184

repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Copyright© 2013Hak Cipta dilindungi undang-undang

All rights reserved

Cetakan I, Oktober 2013

Penulis : Adelina Barus

Editor : Jamiludin & Aceng Abdul Kodir

Desain Cover dan Isi : M. Zaenal Muttaqien

Diterbitkan olehPustaka Aura Semesta

Jl. Rengasdengklok I No. 36Rt/Rw 001/006 Kel. Antapani Kidul

Kec. Antapani - Kota Bandung 40291Telp. 022-71370216 HP. 0852 2320 3241

email:[email protected]

ISBN: 978 - 602 - 1523 - 13 - 1

MEMPROMOSIKAN KESEHATAN GIGI

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mempromosikan Kesehatan Gigi iii

Daftar Isi

Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

BAB I PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . 1 B. Permasalahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 C. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 D. Penelitian Terdahulu yang Relevan . . . . . . . 10 E. Metode Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13 F. Sitematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28

BAB II KESEHATAN GIGI DAN MULUT YANG EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SISWA . . . . . . . . . . . . . . . . . 29 A. Sejarah Singkat Promosi Kesehatan . . . . . . 29 B. Promosi Kesehatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36 C. Pengertian OHI-S (Oral Hygiene Index Symplified) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46 D. Kesehatan Gigi Menurut Agama Islam dan Agama Kristen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51 E. Shalat dan Kebersihan . . . . . . . . . . . . . . . . . 55

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mempromosikan Kesehatan Gigiiv

BAB III PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT UNTUK ANAK-ANAK . . . . . . . . . . . . . . 87 A. Proses Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 87 B. Analisis Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 89

BAB IV PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT UNTUK ANAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 117 A. Kecerdasan Anak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 120 B. Kriteria Kesehatan Gigi dan Mulut . . . . . . 134 C. Kesehatan Fisik dan Mental tercerminkan

Gigi dan Mulut Sehat . . . . . . . . . . . . . . . . . . 140 D. Upaya Prefentif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 150 E. Diet Kontrol . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 154

BAB V PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 161 A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 161 B. Saran-Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 163

Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 165Glosarium . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 165Indeks . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 177

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mempromosikan Kesehatan Gigi 1

A. Latar Belakang MasalahMasalah kesehatan gigi dan mulut (gilut) penting dalam

pembangunan kesehatan, salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia sekolah dari gangguan kesehatan gigi.1 Menurut Andini, kesehatan mulut dan gigi adalah pintu menuju kesehatan tubuh secara keseluruhan dan kesehatan mental.2 Penyakit gigi dan mulut yang menjadi masalah kesehatan masyarakat pada umumnya adalah pada jaringan penyangga gigi (priodental desease) dan karies gigi/lubang gigi. Karies gigi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain konsumsi makanan, pemeliharaan gigi dan keadaan gigi itu sendiri.3

Karies gigi pada anak merupakan masalah yang sangat penting dan utama dari penyakit gigi dan mulut di Indonesia. Survey Departemen Kesehatan pada Kesehatan Rumah Tangga (KRT) tahun 2001 menyebutkan, prevalensi karies aktif pada

1 Suwelo, Karies Gigi Pada Anak dengan Berbagai Faktor Etiologi (Jakarta: EGC, 1992), 21.

2 Trisnawati Tjahyadi.A.D.A, Gigi Sehat Ibadah Dasyat (Yogyakarta: Pro-Media, 2011), 19.

3 Suwelo, Karies Gigi pada Anak dengan Berbagai Faktor Etiologi, 16.

PENDAHULUAN

BABI

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi2

penduduk anak usia 10 sampai 12 tahun adalah 52% yang belum ditangani, dan penduduk yang pernah mengalami karies gigi sebesar 71,2%. Hasil survey yang dilakukan Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia (YKGI) tahun 2003 terhadap anak-anak di Jakarta menunjukkan bahwa 70% dari jumlah anak menderita karies gigi dan peradangan gusi. Penyakit gigi akibat peradangan merupakan ranking ke-10 di Indonesia.

Karies gigi adalah penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya terjadi interaksi dari empat faktor utama yang ada di dalam mulut yaitu 1) host (gigi dan saliva). 2) microorganisme (plak), 3) substrat (diet karbohidrat), 4) waktu.4 Faktor lain sebagai faktor predisposisi adalah a) Jenis kelamin, b) tingkat pendidikan, c) tingkat ekonomi, dan d) perilaku.5 Karies gigi merupakan penyakit kronis yang bersifat irreversibel di mana kerusakan pada gigi tidak dapat sembuh seperti luka jaringan, bila dibiarkan berlanjut akan menyebabkan kehilangan gigi dan kemudian akan mempengaruhi proses pengunyahan, fungsi bicara dan penampilan estetis.6

Memelihara kesehatan gigi anak usia sekolah dilakukan dengan cara memberikan pemahaman tentang kebersihan gigi dan mulut. Oleh karena itu, kepedulian akan kesehatan gigi harus ditanamkan sejak dini, sehingga menghindarkan anak dari masalah penyakit gigi. Seringkali anak lalai untuk menjaga kesehatan gigi yang disebabkan oleh perilaku anak yang negatif. Namun demikian, menanamkan kesadaran anak akan pentingnya kebersihan gigi memang tidak bisa dilakukan secara instan, bahkan butuh kesabaran ekstra. Bila hal ini dilakukan, maka kesadaran menjaga kesehatan gigi ini akan menjadi kebiasaan sampai anak menjadi dewasa.

Hal-hal yang menjadi hambatan dalam membersihkan 4 Reich. E. Lussi A & Newbrun, E, “Caries-risk Assesmet” International

Dental Jurnal, 1999.5 Suwelo. Peranan Pelayanan Kesehatan Gigi Anak, 32.6 Kid, E. A M, and Bechal, S.J, Dasar Karies Penyakit dan

Penanggulangannya. Alih Bahasa Narlan Sumawinata dkk, 18.

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 3

gigi adalah 1) Anak tidak terbiasa dengan kegiatan menyikat gigi sehingga dianggap sebagai hal yang menakutkan bahkan menyakitkan, 2) Trauma yang diakibatkan penyikatan gigi yang dipaksa oleh orang tua, 3) Pemilihan pasta gigi maupun sikat gigi yang tidak tepat sehingga anak tidak merasa nyaman serta mengakibatkan muntah.7 Untuk itu, dalam upaya mengatasi dan mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut pada anak dilakukan pendidikan kesehatan masyarakat untuk perilaku pencegahan penyakit gigi dan mulut melalui penyuluhan. Tujuannya adalah agar terjadi perubahan dalam perilaku pada anak usia sekolah untuk dapat hidup sehat.

Usaha promosi kesehatan dengan menggunakan metoda penyuluhan kesehatan gigi dengan menggunakan poster dan leaflet bertujuan agar terjadi perubahan dalam perilaku di bidang kesehatan gigi dan mulut pada anak, dengan penekanan pada perilaku saat ini dan yang akan datang. Dikemukakan oleh Notoatmojo (2002) bahwa perilaku kesehatan sebagai respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan penyakit.8 Lain halnya dengan Gochman (1998), yang menjelaskan bahwa perilaku atau sifat seseorang seperti harapan, keyakinan, presepsi, dan elemen kognitif lainnya mempengaruhi perilaku kesehatan.9

Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menyampaikan pesan mengenai kesehatan gigi kepada anak sekolah kelompok/individu dengan harapan mereka dapat memperoleh pengalaman tentang kesehatan gigi yang lebih baik, dan akhirnya diharapkan pengetahuan tersebut, dapat mempengaruhi perubahan perilaku mereka. Perubahan perilaku yang dimaksud adalah perilaku yang tidak menguntungkan terhadap kesehatan giginya. Perubahan perilaku ini juga yang menjadi tujuan dari pendidikan secara umum

7 Trisnawati Tjahyadi.A. D. A, Gigi Sehat Ibadah Dahsyat, 24.8 Notoatmojo.S, Ilmu perilaku Kesehatan (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),

20.9 Gocman, D.S, Health Behavior Emerging Research Perspectives (New

York: Plenum Press, 1998), 10.

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi4

pendidikan kesehatan gigi membutuhkan kesungguhan dalam pengetahuannya, sehingga peran pemulihan strategi dalam merencanakan pendidikan kesehatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Diharapkan dengan pembinaan penyuluhan kesehatan gigi dapat meningkatkan pengetahuan pada anak-anak sekolah dasar, tentang struktur kebersihan gigi dan mulut.10 Usaha Kesehatan Gigi Sekolah adalah bagian Integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada para siswa terutama siswa sekolah tingkat dasar (STD). Dalam suatu kurun waktu tertentu dan diselenggarakannya upaya ini secara berkesinambungan melalui paket UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) Usaha yaitu Paket Minimal, Paket Standar, dan Paket Optimal.11 Di bawah ini ada beberapa penjelasan mengenai paket UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) yaitu:

Paket Minimal UKGS Tahap I yang meliputi a) Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi mulut. b) Pencegahan penyakit gigi mulut.

Paket Standar UKS Yaitu UKGS tahap II yang meliputi a) Pelatihan guru dan tenaga kesehatan dalam bidang kesehatan gigi mulut. b) Pendidikan/ penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. c) Pencegahan penyakit gigi dan mulut. d) Penjaringan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas 1 SD. e) Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit. f) Pelayanan medic gigi dasar atas permintaan pada kelas I sampai dengan kelas VI (care on demand). g) Rujukan bagi yang memerlukan.

Paket Optimal UKS yaitu UKGS Tahap III yang meliputi: a) Pelatihan guru dan tenaga kesehatan dalam bidang kesehatan gigi mulut b) Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi mulut, c) Pencegahan penyakit gigi mulut, d) Penjaringan kesehatan gigi dan

10 Notoatmojo.S, Ilmu perilaku Kesehatan (Jakarta: Rineka Cipta, 2002 ), 20.

11 Pedoman Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Direktorat Kesehatan Gigi, 1996), 3.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 5

mulut siswa kelas I, e) Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit, f) Pelayanan medic gigi dasar atas permintaan pada kelas I sampai dengan kelas VI (care on demand), g) Pelayanan medic gigi dasar sesuai kebutuhan (treatment need) pada kelas terpilih.12

Penyuluhan Kesehatan di sekolah meliputi berbagai aspek di antaranya penyuluhan kesehatan gigi yang merupakan bagian dari program pokok Puskesmas melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Merujuk pada hasil Konferensi Internasioal I di Ottawa tahun 1986 bahwa Promosi kesehatan mulai dikenal secara luas.13 Promosi kesehatan adalah: “proses pemberdayaan/ memandirikan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta pengembangan lingkungan sehat”. Upaya memperoleh kesehatan adalah anjuran semua agama. Dalam Alquran maupun hadis Nabi Muhammad juga merujuk pada kesehatan jasmani, rohani, dan sosial upaya yang dilakukan berbentuk promotif, prefentif, kuratif, rehabilitatif.14 Pencegahan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut harus sejak dini, dimulai dari keluarga, sehingga meningkatkan kesehatan merupakan perintah ajaran agama Islam kebersihan adalah sebagian dari iman dan bahwa sehat adalah ibadah15.

Salah satu misi promosi kesehatan adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan, pendidikan, pelatihan, dan memperkuat sumber daya manusia dalam upaya meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

12 Pedoman Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (Depkes RI, Direktorat Jenderal Pelayan Medik, Direktorat Kesehatan Gigi, 1996), 3-4.

13 Lihat Promosi Kesehatan Komitmen Global Dari Ottaw-Jakarta-Nairobi Menuju Rakyat Sehat (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2011), 3.

14 Lihatl-Hafidz Ahsin W.A A Fikih Kesehatan (Jakarta: Amzah, 2007), 14. Upaya promosi tercermin dari ayat suci bahwa manusia dilarang menjatuhkan diri baik jasmani,maupun ruhani, artinya manusia wajib memelihara kesehatan.

15 Lihatl-Hafidz Ahsin W.A A Fikih Kesehatan, 17

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi6

kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.16 Dalam penyuluhan dikenal beragam media dan alat bantu penyuluhan, seperti benda (sampel, model tiruan), barang cetakan (brosur, poster, foto, leaflet, sheet), gambar diproyeksikan (slide, film, film-strip, video, movie-film) dan lambang grafika (grafik batang dan garis, diagram, skema, peta). Peneliti memilih menggunakan leaflet dan poster berdasarkan pengalaman di lapangan bahwa promosis kesehatan terhadap anak usia sekolah lebih efektif.

Fungsi media penyuluhan merupakan alat bantu penyuluhan sebagai perantara yang dapat dipercaya menghubungkan antara penyuluh dengan sasaran, sehingga pesan atau informasi akan lebih jelas dan nyata. Selain itu media penyuluhan kesehatan merupakan alat bantu dalam pendidikan kesehatan sehingga disebut juga media pendidikan kesehatan karena alat-alat tersebut merupakan saluran untuk menyampaikan informasi kesehatan dan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi sasaran penyuluhan kesehatan.17

Salah satu pentingnya penyuluhan gigi pada anak sekolah sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan spiritual anak. Berdasarkan hasil tulisan Mujtahid 2011, menjelaskan tentang mendidik berbasis kecerdasan spiritual (spiritual quotient).

Kalau selama ini kecerdasan diartikan sebagai olah akal atau logika, sekarang merambah pada olah emosi dan spiritual. Salah satu penelitian yang berpengaruh luas dilakukan oleh Baumrind, University of California, Berkeley. Penelitian ini bertujuan mencari strategi parenting yang paling memungkinkan untuk membentuk anak yang mandiri, cakap, dan penuh kasih. Hasil penelitian ini menunjukkan ada empat gaya parenting yang ditentukan dua elemen penting, yaitu dukungan dan ekspektasi.18

16 Departemen Kesehatan RI, Buku Panduan Strategi Promosi Kesehatan di Indonesia (Jakarta: Departemen Kesehatan, 2000), 3-4.

17 Sudrajat, Media Pembelajaran Penyuluhan Kesehatan, 25.18 Andyda Meliala, Successful Parenting; 41 Tip Mencetak Anak Cerdas

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 7

Berdasarkan hasil Susenas tahun 2003, data statistik menunjukkan bahwa penyakit gigi dan mulut merupakan satu penyakit yang dirasakan menggangu masyarakat baik oleh pekerja maupun anak sekolah. Sementara pada laporan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 menunjukkan 39% penduduk Indonesia memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut dan kenyataannya 29% dari penduduk tersebut yang menerima perawatan gigi dari layanan kesehatan (drg.dokter spesial gigi dan perawat gigi). Profil Kesehatan gigi Indonesia tahun 2004 menunjukkan bahwa rasio dokter gigi per 100.000 penduduk adalah 3,37, salah satu penyebab dari keadaan ini adalah penyebaran dokter gigi yang tidak merata dan pada umumnya dokter gigi lebih banyak tersebar di kota-kota besar dan yang terbanyak di kota besar pulau Jawa.19 Sementara itu tentang penanganan penyakit gigi dan mulut oleh tenaga profesional kesehatan gigi pada umumnya belum bersifat komprehensif artinya seorang dokter gigi hanya memberikan dan menawarkan perawatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif, sedangkan promotif dan preventif, tidak diberikan dan tidak diberikan, dan menurut Risqa, dalam laporan penelitian dikutip oleh Cakradonya 2010 bahwa sebaiknya sebelum memulai suatu perawatan gigi kepada pasien perlu diperhatikan tujuan perawatan gigi yaitu mempertahankan keadaan gigi pasien selama mungkin di dalam mulut, sehingga tindakan pencegahan penting dilakukan yaitu antara lain: cara menyikat gigi, dan berkumur-kumur dengan air putih atau dengan obat kumur yang bertujuan untuk menghilangkan flak, sisa makanan dan kuman yang melekat pada permukaan gigi, gusi dan permukaan lidah.

Berdasarkan upaya pemerintah tentang promotif dan preventif ini maka sejak usia dini perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Program ini Berkarakter (Jakarta: By Pass, 2012), 8.

19 Prodi Kedokteran Gigi, “Cakradonya Dental” (Prodi Kesehatan Gigi Fakultas Kedokteran, 2010, Aceh) Jurnal.

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi8

telah dimulai sejak tahun 1951 dan lebih menitikberatkan pada upaya promotif, dan preventif sebagai penyuluhan sikat gigi masal dan pemeriksaan gigi dan mulut bagi anak Sekolah Dasar.

Beberapa hambatan dan kendala dalam UKGS adalah: 1) Keterbatasan jangkauan tenaga kesehatan gigi untuk melaksanakan pembinaan upaya promotif-preventif di Sekolah Dasar, 2) Kurangnya keterlibatan elemen masyarakat di sekitarnya, seperti guru dan orang tua murid. 20 Solusi dari setiap masalah tersebut adalah memberdayakan guru dalam pelaksanaan UKGS dan sebagai jawaban dari permasalahan tersebut adalah program UKGS harus dilaksanakan secara optimal untuk meningkatkan paradigma sehat untuk pembangunan Indonesia yang berwawasan kesehatan. Untuk itu peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul Kesehatan Gigi dan Mulut yang Efektif dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual (Kajian di Sekolah Dasar Widuri Lebak Bulus Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan).

B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: a. Bagaimana cara meningkatkan penyuluhan kesehatan

gigi dan mulut pada anak sekolah dasar dapat menurunkan dan merubah perilaku serta menurunkan angka kesakitan?

b. Apakah dengan penyuluhan kesehatan menggunakan poster dan leaflet dengan pesan agama dapat merubah perilaku anak sekolah?

2. Batasan MasalahPenelitian ini akan dibatasi pada “Kesehatan gigi dan Mulut yang efektif dalam meningkatkan kecerdasan

20 Marsh PD, “Antimicrobial Strategies in the prevention of Dental Caries” (J Car Res 1993); 27 (I) : 72-6

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 9

spiritual siswa (Kajian di Sekolah Dasar Widuri Lebak Bulus Jakarta Selatan). Waktu penelitian 24 Juni sampai dengan 24 September 2012.

3. Perumusan MasalahBerdasarkan uraian pada identifikasi masalah, batasan masalah, maka penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan: Apakah kesehatan gigi dan mulut menggunakan metoda penyuluhan dengan poster dan leaflet dapat mengubah perilaku kesehatan dan spiritual anak sekolah dasar?

C. Tujuan Penelitian1. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah untuk menganalisis tentang efektifitas promosi (pendidikan) kesehatan gigi dengan media poster dan leaflet terhadap peningkatan pengetahuan tentang spiritual kesehatan siswa-siswi Sekolah Dasar Widuri di Lebak Bulus Jakarta Selatan.

2. Tujuan Khusus a. Menganalisis gambaran tingkat pengetahuan siswa

tentang kesehatan gigi sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.

b. Menganalisis perbedaan pengetahuan kesehatan siswa sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan poster dan leaflet.

c. Menganalisis peningkatan pengetahuan siswa dan kecerdasan spiritual mereka.

3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian adalah berupa kebijakan yang dapat diterapkan oleh pihak-pihak sebagai berikut:

Dinas Kesehatan Jakarta Selatan

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi10

Memberi masukan informasi bagi pemegang program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Dinas Kesehatan Jakarta Selatan terhadap pendidikan kesehatan gigi.

Institusi Puskesmas Memberi masukan bagi Puskesmas tentang peningkatan pelaksanaan program usaha kesehatan gigi sekolah terutama kegiatan pendidikan kesehatan gigi. a. Institusi Pendidikan Membantu memberi ide-ide tentang pengetahuan

kesehatan gigi bagi murid / siswa- siswa dan pihak sekolah dalam upaya status kebersihan gigi dan mulut.

b. Institusi pendidikan dan penelitian Menambah khasanah referensi hasil penelitian yang

ada, selanjutnya dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi penelitian lain.

D. Penelitian Terdahulu yang RelevanHasil penelitian Bintang H. Simbolon mengenai,

“Hubungan Perilaku tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak-anak Usia 12-13 Tahun di SDN II Rajabasa Bandar Lampung 2004” menjelaskan bahwa pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan indeks karies gigi anak (DMF-t).21 Penelitian Budiharto “Pengetahuan tentang Gigi dan Mulut dengan DMF-t pada anak sekolah, tahun 1994 menyatakan bahwa pengetahuan tentang kesehatan gigi dapat diperoleh secara alamiah (pengalaman pribadi karena pernah sakit gigi), sehingga ia melakukan pencegahan terhadap terjadinya karies gigi.22 Penelitian Damayanti T “Pengetahuan

21 Bintang H. Simbolon. “Hubungan Perilaku Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak-Anak Usia 12-13 Tahun di SDN II Rajabasa Bandar Lampung” (2004).

22 Budiharto, “Pengetahuan tentang Gigi dan Mulut dengan DMF-t pada anak sekolah” tahun (1994)

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 11

tentang Gigi dan Mulut dengan DMF-t Pada Anak Sekolah tahun 2002 menyatakan bahwa peningkatan pengetahuan dan sikap anak terhadap kesehatan gigi justru meningkatkan skor DMF-t.23 Nurlaila AM, Herwati Djoharnas, dan R.R Darwita meneliti “Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kareis Gigi pada murid Sekolah Dasar kecamatan Karangantu”, 2005 dengan hasil bahwa penyakit karies gigi dapat terjadi apabila ketahanan faktor pejamu yaitu gigi yang rapuh akibat kurangnya masukan nutrisi, adanya mikroorganisme, adanya sukrosa dan ditambah dengan faktor waktu, dan bila salah satu faktor tidak ada maka penyakit karies gigi tidak akan terjadi. Penelitian Eka Anggreni “Frekuensi Karies gigi Molar Satu Tetap Pada Anak Usia 8-10 tahun pada pengunjung Klinik Jurusan Kesehatan Gigi Poltekes Jakarta I, tahun 2002, menunjukan bahwa frekuensi karies gigi molar satu tetap rahang bawah lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi karies gigi molar satu tetap rahang atas hal ini disebabkan oleh molar satu tetap rahang bawah memiliki bentuk yang unik dengan adanya pit (garis retak pada mahkota gigi) dan fisur (titik awal kerusakan gigi), sehingga sulit untuk dibersihkan, selain itu merupakan gigi molar satu tetap pertama kali tumbuh.24

Penelitian E.H. Sundoro “Praktek Preventif Untuk Penanggulangan Karies”, pada 1998 mempunyai hasil bahwa usaha praktek preventif untuk menanggulangi lesi karies serta praktek preventif dan mengembangkannya untuk mencegah karies gigi.25 Terdapat pula penelitian Endang Purwaningsih, dan kawan-kawan di Surabaya tentang “Program Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dalam Peningkatan Status Kesehatan Gigi Anak Sekolah”, 2002 dengan menggunakan alat pemeriksaan OHIS

23 http://tkhompimpah.blogspot.com/2012/02/pentingnya-kesehatan-gigi-dan-mulut.html

24 Eka Anggreni “Frekwensi Karies gigi Molar Satu Tetap Pada Anak Usia 8-10 tahun pada pengunjung Klinik Jurusan Kesehatan Gigi Poltekes Jakarta I” (2002), Resbinnakes

25 E.H. Sundoro “Praktek Preventive Untuk Penanggulangan Karies” (1998)

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi12

mempunyai hasil, tredapat pada perubahan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang kebersihan gigi untuk mencegah karies.26

Iwany Amalliah dalam penelitiannya “Penatalaksanaan Program UKGS Mandiri SD Sumbangsih Jakarta” mengatakan bahwa UKGS merupakan program yang relevan dalam penanggulangan masalah kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu, kegiatan tersebut diarahkan pada pembinaan perilaku kesehatan yang positif sejak usia dini sekolah dasar.27 Demikian pula Data Survey Dasar Karies Gigi (SDKG) oleh Tim Peneliti Sub Dinas Bina Program Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang pada siswa Sekolah Dasar umur 12 tahun di Kecamatan Sukadana tahun 2003 diketahui bahwa prevalensi karies pada murid sekolah dasar umur 12 tahun masih tinggi dengan etiologi dari tiga faktor yaitu Host (gigi dan saliva), mikroorganisme (plak) dan substrat (diet karbohidrat) berhubungan langsung dengan karies, terdapat faktor-faktor eksternal yaitu perilaku yang berhubungan dengan cara menjaga kesehatan gigi. Piagam Ottawa merupakan salah satu hasil terpenting dari Konferensi Internasional Promosi Kesehatan Pertama, Kanada salah satu dari delapan pelayanan kesehatan dasar yang harus dilaksanakan untuk mencapai kesehatan bagi semua (Health for All) adalah pendidikan kesehatan sebagai urutan atau prioritas utama.28

Penelitian G. Rizali Noor “Mempersiapkan Praktek Dokter Gigi Menjelang Indonesia Sehat 2010” (UI) menyimpulkan bahwa Pelayanan kesehatan gigi memerlukan biaya yang mahal dengan peluang terjadi in efisiensi yang yang memperberat dan strategi paling mudah untuk mengatasi masalah adalah internal efisiensi

26 Endang Purwaningsih, dkk “Program Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Dalam Peningkatan Status Kesehatan Gigi Anak Sekolah” (2002)

27 Iwany Amalliah dalam penelitiannya “Penatalaksanaan Program UKGS Mandiri SD Sumbangsih Jakarta” (1997)

28 Departemen Kesehatan, Promosi Kesehatan Komitmen Global Dari Otawa-Jakarta, Nairobi Menuju Rakyat Sehat (Jakarta: Departemen Kesehatan, 2009), 2.

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 13

dengan upaya pengendalian biaya.29 Penelitian Any Djuitawati dkk, “Hubungan Kualitas Pelayanan dan Promosi terhadap Hasil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Dati II Blora”, 1998 mempunyai hasil cakupan pelayanan tambal cabut tidak berhubungan dengan cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.30

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka judul penelitian mengarah pada promosi kesehatan dengan nilai-nilai agama dalam poster dan leaflet dapat merubah perilaku anak SD dan menjadikan mereka peduli terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Efektif dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual.Metoda penelitian adalah kualitatif dengan metode deskriptif, menggunakan pendekatan jenis penelitian potong lintang/cross sectional dengan desain penelitian Quasi Experiment dengan menggunakan cara pre test dan post tes di Sekolah Dasar Widuri Lebak Bulus.31 Peneliti ingin mengetahui apakah ada perubahan perilaku anak tentang kesehatan gigi dan mulut sebelum dan setelah diberikan penyuluhan untuk itu penelitian dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan.

29 G. Rizali Noor, “Mempersiapkan Praktek Dokter Gigi Menjelang Indonesia Sehat 2010”, (UI, 2010) Penelitian

30 Any Djuitawati dkk, “Hubungan Kualitas Pelayanan Dan Promosi Terhadap Hasil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Dati II Blora” (1998) Penelitian

31 Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk penulisan Skripsi dan Tesis (Jakarta: PPM, 2005 ), 7

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi14

2. Sumber Penelitian Subyek penelitian ini adalah informasi dari seluruh Anak SD Widuri Lebak Bulus Kec. Cilandak Jakarta Selatan, data hasil pra tes dan post tes dokumentasi tentang UKGS dengan cara pengambilan sampel purpositive sampling, total sampling, simple random sampling. Peneliti sebagai perawat gigi di Puskesmas Lebak Bulus melakukan observasi terhadap kesadaran kesehatan gigi dan mulut dan tingkat pelaksanaan pemeliharaan pribadi terhadap sikat siswa dan kecerdasan spiritual mereka.Sumber sekunder dalam penelitian ini adalah buku kepustakaan, majalah Kesehatan Gigi jurnal Kesehatan, hasil penelitian (promosi kesehatan gigi, Penyuluhan Kesehatan Gigi dan mulut menggunakan Poster dan Leaflet, merubah perilaku).

3. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan yaitu “Quasi Eksperiment” jenis Pre Test-Post test Nonequivalent Group Design, dengan cara:

a. Tahap Persiapan Pendekatan dengan Kepala Sekolah melalui Guru

masing Kelas 1-6 dengan jumlah sampel 103 siswa kemudian dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu a) kelompok diberikan metode poster, b) Satu kelompok diberikan media leaflet, c) satu kelompok lagi tanpa diberikan perlakuan atau intervensi sebagai (kelompok kontrol).

b. Pelaksanaan 1) Dilakukan penjelasan dari peneliti kepada siswa

atau pengunjung tentang proses pendidikan kesehatan gigi dan mulut serta maksud dan

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 15

tujuannya. Peneliti kemudian membagikan sikat gigi kepada semua siswa. Waktu penelitian yakni pada bulan Juni-September 2012. Sikat gigi bersama anak-anak dituntun langsung oleh peneliti.

2) Mendapatkan data awal (base line data) tentang pengetahuan dan sikap siswa sebelum penelitian dimulai. Pre test diberikan melalui kuesioner pada kelompok yang akan diberi penyuluhan dengan media poster, untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mengetahui tentang pencegahan penyakit gigi. Kemudian setelah penyuluhan dengan media Poster selesai subjek (siswa) diberi jeda waktu selama satu (1) minggu untuk dilakukan post test dengan pertanyaan yang sama, untuk mengetahui pemahaman tentang apa materi yang telah diberikan melalui poster.

3) Di hari kedua, peneliti melakukan hal yang sama dengan hari pertama, hanya saja pada hari kedua kelompok yang diteliti adalah kelompok yang diberikan penyuluhan dengan memberikan media leaflet ke setiap anak, adapun teknis pelaksanaannya sama dengan hari pertama.

4) Satu minggu setelah Poster dan pemberian leaflet mengenai kesehatan gigi, peneliti melakukan pos test terhadap semua kelompok termasuk kelompok kontrol, dengan hari kedatangan yang telah ditentukan sebelumnya untuk masing- masing kelompok. Setelah post test, dilakukan observasi dan wawancara dengan siswa untuk mengetahui peningkatan pelaksanaan ibadat.

5) Pelaksanaan Penelitian kesehatan gigi dilakukan oleh peneliti dibantu oleh tiga (3) orang perawat gigi yang profesional.

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi16

Berikut ini alur pikir yang digunakan di dalam penelitianGambar 1.1 Poster dan Leaflet

Poster & Leaflet

Perilaku - Pengetahuan- Sikap - Tindakan

Lingkungan

Kecerdasan Spiritual

Perilaku

Pengetahuan

Sikap

Tindakan

OHIS- DI (Debris Indeks) - CI (Calculus Indeks)

KebersihanGigi & Mulut OHIS

(Oral Hygiene Index Simplified)

Hasil wawancara dengan siswa-siswi Sekolah Dasar Widuri.• Adanya peningkatan pengetahuan tentang kesehatan

gigi dan mulut baik agama Islam dan Kristen.• Adanya peningkatan pelaksanaan ibadah, dan rajin

membersihkan gigi serta menjaga kebersihan diri.• Adanya peningkatan secara spiritual dan kecerdasan

bagi siswa-siswi Sekolah Dasar Widuri.Adapun hasil ini kami dapat informasi daripada bapak dan ibu guru di Sekolah Dasar Widuri dan setiap kami datang ke Sekolah Dasar Widuri para siswa-siswi tidak ada yang takut untuk diperiksa gigi-giginya malah bertanya kapan

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 17

lagi Ibu Lina periksa gigi kami? Dan kapan lagi sikat gigi massal? Demikianlah hasil observasi kami terhadap siswa-siswi Sekolah Dasar Widuri sangat antusias untuk diberi pelayanan terhadap kesehatan gigi dan mulut juga kesehatan secara umum sehingga siswa-siswi dapat lebih cerdas dan spiritual makin baik. Seperti kata Prof. Dr. Dadang Hawari, “Agama sangat bermanfaat untuk terapi dan memelihara kesehatan jiwa fisik melalui Komp BPSS (Biology, Psycoteraphy, Social dan Spiritual).32

4. Media Poster dalam Penyuluhan Secara langsung memberikan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut dengan metode tanya jawab mengunakan media poster serta memberikan pengertian dan tujuan tentang promosi kesehatan menggunakan poster dan leaflet pada siswa SD Widuri Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan. Interaksi dengan cara komunikasi dua arah antara peneliti sebagai promotor, dan siswa sebagai audensi.Mengambil keputusan dan kesepakatan waktu untuk pelaksasaan penelitian.Media menurut Notoatmodjo bahwa alat penyalur pesan-pesan kesehatan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 3, yaitu media cetak, media elektronik dan media papan.1. Media cetak, adalah alat bantu menyampaikan

pesan-pesan kesehatan dengan berbagai variasi di antaranya:

Booklet, adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.

Leaflet, adalah bentuk penyampaian informasi atau

32 Dadang Hawari, “Agama sumber Kesehatan Jiwa dan Raga” Dalam pertemuan di Kedutaan Besar RI di Athena, 2012.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi18

pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat, isi informasi dapat berupa kalimat maupun gambar atau kombinasi dari keduanya.

Flyer (selebaran), bentuknya seperti leaflet, tapi tidak dilipat.

Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.

Poster, yaitu bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan / informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-tembok, atau di tempat-tempat umum atau di kendaraan umum.

Foto-foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.33

2. Media Elektronik Media elektronik sebagai sasaran untuk informasi

untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang terdiri dari : Televisi, radio, Video, Slide, dan Film Strip.

3. Media Papan (Billboard), biasanya dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan.

5. Penjelasan tentang Cara Mengukur.

Skor perilaku Baik : > 81 Baik : 81-100 Sedang : 61-80 Sedang : 61-80 Buruk : < 60 Buruk : < 60

Skor Perilaku adalah jumlah pengetahuan, sikap dan tindakan.

PengetahuanSikapTindakan

Perilaku

33 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 69.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 19

Dalam pemeriksaan debris dimulai dengan permukaan gigi, dilihat apakah ada debris lunak atau tidak meliputi sepertiga permukaan ginggiva atau gusi dan memberikan penilaian lebih jelas dapat diliha pada Table I di bawah ini.

Tabel 1.1 Pemeriksaan Debris dan Kriterianya

No KRITERIA NILAI

1 Pada permukaan gigi yang terlihat tidak ada debris lunak dantidak ada pewarna ekstrinsik memiliki

0

2 Pada permukaan gigi terlihat ,ada debris lunuk yang menutupi permukaan gigi seluas sepertiga permukaan atau kurang dari sepertiga ginggiva/gusi nilainya

1

3 Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris lunak yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari sepertiga ,tetapi kurang dari dua pertiga permukaan gigi dari tepi gigi/gusi

2

4 Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari dua pertiga permukaan gigi dari tepi gusi

3

Gambar 1.2 Kriteria Debris dari Depkes RI

Cara pemeriksaan Debris menurut Depkes RI Direktorat Kesehatan gigi yaitu; 34

1. Pemeriksaan dimulai bagian A3, kalau ada ” debris” pada sonde diberi nilai 3.

2. Bila bagian A3 bersih pindahkan ke A2, kalau ada ”

34 Depkes , “Pedoman Pelaksanaan Usaha kesehatan Gigi Sekolah” (Depkes RI Direktorat Jenderal. Pelayanan Medik, Direktorat Kesehatn Gigi, 1996) 63.

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi20

debris” pada sonde diberi nilai 2.3. Bila bagian A2 bersih pindahkan ke A1, kalau ada ”

debris” pada sonde diberi nilai 1.4. Bila bagian A1 bersih maka beri nilai 0

Posisi sonde berada pada permukaan gigi saat memeriksa debris

5.

A1

A2

A3

Keterangan:A1. bersih maka beri nilai 0

A2 bila ada debris pada sonde diberi nilai 1

A3 bila ada debris pada sonde diberi nilai 2

Di bawah ini gambar 2 tentang batas debris

Gambar 1.3 Batas Debris

A(1)

N3

A(2)

N2Cara Menghitung Debris Cg78g

A(3)

N1

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 21

Menurut Green dan Vermillion tentang Debris Indeks ; artinya skor (nilai) dari endapan lunak yang terjadi karena adanya sisa makanan yang melekat pada gigi indeks.Penilaian Debris Indeks Debris dikatakan baik bila skala nilainya 0-0,6 Debris dikatakan sedang bila skala nilainya 0,7-1,8Debris dikatakan buruk bila nilainya 1,9-3,0Tabel 1.2 Debris Buruk dengan Nilai 1,9-3,0

Contoh :

3 0 0

0 0 3

Bucal Labial Bucal

=

Lingual Labial Lingual

Contoh di atas adalah yang menggambarkan gigi bagian atas yaitu Bucal, Labial dan Bucal sedangkan yang menggambarkan gigi bagian bawah yaitu Lingual, Labial dan Lingual. Jumlah Nilai Debris atau kotoran pada gigi bagian atas berjumlah 3 yang terletak di Bucal dan bagian bawah berjumlah 3 yang terletak di Lingual jadi jumlahnya 6 nilai. Lalu, jumlah gigi yang diperiksa terdapat 6 gigi atau kotak seperti gambar di atas.Jadi, menghitung debris pada contoh diatas sebagai berikut:

Debris = Jumlah nilai Debris 6

Jumlah gigi yang diperiksa 6= = 1

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi22

Penjelasan:Bucal ( gigi rahang atas) dengan nilai 3 : menunjukan bahwa karang gigi menutupi seluruh cervical gigi.Labial dengan nilai 0 : menunjukan tidak tedapat karang gigi pada pernukaan labial.Bucal dengan nilai 0 : menenjukan tidak ada kaang gigi pada sevicak gigi.Lingual ( gigi rahang bawah ) dengan nilai 0: menunjukan tidak ada karang pada bagian lingual.Lingual dengan nilai 3: menunjukan bahwa terdapat karang gigi menutupi permukaan gigi dan lebih dari dua pertiga permukaan tepi gusi.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1.4 tentang kriteria penilaian karang gigi di bawah ini.

