17
1 LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA MENGENAL LALAT BUAH Drosophila spp. Oleh 1. Brilliana Suryani K 13308141056 2. Jaka Fitriyanta 13308141058 3. Tri Widayanti 13308141059 4. Nur Khotimah 13308141060 5. Ismi Nurhidayah 13308141061 BIOLOGI E 2013 JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

Embed Size (px)

DESCRIPTION

disini dijelaskan tentang fase-fase lalat buah berkembangbiak

Citation preview

Page 1: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

1  

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

MENGENAL LALAT BUAH Drosophila spp.

Oleh

1. Brilliana Suryani K 13308141056

2. Jaka Fitriyanta 13308141058

3. Tri Widayanti 13308141059

4. Nur Khotimah 13308141060

5. Ismi Nurhidayah 13308141061

BIOLOGI E 2013

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

Page 2: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

2  

A. Tujuan

1. Mengetahui siklus hidup lalat buah Drosophila sp

2. Dapat membedakan jenis kelamin Drosophila sp

3. Menguji apakah perbandingan : = 1 :1

4. Dapat membuat media pemeliharaan Drosophila sp

B. Dasar Teori

MENGENAL LALAT BUAH Drosophila sp.

Lalat buah adalah serangga yang mudah berkembang biak. Dari satu

perkawinan saja dapat dihasilkan ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapat

dikembangkan setiap dua minggu. Karasteristik ini menunjukkan lalat buah

organisme yang cocok sekali untuk kajian-kajian genetik (Campbell, 2002).

Kebanyakan penemuan di bidang genetika didapatkan melalui penelitian

dengan menggunakan lalat tersebut sebagai bahan (Suryo,2004). Pilihan ini tepat

sekali karena pertama, lalat ini kecil sehingga suatu populasi yang besar dapat

dipelihara dalam laboratorium. Kedua, daur hidup sangat cepat. Tiap 2 minggu dapat

dihasilkan satu generasi dewasa yang baru. Ketiga, lalat ini sangat subur yang betina

dapat menghasilkan ratusan telur yang dibuahi dalam hidupnya yang pendek itu

(Kimball, 2001).

Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror, 1992):

Kingdom Animalia

Phyllum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Diptera

Famili Drosophilidae

Genus Drosophila

Spesies Drosophila melanogaster

Adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya:

1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian

belakang.

2. Berukuran kecil, antara 3-5 mm.

Page 3: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

3  

3. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan

tubuhnya.

4. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.

5. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.

6. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.

7. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding

mata majemuk.

8. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima

dan bergaris hitam

9. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax (Mutiara,2012).

Sedangkan ciri-ciri yang membedakan Drosophila jantan dan betina antara lain;

(Zarzen, 2008)

Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari

telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago. Fase

perkembangan dari telur Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada

gambar di bawah ini.

Jantan Betina

1. Ukuran tubuh lebih kecil dari betina 1. Ukuran tubuh lebih besar dari jantan

2. Sayap lebih pendek dari sayap betina 2. Sayap lebih panjang dari sayap jantan

3. Terdapat sisir kelamin (sex comb) 3. Tidak terdapat sisir kelamin (sex

comb)

4. Ujung abdomen tumpul dan lebih

hitam

4. Ujung abdomen runcing

Page 4: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

4  

Gambar 1. Daur Hidup Drosophila ( Crowder, L. V. 1986: 23 ).

Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua

periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada

saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam.

Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003)

Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut

perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan

imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada

perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003).

Tahap-tahap dari siklus hidup Dhrosophila melanogaster berikut ciri-cirinya,

antara lain :

Tahapan Ciri-ciri Umur

Telur Berbentuk bulat lonjong, ukuran sekitar ± 0.5 mm,

berwarna putih susu, pada ujung anteriornya

terdapat dua tangkai kecil menyerupai sendok yang

berfungsi agar telur tidak tenggelam, biasanya

terdapat pada permukaan media.

