Upload
iniin
View
764
Download
14
Embed Size (px)
Citation preview
MEMIKAT HRD DENGAN SURAT LAMARAN DAN CV
Surat lamaran dan curriculum vitae (CV) merupakan kunci pertama pembuka
gerbang karir idaman Anda. Dengan surat lamaran dan CV inilah, perusahaan
mengenal dan mengetahui kualifikasi Anda. Maka, pembuatannya tidak boleh
asal jadi, tapi harus benarbenar menarik HRD perusahaan yang Anda lamar.
Sebelum menulis, pastikan Anda tahu syarat dan kualifikasi yang diharapkan
perusahaan, kemudian cobalah untuk memenuhi semua syarat yang diminta
tersebut. Misal, bila lowongan menggunakan bahasa Inggris atau ada
permintaan menulis lamaran dengan bahasa Inggris, maka Anda harus
membuat lamaran dalam bahasa Inggris.
Surat lamaran biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pembuka berisi
asal informasi lowongan yang Anda peroleh dan posisi yang dilamar. Bagian
utama berisi kualifikasi yang Anda miliki, latar belakang pendidikan, dan
karakter kepribadian Anda. Bagian terakhir adalah bagian penutup, tuliskan rasa
terima kasih Anda dan tanya tentang kelanjutan lamaran ini. Cukup satu
halaman.
CV pada umumnya terdiri dari 6 bagian, yaitu data pribadi, riwayat pendidikan
dan kursus, pengalaman kerja, pengalaman organisasi, prestasi, dan keahlian
khusus. Cukup dua halaman saja. Jangan menggunakan formulir daftar riwayat
hidup yang dijual dipasaran!
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis surat lamaran dan CV
adalah buatlah dengan singkat dan padat, pastikan surat lamaran serta CV Anda
dapat mudah dan cepat terbaca. Gunakan standar surat bisnis berformat
formal, kertas putih A4 80 gram, font Times New Roman, dan spasi 1,5. Hindari
kesalahan tata bahasa, ejaan, dan tanda baca. Tuliskan hal-hal yang spesifik
dan relevan dengan posisi yang Anda lamar.
Bila Anda melamar bidang pekerjaan yang menuntut kreatifitas dan seni, seperti
entertain atau advertising, maka Anda dapat lebih kreatif dalam membuat surat
lamaran maupun CV. Jangan lupa sertakan pula portofolio Anda.
Pengiriman lamaran dapat dilakukan melalui email, maka sediakan juga format
lamaran dalam bentuk softcopy, mulai dari surat lamaran, CV, foto, dan scan
berkas-berkas pendukung lainnya. Usahakan menggunakan program standar
dan kapasitas tidak lebih dari 10 MB.
0 komentar Link ke posting ini
3 0 M A Y 2 0 0 8
Make Your Resume Sparkle
Whether you’re in the process of earning your degree online or have completed
your studies years ago, chances are you intend to use the qualifications earned
online to get a job. But, before you put together your resume, make sure you
cast your virtual studies in the best light possible. Before faxing your resume to
your potential employer, check out these four tips for making your hard earned
degree shine:
1. “If it ain’t broke, don’t fix it.” If it’s not going to come up during your
interview or employment, there’s no need to mention that your alma mater was
an online institution. Your school may be a superior, accredited university.
However, not all interviewers are aware of the advancements in online
education and may view online degrees as inferior to degrees earned at
traditional schools. Save yourself the hassle of having to prove yourself by not
mentioning unnecessary information.
2. Use buzzwords. Using powerful words to accentuate the explanation of your
studies can help your resume stand out. Possible words include: certified,
developed, fully credentialed, managed, created, awarded, etc. Descriptive
words demonstrate your ability to act and get things done.
3. Make note of accreditation. Or don’t. If your school is accredited by one of
the commonly accepted regional accreditation boards, then make note of it. If
your school isn’t accredited or is accredited by a different organization, it’s
probably safer not to mention it at all.
4. Connect your college. If it is necessary for you to note that your degree
was earned through the internet (and if the school isn’t accredited), consider
showing your school’s connections to other reputable institutions. For example,
if UCLA was sponsoring the online program you participated in, you’ll want to
make note of it. If Microsoft sends its employees to get certified at your school,
let your employer know. Your school’s admissions counselors should have
information about your school’s connections that can be used as you put
together a resume.
http://masancell.com/letters/tips-membuat-resume/make-your-resume-sparkle/
0 komentar Link ke posting ini
2 4 M A Y 2 0 0 8
Beberapa Saran dalam Membuat Resume
Sumber: Milis Persiapan Seleksi
Bagi anda pencari kerja yang mungkin mengalami masalah dalam membuat
resume, perhatikan beberapa saran berikut ini:
Nama dan Uraian Jabatan
Tulis nama jabatan anda dan lengkapi dengan penjelasan tentang aktivitas-
aktivitas harian Anda. Usahakan untuk menuliskan aktivitas-aktivitas yang dapat
diukur. Ingat: Anda harus dapat memberitahu pembaca tentang apa persisnya
pekerjaan yang telah Anda lakukan.
Tanggal dan Tempat
Tulislah riwayat pendidikan dan pekerjaan anda secara tepat. Misalnya: kapan
anda diterima bekerja dan kapan anda keluar dari perusahaan X, kapan anda
menjabat sebagai .... atau kapan anda pindah kerja dari kantor pusat ke kantor
cabang.
Ingat: Jangan membuat pembaca menebak-nebak kapan anda bekerja dan
untuk berapa lama.
Rinci
Jelaskan kata-kata atau istilah-istilah teknikal/khusus yang mungkin ada dalam
resume anda sedetil mungkin.
Proporsional
Tuliskan pekerjaan atau pendidikan sesuai dengan kepentingan si pembaca dan
buatlah secara proporsional.
Contoh: Jika anda melamar sebagai Marketing Manager hendaklah anda tidak
menulis hanya satu paragraph mengenai pekerjaan anda sebagai Sales Manager
dan tiga paragraph lainnya tentang kegiatan anda sebagai Trainer.
Relevansi
Tuliskan hanya hal-hal yang relevan dengan tuntutan pekerjaan yang anda
lamar.
Contoh: Tidak perlu menuliskan pengalaman berorganisasi anda selama kuliah
meskipun anda menjabat sebagai ketua Senat Mahasiswa selama beberapa
periode, jika pekerjaan yang anda lamar tidak berhubungan dengan
kemampuan organisasi atau leadership.
Eksplisit
Jangan membuat resume yang membuat pembaca berimajinasi.
Contoh: jangan berasumsi bahwa pembaca tahu bahwa anda tamatan Unika
Atma Jaya Jakarta, atau Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jika anda tidak
menuliskan nama kota bisa jadi pembaca menganggap anda tamatan dari kota
lain.
Panjang
Pada umumnya resume hanya terdiri dari 2 (dua) halaman. Namun jika memang
riwayat karir dan pendidikan yang anda rasa sangat penting untuk ditampilkan
menuntut anda untuk memperpanjang, maka 3 (tiga) halaman resume masih
dapat diterima.
Tanda Baca, Ejaan, dan Tata Bahasa
Tidaklah dibenarkan jika dalam resume terjadi kesalahan-kesalahan
menyangkut tanda baca, ejaan maupun tata bahasa. Jika anda menulis resume
dalam bahasa Inggris, cobalah minta untuk direview oleh teman/kerabat yang
menguasai bahasa tersebut, jika memang anda belum yakin.
