Click here to load reader
Upload
fitria-s
View
146
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Selamat Datang di Website Apersepsi Kimia
Website apersepsi ini merupakan upaya penyediaan alternatif apersepsi untuk
membantu para guru mencari alternatif dan melakukan apersepsi. Website ini
menyediakan alternatif apersepsi kimia yang variatif dan inovatif, berupa gambar
elektronik, video singkat, lagu nasional, pantun, analogi, PowerPoint, dll. Website
apersepsi ini merupakan bilingual website (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris),
sehingga dapat dijadikan alternatif apersepsi, baik bagi guru di SMA/MA reguler
maupun guru di R SMA BI. Pengembangan apersepsi kimia berbasis website ini
diharapkan dapat memberikan kemudahan akses bagi guru di manapun dan
kapanpun.
Alternatif apersepsi yang disediakan merupakan apersepsi dalam pembelajaran
kimia materi Asam-Basa dan Larutan Penyangga. Berbagai variasi apersepsi
dalam website ini mengacu pada prinsip pembelajaran induktif, yang memang
sesuai dengan fungsi apersepsi itu sendiri. Prinsip pembelajaran induktif yang
dimaksud, yaitu dari contoh-contoh menuju teori-teori; dari hal-hal yang mudah
kepada yang sulit; dari hal-hal yang khusus kepada yang umum; dan dari hal-hal
yang nyata kepada hal-hal yang abstrak.
Mengapa Apersepsi?
“Sudah satu minggu lebih saya membuat lesson plan, tapi pada hari
pelaksanaan mengajar, semua rencana mengajar yang tertulis pada lesson plan
menjadi kacau. Ketika masuk kelas, saya mengucapkan salam, tapi semua
peserta didik asyik sendiri, ribut, dan tidak memberikan perhatian. Ketika saya
instruksikan untuk diam, mereka hanya diam sejenak, lalu ramai lagi. Hampir
selama dua puluh menit, sia-sia usaha saya untuk menenangkan mereka. Saya
merasa tidak diterima oleh mereka”
“Siapa yang tidak marah. Ketika saya instruksikan untuk membagi kelas
menjadi empat kelompok, hampir semua peserta didik serentak berteriak
‘Malas, ah!’ Saya benar-benar dibuat stres”
“Saya rasa, pada pertemuan kemarin, saya telah mengajar dengan baik ,
sampai bercucuran keringat. Namun, ketika pertemuan hari ini saya ingin
melanjutkan materi, yang terjadi di luar dugaan saya. Hampir semua peserta
didik tidak mampu mengikuti pelajaran saat ini. Mereka semua menjawab
bahwa pelajaran yang kemarin lupa dan masih belum paham” (Munif Chatib,
2011: 78).
“Saya kebingungan saat pelajaran yang saya ajarkan ada di akhir, atau di
tengah pergantian jam pelajaran yang lain yang telah menguras tenaga peserta
didik, seperti olah raga. Saya mengajar dan merasa tidak diperhatikan karena
mereka merasa kelelahan”
Inikah yang Anda alami? Kalau ya, sungguh sangat disayangkan. Padahal menit-
menit pertama dalam proses belajar adalah waktu yang terpenting untuk
satu jam pembelajaran selanjutnya. Tahukah Anda bahwa hak mengajar itu
ada di tangan peserta didik, dan bukan di tangan guru? Apabila peserta didik
rela memberikan hak mengajar tersebut kepada seorang guru, dengan mudah sang
guru pasti akan diterima oleh peserta didiknya saat proses pembelajaran
berlangsung. Nah, sudah seharusnya guru proaktif untuk mendapatkan hak
mengajar tersebut, bahkan sebelum memulai pelajaran inti. Itu artinya, Anda harus
merebut hak tersebut saat Anda memulai proses pembelajaran. Itulah mengapa
apersepsi di awal pembelajaran sangat penting untuk dilakukan.
“Jika awalnya tidak gila, maka seterusnya akan biasa-biasa saja”
(Albert Einstein)
Referensi :
Munif Chatib. (2011). Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa.
Format Website
Website apersepsi kimia ini terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu untuk materi
Asam Basa dan Larutan Penyangga. Tiap materi memiliki alternatif variasi
apersepsi di setiap pertemuannya. Pada setiap pertemuan, Anda akan menemukan:
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Tujuan Pembelajaran
Sebelum memulai petualangan mengajar, pastikan Anda mengetahui kemana Anda
akan melaju.
Catatan untuk Guru
Berisi karakteristik materi pelajaran pada setiap pertemuan, dan tips apersepsi yang
tepat sesuai karakteristik tersebut.
Variasi Apersepsi
Variasi apersepsi yang mengacu pada prinsip pembelajaran induktif. Pada dasarnya,
prinsip-prinsip pembelajaran induktif saling berhubungan satu sama lain.
