13
Menelusuri Akar Ofotitariariisme di Indonesia Baskara T. Wardaya, dkk. Kata Pengantar: . .. Agung Putri

MenelusuriAkar Ofotitariariisme diIndonesia · 2018-05-06 · sajiantimpenulisBagianI diatas, karenapemikiran-pemikiranyang terpapar secara lisan itu kemudian disajikan dalam resume

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MenelusuriAkar Ofotitariariisme diIndonesia · 2018-05-06 · sajiantimpenulisBagianI diatas, karenapemikiran-pemikiranyang terpapar secara lisan itu kemudian disajikan dalam resume

Menelusuri AkarOfotitariariisme

di Indonesia

Baskara T. Wardaya, dkk.

Kata Pengantar:. .. Agung Putri

Page 2: MenelusuriAkar Ofotitariariisme diIndonesia · 2018-05-06 · sajiantimpenulisBagianI diatas, karenapemikiran-pemikiranyang terpapar secara lisan itu kemudian disajikan dalam resume

Menelusllri Akar Otoritarianisme di Indonesia

Cet_~.all Pertama, 2007

18118'·: 979-8981-38-6

Penlliis/:BaskaraJiT. Wardaya

Desain sampul danPanel Barus

Diterbitkan Oleh:ELSAM ( Lembaga Studi dan Advokasi i Masyafakaf )J1. Siaga II No. 31, Pejaten Barat, PasarMinggu, Jakarta 12510. Telp: (021) 797 2662; 79192564; Fax: (021) 7919 25219. Email: [email protected] , [email protected]: www.elsam.or.id.

Dicetak Oleh:Sentralisme ProductionJL. Percetakan Negara VB No.2A - Jakarta PusatTelp: (021) 4252133, E-mail: sentralisme_produttion~yahoo.com

Semua penerbitan ELSAM didedikasikan kepada para korban pelanggaran hak asasimanu;sia, se1ain sebagai bagian dari. usah~ pemajuan· dan perlindungan hak, asasimanusiadi Indonesia.

Page 3: MenelusuriAkar Ofotitariariisme diIndonesia · 2018-05-06 · sajiantimpenulisBagianI diatas, karenapemikiran-pemikiranyang terpapar secara lisan itu kemudian disajikan dalam resume

Bukl;ryang sekarangada di tangan Anda iniberasal darisebuah kerjabesar· yangmelibatkan banyak orang baik di ELSAM, PUSdEP­Universitas SanataDharma, mstitut Sejarah Sosial Indonesia (ISS1),maripun tem.an-teman lain di seantero republik ini seperti para .aktivis,petnikir,·mahasiswa, dll.Kerja besar itu bertajuk "Konferensi

~~~!~~~d~tariarUsme,Mempertartya~anTransisi: ....• rvieneluSUriAkarOtoritarianisme di Indonesia", yang berlangsul1.g pada 17-19.~N()vetntler.·200S···di Yogyakarta.

~~hi ..• l~usttil.atasduabagian. B~gian' I a~alallresume~~~Z~bstra,k~1 dari. sel~,ruh .. materirang,a.igeJeutselama

~.!r",~9!s~~~~a!~o~~r~~~~~erse~ut, yang meli~?fi maKalafi dandiskusi. Bagianini dikerjakansecara noe as·ara a,1\.gurigYudhawiraiiata, Rl1tIllndiah Rilhayu (Yuyut),AtrtllteNd\raSigiro, BJ. Purwandari (Riri), Pitono, Fajrimei A. Goffar (Jimmy),dariI .GustiAriom Astika.·KerjatekUI1 dan ulet.merekall1enghasilkanpaparan yangkayadandalam sekaligusmemudahkan pembacatintuk1llenatapkeseluruhan lanskap 'pemikiran dalamkeseluruhan

~~~~r~nsi;'~~~~~~;ut,~e~~~I&tisjug~r,nemberiruarig kbsong bagipembaca·uilrukmerenp.ngdan.berpikir·lebihjauh_.__------~.._. l

Bagian II terdiri dari~fll:a:k . yang disajikan untukkepentingan konferensi tersebut. Sayangnya, tidak semua pembicaramenyajikan makalah dalam artiyangsebenarnya; beberapanya hanyamehyajikan·semacam·pointers dan pokok-pokokpemikiran yang_·kekayaan kandungannya hanya bisa didap~tkanoleh para peserta

