24
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua tumbuhan mampu berfotosintesis karena memiliki seperangkat pigmen fotosintesis yang dibutuhkan. Salah satu jenis pigmen sangat penting pada perangkat fotosintesis adalah klorofil. Dalam kenyataan yang dapat kita lihat, terdapat perbedaan intensitas warna daun baik pada antar jenis tumbuhan maupun umur daun. Pada jenis- jenis tumbuhan tertentu bahkan memiliki daun beraneka warna. Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan memiliki kloroplas yang berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Kloroplas merupakan bagian dari daun, dan juga terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Pigmen klorofil sebenarnya terdiri atas beberapa molekul pigmen, yaitu klorofil a dan klorofil b serta karotenoid. Pigmen-pigmen tersebut berfungsi untuk menyerap cahaya matahari. Pembentukan pigmen klorofil di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain unsur nitrogen yang merupakan bahan pembentuk klorofil dan apabila kekurangan akan menyebabkan klorosis pada tanaman. Dan setiap tanaman memiliki kadar klorofil yang berbeda-beda. Pada percobaan ini, untuk mengetahui kandungan pigmen klorofil a dan klorofil b pada tanaman kami akan melakukan pengujian kandungan klorofil pada beberapa macam tanaman dengan metode spektrofotometri, menggunakan alat spektrofotometer visibel (cahaya tampak) dengan panjang gelombang 649 dan 665 nm. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah: Bagaimana kadar klorofil berbagai daun dari suatu tanaman dengan umur yang berbeda-beda ?

Mengukur Kadar Klorofil Daun

  • Upload
    poufizh

  • View
    193

  • Download
    20

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan praktikum fisiologi tumbuhan, mengukur kadar klorofil pada daun Bougenvil, Cabe, Bunga sepatu, dan belimbing, usia muda, setengah tua, dan tua.

Citation preview

Page 1: Mengukur Kadar Klorofil Daun

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua tumbuhan mampu berfotosintesis karena memiliki seperangkat pigmen

fotosintesis yang dibutuhkan. Salah satu jenis pigmen sangat penting pada perangkat

fotosintesis adalah klorofil. Dalam kenyataan yang dapat kita lihat, terdapat perbedaan

intensitas warna daun baik pada antar jenis tumbuhan maupun umur daun. Pada jenis-

jenis tumbuhan tertentu bahkan memiliki daun beraneka warna.

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,

umumnya berwarna hijau dan memiliki kloroplas yang berfungsi sebagai

penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Kloroplas merupakan

bagian dari daun, dan juga terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna

hijau, termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas

terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis.

Pigmen klorofil sebenarnya terdiri atas beberapa molekul pigmen, yaitu

klorofil a dan klorofil b serta karotenoid. Pigmen-pigmen tersebut berfungsi untuk

menyerap cahaya matahari. Pembentukan pigmen klorofil di pengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain unsur nitrogen yang merupakan bahan pembentuk klorofil dan

apabila kekurangan akan menyebabkan klorosis pada tanaman. Dan setiap tanaman

memiliki kadar klorofil yang berbeda-beda.

Pada percobaan ini, untuk mengetahui kandungan pigmen klorofil a dan

klorofil b pada tanaman kami akan melakukan pengujian kandungan klorofil pada

beberapa macam tanaman dengan metode spektrofotometri, menggunakan alat

spektrofotometer visibel (cahaya tampak) dengan panjang gelombang 649 dan 665

nm.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah:

Bagaimana kadar klorofil berbagai daun dari suatu tanaman dengan umur yang

berbeda-beda ?

Page 2: Mengukur Kadar Klorofil Daun

C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

Mengukur kadar klorofil berbagai daun dari suatu tanaman dengan umur yang

berbeda-beda.

Page 3: Mengukur Kadar Klorofil Daun

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen

inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang

disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis.

Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas,

namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang

disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya.

Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil,

tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh

kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari

ataupun penguapan air yang berlebihan (Salisbury, 2000).

Fotosintesis pada Tumbuhan

. Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung

dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk

menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makananya. Energi untuk

menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis.

Persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:

12H2O + 6CO2 + cahaya C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan

dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler

yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada

repirasi seluler berkebalikan dangan persamaan di atas. Pada repirasi, gula (glukosa) dan

senyawa lain akan bereaksi dangan oksigen untuk menghasilkan karbon.

Proses penangkapan cahaya matahari bereaksi dengan klorofil, dan memecah air

menjadi komponen dasarnya. Reaksi ini mengeluarkan oksigen, dan yang jauh lebih penting

ialah bahwa reaksi ini “memuati” dua koenzim, yang satu dengan energi kimia dan yang lain

dengan hidrogen.

Page 4: Mengukur Kadar Klorofil Daun

Gambar 1. Proses fotosintesis yang terjadi pada daun tumbuhan

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen

inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil mengandung organel yang disebut

kloroplas. Kloroplas inilah yang menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis.

Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas,

namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang

disebut mesofil yang mengadung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya

akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tanpa

terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula

dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun

penguapan air yang berlebihan (Sasmitahardja, 1997).

Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi

ruangan yang berisi cairan yang disebut stroma. Membran tersebut membentuk suatu sistem

membran tilakoid yang berwujud sebagai suatu bangunan yang disebut kantong tilakoid.

Kantong-kantong tilakoid tersebut dapat berlapis-lapis dan membentuk apa yang disebut

Page 5: Mengukur Kadar Klorofil Daun

grana. Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya menjadi

energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan glukosa sebagai produk akhir

fotosintesis berlangsung di stroma.

Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun

secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini.

Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil

fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih

dahulu.

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama:

reaksi terang (tidak memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi

memerlukan karbon dioksida).

Reaksi Terang

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi

ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai

antena.

Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450

nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer).

Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan

sensasi bahwa daun berwaran hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada

gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek

menyimpan lebih banyak energi.

Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada

pusat-pusat reaksi ( Loveless, 1991). Tumbuhan memilki dua jenis pigmen yang berfungsi

aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II

terdiri atas molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680

nanometer, sedangkan fotosistem I menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680

nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekarja secara simultan dalan fotosintesis, seperti dua

baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.

Fotosintesis dimilai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II,

membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transport elekton.

Energi dari elektron ini akan digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan

pertukaran sel dalam energi. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau

kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan

Page 6: Mengukur Kadar Klorofil Daun

elektron ini dipenuhi oleh elektorn dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan

ionisasi klorofil. Hasil ionosasi air ini adalah elektron dan oksigen.

Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida.

Pendapat ini pertama kali diunhkapkan oleh C.B Van Neil yang mempelajari bakteri

fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak

menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.

Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi

fotosistem I,, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transport elekton yang

akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH.

Reaksi Gelap

ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses

biokimia. Pada tumbuhan, proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat

karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa).

Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga

dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).

Gambar 2. Siklus Calvin

Page 7: Mengukur Kadar Klorofil Daun

Faktor Penentu Laju Fotosintesis

Berikut ini adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :

1. Intensitas cahaya

Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

2. Konsentrasi karbon dioksida

Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat

digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

3. Suhu

Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu

optimalnya. Umumnya laju fotosintesis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu

hingga batas toleransi enzim.

4. Kadar air

Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat

penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

5. Kadar Fotosintat (hasil fotosintesis)

Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila

kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan

berkurang.

6. Tahap pertumbuhan

Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang

sedang berkecambah daripada tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan

tumbuhan yang sedang berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan

untuk tumbuh.

Pigmen Fotosintesis

Pada tumbuhan terdapat pigmen utama untuk proses fotosintesis, yaitu klorofil a

dan klorofil b yang merupakan jenis klorofil hijau yang terdapat pada membran tilakoid.

