Upload
hoangbao
View
322
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENERAPAN METODE TGT (Teams Games Tournament)
MENGGUNAKAN SCRABBLE UNTUK MENINGKATKAN
PARTISIPASI SISWA TERHADAP PROSES
PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI 1
GONDANGREJO
SKRIPSI
Oleh :
ANIK SUGIYARTI
NIM : K4305003
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
PENERAPAN METODE TGT (Teams Games Tournament)
MENGGUNAKAN SCRABBLE UNTUK MENINGKATKAN
PARTISIPASI SISWA TERHADAP PROSES
PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI 1
GONDANGREJO
OLEH:
ANIK SUGIYARTI
NIM : K4305003
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui dan untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Muzayyinah, M.Si Joko Ariyanto, S.Si, M.Si
NIP. 19640406 199103 2001 NIP. 19720108 200501 1001
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk mamenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 10 Februari 2010
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. Sri Widoretno, M. Si ......................
Sekretaris : Harlita, S. Si, M. Si .....................
Anggota I : Dra. Muzayyinah, M.Si ......................
Anggota II : Joko Ariyanto, S.Si, M.Si ......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
v
ABSTRAK
Anik Sugiyarti. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT (Teams Games Tournament) MENGGUNAKAN SCRABBLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Januari 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi dengan penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament) menggunakan scrabble pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersiklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan dasar yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi, angket, wawancara, dan kajian dokumen. Validitas data menggunakan teknik triangulasi yaitu triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa peningkatan setiap indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi telah dapat mencapai target yang telah ditentukan. Target untuk indikator mengarahkan perhatian siswa pada kegiatan pembelajaran adalah 75%. Capaian persentase indikator mengarahkan perhatian siswa pada kegiatan pembelajaran sebesar 77,5%. Target untuk indikator keberanian mengemukakan permasalahannya adalah 70%. Capaian persentase indikator keberanian mengemukakan permasalahannya sebesar 75%. Target untuk indikator berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar adalah 70%. Capaian persentase indikator berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar sebesar 77,5%. Target untuk indikator usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran adalah 70%. Capaian persentase indikator usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran sebesar 75%. Target untuk indikator kemandirian belajar siswa adalah 70%. Capaian persentase indikator kemandirian belajar siswa sebesar 77,5%. Untuk mencapai target, penelitian dilakukan 2 siklus. Simpulan penelitian yang diperoleh adalah pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament) menggunakan scrabble dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi
vi
MOTTO
Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu, kamu berlepas diri terhadap apa
yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.
(Yunus:41)
Tanamkan dalam diri sebuah kalimat tasbih dalam setiapdetik, satu gagasan dalam
setiap menit, dan satu karya dalam setiap jam.
Jalani hidup bagai air mengalir tanpa lupa usaha dan doa pada nya.
Dimana usaha, kesabaran dan doa menjadi jalan maka hanya kemenangan yang
ada di akhir lintasan
Hidup adalah cita-cita, capailah!!
(Penulis)
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
· Allah SWT serta Nabi Muhammad SWA.
· Kedua orangtuaku tercinta, bapak dan Ibu, terima kasih atas semua
cinta, motivasi, nasihat, bimbingan, serta pengorbanan yang tiada
batas dan tak lekang oleh waktu.
· Kakakku tercinta, Mas Budi dan Mbak Rima, Mbak Nining dan Mas
Juwari, terima kasih atas kasih sayang dan motivasi yang telah kalian
berikan padaku selama ini.
· Ponakanku tersayang, Geriel, Bima, dan Ganendra yang telah mengisi
hari-hariku dengan canda tawa
· Bu Yayin dan Pak joko, terimakasih atas bimbingan dan nasihatnya.
· Saciku, terima kasih telah menemaniku baik suka maupun duka serta
dukungannya selama ini.
· Teman-teman ”Genk Motor” (Nurma, Ika, Rini, Isni, Sulis, Ambar,
Kartika) atas kebersamaan yang telah kalian lakukan menjadi motivasi
tersendiri bagiku
· Teman-teman seperjuangan Biologi ’05, terima kasih atas
kebersamaannya selama ini.
· Almamater
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
”PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT (Teams
Games Tournament) MENGGUNAKAN SCRABBLE UNTUK
MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP PROSES
PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1
GONDANGREJO”dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui
berbagai hambatan namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk
bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Muzayyinah, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan.
5. Joko Ariyanto, S.Si, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan.
6. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Gondangrejo yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian.
7. Guru mata pelajaran biologi kelas VIII E yang senantiasa membantu
kelancaran penelitian dan kerja samanya.
8. Siswa siswi kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo.
ix
9. Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan support baik moral
maupun spriritual.
10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah
membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Surakarta, Januari 2010
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN ABSTRAK v
HALAMAN MOTTO vi
HALAMAN PERSEMBAHAN vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II. LANDASAN TEORI 5
A. Tinjauan Pustaka 5
1. Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)
Menggunakan Permainan Scrabble
5
2. Partisipasi 10
B. Kerangka Berpikir 20
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 21
A. Tempat dan Waktu Penelitian 21
1. Tempat Penelitian 21
2. Waktu Penelitian 21
B. Bentuk dan Strategi Penelitian 21
C. Subjek dan Objek Penelitian 26
xi
1. Subjek Penelitian 26
D. Data dan Sumber Data 26
1. Data Penelitian 26
2. Sumber Data 26
E. Teknik Pengumpulan Data 26
1. Observasi 26
2. Wawancara 27
3. Angket 28
4. Kajian Dokumen 29
F. Validitas Data 30
G. Analisis Data 30
H. Prosedur Penelitian 32
BAB IV. HASIL PENELITIAN 37
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 37
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 43
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori 53
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 74
A. Simpulan 74
B. Implikasi 74
C. Saran 74
DAFTAR PUSTAKA 77
LAMPIRAN 79
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kriteria Penghargaan Tim 10
Tabel 2. Aspek-aspek dalam Observasi Partisipasi Siswa 34
Tabel 3. Indikator Keberhasilan Tindakan 35
Tabel 4. Persentase Hasil Observasi Prasiklus 40
Tabel 5. Jumlah Jawaban Ya untuk Setiap Indikator pada Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
46
Tabel 6. Persentase setiap Indikator pada Angket Partisipasi Siswa Siklus I
47
Tabel 7. Persentase setiap indikator pada Angket Kepuasan Penggunaan Metode TGT (Teams Games Tournament) Siklus I
48
Tabel 8. Jumlah Jawaban Ya untuk Setiap Indikator pada Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus II
57
Tabel 9. Persentase setiap Indikator pada Angket Partisipasi Siswa Siklus II
58
Tabel 10. Persentase setiap indikator pada Angket Kepuasan Penggunaan Metode TGT (Teams Games Tournament) Siklus II
59
Tabel 11. Persentase setiap Indikator pada observasi Partisipasi Siswa 64
Tabel 12. Persentase setiap Indikator pada Angket partisipasi Siswa 65
Tabel 13. Persentase setiap Indikator pada Angket kepuasan penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament) setiap siklus.
67
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Papan Scrabble 9
Gambar 2. Papan Scrabble 9
Gambar 3. Skema Hubungan Partisipasi Antara Guru dan Siswa. 14
Gambar 4. Pola Aktivitas dan Partisipasi Siswa dalam\ Pembelajaran.
14
Gambar 5. Kerangka Berpikir 20
Gambar 6. Skema triangulasi 30
Gambar 7. Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif 31
Gambar 8. Skema prosedur penelitian 36
Gambar 9. Diagram persentase untuk tiap Indikator pada Observasi Partisipasi Siswa Setiap Siklus
65
Gambar 10. Diagram persentase untuk tiap Indikator pada Angket Partisipasi Siswa Setiap Siklus
66
Gambar 11. Diagram Persentase Setiap Indikator Pada Angket Kepuasan Siswa Terhadap penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament).
67
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A. INSTRUMEN DAN HASIL PENELITIAN
Lampiran 1. Silabus 79
Lampiran 2. a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 81
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 85
Lampiran 3. a. Bahan Diskusi Kelompok Siklus 1 89
b. Bahan Diskusi Kelompok Siklus II 98
Lampiran 4. a. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Para Siklus
b. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Siklus I
c. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Siklus II
110
112
114
Lampiran 5. Kisi-kisi Dan Hasil Angket Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Pada Siklus 1 dan Siklus 2
116
Lampira 6. a. Kisi-kisi dan Hasil Test Kognitif Siklus I 126
b. Kisi-kisi dan Hasil Test Kognitif Siklus II 135
Lampiran 7. Kisi-kisi dan Angket Kepuasan Metode TGT (Teams Games Tournament) Menggunakan Scrabble Pada Siklus I dan Siklus II
143
Lampiran 8. a. Hasil Wawancara Dengan Guru Prasiklus 156
b. Pedoman Wawancara Guru 158
c. Hasil Wawancara Dengan Guru 159
d. Pedoman Wawancara Siswa 162
e. Hasil Wawancara Dengan Siswa 163
Lampiran 9. Daftar Nama Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo
165
Lampiran 10. Daftar Presensi Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo
166
Lampiran 11. Daftar Nama Kelompok Siswa Kelas Kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo
167
xv
Lampiran 12. Ringkasan Materi 168
Lampiran 13 Hasil Terminologi Pada Siklus I 176
Lampiran 14 Hasil Terminologi Pada Siklus II 177
LAMPIRAN B. DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 15. a. Dokumentasi Penelitian Pra Siklus 184
b. Dokumentasi Penelitian Siklus I 185
c. Dokumentasi Penelitian Siklus II 187
LAMPIRAN C. PERIJINAN
a. Surat Permohonan Observasi
b. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi
c. Surat Keputusan Ijin Penyusunan Skripsi
d. Surat Permohonan Research/Try Out
e. Surat Keterangan dari Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Gondangrejo
189
190
191
192
193
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi guru dan siswa.
Interaksi tersebut yaitu siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak
yang mengajar senantiasa terjadi pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran
yang dilakukan antara guru dan siswa hendaknya mengacu pada peningkatan
aktivitas dan partisipasi siswa. Guru tidak hanya melakukan kegiatan
penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi
guru diharapkan mampu membawa siswa untuk aktif dalam berbagai bentuk
belajar, berupa belajar penemuan, belajar mandiri, belajar kelompok, belajar
memecahkan masalah, dan sebagainya.
Hasil observasi terhadap proses pembelajaran biologi kelas VIII E
semester genap di SMP Negeri 1 Gondangrejo menunjukkan proses pembelajaran
yang belum melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar, sehingga
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran belum optimal. Kegiatan siswa di
dalam proses belajar mengajar lebih banyak mendengarkan dan menulis apa yang
disampaikan oleh guru. Keterlibatan siswa masih kurang dan belum menyeluruh,
hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu. Kurangnya keterlibatan siswa
tersebut tampak dari perilaku siswa diantaranya; 12,5% siswa tampak melamun
dan tidak fokus, 10% siswa bermain sendiri tanpa mempedulikan pelajaran, 55%
siswa bicara sendiri dengan teman sehingga tidak memperhatikan pelajaran, usaha
siswa untuk lebih mengetahui materi sebesar 0%, 23% siswa yang ikut serta
dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar, 30% siswa melakukan
kegiatan yang mengganggu proses pembelajaran, serta tidak ada siswa yang
berani mengemukakan masalah yang bersangkutan dengan materi yang belum
dipahami maka dapat dikatakan 0% sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
xvii
Alternatif penyelesaian masalah yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan partisipasi siswa yaitu dengan menggunakan suatu metode yang
tepat, sesuai dan cocok digunakan oleh siswa. Ketepatan metode sangat
mempengaruhi proses belajar mengajar. Dengan adanya suatu metode yang tepat
dalam pembelajaran diharapkan siswa mampu memahami dan menguasai materi.
Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
TGT (Teams Games Tournament) yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi
siswa. Metode pembelajaran TGT ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan
metode yang lainnya karena mudah divariasikan dengan berbagai permainan dan
media pembelajaran seperti komik, VCD, teka–teki silang, roda impian, kartu
bridge, monopoli dan scrabble. Kelebihan TGT yang lain dapat meningkatkan
rasa percaya diri, kekompakan hubungan antar anggota kelompok, waktu kegiatan
belajar mengajar lebih singkat dan partisipasi siswa lebih optimal.
Salah satu permainan yang digunakan dalam metode TGT ini adalah
scrabble. Scrabble merupakan sarana permainan berupa permainan papan dan
permainan menyusun kata yang dimainkan 2 atau 4 orang yang mengumpulkan
poin berdasarkan nilai kata yang dibentuk dari keping huruf di atas papan
permainan berkotak 15 kolom dan 15 baris. Kelebihan scrabble yaitu dapat
mengetahui dan mengingat, mampu mengkoordinasikan anggota tuibuh seperti
tangan dan kaki, dapat berfikir secara tepat dan teratur, lebih dapat merasakan dan
menjalin hubungan interpersonal dan mampu menghasilkan ide yang sesuai
konteks.
Metode TGT menggunakan scrabble ini merupakan metode yang disertai
permainan maka metode ini dianggap sangat menyenangkan dan tidak
membosankan bagi siswa. Alasan penggunaan scrabble sendiri karena siswa
belum banyak yang tahu tentang scrabble ini maka para siswa sangat tertarik dan
ingin mengetahui bagaimana cara bermainnya dan dengan scrabble ini semua
siswa diharuskan dapat menyusun kata-kata yang disertai dengan alasan yang
benar berdasarkan materi yang dipelajari. Pelaksanaan TGT sendiri dibagi menjadi
empat tahap pembelajaran yaitu presentasi kelas (penyampaian materi) oleh guru,
belajar tim/diskusi, turnamen atau pertandingan dengan menggunakan scrabble,
xviii
dan penghargaan tim. Belajar sambil bermain tidak selalu berakibat buruk pada
prestasi belajar siswa karena penyajian materi melibatkan siswa aktif dalam
belajar dan bermain bersama kelompoknya sehingga memberikan kontribusi pada
meningkatnya keaktifan dan partisipasi siwa dalam pembelajaran.
Materi yang digunakan dalam pembelajaran dengan menerapkan metode
TGT menggunakan scrabble adalah zat adiktif dan psikotropika. Zat adiktif dan
psikotropika merupakan masalah umum yang terjadi dalam kehidupan ini.
Pelajaran mengenai zat adiktif dan psikotropika akan bermakna dan tidak mudah
hilang dari ingatan siswa maka siswa harus mengetahui dengan berfikir dan
berusaha sendiri.
Metode TGT ini sangat menarik untuk siswa karena siswa akan
berkompetisi dalam permainan sehingga menjadi wakil dari kelompoknya dan
mendapatkan suatu penghargaan. Sistem permainan yang dipakai pada penelitian
ini adalah scrabble. Permainan scrabble tersebut mempunyai perbedaan dalam hal
konsep permainan, yaitu bila dalam permainan scrabble sesungguhnya adalah
berlomba untuk mendapatkan poin tertinggi, tetapi permainan scrabble dalam
penelitian ini adalah berlomba untuk menguasai pengetahuan. Dengan adanya
permainan diharapkan siswa dapat tertarik dan tidak merasa bosan lagi dengan
proses pembelajaran biologi serta dapat aktif dalam belajar biologi. Selain itu
dapat mengarahkan siswa dalam suasana kerjasama sehingga dapat meningkatkan
partisipasi siswa..
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dirumuskan judul
penelitian: ”PENERAPAN METODE TGT (Teams Games Tournament)
MENGGUNAKAN SCRABBLE UNTUK MENINGKATKAN
PARTISIPASI SISWA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN
BIOLOGI SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 1 GONDANGREJO”.
xix
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan yaitu apakah partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi
dapat ditingkatkan dengan penerapan metode pembelajaran TGT (Teams Games
Tournament) menggunakan scrabble pada pokok bahasan zat adiktif dan
psikotropika di kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun ajaran 2008/2009?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan partisipasi siswa dalam
pembelajaran Biologi melalui penerapan metode pembelajaran TGT (Teams
Games Tournament) menggunakan scrabble pada pokok bahasan zat adiktif dan
psikotropika di kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun ajaran 2008/2009?
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Guru:
Menyajikan sebuah pilihan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang
dapat diatasi melalui penerapan model pembelajaran TGT (Teams Games
Tournament) dengan menggunakan Scrabble.
2. Siswa
Memberikan pengalaman secara nyata kepada siswa melalui penerapan model
pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dengan menggunakan
Scrabble sebagai perangsang munculnya keberanian bertanya dan
menyampaikan pendapat.
Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih
termotivasi dalam belajar.
3. Sekolah
Menyusun program peningkatan kualitas pembelajaran biologi pada tahap
berikutnya.
xx
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Metode Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) Menggunakan
Permainan Scrabble
Dalam penelitian ini menggunakan pembelajaran kooperatif metode TGT.
Metode TGT dikembangkan pertama kali oleh David De Vries dan Keith Edward
(Slavin, 2008: 6).
