Mengenal Lebih Dekat Kebudayaan Polisi Kota Bandung · PDF file2.4 Teori Perkembangan Masyarakat ... Terlepas dari semua permasalahan antropologi polisi ... BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    LAPORAN MATA KULIAH ANTROPOLOGI KU- 4184

    Mengenal Lebih Dekat Kebudayaan Polisi Kota

    Bandung

    Disusun oleh :

    Kelompok 4A

    MATA KULIAH DASAR UMUM SOSIOTEKNOLOGI

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2010

  • 2

    DAFTAR ISI

    Bab I : Pendahuluan ..........................................................................................3

    1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................................3

    1.2 Judul Penelitian ......................................................................................4

    1.3 Identifikasi Masalah ...............................................................................4

    1.4 Perumusan Masalah................................................................................5

    1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................5

    1.6 Batasan Masalah ....................................................................................6

    Bab II : Landasan Teori ...................................................................................7

    2.1 Teori Fungsionalisme oleh Malinowski .................................................7

    2.2 Teori FaktaSosial Oleh Emile Durkheim ..............................................7

    2.3 Teori Pembentukan Kelompok oleh Loomes & Beegie .........................7

    2.4 Teori Perkembangan Masyarakat oleh Ferdinand Tonnies ....................8

    2.5 Teori Pertukaran Sosial oleh C. Hornans ...............................................8

    2.6 Teori Stratifikasi Sosial oleh David Grusky ..........................................9

    Bab III : Metode Penelitian ...............................................................................10

    3.1 Studi Literatur ........................................................................................10

    3.2 Metode Wawancara ................................................................................10

    Bab IV : Analisis dan Pembahasan ...................................................................12

    4.1 Sejarah Kepolisian Indonesia .................................................................12

    4.2 Polisi Ditinjau dari Enam Aspek Kebudayaan .......................................17

    Bab V : Kesimpulan dan Saran .........................................................................25

    Daftar Pustaka ..................................................................................................26

  • 3

    Bab I

    Pendahuluan

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Perjalanan polisi Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Mulai dari asal

    muasalnya dibawah naungan ABRI hingga berpisah menjadi Polri dan TNI

    telah menyisakan sebuah nuansa kebudayaan baru yang begitu kentara di tubuh

    organisasi Polisi Indonesia.

    Berbeda dengan TNI yang berfokus pada perannya menjaga stabilitas dan

    mempertahankan keamanan yang mengancam negara, Polisi bertugas untuk

    menjaga ketertiban masyarakat serta mengayomi masyarakat. Terlepas dari

    berbagai prestasi skala makro yang telah diraih polisi Indonesia baru-baru ini

    karena telah berhasil melumpuhkan gembong teroris Indonesia, namun dalam di

    skala mikro sering kali terjadi kesimpangsiuran peran polisi dalam perannya.

    Tak jarang kita lihat budaya keras polisi seperti militer dalam memperlakukan

    masyarakat sehingga seolah-olah kata mengayomi mengalami pergeseran

    makna menjadi menghakimi masyarakat tanpa sesuai dengan norma-norma

    yang ada.

    Disamping itu, tampaknya sering juga terdapat perbedaan yang signifikan

    antara sistem kebudayaan formal dan kebudayaan non formal polisi yang terjadi

    dilapangan. Dalam suatu kasus misalnya, secara formal polisi tidak boleh

    memungut pungutan liar didalam jalur operasi di jalan. Namun yang terjadi di

  • 4

    lapangan sangatlah kontradiktif. Tidak sedikit dari polisi Indonesia (khususnya

    Polisi Lalu Lintas) yang malah terkadang mencari-cari kesempatan untuk dapat

    melakukan pungutan luar didalam operasi razianya.

    Akibatnya, sering terjadi problematika sosial dalam hubungan polisi dan

    masyarakat. Polisi menganggap bahwa masyarakatlah yang butuh mereka,

    sehingga mereka berkuasa untuk bertindak sewenang-weang pada masyarakat.

    Masyarakat pun tak mau kalah beropini, mereka menganggap bahwa polisi lah

    yang membutuhkan mereka, karena polisi di gaji karena hasil pajak masyarakat.

    Terlepas dari semua permasalahan antropologi polisi-masyarakat itu semua,

    pengenalan budaya formal dan informal polisi adalah suatu hal yang menarik

    untuk dikaji. Pada penelitian ini akan dikaji tentang pengenalan lebih dekat

    kebudayaan formal dan informal Polisi Kota Bandung.

    1.2. Judul Penelitian

    Penelitian ini diberi judul Mengenal Lebih Dekat Kebudayaan Polisi Kota

    Bandung

    1.3. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

    masalah - masalah yang cukup relevan untuk diteliti adalah :

    Bagaimana sistem kebudayaan yang berkembang di kehidupan polisi

    Indonesia khususnya di Kota Bandung?