Tabel 1.3 Kriteria Penialaian Karang Gigi

No KRITERIA NILAI

1 Tidak ada karang gigi nilai•

2 Pada permukaan gigi ada karang •gigi supra ginggival yang menutupi gigi tidak lebih dari sepertiga permukaandari tepi gusi

3 Pada permukaan gigi yang terlihat •ada karang supra gingival, kurang dari dua pertiga permukaan tepi gusi.

Sekitar bagian • servikal gigi terdapat sedikit karang gigi sub gingival terlihat ada karang su Pada permukaan gigi y

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 23

4 Pada permukaan gigi yang diperiksa •ada karang gigi supra gingival yang menutupi permukaan gigi lebih dari dua pertiga permukaan tepi gusi.

Sekitar bagian servikal gigi ada •karang gigi subgingival yang menutupi dan melingkari seluruh bagian servikal (continous band of subgingival calculus)

Pemeriksaan Calculus dan Kriteria penilaian sebagai berikut:Cara Pemeriksaan;Pemeriksaan dimulai dari bagian inisial gigi, dan untuk penilaiannya dapat dilihat pada contoh gambar dibawah ini;35

a. Permukaan gigi bersih Nilai = 0

b. Kurang dari sepertiga permuaan gigi (dihitung dari batas gusi) tertutup dengan karang gigi.

Nilai = 1

35 Depaetemen Kesehatan “Pedoman Pelaksanaan Usaha kesehatan Gigi Sekolah”. (Depkes RI,Direktorat Jend. Pelay Medik, Direktorat Kesehatn Gigi, 1996) 65

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi24

c. Lebih dari sepertiga tetapi kurang dari duapertiga permukaan gigi (dihitung dari batas gusi) tertutup dengan karang

Nilai = 2

d. Lebih dari dua pertiga permukaan gigi (dihitung dari batas gusi ) tertutup dengan karang gigi

Nilai =3

Untuk memeriksa adanya karang gigi subgingival selalu dilakukan pada bagian AL dari permukaan gigi, dan untuk penilaiannya perhatikan gambar gambar ini:

e. Permukaan gigi bersih tetapi pada bagian servikal ada bercak-bercak karang gigi

Nilai = 2

f. Permukaan gigi bersih tetapi pada bagian servikal karang gigi yang melingkari gigi seperti sebuah pita Nilai = 3

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 25

Cara Menghitung ” Calculus Indeks ” dengan Rumus

Calculus = Jumlah nilai Calculus

Jumlah gigi yang diperiksa

Cara pemeriksaan dan penilaian debris indeks dan kalkulus sebagai berikut:Sebelum menilai debris dengan kalkulus pertama-tamapermukaan gigi yang akan dilihat kemudian dibagi dengan garis – garis khayalan menjadi tiga bagian yang sama luasnya;a. Bagian A1 = 1/3 permukaan gigi bagian servikalb. Bagian A2 = 1/3 Permukaan gigi bagian tengahc. Bagian A3 = 1/3 Permukaan gigi bagian gigi bagian

insisal

Tabel 1.4 Contoh :

3 0 0

0 0 03/6 =1/2

ling lab ling

Buc. Lab. Buc.

Keterangan: Baik debris indeks maupun calculus indeks bila gigi-gigi penentu tidak ada maka yang diperksa ialah gigi pengganti yang ada disebelah mesial. Kalau gigi pengganti tidak ada maka tidak ada pengganti lagi. Untuk mendapatkan ” Calculus Indeks ” minimal harus ada tiga gigi yang dapat dinilai (5)

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi26

Gambar 1. 4 Perilaku Kerangka Teori

Perilaku Plak

- Pengetahuan- Sikap- Tindakan ikat

gigi

Plak Gigi Menurun

6. Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini peneliti merencanakan untuk menentukan populasi dan sampel pada anak Sekolah Dasar Yayasan Widuri Lebak Bulus Jakarta selatan sebagai berikut. a. Populasi dan Sampel Kelompok Eksperimen 1 Populasi kelompok eksperimen 1 adalah siswa sekolah

dasar Widuri Lebak Bulus Jakarta Selatan pada hari pertama dilakukan penelitian dan menerima intervensi melalui metode Poster dengan jumlah 26 orang dengan sampel kelompok intervensi Poster sebanyak total populasi eksperimen 1.

b. Populasi dan Sampel Kelompok Eksperimen 2c. Populasi kelompok eksperimen 2 adalah siswa yang

diperiksa atau yang diberi penyuluhan pada hari kedua dilakukan penelitian dan menerima intervensi melalui media leaflet dengan jumlah 35 orang dengan sampel kelompok intervensi media leaflet sebanyak total populasi eksperimen 2.

7. Instrumen Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Daftar pertanyaan (kuesioner) pre test dan post test

berupa pertanyaan seputar kesehatan gigi dan mulut. b. Poster pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.c. Leaflet pengetahuan tentang kesehatan gigi dan

mulut.

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 27

8. Analisis Data Analisa data dilakukan dengan memasukkan data ke dalam komputer. Langkah-langkah analisa data dilakukan sebagai berikut: Analisis univariat merupakan metode statistik dalam penelitian yang hanya menggunakan satu variabel. Penggunaan satu variabel dalam penelitian sangat tergantung dari tujuan dan skala pengukuran yang digunakan. Analisis deskriptif merupakan salah satu bentuk analisis univariat. Analisis kualintatif dilakukan bedasarkan OHIS (Oral Hygiene Index Simplified). Analisis deskriptif dilaksanakan melalui pengolahan data dari proses tabulasi menjadi data yang mudah dipahami dan diinterprestasikan. Informasi yang dihasilkan dari statistik deskriptif ini pada umumnya dapat berupa frekuensi, mean, modus, median, varian, dan standar deviasi.36

Gambar 1.5 Alur Kerja Perizinan kepada Pimpinan sekolah

(Ka. Sekolah)

Membuat Jadwal

Pengukur Perilaku Anak (Pemeriksaan Gigi)

Intervensi (Menggunakan Media Poster dan Leaflet)

36 Creswell John W, Research Desing; “Qualitative & Quantitative Approach” (London: SAGE Publication, Inc,1994)

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi28

Periksa Gigi (Plak)

Perubahan Perilaku

F. Sitematika Penulisan Sistematika penulisan bertujuan untuk mendapatkan

gambaran yang utuh dan terarah, logis dan saling berhubungan. Adapun sistematika penulisan penelitian ini menjadi lima bab , yaitu:

Bab I merupakan pendahuluan yang mencakup: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu yang relevan, metodologi dan sistematika penulisan tentang pengaruh penyuluhan kesehatan penyakit gigi dan mulut pada anak SD.

Bab II Kesehatan Gigi dan Mulut yang Efektif dalam Meningkatkan Kecerdasan Siswa, meliputi sejarah singkat promosi kesehatan, pengertian OHIS, kesehatan gigi menurut agama Islam dan Kristen serta upaya prefentif penyakit gigi dan mulut.

Bab III Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut untuk Anak meliputi proses penelitian dan penyuluhan hingga hasil, Media Poster dalam penyuluhan, Media Leaflet dalam penyuluhan.

Bab IV Penyuluhan Kesehatan dapat mengubah perilaku anak yang meliputi kecerdasan anak, kriteria tentang kesehatan gigi dan mulut anak sehat dan bersih, kesehatan fisik dan mental tercermin dari gigi dan mulut sehat. Metoda penyuluhan menggunakan poster dan leaflet dengan nilai nilai agama.

Bab V sebagai penutup berupa kesimpulan dan saran-saran.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mempromosikan Kesehatan Gigi 29

A. Sejarah Singkat Promosi KesehatanIstilah health promotion (promosi kesehatan) mulai

dicetuskan pada tahun 1986 ketika diselenggarakannya Konferensi Internasional Pertama tentang Health Promotion di Ottawa dan dicanangkan ”the Ottawa Charter”. Isinya memuat definisi serta prinsip-prinsip dasar Health Promotion. Sementara itu, di Indonesia terkenal dengan sebutan penyuluhan kesehatan, di samping itu pula muncul dan populer istilah-istilah lain seperti KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), Social Marketing (Pemasaran Sosial), Mobilisasi Sosial, dan lain sebagainya. Di bawah ini informasi tentang beberapa Deklarasi tentang Promosi Kesehatan yaitu:

1. Deklarasi Alma AtaDeklarasi Alma Ata di Jogjakarta pada tahun 1978 merupakan bentuk kesepakatan bersama antara 140 negara, termasuk Indonesia. Isi pokok dari Deklarasi ini bahwa Pelayanan Kesehatan Primer (Dasar) merupakan strategi utama untuk pencapaian kesehatan untuk semua (health

KESEHATAN GIGI DAN MULUT YANG EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN

KECERDASAN SISWA

BABII

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi30

for all), sebagai bentuk perwujudan hak asasi manusia. Hal ini telah disadari WHO, yang akhirnya pada tahun 1988 merumuskan kembali definisi kesehatan. Kemudian rumusan WHO tersebut diangkat dalam UU No. 23/1992 yakni: “Kesehatan atau sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif baik secara ekonomi maupun sosial.1

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan2 yang pertama dilaksanakan di Ottawa, Canada, yang berlangsung tanggal 17-21 November 1986. Konferensi ini mengambil tema “Menuju Kesehatan Masyarakat Baru” (The Move Towards a New Public Health). Konferensi Promosi Kesehatan yang pertama ini tidak terlepas dari Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang “Pelayanan Kesehatan Dasar atau Primary Health Care”. Kesepakatan-kesepakatan yang dicapai dalam Konferensi ini merupakan peletakan dasar pembaharuan Promosi Kesehatan dengan tema konferensi ini yakni Gerakan Menuju Kesehatan Masyarakat Baru. Kesepakatan bersama tersebut dituangkan dalam Piagam Ottawa (Ottawa Charter). Isi Piagam Ottawa adalah tentang a-f disebut berturut. Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Batasan Promosi Kesehatan Promosi Kesehatan adalah suatu proses yang

memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali (control) atas kesehatannya, dan meningkatkan status mereka (Health promotion is the process of enabling people to increase control over and to improve, their health). Untuk mencapai status kesehatan paripurna baik fisik, mental dan kesejahteraan sosial, setiap

1 http,://www.wulandariulan.co.id/2008/11/sejarah-singkat-promosi- kesehatan.html diakses tanggal 15 Juli 2012, pukul 10.00 WIB.

2 Kemenkes RI, Promosi Kesehatan Komitmen Global dari Ottawa-Jakarta-Nairobi Menuju Rakyat Sehat (Jakarta: FKM UI, 2011), 19

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 31

individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap aspirasi untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau mengantisipasi keadaan lingkungan.

b. Determinasi Kesehatan Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974)

mengatakan bahwa ada 4 determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah: a) lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non lingkungan fisik (sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya), b) perilaku, c) pelayanan kesehatan d) keturunan atau herediter.

c. Pendidikan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development

Index) yang dikem- bangkan oleh Badan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) mencakup 3 indikator, yakni pendidikan (education), kesehatan (health) dan ekonomi (economy). Hal ini sangat beralasan, karena memang ketiga faktor ini bukan hanya karena saling terkait dan mempengaruhi, tetapi saling melengkapi dalam membentuk kualitas hidup manusia. Oleh sebab itu, rendahnya ketiga indikator tersebut, jelas akan menimbulkan masalah di masyarakat. Kalau kita amati dalam masyarakat terutama di Negara-negara berkembang seperti Indonesia ini 3 masalah sosial yaitu a) kebodohan (ignorancy) akibat rendahnya pendidikan, b) berbagai macam penyakit (diseases), c) kemiskinan (provety) akibat rendahnya ekonomi. Ketiga hal ini saling mempengaruhi dan membentuk lingkaran setan: 1) Kebodohan-kemiskinan-penyakit(sakit-sakitan) 2) Kemiskinan-penyakit (tak mampu memelihara

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi32

kesehatannya)-kebodohan penyakit-kemiskinan (tak produktif)-kebodohan (tak mampu sekolah).

d Makanan Makanan dan gizi merupakan asupan utama untuk

kesehatan, karena tanpa asupan makanan yang baik kualitas (gizi seimbang) maupun kualitasnya (jumlah asupan) niscaya orang dapat mencapai derajat kesehatan yang optimum. Makanan, disamping diperlukan untuk tubuh untuk pertumbuhan dan menggantikan sel-sel yang rusak, juga diperlukan untuk mempertahankan tubuh dari berbagai ancaman dari luar termasuk bibit penyakit. Ketersediaan makanan dalam keluarga pada gilirannya dipengaruhi oleh pendapatan keluarga yang bersangkutan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain sistem pengelolaan pangan, keadaan geografi dan iklim.

e. Keadilan Sosial Kesenjangan sosial di lingkungan sekolah akan jelas

mengganggu kesehatan anak sekolah.Untuk hidup sehat bagi semua anak. Selama keadilan belum ada mustahil terjadi pemerataan yang sama bagi semua anggota anak sekolah untuk hidup sehat.Apabila setiap anak memperoleh hak untuk memenuhi secara minimal kebutuhan hidupnya secara layak, termasuk pemeliharaan dan pelayanan kesehatan.

f. Promosi Kesehatan Promosi kesehatan disekolah menggunakan model

holistic yang melipuuti aspek kesehatan fisik, mental, sosial, lingkungan sekolah serta melibatkan keluarga dan guru, selain itu promosi kesehatan merupakan asset atau modal pembangunan dimasa depan yang perlu dijaga, dilindungi dan ditingkatkan.oleh karena

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 33

itu promosi kesehatan di Indonesia saat ini dan dimasa depan diarahkan untuk mempercepat pencapaian sekolah sehat dengan cara; 1) Mengembangkan kebijakan public bewawasan

sehat (Build Healthy Public Policy) yaitu mengarahkan mereka untuk menyadari konsekuensi kesehatan dari keputusan yang mereka ambil serta menerima tanggung jawab mereka dalam upaya kesehatan.

2) Menciptakan lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)

Masyarakat kita sangat kompleks, saling terkait, saling mempengaruhi dan saling tergantung. Kaitan yang tak terpisahkan antara manusia dan lingkungannya merupakan dasar pendekatan sosio-ekologis untuk kesehatan.

3) Memperkuat aksi/gerakan masyarakat (Strengthening Community Action)

Mekanisme promosi kesehatan berfungsi melalui aksi atau gerakan masyarakat dan pengambilan keputusan, strategi perencanaan serta penrepannya untuk mencapai status kesehatan yang lebih baik.

4) Pengembangan ketrampilan perseorangan (Develop Personal Skills)

Promosi kesehatan menunjang pengembangan personal dan sosial melalui penyediaan akses informasi, pendidikan kesehatan serta peningkatan keterampilan diri.

5) Reorientasi sistem pelayanan kesehatan (Reorient Health Services)

Tanggung jawab promosi kesehatan dalam pelayanan kesehatan menyebar di tingkat individual, keluarga, masyrakat kelompok, petugas kesehatan, institusi pelayanan kesehatan

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi34

dan pemerintah. Semua harus bekerja sama dalam upaya pelayanan kesehatan demi terciptanya status kesehatan yang optimal.

2. Konferensi Internasional di AdelaideKonferensi internasional Promosi Kesehatan ke dua dilaksanakan di Adelaide, Australia pada tanggal 5 - 9 April 1988.dengan tema Membangun Kebijakan Publik Yang Berwawasan Kesehatan yang merupakan strategi Promosi Kesehatan. Pada Konfrensi Adelaide Indonesia terlibat sebagai peserta dan menyepakati isi Pembahasan tentang strategi promosi kesehatan untuk mengembangkan kebijakan publik berwawasan kesehatan. Strategi tersebut meliputi; a) Kebijakan public berwawasan kesehatan. b) Mengembangkan kebijakan berwawasan sehat. c) Lingkungan dan perilaku kondusif bagi kesehatan. e) Akuntabilitas dalam program kesehatan

3. Deklarasi JakartaKonferensi Internasional Promosi Kesehatan di Jakarta diselenggarakan sepuluh tahun setelah konfensi internasional promosi kesehatan yang pertama yang menghasilkan piagam Ottawa yang diselenggarakan di Negara berkembang. Adapun isi dari konfensi Jakarta dan Prasyarat untuk terwujudnya derajat kesehatan yang merupakan determinan secara kumulatif terhadap kesehatan masyarakat mencakup: a) Perdamaian. b) Perumahan. c) Pendidikan d) Perlindungan sosial e) Hubungan kemasyarakatan. f) Pangan. g) Pendapatan. h) Pemberdayaan perempuan. i) Ekosistem yang mantap. j) Persamaan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan yang ke enam dilaksankan di Bangkok-Thailand, tanggal 7-11

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 35

Agustus 2005. Konferensi diikuti oleh sekitar perwakilan peserta sekitar 90 negara, dengan tema promosi kesehatan dalam dunia yang mengglobal ata “Health Promotion in a globalized world”. Konferensi ini menghasilkan promosi kesehatan untuk dunia yang mengglobal. Piagam Bangkok dirumuskan berdasarkan nilai-nilai, prinsip-prinsip dan strategi promosi kesehatan yang dideklarasikan dalam piagam Ottawa untuk promosi serta direkomendasikan oleh Wolrd Health Assembly. Konferensi Internasional Promosi Kesehatan yang ke 7 di Nairobi, Kenya, tanggal 26-30 Oktober 2009 mengambil tema “Mempromosikan Kesehatan dan Pembangunan; Menutup Kesenjangan Implementasi” (Promoting Health and Development; Closing the Impelementation Gap) yang dihadiri oleh perwakilan-perwakilan dari hampir 100 negara ini akhirnya menghasilkan kesepatan yang dituangkan dalam kesepakatan Nairobi salah satunya adalah; Strategi dan aksi yang meliputi 1) Membangun kapasitas promosi kesehatan 2) Memperkuat sistem kesehatan 3) Kemitraan dan kerjasama lintas sektor 4) Sadar dan perilaku sehat.Pada tahun 1994, Dr.Ilona Kickbush yang pada saat itu sebagai Direktur Health Promotion WHO Headquarter Geneva datang melakukan kunjungan ke Indonesia. Sebagai seorang direktur baru ia telah berkunjung kebeberapa negara termasuk Indonesia salah satunya. Pada waktu itu pula Kepala Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes juga baru diangkat,yaitu Drs. Dachroni, MPH.,yang menggantikan Dr. IB Mantra yang telah memasuki masa purna bakti (pensiun). Dalam kunjungannya tersebut Dr. Ilona Kickbush mengadakan pertemuan dengan pimpinan Depkes pada waktu itu baik pertemuan internal penyuluhan kesehatan maupun eksternal dengan lintas program dan lintas sektor,termasuk FKM UI, bahkan

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi36

sempat pula Kickbush mengadakan kunjungan lapangan ke Bandung.Dari serangkaian pertemuan yang telah dilakukan serta perbincangan selama kunjungan lapangan ke Bandung, Indonesia banyak belajar tentang Health Promotion (Promosi Kesehatan). Barangkali karena sangat terkesan dengan kunjungannya ke Indonesia kemudian ia menyampaikan suatu usulan. Usulan itu diterima oleh pimpinan Depkes pada saat itu Prof. Dr. Suyudi. Kunjungan Dr. Ilona Kickbush itu kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan pejabat Health Promotion WHO Geneva lainnya, yaitu Dr. Desmonal O Byrne, sampai beberapa kali, untuk mematangkan persiapan konfrensi jakarta. Sejak itu khususnya Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes berupaya mengembangkan konsep promosi kesehatan tersebut serta aplikasinya di Indonesia.3

Dengan demikian penggunaan istilah promosi kesehatan di Indonesia tersebut dipicu oleh perkembangan dunia Internasional. Nama unit Health Education di WHO baik di Hoodquarter, Geneva maupun di SEARO, India juga sudah berubah menjadi unit Health Promotion. Nama organisasi profesi Internasional juga mengalami perubahan menjadi International Union For Health Promotion and Education (IUHPE). Istilah promosi kesehatan tersebut juga ternyata sesuai dengan perkembangan pembangunan kesehatan di Indonesia sendiri, yang mengacu pada paradigma sehat.

B. Promosi KesehatanPromosi kesehatan adalah upaya perubahan atau

perbaikan perilaku dibidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhui lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.

3 http://www.wulandariulan.co.id/2008/11/sejarah-singkat-promosi-kesehatan.html, diakses tanggal 15 Juli 2012, pukul 10.00 WIB.

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 37

Promosi kesehatan meliputi pendidikan atau penyuluhan kesehatan, ini merupakan bagian penting dari promkes. Promosi kesehatan juga berarti upaya yang bersifat primotif (peningkatan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.4

Menurut Ottawa Charter, bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk didalamnya adalah sehat secara fisik, mental dan sosial sehingga individu atau masyarakat dapat merealisasikan cita-citanya, mencukupi kebutuhan-kebutuhannya, serta mengubah atau mengatasi lingkungannya. Kesehatan adalah sumber daya kehidupan bukan hanya objek untuk hidup. Kesehatan adalah suatu konsep yang positif yang tidak dapat dilepaskan dari sosial dan kekuatan personal. Jadi promosi kesehatan tidak hanya bertanggungjawab pada sektor kesehatan saja, melainkan juga gaya hidup untuk lebih.5

Di sisi lain Nutbeam dalam Keleher, menerangkan bahwa promosi kesehatan adalah proses sosial dan politis yang menyeluruh, yang tidak hanya menekankan pada kekuatan ketrampilan dan kemampuan individu, tetapi juga perubahan sosial, lingkungan dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Jadi promosi kesehatan adalah proses untuk memungkinkan individu mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan mengembangkan kesehatan individu dan masyarakat.

WHO (1998) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah strategi inti untuk pengembangan kesehatan, yang merupakan suatu proses yang berkembang dan berkesinambungan pada status sosial dan kesehatan individu dan masyarakat. Dari beberapa definisi diatas, promosi kesehatan mempunyai beberapa level pengertian, sehingga konsep promosi kesehatan

4 http://www.khairul-anas.com/2012/04/definisi-promosi-kesehatan.html#ixzz221hmGHyM. Diakses 28 Juli 2012, pukul 20.00 WIB.

5 tp://www.permataindonesia.ac.id/2012/konsep-dasar-promosi_kesehatan. html, diakses tanggal 26 Juli 2012, pukul 16.00 WIB.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi38

adalah semua upaya yang menekankan pada perubahan sosial, pengembangan lingkungan, pengembangan kemampuan individu dan kesempatan dalam masyarakat, dan merubah perilaku individu, organisasi dan sosial untuk meningkatkan status kesehatan individu dan masyarakat.6

Berlandaskan konsep dasar tersebut, maka area promosi kesehatan pun tidaklah sempit, menurut Keleher,et.al, (2007) terdapat 10 (sepuluh) area tindakan promosi kesehatan, yaitu :1. Membangun kebijakan kesehatan publik.2. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan.3. Memberdayakan masyarakat.4. Mengembangkan kemampuan personal.5. Berorientasi pada layanan kesehatan.6. Promote social responbility of health.7. Meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan

sosial.8. Meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama

untuk kesehatan.9. Memberdayakan masyarakat dan meningkatkan

kemampuan masyarakat.10. Infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan.

Pada realitanya, area-area promosi kesehatan itu harus dilakukan dengan menekankan pada prioritas supaya pelaksanaannya lebih terarah, efektif dan tepat sehingga tujuan tercapai. Pada tahun 2011 sampai dengan 2016 area prioritas promosi kesehatan, adalah

Social determinant of health, yang termasuk determinan sosial untuk kesehatan ini adalah kebijakan-kebijakan kesehatan, health equity, kesenjangan sosial termasuk juga persoalan-persoalan ekonomi.

Noncommunicable disease control and prevention. Di Indonesia, data penyakit tidak menular sebagai berikut,

6 http://www.permataindonesia.ac.id/2012/konsep-dasar-promosi-kesehatan.html, diakses tanggal 26 Juli 2012, pukul 16.00 WIB.

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 39

proporsi angka kematian penyakit tidak menular meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun 2007. Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan tingginya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia, seperti hipertensi (31,7 %), penyakit jantung (7,2%), stroke (0,83%), diabetes melitus (1,1%) dan diabetes melitus di perkotaan (5,7%), asma (3,5%), penyakit sendi (30,3%), kanker/tumor (0,43%), dan cedera lalu lintas darat (25,9%). Stroke merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, jumlahnya mencapai 15,4%, hipertensi 6,8%, cedera 6,5%, diabetes melitus 5,7%, kanker 5,7%, penyakit saluran nafas bawah kronik (5,1%), penyakit jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung lainnya 4,6%. Faktor risiko penyakit tidak menular meliputi pola makan tidak sehat seperti pola makan rendah serat dan tinggi lemak serta konsumsi garam dan gula berlebih, kurang aktifitas fisik (olah raga) dan konsumsi rokok. Artinya bahwa perubahan pola penyakit di atas sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, transisi demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya. Penyakit tidak menular menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan bidang kesehatan.

Health promotion system, berkaitan dengan infrasturktur atau hal-hal yang yang mendukung promosi kesehatan, seperti kempetensi, alat dan pengalaman, penelitian dan pengembangan tentunya dengan melibatkan budaya, systemn dan teknologi-teknologi terbaru.

Promosi kesehatan yang berkelanjutan, melingkupi pendekatan-pendekatan kemitraan, pendekatan lingkungan, pencegahan bencana dan manajement pasca bencana.

Di saat melakukan promosi kesehatan dalam area-area tersebut maka dibutuhkan suatu strategi atau pendekatan-pendekatan tertentu supaya hasil yang didapatkan efektif dan tepat. Keleher, et.al (2007) menyampaikan 5 (lima) strategi (pendekatan) sebagai berikut :a)Primary care/pencegahan penyakit b) Pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku c) Partisipasi pendidikan kesehatan d) Community action e) socio-ecological health promotion.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi40

Masing-masing dari pendekatan tersebut mempergunakan metode-metode /teknik yang berbeda-beda, misalnya kita akan melakukan suatu promosi kesehatan yang berkelanjutan (area no 4) maka strategi yang dapat digunakan salah satunya adalah dengan pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku. Bilamana mempergunakan strategi ini maka media informasi kesehatan, kelompok-kelompok diskusi, pengembangan ketrampilan personal akan lebih tepat sebagai metodenya. Tentunya pemilihan pendekatan atau metode selalu didahului dengan community analysis, karena menurut Dignan & Carr (1992) bahwa dalam setiap upaya promosi kesehatan melalui langkah-langkah berikut ini: Community analysis, targeted assessment, program plan development, implementation, evaluation.

Sebagai bentuk kesinambungan promosi kesehatan maka langkah-langkah peromosi kesehatan tidak bisa dilepaskan dari monitoring dan evaluasi. Monitoring adalah Formative evaluation, menekankan pada informasi dan materi-materi selama program perencanaan dan pengembangan.1. Process evaluation, berkenaan dengan evaluasi

pada informasi sistematis yang didapat selama implementasinya.

2. Impact evaluation, menekankan pada efek atau isi mengenai tujuan yang akan dicapai,Outcome evaluation, menekankan apakah program

ini dapat memberikan hasil sampai sejauh mana perubahan perilaku.

Pada tahun 1998 Presiden Soeharto digantikan oleh presiden Habibie. Sebagai Menteri Kesehatan ditetapkan Prof.Dr. Farid Anfasa Moeloek, setelah melalui persiapan antara lain pertemuan dengan para pakar,peremuan nasional dengan daerah-daerah, pertemuan nasional dengan daerah-daerah,pertemuan lintas sektor dan dengar pendapat dengan DPR, pada 1 Maret 1999 oleh Presiden Habibie dicanangkan: “Gerakan Pembangunan yang Berwawasan Kesehatan” atau dikenal dengan “Paradigma Sehat”.7

7 Departemen Kesehatan RI, Perkembangan dan Tantangan Masa Depan Promosi Kesehatan di Indonesia Dari Propaganda Sampai Promosi Kesehatan (Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2011), 80.

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 41

Disebutkan bahwa visi pembangunan kesehatan adalah: Indonesia Sehat 2010 dengan misi : 8

1. Menggerakkan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan

2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu 4. Meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

termasuk lingkungannya. Dalam program pembangunan nasional disebutkan bahwa

salah satu program pokok pembangunan kesehatan adalah peningkatan perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat, yang karenanya menempatkan promosi kesehatan sebagai salah satu program unggulan.9

Merujuk pada UU Kesehatan dan WHO bahwa Visi umum promosi kesehatan yakni: Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkaan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.

Untuk mencapai visi, perlu upaya-upaya yang harus dilakukan, dan inilah yang disebut “MISI”. Jadi yang dimaksud misi pendidikan kesehatan adalah upaya yang harus dilakukan untuk mencapaii visi tersebut. Misi promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi 3 butir :

1. Advokat (Advocate)Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan diberbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa

8 Departemen Kesehatan RI, Perkembangan dan Tantangan Masa Depan Promosi Kesehatan di Indonesia Dari Propaganda Sampai Promosi Kesehatan, 80.

9 Departemen Kesehatan RI, Perkembangan dan Tantangan Masa Depan Promosi Kesehatan, 81.

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi42

program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik.

2. Menjembatani (Mediate)Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang terkait. Oleh sebab itu, dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini, peran promosi kesehatan diperlukan.

3. Memampukan (Enable)Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini berarti kepada masyarakat diberikan kemampuan atau keterampilan agar mereka mandiri dibidang kesehatan, termasuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Misalnya pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan keterampilan cara-cara bertani, beternak, bertanam obat-obatan tradisional, koperasi, dan sebagainya dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga. Selanjutnya dengan ekonomi keluarga yang meningkat, maka kemampuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga juga meningkat. 10

Selanjutnya, perlu disadari bahwa upaya promosi kesehatan merupakan tanggungjawab kita bersama, bahkan bukan sektor kesehatan semata, melainkan juga lintas sektor, masyarakat dan dunia usaha. Promosi kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Kesamaan pengertian, efektifitas kerjasama dan sinergi antara aparat kesehatan pusat,

10 http://www.prasko.com/2011/01/visi-dan-misi-promosi-kesehatan.html, diakses 26 Juli 2012 pukul. 19.00 WIB.

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 43

provinsi, kabupaten/kota dan semua pihak dari semua komponen bangsa adalah sangat penting dalam rangka mencapai visi, tujuan dan sasaran promosi kesehatan secara nasional. Semuanya itu adalah dalam rangka menuju Indonesia Sehat, yaitu Indonesia yang penduduknya hidup dalam perilaku dan budaya sehat, dalam lingkungan yang bersih dan kondusif dan mempunyai akses untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga dapat hidup sejahtera dan produkti.11

Promosi Kesehatan Sekolah merupkan lembaga yang sengaja didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas SDM, baik fisik, mental, moral maupun intelektual. Promosi kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif di antara upaya kesehatan masyarakat yang lain, khususnya dalam pengembangan perilaku hidup sehat, karena: 1. Anak usia sekolah (6 tahun – 18 tahun) mempunyai

persentase yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok umur yang lain.

2. Sekolah merupakan komunitas yang telah terorganisasi, mudah dijangkau.Anak Sekolah merupakan kelompok yang sangat peka

untuk menerima perubahan atau pembaruan, karena sedang berada dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan.12

Pada tahun 2000, Pemerintah Indonesia, bersama-sama dengan 189 negara menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York dan menandatangani Deklarasi Millennium Development Goals (MDGs) yang mempunyai 8 tujuan penting. Upaya untuk mewujudkan tercapainya tujuan-tujuan tersebut merupakan tantangan dalam pembangunan di seluruh dunia, termasuk di dalamnya pembangunan kesehatan.

Penyakit Gigi-Mulut merupakan faktor risiko dan fokal infeksi penyakit sistemik. Seseorang dikatakan tidak sehat bila

11 http://www.permataindonesia.ac.id/2012/konsep-dasar-promosi-kesehatan.html, diakses tanggal 27 Juli 2012, pukul 20.30 WIB.

12 http://jangkriktertawa.wordpress.com/2009/10/19/26/, diakses tanggal 26 Juli 2012, pukul 17.00 WIB.

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi44

tidak memiliki gigi-mulut yang sehat. Hampir seluruh masyarakat dunia menderita penyakit gigi dan mulut. Berdasarkan data Riskesdas 2007, 75% penduduk Indonesia mengalami riwayat karies gigi dengan tingkat keparahan gigi (Indeks DMF-T : Indeks Decay Missing Filling - Tooth) sebesar 5 gigi setiap orang. Dilaporkan juga bahwa 23% penduduk yang menyadari dirinya bermasalah gigi dan mulut, 30% di antara mereka menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga profesional gigi. Ditemukan pula angka keperawatan yang sangat rendah, terjadinya keterlambatan perawatan yang tinggi, dan kerusakan gigi sebagian besar berakhir dengan pencabutan.

Kesehatan Gigi dapat membantu upaya percepatan Millenium Development Goals (MDGs), antara lain:

1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan antara lain: sakit gigi, infeksi gigi dan ompong mengarah pada malnutrisi dan nutrisi kurang, masyarakat miskin terkena imbas akibat biaya pengeluaran untuk perawatan gigi, masalah gigi dan mulut mengarah pada ketidakhadiran pekerja dan selanjutnya kehilangan penghasilan.

2. Mencapai pendidikan dasar universal: masalah gigi mengakibatkan ketidakhadiran murid ke sekolah, sakit gigi memiliki efek terhadap konsentrasi, waktu tidur dan prestasi anak di sekolah.

3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan: ibu perlu tahu mengenai kebersihan gigi dan mulut yang mendasar serta makanan sehat bagi anak, karena perempuan hidup lebih lama, mereka harus menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka seumur hidup.

4. Mengurangi angka kematian anak: infeksi gigi, noma (gangrenous stomatitis) dan tradisi yang berbahaya sehubungan dengan gigi dan mulut dapat mengakibatkan kematian

5. Memperbaiki kesehatan ibu hamil : kesehatan mulut yang buruk pada ibu hamil dapat memberikan efek terhadap kelahiran dan berat badan bayi, disamping

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 45

terhadap kesehatan gigi dan mulut bayi nantinya.6. Memberantas HIV/AIDS, malaria dan penyakit-

penyakit lainnya: terdapat hubungan antara HIV/AIDS dengan kesehatan gigi dan mulut, dan permasalahan yang ditemukan dalam rongga mulut dapat menjadi indikator dini terjadinya infeksi

7. Meyakinkan keberlangsungan lingkungan hidup: penanganan kesehatan gigi dan mulut melibatkan penggunaan teknologi yang sesuai, kontrol infeksi yang efektif serta pembuangan limbah medis yang aman.

8. Membangun kerjasama global untuk perkembangan: meliputi kerjasama dalam upaya mempromosikan kesehatan gigi dan mulut diantara para stakeholder, akses terhadap obat-obat mendasar, perawatan gigi dan mulut dasar dan pencegahan.

Berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. Tindakan yang dapat dilakukan untuk pengembangan pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut antara lain melalui:

Upaya promosi, pencegahan dan pelayanan kesehatan gigi dasar di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (pustu).

Upaya promosi, pencegahan dan pelayanan kesehatan gigi perorangan di RS.

Upaya promosi, pencegahan dan pelayanan kesehatan di sekolah melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dari tingkat TK sampai SMA yang terkoordinir dalam UKS.

Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dalam bentuk Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM);

Membangun kemitraan kesehatan gigi dan mulut.13

13 http://nunungnugraha.wordpress.com/2012/01/05/upaya-kesehatan-gigi-dalam-mendukung-mdgs/, diakses tanggal 25 Juli 2012, pukul 13.00 WIB.

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi46

C. Pengertian OHI-S (Oral Hygiene Index Symplified)OHI-S (Oral Higiene Index Symplified) dari Green dan

Vermillion adalah untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut, yang terdiri dan debris index dan kalkulus index, dengan demikian OHI-S merupakan penjumlahan dari debris indeks dan kalkulus indeks. Setiap indeks menggunakan skala nilai dari 0-3.

