta yang sering ditemui pada waktu supervisi pembelajaran, di antara tiga tahap pelaksanaan pembelajaran, tahap pendahuluan atau membuka pertemuan pembelajaran sering tidak terkelola dengan baik Kegiatan-kegiatan yang sangat penting dalam membuka pembelajaran sering terabaikan oleh sebagian guru. Padahal kegiatan membuka pembelajaran menjadi tumpuan dari kegiatan inti dan penutup, karena kegiatan membuka pembelajaran adalah ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam totalitas pembelajaran di kelas. Berdasarkan fakta ini perlu guru disegarkan kembali dengan hal-hal yang dilakukan dalam membuka pembelajaran.Dan sebagai bahan penyegaran dalam tulisan singkat ini diuraikan komponen-komponen dalam membuka pertemuan pembelajaran. Komponen dimaksud sebagai berikut; 1. Menyiapkan pesrta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran: mengecek kehadiran peserta didik, mengatur tempat duduk pesesrta didik sesuai karakteristik mereka, memeriksa alat tulis peserta didik, menyiapkan kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran, 2. Menimbulkan motivasi: antusias peserta didik, rasa ingin tahu, memperhatikan minat dan interes peserta didik, penggunaan media pembelajaran atau interaksi bervariasi 3. Memberi acuan capain pertemuan; menyampaikan KD atau pokok pembahasan, memberitahukan indikator capaian, menuliskan tujuan pembelajaran, menyampaikan langkah-langkah kegiatan. 4. Memberikan apersepsi; mengajukan minimal dua pertanyaan tentang materi minggu yang lalu sebagai pengait ke materi yang akan dibahas. 5. Melakukan pretes: mengajukan beberapa pertanyaan tetang materi yang akan dibahas untuk melihat kemampaun awal dari peserta didik tentang bahan yang akan dibahas. Komponen-komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut; Pertama : Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran: Peserta didik hasur terkonsentrasi jiwa mental dan pikiran mereka pada proses pembelajaran, demikian pula gerakan anggota tubuh mereka dapat menunjang proses pembelajaran. Upaya menciptakan hal ini adalah melalui: (1) Mengecek kehadiran peserta didik; dihindari memanggil satu persatu nama hal ini bisa menggunakan waktu yang lama dan juga membuat keributan di kelas; (2) Mengatur tempat duduk peserta didik sesuai kelompoknya dan memperhatikan karakteristik mereka. Setiap kelas dan setiap mata pelajaran harus ada peta karakteristik peserta didik. Ada kelompok peserta didik berkemampuan tinggi, kelompok kemampuan sedang dan kelompok kemampuan rendah. Guru harus cermat memasangkan peserta didik dalam kelompok sesuai kemampuan dan tingkat emosional dan bahkan tingkat ekonomi

Membuka Pertemuan Pembelajaran

Embed Size (px)

Citation preview

Membuka Pertemuan PembelajaranTugas pokok guru yang tidak boleh tidak dilakukan dalam keseharian tugasnya adalah menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran, membuat analisis evaluasi, melakukan remedial dan pengayaan. Ini inti dari sekian banyaknya tugas guru, dan inti dari lima tugas ini adalah pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran harus dilaksanakan secara runtut tahap demi tahap. Ada tiga tahap pelasanaan pembelajaran yakni tahap pendahuluan (membuka peembelajaran), tahap kegiatan inti, tahap penutup pembelajaran. Tahap-tahap ini harus direncanakan dengan matang dan dikelola dengan baik agar kegiatan pembelajaran menjadi interaktif, menyenangkan, menantang, dan mampu memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, yang akhirnya tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan hasil yang maksimal atau kriteria ketuntasan minimal tercapai.Fakta yang sering ditemui pada waktu supervisi pembelajaran, di antara tiga tahap pelaksanaan pembelajaran, tahap pendahuluan atau membuka pertemuan pembelajaran sering tidak terkelola dengan baik Kegiatan-kegiatan yang sangat penting dalam membuka