10
Volume 11 No. 1 Juni 2020 53 MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK SD DENGAN PELATIHAN PEMBUATAN JUMPUTAN UNTUK ASESORIS INTERIOR Putri Sekar Hapsari Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta Email: [email protected] Siti Badriyah Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta Email: [email protected] Tri Prasetyo Utomo Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta Email: [email protected] Abstrak Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak dan untuk mengenalkan kesenian budaya lokal kepada anak sedari dini, dengan mengambil mitra dua sekolah dasar negeri di kecamatan Serengan pada usia 7-12 tahun. Alasan mengambil sample pada usia ini adalah karena anak usia tersebut telah masuk pada tahap operasional konkret, dimana anak telah mempunyai kemampuan mengelompokkan, menyususn dan menghubungkan/menghitung angka atau bilangan.Pelatihan yang akan dilakukan adalah memberikan bekal pembelajaran praktek membatik dengan teknik jumputan untuk menambah pengalaman, pengetahuan dan kreatifitas anak, khususnya pada bidang keterampilan kerajinan tangan. Anak usia 7-12 tahun cenderung mempunyai keaktifan yang tinggi, sehingga keaktifanini jika diarahkan dengan tepat maka akan dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik yang dimilikinya. Keterbatasan terdapat pada kurangnya jam pelajaran untuk mempelajari pelbagai ketrampilan, khususnya membatik karena tergabung dengan mata pelajaran SBDP. Belum adanya pengoptimalan kecerdasan kinestetik pada bidang prakarya membatik dan kurangnya wawasan serta pengetahuan guru tentang praktek membatik. Berdasar dari temuan inilah sehingga perlu diadakan pelatihan salah satunya dengan praktek membatik jumputan untuk mengoptimalkan potensi kecerdasan kinestetik. Sehingga anak dapat terlatih yang nantinya dapat memunculkan kreativitas siswa. Disamping itu anak mempunyai wawasan lebih dan mengerti akan kesenian budaya lokal dengan menghasilkan suatu produk yang dapat berdaya guna. Kegiatan ini direncanakan selama kurun waktu enam bulan, kegiatan yang direncanakan berupa : penyuluhan tentang batik sebagai warisan kesenian budaya lokal, pelatihan pembuatan pola/desain, praktek penggunaan alat yang praktis dan tepat guna, praktek pewarnaan, selanjutnya pelatihan pengembangan pola/desain batik jumputan yang diminati pasar saat ini. Kata kunci: Mengembangkan kecerdasan kinestetik, batik jumputan, SD.

MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK SD …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK SD …

Putri Sekar Hapsari, dkk: Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak SD...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 53

MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK SDDENGAN PELATIHAN PEMBUATAN JUMPUTAN

UNTUK ASESORIS INTERIOR

Putri Sekar HapsariJurusan Desain

Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI SurakartaEmail: [email protected]

Siti BadriyahJurusan Desain

Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI SurakartaEmail: [email protected]

Tri Prasetyo UtomoJurusan Desain

Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI SurakartaEmail: [email protected]