Menurut Standar WHO penilaian OHI-S adalah sebagai berikut:1. OHI-S dikatakan baik jika skala nilainya 0,0 - 1,22. OHI-S dikatakan sedang jika skala nilainya 1,3 - 3,03. OHI-S dikatakan buruk jika skala nilainya 3,1 - 6,0

Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut seseorang, Green dan Vermilio memilih enam permukaan gigi index yaitu 4 gigi posterior dan 2 gigi anterior.

Adapun permukaan gigi yang diperiksa adalah:1. Gigi Ml kanan atas pada permukaan bukal (gigi graham

kanan bagian rahang atas)2. Gigi I1 kanan atas pada permukaan labial (gigi seri depan,

incisive satu rahang atas)3. Gigi MI kiri atas pada permukaan bukal (gigi graham kiri

rahang atas)4. Gigi Ml kiri bawah pada permukaan lingual (gigi graham

kiri rahang bawah)5. Gigi II kin bawah pada permukaan labial (gigi seri depan,

incisive satu rahang bawah)6. Gigi MI kanan bawah pada permukaan lingual. (gigi

graham kanan rahang bawah)14

Bila ada kasus salah satu dari gigi-gigi tersebut tidak ada (telah dicabut/tinggal sisa akar), penilaian dilakukan pada gigi-gigi pengganti yang sudah ditetapkan untuk mewakilinya, yaitu:1. Bila gigi Ml rahang atas atau rahang bawah tidak ada,

penilaian dilakukan pada gigi M2 rahang atas/rahang bawah.

14 (Jurnal Dental Dentika Vol : 6. No.1, 2001).

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 47

2. Bila gigi Ml dan M2 rahang atas atau rahang bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi M3 rahang atas/rahang bawah.

3. Bila MI, M2 dan M3 rahang atas /rahang bawah tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian.

4. Bila gigi I1 kanan rahang atas tidak ada, penilaian dilakukan pada I1 kiri rahang atas.

5. Bila gigi I1 kanan dan kiri rahang atas tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian.

6. Bila gigi I1 rahang bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi I1 kanan rahang bawah.

7. Bila gigi I1 kiri dan kanan rahang bawah tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian.

Bila terdapat kasus beberapa gigi diantara keenam gigi yang seharusnya diperiksa tidak ada, debris index dan kalkukus masih dapat dihitung paling sedikit 2 gigi yang dapat dinilai.

1. Cara Mengukur OHI-SMenurut Wilkins (2005) dalam bukunya yang berjudul Clinical Practice of Dental Hygienst menyatakan bahwa indeks adalah suatu pernyataan observasi klinis berupa angka.15 Menurut Herijulianti16, menyatakan Indeks adalah angka yang menyatakan suatu keadaan klinis.Status Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S) Oral Hygiene Index Simplified dari Green dan Vermilion adalah indeks yang dipakai untuk mengukur jumlah debris dan kalkulus pada gigi tertentu dimana nilai debris dan kalkulus dijadikan skor tunggal. Menurut Herijulianti, dkk OHI-S (Oral Hygiene Index-Simplified) digunakan untuk menilai

15 Wilkins, Clinical Practice of Dental Hygienst, t.k: t.p, 2005), 13

16 Herijulianti, Eliza, dkk, Pendidikan Kesehatan Gigi (Jakarta: t.p, 2001), 66

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi48

kebersihan gigi dan mulut seseorang yang didapat cara mengukur debris dan kalkulus pada permukaan gigi.Herijulianti dkk,17 dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Kesehatan Gigi”, Untuk menilai kebersihan gigi dan mulut seseorang yang dilihat adalah adanya debris (plak) dan kalkulus pada permukaan gigi. Pemeriksaan klinis yang dilakukan untuk memudahkan penilaian pemeriksaan debris dan kalkulus dilakukan pada gigi tertentu dan pada permukaan tertentu dari gigi tersebut, yaitu:a. Untuk rahang atas, yang diperiksa:

- Gigi Ml kanan atas pada permukaan bukal (gigi graham kanan bagian rahang atas)

- Gigi I1 kanan atas pada permukaan labial (gigi seri depan, incisive satu rahang atas)

- Gigi Ml kiri atas pada permukaan bukal (gigi graham kiri rahang atas)

b. Untuk rahang bawah, yang diperiksa:- Gigi Ml kiri bawah pada permukaan lingual(gigi

graham kiri rahang bawah)- Gigi Ii kiri bawah pada permukaan labial (gigi

seri depan, incisive satu rahang bawah)- Gigi Ml kanan bawah pada permukaan lingual

(gigi graham kanan rahang bawah)

17 Herijulianti, Eliza, dkk, Pendidikan Kesehatan Gigi , 101

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 49

Gambar 2.1 Gigi Index pada penghitungan OHI-S18

Keterangan : 16 – Gigi graham kanan atas. 11 – Gigi seri kanan atas. 26 – Gigi graham kiri atas. 36 – Gigi graham kiri bawah. 31 – Gigi seri kiri bawah. 46 – Gigi graham kanan bawah.

Bila ada kasus salah satu dari gigi-gigi tersebut tidak ada (telah dicabut atau tinggal sisa akar), penilaian dilakukan pada gigi-gigi pengganti yang sudah ditetapkan untuk mewakilinya, yaitu:a. Bila gigi Ml rahang atas atau rahang bawah tidak ada,

penilaian dilakukan pada gigi M2 rahang atas/rahang bawah.

b. Bila gigi Ml dan M2 rahang atas atau rahang bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi M3 rahang atas/rahang bawah.

c. Bila Ml, M2, dan M3 rahang atas atau rahang bawah tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian.

18 Rehulina, “Gambaran kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S) dengan Cara Memelihara Kebersihan dan Mulut pada Murid SD N Kelas VI dan V Tahun 2012” (Jakata: Politeknik Kesehatan, 2012), 17

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi50

2. Cara Menghitung OHI-SMenurut Herijulianti dkk19 dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Kesehatan Gigi”, menjelaskan bahwa untuk mengukur kebersihan gigi mulut kita menggunakan Oral Hygiene index Simpljfled dari Green dan Vermilion. OHI-S diperoleh dengan cara menjumlahkan Debris Index dan Kalkulus Index.

OHI-S = Debris Index + Kalkulus Index

Atau

OHI-S = DI + CI

Skor debris index maupun skor kalkulus index ditentukan dengan cara menjumlahkan seluruh skor kernudian membaginya dengan jumlah segmen yang diperiksa.

3. Cara Menentukan Kriteria OHI-SMenurut Greene dan Vermillion, OHI-S mempunyai criteria tersendiri yaitu mengikuti ketentuan sebagai berikut:Baik : Apabila nilainya antara 0 -1,2Sedang : Apabila nilainya antara 1,3 - 3,0Buruk : Apabila nilainya antara 3,1 - 6,0

19 Herijulianti, Eliza, dkk, Pendidikan Kesehatan Gigi , 112

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 51

Namun yang menjadi masalah penting promosi kesehatan gigi dan mulut dengan poster dan leaflet belum maksimal, oleh karena belum ada pesan Agama tentang kesehatan gigi dan mulut dalam leaflet dan poster, sehingga peneliti ingin agar pesan pesan agama dimasukan dalam poster dan liflet untuk promosi kesehatan gigi dan mulut.Pesan-pesan yang ingin peneliti masukan dalam promosi kesehatan men lalui poster dan liflet ialah: 1) Gigi Sehat Ibadah Dasyat, 2) Gigi Sehat Ibadah mantap, 3) pentingnya bersihkan gigi dan mulut sebelum mengerjakan Shalat / Ibadah.

D. Kesehatan Gigi Menurut Agama Islam dan Agama KristenKesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Tidak

ada satupun manusia yang lepas dari masalah kesehatan. Semua membutuhkan seperti kebutuhan akan makan dan minum. Oleh karena itu wajiblah bagi kita untuk menjaga kesehatan, baik jasmani maupun rohani.

Gosok gigi adalah salah satu upaya kita untuk menjaga kesehatan, karena dengan upaya tersebut diharapkan kesehatan gigi dan mulut akan terjaga. Selain untuk mencegah terjadinya gigi berlubang juga akan menjaga kesegaran pernafasan dan rongga mulut sehingga kesehatan gigi dan mulut terjaga.20

Islam mengutamakan peningkatan derajat kesehatan baik kebersihan individu maupun lingkungan, Allah berfirman:

“Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri dan Allah menyukai orang-orang yang bersih. (Q.S. Al. Taubah:108).21

20 http://triharyantod4.blogspot.com/2012/09/kesehatan-gigi-dalam-tinjauan-islam.html. diakses tanggal 25 Nopember 2012, pukul. 16.00 WIB.

21 Allah SWT. menegaskan bahwa Dia menyukai orang-orang yang sangat menjaga kebersihan jiwa dan jasmaninya, karena mereka menganggap bahwa kesempurnaan manusia terletak pada kesuciannya lahir batin. Oleh sebab itu

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi52

Rasulullah bersabda:“Kebersihan adalah sebagian dari iman”. (HR. Muslim dari

Abu Malik, Al Asy’ary).

Maksud dari hadits di atas adalah bahwa Islam merupakan sebuah ajaran yang sangat memuliakan ilmu kesehatan dan kedokteran sebagai sarana untuk merawat kehidupan dengan izin Allah. Ia bahkan memerintahkan kita sebagai fardhu ’ain untuk mempelajarinya secara komprehensif agar dapat mengenali diri secara fisik dan biologis sebagai media peningkatan iman dan memenuhi kebutuhan setiap individu dalam menyelamatkan, memperbaiki, dan menjaga hidupnya. Selain itu, Islam juga menetapkan fardhu kifayah dan menggalakan adanya ahli-ahli di bidang kedokteran dan memandang kedokteran sebagai sebuah ilmu yang sangat mulia. Salah seorang imam besar, Imam Syafi’i, berkata demikian, “Aku tidak tahu suatu ilmu setelah masalah halal dan haram (fiqih) yang lebih mulia dari ilmu kedokteran.”22 Pun demikian adanya dengan suatu keahlian medis dalam hal kesehatan gigi yang adalah nikmat Allah kepada umat manusia untuk mengembalikan kepada fitrah penciptaan yang paling indah yang patut disyukuri dengan menggunakannya pada tempatnya dan tidak disalahgunakan untuk memenuhi nafsu insani yang kurang bersyukur.

Terkait kesehatan gigi, Islam jauh-jauh hari sudah mereka sangat membenci kekotoran lahiriah, seperti kotoran pada badan, pakaian dan tempat, maupun kotoran batin yang timbul karena perbuatan maksiat terus-menerus, serta budi pekerti yang buruk, misalnya rasa riya dalam beramal, atau pun kekikiran dalam menyumbangkan harta benda untuk memperoleh keridaan Allah swt. Kecintaan Allah pada orang-orang yang suka menyucikan diri adalah salah satu dari sifat-sifat kesempurnaan-Nya, Dia suka kepada kebaikan, kesempurnaan, kesucian dan kebenaran. Sebaliknya, Dia benci kepada sifat-sifat yang berlawanan dengan itu. http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=6&SuratKe=9. Diakses tanggal 27 November 2012, pukul 17.00 WIB.

22 Deasy Rosalina, “Perawatan Gigi Dalam Pandangan Islam” http://wanita69.blogspot.com/2012/01/perawatan-gigi-orthodonti-dalam.html. Diakses tanggal 25 November 2012, pukul. 22.00 WIB.

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 53

menegaskan pentingnya menjaga kebersihan gigi (mulut) yang tertuang dalam hadits dan kitab-kitab karya ulama terdahulu. Membersihkan gigi atau yang dikenal dengan siwak hukumnya sunnah. Para ulama menegaskan siwak sangat disunnahkan pada tiga situasi. Pertama, ketika mulut terasa bau, ketika bangun tidur, dan ketika hendak melaksanakan shalat. Pentingnya kesehatan gigi ditegaskan Rasulullah dalam sebuah hadits yakni sebagai berikut:

“Sekiranya aku tidak memberatkan umat, niscaya akan kuwajibkan kepada mereka menggosok gigi setiap kali ia berwudhu”. (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad).23

Gosok gigi (siwak) sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihis salam. Adalah Nabi Muhammad saw menganjurkan kepada para sahabat untuk gosok gigi sebelum berwudlu. Bisa kita bayangkan dalam sehari kita berwudlu minimal 5 kali dan setiap kali hendak berwudlu kita lakukan gosok gigi, betapa segarnya pernafasan kita dan tidak hanya itu saja maka sisa-sisa makanan yang ada di sela-sela gigi akan hilang.

Nabi Muhammad saw bersabda:“Siwak itu merupakan penyuci mulut dan penyebab

keridhoan bagi Allah” (HR. An Nasai dan Ahmad).24

Ini menunjukkan bahwa Islam tidak menyepelekan kesehatan gigi. Berapa orang yang menyadari hal ini? Islam menyadari bahwa mulut merupakan pintu masuk berbagai penyakit yang bersumber dari makanan yang kita makan setiap hari. Gigi dan mulut adalah awal mula segala pencernaan, karena

23 Cut Chairun Nisa, “Islam dan Kesehatan Gigi”, http://oshiennisa.blogspot.com/2010/09/artikel-islam-dan-kesehatan-gigi-kata.html.diakses tanggal 23 November 2012, pukul. 12.00 WIB.

24 http://triharyantod4.blogspot.com/2012/09/kesehatan-gigi-dalam-tinjauan-islam.html. diakses tanggal 25 Nopember 2012, pukul. 16.00 WIB.

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi54

itulah gigi sangat berhubungan dengan organ tubuh lainnya. Tidak banyak orang menyadari sakit gigi bisa memicu timbulnya penyakit lain yang berbahaya.

Demikian juga halnya dengan kesehatan mulut. Bersiwak25(membersihkan mulut dengan kayu dari pohon arak) merupakan perbuatan yang sangat disukai oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ada beberapa waktu yang sangat dianjurkan oleh syariat untuk kita bersiwak. Bila kita mampu menjalankan ajaran Rasulullah ini Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak hanya mulut kita yang menjadi bersih, namun pahala dan keridhaan Allah pun insya Allah bisa kita raih.

Umat Islam dianjurkan untuk selalu meneladani Rasulullah yang setelah bangun tidur menjaga kesehatannya dengan bersiwak/ membersihkan gigi dan mulut, sehingga ibadahnya tidak terganggu oleh karena gignya tidak bersih.26 Selain itu Notoatmodjo dalam Promosi Kesehatan bahwa secara spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan, keagungan terhadap sang pencipta alam serta isinya, dimana dilihat dari praktek keagamaan, keyakinan atau kepercayaan sesuai dengan agama yang dianut27 (contoh untuk agama Islam sebelum shalat harus membersihkan gigi dan mulut agama bagi agama Kristen sebelum beribadah harus membersihkan diri fisik maupun batin).

25 Pengertian siwak sendiri bisa kembali pada dua perkara: Pertama, bermakna alat yaitu kayu/ranting yang digunakan untuk menggosok mulut guna membersihkannya dari kotoran. Asalnya adalah kayu dari pohon araak. Kedua, bermakna fi’il atau perbuatan yaitu menggosok gigi dengan kayu siwak atau semisalnya untuk menghilangkan warna kuning yang menempel pada gigi dan menghilangkan kotoran, sehingga mulut menjadi bersih dan diperoleh pahala dengannya. http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=408. tanggal 25 November 2012. Pukul. 20.00 WIB.

26 Trisnawati Tjahyadi, Arroyan Dwi Andini, Gigi sehat Ibadah Dahsyat (Yogyakarta: Pro-Media, 2011), cet. 1, 17.

27 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), 3

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 55

E. Shalat dan Kebersihan1. Shalat

Syarat yang harus dilakukan untuk mendirikan shalat adalah bersuci dengan mandi bagi orang yang situasinya mengharuskan mandi. Allah SWT berfirman, Hai oran-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shala, basuhlah muka mu dan tangan mu sampai dengan siku, sapulah kepalamu dan (basuh) kaki mu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub, mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah muka mu dan tangan mu dengan tanah itu. Allah tidaj hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS Al-Mai’dah [5]: 6).

Mandi wajib dilaksanakan satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari jumat sebelum shalat jumat. Rasulullah SAW bersabda “Mandi pada hari jumat adalah wajib bagi setiap orang yang telah baligh, juga bersiwak (menyikat gigi) dan mengenakan wewangian.” (HR Muslim).

Rasulullah SAW juga bersabda “Hari ini (jumat) adalah hari yang bditetapkan Allah sebagai hari raya kaum Muslim. Siapa yang hendak shalat Jumat, hendaklah ia mandi.” (HR Ibn Hajah).

Syarat utama untuk mendirikan shalat adalah berwudhu hingga sempurna membasuh anggota-anggota tubuh untuk dibersihkan. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang setiap wudhu. Pada gilirannya, anggota-anggota tubuh ini akan terus-meners bersih. Tangan orang-orang yang shalat akan bersih selamanya hingga tidak ada kotoran apapun (yang menempel – penerj), baik yang terlihat maupun tidak. Begitu juga wajah, akan bersih selamanya, terutama kedua mata hingga keduanya tidak akan terkena penyakit, seperti radang mata. Begitu juga lubang hidung selamanya akan bersih, terutama dari virus ketika terkena dingin.

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi56

Mengenai mulut, berkumur-kumur dalam wudhu merupakan cara pembersihan mulut yang terus dilakukan dan mencuci rongga mulut yang penuh dengan mikroba.

Para pakar kesehatan memberi nasihat untuk mencuci mulut dengan sikat gigi setelah makan, terutama dari berbagai bahan makanan yang bergula. Kalau sulit dilakukan hendaknya mulut dicuci dengan air.

Oleh karena itu, kumur-kumur dalam wudhu merupakan cara pembersihan mulut secara terus-menerus. Dr. Muhammad Zaki Suwaidan berkata “Dan telah terbukti bahwa mencuci mulut dengan air lebih dari dicuci dengan pasta gigi apa pun, kecuali yang mengandung unsur flouride yang dapat malindungi gigi dari kuman.”

Dalam wudhu, dibersihkan juga kedua telingan, bagian belakang leher, rambut kepala, dan kedua kaki beserta jari-jarinya. Seandainya kita memerhatikan mandi, kita akan mendapatkan bahwa hal itu adalah kbersihan yang sempurna bagi seluruh anggota tubuh. Setiap celah (tubuh) mesti disentuh air, bukan hanya diguyur banyak air, lalu selesai.

Ini adalah penyucian yang lengkap, pembersihan yang sempurna, serta kesabaran terhadap berbagai detil pelaksanaannya. Jika dalam setiap pekerjaan, kita bersabar terhadap berbagai detil yang kecil, kita telah menyempurnakan pelaksanaannya. Seandainya dalam setiap pekerjaan, kita bersabar terhadap berbagai detil pelaksanaannya dan tidak “kacau”, maka pekerjaan itu akan sempurna; seluruh bagian akan dikerjakan hingga pekerjaan kita tidak selesai dengan penuh kekurangan atau ketidaksempurnaan.

Tanpa kesabaran manusia ada dalam kerugian. Allah SWT berfirman “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang berfirman dan mengerjakan amat saleh serta nasiha-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al-Ashr [103]: 1-3).

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 57

2. Kebersihan Tradisi Islam dalam pemeliharaan kesehatan gigi akan

diuraikan untuk menambah wawasan bahwa dalam agama Islam ada anjuran yang berhubungan dengan kesehatan gigi. Gigi merupakan salah satu bagian .penting dalam mulut yang membantu proses pencernaan makanan bersama dengan lidah dan air liur. Sejak zaman dahulu sejarah menunjukkan bahwa perilaku membersihkan gigi dan mulut sudah ada walaupun menggunakan bahan yang sederhana.

Dahulu, manusia telah mengenal beberapa macam cara dan bahan yang digunakan untuk membersihkan gigi. Mulai dari bulu ayam, duri landak, tulang, hingga kayu dan ranting-ranting digunakan sebagai alat pembersih gigi.28 Bahan-bahan tersebut digunakan sebagai pembersih gigi karena pada saat itu belum ditemukan alat yang khusus digunakan untuk membersihkan gigi.

Di beberapa daerah di Afrika seperti Sudan, Nigeria dan Jazirah Arab penggunaan ranting kayu dan akar pohon arak (Salvadora Persica) ; untuk membersihkan gigi sudah dimulai sebelum kedatangan agama Islam. Bahkan pada masa Babilonia (7000 SM), Yunani dan kerajaan Romawi penggunaan ranting kayu (chewing stiek) untuk membersihkan gigi sudah dikenal, namun baru pada masa Nabi Muhammad Saw yang menganjurkan untuk menggunakan kayu siwak ini sebagai alat untuk menjaga kebersihan gigi dan rongga mulut.

Pada masa hidupnya Rasulullah menggunakan siwak sebagai alat untuk membersihkan mulut dan giginya dengan tujuan untuk pencegahan terhadap terjadinya penyakit gigi serta menyegarkan rongga mulut. Sejak itulah timbul kesan bahwa penggunaan siwak merupakan tradisi membersihkan gigi dan rongga mulut menurut Islam.29 Kemudian diperkuat oleh sunnah

28 Mary Bellis, Inventors.about.eom/od/dstartinventions/a/dentistry_2.html, History of Dentistry and Dental Care, di akses 30 Juli 2012.

29 Vardit,R-Chaime, The Siwak: A Medieval Islamic Contribution in Dental Care, Journal Royal Asiatic Soc,3, vol 2, part 1, 1992, p. 13.

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi58

beliau untuk menggunakan siwak sebelum melakukan ibadah (sebelum shalat, membaca al-Qur’an). Sebagaimana disebutkan di atas bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut akan sangat menentukan kualitas hidup manusia, di dalam Islam pun telah ditunjukkan oleh perintah ataupun anjuran dari Nabi Besar kita Nabi Muhammad Saw yang berhubungan dengan kesehatan dan kebersihan gigi yang berbunyi:

Sekiranya arahanku tidak memberatkan umat mukmin, niscaya aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak/ menggosok gigi setiap kali mereka akan mendirikan shalat (HR Bukhari dan Muslim).

Perintah ini menunjukkan bagaimana Nabi sangat memperhatikan kebersihan (gigi khususnya) sewaktu akan berkomunikasi dengan Allah SWT. Shalat adalah ibadah wajib yang dilakukan 5 (lima) kali sehari, dengan demikian kebersihan gigi akan terjaga sepanjang hari dan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit gigi. Hal ini menunjukkan, bahwa Rasulullah adalah orang pertama bagi umat Islam yang mendidik manusia dalam memelihara kesehatan gigi. Pada kenyataannya setelah diteliti ternyata siwak mempunyai keunggulan sebagai alat pembersih gigi yang baik hingga saat ini.

Siwak berbentuk batang, diambil dari akar dan ranting segar tanaman arak ({Salvadora Pérsica) yang berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon Arak adalah pohon yang kecil, dengan batang yang bercabang-cabang. Diameternya lebih dari 1 kaki. Jika kulitnya dikelupas, warnanya agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih. Aromanya seperti seledri dan rasanya agak sedikit pedas.

Siwak juga berfungsi untuk mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut. Jadi siwak lebih dari hanya sekedar sikat gigi biasa. Selain itu, batang siwak memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi? walau dibawah tekanan yang keras. Bahkan batang siwak yang berdiameter kecil, memiliki

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 59

kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara tepat untuk mengeluarkan, sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dan menghilangkan plaque.30 Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi.

Dengan menggunakan siwak sisa-sisa makanan yang ada pada sela-sela gigi, dapat dibersihkan sehingga dapat menjaga kondisi dalam mulut, karena jika tidak dibersihkan akan menjadikan lingkungan dalam mulut sebagai tempat pertumbuhan bakteri yang akan meningkatkan aktivitas pembusukan yang dilakukan oleh berjuta-juta bakteri yang dapat menyebabkan gigi berlubang, gusi berdarah dan munculnya kista. Selain itu, bakteri juga menyebabkan demineralisasi/hilangnya mineral kalsium gigi, sehingga menyebabkan gigi menjadi keropos dan berlubang. Bahkan pada beberapa keadaan, bakteri juga menghasilkan gas sisa aktivitas pembusukan yang menyebabkan bau mulut menjadi tak sedap.

Setelah Rasulullah Saw wafat satu abad kemudian para dokter muslim mulai mengembangkan ilmu di bidang kedokteran gigi. Tidak hanya dalam pemeliharaan kebersihan tetapi lebih ditekankan pada sisi pengobatan penyakit gigi atau lebih dikenal dengan ilmu Kedokteran Gigi. Beberapa ilmuwan dan dokter muslim yang mempunyai kontribusi dalam ilmu kesehatan antara lain Abu Bakr Muhammad ibn Zakariya al Razi (841-926 AD) yang menulis ensiklopedia tentang pengobatan dan pembedahan, Ibnu Sina (Avicenna) (980-1037 AD) yang menulis tentang pengobatan Al-Qanoon dimana beliau menulis tentang penggunaan obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan penyakit mulut dan jaringan penyangga gigi. Beberapa topik yang dibicarakan dalam al-Qanoon (the Canon) antara lain tentang penyakit gusi yaitu gusi berdarah, luka pada gusi, resesi gusi dan lain sebagainya.31

30 M Ragai Al Mostehy and friends, “ Siwak As An Oral Health Device”, Journal Pharmacology, Departement of Odontology, Faculty of Dentistry (Kuwait,University of Kuwait, 1998)

31 www.masoofi.com/index.php?function=pa°e&page_id=52. Dr MA

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi60

Keunggulan siwak dibandingkan dengan sikat gigi biasa dibuktikan oleh penelitian terbaru terhadap kayu siwak menunjukkan, bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh bakteri, menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi. Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti :32

1. Asam Antibakterial, seperti: astringen, zat abrasif dan deterjen, berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard di dalamnya yang merupakan substansi asam antibacterial tersebut.

2. Kandungan kimia, seperti: klorida, pottasium, sodium bicarbonate, fluoride, silika, sulfur, vitamin C, trimefhyl amine, salvadorine, tannins dan beberapa mineral lainnya, berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering digunakan sebagai bahan penyusun pasta gigi.Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap juga merupakan zat yang terkandung di dalam kayu siwak tsb. Selain beberapa mineral di atas, kayu siwak juga mengandung enzim yang mencegah pembentukan plak yang menyebabkan radang gusi. Sehingga penggunaan siwak selain untuk membersihkan gigi juga dapat menjaga kesehatan gusi.

3. Anti decay agent (zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu, siwak juga turut merangsang produksi saliva

Soofi. Jtfedical Science and Islamic History,?akistan, di akses 15 Juli 201232 K Almas, Abstract Journal Of The Effect Of Salvadora Persica Extract

(Miswak) And Chlorexidine Gluconate On Human Dentin, Department of Preventive Dental Sciences, King Saud University College of Dentistry,( Riyadh: Kingdom of Saudi Arabia, 1995).

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 61

(air liur) lebih. Saliva merupakan “zat organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.

Sebuah penelitian terbaru tentang perawatan gigi secara periodik/ berkala pada jaringan penyangga gigi dengan mengambil sampel terhadap 480 orang dewasa berusia 35-65 tahun di kota Mekkah dan Jeddah. Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan dari King Abdul Aziz University, Jeddah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jerawatan jaringan penyangga gigi untuk masyarakat Mekkah dah Jeddah yang menggunakan siwak adalah lebih rendah daripada studi yang dilakukan terhadap negara-negara lain.33 Hal ini mengindikasikan, bahwa penggunaan siwak berhubungan sangat erat terhadap rendahnya kebutuhan masyarakat Mekkah dan Jeddah terhadap perawatan periodontal, karena kondisi jaringan penyangga gigi lebih sehat pada pengguna siwak.

Penelitian lain dengan menjadikan bubuk siwak sebagai bahan tambahan pada pasta gigi, dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa campuran bubuk siwak. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa prosentase hasil terbaik bagi kebersihan gigi lebih sempurna pada orang yang menggunakan pasta gigi dengan butiran-butiran bubuk siwak. Karena butiran-butiran tersebut mampu menjangkau sela-sela gigi secara sempurna dan mengeluarkan sisa-sisa makanan yang masih berkumpul pada sela-sela gigi. Sehingga banyak perusahaan-perusahaan di dunia menyertakan bubuk siwak ke dalam produk pasta gigi mereka. Bahkan organisasi badan dunia seperti World Health Organization /WKO telah menghimbau agar siwak dijadikan komoditas kesehatan yang perlu dipelihara dan dibudidayakan. Ini berarti siwak telah terbukti sebagai alat/bahan yang dapat meningkatkan status kesehatan rongga mulut

33 Al Khateeb, TL and friends, Abstract Journal Of Periodontal, “Treatment Needs Among Saudi Arabian Adults And Their Relationship To The Use Of Miswak”, King Abdul Aziz University, (Jeddah: Kingdom Of Saudi Arabia, 1991)

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi62

dan mencegah penyakit gigi.Penggunaan siwak selain untuk manfaat kesehatan juga

dapat menambah nilai ibadah sebagaimana disebutkan bahwa pada hadits berikut ini:

Menggosok gigi itu membersihkan mulut dan diridhoi Allah (HR.Ahmad).34

Hadits ini bermakna bila kita melakukan pembersihan/ penyikatan gigi selain untuk kebutuhan jasmani untuk menghindari terjadinya penyakit gigi juga sekaligus kita mendapatkan keridhoan dari Allah Swt.

Nabi Muhammad membersihkan giginya dengan menggunakan siwak pada saat bangun tidur, setiap akan membaca al-Quran dan sebelum pergi ke mesjid untuk melakukan shalat Subuh.35 Bahkan pada saat beliau akan meninggal dunia, beliau masih meminta Aisyah untuk membersihkan mulutnya dengan menggunakan siwak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Nabi sangat memperhatikan kebersihan dan beliau menginginkan pada saat menghadap sang Chalik dalam keadaan bersih dan suci sehingga dapat menjadi tauladan bagi pengikut-pengikutnya.

Hadits-hadits Nabi yang lain juga menunjukkan perhatian dan menunjukkan bahwa kebersihan merupakan suatu hal yang penting termasuk membersihkan gigi. Sebelum melakukan shalat Jum’at pun dianjurkan untuk mandi dan bersiwak, karena Hari Jum’at merupakan hari raya ketiga yang dimiliki umat Islam (muslimin) setelah Idul Fitri dan Idul Adha.

Hadits ini menunjukkan bahwa kebersihan merupakan salah satu syarat sebelum melakukan shalat. Hadits lain yang menunjukkan tentang betapa pentingnya kebersihan gigi sebelum melakukan ritual ritual keagamaan seperti dicontohkan oleh Rasulullah. Pada malam hari, bila Rasulullah terbangun dan akan

34 Departemen Agama RI, Tafsir Al-Quran Tematik, Kesehatan dalam Perspektif Al-Qur’an, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Badan Litbang dan Diklat, 2009.

35 Vardit,R-Chaime, The Siwak: A Medieval Islamic Contribution in Dental Care, Journal Royal Asiatic Soc,3,2,l, 1992.

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 63

membaca al-Quran beliau akan membersihkan dulu mulutnya dengan siwak. Oleh karena itu muncullah hadits yang berbunyi:

Apabila bangun tidur dimalam hari.Rasulullah menggosok dengan siwak.36

Selain itu ada hadits lain yang menunjukkan bahwa membersihkan gigi/ bersiwak termasuk perbuatan yang dianjurkan karena mempunyai manfaat yang baik secara fisik dan mempunyai nilai keimanan seperti hadits berikut ini:

Empat hal yang termasuk sunnah para Rasul ialah memakai wewangian, menikah, membersihkan gigi/bersiwak dan memiliki rasa malu,37

Penggunaan siwak selain berfungsi untuk alat membersihkan gigi juga merupakan perbuatan yang mendapat nilai pahala. Adapun bunyi hadits tersebut adalah:

Siwak itu membersihkan mulut dan diridhai Allah.38

Oleh karena itu membersihkan gigi dan mulut dengan menggunakan siwak merupakan suatu perbuatan yang sebaiknya dikerjakan karena selain bermanfaat secara fisik juga mendapat nilai pahala bagi yang melakukannya.

Umat muslim sudah dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan gigi sejak masa Nabi Saw dengan menggunakan siwak, tetapi pada bangsa China sikat gigi muncul pada sekitar tahun 1600 dimana bahan yang digunakan adalah dari bulu babi yang ditempelkan pada batang bambu atau tulang binatang. Sedangkan bangsa Eropa membersihkan gigi dengan menggunakan kain yang direndam dalam minyak belerang untuk membersihkan kotoran pada gigi. Dengan berkembangnya teknologi maka diproduksi sikat gigi secara massal oleh William Addis dengan menggunakan bulu sapi yang diikat pada tulang sapi. Namun kemudian fungsi bulu sapi diganti oleh bulu kuda karena lebih

36 Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, “Shahih Bukhari Muslim37 Hadits Riwayat Tirmidzi, menurut sebahagian ulama hadits ini adalah

hasan.38 Hadits Riwayat Ahmad, hadits ini menurut al-Albani adalah sahih.

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi64

lembut.39

Saat ini sikat gigi telah dibuat dari bahan yang aman bagi kesehatan yaitu dari serat nilon dengan berbagai bentuk dan ukuran. Bentuk dan ukuran sikat gigi dapat dipilih sesuai dengan keadaan gigi dan kenyamanan waktu melakukan penyikatan gigi.

Dalam hal fungsi menjaga kesehatan gigi dan gusi siwak mempunyai keunggulan karena mengandung unsur antibakteri sedangkan sikat gigi hanya berfungsi secara mekanis untuk membersihkan gigi dan perlu dibantu penggunaan pasta gigi yang mengandung antibakteri. Tetapi kelemahan dari siwak adalah tidak mudah untuk mendapatkannya bila dibanding dengan sikat gigi biasa.

F. Shalat dan Proses Pembentukan Gizi SeimbangShalat berpengaruh terhadap alat pencernaan manusia.

Sebagai langkah awal, ia memelihara mulut menjadi selalu bersih dengan berkumur-kumur dalam aktivitas wudhu. Gigi pun dipelihara. Ber-siwak (menggosok gigi) dan semisalnya tiada lain adalah bentuk pemeliharaan dan penjagaan gigi. Ruh shalat mesti terbawa kedalam seluruh perbuatan manusia. Sebagaimana hal-nya shalat yang tidak benar kecuali jika disertai ketenangan dalam pelaksanaannya. Begitu juga makan. Seseorang tidak dianjurkan menelan makanannya dengan cepat. Dia harus mengunyahnya secara pelan-pelan. Hal ioni sangat berguna untuk mengambil manfaat makanan (bagi tubuh) dan menjaga fungsi alat pencernaan.

Porsi makanan, jenis dan waktu memakannya juga dipengaruhi oleh shalat. Bagaimana bisa terjadi? Seandainya kita mengetahui bahwa ‘illat (alasan) pengharaman khamr dalam ayat Al-Quran, hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu

39 http ://www. incisorsandmolars. com /dental articles/index, html, oothbrush History, di akses 26 Juli 2012

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 65

mengerti apa yang kamu ucapkan (QS Al-Nisa’ [4]: 43), kita akan mendapatkan bahwa ‘illiat yang menyebabkan keharaman khamr dalam ayat itu adalah lalainya akal karena dalam pengaruh khamr. Akibatnya, orang yang shalat tidak memahami apa yang dibacanya ketika shalat.

Imam Al-Ghazali berkata, “Ada yang mengatakan bahwa mabuk terjadi karena banyak kecemasan dan sebelumnya, karena mencintai dunia. Wahab Ibn Munabbih berkata “Yang dimaksud mabuk pada ayat itu adalah mabuk Zahir (karena minum khamr). Namun, disana ada peringatan terhadap mabuk dunia. Sebab, ‘illiat-nya dijelaskan oleh Allah, Sampai kalian mengetahui apa yang kalian katakan. Banyak orang shalat tidak meminum Khamr, tetapi tidak mengetahui apa yang dibacanya dalam shalat.

Dari sini, kita bisa melihat bahwa perbuatan apa pun yang dapat membuat akal menjadi lengah bertentangan dengan pelaksanaan shalat. Mengisi penuh perut dengan makanan akan membuat darah dari kepala cepat mengalir ke perut untuk membantu proses pencernaan makanan yang berat ini. Akibatnya, otak menjadi tidak terjaga. Ia akan cenderung mengantuk, malas dan lemah. Hal ini bisa kita perhatikan secara lebih jelas selepas berbuka setelah seharian berpuasa. Ketika berbuka, biasanya porsi makan sangat besar sehingga orang-orang merasa mengantuk setelahnya. Oleh sebab itu, mengisi perut sampai penuh dengan makanan dalam sekali makan bertentangan dengan shalat yang benar.