Page 4: MenelusuriAkar Ofotitariariisme diIndonesia · 2018-05-06 · sajiantimpenulisBagianI diatas, karenapemikiran-pemikiranyang terpapar secara lisan itu kemudian disajikan dalam resume

konferensi karena mendapatkan penjelasan·langsung dari sangnarasumber. Namun demikian, para pembaca buku ini tertolong olehsajian tim penulis Bagian I di atas, karena pemikiran-pemikiran yangterpapar secara lisan itu kemudian disajikan dalam resume danabstraksi yang mereka tuliskan.

Harus kami akui bahwa rencana menjadikan kandunganpergulatan selama. konferensi itu sebagai seb\lah buku memangsudah lama direncanakan,namun karenaterdapatpelbagai kendalateknis, waktu, dan energi, buku ini terpaksa disajikan sebagaimanaadanya sekarang ini, khususnya untuk Bagian II. Bagian II kamisajikan sebagai semacam tumpukan naskah yang dibukukan, tetapitidak disusun dalam kerangka sebuah alur berpikir. Tujuan hanyalahsupaya ketikapembacamenyimak paparan tim penulis di Bagian I,pembaca bisa mengeceknya pada tulisan yang dirujuk oleh parapenulis.itu. Pada Bagian II, para pembacamungkinakan menemukanbeber'lpahal yang menuntutelaborasi lebih jauh, konfirmasi, koreksi,dal1Icfltfltan, yang tentu saja akan dipenuhi jika saja kami mempunyaicukllP ..t.enaga dan kesempatan untuk melakukanpenyuntingansebag~iHlanalayaknya sebuahbuku yang bagus, yang berarti akanmelibatkan kerja ulang bersama para penulisnya; mencari danHl~let1<ukanpengecekansilang atas. informasi yang tersaji, dsb.Ki:ran~a dahagapembaca akanhal-hal se.perti itu bisa diterima. dandisi~~pisebagailsemacam pekerjaan rumah kita bersama untuk lebihseriu&lqgi memfurkanpesan dibalik konferensiini. Pesan ini,p.alingtidak dapat pembaca simak dalam Kata Pengantaryang sangatreflektif sekaligus menggugat "politik sejarah" dan sejarah politiknegeriini, yangtidak lain tidakbuIsan diarahkan semata-mata padapemuliaan martabat manusia,yanggitulis oleh Agung Putri.

Akhirnya, semoga para pembaca menerima dan menyimakbuku ini dengankerinduan dan semangat yang sarna seperti yangdieram oleh para penggagas konferensi tersebut. Selamat membaca.

IV

Page 5: MenelusuriAkar Ofotitariariisme diIndonesia · 2018-05-06 · sajiantimpenulisBagianI diatas, karenapemikiran-pemikiranyang terpapar secara lisan itu kemudian disajikan dalam resume

KATA PENGANTAR

Menelisik Jebakan Otoritariandi Alatn.Sebas

Oleh: Agung Putri

NllU;Cfl::Mas! .Tidak lagi!B.egitu slogan.bergema di seantero;negeriA.f1g~l.1$~l1.a,Brazil,Honduras, Guatemala mengutuk sejarah panjangk ~sa1! yang· baru saja. berlalu. Slogan tersebut menjadi judul '\l~~R-'l9-laporan fomisipenyelidik orang hilang yang .dipirnpin olehPi; i rang terk~nalErnesto Sabato tahun 1984 di Argentina. Kalimatperta;tl'\a laporah versipop\llar yang ditulisoleh Giroux mengatakanNuncaMas adCllah sebuah laporan dari neraka.

Benar.Masa lalu bukan lagi. cerita tentang kejayaan nenekm.0yang mela.~n1<an1!era1<a. Tidak saja Argel.1tina. Guatemala, ElSa.lvadqr, Chile, Afrika Selatan, J)!n.()r Lestedan juga Indon~sia.