± 24

jam

Larva

instar 1

Berbentuk lonjong pipih, berwarna putih bening,

berukuran ± 1 mm, bersegmen, berbentuk dan

bergerak seperti cacing, belum memiliki spirakel

anterior.

Larva

instar 2

Berbentuk lonjong pipih, berwarna putih, berukuran

± 2 mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak seperti

cacing, memiliki mulut dan gigi berwarna hitam

untuk makan, memiliki spirakel anterior.

± 2

hari

Larva

instar 3

Berbentuk lonjong pipih, berwarna putih, berukuran

± 3-4 mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak

seperti cacing, memiliki mulut dan gigi berwarna

hitam lebih besar dan jelas terlihat dibanding larva

instar 2, memiliki spirakel anterior dan terdapat

beberapa tonjolan pada spirakel anteriornya.

± 3

hari

Prepupa Terbentuk setelah larva instar 3 merayap pada ± 4

Page 5: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

5  

dinding botol, tidak aktif, melekatkan diri; berwarna

putih; kutikula keras dan memendek; tanpa kepala

dan sayap

hari

Pupa Tidak aktif dan melekatkan diri pada dinding botol,

berwarna coklat, kutikula keras, memendek, dan

besegmen.

± 5

hari

Imago Tubuh terbagi atas cephla, thorax, dan abdomen;

bersayap transparan; memiliki mata majemuk

biasanya berwarna merah; dan ciri-ciri lainnya

menyerupai ciri lalat buah dewasa

± 9

hari

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila

melanogaster diantaranya sebagai berikut:

1. Suhu Lingkungan

Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi

ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat

akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau

sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif

lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang

tumbuh akan steril.

2. Ketersediaan Media Makanan

Viabilitas dari telur-telur dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang

dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972).

3. Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan

Pada Drosophila melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup

ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari.

4. Intensitas Cahaya

Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan

mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.

Fase perkembangan lalat buah pertama yang diamati adalah fase telur.

Menurut Bursell (1970) dan Strickberger (1962) dalam Utami bahwa Telur D.

melanogaster, Meigen berbentuk ovoid dengan adanya “sayap air” yang mencegah

telur agar tidak tenggelam dan terbenam dalam medium semicair. Namun pada

Page 6: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

6  

percobaan ini, praktikan tidak dapat mengamati fase telur dari lalat buah dikarenakan

ukuran telur yang sangat kecil berada di permukaan media sehingga sulit dilihat

langsung tanpa alat bantu. Pengondisian lingkungan media dengan intensitas cahaya

yang rendah, mempercepat proses bertelurnya lalat buah pada media.

Pengamatan dilanjutkan pada tahap larva. Menurut Borror, Triplehorn dan

Johnson, (1989) dalam Utami bahwa Larva D. melanogaster, Meigen berwarna putih,

bersegmen dan bertipe vermiform. Pada segmen kepala dalam prothoraks dan thorasik

tidak terdapat lengan. Tubuh berubah meruncing dan menajam pada ujungnya. Kepala

berbentuk globular dan mempunyai warna yang sama dengan dada dan perut, dengan

lebar lebih pendek daripada prothoraks dan perut. Antena dan ocelli menghilang.

Kulitnya pada permulaan stadium tidak begitu kuat tetapi larva kecil muda secara

periodik akan menambahkan kulit hingga mencapai ukuran dewasa. Pada beberapa

keadaan disebut dengan belatung. Selama tiap periode di antara belatung Selama tiap

periode di antara belatung, larva disebut dengan instar. Setiap instar ditunjukkan oleh

perbedaan ukuran larva dan jumlah gigi pada kait rahang yang berwarna hitam.

Sedangkan perkembangan larva hingga membentuk pupa meliputi reorganisasi seluler

dalam differensiasi pertama dari sel epidermal, mulai terjadi differensiasi progresif

dari sel somtik dan jaringan menuju kondisi dewasa, pembentukan organ-organ dalam

atau alat-alat tambahan untuk dewasa yaitu antena, bagian-bagian mulut, kaki, sayap

dan genitalia eksternal.

