11
Mengenal Karakter Allah "Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." - 2 Korintus 4:17-18 Paulus berkata kepada jemaat di Korintus untuk tidak tawar hati dalam menghadapi kematian, tapi senantiasa mengucap syukur dan percaya akan janji Tuhan. Seringkali kita terjebak dengan hal-hal yang kelihatan dengan mata kasat, tapi tidak memperhatikan nilai-nilai kekekalan dari setiap perbuatan kita. Kuasa Tuhan terus bekerja di dalam hidup kita, bahkan saat kita tidak menyadarinya. Segala sesuatu yang kelihatan bersifat sementara, sedangkan yang tidak kelihatan itu kekal.

mengenal karakter ALLAH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

indri gautama

Citation preview

Page 1: mengenal karakter ALLAH

Mengenal Karakter Allah

"Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."- 2 Korintus 4:17-18

Paulus berkata kepada jemaat di Korintus untuk tidak tawar hati dalam menghadapi kematian, tapi senantiasa mengucap syukur dan percaya akan janji Tuhan. Seringkali kita terjebak dengan hal-hal yang kelihatan dengan mata kasat, tapi tidak memperhatikan nilai-nilai kekekalan dari setiap perbuatan kita.

Kuasa Tuhan terus bekerja di dalam hidup kita, bahkan saat kita tidak menyadarinya. Segala sesuatu yang kelihatan bersifat sementara, sedangkan yang tidak kelihatan itu kekal. Jika kita hidup untuk mengasihi Tuhan, maka kita pun akan mau mati demi Tuhan. Mati di dalam Tuhan adalah suatu keuntungan, karena kekekalan di dalam Kerajaan Allah sudah menanti kita.

Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan

Page 2: mengenal karakter ALLAH

kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."- Yeremia 9:23-24

Banyak orang bangga dengan hal-hal yang dimiliki. Kepintaran, kekayaan, kesuksesan kita. Namun semua itu adalah kesia-siaan jika dilakukan tanpa didasari iman akan Tuhan. Ayat di atas dengan jelas menyatakan bahwa kemegahan itu hanyalah milik Tuhan, karena kemegahan itu adalah Tuhan sendiri. Tuhan mau kita mengenal karakter-Nya, yaitu pribadi yang penuh dengan kemuliaan.

Dengan mengenali karakter Tuhan, kita akan mengetahui apa yang Dia suka dan apa yang tidak. Menyenangkan hati Tuhan adalah dengan kita melakukan yang Tuhan suka. Inilah yang mendasari iman kita sebagai orang Kristen. Kekristenan bukanlah agama, namun kepercayaan yang berdasarkan kasih. Kasih yang terjalin antara manusia sebagai ciptaan dan Tuhan sebagai pencipta. Hubungan yang terjadi karena saling mengasihi. Alkitab bukan sekedar buku, tapi adalah surat cinta Tuhan bagi kita.

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya."- Markus 11:23

Setiap perkataan kita mempunyai kuasa di alam roh, sehingga apa yang kita katakan akan terjadi sesuai dengan iman kita. Janji Tuhan adalah hal yang tidak kelihatan, namun jika terus diperkatakan dengan hati percaya, maka hal itu akan menjadi kenyataan dalam hidup kita. Selalu perkatakan janji Allah, jangan berfokus pada situasi yang sedang dialami.

seperti ada tertulis: “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" --di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada." (Roma 4:17)

Allah menciptakan apa yang tidak ada menjadi ada melalui firman. Tuhan berfirman kepada Abraham bahwa dia akan menjadi bapa segala bangsa. Secara akal manusia, hal itu tidak mungkin karena kondisi Abraham yang sudah lanjut usia dan istrinya mandul. Namun Abraham memiliki iman di dalam janji Tuhan, sehingga janji itu digenapi dalam hidupnya. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang tidak kita lihat dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita harapkan. Iman percaya kita akan firman Tuhan akan membuat setiap janji yang difirmankan-Nya menjadi nyata.

Jika kita mengenal Allah dengan benar, maka kita akan hidup dengan cara seperti Tuhan hidup. Apa yang menjadi kesukaan Tuhan akan menjadi kesukaan kita, sehingga karakter kita lambat laun menjadi serupa dengan karakter Kristus. Amin.

