7

Click here to load reader

Mencintai Bahasa Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mencintai Bahasa Indonesia

Mencintai Bahasa Indonesia

Setiap negara di dunia memiliki bahasa kesatuan, yaitu bahasa yang

digunakan untuk berkomunikasi dengan penduduk atau siapapun. Bahasa

dari setiap negara tidaklah sama meskipun di beberapa negara

menggunakan satu bahasa utama yang sama seperti bahasa Inggris di

sebagian daratan Eropa, Amerika, dan Asia; bahasa Arab di beberapa negara

di daerah Timur Tengah dan beberapa negara di benua Afrika yang masih

berdekatan dengan daerah Timur Tengah; dan bahasa-bahasa lain. Bahasa

digunakan untuk menyatukan berbagai macam manusia. Dengan bahasa

komunikasi bisa berjalan lancar. Sehingga keberadaan bahasa di dunia

sangatlah penting. Meskipun bahasa resmi di setiap negara sebagian besar

berbeda namun mereka tetap bisa saling berkomunikasi dengan beberapa

bahasa yang dikenal sebagai bahasa kedua seperti misal bahasa Inggris,

bahasa Arab, dan lain sebagainya.

Di Indonesia sendiri, bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan

seperti yang tertuang dalam Sumpah Pemuda bahwa bahasa Indonesia

adalah bahasa persatuan rakyat Republik Indonesia. Namun selain bahasa

Indonesia, di Indonesia akan banyak ditemui bahasa-bahasa suku dari

berbagai daerah, seperti misal bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Sasak,

bahasa Betawi, dan bahasa-bahasa suku lainnya.

Karena budaya Indonesia yang ragam menjadikan Indonesia memiliki

ribuan bahasa yang berbeda. Dan bahasa-bahasa tersebut merupakan

warisan budaya yang sangat berharga. Karena belum tentu negara-negara

lain memiliki bahasa sebanyak bahasa-bahasa di Indonesia. Namun sebagai

bentuk persatuan antar budaya, masyarakat Indonesia tetap mempelajari

dan mengajarkan kepada anak-anak mereka bahasa Indonesia.

Page 2: Mencintai Bahasa Indonesia

Sebagai bentuk usaha mempelajari bahasa Indonesia, masyarakat

Indonesia yang berprofesi di bidang pendidikan tetap memberikan

pengajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dari tingkat sekolah dasar

hingga tingkat perkuliahan. Hal ini dimaksudkan agar bahasa Indonesia tetap

menjadi bahasa yang utama di Indonesia dan agar masyarakat Indonesia

memahami betapa bahasa Indonesia juga sama pentingnya dengan bahasa-

bahasa asing lainnya.

Ada sebagian orang berpendapat, mengapa kita masih saja

mengadakan pengajaran dan belajar tentang bahasa Indonesia? Sedangkan

kita setiap hari sudah berbahasa Indonesia. Dan mengapa pula di ujian

nasional di seluruh tingkat pendidikan selalu ada mata pelajaran bahasa

Indonesia? Di luar negeri mata pelajaran bahasa yang dipelajari bukanlah

bahasa yang mereka gunakan sehari-hari namun bahasa-bahasa asing yang

sekiranya banyak digunakan di beberapa negara seperti bahasa Perancis,

bahasa Jerman, bahasa Mandarin, bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan lain

sebagainya. Mereka tidak pernah mempelajari bahasa Inggris secara formal

jika bahasa Inggris menjadi bahasa resmi atau bahasa utama negara

mereka.

Hal itu memang sering terdengar di kalangan pelajar yang mungkin

sudah bosan mempelajari pelajaran bahasa Indonesia yang mereka anggap

materi pelajaran bahasa Indonesia dari tingkat sekolah dasar hingga

perkuliahan adalah sama. Hanya ada beberapa pengembangan di beberapa

materi. Namun ketika mereka dihadapkan pada ujian semisal ujian nasional

pada materi bahasa Indonesia tidak seluruh pelajar Indonesia mendapatkan

nilai sempurna untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Sedangkan untuk

mata pelajaran bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa

Arab dan bahasa-bahasa asing lainnya justru mendapatkan nilai yang

sempurna. Bukankah hal ini sangat ironis. Mengingat para pelajar tersebut

adalah warga negara Indonesia yang setiap harinya berbahasa Indonesia

Page 3: Mencintai Bahasa Indonesia

namun tidak berhasil mendapat angka sempurna untuk mata pelajaran

bahasa Indonesia.

Hal tersebut dianggap remeh oleh sebagian masyarakat yang

menganggap keberadaan bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang

tidak perlu dipelajari lebih mendalam. Lebih dari itu apabila seluruh warga

Indonesia mau mempelajari, mendalami, memahami, dan bangga terhadap

bahasa Indonesia mereka akan mengetahui betapa bahasa Indonesia sama

pentingnya dengan bahasa-bahasa asing yang mereka pelajari dan mereka

banggakan. Namun untuk menyadarkan warga Indonesia khususnya para

pelajar Indonesia akan hal itu sangatlah sulit. Karena di zaman yang semakin

modern ini kehidupan akan selalu menuntut persaingan, entah itu antar

daerah-daerah dalam negeri maupun daerah-daerah di luar negeri. Dalam

persaingan itu selalu membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasinya. Dan

bahasa asinglah yang mereka gunakan bukan bahasa Indonesia.