Menurut Ashburner (1985) dalam saat larva Drosophila membentuk

cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tidak

berkepala dan bersayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan

pembentukan kepala, bantalan sayap dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa)

menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan

tidak aktif, dan dalam keadaan ini juga larva berganti menjadi lalat dewasa.

Menurut Shorrocks (1972) bahwa jika kekurangan makanan, jumlah telur yag

dikeluarkan Drosophila betina akan menurun. Drosophila yang kekurangan makanan

akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa

berukuran kecil, namun seringkali gagal berkembang menjadi individu dewasa.

Beberapa yang dapat menjadi dewasa dapat menghasilkan hnaya sedikit telur.

Page 7: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

7  

Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang

dimakan oleh larva betina.

Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat ferlisasi sampai pada saat

larva muda menetas dari telur. Hal tetsebut terjadi dalam waktu sekitar 24 jam. Pada

saat seperti itu, larva tidak dapat berhenti untuk makan. Periode kedua adalah periode

setelah menetas dari telur. Periode ini disebut dengan perkembangan postembrionik.

Postembrionik dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual

dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara

seksual terjadi pada saat dewasa. Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat

panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai

bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu

sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan dapat mencapai 400-500 buah

dalam 10 hari (Silvia, 2003).

Menurut Herskowitz (1965) dan Strickberger (1962) dalam Utami bahwa D.

melanogaster, Meigen mengalami metamorfosis sempurna selama siklus hidupnya.

Walapun fertilisasi biasanya dapat terjadi setelah 24 jam dalam stadium dewasa,

peletakan telur umumnya baru dilakukan setelah 2 hari dengan 50-75 telur setiap hari

(kemungkinan maksimum total 400-500 dalam 10 hari, yang merupakan waktu

generasi). Lalat dewasa dapat hidup selama 10 minggu.

C. Alat dan Bahan

1. Drosophila melanogaster liar 2. Mikroskop stereo dan binokuler 3. Kaca pembesar 4. Cawan petri 5. Kuas 6. Kaca objek 7. Oven 8. Blender 9. Botol kultur dan tutup dari busa 10. Corong 11. 500 gram daging buah pisang ambon masak 12. 550 cc aquades 13. 150 gram gula merah 14. 1 bungkus agar swallow 15. Fermipan 16. Metil ester

Page 8: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

8  

17. Sorbit acid

D. Cara Kerja dan Pengamatan

Pembuatan media pemeliharaan lalat buah

Cara pembuatan:

1. 500 g daging buah pisang ambon masak dilumatkan dengan blender dengan ditambah secukupnya.

2. 15 gram tepung agar-agar dilarutkan dalam 500 cc air, kemudian masak sampai mendidih

3. Masukkan bubur pisang kedalam larutan air & agar yang sedang dimasak 4. Panaskan lagi sampai hampir mendidih dan masukkan sorbit acid dan metal ester 5. Dengan bantuan corong Masukkan medium ke dalam botol biakan yang telah disteril

dalam oven 6. Tunggu hingga dingin lalu tutup dengan sumbat busa yang bersih.

Penangkapan lalat buah di alam

1. Siapkan botol selai atau sejenisnya yang bersih 2. Masukkan potongan buah yang masak 3. Letakkan ditempat terbuka, dijaga jangan sampai ada semut yang masuk 4. Setelah sehari atau beberapa hari, akan ada lalat buah yang masuk 5. Tutuplah botol dengan kain setelah jumlah lalat yang masuk ke dalam botol cukup

banyak 6. Ikatlah kain penutup dengan karet atau rapia 7. Pindahkan lalat pada botol biakan yang berisi media

Eterisasi

Untuk pengamatan dan penghitungan lalat buah harus dibius dulu, zat kimia yang biasa dipakai adalah etil asetat atau dietil eter

Cara pembiusan :

1. Sentakan botol pada telapak tangan secara perlahan, supaya lalat buah yang menempel pada tutup busa dapat jatuh kebawah