Mudah Dibaca
Resume yang dibuat secara kacau balau menggambarkan pikiran yang tidak
jernih dan ketidakmampuan penulis dalam menuangkan isi hatinya. Oleh karena
itu sangat penting membuat resume yang mudah dibaca, tidak terpisah-pisah
dan logis.
Penampilan
Pilihlah format terbaik yang dapat anda tampilkan untuk membuat resume,
termasuk disini adalah pemilihan jenis huruf, kertas yang digunakan serta
paduan warna (jika menggunakan printer warna).
Untuk lebih meyakinkan pembaca, Anda dapat memberikan penekanan pada
beberapa aspek tertentu dari latarbelakang Anda yang relevan dengan
pekerjaan dalam rangka memberikan pemahaman kepada pengusaha tentang
nilai-nilai potensial anda yang akan berguna bagi si pengusaha atau
perusahaannya.
http://masancell.com/letters/tips-membuat-resume/beberapa-saran-dalam-
membuat-resume/
0 komentar Link ke posting ini
2 3 M A Y 2 0 0 8
Hati-Hati Menuliskan Hal-Hal Berikut Dalam Resume
Sumber: Milis Persiapan Seleksi
Dalam membuat resume pelamar perlu berhati-hati dalam mencantumkan atau
menuliskan hal-hal sebagai berikut:
Riwayat Gaji
Riwayat gaji adalah gaji yang pernah diterima dan yang diharapkan. Dalam hal
pencantuman jumlah gaji yang diterima dan yang diharapkan, pelamar harus
sangat berhati-hati dalam memutuskan perlu tidaknya mencantumkan hal
tersebut dalam resume. Untuk itu pelamar dituntut kejeliannya dalam melihat
iklan lowongan kerja atau informasi tentang lowongan kerja tersebut.
Pada lowongan kerja yang sudah mencantumkan dengan jelas berapa gaji yang
akan diterima pertahun atau per bulan, sebaiknya pelamar tidak perlu membuat
riwayat gaji dalam resume yang dibuatnya. Hal itu tentu saja akan sangat
berbeda jika di dalam iklan memang mengharuskan pelamar untuk
mencantumkan riwayat gaji dan besarnya gaji yang diharapkan.
Referensi
Dalam hal pencantuman nama orang yang akan dijadikan referensi, pelamar
harus benar-benar yakin bahwa orang tersebut benar-benar mengetahui diri si
pelamar dan memiliki pengaruh positif bagi perusahaan yang dilamar. Artinya
pelamar tidak boleh asal menyebutkan nama orang sebagai referensi seperti
mantan atasan atau dosen. Daripada memaksakan diri untuk menyebut nama-
nama orang sebagai referensi, pelamar cukup menuliskan: "Referensi: akan
diberikan jika diminta".
Dokumen Pendukung
Meskipun tidak ada keharusan bagi pelamar untuk menyertakan dokumen atau
bukti-bukti tentang hal-hal yang dituliskan dalam resume, seperti ijazah,
transkrip nilai, sertifikat atau penghargaan, dll, namun mengingat kondisi di
Indonesia maka sebaiknya pelamar menyertakan dokumen pendukung tersebut
dalam bentuk photocopy. Hal ini penting untuk meyakinkan pembaca bahwa
anda benar-benar menulis resume berdasarkan fakta yang ada.
Ingat: "Jangan sampai dokumen pendukung tersebut menjadi terlalu banyak".
Untuk itu anda harus menyeleksi/mensortir dokumen mana yang paling pantas
dan relevan untuk dilampirkan.
Contoh: Jika anda pernah mengikuti kursus komputer beberapa kali, tidak perlu
semua sertifikat dari setiap kursus tersebut anda lampirkan, tetapi cukup salah
satu yang paling tinggi tingkatannya.
Informasi Pribadi
Pelamar sebaiknya berhati-hati menuliskan hal-hal yang bersifat pribadi.
Beberapa hal yang umumnya boleh dituliskan adalah status perkawinan, jumlah
anak, kepemilikan kendaraan, kesediaan untuk di relokasi atau melakukan
travelling ke luar kota / luar negeri. Di luar hal-hal tersebut pelamar harus
benar-benar yakin bahwa informasi pribadi yang ditulisnya akan relevan dengan
pekerjaan yang dilamar, jika tidak sebaiknya jangan menulis informasi pribadi
tersebut.
Para pembaca yang budiman, apapun pilihan karir anda pastikan untuk
membuat resume atau pun CV secara maksimal. Bila memang anda merasa
belum yakin dengan apa yang telah anda buat selama ini, cobalah buat sekali
lagi dan bila perlu minta orang lain untuk menilai resume atau CV anda
tersebut. Selamat mencoba! Semoga anda cepat memperoleh pekerjaan yang
diinginkan.
http://masancell.com/letters/tips-membuat-resume/hati-hati-menuliskan-hal-hal-
berikut-dalam-resume/
0 komentar Link ke posting ini
Aspek-Aspek Yang Ditonjolkan Dalam Resume
Sumber: Milis Persiapan Seleksi
Untuk lebih meyakinkan pembaca, Anda dapat memberikan penekanan pada
beberapa aspek tertentu dari latarbelakang Anda yang relevan dengan
pekerjaan dalam rangka memberikan pemahaman kepada pengusaha tentang
nilai-nilai potensial anda yang akan berguna bagi si pengusaha atau
perusahaannya. Adapun aspek-aspek yang dapat anda tonjolkan adalah:
Penghargaan atau Reward
Tuliskan yang sesuai dengan posisi yang Anda lamar.
Contoh: jika anda melamar sebagai IT Manager, pihak perusahaan (recruiter)
tentu ingin tahu kemampuan anda di bidang teknik dan bagaimana kemampuan
tersebut dibandingkan dengan rekan-rekan yang lain. Jika anda pernah
menerima penghargaan di bidang tersebut, tuliskanlah! Dengan demikian
perusahaan akan tahu dimana tingkatan kemampuan anda.
Prestasi Akademik
Tuliskan gelar dan prestasi akademik yang anda raih sertakan juga judul Tugas
Akhir/Skripsi/Thesis/Disertasi.
Kemampuan Tambahan
Kemampuan tambahan dapat berupa kemampuan mengoperasikan program
komputer atau pelatihan-pelatihan khusus yang pernah diikuti.
Keanggotaan dalam organisasi Professional
Jika anda terlibat dalam organisasi professional seperti Assiosiasi
Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), Ikatan Akuntan Indonesia (AAI),
dll yang berguna bagi pembaca, jangan segan untuk menuliskannya.
Indikator Kesuksesan
Anda dapat menuliskan berbagai indikator kesuksesan yang pernah anda
peroleh.
Contoh: beasiswa karena kecerdasan anda, dikirim training ke luar negeri
karena keberhasilan anda dalam perusahaan, keberhasilan anda menekan biaya
operasional di divisi anda, dll.
Pengalaman yang Berhubungan dengan Pekerjaan
Tuliskan semua pengalaman yang pernah anda alami sesuai dengan tuntutan
pekerjaan yang anda lamar.