Di sekolah-sekolah pun semakin gencar dengan adanya program kelas

bilingual yaitu bahasa Inggris dengan bahasa asing lainnya. Sekarang pun

sekolah negeri yang dikelola pemerintah banyak yang sudah berstatus

“RSBI” (Rintisan Sekolah Bertaraf Internsional) dan “SBI” (Sekolah Bertaraf

Internasional) yang dalam pengajarannya penggunaan bahasa Inggris dan

bahasa asing lainnya lebih dominan daripada bahasa Indonesia. Ada pula

sekolah-sekolah swasta yang mengunggulkan program bahasa asing sebagai

daya tarik bagi orang tua agar mau mendaftarkan anaknya pada sekolah-

sekolah tersebut. Juga beberapa pondok-pondok pesantren yang juga

mengharuskan siswa-siswinya untuk selalu berbahasa Inggris dan bahasa

Arab dan memeberikan sanksi pada siswa atau siswi yang masih berbicara

bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah lainnya. Begitu juga dengan

perusahan-perusahaan yang selalu mensyaratkan karyawannya untuk bisa

menguasai minimal bahasa Inggris dan selebihnya adalah bahasa asing

lainnya. Maka bahasa Indonesia tidak lah penting bagi mereka.

Page 4: Mencintai Bahasa Indonesia

Di UIN Malang sendiri bahasa yang sangat dibanggakan adalah bahasa

Arab. Dan karena hal itu, di UIN Malang mewajibkan mahasiswa tahun

pertama untuk mengikuti PKPBA yaitu program perkuliahan intensif bahasa

Arab yang dilaksanakan setiap hari Senin hingga Jumat. Selain itu, UIN

Malang juga memiliki program wajib asrama bagi mahasiswa tahun pertama

pula. Dimana dalam program asrama tersebut para mahasiswa akan diberi

pembelajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris serta ilmu pengetahuan

tentang agama.

Sebagai salah satu mahasiswa yang tengah menjalani kewajiban

tersebut saya sering mendengar beberapa perkataan yang sebenarnya bagi

saya tidak seharusnya seperti itu. Yaitu “Announcement. Sorry for speaking

in Indonesia” atau “Afwan sa’antik bil lughoh al wathoniyah”. Bagi saya hal

itu tidak seharusnya dilakukan meskipun program dari asrama sendiri adalah

menciptakan lingkungan dengan dua bahasa yaitu bahasa Arab dan bahasa

Inggris. Bagi saya itu merupakan penyepelean bahasa Indonesia yang tidak

disadari. Mengapa mereka harus meminta maaf ketika akan berbicara

dengan bahasa Indonesia? Adakah aparat yang akan menangkap mereka

atau menghakimi mereka jika mereka berbahasa Indonesia?? Bukankah hal

ini sangat ironis sekali. Orang Indonesia yang malu dan harus meminta maaf

ketika akan berbicara bahasa Indonesia. Seharusnya jika mereka tetap ingin

menjalankan program lingkungan dua bahasa asing mereka juga tetap harus

menggunakan bahasa Indonesia meskipun hanya sedikit dan tidak perlu

meminta maaf atau izin untuk berbahasa Indonesia.

Hal-hal yang dianggap hebat bagi sebagian orang yaitu bisa berbahasa

asing dengan lancar tanpa dibarengi dengan kefashihan dan kemantapan

dalam berbahasa Indonesia adalah sama saja tidak berarti. Mereka lahir,

hidup, dibesarkan dan dididik di Indonesia. Meskipun mereka bersekolah di

luar negeri tidak seharusnya mereka mengesampingkan bahasa Indonesia

yang mana menjadi bahasa nomor satu di Indonesia.

Page 5: Mencintai Bahasa Indonesia

Banyak mahasiswa dari luar negeri yang mempelajari bahasa

Indonesia di negeri mereka. Bahkan mereka mengakui bahwa bahasa

Indonesia adalah bahasa yang kompleks bagi mereka namun sangat menarik

untuk dipelajari dan diteliti. Di Belanda tepatnya di Leiden University seluruh

arsip Indonesia tersimpan disana, mulai dari budaya hingga bahasa.

Sedangkan di Indonesia tidak ada perpustakaan atau tempat yang

menyimpan kekayaan bangsa selengkap itu. Sungguh warga Indonesia telah

melupakan harta warisan berharga yang seharusnya mereka jaga dan

mereka lestarikan.

Hal ini karena adanya kemajuan teknologi yang memungkinkan

mereka untuk mengetahui banyak hal dari berbagai daerah. Membuat

mereka tejangkit virus westernisasi dan globalisasi. Ketika mereka melihat

bahwa sesuatu atau budaya dari luar negeri lebih menarik daripada milik

negara sendiri mereka akan berbondong-bondong untuk mengkiblatkan diri

pada hal-hal baru yang mereka temui dari luar negeri tersebut dan

melupakan budaya yang terdapat di Indonesia. Dan ketika banyak

kebudayaan Indonesia yang diklaim oleh negara lain, mereka hanya bisa

marah-marah dan mengumpat. Saling mengolok-olok tanpa ada tindakan

pasti untuk mencegah atau menyelesaikannya.

Maka dari itu, marilah kita jaga budaya bangsa yang tak terkira

harganya seperti bahasa Indonesia. Karena jika bahasa Indonesia kalah

saing dengan bahasa-bahasa asing lainnya maka anak cucu penerus bangsa

tidak akan pernah tahu betapa negeranya sebenarnya memiliki bahasa yang

berbeda dan menjadi satu-satunya bahasa yang berbeda di seluruh jagat

raya ini yaitu bahasa Indonesia. Bolehlah kita mempelajari bahasa asing

namun tetaplah menghargai dan menerapkan bahasa Indonesia dan tidak

menyepelekannya. Marilah kita bangga menjadi warga negara yang memiliki

dan berbahasa Indonesia.

Page 6: Mencintai Bahasa Indonesia

Seperti kata-kata yang tercantum dalam Sumpah Pemuda : KAMI

POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA

PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.

Banggalah memiliki dan menggunakan bahasa Indonesia.

Nur Nafisah S (11320062)

BSI / HUMBUD