2. Pindahkan lalat buah ke botol kosong dengan menempelkan kedua tutup botol 3. Tutup botol berisi lalat buah dengan sumbat busa 4. Masukkan kapas yang telah ditetesi eter kedalam botol berisi lalat melalui sela-sela

sumbat busa 5. Setelah lalat terbius, pindahkan kedalam cawan petri 6. Lakukan pengamatan dengan cepat apabila pengamatan belum selesai lalat sudah

sadar, lakukan pembiusan sekali lagi

Page 9: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

9  

7. Setelah pengamatan, lalat dimasukkan kembali pada botol medium semula

Pengamatan

1. Pengamatan jenis kelamin - Amati lalat buah yang telah ditangkap - Bedakan jenis kelamin lalat betina dan jantan. 2. Pengamatan siklus hidup lalat buah - Pelihara 3 pasang lalat buah dalam botol yang berisi media - Beri catatan pada botol :tanggal mulai pemeliharaan , nama kelompok - Amati perubahan yang terjadi setiap hari, misalnya terdapat telur, larva instar 1,2,3,

prapupa, pupa, pigmentasi pupa dan keluarnya lalat dewasa Setelah terbentuk pupa, keluarkan lalat parental dari dalam botol

3. Pengamatan jumlah lalat jantan dan betina dan enghitung perbandingan jenis

kelamian

- Amati imago yang terbentuk setiap hari

- Pisahkan lalat jantan dan betina pada botol biakan yang berbeda

- Hitung perbandingan jenis kelamin dengan uji X2

E. Hasil

Lalat Betina Lalat Jantan

Ujung

abdomen

Memanjang dan

meruncing

Membulat

Ukuran

tubuh

Lebih besar Lebih kecil

Sex comb

(sisir

kelamin)

Tidak ada Terdapat pada

permukaan distal

dari tarsus terakhir

dari kaki depan.

Rumus test ² (chi-square test)

    

k

i i

ii

e

eo

1

22 )(

 

Dimana : o = hasil data yang diperoleh

e = hasil data yang diharapkan

Page 10: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

10  

d = penyimpangan = selisih dari data hasil yang diperoleh dengan yang diharapkan

= jumlah dari hasil perhitungan

Tabel hasil pengamatan lalat buah ♂ dan ♀

Lalat jantan Lalat betina

35 46

perhitungan

Ratio

Fenotip

yang

Diharapkan

Hasil

Pengamatan

= (o)

Hasil yang

Diharapkan

= (e)

Penyimpangan

(d)= (o-e) d2 d2 / e

1/2 (♂) 35 ½ x 81= 40,5 -5,5 (-0,5) 36 36/40,5=

0,889

1/2 (♀) 46 ½ x 81= 40,5 +5,5 (-0,5) 25 25/40,5=

0,617

Total 81 X2 =

1,506

Derajat kebebasan = n-1, n yaitu jumlah fenotip yang dijumpai

Derajat kebebasan = 2-1 = 1

F. Pembahasan

Praktikum pada percobaan yang berjudul “Mengenal Lalat Buah Drosophila

sp.” yang dilakukan pada hari Rabu, 11 Maret 2014 di Laboratorium FMIPA UNY

mempunyai tujuan mengetahui siklus hidup lalat buah Drosophila sp., dapat

membedakan jenis kelamin Drosophila sp., menguji apakah perbandingan ♂ : ♀ =

1:1, dan dapat membuat media pemeliharaan Drosophila sp.

Drosophila sp. adalah jenis serangga yang umumnya tidak berbahaya dan

merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah (Neil A. Campbell, 2002: 281).

Klasifikasi Drosophila:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Page 11: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

11  

Famili : Drosophilidae

Genus : Drosophila

Spesies : Drosophila melanogaster

(Borror, 1992: 273)

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, terdapat 3 macam percobaan,

pertama pengamatan terhadap morfologi lalat buah Drosophila sp. untuk menentukan

jenis kelamin Drosophila sp. Pada percobaan ini lalat buah Drosophila sp. yang telah

didapatkan di dalam botol jam dibius menggunakan eter hingga pingsan, setelah

pingsan lalat buah dipindahkan ke dalam cawan petri dan diamati menggunakan kaca

pembesar (loup) atau diamati menggunakan mikroskop.