Metode TGT dalam penelitian ini merupakan salah satu pembelajaran
kooperatif dimana pembelajaran kooperatif menurut Etin Solihatin dan Raharjo
(2007:4) berpendapat bahwa ”Cooperatif learning adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur
kelompoknya yang bersifat heterogen”. Nurhadi (2004: 112) mengatakan
pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Menurut Effandi Zakaria dan Zanaton Iksan (2007) menyatakan bahwa
“Cooperative learning is grounded in the belief that learning is most effective
when student are actively involved in sharing ideas and work cooperatively to
complete academic tasks”. Di sini Pembelajaran kooperatif merupakan suatu
alasan yang dapat dipercaya bahwa pembelajaran tersebut sangat efektif ketika
siswa terlibat aktif dalam bertukar pendapat dan bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas akademiknya secara lengkap”.
Mohamad Nur (2005: 10) mengemukakan bahwa metode pembelajarn
TGT adalah teknik pembelajaran yang sama seperti STAD dalam setiap tahap
pembelajarannya kecuali dalam satu tahap yaitu sebagai ganti kuis dan sistem
skor perbaikan individu, TGT menggunakan turnamen permainan akademik.
Dalam
xxi
turnamen itu siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang
setara dalam kinerja akademik mereka yang lalu.
Metode pembelajaran TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran
kooperatif TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping
menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan
belajar.
Menurut Fengfeng Ke dan Barbara Grabowski menyatakan bahwa “TGT
cooperation is more effective than interpersonal competition in facilitating
positive maths attitudes, but not in promoting maths performance.” Pembelajaran
kooperatif TGT sangat efektif untuk bersaing antar individu dan juga untuk
memudahkan siswa berpikir positif dalam matematika tetapi tidak dapat
memelihara pekerjaannya dalam pembelajaran matematika.
Metode pembelajaran TGT memiliki kelebihan dibandingkan dengan
metode yang lainnya karena mudah divariasikan dengan berbagai media
pembelajaran seperti komik, VCD, teka – teki silang, roda impian kartu bridge
dan scrabble. Kelebihan dari TGT yang lain dapat meningkatkan rasa percaya diri,
kekompakan hubungan antar anggota kelompok, waktu kegiatan belajar mengajar
lebih singkat dan keterlibatan siswa lebih optimal.
Menurut Slavin (1991: 7) Teams Games Tournament memiliki
kelemahan yaitu memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakan, bila
terjadi persaingan yang negatif maka hasilnya akan buruk, bila ada siswa yang
malas atau ada yangb ingin berkuasa dalam kelompok maka pembelajaran tidak
berjalan dengan semestinya, dan adanya siswa yang tidak memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya dalam kelompok belajar.
xxii
Menurut Slavin (2008: 166) komponen utama dalam pembelajaran TGT
adalah:
a. Presentasi Kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian
kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah,
diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar
memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan
membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game
karena skor game akan menentukan skor kelompok.
b. Kelompok (teams)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya
heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi
kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan
lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik
dan optimal pada saat game. Setelah presentasi kelas kegiatan kelompok adalah
diskusi antar anggota, saling membandingkan jawaban, memeriksa dan
mengoreksi kesalahan konsep anggota kelompok.
Kelompok merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran TGT.
Selama belajar dalam kelompok masing-masing siswa bertugas untuk
mempelajari lembar kerja yang diberikan oleh guru dan saling membantu apabila
ada teman sekelompoknya yang belum menguasai materi pelajaran. Diskusi ini
meningkatkan komunikasi dua arah antar siswa dan guru.
c. Permainan (games) Scrabble
Game yang digunakan dalam penelitian ini adalah scrabble. Scrabble
merupakan sarana permainan berupa permainan papan dan permainan menyusun
kata yang dimainkan 2 atau 4 orang yang mengumpulkan poin berdasarkan nilai
kata yang dibentuk dari keping huruf di atas papan permainan berkotak 15 kolom
dan 15 baris. Selain papan permainan dan keping huruf siswa harus memberi
pernyataan/alasan yang dapat menguatkan kata- kata yang telah disusun.
xxiii
Bermain Scrabble seperti sedang mengikuti acara kuis tebak kata yang
berhadiah oleh karena itu saat permainan berlangsung suasana diusahakan
kondusif dan semenarik mungkin. Permainan ini tidak ada bantuan huruf atau
kisi-kisi jawaban, sehingga siswa harus menguasai materi pelajaran. Supaya dapat
menyusun kata dengan benar, diperlukan koordinasi dan kerja sama kelompok
sehingga kontribusi individu sangat menentukan keberhasilan tim. Penguasaan
materi pelajaran dan partisipasi siswa merupakan modal untuk bertanding.
Penguasaan materi yang luas dapat membantu siswa menjawab pertanyaan
dengan mudah dan memungkinkan siswa menciptakan ide-ide yang brilian.
Suasana yang menarik atau menyenangkan menyebabkan para siswa bersemangat
dan dapat berpartisipasi secara optimal.
Manfaat penggunaan media scrabble:
1) Kognitif,kemampuan mengetahui dan mengingat.
2) Motorik,kemampuan mengkoordinasikan anggota tuibuh seperti
tangan dan kaki.
3) Logika,kemampuan berfikir secara tepat dan teratur.
4) Emosional/sosial,kemampuan merasakan da menjalin hubungan
interpersonal.
5) Kreatif/imajinatif,kemampuan menghasilkan ide sesuai konteks.
Anonim (2009: 1)
Model permainan Scrabble pada penelitian ini pada dasarnya sama dengan
bentuk permainan scrabble biasa yaitu untuk menguasai. Menguasai pada
permainan scrabble kali ini adalah menguasai pengetahuanatau materi pelajaran.
Adapun konsep bermain sambil belajar seringkali disalahkan oleh orang
tua. Orang tua sering berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan
menjadikan anak malas bekerja dan bodoh. Pendapat itu kurang bijaksana,karena
beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa perminan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan jiwa anak.
Penggunaan scrabble diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan
partisipasi siswa akan materi zat adiktif. Belajar sambil bermain tidak selalu
berakibat buruk pada prestasi belajar siswa karena penyajian materi melibatkan
xxiv
siswa agar aktif dalam belajar dan bermain bersama kelompoknya sehingga
memberikan kontribusi pada partisipasi siswa dalam belajar biologi khususnya
pada materi zat adiktif dan psikotropika. Contoh papan scrabble seperti pada
Gambar 1.
Gambar 1. Papan Scrabble
Gambar 2. Papan Scrabble
Penguasaan materi pelajaran dan kreativitas siswa merupakan modal untuk
bertanding dalam permainan ini. Dengan penguasaan materi yang luas siswa dapat
menjawab pertanyaan dengan mudah sedangkan siswa kreatif memungkinkan ide-
ide yang brilian. Adanya suasana yang menarik atau menyenangkan menyebabkan
para siswa bersemangat dan memacu mereka untuk melakukan yang terbaik.
xxv
d. Tournament
Tournament adalah saat dimana permainan berlangsung dan
dilaksanakan setelah guru memberikan presentasi kelas dan setiap tim telah
mencoba permainan. Dalam tournament masing-masing siswa mewakili tim yang
berbeda dan memainkan permainan Scrabble. Setelah tournament selesai maka
dilakukan penilaian dan penghargaan.
e. Penghargaan Tim
Menurut Slavin (2008: 175) berdasarkan skor rata–rata tim maka terdapat
tiga kriteria penghargaan tim yaitu tim baik, tim sangat baik, dan tim super.
Kriteria penghargaan seperti Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria penghargaan tim
Kriteria (rata – rata tim ) Penghargaan 40 45 50
Tim baik Tim sangat baik Tim super
(Slavin, 2008: 175)
Tim yang mendapat nilai tertinggi diberikan reinforcement atau
penghargaan. Belajar mengajar menggunakan metode TGT, meskipun dilakukan
secara berkelompok namun prestasi belajar yang diukur merupakan prestasi
belajar individu. Dengan metode ini siswa akan terpacu untuk lebih siap belajar.
Selain itu, guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang memantau kegiatan
masing-masing kelompok, sehingga setiap siswa dalam kelompok dapat belajar
dengan sungguh-sungguh.
2.Partisipasi Siswa
a. Pengertian Partisipasi Siswa
Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation yang berarti
pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Kata partisipasi mempunyai pengertian
yang luas. Menurut Suryosubroto (2002: 278-279) partisipasi adalah penyertaan
mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka
xxvi
untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-
tujuan, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut.
Keith Davis dalam Suryosubroto (2002: 279) menyatakan bahwa
“Participation is defined as a mental and emotional involed at a person in a
group situation which encourager then contribut to group goal and share
responsibility in them”. Di sini partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan
mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung
jawab di dalamnya. Dalam definisi tersebut kunci pemikirannya adalah
keterlibatan mental dan emosional individu.
Pendapat tentang partisipasi juga disampaikan oleh Dimyati dan
Mudjiono (2002: 26) mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Berdasarkan pendapat tersebut, partisipasi
memiliki aspek-aspek yaitu kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi atau
keterlibatan dalam suatu kegiatan. Kegiatan yang dimaksud disini adalah kegiatan
siswa selama proses pembelajaran.
Adapun konsep partisipasi menurut Ensiklopedi Pendidikan adalah suatu
gejala demokratis dimana orang diikutsertakan dalam perencanaan serta
pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat
kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi lebih baik dalam
bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan
(Suryosubroto, 2002: 279).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi serta pisik anggota dalam
memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan, serta
mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
Dalam penelitian ini partisipasi yang dimaksud adalah partisipasi siswa yaitu
keikutsertaan atau keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
oleh sekolah, terutama dalam kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas. Hal
apapun yang dipelajari siswa dalam kegiatan belajar, siswa harus mempelajarinya
sendiri. Tidak ada seorangpun yang dapat menggantikannya.
xxvii
Dewey dalam Martinis Yamin (2007: 82) mengemukakan prinsip
Learning By Doing yaitu bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, siswa perlu
terlibat dan partisipasi secara spontan. Keinginan siswa akan hal-hal yang belum
diketahuinya mendorong keterlibatan siswa sacara aktif dalam suatu proses
pembelajaran. Guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam
pembelajaran. Peran serta siswa dan guru dalam pembelajaran aktif akan
menciptakan suatu pengalaman yang bermakna.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 43), keterlibatan siswa di dalam
belajar tidak hanya diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu,
terutama adalah keterlibatan emosional, keterlibatan dalam kegiatan kognitif,
dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan
internalisasi nilai-nilai, dalam pembentukan sikap dan nilai, serta pada saat
mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.
Berdasarkan pendapat di atas, keterlibatan siswa dalam pembelajaran
mencakup dua hal pokok yaitu keterlibatan fisik dan psikis siswa. Keterlibatan
secara fisik dapat dilihat dari kegiatan siswa seperti membaca, mendengar,
menulis, berlatih keterampilan dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya
menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, menyimpulkan hasil kegiatan belajar dan kegiatan psikis yang lain.
Lebih jauh Dimyati dan Mudjiono (2002: 42-43) juga mengemukakan
bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.
Dalam belajar melalui pengalaman langsung, siswa tidak sekedar mengamati
secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan
bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran diharapkan adanya
keterlibatan langsung dari setiap siswa. Adanya keterlibatan siswa secara
langsung ini secara logis akan menyebabkan siswa memperoleh pengalaman atau
berpengalaman.
xxviii
b. Manfaat Partisipasi
Suryosubroto (2002: 282) mengemukakan manfaat prinsipiil dari
partisipasi yaitu :
(1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena banyaknya sumbangan pikiran.
(2) Pengembangan potensi diri dan kreativitas. (3) Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang
diberikan dan adanya perasaan diperlukan. (4) Melatih untuk bertanggung jawab serta mendorong untuk
membangun kepentingan bersama. Lebih jauh Heidjrachman Ranupandojo dalam Suryosubroto (2002: 282)
mengemukakan bahwa dengan dijalankannya partisipasi akan bisa diperoleh
beberapa manfaat seperti bisa dibuatnya keputusan yang lebih baik (karena
banyaknya sumbangan pikiran), adanya penerimaan yang lebih besar terhadap
perintah yang diberikan dan adanya perasaan diperlukan.
Partisipasi dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan potensi
diri dan kreativitas siswa, serta dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab
terhadap proses dan hasil belajar yang dijalaninya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya partisipasi siswa dalam pembelajaran akan
memberikan peranan yang penting bagi keberhasilan tujuan dari proses
pembelajaran yang terkait.
c. Pola Partisipasi Siswa
Martinis Yamin (2007: 78-79) mengemukakan bahwa pembelajaran
merupakan istilah yang menggambarkan peran yang lebih banyak terletak pada
siswa, guru sebagai pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar dan
tercapainya suatu indikator yang dikehendaki. Maka siswa sebagai aktor / subyek
yang banyak berperan dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri, tidak
hanya sebagai siswa pasif akan tetapi sebagai siswa yang juga berperan membuat
perencanaan, pelaksanaan, dan tercapainya suatu hasil (output) yang bertitik tolak
pada kreativitas dan partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran. Skema
hubungan tersebut terlihat pada Gambar 3.
xxix
Gambar 3.Skema Hubungan Partisipasi Antara Guru dan Siswa. (Martinis Yamin, 2007 :79)
Berdasarkan skema hubungan partisipasi antara guru dan siswa di atas,
dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran seorang guru diharapkan
mampu menciptakan suatu kondisi belajar yang dapat merangsang peran aktif
dan partisipasi siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung harus berpusat pada
siswa, sehingga siswa ikut terlibat secara penuh di dalam kegiatan belajar yang
dilakukan.
Pola aktivitas dan partisipasi siswa ini dijelaskan lebih lanjut oleh
Martinis Yamin (2007: 79) yaitu “Peran aktif dan partisipasi siwa dalam proses
pembelajaran adalah untuk tercapainya suatu indikator dari kompetensi dasar
yang telah dikembangkan dari materi pokok”. Pola aktivitas dan partisipasi siswa
tersebut digambarkan dalam Gambar 4.
Gambar 4.Pola Aktivitas dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran. (Martinis Yamin, 2007 :79)
Indikator Kompetensi Dasar Materi Pokok
Peran Aktif dan Partisipasi Siswa
Guru
Siswa
Merangsang peran aktif
dan partisipasi
xxx
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru diharapkan mampu
menemukan kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar) yang dikembangkan
dari materi pokok pembelajaran. Selanjutnya dari kompetensi dasar yang
diperoleh, akan dapat dijabarkan beberapa indikator yang berkaitan dengan materi
pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan partisipasi tersebut
merupakan penekanan pembelajaran kompetensi, dimana proses yang dilakukan
menekankan tercapainya suatu tujuan (indikator) yang dikehendaki.
d. Syarat Terjadinya Partisipasi Siswa
Martinis Yamin (2007: 80-81) menjelaskan bahwa peran aktif dan
partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan apabila tercipta
suatu kondisi sebagai berikut :
1) Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa. 2) Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar. 3) Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa
(kompetensi dasar). 4) Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa,
meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep.
5) Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Menurut Gagne dan Briggs dalam Martinis Yamin (2007: 84) untuk
menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan
melalui 9 aspek berikut ini :
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa. 3) Mengingatkan kompetensi prasyarat. 4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan
dipelajari. 5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran. 7) Memberikan umpan balik (feed back). 8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga
kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur. 9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir
pembelajaran.
xxxi
Partisipasi siswa dapat terjadi apabila dalam proses pembelajaran
tercipta suatu kondisi yang dapat merangsang tumbuhnya peran serta dan
partisipasi siswa. Seorang guru diharapkan memiliki keterampilan dalam
merangsang tumbuhnya partisipasi siswa. Dengan demikian peran serta dan
keterlibatan siswa dalm proses pembelajaran akan meningkat, yang pada akhirnya
kegiatan pembelajaran akan lebih berpusat pada siswa.
e. Jenis-Jenis Partisipasi Siswa
Ada beragam aktivitas dan partisipasi dalam proses pembelajaran yang
dapat dilakukan, di antaranya menurut Paul D. Dierich dalam Martinis Yamin
(2007: 84-86) adalah :
1) Kegiatan-kegiatan visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan instrupsi.
3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
4) Kegiatan-kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket.
5) Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
6) Kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun.
7) Kegiatan-kegiatan mental Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
8) Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat di atas, partisipasi siswa dalam pembelajaran
mempunyai jenis-jenis kegiatan yang beragam. Partisipasi atau keterlibatan siswa
dalam pembelajaran tersebut tidak hanya dalam hal keterlibatan fisik semata,
xxxii
tetapi juga mencakup keterlibatan mental dan emosional siswa dalam
pembelajaran.
f. Tingkatan Partisipasi
Menurut Parietra Westra dalam Suryosubroto (2002: 283), tingkatan
partisipasi dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
(1) Tingkatan pengertian timbal balik artinya mengarahkan anggota agar mengerti akan fungsinya masing-masing dan sikap yang seharusnya satu sama yang lain.