Contoh: jika pekerjaan yang anda lamar menuntut anda untuk sering
melakukan traveling keluar negeri, pastikan pembaca tahu bahwa anda mahir
berbahasa Inggris.
http://masancell.com/letters/tips-membuat-resume/aspek-aspek-yang-
ditonjolkan-dalam-resume/
0 komentar Link ke posting ini
1 4 D E C E M B E R 2 0 0 7
Tips: Memancing Panggilan Wawancara Lewat Resume
SABAN pagi hari, di Jalan Asia Afrika, Bandung, sebuah papan
pengumuman di salah satu trotoar selalu dikerubungi banyak orang. Di
papan itu tertempel lembaran-lembaran koran lokal yang memuat iklan
lowongan pekerjaan.
Belasan orang yang berkerumun itu dengan serius membaca satu per satu
setiap iklan, lalu mencatat lowongan yang mereka minati.
"Resume yang menarik sangat memungkinkan seorang pelamar untuk
mendapat panggilan wawancara kerja," ujar Alia Gemala dari Alamcvpro,
Professional Resume Consultant.
Alia menyarankan, surat lamaran yang dikirim pelamar sebaiknya berbentuk
resume (ikhtisar mengenai data diri) ketimbang curriculum vitae (riwayat
hidup). Hal itu dengan catatan tidak ada permintaan khusus dari penyelenggara
pekerjaan. Pertimbangannya, resume hanya perlu memuat informasi yang
berhubungan dengan keprofesionalan seseorang. Sementara CV menuntut
pemuatan informasi personal yang tak ada hubungan langsung dengan
keprofesionalan.
Kelebihan lainnya, resume maksimal dua halaman, sementara CV bisa
berlembar-lembar, bahkan sepuluh halaman. "Padahal asumsinya,
penyelenggara pekerjaan harus membaca banyak lamaran yang masuk
sehingga hanya punya waktu sedikit untuk membaca setiap detail lamaran yang
datang," imbuh Alia.
Prinsip dasar resume adalah menyajikan informasi yang jelas, ringkas,
dengan format yang rapi. Informasi yang jelas dan ringkas dapat
diwujudkan jika pelamar hanya memuat informasi yang berhubungan
dengan keprofesionalan seseorang.
Informasi yang tidak berhubungan dengan keprofesionalan adalah informasi
yang cenderung personal, seperti status perkawinan, jumlah anak, agama,
golongan darah, serta nama sekolah sejak taman kanak-kanak.
"Informasi yang cenderung personal seperti itu memang sebaiknya tidak
dicantumkan. Sebab, keterangan semacam itu bisa memancing anggapan-
anggapan tertentu yang bisa kurang menguntungkan pelamar. Sementara
untuk mengetahui kualitas pelamar yang lebih dalam kan melalui wawancara.
Anggapan negatif bisa menyempitkan peluang pelamar memperoleh
wawancara," ujar Amir Basuki dari Alamcvpro menambahkan.
Amir mencontohkan, keterangan status pernikahan, misalnya, peluangnya
mudah dipersepsikan negatif bagi penyelenggara pekerjaan yang menuntut
pekerjanya bermobilitas tinggi. Ada peluang penyelenggara pekerjaan berpikir
orang yang telah menikah, terlebih pekerja perempuan, sulit untuk beradaptasi
jika pekerjaannya harus sering ke luar kota.
Pelamar yang merasa punya kualifikasi keprofesionalan yang baik, meski sudah
menikah, bagaimanapun berhak untuk mendapat peluang dinilai lebih jauh
melalui wawancara langsung. Bukan semata dinilai dari keterangan pada
resume dan surat lamarannya.
"Melalui resume pancinglah penyelenggara kerja untuk ingin tahu lebih jauh
mengenai diri kita melalui wawancara. Jika saat wawancara ditanya status
perkawinan, ya jawab sejujurnya. Namun, jangan muat itu dalam resume sebab
itu memberi peluang penyelenggara kerja yang berpersepsi negatif dan urung
memanggil kita untuk wawancara," papar Amir.
ALIA menegaskan, pelamar jangan terjebak untuk menampilkan resume
semenarik mungkin hanya dengan membuat format yang menarik tetapi
mengabaikan isi. Mengorganisasi informasi diri adalah hal penting yang harus
mendapat perhatian pelamar. Seorang pelamar sebisa mungkin bisa
menonjolkan potensi dirinya, misalnya melalui pencapaian-pencapaian
(accomplishment) yang pernah mereka perbuat.
"Seorang pelamar kerap kali terlupakan menyajikan accomplishment mereka,
tetapi hanya menjabarkan responsibility (tanggung jawab) pada pekerjaan
mereka sebelumnya. Padahal, accomplishment bisa menjadi semacam garansi
bahwa si pelamar ini dapat bekerja baik dalam berbagai situasi," kata Alia.
Pelamar yang sudah pernah bekerja kerap kali hanya memuat soal
tanggung jawab apa saja yang pernah mereka pegang di tempat bekerja
sebelumnya. Namun, mereka "lupa" mencantumkan bagaimana pencapaian
yang bisa mereka raih berdasarkan tanggung jawab tersebut. Pencapaian atau
prestasi bisa juga berarti seseorang dapat menyelesaikan pekerjaan melampaui
target yang ditetapkan berdasarkan tanggung jawabnya.
"Namun, Anda jangan pula terjebak menuliskan promosi jabatan sebagai bagian
dari prestasi atau pencapaian itu. Kalau promosi tersebut ukurannya enggak
jelas, bisa saja calon penyelenggara pekerjaan berpikir bahwa promosi itu
subyektif. Bisa saja kan, misalnya karena dia pandai melayani bos lamanya,"
ujar Amir.
Dengan demikian, penyajian prestasi atau pencapaian merupakan hasil kerja
yang konkret. Misalnya, seseorang sebagai pekerja penjual (sales) dalam kurun
waktu tertentu bisa mencapai angka penjualan suatu produk dua kali lipat dari
target yang dibebankan kepadanya.
"Namun, Anda tetap harus jujur . Jika ada suatu proyek yang pernah
dijalankannya berhasil, dan itu merupakan kerja tim, sebutkan bahwa kita
bagian dari tim tersebut, bukan prestasi individual," tambah Amir.
Pelamar kerja yang belum berpengalaman, misalnya lulusan perguruan tinggi,
mencantumkan kegiatan-kegiatan selama masa kuliah tidak ada salahnya.
Namun, sebaiknya hanya mencantumkan kegiatan yang sekiranya cukup
penting dan ada pencapaian yang berhasil diperolehnya melalui kegiatan
tersebut.
"Saya tidak menganjurkan pencantuman berbagai seminar yang pernah diikuti.
Itu kurang relevan dan hanya menambah panjang lembar resume saja," kata
Amir.
Hal lain yang juga sering kali dilakukan pelamar adalah menuliskan kalimat-
kalimat muluk yang tidak terukur dalam surat lamaran. Seperti lazimnya resume
dan surat lamaran (cover letter) masa kini ditulis dalam bahasa Inggris. Amir
mencontohkan kalimat, having strong managerial skill (memiliki kemampuan
manajerial yang kuat). "Apakah kalimat dalam surat lamaran itu ada penjelasan
di dalam resumenya? Terkadang tidak, jadi hanya kalimat-kalimat muluk yang
tidak ada ukurannya untuk diketahui penyelenggara kerja saat membaca," ujar
Amir.
Dia menekankan, jika pelamar ingin menuliskan deskripsi diri dengan kalimat-
kalimat "tinggi", sebaiknya juga menyertakan bukti konkret dan relevan dalam
resume.