Rasulullah SAW bersabda “tidak ada tempat lebih jelek yang diisi penuh dengan oleh anak Adam daripada perutnya.” Rasulullah SAW juga bersabda “kami adalah kamu yang tidak akan makan sampai merasa lapar, dan apabila kami makan, tidak akan sampai kenyang.” Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan kita dalam Al-Quran untuk tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum. Allah SWT berfirman “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebihan-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan (QS Al-A’raf [7]: 31).

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi66

Seseorang muslim lebih baik tidak memenuhi perutnya dengan makanan. Semestinya porsi makannya seimbang. Makanan seorang muslim harus terdiri dari unsur-unsur utama yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai dengan kemampuannya. Maka, persoalannya bukan pada kuantitas, melainkan pada kualitas.

Rasulullah SAW bersabda “Badan mu memiliki hak yang harus kau tunaikan.” Di antara hak badan adalah memilih makanan yang mengundung unsur-unsur asasi yang dibutuhkannya.

Shalat juga menentukan aturan hidup seorang muslim. Pada saat yang sama waktu makan pun diatur hingga waktu-waktu makan menjadi tetap, karena waktu hidupnya diatur oleh Adzan di masjid. Bahkan sampai mengeluarkan kotoran pun teratur. Dengan demikian, shalat menjadi semacam pengatur hidup manusia yang dikerjakan pada waktu-waktu tertentu. Ini sesuatu yang baik bagi fungsi alat pencernaan dan untuk menahan makan.

Dr. Rif ’at Kamal berkata, “Cara yang alami adalah makan dalam porsi yang seimbang ketika makan pagi, makan siang, dan makan malam, lalu makanan ringan seperti biskuit dan secangkit teh diantara waktu-waktu makan tersebut. Cara ini dapat menciptakan proses pencernaan dan penyerapan makanan yang teratur dalam setiap kali makan. Sementara itu, makanan dalam jumlah yang besar akan mengakibatkan pencernaan makanan yang jelek. Makanan itu akan menutupi usu hingga menyebabkan kemalasan, kelesuan, dan cenderung mengantuk, serta menimbulkan kegelisahan.

Dengan demikian, sekarang kita bisa mengatakan bahwa mengatur waktu, porsi dan jenis makanan dalah asas dalam mengatur alat pencernaan dan menghilangkan berbagai keluhannya. Ungkapan bahwa ‘usus kasar’ dalah penyakit orang Mesir dan Arab merupakan pendapat yang tidak benar. Hal itu terjadi akibat penggunaan alat pencernaan mereka yang buruk. Alat pencernaan, apabila rusak, ia akan berakibat (buruk) bagi kita hingga kita harus mengobatinya dengan baik, dan kemudia memperbaiki pola makan kita agar tidak rusak lagi pada

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 67

kesempatan lain. Dengan begitu, kita bisa mencegah berbagai penyakit alat pencernaan.”1. Porsi Makanan

Rasulullah SAW bersabda “Dengan ukuran anak Adam, beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya, maka jika memang harus dilakukan, ia mesti membagi sepertiganya untuk makanan; sepertiganya untuk minumannya; dan sepertiga lainnya untuk napasnya.”Makna ini sangat cocok dengan perintah Illahi, Hai anak Adam, pakailah pakaian-pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (QS Al-A’raf [7]: 31).

2. Jenis MakananRasulullah SAW menaruh perhatian terhadap jenis-jenis makanan yang memiliki unsur-unsur gizi yang tinggi. Saat ini kita mengetahui bahwa makanan-makanan yang dinyatakan Nabi itu mengandung banyak protein, lemak, gula, mineral, vitamin dan karbohidrat. Kita mendapatkannya dengan jelas dalam hadis-hadisnya. Beliau bersabda tentang daging yang mengandung banyak protein tinggi, “Daging adalah kepala makanan orang didunia dan akhirat.” (HR Ibn Majah).Rasulullah SAW bersabda tentang susu yang mengandung sebagian besar unsur-unsur gizi, “Tidak ada sesuatu pun yang mengimbangi makan dan minum kecuali susu.”Dr. Najib Al-Kailani dalam majalah Al-Muslim Al-Mu’ashir edisi ke-23 tahun 1980 mengatakan, “Dalam Al-Quran terdapat banyak nama makanan seperti madu lebah, susu, buah apel, buah delima, ikan, daging, buah tin, buah zaitun, buah kurma, dan buah-buahan secara umum.”Selain itu, banyak juga makanan lain yang disebutkan dalam

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi68

hadis-hadis Nabi SAW., sebagian disebutkan kecocokannya dan sebagian lain disebutkan manfaatnya. Hal ini jika menunjuk pada sesuatu, menunjukan perhatian al-thib al-nabawi (kesehatan cara Nabi) terhadap asas-asas makanan yang sehat dan cara-cara terbaik untuk mempersiapkannya. Bahkan, Rasulullah SAW menggambarkan kepada kita cara makan, cara duduk didepan makanan, larangan tidur setelah makan secara langsung, serta larangan minum ketika sedang makan atau setelahnya secara langsung. Sebab, seperti yang kita ketahui saat ini, air yang terlalu banyak dikonsumsi akan berpengaruh terhadap proses pencernaan dan melemahkan penyaringan sisa pencernaan berkurang dan prosesnya menjadi lemah. Demikian juga, ia akan menyebabkan keletihan saat proses mencerna makanan.

3. Waktu MakanPengaturan kehidupan manusia paling besar muncul dari shalat. Dr. Al-Fanjari berkata “Kita menemukan bahwa waktu-waktu shalat dan penempatannya yang tepat dalam mengarahkan, dari sisi ibadah, kepada pengaturan hidup manusia, baik saat bekerja, tidur, maupun makan. Shalat fajar (subuh) mengharuskan kita untuk cepat bangun dari tidur.” Begitu juga hal ini mengharuskan kita untuk makan pagi dan makan malam lebih awal.Tidur setelah makan secara langsung akan menyebabkan kurang baiknya pencernaan makanan, banyak gas, menambah buruknya pencernaan, perut gendut, dan menahan (proses turunnya makanan – penerj.) semua hal ini pada gilirannya akan mengakibatkan bau mulut dan nafas tak sedap. Oleh karena itu, Islam datang membawa aturan tegas yang mengharuskan seorang muslim untuk tidak tidur, paling sebentar satu jam sebelum dan setelah dia makan, yakni ketika proses pencernaan sudah selesai.

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 69

Dalam sebuah hadis dinyatakan, “Cairkan makanan kalian dengan zikir dan shalat, dan janganlah kalian tidur dalam keadaan itu (baru makan) hingga hati kalian mengeras.40

Sesungghunya Allah itu baik, menyukai sesuatu yang baik, (Allah itu) bersih, menyukai sesuatu yang bersih.Untuk memperkuat dan mempertajam pentingnta kebersihan dan perlunya upaya kesehatan ada beberapa cara yang ditempuh syar’i, antara lain sebagai berikut :Pertama, Al-Quran menggandengkan kebersihan dengan taubat sebagai salah satu dasar sifat manusia yang dicintai Allah. Allah berfirman yang artinya : Sesungguhnya Allah senang kepada orang yang bertaubat dan senang kepada orang yang membersihkan diri. (QS. Al-Baqarah [2]: 222).Kedua, memperkuat taklif menjaga kebersihan dan kesehatan, dikaitkan kebersihan itu dengan akidah yaitu iman. Statement dengan menggunakan metode seperti ini tentu bukannya tidak beralasan dan bukannya tanpa tujuan. Terdapat sebuah hadis tentang kebersihan yang sangat populer, yaitu sabda Rasulullah : “Kebersihan adalah sebagian dari Iman.”Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan, baik kesehatan fisik dan jiwa, maupun kesehatan lingkungan. Hal ini dapat ditemukan dalam Al-Quran dan sunnah Nabi, yang merupakan sumber hukum Islam dan menjadi pedoman hidup bagi umat Islam. Ajaran (syariat) Islam yang berkenaan dengan kesehatan, seperti melarang perbuatan-perbuatan yang dapat membahayakan kesehatan dirinya.41

Prinsip-prinsip berdasarkan pandangan alkitabiah berikut

40 Muhammad Bahnasi, Shalat Sebagai Terapi Psikologi (Bandung, Mizania, 2007)

41 Ahsin W. Alhafidz, Fikih Kesehatan (Jakarta, Amzah, 2007) 9-13

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi70

ini sangat penting bagi kita bila kita ingin lebih memahami arti sesungguhnya dari kesehatan dan pemulihan42 :Kesehatan berarti keutuhan – tubuh, pikiran (akal) dan roh terintegrasi dan terkoordinasi, sanggup berfungsi (berkoordinasi) secara kreatif dalam konteks komunitas dimana seorang berada. Allah berhasrat agar semua orang menjadi sehat seutuhnya.Kesehatan berkaitan dengan komunitas, dan juga dengan orang perseorangan.Untuk mempunyai pengertian yang cukup tentang kesehatan, seseorang perlu mempunyai pengertia tentang pandangan Alkitabiah.Penyakit adalah segala sesuatu yang melemahkan kualitas kita sebagai manusia dan yang melemahkan citra Allah didalam kita.Ada kaitan yang cukup rumit antara kesehatan dan perilaku.Yesus, anak Allah yang menjadi manusia, adalah kunci kehidupan dan kesehatan.Secara keseluruhan, gereja adalah saluran yang dipilih Tuhan untuk menyalurkan kesembuhan, pemulihan manusia seutuhnya,dan untuk membuahkan perubahan dalam komunitas.Mazmur 103 menjelaskan berbagai kebaikan yang dimiliki oleh Bapa yang penuh kasih bagi anak-anak-Nya. Ayat 3 mengatakan bahwa salah satu kebaikan itu adalah kesembuhan.43

Alkitab perjanjian baru tertulis dalam Ibrani 9: 1 tentang peraturan peraturan untuk beribadah dan memasuki

42 Fountain, Kesehatan,Alkitab dan Gereja ( Jakarta, EGC, 2010 ),16-1843 Joyce Meyer, Disembuhkan Dalam Nama Yesus (Tangerang, GOSPEL

PRESS) 5

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 71

tempat kudus dari buatan tangan manusia44, artinya bila masuk kedalamnya haruslah dengan hati yang bersih,tubuh yang bersih, tidak dalam kondisi kotor ataupun berbau badan.Dr. Fountain dalam bukunya yang berjudul Kesehatan, Alkitab dan Gereja menjelaskan bahwa prinsip atau pandangan Alkitabiah penting bagi kita bila memahami sesungguhnya bahwa kesehatan berkaitan dengan komunitas termasuk orang perorang. Apa yang dilakukan seseorang akan berpengaruh pada keluarga. Selain itu dijelaskan dalam Gaya hidup sehat menurut Kristen adalah hidup yang benar adalah Kehendak Tuhan untuk membuat kita sehat. 45

Aku (Allah) akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah limpah. Selain itu menurut Alkitab dalam I Korentus 12: 9 mennjelaskan bahwa kesehatan spiritual lebih penting dari pada, kesehatan tubuh 46 kunci kebahagian orang –orang Kristen ditemukan pada kehidupan gengan memelihara kesehatannya.Untuk mengasihi Tuhan Yesus dalam aktivitas bahwa setiap umat sebelum berdoa, berbicara dengan Tuhan maka perlu sekali untuk dapat mencegah penyakit gigi adalah menjaga dan membersihkan gigi dan mulut. Oleh karena itu orang beriman pada Yesus harus membersihkan gigi dan mulut sebelum menghadap ki Ilahian. Lebih dari itu orang Kristen dengan membersihkan gigi berarti mereka mengasihi Tuhan.Untuk itu proses penanganan pencegahan gigi dan

44 Alkitab, Ibrani 9:145 Fountain, Kesehatan,Alkitab dan Gereja ( Jakarta, EGC, 2010 ),1446 Alkitab I Korentus 12: 9. Penjelasan Orang yang memeluk agama

Kristen tidak dapat dikendalikan oleh hal yang salah.inya.idak membersihkan dirberdoa t

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi72

mulut perlu untuk dikembang kan. Membersihkan gigi dan mulut dalam agama Kristen adalah tanda bahwa seseorng itu percaya dan mengasihi Yesus Kristus.Menurut Arturo Castiglione menulis tentang bagaimana pentingnya hokum medis Alkitab “ hokum- hokum tentang pembasmian penyakit salah satunya adalah kebersihan mulut dan gigi untuk menghilangkan kuman penyakit47. Membersihkan gigi dan mulut adalah salah satu bukti bahwa manusia mengasihi dirinya sendiri dapat ditekankan bahwa penting membersihkan tubuh termasuk gigi dan mulut bagi orang yang beragama kristen merupakan hal yang penting kesehatan tubuh jiwa dan roh. Lebih dari itu orang kristen membersihkan gigi dan mulut yaitu dengan memelihara kesehatan dengan maksud agar lebih mengasihi Tuhan dan melayani Tuhan dengan lebih efektif.

G. Upaya Prefentif Penyakit Gigi dan MulutUpaya kesehatan gigi pada dasarnya diarahkan pada

upaya menjaga kesehatan gigi, termasuk juga pada tataran UKGS yang umumnya berupa kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif, seperti penyuluhan cara menjaga kesehatan gigi disamping pengetahuan tentang gigi, kegiatan sikat gigi massal, pemberian tablet fluor dan kegiatan preventif lainnya. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi. Dalam buku ”Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat”disebutkan bahwa upaya menjaga kesehatan gigi pada dasarnya dikelompokkan menjadi 3 (tiga) cara, yaitu membersihkan, memiringkan kepala sikat gigi kira-kira sebesar 45 derajat dan menghadap permukaan gigi. Tujuannya agar bulu sikat dapat masuk ke celah antara gigi dengan gusi yang disebut saku gusi, dan membersihkan plak yang ada di dalamnya.

47 Alkitab dalam Kitab Perjanjian Lama Imamat 13.. model pertama dari satu hukum kebersihan

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 73

1. Menggerakan sikat secara horisontal dengan jarak yang sangat pendek atau kecil seperti suatu getaran dan dengan tekanan yang lembut.

2. Menyikat gigi dengan gerakan sebanyak 10-20 kali gosokan kemudian berpindah ke gigi-gigi di sebelahnya. Cara menyikat gigi sangat mempengaruhi tingkat kebersihan gigi, karena cara menyikat gigi yang benar dan teratur mampu mengontrol pembentukan plak gigi yang merupakan penyebab terjadinya karies gigi.48

3. Memperkuat gigi dengan menggunakan fluoridasi dengan air minum selain itu pemberian tablet fluordasi bagi anak sekolah dapat mencegah terjadinya kerusakan gigi.Rahmadhan (2010) berpendapat bahwa cara menyikat gigi

yang benar sebagai berikut :1. Memegang sikat gigi secara horisontal dan meletakkan

kepala sikat gigi pada permukaan gigi, lebih tepatnya di tepi gusi (batas gigi dengan gusi), karena pada daerah tersebut banyak plak menumpuk.

2. Memiringkan kepala sikat gigi kira-kira sebesar 45 derajat menghadap permukaan gigi. Tujuannya agar bulu sikat dapat masuk ke celah antara gigi dengan gusi yang disebut saku gusi, dan membersihkan plak yang ada di dalamnya.

3. Menggerakkan sikat secara horisontal dengan jarak yang sangat pendek atau kecil seperti suatu getaran dan dengan tekanan yang lembut. Menyikat gigi dengan gerakan sebanyak 10-20 kali gosokan

kemudian berpindah ke gigi-gigi sebelahnya.49

Selain itu Walters, sebagimana dikutip oleh Notoatdmodjo menjelaskan cara menyikat gigi yang mudah dilakukan anak-anak yaitu:1. Memulai dengan permukaan gigi luar atas,diawali dengan

48 Trisnawati Tjahyadi, Arroyyan Dwi Andini, Gigi Sehat Ibadah Dahsyat (Jogyakarta: Pro-U Media , 2011), 44.

49 Trisnawati Tjahyadi, dan Arroyan Dwi Andini, Gigi Sehat Ibadah Dahsyat, 44

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi74

geraham belakang,kemudian perlahan-lahan bergerak ke bagian tengah dan menyeberang ke sisi lain, posisi sikat gigi disesuaikan sehingga bulu sikat agak miring pada baris gusi dan gerakan melingkar dengan lembut pada satu atau dua gigi sekaligus.

2. Membersihkan permukaan gigi dalam atas dengan cara menyikat gigi dari belakang ke tengah,kemudian beralih ke sisi lain.Sikat gigi dipegang secara vertikal dan menggunakan bagian depan sikat, digerakkan sekali lagi dengan gerakan melingkar yang lembut.

3. Untuk permukaan mengunyah adalah dengan mendatarkan sikat gigi agar dapat membersihkan alur dan celah alamiah di geraham gigi.

4. Untuk gigi geligi pada rahang bawah umumnya sama dengan teknik di atas.Dalam Pedoman Pelaksanaan (UKGS) juga dijelaskan

pedoman sederhana dalam menyikat gigi, yaitu :1. Menggunakan Sikat gigi yang kecil dan pasta gigi yang

mengandung fluor.2. Berkumur-kumur sebelum menyikat gigi.3. Menyikat permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan

maju mundur dan pendek selama 2 menit dan sedikitnya 8 kali gerakan untuk setiap 3 permukaan.

4. Menyikat permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit, mulut dan lidah dengan gerakan mencungkil.

5. Menyikat permukaan gigi yang menghadap pipi dan bibir rahang atas dan bawah.

6. Menyikat permukaan gigi yang dipakai untuk mengunyah makanan dengan gerakan maju mundur.

7. Setelah menyikat gigi dan menyimpan sikat gigi tegak dengan posisi kepala sikat di atas.Menurut Andlaw (1992) dari keseluruhan cara menyikat

gigi yang ada tidak terdapat satu pun cara menyikat gigi bisa dikatakan lebih baik dari yang lain dalam hal menghilangkan plak gigi, karena semua cara menyikat gigi memerlukan keterampilan

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 75

tersendiri sehingga tidak dianjurkan memaksakan satu metode yang sulit dilakukan oleh anak untuk menyikat gigi.50

Dalam konsentrasi rendah dipertahankan dalam mulut. Fluoridasi adalah upaya menjaga kesehatan gigi dengan cara memberikan zat fluor pada gigi (Djuita, 1995). Fluor dapat mencegah karies dengan efektif karena mempunyai beberapa cara kerja yang berbeda. Fluor dapat bekerja secara sistematik melalui makanan, minuman. Fluor juga dapat dikonsumsi dalam bentuk tablet dengan cara kerja sistematik dalam dosis-dosis tertentu, selain juga dapat digunakan secara topikal langsung pada permukaan gigi51.

Menurut Djuita (1995) ada beberapa macam cara upaya fluoridasi yaitu :1. Fluoridasi Air Minum, adalah pemberian fluor dalam

dosis tertentu yang dimasukkan kedalam air minum yang digunakan sehari-hari, pemberian fluor dengan cara ini dilakukan secara sistematik.

2. Fluoridasi dengan Topikal Aplikasi, yaitu pemberian fluor pada gigi dengan cara pengolesan pada seluruh permukaan gigi dalam mulut, jadi perawatan Topikal Aplikasi bersifat lokal pada permukaan gigi. Selain dengan metode topical dapat juga melalui kegiatan kumur-kumur larutan fluor di sekolah.

3. Fluoridasi melalui Pasta Gigi, umumnya seluruh pasta gigi yang digunakan saat ini sudah mengandung zat fluor, sehingga penggunaan pasta gigi diharapkan dapat membantu fluoridasi bila digunakan dengan prosedur menyikat gigi yang benar.

4. Fluoridasi dalam bentuk tablet, artinya zat fluor dikemas dalam bentuk Tablet minum dalam dosis-dosis optimal yang dapat diberikan pada anak-anak sekolah melalui program UKGS maupun ibu-ibu hamil sebagai upaya

50 Andlaw, Perawatan Gigi Anak (Jakarta: Wila Medika,1992), 21.51 Depkes RI, Panduan Promosi Kesehatan (Jakarta: Departemen

Kesehatan, 1997), 35.

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi76

menjaga kesehatan gigi agar dapat mencegah terjadinya karies gigi. Fluoridasi dalam bentuk tablet dianjurkan dengan menghisap tablet sebelum ditelaah karena efek preventif terhadap karies dapat lebih maksimal.52

E. Diet KontrolFaktor penting lain dalam upaya menjaga kesehatan

gigi adalah diet control yang berkaitan dengan frekuensi mengkonsumsi makanan dan yang mengandung karbohidrat. Menurut Tambun Tujuan pentingnya adalah mendorong sasaran penyuluhan agar mengendalikan frekuensi makanan berkarbohidrat, dimana karbohidrat dan gula merupakan faktor penting penyebab terjadinya karies gigi,53 Dan menurut Djuita diet kontrol dimaksud adalah mengupayakan mengkonsumsi jenis makanan yang berserat dan baik untuk kesehatan gigi karena mampu membersihkan gigi serta menghindari jenis makanan yang dapat merusak gigi atau membantu terjadinya karies gigi54.

Beberapa jenis makanan yang baik untuk menjaga kesehatan gigi di antaranya:1. Menghindari terlalu banyak makan permen, kue kering,

coklat, peanut butter, dan makanan manis lainnya. Tidak dianjurkan untuk menjadi makanan cemilan.

2. Mengkonsumsi buah dan sayur yang banyak mengandung air, seperti buah Pir, Melon, Mentimun, Selendri.

3. Mengkonsumsi makanan yang mampu menghasilkan banyak air liur, sehingga membantu membersihkan sisa-sisa makanan di dinding gigi.

52 Depkes RI, Panduan Prosi Kesehatan (Jakarta: Departemen Kesehatan , 1997).

53 Lasrina Tambun, “Penyuluhan Kesehatan Gigi pada Anak Sumatra Utara” (tidak dipublikasikan) www, Re pository.ac.id (diakses tanggal 23 februari 2011)

54 Iedah Djuita, Preventive Dentistry ( Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 1995), 22.

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 77

4. Mengurangi makanan yang melekat, seperti kismis, karamel, sirup, ketan, dodol. Makanan yang melekat sulit dibersihkan karena menempel di gigi. Pada dasarnya diit control berkaitan tentang pengaturan pola makan dan jenis makanan, dianjurkan mengkonsumsi makanan berserat dan berair karena bermanfaat untuk membersihkan gigi ketika digunakan mengunyah makanan, seperti buah tebu sangat baik untuk membersihkan gigi, buah-buahan yang mengandung air juga dapat membersihkan gigi. Disamping makanan yang baik untuk gigi juga perlu mengatur frekuensi makan-makanan yang mudah melekat pada gigi serta mengandung zat gula/sukrosa yang tinggi, karena pembentukan karies gigi sangat terkait erat dengan sisa makanan yang mengandung gula dan karbohidrat yang mudah menempel pada permukaan gigi.55 Djuita menjelaskan diet kontrol makanan dengan

mengklasifikasikan jenis makanan dalam hubungannya dengan kesehatan gigi, yaitu :1. Jenis makanan yang keras dan lunak, dapat menghambat

pembentukan plak gigi dibandingkan jenis makanan yang lunak, sehingga tidak mudah terbentuk karies.

2. Jenis makanan yang manis dan asin, makanan manis terutama jenis karbohidrat lebih disukai bakteri karena memudahkan bakteri dalam mulut untuk diuraikan menjadi zat asam yang menjadi penyebab kerusakan gigi.

3. Jenis makanan cair dan melekat, makanan cair dapat lebih menghambat pembentukan plak dan karies gigi daripada jenis makanan yang melekat.

4. Jenis makanan berupa zat tepung dan serat tumbuhan. Jenis makanan dari zat tepung sangat memudahkan pembentukan plak dan karies, sebaliknya serat tumbuhan justru mampu membersihkan gigi dari plak yang dapat

55 Depkes RI, Promosi Kesehatan (Jakarta: Departemen Kesehatan,2004), 12.

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi78

menimbulkan karies.56

Menurut Hamsafir langkah-langkah untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah57 :1. Menyikat gigi 2 kali sehari2. Ganti sikat gigi 3-4 bulan sekali. Pilih sikat gigi yang

bulunya lembut, sikat yang dapat menjangkau seluruh permukaan gigi.

3. Gunakan pasta gigi yang mencantumkan ADA untuk memastikan kandungan fluoride cukup untuk mencegah gigi berlubah karies.

4. Gunakan obat kumur.5. Gunakan alat bantu membersihkan gigi seperti benang.6. Hindari makan-makanan yang banyak gula dan manis

seperti syirup, permen dan coklat.7. Minum air setelah makan.8. Membiasakan untuk makan buah-buahan segar dan berair

karena dapat membantu mengurangi serat-serat.9. Minum setelah makan

I. Beberapa Media Penyuluhan KesehatanMenurut Notoatmodjo (2003) metode yang dapat

dipergunakan dalam penyuluhan kesehatan adalah:1. Media Poster, adalah suatu cara dalam menerangkan

dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara kelompok sasaran sehingga memperolehinformasi tentang kesehatan.

2, Metode Diskusi Kelompok, pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5–20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin

56 Iedah Djuita, Preventive Dentistry (Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 1995), 12.

57 Hamsafir, “Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut”, http:www.Infogigi.com. diakses tanggal 25 Februari 2011)

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 79

diskusi yang telah ditunjuk.3. Metode Curah Pendapat, yakni suatu bentuk pemecahan

masalah di mana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian.

4. Metode Panel, yaitu pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 (tiga) orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.

5. Metode Bermain Peran, metode ini berupa memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

6. Metode Demonstrasi, adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

7. Metode Simposium, adalah serangkaian Posteryang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat58.

8. Metode Seminar, adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.Dalam melakukan penyuluhan perlu persiapan (Promosi)

antara lain adalah:1. Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil ”tahu” dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

58 Soekidjo Notoadmodjo, Promosi Kesehatan dan Aplikasi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005 ), 35.

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi80

melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Penelitian yang dilakukan oleh Notoadmodjo (2003) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, didalam diri seseorang tersebut harus terjadi proses yang berurutan yaitu: awareness, interest, evaluation, trial, adoption. Apabila adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting), sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, tidak akan berlangsung lama.59

2. Perilaku merupakan hasil dari domain pengetahuan. Perubahan perilaku merupakan tujuan penting dari penyuluhan kesehatan yang terbentuk dari pengetahuan. Banyak definisi tentang perilaku. Berdasarkan pendapat-pendapat para pakar ilmu perilaku diantaranya menurut Soekanto dalam Maulana, menyebutkan bahwa perilaku merupakan cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut.60 Lewis dalam Notoatmodjo (2003) mendefinisikan perilaku sebagai hasil pengalaman dan proses interaksi dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan sehingga diperoleh keadaan seimbang antara kekuatan pendorong dan kekuatan penahan. Perilaku dapat berubah jika terjadi ketidakseimbangan antara dua kekuatan ini dalam diri seseorang.61 Skinner dalam Maulana merumuskan perilaku sebagai

59 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, 4160 Depkes RI, Penyelenggara Program Kesehatan Gigi dan Mulut dan

Rencana Pembangunan Lima tahun Bidang Kesehatan (Jakarta: Departemen Kesehatan, 1995)

61 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 81

respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar), teori Skinner dikenal dengan teori ”S-O-R” atau Stimulus Organism Response, yang kemudian dibedakan adanya dua respons yaitu: Respondent Response atau Reflexive dan Operant Response atau Instrumental Response Reflexive merupakan respons terhadap stimulus tertentu yang menimbulkan response yang relative tetap semisal emosi, marah dan kegembiraan. Sedangkan Operant response merupakan respons yang timbul dan berkembang kemudian,62 oleh stimulus atau perangsang tertentu, termasuk kategori ini adalah penghargaan atau reward terhadap prestasi kerja.

Notoatmodjo (2003) menjelaskan perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.

Dari keterkaitan ilmu perilaku dan kesehatan maka muncullah definisi tentang perilaku kesehatan, di antaranya oleh Notoatmodjo, bahwa perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.63

Menurut Notoatmojo (2003) Perilaku Kesehatan dapat diklasifikasi sebagai berikut:

1. Perilaku pemeliharaan Kesehatan (health maintenance)Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha penyembuhan bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan ini dibagi menjadi 3 aspek, yaitu :a. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan

bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan, seseorang yang

62 Heri Maulana, Promosi Kesehatan (Jakarta: EGC, t.th), 53.63 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan, 27

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi82

telah sehat pun perlu diupayakan agar tingkat kesehatannya lebih optimal.

c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman, yaitu bagaimana perilaku seseorang dalam memilih makanan dan minuman agar dapat meningkatkan kesehatan dan terhindar dari penyakit.

d. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior).

Yaitu perilaku yang menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati diri sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.64

2. Kesehatan Mulut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO: World Health Organization) dalam tahun 1948 menerima resolusi berikut: Kesehatan adalah keadaan fisik yang sempurna, sehat mental dan sosial dan bukan hanya absennya penyakit atau cacat fisik. Penyakit gigi-geligi merupakan proses biologis yang fase awalnya tidak dapat ditentukan secara klinis. Khusus untuk kebanyakan penyakit gigi-geligi yang sering dijumpai adalah bahwa proses yang menjadi sebab terjadi di luar jaringan tubuh. Pada suatu peristiwa dalam perjalanan penyakit proses-proses ini akan menyebabkan perubahan patologis yang dapat diamati secara obyektif. Bilamana seseorang menjadi sadar akan hal ini, adalah tergantung dari pengetahuan dan perhatian pasien atau pengamat. Pada umumnya pasien-pasien itu baru sadar akan sakitnya (sakit gigi, gigi-gigi yang goyang) dalam stadium yang sangat

64 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan, 45.

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 83

lambat, dan apabila mereka sudah menyadari, mereka mengalami banyak proses kronis tidak sebagai penyakit (pendarahan pada penyikatan gigi). Karena itu biasanya orang terlalu lambat untuk meminta pertolongan. Secara teratur dijumpai bahwa orang tidak menyuruh merestorasi kavitasnya dan bahwa terhadap gusi yang berdarah tidak melihat adanya suatu alasan untuk meminta perawatan. Kenyataan adalah bahwa memang ada perbedaan antara dirinya tidak merasa sakit dan dirinya sehat.65

3. Penyakit Karies Gigi Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasa renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Karies gigi ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya sehingga akan menimbulkan invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri.66

Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan di masyarakat dan bersifat kumulatif sehingga jika pencegahan diabaikan dan tidak ditangani sedini mungkin akan mengakibatkan peningkatan kebutuhan perawatan pada periode pada selanjutnya. Angka prevalensi yang menggambarkan jumlah penderita karies gigi adalah indeks DMF-T (Decayed Missing and Filled Teeth) yang mengukur tingkat keparahan penyakit karies gigi.67

65 B. Houtwink Dlek, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994).

66 Kidd, E.A.M, and Bechal, S.J., 1992, Dasar-Dasar Karies, Penyakit dan Penanggulangannya, Alih bahasa: Marlan Sumarnata & Safrida Faruk, (Jakarta: EGC, t.th).

67 Depkes RI, Indonesia Sehat 2010 (Jakarta: Kemenag RI, 2012), 16

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi84

4. Etiologi Karies Gigi Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karies gigi dapat diartikan sebagai suatu proses patologi pasca erupsi yang terlokalisasi dan disebabkan oleh faktor luar. Proses ini dimulai dengan kerusakan jaringan email yang menjadi lunak dan pada menyebabkan terjadinya kavitas. Telah banyak penelitian oleh para ahli tentang teori penyebab terjadinya karies gigi, namun sampai saat ini masih dianut empat faktor yang mempengaruhinya. Ke empat faktor tersebut berlandaskan pada tiga faktor utama yaitu host (pejamu), agent (mikroflora) dan environment (substrat). Terjadinya karies gigi disebabkan karena sinergi dari ketiga faktor tersebut dan didukung oleh faktor ke empat yaitu faktor waktu. Ketiga faktor utama tersebut dapat digambarkan sebagai 3 lingkaran yang saling berpotongan, sehingga bila salah satu faktor tersebut tidak berperan maka tidak akan terjadi proses karies gigi. Bila dalam waktu yang singkat kita telah memutus rantai di antara ketiga faktor tersebut, maka masing-masing faktor tidak akan berinteraksi sehingga memungkinkan tidak akan terjadinya karies gigi. Proses karies gigi akan terjadi bila ke empat faktor yang telah disebutkan di atas saling bekerja dan masing-masingnya menemui kondisi yang sesuai, seperti pejamu yang bersifat rentan, mikroflora yang bersifat kariogenik, substrat yang sesuai dan jangka waktu yang cukup memadai untuk terjadinya proses perubahan pada ke empat faktor yang saling berkaitan tersebut.

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 85

Gambar. 2.2 Empat Faktor Proses Karies Gigi.68

Dari uraian di atas dapat dilihat beberapa hal penting dalam pencegahan kerusakan gigi pada anak usia sekolah adalah perlu promosi kesehatan secara bertahap, sehingga mencegah terjadinya masalah kesehatan. Selain itu, dalam meningkatkan kesehatan dan mengubah perilaku anak untuk kebersihan gigi perlu adanya unsur keimanan, dan pendidikan, karena kebersihan itu adalah sebagian dari iman. Peneliti bermaksud untuk melihat lebih jauh tentang kesehatan gigi pada anak Sekolah Dasar Widuri dan selanjutnya akan dibahas pada bab berikut.

68 http://perawatangigisehat.blogspot.com/2011/04/gigi-sehat.html, diakses tanggal 30 Juli 2012, pukul 17.30. WIB.

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi86

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mempromosikan Kesehatan Gigi 87

Pada bab ini akan dijelaskan tentang penelitian Kesehatan gigi dan mulut yang efektif dalam meningkatkan kecerdasan spiritual yang selanjutnya berpengaruh pada tingkat pelaksanaan ibadat siswa dan kecerdasan spiritual. Kajian di SD Widuri Lebak Bulus Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan tahun 2012 yang meliputi beberapa variabel penelitian.

A. Proses Penelitian Proses penelitian diawali dengan penyuluhan kesehatan

dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta media poster dan leaflet diharapkan akan merubah perilaku siswa-siswa sekolah dasar. Pemberian pengetahuan tentang kesehatan gigi diharapkan akan merubah perilaku siswa sekolah dasar yang merupakan indikasi untuk perubahan perilaku kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak sekolah dasar.

Proses:1. Peneliti memberi penjelasan pada kepalah Sekolah dan

Guru-guru Sekolah Dasar Yayasan Widuri Lebak bulus Jakarta Selatan tentang

PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT UNTUK ANAK-ANAK

BABIII

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi88

• Maksud dan Tujuan penelitian.• Jadwal penelitian.

2. Membuat kesepakatan jadwal untuk kegiatan penelitian dalam memberikan promosi kesehatan;• Diskusi dengan guru kelas tentang jadwal kegiatan

belajar8. mengajar.• Mengatur jadwal kegiatan promosi kesehatan gigi

dan mulut dengan siswa.3. Mengukur tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan

gigi dan mulut dengan pra test dengan cara:• Membuat kesepakatan dengan infomcocent pada

orang tua responden yang telah menyetujui untuk diteliti.

• menyebarkan kuisioner pada responden yang telah menandatangani inform concent.

4. Melakukan pemeriksaan gigi pada Responden yang akan diteliti.

5. Memberikan tanda kesediaan untuk diteliti dengan pemberian sikat gigi dan pasta gigi pada responden.

6. Sikat gigi masal bagi siswa yang diteliti dipandu oleh peneliti dan petugas kesehatan gigi professional sebanyak 3 orang mahasiswa dan 1 dosen.

7. Memberikan promosi kesehatan gigi mengunakan metode ceramah, tanya jawab dan poster serta membagikan leaflet pada setiap responden yang diteliti.

8. Evaluasi dengan pemeriksaan kesehatan gigi pada tanggal 24 September 2012 dan hasilnya dapat dilihat pada table analisa.

9. Mengukur tingkat pengetahuan siswa setelah melaksanakan promosi kesehatan dan cara menyikat gigi yang benar dengan melakukan post tes dapat dilihat pada table analisa.

10. Mengukur perilaku responden. Peneliti menggunakan skor yang dibuat dengan tidak

melakukan analisa statistik, hanya di observasi sikap dari

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 89

responden. Kategori baik bila responden memperhatikan penyuluhan dengan tekun nilai >81, kategori sedang bila responden menggangu teman nilai 60-80, kategori buruk bila responden tidak memperhatikan penyuluhan dan suka menggangu teman maka nilai di bawah <60.