Abstrak

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak danuntuk mengenalkan kesenian budaya lokal kepada anak sedari dini, dengan mengambil mitra dua sekolahdasar negeri di kecamatan Serengan pada usia 7-12 tahun. Alasan mengambil sample pada usia ini adalahkarena anak usia tersebut telah masuk pada tahap operasional konkret, dimana anak telah mempunyaikemampuan mengelompokkan, menyususn dan menghubungkan/menghitung angka atau bilangan.Pelatihanyang akan dilakukan adalah memberikan bekal pembelajaran praktek membatik dengan teknik jumputanuntuk menambah pengalaman, pengetahuan dan kreatifitas anak, khususnya pada bidang keterampilankerajinan tangan. Anak usia 7-12 tahun cenderung mempunyai keaktifan yang tinggi, sehingga keaktifan inijika diarahkan dengan tepat maka akan dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik yang dimilikinya.Keterbatasan terdapat pada kurangnya jam pelajaran untuk mempelajari pelbagai ketrampilan, khususnyamembatik karena tergabung dengan mata pelajaran SBDP. Belum adanya pengoptimalan kecerdasankinestetik pada bidang prakarya membatik dan kurangnya wawasan serta pengetahuan guru tentang praktekmembatik. Berdasar dari temuan inilah sehingga perlu diadakan pelatihan salah satunya dengan praktekmembatik jumputan untuk mengoptimalkan potensi kecerdasan kinestetik. Sehingga anak dapat terlatihyang nantinya dapat memunculkan kreativitas siswa. Disamping itu anak mempunyai wawasan lebih danmengerti akan kesenian budaya lokal dengan menghasilkan suatu produk yang dapat berdaya guna. Kegiatanini direncanakan selama kurun waktu enam bulan, kegiatan yang direncanakan berupa : penyuluhan tentangbatik sebagai warisan kesenian budaya lokal, pelatihan pembuatan pola/desain, praktek penggunaan alatyang praktis dan tepat guna, praktek pewarnaan, selanjutnya pelatihan pengembangan pola/desain batikjumputan yang diminati pasar saat ini.

Kata kunci: Mengembangkan kecerdasan kinestetik, batik jumputan, SD.

Page 2: MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK SD …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

54 Volume 11 No. 1 Juni 2020

PENDAHULUAN

Usaha pengembangan berbagai potensi yangdimiliki anak perlu mendapatkan perhatian secarakhusus, diantaranya yang berkaitan dengankecerdasan majemuk (multiple intelligences) danproses pembelajaran berbasis KecerdasanMajemuk yang dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak. Upaya-upaya yangdilakukan dalam pengembangan potensi anak, baikyang dilakukan oleh orangtua, guru ataupun pihak-pihak yang terkait akan lebih berhasil apabila disertaidengan perluasan wawasan tentang perkembangananak yang bersangkutan (Jamaris, 2005).Diharapkan anak dapat tumbuh sesuai denganpotensi yang dimilikinya melalui pendidikan yangdiberikan, sehingga dapat menjadikannya seoranganak bangsa yang diharapkan (Martuti, 2009).Sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, anaksebagai makhluk individu sangat berhak untukmendapatkan pendidikan.

Abstract

This community service activity aims to improve children’s kinesthetic intelligence and to introducelocal cultural arts to children from an early age, by taking two partners from state primary schoolsin Serengan at the age of 7-12 years. The reason for taking samples at this age is because childrenof that age have entered a concrete operational stage, where children have the ability to group,arrange and connect / count numbers or numbers. The training that will be carried out is to provideprovision of batik practice learning with jumputan techniques to increase children’s experience,knowledge and creativity, especially in the area of handicraft skills. Children aged 7-12 years tendto have a high level of activity, so this activity if directed properly will be able to increase thekinesthetic intelligence it has. There are limitations to the lack of class hours to learn various skills,especially batik because it is incorporated into SBDP subjects. The absence of optimizing thekinesthetic intelligence in the batik making field and the lack of insight and knowledge of teachersabout the practice of making batik. Based on these findings, training needs to be held, one of themis the practice of batik making to optimize the potential of kinesthetic intelligence. So that childrencan be trained which later can bring up student creativity. Besides that, children have more insightand understanding of local cultural arts by producing a product that can be efficient. This activityis planned for a period of six months, planned activities in the form of: counseling about batik as alegacy of local cultural arts, training in pattern making / design, practice of using practical andappropriate tools, coloring practices, then training in developing batik patterns / designs that in themarket right now.

Keyword: Develop kinesthetic intelligence, batik jumputan, elementary school.

Anak usia 7-12tahun cenderungmempunyai keaktifan yang tinggi, sehingga keaktifanini jika diarahkan dengan tepat maka akan dapatmeningkatkan kecerdasan kinestetik yangdimilikinya. Pada usia 7-12 tahun, anak masuk padatahap operasional konkret, dimana sudahmempunyai kemampuan mengelompokkan,menyusun dan menghubungkan angka atau bilangan.Karakteristik anak yang mempunyai kecerdasankinestetik adalah anak yang tidak dapat diam, dalamarti dia akan menyibukkan diri dengan melakukansuatu kegiatan yang bergerak. Potensi yang dimilikianak-anak ini dapat ditingkatkan melalui pelatihanuntuk menambah pengalaman, pengetahuan dankreatifitas.