"Kalimat-kalimat muluk itu kerap kali muncul mungkin juga karena pelamar,
khususnya lulusan baru, mencontoh dari surat lamaran orang lain. Itu sangat
tidak disarankan sebab setiap orang unik dengan segala potensi dan
kekurangannya," tandas Amir.
0 komentar Link ke posting ini
0 6 D E C E M B E R 2 0 0 7
3 KESALAHAN SAAT MEMBUAT CV
Tahukah Anda, bila Anda sedang mencari lowongan pekerjaan, sebetulnya itu berarti Anda
telah bekerja. Ya, ketika mencari lowongan pekerjaan, kemudian mengajukan lamaran, Anda
sudah melakukan fungsi marketing. Artinya, Anda sudah harus terampil menjual
keterampilan, bakat, dan keahlian di pasaran lowongan pekerjaan bila Anda ingin
mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
Menjual diri tidak berarti Anda harus menipu atau mengelabui. Tetapi sekadar info,
faktanya, pada banyak kasus surat lamaran Anda tidak akan diperhatikan. Benar. Jika Anda
ingin surat lamaran Anda mendapatkan respon, Anda harus tahu cara menarik perhatian
orang yang membacanya, termasuk memberitahukan bagaimana Anda dapat memberikan
kontribusi diri Anda demi keberhasilan perusahaan mereka.
Sebagai pemburu pekerjaan, Anda harus ingat, “menjual diri” harus dimulai dari kertas.
Tidak peduli apakah Anda menulis lamaran melalui curriculum vitae (CV), e-mail atau pos
biasa, kemampuan Anda dalam mengomunikasikan pandangan dan efek adalah penting.
Para profesional yang sibuk, termasuk para perekrut – selalu dibanjiri dengan e-mail, CV dan
materi-materi lainnya. Hasilnya? Email yang panjang dan bertele-tele, surat yang
membosankan dan CV yang tidak profesional, dibuang, dihapus, dan tidak dipedulikan.
Bila Anda ingin CV dan surat lamaran Anda dibaca, Anda harus menghindari kesalahan yang
umum yang sering dilakukan oleh para pemburu pekerjaan.
Kesalahan 1:
Membingungkan
Mari bayangkan skenario yang sering dilakukan oleh pemburu pekerjaan: Anda membaca
mengenai tawaran pekerjaan yang menarik, dan Anda langsung membuat surat lamaran
dengan terburu-buru dan tidak teliti. Sesudahnya, tentu Anda akan menunggu telepon
berdering atau e-mail atau surat panggilan. Sayangnya, telepon tidak berdering, tidak ada
e-mail yang masuk, dan tidak ada surat panggilan.
Pertimbangkan kemungkinan ini: Anda bingung. Mungkin Anda mencantumkan minat Anda
pada posisi Bagian Penjualan tetapi Anda juga menyebutkan Anda tidak menutup
kemungkinan untuk posisi di Bagian Pemasaran atau Bagian Keuangan. Atau, bisa jadi Anda
mencantumkan semua keahlian Anda di dalam CV, mulai dari mengajar bahasa Inggris
sampai dengan ahli penerjemah dan semuanya Anda cantumkan di dalam CV Anda.
Solusinya? Kejelasan. Bila Anda terlalu banyak memberikan informasi mengenai diri Anda,
sejarah pekerjaan, tujuan masa depan karier atau segala macam hal, Anda malah
membingungkan orang yang membacanya. Mungkin kita berpikir orang yang membaca CV
kita akan berpikiran sama dengan apa yang kita tulis, dengar dan katakan, tetapi
kenyataannya tidaklah demikian. Orang sibuk dan waktu sangat terbatas. Tugas Anda
adalah untuk memberikan penjelasan secara ringkas, jelas, cepat, dan langsung kepada
intinya.
Sebelum mengirim CV, tanyakan diri Anda sendiri: “Diantara poin-poin yang lain, satu poin
apa dari diri saya yang ingin saya perlihatkan dan sampaikan kepada pembaca CV saya?”
Lalu pikirkan bagaimana Anda akan menyampaikannya atau menuliskannya atau
menghapus hal-hal yang tidak perlu. Semakin banyak informasi yang Anda berikan, semakin
kecil kemungkinannya akan dibaca dan diingat.
Kesalahan 2:
Membosankan
Profesional yang sibuk – termasuk para perekrut pegawai – dibanjiri dengan segala macam
informasi. Termasuk lamaran serta jadwal wawancara calon pegawai. Anda akan melihat
betapa pentingnya dapat menarik perhatian mereka dengan cara yang profesional. Bila isi
CV Anda membosankan, kemungkinannya Anda tidak mendapatkan pekerjaan yang Anda
inginkan dan butuhkan.
Solusinya? Berikan informasi yang berarti dan berguna. Bila Anda ingin agar CV Anda
menarik perhatian mereka yang membacanya, materi tulisan haruslah ringkas, jelas dan
menyampaikan pesan yang berarti. Lupakan bahasa klise seperti, “Saya merupakan pemain
tim yang andal,” atau “Saya pekerja keras.” Walaupun hal ini benar, semua pelamar
menuliskannya. Bila Anda memang pekerja keras dan ingin menyampaikan atau
menuliskannya, maka Anda harus membuktikannya. Jangan tuliskan kecuali Anda telah
menyiapkan contoh yang jelas dan sampaikan dengan singkat.
Bila Anda menuliskan tentang diri Anda, selalu siap untuk menawarkan cerita, contoh atau
kenyataan yang betul-betul memperlihatkan Anda seperti yang Anda tulis atau katakan.
Kesalahan 3:
Menyamaratakan
Bila kita berbicara mengenai CV dan surat lamaran, Anda tidak dapat membuatnya satu tipe
untuk semua pekerjaan yang Anda lamar. Untuk menyiapkannya diperlukan waktu dan
usaha. Itulah sebabnya mengapa banyak diantara kita sangat malas untuk
mempersiapkannya sesuai dengan posisi pekerjaan yang dibutuhkan.
Hasilnya? Kita mengirim CV dan surat lamaran yang sama persis (dan hanya membuat
perubahan-perubahan kecil seperti mengganti nama perusahaan, alamat, nama orang yang
dituju) pada setiap pekerjaan yang kita lamar. Ini bukan merupakan cara yang tepat.
Bila Anda tidak menyisihkan waktu untuk menyiapkan CV dan surat lamaran yang sesuai
dengan posisi pekerjaan yang dibutuhkan oleh tiap perusahaan, Anda menghilangkan
kekuatan dari CV Anda, dan tentu saja Anda sulit berkompetisi dengan calon pelamar lain
yang memiliki pesan yang kuat dan lebih terfokus.
Solusinya? Sesuaikan CV dan surat lamaran Anda setiap kali dan setiap saat Anda akan
mengirimkannya. Tidak berarti Anda harus mengubah sama sekali isi dan bentuknya tetapi
sesuaikan dengan posisi yang diperlukan dan yang Anda impikan.
