26
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERCOBAAN IX MENGHITUNG JUMLAH MIKROBA O L E H NAMA : MUH. YAMIN A STAMBUK : F1C1 08 049 KELOMPOK : V ASISTEN : MISRAWATI LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI

MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba

Embed Size (px)

DESCRIPTION

da

Citation preview

Page 1: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PERCOBAAN IX

MENGHITUNG JUMLAH MIKROBA

O L E H

NAMA : MUH. YAMIN A

STAMBUK : F1C1 08 049

KELOMPOK : V

ASISTEN : MISRAWATI

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2010

Page 2: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba

MENGHITUNG JUMLAH MIKROBA

I. TUJUAN

Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara menghitung jumlah

koloni mikroba dengan metode plate count.

II. PRINSIP DASAR

Menurut Fardiaz (1993), metode yang dapat digunakan untuk menghitung

jumlah mikrobia di dalam bahan pangan adalah metode hitungan cawan. Prinsip dari

metode hitungan cawan adalah jika sel yang masih hidup ditumbuhkan pada medium

agar, maka sel tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat

dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode

hitung cawan dapat dibedakan atas dua cara, yaitu metode tuang dan metode

permukaan. Pada metode tuang, jumlah sampel (1 ml atau 0,1 ml) dari pengenceran

yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian digoyangkan supaya

sampel tersebar merata. Pada metode permukaan, agar-agar steril dituangkan ke

dalam cawan petri setelah membeku sebanyak 0,1 ml, contoh yang telah diencerkan

diinokulasikan pada permukaan agaragar dan diratakan dengan batang gelas

melengkung (hockey stik) steril (Halimah, 2008).

Perhitungan jumlah mikrobia menggunakan metode hitungan cawan tuang

atau “pour plate count”. Sebanyak 10 g sampel perlakuan dimasukkan ke dalam labu

erlenmeyer berisi 90 ml air steril (pengenceran 10-1), kemudian diencerkan secara

seri. Suspensi sebanyak 1 ml dari seri pengenceran yang sesuai dipipet dengan

Page 3: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba

menggunakan pipet steril dan diletakkan pada cawan petri steril kemudian dituangi

medium agar (NA, TJA atau APDA) steril sebanyak 12 – 15 ml yang bersuhu 50 –

55°C. Cawan-cawan petri tersebut diinkubasi pada suhu 37°Cselama 24 jam,

selanjutnya dihitung jumlah koloni mikrobia yang terdapat pada cawan dengan

ketentuan jumlah koloni yang dihitung jumlahnya antara 30 – 300. Jumlah koloni

yang terhitung dikalikan dengan seperfaktor pengenceran merupakan jumlah

mikrobia/g sisa susu (Prastiwi, et al., 2006).

Perhitungan jumlah koloni dilakukan dengan hitungan cawan (Total Plate

Counts) berdasarkan pertumbuhan dapat dilihat langsung tanpa mikroskop (Fardiaz,

1989). Metode hitungan cawan cukup sensitif untuk menentukan jumlah

mikroorganisme yang masih hidup dengan menghitung beberapa jenis mikroorgaisme

sekaligus mengisolasi dan mengidentifikasi yang berasal dari suatu mikroorgabisme

yang mempunyai penampakan pertumbuhan spesifik. Dengan metode TPC jumlah

koloni dalam contoh dihitung sebagai berikut : Koloni per ml atau per gram = jumlah

koloni per cawan x 1/FP (faktor pengenceran) Selanjutnya cawan petri yang dipilih

dan dihitung mengandung jumlah koloni antara 30-300 (Permana dan Kusmiati,

2007).

Perhitungan koloni untuk menghitung jumlah total pertumbuhan

mikroorganisme kapang dan bakteri dilakukan dengan cara pengenceran. Pengertian

istilah propagul diberikan bagi kapang sebagai struktur reproduksi dalam bentuk

potongan populasi hifa atau miselium. Sedangkan pengertian koloni diberikan untuk

Page 4: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba

bakteri yang diartikan sebagai bagian dari populasi individu mikroorganisme dari

jenis yang sama setelah dipisahkan (Permana, et al., 2004).

Pengkuran pertumbuhan mikroorganisme dilakukan dengan metoda cawan.

Pronsip dari metode ini adalah sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada

medium sedemikian sehingga mikroba tersebut akan berkembang biak dan

membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung tanpa menggunakan

mikroskop. Jumlah koloni mikroorganisme dihitung berdasarkan Standard Plate

Count (SPC). Metode ini cukup sensitif karena hanya sel mikroorganisme yang hidup

yang dapat dihitung. Selain itu beberapa sel yang berdekatan dapat dihitung sekaligus

sebagai suatu koloni (Hanafi, et al., 2006).