  • 5

    Bagaimana kaitan kebudayaan Polisi Bandung dengan kebudayaan hidup

    masyarakat Kota Bandung?

    Bagaimana system kebudayaan formal dan informal Polisi Kota Bandung?

    Apakah tataran hirarki Kepolisian Kota Bandung mempengaruhi

    kebudayaan mereka?

    Bagaimana hubungan antar personil Polisi Kota Bandung memperngaruhi

    kebudayaan mereka?

    1.4. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, permasalahan -

    permasalahan yang akan dikaji pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

    Bagaimana sistem kebudayaan yang berkembang di kehidupan Polisi Kota

    Bandung?

    Bagaimana sistem kebudayaan formal dan informal baik positif maupun

    negatif Polisi Kota Bandung?

    Bagaimana hubungan antar personil polisi Kota Bandung dan hubungan

    polisi kota Bandung dan masyarakat Kota Bandung?

    1.5. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

  • 6

    Mengetahui sejarah kepolisian Indonesia

    Mengetahui sistem organisasi kepolisian Indonesia

    Mengetahui kebudayaan polisi yang dihubungkan dengan tujuh unsur

    kebudayaan

    Mengetahui hubungan polisi dan masyarakat

    1.6. Batasan Masalah

    Dalam makalah penelitian ini kami menganalisis kebudayaan Polisi Kota

    Bandung saja. Dan pengenalan kebudayaan ini didasarkan dengan tujuh unsur

    kebudayaan sistem pengetahuan, kesenian, sistem teknologi, sistem

    kemasyarakatan, sistem religi, bahasa, dan mata pencaharian.

  • 7

    Bab II

    Landasan Teori

    2.7 Teori Fungsionalisme oleh Malinowski

    Teori Fungsionalisme oleh Malinowski bahwa segala kegiatan kebudayaan

    itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah keperluan

    naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya.

    2.8 Teori FaktaSosial Oleh Emile Durkheim

    Konsep fakta Sosial merupakan landasan cara berpikir mengenai masyarakat

    yang hidup. Di situ ada manusia berpikir dan bertingkah laku dalam hubungan

    satu dengan yang lain. Manusiamanusianya disebut individu sedangkan cara

    pikiran pikiran yang mereka keluarkan dan tingkah laku mereka disebut

    gejala atau fakta individual. Teori ini digunakan untuk menganalisa sistem

    kemasyarakatan dan organisasi sosial yang merupakan salah satu dari 7 unsur

    kebudayaan.

    2.9 Teori Pembentukan Kelompok oleh Loomes & Beegie

    Menurut teori pembentukan kelompok, setiap kelompok dibentuk oleh salah

    satu faktor seperti ikatan pertalian keluarga, keanggotaan kelompok etnis,

    keanggotaan kelompok keagamaan, usia, jenis kelamin dan persamaan nilai

    dari sikap.

  • 8

    2.10 Teori Perkembangan Masyarakat oleh Ferdinand Tonnies

    Perkembangan masyarakat atau sistem sosial sebagai perubahan linier

    dimulai dari kecil (sederhana) sampai menjadi besar (kompleks) atau dari

    Gemeinschaft ke Gesellschaft. Masyarakat adalah karya ciptaan manusia yang

    merupakan usaha manusia untuk mengadakan dan memelihara relasi-relasi

    timbal balik yang mantap. Semua relasi sosial itu adalah ciptaan kemauan

    manusia, atau kemauan manusia yang mendasari masyarakat itu terdiri dari dua

    jenis, yaitu swecktwille atau arbitary will, kemauan rasional yang hendak

    mencapai suatu tujuan; dan tribewille atau essential will, dorongan batin berupa

    perasaan. Dua bentuk kemauan itu menjelaskan kelahiran dua jenis utama

    kelompok sosial dan relasi sosial, yang dinamakan gemeinschaft dan

    gesellschaft.

    2.11 Teori Pertukaran Sosial oleh C. Hornans

    Menurut C.Hornans dasar teori pertukaran sosial dapat diteliti apabila

    mereka bertindak untuk memperoleh kepuasan fisik dan sentimen mereka,

    karena dorongan manusia untuk bertindak serta bertingkah laku ingin memenuhi

    kebutuhan yang tak logik. Interaksi masyarakat berlangsung dalam proses yang

    timbal balik, yang dinahami dalam lingkup imbalan (ganjaran, reward) dan

    biaya (cost). Selain konsep ganjaran dan imbalan, Homans juga

    mengembangkan konsep behaviurisme Skinner, yang memberi alasan

    bagaimana cara dan mengapa manusia itu berkelakuan sedemikian rupa

    sehingga sebagai orang yang memiliki minat, kepentingan dan motif tertentu

    berlaku demi