Fungsi klorofil a adalah untuk memanen atau menangkap energi cahaya, sehingga

molekul ini menjadi bagian yang dinamakan sistem antena. Fungsi lainnya adalah untuk

menyerap dan mengangkut energi eksitasi ke pusat reaksi molekul klorofil a khusus yang

dikenal sebagai P680 dan P700, selain itu klorofil a adalah tempat awal pengubahan

energi cahaya menjadi energi kimia.

Selain klorofil a dan klorofil b, terdapat pigmen lain, yakni karotenoid yang

merupakan pigmen kuning sampai jingga yang digolongkan menjadi karoten

Page 8: Mengukur Kadar Klorofil Daun

(hidrokarbon murni) dan xantofil (mengandung oksigen). Pigmen karotenoid berfungsi

untuk memindahkan energi eksitasi ke pusat realsi seperti yang dilakukan klorofil dan

melindungi klorofil dari kerusakan akibat oksidasi oleh O2 saat tingakt penyinaran tinggi.

Semua klorofil dan sebagian besar atau semua karotenoid melekat di dalam

tilakoid dan menempel dengan ikatan non kovalen pada molekul protein.

Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Klorofil

Klorofil sebagai zat warna daun, tidak larut dalam air, melainkan larut dalam

etanol, eter, metanol, kloroform dan bensol atau turunan dari alkohol. Dalam

pembentukan klorofil, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain adalah :

1. Faktor Pembawaan

Faktor genetik turut menentukan pembentukan klorofil. Jika tidak ada gen yang

mendukung pembentukan klorofil pada daun, maka daun akan albino.

2. Cahaya

Cahaya sangat dibutuhkan untuk pembentukan klorofil. Apabila tumbuhan

kekurangan cahaya, maka pada daunnya akan berwarna kekuning-kuningan

(menunjukkan gejala klorosis). Pada daun tersebut terdapat proto klorofil untuk

menjadi klorofil a, tetapi kekurangan 2 atom hidrogen. Reduksi proto klorofil untuk

menjadi klorofil a membutuhkan sinar dari spektrum cahaya tampak yang harus

diserap oleh proto klorofil untuk menjadi klorofil a. Peristiwa ini disebut

autotransformasi.

3. Oksigen

Kecambah yang diperlakukan ditempat gelap, maka tidak akan terbentuk klorofil jika

tidak menerima oksigen.

4. Temperatur

Pada suhu 30 – 480C merupakan kondisi temperatur yang baik untuk pembentukan

klorofil. Namun suhu yang ideal adalah 26 – 300C.

5. Air

Pada musim kemarau, banyak klorofil yang mengalami degradasi, sehingga air sangat

diperlukan.

6. Karbohidrat

Page 9: Mengukur Kadar Klorofil Daun

Pada tumbuhan, karbohidrat dalam bentuk gula digunakan untuk proses pembentukan

klorofil pada daun-daun yang sedang tumbuh.

7. Garam-garam mineral dan unsur hara.

Menghitung Kadar Klorofil Daun Suatu Tumbuhan

Setiap tumbuhan mempunyai daun dengan kadar yang berbeda-beda, perhitungan

kadar klorofil dapat dilakuakn dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 649 nm dan 665 nm. Kadar klorofil a dan klorofil b, dapat dihitung dengan

menggunakan rumus Wintermans dan de Mots :

klorofil a : 13,7 x OD 665 – 5,76 OD 649(mg/l)

klorofil b : 25,8 x OD 649 – 7,7 OD 665 (mg/l)

klorofil total : 20,0 x OD 649 + 6,1 OD 665 (mg/l)

Sebelum memulai perhitungan, spektrofotometer harus dikalibrasi dengan menggunakan

alcohol 95%.

Page 10: Mengukur Kadar Klorofil Daun

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang kami lakukan adalah termasuk penelitian eksperimental

karena menggunakan beberapa variabel antara lain variable manipulasi, variable kontrol

dan variable respon.