~etikClseora.ngtemanm~ngatakan:"I think you love your life before,d()n:.t you?"1 WYJ:1prnqMich..ael seorang dpktor ahlikimia,bekerja disebuahperusahaan. senjata nasional Afrika Selatan spontanmenjqwab: "Ohno.N(), c01nrade. Don'lever think about it.Sorry,No....It was amisery, .the world that! won't ever be back." Demikian Felisminada Conceicaoberb\sik: "Aih Mana (kakak perempuan) nusa haJj niamoris seikariktentarafilavali ba Tim'or (bagaimClnahidup saya kalautentarakembalLke Timor).."

v

Page 6: MenelusuriAkar Ofotitariariisme diIndonesia · 2018-05-06 · sajiantimpenulisBagianI diatas, karenapemikiran-pemikiranyang terpapar secara lisan itu kemudian disajikan dalam resume

HMari kita berhenti menelisik jauh melampaui deretan gerigi itu,

mari kita berhenti menggigit tempurung dimana kebisuan

bersemayam,

Sebab aku tak tahu jawabnya:

begitu banyak yang mati,

begitu banyak dinding laut dimana merahnya mentari terbelah,

dan begitu banyak kepala membentur-bentur perahu,

dan begitu banyak tangan telah merengkuh ciuman-ciuman,

dan begitu banyak hal yang ingin aku lupakan"

(Pablo Neruda, HThere is no oblivion (sonata)", 1973)

Tatkala rejim.otoritarianambruk, sinar terang dan harapan barumemancar. Mereka yang ditaklukan tiba-tiba menantang.Ibu-ibukampung pinggir kota tegap .berdiri di jantung ibu kota, lantangberteriak "mana susu. untuk anak kami!" Mereka yang pincang danlumpuh, yang kurus berpeluh keringat, bersikeras tinggalbersamaribuandemonstran menunggui detik-detik keruntuhan rejim. Merekqyangrenta seketikabangkit. ltu di Indonesia bulan Mei tahun 1998.

Arus besar ini berjalan menggulung kekuasaan.Beramai--ramai'orang mencabuti akar-akar otoritarianisl11.e.Merekci yangd' :ngkan· rejim otoritarian buru-buru mertatik··.·duku:ngan:nya

mencari/sekutu baru.Unit kekuasaanhi:ngga 1dftirtgkatng teraticam. Kekuasaanparlemen, pemeriIltah, militer,

ke:Klicisaan pabrik,perkebunan, hutan,lautan, korttiolpersrtempathiburan, perjudian, etika seni, menara gadi:ngunivetsitas,petJ:1l1Seltcl.hide pendidi:Kan, semua seketika layak danpatut didelegitil1lasi.

'<Keruntuhan rejim otorianimemailgsebuah amsoesa:r. laol.1kansemataperalihan kekuasaan dari satu presiden ke presidenYa.I!gioatu..

'~~.~.AJf0nsin dikenal. ka;ena menang dalam periri~~(dan.(,~~rttatlgbtik~tokoh dunia pengubah··sejarah sepertiNelsort ManCIela atauMikelll Gotbachev atau VacletvHavelatauLech Wa.lesa.iTet~piia

IlleIll~nangipemilu yang hanya bisa diadakan ketikak,eku.a~~~?~t~militerArgentinadidelegitimasi.1<~menangannyamerupakanbagiandarigerakan mendeligitimasi otoritarianisme 8 tahtindiAtgentina.

Pemilu sering kaliharusdiadakan segerasetelahambiu1<nya.rejim otoritar~an, terut~ma untuk mencegah ambru:Krtya sysfe1l1.

VI

Page 7: MenelusuriAkar Ofotitariariisme diIndonesia · 2018-05-06 · sajiantimpenulisBagianI diatas, karenapemikiran-pemikiranyang terpapar secara lisan itu kemudian disajikan dalam resume

kenegaraan. Adabegitu banyak negara yang mengalami kegagalantransisi politik dan gagal menyelenggarakan pemilu. Penu~banganrejim Mobutu Seseko di Zairemisalnya ternyata juga harus diikutioleh pengembalian ke nama asalnya, Congo. Inimasih diikuti denganterbelahnya negeri itu menjadi tiga aruspolitik besar yang salingmendeligitimasi satu sarna lain. Kecuali Afrika Selatan, NegaraAfrika lainnya seperti Pantai Gading,Liberia,Siera Leone di sebelahbarat,Republic Afrika Tengah di tengah,Uganda,Rwanda, Burundi,Tanzania di tengah dan timur terrobek-robek oleh perang saudara.Pun kita bisa.lihat sekarang betapa negara-negara pelopor pemiludemokratis seperti Rusia, Philipina, Haiti, ternyata masih terjebakdalam krisis politik permanen hingga saatini.