pembelajaran sering terabaikan oleh sebagian guru. Padahal kegiatan membuka pembelajaran menjadi tumpuan dari kegiatan inti dan penutup, karena kegiatan membuka pembelajaran adalah ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam totalitas pembelajaran di kelas.Berdasarkan fakta ini perlu guru disegarkan kembali dengan hal-hal yang dilakukan dalam membukapembelajaran.Dansebagai bahan penyegaran dalam tulisan singkat ini diuraikan komponen-komponen dalam membuka pertemuan pembelajaran. Komponen dimaksud sebagai berikut;1. Menyiapkan pesrta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran: mengecek kehadiran peserta didik, mengatur tempat duduk pesesrta didik sesuai karakteristik mereka, memeriksa alat tulis peserta didik, menyiapkan kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran,2. Menimbulkan motivasi: antusias peserta didik, rasa ingin tahu, memperhatikan minat dan interes peserta didik, penggunaan media pembelajaran atau interaksi bervariasi3. Memberi acuan capain pertemuan; menyampaikan KD atau pokok pembahasan, memberitahukan indikator capaian, menuliskan tujuan pembelajaran, menyampaikan langkah-langkah kegiatan.4. Memberikan apersepsi; mengajukan minimal dua pertanyaan tentang materi minggu yang lalu sebagai pengait ke materi yang akan dibahas.5. Melakukan pretes: mengajukan beberapa pertanyaan tetang materi yang akan dibahas untuk melihat kemampaun awal dari peserta didik tentang bahan yang akan dibahas.Komponen-komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut;Pertama : Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran: Peserta didik hasur terkonsentrasi jiwa mental dan pikiran mereka pada proses pembelajaran, demikian pula gerakan anggota tubuh mereka dapat menunjang proses pembelajaran. Upaya menciptakan hal ini adalah melalui: (1) Mengecek kehadiran peserta didik; dihindari memanggil satu persatu nama hal ini bisa menggunakan waktu yang lama dan juga membuat keributan di kelas; (2) Mengatur tempat duduk peserta didik sesuai kelompoknya dan memperhatikan karakteristik mereka. Setiap kelas dan setiap mata pelajaran harus ada peta karakteristik peserta didik. Ada kelompok peserta didik berkemampuan tinggi, kelompok kemampuan sedang dan kelompok kemampuan rendah. Guru harus cermat memasangkan peserta didik dalam kelompok sesuai kemampuan dan tingkat emosional dan bahkan tingkat ekonomi orang tua, asal lingkungan peserta didik. Karena hal ini sangat menunjang dalam menciptakan keaktifan peserta didik menerima pembelajaran. (3) Memeriksa alat tulis menulis peserta didik; sering guru lupa memeriksa alat kesiapan peserta didik, pada hal ini sangat menentukan dalam memelihara ketertiban peserta didik menerima pembelajaran sebab dalam pembelajaran berlangsung dan ada seorang peserta didik tidk siap alat tulis menulisnya maka dia akan berpotensi mengganggu teman di dekatnya. (4) Menanyakan kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran. Pertanyaan ini dijawab atau tidak oleh peserta didik tidak begitu penting, namun pertanyaan ini dapat menimbulkan rasa percaya diri dan membangitkan kekuatan pada peserta didik untuk menerima pembelajaran.Kedua: Menimbulkan motivasi; menciptakan dorongan yang kuat peserta didik untuk tergerak melakukan kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang disepakati dapat dicapai dan meraka akan beroleh kepuasan dalam belajar. Hal ini akan dicapai melalui: (1) antusias peserta didik, guru masuk kelas harus rapi, memperlihatkan keceriaan, raut muka yang selalu dihiasi dengan senyum untuk dapat menimbulkan gairah dan semangat belajar bagi peserta didik, (2) rasa ingin tahu; guru pada kegiatan pendahuluan pembelajaran harus mampu membuat sesuatu yang menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik, misalnya; dengan pernyataan: anak-anak pada kegiatan inti nanti kita akan menggunakan LKS pada tugas