"Tuhan Yesus Memberkati"

Page 3: mengenal karakter ALLAH

Menjaga Diri dari Kata-Kata Negatif

Tak seorang pun suka bila orang membicarakan hal-hal negatif mengenai dirinya. Tapi inilah kenyataan dunia yang kita hadapi. Di manapun kita berada, akan selalu menghadapi kemungkinan-kemungkinan itu. Akan ada orang-orang yang tidak puas dengan kebijakan yang kita buat di kantor. Akan ada teman yang iri dengan keberhasilan kita, lalu mencari-cari keburukan kita di belakang. Mungkin ada anggota keluarga yang selalu mengatakan hal-hal negatif mengenai diri Anda.

Setan melontarkan jebakan-jebakannya untuk membidik Anda. Dia mencoba menciptakan situasi kepahitan, emosional, dan membuat Anda melupakan janji-janji Allah. Tak mudah memang. Dalam keadaan seperti itu, kita akan mudah terpancing emosi, bereaksi dan berdosa dengan lidah kita.

Page 4: mengenal karakter ALLAH

Bagaimana seharusnya respon kita sebagai anak Allah? Mazmur 39:1,:

Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku.- Mazmur 39:1

Daud tahu persis ketika menyanyikan Mazmur ini. Dosa terjadi ketika mulut kita bercabang dua. Maka Daud mengendalikan lidahnya. Ia mengendalikan emosinya ketika berhadapan dengan orang fasik. Orang-orang yang hendak menjatuhkannya. Ayat ini berbicara mengenai integritas.

Dalam kehidupan masa kini, mungkin ‘orang fasik’ yang Anda hadapi adalah rival, musuh, atau teman yang diam-diam bergunjing mengenai Anda. Bisa jadi dia adalah atasan Anda yang tidak menyenangkan. Atau mungkin, keluarga Anda yang melontarkan kata-kata negatif, yang tidak mendukung Anda.

Mengendalikan lidah seperti yang Daud lakukan, bisa kita praktekkan dalam kehidupan kita hari ini. Kita tidak membicarakan orang di belakang alias bergunjing. Tidak membalas orang-orang yang melemparkan perkataan negatif. Kita tidak bereaksi dengan emosi atas perlakuan yang tidak adil terhadap kita.

Bagaimana respon kita? Kita mengendalikan emosi berdasarkan firman. Kita mempraktekkan kasih dengan mendoakan dan memberkati mereka. Kita tidak meladeni emosi kita. Bila kita sungguh-sungguh anak Allah, maka kita tahu, tak mungkin dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Seperti halnya sumber air memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama (Yakobus 3: 9-11).

Ketika Anda mempraktekkan ini di rumah dan di lingkungan kerja, Anda menjadi garam dan terang. Teach your tongue to say the right thing (Ps. Indri Gautama).

Page 5: mengenal karakter ALLAH

Jalan Pintas: Yes or No?

Apa yang Anda lakukan jika mengetahui kelemahan atau keburukan atasan Anda? Bayangkan ini. Anda adalah calon yang disiapkan untuk menggantikan atasan Anda. Prestasi Anda gilang gemilang. Hampir seluruh karyawan di kantor lebih menyukai Anda ketimbang bos.

Parahnya, atasan tahu kalau bawahannya lebih menyukai Anda. Bos tak tinggal diam dan sering mencari-cari kesalahan untuk menjegal Anda. Lalu tiba-tiba, datanglah kesempatan itu. Anda mengetahui bos melakukan kesalahan fatal dalam suatu proyek.

Barangkali rekan sejawat Anda akan menyemangati Anda di saat-saat seperti ini. “Ini waktunya Anda menduduki jabatan si Bos,” begitu kata mereka. Apa yang akan Anda lakukan?

Kisah ini ada dalam sejarah. Tepatnya di Perjanjian Lama, 1 Samuel 24. Saat itu Saul mengejar Daud bersama beribu-ribu pasukan untuk membunuhnya. Di tengah pengejaran itu, Saul masuk ke gua untuk buang hajat. Ia sama sekali tak tahu kalau justru Daud dan pasukannya bersembunyi di belakang gua itu.

Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: "Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul.- 1 Samuel 24:5-6

Jantung Daud berdebar-debar. Itu adalah peringatan dari Tuhan. Dengan memotong punca jubah saja, sebenarnya hati Daud tergoda untuk menuruti anjuran orang-orang di sekitarnya.

Page 6: mengenal karakter ALLAH

Daud memang tak membunuh Saul, tapi ia sudah menyentuh “jawatan” yang bukan haknya. Untung saja, Daud mendengarkan nuraninya.

Pemimpin yang dibentuk oleh Tuhan memang tidak melewati proses mulus. Justru lewat tantanganlah, Tuhan mengasah karakter kita, menyiapkan diri kita menjadi pemimpin yang bijak dan takut akan Tuhan.