B. Variabel-Variabel Penelitian

Variabel Kontrol : Jenis daun yang digunakan yaitu daun cabe, massa daun,

panjang gelombang yang digunakan yaitu 649 nm dan 665 nm.

Variabel Manipulasi : umur daun (muda, setengah muda dan tua).

Variabel Respon : kadar klorofil a, kadar klorofil b dan kadar klorofil total.

C. Alat Dan Bahan

Alat :

Pipet tetes.

Gelas ukur.

Lumpang porselin.

kertas saring.

Spectrofotometer.

Bahan :

Daun dengan umur yang berbeda, meliputi:

- daun muda yang diambil daun yang pucuk.

- daun setengah tua diambil daun nomor 3 dari pucuk.

- daun tua diambil nomor 5 dari pucuk ke bawah.

Alcohol 95%.

D. Langkah Kerja

1. Menimbang satu gram daun yang masih segar, kemudian memotongnya kecil-kecil.

2. Menggerus potongan-potongan daun tersebut di dalam lumpang porselin hingga

halus.

3. Mengekstraksi gerusan daun tersebut dengan menggunakan 20 ml alkohol 95%.

Page 11: Mengukur Kadar Klorofil Daun

4. Menyaring ekstrak tersebut dengan menggunakan kertas saring sampai volume akhir

filtrat mencapai 25 ml. Jika volume filtrat kurang dari 20 ml ditambahkan kembali

alkohol 95%.

5. Mengukur kadar filtrat klorofil dengan menggunakan spectrophotometer pada panjang

gelombang 649 nm dan 665 nm. Sebelum pengukuran perlu dikalibrasi terlebih

dahulu. Larutan yang digunakan sebagai pelarut untuk kalibrasi adalah alkohol 95%.

Catat nilai absorbansi (Optical Density) larutan tersebut.

6. Kadar klorofil a, kadar klorofil b, dan kadar klorofil total dapat dihitung dengan

rumus dari Wintermans dan de Mots sebagai berikut:

- klorofil a : 13,7 x OD 665 – 5,76 OD 649(mg/l)

- klorofil b : 25,8 x OD 649 – 7,7 OD 665 (mg/l)

- klorofil total : 20,0 x OD 649 + 6,1 OD 665 (mg/l)

7. Mencatat data kadar klorofil berbagai daun pada umur yang berbeda.

Page 12: Mengukur Kadar Klorofil Daun

E. Alur Kerja

1 gram Daun

Muda

1 gram Daun

Setengah Tua

1 gram Daun

Tua

Ekstrak

Daun

100 mL

Filtrat

- Dipotong kecil-kecil kemudian digerus

dalam lumpang porselin sampai halus

- Diekstraksi dengan menggunakan 100mL

alkohol 95%

- Disaring menggunakan kertas saring

sampai volume akhir filtrat mencapai

100mL

(jika volume filtrat kurang, tambahkan

alkohol 95%)

- Diukur kadar klorofil menggunakan

spectofotometer pada panjang

gelombang 649 nm dan 665 nm

(sebelum pengukuran lakukan kalibrasi

dengan menggunakan larutan alkohol

95%

Nilai Absorbansi

(Optical Density)

Page 13: Mengukur Kadar Klorofil Daun

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel Hasil Pengukuran Kadar Klorofil

No. Nama Tumbuhan Usia Klorofil Total

(mg/l) a (mg/l) b (mg/l)