Contohnya, suatu hal yang nyata berupa contoh yang spesifik, jelas akan
memudahkan peserta didik untuk memahami suatu materi tertentu. Sehingga, satu
alternatif variasi apersepsi yang disajikan bukan berarti hanya mengandung satu
prinsip pembelajaran induktif saja. Oleh karena itu, dalam website ini variasi
apersepsi dikelompokkan menjadi empat kategori (nyata-abstrak; mudah-sulit;
contoh-teori; atau spesifik-general) sesuai dengan prinsip paling dominan yang
dimilikinya.
Hal-hal yang nyata kepada yang abstrak (nyata-abstrak)
Apersepsi yang disajikan berupa hal-hal nyata yang secara langsung telah dialami
oleh peserta didik, atau hal-hal yang secara nyata dapat dilihat oleh peserta didik.
Contohnya berupa demonstrasi singkat, pengalaman praktikum, fakta kehidupan,
dan kejadian sehari-hari yang dialami oleh peserta didik.
Hal-hal yang mudah kepada yang sulit (mudah-sulit)
Apersepsi yang disajikan berupa hal-hal yang secara langsung mudah difahami oleh
peserta didik. Apersepsi tersebut dapat berupa analogi, pantun cerita lucu, dan lagu.
Contoh-contoh kepada teori-teori (contoh-teori)
Apersepsi yang disajikan berupa contoh-contoh kepada peserta didik. Apersepsi
yang disajikan berupa contoh barang (guru membawa barang), contoh berupa
gambar dan soal, contoh hal-hal dalam kehidupan yang berkaitan dengan suatu
materi.
Hal-hal yang spesifik kepada hal-hal yang umum (spesifik-general)
Pada apersepsi ini peserta didik dialurkan untuk berfikir secara khusus, dan
kemudian dapat berfikir secara umum pada tahap asosiasi. Apersepsi yang disajikan
berupa hal-hal yang spesifik/khusus, yang kemudian oleh peserta didik (dengan
bantuan guru) ditarik kesimpulan secara umum menjadi suatu ide baru.
Alur Apersepsi
Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh guru saat melakukan apersepsi, mulai dari
tahapan pengecekan prakonsepsi peserta didik, hingga tahap generalisasi
(memperkenalkan pelajaran di hari itu).
Pengetahuan Awal Peserta Didik (Prakonsepsi)
Pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik, sebelum menerima konsep
materi yang akan disajikan. Inilah yang guru dapat manfaatkan menjadi bahan
apersepsi. Pengetahuan awal peserta didik tidak hanya diperoleh di dalam kelas,
tetapi juga pengalaman keseharian peserta didik.
Pengecekan Prakonsepsi Peserta Didik
Mengecek kepahaman peserta didik akan prakonsepsinya. Tahapan ini umumnya
dilakukan saat guru mengingatkan kembali peserta didik akan suatu hal.
Cara Memulai
Memberikan contoh apersepsi yang dapat dilakukan oleh guru, sesuai dengan pilihan
variasi apersepsi, alur, bahan dan tahapan apersepsi yang telah dipaparkan
sebelumnya. Metode yang digunakan adalah metode Herbart, seperti yang dikutip
Nasution, yang terdiri dari persiapan, pengecekan prakonsepsi, penyaian ide baru,
asosiasi, dan generalisasi.
Persiapan
Dalam hal ini guru mempersiapkan media apersepsi yang akan digunakan. Medianya
dapat berupa video singkat, alat-alat demonstrasi, gambar-gambar elektronik, dll.
Pengecekan Prakonsepsi
Guru mengingatkan peserta didik tentang pengalaman atau pembelajaran terdahulu
agar ide-ide yang relevan timbul dalam kesadaran peserta didik. Tahapan ini sesuai
dengan bagian pengecekan prakonsepsi peserta didik yang telah dipaparkan
sebelumnya.
Penyajian Ide Baru
Pada tahap ini guru menyodorkan bahan pelajaran baru.
Asosiasi
Bahan baru dianalisis dan dibandingkan dengan hal-hal lain yang berhubungan
dengan bahan itu. Peserta didik akan melihat kesamaan ide yang baru dengan ide
yang telah diketahui, maka akan terjadi proses asosiasi antara ide yang lama dengan
yang baru.
Generalisasi
Pada fase ini diambil kesimpulan yang berupa prinsip-prinsip dan pengertian-
pengertian. Pada umumnya tahapan ini terjadi saat guru memperkenalkan pelajaran
di hari itu.
Break Time
Bagian ini hanya akan Anda temukan pada tipe pertemuan yang banyak menguras
tenaga berfikir peserta didik, seperti hitung-menghitung. Break time bertujuan untuk
memotivasi, dan mengembalikan peserta didik ke dalam kondisi alfa. Alternatif
pilihan ‘break time’ yang disajikan berupa gambar-gambar lucu.
Referensi:
Nasution. (1995). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.