There is no short cut to destiny.

Page 7: mengenal karakter ALLAH

Menghadapi Gosip di Tempat Kerja

Sstt, ada gosip nih. Tahukah kamu kalau si A itu begini...? Ehem, eh tapi jangan bilang siapa-siapa yah.

Gosipnya, si B mungkin bakal keluar dari pekerjaannya karena dia melakukan hal memalukan. Eh, jangan ngomong kenceng-kenceng, ntar dia tau.

Eh, eh, kamu tau nggak, kemarin, si C dan D berantem loh. Gila ribut banget.

Gosip. Makin digosok makin sip. Begitu kata orang.

Gosip bukan cuma dunianya perempuan, laki-laki pun bergosip. Dan siapa bilang, gosip itu cuma beredar di kalangan orang yang kurang kerjaan hingga membicarakan orang? Dari kalangan rumah tangga, tetangga, ibu-ibu, anak-anak sekolah dan kuliah, hingga pekerja, kita selalu menemukan orang bergosip.

Pelaku gosip bisa siapa saja. Jam siarannya saat makan siang, saat mengerjakan tugas, di sekolah dan kampus, di sela-sela pertemuan dan rapat, di gedung pemerintahan, di mana saja. Kini, gosip malah mendapat tempat istimewa di media massa. Televisi menyediakan waktu dari jam tayangnya untuk bergosip tentang artis-artis. Tak seorang pun luput dari gosip.

Page 8: mengenal karakter ALLAH

Bagaimana orang Kristen seharusnya bersikap mengenai gosip?

Paling tidak, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan ketika kita bertemu orang yang tiba-tiba saja membicarakan keburukan orang lain.

1. Apakah pembicaraan itu berguna bagi dirimu? Seringkali, bergosip itu pembicaraan yang tidak ada ujungnya. Tahu-tahu saja, waktu kita terbuang begitu saja hanya untuk membicarakan hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat. Segala sesuatu halal bagiku—tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku—tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun (1 Korintus 6: 12).

2. Hukum yang diberikan kepada kita yang terutama adalah untuk mengasihi sesama kita manusia. Apakah dengan membicarakan orang lain itu, kita sedang mengasihi dia? Apakah hal yang dibicarakan akan bermanfaat untuk membangun orang lain, atau malah menjatuhkan orang lain?Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari pada-Nya (1 Yohanes 5: 1).

3. Apakah pembicaraan itu justru melahirkan kebencian terhadap orang lain? Mempergunjingkan kejelekan orang lain, seringkali datangnya dari hati yang kecewa dan sakit hati. Pembicaraan seperti ini bukannya mendatangkan kelegaan, seringkali menambah rasa sakit dan kecewa yang sudah ada. Seperti sebuah luka yang terus dikorek-korek sehingga tak kunjung sembuh. Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Tetapi barang siapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya (1 Yohanes 2: 9,11)

4. Orang Kristen mengemban amanat agung Kristus untuk menjadi garam dan terang. Apakah pembicaraan itu memperlihatkan peran kita sebagai garam dan terang, atau justru sebaliknya? Kamu adalah terang dunia... Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga (Matius 5: 14-16).

5. Apakah pembicaraan itu menyenangkan hati Allah? Kita bisa memilih untuk menolak bergosip dan memilih melakukan hal yang benar. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12: 2)

Orang yang biasanya menggunjingkan keburukan orang lain, bisa jadi, ia akan menggunjingkan keburukanmu juga di belakangmu. Bagaimana jika kita justru menjadi orang yang digosipkan? Bagaimana reaksi kita sebagai orang Kristen?

1. Mengampuni orang yang melakukannya. Memang bukan hal yang mudah, tapi kasih karunia-Nya akan memampukan kita melakukannya. Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu (Matius 6: 14-15).

2. Kata-kata punya kuasa. Hidup dan mati dikuasai oleh lidah. Lawan kata-kata negatif tentangmu dengan firman Tuhan di dalam doamu. Berdoa menggunakan firman

Page 9: mengenal karakter ALLAH

Tuhan Tuhan untuk melawan gosip yang beredar mengenai dirimu.Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil, dan setiap orang yang melontarkan tuduhan melawan engkau dalam pengadilan, akan engkau buktikan salah (Yesaya 54: 17).

Sebagai orang Kristen, kita mesti memberikan respon yang berbeda saat menghadapi gosip. Dengan demikian, orang sekitar kita akan melihat terang Allah dalam diri kita. Orang akan melihat kita berbeda. Itu cara kita menjadi orang berpengaruh di manapun kita berada.