1. Bougenvil

Muda 8,586 9,84 18,49

Setengah Tua 29,81 75,75 105,79

Tua 32,55 74,21 107,01

2. Bunga Sepatu

Muda 9,022 18,62 27,71

Setengah Tua 24,684 50,43 75,3

Tua 24,326 57,4 81,91

3. Cabe

Muda 15,6456 26,517 42,28

Setengah Tua 23,384 45,52 69,08

Tua 29,378 66,97 96,57

4. Belimbing

Muda 7,722 17,06 22,8

Setengah Tua 22,084 48,985 37,665

Tua 31,402 79,37 111,01

Keterangan: X = usia daun = Muda = Tua

Y = kadar klorofil = Setengah Tua

Grafik 1. Perbandingan Kadar Klorofil a

8,586 9,022

15,6456

7,722

29,81

24,684 23,384

22,084

32,55 24,326 29,378 31,402 0

5

10

15

20

25

30

35

Bougenvil Bunga Sepatu Cabe Belimbing

Page 14: Mengukur Kadar Klorofil Daun

Keterangan: X = usia daun = Muda = Tua

Y = kadar klorofil = Setengah Tua

Grafik 2. Perbanndingan kadar klorofil b

Keterangan: X = usia daun = Muda = Tua

Y = kadar klorofil = Setengah Tua

Grafik 3. Perbandingan Kadar Klorofil Total

9,84 18,62

26,517 17,06

75,75

50,43 45,52

48,985

74,21 57,4 66,97 79,37 0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Bougenvil Bunga Sepatu Cabe Belimbing

18,49 27,71

42,28

22,8

105,79

75,3 69,08

37,665

107,01 81,91 96,57 111,01 0

20

40

60

80

100

120

Bougenvil Bunga sepatu Cabe Belimbing

Page 15: Mengukur Kadar Klorofil Daun

Keterangan: X = usia daun = Klorofil a = Klorofil total

Y = kadar klorofil = Klorofil b

B. Analisis Data

Berdasarkan data hasil percobaan di atas, dapat diambil suatu analisis bahwa

daun tanaman dari jenis yang berbeda memiliki kadar klorofil daun yang berbeda.

Kadar klorofil daun juda berbanding lurus dengan usia daun, artinya semakin tua usia

daun, maka kandungan klorofil juga semakin tinggi. Hal ini terlihat pada semua data.

Pada daun Bugenvil, kadar klorofil pada daun muda,setengah tua, dan tua, berturut-

turut adalah 18,49 mg/l , 105,79 mg/l , 107,01 mg/l. Pada daun Bunga Sepatu kadar

klorofil pada daun muda,setengah tua, dan tua, berturut-turut adalah 27,71 mg/l , 75,3

mg/l dan 81,91 mg/l. Pada daun Cabe kadar klorofil pada daun muda,setengah tua

42,28 mg/l, 69,08 mg/l, dan 96,57 mg/l. Pada daun Belimbing kadar klorofil pada

daun muda,setengah tua 37,665 mg/l , 22,8 mg/l, dan 111,01 mg/l.

Pada daun cabe, kadar klorofil a dan b juga meningkat seiring dengan

bertambahnya usia daun. Hal ini ditinjukkan oleh data hasil pengukuran kadar

klorofil, yaitu pada daun muda, setengah tua, dan tua kadar klorofil a berturut-turut

adalah 15,6456 mg/l, 23,384 mg/l, dan 29,378 mg/l. Sedangkan kandungan klorofil b

pada daun muda, setengah tua, dan tua berturut-turut adalah 26,517 mg/l, 45,52 mg/l,

dan 66,97 mg/l. Kadar klorofil total pada daun cabe juga berbanding lurus dengan usia

daun. Hal ini ditunjukkan melalui data kadar klorofil total daun muda, yaitu 42,28

15,6456 23,348

29,378

26,517

45,52

66,97

42,48 69,08 96,57 0

20

40

60

80

100

120

Muda Setengah Tua Tua

Page 16: Mengukur Kadar Klorofil Daun

mg/l, setengah tua, yaitu 69,08 mg/l, dan daun tua, yaitu 96,57 mg/l. Semakin tua usia

daun, maka kandungan klorofil daun juga semakin tinggi.