(2) Tingkatan pemberian nasihat artinya individu-individu disini saling membantu untuk pembuatan keputusan terhadap persoalan-persoalan yang sedang dihadapi sehingga saling tukar menukar ide-ide mereka satu persatu.
(3) Tingkatan kewenangan artinya menempatkan posisi anggotanya pada keadaan mereka, sehingga dapat mengambil keputusan pada persoalan yang mereka hadapi.
Pendapat lain dikemukakan oleh Jumrowi dalam Suryosubroto (2002:
283) yang menyatakan bahwa tingkatan partisipasi dibedakan menjadi tiga macam
yaitu :
(1) Partisipasi dalam proses perencanaan dan kaitannya dengan progam lain.
(2) Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.
(3) Partisipasi dalam pelaksanaan.
Dengan menyimak beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa mengukur partisipasi siswa dapat dilihat dari seberapa jauh keterlibatannya
dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Secara garis besar,
tingkatan partisipasi mulai dari tingkat rendah yaitu berbagi informasi, konsultasi,
lalu ke tingkat yang lebih tinggi yaitu kolaborasi dan pemberdayaan atau
keikutsertaan.
xxxiii
B. Kerangka Pemikiran
Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas VIII-E SMP Negeri
1 Gondangrejo tahun ajaran 2008/2009 selama observasi dapat diketahui bahwa
partisipasi siswa sangat kurang sehingga pembelajaran biologi masih rendah
dengan input siswa kurang tanggap dalam pembelajaran. Hal ini ditandai dengan
sering bermain sendiri dan kadang mengganggu teman yang lain, keterlibatan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang, siswa jarang yang bertanya
pada guru dan kurangnya diskusi antar siswa dalam kelompok maupun antar
kelompok, sehingga siswa lebih dominan bersikap pasif dalam proses belajar
mengajar, siswa cenderung kurang mandiri dalam mengerjakan sesuatu yang
diperintahkan oleh guru. Selain hal tersebut juga kurangnya stimulus
pembelajaran yang diberikan guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
melibatkan keikutsertaan atau partisipasi siswa dalam pembelajaran dan kurang
bervariasinya metode pembelajaran yang digunakan.
Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor eksternal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah pemilihan
metode pembelajaran yang tepat dan efektif sehingga mampu meningkatkan daya
serap siswa. Metode mengajar yang digunakan oleh guru sangat menentukan
keberhasilan siswa dalam memahami suatu konsep materi tertentu. Metode
mengajar yang baik merupakan metode yang disesuaikan dengan materi yang
disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia serta tujuan pembelajarannya
sehingga dapat terlihat apakah metode yang diterapkan efektif.
Mengingat kelemahan model pembelajaran konvensional yang berpusat
pada aktivitas guru, tanpa melibatkan partisipasi siswa maka diperlukan metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi siswa dan menghilangkan
kejenuhan dalam belajar. Model pembelajaran yag dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah model pembelajaran kooperatif metode Teams
Games Tournament (TGT) menggunakan scrabble yang mampu meningkatkan
keterlibatan atau partisipasi siswa. Model pembelajaran kooperatif memiliki
keunggulan yaitu siswa dituntut aktif dalam proses belajar, serta dapat belajar
sesuai kemampuan dan kecepatan yang dimiliki. Pada model pembelajaran ini,
xxxiv
belajar dapat dilakukan sambil bermain. Pada metode TGT ini dilaksanakan
melalui 4 tahap yaitu presentasi guru, tim(diskusi kelompok),
tournament/permainan serta penghargaan tim. Sehingga dalam penyajian materi
melibatkan siswa aktif dalam belajar dan bermain bersama kelompoknya sehingga
mampu memberi kontribusi pada peningkatan partisipasi siswa. Metode
pembelajaran TGT memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode yang
lainnya karena mudah divariasikan dengan berbagai media pembelajaran seperti
komik, VCD, teka – teki silang, roda impian dan kartu bridge. Kelebihan TGT
yang lain dapat meningkatkan rasa percaya diri, kekompakan hubungan antar
anggota kelompok, waktu kegiatan belajar mengajar lebih singkat dan partisipasi
siswa lebih optimal.
Penggunaan scrabble menjadikan kegiatan belajar lebih menarik dan tidak
membosankan. Ketertarikan ini akan mempermudah pemahaman materi zat
adiktif. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games
Tournament (TGT) dengan menggunakan scrabble akan lebih meningkatkan
keterlibatan atau partisipasi siswa daripada metode pembelajaran konvensional
yang cenderung berpusat pada guru tanpa melibatkan partisipasi siswa. Kerangka
pemikiran seperti Gambar 5.
xxxv
Gambar 5. Kerangka Berpikir
PENYEBAB v Metode yang
digunakan kurang bervariasi
v Media yang digunakan belum optimal
SOLUSI
PROSEDUR 1. Presentasi 2. Tim(diskusi kelompok) 3. Permainan menggunakan
permainan scrabble 4. Turnament antar tim 5. Penghargaan tim
MASALAH v Keterlibatan/partisipasi siswa
kurang v Siswa cenderung bersifat pasif v Siswa kebanyakan tidak mau
menjawab pertanyaan dari guru v Siswa sibuk bermain sendiri v siswa kurang memperhatikan
penjelasan dari guru v Tidak dapat mandiri dalam
belajar
TARGET v Partisipasi siswa
meningkat
METODE TGT MENGGUNAKAN
SCRABBLE
xxxvi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri
1 Gondangrejo Tahun ajaran 2008/2009.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2008/2009
dimulai pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2009. Pelaksanaan rencana
kegiatan penelitian ini dilakukan secara bertahap, dengan tahap-tahap sebagai
berikut :
a. Bulan Februari – Juni 2009 : tahap persiapan meliputi pengajuan observasi di
kelas, pengajuan judul skripsi,, penyusunan proposal, seminar proposal,
perijinan penelitian, survei sekolah yang bersangkutan dan konsultasi
instrumen penelitian.
b. Bulan Juni – Agustus 2009 : tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang
dilaksanakan di lapangan yang meliputi uji instrumen penelitian dan
pengambilan data.
c. Bulan Agustus 2009 – selesai : tahap penyelesaian meliputi pengolahan data
dan penyusunan laporan.
B .Bentuk Dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research), karena bertujuan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelas
dan atau meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas, sehingga
solusinya dibuat berdasarkan kajian teori pembelajaran. Penelitian tindakan kelas
terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan
xxxvii
refleksi (reflecting). Namun sebelumnya, tahapan ini diawali oleh suatu tahapan
Pra PTK.
Tahap perencanaan mencakup persiapan segala keperluan pelaksanaan
PTK, mulai dari materi ajar, rencana pengajaran termasuk di dalamnya metode
mengajar, media dan teknik atau instrumen observasi. Adapun solusi untuk
mengatasi permasalahan adalah tindakan berupa penerapan model pembelajaran
TGT (Teams Games Tournament) dilengkapi dengan scrabble untuk
meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi pada pokok bahasan
zat adiktif. Pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan dengan cara berkolaborasi
bersama guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari semua perencanaan
yang telah dipersiapkan sebelumnya berupa penerapan model pembelajaran TGT
(Teams Games Tournament) dengan menggunakan scrabble. Skema dari papan
scrabble adalah sebagai berikut:
A
M
S
N A R K O B A
I R
K S
O E
T N
I
N
A B C D E F G H I J K
L M N O P Q R S T U V
W Y X Z
xxxviii
Keterangan
Narkoba : merupakan zat adiktif yang sudah terkenal atau diketahui oleh banyak
orang.
Nikotin : salah satu zat adiktif yang ada di dalam rokok
Asma : salah satu penyakit yang disebabkan oleh zat adiktif dalam rokok.
Arsen : senyawa yang merugikan dalam asap rokok dan berfungsi sebagai racun
tikus.
1. Alat dan Bahan:
a. papan scrabble yang dibuat dari steroform
b. membuat beberapa kotak atau bujur sangkar dan salah satu sisinya diberi
huruf yang dimulai dari hurur A-Z.
2. Cara Bermain:
a. Permainan dilakukan oleh 2 atau 4 orang pemain pada setiap tim, yaitu
semua pemain memainkannya secara bergantian.
b. Huruf-huruf diletakkan dalam kantung yang tidak tembus pandang atau
sisi keping yang berhuruf diletakkan menghadap kebawah diatas
permukaan yang rata.
c. Pemain pertama ditentukan dengan mengambil sebuah keping yang
terdapat didalam kantong, pemain yang berhasil mendapat huruf yang
terdekat dengan huruf “A” mendapat giliran pertama sedangkan apabila
keping kosong dianggap lebih superior dari huruf “A” tapi kalau diantara
pemain ada yang sama hurufnya maka dimasukkan lagi dan pemain
mengambil ulang.
d. Masing-masing pemain mulai bermain dengan menempatkan huruf A-Z
sesuai dengan gilirannya.
e. Huruf-huruf tersebut disusun secara mendatar dan menurun.
f. Setiap anak yang dapat menyusun kata dengan disertai alasan yang benar
maka setiap hurur mendapat poin sesuai dengan huruf yang mereka susun.
xxxix
g. Pemain yang tidak dapat menyusun kata yang disertai dengan alasan yang
benar maka tidak mendapat poin.
h. Pada waktu pemain menyusun kata yang menurut pemain lain salah maka
pemain tersebut tidak mendapat poin dan permainan dilanjutkan oleh
pemain yang lain.
i. Permainan dilakukan dengan cara bergantian sampai batas waktu yang
telah ditentukan.
j. Pada akhir permainan yang menang sebagai juara atau pemenang adalah
pemain yang mempunyai skor tertinggi.
k. Pemain dengan poin tertinggi dari tim yang poin rata-ratanya tertinggi
berhak maju ke final dan selanjutnya memainkan scrabble yang dibuat
oleh guru dan pemenangnya akan membawa kemenangan pula pada
timnya.
Pelaksana dari tindakan adalah guru dan proses jalannya tindakan
diamati oleh peneliti. Fase - fase pelaksanaan pembelajaran metode TGT untuk
waktu 200 menit dan 40 siswa dengan 10 kelompok yang terdiri dari 4 anggota
yang bersifat heterogen. Langkah-langkah dalam pembelajaran TGT tiap
pertemuan yaitu:
Pertemuan pertama untuk presentasi kelas, materi pelajaran di sampaikan
melalui pengajaran secara langsung. Disini guru menyampaikan materi secara
singkat dan menekankan pada apa yang akan di pelajari oleh siswa. Hal ini di
lakukan untuk mendorong siswa supaya lebih siap belajar dalam mempelajari
materi yang di pelajari. Presentasi kelas dalam TGT berbeda dengan pengajaran
biasa karena dituntut adanya perhatian siswa yang lebih, karena apa yang akan di
pelajarinya akan di terapkan dalam kuis dan skor kuis mereka akan membedakan
skor kelompoknya. Pada fase ini dibatasi waktu 40 menit.
Pertemuan kedua yaitu kegiatan kelompok yang berupa diskusi. Disini siswa
harus aktif bertanya baik kepada teman sekelompok maupun kepada guru untuk
materi yang belum jelas, karena bahan diskusi ini nantinya dijadikan bahan
dalam permainan. Fase ini diberi waktu 15 menit. Kemudian dilanjutkan
dengan permainan dan tournament, dimana pada penelitian ini menggunakan
xl
permainan scrabble yang di buat oleh siswa. Permainan diberi waktu 65 menit.
Siswa dikelompokkan dalam 10 kelompok masing – masing kelompok terdiri
dari 4 siswa. Tiap – tiap kelompok telah mempersiapkan papan permainan
scrabble seperti yang sudah dijelaskan. Kemudian saling menukarkan scrabble
antar kelompok dan memainkannya. Pada tiap kelompok yang terdiri dari 4 orang
, masing-masing siswa bermain secara bergantian untuk menyusun kata yang
diperkuat atau diberi alasan. Permainan dilakukan selama 65 menit, siswa dengan
poin tertinggi berhak mewakili kelompoknya ke babak berikutnya. Demikian
seterusnya sampai ada satu tim yang memperoleh poin tertinggi. Tim dengan poin
tertinggi berhak mendapat penghargaan baik dari guru maupun tim lainnya.
Pertemuan ketiga adalah penskoran dari hasil diskusi kelompok dan
permainan yang nantinya menentukan kemenangan tim dan penghargaan untuk
masing – masing kelompok. Penutup dimana guru menyimpulkan dari hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Data yang dikumpulkan berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang
telah dibuat serta dampaknya terhadap proses pembelajaran. Fokus yang
mendapat perhatian khusus untuk diamati adalah partisipasi siswa dalam
pembelajaran TGT dilengkapi scrabble.
Tahap refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan dan memproses data yang diperoleh dari pengamatan. Refleksi
dilakukan guru dan peneliti untuk menganalisis proses, hambatan, kelebihan dan
kekurangan dari tindakan yang dilaksanakan sehingga dapat menjadi
pertimbangan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan untuk
langkah selanjutnya.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas ini adalah unsur yang
membentuk sebuah siklus. Siklus ini dapat diikuti oleh siklus-siklus lain secara
berkesinambungan. Siklus berikutnya dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang
kurang berhasil pada siklus sebelumnya.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di
xli
lapangan. Kenyataan yang dimaksud adalah proses pembelajaran biologi sebelum
dan sesudah diberi tindakan berupa penerapan model pembelajaran TGT dengan
menggunakan scrabble.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1
Gondangrejo tahun ajaran 2008/2009 yang terdiri dari 40 siswa.
D. Data dan Sumber Data
1. Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang
keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif. Aspek kualitatif berupa data dari
lapangan tentang pelaksanaan pembelajaran, hasil observasi berpedoman pada
pemberian angket yang menggambarkan tentang keadaan peningkatan kualitas
proses belajar mengajar di kelas.
2. Sumber Data
Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi. Informasi
guru dan siswa, tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran,
dokumentasi atau arsip, yang antara lain berupa skenario pembelajaran, silabus,
buku penilaian dan buku referensi mengajar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi pengamatan,
wawancara, dan angket yang masing-masing secara singkat diuraikan sebagai
berikut:
1. Observasi/ pengamatan
Pengamatan/observasi dilakukan terhadap guru dan siswa. Pengamatan
terhadap kinerja guru diarahkan pada kegiatan guru dalam menjelaskan pelajaran,
memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa,
mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian
xlii
terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu, pengamatan terhadap siswa
difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam pelajaran dapat dilihat dari 2
aspek yaitu aspek kesediaan memperhatikan (perhatian siswa) dan aspek
berpartisipasi/ keterlibatan siswa (siswa aktif) yang kemudian dijabarkan menjadi
5 indikator yaitu siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran, keberanian
mengemukakan permasalahan, berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan
persiapan, proses dan kelanjutan belajar, usaha dan kreativitas siswa dalam
pembelajaran, dan kemandirian belajar siswa.
Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan berperan serta secara
pasif. Pengamatan ini dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas, kinerja siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung,dan jalannya proses belajar mengajar itu sendiri. Pengamatan
dilakukan dengan mengambil tempat duduk paling belakang, sehingga dalam
posisi tersebut dapat lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas
belajar mengajar siswa di kelas.
Observasi terdiri dari dua macam, yaitu observasi untuk siswa dan
observasi untuk guru. Observasi untuk siswa adalah observasi sistemik dimana
peneliti bersama guru telah merancang bentuk instrumen pengamatan yang akan
dilakukan dalam proses pembelajaran beserta aspek-aspek yang akan diteliti.
Kerjasama ini sangat membantu peneliti dalam memfokuskan apa yang akan
diteliti. Rancangan instrumen ini berupa lembar observasi psikomotorik yang
berisi sikap siswa selama mengikuti pembelajaran dengan metode Teams Games
Tournament menggunakan scrabble. Pengisian lembar observasi dengan cara
menghitung jumlah siswa yang melakukan sikap negatif sesuai dengan kriteria
yang ada dalam lembar observasi pada saat KBM berlangsung.
2. Wawancara atau diskusi
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk memperoleh data
yang dibutuhkan. Pelaksanaan wawancara ini dilakuakn sesuai dengan pedoman
wawancara yang telah dibuat sebelumnya.
Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil
pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada.
xliii
Diskusi antara guru dan peneliti dilakukan di sekolah. Dalam kegiatan diskusi itu,
peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut :
1).Meminta pendapat dari guru tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas, yang
antara lain adalah mengungkap kelebihan dan kekurangan serta permasalahan
lain yang berhubungan dengan kegiatan itu.
2). Mengemukakan catatan terhadap hasil pengamatannya terhadap KBM yang
dilakukan guru sesuai dengan fokus penelitian, mengemukakan segi-segi
kelebihan dan kekurangan.
3). Mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan baik guru maupun observer
untuk menyamakan persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran biologi materi Zat Adiktif dan Psikotropika.
Dengan perkataan lain, pada setiap kegiatan diskusi disepakati hal-hal yang
perlu dilakukan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan keefektifan
tindakan yang berupa penerapan Metode Pembelajaran TGT menggunakan
scrabble pada materi zat adiktif dan psikotropika.