Pastikan untuk meneliti deskripsi pekerjaan sebelum Anda mengirimkannya dan bahwa
informasi yang Anda berikan merefleksikan posisi yang dibutuhkan dan bagaimana Anda
dapat mengkontribusikan diri Anda terhadap kebutuhan tersebut. Memang ini berarti Anda
harus berkerja keras tetapi tidak selalu mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang kita
dambakan. Buat setiap kesempatan yang memungkinkan dan luangkan waktu Anda untuk
sungguh-sungguh menyiapkan CV Anda agar tampak eksklusif dan berbeda dari pelamar
lainnya.
taken from : tabloidnova.com
0 komentar Link ke posting ini
Membuat Resume Desainer Web
taken from : designmagz.com
Bila Anda adalah desainer Web yang telah lama berkiprah, atau Anda mulai
menekuni dunia desain, ada satu hal yang tak kalah penting yang harus Anda
perhatikan; Resume. Resume adalah riwayat perjalanan Anda dalam berkarir,
jadi secara ringkas orang akan mendapatkan gambaran tentang Anda dalam
resume yang Anda buat. Bila Anda seorang desainer Freelance dan mencari
proyek atas nama pribadi, resume merupakan penunjang dari nilai jual atas
karya Anda. Dengan resume yang baik, calon klien akan merasa teryakinkan.
Resume juga berperan sangat penting bila Anda melamar pekerjaan,
perusahaan akan mendapat gambaran apa, siapa, dan bagaimana Anda dalam
bidang yang Anda geluti.
Lalu, apa saja yang harus Anda cantumkan dalam resume seorang desainer
Web? Beberapa poin dibawah mungkin bisa menjadi pertimbangan Anda dalam
membuat resume.
okuskan Arah Resume
Dalam membuat resume seorang desainer Web, pastikan hal-hal yang ingin
Anda tonjolkan adalah dalam bidang tersebut. Walaupun bidang lain akan
menjadi nilai tambah, hindarkan kesan Anda adalah sebagai orang segala bisa.
Bila terlalu memperlihatkan bahwa Anda menguasai banyak hal, apalagi
mengada-ada, kelak hal ini akan merugikan Anda sendiri mengingat di
Indonesia cakupan kerja desainer Web di sebuah perusahaan masih belum
profesional, misalnya, masih banyak perusahaan yang meminta desainer “plus”,
plus bisa programming, networking, admin server, dan lain-lain.
Cantumkan Prestasi dan Kebanggan Anda
Punya prestasi atau kebanggan dalam desain Web? Hal ini bisa jadi faktor
penunjang dari karir kerja Anda, cantumkanlah tanggal, even, dan prestasi yang
Anda raih. Prestasi kerja pada perusahaan yang terdahulu pun dapat Anda
tambahkan. Misalnya:
2001: Juara 1, Lomba desain banner Master Web.
2002: Desain Web terbaik Master Web Indonesia, untuk PT…
Riwayat Pendidikan, kursus, atau workshop
Riwayat pendidikan, kursus, atau workshop bermanfaat untuk memberikan
gambaran pengetahuan yang Anda miliki. Bila Anda telah sering mengikuti
workshop atau kursus, tidak usah ditulis seluruhnya karena akan terkesan
“orang kursusan”, cukup tampilkan yang dapat menunjang profesi Anda.
Pengalaman Organisasi
Apakah Anda adalah orang yang dapat diajak bekerjasama dalam sebuah tim?
Gambaran tentang hal ini diperoleh dari penuturan keterlibatan Anda pada
sebuah organisasi baik itu organisasi yang Anda ikuti pada masa sekolah atau
kuliah, Organisasi kemasyarakatan, atau sosial. Sebutkan posisi atau jabatan
yang Anda pegang.
Sebutkan kemampuan Anda
Deskripsikan kemampuan Anda dalam hal Desain Web baik secara teknis seperti
penguasaan software dan hal lainnya. Kemampuan ini dapat menjadi gambaran
utama apakah Anda memenuhi kriteria atau tidak.
Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja dapat menjadi pertimbangan yang sangat berharga, orang
yang telah atau pernah bekerja, biasanya memiliki pengalaman lebih pada
bidang desain Web. Batasi jumlah pengalaman kerja Anda, cukup tampilkan
pengalaman kerja pada perusahaan yang menurut Anda pantas dibanggakan.
Bila terlalu banyak menampilkan pengalaman kerja, bisa-bisa Anda disebut kutu
loncat.
Hobi dan Ketertarikan
Hobi dan ketertarikan merupakan expresi dari jiwa Anda, orang dapat menilai
Anda dari hobi dan ketertarikan Anda akan suatu hal.
0 komentar Link ke posting ini
Bagaimana membuat sebuah resume unggulan
By Febdian Rusydi
Akhir-akhir ini saya sering dapat pertanyaan bagaimana membuat sebuah
resume, atau apa beda CV dan Resume. Akhir tahun lalu, secara kebetulan saya
singgah ke situs ScienceCareer.org dan menemukan sebuah artikel dari Peter
Fieske. Menurut saya artikel ini bagus, pembahasan lugas dan jelas, dan yang
paling penting up-to-date. Sebelum ini dalam membuat resume saya
berpedoman pada buku “How To Say It” karya Rosalie Maggio (ISBN:0-7352-
0234-6).
Ada sedikit perbedaan memang dengan Fieske. Pertama, Fieske menjelaskan
membuat resume untuk para saintis muda, sementara Magio lebih untuk kasus
umum. Kedua, Fieske tidak mempermasalahkan menulis referensi dengan
“Referensi tersedia jika diminta,” sementara Maggio menegaskan referensi
harus ada.
Semoga terjemahaan bebas ini bermanfaat bagi para pembaca. Versi asli dalam
Bahasa Inggris tersedia di web ScienceCareer. Selamat menikmati.
Segala sesuatu yang ingin kamu tahu tentang Resume dan CV… tapi takut untuk bertanya!
Oleh Peter Fieske
Mari kita mulai tulisan ini dengan melakukan sebuah Kuis, test kecil-kecilan.
Saya yakin anda semua sudah pernah mengalami, saat permulaan sebuah kelas
dengan seorang instruktur yang berpikir untuk mengadakan sebuah kuis di hari
pertama untuk melihat seberapa banyak yang anda tahu tentang materi yang
akan diberikan dalam kelas tersebut. Saat anda mencoba menjawab kuis itu
sehebat yang bisa anda lakukan (kita semua melakukannya) jawaban yang
biasanya kita berikan penuh dengan perasaan teror dan frustasi, karena banyak
yang tidak kita tahu sehingga merasa kebodohan kita diekspos untuk dilihat
semua orang. Instruktor, sebagaimana kita semua tahu, SENANG untuk
mengkondisikan para siswanya dalam kondisi frustasi ini! Saya benci
pengalaman ini.
Jadi maafkan saya jika saya menikmati kondisi yang sama dalam masalah
terkait resume dan CV. Bahkan jika anda menjawab pertanyaan kuis ini dengan
benar, kuis ini mungkin membuat anda berpikir ulang tentang resume atau CV
anda sendiri.
Pertanyaan
Pertanyaan 1:
Resume dan CV pada dasarnya bisa saling dipertukarkan. (Benar atau Salah)
Pertanyaan 2:
Tujuan resume atau CV adalah untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. (Benar
atau Salah)
Pertanyaan 3:
Pesan utama yang ingin anda sampaikan lewat resume anda adalah sudah
sampai di mana anda. (Benar atau Salah)
Jawaban
Jawaban 1: SALAH!