Beberapa pengamatan yang digunakan untuk membedakan lalat buah jantan

dan betina antara lain ujung abdomen, ukuran tubuh, dan sex comb (sisir kelamin).

Berdasarkan hasil pengamatan, pada Drosophila jantan ujung abdomen membulat,

ukuran tubuh lebih kecil, dan terdapat sex comb (sisir kelamin) pada permukaan distal

dari tarsus terakhir dari kaki depan. Sedangkan Drosophila betina mempunyai ujung

abdomen yang memanjang dan meruncing, ukuran tubuh lebih besar, dan tidak

mempunyai sex comb (sisir kelamin). Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan

Borror bahwa ciri-ciri yang membedakan lalat buah jantan maupun betina adalah

pada ukuran tubuh, panjang sayap, bentuk abdomen, dan ada tidaknya sex comb.

Dengan adanya ciri-ciri tersebut sehingga dapat dibedakan antara lalat buah jantan

atau betina.

Setelah lalat buah Drosophila dapat dibedakan antara jantan dan betina

kemudian lalat buah tersebut dimasukkan ke dalam botol jam yang telah terisi media

dengan perbandingan ♂ : ♀ = 1:1 yang kemudian diamati siklus hidupnya.

Percobaan ini menggunakan lalat buah Drosophila sp., mengingat keuntungan

lalat buah ini sebagai objek percobaan genetika karena siklus hidup yang cukup

pendek, jumlah anakan yang cukup banyak, pemberian kondisi waktu pemeliharaan

yang tidak perlu steril, dan membutuhkan media yang sederhana (pisang yang

dihasulkan).

Sebelum melakukan proses pemeliharaan untuk mengamati siklus hidup lalat

buah, dilakukan proses penyiapan media pemeliharaan Drosophila sp. Media yang

digunakan pada percobaan kali ini adalah buah pisang yang dihaluskan dengan

komposisi bahan baku media sebagai berikut 500 gr daging buah pisang, 550 cc

Page 12: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

12  

aquadest, 150 gr gula merah, 1 bungkus agar-agar, 1 bungkus fermipan, sorbic acid

(anti serangga), dan methyl ester. Pertama, daging buah pisang dan aquadest

dihasulkan dengan menggunakan blender hingga menjadi bubur. Selanjutnya

memasak gula merah, agar-agar, dan bubur pisang sampai mendidih, lalu masukan

sorbic acid dan methyl ester. Media pemeliharaan diletakan sebanyak ±1/6 dari botol

media.

Pengamatan dimulai pada tanggal 11 Maret 2015 dengan meletakkan lalat

buah parental sebanyak 3 pasang, yang terdiri dari 3 ekor betina dan 3 ekor jantan

pada media baru. Sebelum meletakkan lalat tersebut pada media, praktikan

memastikan perbandingan jumlah jantan dan betina yang akan dipelihara sama (1:1).

Dengan ciri perbedaan lalat buah yang mudah diamati secara yaitu ukuran tubuh lalat

betina lebih besar dari pada jantannya, dan ujung abdomennya yang meruncing.

Sedangkan yang jantan ujung abdomen membulat dengan warna gelap. Selama proses

pengamatan media diletakan pada suhu ruang (27-28oC) dengan intensitas cahaya

yang rendah, karena faktor klimat ini akan menentukan lama periode siklus hidup lalat

buah. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk mengamati fase perubahan telur, larva

instar 1,2,3, prepupa, pupa, pigmentasi pupa dan keluarnya lalat dewasa.

Fase perkembangan lalat buah pertama yang diamati adalah fase telur.