3. Angket
Angket yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah
angket partisipasi dan angket kepuasan penerapan metode pembelajaran TGT.
Pada angket partisipasi siswa dalam pelajaran dapat dilihat dari 2 aspek yaitu
aspek kesediaan memperhatikan (perhatian siswa) dan aspek berpartisipasi/
keterlibatan siswa (siswa aktif) yang kemudian dijabarkan menjadi 5 indikator
yaitu siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran, keberanian mengemukakan
permasalahan, berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses dan
kelanjutan belajar, usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran, dan
kemandirian belajar siswa. Sedangkan indikator pada angket kepuasan penerapan
metode TGT antara lain kecocokan, kesesuaian, keefisienan, dan keefektifan
penggunaan metode TGT.
Angket diberikan pada siswa untuk mengetahui berbagai hal yang
berkaitan dengan proses belajar mengajar. Angket yang diberikan pada penelitian
ini adalah angket kepuasan penggunaan metode dan angket partisipasi siswa.
Analisis informasi yang diperoleh dari angket tersebut dapat dipakai untuk
xliv
mengetahui adanya peningkatan proses atau kegiatan pembelajaran sehingga
dapat diketahui ada tidaknya peningkatan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran biologi pada pokok bahasan Zat Adiktif dan Psikotropika.
Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yang sekaligus
menyediakan alternatif jawaban beserta alasan mereka mengemukakan
jawabannya. Responden/ siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu
alternatif jawaban yang telah disediakan. Sebelum menyusun angket, terlebih
dahulu dibuat konsep alat ukur yang mencerminkan isi kajian teori. Konsep alat
ukur ini berisi kisi-kisi angket. Konsep selanjutnya dijabarkan dalam variabel dan
indikator yang disesuaikan dengan tujuan penilaian yang hendak dicapai,
selanjutnya indikator ini digunakan sebagai pedoman dalam menyusun item-item
angket. Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan
sebelumnya. Responden atau siswa hanya dibenarkan dengan memilih salah satu
alternatif jawaban yang telah disediakan dan memberikan alas an mereka memilih
jawaban tersebut.
Dengan melihat dan mempertimbangkan hasil observasi awal dan
capaian prosentase awal dari angket penelitian yang diberikan pada subyek
penelitian, maka dalam penelitian yang dilakukan ini dapat dikatakan berhasil
atau tercapai tujuan yang diharapkan, apabila masing-masing indikator yang
diukur sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Apabila dalam setiap variabel
yang diukur untuk tiap-tiap indikatornya sudah dapat mencapai target yang
ditentukan, maka penelitian dapat dikatakan berhasil dan tidak perlu melanjutkan
ke siklus berikutnya. Sebaliknya, jika masih ada beberapa indikator dari masing-
masing variabel yang diukur belum memenuhi target capaian maka dilakukan
tindakan berikutnya untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
4. Kajian dokumen
Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai arsip yang digunakan dalam
proses pembelajaran, misalnya dalam penelitian ini adalah hasil diskusi kelompok
pada setiap siklus, nilai ulangan siswa, buku ajar yang digunakan, rencana
pembelajaran, silabus penelitian serta presensi siswa.
xlv
F. Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dijadikan
dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk
menjaga validitas data dalam penelitian yaitu teknik triangulasi. Triangulasi yang
digunakan dalam penelitian adalah triangulasi metode. Triangulasi metode adalah
penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas
untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji
kemantapan informasinya (Sutopo, 2002: 81). Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah melalui angket, wawancara dan observasi.
Skema triangulasi dalam penelitian seperti pada gambar 6.
Skema triangulasi metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Gambar 6.skema triangulasi
Sumber H.B Sutopo (2002:81)
G. Analisis Data
Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak
awal sampai berakhirnya kegiatan pengumpulan data. Data-data dari hasil
penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Proses analisis data
menurut Miles dan Huberman dalam Sutopo (2002:91-92) mencakup tiga
komponen utama, yaitu : reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan.
Angket
Sumber Data
Observasi
Wawancara
Data
xlvi
1. Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui seleksi yang ketat, melalui
ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih
luas.
2. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang
merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada
masing-masing siklus.
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan upaya pencarian makna data,
mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan
secara sistematis dan bermakna.
Pada analisis data peneliti memfokuskan pada keaktifan berkomunikasi
siswa pada saat pembelajaran berlangsung yang diambil dengan menggunakan
angket partisipasi siswa dan lembar observasi siswa. Indikator partisipasi siswa
meliputi : siswa fokus terhadap materi pelajaran, pandangan siswa saat kegiatan
belajar mengajar, siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung, siswa selalu
siap saat mengemukakan pendapat, keikutsertaan siswa dalam persiapan
proses,dan kelanjutan belajar, usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran,
serta kemandirian belajar siswa. Penyajian datanya dalam bentuk uraian singkat,
tabel, dan grafik untuk memudahkan peneliti dalam menyajikan data.
Berikut skema model interaktif dalam analisis data:
Gambar 7. Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif
(Miles dan Huberman, 1992: 20)
Reduksi Data Kesimpulan-kesimpulan: Penarikan/ Verifikasi
Pengumpulan data
Penyajian Data
xlvii
H. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini
mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dalam
Zainal Aqib (2006: 22-23) yang berupa model spiral yaitu dalam satu siklus terdiri
dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Langkah-langkah operasional penelitian adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dari kegiatan observasi yang telah
dilakukan sebelumnya, terencana alternatif pemecahan masalah dengan
menerapkan metode pembelajaran TGT dengan menggunakan permainan
Scrabble pada saat tahap games atau tournament untuk meningkatkan komunikasi
partisipasi siswa dalam pembelajaran Biologi. Pada tahap ini dilakukan
penyusunan skenario pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran TGT,
termasuk penyusunan silabus, rencana pengajaran dan papan permainan Scrabble
yang berisi tentang materi pelajaran. Instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian juga disiapkan seperti angket, lembar observasi, pedoman wawancara,
dan dokumentasi.
2. Pelaksanaan
Tindakan yang telah direncanakan diimplementasikan oleh guru dalam
bentuk pembelajaran TGT dengan menggunakan scrabble. Pelaksanaan tindakan
diwujudkan dalam langkah-langkah pembelajaran yang sistematis. Secara garis
besar, pembelajaran diawali dengan penyajian materi oleh guru dengan
menggunakan media realita atau sebenarnya meliputi contoh zat adiktif pada
rokok dan obat-obatan terlarang. Setelah itu siswa diekolompokkan dalam 10
kelompok masing – masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Tiap – tiap kelompok
telah mempersiapkan papan permainan scrabble seperti yang sudah dijelaskan.
Pada tiap kelompok yang terdiri dari 4 orang, masing-masing siswa bermain
secara bergantian untuk menyusun kata yang diperkuat atau diberi alasan.
Permainan dilakukan selama 65 menit,siswa dengan poin tertinggi berhak
mewakili kelompoknya ke babak berikutnya. Demikian seterusnya sampai ada
xlviii
satu tim yang memperoleh poin tertinggi. Tim dengan poin tertinggi berhak
mendapat penghargaan baik dari guru maupun tim lainnya.
Langkah – Langkah pelaksanaan pembelajaran metode TGT (Teams
Games Tournaments) untuk waktu 200 menit dan 40 siswa dengan 10 kelompok
yang terdiri dari 4 anggota yang bersifat heterogen Langkah-langkah dalam
pembelajaran TGT tiap pertemuan yaitu:
Pertemuan pertama untuk presentasi kelas, materi pelajaran di sampaikan
melalui pengajaran secara langsung. Disini guru menyampaikan materi secara
singkat dan menekankan pada apa yang akan di pelajari oleh siswa. Hal ini di
lakukan untuk mendorong siswa supaya lebih siap belajar dalam mempelajari
materi yang di pelajari. Presentasi kelas dalam TGT berbeda dengan pengajaran
biasa karena dituntut adanya perhatian siswa yang lebih, karena apa yang akan di
pelajarinya akan di terapkan dalam kuis dan skor kuis mereka akan membedakan
skor kelompoknya. Pada fase ini dibatasi waktu 40 menit.
Pertemuan kedua yaitu kegiatan kelompok yang berupa diskusi. Disini
siswa harus aktif bertanya baik kepada teman sekelompok maupun kepada guru
untuk materi yang belum jelas, karena bahan diskusi ini nantinya dijadikan bahan
dalam permainan. Fase ini diberi waktu 15 menit. Kemudian dilanjutkan dengan
permainan dan tournament, dimana pada penelitian ini menggunakan permainan
scrabble yang di buat oleh siswa. Permainan diberi waktu 65 menit. Siswa
dikelompokkan dalam 10 kelompok masing – masing kelompok terdiri dari 4
siswa. Tiap – tiap kelompok telah mempersiapkan papan permainan scrabble
seperti yang sudah dijelaskan. Kemudian saling menukarkan scrabble antar
kelompok dan memainkannya. Pada tiap kelompok yang terdiri dari 4 orang ,
masing-masing siswa bermain secara bergantian untuk menyusun kata yang
diperkuat atau diberi alasan. Permainan dilakukan selama 65 menit, siswa dengan
poin tertinggi berhak mewakili kelompoknya ke babak berikutnya. Demikian
seterusnya sampai ada satu tim yang memperoleh poin tertinggi. Tim dengan poin
tertinggi berhak mendapat penghargaan baik dari guru maupun tim lainnya.
Pertemuan ketiga adalah penskoran dari hasil diskusi kelompok dan
permainan yang nantinya menentukan kemenangan tim dan penghargaan untuk
xlix
3. Observasi
Observasi dilakukan peneliti selama berlangsungnya proses
pembelajaran. Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta
pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Fokus
observasi yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran TGT dilengkapi scrabble
diamati dengan bantuan lembar observasi. Selain itu observasi juga dilakukan
pada keterlaksanaan sintaks pembelajaran yang dilakukan. Sebagai data
pendukung observasi adalah angket dan hasil wawancara terhadap guru dan murid
serta kajian dokumen yang ada. Data yang diperoleh diinterpretasi guna
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan. Alokasi
waktu observasi dan indikator yang diobservasi dapat dilihat pada table 2.
Tabel 2. Indikator dalam Observasi Partisipasi Siswa.
Jumlah siswa No.
Indikator
1. Siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran
2. Keberanian mengemukakan permasalahannya
3. Berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar
4. Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
5. Kemandirian belajar siswa
Jumlah
4.Refleksi
Pada tahap ini, menganalisis proses dan dampak dari pelaksanaan
tindakan. Hasil analisis berupa kelebihan, kelemahan, ataupun hambatan dalam
pelaksanaan tindakan dijadikan penentu keberhasilan tindakan dan langkah yang
akan diambil selanjutnya.
Menurut Mulyasa (2005: 131) dari segi proses, pembelajaran dikatakan
berhasil dan berkualitas jika seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar
(75%) peserta didik terlibat secara aktif. Dari segi ketuntasan belajar, keberhasilan
kelas dicapai jika 85% dari jumlah siswa telah mencapai KKM. Untuk mengukur
l
keberhasilan tindakan, peneliti merumuskan indikator-indikator ketercapaiannya.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran meliputi siswa bersedia memperhatikan
pelajaran (perhatian siswa) dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
(siswa aktif). Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap
pembelajaran biologi pada kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo diperoleh
beberapa data awal diantaranya siswa bersedia untuk memperhatikan pelajaran
(perhatian siswa) 20% dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (siswa
aktif) 10 %. Oleh karena itu indikator keberhasilan penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
Tabel 3. Indikator Keberhasilan Tindakan
Konsep Aspek Indikator Awal Akhir 1.Kesediaan memperhatikan (perhatian siswa)
Siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran (Slameto. 1991: 80)
55% 75% Partisipasi mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. (Dimyati dan Mujiono.2002:26)
2. Berpartisipasi atau keterlibatan siswa (siswa aktif)
a.Keberanian mengemukakan permasalahannya b. Berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar c.Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran d.Kemandirian belajar siswa (Nana Sudjana. 1996: 21)
0%
5,8%
0%
35%
75%
75%
75%
75%
Apabila dalam pelaksanaan tindakan pada siklus pertama indikator keberhasilan
belum tercapai, maka dilakukan siklus kedua. Siklus ketiga dilaksanakan apabila
terdapat hal-hal yang kurang berhasil siklus kedua. Tahap antara siklus satu dan
siklus berikutnya adalah sama yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi. Urutan masing-masing tahapan jalannya penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut:
li
Identifikasi masalah Mengungkap permasalahan siswa pada saat pembelajaran biologi
SIKLUS I Gambar 8. Skema prosedur penelitian
Alternatif pemecahan Penerapan metode TGT
Menggunakan scrabble pada Tournament
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pembelajaran dengan metode TGT menggu nakan scrabble pada Tournament Evaluasi
Hasil Belajar melalui Tes Kognitif
Refleksi Penyempurnaan Kekurangan/Kelebihan
Tindak Lanjut
Observasi Pengamatan proses
pembelajaran
lii
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Gondangrejo yang beralamat di
Jalan Raya Solo-Purwodadi Km 12 Gondangrejo, Karanganyar. SMP Negeri 1
Gondangrejo memiliki akreditasi A.
Sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 1 Gondangrejo cukup
menunjang pembelajaran di sekolah tersebut. Seperti adanya perpustakaan dan
laboratorium. Meskipun cukup menunjang tapi belum dapat dikatakan lengkap.
Terlihat dari laboratorium IPA (Fisika, Kimia, Biologi) yang belum terpisah,
jumlah komputer OHP maupun LCD yang masih terbatas.
SMP Negeri 1 Gondangbrejo mempunyai program-program untuk
meningkatkan mutu sekolah agar menjadi sekolah unggulan/sekolah favorit, salah
satunya yaitu meningkatkan sarana prasarana sekolah untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar seperti : memiliki laboratorium IPA (Fisika, Kimia, Biologi)
yang terpisah, penambahan jumlah komputer secara bertahap, memiliki
laboratorium multimedia yang lengkap, perpustakaan yang lebih lengkap, dll.
SMP Negeri 1 Gondangbrejo terdiri dari 18 kelas yaitu kelas VII ada 6
kelas, untuk kelas VIII ada 6 kelas dan untuk kelas IX terdiri dari terdiri 6 kelas.
Penelitian dilakukan di kelas VIII E yang memiliki jumlah siswa sebanyak 40
siswa dengan perincian 22 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Adapun daftar
nama siswa kelas VIII E dapat di lihat dalam Lampiran. Ruang kelas VIII E
terletak di depan kelas VIII C dan disamping perpustakaan SMP Negeri 1
Gondangbrejo. Ruang kelas VIII E berukuran 8 x 7 x 5 meter kubik dengan
berlantaikan keramik berwarna putih. Ruang kelas tersebut memiliki 1 buah
papan tulis yang menempel pada bagian dinding depan kelas.
Keadaan kelas waktu mendapatkan materi pelajaran dari guru siswa
cenderung diam saja dan tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan oleh
guru hal ini dapat terlihat saat guru memberi pertanyaan siswa hanya diam saja
dan harus ditunjuk baru siswa mau menjawab jadi keterlibatan siswa sangat
liii
rendah siswa cenderung diam serta mendengarkan penjelasan dari guru. Ada
beberapa siswa yang sibuk bermain sendiri tanpa memperhatikan pembelajaran
jadi peneliti mengambil masalah yang dominan yaitu kurangnya pertisipasi siswa
yang ada di kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo.
B. Pra Siklus
Pada awal penelitian atau pra siklus dapat diketahui melalui kegiatan
observasi pada proses pembelajaran di kelas khususnya kelas VIII E. Observasi
dilakukan selama 3 kali pertemuan, masing-masing dua jam pelajaran (80 menit)
di kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun ajaran 2008/2009. Untuk
mengetahui keadaan awal serta mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi
dalam pembelajaran di kelas tersebut selain dengan observasi, untuk memperkuat
data hasil observasi juga dilakukan wawancara dan penyebaran angket kepada
seluruh siswa. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, hal-
hal yang diobservasi yaitu sikap siswa dan guru selama proses pembelajaran serta
metode pembelajaran yang digunakan., untuk wawancara dilakukan terhadap
sejumlah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo dan guru mata pelajaran
Biologi kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo.