Resume dan CV adalah berbeda, SANGAT berbeda. Perbedaan-perbedaan
antara dua hal ini termasuk struktur, isi, panjang, dan gaya. Kesalahan yang
paling sering dijumpai dari seorang saintis dalam pencarian kerja adalah
menyerahkan sebuah resume yang sangat mirip dengan sebuah CV.
Jawaban 2: SALAH!
Tujuan dari resume atau CV adalah untuk mendapatkan tempat atau
undangan WAWANCARA (interview). Mendapatkan sebuah pekerjaan adalah
setelah itu, setelah melewati wawancara dan terkadang wawancara lanjutan.
Tujuan utama dari resume atau CV anda seharusnya untuk mendaratkan kaki
anda ke dalam pintu, hanya itu!
Jawaban 3: SALAH!
Sebuah perbedaan mendasar antara resume dan CV adalah bahwa CV fokus
pada riwayat hidup (sudah sampai di mana anda), sementara resume harus
bisa menyampaikan pesan anda hendak ke mana. Sebuah resume tidak bisa
hanya sekedar daftar dari pengalaman-pengalaman masa lalu anda. Sebuah
resume harus merupakan sebuah seleksi singkat dari pengalaman-
pengalaman tersebut dan skill yang COCOK DENGAN PEKERJAAN YANG
SEDANG ANDA LAMAR. Mungkin anda bertanya, bagaimana cara
melakukannya? Nah, sila lanjut baca artikel ini…
Bagi para saintis di semua zaman, melamar apapun jenis pekerjaan baik terkait
atau tidak dengan riset sains, sebuah resume atau sebuah CV adalah alat yang
paling diburu nomor satu. Kebanyakan para saintis sudah terbiasa dengan
aturan-aturan untuk membuat sebuah CV; setelah itu, kita sampai pada kondisi
di mana CV merupakan sesuatu yang biasa. Bagaimanapun, kebanyakan saintis
dan insinyur baik Ph.D maupun master punya sedikit atau bahkan tidak punya
pengalaman sama sekali dalam menulis sebuah resume. Akibatnya, mereka
akhirnya membuat sebuah dokumen yang sebenarnya adalah sebuah CV.
Apanya yang salah, sih? Saat anda sedang melamar sebuah pekerjaan dan
bersaing dengan banyak yang TAHU SEPERTI APA SEHARUSNYA SEBUAH
RESUME, resume anda akan terlihat sebagai barang aneh, ganjil, tidak cocok,
dan tak tersentuh. Ini sama sekali bukan impresi terbaik yang seharusnya
diberikan. Anda mungkin saja pintar dan memiliki latar belakang yang hebat,
tapi dengan demikian anda sama sekali tidak akan terlihat sebagai seorang
kandidat yang berpotensi.
Tidak seperti CV, yang merangkum SEMUA pengalaman anda, resume adalah
sebuah rangkuman dari aspek pendidikan anda atau pengalaman kerja anda
yang membuat anda COCOK UNTUK PEKERJAAN TERTENTU YANG SEDANG ANDA
LAMAR. Panjang resume cukup dalam selembar kertas saja (kecuali anda punya
pengalaman bertahun-tahun dalam bidang tertentu), dan spasi ketikan
secukupnya.
Bagian-bagian utama dari resume
Ada beberapa bagian dari resume anda yang terlihat identik dengan CV. Bagian
lain akan sangat berbeda.
Nama dan alamat: Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, dan alamat
email anda sebaiknya di bagian atas halaman terdepan, cukup besar sehingga
gampang dibaca. Jika resume anda dua halaman atau lebih, pastikan nama
anda ada di setiap lembar kertas sebagai header.
Pernyataan tujuan resume: Pernyataan tujuan resume adalah bagian utama
dalam resume profesional tapi sangat jarang diteumkan dalam sebuah CV.
Pernyataan tujuan resume adalah sebuah kalimat yang menyatakan APA YANG
ANDA CARI. Pernyataan ini bisa berubah tergantung dari jenis posisi yang
sedang anda lamar. Pernyataan tujuan resume memberikan gambaran kepada
pihak pemberi pekerjaan jenis posisi apa yang sedang anda cari, di mana anda
ingin bekerja, dan aspek bidang apa yang anda tertarik.
Tunggu! Tahan sebentar! Anda bertanya, kenapa ini penting? Tidakkah sudah
cukup jelas bahwa anda menginginkan sebuah pekerjaan? Lagi pula, anda
sedang MELAMAR posisi itu! Jawaban singkatnya adalah: Si pemberi pekerjaan
memakai pernyataan tujuan resume untuk menyingkirkan para pelamar yang
tidak memberikan petunjuk apa yang mereka inginkan. Anda tidak bisa
bergantung pada resume anda untuk bicara sendiri tentang kualifikasi dan
tujuan karir anda; anda harus tegaskan kualitas dan tujuan anda di awal
resume. Para pelamar pekerjaan yang yang sudah benar-benar mencari
pekerjaan untuk dilamar akan bisa mendeskripsikan dengan jelas dan singkat
kenapa mereka melamar pekerjaan tersebut. Para pelamar yang membabi-buta
mencetak resume dengan laser printer dan mengirimkan ke semua orang yang
membuka lowongan pekerjaan tidak akan bisa untuk memberikan pernyataan
tujuan dari posisi yang dilamarnya, dan ini akan menjadi sebuah kerugian besar
untuknya.
Sebuah pernyataan tujuan harus bisa memberikan kesetimbangan antara luas
dan spesifik. Mengatakan sesuatu seperti “Applicant deseires a challenging
position utilizing his skills and experience with the opportunity for
advancement” tidak menjelaskan apa-apa kepada si pemberi pekerjaan, selain
daripada, tentu saja, kamu ingin sebuah pekerjaan.
Masih belum jelas juga tentang pernyataan tujuan? Ini beberapa contoh bagus:
“Challenging position as computer programmer or analyst incorporating
skills in numerical analysis, resource management, and land-use policy.”
“Desire position in management-consulting organization requiring
outsatinding verbal, analytical, and teamwork skills.”
“Position as analytical chemist in semiconductor manufacturing company,
specializing in transmission electron microscopy.”
Setiap pernyataan tersebut dengan jelas menyatakan tujuan si pelamar, dan
beberapa malah menyarikan beberapa kemampuan si pelamar. Sebagaimana
yang anda bisa lihat, dalam rangka membuat sebuah pernyataan tujuan yang
bagus, anda harus memiliki sebuah tujuan spesifik di benak anda. Dan ini
membutuhkan pencarian yang serius dalam sebuah pekerjaan yang ingin anda
lamar.
Pernyataan ringkasan: Beberapa resume juga memiliki sebuah pernyataan
ringkasan, di mana satu atau dua kalimat untuk mendeskripsikan kualifikasi
terpenting dari pelamar. Pernyataan ini biasanya mencakup skill terpenting
untuk pekerjaan tersebut yang sudah dilakoni selama bertahun-tahun
(spesialisasi).
Pendidikan: Latar belakang pendidikan dari saintis biasanya selalu hebat di
atas kertas. Ini adalah sesuatu yang diperhatikan oleh semua orang. Seorang
kandidat yang memiliki Ph.D. dari Massachusetts Institute of Technology di
bidang geofisika dan lulus dengan summa cum laude dari Vassar College akan
menarik perhatian siapa pun. Sebenarnya derajat atau gelar akademik yang
dicantumkan (dalam resume) untuk mendapatkan sebuah posisi pekerjaan yang
mana pekerjaan tersebut tidak membutuhkan gelar akademik tersebut tidak
dipertimbangkan sebagai sebuah aset.