Pelatihan membatik jumputan yangdiberikan dapat untuk mengoptimalkan potensikecerdasan kinestetik karena anak dapat bermainwarna sekaligus mengkoordinasikan gerakan matadan jari tangannya dalam menjumput atau mengikatkain sehingga membentuk motif batik tertentu. Bagi

Page 3: MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK SD …

Putri Sekar Hapsari, dkk: Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak SD...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 55

anak, proses membatik jumputan sendiri merupakansuatu kegiatan pembuatan kerajinan tangan yangmenarik, dimana anak dapat mengenal kesenianbudaya lokal sedari dini.

Menurut survey awal yang dilakukanpenelit i, beberapa sekolah dasar belummendapatkan pembelajaran praktek membuat batikjumputan, mereka hanya dibekali pengetahuan teorimotif batik jumputan. Sehingga diperlukan pelatihanketrampilan praktek tentang teknik batik jumputanyang sering kita temui antara lain dengan mengikatbatu/kelereng, mengikat kain, menjahit beberapabagian kain , ada juga dengan membuat motif arasishibori, tiedye dan lain-lain.

Pada pelatihan ini akan membuat batikjumputan dengan teknik mengikat batu/kelereng, danmengikat kain sehingga membentuk pola batik,setelah itu dimulai proses pewarnaan dengandicelupkan pada pewarna batik.

Pengikatan kain dan hasilnya (a)

Pengikatan kain dan hasilnya (b)

Motif batik tersebut diatas dapat dijadikanasesoris interior berbagai jenis barang, seperticushion (sarung bantal sofa), tas belanja, penutupmeja, gorden, taplak meja yang di latih padakesempatan pengabdian masyarakat ini. Contohdapat dilihat dibawah ini:

Page 4: MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK SD …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

56 Volume 11 No. 1 Juni 2020

Permasalahan MitraMengacu kepada analisis situasi tersebut

maka permasalahan mitra adalah mencakup hal-hal berikut ini :1. Belum adanya pengoptimalan kecerdasan

kinestetik pada bidang prakarya membatik2. Tidak tersedianya waktu khusus mempelajari

pelbagai ketrampilan, khususnya membatikkarena tergabung dengan mata pelajaranSBDP.

3. Kurangnya wawasan dan pengetahuan,4. Perlu diadakan pelatihan agar terlatih dan

nantinya dapat memunculkan kreativitas siswaserta mempunyai wawasan lebih dan mengertiakan hasil suatu produk akan dapat berdayaguna.

Pelatihan ini diselenggarakan pada 2 SDNyaitu SDN Kratonan dan SDN Kemasan II, denganpeserta latihan ini sejumlah 120 siswa. Diharapkanakan ada lagi pelatihan yang lain, agar pembelajaranketerampilan tidak hanya terfokus padapembelajaran seni budaya yang kurang produktif.Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengenalkankesenian budaya lokal kepada anak sedari dini danmengoptimalkan potensi kecerdasan kinestetikanak..

KAJIAN LITERATUR

Beberapa orang lebih pandai dibandingorang lain dipengaruhi oleh dua faktorperkembangan otak manusia dimana, faktor ituadalah keturunan dan lingkungan. Orang tua tidakdapat mengubah gen seorang bayi, tetapi merekahanya bisa mengoptimalkan melalui faktor lingkunganyang nantinya dapat meningkatkan potensiperkembangan seorang anak. (Dmitriev dalamChatib, 2010).

Setiap orang memiliki 8 (delapan)kecerdasan, yang berfungsi dengan cara yangunik. Pada sebagian orang memiliki tingkatfungsi yang tinggi dari kedelapan kecerdasantersebut. Kecerdasan itu meliputi bahasa,

kecerdasan angka (matematika), suara (musik),gesture/tubuh (kinestetik), desain (seni visual),interpersonal, intrapersonal dan naturalis yangmasing-masing memiliki budayanya sendiri, aturan,symbol yang dapat dikomunikasikan (Synder,1997).