Menurut Bursell (1970) dan Strickberger (1962) dalam Utami bahwa Telur D.

melanogaster, Meigen berbentuk ovoid dengan adanya “sayap air” yang mencegah

telur agar tidak tenggelam dan terbenam dalam medium semicair. Namun pada

percobaan ini, praktikan tidak dapat mengamati fase telur dari lalat buah dikarenakan

ukuran telur yang sangat kecil berada di permukaan media sehingga sulit dilihat

langsung tanpa alat bantu. Pengondisian lingkungan media dengan intensitas cahaya

yang rendah, mempercepat proses bertelurnya lalat buah pada media.

Pengamatan dilanjutkan pada tahap larva. Menurut Borror, Triplehorn dan

Johnson, (1989) dalam Utami bahwa Larva D. melanogaster, Meigen berwarna putih,

bersegmen dan bertipe vermiform. Pada segmen kepala dalam prothoraks dan thorasik

tidak terdapat lengan. Tubuh berubah meruncing dan menajam pada ujungnya. Kepala

berbentuk globular dan mempunyai warna yang sama dengan dada dan perut, dengan

lebar lebih pendek daripada prothoraks dan perut. Antena dan ocelli menghilang.

Kulitnya pada permulaan stadium tidak begitu kuat tetapi larva kecil muda secara

Page 13: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

13  

periodik akan menambahkan kulit hingga mencapai ukuran dewasa. Pada beberapa

keadaan disebut dengan belatung. Selama tiap periode di antara belatung Selama tiap

periode di antara belatung, larva disebut dengan instar. Setiap instar ditunjukkan oleh

perbedaan ukuran larva dan jumlah gigi pada kait rahang yang berwarna hitam.

Sedangkan perkembangan larva hingga membentuk pupa meliputi reorganisasi seluler

dalam differensiasi pertama dari sel epidermal, mulai terjadi differensiasi progresif

dari sel somtik dan jaringan menuju kondisi dewasa, pembentukan organ-organ dalam

atau alat-alat tambahan untuk dewasa yaitu antena, bagian-bagian mulut, kaki, sayap

dan genitalia eksternal.

Pada pengamatan munculnya tahap larva instar ini muncul sekitar sehari (±24

jam) setelah peletakkan lalat buah parental pada media. Diduga pada percobaan ini,

lalat buah parental yang digunakan sudah mencapai usia lalat dewasa, sehingga

memasuki masa reproduktifnya atau sebelum lalat betina diletakkan pada media sudah

mengalami pembuahan (fertilisasi) dan bertelur pada media.

Pada tahap instar 1 yang diamati larva pada tahap ini berbentuk lonjong pipih

seperti cacing dengan ukuran ±1 mm berwarna putih dan aktivitas bergeraknya

rendah. Menurut literature pada tahap instar 1 memiliki ciri-ciri berbentuk lonjong

pipih, bewarna putih bening, berukuran ±1 mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak

seperti cacing, belum memiliki spirakel anterior. Namun pada pengamatan, praktikan

tidak dapat mengamati segmentasi dan spirakel pada bagian anteriornya karena larva

instar 1 yang berukuran kecil.

Tahap pengamatan selanjutnya yaitu mengamati fase instar 2 dari larva lalat

buah. Berdasarkan pengamatan fase ini muncul setelah 48 jam (2 hari) kemudian dari

fase instar 1. Pada larva instar 2 ini tidak jauh beda dengan instar 1 namun ukuran dan

aktivitas bergerak larva yang bertambah, serta pada bagian ujung anterior (mulut)

bewarna hitam.

Memasuki tahap instar 3 setelah 24 jam kemudian setelah instar 2. Perbedaan

larva pada tahap ini ukurannya jauh lebih besar mencapai 3-5 mm dan aktivitas

bergeraknya lebih aktif pada permukaan maupun dinding botol media. Selain itu pada

tahap ini juga jelas teramati segmentasi pada bagian tubuh larva serta pada bagian

mulutnya yang bewarna hitam, yang menurut literature bagian itu merupakan gigi.