Untuk alasan ini saya letakkan seksi Pendidikan tepat di bawah Pernyataan
tujuan resume.
Letakkan hal-hal seperti “lulus dengan cum laude” pada bagian ini, tapi letakkan
akademik dan penghargaan yang berkaitan dengan akademik di bagian yang
lain.
Agar lebih jelas, anda seharusnya menuliskan seperti berikut di bagian
Pendidikan (dengan urutan kronologis terbalik):
Nama (Ph.D., master, sarjana di institusi …)
Lokasi institusi
Tahun kelulusan (tidak usah sebutkan bulan dan tanggal)
Departemen atau Jurusan dan penghargaan akademik (misalnya cum
laude)
Sertifikat profesional atau akreditasi lainnya
Jangan takut untuk mencantumkan (jika memang dirasa mendukung):
Nama pembimbing
Indeks Prestasi
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Beberapa ilmuwan master dan Ph.D. mengatakan pada saya mereka gagal
mendapatkan pekerjaan karena dianggap “overqualified” (kualitasnya di atas
yang dibutuhkan). Beberapa orang menyarankan bahwa, dalam kasus-kasus
tertentu, anda seharusnya tidak mencantumkan Ph.D. dalam resume dan
berlagak bahwa kamu tidak pernah bersekolah Ph.D. Gelar Ph.D atau master
berguna hanya jika anda tidak bisa menunjukkan pada perusahaan betapa
kamu punya skill yang bernilai yang anda dapatkan selama ini. Tantanganmu
adalah untuk membuat jelas bagaimana pendidikan dan/atau pelatihan yang
ada dapatkan relevan dengan pekerjaan yang sedang anda lamar.
Jika anda memutuskan bahwa gelar akademik bukan sesuatu yang ingin anda
tonjolkan, ada berbagai cara untuk tidak menegaskannya. Salah satunya adalah
dengan meletakkan bagian Pendidikan di bagian paling bawah resume. Dengan
demikian perusahaan sudah kagum duluan dengan pengalaman kerjamu
sebelum akhirnya tahu bahwa anda punya gelar akademik yang tinggi.
Pengalaman Kerja: Di sinilah tempat meletakkan tiga sampai empat
pengalaman kerja yang menegaskan keahlian yang memang sangat dicari oleh
perusahaan. Yang teramat penting, anda seharusnya menunjukkan bagaimana
anda membuat sebuah perbedaan. Bagaimana caranya? Dengan mengutip
spesifik, pakailah ukuran quantitatif tentang apa yang anda lakukan: Jangan
hanya mengatakan anda “Mengajar di lab”; tapi katakan “Mengajar di Lab Kimia
Dasar untuk 23 siswa.” Apapun yang anda lakukan, JANGAN asumsikan bahwa
menyebutkan sebuah pekerjaan yang sederhana sudah cukup: Kebanyakan
perusahaan tidak betul-betul tahu seperti apa kerjaan-pekerjaan di bidang lain
secara detil.
Dalam mendeskripsikan kalimat-kalimat di bagian ini, anda sebaiknya memakai
“kata kerja aktif” dalam kalimat aktif lampau atau sekarang.
Jika anda adalah fresh graduate atau baru lulus dari sekolah, pengalaman riset
bisa dijadikan item pertama dan terbesar, tapi sebaiknya jangan cuma itu saja.
Pengalaman mengajar dapat terlihat bagus sebagai kategori terpisah, terutama
jika anda punya kewajiban mengajar. Pekerjaan sambilan (part-time job) yang
dilakukan selagi sekolah juga bagus diutarakan. Jika anda melakukan sesuatu
yang mengesankan untuk sekolah, bisa dimasukkan, terutama jika pengalaman
kerja anda sangat terbatas.
Bagian yang lain: Anda mungkin ingin memasukkan sebuah daftar skil-skil
tertentu jika anda belum jelaskan di atas. Skil komputer dan bahasa asing
mungkin bisa ditulis pada bagian terpisah. Tergantung pada pekerjaan yang
dilamar, anda mungkin ingin menjelaskan perangkat lunak tertentu yamg anda
sudah terbiasa memakainya.
Apa yang tidak perlu dicantumkan: Dulu menjadi kebiasaan untuk
mencantumkan informasi personal seperti hobi dan kesukaan. Sebab, bisa jadi
si pembaca memiliki hobi yang sama dengan anda, misalnya sama-sama
pendaki gunung. Wah, jangan lagi, ini adalah era modern, dan informasi
personal tidak hanya tidak relevan, tapi ini membuat resume anda tidak
profesional. Jadi tidak perlu mencantumkan dalam resume anda bahwa anda
suka medaki, berburu, mengkoleksi prangko, dan semacam ini lainnya. Juga
tidak perlu mencantumkan: tanggal kelahiran, status perkawinan, jumlah anak,
dan permintaan gaji.
Dalam hukum, perusahaan tidak berhak bertanya umur anda, status
perwakinan, atau jumlah anak yang anda punya. Mereka bisa melontarkan
pertanyaan wajib seperti “apakah anda punya kebutuan khusus yang akan
mempengaruhi kinerja anda?” Anda boleh berpikir bahwa anda meminta
mereka melakukan sesuatu untuk anda dengan membeberkan informasi sensitif
dan pribadi anda, tapi dalam realitas, ini memberikan mereka impresi bahwa
anda kurang pengalaman di lapangan pekerjaan.
Referensi: Referensi, jika diminta, harus dicantumkan pada halaman terpisah
dengan nama lengkap, jabatan, tempat bekerja, hubungan dengan anda, alamat
lengkap, nomor telepon dan mesin fax, dan alamat email. Juga jangan takut
mengakatakan “Referensi tersedia jika diminta.” Beberapa orang mengatakan
pada saya bahwa referensi semakin jarang dipakai akhir-akhir ini, meskipun
saya menerima beberapa telepon tentang orang yang mencantumkan saya
sebagai referensi mereka. Secara umum, impresiku adalah bahwa perusahaan
bergantung pada resume tertulis dan wawancara dalam mengangkat pegawai
baru dan memakai referensi sebagai sebuah cek akhir (final check).
Bagaimanapun, referensi yang sudah dikenal baik oleh perusahaan dapat
menjadi sangat berguna. Orang-orang ini sering ditelepon, dan jika mereka
sudah disiapkan bernyanyi untuk anda, anda punya keunggulan yang
mengerikan. Ingatlah untuk mempersiapkan dan menghubungi para referensi
anda jauh-jauh hari.
Petunjuk akhir, tips, dan saran
Menulis sebuah resume jelek itu gampang. Menulis sebuah resume bagus itu
susah. Ini akan butuh waktu dan banyak draf. Karena para saintis riset sering
menargetkan beberapa jalur karir berbeda secara simultan, maka penting untuk
memiliki beberapa jenis resume yang menonjolkan skil yang berbeda.
Disarankan juga sebuah reseme seharusnya terlihat bersih, tidak ada salah
ejaan, dan tegas. (Salah eja adalah benar-benar sebuah ciuman kematian, jadi,
demi Tuhan, cek dan cek lagi dan berikan pada teman anda untuk dibaca.)