Tetapi kini kiranya kita harus mengakui bahwa Pemilu yangterbukadan demokratis bukanlah tonggak demokratisasi.Ritual initidakcukup untukmenghadapi arusbesar lain yangjauh lebih hebat.Bagaimana mungkinratusan pilkada di gelar di seluruh Indonesia yangtelah mengundang.decakkagum masyarakat intemasional, sementara

.setiap.dua hari. sekali perempuan Indonesia dibunuhdiArab ·Saudi.Hingga bulanini saja (September 2007) 120 perempuan telah binasaditiang gantungan. Seranganpetani semakin meningkatbaikolehbrimob,preman perusahaanperkebunan,maupunpreman bayaran.Perang diladaI1gkebun t~rjadi di mana-mana. Serangan terhadapkelompokagama atau etn.fk lain,.penenggelaman desa, 'bumi hangus rumah liar.Kebebasan. pel's, kebebasan berorganisasi, dan kebebasanberusahatumbuh rrtenguat seiring dengan meluasnya· wilayah- illegal logging,penangkapan ikan liar· di lautan Hmdia, pengerukan·pasir hinggapelenyapan pulau yang kebariyakan berlangsungdibawahlindunganpolisi, -pejabat kehutanan,polisi laut, ataubupati.Kebebasan politikmenjadi landasannyakebebasanusahan3muntemyata kebebasanusaha~enjadi ladangsubur tumbuhnya puak-puak otoritarianisme.

Untuk siapakah sesungguhnyakebebasantersebut?

Kerisauan akan buah demokratisasi meluaske segala arah.Banyak yang kemudiartmalah·akhirnya menyesali reformasi karenaharga 'barang menjadi mahal dan sulit dapat kerja. Sebagian lain

Vl1

Page 8: MenelusuriAkar Ofotitariariisme diIndonesia · 2018-05-06 · sajiantimpenulisBagianI diatas, karenapemikiran-pemikiranyang terpapar secara lisan itu kemudian disajikan dalam resume

sebaliknya memprihatinkan 'tidak sempurna'nya atau 'tidaklengkap'nya perubahan politik di Indonesia. Atauujar Vedi R. Hadiz,di Indonesia belum terjadi perubahan politik, yang terjadi adalahrelokasi aktor-aktor politik (Vedi Hadiz, ). Demikian pula seminarwarisan otoritarian yang rangkumannya dihadirkan dalam buku ini,kembali pada pertanyaan ini.

Perubahan politik dapat berlangsung sebagai patahan darimasa lalu atau suatu perbaikan dari yang sudah ada (keberlanjutan)atau pemulihan sistemdemokrasi yang pernah ada. Seperti Spanyoldan Chile, perubahan politik di Indonesia tidak mengalami patahan.Indonesia tidak membuat konstitusi bam, sistem pemerintahan, atauperadilan baru. Perubahan hukum dan politik bertolak dari systemyang sudah ada, misalnya diserapnyaprinsip hak asasi manusiad'alam amandemen konstitusi, revisi undang-undangpolitik yangmenghapus kedudukan politik TNI di parlemen. Namun dalamperubahan apapun, negosiasi dan penyangkalan, pemaksaan danpembangkangan senantiasadatang silih berganti. Dalam ams inipunmoral politik berkontestasi, antara gelombang massa yangmenyalahkan (blaming) elit penguasa danelit politik yang mati-matianmempertahankan (defending) 'kebenaran' atas tindakannya di masa lalu.

Sebenamya tidak satu pihakpun di masa inimerasa mencapaitingkflt martabat tertentu. Baik Blaming maupun' Defendingsesungguhnya s~mabertolak dari perspektif subyektivisme retributivejustice (Carlos Nino, 1996). Di sini pengadilan. sebagai instrumenkeadilail tak pelak didesakuntuk menjalankan fungsi politik sebaik­baiknya. Namun system peradilan yang diwariskan rejim otoriterumumnya kekurangan jurisdiksi. atau kalaulah ada, penuh.dengancatatan hitam. Peradilan untuk kekerasanyang disponsori oleh rejlmSuharto juga menderita masalah ini. Peradilan kekurangan dukunganpolitik dan justrumenjadiarenapertamngan politik. Hasilnyaadalahinkonsistensi prosedur peradilan, tidakmasukakalnya penilaianperkara, keputusan penghukuman atau pembebasan yang bertentang-tentangan dan tidak logis. .