Page 14: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

14  

Pada fase larva ini, larva lalat buah aktif melakukan aktivitas makan untuk

pertumbuhan dan cadangan makanan ketika memasuki tahap pupa (tidak aktif).

Fase berikutnya yaitu fase pupa. Perubahan larva instar 3 menjadi pupa sekitar

48 jam. Pupa yang diamati menempel pada dinding botol media yang kering, tidak

jauh dari permukaan media. Pupa bewarna coklat dengan bentuk lonjong sedikit

membulat. Namun pada penelitian tidak teramati fase prepupa dan pigmentasi pupa.

Menurut Ashburner (1985) dalam saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa,

tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tidak berkepala dan

bersayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala,

bantalan sayap dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada

instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam

keadaan ini juga larva berganti menjadi lalat dewasa.

Fase yang terakhir yaitu fase imago, fase ini terjadi kurang lebih pada hari

kedelapan. Ciri dari imago hamper menyerupai ciri-ciri umum lalat buah dewasa

(parental). Perbedaan yang terdapat antara imago dengan lalat buah dewasa adalah

ukurannya yang lebih kecil dan warna imago yang masih keabu-abuan (pucat), serta

sayapnya yang belum terbentang.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan untuk mengamati perkembangan lalat

buah dari telur hingga imago pada suhu kamar akan memakan waktu selama 8 hari.

Siklus hidup lalat buah Drosophila sp. sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan

seperti temperature, pemberian intensitas cahaya dan media. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila melanogaster diantaranya

yaitu suhu lingkungan, ketersediaan makanan, tingkat kepadatan botol pemeliharaan,

dan intensitas cahaya.

Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi

ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28oC. Pada suhu ini lalat

akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau

sekitar 18oC, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif

lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30oC, lalat dewasa yang

tumbuh akan steril.

Ketersediaan makanan juga akan mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangbiakan Drosophila. Menurut Shorrocks (1972) bahwa jika kekurangan

Page 15: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

15  

makanan, jumlah telur yag dikeluarkan Drosophila betina akan

menurun. Drosophila yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran

kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun seringkali gagal

berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa yang dapat menjadi dewasa dapat

menghasilkan hnaya sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh

jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina.

Tingkat kepadatan di botol mempengaruhi pertumbuhan Drosophila. Botol

medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat.

Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakkan di dalam botol pun sebaiknya tidak

terlalu banyak. Dalam kondisi ideal, yaitu tersedia cukup ruang (tidak terlalu

padat), Drosophila melanogaster dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari.

Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya

produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa.Drosophila

melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami

pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa, perkembangan dimulai segera setelah

terjadi fertilisasi yang terdiri dari dua periose. Pertama, periode embrionik di dalam

telur pada saat ferlisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur. Hal tetsebut

terjadi dalam waktu sekitar 24 jam. Pada saat seperti itu, larva tidak dapat berhenti

untuk makan. Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur. Periode ini

disebut dengan perkembangan postembrionik. Postembrionik dibagi menjadi tiga

tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap).

Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa.

Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di

permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi

lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur

perhari dan dapat mencapai 400-500 buah dalam 10 hari (Silvia, 2003).

Menurut teori, metamorphosis sempurna yang terjadi pada lalat buah akan

melakukan aktivitas makan pada hari ke 8 – 15 atau 24 jam setelah fase imago untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi yang perlukan lalat buah muda untuk tumbuh. Menurut

Herskowitz (1965) dan Strickberger (1962) dalam Utami bahwa D. melanogaster,

Meigen mengalami metamorfosis sempurna selama siklus hidupnya. Walapun

fertilisasi biasanya dapat terjadi setelah 24 jam dalam stadium dewasa, peletakan telur

Page 16: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

16  

umumnya baru dilakukan setelah 2 hari dengan 50-75 telur setiap hari (kemungkinan

maksimum total 400-500 dalam 10 hari, yang merupakan waktu generasi). Lalat

dewasa dapat hidup selama 10 minggu.