Penghitungan jumlah mikroorganisme dengan cara viable count atau disebut

juga standard plate count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme

hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah diinkubasikan dalam

media biakan dan lingkungan yang sesuai. Setelah masa inkubasi, jumlah koloni yang

tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme

dalam suspensi tersebut. Penghitungan jumlah mikroorganisme hidup (viable count)

adalah jumlah minimum mikroorganisme. Hal ini disebabkan koloni yang tumbuh

pada lempengan agar merupakan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan berbiak

dalam media dan suhu inkubasi tertentu (M. Nur, et al., 2005).

Page 5: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba

III. CARA KERJA/DIAGRAM ALIR (SKEAMA)

a. Pembuatan Media Padat NA

-- Dimasukkan dalam erlenmeyer- Ditambahkan 110 ml aquades- Diaduk- Dipanaskan hingga homogen- Disumbat mulut erlenmeyer dengan kapas,

kasa, aluminium foil dan isolasi- Disterilisasi dengan autoklaf

Media NA padat

b. Perhitungan Jumlah bakteri dengan metode Plate Count

- Diambil sebanyak 1 ose secara aseptis- Dimasukkan ke dalam tabung berisi 10 ml

aquades

- Diencerkan sampai tingkat pengenceran 10-1, 10-2, 10-3

- Diinokulasikan ke media NA sebanyak 1 pipet

- Disebar menggunakan ose- Diinkubasi selama 48 jam

Tanpa pengenceran = 10 koloniPengenceran 10-1 = 3 koloniPengenceran 10-2 = 4 koloniPengenceran 10-3 = < 10 koloni

1,65 g agar + 2,2 g NA

Isolat Bakteri

Isolat bakteri tanpa pengenceran

Page 6: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba

IV. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tingkat Pengenceran

Perlakuan Hasil Pengamatan

Tanpa Pengenceran

- diambil 1 ose isolat bakteri- dimasukkan dalam 10 ml

aquades- diinokulasikan ke media NA- diinkubasi 48 jam- dihitung jumlah koloni

Terdapat 10 koloni

Pengenceran 10-

1

- diambil 1 ml bakteri dari media tanpa pengenceran

- dimasukkan dalam 9 ml aquades

- diinokulasikan ke media NA- diinkubasi 48 jam- dihitung jumlah koloni

Terdapat 3 koloni

Pengenceran 10-

2

- diambil 1 ml bakteri dari media pengenceran 10-1

- dimasukkan dalam 9 ml aquades

- diinokulasikan ke media NA- diinkubasi 48 jam- dihitung jumlah koloni

Terdapat 4 koloni

Page 7: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba

Pengenceran 10-

3

- diambil 1 ml bakteri dari media pengenceran 10-2

- dimasukkan dalam 9 ml aquades

- diinokulasikan ke media NA- diinkubasi 48 jam- dihitung jumlah koloni

Terdapat < 10 koloni

B. Pembahasan

Jumlah dan jenis mikroba yang terdapat dilingkungan sekitar kita sangat

banyak. Mikroorganisme dapat hidup dimana saja sehingga dapat dijumpai hampir di

segala tempat seperti di udara, air, tanah dan pada berbagai permukaan benda-benda

hidup maupun benda mati. Pada percobaan kali ini kita akan mencoba mengisolasi

mikroba, serta menghitung jumlah koloni yang tumbuh setelah diinkubasi dalam

media pertumbuhan NA.

NA merupakan media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri dan juga

kapang. Media ini digunakan untuk melihat jenis-jenis mikroorganisme apa yang

terdapat dalam suatu sampel, baik itu bakteri maupun kapang pada media dengan

melihat bentuk-bentuk koloni yang timbul pada media. Koloni yang tumbuh pada

cawan dapat dibedakan dalam besarnya, warnanya penampakannya apakah keruh

atau tidak, bentuk penyebarannya dan permukaannya.

Populasi mikroba yang tumbuh dapat diisolasi dengan cara menginokulasikan

pada medium agar, dimana isolasi merupakan teknik pemisahan populasi campuran

Page 8: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba

dari berbagai mikroorganisme menjadi kultur murni yang hanya mengandung satu

jenis mikroorganisme saja dengan pengenceran. Tujuan pengenceran adalah agar sel-

sel mikroba dapat terpisahkan satu dengan lainnya dari populasi campuran koloninya,

sehingga jumlah mikroba dapat ditentukan berdasarkan metode Plate Count (hitungan

cawan).