Kekurangan ini tidak dengan demikian memperlihatkan 'tidaksempumanya' transisi politik dl fudonesia. Justru sebaliknya apa yangtampak sepertikegagalan ini menghadapkan kita pada hamparan

VIl1

Page 9: MenelusuriAkar Ofotitariariisme diIndonesia · 2018-05-06 · sajiantimpenulisBagianI diatas, karenapemikiran-pemikiranyang terpapar secara lisan itu kemudian disajikan dalam resume

kenyataanbetapa tidak cukupnya kosakatadan pengetahuantentang kejahatan di masa lalu yang dilakukan oleh rejim yang barusaja ditumbangkan. Belum lagi di sini kita bicara soal kesanggupankita mengertikejahatan itu.Kejahatan ini bukan kejahatan biasa.Kejahatan itu sedemikian kejamnya, meluas terorganisir, sistematis.Sedemikian rupa kejamnya kejahatan ini sehingga ia melampaui batasmoral yang kita pahami saat irii. Immanuel Kant membahas tindakanseperti ini dalam konsep'Radical Evil.

Radical Evil melibatkan' begitu b'anyak orang, institusi,kepakaran, ilmu pengetahuan dan sumber keuangan Negara.Tindakan ini terlalu kuat rasionalitasnya, ditop'ang oleh suatu paham

.kemanus.iaan yang khusus sehingga pada titik tertentu adalketulusan'dari pelaku untuk melakukannya. Tindakan seperti inijuga berakibat luar biasa. Bagaimana dapat dipahami kebanggaansebagaibangsa yang besar ternyata diperoleh dengan tindakanperkosaan atasratusan bahkan ribuan perempuan di Aceh.Bagaimana mendamaikan komitmen NKRI dan martabat manusia?

Betapa sesungguhnya neraka yanghendak kita lupakantemyata justru belum tuntas dibelejeti. Pengalaman traumatickorbandanmasyaraka~bukanlah sematapengalaman kekerasan, melainkanpeng9-lamanketidakberdayaan..Kekerasan di' matakorban adalahpanorama kel0mpok-kelompok masyarakat yangketakutan atautidak peduli atau ikut mencemooh, sebaliknya pelaku itu sendiritidakpernah hyata secara individu. Radical Evil menghancurkanmartabat dengan melibatkan kaum yarlg bermartabat di masyarakat.Tindakan rasionalradic.al evil tidak pernah digugat. Fungsi radicalevil dalam mengkoyak-koyak system syarafmasyarakat sekaligusmerekayasa bangunan' politik pengendalian sosialbelum lagidipahami, apalagi furigsinya dalam memarginalisasi kelompok

·tertentu.Di sinilah relevansimembicarakan empat unsur yang didedah

dalam konperensi· warisan otoritarian. Itulahpilar-pilar yangmembangu.n tindakCl;n rasional radical evil. Mulai denganmenyingkirkan perempuan melalui konsepsi konco wingking denganleluasa tindakanotoritarian memproduksi danmengambil bentuk­bentuknya yang lain.

IX

Page 10: MenelusuriAkar Ofotitariariisme diIndonesia · 2018-05-06 · sajiantimpenulisBagianI diatas, karenapemikiran-pemikiranyang terpapar secara lisan itu kemudian disajikan dalam resume

Sekalipun demikian .ini tidak berarti mengasalkan masalahsaat ini semata pada 'kecelakaan' masa lalu. Ini bukan memaklumkankeadaan transisional apalagi menerima kecurangan sebagaiketidaktahuan serta kegagalan sebagai usaha uji coba. Namunpenting untuk mulai meninggalkan mimpi akan tercapainya suatumasyarakat normal dengan prinsip berpolitik normal.Saat ini'diperlukan kejelian melihat tumbuhnya 'normalitas' baru. Suatu'normalitas' yang memang tampak bertentang-tentangan dan absurd.Setiap orangmemilikialasan moral. politik untuk memperbaikikeadaan namun tidak memilikidaya untukmenggerakannya. Kaumgerakan tidak punya aparatus. Kaum penguasa tidak punyamassapendukung. Sialnya.pula kaum bermoral ini terus-menerusdisubversi oleh kaum yangtau persis bahwarejim pasca otoritarianbisaditipu. Percampuran subversif ini menghasilkan moral baruyang aneh, misalnya: investasi asing akan meningkatkan lapangankerja; tingginya tingkat pengangguran bukan wilayah kajianekonomi;kemiskinan diatasi dengan.jaringan·keselamatan sosial;pasar meningkatkan produktivitas orang; modal sosial memperkuatkapasitas orang memanfaatkan pasar...