Karakteristik anak yang mempunyaikecerdasan kinestetik, dimana mempunyaikarakteristik selalu bergerak aktif, terlibat dalamkegiatan fisik; olahraga, permainan, menikmatigerak melompat, lari, gulat, atau kegiatan lainyang serupa; Terampil dalam kerajinan tangan;Pintar menirukan gerakan, Senang bekerjadengan tanah liat, melukis dengan jari; Senangmembongkar pasang benda atau hal lainnya(Jamaris,2005)

Anak usia 7-12 tahun masuk pada tahapoperasional konkret, dimana sudah mempunyaikemampuan mengelompokkan, menyusun danmenghubungkan angka atau bilangan. Anak usia 7-12tahun cenderung mempunyai keaktifan yangtinggi, sehingga keaktifan ini jika diarahkan dengantepat maka akan dapat meningkatkan potensikecerdasan kinestetik yang dimilikinya.

Kerajinan tangan adalah salah satu kegiatanyang dapat meningkatkan potensi kecerdasankinestetik. Hal ini salah satunya dapat dilakukandengan membuat asesoris interior denganmenggunakan pelatihan membatik jumputan.Asesoris interior sendiri adalah hiasan yangdirancang untuk ruang seperti pada kantor, lobi,kamar hotel, rumah tinggal, galeri, dsb. Dengandesain warna, peralatan, perlengkapan furnitur untukmembuat keindahan dan keserasian ruangan.Contoh asesoris interior yang dapat dibuat antaralain kap lampu, lukisan, panel hiasan dinding, taplakmeja, gorden, bantal sofa yang beraneka motif,bentuk dapat kita berikan.

Batik jumputan adalah salah satu jenis batikyang teknik membuatnya adalah dengan menjumput/mengikat beberapa bagian kain dengan suatu mediatertentu kemudian dicelupkan pada pewarnapakaian. Batik jumputan sering juga disebut batikikat celup (mayputri.blogs.uny.ac.id).

Page 5: MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK SD …

Putri Sekar Hapsari, dkk: Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak SD...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 57

Menurut Murtono (2007) Pembuatan batikjumputan berbeda dengan batik tulis ataupun cap,perbedaannya yaitu dengan proses membuat polaikatan dan mengikatnya pada beberapa bagian kain.Sedangkan menurut Herni (2007), perbedaanditekankan pada proses pewarnaannya. Pewarnaandimulai dengan mencelupkan kain yang telah diikatrapat sesuai pola, ke dalam larutan zat warna.Berdasar tiga data diatas, dapat disimpulkan bahwabatik Jumputan didapat dari proses mengikat kainsesuai dengan pola dan mencelupkan pada zat warnasehingga membentuk motif jumputan.

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahapan pelatihan yang sudah dilaksanakandapat dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan danmateri yang disampaikan, yakni :

A. Persiapan kegiatan serta koordinasi denganpihak-pihak terkait.

Tahap persiapan kegiatan pengabdianmasyarakat di SDN Kemasan II dan SDN Kratonan03 ini, masing-masing ini sudah dilaksanakansebanyak enam kali tatap muka untuk surveylapangan/mitra dan koordinasi dengan kedua pihaksekolah, khususnya Kepala Sekolah dan Guru KelasSDN Kemasan II dan SDN Kratonan 03, untukmenentukan waktu dan tempat yang tepat untukkegiatan tersebut.

B. Pembukaan kegiatan pelatihanPembukaan pelatihan dihadiri oleh Ibu

Kepala Sekolah, panitia dari kampus ISI Surakartasebanyak lima orang, peserta dari SDN KemasanII Ska sejumlah 5 orang. Lokasi pelatihan beradadi Aula dan Halaman SDN Kemasan II Ska. Begitupula pada SDN Kratonan 03 Ska pelatihandilakukan di Aula dan Halaman SDN Kratonan 03Ska. Pembukaan masing-masing sekolah dimulaipukul 08.30 WIB, dilanjutkan dengan kegiatanpelatihan-pelatihan. Pelatihan ini sendiri dilakukanselama dua hari.