B. Analisis Penelitian 1. Analisis Univariat / Stat Deskriptif

Variabel/parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kelas, Skor Pre-Test dan Skor Post-Test. Dari hasil kuesioner yang disebar kepada 103 responden,mendapat hasil sebagai berikut:

1) Kelas Untuk variabel Kelas, diperoleh diagram dan tabel

frekuensi sebagai berikut:

Gambar 3.1Diagram Variable Kelas

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi90

Tabel 3.1 Frekuensi Variabel Kelas

Kelas Jumlah PersentaseKelas I 17 16.5%Kelas II 9 8.7%Kelas III 20 19.4%Kelas IV 15 14.6%Kelas V 23 22.3%Kelas VI 19 18.4%

Total 103 100.0%

Dari diagram dan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden dari kelas I ada 17 orang (16.5%), dari kelas II ada 9 orang (8.7%), pada saat penelitian dilakukan memang jumlah murid kelas II paling sedikit dengan kelas yang lainnya, dari kelas III ada 20 orang (19.4%), dari kelas IV ada 15 orang (14.6%), dari kelas V ada 23 orang (22.3%), dan dari kelas VI ada 19 orang (18.4%).

Dari jumlah responden keseluruhan berjumlah 103 murid dengan usia rata-rata sebagai berikut : <10 tahun dengan jumlah 51 orang (49.5%). ≥10 tahun dengan jumlah 52 orang (50.5%).

Artinya karakteristik umur pada responden ini umur diatas 10 tahun, lebih banyak dari umur 10 tahun. Artinya, tingkat pemahaman tentang penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, dengan menggunakan metode poster dan media leaflet, lebih baik atau lebih mengerti selain itu rersponden yang tinggal dekat sekolah sedikit karena lokasi lingkungan perumahan atau komplek dibuktikan dengan awal penerimaan tahun ajaran baru murid-murid yang mendaftar hanya sekitar lingkungan perumahan tersebut, sehingga setiap tahun penerimaan hanya tidak lebih dari 20 ribu orang murid.

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 91

Terbukti dari data keterangan sekolah dasar Widuri Lebak Bulus :1) Kelas I saat ini sejumlah 17 orang murid.2) Kelas II saat ini sejumlah 9 orang murid.3) Kelas III saat ini sejumlah 20 orang murid.4) Kelas IV saat ini sejumlah 15 orang murid.5) Kelas VI saat ini sejumlah 19 orang murid.

Adapun jumlah responden laki-laki sejumlah 57 orang murid (55.3%), perempuan sejumlah 44 orang murid (44.7%) dihubungkan dengan sekolah bahwa lingkungan sekolah terbatas, karena sekolah dasar Widuri Kecamatan Cilandak ini ada di lingkungan komplek atau perumahan keadaaan ekonomi menengah ke atas, murid laki-laki lebih banyak dibandingkan murid perempuan.

2. Usia Untuk variabel usia diperoleh tabel frekuensi sebagai berikut:

Tabel 3.2 Frekuensi Variabel Usia

Usia Jumlah Presentase<10 tahun 51 49,5%≥ 10 tahun 52 50,5%

Total 103 100,0%

Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah responden yang berusia < 10 tahun ada sejumlah 57 orang (49,5%), sedangkan yang berusia ≥ 10 tahun ada sejumlah 52 orang (50,5%).

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi92

3. Metode Penyuluhan Menggunakan Media Untuk variable metode penyuluhan dengan menggunakan media Poster dan Leaflet dapat diperoleh tabel frekuensi sebagai berikut:

Tabel 3.3 Frekuensi Metode Penyuluhan

Jenis/Media Kelas Jumlah Presentase

Poster V dan VI 42 40,8%

Leaflet III dan IV 35 34,0%

Tanpa Media I dan II 26 25,2%

Total 103 100,0%

Dari tabel di atas dapat diambil dilihat bahwa jumlah responden yang diberikan promosi dengan media poster pada kelas V dan VI ada sejumlah 42 orang murid (40,8%) dengan media leafletpada kelas III dan IV ada sejumlah 35 orang murid (34,0%) dan yang tidak diberikan perlakuan kelas I dan II (kontrol) ada sejumlah 26 orang (25.2%).Dari hasil wawancara peneliti dengan responden secara dalam ada beberapa pertanyaan, pemberian penjelasan tentang cara pembersihan gigi dan mulut mernggunakan media poster dan media leaflet pada lebih dimengerti dari kelas V dan VI memberikan jawaban bahwa lebih mudah dimengerti media poster. Kelas III dan IV memberikan jawabannya lebih senang dengan media leaflet setelah melakukan penyuluhan atau promosi kesehatan tentang kesehatan gigi dan mulut terhadap responden baik kelas V dan kelas VI maupun kelas III dan IV dilakukan wawancara yang mendalam, didapatkan hasil wawancara tentang membersihkan gigi dan mulut semua responden mengatakan bahwa lebih tertarik dan lebih dimengerti

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 93

dengan metode media leaflet karena leaflet dapat dibawa pulang dan leaflet mudah dibaca karena memiliki gambar yang menarik, dapat ditempelkan pada dinding dirumah sehingga keluarga dapat membaca dan mengerti dengan metode membersihkan gigi dan mulut dengan baik. Dengan metode poster responden tertarik dengan hanya melihat gambar saja, resppon dan memahami setelah itu lupa karena poster hanya digunakan pada penyuluhan saja dan tidak dibawa pulang tapi ada yang poster ditempelkan diruang masing-masing kelas jadi lebih baik pemberian penyuluhan selain poster diberikan juga leaflet pada masing-masing responden sehingga respoinden cukup mengerti dan memahami, serta mempraktekan dirumah jadi kesimpulan pemberian penyuluhan menggunakan media poster dan leaflet lebih efektif menggunakan media leaflet. Pada saat wawancra mendalam dengan kelas I dan II menginginkan agar setiap ada penyuluhan lebih baik menggunakan leaflet dengan gambar-gambar yang cukup menarik.

4. Skor OHIS (Oral Hygiene Index Simplified)

Tabel 3.4 Skor OHIS

Statistik Sebelum Sesudah

Mean 2,38 0,79

Median 2,60 0,70

Sta Deviasi 0,76 0,36

Total 103 100,0%

Kemudian masing-masing skor dikelompokkan sebagai berikut:

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi94

1. OHI-S dikatakan baik jika skalanya nilai 0,0 – 1,2.2. OHI-S dikatakan sedang jika skalanya nilai 1,3 – 3,03. OHI-S dikatakan buruk jika skalanya nilai 3,1 – 6,0

Skor kebersihan gigi dan mulut atau disebut OHI-S (Oral Hygiene Index - Simplified) pada seluruh murid sekolah dasar Widuri Kecamatan Cilandak Jakarta selatan. Untuk mengukur peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dilakukan tes sebelum dan tes sesudah. Tes sebelum diberikan sebelum anak diberikan penyuluhan dengan media poster dan leaflet. Dari hasil tes sebelum dan sesudah yang diberikan kepada anak-anak tersebut terlihat adanya peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut yang terlihat dari adanya peningkatan nilai tes sesudah setelah dilakukan penyuluhan dengan media poster dan leaflet. Hal ini ditunjukkan pada tabel-tabel di atas.Adapun cara menghitung OHIS adalah sebagai berikut:

OHI-S = Debris Index + Kalkulus Index

OHI-S = DI + CI

Skor debris index maupun skor kalkulus index ditentukan dengan cara menjumlahkan seluruh skor kemudian membaginya dengan jumlah segmen yang diperiksa.Tabel skor perilaku seluruh kelas, maka didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 3.5 Hasil Pre test dengan skor perilaku seluruh kelas

Skor Pre-Test Pos-Test Baik 4 98

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 95

Sedang 71 5Buruk 28 0Total 103 103

Hasil Pre test dengan skor baik adalah >80 dan jumlah siswa nya terdapat 4 anak, nilai sedang diperoleh 71 anak dengan nilai <80 dan 28 anak mendapat skor buruk dengan nilai <60. Setelah diberikan penyuluhan tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada hasil pos-test terdapat 98 anak mendapat nilai baik >80 dan 5 anak mendapat nilai sedang <80, sedangkan tidak ada satu pun orang yang mendapat nilai buruk. Hal ini menunjukkan bahwa premi membawa hasil yang lebih efektif bagi Dilihat pada hasil Post test dengan jumlah 98 orang mendapat nilai baik, dan 5 orang mendapat nilai sedang. Sedangkan 0 orang mendapat nilai buruk. Sebagai perbandingan skor Pre test dan Post test ada perbedaan sigmifikan.

2. Uji Beda Mean (Rata-rata) dengan T-TestAnalisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paired-Samples T Test, karena ingin membandingkan skor Pre-Test dan Post-Test.

a. Skor OHIS1) Perbandingan Skor Pre-Test dan Post-Test Berikut ini adalah nilai mean dan standar deviasi

dari skor Pre-Test dan Post-Test dari seluruh siswa (berjumlah 103 orang):

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi96

Tabel 3.6 Nilai Mean Skor Pre-Test dan Post-Test Skor OHIS

Paired Samples Statistics

2.3806 103 .75862 .07475.7903 103 .35714 .03519

Skor OHIS (Pre-Test)Skor OHIS (Post Test)

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Dari table di atas, terlihat bahwa mean (rata-rata) skor Post-Test lebih kecil dari Pre-Test. Artinya penilaian pada Post-Test lebih baik daripada Pre-Test.

Berikut ini adalah hasil analisa statistik dari Paired-Samples T Test:

Tabel 3.7 Hasil Analisa Statistik dan Paired-Samples T Tes

Paired Differences

Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

t dfsig (2 tailes)Lower Upper

Pair Skor OHIS (Pre-Test)1 Skor OHIS (Post-Test)

1.59029 76395 07527 144098 73960 21126 102 000

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. sebesar 0.000 < 0.05. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor Pre-Test dan Post-Test siswa secara keseluruhan. Di mana nilai skor Post-Test lebih rendah dari Pre-Test. Atau dengan kata lain nilai pengukuran OHIS pada Post-Test lebih baik dari Pre-Test.

2) Pengaruh Metode Promosi Terhadap Skor OHIS Berikut ini adalah nilai mean 2.2810 dan standar

deviasi 88.103 dari skor Pre-Test 6524 dan Post-Test 36105 dari siswa yang diberikan promosi dengan poster (berjumlah 42 orang):

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 97

Tabel 3.8 Analisis statistik

Dari table di atas, terlihat bahwa mean (rata-rata) skor Post-Test lebih kecil dari Pre-Test. Artinya penilaian pada Post-Test lebih baik daripada Pre-Test pada siswa SD Widuri Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Berikut ini adalah hasil analisa statistik dari Paired-Samples T Test:

Tabel 3.9 Analisis statistik

Paired Differences

MeanStd. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

t dfsig (2 tailes)Lower Upper

Pair Skor OHIS (Pre-Test)1 Skor OHIS (Post-Test)

1.62857 .95055 .14667 1.33236 1.92479 11.103 41 000

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig.

sebesar 0.000 < 0.05. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor Pre-Test dan Post-Test pada siswa yang diberikan promosi dengan media poster. Di mana nilai skor Post-Test lebih rendah dari Pre-Test. Atau dengan kata lain nilai pengukuran OHIS pada Post-Test lebih baik dari Pre-Test. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan poster terjadi perubahan perilaku OHIS menjadi lebih baik dan OR41 yang berarti jika diberi penyuluhan akan terjadi penurunan OHIS sebesar 41 kali.

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi98

b. Skor Pengetahuan1) Perbandingan Skor Pre-Test dan Post-Test Berikut ini adalah nilai mean dan standar deviasi dari

skor Pre-Test dan Post-Test dari siswa yang diberikan promosi dengan leaflet (berjumlah 35 orang):

Tabel 3.10 Skor Pre-Test dan Post-Test

Terlihat bahwa mean (rata-rata) skor Post-Test

lebih kecil dari Pre-Test. Artinya penilaian pada Post-Test lebih baik daripada Pre-Test.

Berikut ini adalah hasil analisa statistik dari Paired-Samples T Test:

Tabel 3.11 Paired Samples Test

Paired Differences

MeanStd. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

t dfsig (2 tailes)Lower Upper

Pair Skor OHIS (Pre-Test)1 Skor OHIS (Post-Test)

1.62857 .95055 .14667 1.33236 1.92479 11.103 41 000

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. sebesar 0.000 < 0.05. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor Pre-Test dan Post-Test pada siswa yang diberikan promosi dengan media leaflet. Di mana nilai skor Post-Test lebih rendah dari Pre-Test. Atau dengan kata lain nilai pengukuran OHIS pada Post-Test lebih baik dari Pre-Test.

Hal ini membuktikan bahwa dalam menggunakan leaflet terjadi perubahan perilaku OHIS menjadi

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 99

lebih baik dengan OR34 yang berarti jika diberi penyuluhan akan terjadi penurunan OHIS sebanyak 34 kali.

2) Pengaruh Metode Promosi Terhadap Pengetahuan SiswaBerikut ini adalah nilai mean dan standar deviasi dari skor Pre-Test dan Post-Test dari siswa yang sama sekali tidak diberikan media promosi (berjumlah 26 orang):

Tabel 3.12 Pengaruh Metode Promosi Terhadap Pengetahuan Siswa

Terlihat bahwa mean (rata-rata) skor Post-Test lebih kecil dari Pre-Test. Artinya penilaian pada Post-Test lebih baik daripada Pre-Test.Berikut ini adalah hasil analisa statistik dari Paired-Samples T Test:

Tabel 3.13 Pengaruh Metode Promosi Terhadap Pengetahuan Siswa

Paired Differences

MeanStd. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

t dfsig (2 tailes)Lower Upper

Pair Skor OHIS (Pre-Test)1 Skor OHIS (Post-Test)

1.68571 .64495 .10902 1.46416 1.90726 15.463 34 000

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi100

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. sebesar 0.000 < 0.05. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor Pre-Test dan Post-Test pada siswa yang tidak diberikan media promosi. Di mana nilai skor Post-Test lebih rendah dari Pre-Test. Atau dengan kata lain nilai pengukuran OHIS pada Post-Test lebih baik dari Pre-Test.Hal ini membuktikan bahwa tanpa promosi OR 25 berarti penurunan OHIS hanya 25 kali.

Perbandingan Skor Pengetahuan Pada Pre-Test dan Post-TestMedia Poster Berikut ini adalah nilai mean dan standar deviasi dari

skor Pre-Test dan Post-Test dari siswa yang diberikan promosi dengan poster (berjumlah 42 orang):

Table 3.16 Nilai mean dan standar deviasi dari skor pre-test

dan post-Test

Paired Samples Statistics

11.00 42 1.861 .287

18.98 42 1.388 .214

Skor Pengetahuan(Pre-Test)Skor Pengatahuan(Post-Test)

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Terlihat bahwa mean (rata-rata) skor Post-Test lebih

besar dari Pre-Test. Artinya penilaian pada Post-Test lebih baik daripada Pre-Test.

Berikut ini adalah hasil analisa statistik dari Paired-Samples T Test:

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 101

Table 3.17 Hasil analisa statistik dari Paired-Samples T Test:

Paired Samples TestPaired Differences

MeanStd. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

t dfsig (2 tailes)Lower Upper

Pair Skor OHIS (Pre-Test)1 Skor OHIS (Post-Test)

1.40000 .52991 .10392 1.18597 1.61403 13.472 25 000

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. sebesar 0.000 < 0.05. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pengetahuan pada Pre-Test dan Post-Test siswa yang diberikan promosi dengan media poster. Di mana nilai skor Post-Test lebih tinggi dari Pre-Test. Atau dengan kata lain pengetahuan siswa pada Post-Test lebih baik dari Pre-Test. Dengan penyuluhan media poster terbukti peningkatan pengetahuan sebesar 41 kali.

Media Leaflet Berikut ini adalah nilai mean dan standar deviasi dari

skor Pre-Test dan Post-Test dari siswa yang diberikan promosi dengan leaflet (berjumlah 35 orang):

Table 3.18 Nilai mean dan standar deviasi dari skor Pre-Test dan Post-Test

Paired Samples Statistics

7.23 26 2.178 .427

17.00 26 1.497 .294

Skor Pengetahuan(Pre-Test)Skor Pengatahuan(Post-Test)

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi102

Terlihat bahwa mean (rata-rata) skor Post-Test lebih besar dari Pre-Test. Artinya penilaian pada Post-Test lebih baik daripada Pre-Test.

Berikut ini adalah hasil analisa statistik dari Paired-Samples T Test:

Table 3.19 hasil analisa statistik dari Paired-Samples T Test:

Paired Differences

MeanStd. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

t dfsig (2 tailes)Lower Upper

Pair Skor OHIS (Pre-Test)1 Skor OHIS (Post-Test)

-8.200 2.260 .382 -8.976 -7.424 -21.469 34 000

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. sebesar 0.000 < 0.05. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pengetahuan pada Pre-Test dan Post-Test siswa yang diberikan promosi dengan media leaflet. Di mana nilai skor Post-Test lebih tinggi dari Pre-Test. Atau dengan kata lain pengetahuan siswa pada Post-Test lebih baik dari Pre-Test. Pemberian penyuluhan dengan media leaflet terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 34 kali.

Tanpa Media Promosi Berikut ini adalah nilai mean dan standar deviasi

dari skor Pre-Test dan Post-Test dari siswa yang sama sekali tidak diberikan media promosi (berjumlah 26 orang):Table 3.20 Nilai mean dan standar deviasi dari

skor Pre-Test dan Post-Tes

Paired Samples Statistics

7.23 26 2.178 .427

17.00 26 1.497 .294

Skor Pengetahuan(Pre-Test)Skor Pengatahuan(Post-Test)

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 103

Terlihat bahwa mean (rata-rata) skor Post-Test lebih besar dari Pre-Test. Artinya penilaian pada Post-Test lebih baik daripada Pre-Test.

Berikut ini adalah hasil analisa statistik dari Paired-Samples T Test:

Table 3.21 Hasil analisa statistik dari Paired-Samples T Test:

Paired Differences

MeanStd. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

t dfsig (2 tailes)Lower Upper

Pair Skor OHIS (Pre-Test)1 Skor OHIS (Post-Test)

-9.769 2.703 .530 -10.861 -8.678 -18.431 25 000

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. sebesar 0.000 < 0.05. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pengetahuan pada Pre-Test dan Post-Test siswa yang diberikan promosi dengan media leaflet. Di mana nilai skor Post-Test lebih tinggi dari Pre-Test. Atau dengan kata lain pengetahuan siswa pada Post-Test lebih baik dari Pre-Test. Penyuluhan tanpa media hanya dapat meningkat 25 kali.

C. Media Poster Dalam Penyuluhan Dari penelitian analisi di atas dapat dilihat adanya pengaruh

penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media poster dan leaflet dalam meningkatkan pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan mulut (OHIS Oral Hygene Index Symplified) sehingga peneliti bermaksud lebih jauh tentang Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Untuk Anak pada bab berikut.

Secara langsung memberikan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut dengan metode tanya jawab mengunakan media poster serta memberikan pengertian dan tujuan tentang promosi kesehatan menggunakan poster dan leaflet pada siswa SD Widuri Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan.

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi104

Interaksi dengan cara komunikasi dua arah antara peneliti sebagai promotor, dan siswa sebagai audensi.

Mengambil keputusan dan kesepakatan waktu untuk pelaksasaan penelitian

Media menurut Notoatmodjo bahwa alat penyalur pesan-pesan kesehatan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 3, yaitu media cetak, media elektronik dan media papan.1. Media cetak, adalah alat bantu menyampaikan pesan-

pesan kesehatan dengan berbagai variasi di antaranya :a. Booklet, adalah suatu media untuk menyampaikan

pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.

b. Leaflet, adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat, isi informasi dapat berupa kalimat maupun gambar atau kombinasi dari keduanya.

c. Flyer (selebaran), bentuknya seperti leaflet, tapi tidak dilipat.

d. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.

e. Poster, yaitu bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan / informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-tembok, atau di tempat-tempat umum atau di kendaraan umum.

f. Foto-foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.1

2. Media Elektronik Media elektronik sebagai sasaran untuk informasi untuk

menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang terdiri dari : Televisi, radio, Video, Slide, dan Film Strip.

3. Media Papan (Billboard), biasanya dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan.

1 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 69.

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 105

Djuita menjelaskan lebih rinci tentang media cetal Leaflet, yaitu :a. Leaflet adalah selebaran kertas yang berisi tulisan

cetak tentang suatu masalah khusus untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu.

b. Bentuk Leaflet, terdiri dari 200-400 huruf dengan tulisan cetak, biasanya diselingi dengan gambar. Isi leaflet harus dapat dibaca sekali pandang, dan ukurannya sekitar 20x30 cm.

c. Penggunaan Leaflet untuk mengingatkan kembali kepada audiens tentang materi yang disampaikan, biasanya leaflet diberikan setelah sasaran mendapatkan penyuluhan.

d. Keuntungan Leaflet, diantaranya dapat disimpan lama, isi dipercaya karena biasanya dikeluarkan oleh instansi resmi, jangkauannya jauh dan dapat membantu jangkauan media lain,dapat dicetak ulang ketika diperlukan, dan dapat dipakai untuk bahan diskusi pada kesempatan yang berbeda.

e. Kerugian Leaflet, bila dicetak dengan design kurang menarik dapat mengurangi daya tarik, sebagian orang sulit membaca leaflet jika tampilan huruf kecil dan kurang menarik, selain itu leaflet tidak bisa digunakan oleh sasaran yang buta huruf.

f. Poster Sedangkan Poster merupakan sehelai kertas atau papan

yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit kata-kata. Kata-kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengu- muman, dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau photo.

Keuntungan Poster adalah dibuat untuk mempengaruhi

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi106

orang banyak dengan tampilan visual gambar yang besar namun memberikan pesan singkat. Sehingga harus menarik, sederhana dan hanya berisikan satu ide atau satu kenyataan saja.2 Poster yang baik yang memiliki daya ingat bagi orang yang melihatnya serta dapat memberikan motivasi orang tersebut untuk bertindak. Selain itu poster memiliki gambar dan ilustrasi serta gambar dan foto.

Namun poster memiliki kelemahan antara lain, sulit dipahami dengan mudah oleh karena kadang lebih didominasi gambar, sehingga tidak semua sasaran memahami dengan mudah tentang pesan dari poster tersebut. Selain itu poster hanya ditempatkan pada didinding atau tempat tempat umum sehingga tidak semua sasaran dapat dengan mudah melihatnya, Berbeda dengan leaflet yang dapat dengan mudah dibawa pulang dan disimpan di mana-mana3.

Penjelasan Tentang Cara Mengukur :

Skor perilaku Baik : > 81 Baik : 81>100 Sedang : 61-80

Skor Perilaku adalah jumlah pengetahuan, sikap dan tindakan.

PengetahuanSikapTindakan

Perilaku

Dalam pemeriksaan debris dimulai dengan permukaan gigi,, dilihat apakah ada debris lunak atau tidak meliputi sepertiga permukaan ginggiva atau gusi dan memberikan penilaian lebih jelas dapat diliha pada table I dibawah ini

2 Iedah Djuita, Preventive Dentistry (Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 1995), 12.

3 Iedah Djuita. Preventive dentistry

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 107

Tabel 3.14 Pemeriksaan Debris dan Kriterianya

No KRITERIA NILAI

1 Pada permukaan gigi yang terlihat tidak ada debris lunak dantidak ada pewarna ekstrinsik memiliki

0

2 Pada permukaan gigi terlihat ,ada debris lunuk yang menutupi permukaan gigi seluas sepertiga permukaan atau kurang dari sepertiga ginggiva/gusi nilainya

1

3 Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris lunak yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari sepertiga ,tetapi kurang dari dua pertiga permukaan gigi dari tepi gigi/gusi

2

4 Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari dua pertiga permukaan gigi dari tepi gusi

3

Gambar 3.15 Kriteria Debris dari Depkes RICara pemeriksaan Debris menurut Depkes RI Direktorat Kesehatan gigi yaitu; 4

1. Pemeriksaan dimulai bagian A3, kalau ada ” debris” pada sonde diberi nilai 3.

2. Bila bagian A3 bersih pindahkan ke A2, kalau ada ” debris” pada sonde diberi nilai 2.

3. Bila bagian A2 bersih pindahkan ke A1, kalau ada ” debris” pada sonde diberi nilai 1.

4. Bila bagian A1 bersih maka beri nilai 0

4 Depkes , “Pedoman Pelaksanaan Usaha kesehatan Gigi Sekolah” (Depkes RI Direktorat Jenderal. Pelayanan Medik, Direktorat Kesehatn Gigi, 1996) 63.

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi108

Posisi sonde berada pada permukaan gigi saat memeriksa debris

5.

A1

A2

A3

Keterangan:A1. bersih maka beri nilai 0

A2 bila ada debris pada sonde diberi nilai 1

A3 bila ada debris pada sonde diberi nilai 2

Di bawah ini gambar 2 tentang batas debris

Gambar 3.2 Batas Debris

A(1)

N3

A(2)

N2

A(3)

N1

Debris = Jumlah nilai Debris

Jumlah gigi yang diperiksaMenurut Green dan Vermillion tentang Debris Indeks ; artinya skor (nilai) dari endapan lunak yang terjadi karena adanya sisa makanan yang melekat pada gigi indeks.Penilaian Debris Indeks Debris dikatakan baik bila skala nilainya 0-0,6

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 109

Debris dikatakan sedang bila skala nilainya 0,7-1,8Debris dikatakan buruk bila nilainya 1,9-3,0Tabel 1.2 Debris Buruk dengan Nilai 1,9-3,0

Contoh :

3 0 0

0 0 3

Bucal Labial Bucal

=

Lingual Labial Lingual

Contoh di atas adalah yang menggambarkan gigi bagian atas yaitu Bucal, Labial dan Bucal sedangkan yang menggambarkan gigi bagian bawah yaitu Lingual, Labial dan Lingual. Jumlah Nilai Debris atau kotoran pada gigi bagian atas berjumlah 3 yang terletak di Bucal dan bagian bawah berjumlah 3 yang terletak di Lingual jadi jumlahnya 6 nilai. Lalu, jumlah gigi yang diperiksa terdapat 6 gigi atau kotak seperti gambar di atas.Jadi, menghitung debris pada contoh diatas sebagai berikut:

Debris = Jumlah nilai Debris 6

Jumlah gigi yang diperiksa 6= = 1

Penjelasan:Bucal ( gigi rahang atas) dengan nilai 3 : menunjukan bahwa karang gigi menutupi seluruh cervical gigi.Labial dengan nilai 0 : menunjukan tidak tedapat karang gigi pada pernukaan labial.Bucal dengan nilai 0 : menenjukan tidak ada kaang gigi

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi110

pada sevicak gigi.Lingual ( gigi rahang bawah ) dengan nilai 0: menunjukan tidak ada karang pada bagian lingual.Lingual dengan nilai 3: menunjukan bahwa terdapat karang gigi menutupi permukaan gigi dan lebih dari dua pertiga permukaan tepi gusi.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1.4 tentang kriteria penilaian karang gigi di bawah ini.

Tabel 3.16 Kriteria Penialaian Karang Gigi

No KRITERIA NILAI

1 Tidak ada karang gigi nilai•

2 Pada permukaan gigi ada karang •gigi supra ginggival yang menutupi gigi tidak lebih dari sepertiga permukaandari tepi gusi

3 Pada permukaan gigi yang terlihat •ada karang supra gingival, kurang dari dua pertiga permukaan tepi gusi.

Sekitar bagian • servikal gigi terdapat sedikit karang gigi sub gingival terlihat ada karang su Pada permukaan gigi y

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 111

4 Pada permukaan gigi yang diperiksa •ada karang gigi supra gingival yang menutupi permukaan gigi lebih dari dua pertiga permukaan tepi gusi.

Sekitar bagian servikal gigi ada •karang gigi subgingival yang menutupi dan melingkari seluruh bagian servikal (continous band of subgingival calculus)

Pemeriksaan Calculus dan Kriteria penilaian sebagai berikut:Cara Pemeriksaan;Pemeriksaan dimulai dari bagian inisial gigi, dan untuk penilaiannya dapat dilihat pada contoh gambar dibawah ini;5

a. Permukaan gigi bersih Nilai = 0

b. Kurang dari sepertiga permuaan gigi (dihitung dari batas gusi) tertutup dengan karang gigi.

Nilai = 1

5 Depaetemen Kesehatan “Pedoman Pelaksanaan Usaha kesehatan Gigi Sekolah”. (Depkes RI,Direktorat Jend. Pelay Medik, Direktorat Kesehatn Gigi, 1996) 65

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi112

c. Lebih dari sepertiga tetapi kurang dari duapertiga permukaan gigi (dihitung dari batas gusi) tertutup dengan karang

Nilai = 2

d. Lebih dari dua pertiga permukaan gigi (dihitung dari batas gusi ) tertutup dengan karang gigi

Nilai =3

Untuk memeriksa adanya karang gigi subgingival selalu dilakukan pada bagian AL dari permukaan gigi, dan untuk penilaiannya perhatikan gambar gambar ini:

e. Permukaan gigi bersih tetapi pada bagian servikal ada bercak-bercak karang gigi

Nilai = 2

f. Permukaan gigi bersih tetapi pada bagian servikal karang gigi yang melingkari gigi seperti sebuah pita Nilai = 3

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 113

Cara Menghitung ” Calculus Indeks ” dengan Rumus

Calculus = Jumlah nilai Calculus

Jumlah gigi yang diperiksa

Cara pemeriksaan dan penilaian debris indeks dan kalkulus sebagai berikut:Sebelum menilai debris dengan kalkulus pertama-tamapermukaan gigi yang akan dilihat kemudian dibagi dengan garis – garis khayalan menjadi tiga bagian yang sama luasnya;a. Bagian A1 = 1/3 permukaan gigi bagian servikalb. Bagian A2 = 1/3 Permukaan gigi bagian tengahc. Bagian A3 = 1/3 Permukaan gigi bagian gigi bagian

insisal

Tabel 3.17 Contoh :

3 0 0

0 0 03/6 =1/2

ling lab ling

Buc. Lab. Buc.

Keterangan: Baik debris indeks maupun calculus indeks bila gigi-gigi penentu tidak ada maka yang diperksa ialah gigi pengganti yang ada disebelah mesial. Kalau gigi pengganti tidak ada maka tidak ada pengganti lagi. Untuk mendapatkan ” Calculus Indeks ” minimal harus ada tiga gigi yang dapat dinilai (5)

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi114

Dalam program pembangunan nasional disebutkan bahwa salah satu program pokok pembangunan kesehatan adalah peningkatan perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat, yang karenanya menempatkan promosi kesehatan sebagai salah satu program unggulan.6

Merujuk pada UU Kesehatan dan WHO bahwa Visi umum promosi kesehatan yakni: Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkaan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.Untuk mencapai visi, perlu upaya-upaya yang harus dilakukan, dan inilah yang disebut “MISI”. Jadi yang dimaksud misi pendidikan kesehatan adalah upaya yang harus dilakukan untuk mencapaii visi tersebut. Misi promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi 3 butir :1. Advokat (Advocate)Melakukan kegiatan advokasi terhadap

para pengambil keputusan diberbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik.

2. Menjembatani (Mediate). Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai

program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang terkait. Oleh sebab itu, dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini, peran promosi kesehatan diperlukan.

3. Memampukan (Enable). Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada

masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini berarti kepada masyarakat diberikan kemampuan atau keterampilan agar mereka mandiri dibidang kesehatan,

6 Departemen Kesehatan RI, Perkembangan dan Tantangan Masa Depan Promosi Kesehatan, 81.

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 115

termasuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Misalnya pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan keterampilan cara-cara bertani, beternak, bertanam obat-obatan tradisional, koperasi, dan sebagainya dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga. Selanjutnya dengan ekonomi keluarga yang meningkat, maka kemampuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga juga meningkat. 7

Selanjutnya, perlu disadari bahwa upaya promosi kesehatan merupakan tanggungjawab kita bersama, bahkan bukan sektor kesehatan semata, melainkan juga lintas sektor, masyarakat dan dunia usaha. Promosi kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Kesamaan pengertian, efektifitas kerjasama dan sinergi antara aparat kesehatan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan semua pihak dari semua komponen bangsa adalah sangat penting dalam rangka mencapai visi, tujuan dan sasaran promosi kesehatan secara nasional. Semuanya itu adalah dalam rangka menuju Indonesia Sehat, yaitu Indonesia yang penduduknya hidup dalam perilaku dan budaya sehat, dalam lingkungan yang bersih dan kondusif dan mempunyai akses untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga dapat hidup sejahtera dan produkti.8

Promosi Kesehatan Sekolah merupkan lembaga yang sengaja didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas SDM, baik fisik, mental, moral maupun intelektual. Promosi kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif di antara upaya kesehatan masyarakat yang lain, khususnya dalam pengembangan perilaku hidup sehat, karena: 1. Anak usia sekolah (6 tahun – 18 tahun) mempunyai

persentase yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok umur yang lain.

2. Sekolah merupakan komunitas yang telah terorganisasi, mudah dijangkau.

7 http:/www.prasko.com/2011/01/visi-dan-misi-promosi-kesehatan.html. diakses 26 Juli 2012 pukul. 19.00 WIB.

8 http:/www.permataindonesia.ac.id/2012/konsep-dasar-promosi-kesehatan.html, diakses tanggal 27 Juli 2012, pukul 20.30 WIB.

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi116

Anak Sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan atau pembaruan, karena sedang berada dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan.9

Pada tahun 2000, Pemerintah Indonesia, bersama-sama dengan 189 negara menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York dan menandatangani Deklarasi Millennium Development Goals (MDGs) yang mempunyai 8 tujuan penting. Upaya untuk mewujudkan tercapainya tujuan-tujuan tersebut merupakan tantangan dalam pembangunan di seluruh dunia, termasuk di dalamnya pembangunan kesehatan.

Penyakit Gigi-Mulut merupakan faktor risiko dan fokal infeksi penyakit sistemik. Seseorang dikatakan tidak sehat bila tidak memiliki gigi-mulut yang sehat. Hampir seluruh masyarakat dunia menderita penyakit gigi dan mulut. Berdasarkan data Riskesdas 2007, 75% penduduk Indonesia mengalami riwayat karies gigi dengan tingkat keparahan gigi (Indeks DMF-T : Indeks Decay Missing Filling - Tooth) sebesar 5 gigi setiap orang. Dilaporkan juga bahwa 23% penduduk yang menyadari dirinya bermasalah gigi dan mulut, 30% di antara mereka menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga profesional gigi. Ditemukan pula angka keperawatan yang sangat rendah, terjadinya keterlambatan perawatan yang tinggi, dan kerusakan gigi sebagian besar berakhir dengan pencabutan. Maka perlu ditingkatkan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada anak sekolah secara rutin dan menarik sehingga kecerdasan spiritual anak juga dapat tercapai dengan baik untuk itu dibutuhkan kerja sama yang baik antara murid, guru, orang tua, dan petugas kesehatan yang profesional.

Dari penelitian analisis di atas dapat di lihat adanya pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media poster dan leaflet dalam meningkatkan pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan mulut (OHIS - Oral Hygiene Index Simplified) dan efektif dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa sehingga peneliti bermaksud lebih jauh tentang penyuluhan kesehatan dapat mengubah perilaku anak pada bab berikut ini.

9 http//jangkriktertawa.wordpress.com/2009/10/19/26/, diakses tanggal 26 Juli 2012, pukul 17.00 WIB.

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mempromosikan Kesehatan Gigi 117

PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT UNTUK ANAK

BABIV

Sehat adalah salah satu hak dasar manusia, juga merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM), yang bersama faktor pendidikan dan ekonomi menjadi ukuran untuk menentukan indeks (pengembangan) SDM. Oleh karena itu, tepat sekali pernyataan yang mengemukakan bahwa; “Sehat memang bukan segalanya, tetapi apabila tidak sehat maka segalanya tidak artinya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya masyarakat. Lebih lanjut pada pasal 11 disebutkan bahwa “Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan dan memajukan kesehatan setinggi-tingginya.1

Berkaitan dengan penelitian, pada bab ini peneliti membahas tentang Penyuluhan Kesehatan gigi dan Mulut untuk anak yang dilaksanakan pada siswa Sekolah Dasar Widuri Lebak Bulus, Cilandak Jakarta Selatan. Kesehatan merupakan faktor

1 Selayang pandang Endang R Setianingsih dalam ‘Indonesia Sehat (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2011), 4.