Pembelajaran biologi di kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo
berlangsung 2 kali pertemuan per minggu, yaitu pada hari senin pada jam ke-8 (40
menit), dan pada hari kamis jam ke 1 dan 2 (80 menit).Hasil observasi terhadap
proses pembelajaran biologi di kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo
menunjukkan bahwa dari 40 siswa hanya terdapat 12,5% siswa tampak melamun
dan tidak fokus, 10% siswa bermain sendiri tanpa mempedulikan pelajaran, 55%
siswa bicara sendiri dengan teman sehingga tidak memperhatikan pelajaran, usaha
siswa untuk lebih mengetahui materi juga 0%, 23% siswa yang ikut serta dalam
kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar, 30% siswa melakukan kegiatan
yang mengganggu proses pembelajaran, serta tidak ada siswa yang berani
mengemukakan masalah yang bersangkutan dengan materi yang belum dipahami
maka dapat dikatakan 0% sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
liv
. Keantusiasan siswa yang dimaksud adalah siswa memperhatikan
penjelasan dari guru dengan baik, mencatat hal-hal penting yang dapat membantu
pemahaman materi dan aktif dalam kegiatan tanya jawab dengan guru selama
pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat dikatakan bahwa secara garis
besar partisipasi siswa masih rendah, hal ini dapat dilihat dari besarnya Persentase
siswa yang tidak memperhatikan pelajaran dan siswa hanya melakukan kegiatan
yang dapat mengganggu pelajaran yaitu bermain dan berbicara sendiri dengan
teman sehingga tidak menunjukkan kegiatan yang bermanfaat dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa cenderung pasif dan tidak antusias dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang berlangsung kurang kondusif dikarenakan mereka baru saja
selesai istirahat, sehingga cenderung masih ingin bermain-main ataupun lelah
karena bermain-main yang terlalu berlebihan. Oleh karena itu mereka cenderung
pasif saat pelajaran. Kepasifan siswa semakin tampak saat guru memberi
kesempatan untuk bertanya, dan mengemukakan permasalahan yang berhubungan
dengan materi pelajaran, tapi respon yang diberikan siswa sangat minim.
Partisipasi siswa dapat dirangsang oleh guru dengan cara mengarahkan perhatian
dan keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran yaitu dengan mengajukan
banyak pertanyaan kepada siswa yang berhubungan dengan kehidupan sehari-
hari. Perhatian dan keterlibatan siswa pada mulanya sangat baik ditunjukkan
dengan kemauan siswa menjawab semua pertanyaan dari guru baik itu secara
serempak ataupun secara individu. Di tengah proses pembelajaran, siswa mulai
enggan menjawab pertanyaan dari guru maupun mengemukakan masalahnya,
siswa hanya mau menjawab bila ditunjuk oleh guru. Di akhir pembelajaran, hanya
ada beberapa siswa yang menjawab pertanyaan dari guru, sebagian siswa lainnya
tampak bosan dengan pembelajaran yang berlangsung dan tampak bermain-main
sendiri atau berbicara dengan temannya sehingga perhatian dan keterlibatan siswa
menjadi berkurang. Dengan berkurangnya perhatian dan keterlibatan siswa maka
dapat menunjukkan bahwa partisipasi siswa masih rendah. Data Persentase
partisipasi siswa selama observasi dapat dilihat pada tabel 4.
lv
Tabel 4. Persentase Hasil Observasi Prasiklus
No Indikator Observasi I (%)
Observasi II
(%)
Observasi III
(%)
Observasi IV (%)
1. Siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran 52,5 42,5 70 55 2. Keberanian mengemukakan permasalahan 0 0 0 0 3. Berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan
persiapan, proses dan kelanjutan belajar 17,5 30 22,5 23,3
4. Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran 0 0 0 0 5. Kemandirian belajar siswa. 30 42,5 32,5 35
Pada hasil observasi yang ditunjukkan oleh tabel 4 bahwa untuk indikator
1 yaitu siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran pada observasi petama sampai
ketiga mengalami kenaikan, hal ini disebabkan guru sudah mulai memperhatikan
murid yang duduk dibelakang dengan guru sering melempar pertanyaan. Untuk
indikator 2 yaitu keberanian mengemukakan pendapat dari observasi awal sampai
observasi ketiga tidak ada satu murid pun yang mau mngemukakan pendapatnya
mungkin siswa merasa kurang percaya diri tetapi kebanyakan siswa tidak begitu
jelas menerima pelajaran jadi guru selalu memberi pertanyaan dengan menunjuk
siswa supaya menjawab. Untuk indikator ke 3 yaitu berpartisipasi (ikut serta)
dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar pada observasi kedua
mulai meningkat tetapi pada observasi ketiga mulai menurun hal ini disebabkan
kurang ketertarikannya siswa terhadap materi sehingga siswa merasa bosan
sehingga antusiasme siswa tidak ada. Untuk indikator yang keempat yaitu usaha
dan kreativitas siswa dari observasi awal sampai observasi ketiga tidak ada sama
sekali karena siswa cenderung kreativitas yang dibuat tidak berhubungan dengan
materi sehingga dapat mengganggu pelajaran. Kemudian untuk indikator yang
kelima juga mengalami kenaikan dan penurunan, hal ini mungkin disebabkan
karena siswa belum belajar sebelumnya dan juga dapat dipengaruhi oleh tingkat
kesulitan pada soal.
Selain observasi, identifikasi masalah juga dilakukan dengan wawancara
dengan siswa dan guru mengenai proses pembelajaran di kelas. Hasil wawancara
dengan beberapa siswa, diketahui bahwa penyebab rendahnya partisipasi adalah
lvi
rasa malu dan kurang percaya diri dan bosan terhadap materi yang telah
disampaikan. Ada juga siswa yang takut mengemukakan permasalahan karena
dianggap cari perhatian kepada guru. Selain itu, ada siswa yang memikirkan hal-
hal lain diluar materi pelajaran. Siswa juga mengatakan bahwa merasa bosan
dengan metode yang digunakn guru yang kurang melibatkan siswa sehingga
perhatian siswa tidak menjadi rendah. Kurangnya partisipasi siswa selama proses
pembelajaran menyebabkan guru kurang mengetahui masalah-masalah yang
dihadapi siswa sehingga akan berdampak pada kesulitan dalam siswa dalam
memahami materi pelajaran. Wawancara lebih lanjut dilakukan terhadap guru
yaitu mengenai metode pembelajaran yang digunakan. Dari hasil wawancara dari
guru diketahui bahwa metode yang digunakan belum bervariasi. Pengajaran oleh
guru terfokus untuk menghabiskan materi yang terlalu banyak tanpa
memperhatikan kondisi siswa sehingga partisipasi siswa rendah. Sementara
menurut penuturan siswa, penyampaian materi pelajaran oleh guru lebih banyak
dengan ceramah diselingi dengan tanya jawab yang berakibat pelajaran menjadi
kurang menarik. Hasil wawancara dengan guru dan siswa menunjukkan metode
pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik sehingga perhatian dan
keterlibatan siswa rendah.
Setelah mengadakan observasi dan wawancara secara langsung terhadap
proses pembelajaran di kelas serta dengan melihat hasil angket dari siswa maka
dapat dikatakan bahwa partisipasi siswa masih rendah pada saat proses
pembelajaran di kelas, oleh karena itu langkah selanjutnya adalah melakukan
diskusi dengan guru Biologi tentang alternatif tindakan untuk pemecahan
masalah yang ada di kelas. Hasil dari diskusi tersebut adalah digunakannya
metode pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) menggunakan Scrabble
sebagai alternatif metode pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi siswa
dalam pembelajaran Biologi.
Metode TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif
yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung
unsur permainan dan reinforcement. Sistem permainan yang dipakai pada
lvii
penelitian ini adalah Scrabble. Permainan tersebut mempunyai perbedaan dalam
hal konsep permainan,yaitu bila dalam permainan Scrabble sesungguhnya adalah
berlomba mendapatkan poin tertinggi, tetapi permainan Scrabble dalam penelitian
ini adalah berlomba menguasai pengetahuan. Pemilihan permainan ini didasarkan
atas hasil observasi dimana terlihat 30 % siswa terlihat melakukan kegiatan yang
mengganggu kegiatan pembelajaran seperti sibuk bermain sendiri atau tidak
mengikuti pelajaran karena merasa jenuh dengan proses pembelajaran yang
sedang berlangsung, ada yang bermain pesawat dari kertas, ada yang menggambar
tokoh-tokoh kartun tanpa memperdulikan guru, dan ada yang membuat gulungan
kertas untuk melempari temannya. Permainan yang mereka lakukan tidak
mendukung materi pelajaran sama sekali, oleh karena itu dalam penelitian ini
dipilih permainan Scrabble yang menggabungkan antara gambar dan kotak-kotak
perminan yang menarik dan tentu saja mendukung materi pembelajaran. Dengan
adanya permainan diharapkan siswa akan tertarik dan tidak merasa bosan lagi
dengan proses pembelajaran biologi yang dilakukan sebelumnya serta dapat
berpartisipasi dalam belajar biologi. Selain itu dapat mengarahkan siswa dalam
suasana kerja sama sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa baik antar
siswa maupun antar siswa dan guru. Aktivitas belajar dengan permainan yang
dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat
belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama,
persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Keterlibatan siswa dapat terlihat dalam
kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu tugas dan saat kegiatan diskusi
kelompok terkait dengan konsep, fakta, atau menilai informasi yang berkaitan
dengan pelajaran. Partisipasi siswa dapat terwadahi dalam kegiatan kerjasama
dalam kelompok tersebut, baik pada saat diskusi maupun permainan berlangsung.
Sehingga siswa lebih memperhatikan dan dapat terlibat langsung, dengan
meningkatnya perhatian dan keterlibatan siswa maka partisipasi dapat meningkat.
Penggunaan metode pembelajarn TGT menggunakan Scrabble ini
diharapkan dapat meningkatkan perhatikan dan keterlibatan siswa secara langsung
sehingga diharapkan partisipasi dapat meningkat pada saat proses pembelajaran
biologi berlangsung.
lviii
C. Siklus I
1. Perencanaan Tindakan Siklus I
Siklus I dilakukan 3 kali pertemuan dengan menerapkan metode
pembelajaran TGT menggunakan Scrabble. Proses pembelajaran yang menjadi
fokus dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa yang dimaksud adalah partisipasi
siswa dalam pembelajaran yang meliputi perhatian siswa pada kegiatan
pembelajaran, keberanian mengemukakan masalah, keikutsertaan siswa dalam
pembelajaran, usaha dan kreativitas siswa serta kemandirian siswa. Pada tahap
perencanaan dilakukan penyusunan segala keperluan untuk pelaksanaan tindakan,
yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Silabus untuk materi pokok Zat Adiktif dan Psikotropika dengan menerapkan
metode pembelajaran TGT menggunakan Scrabble.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi Zat Adiktif dan Psikotropika
sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan metode pembelajaran TGT
menggunakan Scrabble.Mempersiapkan media permainan Scrabble untuk
materi Zat Adiktif dan Psikotropika.
3) Lembar observasi partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi.
4) Angket partisipasi siswa dalam pembelajaran.
5) Angket kepuasan metode TGT menggunakan Scrabble
2. Pelaksanaan Siklus I
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari semua perencanaan
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada siklus I, strategi pembelajaran
cooperative learning metode TGT menggunakan scrabble diterapkan untuk materi
zat adiktif dan psikotropika dan dilakukan sebanyak 3 kali tatap muka selama (5 x
40) menit, dengan sub materi pengertian,jenis dan dampak dari zat adiktif dan
psikotropika selama 3 x 40 menit. Pertemuan ke-2 dengan sub materi ciri-ciri,
pencegahan dan manfaat dari zat adiktif dan psikotropika selama 3 x 40 menit.
lix
Pada pelaksanaan tindakan I, Pada awal kegiatan yang dilakukan guru di
kelas adalah memberikan pengarahan pelaksanaan pembelajaran cooperative
metode TGT (Teams Games tournamen) menggunakan scrabble. Pembelajaran
diawali dengan pemberian apersepsi dan motivasi oleh guru untuk mengantarkan
siswa pada materi pembelajaran.. Pada saat pembelajaran peran guru sebagai
pemberi informasi dikurangi dan hanya berfungsi sebagai fasilitator, sedangkan
siswa sebagai subjek yang belajar secara aktif dalam menemukan suatu konsep.
Pembelajaran dilakukan dalam empat tahapan, yaitu presentasi guru, diskusi
kelompok, turnament, dan penghargaan .Lembar kerja siswa digunakan untuk
membantu siswa memahami tugas yang akan dilaksanakan.
Sebelum guru melaksanakan presentasi maka guru membagi kelompok
dalam membuat papan scrabble dan turnamen yaitu setiap kelompok terdiri dari 4
orang kemudian guru mengarahkan cara bermain dengan menggunakan scrabble.
Setelah itu guru melakukan presentasi dengan diawali dengan pemberian
apersepsi dan motivasi oleh guru untuk mengantarkan siswa pada materi
pembelajaran. Penyajian materi oleh guru disampaikan dengan presentasi dari
guru yang dilengkapi dengan contoh-contoh gambar yang berkaitan dengan meteri
tersebut, siswa dipancing untuk lebih perhatian sehingga siswa selalu diberi
pertanyaan agar siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru,
dengan adanya jawaban dari siswa maka siswa dapat terlibat dan berpartisipasi
secara langsung.
Pada pertemuan kedua guru mengulang sedikit pokok materi yang telah
dipresentasikan pada pertemuan sebelumnya, setelah itu siswa diberi suatu
masalah yang berkaitan dengan materi sehingga dapat digunakan sebagai bahan
diskusi. Kemudian siswa melakukan turnament atau permainan scrabble yang
dilakukan setiap individu untuk mendapatkan poin tertinggi dengan cara setiap
siswa dapat menyusun kata yang disertai dengan pernyataan yang sesuai dengan
materi sehingga siswa mendapat poin dan poin yang terkumpul paling banyak
maka siswa tersebut dapat mewakili kelompoknya untuk bermain dalam babak
final dan apabila siswa tersebut dapat menang dengan poin yang tertinggi maka
dia akan keluar menjadi pemenang dan berhak mendapat penghargaan dari guru
lx
dengan adanya permainan scrabble tersebut maka keterlibatan siswa dapat terlihat
dalam pembelajaran biologi.
Pada pertemuan ketiga guru memberikan penghargaan dan guru
mengulang lagi materi yang telah diberikan. Setelah itu siswa diberi kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum dipahami berkenaan
dengan materi yang telah dipelajari. lalu guru membuat suatu lembar kerja siswa
untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan siklus satu.
3. Observasi Siklus I
Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan
terhadap partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi dan keterlaksanaan sintaks
pembelajaran cooperative metode TGT menggunakan scrabble. Observasi dan
evaluasi pada siklus I dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi
partisipasi siswa, angket partisipasi siswa, serta angket kepuasan siswa terhadap
penggunaan metode TGT Berdasarkan observasi yang telah dilakukan didapatkan
hasil sebagai berikut:
a. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus I
Data observasi partisipasi siswa pada pelaksanaan tindakan pada siklus I
dapat disajikan pada tabel 5. Skor pada observasi partisipasi siswa mempunyai
rentang antara 67,5%-75%. Persentase partisipasi siswa yang tertinggi adalah
pada berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan
belajar. Persentase terendah terdapat pada item nomor 2 atau indikator ke 2, yaitu
keberanian mengemukakan permasalahan. Persentase dari item tersebut hanya
67,5%, berarti keberanian siswa dalam mengemukakan masalah masih rendah.
Siswa enggan menyumbangkan pendapat atau mengeluarkan masalah karena
takut salah dan kurang rasa percaya diri. Siswa berpartisipasi (ikut serta)dalam
kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar di siklus I ini lebih baik dari
sebelumya karena adanya tugas untuk membuat dan belajar dengan bermain
scrabble merupakan hal baru bagi siswa. Siswa lebih aktif bertanya agar tidak
terjadi kesalahan dalam bermain. Keinginan untuk menjawab pertanyaan dan
selalu siap apabila disuruh menjawab oleh guru pun relatif lebih tinggi.
lxi
Keberanian siswa mengemukakan permasalahan pun sedikit meningkat.
Keikutsertaan siswa dalam kegiatan, usaha dan kreativitas siswa serta
kemandirian belajar siswa relatif menjadi meningkat.
Dari hasil observasi secara umum partisipasi siswa di siklus I lebih baik
dari sebelumnya, walaupun indikator 1 dan indikator 2 persentasenya masih di
bawah target, yaitu hanya 70% dan 67,5%. Indikator kelima yang mencakup
kemandirian belajar siswa memperoleh nilai terbaik yaitu 75% dan sudah
mencapai target.
Pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble membuat
siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Metode yang dipilih guru
membuat siswa berusaha untuk menemukan suatu kata yang disertai dengan
pernyataan yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga siswa lebih aktif
dan ikut serta dalam pembelajaran dan juga menimbulkan pembelajaran yang
menyenangkan atau tidak membosankan.
Tabel 5. Jumlah Jawaban Ya untuk Setiap Indikator pada Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
NO Indikator Persentase capaian
Target capaian
1 Siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran
70% 75%
2 Keberanian mengemukakan permasalahannya.
67,5% 70%
3 Berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar
72,5% 70%
4 Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
72,5% 70%
5 Kemandirian belajar siswa 75% 70% Jumlah 357,5% Rata-rata 71,5%
b. Hasil Angket Partisipasi Siswa
Angket partisipasi siswa pada siklus I digunakan untuk mengetahui
partisipasi siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Gondangrejo setelah menggunakan
pembelajaran kooperatif metode TGT dengan Scrabble. Hasil angket partisipasi
siswa untuk setiap indikator seperti pada tabel 6.
lxii
Persentase setiap indikator partisipasi yang didapat dari angket
mempunyai rentang antara 71,25%-82,5% dengan rata-rata kelas sebesar 75,81%
Hasil angket ini lebih tinggi daripada hasil observasi yang hanya mencapai 71,5%.
Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 6, indikator yang memperoleh nilai
tertinggi adalah indikator kelima yaitu kemandirian belajar siswa yang mencapai
82,5%. Metode pembelajaran yang berbeda mempengaruhi siswa untuk mau
mengikuti dan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan baik.
Perhatian dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran juga menjadi naik.
Tabel 6. Persentase setiap Indikator pada Angket Partisipasi Siswa Siklus I
NO Indikator Persentase
capaian indikator
Target capaian
1 Siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran
72,18% 75%
2 Keberanian mengemukakan permasalahannya.
71,25% 70%
3 Berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar
73,13% 70%
4 Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
80% 70%
5 Kemandirian belajar siswa 82,5% 70% Jumlah 379,06% Rata-rata 75,81%
c. Hasil Angket Kepuasan Penggunaan Metode TGT (Teams Games
Tournament)
Angket kepuasan siswa terhadap penggunaan metode TGT (Teams Games
Tournament) diisi siswa bersamaan dengan pengisian angket partisipasi yaitu
pada pertemuan ketiga. Hasil angket kepuasan penggunaan Metode TGT (Teams
Games Tournament) dapat dilihat pada tabel 7.
lxiii
Tabel 7. Prsentase setiap indikator pada Angket Kepuasan Penggunaan Metode TGT (Teams Games Tournament)
No Indikator Persentase (%) 1 Senang 88.75 2 Tidak bosan 86.25 3 Cocok/sesuai 86.25 4 Tugas ringan 79.375 5 Motivasi belajar bertambah 92.5 6 Mampu berpikir iritis 89 7 Berani berpendapat 89.5 8 Kerjasama 90 9 Terampil berbicara 89.375 10 Saling menghormati 90 11 Waktu 77.5 12 Cepat paham 86.25 13 Penguasaan konsep meningkat 88.125
Jumlah 1132.89 Rata-rata 87,15
Kepuasan siswa terhadap penggunaan pembelajaran berbasis lingkungan
memiliki kisaran nilai 77,5%-92,5% dengan rata-rata sebesar 87,15%. Hasil
angket ini menunjukkan bahwa siswa memberikan tanggapan yang positif
terhadap penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games
Tournament) menggunakan scrabble.
Persentase tertinggi terdapat pada indikator ke 5, yaitu motivasi belajar
bertambah. Siswa menjadi lebih tertarik dengan pembelajaran biologi dengan
menggunakan metode tersebut. Indikator ke 8 dan ke 10 yaitu kerjasama dan
saling menghormati dalam penerapan pembelajaran TGT menggunakan scrabble
juga tinggi yaitu mencapai 90%, siswa lebih berpartisipasi dalam pembelajaran
biologi dengan metode TGT menggunakan scrabble akan lebih menarik dan siswa
lebih dapat memahami materi yang dipelajari dengan cepat. Harapan siswa akan
pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble cukup memuaskan
yaitu mencapai 75%.
Berdasarkan persentase rata-rata kelas pada siklus I maka dapat
diketahui bahwa siswa dapat menerima penerapan penbelajaran kooperatif metode
TGT menggunakan scrabble dalam pembelajaran Biologi. Respon yang positif
terlihat dari meningkatnya partisipasi siswa dalam pembelajaran. Walaupun
lxiv
merupakan hal baru bagi siswa namun siswa tetap berusaha menjalankan tugasnya
dengan baik.
4. Refleksi Tindakan Pada Siklus I
Tindakan berupa penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT
menggunakan scrabble difokuskan pada peningkatan Partisipasi siswa dalam
pembelajaran biologi. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada siklus I terjadi
peningkatan rata-rata persentase indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran
sebesar 70% yang dapat dilihat pada tabel 5. Hasil observasi pada siklus I
menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan prasiklus.
Berdasarkan observasi siswa pada siklus 1 ini setiap indikator mengalami
peningkatan yaitu indikator siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran
meningkat menjadi 70%, indikator keberanian mengemukakan permasalahannya
meningkat menjadi 67,5%, indikator berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan
persiapan, proses, dan kelanjutan belajar meningkat menjadi 72,5%, indikator
usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran meningkat menjadi 72,5%, dan
indikator kemandirian belajar siswa meningkat menjadi 75%. Persentase indikator
pada siklus I menunjukkan telah mencapai target yaitu untuk indikator
berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar,
usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran, dan kemandirian belajar siswa.
Sementara untuk indikator mengarahkan perhatian pada kegiatan pembelajaran
dan dalam keberanian mengemukakan permasalahannya hasilnya masih belum
dapat mencapai target.
Frekuensi siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran paling tinggi
adalah saat kegiatan presentasi dari guru. Hal ini dikarenakan siswa merasa
senang dapat menanyakan hal-hal yang belum diketahui kepada guru. Sementara
frekuensi siswa dalam mengemukakan permasalahannya paling tinggi adalah saat
kegiatan diskusi kelompok karena bisa bertanya kepada temannya sendiri apabila
mengalami kesulitan. berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses,
dan kelanjutan belajar paling sering adalah saat kegiatan kerja kelompok dan
permainan. Hal ini disebabkan siswa dituntut aktif untuk menyusun setiap kata
yang disertai pernyataan sehingga dapat menjadi tim pemenang. Untuk usaha dan
lxv
kreativitas siswa dalam pembelajaran dapat ditunjukkan pada hasil pembuatan
scrabble yang dibuat oleh masing-masing kelompok. Demikian juga dengan
kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada waktu permainan scrabble. Hasil
frekuensi indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran mengindikasikan bahwa
aspek kegiatan pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble pada
siklus I yang paling banyak berpengaruh terhadap peningkatan indikator
partisipasi siswa dalam pembelajaran adalah kerja kelompok.
Berdasarkan hasil observasi dan angket partisipasi siswa bahwa semua
indikator meningkat, tetapi indikator yang meningkat berbeda-beda. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, hasil indikator yang menunjukkan persentase
paling tinggi adalah indikator kelima yaitu kemandirian belajar siswa yang dapat
dilihat pada saat siswa mengerjakan soal pada akhir siklus, hal ini disebabkan
siswa mampu menjawab pertanyaan dari soal-soal tersebut tanpa bantuan atau
mencontoh dari temannya karena semua siswa sudah paham dan jelas tentang
materi yang telah disampaikan oleh guru. Sedangkan persentase terendah pada
indikator kedua yaitu dalam keberanian mengemukakan permasalahan, hasil ini
menunjukkan partisipasi siswa dalam keberanian mengemukakan
permasalahannya pembelajaran masih tergolong rendah. Masih sedikitnya siswa
yang berani mengemukakan permasalahannya dapat dipengaruhi oleh sikap guru
selama proses pembelajaran. Guru kurang mampu bersikap hangat dan
demokratis, sehingga proses pembelajaran yang berlangsung cenderung kaku dan
membosankan.
Persentase untuk indikator 1 yaitu siswa memperhatikan kegiatan
pembelajaran sudah meningkat dan mencapai target. Hal ini guru sudah banyak
melibatkan siswa karena guru sudah menyajikan materi dengan menggunakan
gambar-gambar yang bersangkutan dengan materi sehingga siswa lebih tertarik
untuk mengetahui tentang materi yang dijelaskan oleh guru dan dengan adanya
ketertarikan siswa maka perhatian siswa dalam pembelajaran akan meningkat.
Untuk persentase indikator yang ketiga juga mengalami peningkatan yang yang
cukup tinggi, untuk indikator ketiga yaitu berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan
persiapan, proses, dan kelanjutan belajar dapat dilihat dari siswa membuat papan
lxvi
scrabble sampai siswa mendapat penghargaan, dengan metode TGT menggunakan
scrabble ini sangat melibatkan siswa karena siswa diharuskan membuat papan
scrabble, bermain yang mengharuskan siswa dapat menyusun kata-kata yang
disertai dengan pernyataan dan siswa mempunyai tanggung jawab terhadap
kemenangan kelompoknya, kelompok yang menang akan diberi penghargaan dari
guru.
Persentase untuk indikator yang keempat yaitu usaha dan kreativitas
siswa juga mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari pembuatan papan
scrabble yang telah dihasilkan oleh masing-masing kelompok. Dengan siswa
membuat papan scrabble tersebut berarti suswa sudah berpartisipasi langsung
dalam membuat tersebut walaupun hasilnya bervariasi tetapi dengan adanya
variasi dalam pembuatan scrabble tersebut maka usaha dan kreativitas siswa dapat
dilihat secara jelas. Dalam indikator ini persentase cukup tinggi karena yang pada
awalnya siswa hanya sibuk sendiri dan membuat permainan yang tidak
bermanfaat, pada metode TGT dengan scrabble ini siswa diharuskan membuat
papan scrabble yang akan digunakan dalam permainan.
Terkait dengan item angket yang persentase jawaban positifnya masih
kurang dari 70%, dapat dianalisis alasan jawaban siswa untuk mengetahui
penyebab persentase item tersebut kurang dari 50%. Item soal yang dimaksud
terkait dengan indikator keberanian mengemukakan permasalahan dalam
pembelajaran. Melalui beberapa alasan yang dituliskan siswa, diketahui bahwa
siswa tidak berani mengemukakan pendapat saat guru menyampaikan pelajaran
karena siswa takut salah, malu, menghormati guru, dan tidak bisa.
Berdasarkan paparan data di atas, dapat diketahui beberapa hal yang
merupakan temuan dalam proses pembelajaran yang diakibatkan adanya tindakan
berupa penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble.
Berdasarkan hasil observasi partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat diketahui
bahwa penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble
dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi. Peningkatan
partisipasi siswa dalam pembelajaran terlihat dari meningkatnya perhatian siswa,
keterlibatan siswa dalam pembelajaran, keberanian mengemukakan
lxvii
pepermasalahan, usaha dan kreativitas juga meningkat serta kemandirian belajar
siswa meningkat. Berdasarkan data pendukung yaitu angket partisipasi,
perfomance guru, kepuasan metode, dan tes kognitif pada pembelajaran
kooperatif metode TGT menggunakan scrabble diketahui bahwa guru berusaha
menerapkan langkah-langkah sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat
tetapi masih kesulitan mengefektifkan waktu pembelajaran sehingga terdapat
langkah pembelajaran yang tidak terlaksana dengan baik.
Beberapa kendala yang dihadapi selama pelaksanaan tindakan pada
siklus I yaitu:
a. Waktu pembelajaran kurang bisa dikelola dengan baik oleh guru sehingga
terdapat langkah-langkah pembelajaran yang berjalan kurang maksimal
b. Siswa masih kesulitan memahami tugas yang diberikan oleh guru sehingga
dalam penerapan dengan metode tersebut kurang optimal dan diskusi
dalam kelompok kurang berjalan dengan baik.
c. Peran serta siswa dalam kegiatan diskusi dan permainan masih kurang
efektif, karena siswa masih belum memahami permainan tersebut.
d. Pada kegiatan presentasi oleh guru khususnya saat menyajikan materi
dengan charta kurang menarik sehingga perhatian siswa sangat kurang.
e. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran saat kerja kelompok belum
optimal karena dijumpainya siswa yang tidak mau bekerja, acuh,
mengantuk, dan bermalas-malasan.
f. Pada kesempatan bertanya dan berpendapat yang diberikan guru kepada
siswa, tidak ada siswa yang berani berpendapat maka guru harus guru
harus menciptakan suasana menjadi lebih akrab dan hangat.
Berdasar hasil observasi partisipasi siswa dalam pembelajaran
biologi, peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi telah
ditunjukkan pada siklus I, tetapi belum sepenuhnya indikator partisipasi
siswa dalam pembelajaran mencapai persentase target yang ditentukan.
Dalam rangka mencapai persentase capaian target, maka dilakukan
tindakan untuk siklus berikutnya. Dengan melihat berbagai kendala yang
dihadapi pada siklus I, maka dilakukan upaya perbaikan pelaksanaan
lxviii
tindakan pada siklus II yang diharapkan dapat meningkatkan indikator
partisipasi dalam pembelajaran agar mencapai persentase target.
D. Siklus II
1. Perencanaan Tindakan pada Siklus I I
Pelaksanaan pembelajaran di siklus II masih menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble. Materi yang
dipelajari adalah tentang Zat Adiktif dan Psikotropika. Kegiatan pembelajaran
dilakukan sebanyak 3 kali tatap muka (5 jam pelajaran). Pelaksanaan kegiatan
pembelajaran pada siklus II menggunakan instrumen penelitian yang sama dengan
instrumen penelitian yang digunakan pada siklus I.
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa peran serta siswa
dalam pembelajaran mulai meningkat, namun beberapa aspek di dalamnya belum
mencapai target. Pada perencanaan tindakan siklus II terdapat beberapa perbaikan
yang akan dilakukan agar proses pembelajaran lebih optimal, siswa lebih
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan lebih memaksimalkan perannya
dalam observasi, diskusi serta dapat menampilkan suatu presentasi yang menarik
sehingga partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat meningkat sesuai target.
Perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II antara lain:
a. Waktu pembelajaran kurang bisa dikelola dengan baik oleh guru sehingga
terdapat langkah-langkah pembelajaran yang berjalan kurang maksimal maka
diperlukan adanya pembatasan waktu untuk setiap langkah pembelajaran yaitu
kegiatan presentasi, diskusi kelompok, turnament, dan penghargaan.
b.Siswa masih kesulitan memahami tugas yang diberikan oleh guru sehingga
dalam penerapan dengan metode tersebut kurang optimal dan diskusi dalam
kelompok kurang berjalan dengan baik sehingga guru harus menjelaskan
kembali cara bermain dengan menggunakan scrabble sehingga siswa dapat
paham semua.
c. Peran serta siswa dalam kegiatan diskusi dan permainan masih kurang efektif,
karena siswa masih belum memahami permainan tersebut sehingga guru
lxix
harus menjelaskan kembali cara bermain dengan menggunakan scrabble
sehingga siswa dapat paham semua.
d.Pada kegiatan presentasi oleh guru khususnya saat menyajikan materi dengan
charta kurang menarik sehingga perhatian siswa sangat kurang sehingga
tampilan pada presentasi dibuat lebih menarik dengan ditambah bentuk asli
yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
e. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran saat kerja kelompok belum optimal
karena dijumpainya siswa yang tidak mau bekerja, acuh, mengantuk, dan
bermalas-malasan disebabkan ada siswa yang belum paham tentang metode
tersebut sehingga guru harus mengulang kembali cara bermain dengan
menggunakan scrabble sehingga siswa dapat paham semua dan siswa tidak
acuh lagi dan keterlibatan siswa dapat lebih muncul.dalam berlangsungnya
proses pembelajaran.
f. Pada kesempatan bertanya dan berpendapat yang diberikan guru kepada siswa,
tidak ada siswa yang berani berpendapat maka guru harus guru harus
menciptakan suasana menjadi lebih akrab dan hangat, sehingga siswa merasa
nyaman dan tidak tegang serta adanya penghargaan atau reward terhadap
siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran seperti menjawab pertanyaan
dan mengemukakan permasalahan.
2. Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II
Pembelajaran pada siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil refleksi
kegiatan pembelajaran pada siklus I sehingga pelaksanaan tindakan pada siklus II
tidak jauh beda dengan tindakan pada siklus I.
Pertemuan pertama dimulai dengan presensi dari guru, disini siswa
dijelaskan lagi tentang zat adiktif dan psikotropika pada sub materi tentang
dampak/akibat, penyalahgunaan dan manfaat zat adiktif dan psikotropka. Pada
tahap presentasi ini dilakukan selama 40 menit. Penyajian materi oleh guru
disampaikan dengan presentasi dari guru yang dilengkapi dengan contoh-contoh
gambar yang berkaitan dengan meteri tersebut, siswa dipancing untuk lebih
perhatian sehingga siswa selalu diberi pertanyaan agar siswa menjawab
lxx
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru, dengan adanya jawaban dari siswa
maka siswa dapat terlibat dan berpartisipasi secara langsung.
Pada pertemuan kedua guru mengulang sedikit sub pokok materi yang
telah dipresentasikan pada pertemuan sebelumnya, setelah itu siswa diberi suatu
masalah yang berkaitan dengan materi sehingga dapat digunakan sebagai bahan
diskusi. Kemudian siswa melakukan turnament atau permainan scrabble yang
dilakukan setiap individu untuk mendapatkan poin tertinggi dengan cara setiap
siswa dapat menyusun kata yang disertai dengan pernyataan yang sesuai dengan
materi sehingga siswa mendapat poin dan poin yang terkumpul paling banyak
maka siswa tersebut dapat mewakili kelompoknya untuk bermain dalam babak
final dan apabila siswa tersebut dapat menang dengan poin yang tertinggi maka
dia akan keluar menjadi pemenang dan berhak mendapat penghargaan dari guru
dengan adanya permainan scrabble tersebut maka keterlibatan siswa dapat terlihat
dalam pembelajaran biologi.