Pembukaan Pelatihan pada SDN Kratonan 03Ska (Dok. Panitia)

C. Pemberian pengetahuan dan kreatifitasasesoris interior

Pemaparan lisan oleh mentor tentangpengetahuan dan kreatifitas penerapan batikjumputan yang dipelajari, menjadi asesorisinterior.

PRIORITAS MASALAH

MITRA

REKOMENDASI TARGET dan SOLUSI YANG DI

TAWARKAN

Belum ada pengembangan potensi kecerdasan kinestetik yang menggunakan kegiatan membatik

Mempunyai wawasan, pengetahuan baik teori dan praktek membatik

Pelatihan membatik jumputan dengan teknik mengikat batu/kelereng, mengikat kain dan menjahit beberapa bagian kain sehingga membentuk pola batik setelah dicelupkan pada pewarna batik

Desain masih Konvensional

Desain Inovatif Dibuat desain-desain baru yang lebih menarik, dengan melihat isue trend yang berkembang dimasyarakat

Anak didik Belum terlatih

Terlatih -Dilakukan pelatihan agar terlatih, -memunculkan kreativitas siswa -mempunyai wawasan lebih -mengerti akan hasil suatu produk akan dapat berdaya guna.

Page 6: MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK SD …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

58 Volume 11 No. 1 Juni 2020

Tahap pemberian pengetahuan dan kreatifitasasesoris interior (Dok. Panitia)

D. Pelatihan ketrampilan pembuatan pola danpengikatan jumputan

Metode demontrasi tetap dominan dalamtahapan ini dikarenakan karakteristik pelatihandengan metode praktek langsung. Aspek interaktifantara pemberi materi dan peserta berlangsungdengan baik.

Tahap pembuatan pola(Dok. Panitia)

Tahap pengikatan pola jumputan (Dok. Panitia)

E. Tahap Pelatihan ketrampilan pewarnaanjumputan

Peserta memahami manfaat dan langkah –langkah urutan saat melaukan proses pewarnaanjumputan, komunikasi antara pemberi materi danpeserta berlangsung dengan baik.

Tahap pewarnaan dalam (Dok. Panitia)

Page 7: MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK SD …

Putri Sekar Hapsari, dkk: Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak SD...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 59

Tahap pewarnaan ikat jumputan (Dok. Panitia)

F. Rangkaian Proses PengeringanMetode demontrasi tetap dominan dalam

tahapan ini, para peserta pelatihan mengetahuilangkah pengerjaannya.

Proses pengeringan (Dok. panitia)

Proses penirisan sebelum penguncian warna(Dok.panitia)

Proses pembukaan ikatan sebelum penguncianwarna(Dok. panitia)

G. Proses Penguncian WarnaDiskusi dan komunikasi dua arah antara

pemberi materi dan peserta berlangsung denganbaik. Peserta memahami langkah – langkah urutandalam ketrampilan ini.

Page 8: MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK SD …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

60 Volume 11 No. 1 Juni 2020

Proses penguncian warna (Dok. panitia)

H. Proses Pencucian, Pengeringan hingga HasilJumputan

Pada praktek pencucian kain, dilakukanoleh para peserta berdasar arahan dari panitia.Peserta antusias dalam melakukan praktek di setiapprosesnya.

Proses pencucian kain (Dok. panitia)

Tahap pengeringan di Lapangan SDN KemasanII (Dok. Sayuti)

Tahap pengeringan di Lapangan SDN Kratonan03 (Dok. Sayuti)

I. Pantauan perkembangan dan evaluasikegiatan

Kain jumputan dari kegiatan pelatihandijadikan produk asesoris interior antara lain:korden, penutup meja, cushion (sarung bantal sofa),taplak meja dan tas belanja hampir keseluruhanpeserta yang mengikuti pelatihan sangat antusias.