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi118

yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan mulut. Apabila kesehatan gigi ini diabaikan tentu akan menimbulkan masalah terutama yang erat hubungannya dengan kesehatan umum. Menurunnya kesehatan gigi dan mulut dapat mengakibatkan terganggunya fungsi pengunyahan yang disebabkan kurang berfungsinya gigi. Oleh karena itu, perlu pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar.2

Pemerintah berusaha meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dengan menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan, salah satunya dengan membentuk puskesmas yang tidak hanya melibatkan petugas pelayanan kesehatan, tetapi juga melibatkan peran serta masyarakat. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi pelayanan kesehatan masyarakat terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.

Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut adalah perlu diadakan penyuluhan kesehatan gigi secara dini pada anak, karena penyuluhan kesehatan gigi merupakan tindakan pencegahan primer sebelum terjadinya suatu penyakit. Penyuluhan kesehatan gigi memegang peranan penting di sekolah untuk meningkatkan kesadaran para murid dalam menjaga giginya agar bertahan lama. Penyuluhan adalah penyampaian informasi dari sumber informasi kepada seseorang atau sekelompok orang mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan suatu program.

Program penyuluhan dalam pelaksanaannya harus membuat suatu perencanaan yang baik serta memiliki ciri-ciri sebagai berikut:3

2 Sinta Riana Dewi, Pengembangan Model Ceramah pada Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut oleh Kader kepada Ibu-Ibu Pengunjuang Posyandu Agar Menjaga Kesehatan Gigi Anak Balitanya di Kecamatan Medan Amplas Medan Tahun 2012(Tesis) (Medan: Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU), 2011), 1.

3 Sinta Riana Dewi, Pengembangan Model Ceramah pada Penyuluhan

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 119

1. Dapat dilaksanakan terus menerus 2. Berorientasi ke masa depan 3. Dapat menyelesaikan suatu masalah 4. Mempunyai tujuan

Gigi merupakan organ manusia yang terpenting. Tanpa gigi manusia tidak akan enak dalam mencerna makanan. Gigi berfungsi untuk mengunyah setiap makanan yang masuk ke mulut untuk diteruskan ke tubuh manusia, tentunya makanan yang sudah halus. Masa ini akan terus berlangsung mulai dari masa anak-anak sampai dewasa.

Gigi merupakan bagian terpenting dalam mulut yang dapat berfungsi untuk makan dan berbicara. Kerusakan gigi merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan gigi dan mulut. Anak usia sekolah merupakan usia dimana mereka lebih cenderung untuk memilih makanan yang manis seperti cokelat dan permen. Hal ini menjadi faktir utama meningkatnya anak usia sekolah dengan masalah kerusakan gigi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendidikan kesehatan terhadap anak usia sekolah tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut.4

Mengingatkan besarnya peran perilaku terhadap derajat kesehatan gigi maka diperlukan pendekatan khusus dalam membentuk perilaku positif terhadap kesehatan gigi. Sikap yang positif akan mempengaruhi niat untuk ikut dalam kegiatan yang berkaitan dengan hal tersebut dan sikap seseorang berhubungan erat dengan pengetahuan yang diterimanya dalam proses belajar.5 Kesehatan Gigi dan Mulut oleh Kader kepada Ibu-Ibu Pengunjuang Posyandu Agar Menjaga Kesehatan Gigi Anak Balitanya di Kecamatan Medan Amplas Medan Tahun 2012, 12

4 http//muhsyafar.blogspot.com/2010/11/satuan-acara-penyuluhan-kesehatan-gigi.html. diakses tanggal 9 Pebruari 2012, pukul 16.00 WIB.

5 Rahayu, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Pengetahuan dan Sikap anak Kelas V SD Muhammadiyah Wirobrajan Yogyakarta (Yogyakarta: Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2005), 17. Dari http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=penyuluhan%20kesehatan%gigi%20dan%20mulut%20pada%20anak%20& source=web&cd.bmk. diakses tanggal 10 Pebruari 2012, pukul 17.00 WIB.

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi120

Proses belajar ini hendaknya dilakukan sejak dini yaitu melalui proses pendidikan kesehatan, khususnya kesehatan gigi.6

Dari hasil wawancara peneliti dengan Siswa di sekolah SD Widuri Lebak Bulus, Cilandak Jakarta Selatan dalam survey pendahuluan didapatkan bahwa kegiatan UKS khususnya kegiatan Media Promosi Kesehatan dengan Poster dan Leaflet belum terlaksana dengan optimal dan siswa belum intens mendapatkan pendidikan kesehatan tentang gigi dan mulut.

A. Kecerdasan Anak Anak merupakan amanah dari Allah yang dititipkan

kepada kedua orangtuanya untuk dijaga dan dididik. Ia harus dijaga dan dibina, hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya. Jika dibiasakan pada kejahatan dan dibiarkan seperti dibiarkannya binatang, ia akan celaka dan binasa. Sedangkan memeliharanya adalah dengan upaya pendidikan dan mengajarinya akhlak yang baik. Oleh karena itu orang tualah yang memegang faktor kunci yang bisa menjadikan anak tumbuh dengan jiwa Islami sebagaimana sabda Rasulullah:

Artinya: “Telah menyampaikan kepada kami Adam, telah menyampaikan kepada kami Abi Zib’in dari Az-Zuhri dari Abi Salamah bin Abdirrahman dari Abu Hurairah R.A ia berkata: Bersabda Rasulullah SAW: Setiap anak dilahirkan diatas fitrahnya maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (Hadis riwayat Bukhari).7

Dari hadis tersebut bisa dipahami begitu pentingnya peran orang tua dalam membentuk kepribadian anak dimasa yang akan datang. Dalam Islam tanggung jawab untuk membesarkan, mendidik anak merupakan hal yang wajib hal ini sesuai dengan sabda nabi :

6 Notoadmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (Jakarta: PT. Rhineka Cipta, 2002), 21.

7 Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: Da>r Ahya> al-Tura>rts al-Arabiy, tt), 125

ن� هللا �ه ا� � �ل عن ��هل ي �ل الر� ع حىت� �س� اه ��حفظ ��م ضي � ا اسرت مع� ل لك راع ائ . س قوت ف ك ع من ي ضي �ن ي �ما � ن مرء ا� ى �ل

ادم رة ريض هللا عنه �دثن� ن عن اىب هر� مح ن عبد الر� مة � هرء عن اىب سل ب عن الز� ئ ��ىب د ثن� ال، �د� ق

واه هيو �ب � فطرة ف و� �ىل ال � ي ال ما من مو� ا� يه وسمل� ل ال رسول هللا صىل� هللا � ه ق سان مج ه وي ان رص ن ه وي دان �� ا اء � مك وامس ا� �مس امة ب� ق� وم ال �مك تدعون ي اءمك � مس وا �� ن احس� مك ف

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 121

“Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggung jawaban kepada setiap pemimpin kepada setiap pemimpin atas apa yang dipimpnnya, apakah dia memelihara (kepemimpinannya itu) ataukah menyia-nyiakannya, bahkan seorang lelaki akan dimintai pertanggungjawaban tentang keluarganya”

“Cukuplah dosa seseorang jika jika ia menyia-nyiakan orang

yang menjadi tanggunganya.”8

Hadits di atas menjelaskan bagaimana Rasul begitu besar memperhatikan upaya pendidikan untuk anak, dimulai dari sebuah pemberian nama untuk anak. Islam telah memerintahkan kepada orang tua untuk memberikan anak dengan nama yang Islami, yang kelak bisa merasakan eksistensi dirinya di tengah-tengah masyarakat.9

Dan firman Allah dalam Surat Lukman ayat 16:

8 Fathi Muhammad Ath-Thahir, Berbakti kepada Orang Tua Kunci Kesuksesan dan Kebahagiaan Anak (diterj. Ahmad Habib dari judul Sa’a>dah al Abna> fi> Birri al-Ummaha>t wa al Aba’) (Bandung: Irsyad Baitu Salam, 2006), 15

9 HR Abu Darda :“Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat nanti dengan nama-nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Oleh karena itu perbaguslah nama-nama kalian”.

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi122

(Luqman berkata) “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya) sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Luqman: 16).10

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bercorak integralistik karena sistem ini melatih perasaan anak didik dengan cara sebegitu rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan dan pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan mereka dipengaruhi oleh nilai-nilai spiritual dan sangat sadar akan nilai etis Islam.11 Akan tetapi makna pendidikan tidaklah semata-mata kita menyekolahkan anak ke sekolah, namun lebih luas dari itu. Seorang anak akan tumbuh berkembang dengan baik manakala ia memperoleh pendidikan yang paripurna agar ia kelak menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat negara dan agama. Anak-anak yang demikian adalah anak yang sehat dalam arti luas, yaitu sehat fisik, mental emosional, mental intelektual, dan mental spiritual.12

Abudin Nata mengatakan bahwa “dalam rangka mencapai pendidikan, Islam mengupayakan pembinaan seluruh potensi manusia secara serasi dan seimbang dengan terbinanya seluruh potensi manusia secara sempurna diharapkan ia dapat melaksanakan fungsi pengabdiannya sebagai khalifah di muka bumi.” Untuk dapat melaksanakan pengabdian tersebut harus dibina seluruh potensi yang dimiliki yaitu potensi spiritual, kecerdasan, perasaan dan kepekaan. Potensi-potensi itu sesungguhnya merupakan kekayaan dalam diri manusia yang amat berharga.13

Sejak memasuki abad ketiga, ada perubahan spetakuler mengenai pengembangan kecerdasan pada diri manusia,

10 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, edisi Khat Madinah. (Bandung : Syamil Cipta Media, 2005), 412

11 Mohammad Ali dan Marpuji Ali, Madzab al-Maun Tafsir Ulang Praktis Pendidikan Muhammadiyah (Yogyakarta: Abe Offset, 2005), 98

12 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1995), 155.

13 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997), cet ke-1, 51

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 123

istilah kecerdasan itu seolah-olah, rasio (intelektual) saja. Saat ini, sehubungan temuan-temuan mutakhir di bidang psikologi modern, bahwa kecerdasan itu ternyata kompleks atau majemuk. Howard Gardner menyebutnya dengan istilah multiple intelligences.

Kalau selama ini kecerdasan diartikan sebagai olah akal atau logika, sekarang merambah pada olah emosi dan spiritual. Daniel Goleman telah mempopulerkan EQ (Emotional Quotient) sebagai terobosan baru untuk mengukur sejauhmana kecerdasan manusia dalam mengendalikan emosi, memunculkan rasa empati, memahami perasaan diri dan orang lain, serta cara mengendalikan dirinya. Sementara SQ (Spiritual Quotient) yang dipopulerkan Danah Zohar dan IAN Marshall, seorang Ahli Fisika dan Psikologi, menambahkan bahwa kecerdasan manusia paling puncak adalah spiritual.14

Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik), serta berprinsip “hanya karena Allah”.15

Secara konseptual kecerdasan spiritual terdiri dari gabungan kata kecerdasan dan spiritual. Kecerdasan berasal dari kata cerdas yaitu sempurna perkembangan akal budi untuk berfikir dan mengerti.16 Sedangkan spiritual berasal dari kata spirit yang berasal dari bahasa latin yaitu spritus yang berarti nafas. Dalam istilah modern mengacu kepada energi batin yang non jasmani meliputi emosi dan karakter. Dalam kamus psikologi spirit adalah suatu zat atau makhluk immaterial, biasanya bersifat ketuhanan

14 Mujtahid, “Mendidik Anak Berbasis Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient).” http:www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2218:mendidik anak-berbasis-kecerdasan-spiritual-spiritual-quotient&catid=35;artikel-dosen&itemid=210. Diakses tanggal 28 Januari 2013,pukul 09.00 WIB.

15 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ (Jakarta:Penerbit Arga 2001) cet ke-1, 57.

16 Toni Buzan, Kekuatan ESQ: 10 Langkah Meningkatkan Kecerdasan Emosional Spiritual, terjemahan Ana Budi Kuswandani (Indonesia: PT Pustaka Delapratosa, 2003) cet. Ke- 1, . 6.

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi124

menurut aslinya, yang diberi sifat dari banyak ciri karakteristik manusia, kekuatan, tenaga, semangat, vitalitas energi disposisi, moral atau motivasi.17

Danah Zohar dan Ian Marshal mengatakan bahwa:“Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi

perilaku atau hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa hidup seseorang lebih bermakna bila dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia”.18

Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang paling tinggi, bahkan kecerdasan inilah yang dipandang berperan memfungsikan dari kecerdasan IQ dan EQ. Sebelum kecerdasan ini ditemukan, para ahli sangat bangga dengan temuan tentang adanya IQ dan EQ, sehingga muncullah suatu paradigma dimasyarakat bahwa otak itu adalah segala-galanya, padahal nyatanya tidaklah demikian.

Spiritual adalah suatu dimensi yang terkesan maha luas, tak tersentuh, jauh diluar sana karena Tuhan dalam pengertian Yang Maha Kuasa, benda dalam sesta yang metafisis dan transenden, sehingga sekaligus meniscayakan nuansa mistis dan supra rasional. Dengan asumsi dasar yang telah diketahui ini, telah tertanam pengandaian bahwa terdapat sekat tebal antara manusia, Tuhan dan semesta. Upaya manusia untuk menembus sekat tebal Tuhan manusia bukannya tidak pernah dilakukan. Bahkan eksistensi semua filosuf sejak zaman Yunani senantiasa berakhir pada upaya untuk memberikan pemaknaan dan pemahaman terhadap wujud Tuhan itu, sekaligus kemudian mereka berlabuh dalam epistemologi yang berbeda-beda; misalnya filsafat idealisme, empirisme, ataupun estetika yang telah dicakup dengan cakupan referensentatif oleh aliran filsafat Immanuel Khant. Akhirnya Khant sendiri harus berguman dengan sedih bahwa “Tuhan”

17 J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Rajawali Pers, 1989) cet. Ke-1, 480.

18 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi & Spritual ESQ, 57.

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 125

dalam traktat rasionalitas adalah hipotesis, tetapi dalam traktat keimanan atau keyakinan adalah kebenaran.19

Sementara Jalaluddin Rakhmat atau yang sering dipanggil Kang Jalal (2007), menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual merupakan potensi inheren yang perlu dikembangkan melalui bangku pendidikan atau sekolah. Potensi yang dahsyat itu harus di latih secara sistematis dengan melibatkan kurikulum, guru, dan lingkungan yang sehat. Tujuan lembaga pendidikan tidak hanya menjadikan kecerdasan otak dan emosi para peserta didik, akan tetapi tugas lain yang juga lebih penting adalah kecerdasan spiritual. Dengan meningkatkan kecerdasan spiritual anak berarti melatih anak memiliki kemampuan meraih kebahagiaan.20

Roberts A. Emmons sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat, ada 5 ciri orang yang cerdas secara spiritual21

1. Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan material (the capacity to transcend the physical and material).

2. Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang memuncak (the ability to experience heigtened states of consciousness).

Dua karakteristik diatas disebut sebagai komponen inti kecerdasan spiritual. Anak yang merasakan kehadiran Tuhan atau makhluk ruhaniyah disekitarnya mengalami transendensi fisikal dan material. Ia memasuki dunia spiritual, ia mencapai kesadaran kosmis yang menggabungkan dia dengan seluruh alam semesta.

19 Sayyed Hossein Nasr, Antara Tuhan, Manusia dalam Alam; Jembatan Filosofis dan

Religius Menuju Puncak Spritual, terjemahan oleh Ali Noer Zaman, (Yogyakarta : IRCisoD, 2003) cet. Ke-1, h. 7

20 Mujtahid, “Mendidik Anak Berbasis Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient),”http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2218:mendidik-anak-berbasis-kecerdasan-spiritual-spiritual-quotient&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210. Diakses tanggal 28 Januari 3013, pukul 09.00 WIB.

21 www. muthahhari.or.id/doc/artikel/sqanak.htm (tidak diterbitkan), diakses tanggal 15 Pebruari 2012, pukul 16.15 WIB.

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi126

3. Kemampuan untuk mensakralkan pengalaman sehari-hari (the ability to sanctify everyday experience).

4. Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber spiritual buat menyelesaikan masalah. Anak yang cerdas secara spiritual tidak memecahkan persoalan hidup hanya secara rasional atau emosional saja. Ia menghubungkannya dengan makna kehidupan secara spiritual. Ia merujuk pada warisan spiritual yaitu Al- Qur’an dan Sunnah.

5. Kemampuan untuk berbuat baik (the ability to utilize spiritual resources to solve problem), yaitu memiliki rasa kasih yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan seperti memberi maaf, bersyukur atau mengungkapkan terima kasih, bersikap rendah hati, menunjukkan kasih sayang dan kearifan, hanyalah sebagai dari kebajikan.

1. Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anaka. Jadilah kita “gembala spiritual” yang baik. Orangtua dan guru yang bermaksud mengembangkan

SQ anak haruslah seseorang yang sudah mengalami kesadaran spiritual juga, sehingga sudah mengakses sumber-sumber spiritual untuk mengembangkan dirinya, dan harus sudah menemukan makna hidupnya serta mengalami hidup yang bermakna. Ia tampak pada orang-orang disekitarnya sebagai “orang yang berjalan dengan membawa cahaya” (QS. Al-An’am: 122). Maksudnya, ia harus tetap menunjukkan bahagia di tengah topan dan badai yang melanda.

b. Bantulah anak untuk merumuskan misi hidupnya.

Nyatakan kepada anak ada berbagai tingkat tujuan, mulai dari tujuan paling dekat sampai tujuan paling jauh, tujuan akhir kita. Misalnya dengan menggunakan teknik “setelah itu apa?” Dalam anekdot Danah Zohar, kita bisa membantu anak untuk menemukan misinya jika sudah sekolah, kamu mau apa, setelah itu apa,

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 127

”Aku mau jadi orang pintar.” Jika sudah pintar mau apa? Setelah itu apa? Dan seterusnya.

c. Baca kitab suci bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan kita.

Tradisi khatmul Al-Qur’an seperti itu sangat penting untuk melatih suasana hati dan jiwa anak. Apalagi disertai dengan penjelasan makna dan hikmah-hikmah atau pelajaran yang terkandung di dalamnya. Di antara pemikir besar Islam, yang memasukkan kembali dimensi ruhaniah ke dalam khazanah pemikiran Islam adalah Muhammad Iqbal. Walaupun dibesarkan dalam tradisi intelektual Barat, tetapi ia melakukan pengembalaan ruhaniah bersama Jalaludin Rumi dan tokoh-tokoh sufi lainnya. Dan boleh jadi yang membawa Iqbal ke arah itu adalah pengalaman masa kecilnya. Setiap selesai shalat subuh, ia membaca Al-Qur’an. Pada suatu hari, bapaknya berkata:

“Bacalah al-Qur’an seakan-akan ia diturunkan untuk-mu!”

Dan Iqbal berkata: “Aku merasakan Al-Qur’an seakan-akan berbicara

kepadaku. Kisah itulah menjadi gambaran betapa ayat suci al-Qur’an itu mampu menyejukkan jiwa, meluaskan pikiran dan menenangkan perasaan (mental) anak.”

d. Ceritakan kisah-kisah agung dari tokoh spiritual. Kisah ini dapat diambil dari seorang tokoh yang

punya karakter, jiwa, dan pikiran besar yang pernah sukses menjadi seorang rasul, wali, ulama’, ilmuan muslim, yang itu pernah terjadi di masa silam. Anak-anak bahkan orang dewasa pun, sangat terpengaruh cerita. “Manusia” adalah satu-satunya makhluk yang suka bercerita dan hidup berdasarkan cerita yang dipercayainya. Para Nabi mangajari umatnya dengan cerita perumpamaan. Para sufi, seperti Al-Attar, Rumi, dan Sa’di mengajarkan kearifan parenial dengan cerita.

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi128

e. Diskusikan berbagai persoalan dengan dengan perspektif ruhaniah.

Setiap persoalan harus dikembalikan ke yang membuat hidup ini, yakni Allah. Melihat dari perspektif ruhaniah artinya memberikan makna dengan merujuk pada rencana agung Ilahi (The Devine Grand Design). Maka libatkan anak dalam kegiatan ritual keagamaan, tetapi tidak boleh dilakukan dengan terlalu banyak menekankan hal-hal formal. Misalnya, menjelaskan bahwa shalat bukan sekadar kewajiban, tetapi merupakan kehormatan untuk menghadap Allah Swt. yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

f. Bacakan Puisi-puisi atau lagu-lagu yang spiritual inspirasional.

Manusia mempunyai dua fakultas untuk menyerap hal-hal material dan spiritual, yakni mata lahir dan mata batin. Misalnya kita bisa berkata masakan ini pahit (kita sedang menggunakan indera lahiriyah), tetapi ketika berkata keputusan ini pahit (kita sedang menggunakan indera batiniah). Empati, cinta, kedamaian, keindahan hanya dapat diserap dengan fakultas spiritual kita yang disebut dengan SQ. Untuk itu kita harus melatihnya dengan menyanyikan lagu-lagu ruhaniah atau membacakan puisi-puisi.

g. Bawa anak untuk menikmati keindahan alam. Kita harus menyediakan waktu khusus bersama anak-

anak untuk menikmati ciptaan Tuhan. Bawalah anak-anak kepada alam yang relatif belum tercemari, misal ke puncak gunung. Rasakan udara yang segar dan sejuk, dengarkan burung-burung berkicau dengan bebas. Hirup wewangian alami. Ajak mereka ke pantai. Rasakan angin yang menerpah tubuh, celupkan kaki mereka dan biarkan ombak kecil mengelus-elus jemarinya dan seterusnya. Spiritual nampak pada keagungan dan keindahan alam yang terhampar luas di muka bumi ini.

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 129

h. Bawa anak ke tempat-tempat orang menderita. Nabi Musa pernah berjumpa dengan Tuhan di Bukit

Sinai. Setelah ia kembali ke kaumnya, ia merindukan pertemuan dengan Tuhan. Ia bermunajat, “Tuhanku, di mana bisa kutemui Engkau? “Allah Berfirman: Temuilah aku ditengah-tengah orang-orang yang hancur hatinya.” Dari sepenggal cerita Nabi Musa di atas kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa mulai dini anak harus dilatih untuk merasakan penderitaan sesama. Anak dilatih peka hatinya, dan muncul kesadaran jiwa dan perasannya.

i. Ikut sertakan anak dalam kegiatan-kegiatan sosial.

Sejak dini anak-anak harus diikutsertakan dalam acara atau kegiatan sosial, yang bertujuan melatih anak sebagai makhluk sosial sejak dini. Ada cerita dari Jack Canfield dalam Chicken Soup for the Teen. Ia bercerita tentang seorang anak yang catatan kejahatannya lebih panjang daripada tangannya. Anak itu pemberang, pemberontak, dan ditakuti oleh guru dan kawan-kawannya.22

2. Cara Tingkatkan Kecerdasan Mental Anak Bertujuan untuk menstimulasi mental anak agar menjadi berani dan percaya diri.Secara garis besar ada dua kebutuhan anak yakni kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani (spiritual). Kebutuhan jasmani anak seperti makanan, pakaian, perumahan, kesehatan dan sebagainya. Antara kebutuhan jasmani dan rohani terdapat keterkaitan satu sama lain. Dari satu sisi, dalam kedokteran dikatakan bahwa kualitas makanan yang

22 Mujtahid, “Mendidik Anak Berbasis Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient),” http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2218:mendidik-anak-berbasis-kecerdasan-spiritual-spiritual-quotient&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210. Diakses tanggal 28 Januari 3013, pukul 09.00 WIB.

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi130

diberikan kapada anak balita akan menentukan kualitas kecerdasan dan kemampuan anak. Upaya pencerdasan dapat dilakukan oleh siapa saja tidak memandang apakah ibu yang hamil itu cerdas atau tidak. Sepertinya kepribadian dan kecerdasan anak terbangun melalui transmisi spiritual, intelektual, emosional dan moral ibunya. Karena itu ibu yang sedang hamil sangat dianjurkan untuk meningkatkan bobot spiritual, emosional, moral dan intelektualitasnya. Peningkatan ini banyak ditempuh dengan memperbanyak ibadah shalat sunat, membaca dan mentala’ah Al-Quran, menjaga tutur kata, gemar berinfak dan bersedekah (dermawan) serta akhlak terpuji lainya.23

Tumbuh kembang anak tak hanya didukung dari asupan makanan bergizi, tetapi juga dari pertumbuhan emosi dan mental. Untuk itu, diperlukan berbagai stimulasi agar menumbuhkan kemampuan mental buah hati.24

Selama mengarungi kehidupan yang fana di dunia, setiap orangtua berusaha mendidik dan mengasuh anak-anaknya agar mempunyai sifat-sifat (karakter) yang baik, seperti ketaatan menjalankan ibadah dan senantiasa berlaku jujur dan hormat kepada orangtua. Dengan pernyataan lain, ciri-ciri anak ideal yang diinginkan orangtua di era cyber ini memiliki IQ (Intelligence Quotien, kecerdasan kognisi), IE (Intelligence Emotional, kecerdasan emosional), dan IS (Intelligence Spiritual, kecerdasan spiritual) yang tinggi.Ketiga jenis kecerdasan tersebut dalam beberapa tahun terakhir ini sedang marak diperbincangkan, baik dalam media masa, seminar-seminar, maupun di kalangan dunia pendidikan. Terlebih lagi mengenai IE dan IS yang tampaknya masih relatif baru bagi kita. Kajian-kajian tidak hanya diikuti oleh para pendidik (guru) yang concern terhadap dunia pendidikan dan persoalan-persoalan

23 Suharsono, Mencerdaskan Anak (Jakarta : Intiusi Press,2000), 11824 Anda Nurlaila, Febry Abbdinnah, http://life.viva.co.id/news/

read/263578-cara-tingkatkan-kecerdasan-mental-anak. diakses tanggal 27 Januari 2013 pukul 13.00 WIB

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 131

seputar perkembangan anak, tetapi juga banyak diikuti oleh orangtua yang menginginkan anaknya sukses dalam hidupnya. Langkah konkret yang ditempuh orangtua dalam menyiapkan anaknya agar bisa hidup sukses, yaitu dengan cara memelihara, merawat, membesarkan, menyantuni, dan mendidik anak-anaknya dengan penuh rasa bertanggung jawab disertai dengan limpahan atau curahan kasih sayang yang tulus ikhlas.25

Ada banyak cara untuk mengembangkan bakat anak. Dari memberikan permainan-permainan yang melatih ketangkasan hingga mengikutsertakan anak pada lomba bakat anak. Lomba-lomba bakat disinyalir dapat menstimulasi perkembangan mental anak.Marsha Sinetar pribadi yang memiliki kecerdasan spiritual (SQ) mempunyai kesadaran diri yang mendalam, intuisi dan kekuatan “keakuan” atau “otoritas” tinggi, kecendrungan merasakan“pengalaman puncak” dan bakat-bakat “estetis”.26

3. Komunikasi Suportif untuk Kecerdasan SpiritualPenggunaan komunikasi suportif akan melejitkan potensi spiritual anak, dan sebaliknya kecerdasan spiritual anak dapat terhambat karena komunikasi defensif yang dilakukan oleh salah satu atau kedua orangtuanya. Penulis juga berpendapat bahwa komunikasi suportif membuat anak lebih sehat dan bahagia, dengan hubungannya dengan sesama manusia dapat mengembangkan sikap saling menghormati, mencintai, dan menerima.

25 Tuhana Taufiq Andrianto, “Pentingnya Mengasah Kecerdasan Spiritual Anak”. http://komunitaspendidikan.com/index.php/opini/pentingnya-mengasah-kecerdasan-spiritual-anak61. diakses tanggal 02 Pebruari 2013. Pukul 13.30 WIB

26 Monty P. Satiadarma & Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta : Pustaka Populer Obor, 2003) cet. Ke-1. 46.

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi132

Tanda-tanda suportif ketika orang tua berbicara kepada anak-anak:27 a. Deskripsikan Hindari kata sifat dan gunakan kata kerja. Misalnya,

jangan berkata, “kamu pemalas!” Katakan, ”kamu tidak mengerjakan pekerjaan rumahmu berkali-kali”. Sebagai ganti kalimat “Kamu ngelantur”, Anda katakan, “Kamu berpindah-pindah topik,” dan lain-lain.

Gunakan pernyataan yang spesifik dan konkret. Misalnya: “Saya keluar rumah satu jam saja” lebih baik daripada, “Saya keluar sebentar”.

Gunakan “I-Message”, pesan-aku. Misalnya: Pembicaraan bapak tidak sistematis (disebut komunikasi defensif), “Saya tidak dapat mengikuti pembicaraan bapak” (disebut you-message/komunikasi suportif).

b. Orientasi Masalah Perhatikan sumbangan gagasan dari siapa pun.

“Menurut pendapatmu, apa cara terbaik untuk memecahkan masalah ini?”

Berikan kesempatan kepada pembicara untuk menyelesaikan pembicaraannya.

Hindari kata-kata yang mengancam, memaksa, dan menyudutkan

Berikan apresiasi paling tidak pada keberaniannya menyampaikan pendapat.

c. Spontan Terus terang agar terang terus. Orangtua

jujur tidak akan mengalami kesulitan dalam meyakinkan anaknya.

27 Mujtahid, “Mendidik Anak Berbasis Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient),” http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2218:mendidik-anak-berbasis-kecerdasan-spiritual-spiritual-quotient&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210.

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 133

Hindari segala macam teknik memanipulasi kawan komunikasi kita, yang berarti tidak berbohong kecuali dalam situasi yang betul-betul mendesak.

d. Empatis Usahakan secara emosional “mengalami” apa yang

dialami anak. Rasakan apa yang dirasakannya dan letakkan posisi anda pada posisinya.

Berkomunikasilah dengan setiap orang dengan menghadirkan seluruh dirimu. Berikan perhatian tulus dan tunjukkan reaksimu pada kalimat-kalimat yang disampaikannya.

e. Demokratis Dorong umpan balik (komunikasi dua arah).

Lakukanlah dialog, hindari monolog. Anak harus “dipancing” untuk memberikan umpan balik pada pembicaraan kita dan tanyakan apakah mereka memahami istilah atau kata-kata yang kita gunakan.

Berikan kesempatan bicara yang sama. Periksa apakah kita tidak kebanyakan berbicara

Tunjukkan penghormatan dan penghargaan kita kepada anak. Kita perlakukan anak sebagai pesona, bukan sebagai objek.

Tegaskan persamaan dalam bersikap dan berbicara, perlakukan mereka secara merata

f. Profesional Tunjukkan sikap terbuka dan kesediaan untuk

menerima perbedaan pendapat Yakini bahwa pendapat kita bersifat tentatif, yang

berarti kesediaan kita untuk menerima kritik Bahas setiap masalah dan hindarkan pemihakan

pada setiap pendapat.

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi134

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mendidik anak perlu sebuah modelling yang ditampilkan bagi orangtua atau pendidik. Sifat anak masih sangat mudah meniru dan meneladani apa yang ada disekelilingnya. Ada sebuah pameo bahwa: ”Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.” Hal ini pulalah yang mengambarkan bahwa peran orangtua atau gurulah yang mampu mengembangkan kecerdasan spiritual anak. Sikap, perilaku dan tindakan anak cenderung mengimitasi (meniru) orang-orang yang dekat, ialah orangtua, guru dan teman pergaulan mereka.

Model pendidikan yang menerapkan kekerasan dan kepatuhan untuk konteks saat ini menjadi tidak relevan lagi. Sebab, kondisi perubahan jiwa dan perkembangan mental anak sekarang membutuhkan kesadaran dan penuh kasih sayang. Pendidikan harus difokuskan untuk mengembangkan potensinya agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat kematangannya. Pendekatan multiple intelligence dapat digunakan untuk mengasuh dan mendidik anak di manapun berada.

Orang tua sebagai pendidik utama dan utama bagi anak merupakan penanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak-anaknya. Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak, agama dan spiritualnya.

B. Kriteria Kesehatan Gigi dan Mulut Banyak orang tidak pernah membayangkan bahwa masalah

gigi dan mulut anak dapat berpengaruh pada perkembangan anak, maka dari itu, betapa penting perhatian orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak. Maka dari itu, betapa penting perhatian orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak.

Permasalahan gigi pada anak memang cukup kompleks. Hal ini menuntut para orang tua untuk lebih peduli dan cermat dalam mendidik, menjaga serta tanggap akan kesehatan gig

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 135

anak-anaknya. Karena hasil optimal tidak akan didapatkan tanpa adanya kesabaran dan pengorbanan.28 Karenanya kepedulian akan kesehatan gigi ini harus ditanamkan semenjak dini. Tidak mungkin jika seseorang baru merawat giginya ketika ia isudah besar, disini orang tua dituntut untuk lebih aktif menjaga kesehatan gigi anak.29

Anak yang memiliki kondisi gigi tidak sehat, dia akan sulit mencerna makanan sehingga proses pertumbuhan si anak akan terganggu. Akibatnya, anak akan mudah terserang penyakit. Setiap orang tua sebaiknya menanamkan suatu prinsip dalam dirinya bahwa anak-anak harus bebas dari rasa sakit gigi.

Islam sebagai Agama universal begitu besar memperhatikan segala aspek kehidupan termasuk di dalamnya aspek kesehatan dalam hal ini gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut merupakan pintu menuju kesehatan tubuh secara keseluruhan. Sebuah hadits menyebutkan bahwa pertama kali yang Rasulullah lakukan setelah bangun tidur adalah bersiwak. Hadits yang menekankan betapa pentingnya menjaga kesehatan gigi antara lain:

Dari hudzaifah r.a, ia berkata: “apabila Nabi bangun dari tidurnya, beliau selalu bersiwak dengan siwak”. (HR. Bukhari Muslim).30

Kesehatan bagi anak tidak terlepas dari pengertian kesehatan pada umumnya. Kesehatan itu sendiri merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.31

28 Trisnawati Tjahyadi dan Arroyan Dwi Andini, Gigi Sehat Ibadah Dahsyat, 20

29 Trisnawati Tjahyadi dan Arroyan Dwi Andini, Gigi Sehat Ibadah Dahsyat, (Yogyakarta: Pro-U Media, 2011). Cet. 1, 23

30 Trisnawati Tjahyadi dan Arroyan Dwi Andini, Gigi Sehat Ibadah Dahsyat, 17

31 Soekidjo Notoatmodjo, “Pendidikan dan Perilaku Kesehatan” dalam Oki Nurhidayat, Eram Tunggul Pm Bambang Wahyono, Perbandingan Media Power Point Dengan Flip Chart Dalam Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut, Unnes Journal of Public Halth (1) (2012) dari http//journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph. diakses tanggal 16 Pebruari 2013, pukul. 09.27

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi136

Untuk mencapai kondisi sehat maka kebersihan diri harus kita perhatikan. Jika kebiasaan bersih sudah ditanamkan sejak dini, ketika dewasa akan bertingkah laku sesuai dengan norma kebersihan, salah satunya adalah melatih anak dalam menjaga kebersihan gigi. Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lain, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari.32

Masalah kesehatan gigi sering terlupakan, dan terabaikan. Pendidikan kesehatan gigi di sekolah masih rendah, dan kedua, tidak semua orang mempraktikkan bagaimana memelihara gigi agar sehat dan kuat sampai akhir usia. Bagaimana supaya gigi anak tidak bermasalah, pemeriksaan rutin berkala gigi geligi merupakan sikap dasar menjamin kesehatan gigi keluarga. Namun, adakalnya sebagian orang tua lalai dalam menjaga kesehatan mulut dan gigi anka, diantaranya disebabkan oleh faktor-faktor berikut:33

1. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya kesehatan gigi

2. Anak susah atau malas menyikat gigi 3. Anak tidak merasa sakit gigi4. Terlalu sibuknya orang tua dengan urusanya sehingga

perhatian terhadap kesehatan gigi anak sangat sedikit. Saat ini masyarakat Indonesia perlu diberdayakan untuk kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut dengan mencegah dan memelihara kesehatan gigi. Berdasarkan temuan dari beberapa situasi konkret masyarakat Indonesia, kesadaran untuk merawat

WIB. 32 Ratih Ariningrum, Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

(Jakarta: Hipocrates, 2007), 15.33 Trisnawati Tjahyadi dan Arroyan Dwi Andini, Gigi Sehat Ibadah

Dahsyat, 23

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 137

1. Mengenal Pertumbuhan Gigi Pertumbuhan gigi ialah proses gigi tumbuh di dalam mulut bayi/anak-anak. Biasanya pertumbuhan gigi ini akan menyebabkan rasa tidak nyaman dan sakit. Dalam proses pertumbuhan gigi, biasanya anak akan sering menangis, karena tidak nyaman, suka menggigit atau mengunyah, mengeluarkan air liur, demam (suhu badan meningkat sedikit).34 Sebenarnya dalam gusi bayi sebelum ia lahir, sudah ada benih atau tunas gigi yang sedang berkembang. Biasanya pada bayi akan tumbuh dulu gigi susu (istilah kedokterannya, gigi desidua) baru kemudian pada usia 5-6 tahun tumbuh gigi permanen atau gigi tetap seperti dewasa. Setelah dewasa, ia tidak akan tumbuh gigi lainnya lagi.Gigi yang akan mulai keluar dari gusi akan berbentuk putih dari permukaan gusi. Memang, rata-rata gigi susu akan mulai muncul pada usia 5 bulan. Namun ada beberapa kasus yang memang muncul gigi pada 3 bulan, atau terlambat sampai usia 1 tahun, atau bahkan lahir dengan gigi susu yang sudah muncul. Hal ini masih termasuk normal.Berikut adalah lini masa (timeline) dari pertumbuhan gigi anak dari gigi susu sampai gigi tetap: (Keterangan: jangka waktunya bisa lebih lambat atau lebih cepat 1-2 bulan dari rata-rata)35

a. 5 bulan : Mulai terlihat penonjolan gigi (biasanya dua gigi seri tengah bawah)

b. 8 bulan : Kedua gigi seri tengah bawah selesai 34 Abdul Ghafur, Buku Pintar Kesehatan Gigi dan Mulut (Yogyakarta:

Mitra Buku, 2012), 535 Andreas Erick Haurissa, “Bagaimana dan Kapan Gigi Anak Mulai

Tumbuh?” dari http://www.tanyadok.com/anak/bagaimana-dan-kapan-gigi-anak-mulai-tumbuh, diakses tanggal 14 Pebruari 2013, pukul 10.00 WIB.