Setelah lalat buah Drosophila dapat dibedakan antara jantan dan betina

kemudian dihitung jumlah lalat buah jantan dan betina untuk mengetahui apakah

perbandingan lalat buah ♂ : ♀ = 1:1. Dari hasil pengamatan diperoleh lalat jantan

sejumlah 35 dan lalat betina sejumlah 46. Berdasarkan uji X2 dengan derajat

kebebasan 1 diperoleh nilai X2= 1,506. Pada tabel X2, nilai itu terletak antara kolom

nilai kemungkinan 0,10 dan 0,30. Berarti data percobaan yang diperoleh baik, dan

dapat dianggap sesuai dengan perbandingan 1 : 1. Karena pada tabel X2, nilai X2 yang

diperoleh berada pada kolom di bawah nilai kemungkinan 0,05 ke kiri, yang

menunjukkan bahwa data yang diperoleh baik.

G. Diskusi

1. Botol biakan yang telah berisi lalat ditutup dengan kain atau busa plastik

supaya lalat yang sudah ada di dalam botol tidak keluar atau adanya hewan dari luar

yang masuk.

2. Lalat yang dipelihara pada temperatur lebih rendah mempunyai siklus yang

lebih panjang karena pada temperatur rendah metabolisme lalat berjalan lebih lambat

sehingga siklus hidup lebih panjang.

3. Fungsi tegosept dalam media pemeliharaan adalah untuk anti jamur yaitu

mencegah pertumbuhan jamur.

4. Fungsi kertas saring yang diletakkan pada media adalah untuk menyerap

kelebihan air.

H. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan mengenali lalat buah

Drosophila sp. melalui pengamatan terhadap siklus hidupnya adalah lama waktu

siklus hidup Drosophila sp. yang diamati dari dewasa hingga menghasilkan imago

memerlukan waktu sekitar 7 – 10 hari. Drosophila sp. mengalami metamorphosis

sempurna dengan tahapan-tahapan; telur – larva instar 1 – larva instar 2 – larva instar

3 – prepupa – pupa – imago. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada

Page 17: Mengenal Lalat Buah Drosophila sp

17  

siklus hidup Drosophila melanogaster diantaranya yaitu suhu lingkungan,

ketersediaan makanan, tingkat kepadatan botol pemeliharaan, dan intensitas cahaya

I. Daftar pustaka

Ashburner Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA : Coldspring Harbor

Laboratory Press. Borror, Donald J,dkk. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta: UGM Pers.

Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G., 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Erlangga.

Jakarta.

Chairunnissa, Mutiara. 2012. Pengamatan Drosophila melanogaster.

Crowder, L. V. 1986. Genetika. Diterjemahkan oleh Ir. Lilik Kusdiarti, M. Sc. Yogyakarta :

UGM- Press.

Kimball, J.W. 2001. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Listiani, endang.2013. Pengaruh Alel Ganda Pada Tubuh Manusia (Golongan Darah Dan Rambut Pada Jari. Di akses melalui https://www.academia.edu/5306907/Pengaruh_Alel_Ganda_Pada_Tubuh_Manusia_Golongan_Darah_Dan_Rambut_Pada_Jari tanggal 2 maret 2014 pukul 9:32 WIB

Shorrocks B. 1972. Drosophila. London : Ginn & Company Limited.

Silvia Triana. 2003. “Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Formaldehida Terhadap

Perkembangan Larva Drosophila”. Bandung: Jurusan Biologi Universitas

Padjadjaran.

Suryo 1984.Genetika Manusia. Yogyakarta : UGM press

____.1996.Genetika . departemen pendidikan dan kebudayaan : dirjen dikti

Tim , genetika.2014. Petunjuk Praktikum Genetika. Yogyakarta : UNY

Utami, Sri Lestari. __ “Studi Pendahuluan Analisis Mutasi Pada Penyinaran Dengan Sinar

Ultraviolet Terhadap Larva Drosophila melanogaster, Meigen”. Fakultas Kedokteran

Universitas Wijaya Kusuma Surabaya: Surabaya.