kelompok. Ini menimbulkan tanda tanya peserta didik bagaimana LKS yang mereka kerjakan nanti dsb. (3) Memperhatikan minat dan interes peserta: dalam hal ini guru harus memperhatikan kemauan peserta didik dengan menghargai pendapat peserta didik hasil karya mereka dan lain sebagainya. (4) Penggunaan media pembelajaran atau interaksi bervariasi, dengan mnyiapkan media pada kegiatan pendahuluan dapat mendorong peserta didik siap menerima pembelajaran misalnya memperhatikan gambar, atau menyetel teprekorde, televise, infokus, dan lain sebagainya.Ketiga: Memberi acuan capaian pertemuan; pada kegiatan pendahuluan pertemuan pembelajaran guru diharapkan mengajak peserta didik menyepakati acuan capai pertemuan agar konsentrasi pikiran dan gerak mereka terarah pada acauan tersebut. Dalam hal ini yang dibuat oleh guru adalah: (1) menyampaikan KD atau pokok pembahasan, (2) memberitahukan indikator capaian, hal ini sangat penting pula diketahui oleh peserta didik sebelum mereka mengikuti proses pembelajaran, indikator tinggal diangkat dari RPP. (3) menuliskan tujuan pembelajaran, pada kegiatan pendahulun pembelajaran guru diharuskan menuliskan tujuan pembelajaran sebab hal ini menjadi acuan utama bagi peserta didik, apakah mereka sudah menguasai materi langkah demi langkah pada proses pembelajaran berlangsung. (4) menyampaikan langkah-langkah kegiatan,guru harus menyampaikan skenario dari proses pembelajaran sehingga peserta didik mengikuti urutan-urutan materi pembelajaran secara runtut.Keempat: Memberikan apersepsi; memberikan kaitan antara materi sebelumnya dengan materi yang dibahas sehingga materi yang disajikan merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tidak terpisah-pisah. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan dalam apresebsi namun paling sering dilakukan guru adalah dengan mengajukan pertanyaan. Guru harus memiliki ketrampilan bertanya dalam melakukan apersepsi. Dalam totalitas proses pembelajaran bertanya akan berperan sangat penting, berdampak positif terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Dampak positif ini dijelaskan dalam Materi Pelatihan Penilaian Kinerja Pendidik dan Tenaga Keependidikan Bagi Pengawas (2009:15) yaitu: (a) meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, (b) membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan, (c) menggambarkan pola pikir dan cara belajar aktif dari siswa, karena hakekatnya berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya, (d) menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa dapat menentukan jawaban yang baik, dan (e) memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.Pertanyaan yang diajukan pada apersepsi lebih mengarah pada ranah kognitif. Dan guru dalam membuat pertanyaan diharapkan dapat mengikuti tingkatan pertanyaan yang dikemukakan oleh Benyamin S Bloom (1956) yakni dari jenjang paling sederhana sampai pada jenjang paling tinggi atau dari biasa dikenal C1 sampai C6. Dari enam jenjang dibagi menjadi dua kelompok yakni C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan) tergolong pada kemampuan dasar yang sifatnya sederhana (simple) dan C4 (analisis), C5 (sintesis), C6 (evaluasi) digolongkan pada kemampuan yang lebih kompleks. Untuk teknik pengajuan pertanyaan agar guru segera mengetahui penguasaan materi oleh peserta didik maka pertanyaan-pertanyaan yang sederhana ditujukkan ke peserta didik yang berkemampuan rendah,kalau pertanyaan itu mereka bisa jawab maka dapat diprediksi peserta didik kelompok sedang dapat menjawab, dan kalau belum maka pertanyaan akan diajukan ke peserta didik kelompok menengah, kalau mereka dapat menjawab maka dapat diprediksi peserta didik kelompok tinggi sudah dapat menjawab.Sehingga yang perlu dibimbing untuk pertanyaan ini adalah peserta didik yang berada pada kelompok rendah. Pertanyaan yang masuk golongan kompleks pertama