Berdasarkan pantauan dilapangan danevaluasi kegiatan maka didapat satu masukan bahwakedua pihak sekolah menginginkan agar diberikanpelatihan-pelatihan sejenis guna membekali siswamereka agar supaya dapat meningkatkan kreatifitassebagai bekal mereka dewasa nanti.

Page 9: MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK SD …

Putri Sekar Hapsari, dkk: Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak SD...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 61

J. DOKUMEN HASIL PELATIHAN

Foto hasil kreatifitas kain jumputan(Dok. Panitia)

Penutup Meja

Tas Belanja

Taplak Meja

Taplak dan Bantal kursi

Set Untuk Ruang TamuKorden, Taplak, Bantal Kursi & Tas Belanja

Page 10: MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK SD …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

62 Volume 11 No. 1 Juni 2020

KESIMPULAN

Berdasar hasil pelaksanaan programpengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukanpenulis, serta berdasar tulisan pada bab-babsebelumnya, dapatlah ditarik kesimpulan sebagaiberikut:

Pelatihan membatik jumputan yangdiberikan dapat untuk mengoptimalkan potensikecerdasan kinestetik dinilai berhasil,karena anakdapat bermain sambil belajar. Para siswa ceria dalammelakukan tiap proses pengerjaannya. Baik mulaiproses pemolaan, pengikatan pewarnaan hinggapengeringan. Semua rangkaian ini sekaligusmengkoordinasikan gerakan mata dan jari tangannyadalam menjumput atau mengikat kain sehinggamembentuk motif batik jumputan tertentu. Bagi anakproses membatik jumputan sendiri merupakan suatukegiatan pembuatan kerajinan tangan yang menarikdimana anak dapat mengenal kesenian batik.

Pengetahuan teori keterampilan telahmereka dapatkan disekolah dapat dikombinasikandengan pelatihan praktek ini sebagai pembaruan/inovasi kedepan dan melatih kreasi kreatifitas anakuntuk mengikuti tuntutan pasar agar para siswasudah terbiasa melihat dunia luar untuk bekal masadepan mereka.

Disamping itu pelatihan ini dapat membukawawasan guru ketrampilan, murid gunamengeksplorasi ide yang ada disesuaikan denganperkembangan tuntutan pangsa pasar.

Para siswa peserta dari kedua SDN, baikSDN Kemasan II dan SDN Kratonan 03 berjalandengan sangat antusias. Antusiasme siswa peserta

dalam melakukan kegiatan membuat jumoutan dapatdilihat bahwa kemauan mereka lebih tinggi dibandingrasa capek dan sulit dalam melaukan tiap prosesnya.Pelatihan yang dilakukan dapat berjalan denganlancar, tak lepas dari dukungan peran serta dantanggapan positif kedua belah pihak sekolah.

Antusiasme anak-anak sangat tinggi,sehingga pelatihan ini dapat dikatakan dapat berjalansesuai tujuan dan harapan.

DAFTAR PUSTAKA

Herni Kusantati. Dkk. 2007.Keterampilan.Bandung: Grafindo Media Pratama.

Jamaris, Martini, 2005, Pengembangan MultipleIntelligences dan Aplikasinya Melaluipembelajaran Terpadu di Taman Kanak-kanak, Jurnal Pendidikan danKebudayaan, No.053, tahun ke-11,Maret 2005.

Martuti A, 2008, Mendirikan dan Mengelola PAUDdengan Aneka Permainan MeraihKecerdasan Majemuk, Yogyakarta,Kreasi Wacana.

Munif Chatib, 2010, Sekolahnya Manusia, SekolahBerbassis Multiple Intelligences diIndonesia, Bandung, Kaifa.

Synder, Susan, 1997, Developing MusicalIntelligence: Why and How, EarlyChilhood Education Journal, Vol.24, No.3,pp. 165-171.

Mayputri.blogs.uny.ac.id, diakses 7 April 2019Murtono Sri.Dkk. 2007.Seni Budaya dan

Keterampilan. Bogor: Yudhistira.