C. Pembahasan

Berdasarkan analisis data diatas dapat diketahui bahwa terdapat factor yang

mempengaruhi kadar klorofil pada daun. Pada setiap jenis daun mempunyai kadar

klorofil yang berbeda, walaupun daun-daun tersebut dalam satu tumbuhan. Salah satu

factor yang berpengaruh adalah umur daum, yakni makin tua umur daun makin

banyak kadar klorofilnya. Namun pernyataan tersebut kadang juga tidak berlaku,

karena juga terdapat daun yang kadar klorofilnya menurun seiring dengan

pertambahan usia daun. Adapun factor lain yang memepengaruhi kandungan kadar

klorofil adalah pigmen warna lain yang dominant pada masing-masing daun, seperti

karoten dan xantofil.

Semakin tua umur daun, maka semakin banyak pula kadar klorofilnya. Namun

keadaan itu meningkat pada keadaan tertentu. Misalkan pada daun yang makin tua

usianya maka daun tersebut berwarna makin hijau. Hal ini menandakan kandungan

klorofilnya meningkat karena klorofil memantulkan warna hijau dari sinar tampak

dari sinar matahari. Namun pada beberapa daun, makin tua usianya, warna daun tidak

hijau melainkan menjadi berwarna kuning. Peristiwa ini disebabkan oleh adanya

pigmen lain yaitu karoten dan xantofil yang pertumbuhannya lebih dominant pada

umur tertentu atau pada daun tersebut klorofilnya mengalami klorosis karena

kekurangan mineral.

Pada daun puring, kandungan klorofilnya tidak tetap seiring pertambahan umur

daun. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya pigmen lain yang lebih dominant

pertumbuhannya dibandingkan klorofil, yakni karoten dan xantofil yang memberi

warna kuning dan merah. Karena secara morfologi, daun puring memiliki warna

merah dan kuning. Jadi dapat diketahui daun puring memiliki pigmen lain selain

klorofil yang lebih dominant.

Beberapa factor lain yang mempengaruhi kadar klorofil adalah suhu,

kelembaban dan cahaya. Factor cahaya erat kaitannya dengan letak daun yang

terdedah atau ternaung. Pada daun yang terdedah jika pencahayaan dengan intensitas

cahaya yang tinggi, maka klorofil bisa rusak sehingga daun akan membentuk

Page 17: Mengukur Kadar Klorofil Daun

karotenoid (karoten dan xantofil) yang banyak untuk melindungi klorofil dari

kerusakan, sehingga kadar klorofil daun tersebut lebih rendah daripada karotenoid.

Pada daun yang ternaung, intensitas cahayanya rendah, sehingga kadar klorofil lebih

tinggi daripada karotenoid. Hal ini bertujuan untuk mendapatlan cahaya sebanyak-

banyaknya dan memaksimalkan penggunaan jumlah cahaya yang sedikit tersebut.

D. Diskusi

1. Jelaskan mengapa kadar klorofil daun pada berbagai umur berbeda. Kemukakan

pendapat dengan memberikan teori yang mandukung.

Jawab :

Penyebab adanya perbedaan jumlah klorofil pada umur berbeda adalah daun yang

masih muda atau pucuk belum berfungsi sebagai organ fotosistesis (jika sudah

berfungsi sebagai organ fotosintesis maka fotosintesis yang terjadi kemungkinan

belum sempurna begitu pula jumlah klorofil yang adapun belum sempurna). Daun

muda atau setengah tua yang masih dalam masa pertumbuhan dan kadar klorofilnya

juga belum sempuna pembentukannya hal ini juga berkaitan dengan berkas

pengangkut yang terbentuk. Berkas pengangkut pada daun muda baru terbentuk

didaun nomor 2 (floem), sedangkan daun nomor 3 (floem dan xylem) baru terbentuk.