Pada pertemuan ketiga guru memberikan penghargaan dan guru
mengulang lagi materi yang telah diberikan. Setelah itu siswa diberi kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum dipahami berkenaan
dengan materi yang telah dipelajari lalu guru membuat suatu lembar kerja siswa
untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan siklus dua. Pada akhir pertemuan ini juga
akan dilaksanakan evaluasi dan pengisian angket. Untuk siklus dua ini
pelaksanaannya hampir sama dengan siklus satu hanya saja disini waktu sangat
diperhatikan sehingga hasilnya akan lebih maksimal dan partisipasi siswa dapat
lebih terlihat.
3. Observasi dan Evaluasi Tindakan pada Siklus II
a. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus II
Pada siklus II perhatian siswa pada proses pembelajaran lebih baik. Hal
ini ditunjukkan bahwa hasilnya naik menjadi 76,13% bahkan melampaui target,
disini perhatian siswa lebih terfokus karena pada presentasi guru menampilkan
materi yang lebih menarik sehingga siswa tidak merasa bosan. Siswa tidak hanya
perhatian pada saat presentasi tetapi juga pada saat diskusi yang dilaksanakan.
lxxi
Setelah presentasi yaitu siswa lebih banyak bertanya kepada temannya sendiri
atau kepada guru apabila mengalami kesulitan. Saat guru memberikan pertanyaan
pun siswa juga sangat antusias dalam menjawab.
Pada saat diskusi hampir semua ikut terlibat, terlihat adanya pembagian
kerja yang baik antar anggota kelompok. Setiap siswa juga berusaha memberikan
gagasan untuk memecahkan soal yang ada, tidak ada lagi siswa yang sibuk
sendiri. Hal ini ditunjukkan siswa dengan siswa banyak yang mengemukakan
pendapatnya tentang masalah yang diberikan oleh guru yaitu mencapai 75%.
Disini siswa sangat antusias bertanya tentang masalah yang sedang dihadapi dan
berusaha menjawab semua pertanyaan dari guru maupun dari temannya.
Pada proses pembelalajaran ini siswa juga terlihat lebih berpartisipasi
didalamnya yaitu ditunjukkan siswa pada persiapan, proses, dan kelanjuan belajar.
Hal ini ditunjukkan dari usaha dan kreativitas siswa yaitu setiap kelompok
membuat papan scrabble yang dugunakan untuk bermain, dan papan ini akan
dapat dilihat hasilnya saat siswa berturnament dan dapat dilihat bahwa siswa
sudah berusaha dengan semaksimal mungkin yaitu hasil pembuatan scrabble
setiap kelompok sangat bagus dan pada tournament ini siswa sangat terlibat yaitu
setiap siswa dapat menyusun kata yang disertai pernyataan bahkan pada siklus
dua ini keikutsertaan siswa meningkat yaitu 77,5% serta usaha dan kreativitasnya
pun meningkat menjadi sebesar 75%. Dengan adanya permainan ini materi yang
telah disampaikan guru waktu presentasi lebih dapat dipahami dan hasil belajar
pun lebih meningkat, disini siswa diberi soal oleh guru dan dapat dilihat
kemandirian siswa sangat terjaga dengan baik, karena disini siswa menganggap
soal yang diberikan guru terlalu mudah karena soal yang diberikan guru sudah
dipelajari sehingga kemandirian siswa pun meningkat sebesar 77,5%.Hasil
observasi partisipasi siswa tiap indikator disajikan dalam tabel 8.
lxxii
Tabel 8. Jumlah Jawaban Ya untuk Setiap Indikator pada Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus II
NO Indikator Persentase capaian indikator
Target capaian
1 Siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran
77,5% 75%
2 Keberanian mengemukakan permasalahannya.
75% 70%
3 Berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar
77,5% 70%
4 Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
75% 70%
5 Kemandirian belajar siswa 77,5% 70% Jumlah 380,63% Rata-rata 76,13%
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa kelima indikator yang diteliti
sudah mencapai target yaitu 75%. Persentase terendah ditempati oleh indikator 2,
yaitu keberanian mengemukakan pendapat sebesar 75%. Perhatian siswa cukup
tinggi yaitu mencapai 77,5%. Untuk berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan
persiapan, proses, dan kelanjutan belajar mencapai 77,5%, untuk usaha dan
kreativitas siswa dalam pembelajaran mencapai 75% serta kemandirian belajar
siswa yaitu meningkat menjadi 77,5%.
b. Hasil Angket Partisipasi Siswa
Angket partisipasi siswa pada siklus II digunakan untuk mengetahui
informasi mengenai partisipasi siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo
setelah menggunakan metode TGT menggunakan scrabble. Hasil angket
partisipasi siswa untuk setiap indikator seperti pada tabel 9.
lxxiii
Tabel 9. Persentase setiap Indikator pada Angket Partisipasi Siswa Siklus II
NO Indikator Persentase capaian indikator
Target capaian
1 Siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran
81,39% 75%
2 Keberanian mengemukakan permasalahannya.
81,25% 70%
3 Berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar
82,5% 70%
4 Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
82,5% 70%
5 Kemandirian belajar siswa 83,75% 70% Jumlah 411,39% Rata-rata 82,28%
Berdasarkan pada tabel 9. dapat diketahui bahwa partisipasi siswa dalam
pembelajaran siklus II berkisar antara 81,39% - 83,75%, dengan nilai rata-rata
kelas sebesar 82,28%. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase
indikator partisipasi siswa mengalami peningkatan sebesar 6,47% dari siklus I.
c. Hasil Angket Kepuasan Penggunaan Metode TGT (Teams Games
Tournament)
Angket kepuasan penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament)
diisi siswa bersamaan dengan pengisian angket partisipasi yaitu pada pertemuan
ketiga pada siklus II. Hasil angket kepuasan penggunaan Metode TGT (Teams
Games Tournament) disajikan dalam tabel 10.
Hasil angket kepuasan penggunaan metode TGT (Teams Games
Tournament) pada siklus II memiliki rentang nilai antara 79.38%-92.5% dengan
rata-rata kelas sebesar 88,08%. Ini berarti bahwa pada siklus II siswa memberikan
tanggapan yang lebih baik lagi terhadap penerapan pembelajaran kooperatif
metode TGT (Teams Games Tournament) menggunakan scrabble. Siswa
memberikan tanggapan dengan melaksanakan pembelajaran sebaik-baiknya.
Konsep-konsep didalam materi pelajaran lebih dapat dipahami karena siswa
mengetahui banyak arti tentang semua kata yang ada dalam materi tersebut.
lxxiv
Tabel 10. Persentase setiap indikator pada Angket Kepuasan Penggunaan Metode TGT (Teams Games Tournament)
No Indikator Persentase (%) 1 Senang 89.58 2 Tidak bosan 86.25 3 Cocok/sesuai 88.75 4 Tugas ringan 85 5 Motivasi belajar bertambah 92.5 6 Mampu berpikir iritis 89 7 Berani berpendapat 88.5 8 Kerjasama 90.5 9 Terampil berbicara 89.38 10 Saling menghormati 90 11 Waktu 79.38 12 Cepat paham 88.13 13 Penguasaan konsep meningkat 88.13
Jumlah 1145.1 Rata-rata 88.08
4. Refleksi Tindakan pada Siklus II
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan rata-rata
presentase indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi sebesar 77,5%
yang dapat dilihat pada tabel 8. Hasil observasi siklus II menunjukkan adanya
peningkatan rata-rata sebesar 4,63% dibandingkan dengan siklus I.
Secara keseluruhan persentase tiap indikator partisipasi siswa dalam
pembelajaran biologi telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa pada siklus II terjadi
peningkatan masing-masing indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran
dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II, indikator siswa memperhatikan
kegiatan pembelajaran meningkat sebesar 7,5%, indikator keberanian
mengemukakan permasalahannya meningkat sebesar 7,5%, indikator
berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar
meningkat sebesar 5%, indikator usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
meningkat sebesar 2,5%, dan indikator kemandirian belajar siswa meningkat
sebesar 2,5%. Persentase capaian untuk semua indikator pada siklus II telah
mencapai target yang ditentukan.
lxxv
Tabel 8 menunjukkan siswa perhatian pada kegiatan pembelajaran paling
sering adalah saat kegiatan presentasi. Bila dibandingkan dengan siklus I,
frekuensi indikator siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran meningkat
sebesar 77,5%. Hal ini dikarenakan siswa merasa senang dapat menanyakan hal-
hal yang belum diketahui kepada guru. Sementara frekuensi siswa dalam
mengemukakan permasalahannya juga meningkat menjadi 75% adalah saat
kegiatan diskusi kelompok karena bisa bertanya kepada temannya sendiri apabila
mengalami kesulitan Frekuensi Berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan
persiapan, proses, dan kelanjutan belajar paling sering adalah saat kegiatan kerja
kelompok dan permainan yaitu meningkat tajam menjadi 77,5% adalah saat
kegiatan tatap muka dengan guru, diskusi, dan permainan. Hal ini disebabkan
siswa dituntut aktif untuk menyusun setiap kata yang disertai pernyataan sehingga
dapat menjadi tim pemenang. Frekuensi indikator Untuk usaha dan kreativitas
siswa juga meningkat menjadi 75% pada siklus II dalam pembelajaran ini dapat
ditunjukkan pada hasil pembuatan scrabble yang dibuat oleh masing-masing
kelompok. Hal ini di tunjukkan semakin bervariasinya scrabble tersebut ,
Demikian juga dengan kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada waktu
permainan scrabble maka pada siklus II ini presentasenya juga meningkat menjadi
77,5%. Hasil frekuensi indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran
mengindikasikan bahwa aspek kegiatan pembelajaran kooperatif metode TGT
menggunakan scrabble pada siklus II yang paling banyak berpengaruh terhadap
peningkatan indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran adalah kerja
kelompok.
Berdasarkan hasil observasi dan angket partisipasi siswa pada siklus II
ini bahwa setiap indikator persentasenya lebih meningkat dan sudah mencapai
target capaian bahkan ada yang melampaui target. Untuk indikator 1 yaitu siswa
memperhatikan kegiatan pembelajaran pada observasi mencapai 75% dan angket
81,39% jadi persentase untuk indikator 1 sudah melampaui target, hal ini
disebabkan saat presentasi guru lebih jelas dan penjelasan dengan menggunakan
gambar maka siswa akan labih perhatian pada pembelajaran karena siswa ingin
lxxvi
tahu tentang hal-hal yang dijelaskan guru dari gambar-gambar yang digunakan
oleh guru.
Pada indikator kedua hasil observasi 75% dan angket 81,5%. Hal ini
menunjukkan bahwa indikator kedua ini sudah mencapai target walaupun
persentasenya paling rendah dibandingkan dengan indikator yang lainnya, pada
siklus II indikator ini sudah meningkat tajam karena pada siklus I disebabkan oleh
guru yang kurang demokratis dan hangat terhadap siswa maka pada siklus II ini
guru mulai bersikap hangat dan demokratis, sehingga proses pembelajaran yang
berlangsung cenderung tidak kaku dan santai sehingga semua siswa merasa tidak
takut dan lebih percaya diri dalam mengemukakan permasalahannya sehingga
keberanian mengemukakan permasalahan menjadi meningkat.
Persentase indikator yang ketiga juga mengalami peningkatan yang yang
cukup tinggi, untuk indikator ketiga yaitu berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan
persiapan, proses, dan kelanjutan belajar dapat dilihat dari siswa membuat papan
scrabble sampai siswa mendapat penghargaan, dengan metode TGT menggunakan
scrabble ini sangat melibatkan siswa karena siswa diharuskan membuat papan
scrabble, bermain yang mengharuskan siswa dapat menyusun kata-kata yang
disertai dengan pernyataan dan siswa mempunyai tanggung jawab terhadap
kemenangan kelompoknya, kelompok yang menang akan diberi penghargaan dari
guru.
Persentase untuk indikator yang keempat yaitu usaha dan kreativitas
siswa juga mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari pembuatan papan
scrabble yang telah dihasilkan oleh masing-masing kelompok. Dengan siswa
membuat papan scrabble tersebut berarti suswa sudah berpartisipasi langsung
dalam membuat tersebut walaupun hasilnya bervariasi tetapi dengan adanya
variasi dalam pembuatan scrabble tersebut maka usaha dan kreativitas siswa dapat
dilihat secara jelas. Dalam indikator ini persentase cukup tinggi karena yang pada
awalnya siswa hanya sibuk sendiri dan membuat permainan yang tidak
bermanfaat, pada metode TGT dengan scrabble ini siswa diharuskan membuat
papan scrabble yang akan digunakan dalam permainan.
lxxvii
Hasil indikator yang menunjukkan persentase paling tinggi adalah
indikator kelima yaitu kemandirian belajar siswa yang dapat dilihat pada saat
mengerjakan soal pada akhir siklus, hal ini disebabkan siswa mampu menjawab
pertanyaan dari soal-soal tersebut tanpa bantuan atau mencontoh dari temannya
karena semua siswa sudah paham dan jelas tentang materi yang telah disampaikan
oleh guru dengan menerapkan pembelajaran kooperatif metode TGT
menggunakan scrabble.
Berdasarkan evaluasi dan analisis pada siklus II diketahui bahwa besarnya
persentase partisipasi siswa sudah mencapai target yaitu sebesar 75%. Hasil
observasi menunjukkan bahwa 77,5% ikut berpartisipasi dalam pembelajaran,
data ini tidak sebanding dengan hasil angket partisipasi yang mencapai 82,28% .
Hasil angket kepuasan penggunaan Metode TGT (Teams Games Tournament)
pada siklus II menunjukkan persentase meningkat menjadi 88,08%, ini berarti
pula telah mencapai target yang ditentukan yaitu 75%. Proses pembelajaran secara
keseluruhan telah mencapai target minimal yang telah ditentukan, sehingga siklus
dapat dihentikan. Tindak lanjut berupa perbaikan pembelajaran dapat dilakukan
oleh guru biologi setelah penelitian sehingga kualitas pembelajaran yang
dilakukan guru menjadi lebih baik lagi.
Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus II menunjukkan
gambaran kondisi pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan
partisipasi siswa dalam pembelajaran. Kegiatan pengamatan dan diskusi
presentasi, diskusi, permainan dan penghargaan dalam pembelajaran perlu
dilaksanakan terus menerus agar partisipasi siswa lebih meningkat dan disertai
dengan hasil belajar atau prestasi siswa pun lebih meningkat.
Dalam siklus II diperoleh hal-hal sebagai berikut:
a. Kemampuan guru menerapkan langkah-langkah pembelajaran dan mengelola
waktu pembelajaran sudah lebih meningkat dibandingkan siklus I.
b. Media yang digunakan sudah tepat karena siswa lebih dapat memahami
materi yang telah dijelaskan.
lxxviii
c. Persiapan scrabble yang digunakan dalam tournament dan persiapan cara
bermainnya untuk siswa sudah tersedia dengan lengkap sehingga proses dapat
berjalan lancar dan semua siswa dapat terlibat semua.
d. Kegiatan presentasi yang dilakukan guru baik di awal maupun di akhir
pembelajaran sudah mampu membuat siswa berpartisipasi dalam
pembelajaran secara menyeluruh. Sebagai tindak lanjut maka guru
menciptakan suasana menjadi lebih akrab dan hangat, sehingga siswa merasa
nyaman dan tidak tegang.
e. Siswa lebih berani mengemukakan permasalahannya saat diberi kesempatan
oleh gurunya untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahaminya.
Berdasarkan data hasil diatas dapat dilihat bahwa data variabel sebesar 70%
sudah dapat terpenuhi dalam 2 siklus.
E. Deskripsi Antar Siklus
1. Hasil Observasi Partisipasi Siswa
Observasi secara khusus dilakukan terhadap partisipasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran yang hasilnya dituliskan pada lembar observasi. Data hasil
observasi secara keseluruhan ditunjukkan dalam tabel 11. Hasil observasi
menunjukkan bahwa partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi senantiasa
mengalami peningkatan. Sebelum menggunakan metode TGT menggunakan
scrabble partisipasi siswa rendah, kemudian setelah diterapkannya metode TGT
menggunakan scrabble pada siklus I partisipasi siswa naik menjadi sebesar
71,5%. Pada siklus II partisipasi siswa naik lagi sebesar 6% menjadi 77,5%. Pada
siklus I siswa mulai merubah sistem pembelajaran mereka yang semula berpusat
pada guru menjadi pembelajaran aktif yang seluruh kegiatannnya berpusat pada
siswa. Rata-rata partisipasi siswa masih relatif rendah karena siswa berada pada
kondisi transisi dan penyesuaian dengan cara belajar yang baru.
lxxix
Tabel 11. Persentase setiap Indikator pada observasi Partisipasi Siswa
Capaian (%) Aspek Indikator
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
Kesediaan memperhatikan ( perhatian siswa)
Siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran (Slameto. 1991: 80)
55 70 77,5
Keberanian mengemukakan permasalahannya
0 67,5 75
Berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar
23,3 72,5 77,5
Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
0 72,5 75
Berpartisipasi atau keterlibatan siswa ( siswa aktif )
Kemandirian belajar siswa. (Nana Sudjana.1996:21)
35 75 77,5
Jumlah 120,3 357,5 380,63
Rata-Rata 24,3 71,5 76,13
Peningkatan persentase tiap indikator dalam lembar observasi partisipasi
siswa dapat divisualisasikan dalam gambar 9. Dari 5 indikator yang diteliti yaitu
Siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran, keberanian mengemukakan
permasalahannya, berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses dan
kelanjutan belajar, usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran, serta
kemandirian belajar siswa, nilai terendah diperoleh untuk indikator 3 yaitu
berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar.