diajukan kepada peserta didik kelompok sedang kalau sudah dapat dijawab maka sudah dapat diprediksi kelompok tinggi sudah dapat menjawab sehingga pertanyaan tidak lagi diajukan kepeda mereka, pertanyaan diteruskan kepeserta kelompok rendah kalau sudah dapat dijawab maka berarti pertanyaan itu sudah tuntas tetapi kalau belum maka pertanyaan itu belum tuntas dan perlu diadakan pembimbingan lagi untuk materi pertanyaan itu Demikian seterusnya setiap mengadakan apersepsi.Kelima: Pretes atau tes awal adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui sejauhmana materi pembelajaran yang akan dibahas telah dikuasai oleh peserta didik. Ini sangat perlu diajukan pada kegiatan membuka pembelajaran agar guru sudah tahu kemampuan peserta didik, sehingga memudahkan pembimbingan dan penekanan materi pembahasan. Pertanyaan disusun berdasarkan tingkat soal seperti pada pertanyaan apersepsi namun jumlah lebih banyak yakni minimal sama dengan jumlah indikator tetapi paling baik minimal satu indikator dua pertanyaan. Pertanyaan boleh diajukan secara lisan dengan sasaran yang menjawab menggunakan sample sesuai kelompok kemampuan peserta didik, tetapi paling bagus secara tertlis dan diajukan kepada semua peserta didik, supaya dapat diketahui pasti tingkat perkembangan penguasaan materi oleh semua peserta didik setelah dibandingkan dengan hasil jawaban postes yang dilaksanakan pada akhir atau pada penup pembelajaran.Pertanyaan apersepsi dan pertanyaan pretes harus disiapkan secara tertulis oleh guru pada penyusunan Rncana Pelaksanaan Peemebelajaran (RPP). Pertanyaan dalam bentuk esei dan tes pilihan ganda. Apersepsi maksimal 3 (tiga) pertanyaan. Dan pretes minimal 2 (dua) kali dari indikator, misalnya dalam satu kali pertemuan (240 menit) ada 3 (tiga) indikator maka pretes minimal 6 butir soal dan ini dapat dibagi menjadi 2 butir soal esei dan 4 butir soal pilihn ganda. Pretes menjadi postes yaitu evaluasi untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dalam satu kali pertemuan, juga untuk ketercapaian KKM indikator keberhasilan.Seoran guru yang membiasakan dirinya untuk membuat rumusan tanyaan pretes/postes dengan baik maka guru tersebut hakekatnya telah meringankan pekerjaannya. Hail ini akan dirasakan oleh guru pada pelaksanaan ulangan harian, ulangan semester bahkan tray out dan ujian akhir sekolah nanti. Ulangan harian adalah evaluasi yang dilakukan sdetelah beberapa kali pertemuan selesai atau satu KD seelesai maka tes yang diajukan tinggal mengangkat soal-soal postes. Demikian pula ulangan semester tinggal memilih dari kumpulan soal-soal postes dari KD yang telah dibelajarkan. Dan seterusnya pelaksanaan tray out tinggal memilih dari kumpulan soal postes dari semester satu sampai semester lima/enam. Kalau setiap minggu seorang guru membelajarkan satu kali pertemuan maka berarti ada 6 butir soal yang telah diujikan, sehingga satu bulan menjadi 4 x 6 butir soal = 24 butir soal. Dan satu semester menjadi 5 x 24 butir soal = 120 butir soal. Sehingga pada tray out nanti guru sudah ada kumpulan soal 5 semester x 120 butir soal = 600 butir soal, yakni 400 butir soal pilihan ganda dan 200 butir soal esei.Walaupun penjelasan komponen-komponen membuka pembelajaran ini agak panjang namun pelaksanaan membuka pembelajaran hanya memerlukan waktu 6 sampai 10 menit; yakni komponen pertama = 1 menit, komponen kedua = 1 menit, komponen tiga = 1,5 menit, komponen keempat= 2 menit dan komponen 5 = 3 menit.Semoga hal ini menjadi suatu hal dicamkan oleh guru demi keberhasilan tugasnya dan demi untuk keberhasilan peserta didik, tiada yang membahagiakan guru dalam pelaksanaan tugasnya selain mendapatkaaan asuhannya meraih kesuksesan akhir.Di awal baik di akhir baik itu berkahDi awal tidak baik di akhir baik itu hidayahDi awal baik di akhir tidak baik itu cobaanDi awal tidak baik di akhir tidak baik itu takdir.