Di alam bebas pasca otoritarian juga tengah berlangsung suatuproses aktif eksplorasi otoritarianisme. Kekuatan-kekuatan politikpascaotoritarian yang mulanyaberjuang memperbesar kekuatannya,sekarang menginginkan dominasi dan monopoli.. Keadaan yangberimbang semakin dilihat sebagai ketidakpastian. Cara-carabarumembentuk otoritarianisme dicari dan salah satunya'adalah denganmengambil bentuk lama sebagai inspirasinya. Otoritarianisme tumbuhinheren dalamdemokrasi konstitusional (Richard H.Pildes, 2003).

Tak pelak disiplin-disiplin baru diciptakan: disiplin kerja,disiplin menulis dan menyebarkan tulisan, disiplin berbusana;disiplin perhubungan seksual; disiplin menggunakanobat, disiplinberpikir dan berbic~ra. Ini merupakan suatumobilisasi kepatuhaniltas nama agenda reformasi tentang penegakan hukum. Mobilisasiini bergandengan tangan dengan pelembagaan praktek-praktek yangmeminggirkan kaum miskin melalui hukum. Penetapan batas legal­illegal suatu tindakan sema.kin tidak menguntungkankaum miskin.Memecat buruh tiba-tiba menjadi legal dengan dikenalnya.kerja

x

Page 11: MenelusuriAkar Ofotitariariisme diIndonesia · 2018-05-06 · sajiantimpenulisBagianI diatas, karenapemikiran-pemikiranyang terpapar secara lisan itu kemudian disajikan dalam resume

kontrak, sebaliknya bercocok tanam di tanah kosong menjadi illegal.Sementara itu hukum besi pemidanaan dalam prakteknya tidakpernah lebih luasdari pada soal 'yang terbukti' atau 'nyata-nyataterbukti' .. Begitusulit membongkar mereka yang tidak terbukti tetapimemilikikekuasaan untuk memerintahkan kejahatan....

Dengan cara lain. keadaan ini dapat dilihat sebagai suatuproses depolitisasi, yaitu suatu upaya untuk melupakan hal traumatikdan membangun keyakinan akan terwujudnya suatu realitas sosialyang kekal di masa datang. Menurut Jenny Edkins ada sejumlah carauntuk mendepolitisasi. Pertama adalah dengan membangun citratentang masyarakat yang homogen (arche-politics}~·Dengan sendirinyaini juga berarti menghapus ingatan orang pada kenyataan adanyaberbagai kelompok yang bertentangan dan tidak beraturannyamasyarakat.Kedua, dengan mengubah hal yang politis menjadipolitikmelaluistandarisasi, pengendalian dan pemantauan birokrasi (para­politics). Ketiga konflik politik dipandangsebagai teaterbanyanganyangdiselesaikan melalui proses ekonomi (meta-politics). Cara yanglainadalah menggunakan instrument militer (ultra-politics).Pertarunganpolitik menjadi peperangan. Disini tidak ada lagi debatdanpolitik dimiliterkan(JennyEdkins,2003,p. 14). Jika.masyarakattrauIlflatic mencoba mencari cara untuk melawan krisis pascaotor~tarian,negara melihat keadaan harus dinormalisasi dan melihatmasyarakat harus diobati.