Selain sebab diatas, menurut Sistak (1981), sejalan dengan pertumbuhan daun

kemampuannya untuk berfotosintesis juga meningkat sampai daun berkembang

penuh, peningkatan ini juga diikuti dengan peningkatan kadar klorofil sampai pada

titik maksimum. Setelah mencapai titik maksimum maka kemampuan berfotosintesis

dan jumlah klorofil lebih banyak daripada daun muda sampai titik maksimal juga,

setelah mencapai titik ini maka daun menjadi kuning (yang hampir mati) dan tidak

mampu berfotosintesis karena rusaknya klorofil dan hilangnya fungsi kloroplas.

Karena sebab-sebab inilah maka kadar klorofil daun pada berbagai umur berbeda.

2. Jelaskan fungsi klorofil di dalam fotosintesis.

Jawab :

Fungsi klorofil adalah sebagai pigmen yang utama dalam menangkap cahaya dan

sebagai pengembali sinar dalam gelombang yang berlainan. Dalam suatu proses

fotosintesis diperlukan juga pigmen fotosintesis (klorofil) dan proses fotosintesis

hanya dapat berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintesis.

Page 18: Mengukur Kadar Klorofil Daun

12H2O + 6CO2 + cahaya C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O

3. Manakah di antara tumbuhan terdedah dan ternaung (pada spesies yang sama) yang

memiliki jumlah klorofil terbesar ? Mengapa demikian ?

Jawab :

Jumlah jumlah klorofil terbesar berada pada daun yang ternaung karena memiliki

ukuran yang relatif tebal serta membentuk sel polisade yang lebih panjang. Pada daun

yang ternaung memilki protein stroma yang lebih sedikit daripada daun yang

terdedah. Sehingga ternaung menggunakan energi lebih banyak untuk menghasilkan

pigmen yang mampu menggunakan semua cahaya dalam jumlah terbatas.

.

Page 19: Mengukur Kadar Klorofil Daun

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa:

Umur pada daun mempengaruhi jumlah klorofil yang dihasilkan yaitu daun yang lebih

tua memiliki jumlah klorofil yang relatif lebih banyak daripada daun yang berumur

lebih muda. Dan warna pada daun juga mempengaruhi jumlah klorofil yang ada

makin hijau warna daun maka kadar klrofilnya juga makin banyak.

B. Saran

Pada pratikum ini dugunakan alkohol dengan konsentrasi tinggi, sehingga praktikan

menyarankan pada praktikan lain yang akan melakukan praktikum sejenis aga:

- Segera tutup Erlenmeyer atau gelas ukur yang berisi alkohol 95%, agar

volume alkohol tidak cepat menyusut, karena alkohol mudah menguap.

- Ambilah alakohol 95% leboh dari 100 ml untuk berjaga-jaga apabila volume

ektrak daun kurang dai 100 ml.

- Apabila ekstrak daun sudah didapat, segera tutup wadah ekstrak tersebut, agar

ekstrak tidak menguap.

Page 20: Mengukur Kadar Klorofil Daun

DAFTAR PUSTAKA

Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Topik. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Rahayu, Yuni Sri dan Yuliani. 2014. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya:

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Unesa.

Salisbury, B. Frank. 2000. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung : ITB Press.

Sasmitahardja, Dradjat, dkk. 1997. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : Depdikbud

Page 21: Mengukur Kadar Klorofil Daun

LAMPIRAN

Daun Cabe Muda

Daun Cabe Setengah Tua

Daun Cabe Tua

Page 22: Mengukur Kadar Klorofil Daun

Penimbangan daun cabe sebanyak

1 gram

Alkohol sebanyak 100 mL

Penggerusan 1 gram daun cabe Pembuatan ekstrak daun cabe

Page 23: Mengukur Kadar Klorofil Daun

Penyaringan ekstrak daun cabe Filtrat daun cabe

Filtrat daun cabe

Page 24: Mengukur Kadar Klorofil Daun

Spectofotometer yang sudah

dikalibrasi Panjang gelombang 649 nm

Panjang gelombang 665 nm