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi138

tumbuhc. 10 bulan : Kedua gigi seri tengah atas selesai

tumbuhd. 11 bulan : Kedua gigi seri kedua bawah selesai

tumbuhe. 12 bulan : Kedua gigi seri kedua atas selesai

tumbuh. Bila bayi Anda belum ada tumbuh gigi, periksakan ke dokter

f. 15 bulan : Keempat gigi geraham pertama selesai tumbuh

g. 18 bulan : Keempat gigi taring selesai tumbuhh. 26 bulan : Keempat gigi geraham kedua selesai

tumbuhi. 2,5-3 tahun : Biasanya gigi susu sudah tumbuh

lengkap, jumlah gigi 20 buah.j. 6-7 tahun : Gigi susu mulai tanggal. Gigi tetap

yang pertama kali muncul adalah gigi geraham pertama

k. 7-8 tahun : Gigi seri tetap tengah selesail. 8-9 tahun : Gigi seri tetap kedua selesaim. 10-11 tahun : Gigi pra-graham (di antara gigi

geraham dan gigi taring) tetap pertama dan kedua selesai

n. 11-12 tahun : Gigi taring tetap selesaio. 12-13 tahun : Gigi geraham tetap kedua selesaip. 17-22 tahun : Gigi geraham tetap ketiga (gigi

bungsu) selesai. Gigi tetap selesai tumbuh, jumlah gigi 32 buah.

2. Pertumbuhan Gigi Susu dan Gigi Tetap Gigi susu merupakan gigi sementara yang dirancang Allah sedemikian rupa dan pada waktu yang tepat akan berganti ke gigi tetap. Pada umumnya, orang tua tidak terlalu memperhatikan kondisi gigi anak pada masa ini dengan beranggapan bahwa gigi ini hanyalah sementara. Akibanya pada masa ini sering kali terjadi karies gigi pada anak yang ditandai dengan warna kecoklatan atau kehitaman pada gigi.

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 139

Bila gigi susu anak mengalami keropos atau caries dentis, berarti gigi perdana akan tanggal sebelum waktunya. Kita tahu setiap gigi punya umurnya sendiri-sendiri. Gigi tanggal sebelum umurnya itulah awal mengapa gigi menjadi tak beraturan susunannya kelak.Terlebih lagi apabila keropos gigi menimpa gigi tetap. Selain gigi menjadi tidak utuh lagi, dan bila dibiarkan menjadi rusak dan hancur, gigi memerlukan gigi palsu agar tidak kelihatan ompong.Pada dasarnya erupsi atau keluarnya gigi susu pertama terjadi di usia 6-8 bulan. Umumnya diawali oleh keluarnya gigi seri tengah bawah, lalu secara berurutan gigi seri tengah atas, gigi seri lateral atas dan gigi seri lateral bawah, geraham susu pertama

Gambar 4.1 Pertumbuhan Gigi Susu

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi140

Gambar 4.2 Pertumbuhan Gigi Tetap

3. Kriteria Mulut sehat Penyuluhan kesehatan gigi pada anak sekolah dasar sangatlah penting karena pada usia tersebut adalah masa kritisBerdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru di SD Widuri Lebak Bulus dalam survey pendahuluan didapatkan bahwa kegiatan UKS khususnya kegiatan UKGs di SD Widuri Lebak Bulus belum terlaksana dengan baik dan siswa belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang gigi dan mulut.

C. Kesehatan Fisik dan Mental tercerminkan Gigi dan Mulut Sehat Tumbuh kembang anak tak hanya didukung dari asupan

makanan bergizi, tetapi juga dari pertumbuhan emosi dan mental. Untuk itu, diperlukan berbagai stimulasi agar menumbuhkan kemampuan mental buah hati.

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 141

Menurut Prita Pratiwi, Pskilog Anak, sebagaimana dikutip Anda Nurlaila, Febry Abdinah, menyatakan proses perkembangan anak tidak hanya dari sisi intelektual, tetapi juga dari emosi. Berbagai stimulasi dapat diberikan sejak dini agar anak dapat dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.36

Pembentukan sikap salah satunya dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimuliasi sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis. Apakah kemudian penghayatan tersebut akan membentuk sikap positif ataukah sikap negative, akan tergantung pada berbagai faktor lain.

Fuad menjelaskan bahwa proses pembentukan sikap berlangsung secara bertahap melalui proses belajar sosial karena pengalaman pribadi dengan obyek tertentu.37

1. Shalat dan KebersihanSyarat yang harus dilakukan untuk mendirikan shalat adalah bersuci dengan mandi bagi orang yang situasinya mengharuskan mandi. Allah SWT berfirman, Hai oran-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shala, basuhlah muka mu dan tangan mu sampai dengan siku, sapulah kepalamu dan (basuh) kaki mu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub, mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan tanah yang

36 Anda Nurlaila, Febry Abbdinnah, “Cara Tingkatkan Kecerdasan Mental Anak

Bertujuan untuk menstimulasi mental anak agar menjadi berani dan percaya diri.” Dari http://life.viva.co.id/news/read/263578-cara-tingkatkan-ke-cerdasan-mental-anak. diakses tanggal 27 Januari 2013 pukul 13.00 WIB

37 Radiono Fuad, “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Seksual terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja dalam Upaya Pencegahan Penularan HIV?AIDS di Kodya Yogyakarta,” Berita Kedokteran Masyarakat, XXXI (1) 2003.

Page 146: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi142

baik (bersih); sapulah muka mu dan tangan mu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS Al-Mai’dah [5]: 6).38

Mandi wajib dilaksanakan satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari jumat sebelum shalat jumat. Rasulullah SAW bersabda “Mandi pada hari jumat adalah wajib bagi setiap orang yang telah baligh, juga bersiwak (menyikat gigi) dan mengenakan wewangian.” (HR Muslim). Rasulullah SAW juga bersabda “Hari ini (jumat) adalah hari yang bditetapkan Allah sebagai hari raya kaum Muslim. Siapa yang hendak shalat Jumat, hendaklah ia mandi.” (HR Ibn Majjah).39

Syarat utama untuk mendirikan shalat adalah berwudhu hingga sempurna membasuh anggota-anggota tubuh untuk dibersihkan. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang setiap wudhu. Pada gilirannya, anggota-anggota tubuh ini akan terus-meners bersih. Tangan orang-orang yang shalat akan bersih selamanya hingga tidak ada kotoran apapun (yang menempel – penerj), baik yang terlihat maupun tidak. Begitu juga wajah, akan bersih selamanya, terutama kedua mata hingga keduanya tidak akan terkena penyakit, seperti radang mata. Begitu juga lubang hidung selamanya akan bersih, terutama dari virus ketika terkena dingin.40

Mengenai mulut, berkumur-kumur dalam wudhu merupakan cara pembersihan mulut yang terus dilakukan dan mencuci rongga mulut yang penuh dengan mikroba.Para pakar kesehatan memberi nasihat untuk mencuci mulut dengan sikat gigi setelah makan, terutama dari berbagai bahan makanan yang bergula. Kalau sulit dilakukan hendaknya mulut dicuci dengan air.41

38 QS Al-Mai’dah [5]: 639 Bahnas, Shalat sebagai Terapi Psikologi, hal. 10540 Bahnas, Shalat sebagai Terapi Psikologi, hal. 10541 Bahnas, Shalat sebagai Terapi Psikologi, hal. 106

Page 147: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 143

Oleh karena itu, kumur-kumur dalam wudhu merupakan cara pembersihan mulut secara terus-menerus. Dr. Muhammad Zaki Suwaidan berkata “Dan telah terbukti bahwa mencuci mulut dengan air lebih dari dicuci dengan pasta gigi apa pun, kecuali yang mengandung unsur flouride yang dapat malindungi gigi dari kuman.”42

Dalam wudhu, dibersihkan juga kedua telingan, bagian belakang leher, rambut kepala, dan kedua kaki beserta jari-jarinya. Seandainya kita memerhatikan mandi, kita akan mendapatkan bahwa hal itu adalah kbersihan yang sempurna bagi seluruh anggota tubuh. Setiap celah (tubuh) mesti disentuh air, bukan hanya diguyur banyak air, lalu selesai.43

Ini adalah penyucian yang lengkap, pembersihan yang sempurna, serta kesabaran terhadap berbagai detil pelaksanaannya. Jika dalam setiap pekerjaan, kita bersabar terhadap berbagai detil yang kecil, kita telah menyempurnakan pelaksanaannya. Seandainya dalam setiap pekerjaan, kita bersabar terhadap berbagai detil pelaksanaannya dan tidak “kacau”, maka pekerjaan itu akan sempurna; seluruh bagian akan dikerjakan hingga pekerjaan kita tidak selesai dengan penuh kekurangan atau ketidaksempurnaan.Tanpa kesabaran manusia ada dalam kerugian. Allah SWT berfirman “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang berfirman dan mengerjakan amat saleh serta nasiha-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al-Ashr [103]: 1-3).44

2. Shalat dan Proses Pembentukan Gizi SeimbangShalat berpengaruh terhadap alat pencernaan manusia. Sebagai langkah awal, ia memelihara mulut menjadi

42 Bahnas, Shalat sebagai Terapi Psikologi, hal. 10643 Bahnas, Shalat sebagai Terapi Psikologi, hal. 10744 QS Al-Ashr [103]: 1-3

Page 148: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi144

selalu bersih dengan berkumur-kumur dalam aktivitas wudhu. Gigi pun dipelihara. Ber-siwak (menggosok gigi dengan simak) dan semisalnya tiada lain adalah bentuk pemeliharaan dan penjagaan gigi. Ruh shalat mesti terbawa kedalam seluruh perbuatan manusia. Sebagaimana hal-nya shalat yang tidak benar kecuali jika disertai ketenangan dalam pelaksanaannya. Begitu juga makan. Seseorang tidak dianjurkan menelan makanannya dengan cepat. Dia harus mengunyahnya secara pelan-pelan. Hal ioni sangat berguna untuk mengambil manfaat makanan (bagi tubuh) dan menjaga fungsi alat pencernaan.45

Porsi makanan, jenis dan waktu memakannya juga dipengaruhi oleh shalat. Bagaimana bisa terjadi? Seandainya kita mengetahui bahwa ‘illat (alasan) pengharaman khamr dalam ayat Al-Quran, hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan (QS Al-Nisa’ [4]: 43), kita akan mendapatkan bahwa ‘illiat yang menyebabkan keharaman khamr dalam ayat itu adalah lalainya akal karena dalam pengaruh khamr. Akibatnya, orang yang shalat tidak memahami apa yang dibacanya ketika shalat.Imam Al-Ghazali berkata, “Ada yang mengatakan bahwa mabuk terjadi karena banyak kecemasan dan sebelumnya, karena mencintai dunia. Wahab Ibn Munabbih berkata “Yang dimaksud mabuk pada ayat itu adalah mabuk Zahir (karena minum khamr). Namun, disana ada peringatan terhadap mabuk dunia. Sebab, ‘illiat-nya dijelaskan oleh Allah, Sampai kalian mengetahui apa yang kalian katakan. Banyak orang shalat tidak meminum Khamr, tetapi tidak mengetahui apa yang dibacanya dalam shalat.Dari sini, kita bisa melihat bahwa perbuatan apa pun yang dapat membuat akal menjadi lengah bertentangan dengan pelaksanaan shalat. Mengisi penuh perut dengan makanan akan membuat darah dari kepala cepat mengalir

45 Bahnas, Shalat sebagai Terapi Psikologi, hal. 109

Page 149: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 145

ke perut untuk membantu proses pencernaan makanan yang berat ini. Akibatnya, otak menjadi tidak terjaga. Ia akan cenderung mengantuk, malas dan lemah. Hal ini bisa kita perhatikan secara lebih jelas selepas berbuka setelah seharian berpuasa. Ketika berbuka, biasanya porsi makan sangat besar sehingga orang-orang merasa mengantuk setelahnya. Oleh sebab itu, mengisi perut sampai penuh dengan makanan dalam sekali makan bertentangan dengan shalat yang benar.Rasulullah SAW bersabda “ tidak ada tempat lebih jelek yang diisi penuh dengan oleh anak Adam daripada perutnya.” Rasulullah SAW juga bersabda “kami adalah kamu yang tidak akan makan sampai merasa lapar, dan apabila kami makan, tidak akan sampai kenyang.” Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan kita dalam Al-Quran untuk tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum. Allah SWT berfirman “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebihan-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan (QS Al-A’raf [7]: 31).Seseorang muslim lebih baik tidak memenuhi perutnya dengan makanan. Semestinya porsi makannya seimbang. Makanan seorang muslim harus terdiri dari unsur-unsur utama yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai dengan kemampuannya. Maka, persoalannya bukan pada kuantitas, melainkan pada kualitas.Rasulullah SAW bersabda “Badan mu memiliki hak yang harus kau tunaikan.” Di antara hak badan adalah memilih makanan yang mengundung unsur-unsur asasi yang dibutuhkannya.Shalat juga menentukan aturan hidup seorang muslim. Pada saat yang sama waktu makan pun diatur hingga waktu-waktu makan menjadi tetap, karena waktu hidupnya diatur oleh Adzan di masjid. Bahkan sampai mengeluarkan kotoran pun teratur. Dengan demikian, shalat menjadi semacam pengatur hidup manusia yang dikerjakan pada waktu-waktu tertentu. Ini sesuatu yang baik bagi fungsi alat pencernaan dan untuk menahan makan.

Page 150: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi146

Dr. Rif ’at Kamal berkata, “Cara yang alami adalah makan dalam porsi yang seimbang ketika makan pagi, makan siang, dan makan malam, lalu makanan ringan seperti biskuit dan secangkit teh diantara waktu-waktu makan tersebut. Cara ini dapat menciptakan proses pencernaan dan penyerapan makanan yang teratur dalam setiap kali makan. Sementara itu, makanan dalam jumlah yang besar akan mengakibatkan pencernaan makanan yang jelek. Makanan itu akan menutupi usu hingga menyebabkan kemalasan, kelesuan, dan cenderung mengantuk, serta menimbulkan kegelisahan.Dengan demikian, sekarang kita bisa mengatakan bahwa mengatur waktu, porsi dan jenis makanan dalah asas dalam mengatur alat pencernaan dan menghilangkan berbagai keluhannya. Ungkapan bahwa ‘usus kasar’ dalah penyakit orang Mesir dan Arab merupakan pendapat yang tidak benar. Hal itu terjadi akibat penggunaan alat pencernaan mereka yang buruk. Alat pencernaan, apabila rusak, ia akan berakibat (buruk) bagi kita hingga kita harus mengobatinya dengan baik, dan kemudia memperbaiki pola makan kita agar tidak rusak lagi pada kesempatan lain. Dengan begitu, kita bisa mencegah berbagai penyakit alat pencernaan.”

3. Porsi MakananRasulullah SAW bersabda “Dengan ukuran anak Adam, beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya, maka jika memang harus dilakukan, ia mesti membagi sepertiganya untuk makanan; sepertiganya untuk minumannya; dan sepertiga lainnya untuk napasnya.”Makna ini sangat cocok dengan perintah Illahi, Hai anak Adam, pakailah pakaian-pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (QS Al-A’raf [7]: 31).

Page 151: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 147

4. Jenis MakananRasulullah SAW menaruh perhatian terhadap jenis-jenis makanan yang memiliki unsur-unsur gizi yang tinggi. Saat ini kita mengetahui bahwa makanan-makanan yang dinyatakan Nabi itu mengandung banyak protein, lemak, gula, mineral, vitamin dan karbohidrat. Kita mendapatkannya dengan jelas dalam hadis-hadisnya. Beliau bersabda tentang daging yang mengandung banyak protein tinggi, “Daging adalah kepala makanan orang didunia dan akhirat.” (HR Ibn Majah).Rasulullah SAW bersabda tentang susu yang mengandung sebagian besar unsur-unsur gizi, “Tidak ada sesuatu pun yang mengimbangi makan dan minum kecuali susu.”Dr. Najib Al-Kailani dalam majalah Al-Muslim Al-Mu’ashir edisi ke-23 tahun 1980 mengatakan, “Dalam Al-Quran terdapat banyak nama makanan seperti madu lebah, susu, buah apel, buah delima, ikan, daging, buah tin, buah zaitun, buah kurma, dan buah-buahan secara umum.”Selain itu, banyak juga makanan lain yang disebutkan dalam hadis-hadis Nabi SAW., sebagian disebutkan kecocokannya dan sebagian lain disebutkan manfaatnya. Hal ini jika menunjuk pada sesuatu, menunjukan perhatian al-thib al-nabawi (kesehatan cara Nabi) terhadap asas-asas makanan yang sehat dan cara-cara terbaik untuk mempersiapkannya. Bahkan, Rasulullah SAW menggambarkan kepada kita cara makan, cara duduk di depan makanan, larangan tidur setelah makan secara langsung, serta larangan minum ketika sedang makan atau setelahnya secara langsung. Sebab, seperti yang kita ketahui saat ini, air yang terlalu banyak dikonsumsi akan berpengaruh terhadap proses pencernaan dan melemahkan penyaringan sisa pencernaan berkurang dan prosesnya menjadi lemah. Demikian juga, ia akan menyebabkan keletihan saat proses mencerna makanan.

Page 152: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi148

5. Waktu MakanPengaturan kehidupan manusia paling besar muncul dari shalat. Dr. Al-Fanjari berkata “Kita menemukan bahwa waktu-waktu shalat dan penempatannya yang tepat dalam mengarahkan, dari sisi ibadah, kepada pengaturan hidup manusia, baik saat bekerja, tidur, maupun makan. Shalat fajar (subuh) mengharuskan kita untuk cepat bangun dari tidur.” Begitu juga hal ini mengharuskan kita untuk makan pagi dan makan malam lebih awal.Tidur setelah makan secara langsung akan menyebabkan kurang baiknya pencernaan makanan, banyak gas, menambah buruknya pencernaan, perut gendut, dan menahan (proses turunnya makanan – penerj.) semua hal ini pada gilirannya akan mengakibatkan bau mulut dan nafas tak sedap. Oleh karena itu, Islam datang membawa aturan tegas yang mengharuskan seorang muslim untuk tidak tidur, paling sebentar satu jam sebelum dan setelah dia makan, yakni ketika proses pencernaan sudah selesai. Dalam sebuah hadis dinyatakan, “Cairkan makanan kalian dengan zikir dan shalat, dan janganlah kalian tidur dalam keadaan itu (baru makan) hingga hati kalian mengeras.46 Sesungghunya Allah itu baik, menyukai sesuatu yang baik, (Allah itu) bersih, menyukai sesuatu yang bersih. Untuk memperkuat dan mempertajam pentingnta kebersihan dan perlunya upaya kesehatan ada beberapa cara yang ditempuh syar’i, antara lain sebagai berikut :Pertama, Al-Quran menggandengkan kebersihan dengan taubat sebagai salah satu dasar sifat manusia yang dicintai Allah. Allah berfirman yang artinya : Sesungguhnya Allah senang kepada orang yang bertaubat dan senang kepada orang yang membersihkan diri. (QS. Al-Baqarah [2]: 222).Kedua, memperkuat taklif menjaga kebersihan dan kesehatan, dikaitkan kebersihan itu dengan akidah yaitu

46 Muhammad Bahnasi, Shalat Sebagai Terapi Psikologi (Bandung, Mizania, 2007)

Page 153: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 149

iman. Statement dengan menggunakan metode seperti ini tentu bukannya tidak beralasan dan bukannya tanpa tujuan. Terdapat sebuah hadis tentang kebersihan yang sangat populer, yaitu sabda Rasulullah : “Kebersihan adalah sebagian dari Iman.”Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan, baik kesehatan fisik dan jiwa, maupun kesehatan lingkungan. Hal ini dapat ditemukan dalam Al-Quran dan sunnah Nabi, yang merupakan sumber hukum Islam dan menjadi pedoman hidup bagi umat Islam. Ajaran (syariat) Islam yang berkenaan dengan kesehatan, seperti melarang perbuatan-perbuatan yang dapat membahayakan kesehatan dirinya.47

Prinsip-prinsip berdasarkan pandangan alkitabiah berikut ini sangat penting bagi kita bila kita ingin lebih memahami arti sesungguhnya dari kesehatan dan pemulihan48 :a. Kesehatan berarti keutuhan – tubuh, pikiran (akal)

dan roh terintegrasi dan terkoordinasi, sanggup berfungsi (berkoordinasi) secara kreatif dalam konteks komunitas dimana seorang berada.

b. Allah berhasrat agar semua orang menjadi sehat seutuhnya.

c. Kesehatan berkaitan dengan komunitas, dan juga dengan orang perseorangan.

d. Untuk mempunyai pengertian yang cukup tentang kesehatan, seseorang perlu mempunyai pengertia tentang pandangan Alkitabiah.

e. Penyakit adalah segala sesuatu yang melemahkan kualitas kita sebagai manusia dan yang melemahkan citra Allah didalam kita.

f. Ada kaitan yang cukup rumit antara kesehatan dan perilaku.

g. Yesus, anak Allah yang menjadi manusia, adalah kunci kehidupan dan kesehatan.

h. Secara keseluruhan, gereja adalah saluran yang dipilih 47 Ahsin W. Alhafidz, Fikih Kesehatan (Jakarta, Amzah, 2007) 9-1348 Dr Fountain, Kesehatan,Alkitab dan Gereja ( Jakarta, EGC, 2010 ),16-

18

Page 154: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi150

Tuhan untuk menyalurkan kesembuhan, pemulihan manusia seutuhnya,dan untuk membuahkan perubahan dalam komunitas.

Mazmur 103 menjelaskan berbagai kebaikan yang dimiliki oleh Bapa yang penuh kasih bagi anak-anak-Nya. Ayat 3 mengatakan bahwa salah satu kebaikan itu adalah kesembuhan.49

Alkitab perjanjian baru tertulis dalam Ibrani 9: 1 tentang peraturan peraturan untuk beribadah dan memasuki tempat kudus dari buatan tangan manusia50, artinya bila masuk kedalamnya haruslah dengan hati yang bersih,tubuh yang bersih, tidak dalam kondisi kotor ataupun berbau badan.Dr. Fountain dalam bukunya yang berjudul Kesehatan, Alkitab dan Gereja menjelaskan bahwa prinsip atau pandangan Alkitabiah penting bagi kita bila memahami sesungguhnya bahwa kesehatan berkaitan dengan komunitas termasuk orang perorang. Apa yang dilakukan seseorang akan berpengaruh pada keluarga. Selain itu dijelaskan dalam Gaya hidup sehat menurut Kristen adalah hidup yang benar adalah Kehendak Tuhan untuk membuat kita sehat. 51

Nabi Yermia dalam kitabnya Yermia 33: 6 menuliskan sesungguhnya Aku (Allah) akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah limpah.

D. Upaya PrefentifUpaya kesehatan gigi pada dasarnya diarahkan pada

upaya menjaga kesehatan gigi, termasuk juga pada tataran UKGS yang umumnya berupa kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif

49 Joyce Meyer, Disembuhkan Dalam Nama Yesus (Tangerang, GOSPEL PRESS) 5

50 Alkitab, Ibrani 9:151 Dr Fountain, Kesehatan,Alkitab dan Gereja ( Jakarta, EGC, 2010 ),14

Page 155: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 151

dan preventif, seperti penyuluhan cara menjaga kesehatan gigi disamping pengetahuan tentang gigi, kegiatan sikat gigi massal, pemberian tablet fluor dan kegiatan preventif lainnya. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi. Dalam buku ”Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat” disebutkan bahwa upaya menjaga kesehatan gigi pada dasarnya dikelompokkan menjadi 3 (tiga) cara, yaitu membersihkan, memiringkan kepala sikat gigi kira-kira sebesar 45 derajat dan menghadap permukaan gigi. Tujuannya agar bulu sikat dapat masuk ke celah antara gigi dengan gusi yang disebut saku gusi, dan membersihkan plak yang ada di dalamnya.

Menggerakan sikat secara horisontal dengan jarak yang sangat pendek atau kecil seperti suatu getaran dan dengan tekanan yang lembut.

Menyikat gigi dengan gerakan sebanyak 10-20 kali gosokan kemudian berpindah ke gigi-gigi di sebelahnya. Cara menyikat gigi sangat mempengaruhi tingkat kebersihan gigi, karena cara menyikat gigi yang benar dan teratur mampu mengontrol pembentukan plak gigi yang merupakan penyebab terjadinya karies gigi.52

Memperkuat gigi dengan menggunakan fluoridasi dengan air minum selain itu pemberian tablet fluordasi bagi anak sekolah dapat mencegah terjadinya kerusakan gigi.

Rahmadhan (2010) berpendapat bahwa cara menyikat gigi yang benar sebagai berikut :1. Memegang sikat gigi secara horisontal dan meletakkan

kepala sikat gigi pada permukaan gigi, lebih tepatnya di tepi gusi (batas gigi dengan gusi), karena pada daerah tersebut banyak plak menumpuk.

2. Memiringkan kepala sikat gigi kira-kira sebesar 45 derajat menghadap permukaan gigi. Tujuannya agar bulu sikat dapat masuk ke celah antara gigi dengan gusi yang disebut saku gusi, dan membersihkan plak yang ada di dalamnya.

3. Menggerakkan sikat secara horisontal dengan jarak yang

52 Trisnawati Tjahyadi, Arroyyan Dwi Andini, Gigi Sehat Ibadah Dahsyat (Jogyakarta: Pro-U Media , 2011), 44.

Page 156: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi152

sangat pendek atau kecil seperti suatu getaran dan dengan tekanan yang lembut.

4. Menyikat gigi dengan gerakan sebanyak 10-20 kali gosokan kemudian berpindah ke gigi-gigi sebelahnya.53

Selain itu Walters, sebagimana dikutip oleh Notoatdmodjo

menjelaskan cara menyikat gigi yang mudah dilakukan anak-anak yaitu:1. Memulai dengan permukaan gigi luar atas,diawali dengan

geraham belakang,kemudian perlahan-lahan bergerak ke bagian tengah dan menyeberang ke sisi lain, posisi sikat gigi disesuaikan sehingga bulu sikat agak miring pada baris gusi dan gerakan melingkar dengan lembut pada satu atau dua gigi sekaligus.

2. Membersihkan permukaan gigi dalam atas dengan cara menyikat gigi dari belakang ke tengah,kemudian beralih ke sisi lain.Sikat gigi dipegang secara vertikal dan menggunakan bagian depan sikat, digerakkan sekali lagi dengan gerakan melingkar yang lembut.

3. Untuk permukaan mengunyah adalah dengan mendatarkan sikat gigi agar dapat membersihkan alur dan celah alamiah di geraham gigi.

4. Untuk gigi geligi pada rahang bawah umumnya sama dengan teknik di atas.

Dalam Pedoman Pelaksanaan (UKGS) juga dijelaskan pedoman sederhana dalam menyikat gigi, yaitu :1. Menggunakan Sikat gigi yang kecil dan pasta gigi yang

mengandung fluor.2. Berkumur-kumur sebelum menyikat gigi.3. Menyikat permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan

maju mundur dan pendek selama 2 menit dan sedikitnya 8 kali gerakan untuk setiap 3 permukaan.

53 Trisnawati Tjahyadi, dan Arroyan Dwi Andini, Gigi Sehat Ibadah Dahsyat, 44

Page 157: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 153

4. Menyikat permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit, mulut dan lidah dengan gerakan mencungkil.

5. Menyikat permukaan gigi yang menghadap pipi dan bibir rahang atas dan bawah.

6. Menyikat permukaan gigi yang dipakai untuk mengunyah makanan dengan gerakan maju mundur.

7. Setelah menyikat gigi dan menyimpan sikat gigi tegak dengan posisi kepala sikat di atas.

Menurut Andlaw (1992) dari keseluruhan cara menyikat gigi yang ada tidak terdapat satu pun cara menyikat gigi bisa dikatakan lebih baik dari yang lain dalam hal menghilangkan plak gigi, karena semua cara menyikat gigi memerlukan keterampilan tersendiri sehingga tidak dianjurkan memaksakan satu metode yang sulit dilakukan oleh anak untuk menyikat gigi.54

Dalam konsentrasi rendah dipertahankan dalam mulut. Fluoridasi adalah upaya menjaga kesehatan gigi dengan cara memberikan zat fluor pada gigi (Djuita, 1995). Fluor dapat mencegah karies dengan efektif karena mempunyai beberapa cara kerja yang berbeda. Fluor dapat bekerja secara sistematik melalui makanan, minuman. Fluor juga dapat dikonsumsi dalam bentuk tablet dengan cara kerja sistematik dalam dosis-dosis tertentu, selain juga dapat digunakan secara topikal langsung pada permukaan gigi55.

Menurut Djuita (1995) ada beberapa macam cara upaya fluoridasi yaitu:1. Fluoridasi Air Minum, adalah pemberian fluor dalam

dosis tertentu yang dimasukkan kedalam air minum yang digunakan sehari-hari, pemberian fluor dengan cara ini dilakukan secara sistematik.

2. Fluoridasi dengan Topikal Aplikasi, yaitu pemberian fluor pada gigi dengan cara pengolesan pada seluruh permukaan

54 Andlaw, Perawatan Gigi Anak (Jakarta: Wila Medika,1992), 21.55 Depkes RI, Panduan Promosi Kesehatan (Jakarta: Departemen

Kesehatan, 1997), 35.

Page 158: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi154

gigi dalam mulut, jadi perawatan Topikal Aplikasi bersifat lokal pada permukaan gigi. Selain dengan metode topical dapat juga melalui kegiatan kumur-kumur larutan fluor di sekolah.

3. Fluoridasi melalui Pasta Gigi, umumnya seluruh pasta gigi yang digunakan saat ini sudah mengandung zat fluor, sehingga penggunaan pasta gigi diharapkan dapat membantu fluoridasi bila digunakan dengan prosedur menyikat gigi yang benar.

4. Fluoridasi dalam bentuk tablet, artinya zat fluor dikemas dalam bentuk Tablet minum dalam dosis-dosis optimal yang dapat diberikan pada anak-anak sekolah melalui program UKGS maupun ibu-ibu hamil sebagai upaya menjaga kesehatan gigi agar dapat mencegah terjadinya karies gigi. Fluoridasi dalam bentuk tablet dianjurkan dengan menghisap tablet sebelum ditelaah karena efek preventif terhadap karies dapat lebih maksimal.56

E. Diet KontrolFaktor penting lain dalam upaya menjaga kesehatan

gigi adalah diet control yang berkaitan dengan frekuensi mengkonsumsi makanan dan yang mengandung karbohidrat. Menurut Tambun Tujuan pentingnya adalah mendorong sasaran penyuluhan agar mengendalikan frekuensi makanan berkarbohidrat, dimana karbohidrat dan gula merupakan faktor penting penyebab terjadinya karies gigi,57 Dan menurut Djuita diet kontrol dimaksud adalah mengupayakan mengkonsumsi jenis makanan yang berserat dan baik untuk kesehatan gigi karena

56 Depkes RI, Panduan Prosi Kesehatan (Jakarta: Departemen Kesehatan , 1997).

57 Lasrina Tambun, “Penyuluhan Kesehatan Gigi pada Anak Sumatra Utara” (tidak dipublikasikan) www, Re pository.ac.id (diakses tanggal 23 februari 2011)

Page 159: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 155

mampu membersihkan gigi serta menghindari jenis makanan yang dapat merusak gigi atau membantu terjadinya karies gigi58.

Beberapa jenis makanan yang baik untuk menjaga kesehatan gigi di antaranya:1. Menghindari terlalu banyak makan permen, kue kering,

coklat, peanut butter, dan makanan manis lainnya. Tidak dianjurkan untuk menjadi makanan cemilan.

2. Mengkonsumsi buah dan sayur yang banyak mengandung air, seperti buah Pir, Melon, Mentimun, Seledri.

3. Mengkonsumsi makanan yang mampu menghasilkan banyak air liur, sehingga membantu membersihkan sisa-sisa makanan di dinding gigi.

4. Mengurangi makanan yang melekat, seperti kismis, karamel, sirup, ketan, dodol. Makanan yang melekat sulit dibersihkan karena menempel di gigi. Pada dasarnya diit control berkaitan tentang pengaturan pola makan dan jenis makanan, dianjurkan mengkonsumsi makanan berserat dan berair karena bermanfaat untuk membersihkan gigi ketika digunakan mengunyah makanan, seperti buah tebu sangat baik untuk membersihkan gigi, buah-buahan yang mengandung air juga dapat membersihkan gigi. Disamping makanan yang baik untuk gigi juga perlu mengatur frekuensi makan-makanan yang mudah melekat pada gigi serta mengandung zat gula/sukrosa yang tinggi, karena pembentukan karies gigi sangat terkait erat dengan sisa makanan yang mengandung gula dan karbohidrat yang mudah menempel pada permukaan gigi.59 Djuita menjelaskan diet kontrol makanan dengan

mengklasifikasikan jenis makanan dalam hubungannya dengan

58 Iedah Djuita, Preventive Dentistry ( Jakarta: Depart emen Kesehatan RI ,1995), 22.

59 Depkes RI, Promosi Kesehatan (Jakarta: Departemen Kesehatan,2004), 12..

Page 160: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi156

kesehatan gigi, yaitu :1. Jenis makanan yang keras dan lunak, dapat menghambat

pembentukan plak gigi dibandingkan jenis makanan yang lunak, sehingga tidak mudah terbentuk karies.

2. Jenis makanan yang manis dan asin, makanan manis terutama jenis karbohidrat lebih disukai bakteri karena memudahkan bakteri dalam mulut untuk diuraikan menjadi zat asam yang menjadi penyebab kerusakan gigi.

3. Jenis makanan cair dan melekat, makanan cair dapat lebih menghambat pembentukan plak dan karies gigi daripada jenis makanan yang melekat.

4. Jenis makanan berupa zat tepung dan serat tumbuhan. Jenis makanan dari zat tepung sangat memudahkan pembentukan plak dan karies, sebaliknya serat tumbuhan justru mampu membersihkan gigi dari plak yang dapat menimbulkan karies.60

Menurut Hamsafir langkah-langkah untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah61 :1. Menyikat gigi 2 kali sehari.2. Ganti sikat gigi 3-4 bulan sekali. Pilih sikat gigi yang

bulunya lembut, sikat yang dapat menjangkau seluruh permukaan gigi.

3. Gunakan pasta gigi yang mencantumkan ADA untuk memastikan kandungan fluoride cukup untuk mencegah gigi berlubah karies.

4. Gunakan obat kumur.5. Gunakan alat bantu membersihkan gigi seperti benang.6. Hindari makan-makanan yang banyak gula dan manis

60 Iedah Djuita, Preventive Dentistry (Jakarta: Departemen Kesehatan RI ,1995), 12

61 Hamsafir, “Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut”, http:www.Infogigi.com. diakses tanggal 25 Februari 2011)

Page 161: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 157

seperti syirup, permen dan coklat.7. Minum air setelah makan.8. Membiasakan untuk makan buah-buahan segar dan berair

karena dapat membantu mengurangi serat-serat.9. Minum setelah makan

Beberapa Media Penyuluhan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003) metode yang dapat dipergunakan dalam penyuluhan kesehatan adalah:1. Media Poster, adalah suatu cara dalam menerangkan

dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara kelompok sasaran sehingga memperolehinformasi tentang kesehatan.