Dalam Jnormalitas' baru terjadi kekerasan baru bercampuradpk dengan kenanganakan kekerasan masa lalu. Kekerasanmasalalu tetap hidup sebagai masa sekarang. "Kekerasan hidup secarasimultan antara yang lalu dan" sekarang, memperkuat kumpulankumpulan fantasi, distorsi, mitos dan kebohongan" (Martha Minow,2002, p. 28). Kekerasan tidak semata peristiwa, tetapi menyangkutkenangan,ketakutan -sekaligus keingintahuan. Itu sebabnyamenghukum"mereka yang.melakukan kekerasan semata bertumpupada asumsiretributivis suby~ktifjuga tidak cukup. Ketik~'legalismedirasakan sebagai ideologi,maka ini hanya"akan mengisolasisoaldari politik (Carlos Nino, 146-147). Legalisme harus"merupakansuatu kebijakan sosial dimana penghukuman menjadi jembatanantara masa lalu dan masa datang.

~1

Page 12: MenelusuriAkar Ofotitariariisme diIndonesia · 2018-05-06 · sajiantimpenulisBagianI diatas, karenapemikiran-pemikiranyang terpapar secara lisan itu kemudian disajikan dalam resume

Dengan memahami 'normalitas'baru inirkita tidak akan lagiapa yang salah dengan mantra transparansi, akuntabilitas

dan tata kelola pemerintahan yang baik? Atau menduga terjadinyaDe]1.VE~le,verl~anpemilu. Tidak pula soal ada tidaknyakehendakpolitik untukmenghukum.Yang mendesak dikerjakan adalahmeninjau apa fungsi legal pemilu dan fungsi politik darimenghukum di atas lanskap politik pascaotoritarian. Adakahdiantara proses ini y~ng menjadi fasilitator bagi bentuk baruotoritarianisme? Apa fungsi mediasi, rekonsiliasi, dialog di antarakelompok-kelompok bertikai? Adakah impunitas di lembaga­lembaga non hukum? Dimana lembaga demokrasi baru inimenyumbang bagi penguatannya? Kita dengan segera dapatmemahami mengapa prinsip transparansi, akuntabilitas dan tatakelolapemerintahan yang baik dengan mudah berbelok menjadi ttltapelihara otoritarianisme baru...

Memang harus diakui kitamenghadapi transisi yang cukupunik. Kita menghadapi ancaman balkanisasi terus-menerus. Krisiskenegaraan tidak menghilangkan legiti~asipolitik penguasa, tetapimenggoyang legitimasi teritorial dan klaiin negara kesatuan.Ancaman ini memberi kondisi bagi tumbuhnya semangat baruotoritqrianisme. Sebagai lanskap bagi pertarungan kelompokekonqmi politik,dan budaya, Indonesia, sekalipun beranekal plural,tetapf merupa~an lahan subur otoritarianisme. Puak-puakotoritarianisme baru tidak senantiasa berhubungan fungsional satusarna 'lain dan tidak pula lahir dari suatuproses linier dari praotoritarian ke post otoritarian. Akan tetapi tidak ada gagasanotoritarian lahir tanpa asal dan tanpa alasan.

Masa lalu adalah sebuah neraka tetapi sampai keruntuhannyakita masih dihantui karena masih ada juga yang inginmengembalikannya, menanamkannya kembali dan menghidupkannerakaotoritarianisme. Ada paradox antara keinginan membuang€tan membangunnya kembali. Ini· semata karena nerakaitu sendiri .ftidak ·dibayangkan dapat berkesinambungan. Semua berharap:perubahan politik adalah patahan sejarah. Tidak ada sejarah yangIPUtuS.:

Page 13: MenelusuriAkar Ofotitariariisme diIndonesia · 2018-05-06 · sajiantimpenulisBagianI diatas, karenapemikiran-pemikiranyang terpapar secara lisan itu kemudian disajikan dalam resume

DaftarIsi

Pen,g,~l'ltar.. Penerbit ...•................................................................... iii

Ka.tal'tengantar oleh Agung Putri v

Bagiall I - Resume

BabI

BabII

BabIII

BabIV

Ba.b V

BabVI

Bab VII

Pendahuluan: MenelusuriAkar .Otoritarianisme Orde Baru .

Konstruksi Otoritatianisme Orde Baru .

t>t()tit:ariartjlS1l1le dalamBidang Pendidikan .

Otoritarianisme. danPemiskinan Pedesaan ..

OtoritarianismedalamBidang Agraria .

Otoritarianis1l'le'dalatrt Bidang Peradilan .

Otoritarianisme Militeri dalamKehidupan Sipil ~ ~ .

3

15

33

47

65

79

87

XIU