Metode perhitungan Plate Count (hitungan cawan) didasarkan pada asumsi

bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu

koloni setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai.

Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan

atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut. Koloni yang

tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme karena beberapa

mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau berantai.

Perlakuan awal pada percobaan ini adalah proses pengenceran sampel yaitu

sampel dimasukkan ke dalam 10 mL aquadest steril (tanpa pengenceran), kemudian

dilanjutkan dengan pengambilan 1 mL campuran tadi yang dimasukkan/dicampurkan

dengan 9 mL aquades steril. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali sampai pada

pengenceran 10-3. Isolat akan diperoleh dengan mengambil larutan sampel dengan

tanpa pengenceran, pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 lalu dimasukkan masing-masing ke

dalam cawan petri dengan cara aseptis yang telah berisi media. Sampel tersebut

kemudian diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu ruang.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh jumlah koloni untuk

sampel tanpa pengenceran sebanyak 10 koloni, untuk pengenceran 10-1 sebanyak 3

Page 9: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba

koloni, untuk pengenceran 10-2 diperoleh 4 koloni dan untuk pengenceran 10-3

terdapat lebih dari 10 koloni. Secara teori, jumlah koloni untuk pengenceran tertinggi

adalah akan lebih sedikit untuk pengenceran yang lebih rendah. Karena semakin

sering dilakukan pengenceran, maka jumlah koloni mikroorganisme diasumsikan

akan semakin berkurang. Namun hal tersebut tidak sesuai dengan hasil pengamatan

yang diperoleh dalam percobaan ini, dimana pada pengenceran yang tinggi (10 -3)

justru diperoleh koloni lebih banyak yaitu lebih dari 10 koloni dibandingkan dengan

pengenceran yang lebih rendah (10-2 dan 10-1) yaitu kurang dari 10 koloni dan tanpa

pengenceran hanya 10 koloni. Hal ini kemungkinan disebabkan pleh teknik

penyebaran isolat yang dilakukan oleh praktikan tidak begitu sempurna sehingga

terdapat beberapa koloni yang masih tumpang tindih. Akibatnya, koloni-koloni

dianggap bersatu oleh pengamatan yang dilakukan.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu jumlah koloni

mikroba yang diperoleh pada sampel tanpa pengenceran sebanyak 10 koloni, untuk

pengenceran 10-1 sebanyak 3 koloni, untuk pengenceran 10-2 diperoleh 4 koloni dan

untuk pengenceran 10-3 terdapat lebih dari 10 koloni.

Page 10: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, A., Amrinsyah N., I. Imran dan S. Soegiri, 2006, “Degradasi Kekuatan Beton Akibat Intrusi Mikroorganisme”. Jurnal Teknik Sipil, Vol. 13, No. 3.

Halimah, L.K., 2008, “Uji Coliform Fecal Pada Ikan Lele (Clarias Batracus) Dan Ikan Kakap (Lates Calcarifer) Di Warung Tenda Sea Food Sekitar Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta”, FKIP-Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nur, M., M.G. Isworo Rukmi dan Komariyah, 2005, “Metoda Baru Untuk Dekontaminasi Bakteri Dengan Plasma Non Termik Pada Tekanan Atmosfer”, Berkala Fisika, Vol.8, No.3.

Permana D.R., dan Kusmiati, 2007, “Isolasi Kapang Patogen Dari Bahan Kitosan Sebagai Pengawet Makanan Snack Ubi Jalar (Ipomea Batatas, L)”, LIPI-Bogor.

Permana, D.R., S. Marzuki, dan D.Tisnadjaja, 2004, “Analisis Kualitas Produk Fermentasi Beras (Red Fermented Rice) dengan Monascus purpureus 3090”, B I O D I VE R S I T AS, Volume 5, Nomor 1.

Prastiwi, W.D., J. Achmad dan Nurwantoro, 2006, “Populasi Mikrobia Sisa Susu Pada Peralatan Unit Pendingin Susu Akibat Lama Penyimpanan Dan Aras Penambahan Dedak Padi”, J.Indon.Trop.Anim.Agric. 31 [1].

Page 11: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba
Page 12: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba
Page 13: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba
Page 14: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba
Page 15: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba
Page 16: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba
Page 17: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba
Page 18: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba
Page 19: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba
Page 20: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba
Page 21: MeNGhiTuNg JumLaH MIkrOba