2. Metode Diskusi Kelompok, pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5–20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

3. Metode Curah Pendapat, yakni suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian.

4. Metode Panel, yaitu pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 (tiga) orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.

5. Metode Bermain Peran, metode ini berupa memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

6. Metode Demonstrasi, adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan

Page 162: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi158

bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

7. Metode Simposium, adalah serangkaian Posteryang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat62.

8. Metode Seminar, adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.

Dalam melakukan penyuluhan perlu persiapan (Promosi) antara lain adalah:1. Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil ”tahu” dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Penelitian yang dilakukan oleh Notoadmodjo (thn2003) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, didalam diri seseorang tersebut harus terjadi proses yang berurutan yaitu: awareness, interest, evaluation, trial, adoption. Apabila adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting), sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, tidak akan berlangsung lama.63

62 Soekidjo Notoadmodjo, Promosi Kesehatan dan Aplikasi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005 ), 35.

63 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, 41

Page 163: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 159

2. Perilaku merupakan hasil dari domain pengetahuan. Perubahan perilaku merupakan tujuan penting dari penyuluhan kesehatan yang terbentuk dari pengetahuan. Banyak definisi tentang perilaku. Berdasarkan pendapat-pendapat para pakar ilmu perilaku diantaranya menurut Soekanto dalam Maulana, menyebutkan bahwa perilaku merupakan cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut.64 Lewis dalam Notoatmodjo (2003) mendefinisikan perilaku sebagai hasil pengalaman dan proses interaksi dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan sehingga diperoleh keadaan seimbang antara kekuatan pendorong dan kekuatan penahan. Perilaku dapat berubah jika terjadi ketidakseimbangan antara dua kekuatan ini dalam diri seseorang.65

Skinner dalam Maulana merumuskan perilaku sebagai respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar), teori Skinner dikenal dengan teori ”S-O-R” atau Stimulus Organism Response, yang kemudian dibedakan adanya dua respons yaitu: Respondent Response atau Reflexive dan Operant Response atau Instrumental Response Reflexive merupakan respons terhadap stimulus tertentu yang menimbulkan response yang relative tetap semisal emosi, marah dan kegembiraan. Sedangkan Operant response merupakan respons yang timbul dan berkembang kemudian,66 oleh stimulus atau perangsang tertentu, termasuk kategori ini adalah penghargaan atau reward terhadap prestasi kerja.

Notoatmodjo (2003) menjelaskan perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.

64 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Penyelenggara Program Kesehatan Gigi dan Mulut dan Rencana Pembangunan Lima tahun Bidang Kesehatan (Jakarta: Departemen Kesehatan, 1995)

65 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)

66 Heri Maulana, Promosi Kesehatan (Jakarta: EGC, t.th), 53.

Page 164: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi160

Dari keterkaitan ilmu perilaku dan kesehatan maka muncullah definisi tentang perilaku kesehatan, diantaranya oleh Notoatmodjo, bahwa perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.67 Tingkat kecerdasan mental anak bertujuan untuk menstimulasi mental anak menjadi berani dan percaya diri.

Tumbuh kembang anak tak hanya didukung dari asupan makanan bergizi, tetapi juga dari pertumbuhan emosi dan mental. Untuk itu, diperlukan berbagai stimulasi agar menimbulkan mental buah hati.

Menurut Prita Pratiwi selaku psikolog anak “Sudah mulai banyak ibu yang menyadari bahwa perkembangan anak tidak hanya dari sisi intelektual, tetapi juga dari emosi. Berbagai stimulasi dapat diberikan sejak dini agar anak dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan”. Karena peran orang tua sangat penting dalam tumbuh kembang anak, orang tua pun harus lebih bijak menyikapi segala hal yang dapat menstimulasi perkembangannya, baik intelektual maupun mental. Intinya, biarkan anak bebas berekspresi.

Ada banyak cara untuk mengembangkan bakat anak. Dari meberikan permainan-permainan yang melatih ketangkasan hingga mengikutsertakan anak pada lomba bakat anak. Lomba-lomba bakat disinyalir dapat menstimulasi perkembangan mental anak. Selain mengasah bakat yang dimilikinya, lomba dapat memicu anak untuk mengeksplorasi diri dan lingkungan, sehingga ia kelak tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan berani.68

Dari paparan di atas penyuluhan kesehatan gigi dan mulut akan berjalan baik apabila dibarengi dengan kecerdasan spiritual dalam lingkup agama Islam, misalnya Rukun Islam dan Rukun Iman merupakan pedoman hidup dalam berumah tangga dan bermasyarakat untuk mencapai kebahagian di akhirat.69

67 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan, 2768 Jurnal Anda Nurlaila, Febry Abbdinnah, Cara Tingkatkan Kecerdasan

Mental Anak, 69 Prof. Dadang Hawari, Agama Sumber Kesehatan Jiwa dan Raga,

Page 165: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mempromosikan Kesehatan Gigi 161

A. KESIMPULANBerdasarkan hasil analisis penelitian Pengaruh Penyuluhan

Kesehatan Gigi dan Mulut dengan menggunakan media poster dan media leaflet efektif dalam meningkatkan pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan mulut OHIS (Oral Hygene Index Simplified) serta kecerdasan spiritual pada murid-murid Sekolah Dasar Widuri Lebak Bulus Jakarta Selatan 2012.

Adanya pengaruh signifikan dari hasil penelitian dari pre test dan post test pada skor OHIS. Terlihat tingkat kebersihan gigi dan mulut sebelum diberi penyuluhan OHIS 2.3806 dan setelah diberi penyuluhan OHIS 0.7903 dari seluruh murid kelas 1 s/d 6 SD Widuri Lebak Bulus, Jakarta Selatan sejumlah 103 anak yang diperiksa sebagai responden seluruhnya serta standart deviasi 35714 serta standart eror mean 03519 terlihat bahwa rata-rata skor post test lebih kecil dari pre tets, artinya penilaian pada post test lebih baik dari pre test

Terlihat bahwa rata-rata skor post-test lebih kecil dari pre-test artinya penilaian pada post-test lebih baik dari pre-test.

PENUTUP

BABV

Page 166: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi162

Pengetahuan Post-Test

Berdasarkan metode yang digunakan bahwa nilai pengetahuan sebelum dilakukan intervensi pada kelompok responden dengan metode media poster dan media leaflet pada murid-murid Sekolah Dasar Widuri kelas I – VI ada perbedaan skor post-test untuk kelompok murid yang diberikan metode promosi dimana terlihat bahwa nilai sig sebesar 0,0000 < 0,05 artinya ada perbedaan yang signifikan antar skor pre-test dan post-test lebih rendah dari pre-test atau dengan kata lain melalui pengukuran OHIS (Oral Hygene Index Simplified) pada post-test lebih baik dari pre-test.

Terlihat bahwa rata-rata skor Post-Test lebih besar dan Pre-Test artinya penilaian pada Post-Test lebih baik daripada Pre-Test.

Dari hasil statistis yang telah diteliti bahwa terdapat hasil dengan penyuluhan dengan media poster terjadi penurunan OHIS menjadi lebih baik sebesar 41kali sehingga pengetahuan lebih meningkat sebesar 41 kali sedangkan dengan hasil media leafet terjadi penurunan OHIS sebesar 34 kali dan pengetahuan menjadi meningkat 34 kali dan tanpa menggunakan media penurunan OHIS 25 kali serta pengetahuannya juga meningkat hanya 25 kali.

Media penyuluhan dengan menggunakan media poster dan media leaflet sering dilakukan dengan harapan dapat menyampaikan informasi dan meneguhkan sikap yang positif terhadap topik yang tersampaikan dalam informasi. Media poster dan leaflet memiliki peran untuk mengubah atau meneguhkan sikap audiensi sesuai dengan keinginan yang diharapkan. Keberhasilan metode poster dan leaflet ini ditentukan oleh kemampuan penyuluh untuk menyampaikan informasi tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut pada murid-murid Sekolah Dasar Widuri Jakarta Selatan. Meskipun demikian metode penyuluhan dengan menggunakan media poster dan media leaflet merupakan suatu metode yang efektif untuk meneguhkan sikap responden untuk mencapai tujuan dengan mengatur alur waktu penyuluhan kepada responden yang bersifat dua arah sehingga harapan yang dituju dapat tercapai.

Page 167: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 163

B. SARAN-SARANKesimpulan dari penelitian ini dapat diambil saran untuk

upaya pencegahan penyakit karies gigi/lubang gigi terhadap pengetahuan tingkat kebersihan gigi dan mulut pada murid-murid Sekolah Dasar Widuri Cilandak, Jakarta Selatan.

Upaya pencegahan penyakit karies gigi/lubang gigi dilakukan setelah mengidentifikasi karakteristik responden dengan mempertimbangkan pengetahuan dan perilaku responden mengenai tingkat kebersihan gigi dan mulut sebelum dilakukan intervensi.

Untuk Puskesmas Kecamatan Cilandak Barat, Jakarta Selatan perlu kerja sama membuat program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) di Sekolah Dasar Widuri Lebak Bulus Jakarta Selatan, berupa kegiatan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut (promotif), pencegahan penyakit gigi dan mulut (preventif), dan perawatan gigi dan mulut yang bermasalah (kuratif), sehingga murid-murid mengetahui dan mengerti bagaimana memelihara kesehatan gigi dan mulut sejak dini.

Perlu diadakan kegiatan-kegiatan seperti promotif, preventif, kuratif secara berkala dan sikat gigi massal, lomba gigi sehat yang bertujuan dapat memotivasi murid-murid untuk mempunyai kebiasaan dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut sejak dini.

Untuk Sekolah Dasar Widuri Jakarta Selatan, untuk UKS/UKGS agar dapat bekerja sama dengan Puskesmas setempat seperti kegiatan penyuluhan, pencegahan dan perawatan pada gigi yang bermasalah. Para guru juga disarankan bekerja sama dengan para orang tua murid untuk ikut berrtanggung jawab terhadap kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak atau murid-murid terutama dalam menanamkan perilaku yang positif serta menanamkan perilaku bersih dan sehat khusus dalam ibadah selalu mengingatkan kepada murid-murid agar selalu hidup bersih dan sehat (gigi sehat, ibadah dahsyat).

Untuk responden (murid-murid) Sekolah Dasar Widuri Lebak Bulus Cilandak, Jakarta Selatan disarankan agar anak-anak dapat lebih meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dengan

Page 168: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi164

rajin menggosok gigi 3 kali sehari, minimal 2 kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur malam, perbanyak makanan yang berserat dan berair, menghindari makanan yang manis-manis dan yang mudah melekat pada gigi, kontrol ke klinik gigi atau dokter gigi terdekat setiap 6 bulan sekali sehingga apabila ada kelainan dapat diketahui dan ditangani sedini mungkin.

Untuk jurusan keperawatan gigi KEMENKES (Kementerian Kesehatan) Jakarta I Cilandak Jakarta Selatan agar dapat bekerja sama dengan bagian pendidikan untuk membuat program dalam memberikan penyuluhan pengetahuan terhadap murid-murid sekolah dasar Widuri Cilandak Jakarta Selatan baik promotif, preventif dan kuratif.

Untuk bagian pendidikan UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta agar dapat bekerja sama dengan pihak pendidikan UIN, MOU dengan POLTEKES (Poli Teknik Kesehatan) KEMENKES Jakarta I jurusan Keperawatan Gigi Cilandak Barat Jakarta Selatan.

Untuk peneliti lain perlu dilakukan penelitian tentang intensitas keadaan karies gigi, kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut sehingga dapat dijadikan sebagai perbandingan dengan hasil penelitian ini.

Page 169: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 165

Abdul Ghafur, Buku Pintar Kesehatan Gigi dan Mulut (Yogyakarta: Mitra Buku, 2012), 5

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997), cet ke-1, 51

Ahsin W. Alhafidz, Fikih Kesehatan (Jakarta, Amzah, 2007) 9-13Ahsin W. Alhafidz, Fikih Kesehatan (Jakarta, Amzah, 2007) 9-13Al-Hafidzh Ahsin W. A. A, Fikih Kesehatan (Jakarta: Amzah,

2007).Alkitab, Ibrani 9:1Anda Nurlaila, Febry Abbdinnah, “ Cara Tingkatkan Kecerdasan

Mental Anak” Andlaw, Perawatan Gigi Anak (Jakarta: Wila Medika, 1992).Anggreni, Eka, “Frekwensi Karies gigi Molar Satu Tetap Pada Anak

Usia 8-10 tahun pada pengunjung Klinik Jurusan Kesehatan Gigi Poltekes Jakarta I” (2002), Resbinnakes

Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ (Jakarta:Penerbit Arga 2001) cet ke-1, 57.

Daftar Pustaka

Page 170: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi166

B. Houtwink Dlek, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994).

Budiharto, “Pengetahuan tentang Gigi dan Mulut dengan DMF-t pada anak sekolah” (1994)

Creswell John W, “Pedoman Pelaksanaan Usaha kesehatan Gigi Sekolah” (Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Direktorat Kesehatn Gigi, 1996).

_____, Indonesia Sehat 2010 (Jakarta: Kemenag RI, 2012) _____, Panduan Promosi Kesehatan (Jakarta: Departemen

Kesehatan, 1997). _____,Promosi Kesehatan (Jakarta: Departemen Kesehatan,

2008) _____, Promosi Kesehatan Komitmen Global Dari Otawa-

Jakarta, Nairobi Menuju Rakyat Sehat (Jakarta: Departemen Kesehatan, 2009)

_____, Perkembangan dan Tantangan Masa Depan Promosi Kesehatan di Indonesia Dari Propaganda Sampai Promosi Kesehatan (Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2011).

_____, Buku Panduan Strategi Promosi Kesehatan di Indonesia (Jakarta: Departemen Kesehatan, 2000).

_____, Penyelenggara Program Kesehatan Gigi dan Mulut dan Rencana Pembangunan Lima tahun Bidang Kesehatan (Jakarta: Departemen Kesehatan, 1995)

Creswell John W, Research Desing; “Qualitative & Quantitative Approach (London: SAGE Publication, Inc, 1994)

Dadang Hawari “ Agama Sumber Kesehatan Jiwa dan Raga” Dalam Pertemuan di Kedutaan Besar RI di Athena, 2012

Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1995), 155.

Damayanti ., “ Pengetahuan Tentang Gigi Dan Mulut dengan DMF-t Pada Anak Sekolah” Jakarta 2002

Page 171: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 167

Depkes RI Direktorat Jenderal Pelayanan,Medik, Direktorat Kesehatan Gigi, 1996) 63.

Depkes Pedoman Pelaksana Usaha Kesehatn Gigi Sekolah Depkes RI, Indonesia Sehat 2010 (Jakarta: Kemenag RI, 2012),

16Djuita, Iedah, Preventive Dentistry (Jakarta: Departemen

Kesehatan RI , 1995).Djuita, Ani dkk, “Hubungan Kualitas Pelayanan Dan Promosi

Terhadap Hasil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Dati II Blora” (1998) Penelitian.

Dlek, B. Houtwink, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994).

E.H. Sundoro “Praktek Preventive Untuk Penanggulangan Karies” (1998)

Fountain, Kesehatan,Alkitab dan Gereja ( Jakarta, EGC, 2010 ),16-18

Gocman, D.S, Health Behavior Emerging Research Perspectives (New York: Plenum Press, 1998).

Hamsafir, “Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut”, http:www.Infogigi.com. diakses tanggal 25 Februari 2011).

Hawari, Dadang “Agama sumber Kesehatan Jiwa dan Raga” Dalam pertemuan di Kedutaan Besar RI di Athena, 2012.

Herijulianti, Elisa, dkk. Pendidikan Kesehatan Gigi ( Jakarta: t.p, 2001) 66, 101.

Iedah Djuita, Preventive Dentistry ( Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 1995), 22.

Iwany Amalliah dalam penelitiannya “Penatalaksanaan Program UKGS Mandiri SD Sumbangsih Jakarta” (1997).

J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Rajawali Pers, 1989) cet. Ke-1, 480.

Joyce Meyer, Disembuhkan Dalam Nama Yesus (Tangerang,

Page 172: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi168

GOSPEL PRESS) 5Jurnal Anda Nurlaila, Febry Abbdinnah, Cara Tingkatkan

Kecerdasan Mental Anak.K. Almas, Abstract Journal Of The Effect Of Salvadora Persica

Extract ( Miswak) And Chlorexidine Gluconate on Human Dentin, Departemen Of Preventive Dental Sciences, King Soud University college of Dentistry ( Riyadh: Kingdom Of Saudi Arabia, 1995 )

Kemenkes RI, Promosi Kesehatan Komitmen Global dari Ottawa-Jakarta-Nairobi Menuju Rakyat Sehat (Jakarta: FKM UI, 2011).

Kid, E. A M, and Bechal, S.J, Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya. Alih Bahasa Narlan Sumawinata dkk (Jakarta: EGC, 1992).

Kidd, E.A.M, and Bechal, S.J., 1992, Dasar-Dasar Karies, Penyakit dan Penanggulangannya, Alih bahasa: Marlan Sumarnata & Safrida Faruk, (Jakarta: EGC, t.th).

Kountur, Ronny, Metode Penelitian untuk penulisan Skripsi dan Tesis (Jakarta: PPM, 2005).

M. Ragai Al Mostehy and Friends “ siwak As An Oral Health Device” Journal Pharmacology, Departement Of Odonthology, Faculty of Dentistry ( Kuwait, University of Kuwait, 1998).

Marsh PD, “Antimicrobial Strategies in the prevention of Dental Caries” (J Car Res 1993).

Mary Bellys, Inventors About,eom /od/ dstartinventions/ dentistry_ 2.htm, History of Dentistry and Dental Care di akses 30 juli 2012

Maulana, Heri, Promosi Kesehatan (Jakarta: EGC, t.th).Meliala, Andyda, Successful Parenting; 41 Tip Mencetak Anak

Cerdas Berkakrakter (Jakarta: ByPass, 2012).Mohammad Ali dan Marpuji Ali, Madzab al-Maun Tafsir Ulang

Praktis Pendidikan Muhammadiyah (Yogyakarta: Abe Offset, 2005), 98

Page 173: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 169

Monty P. Satiadarma & Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta : Pustaka Populer Obor, 2003) cet. Ke-1. 46

Muhammad Bahnasi, Shalat Sebagai Terapi Psikologi (Bandung, Mizania, 2007)

Muhammad Bahnasi, Shalat Sebagai Terapi Psikologi (Bandung, Mizania, 2007)

Noor, G. Rizali, “Mempersiapkan Praktek Dokter Gigi Menjelang Indonesia Sehat 2010”, (UI, 2010) Penelitian

Notoatmodjo.Soekidjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (Jakarta: Rineka Cipta, 2003).

_____, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007).

_____, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005).

_____,, Ilmu perilaku Kesehatan (Jakarta: Rineka Cipta, 2002).

Prodi Kedokteran Gigi, “Cakradonya Dental” (Prodi Kedokteran Gigi FK Universitas, 2010) Jurnal.

Promosi Kesehatan Komitmen Global Dari Ottaw-Jakarta-Nairobi Menuju Rakyat Sehat (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Purwaningsih, Endang dkk “Program Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Dalam Peningkatan Status Kesehatan Gigi Anak Sekolah” (2002).

R.R Darwita, Nurlaila AM, dkk, “Hubungan Antara Status Gizi Dengan Karies Gigi pada murid Sekolah Dasar kecamatan Karangantu” (2005).

Ratih Ariningrum, Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut (Jakarta: Hipocrates, 2007), 15.

Rehulina, “ Gambaran Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S)” penelitian cara memelihara Kebersihan Gigi dan Mulut pada Murid SD N. kelas IV danV thun 2012 ( Jakarta:Poltekes Kemenkes, 2012 ).

Page 174: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi170

Reich. E. Lussi A & Newbrun, E, “Caries-risk Assesmet” International Dental Jurnal, 1999.

Simbolon, Bintang H, “Hubungan Perilaku Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak-Anak Usia 12-13 Tahun di SDN II Rajabasa Bandar Lampung” (2004)

Sudrajat, Media Pembelajaran Penyuluhan Kesehatan (Jakarta: EGC, 2009).

Suwelo, Karies Gigi Pada Anak dengan Berbagai Faktor Etiologi (Jakarta: EGC, 1992).

_____, Peranan Pelayanan Kesehatan Gigi Anak (Jakarta: EGC, 1997).

Tambun, Lasrina “Penyuluhan Kesehatan Gigi pada Anak Sumatra Utara” (tidak dipublikasikan) www, Re pository.ac.id (diakses tanggal 23 februari 2011)

Tim Peneliti Sub Dinas Bina Program Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang, SDKG (Data Survey Karies Gigi) 2003.

Toni Buzan, Kekuatan ESQ: 10 Langkah Meningkatkan Kecerdasan Emosional Spiritual, terjemahan Ana Budi Kuswandani (Indonesia: PT Pustaka Delapratosa, 2003) cet. Ke- 1, . 6.

Trisnawati Tjahyadi, Arroyyan Dwi Andini, Gigi Sehat Ibadah Dahsyat (Jogyakarta: Pro-U Media, 2011).

Vardit R- Chaime., The Siwak: A Medieval Islamic Contribution in Dental Care, Journal Royal Asiatic Soc, 3vol 2, part l, 1992,p.13.

Wikins, Clinical Practice of Dental Hygienst,( t.k: t.p, 2005),13INTERNET:Andreas Erick Haurissa, “Bagaimana dan Kapan Gigi Anak Mulai

Tumbuh?” dari http://www.tanyadok.com/anak/bagaimana-dan-kapan-gigi-anak-mulai-tumbuh, diakses tanggal 14 Pebruari 2013, pukul 10.00 WIB.

Cut Chairun Nisa, “Islam dan Kesehatan Gigi”, definisi promosi-kesehatan.html#ixzz221hmGHyM diakses 28 Juli 2012, pukul 20

Page 175: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 171

WIB.htt://www.khairul-anas.com/2012/04/http ://www. incisorsandmolars. com /dental articles/index, html,

oothbrush History, di akses 26 Juli 2012http://jangkriktertawa.wordpress.com/2009/10/19/26/, diakses tanggal

26 Juli 2012, pukul 17.00 WIB. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph. diakses tanggal 16

Pebruari 2013, pukul. 09.27 WIB. http://muhsyafar.blogspot.com/2010/11/satuan-acara-penyuluhan-

kesehatan-gigi.html. diakses tanggal 9 Pebruari 2012, pukul 16.00 WIB.

http://nunungnugraha.wordpress.com/2012/01/05/upaya-kesehatan-gigi-dalam-mendukung-mdgs/, diakses tanggal 25 Juli 2012, pukul 13.00 WIB.

http://oshiennisa.com/2010/09/artikel-islam-dan-kesehatan-gigi-kata.html.diakses tanggal 23 November 2012, pukul. 12.00 WIB.

http://perawatangigisehat.com/2011/04/gigi-sehat.html, diakses tanggal 30 Juli 2012, pukul 17.30. WIB.

http://tkhompimpah.blogspot.com di akses /02 Desember 2012http://triharyantod4.blogspot.com/2012/09/kesehatan-gigi-dalam-

tinjauan-islam.html. diakses tanggal 25 Nopember 2012, pukul. 16.00 WIB.

http://triharyantod4.blogspot.com/2012/09/kesehatan-gigi-dalam-tinjauan-islam.html. diakses tanggal 25 Nopember 2012, pukul. 16.00 WIB.

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=penyuluhan%20kesehatan%gigi%20dan%20mulut%20pada%20anak%20& source=web&cd.bmk. diakses tanggal 10 Pebruari 2012, pukul 17.00 WIB.

http://www.khairul-anas.com/2012/04/definisi-promosi-kesehatan.html#ixzz221hmGHyM. Diakses 28 Juli 2012, pukul 20.00 WIB.

http://www.permataindonesia.ac.id/2012/konsep-dasar-promosi-kesehatan.html, diakses tanggal 26 Juli 2012, pukul 16.00 WIB.

http://www.permataindonesia.ac.id/2012/konsep-dasar-promosi-kesehatan.html, diakses tanggal 26 Juli 2012, pukul 16.00 WIB.

Page 176: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi172

http://www.permataindonesia.ac.id/2012/konsep-dasar-promosi-kesehatan.html, diakses tanggal 27 Juli 2012, pukul 20.30 WIB.

http://www.permataindonesia.ac.id/2012/konsep-dasar-promosi-kesehatan.html, diakses tanggal 27 Juli 2012, pukul 20.30 WIB.

http://www.prasko.com/2011/01/visi-dan-misi-promosi-kesehatan.html, diakses 26 Juli 2012 pukul. 19.00 WIB.

http://www.prasko.com/2011/01/visi-dan-misi-promosi-kesehatan.html, diakses 26 Juli 2012 pukul. 19.00 WIB.

http://www.wulandariulan.co.id/2008/11/sejarah-singkat - promosi- kesehatan.html.di akses 15 Juli 2012 pulul 10.00 WIB.

Lasrina Tambun, “Penyuluhan Kesehatan Gigi pada Anak Sumatra Utara” (tidak dipublikasikan) www, Re pository.ac.id (diakses tanggal 23 februari 2011)

Mujtahid, “Mendidik Anak Berbasis Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient).”http:www.uinmalang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2218:mendidikanak-berbasis-kecerdasan-spiritual-spiritual-quotient&catid=35;artikel-dosen&itemid=210. Diakses tanggal 28 Januari 2013,pukul 09.00 WIB.

Rosalina Deasy, “Perawatan Gigi Dalam Pandangan Islam.” Dalam:http://wanita.com/2012perawatan-gigi-orthodonti-dalam.html.

Tuhana Taufiq Andrianto, “Pentingnya Mengasah Kecerdasan Spiritual Anak”. http://komunitaspendidikan.com/index.php/opini/pentingnya-mengasah-kecerdasan-spiritual-anak/61. diakses tanggal 02 Pebruari 2013. Pukul 13.30 WIB

www.masoofi.com/index.php?function=pa°e&page_id=52. Dr MA Soofi. Jtfedical Science and Islamic History,?akistan, di akses 15 Juli 2012

Page 177: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 173

GlosariumKronis gigi : Merupakan penyakit kronis bersifat

konvensibel dimana kerusakan pada gigi tidak dapat sembuh seperti luka jaringan, bila dibiarkan berlanjut akan menyebabkan kehilangan gigi dan kemudian akan mempengaruhi proses pengunyahan, fungsi bicara dan penampilan estetik.

Agama : System yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan cara peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta kaidah yang berhubungan dengan manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan atau alam

Sehat : Suatu keadaan yang sempurna, baik fisik, mental social dan spiritual tidak hanya beban dari penyakit atau kelemahan, kecacatan.

Spiritual : Keyakinan dalam hubungannya dengan yang maha pencipta dan maha kuasa

Kesehatan : Keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Page 178: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi174

Responden : Orang atau sekelompok orang yang menjawab pertayaan yang diajukan oleh pewawancara maupun yang menjawab pertanyaan melalui system administrasi misalnya, proses surat menyurat dengan mengisi lembar pertanyaan.

OHIS : Oral Itygiene Index Simplefied mengukur kebersihan gigi dan unsure yang terdiri dari derbis indeks dan kalkulus indeks merupakan penjumlahan dari debris indeks dan calcius indeks.

Debris Indeks : Nilai (skor) dari endapan lunak yang terjadi karena adanya sisa makanan yang melekat pada gigi.

Kalkulus Indeks : Nilai (skor) dari endapan keras yang dapat ditemukan di sebelah koronal dari tepi gingiva yang menempel pada permukaan gigi.

Indeks : Angka yang menyatakan suatu keadaan kliniks.

Usia : Lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan)

Pit : Titil awal kerusakan gigi

Plak : Sisa makanan dan kuman yang melekat pada permukaan gigi gusi dan permukaan lidah.

Promosi kesehatan : Proses pemberdayaan/memandirikan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan melindungi kesehatanya melalui peningkatan kesadaran, keamauan dan kemampuan serta pengembangan lingkungan sehat.

Page 179: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 175

Informed consent : Persetujuan untuk melaksanakan suatu tindakan.

Promotif : Upaya menjaga kesehatan gigi

Prefentif : Upaya mencegah kesehatan gigi

Kuratif : Upaya pengobatan gigi

Flour : Obat untuk mencegah terjadinya lubang gigi yang efektif.

Topical aplikasi : Pemberian flour pada gigi dengan cara pengolesan pada seluruh permukaan gigi dalam mulut (perawatan bersifat lokal pada permukaan gigi)

Bucal : Bagian gigi yang menghadap ke pipi

Labial : Bagian gigi yang menghadap ke bibir

Lingual : Bagian gigi yang menghadap ke lidah

Palatal : Bagian gigi yang menghadap ke langit-langit

Paradigma Sehat : Gerakan pembangunan yang berwawasan kesehatan

Indeks DMF-T : Indeks DECAY FILLING-TOOTH mengukur tingkat keparahan penyakit karies gigi

IQ (Intelegenci Quotient): Kemampuan untuk berpikir

EQ (Emotional Quotient): Kecerdasan manusia dalam dalam mengendalikan emosi, menimbulkan rasa empati, memahami perasaan diri dari orang lain serta cara mengendalikan dirinya.

SQ (Spiritual Quotient): Kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitras menuju manusia yang seutuhnya

Page 180: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi176

(hanif) dan memiliki pola pikir tauhid (integralistis) serta berperinsip hanya karena Allah.

Sonde : Alat untuk memeriksa debris pada permukaan gigi

Kaca Mulut : Alat untuk memeriksa atau melihat gigi dalam mulut

Analisa univanat : Dilakukan untuk menggambarkan frekuensi dan presentasi masing- masing kelompok

Analisa bivariat : Membandingkan skor pre test dan post test

Analisi anova : Melihat apakah ada perbedaan secara post test untuk kelompok siswa yang diberi metode promosi dengan yang tidak diberi metode promosi.

Page 181: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 177

Indeks

A

Abi Zib’in 120, 169Abudin Nata 122, 169Abu Hurairah 120, 169Abu Malik 52, 169Advocate 41, 114, 169Advokat 41, 114, 169Agama Islam v, 51, 169Agama Kristen v, 51, 169Ahmad 53, 62, 63, 121, 169Alkitab 70, 71, 72, 149, 150, 169Allah 51, 52, 53, 54, 55, 56, 58,

62, 63, 65, 66, 67, 69, 70, 71, 120, 121, 122, 123, 128, 129, 138, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 148, 149, 150, 168, 169

Allah SWT 51, 55, 56, 58, 65, 66, 141, 143, 145, 169

Arroyan Dwi Andini 54, 74, 135, 136, 152, 169

Athena 17, 169

B

Bersiwak 54, 169Blora 13, 169Booklet 17, 104, 169Bucal 21, 22, 109, 110, 167, 169Budiharto 10, 169Bukhari 53, 58, 63, 120, 135, 169

C

California 6, 169Community action 39, 169

D

Dadang Hawari 17, 122, 160, 170Debris 16, 19, 20, 21, 50, 94, 107,

108, 109, 166, 170Dlek 83, 170DMF 10, 11, 44, 84, 116, 167, 170

E

Efektif 8, 13, 28, 170

Page 182: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi178

E.H. Sundoro 11, 170Enable 42, 114, 170EQ 123, 124, 167, 170Evaluasi 88, 170

F

Fountain 70, 71, 149, 150, 170

G

Gajah Mada University 83, 170Gereja 70, 71, 149, 150, 170

I

Ibn Majjah 142Ibrani 71, 150, 170Internasional 12, 29, 30, 34, 35,

36, 170IQ 124, 130, 167, 170IUHPE 36, 170

J

Jakarta 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 26, 30, 34, 41, 47, 54, 70, 71, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 83, 84, 87, 88, 94, 97, 103, 104, 106, 117, 120, 122, 123, 124, 130, 131, 136, 149, 150, 153, 154, 155, 158, 159, 161, 162, 163, 164, 170, 172

Jogjakarta 29, 171

K

Kalkulus 50, 94, 166, 171Karies Gigi 1, 10, 12, 83, 84, 85,

171Kemenkes 30, 171

Kesehatan v, vi, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 23, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 40, 41, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 50, 51, 53, 54, 62, 70, 71, 73, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 84, 87, 103, 104, 106, 107, 111, 114, 115, 117, 118, 119, 120, 122, 134, 135, 136, 137, 140, 141, 149, 150, 151, 153, 154, 155, 156, 157, 158, 159, 160, 10, 48, 163, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 23, 28, 29, 30, 81, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 40, 41, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 50, 51, 53, 54, 62, 70, 71, 73, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 84, 87, 103, 104, 106, 107, 111, 114, 115, 117, 118, 119, 120, 122, 134, 135, 136, 137, 140, 141, 149, 150, 151, 153, 154, 155, 156, 157, 158, 159, 160, 161, 163, 164, 165, 171, 9, 82, 84, 87, 103, 106, 107, 111, 115, 117, 120, 122, 134, 135, 117, 118, 119, 120, 104, 171, 114, 159, 135, 136, 137, 140, 141, 149, 150, 151, 153, 154, 155, 156, 157, 158, 159, 160, 161, 163, 164, 165, 171, 78, 81, 161, 164, 81

Kesehatan gigi dan mulut 87, 135, 171

Page 183: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi 179

Ketapang 12, 171Kountur 13, 171

L

Labial 21, 22, 109, 167, 171Lampung 10, 171Lebak Bulus 8, 9, 13, 14, 17, 26,

87, 91, 97, 103, 117, 120, 140, 161, 163, 171

Lingual 21, 22, 109, 110, 167, 171London 27, 171Lukman 121, 171

M

Maulana 80, 81, 159, 171Mazmur 71, 150, 171Mediate 42, 114, 171Menyikat gigi 73, 74, 78, 151,

152, 156, 172Muhammad Zaki Suwaidan 56,

143, 172Mujtahid 6, 123, 125, 129, 132,

172Muslim 52, 53, 55, 58, 63, 68,

135, 142, 147, 172

N

Nabi Muhammad 5, 53, 57, 58, 62, 172

New York 3, 43, 116, 172Notoatmodjo 17, 18, 54, 78, 80,

81, 82, 104, 135, 157, 158, 159, 160, 172

O

OHIS 11, 16, 27, 28, 93, 94, 95, 96, 97, 96, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 116, 161, 162,

166, 172Outcome evaluation 40, 172

P

Partisipasi pendidikan kesehatan 39, 172

Pelayanan medic gigi 4, 5, 172Penyakit 1, 2, 39, 44, 70, 72, 82,

83, 116, 149, 172Poltekes Jakarta 11, 172Poster v, 14, 15, 16, 17, 18, 26, 27,

28, 79, 92, 100, 103, 104, 105, 106, 120, 157, 172

Post test 14, 95, 172PPM 13, 172Pre test 15, 94, 95, 172Primary care 39, 172Promosi kesehatan 5, 32, 33, 36,

37, 39, 43, 115, 166, 172Puskesmas 5, 10, 13, 14, 45, 118,

163, 172

R

rehabilitatif 5, 7, 37, 173Ronny 13, 173

S

SD 4, 12, 13, 14, 17, 28, 49, 87, 97, 103, 119, 120, 140, 161, 173

SD Widuri 14, 17, 87, 97, 103, 120, 140, 161, 173

Sehat vi, 1, 3, 5, 12, 13, 30, 41, 43, 51, 73, 74, 84, 115, 117, 135, 136, 140, 151, 152, 165, 167, 173

Simbolon 10, 173SKRT 7, 173

Page 184: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Mempromosikan . Kesehatan Gigi. iii. Daftar Isi. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Adelina Barus

Mempromosikan Kesehatan Gigi180

Social determinant of health 38, 173

Spiritual 8, 13, 16, 17, 123, 124, 125, 126, 128, 129, 130, 131, 132, 165, 167, 173

SQ 123, 124, 126, 128, 131, 167, 173

STD 4, 173Sudrajat 6, 173Suharsono 130, 173Sumatra Utara 76, 154, 173Suwelo 1, 2, 173

T

Trisnawati Tjahyadi 1, 3, 54, 73, 74, 135, 136, 151, 152, 173

U

UI 12, 13, 30, 35, 173UKGS 4, 5, 7, 8, 10, 12, 14, 45,

72, 74, 76, 150, 152, 154, 163, 173

UKS 4, 45, 120, 140, 163, 173

W

WHO 30, 35, 36, 37, 41, 46, 82, 84, 114, 174

Y

YKGI 2, 174Yogyakarta 1, 54, 83, 119, 122,

125, 135, 137, 141, 174