Kategori CV Resume
Apa ini?
Sebuah daftar penuh
riwayat hidup dari
pekerjaan profesional
dan pendidikan.
Ringkasan dari
pengalaman dan skil
yang sangat relevan
dengan posisi yang
dilamar.
Sebarapa panjang? Biasanya berhalaman- Biasanya satu halaman
halaman, panjang
tidaklah penting.
saja. Halaman yang
banyak hanya untuk
posisi level senior.
Kapan dipakai?
Dipakai untuk posisi
akademik dan riset di
pemerintahan dan
industri.
Dipakai untuk setiap jenis
perkejaan di luar
akademis dan sains.
Apakah publikasi
dicantumkan?
Daftar lengkap publikasi
adalah penting.
Bahkan daftar sebagian
publikasi pun jarang
dimasukkan.
Seberapa penting
gaya dan layout?
Gaya tidak begitu
masalah; isi adalah yang
terpenting.
Gaya dan isi sama
penting.
Haruskah dimodifikasi
untuk cocok dengan
perkejaan yang saya
lamar?
Tidak perlu.
Harus diadaptasi supaya
cocok dengan setiap
spesifik pekerjaan yang
anda lamar.
Sedikit tentang Peter Fieske
Peter Fieske adalah seorang Ph.D. di bidang ilmu geologi dan lingkungan,
postdoc di Lawrence Livermore National Laboratory (Amerika Serikat), dan
penulis buku To Boldy Go: A Practical Career Guide for Scientist. Peter juga
sering menulis di majalah internet ScienceCareer.org sebagai seorang konsultan
di kolom Career Development.
0 komentar Link ke posting ini
Membuat Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae)
Agar terlihat profesional dan menarik, ada beberapa hal yang hendaknya
diperhatikan dalam membuat curriculum vitae (CV):
Gunakan kertas putih polos
CV hendaknya polos tidak menggunakan background image (dasar bergambar).
Status perkawinan
Cantumkan status perkawinan (single, married, atau divorced).
Foto terbaru
Lampirkan pas foto terbaru. Sebaiknya gunakan pas foto berwarna, dan berpakaian resmi (jas
lengkap dengan dasi).
Referensi
Bila memungkinkan, cantumkan referensi, yaitu orang yang bisa dihubungi oleh pihak
penyeleksi untuk menanyakan hal-hal penting seputar diri anda (biasanya nama atasan dimana
anda bekerja sebelumnya).
Pekerjaan yang diinginkan
Selalu cantumkan jenis pekerjaan yang anda inginkan. Jangan menulis bahwa anda siap bekerja
dalam posisi apa saja karena akan memberi kesan bahwa anda adalah pekerja serabutan. Tuliskan
saja spesialisasi anda.
Format standar surat resmi
Gunakan huruf dengan ukuran dan jenis standar (warna hitam), contohnya font jenis Times New
Roman.
Pengalaman kerja
Cantumkan deskripsi singkat tentang pekerjaan anda pada perusahaan sebelumnya (bukan nama
perusahaannya) sebanyak-sebanyaknya tiga perusahan terakhir, berikut pangkat dan jabatannya.
Pengalaman lain yang menunjang
Cantumkan pengalaman atau organisasi yang berhubungan dengan spesialisasi anda. Jika anda
adalah seorang spesialis bidang kimia, maka pengalaman sebagai juara I lomba melukis atau
pejabat ketua senat tidak perlu dicantumkan.
Identitas
Cantumkan identitas anda dengan jelas.
Format resume atau curriculum vitae di setiap negara berbeda-beda. Hal ini tampaknya
dipengaruhi oleh budaya, kebiasaan dan pandangan politik di setiap negara yang berbeda-beda
pula. Sebagai contoh, untuk resume standar di Amerika Serikat (AS) tidak perlu mencantumkan
foto, agama, status perkawinan dan umur, karena hal itu dianggap sangat pribadi.
Perusahaan tidak meminta pencantuman keterangan-keterangan seperti itu karena bisa dianggap
melakukan ‘early prejudice’. Di AS perusahaan tidak boleh melakukan diskriminasi dalam
penerimaan pegawai, baik diskriminasi atas ras, umur, status maupun agama. Sedangkan di
Singapura, kadang dalam resume diminta mencatumkan keterangan ras.
sumber : http://www.ngelamar.com
0 komentar Link ke posting ini
1 9 N O V E M B E R 2 0 0 7
Tips Umum Membuat Resume
Sumber: Milis Persiapan Seleksi
Resume atau riwayat singkat yang berisi pengalaman dan ketrampilan yang
dimiliki oleh seseorang yang melamar sebuah pekerjaan amatlah menentukan
bagi dipilih atau tidaknya si pelamar untuk masuk ke tahapan selanjutnya dalam
proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Resume yang dibuat dengan baik akan
mempermudah pembacanya (baca: recruiter) dalam mengevaluasi kualifikasi
yang dimiliki oleh si pelamar.
Pentingnya membuat resume yang dirancang secara khusus (bukan menjiplak
model resume orang lain) seringkali tidak disadari oleh si pelamar. Dalam
banyak kasus masih sering dijumpai bahwa pelamar justru menggunakan
format resume yang sudah baku dengan cara membeli formulir resume yang
dijual di toko-toko buku atau pun mendownload formulir yang terdapat di
websites. Memang hal ini tidaklah sepenuhnya salah, namun demikian si
pelamar hendaklah mempertimbangkan apakah format tersebut sudah cocok
dengan karakter dirinya. Apa yang terjadi jika ternyata format baku tersebut,
setelah diisi oleh pelamar, ternyata justru banyak menyisakan ruang kosong
alias tidak dapat diisi semuanya. Bukankah hal demikian justru dapat
menyebabkan si pelamar tampak penuh dengan kekurangan di mata si
pembaca resume tersebut. Selain itu resume menjadi tidak enak untuk dilihat.
Dalam kompetisi memperebutkan pekerjaan di tengah - tengah situasi ekonomi
yang tidak menggembirakan saat ini, ditambah lagi dengan banyaknya jumlah
pencari kerja, tidak jarang para pengusaha (baca: orang yang mempekerjakan)
harus meluangkan banyak waktu untuk menyeleksi para calon pekerja yang
berkualitas. Mengingat bahwa satu jabatan yang lowong bisa dilamar oleh
ratusan bahkan ribuan pelamar, maka pengusaha sangat mengandalkan resume
pelamar untuk menyaring/menyeleksi mereka untuk dipanggil wawancara atau
test dalam proses berikutnya. Dengan kondisi demikian maka pelamar yang
tidak dapat membuat resume yang dapat menggambarkan kualitas dirinya
dalam bentuk resume yang menarik, padat, dan lugas akan sangat kecil
kemungkinannya untuk dipanggil. Alangkah sayangnya jika pelamar ternyata
sangat menguasai bidang yang dilamarnya tetapi gagal hanya karena resume
yang dibuatnya tidak berkenan di hati pengusaha/pembaca.
Dengan membuat resume secara menarik, padat dan lugas si pelamar
sebenarnya memperoleh manfaat yang sangat besar bagi dirinya karena ia
telah mampu:
Memberikan fakta-fakta tentang latar belakang pelamar.
menunjukkan kualifikasi yang dimiliki sehingga layak untuk memangku
jabatan yang dilamar memperlihatkan tujuan karir yang diinginkannya.