Dari siklus 1 nilai tertinggi siswa memang terletak pada berpartisipasi (ikut serta)
dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar untuk memperhatikan
pelajaran. Nilai indikator 3 terus menempati urutan pertama pada siklus II.
lxxx
55
0
23.3
0
35
70 67.572.5 72.5 7577.5 75 77.5 75 77.5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
indikator 1 indikator 2 indikator 3 indikator 4 indikator 5
Per
sen
tase
cap
aian
pra siklus
siklus 1
siklus 2
Gambar 9. Diagram persentase untuk tiap Indikator pada Observasi Partisipasi Siswa Setiap Siklus
2. Hasil Angket Partisipasi Siswa
Hasil angket partisipasi siswa untuk setiap indikator pada siklus I dan II
terlihat pada tabel 12. Hasil angket partisipasi siswa menunjukkan bahwa
partisipasi siswa dalam pembelajaran senantiasa meningkat walaupun
peningkatannya tidak setinggi hasil observasi partisipasi siswa. Dari siklus 1 ke
siklus II tejadi peningkatan sebesar 6,47%. Peningkatan persentase tiap indikator
pada angket partisipasi siswa dapat divisualisasikan dalam gambar 10.
Tabel 12. Persentase setiap Indikator pada Angket partisipasi Siswa Capaian (%) Aspek Indikator
Siklus I Siklus II Kesediaan memperhatikan ( perhatian siswa)
Siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran (Slameto. 1991: 80)
72,18 81,39
Keberanian mengemukakan permasalahan
71,25 81,25
Berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar
73,13 82,5
Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
80 82,5
Berpartisipasi atau keterlibatan siswa ( siswa aktif )
Kemandirian belajar siswa. (DR.H.Nana Sudjana.1996:21)
82,5 83,75
Jumlah 379,06% 411,39% Rata-Rata 75,81% 82,28%
lxxxi
72.18
81.39
71.25
81.25
73.13
82.5
80
82.5 82.583.75
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
84
Per
sen
tase
cap
aian
(%
)
indikator 1 indikator 2 indikator 3 indikator 4 indikator 5
siklus 1 siklus 2
Gambar 10. Diagram persentase untuk tiap Indikator pada Angket Partisipasi
Siswa Setiap Siklus 3. Hasil Angket Kepuasan Penggunaan Metode TGT (Teams Games
Tournament)
Data hasil angket pada kepuasan penggunaan metode TGT (Teams Games
Tournament). setiap siklus dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13 menunjukkan bahwa persentase setiap indikator pada angket
kepuasan siswa terhadap penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament).
antara siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan meskipun tidak terlalu
besar. Besarnya persentase rata-rata indikator pada siklus I adalah 87,15%
mengalami kenaikan sebesar 0,93% menjadi 88,08% pada siklus II. Data
persentase setiap aspek pada angket kepuasan siswa terhadap penggunaan metode
TGT (Teams Games Tournament) dapat divisualisasikan dalam gambar 11.
lxxxii
Tabel 13. Persentase setiap Indikator pada Angket kepuasan penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament) setiap siklus.
Persentase (%) No Indikator
Siklus I Siklus II 1 Senang 88.75 89.58 2 Tidak bosan 86.25 86.25 3 Cocok/sesuai 86.25 88.75 4 Tugas ringan 79.375 85 5 Motivasi belajar bertambah 92.5 92.5 6 Mampu berpikir iritis 89 89 7 Berani berpendapat 89.5 88.5 8 Kerjasama 90 90.5 9 Terampil berbicara 89.375 89.38 10 Saling menghormati 90 90 11 Waktu 77.5 79.38 12 Cepat paham 86.25 88.13 13 Penguasaan konsep meningkat 88.125 88.13
Jumlah 1132.89 1145.1 Rata-rata 87,15 88.08
70
75
80
85
90
95
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Indikator
Pers
en
tase
Siklus I
Siklus II
Gambar 11. Diagram Persentase Setiap Indikator Pada Angket Kepuasan Siswa Terhadap penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament).
lxxxiii
F. PEMBAHASAN
Penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games
Tournament) menggunakan scrabble ini peserta didik yang semula cenderung
pasif diajak untuk bekerjasama dalam kelompok yaitu dengan cara bermain untuk
mencari pengetahuan yang lebih banyak supaya tim atau kelompoknya menang
dan mendapat penghargaan dari guru. Guru dan siswa berinteraksi satu sama lain
melalui presentasi oleh guru, diskusi, tournament/bermain, pemberian
penghargaan terhadap kelompok yang menang kemudian dilakukan penarikan
kesimpulan pada akhir pelajaran. Pembuatan papan scrabble dan bermain dengan
menggunakan scrabble tersebut dibuat oleh siswa dan juga digunakan oleh siswa
itu sendiri sehingga siswa lebih terlibat secara langsung, dengan keterlibatan
siswa tersebut maka partisipasi siswa akan meningkat.
Hasil observasi terhadap partisipasi siswa menunjukkan bahwa setelah
menggunakan model pembelajaran berbasis lingkungan partisipasi siswa yang
semula hanya rendah tetapi pada siklus I naik lebih dari 50% yaitu menjadi
71,5%. Pada siklus II partisipasi siswa naik lagi sebesar 6% menjadi 77,5%. Hasil
ini diperkuat dengan hasil angket partisipasi siswa pada siklus II yang memiliki
rata-rata indikator sebesar 82,28%. Pembelajaran kooperatif metode TGT
menggunakan scrabble memberikan dampak yang baik bagi siswa. Siswa terlibat
langsung yaitu dalam pembuatan papan scrabble dengan begitu maka usaha dan
kreatifitas siawa dapat terlihat kemudian masing-masing siswa harus mengikuti
permainan scrabble tersebut dan setiap siswa dituntut dapat menyusun kata
sebanyak-banyaknya supaya menang dan mendapat penghargaan dari guru, dari
interaksi tersebut siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri. Siswa sudah
berpartisipasi dari awal sampai akhir pelajaran yaitu ditunjukkan dari pembuatan
papan scrabble sampai siswa menang dan mendapat penghargaan dari guru yang
semua itu dilakukan secara mandiri. Siswa berpartisipasi aktif dengan
kemandiriannya karena siswa diharapkan dapat menyusun kata-kata yang disertai
dengan pernyataan yang sesuai dengan materi dan menyusun kata sebanyak-
banyaknya yang berbeda dengan temannya, sehingga dengan siswa dapat
menyusun kata yang banyak maka siswa tersebut sudah mengumpulkan
lxxxiv
pengetahuan yang banyak pula. Sehingga dari kegiatan-kegiatan tersebut maka
partisipasi siswa dapat meningkat.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa data yang diperoleh dari
hasil angket, observasi menunjukkan ada kesesuaian hasil. Hal ini berarti bahwa
data hasil penelitian tentang peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran
dapat dikatakan valid dan dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut hasil wawancara dengan guru mengenai metode pembelajaran
TGT menggunakan Scrabble sangat menarik perhatian siswa. Proses pembelajaran
yang terdiri dari berbagai tahap ini menarik dan dapat meminimalisir sikap siswa
yang pasif dan mengurangi kebosanan siswa dalam belajar. Upaya untuk
membuat siswa lebih berpartisipasi dalam pembelajaran yang dilakukan dengan
cara mengikut sertakan siswa dalam persiapan, proses, dan kelajuan belajar
supaya lebih terfokus dan terlibat langsung dalam pembelajaran. Lebih lanjut guru
menuturkan dengan pembelajaran TGT menggunakan Scrabble, siswa dituntut
aktif bekerja sama dan lebih berpartisipaasi dalam kerja kelompoknya pada saat
diskusi dan permainan. Penerapan pembelajaran TGT menggunakan Scrabble
dapat mengaktifkan belajar siswa baik aktif fisik saat permainan maupun
berpartisipasi yang meliputi kegiatan peningkatan perhatian siswa, untuk
mengemukakan pendapat, keikutsertaan dalam proses pembelajaran, usaha dan
kreativitas siswa serta kemandirian siswa lebih meningkat. Keterangan mengenai
hasil wawancara dengan guru dapat dilihat pada Lampiran 9.
Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa dalam
mengemukakan pendapat, siswa cenderung lebih berani baik saat kegiatan
diskusi maupun saat kegiatan yang lain. Menurut informasi siswa, dengan
pembelajaran TGT menggunakan Scrabble perhatian siswa lebih meningkat dan
berpartisipasi/terlibat aktif dalam persiapan, proses, dan kelajuan dalam
pembelajaran. Sementara keaktifan siswa dalam mengemukakan masalah, usaha,
dan kreativitas serta kemandirian paling banyak adalah saat kegiatan kerja
kelompok untuk berdiskusi dan permaian antar kelompok. Keterangan mengenai
hasil wawancara dengan siswa dapat dilihat pada Lampiran 9.
lxxxv
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian adalah teknik
trianggulasi metode. Trianggulasi metode merupakan cara mengumpulkan data
sejenis yang menggunakan teknik/metode yang berbeda yaitu observasi, angket
dan wawancara. Teknik trianggulasi digunakan untuk menguji kemantapan dan
kebenaran informasi yang diperoleh, sehingga dengan menggunakan teknik
tersebut maka dapat diketahui ketercapaian masing-masing target untuk setiap
indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran Biologi yaitu dengan
membandingkan persentase yang diperoleh masing-masing teknik pengumpulan
data.
Data yang diperoleh dari tiap-tiap teknik pengumpulan data baik dari
hasil angket maupun observasi masing-masing menunjukkan adanya peningkatan
setiap indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran. Kesesuaian peningkatan
persentase indikator baik dari hasil angket maupun hasil observasi menunjukkan
bahwa tindakan yang dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan partisipasi
siswa dalam pembelajaran melalui penerapan metode pembelajaran TGT
menggunakan Scrabble sudah berhasil dan mendapat respon yang baik dari siswa.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara baik terhadap siswa maupun guru yang
menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan berupa penerapan metode
pembelajaran TGT menggunakan Scrabble mampu menumbuhkan perhatian
siswa, keikutsertaan siswa (berpartisipasi) dalam persiapan, proses dan kelanjutan
belajar, keberanian mengemukakan masalah, usaha dan kreativitas serta
kemandirian siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang
dalam metode pembelajaran TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks
dan dapat menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan
keterlibatan siswa dalam belajar.
Dalam pengambilan suatu data masih terdapat kekurangan yaitu tidak
semua indikator dapat diamati dalam setiap tahap pelaksanaan TGT karena setiap
pelaksanaan TGT hanya terdapat beberapa indikator saja yang dapat diamati. Jadi
semua indikator harus diamati dalam semua tahap pelaksanaan TGT yang sedang
berlangsung sehingga dapat diperoleh data secara lengkap.
lxxxvi
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi, angket, maupun
wawancara walaupun ada sedikit kekurangan tetapi data yang diperoleh
menunjukkan adanya kesesuaian hasil. Hal ini mengindikasikan bahwa data hasil
penelitian tentang peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat
dikatakan valid. Jadi penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT
menggunakan Scrabble dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran
biologi.
lxxxvii
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament) menggunakan scrabble
dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun pelajaran 2008/2009.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperluas cakrawala
pengetahuan bagi para pembaca dan sebagai bahan referensi dalam penelitian
lebih lanjut khususnya di SMP Negeri 1 Gondangrejo.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada pembelajaran
biologi di SMP Negeri 1 Gondangrejo, yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran
dapat ditingkatkan dengan penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT
(Teams Games Tournament) menggunakan scrabble.
C. Saran
1. Kepada Kepala Sekolah
a. Bimbingan dan motivasi perlu diberikan kepada guru IPA Biologi agar lebih
baik dalam menerapkan metode pembelajaran TGT menggunakan Scrabble
untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran Biologi.
b. Perlu adanya pengawasan dan perhatian dalam pelaksanaan metode
pembelajaran TGT menggunakan Scrabble sehingga dapat meningkatkan
partisipasi siswa serta tercapai suasana kondusif dalam pembelajaran
Biologi.
lxxxviii
2. Bagi Guru
a. Pelaksanaan penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games
Tournament) menggunakan Scrabble membutuhkan instruksi yang jelas agar
dapat dimengerti oleh siswa dengan baik, oleh sebab itu guru hendaknya
memberikan instruksi dan arahan yang jelas kepada siswa tentang pelaksanaan
pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament)
menggunakan Scrabble, agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan efektif.
b. Penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament)
menggunakan Scrabble membutuhkan pengelolaan waktu yang baik, sehingga
guru sebaiknya mempersiapkan rencana pengajaran, alat, dan media
pembelajaran dengan matang agar ketika proses pembelajaran berlangsung
dapat berjalan seefektif mungkin.
c. Hendaknya guru dapat menerapkan metode pembelajaran TGT menggunakan
Scrabble dengan baik sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam
pembelajaran Biologi.
d. Agar dapat merangsang partisipasi siswa dalam pembelajaran, guru hendaknya
lebih interaktif, demokratis, humoris, serta menciptakan suasana lebih akrab
dan tidak kaku dengan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa
untuk mengungkapkan semua permasalahan yang dihadapi sehingga
keterlibatan siswa dapat terlihat.
3. Bagi Siswa
a. Hendaknya siswa memperhatikan instruksi yang diberikan oleh guru agar
dapat melaksanakan pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games
Tournament) menggunakan Scrabble dengan baik.
b. Hendaknya siswa tidak malu dan tidak ragu untuk mengemukakan masalah
bila terdapat hal-hal yang kurang dipahami terutama saat kegiatan tatap muka
dengan guru.
lxxxix
c. Kepada siswa yang mempunyai tingkat partisipasi yang rendah sebaiknya
selalu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan melaksanakan apa
saja yang menjadi tugas utama sebagai seorang peserta didik.
d. Kepada siswa yang sudah mempunyai tingkat partisipasi yang tinggi,
sebaiknya terus ditingkatkan dengan cara mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik dan tertib serta tidak terpengaruh siswa lain yang memiliki
tingkat partisipasi siswa yang rendah.
e. Hendaknya siswa berani mengemukakan masalahnya sehingga peran serta
siswa dapat terlihat baik saat presentasi oleh guru, diskusi, maupun saat
tournament atau permainan.
4. Kepada Calon Peneliti
e. Hendaknya menganalisis terlebih dahulu perangkat pembelajaran yang telah
dibuat oleh peneliti untuk disesuaikan penerapannya, terutama dalam hal
alokasi waktu, fasilitas pendukung termasuk media pembelajaran, dan
karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat penelitian tersebut
dilakukan.
b. Hendaknya penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pada
penelitianselanjutnya dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkap
dan dikembangkan dari variabel-variabel yang telah disebutkan di depan.
Semoga hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan
penelitian yang lebih mendalam serta dapat memberikan manfaat dan
sumbangan pemikiran bagi para pendidik.
xc
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Scrabble (online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Scrabble, diakses
tanggal 4 Maret 2009)
Dimyati dan Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Effandi Zakaria, Zanaton Iksan. 2007. Eurasia Journal of Mathematics, Science &
Technology Education, 2007, 3(1) 35-39. promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics Education: A Malaysian Perspective. University kebangsaan, Selangor, Malaysia.
Fengfeng Ke, Barbara Grabowski. 2007. British Journal of Educational
Technology Vol 38 No 2 2007 249-259. Gameplaying for Maths Learning: Cooperatif or Not?. USA
Martinis Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press. Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang
Metode-metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohedi. Jakarta : Universitas Indonesia Press
Mulyasa. 2006. Implementasi Kurikulum 2004: PT. Rosda Karya Nana Sudjana. 1988. Cara Relajar Siswa Aktif Dalam Proses Relajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (pertanyaan dan jawaban). Jakarta: Grasindo
Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Mat Sekolah UNESA.
Slameto. 1991. Preses Belajar Mengajar Dalam Sistem kredit Semerter (SKS). Jakarta: Bumi Aksara.
Slavin, E. Robert. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Nusa Media
Slavin, E. Robert. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Nusa Media Solihatin, E dan Raharjo. 2005. Cooperative Learning (Analisis Model
Pembelajaran IPS). Jakarta : Bumi Aksara.
xci
Sutopo, H.B. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Zainal Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Wida.